analisis deskreptif pembagian insentif/ …eprint.stieww.ac.id/293/1/161103151 raka...
TRANSCRIPT
ANALISIS DESKREPTIF PEMBAGIAN INSENTIF/ KOMPENSASI PEGAWAI
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
TESIS
Diajukan oleh :
RAKA ARDHIAWAN
NIM : 161103151
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ANALISIS DESKREPTIF PEMBAGIAN INSENTIF/ KOMPENSASI PEGAWAI
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
TESIS Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen
Diajukan oleh :
RAKA ARDHIAWAN
NIM : 161103151
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Pernyataan
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta,……………….
Raka Ardhiawan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ANALISIS DESKRIPTIF PEMBAGIAN INSENTIF/ KOMPENSASI PEGAWAI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
OLEH :
RAKA ARDHIAWAN
NIM : 161103151
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyampaikan bahwa realitas pembagian insentif
bukanlah sesuatu hal yang harus dirahasiakan, karena pedoman dari cara perhitungan insentif
tersebut sudah jelas dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan pegawai
mengetahui cara dan penghitungan pembagian insentif tersebut, pegawai dapat meningkatkan
prestasi kinerja untk dapat meningkatkan jumlah insentif yang diterimanya. Namun jika cara
dan perhitungan pembagian insentif yang ditutup-tutupi, akan terkesan ada prosedur yang
tidak dijalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jenis penelitian
ini menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk
memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan yang terjadi dari objek yang
diteliti. Objek penelitian ini menggunakan data 100 orang pegawai sebagai sampel penelitian
yang diambil secara acak dari 10 satuan kerja yang ada di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta
pada periode awal bulan November 2017 sampai akhir Januari 2018
Pembagian insentif di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta didasarkan 3 unsur utama yaitu
: 1. pembayaran berdasarkan posisi (Pay For Position), dengan nilai maksimal 30% berdasar
grading 2. Pembayaran berdasar Kinerja (Pay For Performance), dengan penilaian IKU dan
IKU maksimal sebesar 60% dan 3. Pembayaran berdasarkan Individu (Pay For Person),
dengan nilai maksimal 10% berdasar keputusan mananajemen rumah sakit.
Kata Kunci : Analisis, Kompensasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ABSTRACT
The purpose of this study is to convey that the reality of incentive division is not something
that should be kept secret, because the guidance of how the calculation of incentives is clear
and in accordance with the legislation,With employees knowing how and calculating the
incentive division, employees can improve performance performance to increase the number
of incentives they receive. However, if the method and calculation of the incentive division is
covered up, it will be impressed there is a procedure that is not executed in accordance with
applicable legislation. This type of research uses descriptive method with qualitative
approach that aims to give an objective picture about the circumstances that occur from the
object under study. The object of this study used 100 employee data as a random sample
taken from 10 working units in RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta in the early period of
November 2017 until the end of January 2018
Distribution of incentives in RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta is based on 3 main elements,
namely: 1. Pay For Position, with a maximum value of 30% based on grading 2. Pay by
Performance, with IKU and IKU rating maximum of 60% and 3. Payment based on the
Individual (Pay For Person), with a maximum value of 10% based on hospital management
decision.
Keywords: Analysis, Compensation
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala jalan, kemudahan dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Analisis Deskreptif Pembagian Insentif/Kompensasi Pegawai di RSUP. Dr. Sardjito
Yogyakarta” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak kelemahan,
kekurangan serta keterbatasan, sehingga untuk dapat menyelesaikan tesis penulis ini
memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Su’ud, SE, MM selaku Pembimbing I, yang telah memberikan
ilmu, pandangan dan referensi dalam penyusunan tesis ini.
2. Ibu Dra. Sofiati, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang selalu memberikan ilmu,
bimbingan, motivasi dan arahan sehingga tesis ini segera dapat terselesaikan
3. Keluarga besar Bapak Sunardi dan Bapak Edi Karya yang selalu mensupport dan
mendoakan anak-anaknya untuk berhasil dengan lebih baik.
4. Istriku Tersayang, Vitri Lestari, yang selalu memberikan support, motivasi, dan
semangat untuk terselesaikan tesis ini.
5. Anak-anakku Audevanka dan Azkavilla, yang tidak pernah mengganggu papahnya
saat sedang mengerjakan tesisnya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6. Keluarga Besar RSUP. Dr. Sardjito, untuk bantuannya dalam mensupport data dan
wawancaranya.
7. Seluruh kerabat kelas 16.1.A STIE WW, Terima kasih atas persaudaraanya selama
kuliah bersama.
8. Seluruh dosen dan jajaran civitas akademika STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, atas
bantuan dan supportnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.
Yogyakarta,
Penulis
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari
suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada
Tuhanmulah kamu berharap
(Qs. Al-Insyiroh : 6-8)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini dengan penuh rasa cinta teruntuk :
v Orang tuaku tercinta, Papa dan mama atas segala doa dan supportnya
v Adek-adekku tercinta Rani, Yusi, Tono, Yani, Mae, Wahab, Mochtar
v Keluarga Besar Bpk. Edi Karya, selaku mertua atas segala doa dan bantuannya
v Istriku, Vitri Lestari yang telah memberiku semangat, dukungan, cinta dan semuanya
v Anak-anaku Tersayang, Audevanka, R.A dan Auvarizkya Azkavilla, A
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian . ................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.5.1 Manfaat Praktis ............................................................. 3
1.6 Batasan Masalah ...................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………... 4
2.1 Pengertian Kompensasi ............................................................ 4
2.1.1 Tujuan Kompensasi ......................................................... 5
2.1.2 Jenis Kompensasi ............................................................ 6
2.1.2.1 Kompensasi Langsung… .................................... 7
2.1.2.2 Kompensasi Tidak Langsung… .......................... 8
2.1.3 Faktor Kompensasi ......................................................... 10
2.1.3.1 Pengaruh Lingkungan Eksternal Kompensasi …. 11
2.1.3.2 Pengaruh Lingkungan Internal Kompensasi ....... 12
2.1.4 Indikator Kompensasi ..................................................... 15
2.1.5 Sistem Kompensasi ......................................................... 17
2.1.6 Tahapan Menetapkan Kompensasi ................................. 17
2.1.7 Tantangan Penetapan Kompensasi .................................. 19
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 20
2.3 Kerangka Pikir ......................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 24
3.1 Rancangan / Disain Penelitian ................................................. 24
3.1.1 Jenis Penelitian ............................................................ 24
3.1.2 Objek dan Waktu Penelitian......................................... 24
3.2 Definisi Operasional................................................................. 25
3.2.1 Komponen Utama Insentif .............................................. 25
3.2.1.1 Pembayaran Berdasar Posisi ............................... 25
3.2.1.2 Pembayaran Berdasar Kinerja ............................. 25
3.2.1.3 Pembayaran Berdasar Individu ........................... 28
3.2.2 Skala Atau Struktur Jabatan ............................................. 28
3.2.2.1 Analisis Pekerjaan .............................................. 28
3.2.2.2 Evaluasi Jabatan ................................................. 29
3.2.3 Skala Insentif .................................................................... 29
3.2.4 Poin Indeks ....................................................................... 57
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 58
3.3.1 Populasi ........................................................................... 58
3.3.2 Sampel.............................................................................. 58
3.3.2.1 Objek Penelitian .................................................... 59
3.2.2.2 Subjek Penelitian ................................................... 59
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 60
3.4.1 Interview/Wawancara ....................................................... 60
3.4.2 Observasi.......................................................................... 60
3.4.3 Dokumentasi .................................................................... 61
3.5. Metode Analisis ....................................................................... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 62
4.1 Deskripsi dan Profil ................................................................. 62
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan …………............................ 65
4.2.1 Pendapatan Rumah Sakit .. ............................................. 65
4.2.2 Jumlah Sample ............................................................ … 66
4.2.3 Komponen Insentif ..... .................................................... 67
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.2.3.1 Pay for Position .................................................. . 67
4.2.3.2 Pay for Performance ........................................ … 70
4.2.3.3 Pay for People .................................................. … 70
4.2.4 Deskripsi Pekerjaan (Job Description) ....................... .. 70
4.2.5 Evaluasi Jabatan (Job Evaluation) ............................. .. 72
4.2.5.1 Know How ........................................................ ..... 72
4.2.5.1.1 Faktor Kompetensi Teknis ............... ..... 73
4.2.5.1.2 Faktor Kompetensi Manajerial ......... ..... 74
4.2.5.1.3 Faktor Komunikasi ........................... ..... 75
4.2.5.2 Problem Solving ............................................... ..... 76
4.2.5.2.1 Faktor Analisis Lingkungan ............. ..... 77
4.2.5.2.2 Faktor Pedoman Keputusan ............. .... 78
4.2.5.2.3 Faktor Kondisi Kerja ........................ ..... 79
4.2.5.2 Accountability ................................................... ..... 83
4.2.5.3.1 Faktor Wewenang ............................ ..... 83
4.2.5.3.2 Faktor Tanggung Jawab Harta ......... …. 84
4.2.5.3.3 Faktor Peran Jabatan ........................ …. 89
4.2.5.3.4 Faktor Probabilitas dan Risiko ......... …. 90
4.2.6 Struktur dan Skala Insentif ........................................... …. 92
4.2.6.1 Struktur Insentif ................................................ …. 92
4.2.6.2 Skala Insentif ..................................................... ..... 103
4.2.7 Besaran Insentif ............................................................ …. 104
4.2.8 Hasil Perhitungan Insentif ............................................ …. 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 111
5.1 Kesimpulan……. ..................................................................... 111
5.2 Saran ................. ....................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ………………………. ................................... 114
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………. ................... 117
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya .............................................................. 20
Tabel 3.1 Penilaian IKI ............................................................................. 27
Tabel 3.2 Corporate Grade Faktor 1 ........................................................ 31
Tabel 3.3 Corporate Grade Faktor 1.1 ..................................................... 34
Tabel 3.4 Corporate Grade Faktor 2 ........................................................ 35
Tabel 3.5 Corporate Grade Faktor 3 ........................................................ 39
Tabel 3.6 Corporate Grade Faktor 4 ........................................................ 41
Tabel 3.7 Corporate Grade Faktor 5 ........................................................ 43
Tabel 3.8 Corporate Grade Faktor 6 ........................................................ 45
Tabel 3.9 Corporate Grade Faktor 7 ........................................................ 50
Tabel 3.10 Corporate Grade Faktor 8.1 ..................................................... 52
Tabel 3.11 Corporate Grade Faktor 8.2 ..................................................... 54
Tabel 3.12 Corporate Grade Faktor 9 ........................................................ 55
Tabel 3.13 Corporate Grade Faktor 10 ...................................................... 56
Tabel 4.1 Target dan Pendapatan Rumah Sakit ........................................ 65
Tabel 4.2 Peringkat Grading ..................................................................... 68
Tabel 4.3 Grade Nama Jabatan ................................................................. 69
Tabel 4.4 Faktor #1 Kompetensi Teknis Non KSM.................................. 73
Tabel 4.5 Faktor #1 Kompetensi Teknis KSM ......................................... 74
Tabel 4.6 Faktor #2 Manajerial ................................................................. 75
Tabel 4.7 Faktor #3 Komunikasi ............................................................... 75
Tabel 4.8 Hasil Penghitungan Job Value .................................................. 76
Tabel 4.9 Faktor #4 Analisis Lingkungan Kerja ....................................... 77
Tabel 4.10 Faktor #5 Pedoman Keputusan ................................................. 78
Tabel 4.11 Hasil perhitungan Problem Solving, dari 2 Faktor Penimbang . 79
Tabel 4.12 Faktor # 6 Kondisi Kerja Non KSM ......................................... 79
Tabel 4.13 Faktor # 6 Kondisi Kerja KSM ................................................. 83
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
Tabel 4.14 Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Tidak Langsung
(Indeterminate) ……………………………………………………….. 84
Tabel 4.15 Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Kecil...... 85
Tabel 4.16 Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Sedang .. 86
Tabel 4.17 Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Menengah 87
Tabel 4.18 Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Tinggi.... 88
Tabel 4.19 Faktor # 9 Peran Jabatan Tidak Langsung (Indeterminate) ...... 90
Tabel 4.20 Faktor # 9 Peran Jabatan Langsung (Determinate) ................... 90
Tabel 4.21 Faktor #10 Probabilitas Resiko ................................................. 91
Tabel 4.22 Hasil perhitungan Accountability .............................................. 91
Tabel 4.23 Job Value (Nilai Jabatan) .......................................................... 92
Tabel 4.24 Peringkat Jabatan Korporate dan Profesional/Fungsional ....... 95
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Nilai Jabatan dan Grade Berdasar Sampel
Data .......................................................................................... 96
Tabel 4.26 Skala Insentif RSUP Dr. Sardjito .............................................. 103
Tabel 4.27 Hasil perhitungan P1,P2,P3, Job Value dan Point Indeks……. 104
Tabel 4.28 Penilaian Kinerja Individu (IKI) ............................................... 105
Tabel 4.29 Untuk jenis jabatan di Bidang Keperawatan ………………… 106
Tabel 4.30 Penilaian Kinerja Unit………………………………………... 107
Tabel 4.31 Penilaian Kinerja Unit 2……………………………………… 107
Tabel 4.32 Hasil Penghitungan Insentif………………………………….. 109
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Untuk Jenis Jabatan di Bidang Keperawatan ............................ 117
Lampiran 2 Untuk Jenis Jabatan di Bagian Akuntan.................................... 117
Lampiran 3 Untuk Jenis Jabatan di Instalasi Farmasi .................................. 118
Lampiran 4 Untuk Jenis Jabatan Di instalasi Medikal Record ..................... 118
Lampiran 5 Untuk Jenis Jabatan di Instalasi Gizi ........................................ 119
Lampiran 6 Untuk Jenis Jabatan di Instalasi Laboratorium ......................... 119
Lampiran 7 Untuk Jenis Jabatan di instalasi Pemeliharaan Sarana RS ........ 120
Lampiran 8 Untuk Jenis Jabatan di Satuan Pengamanan ............................. 120
Lampiran 9 Untuk Jenis Jabatan di Instalasi Sterilisasi................................ 121
Lampiran 10 Untuk Jenis Jabatan di instalasi Radiologi ................................ 121
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Insentif atau disebut juga dengan kompensasi merupakan sesuatu yang diterima
karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Rivai, 2004: 357).
Definisi lain kompensasi atau penghargaan adalah setiap bentuk penghargaan yang
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan
kepada organisasi (Panggabean, 2004: 75). Tujuan utama pemberian kompensasi adalah
untuk menarik pegawai yang berkualitas, mempertahankan, memotivasi dan membangun
komitmen karyawan (Hariandja, 2002:245).
Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan
balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat
bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi
yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan
perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan. Pada saat
dikelola dengan benar kompensasi membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya dan
memperoleh, memelihara serta mempertahankan tenega kerja yang produktif.
Dalam teori neo klasik menyatakan bahwa karyawan memperoleh upah senilai
dengan pertambahan hasil marginalnya. Upah berfungsi sebagai imbalan atas usaha kerja
yang diberikan seseorang tersebut kepada pengusaha (Sumarsono, 2003 dalam Mutiara
S.P 2004: 103). Menurut Handoko (2000: 155), bila kompensasi diberikan secara benar,
para keryawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran sasaran
organisasi. Sebaliknya bila karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja bisa turun secara drastis. Untuk mendapatkan
suatu kompensasi yang sesuai dengan beban pekerjaan tentunya harus dilakukan
penghitungan secara jelas, menggunakan parameter yang jelas sebagai dasar jumlah
pemberian kompensasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan Susanti (2017) tentang tahapan pemetaan sistem
kompensasi karyawan di RS. Soeharto Heerdjan, Jakarta. Dalam penelitian ini dijelaskan
cara penyusunan gaji, sistem penggajian, pemberian insentif atau kompensasi juga
berlaku pada seluruh pegawai. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah cara
melakukan analisis deskrepsi pembagian kompensasi pegawai di RSUP Sardjito.
Pemberian insentif ini didasarkan atas progres kinerja yang dicapai setiap individu untuk
menyelesaikan target kinerja yang telah ditentukan sesuai dengan lingkungan dan
kondisi kerja masing – masing. Posisi/jabatan, kondisi, lingkungan kerja dan target
kinerja digunakan sebagai acuan penilaian dalam pemberian jumlah insentif, sehingga
disetiap satuan kerja atau setiap jenis jabatan yang ada di lingkungan RSUP. Dr.
Sardjito, jumlah insentif yang diterima setiap pegawai akan berbeda pula, tergantung
dengan jumlah penerimaan atau pendapatan rumah sakit. Namun cara pemberian insentif
atau kompensasi yang terjadi saat ini terkesan ditutup-tutupi dan hanya diketaui oleh
beberapa pihak tertentu saja. Pegawai hanya menerima insentif saja, tampa mengetahui
prosesnya. Berdasar hal tersebut diatas maka penelitian ini mengangkat judul “ Analisis
Deskreptif Pembagian Insentif/Kompensasi Pegawai di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta“.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah, bahwa selama ini sistem pembagian kompensasi atau insentif di RSUP. Dr.
Sardjito tidak terbuka.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang muncul adalah sebagai berikut :
Bagaimana realitas pembagian kompensasi pegawai di RSUP. Sardjito Yogyakarta?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah :
Untuk menganalisis deskrepsi cara pembagian insentif/kompensasi pegawai di RSUP.
Dr. Sardjito
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara langsung menggambarkan cara pembagian insentif yang
terjadi di RSUP. Dr. Sardjito mulai dari awal sampai akhir sehingga ditemukan
jumlah nominalyang diterima oleh setiap pegawai pada setiap bulannya.
1.6 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada analisis deskrepsi pembagian
kompensasi pegawai di RSUP. Sardjito.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas
jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Menurut (Rivai, 2004: 357),
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi
jasa mereka pada perusahaan. Definisi lain kompensasi atau penghargaan adalah setiap
bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi
yang mereka berikan kepada organisasi (Panggabean, 2004: 75). Menurut (Hasibuan,
2002:118), Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang ataupun barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan karyawan terhadap perusahaan.
Dari keempat pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi
merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan,
yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan
memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan
karyawan. Pada saat dikelola dengan benar kompensasi membantu organisasi mencapai
tujuan-tujuannya dan memperoleh, memelihara serta mempertahankan tenaga kerja
yang produktif untuk mencapai tujuan utama perusahaan secara bersama-sama.
Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen personalia yang paling sulit
dan membingungkan. Tidak hanya karena pemberian kompensasi merupakan salah satu
tugas yang paling kompleks, tetapi juga merupakan salah satu aspek yang paling
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
berarti baik bagi karyawan maupun organisasi. Bila perusahaan tidak memperhatikan
kompensasi bagi karyawannya maka akan semakin besar kemungkinan bagi
perusahaan untuk kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan
berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.1 Tujuan Kompensasi
Tujuan utama pemberian kompensasi adalah untuk menarik pegawai yang
berkualitas, mempertahankan, memotivasi dan membangun komitmen karyawan
(Hariandja,2002:245). Menurut Hasibuan (2002:121), tujuan pemberian kompensasi
(balas jasa) antara lain adalah:
1. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
rumah sakit dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya
dengan baik, sedangkan institusi wajib membayar kompensasi sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,
status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasaan kerja dari
jabatannya.
3. Pengadaan efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turn-over relatif kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
7. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang
berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
2.1.2 Jenis Kompensasi
Menurut Panggabean dalam tulisan Edy Sutrisno (2009:182), kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
2.1.2.1 Kompensasi Langsung (Financial)
adalah kompensasi yang langsung dirasakan oleh penerimanya, yaitu berupa
gaji, tunjangan, dan insentif merupakan hak karyawan dan kewajiban
perusahaan untuk membayarnya.
a. Gaji
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai
konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan
sumbangan dalam mencapai tujuan oerganisasi (Hariandja, 2002: 245).
Masalah penggajian menjadi sangat penting baik bagi karyawan maupun
perusahaan. Bagi perusahaan arti penting pemberian gaji harus dilakukan
secara benar merupakan upaya perusahaan untuk mempertahaankan sumber
daya manusianya. Bila penggajian tidak dilakukan secara tepat, perusahaan
bisa kehilangan karyawan yang baik dan harus mengeluarkan biaya untuk
melakukan perekrutan karyawan kembali. Bila karyawan tidak keluar yang
terjadi adalah mereka menjadi tidak puas dalam bekerja dan terhadap
perusahaan. Selain itu yang penting adalah pemberian gaji merupakan
komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting bagi perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaji adalah imbalan jasa berupa
uang yang dibayarkan tiap minggu, tiap bulan atau tiap tahun. Arti penting
gaji menghendaki penentuannya harus dilakukan dengan baik supaya
fungsional sebagai alat untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan
kinerjanya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
b. Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para
pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya
pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap,
besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya gaji atau upah diberikan
untuk menarik calon pegawai supaya mau masuk menjadi karyawan.
c. Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan
karena kinerjanya melebihi standar yang telah ditentukan. Dengan
mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan
bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya
dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk
menentukan standar yang tepat. Tidak terlau mudah untuk dicapai dan juga
tidak terlalu sulit. Standar yang tetrlalu mudah tentunya tidak menguntungkan
bagi perusahaan, sedangkan yang terlalu sulit akan menyebabkan karyawan
frustasi.
2.1.2.2 Kompensasi tidak langsung (Non financial)
adalah kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua pegawai dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
para pegawai yang tidak dapat dirasakan secara langsung oleh karyawan.
Kompensasi tidak langsung ini dapat berupa tunjangan. Tunjangan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Malayu Hasibuan 2003:136-138)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
a. Tunjangan Upah Suplemental
Tunjangan upah suplemental adalah tunjangan bagi waktu tidak aktif
bekerja. Tunjangan ini mencakup asuransi, upah cuti dan liburan, upah sakit
dan uang pesangon.
b. Tunjangan Asuransi
Tunjangan ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi perawatan
rumah sakit dan asuransi cacat. Biaya tunjangan asuransi ini dapat
dikendalikan dengan cara :
· Menyaring pegawai yang cenderung mendapat kecelakaan dan
mengurangi kondisi yang menyebabkan kecelakaan dalam fasilitas
perusahaan.
· Mengurangi kecelakaan dan masalah kesehatan yang memicu tuntutan,
misalnya dengan melembagakan keselamatan efektif dan program
kesehatandengan menggunakan standar pemerintah.
· Melembagakan lembaga rehabilitas untuk pegawai yang mendapat
kecelakaan sehingga mereka dapat kembali bekerja.
c. Tunjangan Pensiun
Tunjangan pensiun yang dimaksud disini adalah jaminan sosial dan pensiun
atau tunjangan ahli waris. Tunjangan pensiun yang diberikan kepada pegawai
merupakan suatu bentuk peghargaan orgnisasi kepada pegawai. Dengan
adanya tunjangan pensiun, pegawai tidak akanmengalami kekhawatiran ketika
telah purna tugas. Tunjangan pension memiliki dua pengaruh penting adalah
adanya ketenangan pegawai tentang adanya jaminan masa tuanya dan adanya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
motivasi yang di miliki pegawai untuk melaksanakan tugs dengan sebaik-
baiknya guna meminimalisir adanya pemutusan hubungan kerja secara
sepihak oleh yang berwenang sehingga pegawai tersebut kehilangan hak-
haknya sebagai pegawai sekaligus kehilangan jaminan masa tuanya.
d. Tunjangan Jasa atau Tunjangan Pelayanan Pegawai
Pada umumnya menyediakan suatu jajaran pelayanan fasilitas bagi
pegawai selain memberikann tunjangan-tunjangan tersebut di atas. Tunjangan
jasa biasanya diberikan perusahaan kepada pegawai dalam bentuk jasa
makanan, peluang rekreasi, jasa-jasa hukum, konseling dan koperasi kredit.
2.1.3 Faktor Kompensasi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi Menurut Hasibuan (2002:127)
adalah:
1. Permintaan dan penawaran tenaga kerja
2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan
3. Serikat buruh atau organisasi karyawan
4. Posisi jabatan
5. Kondisi perekonomian nasional
6. Produktifitas dan kinerja karyawan
7. Jenis dan sifat pekerjaan
8. Pendidikan dan pengalaman karyawan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
Menurut Rivai (2004:363) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kompensasi terbagi menjadi dua yaitu :
2.1.3.1 Pengaruh Lingkungan Eksternal Kompensasi
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi upah dan kebijakan kompensasi
adalah sesuatu yang berada diluar perusahaan, seperti: pasar tenaga kerja,
kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan serikat pekerja.
a. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja mempengaruhi desain kompensasi dalam dua cara.
Pertama, tingkat persaingan tenaga kerja sebagian menentukan batas rendah
atau floor tingkat pembayaran. Jika tingkat pembayaran suatu perusahaan
terlalu rendah, tenaga kerja yang memenuhi syarat tidak akan bersedia bekerja
diperusahaan itu. Kedua, pada saat yang sama, mereka menekan pengusaha
untuk mencari alternatif, seperti penyediaan tenaga kerja asing, yang harganya
mungkin lebih rendah, atau teknologi yang mengurangi kebutuhan tenaga
kerja.
b. Kondisi Ekonomi
Salah satu aspek yang juga mempengaruhi kompensasi sebagai salah satu
faktor eksternal adalah kondisi-kondisi ekonomi industri, terutama derajat
tingkat persaingan, yang mempengaruhi kesanggupan untuk membayar
perusahaan itu dengan gaji tinggi.
c. Peraturan Pemerintah
Pemerintah secara langsung mempengaruhi tingkat kompensasi melalui
pengendalian upah dan petunjuk yang melarang peningkatan dalam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
kompensasi untuk para pekerja tertentu pada waktu tertentu, dan hukum yang
menetapkan tingkat tarif upah minimum, gaji, pengaturan jam kerja, dan
mencegah diskriminasi. Pemerintah juga melarang perusahaan
mempekerjakan pekerja anak-anak dibawah umur (yang telah ditetapkan).
d. Serikat Pekerja
Pengaruh eksternal penting lain pada suatu program kompensasi kerja
dalah serikat kerja. Kehadiran serikat pekerja diperusahaan sektor swasta
diperkirakan meningkat upah 10 sampai 15 persen dan menaikan tunjangan
sekitar 20 sampai 30 persen. Juga, perbedaan upah antara perusahaan yang
mempunyai serikat pekerja dengan yang tidak mempunyai serikat pekerja
tampak paling besar selama periode resesi dan paling kecil selama periode
inflasi.
2.1.3.2 Pengaruh Lingkungan Internal Kompensasi
Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi upah: ukuran, umur,
anggaran tenaga kerja perusahaan dan siapa yang dilibatkan untuk membuat
keputusan upah untuk organisasi.
a. Anggaran Tenaga Kerja
Anggaran tenaga kerja secara normal, identik dengan jumlah uang yang
tersedia untuk kompensasi karyawan tahunan. Tiap-tiap unit perusahaan
dipengaruhi oleh ukuran anggaran tenaga kerja. Suatu anggaran
perusahaan tidak secara normal menyatakan secara tepat jumlah uang yang
dialokasikan kemasing-masing karyawan melainkan berapa banyak yang
tersedia untuk unit atau divisi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
b. Siapa yang membuat keputusan kompensasi
Kita lebih mengetahui siapa yang membuat keputusan kompensasi
disbanding sekitar beberapa faktor lain, tetapi masalah ini bukan suatu hal
sederhana. Keputusan atas berapa banyak yang harus dibayar, system apa
yang dipakai, manfaat apa untuk ditawarkan, dan sebagainya, dipengaruhi
dari bagian atas hingga dibawah perusahaan.
Menurut A.A. Anwar Prabu M ( 2009 : 84 ) menyebutkan beberapa faktor
yang juga dapat mempengaruhi kebijakan kompensasi adalah sebagai berikut :
1) Faktor Pemerintah
2) Penawaran Bersama Antara Perusahaan dan Pegawai
3) Standard dan Biaya Hidup Pegawai
4) Ukuran Perbandingan Upah
5) Pemerintah dan Persediaan
6) Kemampuan Membayar
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Faktor pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji
mminimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku,biaya
transportasi/ angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi
perusahan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai.
2. Penawaran bersama antara perusahan dan pegawai
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat di pengaruhi pula pada
saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus di
berikan oleh perusahan kepada pegawainya.
3. Standard dan biaya hidup pegawai
Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standard dan biaya
hidup minimal pegawai. Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai haus
terpnuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya,
maka pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa
aman pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh
motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Ukuran perbandingan upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran
besar kecilnya perusahan, tingkat pendidikan pegawai, masas kerja pegawai.
Artinya , perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat
pendidikan , masa kerja, dan ukuran perusahaan.
5. Permintaan dan persediaan
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu
mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya
kondisi pasar pada saat itu perlu di jadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan tingkat upah pegawai.
6. Kemampuan membayar
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada
kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya jangan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
sampai menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang
ada pada perusahaan.
2.1.4 Indikator Kompensasi
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi karyawan menurut
Simamora (2004:442) adalah sebagai berikut :
1. Upah dan gaji
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam. Upah merupakan basis
bayaran yang kerap kali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan. Gaji umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan,
atau tahunan.
2. Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang
diberikan oleh perusahaan.
3. Tunjangan
Tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung
perusahaan, program pensiun dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan
hubungan kepegawaian.
4. Fasilitas
Fasilitas adalah kenikmatan atas kompensasi atau prestasi yang diperoleh
karyawan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
Sedangkan indikator kompensasi yang di kemukakan oleh Husein Umar (2007:16)
adalah:
1. Gaji
Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang
penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk kerja
maka gaji akan tetap diterima secara penuh.
2. Insentif
Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar
produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu
3. Bonus
Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja.
4. Upah
Pembayaran yang diberikan kepada pegawai dengan lamanya jam kerja.
5. Premi
Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau sesuatu
yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran
tambahan di atas pembayaran normal.
6. Pengobatan
Pengobatan di dalam kompensasi adalah pemberian jasa dalam penanggulan
resiko yang dikaitkan dengan kesehatan karyawan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
7. Asuransi
Asuransi merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti
2.1.5 Sistem Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:
1. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan
standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan.
2. Sistem Hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/ upah ditetapkan atas kesatuan unit
yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, kilogram, dll.
3. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa
didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Dalam hal ini
sistem pembayaran yang di terapkan menggunakan sistem waktu.
2.1.6 Tahapan Menetapkan Kompensasi
Menurut Rivai (2004:366): Tujuan manajemen kompensasi bukanlah membuat
berbagai aturan dan hanya memberikan petunjuk saja. Namun, semakin banyak
tujuan perusahaan dan tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti dengan
semakin efektif administrasi penggajian dan pengupahan. Untuk memenuhi tujuan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
kompensasi, perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen kompensasi sebagai berikut
ini:
Tahap 1 : Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis
pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada
nilai relative setiap pekerjaan
Tahap 2 : Melakukan survey upah dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal
yang didasarkan pada upah pembayaran dipasar kerja.
Tahap 3 : Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang
didasarkan pada keadilan internal dan eksternal.
Menurut. Panggabean (2004:82) tahapan-tahapan yang dilalui dalam pemberian
kompensasi supaya terasa adil terdiri atas:
a. Menyelenggarakan survey gaji, yaitu survey mengenai jumlah gaji yang
diberikan bagi pekerjaan yang sebanding di perusahaan lain (untuk menjamin
keadilan eksternal),
b. Menentukan nilai tiap pekerjaan dalam perusahaan melalui evaluasi pekerjaan
(untuk menjamin keadilan internal),
c. Mengelompokkan pekerjaan yang sama / sejenis ke dalam tingkat upah yang
sama pula (untuk menjamin employee equity / keadilan karyawan),
d. Menetapkan harga tiap tingkatan gaji dengan menggunakan garis upah,
e. Menyesuaikan tingkat upah dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(menjamin gaji layak dan wajar),
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
2.1.7 Tantangan Penetapkan Kompensasi
Menurut Panggabean (2004:83) metode penetapan gaji yang sebaik apapun akan
menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Standar gaji yang berlaku umum.
Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab oleh desakan
pasar (terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya).
b. Kekuatan serikat buruh.
Serikat buruh dapat menggunakan kekuatannya untuk memperoleh gaji yang
sesuai dengan relatif jabatannya.
c. Produktivitas.
Perusahaan harus memperoleh laba agar bias tetap hidup. Sebaliknya juga
pegawai tidak akan digaji lebih dari pada kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan (digaji sesuai produktivitas mereka).
d. Kebijaksanaan gaji dan upah.
Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan yang menyebabkan mereka harus
mengadakan penyesuaian terhadap gaji yang telah ditetapkan. Kebijakan yang
umum yaitu memberikan kenaikan gaji yang sama kepada pegawai yang
tergabung dengan serikat kerja dengan pegawai yang tidak tergabung dengan
serikat kerja.
e. Peraturan pemerintah.
Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang berkaitan
dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah minimum regional, upah lembur,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
pembatasan usia kerja (15 tahun s/d 65 tahun), dan pembatasan jam kerja
(maximum 40 jam / minggu).
f. Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama .
Masalah penting dalam manajemen kompensasi dengan kesempatan yang sama
adalah “Comparable worth” (nilai yang sebanding). Setiap jabatan yang
mempunyai nilai yang sama bagi organisasi harus dibayar sama. Comparable
worth berarti pambayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama.
2.2 Penelitian terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan, bahan acuan dan sebagai literatur dalam melakukan
penelitian, peneliti membaca penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Metode
Penelitian
Obyek
Penelitian
Hasil Penelitian Perbedaan
Hasil Penelitian
1 Elsi Susanti
(2017)
Gambaran Sistem
Kompensasi
Karyawan di
Rumah Sakit Jiwa
Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta
Deskreptif
Kuantitatif,
dengan
metode
pengumpulan
data
Observasi dan
wawancara
Karyawan
dilingkung
an RSJ Dr.
Soeharto
Heerdjan
Jakarta
Tahapan
penetapan
kompensasi,
penghitungan
gaji, dan
insentif
karyawan
Penghitungan
pembagian
kompensasi di
RSUP. Dr.
Sardjito
2 Anaka
Agung
Made Dwi
Setiadi
(2007)
Penyusunan
Sistem
Kompensasi
Finansial berdasar
Penilaian,
Penelitian
deskreptif
operasional
dengan
membandingk
Meneliti
kompensas
i berdasar
penilaian,
harapan
Penentuan
indek prestasi
kinerja, dengan
golongan dan
masa jabatan
Penentuan
indek prestasi
kinerja, dengan
Jenis
Jabatannnya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
Harapan
Karyawan dan
Kemampuan
Rumah Sakit
an take home
pay saat ini
dan
rekomendasi
dan
kemampua
n
karyawan
3 Sudarwanti
Retnaningsi
h (2007)
Analisis Pengaruh
Keadilan
Kompensasi,
Peran
kepemimpinan
dan kepuasan
Kerja terhadap
komitmen
organisasi dalam
meningkarkan
kinerja karyawan
Dengan
menggunakan
kuesioner dan
wawancara
Seluruh
karyawan
di Sentral
Pengolaha
n Pos
Semarang
Keadilan
kompensasi
lebih
berpengaruh
kepada
komitmen
organisasi
daripada peran
kepeminpinan
dan kepuasan
kerja
Meneliti
pengaruh
kompensasi
dan analisis
kesenjangan
kompensasi
4 Firman
Hadi,
Zulkifli
(2014)
Analisa
pemberian
kompensasi pada
PT. Teso Indah
Kabupaten
Indragiri Hulu
Menggunaka
n metode
deskreptif
analisis
pemberian
kompensasi
Dengan
meneliti
kelayakan
pemberian
kompensa
si pegawai
di PT.
Teso
Indah
Pemberian
kompensasi di
PT. Teso
berjalan
dengan cukup
baik, untuk
meningkatkan
kinerja
pegawai
Peneliti lebih
menekankan
pada
perhitungan
pemberian
kompensasi
5 Nita Nur
Fadillah
(2017)
Pengaruh
kompensasi
terhadap kinerja
pegawai RSJ
Atma Husada
Mahakam
Samarinda
Menggunaka
n metode
kuantitatif,
dengan
tehnik
pengumpulan
data
Kompensa
si kinerja
pegawai di
RSJ. Atma
Husada
Mahakam
Ada
pengaruhyang
signifikan
antara
pemberian
Kompensasi
dan kinerja
Perbedaan pada
pengaruh dan
kesenjangan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
wawancara,k
uesioner dan
observasi
pegawai
6 Tiffany
Juliandiny
(2016)
Kompensasi serta
motivasi kerja
terhadap kinerja
keperawatan
kontrak Rumah
Sakit Umum
Subang
Menggunakan metode cross sectional method,
Meneliti
pengaruh
kompensas
i, motivasi
dan kinerja
perawat
kontrak di
RSU.
Subang
Kompensasi
dan motivasi
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
Perbedaan pada
pengaruh dan
kesenjangan
7 Fauzan
Muttaqien
(2014)
Pengaruh
Kepemimpinan
dan Kompensasi
terhadap kepuasan
kerja karyawan
oursourching PT.
BRI Lumajang
Dengan
Metode
penjelasan
(explanatory),
dengan
hubungan
antar variabel
Kompensa
si terhadap
pegawai
Outsourchi
ng di PT.
BRI
Lumajang
Variabel
kepemimpinan
dan
kompensasi
berpengaruh
signifikan
Perbedaan pada
pengaruh dan
kesenjangan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
2.3 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
MULAI
MENENTUKAN GRADING Pay For Position (P1)
Menilai 10 Faktor
MENENTUKAN NILAI IKI & IKU
Pay For Performance (P2)
MENENTUKAN Pay For Position (P3)
MENGHITUNG NILAI RUPIAH (P1+P2+P3)
POINT INDEKS
PENDAPATAN RS
PEMBAGIAN INSENTIF
Faktor #1
Faktor #2
Faktor #3
Faktor #4
Faktor #5
Faktor #6
Faktor #7
Faktor #8
Faktor #9
Faktor #10
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan / Disain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara
objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian ini
dilakukan dengan cara mendeskripsikan masalah yang telah diidentifikasi pada saat
melakukan penelitian. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
dengan melihat setiap jenis jabatan yang dimiliki setiap pegawai, dimana jenis
jabatan tersebut akan berpengaruh terhadap beban kerja, tanggung jawab, faktor
risiko, dan faktor lingkungan dari setiap jenis jabatan tersebut
3.1.2 Object dan Waktu Penelitian
Obyek penelitian dalam hal ini adalah pegawai yang ada dilingkungan RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta yang terdiri dari farmasi, perawat, petugas medis
pendukung, staf administrasi manajerial, dan staf penunjang lainnya dengan jumlah
pegawai keseluruhan berjumlah 3036 pegawai.
Waktu penelitian diambil adalah tanggal 1 November 2017 sampai dengan tanggal
31 Januari 2018, dengan menggunakan perhitungan data bulan Januari 2018,
dimana pengambilan samplenya bersifat random kepada 10 pegawai dari 10
Bagian/Instalasi/Unit dengan masing-masing jenis jabatan yang berbeda.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Komponen Utama Insentif
Sebelum penentuan jumlah insentif yang akan diberikan kepada setiap karyawan,
akan ditentukan komponen utama yang akan digunakan sebagai acuan dasar
pemberian insentif. Dalam hal ini pemberian insentif akan mengacu kepada 3
komponene utama yaitu :
3.2.1.1. Pembayaran berdasar posisi (Pay For Position)
Dalam hal ini akan dirumuskan posisi dari setiap pegawai tersebut berdasar
beban pekerjaan yang dikerjakan setiap hari, serta jabatan yang dimiliki oleh
pegawai tersebut dalam instansi rumah sakit. Pembayaran berdasar posisi ini
dihitung dengan Penilaian Komponen harga jabatan meliputi :
ó Harga jabatan (P1) maksimal 30%
ó Harga Jabatan(P1)=30% x Nilai Jabatan x Point Rumah Sakit
ó Poin Indek Rupiah=(Total Anggaran Remunerasi - Pay For People)/Total
Nilai Jabatan
3.2.1.2. Pembiayaan berdasar kinerja (Pay for Performance)
Pembiayaan atau pembayaran ini berdasar kinerja yang dicapai oleh
masing-masing individu tersendiri yang digabung dengan kinerja unit atau
tempat pegawai tersebut bekerja. Minimum Pay For Performance (P2)
adalah 60%. Aturan pembiayaan sebagai kompensasi atas kinerja adalah
sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
Kelompok Medis Kelompok Non Medis dan Tenaga
Kesehatan Lainnya
PF = IKI x IKU x Prosentase Jasa Pelayanan
IKI = (Indeks Kinerja Individu)
Jumlah layanan medis pada pasien
IKU = Indeks Kinerja Unit
Target Capaian Kinerja Unit
PF= IKI x IKU x Prosentase Jasa Pelayanan
IKI = Indeks Kinerja Individu
IKU = Indeks Kinerja Unit
Target Capaian kinerja unit
Ø Indeks prestasi kerja / kinerja Individu (IKI) :
Indeks Kinerja Pegawai (IKI) merupakan salah satu dasar dari
semua sistem SDM dalam organisasi. Penilaian indeks kinerja
pegawai, biasanya digunakan sebagai pedoman dalam penilaian
kinerja pegawai dan pemberian kompensasi. Menurut Milkovich &
Newman (2005) indeks kinerja pegawai adalah proses pengumpulan
informasi secara sistematik terhadap berbagai informasi terpercaya
dan relevan, berhubungan dengan pekerjaan, dan asal usul dari suatu
jabatan tertentu. Beberapa hal yang perlu dipahami dalam IKI adalah :
· IKI merupakan perbandingan antara pencapaian total target
individu dengan Satuan Kinerja Individu (SKI) pada faktor-faktor
yang ditentukan dan ditargetkan
· Total target wajib dideskripsikan secara spesifik, terukur, realistis,
dapat dicapai, menantang dan jelas waktu pencapaiannya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
· Penilaian IKI ada 3 parameter yaitu : kuantitas sebesar 50 %,
kualitas 20% dan perilaku 30 %, sebagai berikut :
Tabel. 3.1 Penilaian IKI
Parameter Prosentase Medis Nakes Lain Non Medis
Kuantitas 50% Sasaran Kinerja
Pegawai
Sasaran Kinerja
Pegawai
Sasaran Kinerja
Pegawai
Kualitas 20% Standar Pelayanan Kecepatan
Ketepatan
Indikator mutu
Komplain
Kecepatan
Ketepatan
Indikator mutu
Komplain
Perilaku 30% § Keberadaan
§ Inisiatif
§ Kehandalan
§ Kepatuhan
§ Kerjasama
§ Sikap dan Perilaku
§ Keberadaan
§ Inisiatif
§ Kehandalan
§ Kepatuhan
§ Kerjasama
Sikap dan Perilaku
§ Keberadaan
§ Inisiatif
§ Kehandalan
§ Kepatuhan
§ Kerjasama
Sikap dan Perilaku
Sumber data : Kementerian Kesehatan RI
Ø Indeks Kinerja Unit (IKU) :
· Dialokasikan dananya dari BLU berdasarkan kinerja masing-masing
BLU (Perhitungan IKI x IKU)
· Nilai IKU adalah jumlah nilai seluruh pegawai dibagi dengan jumlah
pegawai, disajikan dalam rumus sebagai berikut :
Jumlah nilai IKI Pegawai IKU = 10
· Jasa pelayanan sebagai sumber dana Pay for performance dibagikan
untuk tenaga medis dan non medis yang besarannya ditentukan oleh
pimpinan BLU.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
· Pencapaian total target unit kerja sesuai dengan struktur organisasi
dalam rumah sakit, yaitu unit kerja pemegang pekerjaan dalam
struktur organisasi.
· Tujuan ditetapkannya IKU dalam formula insentif adalah agar setiap
individu memberikan perhatian yang tinggi pada pencapaian kinerja di
unit kerjanya.
Perhitungan Pay For Performance menggunakan rumus :
3.2.1.3. Pembiayaan berdasar individu (Pay for People)
Yaitu pembayaran yang dibayarkan rumah sakit berdasar prestasi kerja yang
dianggap prestasi tersebut dapat membawa nama baik rumah sakit, dan
memberikan nilai positif rumah sakit di dilingkungan dalam maupun diluar
rumah sakit
3.2.2 Skala atau Struktur Jabatan
Ada 2 hal terpenting dalam menentukan struktur jabatan yaitu : Analisa
Pekerjaan (Job Description) & Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)
3.2.2.1. Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
Job Description adalah sebuah kumpulan informasi jabatan dan disusun
secara sistematis yang diperoleh melalui Job Analysis, yang dapat
mengidentifikasi dan menguraikan suatu jabatan atau posisi tertentu. Hal ini
Pay For Performance = Nilai IKI x Nilai IKU
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
bertujuan untuk membuat status setiap jabatan menjadi jelas akan Fungsi &
Perannya, Hasilnya, dan Tanggungjawabnya.
3.2.2.2. Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)
Evaluasi Jabatan merupakan proses menganalisis suatu jabatan (job
analysis) dimana proses tersebut menggambarkan dan mencatat informasi
mengenai perilaku dan kegiatan pekerjaan. Agar praktek manejemen sumber
daya manusia bisa lebih efektif, pekerjaan harus dipahami dengan jelasbaik
oleh perusahaan maupun pelakunya.
Proses analisis dan penimbangan jabatan, atau perbandingan antar isi
informasi jabatan dan bukan antar pemegang pekerjaan berdasarkan faktor
penimbang yg ditentukan, sehingga dapat menghasilkan gambaran
perbandingan nilai antar jabatan ada yang berada lebih tinggi atau lebih
rendah atau sama nilainya berbanding jabatan lainnya. Nilai Jabatan atau Job
value mencerminkan kompleksitas jabatan atau Job Complexity dan bukan
Beban Kerja (Job Load)
Untuk menghitung nilai jabatan menggunakan rumus sebagai berikut :
3.2.3 Skala Insentif
Dalam pembagian insentif ini akan ditentukan struktur dan skala berdasar
kepada peringkat pekerjaan (Job Grading). adalah pengelompokan tingkat
kompleksitas tuntutan pekerjaan dari terendah sampai tertinggi, sebagai hasil
Job Value = Know How + Problem solving + Accountability STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
perbandingan antar pekerjaan melalui proses evaluasi pekerjaan, yang dapat berupa
Corporate Grade dan Professional Grade. Corporate Grade adalah susunan
peringkat untuk seluruh pekerjaan dalam organisasi. Penyusunan Corporate Grade
ini didasarkan kepada 10 (sepuluh) faktor penimbang yang digunakan sebagai acuan
penentuan grading. Berikut adalah 10 (sepuluh) faktor penimbang yang digunakan
sebagai acuan :
1. FAKTOR # 1 : KOMPETENSI TEKNIS
2. FAKTOR # 2 : MANAJERIAL
3. FAKTOR # 3 : KOMUNIKASI
4. FAKTOR # 4 : ANALISIS LINGKUNGAN PEKERJAAN
5. FAKTOR # 5 : PEDOMAN KEPUTUSAN
6. FAKTOR # 6 : KONDISI KERJA
7. FAKTOR # 7 : WEWENANG (KEBEBASAN BERTINDAK)
8. FAKTOR # 8 : TANGGUNGJAWAB HARTA
9. FAKTOR # 9 : PERAN JABATAN
10. FAKTOR # 10 : PROBABILITAS RESIKO
Berikut adalah salah satu contoh acuan untuk penilaian corporate grade Faktor
Kompetensi teknis –NON SMF
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
Tabel 3.2. Corporate Grade Faktor 1
FAKTOR # 1 : KOMPETENSI TEKNIS – NON SMF
Tingkat : § Pengetahuan dan Ketrampilan substantial dan yang relevan, yang diperoleh melalui § Pendidikan Formal, Pelatihan dan Pengalaman Kerja dalam masa waktu tertentu
TINGKAT SIFAT TUGAS PERSYARATAN
PRIMER A § Teknis dasar, sangat sederhana § Alat tunggal, opersional sangat
mudah dipelajari § Berbasis perintah, petunjuk teknis
mendasar, mudah difahami
§ Umumnya lulusan SMA § Tidak perlu pengalaman dan
pelatihan khusus § Cukup pengarahan langsung
TEKNIS
DASAR B
§ Teknis sederhana dan rutin § Alat kerja mesin dengan kaidah § Operasional mengikuti pedoman
teknis, mudah dilatih § Proses kerja sangat mudah § Kegiatan numerik : tingkat tambah,
kurang dan penjumlahan
§ Masih memungkinkan mam- pu dilaksanakan lulusan SMA sd D1
§ Pengalaman teknis terbukti § Butuh orientasi lapangan
TEKNIS PRAKTIS
C § Mulai variatif di tingkat teknis § Peralatan teknis khusus, dioperasi-
kan sesuai kaidah teknis dikaitkan rumus-rumus khusus
§ Perhatian tinggi pada presisi
§ Pengalaman penerapan ke- trampi-lan pada teknis dasar dan tambahan keahlian pada tingkat analisis presisi teknis
ANALISIS
DASAR D
§ Mulai analisis data § Karakter tugas profesi teknis ting-
kat dasar § Menggabungkan metode, sistem,
ketentuan, prosedur kerja, dasar perhitungan rumus-rumus teknis khusus
§ Pendidikan setingkat kejuruan profesi dasar
§ Langsung mampu menerapkan rumus-rumus teknis khusus dalam praktek STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
32
ANALISIS
TEKNIS TERINTE-
GRASI
E
§ Profesi teknis tingkat lanjut § Analisis integrasi dengan aspek
dan hasil kerja profesi lain yang berhubungan
§ Pendidikan mendukung pema- haman teknis lanjut
§ Masa pengalaman lapangan pekerjaan yang relevan cukup
§ Trampil tidak membutuhkan Supervise
ANALISIS
KONSEP-
F
§ Tugas analisis konseptual,
masih tingkat rutin
§ Mampu menganalisis esensi
ke tentuan dan kebijakan terkait
§ Menganalisis integrasi data,
menemukan akar masalah,
faktor pendorong dan
penghambat
§ Mengemukakan inisiatif
tindakan mengamankan hasil
§ Tingkat pendidikan dan atau
pengalaman di tingkat kemam
puan analisis konseptual dasar
(assumsi tk Sarjana atau tk
pengalaman setara)
PROFESI-
ONAL
G
§ Tugas analisis konseptual
mendalam, berhubungan
variatif kondisi telah dan tengah
berlangsung
§ Memungkinkan menuntut
telaah hal-hal substansial
terkait, bench marking, dan
usulan inovasi
§ Beberapa ide perlu dalam
proposal dan presentasi lintas
fungsi internal organisasi
§ Mampu memastikan integrasi
ide dengan ketentuan
operasional
§ Tingkat pendidikan konseptual
§ lanjut, perpaduan antara
bidang spesialisasi dengan
yang bersifat makro (assumsi
S2)
§ Pengalaman minimal 3 th
dianalisis konseptual dasar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
AHLI H
§ Tugas profesional terkait
pengembangan usaha yang
telah dan tengah berlangsung
§ Menelaah pasar kompetisi dan
strategi usaha, kondisi internal
dan eksternal yang substansial,
benchmarking dan
pencermatanstrategi
organisasi2 unggulan
§ Pembahasan hal-hal inovasi
dan
§ peningkatan kualitas usaha
terintegrasi
§ Proposal ide innovatif,
presentasi
§ lintas fungsi internal dan pihak
legimator eksternal
§ Tingkat pendidikan sampai
dengan tingkat kemampuan
analisis konseptual mendalam
§ Didukung pengalaman kerja di
tingkat tersebut sekitar 5 tahun
MASTER I
§ Berperan penting dalam
strategi dan manajemen
pengembangan organisasi
§ Mampu membaca peluang
usaha dan merumuskan
rencana jangka panjang yang
terintegrasi
§ Memiliki pemahaman analisis
aspek keuangan dan bisnis
serta faktor dominan kondisi
pasar usaha
§ Berperan sebagai strategic
thinker dan ujung tombak
penyelesaian masalah stratejik
dan keputusan
§ strategis Direksi
§ Persyaratan tingkat ahli
dengan pengalaman 5 th
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
Sebagai contoh dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Seseorang dengan tugas pekerjaan yang sifatnya teknis sederhana, dengan menggunakan
peralatan sederhana dan mudah dipelajari, serta berbasis perintah yang alurnya mudah
dipahami. Dalam pekerjannya tidak diperlukan pengalaman tertentu dan tidak dengan
pelatihan khusus hanya cukup diberikan pengarahan, maka pekerja tersebut sudah dapat
melakukan pekerjannya. Pekerja tersebut memiliki pendidikan setara dengan SMU/sederajat,
maka akan di berikan nilai dengan kode “A” dengan jumlah point 100 (lihat pada tabel 4.4)
Tabel 3.3. Corporate Grade Faktor 1.1
FAKTOR # 1 : KOMPETENSI TEKNIS – SMF
§ Pengetahuan dan Ketrampilan substantial dan yang relevan, yang diperoleh melalui § Pendidikan Formal, Pelatihan dan Pengalaman Kerja dalam masa waktu tertentu
TINGKAT SIFAT TUGAS PERSYARATAN
MA MEDIS DASAR
J enis pek er jaan dan t ingk at an keahlian yang dituntut pada layanan tingkat dasar profesional medik
Dokter Umum / Dokter gigi de- ngan persyaratan akademis, pengetahuan dan ketrampilan yang ditentukan
MB SPESIALIS I Jenis pekerjaan dan tingkatan keahlian yang dituntut pada layanan professional medik bidang spesiali- sasi tertentu
Dokter Spesialis / Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dengan persyaratan akademis, penge- tahuan dan ketrampilan yang ditentukan
MC SPESIALIS II Jenis pekerjaan dan tingkatan mas- ter pada layanan profesional medik bidang sub spesialisasi terterntu
Dokter Sub Spesialis dan persyaratan akademis, penge- tahuan dan ketrampilan yang ditentukan
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
Dari tabel diatas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut :
Seorang pegawai dengan tugas dan jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat keahlian
dengan diperlukan keahlian pada layanan tingkat dasar profesional medik, dan pekerjaan
tersebut harus dilakukan oleh dokter umum/dokter gigi dengan persyaratan akademin,
dimana dokter tersebut harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yg telah di tentukan,
maka pegawai tersebut akan mendapat peniliaian kinerja dengan kode “MA”, dan akan
mendapatkan perhitungan point sebesar 773 (lihat pada tabel 4.5)
Tabel 3.4. Corporate Grade Faktor 2
FAKTOR # 2 : MANAJERIAL
Kompleksitas kepemimpinan, dilihat dari aspek :
§ Jenis kepemimpinan : yaitu memimpin diri sendiri atau orang lain § Sifat kepemimpinan : yaitu matriks atau lini § Ruang lingkup kepemimpinan, terkait tingkat peran dalam pencapaian target
SIFAT TINGKAT LINGKUP DESKRIPSI
A DENGAN PENGGUNA
§ Persiapan dan pengelolaan diri sendiri § Layanan kepada pimpinan langsung dan peng -
guna langsung
B DENGAN FUNGSI LAIN
§ Persiapan dan pengelolaan diri sendiri § Koordinasi dan konsolidasi signifikan dengan
fungsi jabatan lain
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
D I R I
S E N D I
I
C MATRIKS PROYEK
LAYANAN MEDIK
§ Pekerjaan profesi pada layanan medik operasi pasien § Persiapan dan pengelolaan diri sendiri dalam
profesinya § Koordinasi dan konsolidasi internal dengan
Ketua tim, secara rinci dan intensif
A KOORDINATOR
TIM KERJA SHIFT
§ Anggota regu cenderung berganti-ganti sesuai jadual shift § Mengkoordinir pembagian kerja, memastikan
tugas dibagi habis § Sekaligus menjalankan peran yang sama
sebagai pelaksana
K O O R D I N A T O R
II
B KOORDINATOR
TIM KERJA TETAP
§ Anggota regu cenderung tetap § Mengkoordinir pembagian kerja, § Memastikan tugas dibagi habis § Mencermati 'continuous improvement" anggota-
nya § Sekaligus menjalankan peran yan sama sebagai
pelaksana
S U P E R V I S I
III A MATRIKS
OPERASIONAL
§ Supervisi kegiatan operasional pelaksana bukan sebagai bawahan lini
§ Anggota cenderung tetap pada suatu periode yang ditentukan
§ Rencana kerja operasional dan anggaran tahunan
§ Pengendalian pencapaian target, akuntabilitas "unit kerja", pertanggungjawaban anggaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
S U P E R V I S I
III B MATRIKS
PROYEK
§ Menganalisis dan menentukan strategi proyek,
§ memastikan integrasi strategi antar profesi da-
§ lam tim kerja proyek
§ Peran pimpinan adalah mengendalikan jalannya
§ proyek dengan integrasi berbagai tindakan man-
§ diri pada profesi-profesi di dalam tim
S U P E R V I S I
III C LINI TEKNIS
OPERASIONAL
§ Lini membawahi pelaksana sd setara koordinator
§ Rencana kerja operasional dan anggaran th-an
§ Monitoring kompetensi dan potensi anak buah
§ Pengendalian pencapaian target, akuntabilitas
§ "unit kerja", pertanggungjawaban anggaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
M A N A J E R I A L
IV A STRATEGI
OPERASIONAL
§ Lini membawahi para supervisor dan atau
majoritas sejumlah pemegang jabatan minimal
§ tingkat konseptual mendalam
§ Integrasi pencapaian target operasional unit
kerja, rut in dan proyek inisiat if perbaikan
§ Program kerja tahunan dilengkapi anggaran
§ pogram dan proyek, pembahasan lintas
fungsi,menjamin integrasi antar fungsi dan
strategi usaha
§ Perhatian terhadap pengembangan talenta
pada setiap pemegang jabatan di seluruh unit-
unit kerja yang dipimpinnya
§ Laporan (bulanan, tahunan, proyek) tertulis
menjelaskan perkemkembangan dan tindak
lanjut rencana kerja serta tanggungjawab
M A N A J E R I A L
IV B STRATEGI
USAHA
§ Lini, membawahi para manajer operasional
dan atau majoritas sejumlah pemegang
jabatan min tingkat Profesional, dapat
tergabung komite tetap dan berlangsung
kontinyu
§ Berorientasi pada pemikiran dan tindakan
strategis dalam rangka pengembangan
usaha
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
39
Pada Faktor yang ke 2 yaitu faktor Manajerial, dapat diberikan sedikit contoh penjelasan
sebagai berikut :
Seorang Manajer, dalam hal ini seorang direktur akan diberikan nilai dengan kode
“IV/B” jika pekerjaan yang dilakukan harus memiliki strategi dan terkait dengan usaha
untuk pengembangan rumah sakit, sehingga memberikan keuntungan yang maksimal untuk
rumah sakit. Direktur tersebut bekerja dengan membawahi beberapa Kepala bagian atau
kepala bidang yang memiliki tingkat profesional yang tinggi dalam bekerja, dan pekerjaan
tersebut berlangsung secara kontinyu. Untuk jabatan tersebut seorang direktur akan
diberikan penilaian dengan kode “IV/B” dengan nilai skore sebesar 75%
Tabel 3.5. Corporate Grade Faktor 3
FAKTOR # 3 : KOMUNIKASI
Kompleksitasnya dilihat dari aspek : § Jenis dan konteks informasi § Peran jabatan dan tujuan dalam proses komunikasi timbal balik § Pihak yang terlibat dan situasi kontak komunikasi
TINGKAT DESKRIPSI
UMUM 1 § Sifat informasi mendasar, mudah dicerna dan difahami § Dominansi komunikasi verbal dan langsung § Pendekatan komunikasi antar pribadi walaupun terkait dengan
masalah pekerjaan, dan hampir tidak memerlukan pengulangan
PENTING 2
§ Pemahaman komunikasi sering membutuhkan dukungan data tertulis dan rangkuman analisis § Ketepatan interpretasi dan menjelaskan memegang peran
penting § Sering harus memerlukan diskusi untuk mendapatkan kesamaan
persepsi § Dapat terjadi tidak cukup sekali kontak, dan perlu presentasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
40
SIGNIFIKAN 3 § Informasi sangat penting terkait inti usaha § Kecermatan menangkap essensinya § Kecermatan pemilihan strategi komunikasi, mengantipasi efek
samping § Analisis target audience merupakan hal kritis dipelajari sebelum
komunikasi dilakukan
KRITIS 4
§ Informasi substantif , perlu diplomatis dan taktis, perlu filter § Kajian budaya memegang faktor penting § Kepekaan membaca “hidden agenda” § Isi informasi berkaitan dengan "introducing change" , mengubah
mindset, membangun komitmen pihak-pihak kunci. § Back up data dan atau referensi kuat sebagai basis informasi
komunikasi § Terselenggara tidak selalu dalam forum formal namun dapat
mengikat kesepakatan antar pihak, dapat mengakibatkan efek kritis, kemungkinan jangka panjang.
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Penjelasan untuk faktor #3 Komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Seseorang dengan pemahaman komunikasi dan komunikasi tersebut harus membutuhkan
data-data yang konkrit yang akan dilakukan sebagai bahan analisis. Serta dari data tersebut
pekerja tersebut dapat menjelaskan dan menginterpretasikan data tersebut dengan pekerja
yang lain untuk memutuskan suatu masalah, dan pekerjaan tersebut dilakukan tidak hanya
sekali namuan berkali kali. Hal ini biasa dialami oleh seorang Kepala sub Bagian, dimana
kepala sub bagian tersebut sering menghadiri rapat koordinasi dengan satker yang lain. Maka
dari itu peran seorang kepala sub bagian dianggap PENTING dan diberikan Penilaian
dengan kode “2” yang akan memberikan point sebesar 29%, namun jika pekerjaan tersebut
dirasa memerlukan penilaian lebih lanjut, dengan kecermatan tingkat tinggi, dan
membutuhkan komunikasi intens yang lebih teknis,pegawai tersebut dapat diberikan
penilaian dengan kode “2/3” atau “3/2” dengan pekerjaan yang signifikan dengan skor nilai
sebesar 40% atau 52 % (lihat tabel 4.7)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
41
Tabel 3.6. Corporate Grade Faktor 4
FAKTOR # 4 : ANALISIS LINGKUNGAN
Kerumitan mental dalam hal : § Menganalisis masalah § Menemukan sebab-sebab masalah paling mungkin dan intinya
TINGKAT SIFAT LINGKUNGAN TUNTUTAN BERPIKIR
REPETISI 1 § Sederhana, stabil, rutin, berulang
sama atau hampir sama dan jelas § Berdasarkan pengalaman mu-
dah diingat atau dengan logika sederhana
BERPOLA 2
§ Masalah mudah dikelompokkan § Pola tindakan serupa dan logis § Teori sederhana dan pengalaman
yang terbukti dan disetujui sebagai referensi
Kecermatan memahami : § Proses kerja dan kejadian ber-
langsung § Pengalaman pihak dekat seba-
gai referensi
SEMI
VARIABEL 3
§ Beberapa masalah bersifat variatif, mayoritas rutin, berpola
§ Beberapa bersifat khusus, kemun- culan tergantung beberapa situasi berbeda-beda, masih cukup mudah dicermati
§ Kecermatan mengamati trend- trend masalah dan pola penye- lesaiannya.
§ Analogi situasi berbeda untuk tindakan logis dan tepat dalam menentukan sebab akibat per- masalahan
VARIABEL 4
§ Masalah mayoritas bervariasi me - ngenai hubungan sebab akibatnya
§ Masalah juga dapat terkait bebera- pa sebab potential, saling berhu- bungan dan atau berdiri sendiri.
Membutuhkan : § Kecermatan analisis mendalam § Kepekaan naluri dan ketajaman
logika terkait penguasaan keilmuan mengembangkanuntuk menelusuri rangkaian sebab-sebab masalah dan
proses kreatif
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
42
ADAPTIF 5
§ Masalah bervariasi, kompleks.
§ Penelusuran sebab akibat cukup
rumit, tidak mudah ditelusuri dan
ditemukan.
§ Fakta, data, informasi pendukung perlu
kuat untuk bahan analisis dan
interpretasi guna mendapatkan sebab
inti masalah
§ Kondisi mudah berubah sehingga
perlu analisis ulang dan kecermatan
konfirmasi
§ Dalam proses analisis dapat terjadi
perspektif berbeda antar pihak
sehingga perlu dicari perspektif utama
sebagai dasar analisis
§ Keputusan menetapkan sebab
potential kadang harus didiskusikan
melalui tim
Membutuhkan :
§ Kecermatan analisis dan
konfirmasi kondisi
§ Pemahaman perspektif lain dan
diskusi mendalam mendapatkan
keamanan perspektif
INOVATIF 6
§ Intensif menghadapi situasi dan
tuntutan analisis masalah yang cepat
berubah, kompleks, luas dan serta
tidak berdiri sendiri
§ Berkaitan signifikan dengan
perkembangan aspek poleksosbudtek
yang saling berhubungan
§ Ketajaman memprediksi
perubahan potential masalah
yang akan terjadi melalui
berbagai strategi " business
intelligent"
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Penjelasan untuk tabel #4 faktor analisis lingkungan adalah sebagai berikut :
Pada bagian ini dicontohkan seorang karyawan akan dinilai dari segi analisis terhadap
lingkungannya. Dimana karyawan tersebut akan mendapat nilai “6” yang berarti inovatif jika
dalam pekerjaannya, karyawan tersebut dapat merespon secara cepat dan menganalisis
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
43
masalah yang terjadi dan mencari solusi yg kompleks atas masalah tersebut, dimana dalam
mengambul keputusan memerlukan ketajaman prediksi dan meninjau perubahan dimasa
yang akan datang. Nilai “6” ini akan memiliki skor sebesar 57% pada tabel 4.9 (lihat tabel
4.9)
Tabel 3.7. Corporate Grade Faktor 5
FAKTOR # 5 : PEDOMAN KEPUTUSAN
Kerumitan upaya berpikir dalam menentukan dasar keputusan tindakan untuk : § Mengatasi suatu masalah dan atau menyelesaikan tugas § Mengamankan hasil keputusan dan memastikan tercapainya hasil yang diharapkan
TINGKAT DASAR KEPUTUSAN KETERANGAN
BAKU, SANGAT RUTIN
A § Aturan baku atau instruksi pihak ber-
berwenang, dapat dilaksanakan langsung
§ Pedoman pengambilan keputusan bersifat teknis, mudah dimengerti
§ Hampir tidak ada lingkungan penting yang dapat menim- bulkan masalah sepanjang mengikuti arahan dan pera- turan yang ditetapkan
RUTIN B
Perpaduan : § Pedoman teknis keilmuan § Kebijakan organisasi § Pola pengambilan keputusan yang
telah dapat diterima oleh lingkungan § Logika sederhana
§ Antipasi masalah relatif mu- dah dilakukan
§ Indikasi akan terjadinya ma- salah mudah dikontrol
§ Permasalahan mudah dike- nali, relatif mudah dikoreksi
§ Melaporkan dan konsultasi kan
§ Melakukan tindakan ber- dasar keputusan berwenang
SEMI
RUTIN C
§ Mengembangkan inisiasi-inisiasi pe- mikiran teknis yang diperkirakan da- pat diterima organisasi
§ Menjelaskan, melakukan pembahas an sederhana dengan fungsi lain ter- kait, mencapai kesepakatan dan se - lanjutnya sebagai dasar keputusan
§ Keterkaitan erat proses antar fungsi menjadi dasar kese larasan keputusan tanpa me- ngabaikan ketentuan baku
. § Bila terjadi lagi, keputusan
yang telah disepakati dapat menjadi pola pedoman menghadapi situasi serupa
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
44
KHUSUS
DAN OPERASI-
ONAL
D
Penggabungan antara : § Identifikasi ciri khas masalah dengan pola keputusan operasional yang telah berhasil § Perkembangan kondisi permasalah- an, pengenalan lebihmendalam dan identifikasi kembali karena dapat ter jadi permasalahan gabungan § Keputusan berupa professional judgement, dengan tetap memper- hatikan ketentuan-ketentuan baku
§ Semakin berpengalaman, semakin dapat mengenali trend variasi masalah dan lebih dapat mempertajam professional judgement
INTEGRASI KEBIJAKAN
E
§ Sangat memperhatikan kaitan dan dampak dengan keputusan operasi- onal fungsi-fungsi lain dan kemung- kinan perkembangannya § Pembahasan intensif mendalam dengan fungsi lain, pertimbangan jangka panjang usaha dampak dengan keputusan operasi- onal fungsi-fungsi lain dan kemung- kinan perkembangannya § Pembahasan intensif mendalam dengan fungsi lain, pertimbangan jangka panjang usaha
§ Sangat berkaitan inti usaha organisasi, aspek keuangan, hukum,citra organisasi, serta perencanaan jangka panjang
§ Memungkinkan meninjau,
melakukan koreksi kebijakan lama dengan tetap menye- suaikan strategi usaha, prin- sip dan nilai-nilai organisasi serta ketentuan lembaga terkait, legitimator lebih tinggi Memerlukan kecermatan dan ketajaman untuk dapat membaca situasi secara cepat dan mengikuti perkembangan kondisi terkait
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Pada tabel #5 Pedoman keputusan ini berisi tentang kerumitan upaya berfikir dalam
rangka berfikir untuk menentukan suatu tindakan yang harus diambil dalam rangka
menyelesaikan masalah atau tugas, dan memastikan hasil yang diambil sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai contoh, seorang pegawai akan menerima nilai kode “B”, jika keputusan
yang diambil berpedoman kepada teknis keilmuan, sesuai dengan organisasi, logikanya
sederhana dan mudah diterima oleh lingkungan, sehingga keputusan yg diambil dapat
diantisipasi jika ada kesalahan, lebih mudah dikontrol, mudah dikoreksi, dan mudah
dilaporkan, namun keputusan yg diambil bukan karena kesewenang-wenangan. Nilai kode
“B” akan bernilai 3%. Penentuan nilai ini dapat dilihat pada tabel 4.10.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
45
Tabel 3.8. Corporate Grade Faktor 6
FAKTOR # 6 : KONDISI KERJA
Kompleksitas :
§ Berbagai kondisi kerja dominan, terkait dengan normatif karakter pekerjaan dan atau layanan dan bukan karena kondisi fasilitas lingkungan
§ Berlangsung intensif selama proses pekerjaan tersebut § Kondisi ketidak-nyamanan atau kedaan tidak diinginkan namun tak terelakkan dan dapat
menimbulkan resiko walaupun tindakan pencegahan dan peralatan keselamatan telah di- usahakan untuk digunakan
TINGKAT DESKRIPSI
LINGKUNGAN
FISIK : Resiko terjadinya kecelakaan, gangguan kesehatan dan ketidak- nyamanan dalam bekerja
A
1 § Relatif nyaman dan aman
2 § Kurang nyaman (sangat : bau, kotor, debu, panas, dingin, bising dan semacamnya)
3 § Memiliki potensi terancamnya keamanan dan atau
gangguan fisik (jatuh, terpeleset, tersengat listrik, amuk pasien, penodongan dan semacamnya)
4 § Memiliki potensi terancamnya kesehatan karena adanya bahan berbahaya yang dik elola
KONTRIBUSI FISIK :
Aktivitas yang mengakibatkan kelelahan fisik : - mengangkat - menarik - mendorong - pergerakan fisik intensif lainnya
B
1 § Relatif normal
2
Peran dan karakter pekerjaan membutuhkan majori- tas waktu kerja untuk : § Banyak berrjalan dan berpindah tempat secara
intensif dan atau § Duduk hampir dengan posisi yang sama tanpa
boleh / dapat melakukan pergerakan bebas karena akan mengganggu berjalannya proses kerja
3 Peran dan karakter pekerjaan membutuhkan majori- tas waktu kerja untuk : § Banyak melakukan pekerjaan fisik, memperguna-
kan otot dan kekuatan secara intensif
4
Peran dan karakter pekerjaan menunjukkan kegiatan intensif berupa : § Sekali proses dalam melakukan pekerjaannya,
Hampir dalam posisi berdiri yang tidak berubah lebih dari 1 jam
1 § Dalam batas normal
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
46
PANCA INDERA : Koordinasi antara kegiatan panca indera sekaligus dalam proses pekerjaaan 2
§ Secara intensif selama kurang dari 30 menit, terus menerus melakukan monitor : data, informasi yang secara intensif dapat berubah dan berkembang
§ Tampilan data secara visual melalui alat khusus atau media fisik, yang interpresinya memerlukan keahlian khusus
§ Hasil tampilan data dan interpretasi menjadi dasar pemikiran serta tindakan pengambilan keputusan yang mempergunakan variasi panca indera sekaligus
3 § Idem kondisi di atas, lebih dari 30 menit sd 2 jam
4 § Idem kondisi di atas, lebih dari 2 jam
KONSENTRASI /
KETEGANGAN MENTAL : Intensitas tekanan kerja, target waktu yg mendesak, menghadapi publik dan atau obyek yg sensitif
D
1 § Relatif normal pada tingkat pekerjaannya
2
§ Melakukan layanan pada jumlah permintaan tinggi dalam satu tahapan kerja yang dituntut penyelesaian mendesak
§ Kualitas hasil dapat sangat relatif sehingga mengharuskan dapat mengendalikan emosi se- cara kuat, bersikap tenang baik dalam menang- gapi permintaan, mengatur prioritas tindakan maupun keputusan tindakan
3
§ Konsentrasi diperlukan sangat tinggi § Suasana amat menegangkan selama proses
kerja terjadi karena tuntutan kecermatan dan kehatian-hatian sangat tinggi sehubungan kerumitan dan resiko tindakan tinggi, yang dapat berdampak pada keputusan tindakan pihak lain
4 § Idem di atas dan dampak ketegangan mental
masih dapat terjadi walaupun proses pekerjaan telah selesai
LAMA KONSENTRASI /
KETEGANGAN MENTAL : Lama waktu ketegangan mental
E
1 § Relatif dalam batas normal pada sekali proses
2 § Ketegangan mental kurang dari 2 jam
3 § Ketegangan mental antara 2 jam sd 4 jam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
47
dalam sekali proses penyelesaian pekerjaaan dan tanpa jeda
4 § Ketegangan mental lebih dari 4 jam
POLA JADUAL
KERJA : Pola jadual tugas yang harus ditaati
F
1 § Relatif normal sesuai dengan jam kantor biasa
2 § Penugasan shift dan semacamnya a.l jadual on
duty, yang terjadual dan dapat diketahui sebe - lumnya
3
§ Memungkinkan mendapatkan kontak mendadak Sewaktu-waktu karena keadaan emergency ber- kaitan dengan layanan int i organisasi
§ Dalam kontak mendadak, pemegang jabatan dilibatkan dalam pemikiran-pemikiran solusi yang berkaitan penyelesaian keadaan emergency layanan inti organisasi
4 § Idem di atas dan memungkinkan pemegang
jabatan harus segera datang ke lokasi pada saat yang ditentukan dengan peran sebagai pengambil keputusan medik
KETERDESAKAN
TINDAKAN LAYANAN : Reaksi tindakan yang harus dilakukan segera setelah permintaan layanan
G
1 § Tidak berhubungan langsung dengan layanan
medik dan dianggap dalam batas normal
2 § Segera dilakukan berdasar jadual pelayanan yang telah diatur
3 § Kondisi dapat berubah dari kondisi normal
menjadi emergency sehingga harus dilakukan tindakan segera dan cermat berupa tindakan emergency medik
4
§ Sangat segera dan harus dilakukan saat itu juga, Dengan konsentr asi tinggi serta cer mat, sehingga dapat disebut dengan layanan emer- gency medik
§ Berlangsung dengan frekuensi tinggi karena karakter layanan adalah emergency medik
1 § Tidak berhubungan langsung dengan layanan
medik sehingga tidak adanya faktor ini dalam pekerjaan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
48
LAYANAN MEDIK : Keterkaitan antar diagnosa dan tindakan medik 2
Yaitu pelayanan medik yang karakteristiknya : § Menerima referral dari hasil diagnosa layanan
medik sebelumnya untuk ditindaklanjuti, dan atau
§ Dapat mengirim referral karena karakter layan- an medik mendasar sehingga diperlukan iden- tifikasi data medik lanjutan
3
Yaitu pelayanan medik spesialis yang karakteristik- nya dapat : § Menerima pasien secara langsung dan melaku-
kan diagnosa medik serta selanjutnya menentu- kan tindakan medik bidangnya
§ Memungkinkan melakukan referral pasien untuk mendapatkan layanan medik bidang lainnya
4
Yaitu pelayanan medik spesialis yang karakteristik- nya dapat : § Menerima pasien secara langsung dan melaku-
kan diagnosa melalui pemeriksaan pada bidang- nya serta selanjutnya
§ Melakukan referral pasien untuk mendapatkan layanan medik bidang lainnya, dan atau
§ Menerima referral dari hasil diagnosa layanan m e d ik s eb e l um n ya un t uk di t ind a k la n j ut i
KOMPLEKSITAS
TINDAKAN MEDIK : Kompleksitas tindakan medik dari segi kerumitan dan resiko
I
1 § Tidak berhubungan langsung dengan layanan
medik sehingga tidak ada faktor ini dalam pekerjaannya
2 § Yaitu pelayanan medik yang bersifat mendasar
3 § Yaitu pelayanan medik yang menuntut peme- gang jabatan melakukan tindakan medik khusus
4 § Yaitu pelayanan medik yang menuntut peme – gang jabatan melakukan tindakan bedah
BRAND IMAGE
MEDIK : Tingkat kontribusi medik terhadap brand image layanan medik
J
1 § Tidak berhubungan langsung dengan layanan
medik sehingga tidak adanya faktor ini dalam pekerjaan
2 § Sebagai layanan medik yang berperan sebagai pendukung citra layanan medik
3 § Sebagai layanan medik yang pengaruhnya langsung dan signifikan terhadap citra layanan
4 § Sebagai layanan medik unggulan yang penga-
ruhnya langsung dan signifikan terhadap brand image organisasi ini
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
49
INFEKSI :
Kemungkinan akibat terkena dampak infeksi berbahaya
K
1 § Bekerja dalam kondisi normal, tidak berhubungan dengan kondisi infeksi atau tertular penyakit
2 § Dapat terjadi namun kemungkinan rendah
3 § Sangat memungkinkan mengalami infeksi dan tertular penyakit berbahaya
4 § Kemungkinan sangat signifikan mengalami baik
infeksi maupun tertular penyakit sangat berba- haya
RADIASI :
Kemungkinan akibat terkena dampak radiasi walauapun telah mengenalan alat pelindung
L
1 § Bekerja dalam kondisi normal, tidak berhubungan
dengan efek radiasi
2 § Sesuai karakter pekerjaannya,diantara alat dan kondisi
di lingkungan kerja, memungkinkan terkena dampak
radiasi, namun jarang dapat terjadi
3 § Sebagaimana di atas dengan frekuensi kondisi tersebut
cukup sering memungkinkan dapat terjadi
4 § Dampak radiasi sangat signifikan walaupun telah
memakai alat pelindung, karena bekerja dengan alat-alat yang berkaitan langsung dengan radiasi
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Pada faktor #6 Pada Kondisi kerja, akan dinilai kondisi kondisi kerja yang dihadapi
oleh setiap karyawan. Untuk karyawan yang bekerja di tempat yang mempunya tingkat
radiasi atau tidak ada radiasi, ada beberapa tingkatan yg harus dinilai, misalnya pekerja tidak
dengan efek radiasi akan dinilai pada point “L1”, ada radiasi namun jarang terjadi, dinilai
“L2”, cukup sering terjadi dinilai “L3”, dan sangat signifikan akan dinilai “L4”. Besaran
penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
50
Tabel 3.9. Corporate Grade Faktor 7
FAKTOR # 7 : WEWENANG ( KEBEBASAN
Adalah tingkat : § Legitimasi wewenang keputusan dengan tetap taat pada ketentuan umum, kode etik
profesi serta kebijakan dasar organisasi, sesuai karakter organisasi § Wewenang diakui secara formal oleh organisasi dan diakui secara profesional dapat
menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya serta menghasilkan kinerja diharapkan, karenanya pemegang jabatan lain wajib tunduk dan menerima
TINGKAT DESKRIPSI
SPESIFIK 1 § Mengikuti detail instruksi baik tahapan maupun teknis rinci
pelaksanaannya § Hampir tidak memiliki wewenang spesifik § Pekerjaan dilaksanakan sesuai perintah
KONTROL 2 § Mendasarkan pada garis besar instruksi yang bersifat teknis dan rutin § Menetapkan cara-cara kerja teknis sesuai dengan bidang keilmuan dan ketentuan teknis fungsinya
STANDAR 3
§ Mengikuti standard proses kerja yang berlaku dengan cara-cara
teknis sesuai dengan karakter pekerjaan
§ Menetapkan prioritas dan cara pencapaian sasaran
§ Menyelaraskan proses, tempo kerja dan presisi hasil kerja de ngan
tetap berdasarkan ketentuan
REGULASI 4 § Bertindak sesuai garis besar kebijakan organisasi dan ketentuan
umum lingkungan, kode etik profesi dan semacamnya, yang berpengaruh terhadap proses usaha organisasi
§ Menterjemahkan esensi kebijakan dan mengatur tindakan sepanjang sesuai prinsip-prinsip dalam organisasi
REGULASI PROFESI
5 § Bertindak sesuai dengan essensi ketentuan-ketentuan teknis profesi
dan kode etiknya. § Keputusan tindakan di tingkat mandiri penuh dalam bidang teknis pekerjaaannya.
KEBIJAKAN OPERASIONAL
6 § Merumuskan strategi dan pengendalian pencapaian sasaran
operasional sebagai bagian tahapan kegiatan strategi pengembangan
organisasi § Menetapkan teknik pengendalian operasional
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
51
KEBIJAKAN
STRATEJIK 7
§ Menjabarkan kebijakan korporasi dengan segala keterkaitan aspek-
aspek penting dengan bidang kerjanya § Menentukan taktik dan strategi pencapaian sasaran jangka panjang berupa pengembangan langkah organisasi ke depan dan tahapan road-map yang bersinambungan , terintegrasi dengan strategi kebijakan bidang fungsi lain
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Untuk faktor #7 kewenangan dan Faktor #8 Nilai tata kelola harta untuk skoring penilaian
tersebut akan dibedakan menjadi 4 hal yaitu:
a. Wewenang dan nilai kelola harta tidak langsung (intermediate)
b. Wewenang dan nilai kelola harta kecil
c. Wewenang dan nilai kelola harta sedang
d. Wewenang dan nilai kelola harta menengah, dan
e. Wewenang dan nilai kelola harta tinggi
Dimana besaran penilaian dapat dilihat pada tabel 4.14 sampai tabel 4.18
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
52
Tabel 3.10. Corporate Grade Faktor 8.1
FAKTOR # 8 : NILAI KELOLA HARTA
Nilai harta langsung : Tingkat nilai harta yang dikelola secara langsung atau dihasilkan dan atau dipertanggung jawabkan langsung, formal serta kontinyu berupa : § Anggaran unit kerja , pendapatan atas tindakan layanannya sebagai profesi medik, resiko
keuangan yang ditimbulkan karena dampak pengelolaan keuangan dan atau resiko hukum atas layanan medik, resiko citra organisasi yang berdampak pada kehidupan jangka panjang organisasi
Nilai harta tak langsung : Tingkat nilai harta yang dikelola secara tidak langsung, yaitu yang digunakan pada proses layanan umum sampai dengan pendukung layanan medik
TINGKAT DESKRIPSI : TAK LANGSUNG (
UMUM U
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah : § Pengelolaan data dan atau informasi dalam segala bentuk layanan yang bersifat umum, dapat terbuka untuk kepentingan publik, mudah dikelola secara sederhana, dan atau § Penggunaan alat-alat kerja dan apabila terjadi kerusakan alat atau depresiasi nilai guna alat maka yang bersangkutan dapat melaporkan kepada organisasi untuk dilakukan perbaikan dan atau penggantian
STANDAR S
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah : § Penjagaan sejumlah barang yang mudah dihitung dan dikontrol jumlahnya, serta disimpan di suatu lokasi yang telah dilindungi sedemikian rupa dengan sistem dan mekanisme standar kontrol operasi, dan atau § Pemeliharaan sejumlah alat dengan tingkat pemeliharaan yang cukup mudah, dan apabila terjadi tingkat kerusakan cukup tinggi maka dapat diusulkan kepada organisasi untukditindaklanjuti oleh pihak lain atau diganti, dan atau § Pengelolaan dan perhitungan data dan informasi yang bersifat non confidential untuk kepentingan internal sebagai sebagai bahan dasar pengambilan keputusan pihak yang membutuhkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
53
MENENGAH M
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah : § Penjagaan sejumlah barang yang jenisnya bervariasi dan jumlahnya sangat banyak serta memerlukan pengenalan karakter dan arus order barang dan § Menjaga kualitas maupun keberlangsungan stok barang dibutuhkan kecermatan penempatan di lokasi serta pengendalian sistem FIFO (First In First Out).
Sebagai catatan : § Lokasi penyimpanan telah dilindungi sedemikian rupa dengan sistem dan mekanisme standar kontrol operasi, dan atau § Pengelolaan dan perhitungan cermat, analisis serta penyajian data atau informasi yang sifatnya terbatas untuk pihak-pihak tertentu di lingkungan organisasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan
MENENGAH
TINGGI MT
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah :
§ Pengelolaan dan penyusunan sistem kerja yang melibatkan proses analisis mendalam,dan apabila terjadi kelambanan dan semacam- nya akan sangat berdampak berjalannya rangkaian proses kerja dan signifikan berdampak pada aspek keuangan organisasi, dan atau
§ Penyajian rekomendasi atas hasil analisis proposal kerja yang dilengkapi dengan hasil penelitian antara lain dapat berupa benchmark, sebagai bahan dasar pengambilan keputusan di tingkat stratejik operasional sehingga sifatnya terbatas hanya untuk beberapa pemegang jabatan yang ditetapkan
TINGGI T
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah :
§ Pengelolaan data dan informasi di tingkat Sekretariat Direksi, yang bervariasi dan kompleks, bersifat stricly confidential sampai dengan private confidential, dan atau
§ Penyajian rekomendasi atas hasil analisis proposal kerja yang dilengkapi dengan hasil penelitian antara lain dapat berupa benchmark, sebagai bahan dasar pengambilan keputusan di tingkat st ratejik oper as ional, yang dapat ber dampak pada c itra organisasi dan konsekuensi hukum langsung
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
54
Tabel 3.11. Corporate Grade Faktor 8.2
TINGKAT DESKRIPSI : LANGSUNG ( DETERMINATE
KECIL K
Alternatif kondisi pada tingkat ini, ialah : § Berupa tanggungjawab anggaran unit dan atau proyek, cukup
dilaporkan atasan lansung pada 2 (dua) tingkat di bawah Direksi, atau
§ Berupa tingkat pendapatan tingkat 1 (satu) atau terendah diantara kelompoknya, yang dihasilkan dari rangkaian proses layanan medik langsung, dan berdampak pada citra dan konsekuensi hukum bagi organisasi serta langsung kepada individu pemegang jabatan tersebut.
SEDANG S
Alternatif kondisi pada tingkat ini, ialah : § Berupa tanggungjawab anggaran unit dan atau proyek, dilaporkan
atasan langsung pada 1 (satu) tingkat di bawah Direksi dan ke bagian Keuangan, dan
§ Yang bersangkutan akuntabel langsung pada saat audit yang berkaitan keuangan, ketaatan prosedur serta terhadap kebijakan, atau
§ Berupa tingkat pendapatan tingkat 2 (dua) dari yang terendah kelompoknya, yang dihasilkan dari rangkaian proses layanan medik langsung, dan dapat berdampak pada citra dan konsekuensi hukum bagi organisasi serta langsung kepada individu pemegang jabatan tersebut
.
MENENGAH M
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah : § Berupa tanggungjawab anggaran unit dan atau proyek, harus
dilaporkan kepada atasan langsung yaitu di tingkat Direksi dan bagian Keuangan, dan
§ Kemungkinan dipresentasikan lintas fungsi di tingkat strategis atau panel atau komite, dan
§ Yang bersangkutan akuntabel langsung pada saat audit keuangan, ketaatan prosedur serta terhadap kebijakan, atau
§ Berupa tingkat pendapatan tingkat 3 (tiga) diantara kelompoknya, yaitu yang dihasilkan dari rangkaian proses layanan medik langsung, dan dapat berdampak pada citra dan konsekuensi hukum bagi organisasi dan individu pemegang jabatan tersebut. STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
55
TINGGI T
Alternatif kondisi pada tingkat ini, adalah : § Berupa tanggungjawab anggaran unit dan atau proyek, selain
dilaporkan atasan langsung yaitu di tingkat Direksi dan bagian Keuangan, dan
§ Kemungkinan dipresentasikan lintas fungsi tingkat strategis atau panel atau komite
§ Memungkinkan pula sebagai representasi organisasi untuk mempertanggungjawabkan kepada pihak luar yang memiliki legitimasi lebih tinggi, dan
§ Yang bersangkutan akuntabel langsung pada saat audit oleh pihak internal maupun eksternal, yang berkaitan keuangan, ketaatan prosedur, kebijakan serta hukum, dan
§ Apabila terjadi masalah maka dapat berdampak secara signifikan terhadap citra organisasi dan permasalahan hukum yang berkaitan dengan kehidupan jangka panjang organisasi serta individu pemegang jabatan tersebut, atau
§ Berupa tingkat pendapatan tertinggi diantara kelompoknya, yang dihasilkan dari rangkaian proses layanan medik langsung, dan dapat berdampak pada citra organsasi jangka panjang dan konsekuensi hukum baik bagi organisasi maupun pemegang jabatan yang bersangkutan
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Tabel 3.12. Corporate Grade Faktor 9
FAKTOR # 9 : PERAN JABATAN
Adalah tingkat tuntutan kompleksitas peran jabatan terhadap usaha inti organisasi berdasarkan karakter atau sifat dan posisi kontribusi jabatan dalam pengendalian resiko usaha inti tersebut
TINGKAT DESKRIPSI
REMOTE R § Sebagai pendukung jauh dalam proses pencapaian hasil akhir usaha inti organisasi
KONTRIBUSI K § Hasil kerjanya berupa layanan yang akan mempengaruhi signifikan kelancaran fungsi-fungsi proses organisasi
BERPERAN B § Hasil kerjanya merupakan katalisator signifikan dan langsung terhadap layanan dan usaha inti organisasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
56
UTAMA U § Hasil kerjanya secara signifikan dan langsung terkait dekat
dengan rangkaian proses layanan usaha inti organisasi.
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Pada Tabel #9 tentang peran jabatan ini, akan menilai tingkat tuntutan kompleksitas peran
jabatan terhadap usaha inti organisasi berdasarkan karakter atau sifat dan posisi kontribusi
jabatan dalam pengendalian resiko usaha inti tersebut, jika peran jabatan itu sebagai
pendukung akan diberikan kode “R” jika signifikan akan diberikan nilai kode “K”, dan
seterusnya, kemudian penentuan nilainya dapat dilihat pada tabel 4.19 dan tabel 4.20
Tabel 3.13. Corporate Grade Faktor 10
FAKTOR # 10 : PROBABILITAS RESIKO
Adalah tingkat : § Kemungkinan timbulnya gangguan dan atau resiko karena terjadinya kekurangtepatan
sampai dengan kesalahan tindakan dalam proses kerja disebabkan karena faktor-faktor yang tak terduga
TINGKAT DESKRIPSI
MINIMAL I § Faktor-faktor yang mempengaruhi relatif stabil, sehingga
kemungkinan terjadinya gangguan dan kesalahan kerja sangat kecil
SEDANG II § Faktor-faktor yang mempengaruhi dapat berubah dan berkem-
bang sehingga memungkinkan terjadinya gangguan namun relatif memungkinkan untuk segera dapat diatasi
MENENGAH III § Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses pekerjaan,
memungkinkan terjadinya gangguan dan atau kesalahan tindakan , yang relatif sulit dideteksi pada saat proses berlangsung, namun masih dapat dikoreksi walaupun memungkinkan mengganggu operasional
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
57
TINGGI IV § Faktor-faktor sangat kompleks, dapat berubah dan berkembang
sangat cepat bahkan tak terduga, sehingga sangat memungkin- kan terjadinya gangguan, salah perkiraan, dan kesalahan tindakan keputusan yang memungkinkan berdampak terhadap kehidupan jangka panjang organisasi
Sumber : paparan Sesditjen Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 25 September 2014
Sedangkan untuk penilaian #10 Probabilitas dan risiko akan dibagi menjadi risiko
minimal, sedang menengah dan tinggi dengan faktor-faktor tertentu yg ada dalam tabel 3.12
dan skor penentuan nilai untuk probabilitas risiko kecil akan dinilai sebesar 55% dengan
kode “I”, sdang dengan nilai 65% dengan kode “II”, menengah dengan nilai 75% diberi kode
“III” dan risiko tingga dengan nilai 85% dengan kode “IV”. Tabel penilaian dapat dilihat
pada tabel 4.21
3.2.4 Point Indeks (PI)
Point Indeks adalah salah satu faktor pengali yang digunakan dalam
menghitung harga jabatan sebelum ditampilkan dalam usulan Point Indeks (PI)
merupakan hasil dari pembagian dari alokasi insentif dengan total Job Value.
Besaran Point Indeks (PI) di satuan kerja adalah sama (hanya satu untuk semua
kelompok jabatan). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung Pay For
Position dengan Point Indeks (PI) menggunakan rumus sebagai berikut :
Poin Indeks = Total Anggaran Remunerasi setelah dikurangi P3 Total Nilai Jabatan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
58
3.3 Populasi dan Sample
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi diartikan sebagai kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu
yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Populasi penelitian ini adalah pegawai/karyawan dilingkungan RSUP Dr.
Sardjito yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian atau populasi yang menjadi subjek penelitian, yang
dapat mewakili populasi penelitian. “Sampel adalah sebagian atau wakil yang
diteliti”, dengan melihat jenis jabatan. Metode pengambilan sampel adalah berapa
jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat
menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang
sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan
pemborosan biaya penelitian. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182) Sugiyono
(2013), sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
59
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi
kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin
kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi.
Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi
95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan
jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar
jumlah sampel yang dibutuhkan.
3.3.2.1 Objek Penelitian
Obyek penelitian yaitu apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Moleong, 2010). Menurut Suharsimi (2006:130)
populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai yang ada dilingkungan RSUP. Dr. Sardjito
Yogyakarta. Suharsimi (2006) juga berpendapat bahwa subjek yang
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
3.3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pendepskipsian sistem
pembagian insentif yang ada di lingkungan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
60
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.4.1 Interview (wawancara)
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013 :231), wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut
(Suharsimi, 2006) metode pengumpulan data adalah mengamati variabel yang
akan diteliti dengan menggunakan metode interview, test, dan sebagainya.
Dalam suatu penelitian metode pengumpulan data merupakan faktor penting
yang harus dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliable.
Wawancara yang dilakukan adalah dengan bebas terpimpin yaitu peneliti
menggunakan pedoman wawancara dalam memperoleh suatu data akan tetapi
tidak menutup kemungkinan bahwa wawancara yang dilakukan bisa
berkembang namun tetap berkaitan dengan pemberian insentif karyawan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
3.4.2 Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145), mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
61
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan penting peristiwa yang sudah berlalu
yangberbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2013: 240). Dokumentasi yang dimaksud adalah data-data rumah
sakit, foto atau dokumen lainnya dengan cara menyalin dan menganalisis
terhadap data yang ada.
3.5 Metode Analisis
Dengan melakukan analisis deskriptif dari data yang ada dilapangan dan data yang
didapat oleh penulis, serta disesuaikan dengan teori yang ada, untuk mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DAN PROFIL
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta merupakan Rumah Sakit Kelas A Pendidikan
dengan kapasitas 732 tempat tidur. Wilayah cakupan pelayanan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Bagian Selatan.
RSUP Dr. Sardjito menyediakan berbagai jenis pelayanan medis spesialistik dan sub
spesialistik, serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan serta penelitian.
Dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pelayanan publik dibidang
kesehatan, RSUP Dr. Sardjito bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran, Kedokteran
Gigi, Farmasi UGM dan Lembaga Pendidikan lainnya dalam melaksanakan fungsi
pendidikan bagi tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pelayanan kesehatan serta
kegiatan Penelitian dan Pengembangan bidang manajemen pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 126
/VI/Kab.B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974 tentang pendirian RSUP Dr. Sardjito telah
ditetapkan Prof. Dr. Ismangun sebagai Direktur pertama RSUP DR. Sardjito. Pada
tanggal 3 September 1974, Poliklinik RSUP DR. Sardjito mulai operasional sementara
proses pembangunan terus berlanjut. Pada hari Senin Kliwon, 8 Februari 1982, RSUP
Dr. Sardjito diresmikan oleh Presiden RI, dan tanggal ini dijadikan hari kelahiran RSUP
Dr. Sardjito.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
63
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2000, tentang Perusahaan Jawatan
(PERJAN ) dan Peraturan Pemerintah No. 121 tahun 2000 Tanggal 12 Desember 2000,
RSUP Dr. Sardjito ditetapkan sebagai Perusahaan Jawatan.
Diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), maka pengelolaan RSUP
Dr. Sardjito berubah dari Perusahaan Jawatan menjadi Unit Pelaksana Teknis
Departemen Kesehatan dengan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan
Umum (BLU) dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 861 / Menkes / VI / 2005
tentang Perubahan bentuk Rumah Sakit Perjan.
RSUP Dr. Sardjito berhasil terakreditasi paripurna oleh KARS pada April 2014 dan
saat ini sedang meraih Akreditasi Internasional yaitu Joint Comission International (JCI)
dan berhasil melalui Mock Survey pada bulan Juni 2013 dan Initial Survey pada bulan
Maret 2014, sedangkan Fokus Survey akan dilaksanakan bulan Agustus 2014, dan akan
menjadi rumah sakit Academic Medical Centre yang pertama di Asia Tenggara
Sampai dengan saat ini rumah sakit sudah memberikan reward dalam bentuk
Tunjangan Kesejahteraan Rumah Sakit (TKRS), Insentif dan Jasa Pelayanan yang
bersumber dari PNBP-BLU, akan tetapi pembagian tersebut belum mengacu kepada
sistem remunerasi berbasis kinerja yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Utama. Untuk itu perlu adanya payung hukum yang dapat dipertanggung
jawabkan secara transparan.
Pemberian insentif berbasis kinerja sangat diperlukan segera dalam rangka
menghadapi tuntutan pelayanan Rumah Sakit, hal ini harus didukung oleh SDM yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
64
berdedikasi dan berkualitas. Tujuan utama dari pemberian insentif kepada pegawai
bertujuan untuk :
Dari uraian tersebut di atas terdapat urgensi dalam pengusulan insentif RSUP Dr.
Sardjito dengan alasan sebagai berikut :
1. Mendukung strategi usaha RSUP Dr. Sardjito dalam menjalankan visi dan misinya
2. Membangun tim kerja yang solid
3. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas dalam menghadapi persaingan
usaha yang semakin kompleks
4. Untuk memacu motivasi pegawai, membangun komitmen dalam bekerja dan
mengembangkan kompetensi rumah sakit
5. Memberikan penghargaan atas pekerjaan dan kinerja
6. Memberikan penghargaan atas pekerjaan didasarkan prinsip kesetaraan tingkat
kompleksitas, pencapaian total target kinerja dan individu
Sistem insentif adalah sistem imbal jasa yang dikelola dengan sistem keuangan dan
peraturan rumah sakit untuk pegawai tetap BLU Rumah Sakit selain Dewan Pengawas
dan Direksi, dan disusun serta ditetapkan berdasarkan kerangka berpikir, prinsip-prinsip
dan ketentuan dasar yang ditetapkan dalam pedoman ini, dengan tetap menyesuaikan
pada kondisi dan kemampuan keuangan masing-masing rumah sakit.
Sistem insentif untuk Dewan Pengawas dan Direksi telah diatur dalam ketentuan
tersendiri. Sebagai sistem yang menjembatani kepentingan antara pemberi kerja yaitu
rumah sakit dengan pelaksana kerja yaitu pegawai, maka sistem insentif yang mengacu
kepada sistem Remunerasi wajib disusun dan ditetapkan dengan mempertimbangkan
beberapa aspek.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
65
Penyusunan dan penetapan sistem insentif ini bertujuan untuk mendukung strategi
usaha rumah sakit dalam menjalankan visi dan misinya, dengan menyesuaikan kondisi
dan kemampuan keuangan masing-masing rumah sakit serta mengikuti ketentuan
peraturan yang berlaku.
Manfaat dari ditetapkannya sistem insentif ini adalah untuk memacu motivasi
pegawai agar memiliki komitmen tinggi dalam bekerja dengan mentaati segala
ketentuan dan peraturan yang berlaku, membangun tim kerja yang solid, menunjukkan
kinerja yang diharapkan rumah sakit serta memacu motivasi pegawai untuk membangun
kompetensi rumah sakit secara berkelanjutan.
4.2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang hasil penelitian, akan dijabarkan berdasarkan
tahapan berikut :
4.2.1 Pendapatan Rumah Sakit
Survey data yang dilakukan pada bulan November 2017 – Januari 2018, jumlah
pendapatan rumah sakit adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Target dan Pendapatan Rumah Sakit
Tahun Target PNBP Pendapatan
November
18,000,000,000.00
20,037,804,254.83
Desember
20,000,000,000.00
24,955,912,746.00
Januari
22,000,000,000.00
30,460,492,758.50
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
66
Berdasarkan tabel 4.1 Tentang Target dan Pendapatan Rumah Sakit dapat dilakukan
analisis bahwa target pendapatan rumah sakit pada bulan November adalah sebesar 18
milyar rupiah, dan pendapatan yang diterima sebesar 20 milyar lebih. Kemudian pada
bulan Desember, target pendapatan dinaikkan menjadi 20 milyar rupiah, yang terjadi
adalah pendapatan meningkat menjadi 24 milyar rupiah lebih. Berdasar data bulan
desember 2017 tersebut, maka rumah sakit menargetkan pendapatan pada bulan
Januari 2017 sebesar 22 milyar rupiah, dan pada akhir bulan Januari 2018 pendapatan
rumah sakit terhitung senilai 30 milyar rupiah lebih.
4.2.2 Jumlah Sample
Untuk menentukan jumlah pegawai yang dijadikan sample data, digunakan rumus
Slovin (Sevilla et. al., 1960:182) dalam Sugiyono (2013) dengan jumlah data seluruh
pegawai RSUP Dr. Sardjito sejumlah 3036 dengan batas toleransi 10%.
Rumus Slovin
Dimana n : Jumlah sample
N : Jumlah Karyawan 3036
e : 10%
Dengan perhitungan : n = N/(1 + N (e)2)
n = 3036/(1+3036 (10%)2)
n = 3036/(1+3036 (0,01))
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
67
n = 3036/(1+30,36)
n = 3036/31,36
n = 96,811 ( dibulatkan menjadi 100)
dengan perhitungan pedoman Slovin sebanyak 100 sample untuk (Penjelasan
dilampiran)
4.2.3 Komponen Insentif
4.2.3.1 Pay For Position
a. Dialokasikan dari dana BLU sesuai dengan grading atau hasil nilai analisa
jabatan masing-masing pegawai baik medis /non medis (PNS/Non PNS), harga
jabatan sesuai dengan grade tertinggi 17 dan grade terendah 1. Komponen ini
bersifat pembayaran tunai kepada pegawai berupa pendapatan langsung dan
besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan BLU.
b. Harga jabatan sesuai dengan grade tertinggi 17 dan grade terendah 1.
Komponen ini bersifat pembayaran tunai kepada pegawai berupa pendapatan
langsung berikut adalah Job Grade yang berlaku di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang kemudian akan dikelompokkan menjadi 17 peringkat, seperti
tabel dibawah ini :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
68
Tabel 4.2 Peringkat Grading
CORP GRADE
17 MEDIK DIRUT
16 MS 4 DIREKTUR
15 MS 3
14 MS 2
13 MS 1
STRATEJIK
LEADER
12 M 3 SL 3
11 M 2 NURSE
PENUNJANG MEDIK
OPERASIONAL LEADER SL 2
10 M 1 N 5 PM 5 OL 4 SL 1
9 N 4 PM 4
OL 3
8
N 3 PM 3
OPERASIONAL STAF
OL 2
7 N 2 PM 2 OS 5 OL 1
6 N 1 PM 1 OS 4
5
OS 3
4
GENERAL RANK
OS 2
3 GR 3 OS 1
2 GR 2
1 GR 1
Sumber : Data Kementerian Kesehatan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan : Untuk posisi GR 1 akan menempati grade 1, untuk posisi
GR2 akan menempati grade 2, untuk GR 3 dan OS 1 akan menempati grade 3, dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
69
seterusnya sesuai dengan gambar. Aturan ini berlaku berdasar arahan dari Kementerian
Kesehatan.
c. Jenis Jabatan
Adalah grading berdasarkan atas nama jabatan yang dimasukkan dalam
kelompok grade. Adapun penentuan jenis jabatan berdasar nama jabatan
diterangkan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Grade Nama Jabatan
KELOMPOK GRADE NAMA JABATAN (UMUM)
Direktur direktur
Medik Spesialis (MS) dokter spesialis, dokter gigi spesialis
Medik (M) dokter umum, dokter gigi
Stratejik Leader (SL) kepala bagian/bidang/instalasi/seksi/sub bagian/unit/ppk
Operasional Leader (OL)
kepala gudang/ pelayanan/rohaniawan/ruang/koordinator/penanggung jawab/yan
Keperawatan (N) perawat pelaksana tk 1/2/3/4
Penunjang Medik (PM)
ahli gizi/ analis lab/ apoteker/ asisten apoteker/ fisika medis/ fisioterapis/ okupasi terapi/ ortotis protetis/ perekam medik/ psikolog/ radiografer/ refraksionis/ sanitarian/ sosial worker/ teknisi alat medis/ teknisi transfusi darah/ terapi wicara
Operasional Staf (OS)
akuntan/ auditor/ bendahara/ kepala regu satpam/ koordinator/ operator billing/ pelaksana administrasi/ pembantu bendahara/ pengadministrasi keuangan/ pengolah data/ programer/ rohaniwan/ sekretaris/ sistem support/ staf analis/ staf pelaporan/ staf penerimaan & pengadaan/ teknisi/ teknisi alat non medis/ verifikator
General Rank (GR)
juru masak/ operator telp/ pelaksana administrasi/ pengemudi/ petugas binatu/ petugas gudang/ petugas kamar gelap/ petugas sanitasi/ pramu husada/ pramu rumah tangga/ pramusaji/ satpam/ teknisi otopsi forensik
Sumber : Data Rs. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
70
Dari tabel diatas sebagai contoh dapat diterangkan sebagai berikut :
Nama jabatan juru masak, operator telepon, pelaksana administrasi, pengemudi,
petugas binatu, petugas gudang, petugas kamar gelap, petugas sanitasi, pramu husada,
pramu rumah tangga, pramusaji, satpam dan teknisi otopsi forensik akan masuk pada jenis
jabatan General Rank (GR)
4.2.3.2 Pay For Performance
Dialokasikan dananya dari BLU berdasarkan kinerja masing-masing BLU
(Perhitungan IKI x IKU)
Nilai IKU adalah jumlah nilai seluruh pegawai dibagi dengan jumlah
pegawai, disajikan dalam rumus sebagai berikut :
Jumlah nilai IKI Pegawai IKU =
10 Jasa pelayanan sebagai sumber dana Pay for performance dibagikan untuk
tenaga medis dan non medis yang besarannya ditentukan oleh pimpinan BLU.
4.2.3.3 Pay For People
Diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan (reward) yang sifatnya
individu dan merupakan kewenangan dari pimpinan BLU sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
4.2.4 Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
Job Description adalah sebuah kumpulan informasi jabatan dan disusun secara
sistematis yang diperoleh melalui Job Analysis, yang dapat mengidentifikasi dan
menguraikan suatu jabatan atau posisi tertentu. Hal ini bertujuan untuk membuat status
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
71
setiap jabatan menjadi jelas akan fungsi & perannya, Hasilnya, dan tanggung
jawabnya.
Untuk mengetahui Job Description dari masing-masing pegawai di lingkungan RSUP
Dr. Sardjito diambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Masing-masing unit kerja membuat struktur Organisasi dan tata hubungan kerja
sebagai gambaran dari pembagian kerja, rentang garis perintah dan tanggung
jawab, garis perintah dan pelaporan baik lini maupun matriks. Adapun tingkatan
Urutan Struktur organisasi dalam masing-masing unit kerja adalah sebagai
berikut:
a) Kepala Bagian/Bidang/Instalasi, Ketua Komite/SPI/KSM/Unit
b) Kepala Sub Bagian/ Seksi,/Wakil Komite
c) Kepala Urusan/ Koordinator/Penanggung jawab
d) Staf Operasional/Staf Teknis
e) Pekarya
2. Membagikan Job Analysis Questioner (JAQ) keseluruh pegawai dilingkungan
RSUP Dr. Sardjito sebagai pengumpul Informasi Jabatan. Adapun format isian
Job Analysis Questioner (JAQ) menerangkan tentang :
a) Identitas jabatan; merupakan jabatan yang diemban oleh pengemban jabatan di
suatu unit kerja pada saat ini.
b) Identitas pemegang jabatan ; merupakan nama pegawai yang mengemban
jabatan dan menyangkut berapa lama sudah menduduki dalam jabatan tersebut
c) Tugas utama, wewenang dan hasil kerja yang diharapkan dari kegiatan kerja.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
72
d) Posisi jabatan dalam struktur organisasi
e) Pengetahuan, Pengalaman &Pelatihan
f) Komunikasi dan Relasi internal maupun eksternal
g) Kondisi Kerja, Waktu dan lingkungan kerja
h) Tuntutan Analitis Dan Pengambilan Keputusan
i) Dampak/Akibat Kekeliruan/Kesalahan
j) Tanggung Jawab Terhadap Keuangan & Asset Fisik
4.2.5 Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)
Evaluasi Jabatan merupakan proses menganalisis suatu jabatan (job analysis)
dimana prosester sebut menggambarkan dan mencatat informasi mengenai perilaku
dan kegiatan pekerjaan. Dalam menentukan evaluasi jabatan untuk mendapatkan
nilai jabatan dengan menggunakan alat penimbang jabatan dengan faktor
penimbang. Adapun faktor penimbang terbagi dalam 3 (tiga) komponen terdiri dari
10 faktor, sebagai berikut :
1) Know How
2) Problem Solving
3) Accountability
4.2.5.1 Know How
Dalam Know How ini terdiri dari 3 faktor yaitu faktor kompetensi teknis, faktor
manajerial dan faktor komunikasi. Dari hasil penghitungan tiga faktor ini akan
ditemukan nilai Job Value.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
73
4.2.5.1.1 Faktor Kompetensi Teknis
Salah satu faktor untuk menimbang jabatan adalah kompetensi
teknis.Kompetensi teksnis adalah Pengetahuan dan Ketrampilan substantial dan
relevan, yang diperoleh melalui Pendidikan Formal, Pelatihan dan Pengalaman
Kerja dalam masa waktu tertentu.Tingkat atau nilai sebuah jabatan menurut
kompetensi teknis ditentukan oleh tinggi rendahnya faktor tersebut. Adapun
tingkatan dan nilainya ada pada table berikut ini:
Tabel 4.4. Faktor #1 Kompetensi Teknis Non KSM FAKTOR #1 : KOMPETENSI TEKNIS - NON KSM
TINGKAT KENAIKAN
PRIMER A 100.00
A/B 105.00
B/A 110.00
TEKNIS DASAR B 115.00
B/C 122.67
C/B 130.33
TEKNIS PRAKTIS C 138.00
C/D 151.67
D/C 165.33
ANALISIS DASAR D 179.00
D/E 206.00
E/D 233.00
ANALISIS TERINTEGRASI E 260.00
E/F 316.33
F/E 372.67
ANALISIS KONSEPTUAL F 429.00
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
74
F/G 543.67
G/F 658.33
PROFESIONAL G 773.00
G/H 1,004.67
H/G 1,236.33
AHLI H 1,468.00
H/I 1,723.00
I/H 1,978.00
MASTER I 2,233.00
Sumber : Data RS. Sardjito
Tabel 4.5. Faktor #1 Kompetensi Teknis KSM FAKTOR #1 : KOMPETENSI TEKNIS - KSM
MEDIS DASAR G/F MA 773.00
MA/MB 889.00
MB/MA 1,005.00
SPESIALIS I MB 1,121.00
MB/MC 1,236.67
MC/MB 1,352.33
SPESIALIS II MC 1,468.00
Sumber : Data RS. Sardjito
4.2.5.1.2 Faktor Manajerial
Faktor Manajerial adalah Kompleksitas kepemimpinan yang dilihat
dari Jenis kepemimpinan yaitu memimpin diri sendiri atau orang lain dan
Sifat kepemimpinan yaitu matriks atau lini Ruang lingkup kepemimpinan,
dapat dilihat pada table sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
75
Tabel 4.6. Faktor #2 Manajerial FAKTOR # 2 : MANAJERIAL
SIFAT TINGKAT KODE LINGKUP %
DIRI SENDIRI I
A IA HUBUNGAN PENGGUNA LAYANAN 10%
B IB HUBUNGAN FUNGSI LAIN 11%
C IC HUBUNGAN MATRIKS
PROYEK LAYANAN MEDIK 13%
KOORDINATOR II A IIA KOORDINATOR TIM KERJA SHIFT 14%
B IIB KOORDINATOR TIM KERJA TETAP 16%
SUPERVISI III
A IIIA MATRIKS OPERASIONAL 23%
B IIIB MATRIKS PROYEK LAYANAN MEDIK 27%
C IIIC LINI TEKNIS OPERASIONAL 41%
MANAJERIAL IV A IVA STRATEGI OPERASIONAL 64%
B IVB STRATEGI USAHA 74%
Sumber : Data RS. Sardjito
4.2.5.1.3 Faktor Komunikasi
Yang dimaksud komunikasi adalah jenis dan konteks informasi peran
jabatan dan tujuan dalam proses komunikasi timbal balik Pihak yang
terlibat dan situasi kontak komunikasi. Untuk tingkat komunikasi dapat
dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel 4.7. Faktor #3 Komunikasi FAKTOR # 3 : KOMUNIKASI
TINGKAT KENAIKAN
UMUM 1 9%
1/2 15%
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
76
2/1 22%
PENTING 2 29%
2/3 40%
3/2 52%
SIGNIFIKAN 3 64%
3/4 68%
4/3 71%
KRITIS 4 75%
Sumber : Data RS. Sardjito
Seperti telah di uraikan di atas dari ke tiga Faktor penimbang evaluasi jabatan maka
dapat diperhitungan Job Value.
Hasil perhitungan Job Value sebagai berikut :
Tabel 4.8. Hasil Penghitungan Job Value
NO NAMA
JABATAN
FAKTOR #1 FAKTOR#2 FAKTOR#3
NILAI KNOWHOW
KOMTEK MANAJERIAL KOMUNIKASI
Profile Nilai Profile Nilai Profile Nilai
1 Dirut H 1468 IVB 0,74 1086,32 4 0,69 1012,92 3567,24
2 Direktur H 1468 IVA 0,64 939,52 4 0,69 1012,92 3420,44
3 PPK G 773 IVA 0,64 494,72 4 0,69 533,37 1801,09
4 Kabag Akuntansi G 773 IVA 0,64 494,72 4 0,69 533,37 1801,09
4.2.5.2 Problem Solving
Adalah “self starting”,thingking yang dipersyaratkan oleh suatu pekerjaan
untuk menganalisis, mengevaluasi, menciptakan, mencari sebab, menarik dan
menggambarkan kesimpulan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
77
Problem solving mempunyai dua dimensi yaitu :
4.2.5.2.1 Faktor Analisis Lingkungan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan analisa lingkungan pekerjaan adalah
kerumitan mental dalam hal Menganalisis masalah sampai dengan
menemukan sebab-sebab masalah paling mungkin dan intinya. Nilai
Analisis Jabatan bagi Jabatan yang ada di Rumah Sakituntuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9. Faktor #4 Analisis Lingkungan Kerja FAKTOR #4. ANALISIS LINGKUNGAN PEKERJAAN
TINGKAT %
REPETISI 1 3%
1/2 4.0%
2/1 4.5%
BERPOLA 2 5.0%
2/3 7%
3/2 9%
SEMI VARIABLE 3 10%
3/4 13%
4/3 16%
VARIABLE 4 19%
4/5 24%
5/4 29%
ADAPTIF 5 34%
5/6 41%
6/5 48%
INOVATIF 6 57%
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
78
4.2.5.2.2 Faktor Pedoman Keputusan
Pedoman keputusan merupakan kerumitan upaya berpikir dalam menentukan
dasar keputusan tindakan untuk mengatasi suatu masalah dan atau menyelesaikan
tugas serta Mengamankan hasil keputusan dan memastikan tercapainya hasil yang
diharapkan.
Tabel 4.10. Faktor #5 Pedoman Keputusan FAKTOR #5. PEDOMAN KEPUTUSAN
TINGKAT %
BAKU, SANGAT RUTIN A 2%
A/B 2.5%
B/A 2.7%
RUTIN B 3%
B/C 3.6%
C/B 4.2%
SEMI RUTIN C 5%
C/D 7%
D/C 9%
KHUSUS DAN OPERASIONAL D 10%
D/E 13%
E/D 16%
INTEGRASI KEBIJAKAN E 19%
E/F 25%
F/E 31%
KEBIJAKAN LUAS F 37%
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
79
Tabel 4.11. Hasil perhitungan Problem Solving, dari 2 faktor penimbang
NO. NAMA JABATAN
FAKTOR #4 FAKTOR#5
NILAI PS ANALISIS PEDOMAN
Profile Nilai Profile Nilai
1 Dirut 6 0,57 2033,327 E 0,19 677,7756 2711,102 2 Direktur 6 0,57 1949,651 E 0,19 649,8836 2599,534 3 PPK 5 0,34 612,3706 E 0,19 342,2071 954,5777 4 Kabag Akuntansi 5 0,34 612,3706 D 0,1 180,109 792,4796
4.2.5.2.3 Faktor Kondisi Kerja
Setiap aktivitas kerja di rumah sakit baik pelayanan maupun penunjang
administrasi berisiko akan menimbulkan akses kerja yang mengancam keselamatan
kerja baik fisik maupun mental kejiwaan. Kondisi kerja yang umum dijumpai di
rumah sakit dapat berupa efek radiasi, infeksi nosokomial, efek gas medis, ledakan
kebakaran dan stress kerja ditempat-tempat tertentu. Sebagai contoh di Instalasi
Radiologi ada petugas yang berhubungan langsung dengan pelayanan yang
memungkinkan terkena efek radiasi yang sangat besar, tetapi ditempat yang sama ada
juga petugas tata usaha atau sekretaris yang tidak berhubungan langsung dengan
radiasi dan tentunya tidak akan mendapatkan efek radiasi sama sekali.
Tabel 4.12. Faktor # 6 Kondisi Kerja Non KSM FAKTOR # 6 : KONDISI KERJA
TINGKAT NILAI
LINGKUNGAN FISIK DAN GANGGUAN
KESEHATAN
A
1 1 A1 2
1/2 1/2 A1/2 4
2/1 2/1 A2/1 6
2 2 A2 7
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
80
2/3 2/3 A2/3 9
3/2 3/2 A3/2 11
3 3 A3 13
3/4 3/4 A3/4 15
4/3 4/3 A4/3 17
4 4 A4 19
KONTRIBUSI FISIK B
1 1 B1 2
1/2 1/2 B1/2 4
2/1 2/1 B2/1 6
2 2 B2 7
2/3 2/3 B2/3 9
3/2 3/2 B3/2 11
3 3 B3 13
3/4 3/4 B3/4 15
4/3 4/3 B4/3 17
4 4 B4 19
KOORDINASI PANCA INDRA
C
1 1 C1 2
1/2 1/2 C1/2 4
2/1 2/1 C2/1 6
2 2 C2 7
2/3 2/3 C2/3 9
3/2 3/2 C3/2 11
3 3 C3 13
3/4 3/4 C3/4 15
4/3 4/3 C4/3 17
4 4 C4 19
POLA JADUAL KERJA D 1 1 D1 2
1/2 1/2 D1/2 4
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
81
2/1 2/1 D2/1 6
2 2 D2 7
2/3 2/3 D2/3 9
3/2 3/2 D3/2 11
3 3 D3 13
3/4 3/4 D3/4 15
4/3 4/3 D4/3 17
4 4 D4 19
KETERDESAKAN TINDAKAN MEDIK
E
1 1 E1 2
1/2 1/2 E1/2 4
2/1 2/1 E2/1 6
2 2 E2 7
2/3 2/3 E2/3 9
3/2 3/2 E3/2 11
3 3 E3 13
3/4 3/4 E3/4 15
4/3 4/3 E4/3 17
4 4 E4 19
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
82
Tabel 4.13. Faktor # 6 Kondisi Kerja KSM FAKTOR # 6 : KONDISI KERJA
TINGKAT NILAI
LINGKUNGAN FISIK & PI
A
1 1 A1 2
1/2 1/2 A1/2 4
2/1 2/1 A2/1 6
2 2 A2 7
2/3 2/3 A2/3 9
3/2 3/2 A3/2 11
3 3 A3 13
3/4 3/4 A3/4 15
4/3 4/3 A4/3 17
4 4 A4 19
INTENSITAS TEKANAN KERJA
B
1 1 B1 2
1/2 1/2 B1/2 4
2/1 2/1 B2/1 6
2 2 B2 7
2/3 2/3 B2/3 9
3/2 3/2 B3/2 11
3 3 B3 13
3/4 3/4 B3/4 15
4/3 4/3 B4/3 17
4 4 B4 19
GANGGUAN SEHAT
C
1 1 C1 2
1/2 1/2 C1/2 4
2/1 2/1 C2/1 6
2 2 C2 7
2/3 2/3 C2/3 9
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
83
3/2 3/2 C3/2 11
3 3 C3 13
3/4 3/4 C3/4 15
4/3 4/3 C4/3 17
4 4 C4 19
Sumber : Data RS. Sardjito
4.2.5.3 Accountability
Faktor relatif ini mengukur tingkat mana kompetensi pekerjaan itu ketika akan
dilakukan, yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari organisasi atau unit dalam
organisasi. Kesempatan untuk berkontribusi pada organisasi tercermin melalui tiga
dimensi:
a) sifat dan tingkat pengambilan keputusan atau pengaruh dari pekerjaan;
b) unit atau fungsi yang paling jelas terpengaruh oleh pekerjaan, dan
c) sifat efek tersebut.
Accountability meliputi:
4.2.5.3.1 Faktor Wewenang (kebebasan bertindak)
Wewenang adalah tingkat legitimasi keputusan dengan tetap taat pada
ketentuan umum, kode etik profesi serta kebijakan dasar organisasi, sesuai
karakter organisasi.Wewenang diakui secara formal oleh organisasi dan diakui
secara profesional dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya serta
menghasilkan kinerja yang diharapkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
84
4.2.5.3.2 Faktor Tanggung Jawab Harta
Ø Nilai harta langsung adalah Tingkat nilai harta yang dikelola secara langsung
atau dihasilkan dan atau dipertanggungjawabkan langsung, formal serta
kontinyu berupa : Anggaran unit kerja , pendapatan atas tindakan layanannya
sebagai profesi medik, resiko keuangan yang ditimbulkan karena dampak
pengelolaan keuangan dan atau resiko hukum atas layanan medik, resiko citra
organisasi yang berdampak pada kehidupan jangka panjang organisasi
Ø Nilai harta tak langsung adalah Tingkat nilai harta yang dikelola secara tidak
langsung, yaitu yang digunakan pada proses layanan umum sampai dengan
pendukung layanan medik.
Tabel 4.14. Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Tidak Langsung
(Indeterminate)
FAKTOR#7 dan 8 : WEWENANG DAN NILAI KELOLA HARTA
A. INDETERMINATE (TIDAK LANGSUNG)
TINGKAT
NILAI KELOLA HARTA
Umum Standar Menenga
h
Menengah Tinggi
Tinggi
U U/S S/U S S/M M/S M M/MT MT/M MT MT/T T/MT T
Spesifik 1 30 34 39 43 49 56 62 71 79 88 101 113 126
1/2 34 39 45 50 57 64 71 79 87 95 109 123 136
2/1 38 44 50 56 63 71 79 87 96 105 119 133 147
Kontrol 2 43 49 56 62 71 79 88 101 113 126 137 147 158
2/3 50 57 64 71 79 87 95 109 123 136 148 159 171
3/2 56 63 71 79 87 96 105 119 133 147 159 172 184
Standar 3 62 71 79 88 101 113 126 137 147 158 171 184 197
3/4 71 79 87 95 109 123 136 148 159 171 185 199 214
4/3 79 87 96 105 119 133 147 159 172 184 199 215 230
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
85
Regulasi 4 88 101 113 126 137 147 158 171 184 197 214 230 247
4/5 95 109 123 136 148 159 171 185 199 214 232 249 267
5/4 105 119 133 147 159 172 184 199 215 230 249 268 288
Regulasi Profesi 5 126 137 147 158 171 184 197 214 230 247 267 288 308
5/6 136 148 159 171 185 199 214 232 249 267 290 312 334
6/5 147 159 172 184 199 215 230 249 268 288 312 336 360
Kebijakan Operasional 6 158 171 184 197 214 230 247 267 288 308 334 359 385
6/7 171 185 199 214 232 249 267 290 312 334 362 390 417
7/6 184 199 215 230 249 268 288 312 336 360 390 420 450
Kebijakan Stratejik 7 197 214 230 247 267 288 308 334 359 385 417 450 482
6.6 5.7 5.0 4.4 3.8
Sumber : Data RS. Sardjito
Tabel 4.15. Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Kecil
FAKTOR#7 dan 8 : WEWENANG DAN NILAI KELOLA HARTA
C. LANGSUNG
TINGKAT
NILAI KELOLA HARTA - KECIL
PERAN JABATAN
R R/K K/R K K/B B/K B B/U U/B U
Spesifik 1 146.00 148.43 150.87 153.30 155.86 158.41 160.97 163.65 166.33 169.01
1/2 158.17 157.40 156.63 155.86 158.45 161.05 163.65 166.38 169.10 171.83
2/1 170.33 166.36 162.38 158.41 161.05 163.69 166.33 169.10 171.87 174.65
Kontrol 2 182.50 175.32 168.14 160.97 163.65 166.33 169.01 171.83 174.65 177.46
2/3 197.71 186.35 175.00 163.65 166.38 169.10 171.83 174.69 177.56 180.42
3/2 212.92 197.39 181.86 166.33 169.10 171.87 174.65 177.56 180.47 183.38
Standar 3 228.13 208.42 188.72 169.01 171.83 174.65 177.46 180.42 183.38 186.34
3/4 247.14 235.58 224.03 212.48 216.02 219.56 223.10 226.82 230.54 234.26
4/3 266.15 262.75 259.35 255.95 260.21 264.48 268.74 273.22 277.70 282.18
Regulasi 4 285.16 289.91 294.66 299.41 304.40 309.39 314.38 319.62 324.86 330.10
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
86
4/5 308.92 314.07 319.22 324.37 329.77 335.18 340.58 346.26 351.94 357.61
5/4 332.68 338.23 343.77 349.32 355.14 360.96 366.78 372.90 379.01 385.12
Regulasi Profesi 5 356.45 362.39 368.33 374.27 380.51 386.74 392.98 399.53 406.08 412.63
5/6 386.15 392.58 399.02 405.46 412.21 418.97 425.73 432.82 439.92 447.02
6/5 415.85 422.78 429.71 436.65 443.92 451.20 458.48 466.12 473.76 481.40
Kebijakan Operasional 6
445.56 452.98 460.41 467.83 475.63 483.43 491.23 499.41 507.60 515.79
6/7 482.69 490.73 498.78 506.82 515.27 523.71 532.16 541.03 549.90 558.77
7/6 519.82 528.48 537.14 545.81 554.90 564.00 573.10 582.65 592.20 601.75
Kebijakan Stratejik 7 556.95 566.23 575.51 584.79 594.54 604.29 614.03 624.27 634.50 644.73
3.8 3.8 3.8 3.8
Sumber : Data RS. Sardjito
Tabel 4.16. Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Sedang
FAKTOR#7 dan 8 : WEWENANG DAN NILAI KELOLA HARTA
B. DETERMINATE (LANGSUNG = L)
TINGKAT
NILAI KELOLA HARTA - SEDANG
PERAN JABATAN
R R/K K/R K K/B B/K B B/U U/B U
Spesifik 1 356.45 362.39 368.33 374.27 380.51 386.74 392.98 399.53 406.08 412.63
1/2 362.39 368.43 374.47 380.51 386.85 393.19 399.53 406.19 412.85 419.51
2/1 368.33 374.47 380.60 386.74 393.19 399.63 406.08 412.85 419.62 426.38
Kontrol 2 374.27 380.51 386.74 392.98 399.53 406.08 412.63 419.51 426.38 433.26
2/3 380.51 386.85 393.19 399.53 406.19 412.85 419.51 426.50 433.49 440.48
3/2 386.74 393.19 399.63 406.08 412.85 419.62 426.38 433.49 440.60 447.70
Standar 3 392.98 399.53 406.08 412.63 419.51 426.38 433.26 440.48 447.70 454.92
3/4 399.53 406.19 412.85 419.51 426.50 433.49 440.48 447.82 455.17 462.51
4/3 406.08 412.85 419.62 426.38 433.49 440.60 447.70 455.17 462.63 470.09
Regulasi 4 412.63 419.51 426.38 433.26 440.48 447.70 454.92 462.51 470.09 477.67
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
87
4/5 419.51 426.50 433.49 440.48 447.82 455.17 462.51 470.22 477.92 485.63
5/4 426.38 433.49 440.60 447.70 455.17 462.63 470.09 477.92 485.76 493.59
Regulasi Profesi 5 433.26 440.48 447.70 454.92 462.51 470.09 477.67 485.63 493.59 501.55
5/6 440.48 447.82 455.17 462.51 470.22 477.92 485.63 493.73 501.82 509.91
6/5 447.70 455.17 462.63 470.09 477.92 485.76 493.59 501.82 510.05 518.27
Kebijakan Operasional 6 454.92 462.51 470.09 477.67 485.63 493.59 501.55 509.91 518.27 526.63
6/7 462.51 470.22 477.92 485.63 493.73 501.82 509.91 518.41 526.91 535.41
7/6 470.09 477.92 485.76 493.59 501.82 510.05 518.27 526.91 535.55 544.19
Kebijakan Stratejik 7 477.67 485.63 493.59 501.55 509.91 518.27 526.63 535.41 544.19 552.96
1.3 1.3 1.3 1.3
Sumber : Data RS. Sardjito
Tabel 4.17. Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Menengah
FAKTOR#7 dan 8 : WEWENANG DAN NILAI KELOLA HARTA
B. DETERMINATE (LANGSUNG = L)
TINGKAT
NILAI KELOLA HARTA - MENENGAH
PERAN JABATAN
R R/K K/R K K/B B/K B B/U U/B U
Spesifik 1 235.80 239.73 243.66 247.59 251.72 255.85 259.97 264.31 268.64 272.97
1/2 239.73 243.73 247.72 251.72 255.92 260.11 264.31 268.71 273.12 277.52
2/1 243.66 247.72 251.79 255.85 260.11 264.38 268.64 273.12 277.59 282.07
Kontrol 2 247.59 251.72 255.85 259.97 264.31 268.64 272.97 277.52 282.07 286.62
2/3 251.72 255.92 260.11 264.31 268.71 273.12 277.52 282.15 286.77 291.40
3/2 255.85 260.11 264.38 268.64 273.12 277.59 282.07 286.77 291.47 296.17
Standar 3 259.97 264.31 268.64 272.97 277.52 282.07 286.62 291.40 296.17 300.95
3/4 264.31 268.71 273.12 277.52 282.15 286.77 291.40 296.25 301.11 305.97
4/3 268.64 273.12 277.59 282.07 286.77 291.47 296.17 301.11 306.05 310.98
Regulasi 4 272.97 277.52 282.07 286.62 291.40 296.17 300.95 305.97 310.98 316.00
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
88
4/5 277.52 282.15 286.77 291.40 296.25 301.11 305.97 311.07 316.17 321.27
5/4 282.07 286.77 291.47 296.17 301.11 306.05 310.98 316.17 321.35 326.53
Regulasi Profesi 5 286.62 291.40 296.17 300.95 305.97 310.98 316.00 321.27 326.53 331.80
5/6 291.40 296.25 301.11 305.97 311.07 316.17 321.27 326.62 331.97 337.33
6/5 296.17 301.11 306.05 310.98 316.17 321.35 326.53 331.97 337.42 342.86
Kebijakan Operasional 6 300.95 305.97 310.98 316.00 321.27 326.53 331.80 337.33 342.86 348.39
6/7 305.97 311.07 316.17 321.27 326.62 331.97 337.33 342.95 348.57 354.20
7/6 310.98 316.17 321.35 326.53 331.97 337.42 342.86 348.57 354.29 360.00
Kebijakan Stratejik 7 316.00 321.27 326.53 331.80 337.33 342.86 348.39 354.20 360.00 365.81
1.3 1.3 1.3 1.3
Sumber : Data RS. Sardjito
Tabel 4.18. Faktor #7 dan #8 Wewenang dan Nilai Kelola Harta Tinggi
FAKTOR#7 dan 8 : WEWENANG DAN NILAI KELOLA HARTA
B. DETERMINATE (LANGSUNG = L)
TINGKAT
NILAI KELOLA HARTA - TINGGI
PERAN JABATAN
R R/K K/R K K/B B/K B B/U U/B U
Spesifik 1 286.62 291.40 296.17 300.95 305.97 310.98 316.00 321.27 326.53 331.80
1/2 291.40 296.25 301.11 305.97 311.07 316.17 321.27 326.62 331.97 337.33
2/1 296.17 301.11 306.05 310.98 316.17 321.35 326.53 331.97 337.42 342.86
Kontrol 2 300.95 305.97 310.98 316.00 321.27 326.53 331.80 337.33 342.86 348.39
2/3 305.97 311.07 316.17 321.27 326.62 331.97 337.33 342.95 348.57 354.20
3/2 310.98 316.17 321.35 326.53 331.97 337.42 342.86 348.57 354.29 360.00
Standar 3 316.00 321.27 326.53 331.80 337.33 342.86 348.39 354.20 360.00 365.81
3/4 321.27 326.62 331.97 337.33 342.95 348.57 354.20 360.10 366.00 371.91
4/3 326.53 331.97 337.42 342.86 348.57 354.29 360.00 366.00 372.00 378.00
Regulasi 4 331.80 337.33 342.86 348.39 354.20 360.00 365.81 371.91 378.00 384.10
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
89
4/5 337.33 342.95 348.57 354.20 360.10 366.00 371.91 378.10 384.30 390.50
5/4 342.86 348.57 354.29 360.00 366.00 372.00 378.00 384.30 390.60 396.90
Regulasi Profesi 5 348.39 354.20 360.00 365.81 371.91 378.00 384.10 390.50 396.90 403.30
5/6 354.20 360.10 366.00 371.91 378.10 384.30 390.50 397.01 403.52 410.03
6/5 360.00 366.00 372.00 378.00 384.30 390.60 396.90 403.52 410.13 416.75
Kebijakan Operasional 6 365.81 371.91 378.00 384.10 390.50 396.90 403.30 410.03 416.75 423.47
6/7 371.91 378.10 384.30 390.50 397.01 403.52 410.03 416.86 423.69 430.53
7/6 378.00 384.30 390.60 396.90 403.52 410.13 416.75 423.69 430.64 437.59
Kebijakan Stratejik 7 384.10 390.50 396.90 403.30 410.03 416.75 423.47 430.53 437.59 444.64
1.3 1.3 1.3 1.3
Sumber : Data RS. Sardjito
4.2.5.3.3 Faktor Peran Jabatan
Ø Peran jabatan langsung adalah tingkat tuntutan kompleksitas peran
jabatan terhadap usaha inti organisasi berdasarkan karakter atau sifat
dan posisi kontribusi jabatan dalam pengendalian resiko usaha inti
tersebut.
Ø Peran jabatan tidak langsung adalah tingkat tuntutan kompleksitas peran
jabatan terhadap usaha inti organisasi berdasarkan karakter atau sifat
dan posisi kontribusi jabatan dalam pengendalian resiko usaha inti
tersebut.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
90
Tabel 4.19. Faktor # 9 Peran Jabatan Tidak Langsung (Indeterminate) Faktor # 9 : PERAN JABATAN
TINGKAT NILAI KENAIKAN
Remote R 0.40
R/K 0.48
K/R 0.57
Kontributor K 0.65 25.0%
K/B 0.73
B/K 0.82
Berperan B 0.90 25.0%
B/U 0.93
U/B 0.97
Utama U 1.00 25.0%
Sumber : Data RS. Sardjito
Tabel 4.20. Faktor # 9 Peran Jabatan Langsung (Determinate) Faktor # 9 : PERAN JABATAN
TINGKAT NILAI KENAIKAN
Remote R 1 0
Kontributor K 1 0
Berperan B 1 0
Utama U 1 0
Sumber : Data RS. Sardjito
4.2.5.3.4 Faktor Probabilitas Risiko
Probabilitas Risiko adalah tingkat kemungkinan timbulnya gangguan dan atau
resiko karena terjadinya kekurangtepatan sampai dengan kesalahan tindakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
91
dalam proses kerja disebabkan karena faktor-faktor yang tak terduga. Untuk lebih
rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.21. Faktor #10 Probabilitas Resiko
FAKTOR#10 : KEMUNGKINAN TIMBULNYA RESIKO
TINGKAT NILAI
Minimal I 55%
Sedang II 65%
Menengah III 75%
Tinggi IV 85%
Sumber : Data RS. Sardjito Hasil perhitungan Accountability adalah sebagai berikut :
Tabel 4.22. Hasil perhitungan Accountability
NO. NAMA JABATAN
FAK
TOR #7
FAKTOR #8
NILAI WEWENA
NG KELOLA HARTA
FAKTOR#9
NILAI PERAN, WEWE
NANG DALAM
FAKTOR#10
NILAI ACCT
WEWE
NANG HARTA PERAN
JABATAN PROBABILITA
S RESIKO
Profile Profile Profile Nilai Profile Nilai
1 Dirut 6 L(T)U 661 U 2,81 1857,41 IV 0,85 1578,799
2 Direktur 5 L(T)B 535 U 2,81 1503,35 IV 0,85 1277,848
3 PPK 6 L(T) 535 K 1,25 668,75 IV 0,85 568,4375
4 Kabag Akuntansi 5 L(M) 433 K 1,25 541,25 IV 0,85 460,0625
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
92
Dari penjelasan tersebut di atas dapat dihasilkan Nilai Job Value (Nilai jabatan) dengan
rumus sebagai berikut :
Tabel 4.23. Job Value (Nilai Jabatan)
NO. NAMA JABATAN NILAI KNOWHOW NILAI PS NILAI ACCT
NILAI KONDISI
TOTAL NILAI JABATAN
(KH+PS+ACCT+NK)
1 Dirut 3567,24 2711,102 1578,799 20 7568
2 Direktur 3420,44 2599,534 1277,848 43 6128
3 PPK 1801,09 954,5777 568,4375 20 2508
4 Kabag Akuntansi 1801,09 792,4796 460,0625 30 2508
4.2.6 Struktur dan Skala Insentif
4.2.6.1 Struktur Insentif
Dalam pembentukan struktur melalui proses penetapan job grade pada tingkat
corporate dan profesi. Peringkat pekerjaan / Job Grading adalah pengelompokan
tingkat kompleksitas tuntutan pekerjaan dari terendah sampai tertinggi, sebagai hasil
perbandingan antar pekerjaan melalui proses evaluasi pekerjaan, yang dapat berupa
Corporate Grade dan Professional Grade. Corporate Grade adalah susunan
peringkat untuk seluruh pekerjaan dalam organisasi.
Langkah – langkah dalam Proses pembentukan Job Grading sebagai berikut:
Job Value = Know How + Problem solving + Accountability
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
93
1) Apabila sudah didapat nilai jabatan seluruh pegawai, kemudian disusun nilai
terendah sampai dengan tertinggi, Di RSUP Dr. Sardjito didapat Nilai terendah
216 dan teringgi 9407.
2) Korporat dan profesional grade di RSUP Dr. Sardjito terbagi dalam kelompok
jabatan sebagai berikut :
a) Direksi
b) Strategic Leader
c) Medik
d) Operasional Leader
e) (Nurse) Perawat
f) Penunjang Medik
g) Operasional staf
h) General Rank
Setelah diperoleh nilai job grade dari yang terendah sampai yang tertinggi,
selanjutnya dikelompokkan menjadi 17 peringkat. Masing-masing peringkat
mempunyai nilai terendah dan tertinggi. Perbedaan tiap peringkat dikendalikan
dengan penambahan nilai JND (just noticeable difference) 20%.
Adapun langkah selanjutnya yang harus dikerjakan setelah menentukan grading
adalah mencari besaran insentif yang akan diberikan kepada setiap pegawai dengan
memperhitungkan beberapa faktor yaitu Pay For Position, Pay For Performance dan
Pay For People, dengan masing-masing aturan yang telah di tetapkan didalamnya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
94
Berikut adalah tabel hasil penentuan grading dari penghitungan 10 Faktor
penimbang yang telah disampaikan sebelumnya dengan ketentuan batas maksimal
dan maksimal dari setiap peringkat jabatan yang ada di Rumah Sakit Sardjito
Yogyakarta.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
95
Tabel 4.24. PERINGKAT JABATAN KORPORATE DAN PROFESIONAL / FUNGSIONAL
CORP
GRADE
BATAS GRADE
MIN
JND BATAS GRADE
MAKS
CORP
GRADE
17 6.811 20% 8.324 MEDIK DIRUT 17
16 5.448 20% 6.810 MS 4 DIREKTUR 16
15 4.358 20% 5.447 MS 3 15
14 3.485 20% 4.357 MS 2 14
13 2.787 20% 3.484 MS 1 13
12 2.229 20% 2.786
M 3 STRATEGIK
LEADER
12
11 1.782 20% 2.228
M 2 NURSE PENUNJANG
MEDIK
OPERASIONAL LEADER SL 3 11
10 1.425 20% 1.781 M 1 N 5 PM 5 OL 4 SL 2 10
9 1.139 20% 1.424 N 4 PM 4 OL 3 SL 1 9
8 911 20% 1.138 N 3 PM 3 OPERASIONAL STAFF OL 2 8
7 728 20% 910 N 2 PM 2 OS 5 OL 1 7
6 589 19% 727 N 1 PM 1 OS 4 6
5 482 18% 588 OS 3 5
4 399 17% 481 GENERAL RANK OS 2 4
3 334 16% 398 R 3 OS 1 3
2 283 15% 333 R 2 2
1 240 15% 282 R 1 1
Keterangan :
MS : Medik Spesialis SL : Stategik Leader
M : Medik OL : Operasional Leader
N : Nurse OS : Operation Staff
PM : Penunjang medik GR : General Rank
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
96
Tabel 4.25. Hasil Perhitungan Nilai Jabatan dan Grade Berdasar Sampel Data
NO
KODE
KD
NAMA JENIS JABATAN
NILAI KONDISI TOTAL NILAI
JABATAN KD GRADE
1 NS181 5 NS Perawat Pelaksana TK 1 32,00 460,24 N1
2 NS184 5 NS Perawat Pelaksana TK 1 27,00 455,24 N1
3 NS111 5 NS Perawat Pelaksana TK 2 97,00 641,47 N2
4 NS112 5 NS Perawat Pelaksana TK 2 97,00 641,47 N2
5 NS107 5 NS Perawat Pelaksana TK 3 32,00 622,26 N3
6 NS110 5 NS Perawat Pelaksana TK 3 27,00 617,26 N3
7 NS038 5 NS Perawat Pelaksana TK 4 97,00 1.050,87 N4
8 NS039 5 NS Perawat Pelaksana TK 4 97,00 1.050,87 N4
9 NS001 5 NS Perawat Pelaksana TK 5 97,00 1.197,58 N5
10 OS111 7 OS Verifikator Akuntansi Tk 1 12,00 451,90 OS1
11 OS067 7 OS Verifikator Akuntansi Tk 2 12,00 555,68 OS2
12 OS070 7 OS Pengolah Data 12,00 555,68 OS2
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
97
13 OS008 7 OS Asisten Akuntan 12,00 950,60 OS4
14 SL002 3 SL Kepala Bagian Akuntansi dan Verifikasi 22,00 2.917,76 SL3
15 OS020 7 OS Staf Pelaporan Akuntansi 12,00 894,61 OS4
16 SL027 3 SL Kepala Sub Bag Akuntansi Keuangan 22,00 2.620,90 SL2
17 SL028 3 SL Kepala Sub Bag Akuntansi Manajemen dan Verifikasi 22,00 2.620,90 SL2
18 GR045 8 GR Pramu Rumah Tangga 12,00 212,07 GR1
19 OS001 7 OS Akuntan 12,00 1.085,04 OS5
20 GR029 8 GR Pramu Farmasi 12,00 302,35 GR2
21 OL019 4 OL Kepala Produksi Farmasi 22,00 2.050,11 OL4
22 OL020 4 OL Kepala Distribusi 22,00 2.050,11 OL4
23 OL021 4 OL Kepala Swakelola Hospita Farma 22,00 2.050,11 OL4
24 OL022 4 OL Kepala Gudang Farmasi 22,00 2.050,11 OL4
25 OL118 4 OL PJ Pelayanan Administrasi - Logistik, Keangan, SDM dan Diklit 22,00 1.921,54 OL4
26 PM084 6 PM Staff Teknis Farmasi - Tk 1 12,00 560,50 PM1
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
98
27 PM037 6 PM Staff Klinis Farmasi - Tk 1 12,00 923,59 PM3
28 PM015 6 PM Staff Klinis Farmasi - Tk 3 12,00 1.227,63 PM5
29 PM016 6 PM Staff Farmasi - Tk 2 12,00 1.021,06 PM4
30 GR036 8 GR Pelaksana Berkas RM - Tk 1 17,00 299,06 GR2
31 GR001 8 GR Pelaksana Berkas RM - Tk 2 17,00 383,76 GR3
32 PM083 6 PM Rekam Medik - Tk 1 17,00 565,50 PM1
33 PM067 6 PM Rekam Medik - Tk 2 17,00 589,94 PM2
34 PM044 6 PM Rekam Medik - Tk 3 17,00 922,45 PM3
35 PM027 6 PM Rekam Medik - Tk 4 17,00 1.009,53 PM4
36 PM008 6 PM Rekam Medik - Tk 5 17,00 1.225,54 PM5
37 OL039 4 OL Kepala Pengolahan Data Rekam Medik 22,00 2.050,11 OL4
38 OL068 4 OL PJ Pelayanan Logistik dan Keuangan 22,00 2.050,11 OL4
39 OL028 4 OL PJ Pelayanan Administrasi & SDM 22,00 1.921,54 OL4
40 GR023 8 GR Juru Masak - Tk 1 12,00 305,43 GR2
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
99
41 GR038 8 GR Pramusaji - Tk 2 40,00 262,54 GR2
42 GR043 8 GR Pramusaji - Tk 1 40,00 262,54 GR2
43 GR010 8 GR Juru Masak - Tk 2 12,00 309,73 GR3
44 PM078 6 PM Pelaksana Pelayanan Gizi - Tk 1 17,00 559,69 PM1
45 PM054 6 PM Pelaksana Pelayanan Gizi - Tk 2 17,00 589,94 PM2
46 PM036 6 PM Pelaksana Pelayanan Gizi - Tk 3 17,00 922,45 PM3
47 PM012 6 PM Pelaksana Pelayanan Gizi - Tk 5 17,00 1.109,71 PM4
48 PM018 6 PM Pelaksana Pelayanan Gizi - Tk 4 17,00 1.009,53 PM4
49 OS085 7 OS Staf Gudang Gizi - Tk 1 12,00 555,68 OS2
50 PM071 6 PM Teknisi Transfusi Darah - Tk 1 73,00 615,69 PM1
51 PM075 6 PM Analis Laboratorium - Tk 1 73,00 615,69 PM1
52 PM053 6 PM Teknisi Transfusi Darah - Tk 2 73,00 645,94 PM2
53 PM055 6 PM Analis Laboratorium - Tk 2 73,00 645,94 PM2
54 PM034 6 PM Analis Laboratorium - Tk 3 73,00 978,45 PM4
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
100
55 OL044 4 OL Koordinator Pelayanan Hematologi Klinik 33,00 1.291,74 OL3
56 OL045 4 OL Koordinator Pelayanan Kimia Klinik 33,00 1.291,74 OL3
57 OL046 4 OL
Koordinator Pelayanan Lab Mikrobiologi. Parasitologi dan Imunologi 33,00 1.291,74 OL3
58 OL143 4 OL PJ Pelayanan Administrasi - Logisitik, Keuangan, SDM 22,00 1.921,54 OL4
59 OL144 4 OL PJ Pelayanan Pemeliharaan dan Pengembangan Fasilitas 22,00 1.921,54 OL4
60 PM088 6 PM Teknisi Alat Medis (D3) - Tk 1 39,00 575,14 PM1
61 PM066 6 PM Teknisi Alat Medis (D3) - Tk 2 39,00 613,74 PM2
62 PM052 6 PM Teknisi Alat Medis (D3) - Tk 3 39,00 927,39 PM3
63 PM014 6 PM Teknisi Alat Medis (D3) - Tk 5 39,00 1.112,04 PM4
64 PM030 6 PM Teknisi Alat Medis (D3) - Tk 4 39,00 1.021,30 PM4
65 OS109 7 OS Teknisi Alat Non Medis (D3) - Tk 1 28,00 465,23 OS1
66 OS066 7 OS Teknisi Alat Non Medis (D3) - Tk 2 17,00 553,14 OS2
67 OS061 7 OS Teknisi Alat Non Medis (D3) - Tk 3 17,00 599,99 OS3
68 OS023 7 OS Teknisi Alat Non Medis (D3) - Tk 4 17,00 887,17 OS4 STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
101
69 OS007 7 OS Teknisi Alat Non Medis (D3) - Tk 5 17,00 969,32 OS5
70 GR019 8 GR Satpam 12,00 309,73 GR3
71 OS128 7 OS Kepala Regu Satpam - Regu A 12,00 451,90 OS1
72 OS065 7 OS Komandan Satuan Pengaman 12,00 570,63 OS2
73 SL098 3 SL Kepala Instalasi Pengamanan dan Penertiban RS 22,00 2.258,12 SL1
74 GR032 8 GR Pelaksana Operator dan Pemeliharaan Mesin - Tk 1 56,00 259,15 GR2
75 GR034 8 GR Pelaksana Sterilisasi - Tk 1 50,00 253,15 GR2
76 GR033 8 GR Pelaksana Re-use AMHP dan Repacking MHP - Tk 1 27,00 230,15 GR2
77 GR005 8 GR Petugas Dekontaminasi - Tk 2 62,00 355,43 GR3
78 GR002 8 GR Pelaksana Operator dan Pemeliharaan Mesin - Tk 2 56,00 349,43 GR3
79 GR004 8 GR Pelaksana Sterilisasi - Tk 2 50,00 343,43 GR3
80 GR003 8 GR Pelaksana Re-use AMHP dan Repacking MHP - Tk 2 27,00 320,43 GR3
81 GR035 8 GR Petugas Dekontaminasi - Tk 1 62,00 265,15 GR3
82 OS147 7 OS Pelaksana Sterilisasi Tk.3 50,00 472,48 OS1
83 SL071 3 SL Kepala Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi 22,00 2.296,24 SL1
84 GR049 8 GR Petugas Kamar Gelap Tk 1 12,00 215,80 GR1
85 GR039 8 GR Petugas Kamar Gelap Tk 2 12,00 257,18 GR2
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
102
86 NS163 5 NS Perawat Pelaksana TK 1 60,00 488,24 N1
87 NS126 5 NS Perawat Pelaksana TK 2 60,00 604,47 N2
88 NS089 5 NS Perawat Pelaksana TK 3 60,00 650,26 N3
89 NS052 5 NS Perawat Pelaksana TK 4 60,00 1.013,87 N4
90 NS015 5 NS Perawat Pelaksana TK 5 60,00 1.160,58 N5
91 PM074 6 PM Radiografer Radioterapi - Tk 1 54,00 602,50 PM1
92 PM076 6 PM Radiografer Kedokteran Nuklir - Tk 1 44,00 592,50 PM1
93 PM058 6 PM Radiografer Radiodiagnostik Khusus - Tk 2 79,00 651,94 PM2
94 PM059 6 PM Radiografer Radiodiagnostik Umum - Tk 2 67,00 639,94 PM2
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
103
4.2.6.2 Skala Insentif
Skala insentif merupakan suatu entitas angka – angka yang koheren (besaran-besaran
remunerasi moneter) yang menetapkan upah individual menurut proporsi-proporsi
tertentu dan menetapkan hubungan-hubungan dalam upah antara pekerjaan dan pekerja
dalam suatu unit organisasional. Setelah diperoleh nilai job grade dari yang terendah
sampai yang tertinggi, selanjutnya diperoleh 17 peringkat jabatan di RSUP dr. Sardjito.
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel. 4.26 Skala Insentif RSUP Dr. Sardjito
CORP GRADE BATAS GRADE MIN JND BATAS GRADE MAKS
17 6.811 20% 8.324
16 5.448 20% 6.810 15 4.358 20% 5.447 14 3.485 20% 4.357 13 2.787 20% 3.484
12 2.229 20% 2.786 11 1.782 20% 2.228 10 1.425 20% 1.781 9 1.139 20% 1.424
8 911 20% 1.138 7 728 20% 910 6 589 19% 727 5 482 18% 588
4 399 17% 481 3 334 16% 398 2 283 15% 333 1 240 15% 282
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
104
4.2.7 Besaran Insentif
a. Pay For Position
Untuk menghitung Pay For Position dengan Point Indeks (PI) menggunakan rumus
sebagai berikut :
Poin Indeks = Total Anggaran Remunerasi setelah dikurangi P3 Total Nilai Jabatan
Berdasar data pendapatan bulan Januari 2018, gambaran besaran PI RSUP. Dr.
Sardjito digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 4.27 Hasil perhitungan P1,P2,P3, Job Value dan Point Indeks
Pendapatan Januari 2018 30,460,492,758
Pagu Insentif (40%) 12,184,197,103
Kebutuhan anggaran Pay For Position (P1) 3,143,522,853
Kebutuhan anggaran Pay For Performance (P2) 7,334,886,656
Kebutuhan anggaran Pay For People (P3) DLL 1,705,787,594
Total Job Value 21,924
Anggaran Insentif Setelah dikurangi P3 dl (P1 + P2) 10,478,409,509
Poin Indeks Rupiah 39,829
b. Pay For Performace
Dasar perhitungan Pay For Performance adalah berdasarkan Key Performance Indikator
(KPI) untuk menghindarkan subyektifitas penilaian, dengan menggunakan Indeks Kinerja
Individu (IKI) dan Indeks Kinerka Unit (IKU)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
105
Tabel 4.28. Penilaian Kinerja Individu (IKI)
KATEGORI NILAI
NILAI NILAI
IKI TARGET KINERJA
BAIK SEKALI ≥ 15 3 ≥ 150%
BAIK
11 sd. < 15 2.9 140% sd. < 150%
10 sd. < 11 2.6 130% sd. < 140%
9 sd. < 10 2.3 115 % sd. < 130%
8 sd. < 9 2 100% sd. < 115%
SEDANG
7 sd. < 8 1.9 96% sd. < 100 %
6 Sd. < 7 1.6 94 % sd. < 96%
5 sd. < 6 1.3 92 % sd. < 94%
4 sd. < 5 1 90 % sd. < 92%
KURANG
3 sd. < 4 0.9 80% sd. < 90%
2 sd. < 3 0.8 70% sd. < 80%
1 sd. < 2 0.7 60% sd. < 70%
0 sd. < 1 0.5 < 60%
Sumber : Data RS. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
106
Berikut contoh hasil perhitungan IKI untuk jenis jabatan yang ada di bidang keperawatan.
Tabel 4.29. Untuk jenis jabatan di Bidang Keperawatan
No Satker Nama Pegawai Kuantitas
Kualitas Perilaku
tambahan
Nilai IKI
1 Instalasi Rawat
Inap I Crisna Septi Corniawan 47.3 20 30 0 97.25
2 Instalasi Rawat
Inap I Dia Dhama Puspita 47.7 20 30 0 97.72
3 Instalasi Rawat
Inap I Elisabet Haryati 49.8 17 30 0 97.17
4 Instalasi Rawat
Inap I Erning Ruji Astuti
AMK 50.6 18 30 0 98.27
5 Instalasi Rawat
Inap I Hariyana S.ST 50 18 30 0 98.00
6 Instalasi Rawat
Inap I Jainuri AMK 47.4 20 30 0 97.30
7 Instalasi Rawat
Inap I Lusiana Ernawati 53.6 20 24 0 97.23
8 Instalasi Rawat
Inap I Nimas Prasetyowati
AMK 47.9 20 30 0 98.07
9 Instalasi Rawat
Inap I Ninik Asmiyati 48.8 20 30 0 98.78
10 Instalasi Rawat
Inap I Rahayu Setianingsih 47 20 30 0 97.03 Sumber : Data RS. Sardjito
Dari tabel diatas dapat dijelaskan untuk nama pegawai Crisna Septi Corniawan dari instalasi
rawat Inap I , nilai kuantitas hasil pekerjaan sebesar 47,3%, nilai untuk kualitas pekerjaan
sebesar 20%, nilai untuk perilaku sebesar 30%, dan nilai tambahan dari atasan 0%, sehingga total
nilai IKI pegawai atas nama Crisna Septi Corniawan sebesar 97,25 %. Penilaian kinerja pegawai
tersebut dinilai SEDANG, dengan penilaian IKI 1,9 (lihat panduan tabel 4.27). Untuk pegawai
yang masuk dalam sample dapat dilihat pada bagian lampiran.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
107
Tabel 4.30 Penilaian Kinerja Unit
Tingkat
Pencapaian
Kinerja Unit
Keterangan Pencapaian Kinerja Indek Kinerja
Unit ( IKU )
Baik sekali Jauh diatas target kinerja yang
ditentukan yaitu > 100% s.d. 150%
1.1
Baik Memenuhi target yg ditentukan yaitu >
80% s.d. 100% dari target
1
Sedang Hanya memenuhi 50 % s.d. 80%
target yang diharapkan
0,75
Kurang Hanya memenuhi < 50%
target yang diharapkan
0,5
Sumber : Data RS. Sardjito
Rumus perhitungan nilai IKU adalah sebagai berikut :
Jumlah nilai IKI Pegawai IKU =
10 Tabel 4.31 Penilaian Kinerja Unit 2
No Satker IKU Nilai Indeks IKU Tingkat Capaian Kerja 1 Bidang Keperawatan 97.682 1 Baik 2 Bagian Akuntansi 94.995 1 Baik 3 Instalasi Farmasi 91.579 1 Baik 4 Instalasi Catatan Medik 94.7 1 Baik 5 Instalasi Gizi 97.756 1 Baik 6 Instalasi Laboratorium Klinik 97.396 1 Baik 7 Instalasi Pemeliharaan Sarana RS 100 1.1 Baik Sekali 8 Instalasi Satuan Pengamanan 91.758 1 Baik
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
108
9 Instalasi Sterilisasi 102 1.1 Baik Sekali 10 Instalasi Radiologi 95.99 1 Baik
c. Pay For People
Komponen ini diterima manfaatnya oleh pegawai, tergantung pada kondisi dan
pertimbangan serta persyaratan yang ditetapkan rumah sakit, dengan tujuan yang
bervariasi tergantung pada jenis profesinya, antara lain untuk memberikan penghargaan,
penghargaan terhadap prestasi pegawai, keahlian dan kelangkaan kemampuan pegawai,
dialokasikan dari dana BLU yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan
(reward) yang sifatnya individu dan merupakan kewenangan dari Pimpinan BLU.
4.2.8 Hasil Penghitungan Insentif
Setelah memasuki beberapa tahapan dalam menentukan faktor, indikator dan nilai yang
tercangkup didalamnya, langkah selanjutnya adalah memasukkan kedalam rumus
perhitungan insentif tersebut, untuk menentukan besaran jumlah insentif yang akan di
terima oleh masing-masing pegawai. Berikut adalah hasil perhitungan dan jumlah yang
diterima oleh setiap pegawai pada bulan Januari 2018 berdasar sample.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
109
Tabel 4.32 Hasil Penghitungan Insentif
NO KO
DE
JABA
TAN
GRA
DE
NIL
AI
JABA
TAN
JUM
LAH
PEG
AWAI
TO
TAL
HARG
A JA
BATA
N
PIR 100% (P1 + P2)
POSITION (P1)
GAJI 30%
PAY FOR PERFORMANCE
(P2) INSENTIF
PAY FOR PEOPLE
(P3) JUMLAH INSENTIF
70% (IKI : 1, IKU : 1) 70% (IKI : 1, IKU : 1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 14 16
1 N5 10 1603 2 1,603
39,829
63,859,583
19,157,875 44,701,708 63,859,583
2 N4 9 1282 1 1,282
39,829
51,051,820
15,315,546 35,736,274 51,051,820
3 N3 8 1025 1 1,025
39,829
40,805,610
12,241,683 28,563,927 40,805,610
4 N2 7 819 2 819
39,829
32,608,642
9,782,593 22,826,049 32,608,642
5 N1 6 658 1 658
39,829
26,195,796
7,858,739 18,337,057 26,195,796
6 PM5 10 1603 4 1,603
39,829
63,859,583
19,157,875 44,701,708 63,859,583
7 PM4 9 1282 13 1,282
39,829
51,051,820
15,315,546 35,736,274 51,051,820
8 PM3 8 1025 11 1,025
39,829
40,805,610
12,241,683 28,563,927 40,805,610
9 PM2 7 819 13 819
39,829
32,608,642
9,782,593 22,826,049 32,608,642
10 PM1 6 658 11 658
39,829
26,195,796
7,858,739 18,337,057 26,195,796
11 SL3 12 2508 1 2,508
39,829
99,881,415
29,964,425 69,916,991 99,881,415
12 SL2 11 2005 2 2,005
39,829
79,869,286
23,960,786 55,908,500 79,869,286
13 SL1 10 1603 1 1,603
39,829
63,859,583
19,157,875 44,701,708 63,859,583
14 OL4 9 1282 2 1,282
39,829
51,051,820
15,315,546 35,736,274 51,051,820
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
110
15 OS5 7 819 2 819
39,829
32,608,642
9,782,593 22,826,049 32,608,642
16 OS4 6 658 3 658
39,829
26,195,796
7,858,739 18,337,057 26,195,796
17 OS3 5 535 1 535
39,829
21,299,580
6,389,874 14,909,706 21,299,580
18 OS2 4 440 4 440
39,829
17,525,177
5,257,553 12,267,624 17,525,177
19 OS1 3 366 4 366
39,829
14,588,740
4,376,622 10,212,118 14,588,740
20 GR3 3 366 10 366
39,829
14,588,740
4,376,622 10,212,118 14,588,740
21 GR2 2 308 9 308
39,829
12,284,301
3,685,290 8,599,010 12,284,301
22 GR1 1 261 2 261
39,829
10,404,814
3,121,444 7,283,370 10,404,814
TOTAL 100
21,924
876,238
873,200,792
261,960,238 611,240,555 - 873,200,792
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,
perhitungan jumlah pemberian insentif kepada seluruh pegawai dilingkungan RSUP. Dr.
Sardjito Yogyakarta sebenarnya bukan merupakan hal yang harus dirahasiakan atau
ditutup-tutupin, selama proses yang dilakukan dijalankan dengan benar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pemerintah. Dengan cara dan sifat
pemberian insentif yang terbuka serta transparan kepada seluruh pegawai, secara tidak
langsung menghindari penyimpangan yang terjadi pada proses penghitungan insentif
secara sepihak, serta meningkatkan kinerja pegawai untuk berprestasi lebih baik, jika
ingin mendapatkan insentif dengan jumlah yang lebih tinggi. Rumah sakit juga dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh setiap pegawai mengenai aturan dan cara
pemberian insentif yang benar dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun cara perhitungan pembagian insentif yang berlaku adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tingkatan grading untuk setiap pegawai dengan mempertimbangkan 10
Faktor penimbang, dengan nilai setiap faktor sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
2. Langkah selanjutnya adalah melihat data Indeks Kinerja Individu Pegawai (IKI), yang
telah dikirimkan oleh setiap satker, kemudian menentukan nilai Indeks Kinerja Unit
(IKU), menentukan Point Indeks,
3. Penilaian selanjutnya adalah penilaian kinerja perseorangan, dimana besarannya
sesuai dengan keputusan manajemen rumah sakit.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
112
Dari serangkaian hitungan tersebut akan didapatkan besaran nilai jabatan/harga
jabatan, point indeks kemudian dapat digunakan sebagai acuan penentuan nilai rupiah
untuk Pay For Position (P1), nilai rupiah untuk Pay For Performance (P2), dan nilai
Rupiah untuk Pay For People (P3). Jumlah insentif yang diterima oleh setiap pegawai
adalah penjumlahan antara nilai rupiah P1 + P2 + P3 = jumlah insentif, yang totalnya
sebesar 40% dari keseluruhan pendapatan rumah sakit.
Namun jumlah insentif setiap pegawai jumlahnya dapat berubah setiap waktu sesuai
dengan pendapatan rumah sakit. Ada beberapa faktor lain yang akan mengubah jumlah
insentif yang diterima oleh setiap pegawai sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan
oleh manajemen RSUP Dr. Sardjito antara lain :
a. Faktor Kehadiran atau Absensi
Pemotongan insentif sebesar 1% dari jumlah keseluruhan insentif di tetapkan
jika pegawai tidak hadir selama sehari penuh, dikarenakan ijin, sakit, atau sesuatu
hal lain yang mengakibatkan pegawai tidak masuk kerja. Jumlah pemotongan
diakumulasikan dengan lama waktu pegawai tidak masuk kerja.
b. Faktor Keterlambatan
Faktor keterlambatan juga mempengaruhi pemotongan jumlah insentif, sesuai
keputusan direktur RS. Sardjito. Jam masuk kerja pegawai adalah pukul 07.30
sampai dengan pukul 16.00. Keterlambatan/pulang cepat maksimal 10 menit akan
dipotong 0.25% dari jumlah insentif. Diatas 10 menit sampai 30 menit dipotong
0.5%, keterlambatan/pulang cepat sampai 1 jam akan dipotong 0.75%, dan
keterlambatan/pulang cepat diatas 1 jam akan dipotong 1%. Jumlah
keterlambatan/pulang cepat tersebut juga akan diakumulasikan selama 1 bulan
atau 22 hari kerja.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
113
5.2 SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada pegawai dan jajaran direksi
atau pengelola rumah sakit dan karyawan adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan pemberian insentif seharusnya bersifat transparan dan terbuka kepada
setiap pegawai, sehingga setiap pegawai mengetahui jumlah pendapatan yang
diterima antara pegawai satu dengan pegawai yang lainnya, untuk meghindari konflik
internal. Jika ada pegawai yang merasa tidak puas atau merasa dirugikan dalam hal
ini, setiap pegawai diberikan wadah atau tempat untuk menyampaikan keluh kesah
yang disertai dengan bukti otentik pelaksanaan pekerjaan, yang kemudian bukti
tersebut dapat digunakan sebagai landasar perubahan penilaian dari masing-masing
faktor penunjang terhadap pegawai tersebut. Prinsip yang terbuka ini akan
memberikan rasa keadilan yang diterima pegawai sesuai dengan porsinya.
2. Bagi setiap pegawai yang ingin mendapatkan insentif lebih besar, diharapkan
pegawai tersebut untuk meningkatkan produktivitas kerja, untuk meningkatkan hasil
produktivitas, memperbaiki perilaku yang akan berimbas kepada perubahan nilai IKI
setiap pegawai dan merubah nilai pada 10 (Sepuluh) faktor penimbang untuk
menaikkan grade, serta kehadiran untuk bekerja sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
114
Daftar Pustaka
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika Aditama, Jakarta
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta
A.Sonny Keraf dan Robert Haryono Imam. (1995). Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis
Sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta: Kanisius
Bilson, Simamora, 2004, Riset Pemasaran, Jakarta, Gramedia Utama
Dessler, Gary, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Terjemahan, Penerbit.
PT. Prenhallindo, Jakarta
Edy Sutrisno, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Kencana. Pernada Media
Group.
Greenberg,J (1996). Managing Behavior in Organizations: Science in Service to. Practice.
New Jersey, Prentice Hall.
Handoko, T.H. 2012. Manajemen Edisi 2 Yogyakarta: BPFE
--------------------2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
--------------------2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Husein, Umar, 2006, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia,. Grasindo, Jakarta
Hasibuan , Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
------------------ 2003/07 hal 33. Organisasi dan Motivasi dasar Peningkatan Produktivitas
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
----------------- 2006. Manajemen, Dasar, pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara
------------------- 2009. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara
Lind, E.A. & Tyler, T.R. (1988). The social psychology of procedural justice. N.Y., Plenum
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda karya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
115
Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan manajemen kinerja di lingkungan perusahaan dan
industri. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.
Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor
----------------------------2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor
Rivai, Veithzal, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, dari Teori ke
Praktik, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta --------------------2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Robbins, P. Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedi
Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
Siswanto. 1987. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Sulistiyani & Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep,
Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis dan R&D. Cetakan ke 19.
Bandung, Alfabeta
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Subekhi, akhmad jauhar. 2012. Pengantar manajemen sumber daya manusia (MSDM),
Jakarta : Prestasi Pustaka
Sumarsono,Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan. Ketenagakerjaan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Susanti, Elsi. 2013 . Gambaran sistem Kompensasi karyawan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
116
Thoha, Miftah. 2007. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Whitmore John. 1997. Coaching For Performance (Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak
Kinerja). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Paparan SesDitjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Insentif dan Remunerasi
Jakarta 24 – 26 September 2014
Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja,Upah Minimum Pegawai
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977 tentang Aturan penggajian PNS
KepMenKeu No. 993 tahun 2015 Tentang Penetapan Remunerasi
Peraturan Menteri Keuangan No.73/PMK.05/2007 Tentang Besaran Remunerasi
Keputusan Direktur Utama RSUP. Dr. Sardjito No. HK.02.04/II/23705/2014,
Tanggal 14 September 2014, Tentang Panduan Pengelolaan Pelaksanaan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Pegawai BLU di
Lingkungan RSUP. Dr. Sardjito
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at