analisis dan evaluasi dampak pandemi covid -19 pada

29
Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada Subsektor Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan Dr. Agnes Tri Rumiati, M.Sc. Laporan Antara | 17/09/2020 1

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada Subsektor Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan

Dr. Agnes Tri Rumiati, M.Sc.

Laporan Antara | 17/09/2020 1

Page 2: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Agenda

A. Catatan Meeting Persiapan FGD dan Webinar Hasil Penelitian:

1. FGD dilaksanakan oleh masing-masing Perguruan Tinggi (PT) dan dapat dilakukan per Kluster atau gabungan Kluster untuk

mendapatkan kondisi rill, masukan dan data dari operator/penyedia dan pengguna jasa transportasi LSDP

➢ kondisi riil :

a) Perkembangan Covid-19,

b) perkembangan arus barang dan penumpang

c) hasil E-survey

2. Menyiapan Draft Policy Brief untuk dibahas pada Pertengahan September dengan menjaring masukan-masukan antar PT

a) Policy Untuk Persyaratan Transportasi Penumpang

b) Policy untuk protokol kesehatan pada saat melakukan perjalanan

3. Webinar akan dilaksanakan pada tgl 15 - 18 September dengan mengundang 4 Rektor PT untuk laporan dilanjutan pembahasan

per moda transportasi.

a) Cluster 1: Kondisi Eksisting

b) Cluster 2: Logistik

c) Cluster 3: Kebijakan Transportasi antar Wilayah

d) Cluster 4: Dampak Ekonomi dan Kebijakan Stimulan

Page 3: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 3

Peta Epidemologi: Resiko Penyebaran Kasus Covid-19

Temuan:1. Kasus baru COVID-19 mempunyai tren naik bahkan meluas dan

belum berakhir pada Desember 2020.2. PSBB berdampak pada penurunan kasus COVID-19. Namun, juga

memberikan dampak ekonomi.

Page 4: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 4

Log-ratio: Laju pertambahan kasus baru harian (update: 27 Sept 2020)

Log Yt* = log(Yt / Yt-1)dengan Yt adalahkumulatif pada waktuke-t

Sampaipertengahan Mei 2020, lajupertambahankasus baru harianturun, namunsetelahnya adayang naik di beberapaProvinsi sepertiDKI Jakarta yang menerapkanPSBB transisi. Di Jawa Barat danBanten juga naik.

Penggandaankasus baru(doubling time) untuk DKI danJawa Barat berkisar 28 – 35 hari, artinyaapabila polapenanganan tetapsama, maka dalamrentang waktutersebut kasusbaru harian akanmenjadi dua kali lipat (selain adapengaruh kapasitastes PCR). Untuk Banten, nilailog-ratio ada trennaik, sehinggaperlu perhatiankhusus.

Page 5: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 5

Log-ratio: Laju pertambahan kasus baru harian (update: 27 Sept 2020)

Log Yt* = log(Yt / Yt-1)dengan Yt adalahkumulatif pada waktuke-t

Sampaipertengahan Mei 2020, lajupertambahankasus baru harianturun, namunsetelahnya adayang sempat naiklagi, namunsekarang sudahturun kecuali di Lampung

Nilai log-ratio di Lampung mempunyai trend naik, sehinggapenggandaankasus baru(doubling time) berkisar kurangdari 21 hari. Fenomena di Lampung sejalandengan Banten.

Page 6: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 6

Kasus positifkumulatif di 9 provinsi, yaituDKI, Jatim, Jabar, Jateng, Kalsel, Sulsel, Bali, Sumut, Papua berkontribusi 70+% di Indonesia

Kasus baruharian masihmempunyai

TREND NAIK di banyak

provinsi

Kasus baru harian tertingginasional: 4823kasus pada 25 Sep

Page 7: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 7

DKI Jakarta

Jawa TimurKasus positif kumulatifdi 9 provinsi, yaituDKI, Jatim, Jabar, Jateng, Kalsel, Sulsel, Bali, Sumut, Papua berkontribusi 70+% di Indonesia

Page 8: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 8

PerkembanganResiko padaKab/Kotadi Jawa Timur

272421181512963

40

30

20

10

0

Minggu 1 (8 Maret) sampai 27 (13 September)

Ban

yak K

ab

/Ko

ta

TIDAK ADA KASUS

TIDAK TERDAMPAK

RESIKO RENDAH

RESIKO SEDANG

RESIKO TINGGI

Variable

Banyak kab/kota di JATIM bedasarkan resiko

Page 9: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 9

Data Covid-19 nasional

Kondisi saat ini (September 2020 ) adalah kondisi yg sangat berat dimana kasus COVID-19 semakin naik dan menjadi ancaman serius bagi pemulihan ekonomi dalam normal baru.

Page 10: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 10

Data Covid-19 nasional

Kondisi saat ini (September 2020 ) adalah kondisi yg sangat berat dimana kasus COVID-19 semakin naik dan menjadi ancaman serius bagi pemulihan ekonomi dalam normal baru.

Page 11: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 11

• Jumlah penumpang berangkat rata-rata bulanan sebelum Covid-19: 111.411 Penumpang, menurun menjadi 109.241 penumpang karena dampak pandemi.Masa puncak umumnya di hari Raya: 181.149 orang (Tidak Termasuk Idul Fitri 2020)

• Jumlah Penumpang berangkat pada Bulan Mei (Bulan dengan Idul Fitri 2020) sebanya 2.958 Penumpang. Menurun 98,9% (254.685 orang)dibandingkan Bulan dengan Idul Fitri tahun 2019.

• Jumlah Penumpang Berangkat pada momen mudik idul fitri berada pada puncaknya di bulan yang sama dan bulan setelahnya ketika terjadipada minggu ke 1- Minggu ke 3.

• Namun saat hari raya terjadi pada minggu ke-4, puncak keberangkatan terjadi pada bulan setelah hari raya idul fitri Sumber data:Badan Pusat Statistik (Diolah)

0

50000

100000

150000

200000

250000

Minggu Ke1 Minggu Ke2 Minggu Ke3 Minggu Ke4

Hari Raya Bertepatan di Minggu Ke-

Rata-Rata Jumlah Penumpang BerangkatPada Momen Hari Raya Idul Fitri

Bulan Sebelum

Bulan Hari Raya

Bulan Sesudah

Pola Penumpang yang Berangkat dari 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)

Page 12: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 12

• Jumlah penumpang berangkat rata-rata bulanan sebelum Covid-19: 105.417 Penumpang, menurun menjadi 103.412 penumpang karena dampak pandemi.Masa puncak umumnya di hari Raya: 192.875 orang (Tidak Termasuk Idul Fitri 2020)

• Jumlah Penumpang berangkat pada Bulan Mei (Bulan dengan Idul Fitri 2020) sebanya 3.546 Penumpang. Menurun 98,7%(274.426 Penumpang) dibandingkan Bulan dengan Idul Fitri tahun 2019.

• Jumlah penumpang datang di 5 pelabuhan Utama dari tahun 2006-2019 memiliki pola musiman, dengan jumlah terbanyaksetiap tahunnya terjadi pada bulan saat Terjadinya Idul Fitri

• Jumlah Penumpang Datang pada momen mudik idul fitri puncaknya terjadi di bulan yang sama. Sumber data: Badan Pusat Statistik (Diolah)

0

50000

100000

150000

200000

250000

Minggu Ke1 Minggu Ke2 Minggu Ke3 Minggu Ke4

Hari Raya pada Minggu Ke-

Rata-Rata Jumlah Penumpang Datang Pada Momen Hari Raya Idul Fitri

Bulan Sebelum

Bulan Hari Raya

Bulan Sesudah

Pola Penumpang yang Datang di 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)

Page 13: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 13

128.222

69.995

96.327

17.321

2.958 15.434 19.831

January February March April May June July

Pra Pembatasan PembatasanTransportasi

New Normal

Ora

ng

Jumlah penumpang berangkat Tahun 2020111.385

69.077

88.767

24.647

3.546

17.723 24.322

January February March April May June July

Pra Pembatasan PembatasanTransportasi

New Normal

Ora

ng

Jumlah penumpang datang Tahun 2020

➢ Pada masa pembatasan transportasi laut dan ASDP di bulan April dan Mei 2020, terjadi penurunan jumlah Penumpang Berangkat maupunPenumpang Datang di 5 pelabuhan utama Indonesia. Jumlah penumpang berangkat dan penumpang datang terendah terjadi pada bulan mei.

➢ Rata-rata Jumlah Penumpang Berangkat:▪ Sebelum Pembatasan: 98.181 orang/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 10.140 orang/bulan▪ New Normal: 17.632 orang/bulan

➢ Rata-rata Jumlah Penumpang Datang:▪ Sebelum Pembatasan: 89.743 orang/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 14.097 orang/bulan▪ New Normal: 17.633 orang/bulan

Arus Penumpang di 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)

Sumber data:Badan Pusat Statistik (Diolah)

Page 14: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Laporan Antara | 17/09/2020 14

Arus Barang di 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)

Sumber data:Badan Pusat Statistik (Diolah)

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

January February March April May June July

Pra Pembatasan Pembatasan Transportasi New Normal

Barang Bongkar (Ton)

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

January February March April May June July

Pra Pembatasan Pembatasan Transportasi New Normal

Barang Muat (Ton)

Pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi arus bongkar muat barang secara signifikan. Hal ini dikarenakan regulasi pemerintah untuk transportasi laut lebih menyasar pada pergerakan orang/penumpang yang memiliki resiko lebih besar terkena Covid-19. ➢ Rata-rata Barang Bongkar:

▪ Sebelum Pembatasan: 2.526.978 ton/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 2.420.143 ton/bulan▪ New Normal: 2.494.099 ton/bulan

➢ Rata-rata Jumlah Penumpang Datang:▪ Sebelum Pembatasan: 2.339.029 ton/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 2.276.822 ton/bulan▪ New Normal: 2.218.632 ton/bulan

Page 15: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Rata-Rata Arus Penumpang dan Barang

Ditengah Pandemi Covid 19

Belawan

➢ Masa Pembatasan: PM 18 Tahun 2020

April 2020 – Mei 2020

➢ Masa New Normal: SE 12 Tahun 2020

Juni 2020- Sekarang

Tanjung Priok

Tanjung Perak

Balikpapan

Makassar

Sumber data: Badan Pusat Statistik

Penumpang

BerangkatPenumpang

Datang (Orang)

New

Normal

(15.623)

Barang

Muat (Ton)

Barang

Bongkar (Ton)

Masa

PembatasanJenis Kegiatan

New

Normal

114 Orang Penumpang Berangkat 374 Orang

410 Orang Penumpang Datang 608 Orang

131.962 ton Barang Bongkar 133.540 ton

3.320 ton Barang Muat 1.503 ton

Masa

PembatasanJenis Kegiatan

New

Normal

1.338 Orang Penumpang Berangkat 608 Orang

1.777 Orang Penumpang Datang 707 Orang

782.454 ton Barang Bongkar 811.785 ton

948.299 ton Barang Muat 926.939 ton

Masa

PembatasanJenis Kegiatan New Normal

5351 Orang Penumpang Berangkat 6.574 Orang

9.540 Orang Penumpang Datang 10.931 Orang

479.357 ton Barang Bongkar 440.400 ton

302.519 ton Barang Muat 322.824 ton

Masa

PembatasanJenis Kegiatan New Normal

2.536 Orang Penumpang Berangkat 3.051 Orang

1.272 Orang Penumpang Datang 4.320 Orang

268.859 ton Barang Bongkar 351.445 ton

236.958 ton Barang Muat 216.417 ton

Masa

PembatasanJenis Kegiatan New Normal

801 Orang Penumpang Berangkat 5017 Orang

9.540 Orang Penumpang Datang 10.931 Orang

757.512 ton Barang Bongkar 756.545 ton

785.726 ton Barang Muat 750.950 ton

Masa

Pembatasan

(10.140)

New

Normal

(21.023)

Masa

Pembatasan

(14.097)

54% 49%

New

Normal

(2.493.713)

Masa

Pembatasan

(2.420.143)

New

Normal

(2.218.632)

Masa

Pembatasan

(2.276.822)

3% 2,6%

Page 16: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

14%

48%

20%

4%

4%

5%

5%

Pekerjaan Responden Pengguna Moda Transportasi Laut dan SDP

Honorer/Pekerja Kontrak

Pegawai BUMN/BUMD/Swasta

PNS/ASN/PPNPN

Tenaga Profesional

Tidak Bekerja

TNI/POLRI

Wirausaha

43%

57%

Pendapatan Pengguna Moda Transportasi Laut dan SDP

<=5 Juta

> 5 Juta

Profil Responden Moda Transportasi Laut dan SDP

2%

28%

49%

12%

7%

2%

Usia Responden Pengguna moda transportasi laut dan SDP

<17 Tahun

17-20 Tahun

21-30 Tahun

31-40 Tahun

41-50 Tahun

51-60 Tahun

84% 16%

• Mayoritas Pengguna moda

transportasi laut dan SDP berusia:

21-30 tahun (49%) dan 17-20 tahun

(28%)

• Mayoritas responden berjenis

kelamin laki-laki (84%)

• Mayoritas pekerjaan responden

adalah pegawai BUMN/BUMD/

Swasta (48%) dan Pegawai Negeri

Sipil (20%)

• Responden memiliki pendapatan

merata, baik di bawah 5 jt maupun

lebih dari 5 jt per bulannya

Page 17: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Kepatuhan Terhadap Aturan New Normal

Mematuhi; 47%

Sangat mematuhi; 53%

Kepatuhan Penumpang TransportasiLaut dan SDP Terhadap Protokol Kesehatan

Mematuhi

Sangat mematuhi

Tidak mematuhi

Mematuhi; 41%

Sangat mematuhi; 58%

Kepatuhan Pengguna Moda Transportasi selain Kapal laut dan SDP Terhadap Protokol Kesehatan

Mematuhi

Sangat mematuhi

Sangat tidak mematuhi

Tidak mematuhi

Penumpang Transportasi Laut dan SDP serta moda transportasi lainnya bersedia mematuhi protokol kesehatan

Page 18: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Tingkat Kepentingan Perjalanan di Masa Pandemi Covid-19

1. Pengguna moda transportasi darat, udara dan laut berpergian dengan alasan karena keperluan yang penting, dan mayoritas

karena kondisi yang mendesak

2. Alasan Perjalanan dengan kategori penting mayoritas karena urusan pekerjaan, sedangkan untuk perjalanan yang kurang penting

karena liburan dan urusan keluarga

11%89%

Tingkat Kepentingan Perjalanan Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan

Penting Tetapi Kurang Mendesak Penting dan Mendesak

3%

11%86%

Tingkat Kepentingan Perjalanan Pengguna Moda Selain Transportasi Laut dan Penyeberangan

Kurang Penting dan Kurang Mendesak Penting Tetapi Kurang Mendesak

Penting dan Mendesak

➢ Transportasi Laut dan Penyeberangan ➢ Transportasi Lainnya

Page 19: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Alasan Memilih Moda Transportasi

pada Masa Pandemi

1. Transportasi Laut dan Penyeberangan diminati di daerah-daerah yang hanya dapat diakses

menggunakan moda transportasi tersebut, karena tidak ada alternatif lainnya.

2. Pengguna moda transportasi selain Laut dan Penyeberangan berpergian pada masa pandemi,

karena menganggap resiko penularan Covid-19 kecil, selama protokol kesehatan diterapkan

dengan baik dan waktu perjalanan yang lebih singkat.

Alasan Memilih Transportasi LautTransportasi Laut dan

ASDPModa Transportasi

LainnyaBiaya yang lebih terjangkau 8.00% 7.64%Daerah tujuan hanya dapat dijangkau oleh kendaraanTersebut

44.00% 17.75%

Kondisi keamanan perjalanan lebih terjamin (lebih aman) 12.00% 10.11%Layanan Jadwal yang lebih dapat diandalkan (lebih pasti ada dan tepat waktu)

8.00% 3.79%

Risiko penyebaran Covid-19 lebih rendah 20.00% 37.12%Suasana perjalanan yang lebih nyaman 4.00% 3.13%Waktu perjalanan yang lebih singkat (lebih cepat) 4.00% 20.46%

Page 20: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

H

H

1. Harga Rapid test bervariasi dengan harga tertinggi mencapai lebih dari Rp.

500.000, dan harga terendah pada Rp. 100.000-Rp.150.000.

2. Mayoritas penumpang beranggapan harga rapid test tidak terjangkau.

3. Hanya 28% penumpang yang melakukan rapid test dengan harga sesuai

dengan peraturan pemerintah

4. Terdapat 33% penumpang beranggapan Rapid tes tidak efektif untuk

mencegah kemungkinan penularan covid-19, dan 17% lainnya ragu-ragu. Hal

ini menunjukkan masyarakat pesimis dengan manfaat diberlakukannya rapid

test sebagai syarat minimal perjalanan menggunakan transportasi umum.

Lebih dari Rp. 501.00028%

Rp.100.000 – Rp.150.00028%

Rp.151.000 - Rp.200.0005%

Rp.201.000 – Rp.250.00017%

Rp.251.000 - Rp.300.00011%

Rp.301.000 - Rp.500.00011%

HARGA RAPID TEST

Terjangkau17%

TidakTerjangkau

33%

Sangat TidakTerjangkau

44%

SangatTerjangkau

6%

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP HARGA RAPID TEST

Persepsi Harga Rapid Test pada Penumpang Kapal Laut dan penyeberangan

Mencegah kemungkinan

penularan COVID-19

50%

Ragu-ragu17%

Tidak mencegah kemungkinan

penularan COVID-1933%

PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP EFEKTIFITAS RAPID TEST UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19

Page 21: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Persepsi Masyarakat Terkait Syarat Rapid Test

1. Masyarakat merasa keberaratan dengan persyaratan rapid test

untuk melakukan perjalanan

2. Masyarakat menganggap rapid test memiliki manfaat

33%

13%

54%

Persepsi Masyarakat terhadap Persyaratan Rapid Test Sebelum melakukan Pejalanan

Tidak Memberatkan Ragu-ragu Memberatkan

62%

21%

17%

Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Rapid Test

Bermanfaat

Ragu-ragu

Tidak Bermanfat

Page 22: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Persepsi Masyarakat Saat Melakukan Rapid Test

1. Pengguna moda transportasi laut dan penyeberangan mayoritas merasa puas terhadap layanan rapid test yang

dilakukan guna memenuhi syarat melakukan perjalanan

2. Terdapat kekhawatiran yang cukup tinggi pada keandalan alat (27,91%), meskipun mayoritas merasa optimis

3. Mayoritas penumpang memilih melakukan rapid test di rumah sakit, yang mengindikasikan kesadaran yang tinggi

untuk melengkapi dokumen sebelum melakukan perjalanan.

13,95%

27,91%

18,60%

20,93%

25,58%

23,26%

34,88%

27,91%

60,47%

48,84%

46,51%

51,16%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Kulaitas Layanan

Keandalan Alat

Waktu Layanan

Pengeluaran Hasil Tes

Persepsi Pengguna Moda Transportasi Laut dan penyeberanganterhadap Pelaksanan Rapid Test

Buruk Ragu-Ragu Baik

Rumah Sakit / Puskesmas /

Klinik Pemerintah;

65,12%

Rumah Sakit / Klinik Swasta;

23,26%

Stasiun/ Terminal/ Pelabuhan/ Bandara

tempat keberangkatan; 11,63%

Tempat dilakukannya rapid Test

Page 23: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Biaya Transportasi Tetap

Pengguna moda laut dan penyeberangan

memiliki kecenderungan setuju (mau)apabila :

• Biaya transportasi tetap.• Protokol kesehatan (menjaga jarak,

memakai faceshield, dan sarung tangan.• Membawa SIKM dan RT-PCR.

12; 67%

3; 16%

3; 17%

Membawa SIKM dan RT-PCR;Jaga jarak >1m

Mau Ragu-ragu Tidak

13; 72%

1; 6%

4; 22%

Membawa RT-PCR;Memakai faceshield dan

sarung tangan

Mau Ragu-ragu Tidak

13; 72%

1; 6%

4; 22%

Membawa SIKM dan RT-PCR;Jaga jarak 1-2m

Mau Ragu-ragu Tidak

15; 83%

2; 11%1; 6%

Membawa Surat Puskesmas;Memakai faceshield dan

sarung tangan

Mau Ragu-ragu Tidak

Stated Preference Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan

Page 24: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Biaya Transportasi Naik 10%

Stated Preference Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan

Pengguna moda laut dan penyeberangan

memiliki kecenderungan setuju (mau)apabila :

• Biaya transportasi naik 10%.• Protokol kesehatan (menjaga jarak,

memakai faceshield, dan sarung tangan.

• Membawa Surat puskesmas.

Pengguna moda laut dan penyeberangan

memiliki kecenderungan tidak setuju(tidak mau) apabila :

• Biaya transportasi naik 10%.• Protokol kesehatan (menjaga jarak,

memakai faceshield, dan sarung tangan.

• Membawa SIKM atau RT-PCR.

8; 44%

7; 39%

3; 17%

Membawa Surat puskesmas;Jaga jarak >2m

Mau Ragu-ragu Tidak

10; 56%4; 22%

4; 22%

Membawa Surat puskesmas;Jaga jarak 1-2m

Mau Ragu-ragu Tidak

8; 45%

2; 11%

8; 44%

Membawa SIKM dan RT-PCR

Mau Ragu-ragu Tidak

7; 39%

3; 17%

8; 44%

Membawa RT-PCR;Memakai faceshield dan

Sarung tangan

Mau Ragu-ragu Tidak

Page 25: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Biaya Transportasi Naik 30%

Stated Preference Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan

4; 22%

3; 17%

11; 61%

RT-PCRFaceshield, sarung tangan

Mau Ragu-ragu Tidak

5; 28%

4; 22%

9; 50%

Surat puskesmasFaceshield, sarung tangan

Mau Ragu-ragu Tidak

6; 33%

3; 17%

9; 50%

RT-PCRJaga jarak>2m

Masker/ faceshield, sarungtangan

Mau Ragu-ragu Tidak

5; 28%

3; 17%

10; 55%

RT-PCRJaga jarak>2m

Faceshield, sarung tangan

Mau Ragu-ragu Tidak

Pengguna moda laut dan penyeberangan

memiliki kecenderungan tidak setuju

(tidak mau) apabila :

• Biaya transportasi naik 30%.

• Protokol kesehatan (menjaga jarak,

memakai faceshield, dan sarung

tangan.

• Membawa SIKM dan RT-PCR).

Page 26: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Harapan Masyarakat

• Berdasarkan data analisis yang dilakukan atas dasar respon

masyarakat terhadap dampak sektor Transportsi Laut atas Covid-

19, Jika biaya transportasi Laut harus dinaikan, batas kenaikan

yang dapat diterima adalah maksimal sebesar 10%

• Biaya Rapid Test yang lebih terjangkau

• Transportasi laut memiliki tingkat keamanan penyebaran Covid-19

yang rendah dikarenakan penerapan protocol Kesehatan yang

optimal

Page 27: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Kesimpulan

1. Pengguna moda transportasi laut dan penyeberangan (Penumpang) melakukan perjalanan karena

urusan yang penting dan mendesak, yang didominasi karena urusan pekerjaan

2. Penumpang memiliki kesadaran dalam mentaati protokol kesehatan

3. Penumpang memilih moda transportasi laut dan penyeberangan karena merasa resiko penularan Covid-

19 rendah, dan keterbatasan moda transportasi lain untuk mencapai lokasi yang dituju

4. Penumpang merasa biaya rapid test tidak terjangkau dan pesimis terhadap kualitas rapid test dalam

usaha screening untuk mencegah penyebaran Covid-19

5. Penumpang merasa puas terhadap pelayanan rapid test, dan mayoritas memilih melakukan tes di rumah

sakit sebelum melakukan perjalanan

6. Penumpang bersedia menggunakan moda transportasi laut dan penyeberangan dengan mengikuti

protokol kesehatan, social distancing dan memenuhi dokumen selama tarif tidak dinaikkan lebih dari 10%

Page 28: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Rekomendasi

1. Untuk upaya pencegahan penyebaran covid-19 pada transportasi moda laut dan SDP, protocol

kesehatan tetap dilakukan.

2. Dalam rangka penerapan protokol kesehatan, social distancing, di moda laut dan SDP, tarif

penumpang bisa dinaikkan tidak lebih dari 10% dan tidak ada persyaratan rapid tes atau PCR dan

hanya mau memenuhi surat keterangan sehat dari puskesmas. Penumpang mau memenuhi

persyaratan rapid tes atau PCR, asal tarif penumpang tetap atau tidak dinaikan.

Page 29: Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada

Policy Brief

1. Dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19 pada transportasi moda laut dan SDP, protocol

Kesehatan tetap dilakukan.

2. Dalam rangka penerapan protokol kesehatan di moda laut dan SDP, tarif penumpang bisa dinaikkan

tidak lebih dari 10% dan tidak ada persyaratan rapid tes atau PCR. Penumpang mau memenuhi

persyaratan rapid tes atau PCR, asal tarif penumpang tetap atau tdk dinaikan.