analisis dan evaluasi dampak pandemi covid -19 pada
TRANSCRIPT
Analisis dan Evaluasi Dampak Pandemi Covid -19 pada Subsektor Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan
Dr. Agnes Tri Rumiati, M.Sc.
Laporan Antara | 17/09/2020 1
Agenda
A. Catatan Meeting Persiapan FGD dan Webinar Hasil Penelitian:
1. FGD dilaksanakan oleh masing-masing Perguruan Tinggi (PT) dan dapat dilakukan per Kluster atau gabungan Kluster untuk
mendapatkan kondisi rill, masukan dan data dari operator/penyedia dan pengguna jasa transportasi LSDP
➢ kondisi riil :
a) Perkembangan Covid-19,
b) perkembangan arus barang dan penumpang
c) hasil E-survey
2. Menyiapan Draft Policy Brief untuk dibahas pada Pertengahan September dengan menjaring masukan-masukan antar PT
a) Policy Untuk Persyaratan Transportasi Penumpang
b) Policy untuk protokol kesehatan pada saat melakukan perjalanan
3. Webinar akan dilaksanakan pada tgl 15 - 18 September dengan mengundang 4 Rektor PT untuk laporan dilanjutan pembahasan
per moda transportasi.
a) Cluster 1: Kondisi Eksisting
b) Cluster 2: Logistik
c) Cluster 3: Kebijakan Transportasi antar Wilayah
d) Cluster 4: Dampak Ekonomi dan Kebijakan Stimulan
Laporan Antara | 17/09/2020 3
Peta Epidemologi: Resiko Penyebaran Kasus Covid-19
Temuan:1. Kasus baru COVID-19 mempunyai tren naik bahkan meluas dan
belum berakhir pada Desember 2020.2. PSBB berdampak pada penurunan kasus COVID-19. Namun, juga
memberikan dampak ekonomi.
Laporan Antara | 17/09/2020 4
Log-ratio: Laju pertambahan kasus baru harian (update: 27 Sept 2020)
Log Yt* = log(Yt / Yt-1)dengan Yt adalahkumulatif pada waktuke-t
Sampaipertengahan Mei 2020, lajupertambahankasus baru harianturun, namunsetelahnya adayang naik di beberapaProvinsi sepertiDKI Jakarta yang menerapkanPSBB transisi. Di Jawa Barat danBanten juga naik.
Penggandaankasus baru(doubling time) untuk DKI danJawa Barat berkisar 28 – 35 hari, artinyaapabila polapenanganan tetapsama, maka dalamrentang waktutersebut kasusbaru harian akanmenjadi dua kali lipat (selain adapengaruh kapasitastes PCR). Untuk Banten, nilailog-ratio ada trennaik, sehinggaperlu perhatiankhusus.
Laporan Antara | 17/09/2020 5
Log-ratio: Laju pertambahan kasus baru harian (update: 27 Sept 2020)
Log Yt* = log(Yt / Yt-1)dengan Yt adalahkumulatif pada waktuke-t
Sampaipertengahan Mei 2020, lajupertambahankasus baru harianturun, namunsetelahnya adayang sempat naiklagi, namunsekarang sudahturun kecuali di Lampung
Nilai log-ratio di Lampung mempunyai trend naik, sehinggapenggandaankasus baru(doubling time) berkisar kurangdari 21 hari. Fenomena di Lampung sejalandengan Banten.
Laporan Antara | 17/09/2020 6
Kasus positifkumulatif di 9 provinsi, yaituDKI, Jatim, Jabar, Jateng, Kalsel, Sulsel, Bali, Sumut, Papua berkontribusi 70+% di Indonesia
Kasus baruharian masihmempunyai
TREND NAIK di banyak
provinsi
Kasus baru harian tertingginasional: 4823kasus pada 25 Sep
Laporan Antara | 17/09/2020 7
DKI Jakarta
Jawa TimurKasus positif kumulatifdi 9 provinsi, yaituDKI, Jatim, Jabar, Jateng, Kalsel, Sulsel, Bali, Sumut, Papua berkontribusi 70+% di Indonesia
Laporan Antara | 17/09/2020 8
PerkembanganResiko padaKab/Kotadi Jawa Timur
272421181512963
40
30
20
10
0
Minggu 1 (8 Maret) sampai 27 (13 September)
Ban
yak K
ab
/Ko
ta
TIDAK ADA KASUS
TIDAK TERDAMPAK
RESIKO RENDAH
RESIKO SEDANG
RESIKO TINGGI
Variable
Banyak kab/kota di JATIM bedasarkan resiko
Laporan Antara | 17/09/2020 9
Data Covid-19 nasional
Kondisi saat ini (September 2020 ) adalah kondisi yg sangat berat dimana kasus COVID-19 semakin naik dan menjadi ancaman serius bagi pemulihan ekonomi dalam normal baru.
Laporan Antara | 17/09/2020 10
Data Covid-19 nasional
Kondisi saat ini (September 2020 ) adalah kondisi yg sangat berat dimana kasus COVID-19 semakin naik dan menjadi ancaman serius bagi pemulihan ekonomi dalam normal baru.
Laporan Antara | 17/09/2020 11
• Jumlah penumpang berangkat rata-rata bulanan sebelum Covid-19: 111.411 Penumpang, menurun menjadi 109.241 penumpang karena dampak pandemi.Masa puncak umumnya di hari Raya: 181.149 orang (Tidak Termasuk Idul Fitri 2020)
• Jumlah Penumpang berangkat pada Bulan Mei (Bulan dengan Idul Fitri 2020) sebanya 2.958 Penumpang. Menurun 98,9% (254.685 orang)dibandingkan Bulan dengan Idul Fitri tahun 2019.
• Jumlah Penumpang Berangkat pada momen mudik idul fitri berada pada puncaknya di bulan yang sama dan bulan setelahnya ketika terjadipada minggu ke 1- Minggu ke 3.
• Namun saat hari raya terjadi pada minggu ke-4, puncak keberangkatan terjadi pada bulan setelah hari raya idul fitri Sumber data:Badan Pusat Statistik (Diolah)
0
50000
100000
150000
200000
250000
Minggu Ke1 Minggu Ke2 Minggu Ke3 Minggu Ke4
Hari Raya Bertepatan di Minggu Ke-
Rata-Rata Jumlah Penumpang BerangkatPada Momen Hari Raya Idul Fitri
Bulan Sebelum
Bulan Hari Raya
Bulan Sesudah
Pola Penumpang yang Berangkat dari 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)
Laporan Antara | 17/09/2020 12
• Jumlah penumpang berangkat rata-rata bulanan sebelum Covid-19: 105.417 Penumpang, menurun menjadi 103.412 penumpang karena dampak pandemi.Masa puncak umumnya di hari Raya: 192.875 orang (Tidak Termasuk Idul Fitri 2020)
• Jumlah Penumpang berangkat pada Bulan Mei (Bulan dengan Idul Fitri 2020) sebanya 3.546 Penumpang. Menurun 98,7%(274.426 Penumpang) dibandingkan Bulan dengan Idul Fitri tahun 2019.
• Jumlah penumpang datang di 5 pelabuhan Utama dari tahun 2006-2019 memiliki pola musiman, dengan jumlah terbanyaksetiap tahunnya terjadi pada bulan saat Terjadinya Idul Fitri
• Jumlah Penumpang Datang pada momen mudik idul fitri puncaknya terjadi di bulan yang sama. Sumber data: Badan Pusat Statistik (Diolah)
0
50000
100000
150000
200000
250000
Minggu Ke1 Minggu Ke2 Minggu Ke3 Minggu Ke4
Hari Raya pada Minggu Ke-
Rata-Rata Jumlah Penumpang Datang Pada Momen Hari Raya Idul Fitri
Bulan Sebelum
Bulan Hari Raya
Bulan Sesudah
Pola Penumpang yang Datang di 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)
Laporan Antara | 17/09/2020 13
128.222
69.995
96.327
17.321
2.958 15.434 19.831
January February March April May June July
Pra Pembatasan PembatasanTransportasi
New Normal
Ora
ng
Jumlah penumpang berangkat Tahun 2020111.385
69.077
88.767
24.647
3.546
17.723 24.322
January February March April May June July
Pra Pembatasan PembatasanTransportasi
New Normal
Ora
ng
Jumlah penumpang datang Tahun 2020
➢ Pada masa pembatasan transportasi laut dan ASDP di bulan April dan Mei 2020, terjadi penurunan jumlah Penumpang Berangkat maupunPenumpang Datang di 5 pelabuhan utama Indonesia. Jumlah penumpang berangkat dan penumpang datang terendah terjadi pada bulan mei.
➢ Rata-rata Jumlah Penumpang Berangkat:▪ Sebelum Pembatasan: 98.181 orang/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 10.140 orang/bulan▪ New Normal: 17.632 orang/bulan
➢ Rata-rata Jumlah Penumpang Datang:▪ Sebelum Pembatasan: 89.743 orang/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 14.097 orang/bulan▪ New Normal: 17.633 orang/bulan
Arus Penumpang di 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)
Sumber data:Badan Pusat Statistik (Diolah)
Laporan Antara | 17/09/2020 14
Arus Barang di 5 Pelabuhan Utama Indonesia (agregat)
Sumber data:Badan Pusat Statistik (Diolah)
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
January February March April May June July
Pra Pembatasan Pembatasan Transportasi New Normal
Barang Bongkar (Ton)
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
January February March April May June July
Pra Pembatasan Pembatasan Transportasi New Normal
Barang Muat (Ton)
Pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi arus bongkar muat barang secara signifikan. Hal ini dikarenakan regulasi pemerintah untuk transportasi laut lebih menyasar pada pergerakan orang/penumpang yang memiliki resiko lebih besar terkena Covid-19. ➢ Rata-rata Barang Bongkar:
▪ Sebelum Pembatasan: 2.526.978 ton/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 2.420.143 ton/bulan▪ New Normal: 2.494.099 ton/bulan
➢ Rata-rata Jumlah Penumpang Datang:▪ Sebelum Pembatasan: 2.339.029 ton/bulan▪ Saat Pembatasan Transportasi: 2.276.822 ton/bulan▪ New Normal: 2.218.632 ton/bulan
Rata-Rata Arus Penumpang dan Barang
Ditengah Pandemi Covid 19
Belawan
➢ Masa Pembatasan: PM 18 Tahun 2020
April 2020 – Mei 2020
➢ Masa New Normal: SE 12 Tahun 2020
Juni 2020- Sekarang
Tanjung Priok
Tanjung Perak
Balikpapan
Makassar
Sumber data: Badan Pusat Statistik
Penumpang
BerangkatPenumpang
Datang (Orang)
New
Normal
(15.623)
Barang
Muat (Ton)
Barang
Bongkar (Ton)
Masa
PembatasanJenis Kegiatan
New
Normal
114 Orang Penumpang Berangkat 374 Orang
410 Orang Penumpang Datang 608 Orang
131.962 ton Barang Bongkar 133.540 ton
3.320 ton Barang Muat 1.503 ton
Masa
PembatasanJenis Kegiatan
New
Normal
1.338 Orang Penumpang Berangkat 608 Orang
1.777 Orang Penumpang Datang 707 Orang
782.454 ton Barang Bongkar 811.785 ton
948.299 ton Barang Muat 926.939 ton
Masa
PembatasanJenis Kegiatan New Normal
5351 Orang Penumpang Berangkat 6.574 Orang
9.540 Orang Penumpang Datang 10.931 Orang
479.357 ton Barang Bongkar 440.400 ton
302.519 ton Barang Muat 322.824 ton
Masa
PembatasanJenis Kegiatan New Normal
2.536 Orang Penumpang Berangkat 3.051 Orang
1.272 Orang Penumpang Datang 4.320 Orang
268.859 ton Barang Bongkar 351.445 ton
236.958 ton Barang Muat 216.417 ton
Masa
PembatasanJenis Kegiatan New Normal
801 Orang Penumpang Berangkat 5017 Orang
9.540 Orang Penumpang Datang 10.931 Orang
757.512 ton Barang Bongkar 756.545 ton
785.726 ton Barang Muat 750.950 ton
Masa
Pembatasan
(10.140)
New
Normal
(21.023)
Masa
Pembatasan
(14.097)
54% 49%
New
Normal
(2.493.713)
Masa
Pembatasan
(2.420.143)
New
Normal
(2.218.632)
Masa
Pembatasan
(2.276.822)
3% 2,6%
14%
48%
20%
4%
4%
5%
5%
Pekerjaan Responden Pengguna Moda Transportasi Laut dan SDP
Honorer/Pekerja Kontrak
Pegawai BUMN/BUMD/Swasta
PNS/ASN/PPNPN
Tenaga Profesional
Tidak Bekerja
TNI/POLRI
Wirausaha
43%
57%
Pendapatan Pengguna Moda Transportasi Laut dan SDP
<=5 Juta
> 5 Juta
Profil Responden Moda Transportasi Laut dan SDP
2%
28%
49%
12%
7%
2%
Usia Responden Pengguna moda transportasi laut dan SDP
<17 Tahun
17-20 Tahun
21-30 Tahun
31-40 Tahun
41-50 Tahun
51-60 Tahun
84% 16%
• Mayoritas Pengguna moda
transportasi laut dan SDP berusia:
21-30 tahun (49%) dan 17-20 tahun
(28%)
• Mayoritas responden berjenis
kelamin laki-laki (84%)
• Mayoritas pekerjaan responden
adalah pegawai BUMN/BUMD/
Swasta (48%) dan Pegawai Negeri
Sipil (20%)
• Responden memiliki pendapatan
merata, baik di bawah 5 jt maupun
lebih dari 5 jt per bulannya
Kepatuhan Terhadap Aturan New Normal
Mematuhi; 47%
Sangat mematuhi; 53%
Kepatuhan Penumpang TransportasiLaut dan SDP Terhadap Protokol Kesehatan
Mematuhi
Sangat mematuhi
Tidak mematuhi
Mematuhi; 41%
Sangat mematuhi; 58%
Kepatuhan Pengguna Moda Transportasi selain Kapal laut dan SDP Terhadap Protokol Kesehatan
Mematuhi
Sangat mematuhi
Sangat tidak mematuhi
Tidak mematuhi
Penumpang Transportasi Laut dan SDP serta moda transportasi lainnya bersedia mematuhi protokol kesehatan
Tingkat Kepentingan Perjalanan di Masa Pandemi Covid-19
1. Pengguna moda transportasi darat, udara dan laut berpergian dengan alasan karena keperluan yang penting, dan mayoritas
karena kondisi yang mendesak
2. Alasan Perjalanan dengan kategori penting mayoritas karena urusan pekerjaan, sedangkan untuk perjalanan yang kurang penting
karena liburan dan urusan keluarga
11%89%
Tingkat Kepentingan Perjalanan Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan
Penting Tetapi Kurang Mendesak Penting dan Mendesak
3%
11%86%
Tingkat Kepentingan Perjalanan Pengguna Moda Selain Transportasi Laut dan Penyeberangan
Kurang Penting dan Kurang Mendesak Penting Tetapi Kurang Mendesak
Penting dan Mendesak
➢ Transportasi Laut dan Penyeberangan ➢ Transportasi Lainnya
Alasan Memilih Moda Transportasi
pada Masa Pandemi
1. Transportasi Laut dan Penyeberangan diminati di daerah-daerah yang hanya dapat diakses
menggunakan moda transportasi tersebut, karena tidak ada alternatif lainnya.
2. Pengguna moda transportasi selain Laut dan Penyeberangan berpergian pada masa pandemi,
karena menganggap resiko penularan Covid-19 kecil, selama protokol kesehatan diterapkan
dengan baik dan waktu perjalanan yang lebih singkat.
Alasan Memilih Transportasi LautTransportasi Laut dan
ASDPModa Transportasi
LainnyaBiaya yang lebih terjangkau 8.00% 7.64%Daerah tujuan hanya dapat dijangkau oleh kendaraanTersebut
44.00% 17.75%
Kondisi keamanan perjalanan lebih terjamin (lebih aman) 12.00% 10.11%Layanan Jadwal yang lebih dapat diandalkan (lebih pasti ada dan tepat waktu)
8.00% 3.79%
Risiko penyebaran Covid-19 lebih rendah 20.00% 37.12%Suasana perjalanan yang lebih nyaman 4.00% 3.13%Waktu perjalanan yang lebih singkat (lebih cepat) 4.00% 20.46%
H
H
1. Harga Rapid test bervariasi dengan harga tertinggi mencapai lebih dari Rp.
500.000, dan harga terendah pada Rp. 100.000-Rp.150.000.
2. Mayoritas penumpang beranggapan harga rapid test tidak terjangkau.
3. Hanya 28% penumpang yang melakukan rapid test dengan harga sesuai
dengan peraturan pemerintah
4. Terdapat 33% penumpang beranggapan Rapid tes tidak efektif untuk
mencegah kemungkinan penularan covid-19, dan 17% lainnya ragu-ragu. Hal
ini menunjukkan masyarakat pesimis dengan manfaat diberlakukannya rapid
test sebagai syarat minimal perjalanan menggunakan transportasi umum.
Lebih dari Rp. 501.00028%
Rp.100.000 – Rp.150.00028%
Rp.151.000 - Rp.200.0005%
Rp.201.000 – Rp.250.00017%
Rp.251.000 - Rp.300.00011%
Rp.301.000 - Rp.500.00011%
HARGA RAPID TEST
Terjangkau17%
TidakTerjangkau
33%
Sangat TidakTerjangkau
44%
SangatTerjangkau
6%
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP HARGA RAPID TEST
Persepsi Harga Rapid Test pada Penumpang Kapal Laut dan penyeberangan
Mencegah kemungkinan
penularan COVID-19
50%
Ragu-ragu17%
Tidak mencegah kemungkinan
penularan COVID-1933%
PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP EFEKTIFITAS RAPID TEST UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19
Persepsi Masyarakat Terkait Syarat Rapid Test
1. Masyarakat merasa keberaratan dengan persyaratan rapid test
untuk melakukan perjalanan
2. Masyarakat menganggap rapid test memiliki manfaat
33%
13%
54%
Persepsi Masyarakat terhadap Persyaratan Rapid Test Sebelum melakukan Pejalanan
Tidak Memberatkan Ragu-ragu Memberatkan
62%
21%
17%
Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Rapid Test
Bermanfaat
Ragu-ragu
Tidak Bermanfat
Persepsi Masyarakat Saat Melakukan Rapid Test
1. Pengguna moda transportasi laut dan penyeberangan mayoritas merasa puas terhadap layanan rapid test yang
dilakukan guna memenuhi syarat melakukan perjalanan
2. Terdapat kekhawatiran yang cukup tinggi pada keandalan alat (27,91%), meskipun mayoritas merasa optimis
3. Mayoritas penumpang memilih melakukan rapid test di rumah sakit, yang mengindikasikan kesadaran yang tinggi
untuk melengkapi dokumen sebelum melakukan perjalanan.
13,95%
27,91%
18,60%
20,93%
25,58%
23,26%
34,88%
27,91%
60,47%
48,84%
46,51%
51,16%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kulaitas Layanan
Keandalan Alat
Waktu Layanan
Pengeluaran Hasil Tes
Persepsi Pengguna Moda Transportasi Laut dan penyeberanganterhadap Pelaksanan Rapid Test
Buruk Ragu-Ragu Baik
Rumah Sakit / Puskesmas /
Klinik Pemerintah;
65,12%
Rumah Sakit / Klinik Swasta;
23,26%
Stasiun/ Terminal/ Pelabuhan/ Bandara
tempat keberangkatan; 11,63%
Tempat dilakukannya rapid Test
Biaya Transportasi Tetap
Pengguna moda laut dan penyeberangan
memiliki kecenderungan setuju (mau)apabila :
• Biaya transportasi tetap.• Protokol kesehatan (menjaga jarak,
memakai faceshield, dan sarung tangan.• Membawa SIKM dan RT-PCR.
12; 67%
3; 16%
3; 17%
Membawa SIKM dan RT-PCR;Jaga jarak >1m
Mau Ragu-ragu Tidak
13; 72%
1; 6%
4; 22%
Membawa RT-PCR;Memakai faceshield dan
sarung tangan
Mau Ragu-ragu Tidak
13; 72%
1; 6%
4; 22%
Membawa SIKM dan RT-PCR;Jaga jarak 1-2m
Mau Ragu-ragu Tidak
15; 83%
2; 11%1; 6%
Membawa Surat Puskesmas;Memakai faceshield dan
sarung tangan
Mau Ragu-ragu Tidak
Stated Preference Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan
Biaya Transportasi Naik 10%
Stated Preference Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan
Pengguna moda laut dan penyeberangan
memiliki kecenderungan setuju (mau)apabila :
• Biaya transportasi naik 10%.• Protokol kesehatan (menjaga jarak,
memakai faceshield, dan sarung tangan.
• Membawa Surat puskesmas.
Pengguna moda laut dan penyeberangan
memiliki kecenderungan tidak setuju(tidak mau) apabila :
• Biaya transportasi naik 10%.• Protokol kesehatan (menjaga jarak,
memakai faceshield, dan sarung tangan.
• Membawa SIKM atau RT-PCR.
8; 44%
7; 39%
3; 17%
Membawa Surat puskesmas;Jaga jarak >2m
Mau Ragu-ragu Tidak
10; 56%4; 22%
4; 22%
Membawa Surat puskesmas;Jaga jarak 1-2m
Mau Ragu-ragu Tidak
8; 45%
2; 11%
8; 44%
Membawa SIKM dan RT-PCR
Mau Ragu-ragu Tidak
7; 39%
3; 17%
8; 44%
Membawa RT-PCR;Memakai faceshield dan
Sarung tangan
Mau Ragu-ragu Tidak
Biaya Transportasi Naik 30%
Stated Preference Pengguna Moda Transportasi Laut dan Penyeberangan
4; 22%
3; 17%
11; 61%
RT-PCRFaceshield, sarung tangan
Mau Ragu-ragu Tidak
5; 28%
4; 22%
9; 50%
Surat puskesmasFaceshield, sarung tangan
Mau Ragu-ragu Tidak
6; 33%
3; 17%
9; 50%
RT-PCRJaga jarak>2m
Masker/ faceshield, sarungtangan
Mau Ragu-ragu Tidak
5; 28%
3; 17%
10; 55%
RT-PCRJaga jarak>2m
Faceshield, sarung tangan
Mau Ragu-ragu Tidak
Pengguna moda laut dan penyeberangan
memiliki kecenderungan tidak setuju
(tidak mau) apabila :
• Biaya transportasi naik 30%.
• Protokol kesehatan (menjaga jarak,
memakai faceshield, dan sarung
tangan.
• Membawa SIKM dan RT-PCR).
Harapan Masyarakat
• Berdasarkan data analisis yang dilakukan atas dasar respon
masyarakat terhadap dampak sektor Transportsi Laut atas Covid-
19, Jika biaya transportasi Laut harus dinaikan, batas kenaikan
yang dapat diterima adalah maksimal sebesar 10%
• Biaya Rapid Test yang lebih terjangkau
• Transportasi laut memiliki tingkat keamanan penyebaran Covid-19
yang rendah dikarenakan penerapan protocol Kesehatan yang
optimal
Kesimpulan
1. Pengguna moda transportasi laut dan penyeberangan (Penumpang) melakukan perjalanan karena
urusan yang penting dan mendesak, yang didominasi karena urusan pekerjaan
2. Penumpang memiliki kesadaran dalam mentaati protokol kesehatan
3. Penumpang memilih moda transportasi laut dan penyeberangan karena merasa resiko penularan Covid-
19 rendah, dan keterbatasan moda transportasi lain untuk mencapai lokasi yang dituju
4. Penumpang merasa biaya rapid test tidak terjangkau dan pesimis terhadap kualitas rapid test dalam
usaha screening untuk mencegah penyebaran Covid-19
5. Penumpang merasa puas terhadap pelayanan rapid test, dan mayoritas memilih melakukan tes di rumah
sakit sebelum melakukan perjalanan
6. Penumpang bersedia menggunakan moda transportasi laut dan penyeberangan dengan mengikuti
protokol kesehatan, social distancing dan memenuhi dokumen selama tarif tidak dinaikkan lebih dari 10%
Rekomendasi
1. Untuk upaya pencegahan penyebaran covid-19 pada transportasi moda laut dan SDP, protocol
kesehatan tetap dilakukan.
2. Dalam rangka penerapan protokol kesehatan, social distancing, di moda laut dan SDP, tarif
penumpang bisa dinaikkan tidak lebih dari 10% dan tidak ada persyaratan rapid tes atau PCR dan
hanya mau memenuhi surat keterangan sehat dari puskesmas. Penumpang mau memenuhi
persyaratan rapid tes atau PCR, asal tarif penumpang tetap atau tidak dinaikan.
Policy Brief
1. Dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19 pada transportasi moda laut dan SDP, protocol
Kesehatan tetap dilakukan.
2. Dalam rangka penerapan protokol kesehatan di moda laut dan SDP, tarif penumpang bisa dinaikkan
tidak lebih dari 10% dan tidak ada persyaratan rapid tes atau PCR. Penumpang mau memenuhi
persyaratan rapid tes atau PCR, asal tarif penumpang tetap atau tdk dinaikan.