analisis ayat-ayat al-qur’an tentang...

164
ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEMURKAAN ALLAH TERHADAP YAHUDI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Isti Kharismawati NIM. 11150340000222 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 21-Dec-2020

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEMURKAAN ALLAH TERHADAP YAHUDI

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh Isti Kharismawati

NIM. 11150340000222

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Page 2: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi
Page 3: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi
Page 4: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi
Page 5: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor: 158 Tahun 1987-Nomor: 0543 b/u/198

No. Arab Latin No. Arab Latin

T ط .Tidak dilambangkan 16 ا .1

Ż ظ .B 17 ب . 2

‘ ع .T 18 ت . 3

G غ .Ś 19 ث .4

F ف .J 20 ج .5

Q ق .H 21 ح .6

K ك .Kh 22 خ .7

L ل .D 23 د .8

M م .Ż 24 ذ .9

N ن .R 25 ر .10

W و .Z 26 ز .11

H ه .S 27 س .12

ء .Sy 28 ش .13

Y ي .S 29 ص .14

D ض .15

2. Vokal Pendek 3. Vokal Panjang

qāla = قال ā = ...ا kataba = كتب a = ـ

ئل س i = ـ = su’ila اي = ī قیل = qīla

yaq ū lu = یقول ū = او yażhabu = یذھب u = ـ

Keterangan: Semua kata “al-Qur’an dan Hadits” dalam penelitian ini, merujuk pada ketetapan yang telah ditentukan oleh lembaga penelitian Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, penulisan kata-kata serapan, seperti: Allah, Islam, rida, ikhlas, syukur dan lain-lain, tidak mengikuti pedoman transliterasi, tapi mengikuti tata penulisan bahasa Indonesia yang sudah baku.

Page 6: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

vi

ABSTRAK

Isti Kharismawati Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi sebagai agama samawi tertua yang mengaku bangsa pilihan sudah seharusnya memberi contoh kepada agama selanjutnya, yakni Islam dan Kristen. Bukannya malah menunjukkan sikap ingkar bahkan memberontak atas perintah-perintah yang telah Allah tetapkan.Awal kedurhakaan mereka bermula saat Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir sekaligus Rasulullah atau Kekasih Allah. Hal itu membuat Yahudi geram, benci kepada Nabi Muhammad Saw, pengikutnya dan agamanya bahkan mereka juga protes kepada Allah mengapa Nabi terakhir tidak turun dari kalangan mereka, bukankah mereka merupakan bangsa pilihan yang dipilih langsung oleh Allah SWT. Dari sana, muncul kedurhakaan-kedurhakaan mereka yang lainnya. Sehingga, membuat Allah Swt murka dan menurunkan hukumannya untuk mereka baik di dunia maupun di akhiat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah kelahiran bangsa Yahudi dan perbuatannya yang menyebabkan Allah murka bahkan namanya diabadikan dalam Kitab Suci umat Islam. Teknik yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari kumpulan buku-buku, jurnal, artikel, dan literatur lain yang berhubungan dengan tema. Sedangkan untuk metode menggunakan maudhu’i yaitu metode penafsiran yang menjelaskan ayat Al-Qur’an dengan mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan menjadikannya satu tema yang dibuat secara sistematis. Setelah meneliti kajian tentang analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang perbuatan Yahudi yang membuat Allah murka. Hasil dari penelitian ini : diantaranya adalah membunuh Para Nabi, kerjasama dengan orang Kafir dalam keingkaran dan kemaksiatan, merendahkan perintah Allah dan mengingkari kebenaran. Dan disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan Yahudi tersebut juga mengartikan bahwa setiap makhluk Allah Swt yang melakukan hal serupa akan mendapat kemurkaan. Keyword : Murka, Yahudi, Allah

Page 7: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

vii

KATA PENGANTAR

االله الرحمن الرحيمبسم

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

melimpahkanbanyak nikmat kepada makhluk-Nya, menaungi manusia

dengan kasih sayang-Nya dan senantiasa memberi petunjuk ke jalan yang

lurus. Berkat rahmat dan ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini, yang berjudul “Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an

tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi”.

Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi

Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam’, keluarga dan sahabatnya.Semoga

kelak mendapat syafa’at beliau dan disatukan dalam jannah-Nya. Setelah

melewati berbagai macam ujian dan rintangan, dengan mengucap

Alhamdulillah. Akhirnya, penulis berhasil menuntaskan tugas akhir dari

perjalanan ini, setelah beberapa tahun menuntut ilmu di kampus tercinta.

Penulis ucapkan terimakasih yang tak terbilang atas ketulusan dan

kerjasama pihak yang telah membantu, terutama :

1. Bapak Drs. Eva Nugraha, M.Ag selaku Ketua Program Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir dan Bapak Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH selaku

sekretaris Program Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang telah bekerja

keras untuk membantu kami lulus tepat waktu.

2. Bapak Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, MA selaku dosen pembimbing

sekaligus dosen pembimbing akademik. Penulis ucapkan banyak

terimakasih atas arahan, bimbingan dan saran yang tak kenal lelah

diberikan. Maafkan jika selama proses bimbingan penulis selalu

mengganggu waktu istirahat bapak, semoga senantiasa diberikan

kesehatan, diberkahkan rezeki dan dimudahkan segala urusannya.

Page 8: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

viii

3. Segenap civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah yang telah banyak

membantu kelancaran administrasi dan birokrasi. Segenap ketua

Perpustakaan Umum (PU) dan Perpustakaan Fakultas (PF)

Ushuluddin maupun yang lainnya, yang telah memudahkan penulis

dalam mencari data-data dalam skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin, seluruh staf dan jajarannya, yang

telah memberikan banyak keilmuan sejak melangkahkan kaki pertama

kali di Ushuluddin, motivasi juga pengalaman hidup.

5. Kedua orang tercinta Bapak Jenali dan Ibu Rosidah yang telah

membesarkan, membiayai, memotivasi dan mendo’akan dengan tulus.

Semoga Allah panjangkan umurnya, berkahkan rezekinya dan

dilindungi dari marabahaya. Kepada sepasang adik yang penulis

banggakan, Lukman Abdul Aziz dan Siti Khumairoh yang

menjadikan semangat agar bisa menjamin hidupnya. Serta, keluarga

besar Bani Tian, Bapak Michrad dan Bapak Surahman.

6. Teman-teman seangkatan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tahun 2015,

terutama kelas E, KKN BAHTERA 51. Sahabat seperjuangan penulis

dari semester satu, enjeh dan liya’ul, Ai, eonni, ningsih, babang.

Semoga Allah selalu melindungi kalian dan dapat secepatnya

menyusul.

Tangsel, 06 September 2019

Isti Kharismawati

Page 9: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL……………………………………………… i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…….…..... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………….……. iii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………….…...... iv

LEMBAR PEDOMAN TRANSLITERASI…………..…….... v

ABSTRAK…………………………………………….……..... vi

KATA PENGANTAR……………………………….……..… vii

DAFTAR ISI………………………………….....……….….. ix

DAFTAR TABEL DAN BAGAN…………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................... 5

C. Batasan Masalah ..................................................... 6

D. Rumusan Masalah .................................................. 6

E. Tujuan Penelitian .................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................. 6

G. Kajian Pustaka ....................................................... 7

H. Metodologi Penelitian .......................................... 11

I. Sistematika Pembahasan ..................................... 15

Page 10: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

x

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMURKAAN

A. Pengertian Murka ................................................. 18

B. Kajian Surah al-Fātihah …………………………30

a. Bidang Nahwu dan Ṣorof……..……………. 26

b. Bidang Ulumul Qur ān dan Tafsir………….. 27

c. Bidang Fiqih……………………………...… 28

d. Bidang Kebahasaan…………..…………….. 29

C. Ekspresi Kemurkaan ............................................. 32

1. Ekspresi Marah Yang Tampak pada Raut

Muka…………………………………..…… 32

2. Ekspresi Marah Dengan Kata-kata………..... 32

3. Ekspresi Marah Dengan Tindakan………….. 33

4. Ekspresi Marah Dalam Diam………..……… 34

D. Sebab Terjadinya Kemurkaan ............................. 37

E. Dampak Kemurkaan ............................................ 40

BAB III MENGENAL TENTANG YAHUDI

A. Penjelasan Awal Kata Yahūdī .............................. 44

B. Penyebutan kata lain untuk Yahūdī ...................... 46

1. Ibri atau Ibrani ............................................... 46

2. Bani Isrā īl ...................................................... 47

3. Istilah Yahūdī Masa Kini ............................... 48

C. Sejarah Kebangsaan Yahūdī ................................. 48

1. Yahūdī Pra-Sejarah….……………………… 49

a. Ajaran yang datang dari Nabi Ibrahim a.s 49

Page 11: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

xi

b. Nabi Musa a.s .......................................... 52

c. Nabi Muhammad SAW ........................... 58

1. Masa Kini ....................................................... 59

2. Pendapat Para Ahli Mengenai Sejarah Yahūdī 60

D. Penyebutan Yahūdī dalam Al-Qur’an .................. 63

1. Yahūdī ............................................................ 64

2. Bani Isrā īl ...................................................... 64

3. Ahl Kitāb ........................................................ 66

BAB IV PERILAKU YAHUDI YANG MENDATANGKAN

KEMURKAAN ALLAH

A. Membunuh Para Nabi ........................................... 70

B. Kerjasama dengan Kafir dalam Keingkaran dan

Kemaksiatan ........................................................ 76

C. Merendahkan Perintah Allah ................................ 79

D. Mengingkari Kebenaran ....................................... 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................... 92

B. Saran ..................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………….., 98

Lampiran 1 Sejarah Yahūdī sebagai Bangsa, Negara dan

Agama…………………………………………………………. 98

Page 12: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

xii

Lampiran 2 Perbedaan pendapat mengenai kata

Magdūb…………………………………………..……………. 99

Lampiran 3 Penyebutan kata gadab dari segi makna dan konteks

ayat ……………………………………………………….….. 100

Lampiran 4 Hasil Penelitian kata gadab dalam Al- Qur ān

……………………………………………….............…….... 105

Lampiran 5 Hubungan kata gadab, gaīz, sakhito dan kazīm

…...……………………………………..…………………… 106

Page 13: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

xii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

A. DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Arti kata menurut makna asli dan kedudukannya

dalam Al-Qur’an …………………………………………………… 25

B. DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Garis keturunan …………………………...... 62

Page 14: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Marah adalah istilah familiar dalam masyarakat. Kata marah, identik

dengan perilaku negatif yang dapat mengundang kekerasan bagi

pelakunya. Sedang murka adalah sinonim dari kata “marah”. Tapi, kedua

kata ini mempunyai sedikit perbedaan, yaitu: Pertama, kata murka biasa

digunakan untuk menggambarkan suasana hati seseorang yang kemarahan

dan keberangannya sudah sangat mendalam. Namun, kata murka hanyalah

atribut Allah. Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kata murka. Karena,

perbuatan suatu kaum atau individu yang membuat Allah menjadi sangat

murka. Kedua, kata murka yang menggambarkan emosi seseorang biasa di

sebut marah. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak penamaan yang

menunjukan kata murka ataupun marah, salah satunya adalah gadab.

Menurut al-Qurt ubi, gadab adalah marah yang diwujudkan dengan

anggota tubuh seseorang. Orang yang marah dalam pengertian gadab

mulutnya akan mengeluarkan kata-kata keji, kadang-kadang tangannya

ikut menampar, memukul atau membanting barang-barang yang ada di

sekitarnya. Sementara kakinya juga ikut bertindak.1

Dalam Ayat-ayat yang berkaitan dengan kata gadab bermakna marah

yang diperankan oleh manusia terdapat 5 kali pada QS. Al-Araf/7: 150 dan

154, Asy-Syura’/42: 37, Al-Anbiya /21: 87, Thaha/20: 86.

1Muh ammad bin Ah mad al-Qurt ubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, terj.

Fathurrohman ( Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), 88

Page 15: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

2

Ayat-ayat Al-Qur’a n di atas kata gadab diperankan manusia disebut

dengan “amarah”.2 Contohnya kemarahan Nabi Musa a.s. Karena, melihat

kaumnya yang kembali menyembah lembu. Yang terdapat di dalam Q.S

Al-A’raf/7: 150. Ayat tersebut membahas kemarahan Nabi Musa a.s saat

melihat kaumnya kembali pada kesesatan mereka dulu, ia. sangat marah.

Sehingga kemarahan menguasai dirinya, bahkan Nabi Musa a.s. sampai

melemparkan lauh-lauh (lembaran-lembaran) serta memengang rambut

Nabi Harun a.s sambil menarik kearahnya.

Selain itu Al-Qur'an juga membahas ayat-ayat mengenai cerita-cerita

umat terdahulu, sebagai pelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan

tersebut di masa kini. Jika kita tidak ingin mendapatkan akibatnya.

Adapun ayat-ayat yang membahas tentang cerita tersebut. Seperti,

kisahnya Fir'aun, Qarun, Abu Lahab dsb. Jika kita membahasnya lebih

meluas, Al-Qur an juga membahas golongan-golongan yang dimurkai.

Karna, melakukan suatu perbuatan yang membuat Allah murka. Seperti,

murkanya Allah terhadap Yahudi.

Adapun ayat yang mendasari penelitian ini adalah Q.S Al-Fatihah/1:

7, Allah berfirman :

عليهم ول الضال ي المغضوب صراط الذين أن عمت عليهم غي

“(yaitu) jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat dan (bukan jalan)

mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”.3

Ayat di atas menunjuk ada tiga golongan manusia: Pertama, orang-

orang yang diberi nikmat oleh Allah Swt. Kedua, orang-orang yang

dimurkai oleh Allah Swt atau dikenal dalam istilah Al-Qur’an sebagai al-

2Ria Restika, “Konsep Kecerdasan Emosianal Dalam Al-Qur’an” (Skripsi S1,

Fakultas Ilmu Tafsir IAIN Ponorogo 2015), 69 3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta, 2010), 1

Page 16: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

3

Magdub. Ketiga, orang-orang yang sesat di jalan Allah Swt atau di sebut

dalam surah al-Fatihah dan orang-orang yang sesat atau ad-Dallin.4

Dalam buku “Tafsir Surah al-Fatihah Menurut 10 Ulama Besar

Dunia” dijelaskan bahwa manusia dalam surah al-Fatihah/1: 7 terbagi

dalam tiga kelompok :

1. Kelompok manusia yang diberikan nikmat oleh Allah. Sehingga,

mereka mendapatkan petunjuk ke arah kebenaran.

2. Kelompok manusia yang dimurkai Allah Swt, mereka mendapat

petunjuk berupa ilmu pengetahuan. Tetapi mereka tidak mau

mengamalkannya, bahkan menolaknya.

3. Kelompok manusia yang sesat, ialah mereka yang tidak mendapat

petunjuk ke arah kebenaran, baik secara ilmu maupun amal.

Sehingga mereka beribadah kepada Allah Swt tanpa ilmu.

Seperti yang kita ketahui di akhir surah al-Fatihah terdapat kata gadab

dan dallin yang berarti yang dimurkai dan yang tersesat. Mayoritas ulama

tafsir klasik berpendapat bahwa kata gadab di sini ditunjukkan untuk

kaum Yahudi dan kata dallin untuk kaum Nas rani.5 Sedikit berbeda

dengan, dua Imam Jalaluddin, yakni al-Mahali dan as-Suyut i yang

mengatakan dalam tafsirnya bahwa ad-Dallin adalah orang-orang

Kristen.6

4Awal Asri Ama, “Tiga Golongan Manusia Dalam Al-Qur’an: Kajian Tafsir

Tahlili QS. al-Fatihah/1: 7, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2013), 2 5Abu Zahwa, Tafsir Surah al-Fatihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia, (Jakarta

: Pustaka Azzam, 2011), 723, 712 6Jalaluddin al-Mah ali, as-Suyut i, Tafsir Jalalain.pdf

Page 17: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

4

Begitupun yang tercantum dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh

Adi bin Hatim R.A :

النصارىوان الضالي اليهودالمغضوب عليهم هم

“Sesungguhnya orang-orang yang dimurkai itu adalah kaum Yahudi, dan

Sesungguhnya orang-orang yang sesat adalah kaum Nasrani“.7

Meskipun kaum Yahudi dan Nas rani sama-sama sesat dan dimurkai

oleh Allah Swt. Tetapi, sifat dimurkai di khususkan untuk kaum Yahudi,

kemudian di ikuti oleh kaum Nas rani. Karena, sifat orang-orang Yahudi

yang sudah mengetahui kebenaran. Tetapi, mereka mengingkarinya atau

karena mereka melakukan perbuatan batil dengan disengaja. Oleh karena

itu, kata “dimurkai” menjadi sifat khusus bagi mereka. Adapun orang-

orang Nas rani adalah orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran,

maka sifat “sesat” menjadi khusus bagi mereka.8

Namun, menurut ulama kontemporer kata tersebut tidak hanya

ditunjukkan bagi Yahudi dan Nas rani. Karena, Allah tidak menyebutnya

untuk siapa kata murka ditunjukkan. Maka, ini berarti bisa siapa saja yang

menjadi orang yang dimurkai Allah. Jika, ia melakukan perbuatan yang

sama seperti yang dilakukan Yahudi pada masa itu.9

Maka ini penting untuk di angkat. Karena, untuk mengklarifikasikan

perilaku buruk apa saja yang dilakukan Yahudi, hingga Allah

memasukannya ke dalam golongan orang yang dimurkai, apa dampak dari

kemurkaan dan pembahasan mengenai ayat-ayat yang terdapat kata gadab

di dalamnya serta adakah kaitan antara ayat-ayat tersebut, disertai

7Imam at-Tirmidzi, Sahih Sunan Tirmidzi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2017), 2954

8Abu Zahwa, Tafsir Surah al-Fatihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia, 712

9Arivaie Rahman,“Al-Fât ihah Dalam Perspektif Mufassir Nusantara: Studi

Komparatif Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nur dan Tafsir al-Azhar”, Journal Of

Contemporary Islam And Muslim Societies (JCIMS). vol.2 No.1, (Januari-Juni 2018),19-

20

Page 18: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

5

persamaan dan perbedaannya. Karena, ulama klasik melihat kata gadab

memfokuskan kepada siapa ayat itu diturunkan, sedangkan ulama

kontemporer memfokuskan kepada perilaku yang menyebabkan seseorang

dimurkai Allah.

B. Identifikasi Masalah

Penulis menemukan berbagai persoalan yang menjadi identifikasi

masalah pada penelitian ini, di antaranya :

a. Terdapat kesalah pahaman dalam masyarakat mengenai sejarah

Yahudi dan Israel. Apa perbedaan Yahudi sebagai agama dan

bangsa.

b. Minimnya disiplin ilmu yang membahas tentang penyebab Yahudi

dimurkai.

c. Perlunya mencari tahu perbedaan term Yahudi, Bani Isra il dan

Ahl Kitab. Karena, dalam Al-Qur an telah dijelaskan bahwa

Yahudi termasuk golongan Ahl Kitab, sebelum kemudian menjadi

golongan yang dimurkai.

d. Terdapat perbedaan pendapat antara penafsir klasik dan

kontemporer tentang ayat terakhir surah al-Fatihah, terkhusus pada

kata alaihim.

e. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai perbedaan mendasar

antara orang-orang yang dimurkai dan orang-orang sesat.

Page 19: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

6

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas dan menghindari pembahasan yang tidak

mengarah pada maksud dan tujuan penulisan skripsi ini, penulis

membatasi penelitian ini hanya kepada apakah perilaku umum yang dapat

mendatangkan kemurkaan Allah dan bagaimana Yahudi menjadi pelopor

bangsa yang dimurkai dalam Al-Qur an.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu

“Bagaimana perilaku Yahudi yang menyebabkan kemurkaan Allah ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apa saja sifat yang

membuat Allah murka terhadap Yahudi di dalam Al-Qur an dengan

merujuk pada kisah-kisah bentuk kemurkaan Allah dalam Al-Qur an dan

mengkontekstualisasikan sifat bangsa Yahudi dengan fenomena yang

terjadi di masa kini.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: dari manfaat dari

segi akademik dan segi praktis. Dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Manfaat Akademik

a. Menambah wawasan juga pengetahuan baru mengenai kisah

tentang kemurkaan Allah dalam Al-Qur an. Adapun kisah

populer yang paling banyak diceritakan dalamnya adalah kisah

kaum Yahudi, awalnya diberikan keistimewaan hingga

mendapat kemurkaan Allah.

Page 20: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

7

b. Memberikan kontribusi pemikiran terkait dengan konsep

murka dalam Islam, dan perbedaannya dengan marah. Marah

dan Murka merupakan perasaan tidak senang terhadap sesustu.

Tetapi, murka satu tingkat di atas marah. Quraish Shihab

mengatakan murka adalah atribut Allah, hal ini tentu berbeda

dengan marahnya manusia yang di datangkan dari emosi.

c. Mengembangkan khazanah keilmuan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini, telah di selesaikan

permasalahan tentang murka dari segi nahwu, psikolog,

tasawuf dan tafsir, mengenai hal ini masih banyak yang perlu

dikembangkan untuk ke depannya.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi rujukan untuk para peneliti setelahnya, dengan

memberi gambaran umum hasil dari Kemurkaan Allah di dunia

dan analisis ayat-ayat kemurkaan Allah terhadap Yahudi.

b. Menjadi rekomendasi pembelajaran untuk masyarakat muslim,

agar menjauhi sifat-sifat yang bisa membuat Allah murka dan

untuk mengevaluasi diri agar lebih baik.

G. Kajian Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan pembahasan penelitian ini

dengan penelitian yang lain. Setelah melakukan penelusuran kajian-kajian

yang pernah dilakukan. Selanjutnya menemukan beberapa penelitian yang

mengangkat tema sama. Maka penulis rasannya perlu mencantumkan itu

disini. Untuk dapat melihat perbedaan pembahasan dan metodologi.

Sehingga diharapkan skripsi ini tidak terkesan plagiat yang telah ada.

Penulis membaginya menjadi dua bagian pembahasan, yakni:

Page 21: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

8

1. Kajian tentang Murka

Tesis yang berjudul “Asbat dan Yahudi dalam Al-Qur an: Melacak

Sejarah dan Korelasi Asbat dan Yahudi Dalam Al-Qur an” oleh

Zukhrufatul Jannah. Tesis yang telah dijadikan buku ini membahas

konsep asbat dan yahud dalam Al-Qur an juga melihat perbedaan di

antara keduanya.

Tesis selanjutnya “Cara Mengendalikan Marah dalam Al-Qur’an:

Analisis Ayat-ayat tentang gadab dalam Tafsir al-Azhar karya Buya

Hamka)” oleh Zakiatul Ulah. Tesis ini membahas cara mengendalikan

marah menurut Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka.

Skripsi selanjutnya, berjudul "Tiga Golongan Manusia dalam AlAl-

Qur an: Kajian Tahlili QS. al-Fatihah/1: 7" oleh Awal Asri Ama. Di

dalam ayat yang terakhir dari surah al-Fatihah menunjukkan ada tiga

golongan manusia. Pertama, manusia yang diberi nikmat

Mun’am alaihim. Kedua, manusia yang dimurkai (al-

Magdub alaihim). Ketiga, manusia yang sesat (al-Dallin). Orang-

orang yang dimurkai sebenarnya termasuk sesat juga. Sebab, saat

mencampakkan kebenaran, mereka telah berpaling dari tujuan yang

benar dan menghadap ke arah yang keliru. Mereka tidak akan sampai

pada tujuan yang di inginkan dan tidak akan pernah mendapatkan

untuk memperoleh yang di kehendaki.

Skripsi selanjutnya yang berhubungan dengan marah/murka adalah

“Konsep Management Marah dan Pengendaliannya dalam Tafsir al-

Misbah.“ yang ditulis oleh Restina Ria. Skripsi ini membahas tentang

kajian analisis penafsiran Ayat-ayat tentang emosi dan

pengendaliannya.

Page 22: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

9

Kajian selanjutnya, yakni skripsi yang berjudul “Marah dalam

Ilmu Kesehatan”. Ditulis oleh H. Hasyim. Skripsi ini menjelaskan

tentang marah dalam psikologi secara lengkap disertai dampak yang

di timbulkan dari marah. lalu di kaitkan dengan Ayat-ayat Al-Qur’an

yang membahas tentang kajian tersebut.

Skripsi selanjutnya berjudul “Dalal (sesat) dalam Tafsir Al-Qur’an

al-Azim karya Ibn Katsir” oleh Aji Priyono. Seperti judulnya, skripsi

ini membahas konsep dalal (sesat) dalam Al-Qur’an, kriteria apa saja

yang dapat memasukkan seseorang ke dalam kategori dalal (sesat).

Article of Contemporary Islam and Muslim Societies, vol. 2 no. 1

Januari-Juni 2018 yang berjudul “Al-Fatihah dalam Prespektif

Mufassir Nusantara: Studi Komparatif Tafsir Al-Qur’anul Majid an-

Nur dan Tafsir al-Azhar” oleh Arivaie Rahman. Artikel ini memuat

pembahasan surah al-Fatihah secara umum. Namun ada satu hal yang

sejalan dengan kajian ini, yakni pembahasan kata al-Magdub alaihim

dan al-Dallin dalam Tafsir Al-Qur’anul Majid dan Tafsir an-Nur.

Kajian selanjutnya yang berhubungan dengan marah adalah artikel

Psikologi yang berjudul “Ekspresi Emosi Marah” oleh Syafruddin al-

Baqi. Sesuai dengan judulnya artikel ini membahas tentang marah

dalam aspek psikologi serta, perbedaan ekspresi marah sesuai adat

masing-masing wilayah di Indonesia. Seperti, perbedaan ekspresi

marah suku adat Jawa, Sunda dan Sumatera.

Artikel Unisia, vol. Xxxvii no. 82, Januari 2015. “Pengendalian

Emosi menurut Islam Psikologi Islam” oleh Rachmi Diana. Artikel ini

membicarakan tentang emosi menurut Psikologi Islam.

Kajian selanjutnya, adalah Artikel Al-Bayan vol. 21 no.32 25 Juli-

Desember 2015, yang berjudul “Konsep Amarah Menurut Al-Qur’an”

oleh Umar Latief. Artikel ini membahas tentang penyebutan kata

Page 23: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

10

amarah dalam Al-Qur an dan pengendaliannya, juga penyebab amarah

terjadi, yang bisa disimpulkan. Karena, kondisi alam bawah sadar

yang mengikuti sifat buruk hawa nafsu.

Artikel Al-Idaroh, “Management Marah dan Urgensinya dalam

Pendidikan” oleh M. Sya’roni Hasan. Artikel ini membahas marah

secara luas baik dari segi Al-Qur’an juga Psikologi berikut

menjelaskan faktor penyebab marah dan dampak negatifnya.

2. Kajian tentang Yahudi

Buku “Yahudi Menggenggam Dunia” karya William G. Carr.

Buku ini menceritakan tentang sejarah dan tingkah laku Yahudi

secara detail serta sekelumit permasalahan peristiwa masa lalu dan

keterkaitannya dengan Yahudi. Yang dibuat oleh artikelis saat perang

dunia 2.

Berikutnya adalah Disertasi yang berhubungan dengan Yahudi,

yaitu “Yahudi dalam Al-Qur’an: Teks, Konteks dan diskursus

Pluarisme Agama” oleh Zulkarnain. disertasi ini membahas tentang

Yahudi yang di kontruksikan kembali dalam konteks kontemporer,

khususnya dengan mempertimbangkan isu-isu pluralisme agama.

Artikel yang berjudul “Palestina dan Israel: Sejarah, Konflik dan

Masa Depan” oleh Misri A. Muchin. Artikel ini mengenalkan sejarah

bangsa Israel atau Bani Isra il yang masih memiliki keterkaitan

dengan bangsa Yahudi dari jaman dahulu hingga masa kini.

Artikel selanjutnya adalah Religious: Agama dan Lintas Budaya 1,

2 (Maret 2017): 135-146 Yang berjudul “Agama Yahudi sebagai

Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan” oleh Ilim Abdul Halim. Artikel

ini telah mengkaji secara mendalam tentang Yahudi, yaitu dengan

membaginya menjadi dua bagian, di satu sisi Yahudi menjadi agama

etnis dan agama. Seperti, saat Yahudi sebagai etnis telah memerankan

Page 24: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

11

peristiwa penting dalam dinamika kehidupan sehingga menjadi

catatan sejarah dunia. Di sisi lain, Yahudi sebagai agama yang

memiliki corak keberagaman tententu yang berbeda dengan agama

lainnya.

Dari tinjauan di atas, dapat penulis katakan bahwa perbedaan kajian

ini adalah kajian ini membahas tentang sifat-sifat yang menyebabkan

seseorang dimurkai Allah. Dan penelitian ini menggunakan kajian tematik.

H. Metodologi Penelitian

Metode adalah suatu peran yang sangat penting untuk mencapai suatu

tujuan atau hasil yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Adapun

metode yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode

penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan

dilakukan dengan mengumpulkan data-data tertulis melalui buku-

buku sejarah, kitab-kitab, majalah, koran, artikel atau bahan tertulis

lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

2. Metode Penulisan

Teknik yang digunakan dalan skripsi ini adalah tematik

(maudu’i), yaitu metode penafsiran yang menjelaskan ayat Al-

Qur’an dengan mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang berkaitan

dengan pembahasan dan menjadikannya satu tema yang dibuat

secara sistematis.

Page 25: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

12

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan

metode ini ialah :

a. Memilih dan menentukan tema yang akan dikaji,

berdasarkan Ayat-ayat Al-Qur’an. Penulis mencarinya

dengan menggunakan kamus Mu jam al-Mufahras li Alfaz

al-Qur’an al-Karim karya Muh ammad Fuad ‘Abd al-Baqi

memakai kata gadab.

b. Melacak dan mengumpulkan Ayat-ayat Al-Qur’an yang

membahas topik sama. Kemudian, mengambil beberapa

ayat mengenai perbuatan-perbuatan yang dilakukan kaum

Yahudi, hingga membuat Allah murka. Dan dibatasi oleh

penulis lima ayat yang sesuai dengan tema, yakni Q.S al-

Baqarah/2: 61 dan 90, Q.S Ali Imran/3: 112, Q.S al-

Maidah/5: 80, dan Q.S al-A’raf/7: 152.

c. Menyusun ayat-ayat secara sistematis menurut kronologis

turunnya ayat tersebut disertai pengetahuan tentang sebab-

sebab turunnya (asbab nuzul), dan memilih beberapa tafsir

dengan corak yang berbeda sebagai bahan acuan sumber

tafsir. Seperti tafsir al-Misbah, tafsir al-Maragi, tafsir

Jalalain, dll.

d. Menghimpun pendapat para penafsir dan menjadikannya

sebuah perbandingan. Dan melengkapi penjelasan ayat

dengan hadis Nabi, bila di pandang perlu.

e. Mengarahkan pemaparan tersebut secara global dengan

melihat situasi yang ada saat ini.

f. Menyimpulkan hasil penelitian terhadap analisis.10

10

Abd. Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudu’i dan Cara Penerapannya

(Jakarta: Grafindo Persada, 1996 ), 51

Page 26: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

13

3. Sumber Data

Sumber data adalah subjek tempat asal data dapat diperoleh,

dapat berupa bahan pustaka, atau orang (informan atau

responden). Adapun objek penelitian atau variabel penelitian

adalah masalah pokok yang dijadikan fokus penelitian atau yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sumber data dalam

penelitian ini adalah buku-buku yang relevan dengan pembahasan.

Sumber penelitian yang penulis gunakan terbagi menjadi dua,

yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data atau

dalam hal ini adalah peneliti.11

Misal dalam penelitian

substansi pemikiran tokoh, sumber primer adalah sejumlah

karya tulis yang ditulis langsung oleh objek yang diteliti.

Dalam bentuk dokumen, sumber data primer diartikan

sebagai sumber data yang langsung diperoleh dari orang

atau lembaga yang mempunyai wewenang dan tanggung

jawab terhadap pengumpulan atau penyimpanan dokumen.

Sumber semacam ini dapat disebut juga dengan first hand

sources of information atau sumber informasi tangan

pertama.12

Adapun yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian ini adalah Al-Qur an. Fokus pada ayat-ayat

tentang kemurkaan Allah terhadap Yahudi, yang telah

penulis batasi yakni: Q.S al-Baqarah/2: 61, 90, Q.S Ali

11

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan., 308

12Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung : Pustaka Setia, 2011), 152

Page 27: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

14

Imran/3: 112, Q.S al-Maidah/5: 102 dan Q.S al-A’raf/7:

152.

Dan data primer yang untuk sumber tafsir yang

penulis gunakan untuk mengumpulkan data dalam metode

maudu’i, yakni: Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan dan

Keserasian Al-Qur’an) karya Quraish Shihab, Tafsir Fi z ila l

al-Qur’an karya Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili ,,

karya Sayyid Qutub, Tafsir Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an

karya Muh ammad bin Ah mad al-Qurt u bi , Tafsir Depag

karya Departemen Agama Indonesia, Tafsir Jalalain karya

Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyut i, Tafsir al-

Azhar karya Buya Hamka, Tafsir S afwah al-Tafasi r Tafsir

li al-Qur’an al-Kari m karya Muh ammad Ali al-S a bu ni ,

Tafsir al-Mara gi karya Ahmad bin Mus t afa al-Mara gi ,

Tafsir Al-Qur an Karim karya Mahmud Yunus dan Tafsi r

an-Nu r karya Muh ammad Hasbi al-S iddiqi.

b. Sumber Data Sekunder

Selain sumber data primer, ada pula informasi yang

bisa diperoleh dari sumber data sekunder, yaitu sumber

data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data atau dalam hal ini adalah peneliti. Misal

dalam penelitian substansi pemikiran tokoh, sumber data

sekunder adalah sejumlah karya tulis yang ditulis oleh

orang lain yang berkenaan dengan objek yang diteliti.

Dalam bentuk dokumen, sumber sekuder adalah

sumber informasi yang tidak secara langsung diperoleh

dari orang atau lembaga yang mempunyai wewenang atau

tanggung jawab terhadap informasi yang ada padanya.

Page 28: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

15

Sumber semacam ini disebut juga dengan istilah sumber

informasi tangan pertama.

Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian

ini adalah:

a. Buku “Al-Yahud al-Mausuah al-Mushawwarah (ed)

Yahudi” karya T ariq as-Suwaidan, penj. Imam Firdaus.

b. Buku “Al-Qur an Mengungkap Tentang Yahudi:

Watak, Sifat, Perilaku Buruk Bangsa Yahudi” karya

Rizem Aizid.

c. Buku “76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur an” karya

Syaikh Mustafa al-Maragi.

d. Tesis “Asbath dan Yahudi dalam Al-Qur an: Melacak

Sejarah dan Korelasi Asbath dan Yahudi Dalam Al-

Qur’an” oleh Zukhrufatul Jannah.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami skripsi ini,

maka penulis menyusun skripsi ini secara sistematis, dan membagi

pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari 5 (lima) bab, sebagai

berikut:

Bab Pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab Kedua, berisi landasan teori konsep murka dalam aspek

psikologi dan Islam, yang terdiri dari pengertian murka, ekspresi

kemurkaan, kajian surah al-Fatihah, penyebab dan dampak

kemurkaan Allah.

Page 29: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

16

Bab Ketiga, berisi analisis tentang sejarah Yahudi. Seperti asal

penamaan, garis keturunan Yahudi dan penyebutannya dalam Al-

Qur’an.

Bab Keempat, berisi penyajian analisis data perilaku Yahudi yang

mendatangkan kemurkaan Allah yang merujuk pada Ayat-ayat

kemurkaan Allah terhadap Yahudi.

Bab Kelima, berisi penutup yang meliputi kesimpulan hasil

penelitian, dan saran. Dengan harapan, adanya masukan atas

penelitian ini, semoga dapat menjadi acuan bagi para peneliti

selanjutnya.

Page 30: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

17

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMURKAAN

Emosi adalah kondisi manusia yang tidak stabil di mana kehadirannya bisa

ditunjukan adanya ekspresi pada wajah. Contoh: sedih, senang, takut dan

marah. Semua emosi tadi muncul. Karena, adanya ketersinggungan dengan

yang lain. Sebab, emosi tidak akan muncul tanpa adanya sesuatu yang

melatarbelakangi munculnya emosi. Misalnya, emosi marah yang muncul

karena adanya pertikaian, kesalahan yang diperbuat dalam hal pekerjaan

maupun perkataan, kecemburuan sosial atau meningkatnya hormon bagi

wanita.

Marah adalah salah satu sifat manusia yang menggambarkan suasana hati

tidak nyaman karena suatu hal. Marah adalah sikap yang menunjuk kepada

suatu perbuatan yang buruk. Karena, marah bisa menyebabkan seseorang

terjebak dengan situasi yang ada hingga lupa tentang suatu hal yang baik.

Maka, dari itu seseorang yang sedang marah sangat mudah dipengaruhi oleh

setan. Dan marahnya seseorang yang menimbulkan keberangan yang

mendalam di sertai dengan luapan emosi yang besar sekali dan susah di

kendalikan disebut murka.1

1Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English

Press, 2002) 916

Page 31: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

18

A. Pengertian Murka

Dalam bahasa Indonesia, di bedakan antara murka dan marah.

Marah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perasaan tidak

senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya dsb), marah juga

berarti berang, gusar.2 Sementara, kata murka adalah sangat marah,

mendapat perlakuan seperti itu. Jika, menjadi kata kerja bermakna

baginda memarahi hambanya yang tidak patuh.3

Kata murka dalam bahasa Arab adalah gad ab. Dalam agama, kata

murka cenderung lebih ke Allah Swt. Sedangkan, marah bersumber dari

manusia. Kata murka memiliki makna yang derajatnya lebih tinggi dari

marah. Karena, murka hanyalah atribut Allah Swt. Meski begitu, gad ab

dalam bentuk apapun semuanya tetap memberi kesan keras, kokoh, dan

tegas. Seperti halnya, singa, batu, banteng, atau sesuatu yang merah

padam, semuanya digambarkan melalui akar kata gad ab. Jadi “al-

gad ab” adalah sikap keras, tegas, kokoh, dan sukar tergoyahkan yang

diperankan oleh pelakunya terhadap objek disertai dengan emosi.4

Gad ab secara literal, adalah asy-syiddah yang berarti kesulitan.

Sedangkan makna rajulun gad b adalah seorang lelaki yang sangat

keras. Adapun makna al- a ub adalah kehidupan yang buruk, karena

kehidupan yang sulit. Sementara makna al-gad bah adalah perisai yang

terbuat dari kulit unta, dimana sebagian dari kulit disatukan dengan

sebagian yang lain. Perisai tersebut dinamakan demikian karena sulitnya

menyatukan dua kulit antara yang satu dengan yang lainnya.5

2Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, cet.1 (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), 559 3Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 1357 4Muhammad Qurai sh Shiha b, Tafsir al-Misbah sa sa a s ras a

l- ur‟ (Jakarta: Lentera Hati, 2000 ), 70 5 - a s r l- ‟ l al- ur‟ , 432

Page 32: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

19

Hal ini mungkin menunjukkan orang yang mempunyai sifat a a

akan sulit bersatu dengan orang yang memiliki hati bersih. Ini sesuai

dengan kata gad ab dalam s al- r b berarti 6

Gad ab berakar dari huruf-huruf انغ , انضاد , انثاء dengan makna dasar

keras.7 Dan berasal dari asal kata غضثا .yang berarti marah غضة– غضة -

8

Jika menjadi objek (تغضة), berarti dengan paksa, dengan kekuatan,

dengan kekerasan.9 Ini menunjukkan bahwa kemarahan bisa

mengakibatkan kekerasan.

Dalam kamus Dwibahasa Oxford-Erlangga, marah adalah feeling

or showing anger, yang artinya merasakan atau melihat kemarahan.10

Kamus Kontekstual Arab-Indonesia menyebut ghadab dalam berbagai

bentuk di antaranya, 11

yang marah ضة )فا( : , غا 12

kemarahan )غضثا )يص ,

13dimarahi : )يغضىب )يف .

14 Abd. Muin berpendapat dalam bukunya

bahwa kata غضة juga diartikan dengan ular yang jahat. Makna غضة di

sisi Allah ialah kehendak Allah untuk memberi hukuman kepada orang

yang bersalah. Dan yang di maksud dengan عههى يغضىب adalah orang-

orang yang berhak memperoleh siksaan karena perbuatannya.15

6 ur, s al- r b - 3263

7Muh ammad Qurai sh Shiha b, Tafsir al-Misbah, 70

8 wwir, Kamus Munawwir (Arab-Indonesia) cet.14 (Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997), 1008 9Kaserun A.S Rahman, Kamus Modern-Arab al-Kamal (Surabaya: Pustaka

Progressif, 2010), 629 10

A. Remy Rohadian, Kamus Dwibahasa Oxford-Erlangga, cet.1 (Bhd:

Erlangga, 1996), 127 11 eseorang yang melakukan perbuatan tersebut

12 dar adalah

memiliki masa, tempat, dan zat. Dalam bahasa Indonesia bisa juga disebut kata kerja. 13 l

i sasaran perbuatan. 14

Imamuddin, Kamus Kontekstual Arab-Indonesia, (Jakarta: Gema Insani,

2012), 428 15 , Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera: Tafsir Surah al-

F tihah, cet.I, (Jakarta: Yayasan Kalimah, 1999), 104

Page 33: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

20

Adapun murka dari segi objek (yang dimurkai), yakni a a dalam

bentuk ialah mag b,

- tihah/1: 7. Pengertian mag b menurut a - g adalah orang-

orang yang telah menerima atau mendengar agama yang benar dan di

-Nya, tetapi mereka menolak dan

mengasingkan diri tanpa mau melihat sedikitpun. Mereka tidak mau

menggunakan akalnya didalam meneliti dalil-dalil yang ada, mereka

lebih menyukai taqlid warisan nenek moyang mereka.16

Dengan ini

dapat dikatakan bahwa a adalah subjek atau pelaku yang telah

mengetahui kebenaran, tapi mengingkarinya.

Meskipun sama dalam segi hurufnya. Namun, kata berbeda dengan

kata a o, yang artinya benci atau kebencian. Benci dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia berarti sangat tidak suka kepada sesuatu yang di

benci atau perasaan yang muncul saat adanya suatu hal. Misalnya benci

kepada seorang penjilat, orang yang suka menonjolkan diri dan

memburuk-burukkan orang lain.17

memunculkan kemarahan. Apabila sikap menjauh tersebut mendominasi

diri seseorang, maka lahirkan kebencian.

Menurut istilah, a a adalah sikap marah yang diungkapkan

dengan kata-kata kasar karena tidak senang dengan perlakuan seseorang.

Marah menurut Ilmu Tasawuf adalah kekuatan setan yang disimpan

Allah Swt di dalam diri manusia. Marah laksana seponggah api yang

menyala dan membakar hati manusia. Hal yang tampak adalah seperti

mata seseorang yang merah ketika sedang di landa marah. Sedangkan,

menurut pakar Ilmu Jiwa modern, marah adalah salah satu insting dan

16

Ah mad bin Mus t afa al-Mara gi , Tafsir al-Mara gi , terj. Bahrun Abu Bakar, jilid

1 (Semarang: Toha Putra, 1985), 53 17

Software Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 34: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

21

beberapa insting pribadi yang bertujuan menjaga jiwanya serta

memberikan perlawanan ketika melihat musuh yang dipandang dapat

mengalahkannya. Marah juga merupakan reaksi terhadap segala bentuk

kedala yang menghambat seseorang didalam melakukan aktivitas untuk

mencapai tujuan.18

Umar Latief menyebut sifat amarah adalah sifat alami dari dorongan

nafsu yang mengarah pada keburukan. Namun, bukankah Allah

memberikan manusia akal, dengan tujuan agar manusia dapat

mengendalikan hawa nafsunya. Seperti dalam Q.S al-Baqarah/2: 145,

yang mengartikan bahwa sifat amarah yang mengikuti hawa nafsu, selalu

berarti penyimpangan yang jahat yang kemungkinan menyesatkan

manusia dengan jalan yang tidak benar. Sebab, hawa nafsu merupakan

‘ilm.19

-

berpengetahuan. Seseorang yang berperilaku demikian, di sandarkan

pada sifat yang mengikuti hawa nafsu, dengan penekanan mental dan

pengetahuan yang lemah.20

Dalam l u ‟ dijelaskan bahwa marah adalah fitrah yang

ada pada setiap diri manusia, namun bila rat (berlebih-lebihan) ini akan

tersisanya penglihatan kalbu, pertimbangan dan pemikiran. Yang

berasal dari neraka.21

18

Heri MS Faridy, Ensiklopedia Tasawuf (Bandung: Angkasa, 2008), 401 19

Ilm berarti ilmu pengetahuan atau logika, yang mengartikan bahwa nafsu saa

sejali tidak berorentiasi pada kebenaran. 20

Umar Latief, - al- a . vol. 21 no.32

(25 Juli-Desember 2015), 3 21 m al-G , l u n: Menghidupkan kembali Ilmu-ilmu Agama,

adillah (Jakarta: Republika Penerbit, 2012), 173

Page 35: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

22

- menyatakan dalam tafsirnya, a a adalah marah yang

di wujudkan dengan anggota tubuh seseorang. Orang yang marah dalam

pengertian a a mulutnya akan mengeluarkan kata-kata keji, kadang-

kadang tangannya ikut menampar, memukul atau membanting barang-

barang yang ada di sekitarnya. Sementara kakinya juga ikut bertindak.

Sedangkan a a yang menunjukkan Allah adalah sifat Allah ingin

menghukum. P al- a a pada sifat Allah ialah

keinginan untuk menghukum. Dengan demikian, a a merupakan sifat

zat Allah. Hal ini sama seperti, kehendak Allah yang juga merupakan

sifat zat-Nya. Maka, keinginan menghukum sama dengan kehendak

22

Menurut b, munculnya murka disebabkan adanya

pembangkangan terhadap kebenaran yang menimbulkan penyesalan

bahkan siksaan, paling sedikit adalah siksaan batin. Sama halnya dengan

mereka yang melaksanakan kebenaran dan kebajikan, akan

menghasilkan imbalan yang baik pula. Beliau menjelaskan meskipun

kata a a diartikan dengan murka Tuhan ini maksudnya bukanlah

sama seperti amarah makhluk yang datangnya dari emosi. Ia juga

mengutip pendapat para penafsir jaman dulu yang memahaminya dengan

arti kehendak-Nya untuk melakukan tindakan keras dan tegas terhadap

mereka yang membangkang perintah-Nya. Hal ini berupa ancaman dan

siksaan yang akan didapat di akhirat nanti.23

22

Al- a a Allah dengan hadis yang berbunyi

ان الصدقة لثطفئ غضب الرب q T

Allah di sini adalah sifat perbuatan. - l- ‟ l

al- ur‟ , 432-434 23 b, Tafsir al-Misbah, 70-71

Page 36: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

23

Dari paparan di atas dapat disimpulkan, marah adalah suatu emosi

yang timbul dan dapat dilihat ciri-cirinya hanya dengan melihat ekspresi

yang diberikan. Seperti adanya aktivitas syaraf yang tinggi, mata yang

merah dan muka berwarna merah padam, hal ini bisa terjadi karena

munculnya perasaan tidak suka pada suatu hal atau bisa jadi tidak senang

dengan kesalahan yang terjadi. Adapun murka adalah suatu emosi

disertai tindakan yang timbul. Akibat adanya suatu hal yang dapat bisa

dikatakan fatal menurutnya, hingga menyebabkan meledaknya amarah

dan keberangan yang mendalam. Akan tetapi, karena murka adalah

atribut Allah. Maka, sudah pasti emosi yang dilahirkan berbeda.

- n, menyebut kata a a dengan aneka ragam makna. Bila

dilihat dari konteks ayat, yaitu :

1. G yang diperankan Allah, berarti menunjukkan Allah sebagai subjek

dari kemurkaan, ialah :

a). a a Allah - r/24:

9, Q.S an-Nahl/16: 106.

b). a a - q

-

2. G yang diperankan manusia, berarti menunjukkan manusia sebagai

subjek dari kemurkaan dalam hal ini adalah kemarahan, ialah -

T - -

3. G yang menunjukkan perbuatan yang mendatangkan murka Allah

(objek dari kemurkaan), di antaranya :

a). P -

b). Perbuatan dalam Q.S al-

Baqarah/2: 60, 90, Q.S li n/3: 112, Q.S a - dah/5 : 102,

Q.S - A f/7: 152.

Page 37: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

24

Dalam a s l- ur‟ - -

menggunakan kata غضة (murka, marah) adalah surah a - /4: 93, a -

dah - - -Mumtahanah/60: 13.

Sementara yang menggunakan kata غضة

- q - -

- T - -

16.24

Mengutip dari Kitab u a al- u a ras l l al- ur‟ al-

ar m.25

Tabel 1.1

Tabel penyebutan kata a a

-

24 assan, a s l- r‟a (Bangil: Amprint, 1991), 267

25 ammad ‘ - q , u‟ a al- u a ras l l al- ur‟ al-

ar m - 1339

NO SURAH LAFADZ ARTI KEDUDUKAN

1. a - 93 ة ض غ Murka, Marah Kata Kerja

2. a - dah 60 ة ض غ Murka, Marah Kata Kerja

3. al-Fath 6 ة ض غ Murka, Marah Kata Kerja

4. a -

dalah ة ض غ 14 Murka, Marah Kata Kerja

5. Al-

Mumtahana ة ض غ 13 Murka, Marah Kata Kerja

6. a - 37 واب ض غ Mereka Marah Kata Benda

7. al-Baqarah 61 ة ض غ Kemurkaan Objek

8. al-Baqarah 90 ة ض غ Kemurkaan Objek

9. li n 112 ة ض غ Kemurkaan Objek

Page 38: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

25

Menurut tabel di atas dapat dipahami beberapa macam kata a a

dengan kedudukannya di antaranya: a. Kata ga iba mengartikan marah,

murka dan kedudukan sebagai kata kerja. Maksudnya, menunjukan

perilaku seseorang yang sedang marah. b. Kata ga aba yang artinya

kemurkaan dengan kedudukannya sebagai objek, berarti menunjukan

perbuatan yang mengundang kemurkaan. c. Kata ga na yang artinya

dengan marah. kedudukannya sebagai kata sifat atau menunjukkan

situasi di mana saat itu ia sedang marah. d. Kata ga ab ini memilki arti

kemurkaan-Ku berarti menujukkan Allah sebagai subjek kemarahan.

e. Terakhir, kata mag b artinya orang-orang yang dimurkai yang

berkedudukan objek (jamak) ini menunjukkan seseorang atau pelaku

yang di jatuhi hukuman.

10. - A f 71 ة ض غ Kemurkaan Objek

11. - A f 152 ة ض غ Kemurkaan Objek

12. - A f 154 ة ض غ Kemurkaan Objek

13. a - l 16 ة ض غ Kemurkaan Objek

14. an-Nahl 106 ة ض غ Kemurkaan Objek

15. T 87 ة ض غ Kemurkaan Objek

16. an-Nur 9 ة ض غ Kemurkaan Objek

17. a - 26 ة ض غ Kemurkaan Objek

18. T 81 يب ض غ Kemurkaan-Ku Subjek

19. - A f 150 ان ب ض غ Dengan marah Kata Sifat

20. T 86 ان ب ض غ Dengan marah Kata Sifat

21. al- tihah 7 بو ض غ الم Orang-orang yang

dimurkai Objek (Jamak)

Page 39: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

26

B. Kajian Surah - tihah

Surah al-Fatihah yang menjadi dasar dalam penelitian ini, maka ini

perlu dibahas untuk melihat kaitan antar keduanya, berikut adalah

pembahasan surah al-Fatihah dari berbagai keilmuan, yaitu:

a. f

surah al-Fatihah berarti bukan atau pengecualian.

Dalam Ilmu Nahwu ini dinamakan dengan a tul al- st ts ‟.26

Dengan

ini, semua kata atau alat pengecualian memiliki arti yang sama, yakni

kecuali, selain atau bukan. Selain itu kata st ts di sini, menjadi

bentuk st ts u q t , yaitu pengecualian yang terputus dari

golongan sebelumnya, seolah-olah untuk menunjukkan bahwa gologan

ini dikecualikan dari golongan memperoleh nikmat.27

Perubahan

harakat ‟r kata g nya dal

s ustats

(kasrah) di huruf akhirnya jika menggunakan kata pengecualian.

Karena, - - hah ini adalah

badal (kata ganti)28

dar ‟r kata g

a r r (kasrah) pada huruf akhirnya. Dengan ini, menjadi g

Adapun penggunaan kata al-Mag dengan kedudukan s

a ‟ l.29

Hal ini untuk menunjukkan bahwa kemurkaan itu berasal dari

Allah dan wali-wali mereka. Dalam a s r u „ a

26 tul al-istitsn

- 27 a s r ats r jil.1 (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 1999), 140

28Seperti

kemungkinan. Jika, maknanya orang-orang yang diberi nikmat adalah orang yang selamat

dari kemurkaan dan kesesatan maka ini menjadi badal. Dan, jika maknanya adalah

mereka yang terkumpul padanya kenikmatan mutlak, yaitu keimanan dan keselamatan

dari kemurkaan dan kesesatan, maka ini menjadi a‟at atau kata sifat. 29

Page 40: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

27

- n mengatakan bahwa kata Mag

„ala adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah karena keufuran

yang dilakukan dan berbuat kerusakan di muka -

.30

Artinya, ia tidak -

lah orang yang dimurkai Allah tersebut.

b.

- hah menurut as a u l31

-nya terbagi menjadi

beberapa pendapat: Pertama, Makkiyah disebabkan diturunkan di kota

Mekkah. Kedua, Makkiyah dan Madaniyah - hah di

turunkan di kota Mekkah sekali dan di kota Madinah yang lain.

Da - q yebut tiga ayat yang

menerangkan bahwa Yahudi adalah golongan yang Allah maksud pada

kata al-Mag di - tihah tersebut. Di antaranya adalah Q.S

al-Baqarah/2 - - f/7: 152.32

Mereka yang mengetahui kebenaran,

namun meninggalkannya. Seperti a , a s aca a.”33

Adapun alasan mengapa Allah tidak memasukan nama-Nya untuk

menunjukkan -

yang menggunakan penyandaran akan nikmat kepada Allah dan tidak

menyandarkan penyesatan dan kemurkaan pada nama-Nya. Jadi, meski

adanya penghapusan ‟ l (subjek) pada kata dimurkai di sini. Tapi,

Allah sudah menunjukannya dalam firman-Nya yang lain. Seperti

30 lih - n, Tafsir u „a a, (Jakarta: Darul Falah,

2017), 34 31

Sebab turunnya sebuah ayat ataupun surah. 32 m q , Ta s r al- ‟ul a (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010),

143 33 Tafsir a s r ar rra n Fi ta s ri al l a n (Darul

Haq: Pustaka Aysha, ttp), 29

Page 41: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

28

dalam Q.S - 34

Begitupun dengan kesesatan yang

sudah dituliskan dalam Q.S Kahfi/18: 17)35 -

36

c. Bidang Fiqih

Adapun dalam bidang Fiqih, terdapat perbedaan mengenai

kepentinga - hah. Apakah termasuk dalam

ayat atau tidak, dan mengenai bacaan yang wajib dibaca saat shalat,

yaitu :

1.

- 37

Mereka juga tidak

menganggap basmalah sebagai satu kesatuan dal -

hah.38

34

عه هى وحهفى كى ول ي ا هى ي هى ي عه تىنىا قىيا غضة الل انكرب أنى تس إن انر

ى وهى عه

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang

ur a lla s a a t a ?” 35

ال وإذا غستت تقسضهى ذات انش كهفهى ذات ان س إذا طهعت تزاوز ع وتسي انش

هد الل ي آات الل نك ي ه ذ تجد نه ونا يس داوهى ف فجىج ي ضهم فه هد وي فهى ان

“ ara s apa a r p tu u ol lla a a D a-lah yang mendapat

petunjuk, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya maka kamu tidak akan mendapat

seorang pemimpinpun yang dapat memberikan petunjuk. 36 هى نه ورزهى ف طغاهى ع فل هاد ضهم الل ي

“ ara s apa a lla s sat a a a a a ta a a ora a a a

memberi petunjuk, Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesata .” 37 -

sama, ia beralasan bahwa jika basmalah bukan termasuk -

hah menjadi enam ayat. Sedangkan dalam hadis dikatakan surah -

Dengan ini, ayat ketujuh pada surah ini dibagi dua, yaitu s ratal la a

a a ta ala lalu ayat ketujuh, a r l a ala a la - all 38

Hal ini bers Anas r.a, yakni : “ u p r a

shalat di la a a a ar ts a ar. r a ucap

l a ul lla a l la a t a p r a ucap s lla rra rra

baik diawal aupu a r sura al-F t a .” (H.R Muslim)

Page 42: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

29

2.

-

(sirr)39

.

3. jahr40

. Ia

mengatakan bahwa basmalah digunakan sebagaimana mestinya,

pelan untuk shalat yang dibacanya pelan (sirr) dan dibaca kencang

untuk shalat yang jahr. Berdasarkan hadis Nabi Saw yang

diriwayatkan oleh Ummu Salamah.41

d. Bidang Kebahasaan

- n merupakan Kitab Suci yang memiliki nilai kebahasaan

yang indah, salah satunya ketika ada satu kata yang mempunyai dua

makna ataupun sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan banyak hal.

Seperti halnya leksikal42

, polisemi43

, dan sinonim44

. Dalam hal ini, kata

g ab memiliki sinonim dengan kata sakhito, a , ka dsb. Dan

ga ab adalah antonim dari kata r a45

.

39

Sirr adalah lirih atau pelan, dapat diartikan pula dengan membaca di dalam hati

saat shalat, seperti halnya ar. 40

Jahr adalah mengeraskan suara, seperti saat imam membaca surah sewaktu

41

Artinya:“S su u a a aca ismillahirrahmanirrahim dan

menganggapnya sebagai satu ayat dan Alhamdulillahi Ra l al n sebagai yang

kedua. ud) 42

Leksikal berkaitan dengan leksem, yakni satuan leksikal dasar yang mendasari

pelbagai inflektif suatu kata. Misalnya, dalam kata sleep, slept, sleeps dan sleeping itu

adalah bentuk leksem dari kata sleep. 43

Polisemi adalah bentuk bahasa, seperti kata, frase, dengan makna yang

berbeda-beda. 44

Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk

lain. Kemiripan atau kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, dan kalimat. 45 a adalah kerelaan, sikap menerima segala ketentuan Allah dan mencoba

bersikap tenang saat menghadapi cobaan.

Page 43: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

30

Adapun perbedaan mendasar dari kata-kata tersebut ialah, ekspresi

kemarahan atau kemurkaan yang diterima, yakni:

1. adalah ekspresi marah pada diri seseorang. Namun, dia

menahannya didalam hati dan tidak mewujudkan dalam tubuhnya.

2.

tertahan dikerongkongan sehingga tidak ada yang keluar.46

3. o adalah benci kepada seseorang, sehingga ia berusaha

menyakitinya.47

Begitupun dengan sebuah kata yang berdampingan dengan setelahnya,

dan memiliki makna hampir sama. Seperti kata a yang seringkali

berdampingan dengan kata all . Berikut uraiannya:

Mayoritas ulama tafsir klasik berpendapat bahwa kata a a disin

dan kata all .48

وان الضالين النصارى اليهودالمغضوب عليهم ىم

“S su u a ora -ora a ur a tu a ala au a

a . Dan S su u a ora -ora a s sat a ala au

as r “.49

46

B.P Hasibuan, “ ara ala l- ur‟ ” (Skripsi S1, Fakultas ilmu Tafsir

UIN Sultan Syarif Kasim, 2015), 66-68 47

Syauqi Dhaif, u‟ a al- as t juz II, q -

654 48

Abu Zahwa, Tafsir Surah al-F tihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia, 712 49 -Tirmi , S a h Sunan r , 2954. Selain itu mengenai hal ini,

Allah juga menjelaska - -ciri sesat.

Page 44: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

31

sama-sama sesat dan dimurkai

oleh Allah Swt. Tetapi, sifat dimurkai di khususkan untuk kaum ,

kemudian di ikuti oleh kaum . Karena, sifat -

yang sudah mengetahui kebenaran. Tetapi, mereka mengingkarinya atau

karena mereka melakukan perbuatan batil dengan di sengaja. Oleh karena

Adapun orang-

orang Nasrani adalah orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran,

50

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa maksud dari kata murkai adalah

bukan jalan orang-orang yang dimurkai adalah orang yang mengetahui

kebenaran, tapi enggan mengikutinya. Hasbi menjelaskan dalam tafsirnya,

bahwa kata a -D all adalah orang-orang yang tidak atau belum

mengetahui kebenaran, boleh jadi karena seruan agama masih awam

baginya. Ia juga menyebut bahwa golongan tidak tersesat dalam artian

duniawi melainkan sesat di akhirat.51

Namun, ada juga sebagian ulama

yang mengatakan itu adalah orang Musyriq, Fasiq fiq

-

a .

50

Abu Zahwa, a s r Sura l-F tihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia, 712 51

L. Hanum, “ l-F tihah dalam Prespektif Mufassir Nusantara Stu

o parat a s r al- r‟a a a - r dan Tafsir al- ar”. Jurnal of

Contemporary Islam and Muslim Societies, vol.2 No.1 Januari-Juni 2018, 20

Page 45: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

32

C. Ekspresi Kemurkaan

Dalam buku Emosi (Khazanah Ka a l- ur‟ n)

- n, diantaranya :

1. Ekspresi Marah Yang Tampak Pada Raut Muka

Hal ini terdapat dalam Q.S - l/16: 58-59 dan Q.S az-Zukhruf/43:

1752

. Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa emosi marah dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan pada raut muka, yang dicontohkan

seperti marahnya kaum K sy karena lahirnya anak perempuan

yang pada masa itu dianggap sebagai aib bagi keluarga Arab Jahiliyyah.

Kemarahan mereka pada saat itu, digambarkan dengan ungkapan

muswaddan yang artinya hitam pekat, dengan bahasa lain disebut merah

padam.

2. Ekspresi Marah Dengan Kata-Kata

Ekspresi marah jenis ini terdapat dalam Q.S T : 86, surah al-

Qalam - /21: 87-88.53

nus a.s yang marah kepada kaumnya hingga

berakhir dirinya di dalam perut ikan paus.

52 مسودا وىو كظيم ۥوإذا بشر أحدىم با ضرب للرحن مثلا ظل وجهو

Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang

dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat

sedang dia amat menahan sedih.(Q.S az-Zukhruf/43: 17). 53

قى أسفا قال قىيهۦ غضث إن كى انعهد أي و أنى عدكى زتكى وعدا حسا أف فسجع يىس طال عه أزدتى أ

ىعدي تكى فأخهفى ي ز كى غضة ي حم عه

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata

Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang

baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki

agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan

aku?". T : 86)

Page 46: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

33

Ketiga ayat tersebut mempunyai makna yang berbeda. Ayat

pertama, menyiratkan pelibatan diri terhadap kondisi masyarakat yang

bobrok untuk di bina kembali. Sedangkan ayat kedua dan ketiga

menggambarkan adanya pelepasan diri atau escape. Tetapi ternyata,

upaya lari dari masalah dengan membawa kemarahan memberikan

kesulitan yang lebih parah, seperti diusir dari kapal hingga dimakan ikan

paus dsb.

3. Ekspresi Marah Dengan Tindakan

Ekspresi marah dengan tindakan terdapat dalam Q.S

- A f/6: 150.54

Surah pertama dari menjelaskan

kemarahan yang mendarah daging kaum M fiq saat bertemu kaum

M n, di depan kaum Muslim mereka menyatakan keimanannya.

Tapi, ketika dalam posisi tidak bertemu, mereka menggigit jari-

jemarinya sebagai bentuk pelampiasan kemarahan dan kebenciannya

kepada kaum Muslimin.

Gambaran marah dengan tindakan terlihat jelas pada ayat tersebut,

seperti marahnya

n a.s tidak becus menjalankan amanat

darinya. Kemarahan yang ditunjukkan adalah Nabi M a.s melempar

prasasti (luh-luh) yang didalamnya berisi ayat-ayat Taurat, kemudian

54 ا رجع موسى إلى قومهۦ غضبن أسفا قال بئسما خلفتمونى من بعدى أعجلتم أمر ر م ولم ب

هۥ إليه قال ابن أم إن القوم ادوا يقتلوننى فل وألقى اللواح وأخذ برأس أخيه يجر استضعفونى و

لمين تشمت بى العداء ول تجعلنى مع القوم الظ

Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati

berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah

kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun

l par a lu -lu aurat tu a a ra ut pala sau ara a a run)

sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini

telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu

janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu

masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"(Q.S - f/6: 150)

Page 47: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

34

a.s.

4. Ekspresi Marah Dalam Diam Atau Menahan Dalam Hati

Gambaran ekspresi dalam diam

85-86, dan ayat 7755 q b a.s

yang menahan amarah kepada anak-anaknya karena, tidak bisa menepati

janjinya menjaga kedua adik bungsu. Pertama

ke sumur oleh kakak-kakaknya kemudian mengatakan pada ayahnya

suf

yang bernama min56

juga pernah dipenjara karena, dituduh

mencuri timbangan milik negara. Hingga, saat diceritakan kepada

Ayahnya, Nabi Ya q b a.s hanya berpaling dari anak-anaknya dengan

membawa kemarahan yang ia sembunyikan.

suf pun muncul, karena

mendengar saudara tirinya mengatakan bahwa hal tersebut wajar sebab

suf dan min

P suf sendiri,

untuk menemukan keberadaan ayahny q b. Demi

menjalankan suf tidak menampakkan kemarahannya,

55قال أن تم شر ول ي بدىا لم ۦفأسرىا يوسف ف ن فسو من ق بل ۥأخ لو ا إن يسرق ف قد سرق قالو واللو أعلم با تصفون مكاناا

Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula

saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan

tidak menampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): "Kamu lebih buruk

kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahu siapa yang kamu terangkan

itu". 56

Benyamin berasal dari bahasa ibrani, Ben artinya anak dan Yamin tangan

kanan. q

Page 48: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

35

tapi ia menyuruh seluruh keluarganya untuk datang ke wilayah

kekuasaannya, Mesir.57

Adapun ekspresi yang muncul saat subjek menunjuk kepada Allah ialah

Hura rah r.a yang

berbunyi : عن ابى ىريرة ر ض قال : قال رسول الله ص م : " لما قضى الله الخلق , كتب ف كتبو

على ن قسو ف هو موضوع عنده : ان رحت ت غلب غضب".

lullah bersabda, “ t a

Allah menciptakan makhluk, Dia membuat ketentuan terhadap diri-Nya

sendiri di dalam kitab-Nya yang berada disisi- a „S su u a rahmat-

Ku melebihi murka- u‟.58

Hal ini menunjukkan adanya dua wajah yang Allah perlihatkan kepada

hambanya yakni, wajah kasih sayang59

dan wajah kemurkaan. Sebagian

ulama mengatakan bahwa murka Allah termasuk kasih sayang-Nya. Sebab,

Allah menurunkan murka-Nya untuk menunjukkan bahwa Allah sayang

kepada hamba-Nya. Seperti, dengan memberikan ujian untuk menaikkan

derajat manusia ke tempat yang lebih tinggi, atau Allah menurunkan

murka-Nya untuk memberikan teguran kepada hamba-Nya. Yang bertujuan

sebagai peringatan, agar manusia yang tersesat hendaknya bertaubat dan

kembali pada jalannya.

57

M. Darwis Hude, Emosi: Penjelajahan Religi-Psikologi Tentang Emosi

a us a ala l- ur‟ , (Jakarta : Erlangga, 2006), 164-170 58 - asa S a h Muslim, (Jakarta: Pustaka Azzam,

2006), 984 59

Yakni wajah Allah yang menunjukkan sikap Allah yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, wajah inilah yang selalu hadir dalam hidup manusia. Bahkan, Allah

tidak pilih kasih untuk memberikan kasih sayang-Nya kepada manusia baik yang beriman

ataupun tidak, yang taat pada perintah Allah maupun yang ingkar kepada-Nya. Pada

wajah inilah Allah mengajak berdialog hambanya.

Page 49: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

36

juga sedikit menyinggung hal ini, saat menjelaskan

makna kata Rabb. Rabb adalah pendidik dan Pemelihara. Banyak sekali

aspek dari Rububiyat Allah Swt yang menyuruh makhluk-Nya seperti

pemberian rizki, kasih sayang, pengampunan, dll. Bahkan amarah, ancaman

dan siksa-Nya tidak keluar dari makna yang di kandung oleh kata Rabb.

Bukankah orang tua yang memukul anaknya adalah dalam rangka

memelihara dan mendidiknya. Kata Rabb pada ayat ini adalah bukti

kewajaran Sang Pencipta untuk ditunjukkan kepada-Nya saja se

60

Dengan demikian, kata gad ab sebagai sifat Allah

termasuk kasih sayang-Nya. Karena, adakalanya ancaman menjadi objek

pendidikan. Begitupun dengan murka Allah.61

Dari sini dapat dipahami bahwa adanya kemurkaan bukanlah suatu hal

yang tidak wajar dimiliki oleh Allah Swt, Sang Pencipta. Hal ini

sungguhlah wajar bila mana tujuan dari kemurkaan tersebut sebagai

pelajaran, peringatan agar hambanya kembali ke jalan yan

-

ekspresi yang ditunjukan kepada manusia, dalam hal ini ialah para Nabi

yang marah akibat perilaku kaumnya yang melampaui batas.

60 b, Tafsir al-Misbah,118-119

61Wajah kemurkaan Allah ini hanya menunjuk kepada mereka yang melakukan

pelanggaran. Meski begitu, sifatnya umum artinya bisa juga ditunjukkan kepada siapapun

sebagai pelajaran agar tidak melakukan hal serupa.

Page 50: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

37

D. Sebab terjadinya Kemurkaan

Sejarah mengatakan awal dari kedurhakaan Yahudi terhadap perintah Allah

ialah saat Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir,

kekasih Allah. Bahkan kedatangannya sudah tercantum dalam kitab-kitab y

begitu antusias berharap bahwa apa yang

datang akan sama seperti yang diharapkan. Harapan mereka tentu Nabi terakhir

akan datang dari kalangannya, apalagi se

sebagai bangsa

ammad, ajaran yang

dibawanya, kitabnya sampai pengikutnya.

Dalam bukunya, “76 ara t r a u ” M. Thalib juga menjelaskan

dengan gamblang sifat-sifat buruk yang ada pada diri orang-orang Yahudi,

alenia pertama yang disebutkannya ialah bangsa merekalah yang pertamakali

kafir kepada Nabi Muhammad Saw. Sikap ini tentu menjadikannya bangsa

yang ingkar janji kepada Allah agar beriman kepada-Nya dan rasul-Nya juga

mengingkari kebenaran, sebab mereka telah mengetahui bahwasanya akan

datang Nabi terakhir yang menjadi panutan bagi seluruh umat manusia.

Lagipula beriman kepada rasul Allah merupakan salah sat

mereka dapat mengikuti ajaran Islam dengan benar. Allah menjelaskan sikap

mereka pada Q.S al-Baqarah/2: 41.62

62

Dalam tafsirnya, b menguraikan beberapa pendapat mengenai

kalimat “ora a p rta a a r pa a a”. Ia mengatakan bahwa maksud arti

tersebut bukanlah menunjukkan datang paling dahulu, melainkan maknanya adalah yang

paling tampil didepan dan giat mengingkarinya. Adapula yang berpendapat bahwa itu

menunjukkan dalam arti pertama yang mengingkari kitab Taurat. Namun, pendapat ini

tidak dianut oleh banyak ulama. Lihat Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 168-169.

Page 51: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

38

Dalam buku-buku tarikh telah dijelaskan bahwa saat Nabi SAW datang

untuk berhijrah ke Madinah, kaum Yahudi Madinah mendustakannya.

Kemudian, langkah mereka diikuti oleh - yang lainnya,

r, bar. Jika para pendeta dan

pemimpin akukan Ku

para pemimpin, ingin memperoleh nasib baik dan takut mengh

Muhammad SAW adalah perbuatan yang merugi diri sendiri. Perbuatan

mereka ini merugikan diri mereka sendiri dengan menukar keridhoan Allah

dengan kemurkaan Allah.63

hal itu terus berlanjut, hingga akhirnya karena kedurhakaan merekalah

membuat Allah murka.

Dalam surah - tihah/1: 7 para ulama telah menjelaskan ayat yang

menjadi ikon dari bangsa yang dimurkai

Allah. Adapun alasannya, karena perbuatan mereka yang mengundang murka

Allah. h b telah menyebutkan beberapa contoh perbuatan yang

menyebabk aitu: 1. Mengingkari tanda-tanda

kebesaran Allah 2. Membunuh para Nabi tanpa alasan yang jelas 3. Iri hati dan

membangkang akibat anugerah Allah yang diberikan kepada oranglain 4.

Membantah keterangan-keterangan Rasulullah SAW 5. Mempersekutukan

Allah serta mempersonifikasinya di dalam bentuk sapi 6. Melakukan

pelanggaran-pelanggaran dalam perolehan rezeki.64

63

M.Thalib, “76 ara ter Yahudi dalam Al- ur‟a ” (Solo : Pustaka Mantiq,

1989), 6 64 b, Tafsir al-Misbah, 72

Page 52: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

39

Menurut Fakhrur Razi ialah keingkaran

mereka terhadap ajaran-ajaran yang dibawa oleh Para Rasul, penafsiran ini

sejal - q n/3: 112. Dan Rasyid

Ridha juga memberikan perbuatan yang lain, seperti melanggar

kebenaran setelah mereka mengetahuinya dan orang-orang yang mengingkari

yang telah disampaikan

kepadanya.65

r menyebutnya dengan gaya sedikit berbeda dari yang

lainnya, ia menganalogikan dengan kata nikmat yang juga termasuk dalam ayat

terakhir. Jalan orang-orang yang diberi nikmat itu mencakup akan kebenaran

dan peng tidak memiliki amal dan kaum

tidak memiliki pengetahuan. Karena inilah mereka mendapat

kemurkaan.66

yang disebut a ala him dan Nasrani yang

disebut D alal

yang meninggalkan kebenaran karena belum mengetahui kebenaran atau

seruan agama yang belum sampai kepada mereka.

65

Sahabuddin, Ensiklopedia Al- ur‟a a a osa ata), (Jakarta: Lentera

Hati, 2007), 546 66 - , Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, cet.1 (Jakarta: Gema

Insani, 2011), 55

Page 53: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

40

E. Dampak dari Kemurkaan

Sebagaimana Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini, yang pasti

diiringi dengan hikmah dan tujuan. Begitupun, dengan dampak kemurkaan

yang Allah turunkan untuk manusia. Pasti Allah mempunyai tujuan dan alasan

tertentu untuk menurunkan kemurkaan tersebut. -

macam dampak yang muncul setelah kemurkaan, yaitu: 1). Kehinaan 2).

Hikmah/Pembelajaran.

- dengan jelas, keutamaan-keutamaan yang

Allah berikan kepada mulai dari pengangkatan K abi

yang banyak adalah keturunan mereka, lalu dijadikannya umat pilihan, diberi

kesempatan untuk melihat Allah Swt, di percaya untuk melakukan perjanjian

dengan Allah dsb. Namun, setelah mereka melanggar perintah Allah,

mendurhakai Para Nabi mereka, mengingkari nikmat Allah Swt dan

melepaskan diri dari komitmen serta janji yang telah mereka perbuat. Maka,

sesungguhnya Allah pun mengumumkan hukuman-Nya kepada mereka dalam

bentuk murka, kehinaan dan kenestapaan, vonis pengusiran juga kepastian

ancaman.

Meski begitu, Allah tetap membuka pintu yang begitu luas jika mereka

ingin kembali masuk kedalam barisan Islam. Mendakwakan diri untuk

berjuang dan mulai menepati janji-janji mereka kepada Allah sebagai

ungkapan rasa syukur dari apa yang telah diberikan Allah kepada nenek

moyang mereka. Seperti yang Allah katakan dalam firman-Nya,

“ a a a sra‟ l, ingatlah akan nikmat yang telah Ku

anugerahkan kepadamu dan ingatkah pula bahwasannya Aku telah

l a a u atas s ap u at.” (Q.S al-Baqarah/2:47).67

67 - T - . Aunur Rafiq

Shaleh, jilid.1 (Jakarta: Robbani Press, 2015), 108

Page 54: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

41

Tapi mereka malah mendurhakai perintah Allah. Akibat kedurhakaan

mereka ini, Allah menjatuhkan hukuman kepada mereka. Di jadikan mereka

kaum yang berjiwa rendah dan bermental lemah. Mereka akhirnya menjadi

bangsa yang berwatak plin-plan, bersikap mudah menyerah kepada paksaan

atau kekuatan yang menimbulkan ketakutan pada diri mereka sendiri. Kaum

memiliki sikap kerdil, sehingga tampak bekasnya pada wajah mereka.68

dunia,

ialah : هم من لعنو اللو وغضب عليو وجعل من قل ىل أن بئكم بشر من ذلك مثوبةا عند اللو

ء السبيل ئك شر مكاناا وأضل عن سوا أول القردة والخنازير وعبد الطغوت

Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-

orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu

disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di

antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)

menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih

tersesat dari jalan yang lurus. -

Di sini Allah menggambarkan mereka bagaikan kera, di tempat lain

digambarkan laksana keledai. tim meriwayatkan dari

Mujahid bahwa mereka tidaklah diubah bentuknya menjadi kera sungguhan.

Tetapi perilakunya yang berubah seperti kera. Oleh karena itu, mereka tidak

menerima pengajaran dan tidak mau memahami ancaman. Sebagian ahli

tafsir berpendapat yang dimaksud ayat ini adalah sifat-sifat kera yang

melekat pada mereka, seperti halnya bergelimpang dalam lumpur syahwat

dan kedurhakaan. Sedangkan Jumhur Ulama menyatakan, mereka benar-

benar berubah wujud menjadi kera, adapula yang menyebutkan bahwa

68M.Thalib, 76 Karakter Yahudi dalam Al- ur‟ n, 34-35

Page 55: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

42

mereka yang berubah wujud menjadi kera, tidak makan, tidak minum, tidak

beranak dan tidak pula hidup lebih dari tiga hari.69

Adapun hukuman yang

akan mereka terima di akhirat nanti adalah mereka akan di masukkan ke

dalam neraka Jahannam dengan siksaan yang amat pedih.

dapat memberikan pelajaran kepada umat manusia yang akan datang, agar

tidak melakukan hal serupa yang dapat mendatang murka Allah. Adapun

dampak buruknya yaitu, kehinaan yang Allah turunkan kepada mereka baik di

dunia maupun akhirat, dijadikannya mental mereka seperti kera yang hina.

69 - q a s r ur‟ ul a - r (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 2000), 127

Page 56: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

43

BAB III

MENGENAL TENTANG YAHUDI

adalah sebuah kata yang di alamatkan

T a.s baik sebelum

Ensiklopedia a pertama, sebagai

sebuah bangsa dan satu generasi yang mayoritas darinya sudah punah

memang terhubung dengan Nabi q q m. Hal itu

terjadi sebelum nasab mereka tercampur dengan suku-suku atau ras-ras

lainnya.70

m (Yahudi, Kristen dan Islam),

dikenal sebagai agama yang tertua. Ketiga agama ini berasal dari nenek

moyang serumpun dan dikelompokkan sebagai agama samawi. Karena

berasal dari geneologi yang sama, mestinya ketiga agama tersebut

(utamanya Yahudi) dapat membangun harmoni sosial dengan agama

lainnya. Pada kenyataannya tidak demikian, sejarah banyak merekam

lahirnya nestapa kemanusiaan justru dilahirkan oleh penganut agama

samawi tertua itu.71

70

Imam Firdaus Al- a al- aus ah al-Mushawwarah T q

- P , 2015), 34 71

Saidurrahman, Sikap dan Pandangan Orang-

TEOLOGIA. vol, 25 no, 2 (Juli-Desember 2014), 1

Page 57: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

44

A. Penjelasan Asal Kata Yahudi

dalam bahasa Inggris berarti r r ni), Israelites

(orang-orang Israel), Judeans (orang-orang Judah), dan Jews (orang-

orang a ). Istilah Judeans berkaitan dengan salah satu suku yang

- n ter

d (alla a

muncul berkaitan dengan orang-orang Israel yang tercantum dalam Bible

- n yang seringkali menceritakan

kehidupan orang-orang ammad

SAW.72

Kata Yahudi digunakan untuk menyebut satu komunitas tertentu.

Kata tersebut terkadang menunjuk sebagai bangsa atau sebagai agama.

Ada beberapa pendapat tentang asal penamaan d , yaitu :

1. Kata Yahudi berasal dari tahawwada-yatahawwadu yang

artinya orang yang bergerak. Pendapat ini dikemukakan oleh

bin a - . Dikatakan demikian, karena mereka bergerak-gerak ketika

membaca kitab Taurat.

2. Kata , diambil dari kata ta awwud yang artinya bertaubat dari

tindakan menyembah. Kata ini diambil dari kata ta awwud

a.s, yaitu :

“Su u a al rtau at pa a E au” (Q.S al- f/6:

156). Demikian pula yang dikatakan, r dalam tafsirnya, Kata

yang berasal dari kata انهىادج yang berarti kasih sayang atau

bat. Sebagaimana ucapan انثىاهد

Q.S al- f/6: 156 اا هدا انك yang artinya ”S su u a a

72

Iim Abdul Halim, “Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial

Keagamaan, Religius: Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1, (2 Maret 2017), 136

Page 58: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

45

kembali kepada- u”.

bat

mereka dan kecintaan sebagian mereka kepada sebagian lainnya.73

3. Pendapat lain berkata bahwa a,

nama salah satu dari 12 suku yang dnisbatkan kepada putra keempat

q . Setelah Bani terbelah menjadi dua kerajaan besar. Maka,

nama itu disematkan pada kerajaan Selatan (kerajaan ini disebut

kerajaan Yehudza) untuk membedakan diri dari kerajaan Utara.

Meskipun begitu, mayoritas ilmuwan mengatakan penamaan

ini terjadi, a.s.74

Di antara nama-nama tersebut,

yang paling populer digunakan adalah Yahudi, sedangkan mereka lebih

senang menamakan diri dengan sebutan Israel saja. Namun,

- an dan Palestina menyebut Bani dengan

sebutan Ibri, tapi mereka tidak menyukai sebutan itu, sebab mengingatkan

mereka pada kehidupan masa lampau yang liar dan kasar.75

Nama mempunyai dua makna, yakni makna umum dan

makna khusus. Dalam bukunya, Tarpin telah menjelaskan bahwa makna

umum nama , adalah nama untuk setiap orang yang memeluk

agama , nama ini diambil dari nama anak sulung q

da menjadi pokok terpenting

dari awal munculnya penyebutan

suf yang sejatinya seorang Nabi. Di antara

alasan mengapa nama Ya

da yang

73 r, ter a - (Jakarta:

P 279 74 Al- a al- aus ah al-Mushawwarah T q

- P , 2015), 37 75

Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, (Jakarta: Raja Grafido

Persada, 2005), 23

Page 59: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

46

mengusulkan kepada q

c).Yahuda dan keturunannya mendapatkan tahta kerajaan.

Sedangkan makna khusus dari nama adalah sebagai

legitimasi penyatuan agama Utara, Selatan Samalia dan Yerussalem

yang sebelumnya terpecah.76

B. Penyebutan kata lain untuk Yahudi

Dalam literatur keyahudian mereka disebut dengan beberapa nama,

di antaranya :

a).

Ibri bentuk jamaknya adalah ra r u r niyyun. Yang

berasal dari kata a-ba-ra‟a artinya pindah atau melakukan suatu

perjalanan. Adapula yang mengklarifikasinya dengan arti memotong

jalan, menyebrangi lembah, menyebrangi sungai atau melewati jalan

pintas, karena tempat tinggal mereka yang berada di sebrang sungai

Eufrat.

Dalam penisb r

T m

sendiri dikarenakan namanya dalam kitab Taurat disebut Abramatau

Ibrani yang berarti orang yang menyebrang. Dalam Taurat, kata r

terdapat pada Ulangan 15 : 21 dan Samuel 13 : 3-4.

Hal ini menjelaskan bahwa kehidupan para r sama dengan

kebiasaan -pindah tempat

atau nomaden 77

76

Tarpin dan Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, (Sumatra: Daulat

Riau, 2012), 165-167

Page 60: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

47

Istilah ra -

q dan q dan Ibu-ibu terdahulu seperti Sarah,

Rachel, Rebeca, Leah dan anak-anak mereka.

b).

Dalam buku Agama Kristen dan , Tarpin menjelaskan

makna nama sr l yang terdiri dari makna umum dan makna khusus,

yaitu: Pertama, makna umum nama ini memberikan arti kelebihan

bangsa dibanding bangsa lain, maka nama sr ‟ l menjadi

kebanggaan dan keagungan bagi bangsa . Dalam Taurat telah

dijelaskan bahwa pergantian nama q dengan sr ‟ l adalah untuk

q.

Kedua, makna khusus dari nama sr l karena adanya indikasi

n sebagai

kerajaan sr l Utara, dengan ibukota Syarkim, Tirsah, dan Samaria.

da dengan ibukota Yerussalem terjadi pada

tahun 932 SM, pasca wafatnya Nab n.78

Adapula yang berpendapat bahwa nama sr l atau Israel

bermakna orang-orang yang berjuang di jalan Tuhan. Dua belas anak

q b mewakili 12 suku bangsa Israel, maka anggota suku tersebut

dikaitkan dalam Bible sebagai anak-anak Israel. Dan nama Israel

kemungkinan digunakan untuk menyebut bangsa setelah keluar

dari Mesir.79

77

Tarpin dan Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 164. Lihat juga

Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, 22-23 dan Imam Firdaus, (ed),

l- a al- a suah al-Musawwarah, 38 78

Tarpin, Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 164 79

Iim Abdul Halim,

Keagamaan, TEOLOGIA, 135

Page 61: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

48

c).

Istilah masa kini telah berubah menjadi pemaknaan baru.

Karena, nama telah berkembang menjadi sebuah agama atau

sebutan pemeluk suatu agama, sehingga disebut agama .80

Namun, tidak semua pemeluk agama berkebangsaan Israel

begitupun sebaliknya.

Istilah sr l pun telah menjadi identitas kewarganegaraan suatu

bangsa. Kata sr l sudah menjadi istilah politis. Oleh karena itu,

‘ ‘

nah

P . Maka, istilah ini menimbulkan permasalahan

identitas tersendiri bagi Israel. Sedangkan istilah ra hanya menjadi

istilah kebudayaan dan nama untuk suatu bahasa. Dengan muncul lah

‘b ‘s ‘

81

C. Sejarah Kebangsaan Yahudi

dikenal sebagai satu-satunya bangsa yang memiliki

banyak keterkaitan sejarah, salah satunya saat keberadaannya sebagai

bangsa keturunan Nabi hingga menjadi agama.

80 dalam arti agama, agama P

(abrahamic religion), karena

pokok-pokok ajarannya menginduk pada ajaran nabi yang

muncul pada sekitar abad ke-18 SM dengan membawa ajaran yang menekankan

keselamatan melalui iman dan keterkaitan atau konsekuesi langsung antara iman setara

perbuatan nyata manusia.Jika dikaitkan dengan terminologi, Yahudi merupakan agama

pertama yang menyembah Tuhan yang satu berbeda dengan agama-agama disekitarnya

yang menangkap bentuk Tuhan dalam sesuatu yang dibayangkan. Lihat Nando Baskoro,

Mafia Bisnis Yahudi, (Yogyakarta: Buku Kita, 2008), 11 dan Nayyirotul Laili

Kata Yahudi Dalam Al- Kajian Semantik (Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, 2017), 73-74 81 l- u al- a s a al-Mushawwarah T q

-

Page 62: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

49

1. Yahudi Pra-Sejarah

Mayoritas sejarawan mengatakan bahwa Yahudi berawal

pada zaman

m a.s

sebagai suatu sejarah umat manusia dan peradaban dunia. Berikut

adalah runtutan sejarah yang di m a.s

hingga kini, yaitu :

a.

m dalam sejarah sr l disebut Abraham, ialah bapak

dari bangsa sr il dan orang beriman yang melakukan perjanjian

dengan Tuhan. Ia juga dikenal sebagai pembawa ajaran

monotheisme karena dalam proses pencarian spiritual, dia

menemukan aqidah tauhid kemudian dari keturunannya lahir para

Nabi pembawa risalah atau wahyu dari Allah yang kemudian hari

dinamakan agama samawi.

Kisah a sr l bermula dari kurun waktu 4000 tahun

yang T

82

q

82

Hal ini bersamaan dengan munculnya bangsa Ibrani yang mempunyai

kebiasaan nomaden atau -

-

T Sejarah Agama dan

Bangsa Yahudi, 24-25. Lihat juga Tarpin, Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi,

171

Page 63: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

50

mereka hijrah dengan membawa sebagian harta bendanya juga

hewan ternak. Karena itu, mereka disebut orang ra .83

P

pengembaraanny

tidak melakukan asimilasi budaya kepada sekitarnya, karena ia

lebih suka menyendiri. Suatu saat terjadilah musim kekeringan di

dipimpin oleh raja Amal q

seorang budak perempuan hadiah dari raja Mesir yang bernama

Hajar. Beberapa lama menunggu kelahira

q 84

Dengan mengikuti tuntuna

T

ra di

83

Y P

,

kelompok .

84

Sejarah menyebutkan dari garis keturunan inilah lahirnya dua peradaban besar

lullah Saw q yang

memunculkan nama Yahudi

Page 64: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

51

lanjut q q

q 85

q

q

kemudian dikenal sebagai a sr l

q

q

hidup bersama keluarganya di Pedalaman (Gu q

P q

P

q 86

Ketika salah q

q

ke Mesir, mereka diperlakukan dengan baik oleh sang raja.87

ke 11 pada abad 17 SM.88

q P

85

Tarpin, Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 170-171 86

Dalam sejarah tercatat sebelum mereka pergi ke Mesir. Di awali dengan

peristiwa pe

q Sebelum akhirnya

suf dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh menodai istri raja. Lalu dikeluarkan

dan diangkat menjadi kepala bagian logistik. 87

M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia dari Masa Klasik

hingga Modern (Yogyakarta : IRCiSoD, 2015) h.347-349. 88

Tarpin, Khotimah, SejarahAgama Kristen dan Yahudi, 171

Page 65: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

52

q

cobaan yang berat seperti penghinaan dan penindasan.

b. Yahudi M

a sr l dibantai

dengan cara membunuh setiap anak laki-laki yang lahir. Karena,

ketakutannya akan perkembangan a sr l di Mesir, juga

mimpi tentang hadirnya seorang anak keturunan a sr l yang

akan menghancurkannya. Terkait peristiwa ini, Allah pun

berfirman:

“Da atla t a a la at a u ar F r a

dan pengikutnya. Mereka telah menimpakan siksaan yang

sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak laki-

lakimu dan membiarkan hidup anak perempuanmu. Dan dari

yang demikian itu, merupakan cobaan yang berat dari

a u.” (Q.S Al-Baqarah/2: 49). 89

Dari situlah bermula sejarah sebagai agama dan

pengkhianatan dan sikap keras kepala a sr l terhadap para

Nabi Allah serta pendustaan mereka kepada Allah dan para Nabi-

Nya. Akhirnya, pada abad ke-13 SM, Allah mengut

n90

89

Imam Firdaus, l- u al- a s ah al-Mushawwarah, 42 90 n bin Fah q b

menjadi Nabi yang membimbing dan mengeluarkan manusia dari tradisi penyembahan

makhluk menuju peribadatan kepada Allah. Dan Allah

mukjizat dan hujjah untuk n dan para penyihirnya. Salah satu mukjizatnya

yang terkenal ialah membelah lautan untuk menjadi jalan n dan

b n mengejar Allah langsung menenggelamkan mereka

semua.

Page 66: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

53

memutuskan mengajak kaumnya kembali

-Nya. Hingga Allah

menur T T

firman-Nya dalam Q.S T

bersyukur kepada Allah setelah selamat dari penyiksaan dan

perbudakan a sr ‟ l malah membuat patung sapi sebagai

sembahannya dalam beribadah.91

- T

kepadanya sampai menarik rambut adiknya,

menyuruh a sr ‟ l taubat dengan membunuh diri mereka

sendiri, namun mereka menolaknya. Peristiwa ini digambarkan

pula dalam Q.S al-Baqarah/2 : 54.

-

T

memilih 70 orang dari mereka dan dibawa T

T

91

Sebenarnya semenjak ar dari Mesir, mereka sudah banyak

sehingga aqidah mereka rusak dan jiwa mereka pun kotor. Begitupula dengan mental

mereka yang menjadi suka bermalas-malasan dan mudah menyerah. Lihat Imam Firdaus,

l- a u al- a s ah al-Mushawwarah, 45

Page 67: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

54

bermunajat kembali agar menghidupkan kembali umatnya.

92

, ia pun berkata, “ a a au u! S su u a lla

memerintahkan kalian masuk ke tanah suci ini yang telah

t tu a lla a al a ”. -

Akan tetapi, mereka tidak mau memasukinya. Setelah melalui

perdebatan yang panjang jawaban terakhir yang a sra l

“ a a usa! Sa pa apa pu

kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di

dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Rabb-Mu dan

berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap menanti di sini

sa a.” -

Karena pembangkangan mereka ini, Allah menghukum

mereka dengan membuat mereka tersesat dan terlunta-lunta

selama 40 tahun dimuka bumi. Meskipun dalam masa itu, Allah

masih memberikan perhatiannya disertai kisah-kisah yang

bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada mereka, seperti

Allah menurunkan makanan khusus untuk mereka yaitu, manna

dan salwa, awan yang menaungi mereka selama perjalanan,

mengeluarkan 12 mata air

93

92 P an datang dari

jazirah Arab pada 2500 SM. Kemudian, mereka membangun sekitar 200 kota, seperti

P q f -

P P

dari salah satu nama pelaut yang datang dan bermukim diwilayah-wilayah pesisir lalu

berasimilasi dengan bangsa l- ur‟ n Mengungkap Tentang

Yahudi, 6 93 l- u al- a s a al-Mushawwarah T q

- 49-53

Page 68: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

55

n wafat lalu tugasnya di

lanjut T juga

wafat, setelah sebelumnya berpesan kepada a sr l, agar

pada tahun 1186 SM, a sr l berhasil memasuki daerah

tersebut dibawah kepemimpinan Yoshua94

, setelah memerangi

tersebut. Setelah Yoshua meninggal, a sr ‟ l akhirnya

kembali ke ajaran awalnya dengan menyembah Baal dan Astartes

(b an)95

. Pada masa hakim ini,

kaum Yahudi mengalami kekalahan besar dari musuhnya, karena

mereka berhasil merampas harta berharga dari kaum Yahudi,

yaitu berupa Tabut (peti) yang di

- T

- n a.s. Kemudian, a

sr l menguasai negeri K

peperangan. Mereka membagi 12 wilayah kerajaan dan wilayah

94

Yusya bin Nun (Yoshua/ a.s yang

diangkat Allah menjadi Nabi bagi . Ketika mereka tersesat di Padang Tieh,

Yusya membimbing mereka menuju Yericho. Kemudian, Allah membukakan wilayah

tersebut, hingga mereka berhasil masuk pada tahun 1186 SM. Namun, setelah Allah

- q

‘ q

katakan - T

Muslim). 95

Sepeninggal Yusya, kembali terpecah belah. Bahkan penguasa

mereka yang disebut hakim, kerap te

T -

Hakim (2/11- T

Tuhan, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah

Mesir, lantas mengikuti tuhan bangsa-bangsa yang ada di sekeliling mereka dan

Page 69: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

56

mereka yang pert T alut dan Saul, yang memerintah

pada tahun 1042-1012 SM. Setelah itu, bangsa dipimpin

d, yang memerintah sekitar 40 tah d mendirikan

kerajaan sr ‟ l an (kini Palestina)

kekuasaanya pun turun kepada putranya, yakni King Raja

n, yang memerintah pada

tahun 971-937 SM. Pada masa inilah, didirikan Haikal (Baitul

Maqdis) yang bertempat di bukit Moria. Terjadi pula perluasan

wilayah dari Sungai Nil hingga ke sungai Eufrat di Utara.96

Sepeninggal raja n, terjadilah perpecahan dalam kubu

Israel.97

Saat itu, satu golongan Yehuda dan Benyamin yang

memilih putra

golongan lainnya, memilih Yarobeam keturunan dari suku Efraim.

, bahwa

terjadi perpecahan bangsa yang menghasilkan dua kerajaan

Israel, yakni kerajaan Utara dan Selatan. Kerajaan Selatan diberi

nama Yehuda, mengikuti nama nenek moyang mereka, Yehuda bin

96

D n lah kerajaan bisa bersatu kembali setelah

sebelumnya tercerai-berai. Allah memberinya kerajaan dan kekuasaan yang sangat besar

yang tak pernah diberikan-Nya kepada siapapun sebelumnya maupun sesudahnya.

Bahkan dikatakan pula bahwa angin, jin dan binatang pun patuh dan tunduk kepadanya.

Meski begitu, semua kekuasaan yang diberikan Allah tidak pernah membuatnya sombong

dan lupa kepada pemilik sebenarnya. Dengan ini, kehidupan bangsa israel pada masa itu,

dapat dikatakan lebih baik dan terjamin dari masa-masa sebelumnya. 97

Adapun yang menjadi awal dari perpecahan ini adalah sebagian dari mereka

-

- n a.s

dalam menyelewengkan hukum-hukum Allah dan mengubahnya sesuai hawa

Tidak ada

saling bermusuhan.

Page 70: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

57

q

(Rehabeam). Sedangkan Kerajaan

Utara dinamakan Israel, dengan Ibukota Samaria dan dipimpin oleh

Di T rat hilang. Lalu,

orang-orang menemukannya kembali di masa Yosia (Josia). Ini

yang menyebabkan T 98

Seperti kata pepatah, “ rsatu ta t u rc ra ta

ru tu ”. Hal ini pula, yang terjadi di kalangan Bani . Setelah

terpecahnya mereka menjadi dua kerajaan, muncullah serangan-

serangan yang pada akhirnya menyebabkan mereka kalah bahkan

menjadi tawanan. Di mulai, dari serangan bangsa Assyria (yang

datang dari Irak) pada tahun 740 SM. Tapi itu tidak berlangsung

mereka sendiri yang berhasil melakukan kudeta terhadap mereka.

Lalu, Babilon mengangkat seorang gubernur dari

mencoba melakukan

pemberontakan kepada Babilonia, justru mereka menjadi

tawanan.99

Pada tahun 539 SM Babilonia jatuh dibawah kuasa bangsa

Persia. Di bawah pimpinan mereka, diperlakukan baik

sebab mereka adalah musuh Babilonia. Hal yang sama juga terjadi

pada tahun 66 M, saat kaum memberontak kepada Raja Romawi di

al-Quds. Mereka pun berhasil mengepung dan menduduki kota

98

M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia dari Masa Klasik

hingga Modern, 347-349. Lihat pula, Imam Firdaus l- a al- aus ah al-

Mushawwarah T q -58 99

Kejadian ini terjadi pada tahun 586 SM. Raja Babilonia yang tekenal dengan

nama Raja Nebukadnezar, ia mengahancurkan dinding-dinding benteng dan rumah-

rumah itu ia juga menghancurkan tempat ibadah di Yerussalem.

sebanyak 40 orang. Terakhir ia merampas Tabut untuk kedua kalinya.

Page 71: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

58

tersebut pada tahun 70 M. Setelah menghancurkan negeri itu secara

total, dan orang-orang dijadikan budak hingga

diperjualbelikan di Romawi. Sejak saat itu, Yahudi menjadi eksis

di tanah Eropa. Masa ini pun disebut masa diaspora.100

c.

ammad SAW, yaitu Islam. Pada masa kenabian ini, banyak hal

yang menyebabkan mereka terusir dari tempat tinggalnya. Di

antaranya adalah karena kebiasaan mereka yang suka mengingkari

nuqa101

r102

ah103

di Madinah.

bahwa ajaran yang ia bawa me

100

Dalam bahasa Yunani yang berarti masa bertebaran/berpencar-pencar dimuka

bumi. Dinamakan ini, karena pada masa itu pula, banyak dari mereka yang mengungsi ke

tanah Arab, sebagian lagi menetap di madinah. Sedangkan yang lain, menetap di Khaibar,

Taima, Yaman, dan daerab Arab lainnya. 101 nuqa disebut juga Bani Kainuka, Bani Kaynuka adalah satu diantara

tiga suku Yahudi yang tinggal di Yastrib, sekarang Madinah. Mereka tinggal di dua

benteng barat daya kota Yastrib. Meskipun mereka menggunakan Arab secara etnis

mereka asli Yahudi. Pada tahun 624 mereka diusir oleh Nabi Saw karena dituduh

melanggar perjanjian yang disebut Piagam Madinah. 102 r adalah kabilah yang telah ada di Yastrib sebelum datangnya

Islam. Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul bani tersebut : 1). Me

T P

llah

Saw kemudian mereka melanggarnya, dan peperangan dimenangkan kaum Muslim.

Sementara Bani Nadhir di usir dari Madinah. 103 ah adalah salah satu

di wadi Yatsrib. Abad ke-7 terjadi perselisihan dengan Nabi Saw dan suku-suku Arab

Muslim yang berujung pada pengusiran dan pemusnahan mereka.

Page 72: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

59

sebagai bangsa pilihan menggatikan posisi mereka.

2. Masa Kini

Setelah melihat sejarah zama

a.s ialah

‘ yang ada jaman

sekarang adalah yang sama pula? . Maka,

jawabannya adalah tidak. Karena, nasab mereka bukan lagi berasal dari

Nabi q a.s. begitu pula dengan ajaran yang sekarang, kaum

yang ada saat ini ialah pemeluk agama setelah

sebelumnya mereka menjadi kaum pagais atau penyembah berhala.104

Menurut sensus, dengan kisaran 100% dari golongan yang ada

saat ini, jumlah mereka mencapai 92%, sedangkan 8% berasal dari

suku paganisme dari pedalaman Afrika dan Asia, serta pesisir Laut

Tengah.105

Dan sudah di pastikan pula bahwa bukan keturunan Nabi

q E s lop a a , tencatat sejarah T

T Yaman yang merupakan umat

memaksa rakyatnya untuk memeluk agama ini. Hingga, ia membakar

hidup-hidup siapapun yang menolaknya. Hal ini di lanjutkan oleh

putranya. Ini merupakan awal dari kemunculan agama di

104

Yahudi ini dinamakan kaum Yahudi Khazar (Yahudi Ashkinaze) yang

memeluk agama Yahudi pada abad ke-8 Masehi. Jumlah mereka saat ini, mencapai 92%

dari total Yahudi - n juga menjelaskan adanya perbedaan antara

Yahudi yang lurus dan Musyrik, yakni dalam Q.S al-Baqarah : 135:

وما كان من المشركين م حنيفاا ۦقل بل ملة إب ره وقالوا كونوا ىوداا أو نصرى ت هتدوا Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau

Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami

ut a a a r m yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang

musyrik". 105

Dan golong

Page 73: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

60

Yaman, padahal penduduk Yaman bukanlah keturunan Nabi q

a.s

sekarang berasal dari Nabi q a.s adalah pengakuan dusta

belaka.106

Dilihat dari segi jumlah, pemeluk agama yang ada saat ini

sangat kecil. tlas o orl ‟s l o s menyebutkan bahwa

jumlah pemeluk agama adalah 15.050.000 jiwa, sangat jauh

perbedaannya dengan pemeluk agama Islam maupun Kristen yang

mencapai angka 1 milyar. CM Pilkington menyebut angka yang lebih

kecil yaitu 13 juta jiwa yang tersebar di 10 negara. Misalnya, AS

5.800.000, Israel 5.300.000, bekas Uni Soviet 879.800, Prancis

650.000, Kanada 365.000, Inggris 285.000, Brazil 250.000, Argentina

240.000, Hongaria 100.000 dan Australia 97.000.107

3.

Dalam buku “ a a Du a”, William .G. Carr

membagi pendapat sejarawan mengenai sejarah bangsa Yahudi menjadi

dua golongan:

Pertama, pendapat yang mengatakan mereka adala

P berhijrah

dari kota Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke Khurran di

Syiria. Di

m berpindah lagi menuju Kanaan sekitar tahun 2000 SM.

Diantara keturunan beliau adalah Nabi q , yang diberi gelar

Isr l, sehingga anak cucunya dipanggil dengan a sr l. Di antara

keturunan q ( sr l

106

Imam Firdaus l- a al- aus ah al-Mushawwarah T q

36 107

Nando Baskoro, Mafia Bisnis Yahudi, 13

Page 74: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

61

P ir, sehingga anak cucu q ( a

sr l ir hingga a.s. Beliau inilah

yang mengajak a sr l

n. Versi ini banyak dipegang oleh para

sejarawan dan para tokoh sendiri.

Kedua, sebagian sejarawan yang berpendapat bahwa bangsa

Yahudi adalah bangsa campuran antara berbagai unsur yang

dipersatukan oleh nasib dan watak. Mereka hidup mengembara seperti

kaum Gypsy pada masa Jahiliyah, atau seperti Iyarien pada masa

dinasti Abbasiyyah. Dalam pengembaraannya ini, bang

penduduknya. Lalu, mereka membentuk komunitas yang memiliki

karakteristik tersendiri dan memakai bahasa campuran antara bahasa

klasik, seperti bahasa Syiriak, Akadian dan Phinisian.108

dahulu hanyalah bangsa keturu

hijrah dari kota Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke

Khurran di Syiria.

q - q-

Yahudi yang berkembang menjadi agama karena mereka telah

terpengaruh pada ajaran pagaisme

dijadikan budak hingga dibantai.

108

William.G.Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta : Pustaka al-Kautsar,

1991), viii

Page 75: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

43

BAB III

MENGENAL TENTANG YAHUDI

Yahūdī adalah sebuah kata yang di alamatkan kepada pengikut syari’at

Taūrat, kitab suci yang dibawa oleh Nabi Mūsā a.s baik sebelum maupun

setelah syari’at mengalami penyimpangan. Dalam buku Ensiklopedia Yahūdī

dijelaskan bahwa nasab Yahūdī pertama, sebagai sebuah bangsa dan satu

generasi yang mayoritas darinya sudah punah memang terhubung dengan

Nabi Ya’qūb bin Ishāq bin Ibrāhīm. Hal itu terjadi sebelum nasab mereka

tercampur dengan suku-suku atau ras-ras lainnya.1

Dalam tradisi agama Ibrāhīm (Yahudi, Kristen dan Islam), Yahūdī

dikenal sebagai agama yang tertua. Ketiga agama ini berasal dari nenek

moyang serumpun dan dikelompokkan sebagai agama samawi. Karena

berasal dari geneologi yang sama, mestinya ketiga agama tersebut (utamanya

Yahudi) dapat membangun harmoni sosial dengan agama lainnya. Pada

kenyataannya tidak demikian, sejarah banyak merekam lahirnya nestapa

kemanusiaan justru dilahirkan oleh penganut agama samawi tertua itu.2

1Imam Firdaus, “Yahudi”, Al-Yahūd al-Mausūah al-Mushawwarah, ed. Tariq as-Suwaīdān, (Jakarta : Pustaka Imam Syāfi’ī, 2015), 34

2Saidurrahman, “Sikap dan Pandangan Orang-orang Yahudi terhadap Islam”, TEOLOGIA. vol, 25 no, 2 (Juli-Desember 2014), 1

Page 76: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

44

A. Penjelasan Asal Kata Yahudi

Yahūdī dalam bahasa Inggris berarti Hebrew (Ibrāni), Israelites

(orang-orang Israel), Judeans (orang-orang Judah), dan Jews (orang-orang

Yahūdī). Istilah Judeans berkaitan dengan salah satu suku yang timbul

setelah pembagian wilayah Israel sepeninggal Nabī Sulaīmān.

Sedangkan dalam bahasa Arab juga Al-Qur’ān terdapat dua istilah

berbeda, yaitu Banī Isrā’īl dan Yahūd (alladzīna hādū). Istilah Banī Isrā’īl

muncul berkaitan dengan orang-orang Israel yang tercantum dalam Bible dan

Yahūd juga tercantum dalam Al-Qur’ān yang seringkali menceritakan

kehidupan orang-orang Yahūdī yang sejaman dengan Nabi Muhammad

SAW.3

Kata Yahudi digunakan untuk menyebut satu komunitas tertentu. Kata

tersebut terkadang menunjuk sebagai bangsa atau sebagai agama. Ada

beberapa pendapat tentang asal penamaan Yahūdī, yaitu :

1. Kata Yahudi berasal dari tahawwada-yatahawwadu yang

artinya orang yang bergerak. Pendapat ini dikemukakan oleh Abū Amr bin

al-Ula. Dikatakan demikian, karena mereka bergerak-gerak ketika

membaca kitab Taurat.

2. Kata Yahūdī, diambil dari kata tahawwud yang artinya bertaubat dari

tindakan menyembah. Kata ini diambil dari kata tahawwud yang berasal

dari firman Allah yang menyebutkan perkataan Nabi Mūsā a.s, yaitu :

“Sungguh kami kembali (bertaubat) kepada Engkau” (Q.S al-A’rāf/6:

156). Demikian pula yang dikatakan, Ibnu Katsīr dalam tafsirnya, Kata

Yahūdī yang berasal dari kata الھوادة yang berarti kasih sayang atau الثواھد

yang berarti taūbat. Sebagaimana ucapan Nabi Mūsā a.s dalam Q.S al-

A’rāf/6: 156 انا ھدنا الیك yang artinya :”Sesungguhnya kami kembali

3Iim Abdul Halim, “Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan,

Religius: Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1, (2 Maret 2017), 136

Page 77: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

45

kepada-Mu”. Ini mengartikan kata tersebut “kami bertaubat”.

Kemungkinan mereka disebut demikian pada awalnya karena taūbat

mereka dan kecintaan sebagian mereka kepada sebagian lainnya.4

3. Pendapat lain berkata bahwa Yahūdī merupakan nisbat kepada Yahūda,

nama salah satu dari 12 suku yang dnisbatkan kepada putra keempat

Ya’qūb. Setelah Bani Isrā īl terbelah menjadi dua kerajaan besar. Maka,

nama itu disematkan pada kerajaan Selatan (kerajaan ini disebut kerajaan

Yehudza) untuk membedakan diri dari kerajaan Utara.

Meskipun begitu, mayoritas ilmuwan mengatakan penamaan Yahūdī

ini terjadi, setelah masa Nabi Mūsā a.s.5 Di antara nama-nama tersebut, yang

paling populer digunakan adalah Yahudi, sedangkan mereka lebih senang

menamakan diri dengan sebutan Israel saja. Namun, umumnya orang-orang

Mesir, Kan an dan Palestina menyebut Bani Isrā īl dengan sebutan Ibri, tapi

mereka tidak menyukai sebutan itu, sebab mengingatkan mereka pada

kehidupan masa lampau yang liar dan kasar.6

Nama Yahūdī mempunyai dua makna, yakni makna umum dan makna

khusus. Dalam bukunya, Tarpin telah menjelaskan bahwa makna umum

nama Yahūdī, adalah nama untuk setiap orang yang memeluk agama Yahūdī,

nama ini diambil dari nama anak sulung Ya’qūb yaitu, Yahūda. Ia juga

menyebut bahwa nama Yahūda menjadi pokok terpenting dari awal

munculnya penyebutan Yahūdī, bahkan nama Yahūda mengalahkan esistensi

Yūsuf yang sejatinya seorang Nabi. Di antara alasan mengapa nama Yahūda

lebih unggul dari Yūsuf, sebagai berikut : a).Yahūda melindungi Yūsuf dari

pembunuhan b).Yahūda yang mengusulkan kepada Ya’qūb, agar membawa

4Ibnu Katsīr, Shāhīh Ibnu Katsīr juz I, penj. Abu Ihsān al-Ansarī (Jakarta: Pustaka

Ibnu Katsīr, 2017), 279 5Imam Firdaus, “Yahudi”, Al-Yahūd al-Mausūah al-Mushawwarah, ed. Tariq as-

Suwaīdān, (Jakarta : Pustaka Imam Syāfi’ī, 2015), 37 6Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, (Jakarta: Raja Grafido Persada,

2005), 23

Page 78: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

46

Benyamin ke Kan’an c).Yahuda dan keturunannya mendapatkan tahta

kerajaan.

Sedangkan makna khusus dari nama Yahūdī adalah sebagai legitimasi

penyatuan agama Isrā’īl Utara, Selatan Samalia dan Yerussalem yang

sebelumnya terpecah.7

B. Penyebutan kata lain untuk Yahudi

Dalam literatur keyahudian mereka disebut dengan beberapa nama, di

antaranya :

a). Ibrī atau ibranī

Ibri bentuk jamaknya adalah ibranī, ibriyyun, ibrāniyyun. Yang

berasal dari kata a-ba-ra’a artinya pindah atau melakukan suatu

perjalanan. Adapula yang mengklarifikasinya dengan arti memotong jalan,

menyebrangi lembah, menyebrangi sungai atau melewati jalan pintas,

karena tempat tinggal mereka yang berada di sebrang sungai Eufrat.

Dalam penisbatan nama ibrī terdapat perbedaan pendapat, ada yang

menisbatkan kepada leluhur Nabī Ibrāhīm yakni, Abir kakek kelima

dalam silsilah leluhur Nabī Ibrāhīm sebagaimana disebutkan dalam kitab

Taūrat. Adapula yang menisbatkannya pada Nabī Ibrāhīm sendiri

dikarenakan namanya dalam kitab Taurat disebut Abramatau Ibrani yang

berarti orang yang menyebrang. Dalam Taurat, kata ibrī terdapat pada

Ulangan 15 : 21 dan Samuel 13 : 3-4.

Hal ini menjelaskan bahwa kehidupan para Ibrī sama dengan

kebiasaan Arab Badui yang hidup dengan “berpindah-pindah tempat atau

nomaden”.8

7Tarpin dan Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, (Sumatra: Daulat Riau,

2012), 165-167

Page 79: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

47

Istilah Ibranī berkaitan dengan masa Bapak-Bapak terdahulu seperti

Ibrāhīm, Ishāq dan Ya’qūb dan Ibu-ibu terdahulu seperti Sarah, Rachel,

Rebeca, Leah dan anak-anak mereka.

b). Banī Isrā il .

Dalam buku Agama Kristen dan Yahūdī, Tarpin menjelaskan makna

nama Isrā īl yang terdiri dari makna umum dan makna khusus, yaitu:

Pertama, makna umum nama ini memberikan arti kelebihan bangsa

Yahūdī dibanding bangsa lain, maka nama Isrā’il menjadi kebanggaan

dan keagungan bagi bangsa Yahūdī. Dalam Taurat telah dijelaskan bahwa

pergantian nama Ya’qūb dengan Isrā’il adalah untuk pemisahan

keturunan Ismā il dan Ishāq.

Kedua, makna khusus dari nama Isrā īl karena adanya indikasi

politis geografis, saat terpilihnya kerajaan Dāūd dan Sulaīmān sebagai

kerajaan Isrā īl Utara, dengan ibukota Syarkim, Tirsah, dan Samaria.

Sedangkan, kerajaan Yahūda dengan ibukota Yerussalem terjadi pada

tahun 932 SM, pasca wafatnya Nabī Sulaīmān.9

Adapula yang berpendapat bahwa nama Isrā īl atau Israel bermakna

orang-orang yang berjuang di jalan Tuhan. Dua belas anak Ya’qūb

mewakili 12 suku bangsa Israel, maka anggota suku tersebut dikaitkan

dalam Bible sebagai anak-anak Israel. Dan nama Israel kemungkinan

digunakan untuk menyebut bangsa Yahūdī setelah keluar dari Mesir.10

8Tarpin dan Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 164. Lihat juga

Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, 22-23 dan Imam Firdaus, (ed), “Yahudi”, Al-Yahūd al-Maūsuah al-Musawwarah, 38

9Tarpin, Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 164 10Iim Abdul Halim,“Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan,

TEOLOGIA, 135

Page 80: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

48

c). Istilah Yahūdī Masa Kini

Istilah Yahūdī masa kini telah berubah menjadi pemaknaan baru.

Karena, nama Yahūdī telah berkembang menjadi sebuah agama atau

sebutan pemeluk suatu agama, sehingga disebut agama Yahūdī.11 Namun,

tidak semua pemeluk agama Yahūdī berkebangsaan Israel begitupun

sebaliknya.

Istilah Isrā īl pun telah menjadi identitas kewarganegaraan suatu

bangsa. Kata Isrā īl sudah menjadi istilah politis. Oleh karena itu, penyebutan

Israel digunakan untuk istilah ‘negara Israel’ atau ‘warga negara Israel’.

Namun, karena tidak semua warga yang menetap di tanah Palestina

beragama Yahūdī. Maka, istilah ini menimbulkan permasalahan identitas

tersendiri bagi Israel. Sedangkan istilah ibranī hanya menjadi istilah

kebudayaan dan nama untuk suatu bahasa. Dengan muncul lah banyak istilah

lain seperti, ‘bahasa Ibranī’, ‘sastra Ibranī’ dan ‘Universitas Ibranī’.12

C. Sejarah Kebangsaan Yahudi

Yahūdī dikenal sebagai satu-satunya bangsa yang memiliki banyak

keterkaitan sejarah, salah satunya saat keberadaannya sebagai bangsa

keturunan Nabi hingga menjadi agama.

11Yahūdī dalam arti agama, agama Yahudi sama seperti Kristen dan Islam. Pada

dasarnya adalah agama langit (samawi) atau agama Ibrāhīm (abrahamic religion), karena pokok-pokok ajarannya menginduk pada ajaran Nabi Ibrāhīm. Ibrāhīm adalah nabi yang muncul pada sekitar abad ke-18 SM dengan membawa ajaran yang menekankan keselamatan melalui iman dan keterkaitan atau konsekuesi langsung antara iman setara perbuatan nyata manusia.Jika dikaitkan dengan terminologi, Yahudi merupakan agama pertama yang menyembah Tuhan yang satu berbeda dengan agama-agama disekitarnya yang menangkap bentuk Tuhan dalam sesuatu yang dibayangkan. Lihat Nando Baskoro, Mafia Bisnis Yahudi, (Yogyakarta: Buku Kita, 2008), 11 dan Nayyirotul Laili Asururiyah, “Kata Yahudi Dalam Al-Qur’an: Kajian Semantik” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, 2017), 73-74

12Imam Firdaus, “Yahūdī”, Al-Yāhud al-Maūsūah al-Mushawwarah, ed. Tariq as-Suwaīdan, 38

Page 81: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

49

1. Yahudi Pra-Sejarah

Mayoritas sejarawan mengatakan bahwa Yahudi berawal pada

zaman Nabī Mūsā a.s. Namun, golongan Yahūdī sendiri

menggambarkan sejarah mereka dari zaman Nabī Ibrāhīm a.s sebagai

suatu sejarah umat manusia dan peradaban dunia. Berikut adalah

runtutan sejarah yang Yahūdī di mulai dari Nabī Ibrāhīm a.s hingga

kini, yaitu :

a. Ajaran yang datang dari Nabī Ibrāhīm a.s

Ibrāhīm dalam sejarah Isrā īl disebut Abraham, ialah bapak

dari bangsa Isrā il dan orang beriman yang melakukan perjanjian

dengan Tuhan. Ia juga dikenal sebagai pembawa ajaran

monotheisme karena dalam proses pencarian spiritual, dia

menemukan aqidah tauhid kemudian dari keturunannya lahir para

Nabi pembawa risalah atau wahyu dari Allah yang kemudian hari

dinamakan agama samawi.

Kisah Bani Isrāīl bermula dari kurun waktu 4000 tahun yang

lalu, ketika di kota Aur, tanah Khaldea, hidup Terah bersama

keluarganya yang menyembah matahari dan berhala. Ketika berusia

70 tahun ia mempunyai 3 orang putra yaitu, Nahat, Ibrāhīm dan

Harran. Sedangkan menurut cerita tradisi Arab, orangtua Ibrāhīm

bernama Azar. Kata Azar sama seperti Ansar.13 Sebab perselisihan

masalah aqidah antara Ibrāhīm dan ayahnya membuatnya pergi

meninggalkan Aur menuju ke arah Utara hingga daerah Armenia

kemudian ke arah Selatan hingga masuk ke negara Kan’an. Ibrāhīm

pergi membawa istrinya Sarah, keponakannya Luth juga beberapa

13Hal ini bersamaan dengan munculnya bangsa Ibrani yang mempunyai kebiasaan nomaden atau berpindah-pindah, sebagian dari mereka ada yang pindah ke Utara adapula yang ke arah Selatan. Orang-orang yang pindah ke Utara diantaranya ada yang menjadi pemimpin yaitu Ibrāhīm ibn Terah. Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, 24-25. Lihat juga Tarpin, Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 171

Page 82: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

50

kerabat dan seorang budak, mereka hijrah dengan membawa

sebagian harta bendanya juga hewan ternak. Karena itu, mereka

disebut orang ibranī.14

Pada tahun 2000 SM, Ibrāhīm mengakhiri pengembaraannya

dan menetap di Kan’an. Meski menetap ia tidak melakukan

asimilasi budaya kepada sekitarnya, karena ia lebih suka

menyendiri. Suatu saat terjadilah musim kekeringan di Kan’an.

Lalu, ia bersama kaumnya hijrah ke Mesir, yang saat itu dipimpin

oleh raja Amaliqah. Namun, sang raja menginginkan Sarah untuk

menjadi istrinya. Hingga Nabī Ibrāhīm tidak tinggal lama di Mesir

dan kembali ke Kan’an, juga bertambahnya seorang budak

perempuan hadiah dari raja Mesir yang bernama Hajar. Beberapa

lama menunggu kelahiran seorang anak, yang tak kunjung datang.

Akhirnya, Sarah menyuruh Ibrāhīm menikahi Hajar, hingga lahirlah

Ismāil. sekitar 14 tahun setelah kelahiran Ismāil akhirnya Sarah

mengandung dan melahirkan seorang anak bernama Ishāq.15

Dengan mengikuti tuntunan dari Allah, Nabi Ibrāhīm pun

meninggalkan Hajar dengan anaknya Ismāil di Hijaz dan ia kembali

dengan Sarah di Kan’an. Tak berapa lama kemudian Nabi Ibrāhīm

wafat, dan kepemimpinan bangsa Ibranī di lanjutkan oleh putranya,

Ishāq. Selanjutnya, Ishāq digantikan oleh putranya, Ya’qūb.16

Ya’qūb mempunyai gelar kehormatan yang disebut Israel, artinya

“hamba Allah yang amat ta’at”. Ia mempunyai 12 putra, yaitu

14Yang berarti orang yang menyebrang. Pemilihan nama ini muncul karena saat

Ibrāhīm hijrah dari Mesopotamia ke Kan’an. Ia harus melintasi sungai Eufrat. Sejak itu, kelompok ini dan keturunannya menjadi suatu bangsa yang dinamai bangsa Ibranī.

15Sejarah menyebutkan dari garis keturunan inilah lahirnya dua peradaban besar

dengan Ismāil a.s yang nantinya menurunkan Rasūlullah Saw dan Ishāq yang memunculkan nama Yahudi

16Tarpin, Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi, 170-171

Page 83: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

51

Rubin, Siemon, Lewi, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftalī,

Yūsuf dan Benyāmin. Anak cucu Ya’qūb inilah yang kemudian

dikenal sebagai Banī Isrā īl atau cucu Israel. Di antara seluruh putra

Ya’qūb, dan yang paling banyak keturunannya adalah Yehuda.

Dalam sejarahnya, di sebutkan bahwa Ya’qūb hidup bersama

keluarganya di Pedalaman (Gurun Naqab) di Selatan Palestina dekat

Semenanjung Sinai. Bapaknya Ishāq, dan pamannya yakni Ismāil,

memang lahir di Palestina. Akan tetapi, mereka bukanlah penduduk

dari negeri tersebut. Kemudian, Ya’qūb dan keluarganya berangkat

ke Mesir.17

Ketika salah satu putra Ya’qūb, yaitu Yūsuf menjadi pejabat

pemerintahan di Mesir. Semua anak cucu Ya’qūb hijrah ke Mesir,

mereka diperlakukan dengan baik oleh sang raja.18

Raja Fir aūn yang bernama Fotivar, raja keturunan dinasti ke

11 pada abad 17 SM.19 Di akhir kisahnya, setelah pertemuannya

Ya’qūb kembali ke Palestina, lalu wafat dan dimakamkan di sana.

Sedangkan, keturunannya tetap berada di Mesir. Sesudah Ya’qūb

dan Yūsuf wafat Banī Isrā’īl mendapat cobaan yang berat seperti

penghinaan dan penindasan.

17Dalam sejarah tercatat sebelum mereka pergi ke Mesir. Di awali dengan peristiwa penyingkiran Nabi Yūsuf dari keluarganya yang dilakukan oleh ke 12 saudara tirinya dengan membuang Yūsuf ke sumur dan mengatakan pada ayahnya, bahwa Yūsuf dimakan binatang buas. Akibat rasa iri mereka kepada Yūsuf yang lebih di sayangi, ayahnya Ya’qūb. Kemudian Yūsuf diselamatkan dan dibawa ke Mesir. Sebelum akhirnya Yūsuf dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh menodai istri raja. Lalu dikeluarkan dan diangkat menjadi kepala bagian logistik.

18M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia dari Masa Klasik hingga Modern (Yogyakarta : IRCiSoD, 2015) h.347-349.

19Tarpin, Khotimah, SejarahAgama Kristen dan Yahudi, 171

Page 84: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

52

b. Yahudi Masa Nabi Mūsā a.s

Setelah beberapa abad kemudian, saat Mesir dipimpin oleh raja

Fir aūn yang bernama Amnahotab II. Banī Isrā īl dibantai dengan

cara membunuh setiap anak laki-laki yang lahir. Karena,

ketakutannya akan perkembangan Banī Isrā īl di Mesir, juga mimpi

tentang hadirnya seorang anak keturunan Banī Isrā īl yang akan

menghancurkannya. Terkait peristiwa ini, Allah pun berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkanmu dari Fir aūn

dan pengikutnya. Mereka telah menimpakan siksaan yang

sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak laki-lakimu

dan membiarkan hidup anak perempuanmu. Dan dari yang

demikian itu, merupakan cobaan yang berat dari Rabbmu.”

(Q.S Al-Baqarah/2: 49). 20

Dari situlah bermula sejarah Yahūdī sebagai agama dan syari’at,

bersamaan dengan munculnya pembangkangan, pengkhianatan dan

sikap keras kepala Banī Isrā īl terhadap para Nabi Allah serta

pendustaan mereka kepada Allah dan para Nabi-Nya. Akhirnya,

pada abad ke-13 SM, Allah mengutus Mūsā dan Hārūn21 untuk

mengajak Raja Amnahotab II bertauhid, tapi ia menolak. Hingga

Mūsā memutuskan mengajak kaumnya kembali ke Kan’an.

Setibanya di sana, Mūsā pergi meninggalkan Bani Isrā’il untuk

bermunajat kepada Rabb-Nya. Hingga Allah menurunkannya kitab

Taūrat di bukit Tūr, Sinai. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S

20Imam Firdaus, “Yahudi”, Al-Yāhud al-Maūsūah al-Mushawwarah, 42 21Keduanya merupakan putra Imrān bin Fahat bin Lawi bin Ya’qūb. Mūsā menjadi

Nabi yang membimbing dan mengeluarkan manusia dari tradisi penyembahan makhluk menuju peribadatan kepada Allah. Dan Allah menguatkan Nabī Mūsā dengan mukjizat dan hujjah untuk melawan Fir aūn dan para penyihirnya. Salah satu mukjizatnya yang terkenal ialah membelah lautan untuk menjadi jalan mereka berlari dari Fir aūn dan bala tentaranya, hingga saat Fir aūn mengejar Allah langsung menenggelamkan mereka semua.

Page 85: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

53

Tāhā/20: 84. Namun, bukannya mereka bersyukur kepada Allah

setelah selamat dari penyiksaan dan perbudakan Banī Isrā’il malah

membuat patung sapi sebagai sembahannya dalam beribadah.22

Bahkan berani meremehkan Nabi mereka selain Mūsā, yakni Hārūn

dan mengancam akan membunuhnya jika menghalangi mereka.

Seketika Mūsā marah besar hingga melempar luh-luh Taūrat yang

diberikan Allah kepadanya sampai menarik rambut adiknya, Hārūn.

Maka, Allah menyuruh Banī Isrā’īl taubat dengan membunuh diri

mereka sendiri, namun mereka menolaknya. Peristiwa ini

digambarkan pula dalam Q.S al-Baqarah/2 : 54.

Di lanjutkan dengan pembangkangan mereka yang telah

tercantum di dalam Al-Qur’ān walaupun mereka telah melihat

mukjizat Nabī Mūsā sebanyak apapun, seperti terangkatnya Bukit

Tūr, awan yang menaungi mereka, keluarnya 12 mata air dari batu,

terbelahnya Laut Merah dsb. Hingga akhirnya, Mūsā memilih 70

orang dari mereka dan dibawanya ke Bukit Tur untuk memohon

ampun kepada Allah. Tapi bukannya mereka patuh, justru

sebaliknya mereka malah meminta Mūsā untuk membuat mereka

dapat melihat Allah dengan jelas. Hal tersebut tentu membuat Allah

murka dan langsung menyambar mereka dengan halilintar sampai

mereka hancur dan binasa. Lalu, Mūsā bermunajat kembali agar

menghidupkan kembali umatnya.

22Sebenarnya semenjak bani isra’il keluar dari Mesir, mereka sudah banyak

terpengaruh oleh paham paganisme yang dianut oleh Fir’aun dan penduduk Mesir, sehingga aqidah mereka rusak dan jiwa mereka pun kotor. Begitupula dengan mental mereka yang menjadi suka bermalas-malasan dan mudah menyerah. Lihat Imam Firdaus, (ed), “Yahudi”, Al-Yahud al-Maūsūah al-Mushawwarah, 45

Page 86: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

54

Ketika Nabī Mūsā dan kaumnya sampai dipintu gerbang

Kan’an23, ia pun berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya Allah

memerintahkan kalian masuk ke tanah suci ini yang telah ditentukan

Allah bagi kalian”. (Q.S al-Māıdah/5: 21).

Akan tetapi, mereka tidak mau memasukinya. Setelah melalui

perdebatan yang panjang jawaban terakhir yang Banī Isra īl berikan

pada Nabī Mūsā ialah: “Wahai Musa! Sampai kapanpun kami tidak

akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena

itu pergilah engkau bersama Rabb-Mu dan berperanglah kamu

berdua. Biarlah kami tetap menanti di sini saja.” (Q.S al- Māıdah/5:

24).

Karena pembangkangan mereka ini, Allah menghukum mereka

dengan membuat mereka tersesat dan terlunta-lunta selama 40 tahun

dimuka bumi. Meskipun dalam masa itu, Allah masih memberikan

perhatiannya disertai kisah-kisah yang bertujuan untuk memberikan

pelajaran kepada mereka, seperti Allah menurunkan makanan

khusus untuk mereka yaitu, manna dan salwa, awan yang menaungi

mereka selama perjalanan, mengeluarkan 12 mata air dari batu.

Lalu, kisah sapi betina dan pertemuan Mūsā dengan Khidir.24

Sebelum sampai ke Kan an, Hārūn wafat lalu tugasnya di

lanjutkan oleh anaknya Eliazar. Tak lama kemudian Mūsā juga

wafat, setelah sebelumnya berpesan kepada Banī Isrā īl, agar

melanjutkan perjalanannya memasuki negeri Kan’an. Akhirnya pada

23Kan’an sekarang adalah Palestina. Cikal bakal bangsa Kan’an datang dari jazirah

Arab pada 2500 SM. Kemudian, mereka membangun sekitar 200 kota, seperti Pisan, Alqolan, Aka, Haīfa, al-Khalīl, Usdud, Bi’ru Alsaba, dsb. Mayoritas bangsa Palestina sekarang adalah keturunan dari bangsa Kan’an. Nama Palestina sendiri diambil dari salah satu nama pelaut yang datang dan bermukim diwilayah-wilayah pesisir lalu berasimilasi dengan bangsa Kan’an. Lihat Rizem Aizid, Al-Qur’ān Mengungkap Tentang Yahudi, 6

24Imam Firdaus, “Yahūdī”, Al-Yāhud al-Maūsūah al-Mushawwarah, ed. Tariq as-Suwaīdan, 49-53

Page 87: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

55

tahun 1186 SM, Banī Isrā īl berhasil memasuki daerah tersebut

dibawah kepemimpinan Yoshua25, setelah memerangi penduduk

bangsa Kan’an dan Filistin yang tinggal didaerah tersebut. Setelah

Yoshua meninggal, Bani Isrā’il akhirnya kembali ke ajaran

awalnya dengan menyembah Baal dan Astartes (berhala yang

disembah bangsa Kan an)26. Pada masa hakim ini, kaum Yahudi

mengalami kekalahan besar dari musuhnya, karena mereka berhasil

merampas harta berharga dari kaum Yahudi, yaitu berupa Tabut

(peti) yang di dalamnya terdapat tongkat Nabī Mūsā dan luh-luh

(prasasti Taūrat) yang asli, pakaiannya juga peninggalan-

peninggalan dari Nabī Hārūn a.s. Kemudian, Banī Isrā īl menguasai

negeri Kan’an, setelah menang dalam peperangan. Mereka membagi

12 wilayah kerajaan dan wilayah mereka yang pertama adalah Talut

dan Saul, yang memerintah pada tahun 1042-1012 SM. Setelah itu,

bangsa Isrā īl dipimpin oleh Dāūd, yang memerintah sekitar 40

tahun. Dāūd mendirikan kerajaan Isrā’īl di Kan an (kini Palestina)

setelah mengalahkan raja yang zalim pada masanya. Setelah Nabī

25Yusya bin Nun (Yoshua/Joshua) adalah muridnya Nabī Mūsā a.s yang diangkat

Allah menjadi Nabi bagi Banī Isrā īl. Ketika mereka tersesat di Padang Tieh, Yusya membimbing mereka menuju Yericho. Kemudian, Allah membukakan wilayah tersebut, hingga mereka berhasil masuk pada tahun 1186 SM. Namun, setelah Allah memberikan kenikmatan itu mereka justru membangkang. Hal ini tercantum dalam Q.S al-Baqarah/2:58. Lalu, Rasulullah juga pernah menceritakan: “Kepada Banī Isrā īl dikatakan: ‘Masuklah pintu gerbang negeri ini (Baitul Maqdis) sambil bersujud, dan katakanlah: “Yaa Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami”. Tetapi, mereka malah memasuki negeri itu sambil merangkak mundur, bukan bersujud. Mereka bahkan mengganti lafaz hittah (ampuni dosa) dengan lafaz hintah (gandum). (HR. Bukhari dan Muslim).

26Sepeninggal Yusya, Bani Isrā īl kembali terpecah belah. Bahkan penguasa mereka yang disebut hakim, kerap terjadi peperangan dan pertikaian, sehingga kekafiran bahkan perzinahan pun merajalela. Situasi ini terekam dalam kitab Taūrat, Kitab Hakim-Hakim (2/11-12): “Lalu Banī Isrā īl itu berbuat perkara yang jahat di hadapan Tuhan dan mereka menyembah Ba al (bā’lim anak lembu) kembali. Mereka pun meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lantas mengikuti tuhan bangsa-bangsa yang ada di sekeliling mereka dan menyembah sujud kepadanya”.

Page 88: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

56

Dāūd a.s wafat, kekuasaanya pun turun kepada putranya, yakni King

Raja Salomon atau Salomo atau Sulaīmān, yang memerintah pada

tahun 971-937 SM. Pada masa inilah, didirikan Haikal (Baitul

Maqdis) yang bertempat di bukit Moria. Terjadi pula perluasan

wilayah dari Sungai Nil hingga ke sungai Eufrat di Utara.27

Sepeninggal raja Sulaīmān, terjadilah perpecahan dalam kubu

Israel.28 Saat itu, satu golongan Yehuda dan Benyamin yang memilih

putra Sulaīmān untuk dijadikan raja. Sedangkan 10 golongan lainnya,

memilih Yarobeam keturunan dari suku Efraim. Hal ini telah

disebutkan pula dalam kitab suci Yahūdī, bahwa terjadi perpecahan

bangsa Yahūdī yang menghasilkan dua kerajaan Israel, yakni

kerajaan Utara dan Selatan. Kerajaan Selatan diberi nama Yehuda,

mengikuti nama nenek moyang mereka, Yehuda bin Ya’qūb. Yang

beribu kota Yerussalem, dan dipimpin oleh putra Nabī Sulaīmān

yaitu, Rab’am (Rehabeam). Sedangkan Kerajaan Utara dinamakan

Israel, dengan Ibukota Samaria dan dipimpin oleh Ya’ram

(Yerobeam). Di masa ini pula, kitab Taūrat hilang. Lalu, orang-orang

27Ditangan Sulaīmān lah kerajaan Banī Isrā īl bisa bersatu kembali setelah

sebelumnya tercerai-berai. Allah memberinya kerajaan dan kekuasaan yang sangat besar yang tak pernah diberikan-Nya kepada siapapun sebelumnya maupun sesudahnya. Bahkan dikatakan pula bahwa angin, jin dan binatang pun patuh dan tunduk kepadanya. Meski begitu, semua kekuasaan yang diberikan Allah tidak pernah membuatnya sombong dan lupa kepada pemilik sebenarnya. Dengan ini, kehidupan bangsa israel pada masa itu, dapat dikatakan lebih baik dan terjamin dari masa-masa sebelumnya.

28Adapun yang menjadi awal dari perpecahan ini adalah sebagian dari mereka meminta putra Sulaīmān sebagai raja baru tersebut untuk meringankan perintah-perintah dan juga hukum-hukum yang ditetapkan Nabi Sulaīmān a.s (ini adalah tabi’at kaum Yahūdī dalam menyelewengkan hukum-hukum Allah dan mengubahnya sesuai hawa nafsu mereka). Ketika Rahba’am menolak permintaan mereka, lantas mayoritas dari mereka malah meninggalkannya. Dan malah membai’at Yarba’am bin Nabath. Tidak ada yang membai’at Rahba’am saat itu, kecuali dua kabilah Bani Isra’il, yaitu kabilah Yehudza dan Benyamin. Akibatnya, kerajaan Banī Isrā īl terbelah menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.

Page 89: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

57

menemukannya kembali di masa Yosia (Josia). Ini yang

menyebabkan kitab Taūrat dipertanyakan keotentikannya.29

Seperti kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.

Hal ini pula, yang terjadi di kalangan Bani Isrā īl. Setelah terpecahnya

mereka menjadi dua kerajaan, muncullah serangan-serangan yang

pada akhirnya menyebabkan mereka kalah bahkan menjadi tawanan.

Di mulai, dari serangan bangsa Assyria (yang datang dari Irak) pada

tahun 740 SM. Tapi itu tidak berlangsung lama, sebab ada kaum yang

bernama “Babilon” dari dalam negeri mereka sendiri yang berhasil

melakukan kudeta terhadap mereka. Lalu, Babilon mengangkat

seorang gubernur dari Yahūdī, yaitu Debikia. Ketika, kaum Yahūdī

mencoba melakukan pemberontakan kepada Babilonia, justru mereka

menjadi tawanan.30

Pada tahun 539 SM Babilonia jatuh dibawah kuasa bangsa

Persia. Di bawah pimpinan mereka, Yahūdī diperlakukan baik sebab

mereka adalah musuh Babilonia. Hal yang sama juga terjadi pada

tahun 66 M, saat kaum memberontak kepada Raja Romawi di al-

Quds. Mereka pun berhasil mengepung dan menduduki kota tersebut

pada tahun 70 M. Setelah menghancurkan negeri itu secara total, dan

orang-orang Yahūdī dijadikan budak hingga diperjualbelikan di

29M. Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia dari Masa Klasik

hingga Modern, 347-349. Lihat pula, Imam Firdaus, “Yahudi”, Al-Yahūd al-Mausūah al-Mushawwarah, ed. Tariq Suwaīdan, 36-58

30Kejadian ini terjadi pada tahun 586 SM. Raja Babilonia yang tekenal dengan nama Raja Nebukadnezar, ia mengahancurkan dinding-dinding benteng dan rumah-rumah Yahūdī, tak hanya itu ia juga menghancurkan tempat ibadah di Yerussalem. Kemudian, ia menjadikan sisanya sebagai budak yang dinamakan “tawanan Babilonia” sebanyak 40 orang. Terakhir ia merampas Tabut untuk kedua kalinya.

Page 90: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

58

Romawi. Sejak saat itu, Yahudi menjadi eksis di tanah Eropa. Masa

ini pun disebut masa diaspora.31

c. Yahudi Masa Nabī Muhammad SAW

Kemudian, datanglah agama baru yang dibawa oleh Nabī

Muhammad SAW, yaitu Islam. Pada masa kenabian ini, banyak hal

yang menyebabkan mereka terusir dari tempat tinggalnya. Di

antaranya adalah karena kebiasaan mereka yang suka mengingkari

janji. Hingga berkonspirasi dengan kāfir Quraīsy yang banyak

merugikan Islam. Seperti, pengkhianatan Bani Qaīnuqa32, Bani

Nadhīr33 dan Bani Quraīzah34 di Madinah.

Sejarah mencatat alasan mereka memusuhi Nabi Muhammad

Saw, sebab mereka takut terusir dari Madinah. Karena, melihat Islam

berkembang begitu cepat. Selain itu, alasan paling mendasar mereka

membenci Nabi Muhammad Saw meski tau bahwa ajaran yang ia

bawa memang benar adanya adalah iri dan dengki, karena Nabi yang

terakhir turun bukanlah dari bangsa mereka dan umat Nabi

31Dalam bahasa Yunani yang berarti masa bertebaran/berpencar-pencar dimuka

bumi. Dinamakan ini, karena pada masa itu pula, banyak dari mereka yang mengungsi ke tanah Arab, sebagian lagi menetap di madinah. Sedangkan yang lain, menetap di Khaibar, Taima, Yaman, dan daerab Arab lainnya.

32Bani Qaīnuqa disebut juga Bani Kainuka, Bani Kaynuka adalah satu diantara tiga suku Yahudi yang tinggal di Yastrib, sekarang Madinah. Mereka tinggal di dua benteng barat daya kota Yastrib. Meskipun mereka menggunakan Arab secara etnis mereka asli Yahudi. Pada tahun 624 mereka diusir oleh Nabi Saw karena dituduh melanggar perjanjian yang disebut Piagam Madinah.

33Bani Nadhīr adalah kabilah yang telah ada di Yastrib sebelum datangnya Islam. Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul bani tersebut : 1). Mereka berasal dari kabilah Bani Judzam yang masuk agama Yahudi dan tinggal di Gunung Nadhir. 2). Mereka adalah keturunan Harun bin Imran. Terjadi Perang Nadhir pada bulan Rabbiul Awal 4 H/625 M sebelumnya ketiga Bani itu mengadakan perjanjian dengan Rasūlullah Saw kemudian mereka melanggarnya, dan peperangan dimenangkan kaum Muslim. Sementara Bani Nadhir di usir dari Madinah.

34Banī Quraizah adalah salah satu suku Yahūdī di Arabia Utara yang menetap di wadi Yatsrib. Abad ke-7 terjadi perselisihan dengan Nabi Saw dan suku-suku Arab Muslim yang berujung pada pengusiran dan pemusnahan mereka.

Page 91: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

59

Muhammad Saw yang dijadikan Allah sebagai bangsa pilihan

menggatikan posisi mereka.

2. Yahūdī Masa Kini

Setelah melihat sejarah Yahūdī zaman dahulu, sudah diketahui

dengan jelas bahwa kaum Banī Isrā īl yang dibawa Nabi Mūsā a.s ialah

Yahūdī. Namun, pertanyaannya ‘Apakah Yahūdī yang ada jaman

sekarang adalah Yahūdī atau Banī Isrā īl yang sama pula?’. Maka,

jawabannya adalah tidak. Karena, nasab mereka bukan lagi berasal dari

Nabi Ya’qūb a.s. begitu pula dengan ajaran yang sekarang, kaum Yahūdī

yang ada saat ini ialah pemeluk agama Yahūdī setelah sebelumnya

mereka menjadi kaum pagais atau penyembah berhala.35 Menurut sensus,

dengan kisaran 100% dari golongan Yahūdī yang ada saat ini, jumlah

mereka mencapai 92%, sedangkan 8% berasal dari suku paganisme dari

pedalaman Afrika dan Asia, serta pesisir Laut Tengah.36 Dan sudah di

pastikan pula bahwa bukan keturunan Nabi Ya’qūb a.s, dalam buku

Ensiklopedia Yahūdī, tencatat sejarah Tubba’ (Tuban As’ad Abu Karab).

Raja Yaman yang merupakan umat Yahūdī memaksa rakyatnya untuk

memeluk agama ini. Hingga, ia membakar hidup-hidup siapapun yang

menolaknya. Hal ini di lanjutkan oleh putranya. Ini merupakan awal dari

kemunculan agama Yahūdī di Yaman, padahal penduduk Yaman

bukanlah keturunan Nabi Ya’qūb a.s. dengan demikian, pendapat yang

35Yahudi ini dinamakan kaum Yahudi Khazar (Yahudi Ashkinaze) yang memeluk

agama Yahudi pada abad ke-8 Masehi. Jumlah mereka saat ini, mencapai 92% dari total Yahudi keseluruhan.. Al-Qur’ān juga menjelaskan adanya perbedaan antara Yahudi yang lurus dan Musyrik, yakni dalam Q.S al-Baqarah : 135:

وما كان من المشركين ◌ م حنيفا ۦقل بل ملة إبـره ◌ وقالوا كونوا هودا أو نصرى تـهتدوا Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau

Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrāhīm yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".

36Dan golongan Yahūdī jenis ini bernama Yahūdī Shephardium dan Flascha.

Page 92: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

60

mengatakan bahwa Yahūdī sekarang berasal dari Nabi Ya’qūb a.s adalah

pengakuan dusta belaka.37

Dilihat dari segi jumlah, pemeluk agama Yahūdī yang ada saat ini

sangat kecil. Atlas of The World’s Religions menyebutkan bahwa jumlah

pemeluk agama Yahūdī adalah 15.050.000 jiwa, sangat jauh

perbedaannya dengan pemeluk agama Islam maupun Kristen yang

mencapai angka 1 milyar. CM Pilkington menyebut angka yang lebih

kecil yaitu 13 juta jiwa yang tersebar di 10 negara. Misalnya, AS

5.800.000, Israel 5.300.000, bekas Uni Soviet 879.800, Prancis 650.000,

Kanada 365.000, Inggris 285.000, Brazil 250.000, Argentina 240.000,

Hongaria 100.000 dan Australia 97.000.38

3. Pendapat Para Ahli Mengenai Sejarah Yahūdī

Dalam buku “Yahūdī Menggenggam Dunia”, William .G. Carr

membagi pendapat sejarawan mengenai sejarah bangsa Yahudi menjadi

dua golongan:

Pertama, pendapat yang mengatakan mereka adalah keturunan Nabī

Ibrāhīm. Pendapat yang berkata bahwa Nabi Ibrāhīm berhijrah dari kota

Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke Khurran di Syiria. Di

sinilah ayah Nabi Ibrāhīm meninggal dunia. Kemudian Nabī Ibrāhīm

berpindah lagi menuju Kanaan sekitar tahun 2000 SM. Diantara

keturunan beliau adalah Nabi Ya’qūb, yang diberi gelar Isrā īl, sehingga

anak cucunya dipanggil dengan Banī Isrā īl. Di antara keturunan Ya’qūb

(Isrā īl) adalah Nabi Yūsuf yang pernah menjabat semacam Menteri

Pertanian Mesir, sehingga anak cucu Ya’qūb (Banī Isrā īl) berdiam di

Mesir hingga masa Nabī Mūsā a.s. Beliau inilah yang mengajak Banī

37Imam Firdaus, “Yahudi”, Al-Yahūd al-Mausūah al-Mushawwarah, ed. Tariq Suwaīdan, 36

38Nando Baskoro, Mafia Bisnis Yahudi, 13

Page 93: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

61

Isrā īl keluar dari Mesir, untuk menyelamatkan diri dari penindasan

Fir'aūn. Versi ini banyak dipegang oleh para sejarawan dan para tokoh

Yahūdī sendiri.

Kedua, sebagian sejarawan yang berpendapat bahwa bangsa Yahudi

adalah bangsa campuran antara berbagai unsur yang dipersatukan oleh

nasib dan watak. Mereka hidup mengembara seperti kaum Gypsy pada

masa Jahiliyah, atau seperti Iyarien pada masa dinasti Abbasiyyah. Dalam

pengembaraannya ini, bangsa Yahūdī pernah menyerbu kota Kan’an,

kemudian merampok harta penduduknya. Lalu, mereka membentuk

komunitas yang memiliki karakteristik tersendiri dan memakai bahasa

campuran antara bahasa klasik, seperti bahasa Syiriak, Akadian dan

Phinisian.39

Yahūdī dahulu hanyalah bangsa keturunan Nabī Ibrāhīm yang

hijrah dari kota Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke Khurran

di Syiria. Lalu, hijrah lagi ke Kan’an. Kemudian, berkembang sampai

pada Yahuda anak dari Ya’qūb-Ishāq-Ibrāhīm. Kemunculan Yahudi yang

berkembang menjadi agama karena mereka telah terpengaruh pada ajaran

pagaisme dari Mesir, tempat di mana mereka dijadikan budak hingga

dibantai.

39William.G.Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

1991), viii

Page 94: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

62

Bagan 1.2

Berikut adalah bagan dari garis keturunan Yahūdī :

Kemudian itu berkembang menjadi cikal-bakal lahirnya bangsa Isrā īl,

sibit40 dalam bangsa Yahūdī sepadan dengan suku bagi bangsa Arab dan

mereka yang berada dalam satu sibit berasal dari satu bapak. Oleh karena itu,

masing-masing anak Ya’qūb kelak menjadi bapak bagi sibith.

40 Sibit artinya suku bangsa Isra’il

IBRAHIM

SITI SARAH SITI HAJAR

ISHAQ

ISMAIL

YA’QUB AISHU

YA’QUB mempunyai 4 istri, yaitu

(I) Melalui Lea lahir darinya Ruben, Simeon, Lewi, Yahuda, Isakhar dan Zebulon (II) Melalui Rahel lahir darinya : Yusuf dan Benyamin (III) Melalui Bilha lahir darinya : Naftali (IV) Melalui Zilfa lahir darinya : Gad dan Asyer.

Page 95: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

63

Dari beberapa anak Ya’qūb tersebut melahirkan Nabi-nabi besar

yang termasuk dalam 25 nabi yang kita ketahui sekarang. Di antaranya:

Pertama, Lewi yang kelak keturunannya terdapat Nabi Mūsā a.s,

Nabī Hārūn a.s, Nabi Ilyās a.s dan Nabi Ilyāsā a.s

Kedua, Yahuda, kelak keturunannya melahirkan Nabi Dāūd a.s,

Nabī Sulaīmān, Nabi Zakāria, Nabi Yahyā dan Nabi Isā a.s.

Ketiga, Benyamin kelak keturunannya terdapat Nabi Yūnus a.s.

Di antara putra Nabi Ya’qūb yang paling banyak keturunannya

adalah Yahūda. Maka, Bani Isrā’il yang berbangsa kepada Yahuda

disebut Yahudi.41

Beberapa wangsa setelahnya, lahirlah Nabi Akhir zaman kekasih

Allah, yakni Nabi Muhammad Saw dari garis keturunan Nabi Ismā il a.s.

Sedangkan Nabi Ishāq a.s lewat keturunannya menurunkan Nabi-nabi

yang telah disebutkan.42

D. Penyebutan Yahudi Dalam Al-Qur’an

Salah satu keistimewaan Al-Qur’ān adalah ketelitian redaksinya. tidak

heran karena redaksinya langsung dari Allah Swt. Hal ini perlu di garis

bawahi, bukan hanya terjadi karena banyak ulama yang melakukan

kebahasaan dalam mengemukakan atau menolak satu pendapat. Tetapi juga

karena, Kitab suci ini menggunakan banyak istilah yang berbeda ketika

menunjuk sesuatu.43 Seperti halnya, istilah yang digunakannya kepada

Yahūdī, yaitu : Banī Isrā īl dan Ahl Kitāb.

41 Rizem Aizid, Al-Qur’an mengungkap tentang Yahudi, 6-7 42 Rizem Aizid, Al-Qur’an mengungkap tentang Yahudi,.6 43Quraīsh Shihāb, Wawasan Al-Qur’ān: Tafsir Tematik Perbagai Persoalan Umat

(Jakarta: Mizan, 2011), 347

Page 96: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

64

1. Yahudi

Hud adalah bentuk jamak dari Hāid, Yahūd, Yahūdī, yang berarti

masyarakat golongan atau orang-orang Yahudi. Bisa juga dikatakan sebagai

suatu ras Semit: Yahudiah, Yudaisme, agama, kepercayaan, tradisi dan

kebudayaan Yahudi. Al-Qur’ān juga menyebut Yahūdī dengan kata-kata lain

seperti : Hādū, Yahūd dan Yahūdī. Contoh ayat yang menggunakan kata

Hādū seperti dalam Q.S al-Māidah/22: 17, dan ayat yang menggunakan kata

Hūd (hūdan) adalah Q.S al-Baqarah/2: 13. Ali Audah dalam bukunya Nama

dan Kosa Kata dalam Al-Qur’ān menyebutkan bahwa kata Hādū terdapat 10

ayat dalam Al-Qur’ān dan Hūd (hūdān) sebanyak 3 ayat. Adapun kata Hādū,

Nasārā dan Sabi īn disebut bersamaan seperti dalam Q.S al-Baqarah/2: 62,

al-Maidah/5 : 69 dan al-Hajj/22: 17.44

2. Banī Isrā īl

Banī atau Banū Isrā īl terdiri dari dua kata, yakni Banī dan Isrā īl.

Bani (Banu) banūn, banīn, bentuk jamak dari asal kata-kata bin, ibn yang

berarti anak laki-laki, anak cucu, keturunan.45 Dan Isrā īl mengartikan

anak-anak cucu keturunan Nabī Ya’qūb a.s bin Ishāq bin Ibrāhīm, yang

kemudian dikenal dengan nama Isrā īl, lalu menurun kepada anak-

anaknya. Bible menyebutkan bahwa namanya bukan lagi Ya’qūb

melainkan Isrā īl.

Kata Banī Isrā īl disebut dalam Al-Qur ān sebanyak terdapat 40 kali

dalam berbagai surah, dan sekali dengan kata Banu Isrā īl dalam Q.S

Yunus/10: 90.46 Sedangkan dalam Mu jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur’ān

al-Karīm kata Banī disebut sebanyak 14 kali, di antaranya dalam Q.S asy-

44Ali Audah, Nama dan Kata dalam Al-Qur’an: Pembahasan dan Perbandingan

cet.1, (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 442 45 Secara literal, bani adalah bentuk plural dari ibn yang berarti anak. Bentuk dasar

dari bani adalah banun atau banin. Tetapi, karena berada pada posisi mudaf wau’ atau ya’ dan nun yang ada dihilangkan menjadi banu atau bani.

46Ali Audah, Nama dan Kata dalam Al-Qur’an, 412

Page 97: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

65

Syu arā/26: 17, 22, 59, 197, Q.S an-Naml/27: 76, Q.S as-Sajdah/32: 23,

Q.S Yāsīn/36: 60, Q.S Gaffar/33: 53, Q.S az-Zukhruf/43: 59, Q.S ad-

Dukhān/44: 30, Q.S Jāsiyah/45: 16, Q.S Ahqāf/46: 10, Q.S Saf/61: 6,

14.47 Orang-orang Yahūdī menyikapi dakwah Islam dengan sikap yang

digambarkan oleh surah al-Baqarah dan surah-surah lainnya. Di awal

pembicaraan tentang Banī Isrā īl disebutkan panggilan kehormatan untuk

mereka.48

Panggilan Banī Israīl secara umum menunjukkan bahwa mereka

merupakan bangsa yang dikasihi Tuhan. Tetapi, di sisi lain juga

menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang paling nakal, sukar di

atur, bersikap ekslusif dan suka berbuat kerusakan.49 Menurut M.Thalib

dalam bukunya, “76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’ān” bangsa Yahūdī

mempunyai sifat egois dan bakhil serta berat dalam bersikap, ini sedikit

menguntungkan bagi orang-orang non-Yahūdī50. Jika, mereka

mempunyai kekuasaan, sangat kuat keinginan mereka membendung

keuntungan jatuh kepada orang lain, sekalipun sedikit. Sikapnya ini,

sangat berkeinginan agar jangan muncul seorang Nabi dari bangsa Arab.

Sebab, jika muncul seorang Nabi di luar kalangan mereka, dikhawatirkan

dapat membangun kekuasaan dan menundukkan Bani Isrā’il .51

47M. Abdul Baqi, Mu jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur’ān al-Karīm, (Mesir : Dar

al-Hadits, 1996), 169 48Sayyid Qut b Ibn Ibra him al-Syaz ili , Tafsir Fi zila l al-Qur’a n: Di Bawah

Naungan Al-Qur’an penj. Aunur Rafiq, (Jakarta: Rabbani Press, 2011), 61 49Zukhrufatul Jannah,“Asbath dan Yahudi dalam Al-Qur’ān: Melacak Sejarah dan

Korelasi Asbath dan Yahudi dalam Al-Qur’ān)”, (Tesis S2 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, 2017), 27

50Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi, 12-13. lihat juga M.Thalib, 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an, 70

51Rizem Aizid, Al-Qur’ān Mengungkap Tentang Yahudi, 12-13.

Page 98: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

66

3. Ahl Kitāb

Ahl Kitāb terdiri dari dua kata ahl dan kitāb, ahl berarti keluarga, kerabat, anggota, penganut, pengikut, pemilik, penghuni, dan sebagainya.52 Kata ahl dalam KBBI, berarti anggota, orang-orang yang termasuk dalam suatu golongan, keluarga atau kaum.53 Ahl juga mengandung pengertian orang mahir, faham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian). Dalam Al-Qur’ān, banyak kata ahl yang diikuti kata setelahnya, misalnya ahl al-Qurā, ahl Yastrīb, ahl al-Baīt, ahl az-Zikri, dan seterusnya. Secara harfiah, Ahl Kitāb berarti yang mempunyai kitab ialah konsep yang memberi pengakuan tertentu kepada para penganut agama di luar Islam. Sikap ini bermaksud memberi pengakuan sebatas hak masing-masing untuk bereksistensi dengan menjalakan ajaran dalam Kitab suci mereka.54 Menurut istilah, Ahl Kitāb adalah mereka yang berpegang pada kitab suci tertentu, seperti Taūrat dan Injīl, atau mungkin pengikut kitab suci lain.

Penelusuran ayat-ayat Al-Qur’ān mengenai Ahl Kitāb terdapat

dalam Kitab Mu jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur’ān al-Karīm penulis

melakukan pencarian dengan huruf ahl. Maka didapati, kata Ahl Kitāb

disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 31 kali yang terdapat didalam 9 surah,

yakni : (a). Q.S al-Baqarah/2 : 105, 109 (b). Q.S Āli Imrān/3: 64, 65, 69,

70, 71, 72, 75, 98 110, 113, 199 (c). Q.S an-Nisa/4: 123, 153, 159, 171

(d). Q.S al-Māidah/5: 15, 19, 59, 65, 68, 77 (e). Q.S al-Ankabūt/29: 46

(f). Q.S al-Ahzāb/33: 26 (g). Q.S al-Hadīd/57: 29 (h). Q.S al-Hasyr/59: 2,

7 (i). Q.S al-Bayyinah/98: 1, 6.55

52Ali Audah, Nama dan Kata Dalam Al-Qur’an, 369 53Software KBBI 54Muhdina, “Orang-orang non-Muslim dalam Al-Qur’ān”, Al-Adyan . vol, 1 no : 2 (

Desember 2015), 111 55M. Abdul Baqi, Mu jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur’ān al-Karīm, 117

Page 99: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

67

Al-Qur’ān menyebut Yahūdī, sebagai Ahl Kitāb karena mereka salah satu bangsa yang diberi Kitab oleh Allah.56 Selain itu, mereka merupakan bangsa yang diberi banyak nikmat oleh Allah meliputi banyaknya Nabi yang turun dari bangsa mereka. Sebagai bangsa yang terpilih harusnya dapat menjadi panutan bagi bangsa lain. Hal ini berbeda, karena kenyataannya bangsa Yahudi malah menentang Allah dan para Nabi-Nya, tidak mau mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir padahal mereka mengenal Nabi Muhammad selayaknya anak mereka sendiri dan merekapun tidak mengakui Kitab yang turun selain apa yang diturunkan pada mereka.57 Quraīsh Shihāb dalam tafsirnya, telah membagi ahl kitāb menjadi 3 kelompok, yakni: a. Kelompok yang mengetahui dan membenarkan risalah Nabi

b. Kelompok yang mengetahui tapi menyembunyikan

c. Mengetahui, mengingkari dan mengubah kitab suci mereka.58

Setelah melihat perbedaan penyebutan nama Yahūdī dalam Al-

Qur’ān ini mempunyai tujuan tertentu yang diberikan Allah untuk

menunjuk kaum Yahūdī. Di antaranya, panggilan Yahūdī ini menunjukan

sifat pembangkangan. Karena, perilaku mereka yang tidak disukai Allah.

Sedangkan, kata ini mengingatkan bahwa Allah telah memberikan

banyak nikmat kepada nenek moyang mereka terdahulu dan untuk

56Sebutan Ahl Kitāb tertuju kepada golongan yang bukan muslim dan bukan untuk kaum muslim meskipun mereka mendapatkan Kitab suci lain selain Al-Qur’ān. Sebab, diantara mereka ada yang tidak mengakui bahkan menentang kerasulan Muhammad serta ajaran yang beliau sampaikan. Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini, Pendapat mayoritas ulama tafsir mengatakan bahwa kata Ahl Kitāb menunjukkan untuk yang telah diberi Kitab suci agama lain, selain Al-Qur’ān. Tapi sebagian dari mufassir mengatakan pendapat yang lebih umum. Seperti, memasukkan kata Ahl Kitāb juga kepada pemilik kitab ajaran-ajaran Zoroaster, Veda, Buddha dan Konghucu.

57Perkataan ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi : (Q.S al-Baqarah/2: 146). Pengenalan mereka mengenai kenabian Muhammad Saw sangat kuat, seperti pengenalan mereka terhadap anak-anak mereka. Ini adalah suatu perumpamaan, maksudnya pengetahuan yang mereka dapatkan dari kitab suci mereka sama kuat dan jelasnya. Lihat Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’ān. cet. I, 330-331

58Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’ān. cet. I, .331

Page 100: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

68

menunjukan kedudukannya sebagai nenek moyang para Nabi, dan

terakhir Ahl Kitāb ini menunjukkan adanya peringatan dari Allah untuk

mereka bahwa mereka merupakan orang-orang yang diberi Kitab, sudah

sepatutnya kamu mengikutinya.

Page 101: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

69

BAB IV

PERILAKU YAHUDI YANG MENDATANGKAN

KEMURKAAN ALLAH

Kaum Yahūdī adalah kelompok masyarakat terbanyak yang diceritakan dalam Al-Qur’ān. Di mulai dari sejarah lahirnya bangsa tersebut, hingga Allah memberikan banyak nikmat kepada mereka. Al-Qur’ān menggambarkan nikmat yang diberikan kepada mereka dengan begitu kompleks, sekaligus membahas mengenai perilaku mereka setelah mendapat nikmat tersebut. Di antara nikmat-nikmat yang telah Allah berikan adalah banyaknya Nabi yang diturunkan dari kalangan mereka, dijadikannya mereka tauladan dengan kalimat sebaik-baiknya umat pada masa itu, juga Allah pun menurukan kitab sucinya, yakni Taūrat kepada mereka.

Dengan banyaknya Nabi dan Kitab suci yang Allah turunkan. Maka,

sepatutnya mereka menjadi teladan untuk umat yang lain. Kenyataannya

melalui cerita Ayat-ayat Al-Qur’ān, Yahūdī justru memperlihatkan perilaku

yang bertolak belakang dari yang seharusnya mereka lakukan. Di antara

perilaku tersebut ialah membunuh Para Nabi, mengingkari, meremehkan

perintah Allah hingga memutarbalikkan kebenaran ajaran Islam dan

menyembunyikan pesan yang dititipkan Allah untuk disampaikan kepada

umat manusia. Hal inilah yang membuat Allah murka kepada kaum Yahūdī.

Berikut adalah perbuatan yang dilakukan Yahūdī hingga membuat Allah

murka :

Page 102: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

70

A. Membunuh Para Nabi

Para Nabi dan Rasul adalah manusia yang dipercaya oleh Allah untuk

menyampaikan risalah-Nya, tugasnya adalah memberikan petunjuk kepada

manusia sesuai dengan yang di kehendaki oleh Allah dalam wahyu-Nya.

Pada dasarnya Nabi itu harus di sambut dengan baik oleh manusia. Tapi yang

terjadi pada bangsa Yahūdī, tidak sedikit para Nabi yang dibunuh oleh

mereka. Dan Nabi yang dibunuh itu adalah Nabi yang di utus dari kalangan

mereka sendiri. Karena, seperti yang dikatakan sejarah bahwa para Nabi dan

Rasul terbanyak adalah dari kalangan mereka.

Para Nabi dan Rasul itu dibunuh, seperti yang dikatakan dalam Al-

Qur’ān pada surah Ali Imran/3 : 112.

لة أين ما ثقفوا إلا بحبل من الله وحبل من الناس وباءو بغضب م ن الله ضربت عليهم الذذلك بأنـهم كانوا يكفرون بئايت الله ويـقتـلون الأنبياء بغير ◌ وضربت عليهم المسكنة

ذلك بما عصوا وكانوا يـعتدون ◌ حق “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Q.S Āli

Imrān/3 : 112). Munasabah: Pada ayat ini terdapat isyarat akan cercaan bahkan hardikan kepada kaum Yahudi yang ingkar atas apa yang ditunjukkan kepada Nabi dengan mendustakan sebagian rasul dan membunuh sebagian yang lain. Mereka lakukan

ini karena mengikuti hawa nafsu mereka demi kepentingan murahan.59

Menurut al-Marāgī kata duribat mengartikan diliputi atau kelilingi,

seperti kubah atau kurungan yang menyekap seseorang didalamnya ditempel

59Abū Bakar al-Jazaīri, Tafsir al-Aīsar (Jakarta: Darus Sunnah, 2016), 151

Page 103: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

71

di cap hingga lekat dan tidak bisa lepas.60 Hal ini mengartikan mereka

bagaikan di kurung atau di cap dengan kehinaan dan kemelaratan.

Quraīsh Shihāb mengatakan dalam tafsirnya, kenistaan adalah rasa

rendah diri. Karena, penindasan dan kehinaan yang merupakan akibat

kejauhan jiwa dari kebenaran dan ketamakan meraih kegemerlapan duniawi.

Nista berkaitan dengan jiwa, sedangkan kehinaan dan kerendahan berkaitan

dengan bentuk dan penampilan.61 Sedangkan Hamka mengatakan yang

dimaksud kehinaan adalah hina akhlak, jiwa, tidak ada cita-cita tinggi, jatuh

harga diri, moral dan kehormatan. Sikap ini dikenal dengan mental jiwa

budak atau slavengeest.62

Kata fabā u biasanya digunakan untuk keburukan. Mengenaikata selanjutnya yakni, fabā u bi gadabin mayoritas ulama tafsir menanggung murka dari Allah. Namun menurut etimologi, kata ini berarti mengartikan kata tersebut dengan mendapatkan murka untuk menunjukkan makna kedua kalinya. Dikatakan kedua kalinya, sebab banyaknya perilaku mereka yang menyimpang hingga mendatangkan murka Allah Swt. Al-Qurtūbi mengungkapkan bahwa ada sebagian ulama yang mengartikannya dengan menanggung, maksudnya ialah di tetapkan atau di kenakan.

Para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai sebab kaum Yahudi

mendapat dua kemurkaan, di antaranya:

60Ahmad Mustafa al-Marāgī, Tafsir al-Marāgī, jilid.1, penj. Bahrun Abu Bakar,

(Semarang: Toha Putra, 1985) 61Orang-orang yang punya (kaya) ketika itu, berpenampilan rendah dan hina dengan

pakaian yang lusuh dan kotor demi membebaskan diri dari kewajiban membayar jizyah. Lihat Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’ān), cet. I (Jakarta : Lentera Hati 2000), 176

62 Hamka, Tafsir al-Azhar juz I, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), 261

Page 104: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

72

1). Ada yang berpendapat bahwa maksud kemurkaan yang pertama adalah sebab mereka menyembah patung sapi. Dan kemurkaan kedua mereka dapatkan, karena kafir kepada Nabī Muhammad Saw.

2). Dalam satu riwayat dari Ikrimah mengatakan bahwa sebabnya adalah mereka kafir kepada Nabī Isā a.s. Kemudian, kembali kafir dengan Nabi Muhammad Saw.

3). Ibnu Katsīr mengutip pendapat Ibnu Abbās, bahwa hal itu disebabkan mereka menyia-nyiakan kitab Taūrat dan kufur kepada Nabi Muhammad Saw.

4). Adanya riwayat dari Abul Āliyah, yang menyebut sebabnya adalah mereka ingkar kepada kitab Injīl dan Nabī Isā a.s.63

5). Terakhir, Said yang meriwayatkan dari Qatadah dengan kalimat, “Kemurkaan yang pertama, disebabkan mereka kafir kepada Kitab Injīl. Sedangkan kemaksiatan yang kedua, sebab mereka kafir kepada Al-Qur’ān.’64

Dari berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan penyebab mereka mendapat dua kemurkaan. Karena, mereka kufur dengan Nabī Allah baik Nabī Muhammad maupun Nabi terakhir dari kalangan mereka yakni, Nabi Isā a.s dan Kitab suci yang telah Allah turunkan kepada mereka, yakni Taūrat.

Menurut Ibnu Katsīr, penggunaan fi’il mudāri’ dalam kalimat yaqtulūna. Padahal itu menunjukan masa lampau65, ditujukkan untuk menghadirkan peristiwa yang sangat mengerikan itu pada benak manusia. Di samping itu, dalam ayat ini terdapat isyarat bahwa kaum Yahūdī sangat berpotensi untuk melakukan perbuatan serupa itu kapan dan dimanapun

63Ibnu Katsīr, Sahīh Tafsir Ibnu Katsīr, penj. Abu Ihsan al-Atsari, (Bogor : Pustaka

Ibnu Katsir, 2006), 331 64Sekelompok ulama berkata, “yang dimaksud ayat tersebut adalah pengukuhan dan

betapa tragisnya kondisi mereka, karena mendapat dua kemurkaan disebabkan oleh dua kemaksiatan. Lihat Muhammad bin Ahmad al-Qurt ubi, Al-Ja mi’ li Ahka m al-Qur’a n, 67

65Maksudnya, seolah pelaku pembunuhan para Nabi adalah mereka yang hidup pada jaman Rasulullah Saw. Padahal, yang membunuh adalah nenek moyang mereka.

Page 105: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

73

jua.66 Pendapat senada dikatakan pula oleh Sayyid Qutub dengan perkataan suatu umat itu dalam kesamaannya. Maksudnya, karena lahir dari nenek moyang yang sama. Maka, akan membentuk kesatuan umat dengan ciri khas yang sama.67 Pendapat ini mengartikan bahwa watak yang ada pada diri nenek moyang Banī Isrā’il sama dengan anak cucunya.

Para penafsir sepakat dengan melihat lafaz bi gāiri haq pada ayat tersebut menunjukkan bahwa perilaku membunuh Nabi sangat tidak di benarkan, tidak ada ajarannya dalam kitab manapun.68 Meskipun kaum Yahūdī beritikad bahwa perilakunya tersebut beralasan. Al-Marāgī menambahkan adanya lafaz tersebut untuk memperlihatkan betapa kejinya perbuatan mereka. Perbuatan mereka juga bukan karena salah pemahaman dalam memahami kitab dan analisa hukum. Tetapi, memang karena sengaja mereka lakukan agar terbebas dari peraturan dan menentang apa yang telah disyari’atkan Allah kepada mereka.69

Dalam ayat ini dikatakan pula bahwa mereka atau siapapun yang

melakukan hal serupa di sebut kafir70, kekafiran mereka disebabkan ingkar

kepada para Nabī dan apa yang dibawa oleh mereka. Jadi, kekafiran dalam

diri mereka muncul sejak mereka mengingkari ayat-ayat Allah, (baik mereka

berhukum atau tidak dengannya, melaksanakan atau tidak manhaj-nya dalam

kehidupan) hal itu tetap, sebab membunuh Nabi-nabi yang diutus oleh Allah

66Abū Bakar al-Jazaīri, Tafsir al-Aīsar, 156 67Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili , Tafsir Fi z ila l al-Qur’a n, jilid 1, 297 68Sudah tentu tidak ada yang dapat membenarkan perbuatan mereka. Karena, yang

mereka bunuh disini adalah utusan Allah dan orang-orang yang menyeru pada kebaikan. Para Nabi yang di utus Allah sama sekali tidak menyalahi aturan yang diperintahkan Allah kepada mereka. Dalam Tafsir Fathul Qadīr dikatakan, ‘tidak ada yang haq dari perlakuan mereka yang batil itu’.

69Ahmad bin Must afa al-Mara gi , Tafsir al-Mara gi, 227 70Ibn Abbas mengatakan sebutan kafir disini ialah sifat mereka sepertiorang-orang

kafir. Hal ini berbeda dengan Imam Ata’ yang mengatakan mereka yang dimaksud kafir maknanya masih satu tingkat di bawahnya, seperti zalim dan fasik.

Page 106: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

74

merupakan hal yang sangat fatal dan melampaui batas. Inilah faktor-faktor

sebab mereka layak mendapat kemurkaan Allah.71

Selain membunuh Nabi Allah, mereka juga membunuh orang-orang

yang berbuat adil. Yakni, pemimpin yang menyuruh kepada kebaikan. Di

antara sebab mereka membunuh ialah karena mereka membangkang tidak

mau mengikuti apa yang diperintahkan Allah melalui utusannya tersebut,

mereka ingin melakukan segala sesuatunya sekehendak hawa nafsu mereka

sendiri. Dua Imām Jalāluddīn mengatakan bahwa mereka telah membunuh

43 orang Nabi kemudian mereka di cegah oleh 170 orang pengikut-pengikut

Nabi tersebut. Namun akhirnya, mereka pun dibunuh oleh mereka pada saat

yang sama..72 Hal yang senada dikatakan oleh dalam tafsirnya, dari riwayat

Abū Ubaīdah dari Musnad al-Firdaūs bahwa Banī Quraīzah telah membunuh

43 Nabi pada siang hari dan 112 orang yang mencegah mereka dari kalangan

ahli ibadah pada malam harinya.73 Sedangkan menurut riwayat yang

dicantumkan al-Qurtūbī, menyebut bahwa Banī Isrā’il pernah membunuh

300 Nabi dalam sehari.74 Sebagian dari mereka adalah Nabi-nabi yang

terkenal seperti Ilyās a.s, Ilyāsā a.s, Zakariā a.s.

Membunuh adalah salah satu perbuatan yang dihukumi haram, sebab dianggap mendahului takdir mengenai umur manusia yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Begitupun, dengan darah seorang Mukmin yang dikatakan suci. Maka haram untuk dibunuh, terlepas dari semua kesalahan yang ia lakukan. Allah tetap menyebutnya suci. Jikalau membunuh seorang Mukmin saja dilarang oleh Allah Swt, bagaimana dengan membunuh seorang Nabi yang harusnya menjadi pemimpin paling dihormati, bahkan melebihi orang tua. Sebab, para Nabi-lah yang membimbing manusia agar tetap di jalan yang

71Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili , Tafsir Fi z ila l al-Qur’a n, 319 72Imam Jalāluddin al-Mahālli dan as-Suyūthi, Tafsir Jalālain pdf, .34 73Ali Muhammad asy-Syaūkanī, Tafsir Fathul Qadīr penj. Amir Hamzah, (Jakarta :

Pustaka Azzam, 2009) , 496 74Muhammad bin Ahmad al-Qurtūbī, Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān, 365

Page 107: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

75

lurus. Dengan demikian, perilaku yang ditunjukkan oleh kaum Yahūdī ini telah melampaui batas, di mana mereka bukan hanya berani membangkang atas perintah para Nabi bahkan mereka membunuhnya. Maka, wajar jika Allah memberikannya hukuman kehinaan dan kerendahan baik di dunia maupun di akhirat juga memasukannya ke dalam golongan yang dimurkai.

Al-Qurtūbī menegaskan bahwa pembunuhan tersebut sama sekali tidak mengurangi derajat mereka, berbeda dengan manusia yang terbunuh maka akan menurunkan derajat mereka.Ia mengatakan pembunuhan tersebut merupakan suatu kehormatan dan tambahan derajat untuk mereka. Hal ini sama halnya, seperti orang beriman yang mati di medan perang atau sedang berjihad di jalan Allah. Di tambah lagi, para Nabi yang dibunuh sedang berdakwah, membenarkan syari’at Allah.75 Ini menunjukkan bahwa adanya Nabi yang dibunuh bukanlah kehinaan melainkan kehormatan. Agaknya, maksud Allah membiarkan hal itu terjadi untuk menjadikan pelajaran bagi umat setelahnya agar tidak ada yang berlaku demikian, sekaligus menolong atau membebaskan utusannya dari orang-orang zalim.

Jadi, jika ada orang Muslim yang membunuh orang-orang baik atau siapapun, dapat di masukkan ke dalam golongan orang yang dimurkai.

B. Kerjasama dengan Kafir dalam Keingkaran dan Kemaksiatan

Yahūdī adalah kelompok manusia yang memiliki akal picik, orientasi

kehidupan mereka adalah keuntungan materi. Karena itu, pada berbagai

kesempatan mereka bekerja sama dengan orang kafir.Tujuan kerja sama

mereka adalah untuk mencari keuntungan dunia., sifat mereka ini telah

dijelaskan dalam Al-Qurān :

75Muhammad bin Ahmad al-Qurtūbī, Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān, .939-940

Page 108: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

76

هم يـتـولون الذين كفروا مت لهم أنـفسهم أن سخط الله ◌ تـرى كثيرا منـ لبئس ما قد عليهم وفى العذاب هم خلدون

“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan

mereka akan kekal dalam siksaan”. (Q.S al-Ma'idah/6: 80).76 Munasabah : ayat ini membicarakan orang-orang munafik yang menampakkan keimanan-Nya. Namun, memendam kekufuran. Senantiasa memperlihatkan kecintaan mereka pada Islam, tapi sebenarnya mereka adalah musuh yang paling sengit. Mereka bekerjasama dengan orang kafir untuk melawan orang Mukmin dan membaktikan dirinya sebagai penolong dan pelindung bagi orang kafir dengan meninggalkan loyalitas mereka atas orang

Mukmin.77 Allah telah membuktikan kedurhakaan mereka yang begitu nyata

dengan kalimat: Engkau (Hai Muhammad atau siapapun yang bisa melihat

dengan mata kepala) akan melihat banyak dari mereka yakni, Ahl Kitāb

orang-orang Kafir kaum Musyrikīn. Itu mereka lakukan tanpa ada di antara

mereka yang menegur atau mencegah. Demi Allah sungguh buruk apa yang

mereka ajukan yaitu sediakan dan hidangkan untuk diri mereka yaitu murka

Allah atas mereka.78

Menurut, kata minhum menunjuk kepada orang-orang Munafiq yang

berpura-pura memeluk Islam, yang ketika itu bermukim di Madīnah. Mereka

menemukan masyarakat Arab yang terdiri dari Auz dan Khazraj telah

berbondong-bondong masuk Islam, dan menemukan juga kepentingan

ekonomi dan politik mereka yang menyusut. Maka tidak ada jalan lain selain

berupaya menghambat laju agama Islam. Dengan cara bekerjasama dengan

76Salah satu alasan mengapa penulis mengambil ayat ini, meskipun didalamnya tidak menggunakan kata gadab ialah karena sama dalam hal sejarah dan dalam Al-Qur’an pula, tidak terdapat kata gadab untuk menunjukkan perilaku Yahudi yang satu ini. Adapun perbedaan kata gadab dengan sakhito dalam hal ekspresi, jika gadab mengeluarkan kata-kata kasar. Sedangkan, sakhito lebih menuju ke ekspresi perasaan benci kepada seseorang, sehingga ia berusaha menyakitinya.

77Muhammad Ali ash-Sabūnī, Cahaya Al-Qur’an: Tafsir Tematik surah al-Baqarah-al-An’ām, penj. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000) , 234

78Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah, 162

Page 109: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

77

kaum Musyrik yang bermukim di Mekkah dan sekitar Madinah. Tokoh

utama Yahūdī ini adalah Ka’ab ibn al-Asyraf79, yang juga berperan dalam

mendorong kaum Musyrik untuk menyerang kota Madinah.80

Mahmud Yunus berkata dalam tafsirnya bahwa dahulu Ahl Kitāb dari

kalangan mereka hidup dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Ini balasan

karena, mereka tidak mengikuti ajaran Kitabnya. Sebab itu Allah berfirman:

“Jika mereka mengikuti Taurat dan Injīl, niscaya mereka menjadi kaya raya

(dapat memakan makanan yang datang dari atas kepalanya dan di bawah

kakinya).”81 Inilah sebabnya, orang-orang Yahūdī mencoba mencari

keuntungan dengan bersekutu kepada orang Kafir.

Hal ini dapat terlihat pada kisah perang Ahzab, dimana orang-orang

Yahūdī dari kalangan Bani Qurāizah yang menusuk Nabī Muhammad Saw

dan kaum Muslimīn dari belakang. Orang-orang Yahūdī mengingkari

perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw, hingga membuat kaum Muslimīn

dikepung musuh selama dua bulan lamanya. Karena perbuatan mereka ini,

Nabi menghukumnya dengan pengusiran dari Madīnah. Dalam sejarah telah

di ceritakan, tentang sikap Yahūdī yang suka mengingkari janji. Seperti

79Ka’ab ibn al-Asyraf adalah seorang pemimpin Yahūdī yang memusuhi Nabi

Muhammad Saw dan kaum Muslimin. Dahulu ia pernah melakukan perjanjian bertetangga baik dengan kaum Muslim, setelah kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar. Ia mendoktrin kaum Quraisy untuk memerangi kaum Muslimin, dengan menyuarakan bahwa agama mereka itu lebih baik daripada kaum Muslim dan setelah melakukan tersebut, ia membuat sya’ir yang melecehkan perempuan kaum Muslimin hingga terjadinya perpecahan di antara dua belah pihak.

80Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah, 163 81Hal ini juga terjadi pada orang Muslim yang hidupnya dalam kemiskinan, sebab tidak

mengikuti ajaran Al-Qur ān, jika mereka mengikutinya. Maka Allah akan menjadikannya kaya raya. Kebanyakan dari mereka (hartawan) tidak mau memberi menolong seperti meminjami kepada orang miskin. Karena, jika dipinjami mereka tidak mau mengembalikannya. Lihat Mahmud Yunus, Tafsir Qur’ān al-Karīm (Jakarta: Hidakarya Agung, 2004), 119

Page 110: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

78

halnya, yang dilakukan Bani Nadir yang mengkhianati Piagam Madinah.

Begitupula dengan Bani Qaīnuqa.82

Farid Essack menceritakan kisah dimana kehidupan bangsa Yahūdī

sebelum datangnya Nabi di Madīnah. Mereka mempunyai kekuasaan yang

luas, lahan yang subur niscaya menikmati kebebasannya. Tak lama setelah

kedatangan Nabi di Madinah, mereka merasa terusik dan dengki bagaimana

melihat cara Nabi mempersaudarakan kaum Muhājirīn dan Ansar. Ia berkata,

sejak hidup di Mekkah, Nabi Muhammad Saw sama sekali tidak memiliki

prasangka buruk terhadap Yahūdī. Namun sebaliknya, setelah mengetahui

akan datangnya Nabi Akhir zaman ke tanah Madīnah, mereka sudah

mempersiapkan diri.83

Sayyid Qutub berkata bahwa uang, harta dan keuntungan materi, semua

itu adalah watak dan budaya orang-orang Yahūdī. Perbuatan mereka yang

tidak mau membenarkan apa yang telah sampai padanya itu sebagai

pembelian dunia dengan akhirat demi mencapai tujuannya. Hal seperti ini

telah dilakukan para pendeta yang khawatir akan kehilangan harta dan

kepemimpinan, jika masuk agama Islam. Dalam Islam, ini menjadi dasar

larangan bagi seorang pemimpin, pembuat fatwa, pelayanan keagamaan

pemutus perkara dsb, untuk tidak menyalahgunakan jabatannya dengan

menindas golongan bawah dan menganak emaskan golongan atas.84

C. Merendahkan Perintah Allah

Allah mengingatkan kaum Yahūdī untuk tidak mengikuti keburukan

akhlak para pendahulu mereka. Ayat-ayat yang turun kepada mereka

82Seperti kisah Asbab nuzul surah an-Nisā/4: 138, yang diriwayatkan dari Ubaīdah bin

Shamit berkata, “Abdullah bin Ubay bin Salul (Munafik Madinah) mengadakan perjanjian dengan saya untuk membela Yahudi Bani Qunaiqā. Ubay tetap pada rencananya dan saya mundur dan kembali pada Rasūlullah.

83Farid Essack, Manusia yang Tertindas (Bandung: Mizan, 2000), 195-196 84Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili , Tafsir Fi z ila l al-Qur’a n, jilid 1, 174

Page 111: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

79

mengisyaratkan sebuah kisah dari terjadi pada Banī Isrā īl, pada satu periode

dari rangkaian kehidupan pembangkangan mereka kepada Allah dan Nabī

Mūsā a.s baik saat di Tanah Suci maupun keluar dari Mesir. Contoh tindakan

mereka yang meremehkan perintah Allah adalah: menyembelih sapi betina,

tidak mau berperang, melanggar hari sabt.

Selain itu, nenek moyang Bani Isrā’il gemar meminta suatu hal yang

sulit kepada Nabī Mūsā a.s dengan maksud untuk mempermainkannya.85 Al-

Qur ān banyak menceritakan kisah mereka, dan salah satu sifat yang dikenal

pada diri mereka adalah cerewet kepada Nabi mereka, banyak permintaan

dan gemar menyulitkan para Nabi termasuk Nabī Mūsā a.s. dalam Q.S al-

Baqarah/2: 61

ن بـقلها وإذ قـلتم يموسى لن نصبر على طعام وحد فادع لنا ربك يخرج لنا مما تنبت الأرض م ر ◌ وقثائها وفومها وعدسها وبصلها ◌ قال أتستبدلون الذى هو أدنى بالذى هو خيـلة والمسكنة وباءو بغضب من ◌ اهبطوا مصرا فإن لكم ما سألتم وضربت عليهم الذ

ذلك بما عصوا ◌ ه ويـقتـلون النبيـن بغير الحق ذلك بأنـهم كانوا يكفرون بئايت الل ◌ الله وكانوا يـعتدون

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Mūsā, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang di tumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.”

Dan ketika nenek moyang Banī Isrā īl berkata agar Mūsā memohon

kepada Allah untuk merubah makanan yang tidak pernah diganti, mereka

85M.Thalib, 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an, 15

Page 112: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

80

sebenarnya bukan bosan tetapi rasa tinggi hati hingga mereka tidak mau

makan makanan tersebut. Lalu, Mūsā menjawab dengan nada sinis dan

menghina, “Apakah kalian menghendaki hal-hal serendah ini, sebagai

pengganti yang lebih baik yaitu, manna (makanan dengan rasa manis yang

disenangi semua orang) dan salwā (burung yang paling enak dagingnya)?”.

Keduanya merupakan makanan yang bergizi dan lezat, yang tidak di jumpai

pada makanan yang kalian minta sekarang.86

Sayyid Qutub menyebut dalam tafsirnya bahwa kehinaan, kenistaan

dan kemurkaan Allah yang diberikan kepada kaum Yahūdī belum terjadi saat

turunnya ayat ini. Tetapi terjadi sesudah terjadinya apa yang disebutkan oleh

penutup ayat tersebut; Peristiwa ini terjadi belakangan, beberapa generasi

setelah berakhirnya masa Nabī Mūsā a.s, konteks ayat ini telah menjelaskan

kehinaan, kenistaan dan kemurkaan itu, karena sesuai dengan sikap mereka

yang menuntut adas, bawang merah, bawang putih dan mentimun itu. Serta

maksud Nabī Mūsā a.s mengatakan kalimat “Pergilah kamu ke Mesir”

mengingatkan mereka akan kehinaan yang pernah mereka alami di Mesir,

lalu Allah berikan keselamatan.87 Ada dua pendapat mengenai kata al-fūm

dalam ayat tersebut, sebagian ulama tafsir mengartikannya dengan gandum

dan sebagian lainnya dengan bawang putih, menyesuaikan kata sebelumnya

bawang merah (basal)88.

Dalam tafsirnya, Quraīsh Shihāb menyebutkan 3 poin penting

mengenai ayat ini :

1). Mengenai penggunaan kalimat yang mereka ucapkan, tanpa

menggunakan panggilan terpuji kepada pimpinan atau Nabi mereka.

86Dalam perjanjian Lama ini mereka ucapkan saat bulan kedua dari tahun kedua eksodus

mereka sedang dalam perjalanan menuju Hebron. Mereka ingat dengan makanan yang mereka makan di Mesir, dan kami bosan dengan manna dan salwa.

87Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili , Tafsir Fi z ila l al-Qur’a n, 196-198 88Muhammad Ali al-S a buni , S afwah al-Tafa si r Tafsir li al-Qur’a n al-Kari m, jilid 1

terj. Yasin. (Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2010), 100

Page 113: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

81

Tentu saja ini sangat tidak sopan bukan hanya panggilan namun ucapan

mereka yang mencerca makanan pula. Di tambah lagi dengan kalimat

paksaan dengan menggunakan kata lan yang artinya tidak akan, yang

bermakna “Sejak saat ini sampai masa datang yang berkelanjutan, kami

tidak sabar dan tidak akan sabar atau tidak mampu menahan diri untuk

memakan satu macam makanan saja. Kami telah bosan dengan makanan

itu.”

2). Ia juga mengatakan bahwa perilaku Banī Isrā īl sangat aneh. Karena,

bagaimana mungkin dengan semua perilaku menyeleweng mereka yang

selalu meremehkan perintah Allah dan para Nabinya tetapi mereka tetap

meminta para Nabi mereka untuk berdo’a kepada Allah agar

permintaannya dituruti. Hal ini menunjukkan bahwa mereka percaya

do’a yang dipanjatkan para Nabi itu makbul.

3). Dalam hal ini, sebenarnya Nabi Musa a.s tidaklah berdo’a. Sebab, tidak

mungkin seorang Nabi utusan Allah mengabulkan do’a orang-orang yang

durhaka. Tidak wajar juga mengganti apa yang telah dipilihkan oleh

Allah, apalagi dengan sesuatu yang bernilai rendah.89

Dalam ayat lain, Al-Qur’an menunjukkan sikap cerewet mereka saat

diperintah Nabī Mūsā a.s untuk mencari sapi betina berdasarkan perintah

Allah demi mencari pelaku pembunuhan yang menghebohkan Banī Isrā īl

masa itu. Kisah ini cukup populer dikalangan kaum Muslim, dimana

turunnya perintah Allah melalui Nabi Musa a.s, yang menyuruh Banī Isrā īl

menyembelih sapi betina untuk mencari siapa pelaku pembunuhan seorang

pemuda. Di saat Nabī Mūsā a.s menyuruh mereka mencari sapi betina,

mereka justru meremehkan perintahnya. Dengan nada mengolok-olok

89Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah, 202-205

Page 114: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

82

berkata, “Apa kau ingin mengejek kami Musa?”.90 Setelah berdebat panjang

dan menyebut itu perintah Allah, akhirnya mereka mau mencarinya. Itupun

disambut pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud untuk menyulitkan dan

mempermainkan Nabī Mūsā a.s. Akhirnya, mereka sendiri yang diberikan

kepayahan melaksanakannya. Bahkan hampir saja tidak dapat melaksanakan

perintah tersebut.

Mayoritas penafsir menyebut mereka sengaja melakukan ini, agar

terbebas dari perintahnya. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang mereka

ajukan adalah:

a. Sapi betina yang bagaimana ?

b. Berapakah umurnya ? tua atau muda ?

c. Apa warnanya ?

d. Apakah sapi yang digunakan untuk bekerja atau tidak ?

e. Warna kuning yang bagaimana ?

Hal ini mengingatkan kisah yang sama, seperti ucapan kaum Ibrāhīm

ketika beliau meminta mereka untuk beriman. Meninggalkan praktik

penyembahan berhala, dan menyembah Allah semata. Dalam surah al-

Anbiyā/16: 51-56, kaum Nabi Ibrāhīm yang kafir telah membantah

perintahnya, dengan perkataan “Apakah kamu datang kepada kami dengan

sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-

main?.” Melihat kedua bantahan tersebut, nampaknya sama perbuatan

mereka. Meski berbeda subjek, jika kaum Nabī Ibrāhīm saat itu para

penyembah berhala. Sedang kaum Nabi Musa a.s adalah orang-orang yang

90Ini telah tercantum dalam Q.S al-Baqarah/2: 25, ucapan mereka seperti ungkapan

“Apakah kamu hendak menghina dan mengejek kami dengan memerintahkan ini kepada kami?”. Apa hubungan antara menyembelih sapi betina dan menyingkap identitas si pembunuh? Kami mendatangimu untuk memecahkan masalah kami, kami hanya ingin mengetahui si pembunuh. Lantaran kamu seorang Nabi yang mengetahui hal gaib dengan izin Allah, harusnya kamu dapat memberitahukan kepada kami tentang pembunuh itu. Kamu justru meminta untuk menyembelih sapi betina daripada menyinngkap misteri pembunuh. Lihat Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1 (Jakarta: Gema Insani,1999), 234-240

Page 115: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

83

beriman kepadanya. Dengan ini, bagaimana mungkin ucapan orang yang

beriman sama persis dengan mereka yang tidak beriman.

Sejarah menyebut bangsa Yahūdī adalah bangsa yang tertindas dan

paling banyak dijajah oleh bangsa lain. Seperti saat mereka dijajah oleh

kerajaan Babilonia, banyak di antara mereka yang dibunuh lalu perempuan

dan anak-anaknya dijadikan budak. Di lanjutkan dengan peristiwa dimana

mereka juga menjadi budak bangsa Romawi, sampai pada akhirnya mereka

terusir dan dijual sampai tanah Eropa, masa ini disebut pula diaspora. Bila

melihat kesinambungan periode terjadinya peristiwa ini dengan kisah yang

tercantum dalam Al-Qur ān, hal ini bermula setelah mereka meremehkan

Nabī Mūsā a.s, ingkar pada Allah dengan melanggar perjanjian dengan-Nya,

dan membunuh para Nabi Allah.

Di antara perintah-perintah Allah yang mereka remehkan adalah

perintah Allah untuk memasuki tanah suci Palestina dengan cara berperang.

Seperti yang tercantum dalam surah al-Baqarah/2: 20-26. Ayat ini

mengkisahkan saat Nabī Mūsā a.s dan Banī Isrā īl berhasil keluar dari Mesir

setelah mengalahkan Fir aūn. Lalu, Allah menolongnya dari kehausan

dengan mukjizat dari Nabī Mūsā a.s, yang memecahkan batu hingga bisa

mengeluarkan 12 mata air dan awan yang menaungi mereka selama

perjalanan. Nabī Mūsā a.s menyuruh mereka untuk memasuki negeri tersebut

dengan cara berjihad. Akan tetapi, watak penakut dan hina yang bersarang di

dadanya membuat tidak mematuhi perintah tersebut. Mereka membalasnya

dengan perkataan, “Sesungguhnya terdapat di negeri itu sekelompok orang

besar dan perkasa yang beringas, yang kami tak kuasa memerangi mereka.

Maka, kami tidak akan memasukinya, sebelum mereka keluar darinya.”

Meskipun Nabī Mūsā dan Hārūn sudah mengatakan Allah akan menjamin

kemenangan bagi kalian, mereka tetap bersikeras untuk tidak mau berperang.

Dengan lancang mereka berkata, “Pergilah kamu bersama Rabb-Mu dan

Page 116: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

84

berperanglah kamu berdua, kami menanti di sini saja”.91 Karena perbuatan

mereka ini, Allah menghukumi dengan mengharamkan mereka dari

kemuliaan, kemenangan dan kebahagiaan memasuki Tanah Suci. Kemudian,

Allah membiarkan mereka tersesat dan kebingungan selama 40 tahun di

Padang Tih, dengan tujuan untuk menghilangkan rasa nista, hina, mental

pengecut yang ada pada jiwa mereka. Agar, setelahnya mereka dapat tampil

berani, ulet dan bercita-cita tinggi.92

Selanjutnya kisah yang melanggar hari Sabt, Allah telah

memerintahkan mereka untuk tidak berburu dan menangkap ikan pada hari

Sabtu dan Allah membolehkannya pada hari-hari selainnya. Dengan tujuan,

Allah ingin menguji jiwa mereka bagaimana kesabaran mereka saat

banyaknya ikan yang hadir padanya di hari Sabtu, dan justru menjauhi

mereka pada hari-hari lain. Serta, bujukan setan kepada penduduk agar

mengajak mereka menangkap ikan.93

Dalam peristiwa ini terdapat dua kelompok di antara penduduk desa,

yaitu: Pertama, orang-orang beriman dan para da’i, yang melaksanakan

kewajiban dan mencoba menasehati mereka yang melanggar perintah Allah.

Kedua, adalah orang-orang yang berdiam diri. Maksudnya mereka yang

berdiam diri saat melihat kemungkaran di depannya. Niscaya, Allah akan

menyelamatkan mereka dari kelompok pertama dan menjatuhi hukuman

kepada mereka yang melampaui batas, yakni orang-orang Yahūdī yang

melanggar hari Sabt. Adapun hukuman yang mereka dapatkan adalah Allah

mengubah wujudnya menjadi kera yang hina, tak lama setelah berubah

91Sikap mereka yang seperti ini, berbanding kebalik dengan pengikut Nabi Muhammad

Saw, yakni kaum Ansar. Saat disuruh berperang, mereka berkata “Kami tidak akan mengatakan kepadamu. Seperti perkataan kepada Nabi Musa a.s, ‘pergilah kamu bersama Rabb-Mu, biarlah kami disini saja’. Lihat Tafsir Jalalain,

92Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1, 204-206 93 Al-Kasyaf menyebut hari Sabt adalah bentuk masdar dari sabatat al-Yahūd, yang

berarti orang-orang Yahūdī yang mengagungkan hari Sabtu.

Page 117: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

85

wujud dan tidak mempunyai keturunan pada akhirnya mereka mati. Namun,

Al-Qur ān tidak menjelaskan keadaan dari kelompok kedua, nampaknya

mereka termasuk orang-orang yang binasa dan terkutuk.94 Bahkan Sayyid

Qutub berkata, “Saat Nabī Mūsā a.s melawan jiwa Bani Isrā’il itu lebih sulit

daripada melawan Fir aūn. Karena, menghadapi peperangan melawan sifat-

sifat hina yang mengendap di dalam jiwa yang merusak watak95.

D. Mengingkari Kebenaran

Hati ibarat cahaya di kegelapan. Jika cahaya itu mati, maka yang ada

hanyalah kegelapan. Begitupula dengan yang sudah tertutup, maka akan sulit

menerima kebenaran. Hal inilah yang terjadi pada kaum Yahudi, meskipun

mereka sudah mendapatkan berbagai macam bukti yang dibawa oleh para

Nabi utusan Allah, mereka tetap saja mengingkarinya. Dengan ini, Allah

mengumpamakan hati mereka yang telah tuli, buta dan bisu terhadap

kebenaran.96

على من ۦأنـفسهم أن يكفروا بما أنـزل الله بـغيا أن يـنـزل الله من فضله ۦبئسما اشتـروا به وللكفرين عذاب مهين ◌ فـباءو بغضب على غضب ۦيشاء من عباده

Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. (Q.S al-Baqarah/2: 90) Munasabah : dalam ayat ini Allah mengungkapkan keingkaran orang-orang Yahūdī terhadap Al-Qur’ān. Sebabnya, karena mereka menyimpang dari hidayah-

94Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1, 266-267. 95Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili , Tafsir Fi z ila l al-Qur’a n, jilid vi, 354 96Seperti yang dikatakan pada Q.S al-Baqarah/2: 86). Hati kami tertutup sehingga tidak

dapat menerima kebenaran. Allah mengatakan, “dengarlah” mereka akan menjawab “kami mendengar, tapi kami tidak mau menuruti”. Lalu mereka mengatakan raa’ina (saya melihat) sambil memutar lidahnya dan mencela agama. Lihat Rizem Aizid, 141-145

Page 118: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

86

Nya yang diturunkan sebelumnya. Keingkaran mereka itu adalah bukti-bukti nyata bagi penyimpangan mereka dari agama tauhid.97

Bi’sama sytarau Ini bermaksud celaan. Maksudnya adalah, mereka

yang menjual diri dengan kekafiran atau menukar kebatilan dengan

kebenaran dan kekafiran dengan keimanan.98 Sedangkan kata Fa’bāu, Quraīsh

Shihāb menyebutnya membeli kepada setan, kenikmatan duniawi dengan

mengkufuri.99Al-Marāgī menyebut kata tersebut mengartikan bahwa murka

Allah yang ini lebih besar daripada yang lalu. Maksudnya, murka

mengingkari Nabī Muhammad Saw lebih besar dari murka akibat

mengingkari Nabī Isā a.s.100

Adapun perbuatan mereka yang menjual harga diri dengan kekafiran.

Disebabkan, karena kedengkian mereka teramat dalam terhadap Nabī

Muhammad Saw. Selain, karena kebangsaan Nabī Muhammad yang dari

suku Arab101, juga esensi beliau di tanah Madīnah yang sangat kuat hingga,

mereka takut terusir dari tempat tinggalnya.102 Namun, ketika mereka

diperintah untuk beriman kepada Al-Qur’ān. Kaum Yahūdī menjawab bahwa

kami hanya beriman kepada apa yang di turunkan kepada kami.

Dalam hal ini Allah membalasnya dengan perkataan, “Jika kalian

beriman, mengapa kalian hanya beriman pada sebagian hukum, dan ingkar

pada sebagian yang lain?”. Hal itu mereka lakukan, karena tidak sesuai

dengan hawa nafsu mereka.

97Munasabah surah al-An’ām: 91. Lihat Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan

Tafsirnya, jilid 7, (Universitas Islam Indonesia, 1990), 211 98Dalam B.Arab kata ini diartikan menjual dan membeli, al-Marāgī menyebutnya

ahdad (satu kata yang mempunyai dua arti). Adapun yang dimaksud di sini ialah menjual. 99Quraīsh Shihāb, Tafsir al-Misbah, 249 100Ahmad Mustafa al-Marāgī, Tafsir al-Marāgī, juz I, 17 101Allah telah menjelaskan hal ini dalam firmannya : al-Baq/186, yang mengatakan

bahwa pemilihan Nabi sesuai dengan kehendak Allah dan pula tidak ada aturan yang mengatakan seorang Nabi harus turun dari bangsa Isra’il.

102Abū Bakar al-Jazaīrī, Tafsir al-Aisar, 155

Page 119: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

87

Para ulama sepakat bahwa perbuatan mengingkari kebenaran termasuk perbuatan Fasiq. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.103 Secara etimologi fasik berarti keluar dari sesuatu, di maksudkan menyimpang dari perintah. Sedangkan menurut terminologi Fasiq adalah orang yang menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakan. Rizem Aizid dalam bukunya, mengatakan terkadang fasiq berarti syiriq dan berbuat dosa. Seseorang dapat dikatakan fasiq, jika sering melanggar perintah dan gemar berbuat maksiat. Mengingkari merupakan kata sifat di mana saat manusia menerima telah mendapat sebuah kebenaran dan sudah menerima bahwa semua yang diterima adalah kebenaran, tapi kemudian dia menolak kebenaran tersebut.

Adapun ciri-ciri orang Fasiq menurut Al-Qur’an, yaitu: a). Selalu

mengingkari janji kepada Allah Swt, setelah kesepakatan itu terjadi. b).

Memutuskan hubungan. Padahal, menyambung hubungan atau silaturahmi

sangat dianjurkan oleh Allah Swt. c). Melakukan perbuatan keji dan

kerusakan di muka bumid). Mengubah hukum Allah Swt dalam kitab-Nya.

e). Mengingkari ayat-ayat Allah). Memilah-milah hukum Allah atau

memakai hukum yang satu dan meninggalkan yang lainnya. g). Dalam surah

at-Taūbah disebutkan bahwa ciri-ciri orang fasik adalah orang yang cinta

dunianya lebih besar dari cinta kepada Allah Swt). Menyerukan perbuatan

keji dan mencegah yang hak.104

Jika melihat ciri-ciri di atas. Nampaknya, perbuatan tersebut sudah

pernah dilakukan oleh umat Yahūdī. Seperti, mengingkari ayat-ayat Allah

Swt bahkan dengan sengaja mengubah isi kitab (Taurat) yang diturunkan

103“Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. (Q.S Āli Imrān/3: 110)

104Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi: : Watak, Sifat, Perilaku Buruk Bangsa Yahudi Menurut Al-Qur’an, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 54-57

Page 120: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

88

kepada mereka.105 M. Thalib dalam bukunya “76 Karakter Yahūdī” telah

menjelaskan contoh pengubahan isi Taurat yang diubah oleh kaum Yahūdī,

yang sangat berbeda dengan makna aslinya, sehingga menjadikannya kabur.

Seperti halnya, nama Muhammad yang diubah ke bahasa Ibrāni menjadi

Paraclet yang artinya orang yang mempunyai sifat terpuji. Meskipun, artinya

sama tetapi, nama tersebut menimbulkan pengertian yang kabur sehingga

sulit di mengerti dan hilang hakikat kebenarannya.106

Al-Marāgī menjelaskan asbab nuzul ayat ini, dengan riwayat dari ibn

Jarir at-Thabāri : “Dahulu kaum Yahudi dan Anshar hidup berdampingan,

orang-orang Arab dengan kepercayaan mereka, yakni menyembah berhala.

Sedangkan, kaum Yahudi menjadi Ahl Kitāb yang ta’at pada ajaran kitab

tersebut. Tapi, setelah datang Nabi Akhir zaman dari golongan kami (bangsa

Arab). Kami beriman dan mereka justru Kufur atas apa yang di

bawanya.”107

Sejatinya, kitab Taurat dan Injil hanya mengabarkan dua berita besar,

yakni: 1). Mengingatkan tentang munculnya Nabi-nabi palsu di kalangan

Banī Isrā īl dan akan terjadi keanehan yang terjadi 2). Allah akan

membangkitkan seorang Nabi dari keturunan Nabi Ismā il di tengah-tengah

mereka. Ia akan mendirikan satu umat, dan ia berasal dari keturunan Hajar.

Allah menjelaskan hal ini dengan gamblang, dan tidak samar sedikitpun.

Begitupula, dengan tanda-tanda kenabian yang ada pada diri Nabi

Muhammad Saw, mereka sengaja menyembunyikannya dan mengatakan

kepada masyarakat bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi-nabi yang telah

105Az-Zamaksyari menjelaskan bahwa sikap mereka yang seperti itu timbul, karena ketidakpuasan mereka terhadap hukum Allah. Mentakwilkan kitab-Nya dengan takwil yang tidak sesuai, menginterpretasikan makna tersebut dengan makna sebaliknya. Menyebut ada tiga alasan seseorang tidak mengikuti hukum Allah, yakni : 1). Benci dan ingkar kepada hukum Allah 2). Mengikuti hawa nafsu dan merugikan orang lain 3). Fasik.

106M.Thalib, 76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’ān, 7 107Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili , Tafsir Fi z ila l al-Qur’a n, 259

Page 121: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

89

dikabarkan kepalsuannya dalam Taūrat.108 Selain itu di antara mereka, jika

ada kaumnya yang menyampaikan kebenaran tersebut. Para pendeta akan

menegurnya.109 Sālah al-Khālidī mengatakan, hal ini mereka lakukan karena

tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Jikalau, mereka mengetahui pasti

mereka akan menyampaikan kebenaran tersebut, tidak menyampaikan

kepada oranglain mengartikan bahwa seolah-olah ilmu itu tidak ada pada

dirinya. Sebab, ilmu yang benar adalah ilmu yang bermanfaat bagi

pemiliknya, yang membahagiakan dan memperbaiki hidupnya serta

menjadikannya berpijak pada kebenaran dengan para pengikutnya.110 Namun

permasalahannya disini, bukan karena mereka tidak mengetahui kebenaran

tersebut. Sesungguhnya mereka mengetahui, bahkan mengatakan bahwa

mereka mengenal Muhammad selayaknya anak mereka sendiri. Adapun

kisah lain yang diceritakan dalam Al-Qur’ān adalah sewaktu Allah menyuruh

mereka untuk berjanji dalam mengamalkan kitab Taurat. Lalu, mereka

menolak dengan perkataan “kami mendengar, tapi kami mengingkari”.

Muhammad Fethullah Gulen mengumpakan, “Orang-orang yang menolak kebenaran ayat tersebut, setara dengan orang-orang yang bersikap ingkar atau terselip unsur kemunafikan dalam dirinya itu bagaikan setan yang

108Jika ditanya mengapa mereka mengaburkan berita tersebut. Mereka berkata,“Orang-

orang dahulu lebih mengerti maksud ucapan para Nabi. Oleh karena itu, mereka menyerukan kepada kaumnya. Agar, mengikutinya bukan mengikuti ucapan Nabi Muhammad Saw (sabda) yang sulit dimengerti.” Lihat Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi, 73-74

109Seperti asbab nuzul surat al-Baqarah : 76. Riwayat dari Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid berkata, saat peperangan dengan Bani Quraidzah. Rasulullah Saw berdiri di bawah benteng Bani Quraidzah, seraya bersabda, “Hai Saudara-saudara Kera! Hai Saudara-saudara Babi! Hai Penyembah Thagut!”. Para pemimpin Bani Quraidzah berkata, “siapa yang membri tahu Muhammad tentang ucapannya itu? Ia tidak mungkin tahu, kecuali dari kalian. Mengapa kalian mengabarkan kepada mereka tentang kutukan Allah tersebut, sehingga mereka bisa mengalahkan hujjah kalian? Lihat Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi, .88

110Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1, 49

Page 122: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

90

tidak mau berdzikir (mengingat Allah). Tapi, berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah orang baik.111

Menurut Mahmud Yunus, meskipun ayat ini ditunjukan untuk kaum Yahūdī. Tapi, ini juga berarti pengajaran bagi umat Muslim. Sebagaimana firman Allah, dalam Q.S al-Baqarah/2: 186. Jika ada, di antara kalian yang menunaikan shalat, puasa, zakat dsb. Namun, dalam kesehariannya memakan hak oranglain, memusuhi saudara seagama, memutus silaturrahmi dsb. Maka, ia termasuk dalam golongan tersebut.112

Setelah menganalisis Ayat-ayat gadab tentang perbuatan Yahudi yang

mendatangkan murka Allah. Dapat disimpulkan bahwa walau Al-Qur ān

menunjuk hukuman tersebut untuk kaum Yahūdī. Tapi, sebenarnya ini juga

berlaku bagi siapapun yang melakukan hal yang serupa, tak terkecuali umat

Islam.

111M. Fethullah Gulen, Cahaya Al-Qur’an bagi seluruh Makhluk: Tafsir Ayat-ayat

Pilihan Sesuai Kondisi Dunia Saat ini, (Jakarta: Republika Penerbit, 2011), xix 112Mahmud Yunus, Tafsir Qur’ān al-Karīm, 18

Page 123: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

69

BAB IV

PERILAKU YAHUDI YANG MENDATANGKAN

KEMURKAAN ALLAH

Kaum Yahudi adalah kelompok masyarakat terbanyak yang

diceritakan dalam Al-Qur’an. Di mulai dari sejarah lahirnya bangsa

tersebut, hingga Allah memberikan banyak nikmat kepada mereka. Al-

Qur’an menggambarkan nikmat yang diberikan kepada mereka dengan

begitu kompleks, sekaligus membahas mengenai perilaku mereka setelah

mendapat nikmat tersebut. Di antara nikmat-nikmat yang telah Allah

berikan adalah banyaknya Nabi yang diturunkan dari kalangan mereka,

dijadikannya mereka tauladan dengan kalimat sebaik-baiknya umat pada

masa itu, juga Allah pun menurukan kitab sucinya, yakni Taurat kepada

mereka.

Dengan banyaknya Nabi dan Kitab suci yang Allah turunkan. Maka,

sepatutnya mereka menjadi teladan untuk umat yang lain. Kenyataannya

melalui cerita Ayat-ayat Al-Qur’an, Yahudi justru memperlihatkan

perilaku yang bertolak belakang dari yang seharusnya mereka lakukan. Di

antara perilaku tersebut ialah membunuh Para Nabi, mengingkari,

meremehkan perintah Allah hingga memutarbalikkan kebenaran ajaran

Islam dan menyembunyikan pesan yang dititipkan Allah untuk

disampaikan kepada umat manusia. Hal inilah yang membuat Allah murka

kepada kaum Yahudi. Berikut adalah perbuatan yang dilakukan Yahudi

hingga membuat Allah murka :

Page 124: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

70

A. Membunuh Para Nabi

Para Nabi dan Rasul adalah manusia yang dipercaya oleh Allah

untuk menyampaikan risalah-Nya, tugasnya adalah memberikan petunjuk

kepada manusia sesuai dengan yang di kehendaki oleh Allah dalam

wahyu-Nya. Pada dasarnya Nabi itu harus di sambut dengan baik oleh

manusia. Tapi yang terjadi pada bangsa Yahudi, tidak sedikit para Nabi

yang dibunuh oleh mereka. Dan Nabi yang dibunuh itu adalah Nabi yang

di utus dari kalangan mereka sendiri. Karena, seperti yang dikatakan

sejarah bahwa para Nabi dan Rasul terbanyak adalah dari kalangan

mereka.

Para Nabi dan Rasul itu dibunuh, seperti yang dikatakan dalam Al-

Qur’an pada surah Ali Imran/3 : 112. لة أين ما ثقفوا إل ببل م ن الل وحبل م ن الناس وبءو بغضب م ن ضربت عليهم الذ

الل وي قت لون النبياء ذلك بن هم كانوا يكفرون بئايت الل وضربت عليهم المسكنة ذلك با عصوا وكانوا ي عتدون بغي حق

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,

kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan

tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali

mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi

kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada

ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang

benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan

melampaui batas.” (Q.S Ali Imran/3 : 112). Munasabah: Pada ayat ini terdapat isyarat akan cercaan bahkan hardikan

kepada kaum Yahudi yang ingkar atas apa yang ditunjukkan kepada Nabi

dengan mendustakan sebagian rasul dan membunuh sebagian yang lain.

Mereka lakukan ini karena mengikuti hawa nafsu mereka demi kepentingan

murahan.1

Menurut al-Maragi kata duribat mengartikan diliputi atau kelilingi,

seperti kubah atau kurungan yang menyekap seseorang didalamnya

1Abu Bakar al-Jazairi, Tafsir al-Aisar (Jakarta: Darus Sunnah, 2016), 151

Page 125: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

71

ditempel di cap hingga lekat dan tidak bisa lepas.2 Hal ini mengartikan

mereka bagaikan di kurung atau di cap dengan kehinaan dan kemelaratan.

Quraish Shihab mengatakan dalam tafsirnya, kenistaan adalah rasa

rendah diri. Karena, penindasan dan kehinaan yang merupakan akibat

kejauhan jiwa dari kebenaran dan ketamakan meraih kegemerlapan

duniawi. Nista berkaitan dengan jiwa, sedangkan kehinaan dan kerendahan

berkaitan dengan bentuk dan penampilan.3 Sedangkan Hamka mengatakan

yang dimaksud kehinaan adalah hina akhlak, jiwa, tidak ada cita-cita

tinggi, jatuh harga diri, moral dan kehormatan. Sikap ini dikenal dengan

mental jiwa budak atau slavengeest.4

Kata faba u biasanya digunakan untuk keburukan. Mengenaikata

selanjutnya yakni, faba u bi gadabin mayoritas ulama tafsir menanggung

murka dari Allah. Namun menurut etimologi, kata ini berarti mengartikan

kata tersebut dengan mendapatkan murka untuk menunjukkan makna

kedua kalinya. Dikatakan kedua kalinya, sebab banyaknya perilaku mereka

yang menyimpang hingga mendatangkan murka Allah Swt. Al-Qurtubi

mengungkapkan bahwa ada sebagian ulama yang mengartikannya dengan

menanggung, maksudnya ialah di tetapkan atau di kenakan.

2Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, jilid.1, penj. Bahrun Abu Bakar,

(Semarang: Toha Putra, 1985) 3Orang-orang yang punya (kaya) ketika itu, berpenampilan rendah dan hina dengan

pakaian yang lusuh dan kotor demi membebaskan diri dari kewajiban membayar jizyah.

Lihat Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an), cet. I

(Jakarta: Lentera Hati 2000), 176 4 Hamka, Tafsir al-Azhar jilid.1, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), 261

Page 126: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

72

Para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai sebab kaum Yahudi

mendapat dua kemurkaan, di antaranya:

1). Ada yang berpendapat bahwa maksud kemurkaan yang pertama adalah

sebab mereka menyembah patung sapi. Dan kemurkaan kedua mereka

dapatkan, karena kafir kepada Nabi Muhammad Saw.

2). Dalam satu riwayat dari Ikrimah mengatakan bahwa sebabnya adalah

mereka kafir kepada Nabi Isa a.s. Kemudian, kembali kafir dengan

Nabi Muhammad Saw.

3). Ibnu Katsir mengutip pendapat Ibnu Abbas, bahwa hal itu disebabkan

mereka menyia-nyiakan kitab Taurat dan kufur kepada Nabi

Muhammad Saw.

4). Adanya riwayat dari Abul Aliyah, yang menyebut sebabnya adalah

mereka ingkar kepada kitab Injil dan Nabi Isa a.s.5

5). Terakhir, Said yang meriwayatkan dari Qatadah dengan kalimat,

“Kemurkaan yang pertama, disebabkan mereka kafir kepada Kitab

Injil. Sedangkan kemaksiatan yang kedua, sebab mereka kafir kepada

Al-Qur’an.’6

Dari berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan penyebab mereka

mendapat dua kemurkaan. Karena, mereka kufur dengan Nabi Allah baik

Nabi Muhammad maupun Nabi terakhir dari kalangan mereka yakni, Nabi

Isa a.s dan Kitab suci yang telah Allah turunkan kepada mereka, yakni

Taurat.

5Ibnu Katsir, Sahih Tafsir Ibnu Katsir, penj. Abu Ihsan al-Atsari, (Bogor : Pustaka

Ibnu Katsir, 2006), 331 6Sekelompok ulama berkata, “yang dimaksud ayat tersebut adalah pengukuhan dan

betapa tragisnya kondisi mereka, karena mendapat dua kemurkaan disebabkan oleh dua

kemaksiatan. Lihat Muhammad bin Ahmad al-Qurt ubi, Al-Ja mi’ li Ahkam al-Qur’an, 67

Page 127: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

73

Menurut Ibnu Katsir, penggunaan fi’il mudari’ dalam kalimat

yaqtuluna. Padahal itu menunjukan masa lampau7, ditujukkan untuk

menghadirkan peristiwa yang sangat mengerikan itu pada benak manusia.

Di samping itu, dalam ayat ini terdapat isyarat bahwa kaum Yahudi sangat

berpotensi untuk melakukan perbuatan serupa itu kapan dan dimanapun

jua.8 Pendapat senada dikatakan pula oleh Sayyid Qutub dengan perkataan

suatu umat itu dalam kesamaannya. Maksudnya, karena lahir dari nenek

moyang yang sama. Maka, akan membentuk kesatuan umat dengan ciri

khas yang sama.9 Pendapat ini mengartikan bahwa watak yang ada pada

diri nenek moyang Bani Isra’il sama dengan anak cucunya.

Para penafsir sepakat dengan melihat lafaz bi gairi haq pada ayat

tersebut menunjukkan bahwa perilaku membunuh Nabi sangat tidak di

benarkan, tidak ada ajarannya dalam kitab manapun.10

Meskipun kaum

Yahudi beritikad bahwa perilakunya tersebut beralasan. Al-Maragi

menambahkan adanya lafaz tersebut untuk memperlihatkan betapa kejinya

perbuatan mereka. Perbuatan mereka juga bukan karena salah pemahaman

dalam memahami kitab dan analisa hukum. Tetapi, memang karena

sengaja mereka lakukan agar terbebas dari peraturan dan menentang apa

yang telah disyari’atkan Allah kepada mereka.11

7Maksudnya, seolah pelaku pembunuhan para Nabi adalah mereka yang hidup pada

jaman Rasulullah Saw. Padahal, yang membunuh adalah nenek moyang mereka. 8Abu Bakar al-Jazairi, Tafsir al-Aisar, 156

9Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili, Tafsir Fi z ila l al-Qur’an, jilid 1, 297

10Sudah tentu tidak ada yang dapat membenarkan perbuatan mereka. Karena, yang

mereka bunuh disini adalah utusan Allah dan orang-orang yang menyeru pada kebaikan.

Para Nabi yang di utus Allah sama sekali tidak menyalahi aturan yang diperintahkan

Allah kepada mereka. Dalam Tafsir Fathul Qadir dikatakan, ‘tidak ada yang haq dari

perlakuan mereka yang batil itu’. 11

Ahmad bin Mus tafa al-Mara gi , Tafsir al-Mara gi, 227

Page 128: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

74

Dalam ayat ini dikatakan pula bahwa mereka atau siapapun yang

melakukan hal serupa di sebut kafir12

, kekafiran mereka disebabkan ingkar

kepada para Nabi dan apa yang dibawa oleh mereka. Jadi, kekafiran dalam

diri mereka muncul sejak mereka mengingkari ayat-ayat Allah, (baik

mereka berhukum atau tidak dengannya, melaksanakan atau tidak manhaj-

nya dalam kehidupan) hal itu tetap, sebab membunuh Nabi-nabi yang

diutus oleh Allah merupakan hal yang sangat fatal dan melampaui batas.

Inilah faktor-faktor sebab mereka layak mendapat kemurkaan Allah.13

Selain membunuh Nabi Allah, mereka juga membunuh orang-orang

yang berbuat adil. Yakni, pemimpin yang menyuruh kepada kebaikan. Di

antara sebab mereka membunuh ialah karena mereka membangkang tidak

mau mengikuti apa yang diperintahkan Allah melalui utusannya tersebut,

mereka ingin melakukan segala sesuatunya sekehendak hawa nafsu

mereka sendiri. Dua Imam Jalaluddin mengatakan bahwa mereka telah

membunuh 43 orang Nabi kemudian mereka di cegah oleh 170 orang

pengikut-pengikut Nabi tersebut. Namun akhirnya, mereka pun dibunuh

oleh mereka pada saat yang sama..14

Hal yang senada dikatakan oleh

dalam tafsirnya, dari riwayat Abu Ubaidah dari Musnad al-Firdaus bahwa

Bani Quraizah telah membunuh 43 Nabi pada siang hari dan 112 orang

yang mencegah mereka dari kalangan ahli ibadah pada malam harinya.15

Sedangkan menurut riwayat yang dicantumkan al-Qurtubi, menyebut

bahwa Bani Isra’il pernah membunuh 300 Nabi dalam sehari.16

Sebagian

12

Ibn Abbas mengatakan sebutan kafir disini ialah sifat mereka sepertiorang-orang

kafir. Hal ini berbeda dengan Imam Ata’ yang mengatakan mereka yang dimaksud kafir

maknanya masih satu tingkat di bawahnya, seperti zalim dan fasik. 13

Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili, Tafsir Fi zila l al-Qur’an, 319 14

Imam Jalaluddin al-Mahalli dan as-Suyuthi, Tafsir Jalalain pdf, .34 15

Ali Muhammad asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir penj. Amir Hamzah, (Jakarta :

Pustaka Azzam, 2009) , 496 16

Muhammad bin Ahmad al-Qurtubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, 365

Page 129: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

75

dari mereka adalah Nabi-nabi yang terkenal seperti Ilyas a.s, Ilyasa a.s,

Zakaria a.s.

Membunuh adalah salah satu perbuatan yang dihukumi haram, sebab

dianggap mendahului takdir mengenai umur manusia yang telah

ditentukan oleh Allah Swt. Begitupun, dengan darah seorang Mukmin

yang dikatakan suci. Maka haram untuk dibunuh, terlepas dari semua

kesalahan yang ia lakukan. Allah tetap menyebutnya suci. Jikalau

membunuh seorang Mukmin saja dilarang oleh Allah Swt, bagaimana

dengan membunuh seorang Nabi yang harusnya menjadi pemimpin paling

dihormati, bahkan melebihi orang tua. Sebab, para Nabi-lah yang

membimbing manusia agar tetap di jalan yang lurus. Dengan demikian,

perilaku yang ditunjukkan oleh kaum Yahudi ini telah melampaui batas, di

mana mereka bukan hanya berani membangkang atas perintah para Nabi

bahkan mereka membunuhnya. Maka, wajar jika Allah memberikannya

hukuman kehinaan dan kerendahan baik di dunia maupun di akhirat juga

memasukannya ke dalam golongan yang dimurkai.

Al-Qurtubi menegaskan bahwa pembunuhan tersebut sama sekali

tidak mengurangi derajat mereka, berbeda dengan manusia yang terbunuh

maka akan menurunkan derajat mereka.Ia mengatakan pembunuhan

tersebut merupakan suatu kehormatan dan tambahan derajat untuk mereka.

Hal ini sama halnya, seperti orang beriman yang mati di medan perang

atau sedang berjihad di jalan Allah. Di tambah lagi, para Nabi yang

dibunuh sedang berdakwah, membenarkan syari’at Allah.17

Ini

menunjukkan bahwa adanya Nabi yang dibunuh bukanlah kehinaan

melainkan kehormatan. Agaknya, maksud Allah membiarkan hal itu

terjadi untuk menjadikan pelajaran bagi umat setelahnya agar tidak ada

yang berlaku demikian, sekaligus menolong atau membebaskan utusannya

dari orang-orang zalim.

17

Muhammad bin Ahmad al-Qurtubi, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, .939-940

Page 130: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

76

Jadi, jika ada orang Muslim yang membunuh orang-orang baik atau

siapapun, dapat di masukkan ke dalam golongan orang yang dimurkai.

B. Kerjasama dengan Kafir dalam Keingkaran dan Kemaksiatan

Yahudi adalah kelompok manusia yang memiliki akal picik, orientasi

kehidupan mereka adalah keuntungan materi. Karena itu, pada berbagai

kesempatan mereka bekerja sama dengan orang kafir.Tujuan kerja sama

mereka adalah untuk mencari keuntungan dunia., sifat mereka ini telah

dijelaskan dalam Al-Quran : هم ي ت ولون الذين كفروا مت ل ت رى كثيا م ن لبئس ما قد م أن فسهم أن خط الل

عليهم وف العذاب هم خلدون “Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-

orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang

mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada

mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan”. (Q.S al-Ma'idah/6: 80).18

Munasabah : ayat ini membicarakan orang-orang munafik yang

menampakkan keimanan-Nya. Namun, memendam kekufuran. Senantiasa

memperlihatkan kecintaan mereka pada Islam, tapi sebenarnya mereka

adalah musuh yang paling sengit. Mereka bekerjasama dengan orang kafir

untuk melawan orang Mukmin dan membaktikan dirinya sebagai penolong

dan pelindung bagi orang kafir dengan meninggalkan loyalitas mereka atas

orang Mukmin.19

Allah telah membuktikan kedurhakaan mereka yang begitu nyata

dengan kalimat: Engkau (Hai Muhammad atau siapapun yang bisa

melihat dengan mata kepala) akan melihat banyak dari mereka yakni, Ahl

Kitab orang-orang Kafir kaum Musyrikin. Itu mereka lakukan tanpa ada di

antara mereka yang menegur atau mencegah. Demi Allah sungguh buruk

18

Salah satu alasan mengapa penulis mengambil ayat ini, meskipun didalamnya

tidak menggunakan kata gadab ialah karena sama dalam hal sejarah dan dalam Al-Qur’an

pula, tidak terdapat kata gadab untuk menunjukkan perilaku Yahudi yang satu ini.

Adapun perbedaan kata gadab dengan sakhito dalam hal ekspresi, jika gadab

mengeluarkan kata-kata kasar. Sedangkan, sakhito lebih menuju ke ekspresi perasaan

benci kepada seseorang, sehingga ia berusaha menyakitinya. 19

Muhammad Ali ash-Sabuni, Cahaya Al-Qur’an: Tafsir Tematik surah al-

Baqarah-al-An’am, penj. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2000) , 234

Page 131: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

77

apa yang mereka ajukan yaitu sediakan dan hidangkan untuk diri mereka

yaitu murka Allah atas mereka.20

Menurut, kata minhum menunjuk kepada orang-orang Munafiq yang

berpura-pura memeluk Islam, yang ketika itu bermukim di Madinah.

Mereka menemukan masyarakat Arab yang terdiri dari Auz dan Khazraj

telah berbondong-bondong masuk Islam, dan menemukan juga

kepentingan ekonomi dan politik mereka yang menyusut. Maka tidak ada

jalan lain selain berupaya menghambat laju agama Islam. Dengan cara

bekerjasama dengan kaum Musyrik yang bermukim di Mekkah dan sekitar

Madinah. Tokoh utama Yahudi ini adalah Ka’ab ibn al-Asyraf21

, yang juga

berperan dalam mendorong kaum Musyrik untuk menyerang kota

Madinah.22

Mahmud Yunus berkata dalam tafsirnya bahwa dahulu Ahl Kitab

dari kalangan mereka hidup dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Ini

balasan karena, mereka tidak mengikuti ajaran Kitabnya. Sebab itu Allah

berfirman: “Jika mereka mengikuti Taurat dan Injil, niscaya mereka

menjadi kaya raya (dapat memakan makanan yang datang dari atas

kepalanya dan di bawah kakinya).”23

Inilah sebabnya, orang-orang Yahudi

mencoba mencari keuntungan dengan bersekutu kepada orang Kafir.

20

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 162 21

Ka’ab ibn al-Asyraf adalah seorang pemimpin Yahudi yang memusuhi Nabi

Muhammad Saw dan kaum Muslimin. Dahulu ia pernah melakukan perjanjian

bertetangga baik dengan kaum Muslim, setelah kemenangan kaum Muslimin dalam

perang Badar. Ia mendoktrin kaum Quraisy untuk memerangi kaum Muslimin, dengan

menyuarakan bahwa agama mereka itu lebih baik daripada kaum Muslim dan setelah

melakukan tersebut, ia membuat sya’ir yang melecehkan perempuan kaum Muslimin

hingga terjadinya perpecahan di antara dua belah pihak. 22

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 163 23

Hal ini juga terjadi pada orang Muslim yang hidupnya dalam kemiskinan, sebab

tidak mengikuti ajaran Al-Qur an, jika mereka mengikutinya. Maka Allah akan

menjadikannya kaya raya. Kebanyakan dari mereka (hartawan) tidak mau memberi

menolong seperti meminjami kepada orang miskin. Karena, jika dipinjami mereka tidak

mau mengembalikannya. Lihat Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an al-Karim (Jakarta:

Hidakarya Agung, 2004), 119

Page 132: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

78

Hal ini dapat terlihat pada kisah perang Ahzab, dimana orang-orang

Yahudi dari kalangan Bani Quraizah yang menusuk Nabi Muhammad Saw

dan kaum Muslimin dari belakang. Orang-orang Yahudi mengingkari

perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw, hingga membuat kaum

Muslimin dikepung musuh selama dua bulan lamanya. Karena perbuatan

mereka ini, Nabi menghukumnya dengan pengusiran dari Madinah. Dalam

sejarah telah di ceritakan, tentang sikap Yahudi yang suka mengingkari

janji. Seperti halnya, yang dilakukan Bani Nadir yang mengkhianati

Piagam Madinah. Begitupula dengan Bani Qainuqa.24

Farid Essack menceritakan kisah dimana kehidupan bangsa Yahudi

sebelum datangnya Nabi di Madinah. Mereka mempunyai kekuasaan yang

luas, lahan yang subur niscaya menikmati kebebasannya. Tak lama setelah

kedatangan Nabi di Madinah, mereka merasa terusik dan dengki

bagaimana melihat cara Nabi mempersaudarakan kaum Muhajirin dan

Ansar. Ia berkata, sejak hidup di Mekkah, Nabi Muhammad Saw sama

sekali tidak memiliki prasangka buruk terhadap Yahudi. Namun

sebaliknya, setelah mengetahui akan datangnya Nabi Akhir zaman ke

tanah Madinah, mereka sudah mempersiapkan diri.25

Sayyid Qutub berkata bahwa uang, harta dan keuntungan materi,

semua itu adalah watak dan budaya orang-orang Yahudi. Perbuatan

mereka yang tidak mau membenarkan apa yang telah sampai padanya itu

sebagai pembelian dunia dengan akhirat demi mencapai tujuannya. Hal

seperti ini telah dilakukan para pendeta yang khawatir akan kehilangan

harta dan kepemimpinan, jika masuk agama Islam. Dalam Islam, ini

menjadi dasar larangan bagi seorang pemimpin, pembuat fatwa, pelayanan

24

Seperti kisah Asbab nuzul surah an-Nisa/4: 138, yang diriwayatkan dari Ubaidah

bin Shamit berkata, “Abdullah bin Ubay bin Salul (Munafik Madinah) mengadakan

perjanjian dengan saya untuk membela Yahudi Bani Qunaiqa. Ubay tetap pada

rencananya dan saya mundur dan kembali pada Rasulullah. 25

Farid Essack, Manusia yang Tertindas (Bandung: Mizan, 2000), 195-196

Page 133: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

79

keagamaan pemutus perkara dsb, untuk tidak menyalahgunakan

jabatannya dengan menindas golongan bawah dan menganak emaskan

golongan atas.26

C. Merendahkan Perintah Allah

Allah mengingatkan kaum Yahudi untuk tidak mengikuti keburukan

akhlak para pendahulu mereka. Ayat-ayat yang turun kepada mereka

mengisyaratkan sebuah kisah dari terjadi pada Bani Isra il, pada satu

periode dari rangkaian kehidupan pembangkangan mereka kepada Allah

dan Nabi Musa a.s baik saat di Tanah Suci maupun keluar dari Mesir.

Contoh tindakan mereka yang meremehkan perintah Allah adalah:

menyembelih sapi betina, tidak mau berperang, melanggar hari sabt.

Selain itu, nenek moyang Bani Isra’il gemar meminta suatu hal yang

sulit kepada Nabi Musa a.s dengan maksud untuk mempermainkannya.27

Al-Qur an banyak menceritakan kisah mereka, dan salah satu sifat yang

dikenal pada diri mereka adalah cerewet kepada Nabi mereka, banyak

permintaan dan gemar menyulitkan para Nabi termasuk Nabi Musa a.s.

dalam Q.S al-Baqarah/2: 61

ن وإذ ق لتم يوخى لن نصب على طعام وحد فادع لنا ربك يرج لنا ما تنبت الرض م ت بدلون الذى هو أدن بلذى هو قال أتس ب قلها وقثائها وفومها وعدخها وبصلها

ر لة والمسكنة وبءو اهبطوا مصرا فإن لكم ما خألتم خي وضربت عليهم الذ ت لون النبي ن بغي الق ذلك بن هم كانوا يكفرون بئايت الل وي ق بغضب م ن الل

ذلك با عصوا وكانوا ي عتدون “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar

(tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami

kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang di

tumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang

26

Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili, Tafsir Fi z ila l al-Qur’an, jilid 1, 174 27

M.Thalib, 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an, 15

Page 134: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

80

adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil

yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota,

pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada

mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal

itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh

para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena

mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.”

Dan ketika nenek moyang Bani Isra il berkata agar Musa memohon

kepada Allah untuk merubah makanan yang tidak pernah diganti, mereka

sebenarnya bukan bosan tetapi rasa tinggi hati hingga mereka tidak mau

makan makanan tersebut. Lalu, Musa menjawab dengan nada sinis dan

menghina, “Apakah kalian menghendaki hal-hal serendah ini, sebagai

pengganti yang lebih baik yaitu, manna (makanan dengan rasa manis

yang disenangi semua orang) dan salwa (burung yang paling enak

dagingnya)?”. Keduanya merupakan makanan yang bergizi dan lezat,

yang tidak di jumpai pada makanan yang kalian minta sekarang.28

Sayyid Qutub menyebut dalam tafsirnya bahwa kehinaan, kenistaan

dan kemurkaan Allah yang diberikan kepada kaum Yahudi belum terjadi

saat turunnya ayat ini. Tetapi terjadi sesudah terjadinya apa yang

disebutkan oleh penutup ayat tersebut; Peristiwa ini terjadi belakangan,

beberapa generasi setelah berakhirnya masa Nabi Musa a.s, konteks ayat

ini telah menjelaskan kehinaan, kenistaan dan kemurkaan itu, karena

sesuai dengan sikap mereka yang menuntut adas, bawang merah, bawang

putih dan mentimun itu. Serta maksud Nabi Musa a.s mengatakan kalimat

“Pergilah kamu ke Mesir” mengingatkan mereka akan kehinaan yang

pernah mereka alami di Mesir, lalu Allah berikan keselamatan.29

Ada dua

pendapat mengenai kata al-fum dalam ayat tersebut, sebagian ulama tafsir

28

Dalam perjanjian Lama ini mereka ucapkan saat bulan kedua dari tahun kedua eksodus

mereka sedang dalam perjalanan menuju Hebron. Mereka ingat dengan makanan yang

mereka makan di Mesir, dan kami bosan dengan manna dan salwa. 29

Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili, Tafsir Fi zila l al-Qur’an, 196-198

Page 135: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

81

mengartikannya dengan gandum dan sebagian lainnya dengan bawang

putih, menyesuaikan kata sebelumnya bawang merah (basal)30

.

Dalam tafsirnya, Quraish Shihab menyebutkan 3 poin penting

mengenai ayat ini :

1). Mengenai penggunaan kalimat yang mereka ucapkan, tanpa

menggunakan panggilan terpuji kepada pimpinan atau Nabi mereka.

Tentu saja ini sangat tidak sopan bukan hanya panggilan namun

ucapan mereka yang mencerca makanan pula. Di tambah lagi dengan

kalimat paksaan dengan menggunakan kata lan yang artinya tidak

akan, yang bermakna “Sejak saat ini sampai masa datang yang

berkelanjutan, kami tidak sabar dan tidak akan sabar atau tidak

mampu menahan diri untuk memakan satu macam makanan saja.

Kami telah bosan dengan makanan itu.”

2). Ia juga mengatakan bahwa perilaku Bani Isra il sangat aneh. Karena,

bagaimana mungkin dengan semua perilaku menyeleweng mereka

yang selalu meremehkan perintah Allah dan para Nabinya tetapi

mereka tetap meminta para Nabi mereka untuk berdo’a kepada Allah

agar permintaannya dituruti. Hal ini menunjukkan bahwa mereka

percaya do’a yang dipanjatkan para Nabi itu makbul.

3). Dalam hal ini, sebenarnya Nabi Musa a.s tidaklah berdo’a. Sebab,

tidak mungkin seorang Nabi utusan Allah mengabulkan do’a orang-

orang yang durhaka. Tidak wajar juga mengganti apa yang telah

dipilihkan oleh Allah, apalagi dengan sesuatu yang bernilai rendah.31

30

Muh ammad Ali al-S a bu ni, Safwah al-Tafa si r Tafsir li al-Qur’an al-Kari m, jilid 1

terj. Yasin. (Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2010), 100 31

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 202-205

Page 136: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

82

Dalam ayat lain, Al-Qur’an menunjukkan sikap cerewet mereka saat

diperintah Nabi Musa a.s untuk mencari sapi betina berdasarkan perintah

Allah demi mencari pelaku pembunuhan yang menghebohkan Bani Isra il

masa itu. Kisah ini cukup populer dikalangan kaum Muslim, dimana

turunnya perintah Allah melalui Nabi Musa a.s, yang menyuruh Bani

Isra il menyembelih sapi betina untuk mencari siapa pelaku pembunuhan

seorang pemuda. Di saat Nabi Musa a.s menyuruh mereka mencari sapi

betina, mereka justru meremehkan perintahnya. Dengan nada mengolok-

olok berkata, “Apa kau ingin mengejek kami Musa?”.32

Setelah berdebat

panjang dan menyebut itu perintah Allah, akhirnya mereka mau

mencarinya. Itupun disambut pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud

untuk menyulitkan dan mempermainkan Nabi Musa a.s. Akhirnya, mereka

sendiri yang diberikan kepayahan melaksanakannya. Bahkan hampir saja

tidak dapat melaksanakan perintah tersebut.

Mayoritas penafsir menyebut mereka sengaja melakukan ini, agar

terbebas dari perintahnya. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang mereka

ajukan adalah:

a. Sapi betina yang bagaimana ?

b. Berapakah umurnya ? tua atau muda ?

c. Apa warnanya ?

d. Apakah sapi yang digunakan untuk bekerja atau tidak ?

e. Warna kuning yang bagaimana ?

32

Ini telah tercantum dalam Q.S al-Baqarah/2: 25, ucapan mereka seperti ungkapan

“Apakah kamu hendak menghina dan mengejek kami dengan memerintahkan ini kepada

kami?”. Apa hubungan antara menyembelih sapi betina dan menyingkap identitas si

pembunuh? Kami mendatangimu untuk memecahkan masalah kami, kami hanya ingin

mengetahui si pembunuh. Lantaran kamu seorang Nabi yang mengetahui hal gaib dengan

izin Allah, harusnya kamu dapat memberitahukan kepada kami tentang pembunuh itu.

Kamu justru meminta untuk menyembelih sapi betina daripada menyinngkap misteri

pembunuh. Lihat Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1 (Jakarta: Gema

Insani,1999), 234-240

Page 137: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

83

Hal ini mengingatkan kisah yang sama, seperti ucapan kaum Ibrahim

ketika beliau meminta mereka untuk beriman. Meninggalkan praktik

penyembahan berhala, dan menyembah Allah semata. Dalam surah al-

Anbiya/16: 51-56, kaum Nabi Ibrahim yang kafir telah membantah

perintahnya, dengan perkataan “Apakah kamu datang kepada kami dengan

sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-

main?.” Melihat kedua bantahan tersebut, nampaknya sama perbuatan

mereka. Meski berbeda subjek, jika kaum Nabi Ibrahim saat itu para

penyembah berhala. Sedang kaum Nabi Musa a.s adalah orang-orang yang

beriman kepadanya. Dengan ini, bagaimana mungkin ucapan orang yang

beriman sama persis dengan mereka yang tidak beriman.

Sejarah menyebut bangsa Yahudi adalah bangsa yang tertindas dan

paling banyak dijajah oleh bangsa lain. Seperti saat mereka dijajah oleh

kerajaan Babilonia, banyak di antara mereka yang dibunuh lalu perempuan

dan anak-anaknya dijadikan budak. Di lanjutkan dengan peristiwa dimana

mereka juga menjadi budak bangsa Romawi, sampai pada akhirnya

mereka terusir dan dijual sampai tanah Eropa, masa ini disebut pula

diaspora. Bila melihat kesinambungan periode terjadinya peristiwa ini

dengan kisah yang tercantum dalam Al-Qur an, hal ini bermula setelah

mereka meremehkan Nabi Musa a.s, ingkar pada Allah dengan melanggar

perjanjian dengan-Nya, dan membunuh para Nabi Allah.

Di antara perintah-perintah Allah yang mereka remehkan adalah

perintah Allah untuk memasuki tanah suci Palestina dengan cara

berperang. Seperti yang tercantum dalam surah al-Baqarah/2: 20-26. Ayat

ini mengkisahkan saat Nabi Musa a.s dan Bani Isra il berhasil keluar dari

Mesir setelah mengalahkan Fir aun. Lalu, Allah menolongnya dari

kehausan dengan mukjizat dari Nabi Musa a.s, yang memecahkan batu

hingga bisa mengeluarkan 12 mata air dan awan yang menaungi mereka

Page 138: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

84

selama perjalanan. Nabi Musa a.s menyuruh mereka untuk memasuki

negeri tersebut dengan cara berjihad. Akan tetapi, watak penakut dan hina

yang bersarang di dadanya membuat tidak mematuhi perintah tersebut.

Mereka membalasnya dengan perkataan, “Sesungguhnya terdapat di

negeri itu sekelompok orang besar dan perkasa yang beringas, yang kami

tak kuasa memerangi mereka. Maka, kami tidak akan memasukinya,

sebelum mereka keluar darinya.” Meskipun Nabi Musa dan Harun sudah

mengatakan Allah akan menjamin kemenangan bagi kalian, mereka tetap

bersikeras untuk tidak mau berperang. Dengan lancang mereka berkata,

“Pergilah kamu bersama Rabb-Mu dan berperanglah kamu berdua, kami

menanti di sini saja”.33

Karena perbuatan mereka ini, Allah menghukumi

dengan mengharamkan mereka dari kemuliaan, kemenangan dan

kebahagiaan memasuki Tanah Suci. Kemudian, Allah membiarkan mereka

tersesat dan kebingungan selama 40 tahun di Padang Tih, dengan tujuan

untuk menghilangkan rasa nista, hina, mental pengecut yang ada pada jiwa

mereka. Agar, setelahnya mereka dapat tampil berani, ulet dan bercita-cita

tinggi.34

Selanjutnya kisah yang melanggar hari Sabt, Allah telah

memerintahkan mereka untuk tidak berburu dan menangkap ikan pada hari

Sabtu dan Allah membolehkannya pada hari-hari selainnya. Dengan

tujuan, Allah ingin menguji jiwa mereka bagaimana kesabaran mereka saat

banyaknya ikan yang hadir padanya di hari Sabtu, dan justru menjauhi

33

Sikap mereka yang seperti ini, berbanding kebalik dengan pengikut Nabi

Muhammad Saw, yakni kaum Ansar. Saat disuruh berperang, mereka berkata “Kami

tidak akan mengatakan kepadamu. Seperti perkataan kepada Nabi Musa a.s, ‘pergilah

kamu bersama Rabb-Mu, biarlah kami disini saja’. Lihat Tafsir Jalalain, 34

Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1, 204-206

Page 139: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

85

mereka pada hari-hari lain. Serta, bujukan setan kepada penduduk agar

mengajak mereka menangkap ikan.35

Dalam peristiwa ini terdapat dua kelompok di antara penduduk desa,

yaitu: Pertama, orang-orang beriman dan para da’i, yang melaksanakan

kewajiban dan mencoba menasehati mereka yang melanggar perintah

Allah. Kedua, adalah orang-orang yang berdiam diri. Maksudnya mereka

yang berdiam diri saat melihat kemungkaran di depannya. Niscaya, Allah

akan menyelamatkan mereka dari kelompok pertama dan menjatuhi

hukuman kepada mereka yang melampaui batas, yakni orang-orang

Yahudi yang melanggar hari Sabt. Adapun hukuman yang mereka

dapatkan adalah Allah mengubah wujudnya menjadi kera yang hina, tak

lama setelah berubah wujud dan tidak mempunyai keturunan pada

akhirnya mereka mati. Namun, Al-Qur an tidak menjelaskan keadaan dari

kelompok kedua, nampaknya mereka termasuk orang-orang yang binasa

dan terkutuk.36

Bahkan Sayyid Qutub berkata, “Saat Nabi Musa a.s

melawan jiwa Bani Isra’il itu lebih sulit daripada melawan Fir aun.

Karena, menghadapi peperangan melawan sifat-sifat hina yang mengendap

di dalam jiwa yang merusak watak37

.

D. Mengingkari Kebenaran

Hati ibarat cahaya di kegelapan. Jika cahaya itu mati, maka yang ada

hanyalah kegelapan. Begitupula dengan yang sudah tertutup, maka akan

sulit menerima kebenaran. Hal inilah yang terjadi pada kaum Yahudi,

meskipun mereka sudah mendapatkan berbagai macam bukti yang dibawa

oleh para Nabi utusan Allah, mereka tetap saja mengingkarinya. Dengan

35

Al-Kasyaf menyebut hari Sabt adalah bentuk masdar dari sabatat al-Yahud, yang

berarti orang-orang Yahudi yang mengagungkan hari Sabtu. 36

Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1, 266-267. 37

Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili, Tafsir Fi z ila l al-Qur’an, jilid vi, 354

Page 140: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

86

ini, Allah mengumpamakan hati mereka yang telah tuli, buta dan bisu

terhadap kebenaran.38

على ۦأن فسهم أن يكفروا با أن زل الل ب غيا أن ي ن ز ل الل من فضله ۦبئسما اشت روا به ين عذاب مهي وللكفر ف باءو بغضب على غضب ۦ من يشاء من عباده

Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya

sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah,

karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa

yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu

mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk

orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. (Q.S al-Baqarah/2: 90) Munasabah : dalam ayat ini Allah mengungkapkan keingkaran orang-orang

Yahudi terhadap Al-Qur’an. Sebabnya, karena mereka menyimpang dari

hidayah-Nya yang diturunkan sebelumnya. Keingkaran mereka itu adalah bukti-

bukti nyata bagi penyimpangan mereka dari agama tauhid.39

Bi’sama sytarau Ini bermaksud celaan. Maksudnya adalah, mereka

yang menjual diri dengan kekafiran atau menukar kebatilan dengan

kebenaran dan kekafiran dengan keimanan.40

Sedangkan kata Fa’bau,

Quraish Shihab menyebutnya membeli kepada setan, kenikmatan duniawi

dengan mengkufuri.41

Al-Maragi menyebut kata tersebut mengartikan

bahwa murka Allah yang ini lebih besar daripada yang lalu. Maksudnya,

murka mengingkari Nabi Muhammad Saw lebih besar dari murka akibat

mengingkari Nabi Isa a.s.42

38

Seperti yang dikatakan pada Q.S al-Baqarah/2: 86). Hati kami tertutup sehingga

tidak dapat menerima kebenaran. Allah mengatakan, “dengarlah” mereka akan menjawab

“kami mendengar, tapi kami tidak mau menuruti”. Lalu mereka mengatakan raa’ina (saya

melihat) sambil memutar lidahnya dan mencela agama. Lihat Rizem Aizid, 141-145 39

Munasabah surah al-An’am: 91. Lihat Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan

Tafsirnya, jilid 7, (Universitas Islam Indonesia, 1990), 211 40

Dalam B.Arab kata ini diartikan menjual dan membeli, al-Maragi menyebutnya

ahdad (satu kata yang mempunyai dua arti). Adapun yang dimaksud di sini ialah

menjual. 41

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 249 42

Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, juz I, 17

Page 141: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

87

Adapun perbuatan mereka yang menjual harga diri dengan kekafiran.

Disebabkan, karena kedengkian mereka teramat dalam terhadap Nabi

Muhammad Saw. Selain, karena kebangsaan Nabi Muhammad yang dari

suku Arab43

, juga esensi beliau di tanah Madinah yang sangat kuat hingga,

mereka takut terusir dari tempat tinggalnya.44

Namun, ketika mereka

diperintah untuk beriman kepada Al-Qur’an. Kaum Yahudi menjawab

bahwa kami hanya beriman kepada apa yang di turunkan kepada kami.

Dalam hal ini Allah membalasnya dengan perkataan, “Jika kalian

beriman, mengapa kalian hanya beriman pada sebagian hukum, dan

ingkar pada sebagian yang lain?”. Hal itu mereka lakukan, karena tidak

sesuai dengan hawa nafsu mereka.

Para ulama sepakat bahwa perbuatan mengingkari kebenaran

termasuk perbuatan Fasiq. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

“kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.45

Secara etimologi fasik

berarti keluar dari sesuatu, di maksudkan menyimpang dari perintah.

Sedangkan menurut terminologi Fasiq adalah orang yang menyaksikan,

tetapi tidak meyakini dan melaksanakan. Rizem Aizid dalam bukunya,

mengatakan terkadang fasiq berarti syiriq dan berbuat dosa. Seseorang

dapat dikatakan fasiq, jika sering melanggar perintah dan gemar berbuat

maksiat. Mengingkari merupakan kata sifat di mana saat manusia

menerima telah mendapat sebuah kebenaran dan sudah menerima bahwa

semua yang diterima adalah kebenaran, tapi kemudian dia menolak

kebenaran tersebut.

43

Allah telah menjelaskan hal ini dalam firmannya : al-Baq/186, yang mengatakan

bahwa pemilihan Nabi sesuai dengan kehendak Allah dan pula tidak ada aturan yang

mengatakan seorang Nabi harus turun dari bangsa Isra’il. 44

Abu Bakar al-Jazairi, Tafsir al-Aisar, 155 45

“Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara

mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. (Q.S Ali

Imran/3: 110)

Page 142: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

88

Adapun ciri-ciri orang Fasiq menurut Al-Qur’an, yaitu: a). Selalu

mengingkari janji kepada Allah Swt, setelah kesepakatan itu terjadi. b).

Memutuskan hubungan. Padahal, menyambung hubungan atau silaturahmi

sangat dianjurkan oleh Allah Swt. c). Melakukan perbuatan keji dan

kerusakan di muka bumi d). Mengubah hukum Allah Swt dalam kitab-

Nya. e). Mengingkari ayat-ayat Allah). Memilah-milah hukum Allah atau

memakai hukum yang satu dan meninggalkan yang lainnya. g). Dalam

surah at-Taubah disebutkan bahwa ciri-ciri orang fasik adalah orang yang

cinta dunianya lebih besar dari cinta kepada Allah Swt). Menyerukan

perbuatan keji dan mencegah yang hak.46

Jika melihat ciri-ciri di atas. Nampaknya, perbuatan tersebut sudah

pernah dilakukan oleh umat Yahudi. Seperti, mengingkari ayat-ayat Allah

Swt bahkan dengan sengaja mengubah isi kitab (Taurat) yang diturunkan

kepada mereka.47

M. Thalib dalam bukunya “76 Karakter Yahudi” telah

menjelaskan contoh pengubahan isi Taurat yang diubah oleh kaum

Yahudi, yang sangat berbeda dengan makna aslinya, sehingga

menjadikannya kabur. Seperti halnya, nama Muhammad yang diubah ke

bahasa Ibrani menjadi Paraclet yang artinya orang yang mempunyai sifat

terpuji. Meskipun, artinya sama tetapi, nama tersebut menimbulkan

pengertian yang kabur sehingga sulit di mengerti dan hilang hakikat

kebenarannya.48

46

Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi: : Watak, Sifat, Perilaku

Buruk Bangsa Yahudi Menurut Al-Qur’an, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 54-57 47

Az-Zamaksyari menjelaskan bahwa sikap mereka yang seperti itu timbul, karena

ketidakpuasan mereka terhadap hukum Allah. Mentakwilkan kitab-Nya dengan takwil

yang tidak sesuai, menginterpretasikan makna tersebut dengan makna sebaliknya.

Menyebut ada tiga alasan seseorang tidak mengikuti hukum Allah, yakni : 1). Benci dan

ingkar kepada hukum Allah 2). Mengikuti hawa nafsu dan merugikan orang lain 3).

Fasik. 48

M.Thalib, 76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an, 7

Page 143: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

89

Al-Maragi menjelaskan asbab nuzul ayat ini, dengan riwayat dari ibn

Jarir at-Thabari : “Dahulu kaum Yahudi dan Anshar hidup berdampingan,

orang-orang Arab dengan kepercayaan mereka, yakni menyembah

berhala. Sedangkan, kaum Yahudi menjadi Ahl Kitab yang ta’at pada

ajaran kitab tersebut. Tapi, setelah datang Nabi Akhir zaman dari

golongan kami (bangsa Arab). Kami beriman dan mereka justru Kufur

atas apa yang di bawanya.”49

Sejatinya, kitab Taurat dan Injil hanya mengabarkan dua berita

besar, yakni: 1). Mengingatkan tentang munculnya Nabi-nabi palsu di

kalangan Bani Isra il dan akan terjadi keanehan yang terjadi 2). Allah akan

membangkitkan seorang Nabi dari keturunan Nabi Isma il di tengah-

tengah mereka. Ia akan mendirikan satu umat, dan ia berasal dari

keturunan Hajar. Allah menjelaskan hal ini dengan gamblang, dan tidak

samar sedikitpun. Begitupula, dengan tanda-tanda kenabian yang ada pada

diri Nabi Muhammad Saw, mereka sengaja menyembunyikannya dan

mengatakan kepada masyarakat bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi-nabi

yang telah dikabarkan kepalsuannya dalam Taurat.50

Selain itu di antara

mereka, jika ada kaumnya yang menyampaikan kebenaran tersebut. Para

pendeta akan menegurnya.51

Salah al-Khalidi mengatakan, hal ini mereka

lakukan karena tidak mempunyai ilmu pengetahuan. Jikalau, mereka

49

Sayyid Qut b Ibn Ibra hi m al-Syaz ili, Tafsir Fi zila l al-Qur’an, 259 50

Jika ditanya mengapa mereka mengaburkan berita tersebut. Mereka

berkata,“Orang-orang dahulu lebih mengerti maksud ucapan para Nabi. Oleh karena itu,

mereka menyerukan kepada kaumnya. Agar, mengikutinya bukan mengikuti ucapan Nabi

Muhammad Saw (sabda) yang sulit dimengerti.” Lihat Rizem Aizid, Al-Qur’an

Mengungkap Tentang Yahudi, 73-74 51

Seperti asbab nuzul surat al-Baqarah : 76. Riwayat dari Ibnu Jarir yang bersumber

dari Mujahid berkata, saat peperangan dengan Bani Quraidzah. Rasulullah Saw berdiri di

bawah benteng Bani Quraidzah, seraya bersabda, “Hai Saudara-saudara Kera! Hai

Saudara-saudara Babi! Hai Penyembah Thagut!”. Para pemimpin Bani Quraidzah

berkata, “siapa yang membri tahu Muhammad tentang ucapannya itu? Ia tidak mungkin

tahu, kecuali dari kalian. Mengapa kalian mengabarkan kepada mereka tentang kutukan

Allah tersebut, sehingga mereka bisa mengalahkan hujjah kalian? Lihat Rizem Aizid, Al-

Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi, .88

Page 144: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

90

mengetahui pasti mereka akan menyampaikan kebenaran tersebut, tidak

menyampaikan kepada oranglain mengartikan bahwa seolah-olah ilmu itu

tidak ada pada dirinya. Sebab, ilmu yang benar adalah ilmu yang

bermanfaat bagi pemiliknya, yang membahagiakan dan memperbaiki

hidupnya serta menjadikannya berpijak pada kebenaran dengan para

pengikutnya.52

Namun permasalahannya disini, bukan karena mereka tidak

mengetahui kebenaran tersebut. Sesungguhnya mereka mengetahui,

bahkan mengatakan bahwa mereka mengenal Muhammad selayaknya

anak mereka sendiri. Adapun kisah lain yang diceritakan dalam Al-Qur’an

adalah sewaktu Allah menyuruh mereka untuk berjanji dalam

mengamalkan kitab Taurat. Lalu, mereka menolak dengan perkataan

“Kami Mendengar, Tapi Kami Mengingkari”.

Muhammad Fethullah Gulen mengumpakan, “Orang-orang yang

menolak kebenaran ayat tersebut, setara dengan orang-orang yang bersikap

ingkar atau terselip unsur kemunafikan dalam dirinya itu bagaikan setan

yang tidak mau berdzikir (mengingat Allah). Tapi, berusaha menunjukkan

bahwa mereka adalah orang baik.53

Menurut Mahmud Yunus, meskipun ayat ini ditunjukan untuk kaum

Yahudi. Tapi, ini juga berarti pengajaran bagi umat Muslim. Sebagaimana

firman Allah, dalam Q.S al-Baqarah/2: 186. Jika ada, di antara kalian yang

menunaikan shalat, puasa, zakat dsb. Namun, dalam kesehariannya

memakan hak oranglain, memusuhi saudara seagama, memutus

silaturrahmi dsb. Maka, ia termasuk dalam golongan tersebut.54

52

Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Qur’an cet.1, 49 53

M. Fethullah Gulen, Cahaya Al-Qur’an bagi seluruh Makhluk: Tafsir Ayat-ayat

Pilihan Sesuai Kondisi Dunia Saat ini, (Jakarta: Republika Penerbit, 2011), xix 54

Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an al-Karim, 18

Page 145: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

91

Setelah menganalisis Ayat-ayat gadab tentang perbuatan Yahudi

yang mendatangkan murka Allah. Seperti, membunuh Para Nabi,

Kerjasama dengan orang Kafir, Merendahkan perintah Allah dan

Mengingkari kebenaran. Maka, dapat disimpulkan bahwa walau Al-Qur an

menunjuk hukuman tersebut untuk kaum Yahudi. Tapi, sebenarnya ini

juga berlaku bagi siapapun yang melakukan hal yang serupa, tak terkecuali

umat Islam.

Page 146: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan dan analisis yang telah dikaji, tentang

murka Allah Swt terhadap kaum Yahūdī dari bab-perbab. Maka, penulis

simpulkan. Ekspresi yang Allah tujukkan dalam Al-Qur’ān ada dua, yakni

: a). Kasih sayang-Nya berupa rahmat Allah dan b). Ancaman-Nya berupa

azab, peringat, murka Allah. Dalam hal ini, ancaman Allah seperti,

kemurkaan. Allah hanya menunjukan wajah yang bersifat negatif ini

kepada mereka yang membangkang perintah-Nya. Murka adalah suatu

emosi disertai tindakan yang timbul. Akibat adanya suatu hal yang dapat

dikatakan fatal menurutnya, hingga menyebabkan meledaknya amarah dan

keberangan yang mendalam. Akan tetapi, karena murka adalah atribut

Allah. Maka, sudah pasti emosi yang dilahirkan berbeda.

Adapun munculnya murka Allah disebabkan adanya alasan yang

melatarbelakangi tersebut. Contoh, adanya manusia yang berlaku keji dan

melampui batas. Salah satu sebab perbuatan yang mendatangkan murka

Allah telah tercantum dalam Al-Qur’ān. Di antaranya, membunuh para

Nabi, kerjasama dengan orang Kafir baik dalam ucapan maupun

perbuatan, meremehkan perintah Allah Swt, dan mengingkari kebenaran.

Semua perbuatan tersebut pernah dilakukan oleh kaum Yahūdī.

Sejarah menyatakan, mereka yang disebut Yahūdī adalah keturunan dari

Nabi Ya’qūb a.s sampai anak cucunya. Penyebutan Yahūdī dalam Al-

Qur’ān secara umum adalah Ahl Kitab, Bani Isra’il dan Yahūdī itu sendiri.

Page 147: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

93

Adapun alasan penyebutan tersebut diantaranya, Ahl Kitab untuk

menunjukkan mereka yang telah diberi Kitab, Bani Isra’il yang menunjuk

kepada nenek moyang mereka biasanya kata ini dihubungkan dengan

nikmat-nikmat yang Allah berikan, dan Yahūdī dalam Al-Qur’ān yang

menunjukkan pembangkangan mereka.

Tapi, meskipun Al-Qur’ān menunjuk hukuman akibat perbuatan

yang dilakukan kaum Yahūdī. Tapi, sebenarnya ini juga berlaku bagi

siapapun yang melakukan hal yang serupa, tak terkecuali umat Islam.

B. Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik

dalam penulisan maupun sumber data yang diperoleh masih dalam

keterbatasan. Juga analisis yang belum mencakup semua aspek,

diharapkan ada yang bisa melanjutkan untuk melengkapkan data kajian

mengenai Murka Allah terhadap Yahūdī.

Page 148: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

94

DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem. Al-Qur’an Mengungkap tentang Yahudi.Yogyakarta: DIVA

Press, 2015.

Ama, Awal Asri. “Tiga Golongan Manusia dalam Al-Qur’an: Kajian Tafsir

Tahlili QS. Al-Fatihah/1: 7”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2013

Audah, Ali. Nama dan Kata Dalam Al-Qur ān: Pembahasan dan

Perbandingan, cet.1. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011.

Asururiyah, Nayyirotul Laili. “Kata Yahudi Dalam Al-Qur’an: Kajian

Semantik”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga,

2017.

Baqi, M. Abdul. Mu jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur’ān al-Karīm. Mesir:

Dar al-Hadits, 1996.

Baskoro, Nando. Mafia Bisnis Yahudi. Yogyakarta: Buku Kita, 2008.

Carr, William.G. Yahudi Menggenggam Dunia. Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

1991.

Departemen Agama RI, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’ān

dan Terjemahannya, Jakarta, 2010.

Dhaif, Syauqi. Mu’jam al-Wasit juz II, (Mesir: Maktabah Sūrouq ad-

Daūliyyah, 2011.

Essack, Farid. Manusia Yang Tertindas. Bandung: Mizan, 2000.

Faridy, Heri MS. Ensiklopedia Tasawuf . Bandung: Angkasa, 2008.

Firdaus, Imam. “Yahudi”, Al-Yahūd al-Mausūah al-Musawwarah, ed.

Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2015.

Gazalī, Imām. Ihyā Ulūmuddīn’: Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama,

terj. Ibnu Ibrāhīm Bā’adillah. Jakarta: Republika Penerbit, 2012.

Page 149: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

95

Gulen, M.Fethullah. Cahaya Al-Qur’an Bagi Seluruh Makhluk: Tafsir Ayat-

Ayat Pilihan Sesuai Kondisi Dunia Saat Ini. Jakarta: Republika

Penerbit, 2011.

Hamka, Tafsir al-Azhar, jilid 1. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982

Halim, Iim Abdul.“Agama Yahūdī sebagai Fakta Sejarah dan Sosial

Keagamaan. Religius, Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1. (2 Maret

2017):

Hassan, Abdul Qodir. Qāmūs Al-Qur’ān. Bangil: Amprint, 1991.

Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. Jakarta: RajaGrafido

Persada, 2005.

Imamuddin, Kamus Kontekstual Arab-Indonesia. Jakarta: Gema Insani, 2012

Imron, M. Ali. Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia dari Masa

Klasik hingga Modern. Yogyakarta : IRCiSoD, 2015

Jannah, Zukhrufatul.“Asbat dan Yahudi dalam Al-Qur’an: Melacak Sejarah

dan Korelasi Asbat dan Yahudi dalam Al-Qur’an”. Tesis S2

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, 2017:

Jażairi, Abū Bakar. Tafsīr al-Aīsar. Jakarta: Darus Sunnah, 2016

Hanum. "Pembahasan dan Analisis Makna al-Magdūb dan ad-Dallin:

Analisis surah al-Fatihah/1: 7 (Penafsiran al-Qurtubī dalam Tafsir

al-Jāmi lil Ahkām al-Qur’ān". Skripsi S1 STAIN Kudus, Fakultas

Ushuluddin, 2017.

Katsīr, Ibnu. Shahīh Ibnu Katsīr, jilid 1, terj. Abu Ihsan Al-Ansari. Jakarta:

Pustaka Ibnu Katsir, 2017

Mahali, as-Suyuti, Jalaluddīn. Tafsir Jalalain.pdf

Mahmud. Tafsir Qur’ān al-Karīm. Jakarta : Hidakarya Agung, 2004.

Muhdina,“Orang-orang non-Muslim dalam Al-Qur’an”. Al-Adyan. vol, 1 no:

2, (Desember 2015): 111

Page 150: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

96

Munawwir, A. Warson. Kāmūs Munawwir (Arab-Indonesia) cet.14.

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

al-Marāgī, Ahmad bin Mustafā. Tafsir al-Marāgī, Juz.1 terj. Bahrun Abu

Bakar. Semarang: Toha Putra, 1985.

Manżur, Ibn. Lisān al- Arāb, Kairo: Dar al-Hadīts, 2013.

Qurtubī, Imām. Tafsir Al-Qurtubi penj. Fathurrahman. Jakarta: Pustaka

Azzam, 2007.

Qutb, Sayyid. Tafsir Fī zilāl al-Qur’ān: Di Bawah Naungan Al-Qur ān terj.

Aunur Rafiq. Jakarta: Rabbani Press, 2011.

Rahman, Kaserun A.S. Kamus Modern-Arab al-Kamal. Surabaya: Pustaka

Progressif, 2010. Rahman, Arivaie “Al-Fātihah Dalam Perspektif Mufassir Nusantara: Studi

Komparatif Tafsir al-Qur’ānul Mājid an-Nūr dan Tafsir al-Azhār”,

Journal Of Contemporary Islam And Muslim Societies (JCIMS). vol.2

No.1, (Januari-Juni 2018):19-20

Sa’dī, Imam. Tafsir Taīsir Karīmirrahmān Fi tafsīri Kalāmil Mannān Darul

Haq: Pustaka Aysha, ttp,

Saidurrahman, “Sikap dan Pandangan Orang-orang Yahūdī Terhadap Islam”,

Teologia, vol. 25 no. 2 (Juli-Desember 2014)

Salim, Abd. Mu’in. Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera: Tafsir Surah al-

Fātihah, cet.I. Jakarta: Yayasan Kalimah, 1999.

Salim, Peter. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English Press, 2002

Shababiti, Ishamuddin. Sahīh al-Ahādits al-Qudsiyyah terj.Umar Mujtahid,

Jakarta : Pustaka Imam Syafi’i, 2014.

Shabuni, Muhammad Ali. Cahaya Al-Qur ān: Tafsir Tematik Surah al-

Baqarah-al-An’am, terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2000.

Page 151: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

97

Shiddqī, Hasbi. Tafsir Qur’ānul Mājid an-Nūr. Semarang: Pustaka Rizki

Putra, 2000.

Shihāb, Quraīsh. Tafsir Al-Misbah, cet. V. Bandung: Lentara Hati, 2002.

Shihāb, Quraīsh. Wawasan Al-Qur’ān: Tafsir Tematik atas Pelbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Syaukani, Ali Muhammad. Tafsir Fathul Qadir penj. Amir Hamzah, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2009.

Tarpin dan Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi. Sumatra: Daulat

Riau, 2012

Thalib, 76 Karakter Yahūdī dalam al-Qur’ān. Solo: Pustaka Mantiq, 1989.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cet.1. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Zahwa, Abu. Tafsir Surah al-Fātihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia.

Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.

Page 152: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

94

DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem. Al-Qur’an Mengungkap Tentang Yahudi.Yogyakarta: DIVA

Press, 2015.

Ama, Awal Asri. “Tiga Golongan Manusia dalam Al-Qur’an: Kajian Tafsir

Tahlili QS. Al-Fatihah/1: 7”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2013

Audah, Ali. Nama dan Kata Dalam Al-Qur ān: Pembahasan dan

Perbandingan, cet.1. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011.

Asururiyah, Nayyirotul Laili. “Kata Yahudi Dalam Al-Qur’an: Kajian

Semantik”. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga,

2017.

Baqi, M. Abdul. Mu jam al-Mufahras li Alfāz al-Qur’ān al-Karīm. Mesir:

Dar al-Hadits, 1996.

Baskoro, Nando. Mafia Bisnis Yahudi. Yogyakarta: Buku Kita, 2008.

Carr, William.G. Yahudi Menggenggam Dunia. Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

1991.

Departemen Agama RI, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’ān

dan Terjemahannya, Jakarta, 2010.

Dhaif, Syauqi. Mu’jam al-Wasit juz II, (Mesir: Maktabah Sūrouq ad-

Daūliyyah, 2011.

Essack, Farid. Manusia Yang Tertindas. Bandung: Mizan, 2000.

Page 153: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

95

Faridy, Heri MS. Ensiklopedia Tasawuf . Bandung: Angkasa, 2008.

Firdaus, Imam. “Yahudi”, Al-Yahūd al-Mausūah al-Musawwarah, ed.

Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2015.

Gazalī, Imām. Ihyā Ulūmuddīn’: Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama,

terj. Ibnu Ibrāhīm Bā’adillah. Jakarta: Republika Penerbit, 2012.

Gulen, M.Fethullah. Cahaya Al-Qur’an Bagi Seluruh Makhluk: Tafsir Ayat-

Ayat Pilihan Sesuai Kondisi Dunia Saat Ini. Jakarta: Republika

Penerbit, 2011.

Hamka, Tafsir al-Azhar, jilid 1. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982

Halim, Iim Abdul.“Agama Yahūdī sebagai Fakta Sejarah dan Sosial

Keagamaan. Religius, Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1. (2 Maret

2017):

Hassan, Abdul Qodir. Qāmūs Al-Qur’ān. Bangil: Amprint, 1991.

Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. Jakarta: RajaGrafido

Persada, 2005.

Imamuddin, Kamus Kontekstual Arab-Indonesia. Jakarta: Gema Insani, 2012

Imron, M. Ali. Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia dari Masa

Klasik hingga Modern. Yogyakarta : IRCiSoD, 2015

Jannah, Zukhrufatul.“Asbat dan Yahudi dalam Al-Qur’an: Melacak Sejarah

dan Korelasi Asbat dan Yahudi dalam Al-Qur’an”. Tesis S2

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, 2017:

Jażairi, Abū Bakar. Tafsīr al-Aīsar. Jakarta: Darus Sunnah, 2016

Hanum. "Pembahasan dan Analisis Makna al-Magdūb dan ad-Dallin:

Analisis surah al-Fatihah/1: 7 (Penafsiran al-Qurtubī dalam Tafsir

al-Jāmi lil Ahkām al-Qur’ān". Skripsi S1 STAIN Kudus, Fakultas

Ushuluddin, 2017.

Page 154: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

96

Katsīr, Ibnu. Shahīh Ibnu Katsīr, jilid 1, terj. Abu Ihsan Al-Ansari. Jakarta:

Pustaka Ibnu Katsir, 2017

Mahali, as-Suyuti, Jalaluddīn. Tafsir Jalalain.pdf

Mahmud. Tafsir Qur’ān al-Karīm. Jakarta : Hidakarya Agung, 2004.

Muhdina,“Orang-orang non-Muslim dalam Al-Qur’an”. Al-Adyan. vol, 1 no:

2, (Desember 2015): 111

Munawwir, A. Warson. Kāmūs Munawwir (Arab-Indonesia) cet.14.

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

al-Marāgī, Ahmad bin Mustafā. Tafsir al-Marāgī, Juz.1 terj. Bahrun Abu

Bakar. Semarang: Toha Putra, 1985.

Manżur, Ibn. Lisān al- Arāb, Kairo: Dar al-Hadīts, 2013.

Qurtubī, Imām. Tafsir Al-Qurtubi penj. Fathurrahman. Jakarta: Pustaka

Azzam, 2007.

Qutb, Sayyid. Tafsir Fī zilāl al-Qur’ān: Di Bawah Naungan Al-Qur ān terj.

Aunur Rafiq. Jakarta: Rabbani Press, 2011.

Rahman, Kaserun A.S. Kamus Modern-Arab al-Kamal. Surabaya: Pustaka

Progressif, 2010.

Rahman, Arivaie “Al-Fātihah Dalam Perspektif Mufassir Nusantara: Studi

Komparatif Tafsir al-Qur’ānul Mājid an-Nūr dan Tafsir al-Azhār”,

Journal Of Contemporary Islam And Muslim Societies (JCIMS). vol.2

No.1, (Januari-Juni 2018):19-20

Sa’dī, Imam. Tafsir Taīsir Karīmirrahmān Fi tafsīri Kalāmil Mannān Darul

Haq: Pustaka Aysha, ttp,

Saidurrahman, “Sikap dan Pandangan Orang-orang Yahūdī Terhadap Islam”,

Teologia, vol. 25 no. 2 (Juli-Desember 2014)

Page 155: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

97

Salim, Abd. Mu’in. Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera: Tafsir Surah al-

Fātihah, cet.I. Jakarta: Yayasan Kalimah, 1999.

Salim, Peter. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English Press, 2002

Shababiti, Ishamuddin. Sahīh al-Ahādits al-Qudsiyyah terj.Umar Mujtahid,

Jakarta : Pustaka Imam Syafi’i, 2014.

Shabuni, Muhammad Ali. Cahaya Al-Qur ān: Tafsir Tematik Surah al-

Baqarah-al-An’am, terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2000.

Shiddqī, Hasbi. Tafsir Qur’ānul Mājid an-Nūr. Semarang: Pustaka Rizki

Putra, 2000.

Shihāb, Quraīsh. Tafsir Al-Misbah, cet. V. Bandung: Lentara Hati, 2002.

Shihāb, Quraīsh. Wawasan Al-Qur’ān: Tafsir Tematik atas Pelbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Syaukani, Ali Muhammad. Tafsir Fathul Qadir penj. Amir Hamzah, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2009.

Tarpin dan Khotimah, Sejarah Agama Kristen dan Yahudi. Sumatra: Daulat

Riau, 2012

Thalib, 76 Karakter Yahūdī dalam al-Qur’ān. Solo: Pustaka Mantiq, 1989.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cet.1. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Zahwa, Abu. Tafsir Surah al-Fātihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia.

Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.

Page 156: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

98

Sejarah Yahudi sebagai Bangsa, Negara dan Agama

Pada masa ini, Yahudi hanyalah sebuah bangsa Ibrani dan memiliki kebiasaan berpindah-pindah atau nomaden. ada yang tinggal di daerah Utara, dan sebagian mereka ke Selatan.

Berawal dari lahirnya Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir, muncul sikap iri dengki mereka kepada Nabi Muhammad. Hal itu pula yang menyebabkan terjadinya pembangkangan.

Masa Nabi Ibrahim a.s (Bangsa)

Masa Nabi Musa a.s (Agama)

‘Apakah Yahūdī yang ada jaman sekarang adalah Yahūdī atau Banī Isrā īl yang sama

pula?’. Maka, jawabannya adalah tidak. Karena, nasab mereka bukan lagi berasal dari Nabi Ya’qūb a.s. begitu pula dengan ajaran yang sekarang, kaum Yahūdī yang ada saat

ini ialah pemeluk agama Yahūdī setelah sebelumnya mereka menjadi kaum pagais

atau penyembah berhala.

Yahudi Masa Kini (Negara)

Page 157: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

99

Perbedaan pendapat ulama Klasik-Kontemporer

Mengenai kata Magdūb

Golongan dan Para Tokoh

Klasik

Imam al-Qurtubi. Imam Thabari Ibnu Katsir Imam Jalalain

Kontemporer

Sayyid Qutub Rasyid Rida, M. Abduh Quraish Shihab Mahmud Yunus

Pendapat Menurut mereka, kata Magdub hanya diperuntukkan untuk Yahudi, meskipun Allah tidak menyebut namanya.

Mereka berpendapat bahwa Magdūb di situ tidak hanya ditunjukan

untuk umat Yahudi. tapi untuk semua makhluk yang melakukan hal

serupa. Alasan Tapi hal tersebut

telah ditulis dalam hadis yang berbunyi “

اليهودالمغضوب عليهم هم النصارىوان الضالين

“Sesungguhnya orang-orang yang dimurkai itu

adalah kaum Yahudi, dan Sesungguhnya orang-

orang yang sesat adalah kaum Nasrani“.

Karena, Allah tidak menyebut nama Yahudi

dalam ayat tersebut. Maka, mereka dapat memaknainya lain.

Maka, perbedaannya adalah ulama Klasik berfokus pada siapa kata yang dimaksud di situ. Sedangkan Kontemporer melihat lebih jauh, apa saja yang melatar belakangi peristiwa tersebut.

Page 158: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

100

Page 159: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

101

Page 160: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

102

Page 161: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

103

Page 162: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

104

Page 163: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

105

Page 164: ANALISIS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49401...Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Kemurkaan Allah terhadap Yahudi. Yahudi

106

Hubungan antara gadab, gaīz, sakhito dan kazīm

No. Kata Ruang lingkup

Arti Persamaan Perbedaan

1. gadab Luas1 Subjek: Allah Manusia

Murka Marah

Dari segi kata, sama-sama menunjukan perilaku yang didasari dari emosi. Kecuali, untuk Allah.

Tingkat emosi pertama

2. gaiz Sempit2 Subjek: Manusia

Marah Keempat

3. sakhito Sempit Subjek: Allah

Murka Kedua

4. kazim Sempit Subjek: Allah

Murka Ketiga

1 Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa gadab memilikki banyak makna.

Terhadap 2 macam: subjek dsan objek, maksud luas di sini ialah mengandung subjek Allah ataupun manusia.

2 Jika gaiz, ia hanya berada dapat cangkupan terkecil. Yakni, manusia.