analisis aspek biologi ikan nilem

90
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir praktikum Analisis Aspek Biologi (Pertumbuhan, Reproduksi dan Ciri Morfologi) Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap dan juga sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu perikanan. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada kedua orang tua penyusun, dan rekan-rekan kelas atas doa, bimbingan, dukungan baik moril maupun materil selama penyusunan laporan ini. Penyusun juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu kelancaran penyusunan laporan ini. Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas secara berlimpah oleh Allah SWT, dan semoga kita semua berada dalam rahmat dan lindungan- Nya. Amin. Jatinangor, April 2015 i

Upload: riana-faoza

Post on 10-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Praktikum Biologi Perikanan

TRANSCRIPT

55

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir praktikum Analisis Aspek Biologi (Pertumbuhan, Reproduksi dan Ciri Morfologi) Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap dan juga sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu perikanan.Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada kedua orang tua penyusun, dan rekan-rekan kelas atas doa, bimbingan, dukungan baik moril maupun materil selama penyusunan laporan ini. Penyusun juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu kelancaran penyusunan laporan ini.Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas secara berlimpah oleh Allah SWT, dan semoga kita semua berada dalam rahmat dan lindungan-Nya. Amin.

Jatinangor, April 2015

Penyusuniii

1

DAFTAR ISI

BabHalamanDAFTAR TABELiiiDAFTAR GAMBARivDAFTAR LAMPIRANv

IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Tujuan1

IITINJAUAN PUSTAKA2.1Ikan Nilem32.1.1 Morfologi Ikan Nilem32.1.2 Klasifikasi Ikan Nilem52.1.3 Aspek Biologi Ikan Nilem52.1.3.1Hubungan Panjang Berat pada Ikan52.1.3.2Tingkat Kematangan Gonad82.1.3.3Indeks Kematangan Gonad102.1.3.4Rasio Jenis Kelamin122.1.3.5Fekundtias132.3Pertumbuhan Ikan152.3.1Pertumbuhan Alometrik162.3.2Pertumbuhan Isometrik16

IIIMETODELOGI3.1Waktu dan Tempat173.2. Alat dan Bahan173.2.1. Alat173.2.2. Bahan173.3. Prosedur Kerja18

IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Data Hasil Pengukuran184.2. Pembahasan37

VKESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan456.2 Saran45

DAFTAR PUSTAKA46LAMPIRAN47

DAFTAR TABELNomor Judul Halaman1 Pertumbuhan Panjang dan Rasio Kelammin Ikan 1 192 Pertumbuhan Panjang dan Rasio Kelammin Ikan 2193 Data Reproduksi Kelompok Ikan 1194 Data Reproduksi Kelompok Ikan 2205 Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan 1 Kelas206 Interval SL dan Rasio Kelamin Ikan Nilem237 Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan 1 Kelas248 Interval SL dan Rasio Kelamin Ikan Nilem259 Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem 12810 Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem 23011 Hasil Reproduksi Bagian 1 Ikan Nilem 1 Kelas3212 Hasil Reproduksi Bagian 1 Ikan Nilem 1 Kelas3213 Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem3314 Hasil Reproduksi Bagian 1 Ikan Nilem 2 Kelas3415 Hasil Reproduksi Bagian 2 Ikan Nilem 1 Kelas3416 Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem3517 Data Food and Feeding Habits Ikan Nilem 13618 Data Food and Feeding Habits Ikan Nilem 237

DAFTAR GAMBARNomorJudul Halaman1 Ikan Nilem32 Grafik Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nilem63 Grafik Regresi Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan84 Pembagian Gonad untuk Menghitung Fekunditas145 Grafik Rasio Kelamin Ikan Nilem 1236 Diagram Persentase Rasio Kelamin Ikan Nilem 1247 Grafik Rasio Kelamin Ikan Nilem 2278 Diagram Persentase Rasio Kelamin Ikan Nilem 2289 Grafik Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem 12910 Grafik Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem 23111 Grafik Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem 13312 Grafik Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem 235

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman1 Lampiran 1482 Lampiran 249

48

v

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBiologi Perikanan merupakan studi ilmu mengenai ikan yang mempelajari dinamika siklus hidup, populasi ikan mulai dari telur hingga dewasa, reproduksi, makanan dan cara makan. Terkadang biologi perikanan sering dikaitkan dengan biologi ikan namun sebenarnya biologi perikanan sudah mencakup biologi ikan dengan penekanan terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Dalam mempelajari biologi perikanan, harus dipahami dan memperhatikan berbagai aspek biologi ikan terlebih dahulu seperti berbagai populasi dan faktor yang mengontrolnya, kecepatan pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan, fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan dan pola reproduksi, kecepatan survival dan mortalitas pada tahap tahap siklus hidup dan berbagai interaksi terhadap spesies lain. Ikan memiliki tingkat kematangan gonad (TKG), yaitu tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah. Tingkat kematangan gonad tertinggi akan didapatkan pada saat pemijahan akan tiba. Tingkat kematangan gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks kematangan gonad (IKG) atau disebut juga indeks gonad somatik (Elvyra 2004).Tingkat kematangan gonad akan mempengaruhi fekunditas ikan. Fekunditas sendiri adalah jumlah telur yang sudah matang dan siap untuk dipijahkan. Fekunditas pun erat kaitannya dengan panjang dan berat. Fekunditas dipengaruhi juga oleh jenis makanan yang dimakan. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi dan kondisi ikan dalam suatu perairan.

1.2 TujuanPraktikum ini bertujuan untuk:1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan.2. Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan betutu.3. Untuk mengetahui indeks kematangan gonad ikan betutu.4. Untuk mengetahui HSI ikan betutu.

1.3 ManfaatAdapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui pertumbuhan ikan baik panjang dan berat2. Mengetahui hubungan panjang berat3. Mengetahui tingkat kematangan gonad4. Mengetahui ciri-ciri ikan yang akan memijah dan setelah memijah.5. Mengetahui indeks kematangan gonad dari suatu spesies ikan. 6. Mengetahui letak inti telur pada ikan betina yang akan memijah 7. Mengetahui diameter telur8. Mengetahui jenis gigi pada ikan9. Mengetahui jenis sisik ikan 10. Mengukur mulut ikan11. Menghitung sirip ikan3

2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Ikan Nilem2.1.1 Morfologi Ikan NilemIkan nilem atau Silver Shark minnowFamilia Cyprinidae, Genus Osteochilus, SpeciesOsteochilus hasselti mempunyai ciri morfologiantara lain bentuk tubuh hampir serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Pada sudut-sudut mulutnya, terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuhnya hijau abu-abu. Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip dubur disokong oleh3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak.Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping. Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang sungut peraba

Gambar 1. Ikan Nilem(sumber : google.com)Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena hampir ronga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus. Hepar terdiri atas dua lobi, vesca fellea dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus yang bermuara ke duodenum. Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus ventriculli.Osteochilus hasseltimempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro 1988).Ginjal yang gilik yang terletak antara vesica pneumatica dengan tulang vertebrae. Cairan yang mengandung sisa-sisa persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil dari darah dalam ginjal akan ditampung ke dalam vesica urinaria melalui ureter (Jasin 1989).Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas operculum menutup lelekat pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (Jasin 1989).Menurut Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan yang sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang di bagian basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang berupa sepasang deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melejat pada bagian depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung renang untuk menjaga keseimbangan di dalam air.Sirip adalah suatu perluasan integument (pembungkus tubuh) yang tipis yang disokong oleh jari-jari sirip. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan untuk berenang. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor(caudal fin), dan sirip dubur (anal fin) disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) disebut sirip berpasangan (Jasin 1989).Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang relatif besar dan lunak bila diraba (Sumantadinata 1981).Ikan ini terdapat di Jawa, Sumatera danKalimantan,Malaysia, danThailand. Pada umumnya, ikan nilem dapat dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 m dpl.

2.1.2 Klasifikasi Ikan NilemKlasifikasi ikan Nilem (Osteochilus hasselti), menurut Saanin (1987) adalah:Phylum : ChordataSubphylum : VertebrataClassis : PiscesSubclassis : TeleosteiOrdo : OstariophysiSub Ordo : CyprinoidaeFamilia : CyprinidaeSub familia : CyprininaeGenus : OstechilusSpesies :Osteochilus hasselti

2.1.3 Aspek Biologi Ikan NilemPengelolaan sumberdaya perikanan untuk menjaga kelestariannya tidak hanya terpusat pada aspek produksi ikannya, melainkan juga pada aspek biologi ikan dan faktor lingkungan hidup ikan.

a. Hubungan Berat PanjangBerdasarkan hasil analisis hubungan panjang berat didapatkan nilai a sebesar 0,0000296 dan nilai b sebesar 2,8392. Nilai b yang diperoleh kurang dari 3, menunjukkan bahwa pertambahan panjang lebih cepat daripada bertambahan beratnya yaitu termasuk pertumbuhan allometrik negatif. Menurut Effendie (2002), menyatakan bahwa kecepatan pertumbuhan panjang dan berat ikan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain keturunan dan jenis kelamin yang membawa sifat genetik masing masing dari alam yang sulit untuk dikontrol. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain yaitu suhu, salinitas, makanan, dan pencemaran yang secara tidak langsung akan mengakibatkan menurunnya kualitas air.

Persamaan hubungan panjang dan berat ikan Nilem adala sebagai berikut :

Gambar 2. Grafik Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nilem(sumber : google.com)

Berdasarkan perhitungan panjang dan berat ikan Nilem dapat diketahui faktor kondisinya yaitu sebesar 1,144 maka keadaan ikan kurang pipih atau kurus. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Sanjaya (2012), di perairan Rawa Pening nilai Kn pada bulan Mei 1,037, Juni 1,039 dan Juli 1,046. Nilai Kn berkisar antara 1 3 maka keadaan ikan kurus. Harga Faktor kondisi tergantung pada jumlah kepadatan populasi, tingkat kematangan gonad, makanan, jenis kelamin dan umur ikan (Effendie 2002).Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hubungan yang terdapat pada ikan tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Analisa hubungan panjang-berat ini dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut index of plumpness, yang merupakan salah satu hal penting dalam pertumbuhan untuk membandingkan kondisi atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu (Everhart dan Youngs 1981 dalam Effendi 2002).Analisis panjang dan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam. Rumus hubungan antara panjang total ikan dengan beratnya adalah persamaan eksponensial sebagai berikut (Effendie 1979) :W= a LbKeterangan : W adalah berat total ikan (g), L adalah panjang total ikan (mm), a dan b adalah konstanta hasil regresi (diperoleh dengan uji statistik regresi).Rumus umum hubungan panjang-berat, apabila di transformasikan ke dalam logaritma, akan menjadi persamaan: log W = log a + b log L, yaitu persamaan linier atau persamaan garis lurus sebagai berikut :

Hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b (Effendi 1997) : Bila b=3, hubungan yang terbentuk adalah isometrik (pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat). Bila b 3 maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik, dimana ; Bila b > 3 maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik positif yaitu pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang, menunjukkan keadaan ikan tersebut montok. Bila b < 3, hubungan yang terbentuk adalah allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat, menunjukkan keadaan ikan yang kurus.Hasil plot data panjang dan berat ikan dalam suatu gambar, maka akan didapatkan grafik hubungan sebagai berikut :Log (Panjang)Log (Berat)

Gambar 3. Grafik Regresi Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan(Sumber : Effendi 1997)Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang dan berat ialah kita dapat menduga berat dari panjang ikan atau sebaliknya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu faktor dalam dan luar. Faktor dalam umumnya sukar dikontrol, antara lain keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan ialah makanan, suhu perairan dan faktor-faktor kimia perairan, antara lain oksigen, karbondioksida, hidorgen sulfida, keasaman dan alkalinitas (Effendie 2002).

b.Tingkat dan Indeks Kematangan Gonad Ikan NilemPengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan menggunakan metode Kesteven (Bagenal dan Barum 1968) dalam Effendie (2002). Selama penelitian TKG ikan jantan tertinggi diperoleh pada TKG IV (perkembangan II), yaitu sebesar 32,53 %. Sedangkan pada ikan betina TKG tertinggi diperoleh pada TKG V (Bunting) dengan persentase 61,36%.Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2012), di Rawa Pening dibulan Mei Juli diperoleh dominasi ikan Nilem yang memiliki TKG IV (Perkembangan II). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ikan Nilem memijah hampir sepanjang tahun dan pada puncaknya di akhir musim penghujan. Hal ini diperkuat Ghufran (2010), di perairan bebas ikan Nilem mulai memijah pada akhir musim penghujan di daerahyang berpasir dan berair jernih serta agak dangkal. Dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkelanjutan perlu adanya peraturan mengenai zona penangkapan ikan Nilem, sehingga nelayan tetap dapat melakukan penangkapan namun tempat tempat dimana ikan Nilem sedang memijah dapat terlindungi dari upaya penangkapan dan dapat memijah sebelum tertangkap oleh nelayan.Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Proses sebelum pemijahan ini, mengakibatkan sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk perkembangan gonad. Pertambahan berat gonad akan diikuti dengan semakin bertambah besar ukuran panjang, termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai (Kordi 2010). Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang mencirikan tahap stadianya. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan sebesar 5-10%. Pencatatan perubahan kematangan gonad dapat digunakan untuk mengetahui apabila ikan akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan pada saat pertama kali gonadnya matang, ada hubungan dengan pertumbuhan ikan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya (Effendi 2002). Menurut Kesteven dalam (Effendi 1997) membagi tingkat kematangan gonad dalam beberapa tahap yaitu:1. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung, testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.2. Dara Berkembang. Testis dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.3. Perkembangan I. Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.4. Perkembangan II. Testis berwarna putih kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-merahan. Telur dapat dibedakan dengan jelas, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisis kira-kira dua pertiga ruang bawah.5. Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat, beberapa dari telur ini jernih dan masak.6. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan di perut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.7. Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali, tidak ada telur yang bulat telur.8. Salin. Testis dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.9. Pulih Salin. Testis dan ovarium berwarna jernih, abu-abu merah.

c. Indeks Kematangan Gonad (IKG)Indeks Kematangan Gonad (IKG) diketahui untuk melihat perubahan yang terjadi didalam gonad secara kuantitaf. Dari hasil perhitungan IKG pada ikan Nilem betina diperoleh IKG tertinggi pada Ikan Nilem betina sebesar 45,32% dengan panjang 145 mm dan berat 33,3 gr dan IKG terkecil sebesar 2,35% dengan panjang 110 mm dan berat 20,4 gr. Sedangkan IKG tertinggi pada ikan Nilem jantan sebesar 23,07% dengan panjang 133 mm dan berat 26,1 gr. IKG terendah pada ikan Nilem jantan sebesar 0,64% dengan panjang 123 mm dan berat 32,6 gr. Hal ini sesuai dengan Effendie (2002), yang menyatakan bahwa Indeks Kematangan Gonad Ikan Nilem Betina lebih besar dibandingkan IKG ikan Nilem Jantan. Nilai IKG ikan Nilem yang tinggi menunjukkan bahwa ukuran gonad ikan Nilem besar, mengakibatkan ikan Nilem ditangkap tidak hanya untuk diambil dagingnya saja, namun ikan Nilem yang dicari adalah ikan Nilem yang matang gonad untuk dimanfaatkan telurnya. Menurut Subagia et al. (2006), Ikan Nilem saat ini dieksploitasi tidak hanya untuk dikonsumsi dagingnya saja tetapi juga telurnya.Telurnya sangat digemari masyarakat karena rasanya lezat dan dapat diekspor sebagai pengganti kapiar. Jika hal ini terjadi terus menerus maka dapat mengancam stok ikan Nilem di alam karena ikan yang siap memijah tertangkap dan tidak memiliki kesempatan untuk melahirkan keturunannya. Oleh karena itu kebutuhan akan telur ikan Nilem dapat ditanggulangi dengan melakukan budidaya sehingga stok di alam tetap terjaga.Indeks Kematangan Gonad atau disebut juga Maturity atau Gonado Somatic Index merupakan suatu indeks yang menyatakan perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif. Indeks Kematangan Gonad merupakan suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan 100%, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :IKG= Indeks Kematangan Gonad (%)Bg= Berat Gonad (gram)Bw= Berat Tubuh (gram)Indeks Kematangan Gonad dapat digunakan sebagai tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Perbedaan nilai IKG dapat disebabkan perubahan tingkat metabolisme pada suhu yang berbeda. Dimana perbedaan suhu akan mempengaruhi tingkat metabolisme suatu organisme budidaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa tingkat metabolisme berhubungan dengan suhu air, sehingga tingkat metabolisme akan mengalami perubahan jika dipelihara pada suhu yang berbeda.Ikan yang mempunyai berat tubuh lebih berat maka akan memiliki berat gonad yang jauh lebih berat, hal ini berkaitan langsung dengan ukuran telur yang dihasilkan. Menurut Effendie (1997), umumnya sudah dapat diduga bahwa semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar pula.Ikan betina memiliki nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Indeks Kematangan Gonad (IKG) dihubungkan dengan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad. Dengan merperbandingkan demikian akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dan di luar gonad, atau nilai-nilai morfologi yang kuantitatif. Bergantung pada macam dan pola pemijahannya, maka akan didapatkan nilai indeks yang sangat bervariasi setiap saat (Effendie 2002).

d. Rasio Jenis Kelamin Ikan NilemPerbandingan rasio kelamin berguna untuk melihat keseimbangan ikan jantan dan betina di alam. Hasil rasio kelamin ikan Nilem selama penelitian didapatkan jumlah ikan Nilem betina lebih banyak dibandingkan jumlah ikan Nilem Jantan yaitu 1 : 1,29. Menurut Kiat (2004) dalam Haryono (2006), dikatakan bahwa rasio jenis kelamin ikan tambra dan jenis ikan air tawar lainnya selalu berubah tergantung populasi dan kondisi perairan yang ada. Dengan demikian informasi mengenai rasio jenis kelamin dapat berubah tergantung situasi di perairan itu sendiri. Menurut Sadhotomo dan Potier (1991) dalam Saputra (2009), di Perairan perbandingan jenis kelamin ikan diharapkan seimbang, bahkan diharapkan jumlah ikan betina lebih banyak daripada jantan sehingga populasinya dapat dipertahankan walaupun ada kematian alami dan penangkapan.Rasio kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina dalam suatu populasi dimana perbandingan 1:1 yaitu 50% jantan dan 50% betina merupakan kondisi ideal untuk mempertahankan spesies. Kenyataanya di alam perbandingan rasio kelamin tidaklah mutlak, hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan (Effendie 2002). Penyimpangan dari kondisi ideal tersebut disebabkan oleh faktor tingkah laku ikan itu sendiri, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhannya. Keseimbangan rasio kelamin dapat berubah menjelang pemijahan. Ketika melakukan ruaya pemijahan, populasi ikan didominasi oleh ikan jantan, kemudian menjelang pemijahan populasi ikan jantan dan betina dalam kondisi yang seimbang, lalu didominasi oleh ikan betina. Ikan jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan sifat seksual primer dan sekunder. Sifat seksual primer ditandai dengan ovarium dan pembuluhnya (ikan betina) dan testis dengan pembuluhnya (ikan betina) yang hanya dapat dilihat dengan melakukan pembedahan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu bersifat sementara (hanya muncul pada musim pemijahan saja) dan bersifat permanen (tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan) (Effendie 2002).

d.FekunditasPerhitungan fekunditas dilakukan pada ikan Nilem yang memiliki TKG III, IV dan V. Berdasarkan sampel 44 ekor ikan Nilem diperoleh hasil fekunditas tertinggi sebanyak 156.695 butir dengan panjang 250 mm dan berat 244,1 gr. Sedangkan hasil fekunditas terendah sebanyak 2.966 butir dengan panjang 127 mm dan berat 21,3 gr.Menurut Moyle (2004) dalam Bakhris (2008), mengatakan bahwa rata rata fekunditas pada ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Beberapa faktor yang berperan terhadap jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan betina yaitu fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk, ukuran telur, kondisi lingkungan dan kepadatan populasi.Metode perhitungan fekunditas dapat dilakukan dengan cara berikut :a. Cara Menjumlah LangsungCara ini merupakan cara yang paling baik dan tepat hasilnya. Caranya menghitung telur satu per satu dari telur yang ada. Namun cara ini hanya untuk ikan yang relatif menghasilkan telur sedikit seperti ikan yang melahirkan, ikan yang menjaga keturunannya dengan baik dan ikan-ikan berukuran kecil. Apabila ikan yang mempunyai telur banyak sekali, metode ini tidak efisien karena terlalu banyak menghabiskan waktu.b. Cara volumetrik 1. Menghitung volume gonad keseluruhan (dapat dilakukan dengan memasukannya pada gelas ukur berisi air, dan menghitung selisih volume awal air saja dan volume akhir, yaitu air dan gonad). (V)2. Membagi kedua gonad dalam 3 bagian (anterior A, tengah T, dan posterior, P) Menghitung volume ke-3 bagian gonad tersebut di setiap gonad (jadi ada 6 bagian). (seperti pada cara yang pertama). (v)3. Menghitung telur pada 6 bagian telur tersebut secara manual. (x)4. Menghitung fekuinditas dengan memasukannya pada rumus. (X)

Gambar 4. Pembagian Gonad untuk Menghitung FekunditasSehingga, untuk mencari nilai fekunditas, dapat dirumuskan sebagai berikut :X : x= V : vKeterangan :X/F= Jumlah telur yang akan dicarix= Jumlah telur dari sebagian gonadV= Volume seluruh gonadv= Volume sebagian gonad contohc. Cara gravimetrikPerhitungan fekunditas telur dengan metode gravimetrik dilakukan dengan cara mengukur berat seluruh telur yang dipijahkan dengan teknik pemindahan air. Selajutnya telur diambil sebagian kecil diukur beratnya dan jumlah telur dihitung. Dengan bantuan rumus berikut ini :

Keterangan:F = fekunditas jumlah total telur dalam gonadG = bobot gonad setiap ekor ikang = bobot sebagian gonad (gonad contoh)n = jumlah telur dari (gonad contoh)Fekunditas mempunyai hubungan atau keterpautan dengan umur, panjang, atau bobot tubuh dan spesies ikan. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa pada umumnya fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran ikan betina. Semakin banyak makanan maka pertumbuhan ikan semakin cepat dan fekunditasnya semakin besar.

2.2Pertumbuhan pada IkanPertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang dan berat dalam periode waktu. Pertumbuhan populasi dapat didefinisikan sebagai peningkatan biomassa suatu populasi yang dipengaruhi oleh banyaknya faktor yang berasal dari luar maupun dalam (Effendie 2002).Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda, yaitu: temperatur, kulitas air, kualitas dan ketersediaan makanan, ukuran ikan dan jenis kelamin, jumlah ikan, dan kematangan gonad dari ikan tersebut. Ikan akan mengalami penurunan pertumbuhan saat pertama kali matang gonad karena sebagian makanan untuk pertumbuhan digunakan untuk perkembangan gonad (Effendie 2002).Pendugaan suatu pertumbuhan dapat menggunakan dua model, yaitu model yang berhubungan dengan bobot dan model yang berhubungan dengan panjang. Analisis pola pertumbuhan menggunakan data panjang-bobot. Persamaan hubungan panjang-bobot ikan dimanfaatkan untuk berat ikan melalui panjangnya dan menjelaskan sifat pertumbuhannya. Bobot dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Dengan kata lain, hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk menduga bobot melalui panjang (Effendie 2002). Pola pertumbuhan di bagi menjadi dua, yaitu petumbuhan isometrik dan pertumbuhan alometrik.

2.3.1 Pertumbuhan AllometrikPertumbuhan allometrik adalah pertumbuhan yang tidak seimbang dan dapat bersifat sementara, misalnya perubahan yang berhubungan dengan kematangan gonad pada ikan (Effendie 2002). Pertumbuhan allometrik dibagi lagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan allometrik positif (apabila nilai b > 3) dan pertumbuhan allometrik negatif (apabila nilai b < 3). Pertumbuhan allometrik positif terjadi saat pertambahan berat lebih dominan daripada pertumbuhan panjang. Pertumbuhan allometrik negatif terjadi ketika pertambahan panjang lebih dominan dari pada perubahan berat.

2.2.2 Pertumbuhan IsometrikPertumbuhan isometrik dimaksudkan sebagai perubahan yang bersifat seimbang terus dalam tubuh suatu organisme. Menurut Effendie (2002), pertumbuhan isometrik dimaksudkan sebagai perubahan yang bersifat seimbang terus dalam tubuh suatu organisme.Perubahan perbandingan tubuh merupakan salah satu perhatian dari para ahli perikanan yang mencoba mencari stok yang sama spesiesnya atau dari spesies yang hampir bersamaan. Pemisahan yang dilakukan adalah dari setiap perbedaan karena pertumbuhan sebagai akibat dari lingkungan atau karena keturunan, dengan membandingkan contoh yang diambil dari daerah yang berbeda, tetapi mempunyai ukuran sama.

47

3

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan TempatPraktikum analisis aspek biologi (pertumbuhan, reproduksi, dan kebiasaan makan) ikan nilem ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 21 April 2015, dimulai puku 12.30 WIB. Tempat yang digunakan yaitu Ruang Laboratorium Fisiologi Hewan Air FPIK Unpad.

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 AlatAdapun alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah1. Penggaris: untuk mengukur TL dan SL ikan 2. Timbangan: untuk menimbang berat hati dan gonad ikan3. Cawan Petri: untuk mnganalisis kandungan pakan di mikroskop4. Sonde: untuk mematikan ikan5. Gunting: untuk membedah ikan6. Pinset: alat bantu pembedahan ikan7. Mikroskop:alat untuk meneliti kandungan pakan dengan perbesaran tertentu.8. Hand Counter: alat untuk menghitung jumlah telur

3.2.2 BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah1. Ikan Nilem sebagai ikan yang digunakan untuk praktikum/ penelitian2. Aquades, berfungsi sebagai larutan pengencer dan larutan volumetrik3. Larutan Sera, untuk mengetahui posisi inti telur pada oosit4. Larutan Acetocarmine, untuk mengidentifikasi gonad ikan

3.3 Prosedur KerjaIkan diambil, kemudian dimatikan dengan penusuk pada bagian depan kepala ikan

Bobot ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan

Panjang ikan diukur Total Length (TL), Standart Length (SL) menggunakan penggaris

Dihitung pola pertumbuhan berdasarkan teknik Lagler (1961)

Ikan dibedah dimulai dari bagian urogenital melingkar menuju rongga perut dengan menggunakan gunting

Gonad ikan diambil kemudian diamati dan diukur panjang dan beratnya

Dihitung IKG dan HSI berdasarkan rumus

Ambil usus dan amati isi usus dengan cara di striping

Identifikasi spesies yang terdapat pada usus tersebut dengan menggunakan mikroskop

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok Kelompok: 6 Hari/Tanggal: Selasa, 21 April 2015 Spesies ikan: Ikan Nilem Asal ikan: Waduk CirataTabel 1. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok Pada Ikan 1Jenis IkanPertumbuhanKelamin

Panjang (mm)Berat (gram)JantanBetina

Ikan BetutuSLFLTL

110120 13029,46-

Tabel 2. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok Pada Ikan 2Jenis IkanPertumbuhanKelamin

Panjang (mm)Berat (gram)JantanBetina

Ikan BetutuSLFLTL

110120 13023,01-

4.1.2 Hasil Pengamatan Reproduksi KelompokTabel 3. Data Reproduksi Kelompok Ikan 1TKGBg (g)IKG (%)Bht (g)HSI (%)FekunditasDiameter Telur (m)

Bunting4,4517,790,152,3077056

Perhitungan IKG dan HSI data Kelompok :1. Perhitungan IKG

2. Perhitungan HSI

3. Perhitungan Fekunditas

Tabel 4. Data Reproduksi Kelompok Ikan 2TKGBg (g)IKG (%)Bht (g)HSI (%)FekunditasDiameter Telur (m)

Perkembangan I1,145,210,100,43-50

Perhitungan IKG dan HSI data Kelompok :4. Perhitungan IKG

5. Perhitungan HSI

4.1.3 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin KelasTabel 5. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Nilem 1 Kelas

Kel-

Nama PraktikanPertumbuhanKelaminRasio

Panjang (mm)BeratJantanBetinaKelamin

SLFLTL

1Dini Maliha10512013524,9310

Rayana

Adli M.

Rury Ratnafuri

2Fahri . F10511513030,1801

Risa M

M. Musa DZ

3Dita Tania17718921733,2101

Windi A.

Rizal Firdaus

4Aisyah Dwi10011013020,601

Syarifudin

Fathin A.

5Dhita Hapsari10012014028,6201

Syifa Zahidah

Dicky D.

6Riana Faosa11012013029,4601

Hilman H.

Ardiansyah

7Zahra Imma R.11212314533,3601

Dyah Hafizha

Bagus Renaldo

8Rahmahwati R.10011012521,0201

M. Aulia R. S.

M. Galdio N. A.

9Ali Aji Adi N.9711012720,6501

M. Rakhman

Ruth Maria

10Hanna Maryam11513014537,9201

Bayu . R

M. Ryan K.

11Choki S. D.10712013830,8401

Ayu Mardhiana

Deni Sihabudin

12Aisyah A. M.10512013525,810

M. Salsabil

Fachri A. M.

13Resna Ajeng A.11513514534,3601

Raden Rahmadi

Christoper R.

14Kalysta F.9811112824,2601

Jumaidi Effendi

Yuki Aditya R.

15Dwi Muthiah10812314532,601

Fadhillah A.

Agung Fuadi

16Kartika Irta D.9710712524,9401

Rosa H.

Taufik Ikhsan

Ruth Mawar

18Gilang T.11012214533,1301

Geugeuh G.

Dina Arifiah

19Kelana Putra10011212724,3401

Takbir S.

Silmi Fitriani

20Sona Y. D.10512514024,1201

Reyhan Alif

Eva Amalia

21Shafwan Hariz10011212524,4101

Fahira Nur A.

Chervin

Pengelompokan Data Panjang (Standard Length) Ikan Betutu Hasil PecobaanPengelompokan data dilakukan dengan metode statistika menggunakan distribusi frekuensi. Rumus yang dapat digunakan untuk mengelompokan data menggunakan tabel distribusi frekuensi adalah rumus Sturge. Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut :K = 1 + 3,3 Log n

Dimana :K= Jumlah Kelas Intervaln = Jumlah Data observasilog = LogaritmaDari data tersebut maka dapat dihitung jumlah kelas dari 42 data tersebut adalah:K = 1 + 3,3 Log nK = 1 + 3,3 Log 21K = 5,356 K 6Kemudian, untuk menghitung panjang kelas dari 42 data tersebut, digunakan rumus :

Jadi, panjang kelas yang didapatkan adalah 14

Tabel 6. Interval SL dan Rasio Kelamin Ikan NilemKelasIntervalJumlahJantanBetina

196,5 110,517215

2110,5 124,5303

3124,5 - 138,5000

4138,5 - 152,5000

5152,5 - 166,5000

6166,5 - 180,5 101

21219

Menggunakan tabel interval SL dan Rasio Kelamin diatas, maka dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik Rasio Kelamin Ikan Nilem 1Persentase Rasio Kelamin Ikan Nilem :

Gambar 6. Diagram Rasio Kelamin Ikan Nilem 1

Tabel 7. Data Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Nilem 2 KelasKel-Nama PraktikanPertumbuhanKelaminRasio

Panjang (mm)BeratJantanBetinaKelamin

SLFLTL

1Dini Maliha10011513022.7301

Rayana

Adli M.

Rury Ratnafuri

2Fahri . F9510512020.3601

Risa Mawadatu

M. Musa DZ

3Dita Tania17719722433.501

Windi A.

Rizal Firdaus

4Aisyah Dwi11013014034.601

Syarifudin

Fathin A.

5Dhita Hapsari9010011518.9310

Syifa Zahidah

Dicky D.

6Riana Faosa11012013023.0101

Hilman H.

Ardiansyah

7Zahra Imma R.11412514531.501

Dyah Hafizha

Bagus Renaldo

8Rahmahwati R.10511513525.0210

M. Aulia R. S.

M. Galdio N. A.

9Ali Aji Adi N.10612013930.6201

M. Rakhman

Ruth Maria

10Hanna Maryam9711713021.6510

Bayu . R

M. Ryan K.

11Choki S. D.10812013829.5801

Ayu Mardhiana

Deni Sihabudin

12Aisyah A. M.12013515036.901

M. Salsabil

Fachri A. M.

13Resna Ajeng A.13515516535.0401

Raden Rahmadi

Christoper R.

14Kalysta F.9110811619.7701

Jumaidi Effendi

Yuki Aditya R.

15Dwi Muthiah9711213029,6101

Fadhillah A.

Agung Fuadi

16Kartika Irta D.11712515031,0301

Rosa H.

Taufik Ikhsan

Ruth Mawar

18Gilang T.10011012522,6401

Geugeuh G.

Dina Arifiah

19Kelana Putra11012213434,1501

Takbir S.

Silmi Fitriani

20Sona Y. D.10011012527,0601

Reyhan Alif

Eva Amalia

21Shafwan Hariz110125141,536,4801

Fahira Nur A.

Chervin

Pengelompokan Data Panjang (Standard Length) Ikan Betutu Hasil PecobaanPengelompokan data dilakukan dengan metode statistika menggunakan distribusi frekuensi. Rumus yang dapat digunakan untuk mengelompokan data menggunakan tabel distribusi frekuensi adalah rumus Sturge. Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus berikut :K = 1 + 3,3 Log n

Dimana :K= Jumlah Kelas Intervaln = Jumlah Data observasilog = LogaritmaDari data tersebut maka dapat dihitung jumlah kelas dari 42 data tersebut adalah:K = 1 + 3,3 Log nK = 1 + 3,3 Log 21K = 5,356 K 6Kemudian, untuk menghitung panjang kelas dari 42 data tersebut, digunakan rumus :

Jadi, panjang kelas yang didapatkan adalah 14

Tabel 8. Interval SL dan Rasio Kelamin Ikan NilemKelasIntervalJumlahJantanBetina

196,5 110,516115

2110,5 124,5202

3124,5 - 138,5101

4138,5 - 152,5000

5152,5 - 166,5000

6166,5 - 180,5 101

21120

Menggunakan tabel interval SL dan Rasio Kelamin diatas, maka dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut :

Gambar 7. Grafik Rasio Kelamin Ikan Nilem 2Persentase Rasio Kelamin Ikan Nilem :

Gambar 8. Diagram Rasio Kelamin Ikan Nilem 2

4.1. 4 Hasil Regresi Pertumbuhan KelasTabel 9. Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem 1Kel-SLBobotLog L (X)Log W(Y)(Log L)2Log L.Log W

110524.932.02121.39674.08522.8230

210530.182.02121.47974.08522.9908

317733.212.24801.52135.05343.4198

410020.62.00001.31394.00002.6277

510028.622.00001.45674.00002.9133

611029.462.04141.46924.16732.9993

711233.362.04921.52324.19933.1214

810021.022.00001.32264.00002.6453

99720.651.98681.31493.94732.6124

1011537.922.06071.57894.24653.2536

1110730.842.02941.48914.11843.0220

1210525.82.02121.41164.08522.8532

1311534.362.06071.53614.24653.1653

149824.261.99121.38493.96502.7576

1510832.62.03341.51324.13483.0770

169724.941.98681.39693.94732.7753

1811033.132.04141.52024.16733.1034

1910024.342.00001.38634.00002.7726

2010524.122.02121.38244.08522.7940

2110024.412.00001.38764.00002.7751

40.613728.785482.533758.5023

Menggunakan grafik scatter yang dibuat pada microsoft excel dan menggunakan data regresi pertumbuhan diatas, maka didapatkan grafik sebagai berikut ini :

Gambar 9. Grafik Regresi Pertumbuhan pada Ikan Nilem 1(Hubungan Panjang dan Berat)Dari grafik tersebut, maka didapatkan nilai a, b, dan R sebagai berikut : a= - 0,1894b= 0,8021R2= 0,3199

Menentukan Nilai b sebagai Tipe Pertumbuhan (Perhitungan Lagler)

4

Sehingga nilai b dapat dicari dengan cara :

Sehingga, nilai b pada ikan betutu adalah b < 3

Tabel 10. Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Nilem 2Kel-SLBobotLog L (X)Log W(Y)(Log L)2Log L.Log W

110022.732.00001.35664.00002.7132

29520.361.97771.30883.91142.5884

317733.52.24801.52505.05343.4283

411034.62.04141.53914.16733.1419

59018.931.95421.27723.81912.4959

611023.012.04141.36194.16732.7802

711431.52.05691.49834.23093.0819

810525.022.02121.39834.08522.8262

910630.622.02531.48604.10193.0096

109721.651.98681.33553.94732.6533

1110829.582.03341.47104.13482.9912

1212036.92.07921.56704.32303.2581

1313535.042.13031.54464.53833.2904

149119.771.95901.29603.83782.5389

159729.611.98681.47143.94732.9234

1611731.032.06821.49184.27743.0853

1810022.642.00001.35494.00002.7098

1911034.152.04141.53344.16733.1303

2010027.062.00001.43234.00002.8647

2111036.482.04141.56214.16733.1888

40.692628.811182.876858.6995

Menggunakan grafik scatter yang dibuat pada microsoft excel dan menggunakan data regresi pertumbuhan diatas, maka didapatkan grafik sebagai berikut ini :

Gambar 10. Grafik Regresi Pertumbuhan pada Ikan Nilem 2(Hubungan Panjang dan Berat)Dari grafik tersebut, maka didapatkan nilai a, b, dan R sebagai berikut : a= - 0,5263b= 0,9667R2= 0,4387

Menentukan Nilai b sebagai Tipe Pertumbuhan (Perhitungan Lagler)

Sehingga nilai b dapat dicari dengan cara :

Sehingga, nilai b pada ikan betutu adalah b < 3

4.1.5 Hasil Pengamatan Reproduksi KelasTabel 11. Hasil Reproduksi Bagian 1 Ikan Nilem 1 KelasKel-TKGBwBGdIKGBHtHSI

1Dara24.930.31.22%0.261.05%

2Bunting30.184.5617.80%0.040.13%

3Dara Berkembang33.210.250.76%0.160.48%

4Perkembangan 220.61.387.18%0.030.15%

5Perkembangan 228.621.184.30%0.070.25%

6Bunting29.464.4517.79%0.150.51%

7Perkembangan 233.366.4724.06%0.30.91%

8Perkembangan 221.022.0710.92%0.10.48%

9Dara Berkembang20.651.316.77%0.311.52%

10Perkembangan 237.923.6410.62%0.120.32%

11Perkembangan 230.844.9719.21%0.120.39%

12Dara Berkembang25.80.281.10%0.160.62%

13Perkembangan 234.362.497.81%0.351.03%

14Bunting24.263.718.00%0.10.41%

15Bunting32.62.27.24%0.060.18%

16Bunting24.945.5528.62%0.070.28%

18Bunting33.132.026.49%0.541.66%

19Bunting24.344.7524.25%0.080.33%

20Perkembangan 124.120.381.60%0.080.33%

21Perkembangan 124.140.713.03%0.170.71%

Tabel 12. Hasil Reproduksi Ikan Betutu Angkatan Bagian 2 Ikan Nilem 1Kel-TKGFekunditasDiameterLetak Inti

TMKM

1Dara-----

2Bunting618741.1441

3Dara Berkembang-----

4Perkembangan 2-----

5Perkembangan 2-36.7---

6Bunting77056---

7Perkembangan 2443345---

8Perkembangan 2132333.510--

9Dara Berkembang--514

10Perkembangan 2113037.1217

11Perkembangan 219704810--

12Dara Berkembang-----

13Perkembangan 2281770.3340

14Bunting318845223

15Bunting329554532

16Bunting208

18Bunting150857820

19Bunting593,2545,3730

20Perkembangan 1-----

21Perkembangan 1-----

Menggunakan metode pengelompokan data berdasarkan tingkat kematangan gonad menurut Kesteven, dari tabel 8, maka didapatkan data berkelompok sebagai berikut : Tabel 13. Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan NilemNo.TKGJumlahJantanBetina

1Dara101

2Dara Berkembang303

3Perkembangan I202

4Perkembangan II734

5Bunting817

6Mijah000

7Mijah/salin000

8Salin000

9Pulih salin220

Jumlah21417

Menggunakan data pada tabel persentase tingkat kematangan gonad ikan nilem diatas, maka dapat dibuat grafik histogram seperti pada gambar 11.

Gambar 11. Grafik Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem

Tabel 14. Hasil Reproduksi Ikan Betutu Kelas Bagian 1 Ikan Nilem 2Kel-TKGBwBGdIKGBHtHSI

1Perkembangan 122.730.281.25%0.090.40%

2Hermaprodit (Jantan: DB Betina: P1)20.360.361.80%0.010.05%

3Perkembangan 133.50.993.05%0.260.78%

4Bunting34.65.4818.82%0.080.23%

5Perkembangan 218.930.170.91%0.040.21%

6Dara120.211.78%0.090.76%

7Perkembangan 123.011.145.21%0.10.44%

8Dara25.020.080.32%0.060.24%

9Perkembangan 230.626.4726.79%0.30.99%

10Dara Berkembang21.650.331.55%0.070.32%

11Perkembangan 229.584.6418.60%0.130.44%

12Perkembangan 136.90.71.93%0.180.49%

13Bunting35.043.149.84%0.431.24%

14Bunting19.771.659.11%0.010.05%

15Bunting29.616.4727.96%0.040.14%

16Dara31.030.120.39%0.070.23%

18Dara Berkembang22.640.241.07%0.150.67%

19Bunting34.155.3118.41%0.140.41%

20Bunting27.064.1318.01%0.080.30%

21Bunting36.487.5926.27%0.080.22%

Tabel 15. Hasil Reproduksi Ikan Betutu Angkatan Bagian 2 Ikan Nilem 2Kel-TKGFekunditasDiameterLetak Inti

TMKM

1Perkembangan 1-----

2Hermaprodit-----

3Perkembangan 1-60---

4Bunting-64---

5Perkembangan 2-----

6Dara-60---

7Perkembangan 173529.2---

8Dara-----

9Perkembangan 2336100226

10Dara Berkembang-----

11Perkembangan 2276044.610--

12Perkembangan 1-----

13Bunting15766864-

14Bunting1314401269

15Bunting421852532

16Dara-----

18Dara Berkembang-60---

19Bunting66642820

20Bunting686750361

21Bunting633948361

Menggunakan metode pengelompokan data berdasarkan tingkat kematangan gonad menurut Kesteven, dari tabel 11, maka didapatkan data berkelompok sebagai berikut : Tabel 16. Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan NilemNo.TKGJumlahJantanBetina

1Dara312

2Dara Berkembang312

3Perkembangan I633

4Perkembangan II312

5Bunting707

6Mijah000

7Mijah/salin000

8Salin000

9Pulih salin220

Jumlah21516

Menggunakan data pada tabel persentase tingkat kematangan gonad ikan nilem diatas, maka dapat dibuat grafik histogram seperti pada gambar 11.

Gambar 12. Grafik Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Nilem 2

4.1.6 Hasil Pengamatan Food and Feeding HabitsTabel 17. Data Food and Feedding Habits Ikan Nilem 1 KelasKel-Panjang UsusJenis Pakan

FitoplanktonZooplanktonBenthosBag. HewanBag. TumbuhanDetritus

CyanophyceaePyrrophyceaeChlorophyceaeChrysophyceaeBacillariophyceaeRhizopodaRotatoriaHelminthesEntomostracaCopepoda

178000000000000010

2110000000000000000

3104011111000000000

4900001600000000000

538000000000000000

631000400000000000

7-10101000000000

891500000000000000

984000200000000000

101150004100000000000

1167000100000000000

12840001300000000000

13100000100000000000

1478000100000000000

1542000100000000000

162134102300000040100

18340110800000000130

1935000600000020000

209273201300000000200

2197010100000000000

87113312000060440

Total22460440

1. Indeks PreponderanMenghitung indeks preponderan menggunakan rumus :

Keterangan :IPi= indeks preponderanVi= Persentase volume satu macam makananOi= Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan(Vi x Oi)= jumlah Vi x Oi dari semua jenis makananMenggunakan rumus diatas dan perhitungan dengan microsoft excel 2013, maka didapatkan hasil sebagai berikutTabel. Hasil Perhitungan Indeks Preponderan Ikan Nilem (Ikan ke-1)KelompokJumlahIPKeterangan

Fitoplankton22494.12%Pakan Utama

Cyanophyceae8736.55%Pakan Utama

Pyrrophyceae10.42%Pakan Tambahan

Chlorophyceae13355.88%Pakan Utama

Chrysophyceae10.42%Pakan Tambahan

Bacillariophyceae20.84%Pakan Tambahan

Zooplankton62.52%Pakan Tambahan

Rhizopoda00.00%Pakan Tambahan

Rotatoria00.00%Pakan Tambahan

Entomostraca00.00%Pakan Tambahan

Copepoda62.52%Pakan Tambahan

Benthos00.00%Pakan Tambahan

Bagian Hewan41.68%Pakan Tambahan

Bagian Tumbuhan41.68%Pakan Tambahan

Detritus00.00%Pakan Tambahan

Total238100%

2. Indeks PilihanMenghitung nilai indeks pilihan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :E= indeks pilihanri= jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakanpi= jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairanMenggunakan rumus diatas dan perhitungan dengan microsoft excel 2013, maka didapatkan hasil sebagai berikutTabel. Hasil Perhitungan Indeks Pilihan Ikan Nilem (Ikan ke-1)Kelompokripiri-piri+piE

Fitoplankton224371872610.72

Cyanophyceae8727601140.53

Pyrrophyceae10111.00

Chlorophyceae133101231430.86

Chrysophyceae10111.00

Bacillariophyceae20221.00

Zooplankton610-416-0.25

Rhizopoda00000.00

Rotatoria00000.00

Entomostraca08-88-1.00

Copepoda62480.50

Benthos01-11-1.00

Bagian Hewan44080.00

Bagian Tumbuhan42260.33

Detritus00000.00

Total

3. Tingkat TrofikMenghitung tingkat trofik menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :Tp= tingkat trofik ikanTtp= tingkat trofik kelompok pakan ke-pli= indeks bagian terbesar untuk kelompok pakan ke-pTabel. Hasil Perhitungan Tingkat Trofik Ikan Nilem (Ikan ke-1)KelompokTtpIiTtp*Ii/100Tp

Fitoplankton194.12%0.94117652.06

Zooplankton22.52%0.0504202

Benthos30%0

Bagian Hewan32%0.0504202

Bagian Tumbuhan12%0.0168067

Detritus40%0

4. Luas RelungMenghitung luas relung pakan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :B= Luas relung pakanPi= Proporsi jenis pakan ke-i yang dikonsumsi

Tabel. Hasil Perhitungan Luas Relung Ikan Nilem (Ikan ke-1)KelompokIPPiPi2 Pi2B

Fitoplankton94.12%0.941180.88581310.891.13

Zooplankton2.52%0.025210.0006355

Benthos0.00%00

Bag. Tumbuhan1.68%0.016810.0002825

Bag. Hewan1.68%0.016810.0002825

Detritus0.00%00

Tabel 18. Data Food and Feeding Habits Ikan Nilem 2 KelasKel-Panjang UsusJenis Pakan

FitoplanktonZooplanktonBenthosBag. HewanBag. TumbuhanDetritusIkan

CyanophyceaePyrrophyceaeChlorophyceaeChrysophyceaeBacillariophyceaeRhizopodaRotatoriaHelminthesEntomostracaCopepoda

1655200000000000100

2705000000000000000

3750111110000000100

4700001000000000000

5412000000000000000

64600010000000000000

7-101010000000000

81015000000000000000

91010000000000000000

107550038000000000000

11780001000000000000

121110001000000000000

131150002000000000000

14806002000000000000

15440000000000000000

1660032014000000200000

1825010010200000006300

196050012000000301000

2081637019400000003000

21880101000000000000

8411137200005010500

Total2075010500

1. Indeks PreponderanMenghitung indeks preponderan menggunakan rumus :

Keterangan :IPi= indeks preponderanVi= Persentase volume satu macam makananOi= Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan(Vi x Oi)= jumlah Vi x Oi dari semua jenis makananMenggunakan rumus diatas dan perhitungan dengan microsoft excel 2013, maka didapatkan hasil sebagai berikutTabel. Hasil Perhitungan Indeks Preponderan Ikan Nilem (Ikan ke-2)KelompokJumlahIPKeterangan

Fitoplankton20791,19%Pakan Utama

Cyanophyceae8135,68%Pakan Utama

Chlorophyceae11349,78%Pakan Utama

Pyrrophyceae10,44%Pakan Tambahan

Crysophycea73,08%Pakan Tambahan

Bacillariophyceae20,88%Pakan Tambahan

Zooplankton52,20%Pakan Tambahan

Rhizopoda00,00%Pakan Tambahan

Rotatoria00,00%Pakan Tambahan

Entomostraca00,00%Pakan Tambahan

Copepoda52,20%Pakan Tambahan

Benthos00,00%Pakan Tambahan

Bagian Hewan104,41%Pakan Tambahan

Bagian Tumbuhan52,20%Pakan Tambahan

Total2271

2. Indeks PilihanMenghitung nilai indeks pilihan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :E= indeks pilihanri= jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakanpi= jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairanMenggunakan rumus diatas dan perhitungan dengan microsoft excel 2013, maka didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel. Hasil Perhitungan Indeks Pilihan Ikan Nilem (Ikan ke-2)KelompokriPiri - piri + piE

Fitoplankton207371702440,70

Cyanophyceae8127541080,50

Chlorophyceae113101031230,84

Pyrrophyceae10111,00

crysophyceae70771,00

Bacillariophyceae20221,00

Zooplankton510-515-0,33

Rhizopoda00000,00

Rotatoria00000,00

Entomostraca08-88-1,00

Copepoda52370,43

Benthos00000,00

Bagian Hewan1046140,43

Bagian Tumbuhan52370,43

Total227

3. Tingkat Trofik Menghitung tingkat trofik menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :Tp= tingkat trofik ikanTtp= tingkat trofik kelompok pakan ke-pli= indeks bagian terbesar untuk kelompok pakan ke-p

Tabel. Hasil Perhitungan Tingkat Trofik Ikan Nilem (Ikan ke-2)KelompokTtpIiTtp*Ii/100Tp

Fitoplankton191,19%0,91192,11

Zooplankton22,20%0,044

Benthos30,00%0

Bagian Hewan34,41%0,1323

Bagian Tumbuhan12,20%0,022

Detritus40,00%0

Ikan30,00%0

Total100,00%1,1102

4. Luas RelungMenghitung luas relung pakan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :B= Luas relung pakanPi= Proporsi jenis pakan ke-i yang dikonsumsiTabel. Hasil Perhitungan Luas Relung Ikan Nilem (Ikan ke-2)KelompokIPPiPi2 Pi2B

Fitoplankton91,19%0,9118940,8315510,834462152.79

Zooplankton2,20%0,0220260,000485

Benthos0,00%00

Bag. Tumbuhan2,20%0,0220260,000485

Bag. Hewan4,41%0,0440530,001941

Detritus0,00%00

Ikan0,00%00

5. Nilai Chi-SquareMenghitung nilai chi-kuadrat menggunakan rumus sebagai berikut:

6. Menentukan Diketahui : = 0,05, baris (r) = 2, kolom (k) = 3Ditanya : Jawab:Maka:Dengan melihat pada tabel chi yang diketahui, maka didapatkan nilai adalah 5,991. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

4.2 Pembahasan4.2.1 Pembahasan KelompokHasil Pengamatan kelompok mengenai Ikan Nilem yang diambil dari Waduk Cirata kali ini keduanya memiliki panjang total ( TL) 130 mm, panjang baku (SL) 110 mm, dan panjang sampai lekuk ekor (FL) 120 mm. Namun Berat pada ikan nilem pertama yaitu 29,46 gram, sedangkan berat pada ikan nilem kedua yaitu 23,01 gram. Hal ini menunjukan bahwa ikan pertama dan ikan kedua memilik panjang yang sama namun, beratnya lebih besar pada ikan pertama. Perbedaan ukuran berat dan panjang antara setiap ikan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).Faktor dalam ini sulit untuk dilakukan pengontrolan, sedangkan faktor luar mudah untuk pengontrolannya. Faktor dalam diantaranya adalah gen dimana faktor ini mungkin dapat dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya dengan mengadakan seleksi yang baik bagi pertumbuhannya sebagai induk. Kemudian adalah faktor jenis kelamin, kemungkinan tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali cenderung mempengaruhi pertumbuhan yang menjadi lambat karena sebagian makanan tertuju pada perkembangan gonad tersebut. Untuk faktor umur, pertumbuhanakan lebih cepat terjadi pada ikan yang masih muda, sedangkan ikan yang sudah tua umumnya kekurangan makanan berlebih untuk pertumbuhan. Terakhir adalah faktor parasit dan penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jika organ pencernaan atau organ vital lainnya terserang sehingga efisiensi makanan yang berguna bagi pertumbuhan berkurang.Sedangkan yang termasuk faktor luar adalah makanan.Dalam hal ini makanan adalah faktor yang paling penting karena dengan adanya makanan berlebih dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lebih pesat. Faktor luar lain yang mempengaruhi, yaitu kualitas air, misalnya suhu, oksigen terlarut dan karbondioksida.Dua ikan yang kelompok kami dapatkan memiliki rasio kelamin betina. Hal ini dapat diidentifikasi setelah dilakukan pengamatan terhadap ciri seksual primer, yaitu dengan mengamati morfologi tubuh ikan tersebut. Pada ikan betina, terdapat perut yang lebih besar, ukuran tubuh yang lebih pendek dan sirip ekor yang lebih pendek. Dengan mengamati ciri seksual sekunder pada ikan, kita dapat membedakan ikan jantan dengan betina dari luar, namun kadang masih sulit dan tetap harus dilakukan pembedahan untuk memastikan jenis kelamin ikan. Berdasarkan hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan, tingkat kematangan gonad (TKG) pada ikan nilem pertama termasuk ke dalam fase bunting dikarenakan terdapat berbagai ciri yang terlihat. Morfologi gonad ikan nilem yang kelompok kami amati, ovariumnya menutupi 2/3 bagian tubuh atau organ seksual mengisi ruang bawah, telur bentuknya bulat, beberapa dari telur ini jernih dan masak. Sedangkan pada ikan nilm kedua termasuk ke dalam fase perkembangan I, dimana ikan kedua ini memiliki ovarium yang berwarna kemerah-merahan, gonadnya kira-kira mengisi setengah ruang ke bagian bawah.Menurut Nikolsky (1969), tanda utama yang digunakan untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat ikan itu sendiri atau secara alamiah berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh ikan. Berat tubuh dan berat gonad ikan nilem pertama yang kami amati masing-masing sebesar 29,46 gram dan 4,45 gram. Dengan penentuan berat gonad dibandingkan dengan berat tubuh ikan akan didapatkan Indeks Kematangan Gonad (IKG) yang dinyatakan dalam persen.Indeks kematangan gonad yang kelompok kami dapat sebesar 17,79 %. Selain itu pada ikan nilem pertama ini kami dapat menentukan Fekunditas karena volume telur sudah dapat diketahui yaitu sebesar 5 mm, dengan jumlah sampel telur 462, dan volume telur sebagian sebesar 3 mm, sehingga didapatkan hasil Fekunditas sebesar 770. Hasil tersebut diasumsikan bahwa ikan yang menjadi sampel kelompok kami siap untuk melakukan pemijahan.Sedangkan berat tubuh dan berat gonad ikan nilem kedua yang kami amati masing-masing sebesar 23,01 gram dan 1,14 gram. Dengan hasil tersebut maka dapat diketahui Indeks Kematangan Gonad (IKG) pada ikan kedua ini yaitu sebesar 5,21 %, sehingga ikan kedua ini diasumsikan belum siap untuk melakukan pmijahan.Pada ikan nilem pertama memiliki berat hati 0,15 gram dengan berat tubuh 29,46 gram, maka didapatkan hasil HIS yaitu sebesar 2,30 %. Sedangkan pada ikan nilem kedua berat hatinya yaitu 0,10 gram dengan berat tubuh 23,01, maka didapatkan HSI sebesar 0,43 %.

4.2.2 Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Nilem Kelas Ikan PertamaBerdasarkan data yang berasal dari 21 kelompok, terdapat kelompok yang mengamati ikan nilem dengan panjang baku (SL) yang terbesar yaitu 177 mm dengan berat 33,21 gram, sedangkan yang terkecil memiliki nilai SL sebesar 97 mm dan berat 20,65 gram. Data ini menggambarkan bahwa panjang dengan berat ikan berbanding lurus, artinya ikan dengan panjang yang terbesar akan memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan ikan yang terpendek. Frekuensi terpanjang tubuh ikan nilem betina lebih panjang dari ikan tagih jantan yang diukur dari Standar Lenght, ikan nilem betina pada interval ini berada pada kelas panjang 166,5 180,5 mm dengan jumlah sebanyak 1 ekor, sementara itu frekuensi terbesar ikan betina berada pada kelas yaitu 96,5 110,5 mm dengan jumlah sebanyak 2 ekor, dan paling terkecil dari ikan yang diamati dari praktikum kali ini adalah hanya sekitar pada interval 96,5 110,5 mm dengan jumlah sebanyak 17 ekor. Dari gambar 4 (grafik rasio kelamin ikan nilem 1), kita dapat melihat bahwa ikan nilem betina lebih mendominasi di sampel perairan waduk cirata yang kita amati ini, dimana pada diagram (gambar 5) dapat terlihat bahwa persentase ikan nilem pertama 90 % di dominasi oleh ikan nilem betina.

Ikan Nilem KeduaBerdasarkan data yang berasal dari 21 kelompok, terdapat kelompok yang mengamati ikan nilem dengan panjang baku (SL) yang terbesar yaitu 177 mm dengan berat 33,21 gram, sedangkan yang terkecil memiliki nilai SL sebesar 91 mm dan berat 19,77 gram. Data ini menggambarkan bahwa panjang dengan berat ikan berbanding lurus, artinya ikan dengan panjang yang terbesar akan memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan ikan yang terpendek. Frekuensi ikan nilem kedua dapat dilihat interval SL ikan nilem betina lebih panjang, dima ikan nilem betina pada interval ini berada pada kelas panjang 166,5 180,5 mm dengan jumlah sebanyak 1 ekor, dan paling terkecil dari ikan yang diamati dari praktikum kali ini adalah hanya sekitar pada interval 96,5 110,5 mm dengan jumlah sebanyak 16 ekor. Dari gambar 6 (grafik rasio kelamin ikan nilem 1), kita dapat melihat bahwa ikan nilem betina lebih mendominasi di sampel perairan waduk cirata yang kita amati ini, dimana pada diagram (gambar 5) dapat terlihat bahwa persentase ikan nilem pertama 95 % di dominasi oleh ikan nilem betina.

4.2.3 Pembahasan Regresi Prtumbuhan Ikan Nilem Kelas Ikan Nilem PertamaMeskipun panjang dan berat berhubungan, namun bertambahnya panjang pada ikan belum tentu sesuai dengan pertambahan beratnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui pertumbuhan ikan, harus menggunakan hubungan panjang dengan berat untuk mengetahui nilai b.Nilai b yang diperoleh dari data pengukuran, terdapat hasil dari ikan nilem dengan nilai b sebesar 0,7229. Menurut Effendie (1979), ada kemungkinan tiga nilai yang muncul dalam pengukuran panjang dan berat ikan, yaitu b3. Hasil dengan nilai b yang termasuk kategori b3, artinya pertumbuhan pada ikan tersebut termasuk pertumbuhan allometrik positif yang menunjukan pertumbuhan berat lebih cepat dari pertambahan panjangnya. Hal ini dapat dilihat dari penampakan ikan secara fisik. Hasil yang diperoleh dapat diartikan bahwa nilai btermasuk dalam kategori b