analisis artikel disleksia

23
BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR ANALISIS ARTIKEL (Disusun untuk memenuhi UAS MK BK Belajar teori) Disusun Oleh: NIRA PRIHATIN NUFUS 1715115429 BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014

Upload: nira-nufus

Post on 08-Jul-2015

476 views

Category:

Environment


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

ANALISIS ARTIKEL

(Disusun untuk memenuhi UAS MK BK Belajar teori)

Disusun Oleh:

NIRA PRIHATIN NUFUS

1715115429

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014

Page 2: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Sekilas tentang disleksia

Disleksia atau kesulitan membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol,

huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada

kemampuan membaca pemahaman (Pusat kurikulum Badan penelitian dan

pengembangan Departemen pendidikan nasional, 2007).

Disleksia adalah kesulitan patologis dalam membaca, yang bukan diakibatkan

oleh defisit visual, motorik, atau intelektual secara umum. Ada dua tipe disleksia

yang berbeda secara fundamental: developmental dyslexia (disleksia perkembangan),

disleksia yang menjadi kasat mata ketika anak belajar membaca, dan acquired

dyslexia (disleksia yang didapat), disleksia yang disebabkan oleh kerusakan otak

pada individu-individu yang sudah bisa membaca.

Disleksia perkembangan adalah masalah yang meluas. Estimasi seluruh

insiden disleksia perkembangan dikalangan anak-anak berbahasa Inggris berkisar

antara 5,3% sampai 11,8% bergantung kriteria yang diterapkan untuk

mengidentifikasi disleksia, tetapi insidennya dua sampai tiga kali lebih tinggi di

kalangan anak laki-laki daripada di kalangan anak perempuan (Katusic, et al dalam

Pinel, 2009). Sebaliknya, disleksia yang didapat relatif jarang.

Disleksia merujuk pada anak yang tidak dapat membaca sekalipun

penglihatan, pendengaran, inteligensinya normal, dan ketrampilan usia bahasanya

sesuai. Kesulitan belajar tersebut akibat faktor neurologis dan tidak dapat

diatributkan pada faktor kedua, misalnya lingkungan atau sebab-sebab sosial (Corsini

dalam Imandala, 2009).

ANALISIS PER KAJIAN MATERI

1. Pandangan humanistik

Dalam model kurikulum bagi peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar (2007), pendekatan humanistik merupakan pandangan yang berusaha

memahami manusia sebagai makhluk yang bermartabat. Beberapa hal yang

patut menjadi perhatian dalam pendekatan humanistik adalah:

• Kebutuhan individu

Page 3: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

• Potensi diri

• Pengembangan harga diri

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ragam kebutuhan ini

perlu diperhatikan, agar potensi individu dapat berkembang secara optimal.

Menurut Maslow, kebutuhan dasar meliputi kebutuhan fisik, rasa

aman, harga diri, kebutuhan akan cinta kasih, dan kebutuhan akan aktualisasi

diri. Karena keunikannya, seorang individu memiliki kebutuhan yang berbeda

dengan individu lain dan kondisi ini perlu diidentifikasi. Selain

memperhatikan kebutuhan individual, potensi setiap individu perlu digali.

Dengan memahami kelebihan dan kekurangan setiap individu,

pengarahan diri dapat dikembangkan. Dalam hal ini, aspek-aspek positif dari

individu lebih ditekankan, sehingga harga dirinya dapat ditingkatkan. Dengan

harga diri yang tinggi, diharapkan nantinya individu lebih memiliki kesediaan

belajar dan mengembangkan diri.

Pendekatan humanistik pada dasarnya bertujuan untuk

mengembangkan potensi dan aktualisasi seluruh kemampuan individu. Dalam

pembelajaran, perlu dikembangkan sikap empatik agar proses pembelajaran

dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian, individu dapat belajar

dengan rasa aman, nyaman, dalam situasi pembelajaran yang menyenangkan.

Peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar disleksia,

peran stake holders sekolah sangat berperan. Terutama guru mata pelajaran

yang setiap hari melakukan proses belajar mengajar di kelas, teman-teman

yang setiap hari bertemu dan berinteraksi, juga konselor sekolah yang

bertugas untuk membimbing peserta didik. Peran sosial sangat mempengaruhi

perkembangan peserta didik yang mengalami disleksia. Dengan pandangan

humanistik, akan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi-

potensi yang dimilikinya. Karena humanistik memandang belajar adalah

untuk memanusiakan manusia.

Pada artikel yang dibahas ini, Jack mendapat perlakuan positif dari

lingkungan sekitarnya. Orang tua Jack peduli dengan Jack, ia mempekerjakan

petugas sosial pendidikan untuk membantu Jack. Orangtuanya menyadari

Page 4: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Jack membutuhkan hal tersebut untuk membantunya. Walaupun ketika ia

masuk ke SMA, petugas sosial pendidikan itu berhenti bekerja karena sakit.

Selain itu, ada kepala sekolah yang peduli terhadap Jack. Kepala

sekolah tersebut selalu memberikan dorongan kepada Jack. Ketika Jack di

kelas pada siang hari, Kepala Sekolah itu selalu menyempatkan untuk melihat

Jack dan memberikan acungan jempol kepadanya. Kepala sekolah tersebut

selalu melihat positif kepada Jack dengan melihat kekuatan-kekuatan yang

ada pada diri Jack.

2. Faktor eksternal dan internal

a. Faktor Internal

- Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Keadaan jasmani pada umumnya sangat

mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan

bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar

individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

Keadaan jasmani pada Jack dalam artikel ini, tidak diceritakan tentang

kondisi jasmaninya. Akan tetapi dari kebanyakan individu yang

mengalami kesulitan belajar disleksia, keadaan jasmani pada dirinya

adalah terlihat normal secara kasat mata. Akan tetapi ada juga kekurangan

yang dimilikinya dalam hal pancaindra untuk menyerap informasi. Seperti

dikatakan oleh Pusat Kurikulum Badan penelitian dan pengembangan

Departemen pendidikan nasional (2007), disleksia atau kesulitan

membaca adalah kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka

melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini akan berdampak pada

kemampuan membacanya. Jadi, seorang individu yang mengalami

disleksia ia memiliki kelemahan dalam hal fungsi fisiologis/jasmaninya,

terutama pancaindranya dalam hal menyerap informasi.

Page 5: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

- Faktor psikologis

Bakat, minat, motivasi, kecerdasan dan sikap merupakan aspek-aspek

psikologis pada faktor internal. Kelima aspek tersebut sangat

mempengaruhi individu dalam belajar. Jack sebagai individu yang

mengalami disleksia, memiliki bakat dan minat pada proyek-proyek yang

berkaitan dengan tangan. Karena ia telah mengetahui hal tersebut, ia

memilih sekolah yang berfokus pada matematika dan sains yang banyak

menggunakan proyek-proyek pada tangan. Dengan begitu, Jack dapat

mengembangkan kemampuan/bakat yang dimilikinya. Teman-teman dan

gurunya mengakui bahwa Jack merupakan salah seorang siswa yang

pintar di sekolah. Karena Jack berfokus pada kekuatan yang dimilikinya.

- Faktor Sosio-emosional

Faktor-faktor sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada diri

setiap individu dalam beragam afektif yang menyertai setiap keadaan atau

perilaku individu. Konsentrasi belajar, cita-cita, rasa percaya diri

merupakan contoh-contoh dari faktor-faktor sosio-emosional. Jack

memiliki rasa percaya diri yang kuat, ia selalu menguatkan dirinya

sendiri/mengadvokasi. Walaupun pada awalnya Jack merasa sulit karena

ia selalu mendapatkan dukungan dari petugas sosial pendidikan dan

kepala sekolahnya. Akan tetapi Jack percaya diri bahwa ia mampu

membuktikan ia bisa kepada orang-orang disekitarnya.

b. Faktor eksternal

- Lingkungan sosial

Terdiri dari guru, teman-teman, dan keluarga. Pada artikel ini,

digambarkan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi

perkembangan Jack. Jack memiliki kepala sekolah yang sangat peduli

terhadapnya yang selalu memberi dukungan. Juga guru-guru dan teman-

teman lainnya tidak melihat Jack memiliki kekurangan. Akan tetapi

mereka lebih melihat Jack pada kelebihan yang dimilikinya. Hal itu juga

dikarenakan Jack yang tidak pernah mengeluh dalam belajar.

Page 6: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Orangtuanya yang tidak diceritakan dalam artikel ini, akan tetapi

memiliki gambaran tentang perlakuannya kepada anaknya. Jack memiliki

petugas sosial pendidikan, kemungkinan besar itu adalah kiriman dari

orangtuanya sebagai wujud kepedulian terhadap Jack yang memiliki

gangguan kesulitan belajar disleksia.

- Lingkungan non-sosial

Kurikulum sekolah dan materi pelajaran merupakan salah satu dari

lingkungan non-sosial. Karena sekolah yang Jack tempati saat ini adalah

sesuai dengan keinginan dan kemampuan Jack, maka ia mampu

menyesuaikan dirinya dengan kurikulum sekolah dan materi-materi

pelajaran yang ada di sekolah tersebut. Jack dibantu oleh cara-cara

gurunya mengajar yang sesuai dengan dirinya.

3. Inteligensi

David Wechsler (1986), pada kesempatan lain mengatakan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara

rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

Dr. Gardner juga mendefinisikan kecerdasan sebagai suatu kapasitas

untuk memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai

dalam satu atau lebih latar budaya. Pada awalnya Dr. Gardner merumuskan 7

Kecerdasan namun pada perkembangannya beliau menambahkan 1

kecerdasan lagi sehingga menjadi 8 jenis Kecerdasan.

Dari ke-8 jenis kecerdasan tersebut, Jack memiliki beberapa

kecerdasan yang baik yang menjadi kekuatan dirinya, diantaranya yaitu:

Logical-mathematical Intellegence (kecerdasan logika-matematika) adalah

kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisa kasus

atau permasalahan dan melakukan perhitungan matematis; Bodily-Kinesthetic

Intellegence (kecerdasan kinestetik–tubuh) adalah kapasitas untuk melakukan

koordinasi pergerakan seluruh anggota tubuh; dan Intrapersonal Intellegence

(kecerdasan intrapersonal) adalah kapasitas untuk memahami dan menilai

motivasi dan perasaan diri sendiri.

Page 7: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Hal ini terbukti dari Jack yang bersekolah di sekolah yang memiliki

fokus pada matematika, teknologi dan sains. Jack tidak mungkin mampu

mengikuti pelajaran di sekolah sana jika Jack kurang/tidak memiliki

kecerdasan tersebut. Selain itu, dengan kondisi Jack sebagai seorang

disleksia, ia memiliki kecerdasan intrapersonal juga dalam memahami dirinya

sendiri. Ia memiliki motivasi yang tinggi untuk mewujudkan keinginannya

dengan berfokus pada kekuatan yang dimilikinya.

4. Motivasi

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi

diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa

kanak-kanak. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan

mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.

Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang.

Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami

pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Pada dasarnya, ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu

memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan

hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor

menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu

untuk aktualisasi diri.

Ketika Jack bersekolah di SMA, yang terjadi padanya adalah ia selalu

berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya. Ia melihat ke dalam sisi positif

dari setiap hal. Ia selalu menguatkan dirinya sendiri agar tidak terlihat lemah

di hadapan teman-temannya. Iapun merasa bangga dan mendefinisikan

dirinya dengan cara yang seimbang dengan mendukung kelemahan yang

dimiliki, akan tetapi juga dengan bekerja keras pada kekuatan yang

dimilikinya. Jack juga memiliki tokoh idola yang selalu memotivasinya yaitu

Albert Einsten. Beliau merupakan tokoh sukses yang memiliki persamaan

dengan dirinya, yaitu disleksia.

Page 8: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

5. Gaya belajar

Setiap individu memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda.

Suatu pemahaman berbeda dipengaruhi oleh cara penyampaian informasi

serta gaya belajar pada tiap individu. Memahami gaya belajar merupakan cara

terbaik untuk memaksimalkan proses belajar baik disekolah maupun diluar

sekolah. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran

sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang

sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara

berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa (Winkel:

2005:164).

Perbedaan gaya belajar itu menentukan cara tercepat dan terbaik baik

setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

Menurut DePorter dan Hernacki, gaya belajar terdapat tiga jenis gaya belajar

berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi

(perceptual modality). Diantaranya yaitu gaya belajar visual, audio, dan

kinestetik.

Gaya belajar yang dimiliki oleh Jack adalah kinestetik, ini terlihat dari

ide-ide yang diwujudkannya secara fisik dalam proyek. Menurut Bobbi

DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar kinestetik (Kinesthetic

Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu

yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa

mengingatnya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat

penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hal tersebut sejalan

dengan Jack, Jack menyukai proyek-proyek teknik/sains/matematika

menggunakan tangan.

Disini, peran guru juga sangat penting. Guru Jack memungkinkan

dirinya untuk mengungkapkan teknik pikiran Jack dan ide-idenya dengan

melakukan hal tersebut secara fisik dalam proyek. Dalam bahasa Inggris,

gurunya juga memungkinkan Jack untuk menggunakan imajinasi dan

memungkinkan Jack untuk menulis esai dengan cara yang kreatif. Selain itu,

bagi Jack guru Matematikanya adalah lucu dan sangat visual, sehingga gaya

Page 9: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

pengajarannya bekerja dengan baik dengan cara Jack belajar. Hal tersebut

sangat membantu Jack dalam belajar.

6. Bimbingan belajar

Bimbingan belajar di sekolah menengah atas dilakukan oleh guru BK

atau konselor sekolah untuk menetapkan pengembangan berbagai potensi

belajarnya secara maksimal berdasarkan data objektif yang menjadi

kebutuhan para siswa melalui penelaahan (data DCM, data hasil belajar riil

yang diperoleh dari guru dan wali kelas). Kemudian disusun topik-topik

essensial melalui skala prioritas yang terprogram.

Setiap individu memiliki potensi yang berbeda. Karena itu setiap

peserta didik memerlukan perlakkuan khusus agar dapat mengoptimalkan

potensinya. Beberapa perlakuan yang sifatnya umum memang ada untuk

diterapkan pada semua peserta didik, namun perlakuan tersebut tidak boleh

mengorbankan kebutuhan individual person. Ada peserta didik yang dapat

menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar tanpa mengalami kesulitan, dan

ada pula peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar

ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.

Misalnya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca

atau sering disebut disleksia.

Perlakuan yang diberikan pada peserta didik dalam pembelajaran juga

harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesulitan belajarnya. Agar

perlakuan tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri peserta

didik. Maka pendidik, konselor dan orang tua seharusnya mengerti dan

memahami tentang hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada anak,

serta mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk megatasi kesulitan

belajarnya.

Bagi peserta didik yang mengalami disleksia, layanan bimbingan

belajar yang diberikan oleh guru BK memiliki perbedaan dengan peserta

didik yang normal. Peserta didik yang mengalami gangguan kesulitan belajar

disleksia artinya membutuhkan perhatian lebih dari guru BK untuk terus

mengembangkan potensi yang dimilikinya. Bahkan menurut saya perlu ada

Page 10: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

kurikulum bimbingan belajar khusus dalam jenjang pendidikan SMA untuk

peserta didik disleksia.

7. Menyusun topik-topik bimbingan belajar

Masa remaja memiliki minat pada prestasi yang cukup tergantung

pada kelompok sebayanya yang dapat menimbulkan harga diri dalam

pandangan kelompok teman sebaya. Melalui prestasi yang baik dapat

memberikan kepuasaan pribadi dan ketenaran. Inilah sebabnya mengapa

prestasi, baik dalam akademis maupun non akademis menjadi minat yang

kuat dalam masa remaja.

Masa remaja juga sebagai masa pencarian identitas, menurut Erikson,

identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan dirinya, apa

peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa?

Apakah ia mampu percaya diri dengan latar belakang hidupnya? Apakah ia

akan berhasil atau gagal?

Untuk itu dalam menyusun topik-topik bimbingan belajar dibutuhkan

pemahaman bagaimana cara menyusun topik-topik bimbingan belajar untuk

membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar terutama disleksia.

Asesmen yang dilakuka harus benar-benar sesuai dengan kebutuha peserta

didik.

Topik-topik bimbingan:

a. Cara-cara menghadapi kesulitan belajar

b. Pemeliharaan faktor fisik yang menunjang stamina belajar

c. Manfaat gizi terhadap kemampuan belajar

d. Intelegensi sebagai potensi belajar siswa

e. Pengembangan berpikir kreatif dalam proses belajar

f. Motivasi berprestasi dalam belajar

g. Peran konsep diri dalam belajar

h. Bagaimana belajar kelompok

i. Ini gaya belajarku, apa gaya belajarmu?

Page 11: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

8. Diagnosa kesulitan belajar

Ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint

Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003: 7)

bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang

didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan

kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau

kemampuan dalam bidang studi biologi.

Gejala dari kesulitan membaca adalah kemampuan membaca anak

berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan

tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya. Gangguan ini bukan bentuk dari

ketidakmampuan fisik, karena ada masalah dengan penglihatan, tapi

mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang

sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah

anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.

Di dalam artikel ini, tidak dijelaskan secara detail terkait dengan

gejala kusiltan belajar di sekolah Jack. Hanya dikatakan bahwa Jack

mengalami kesulitan dalam membaca dan mengeja huruf. Akan tetapi, jika

dilihat dari keseluruhan orang-orag yang mengalami disleksia diantaranya

yaitu seperti:

Lambat untuk mempelajari suara-suara asosiasi

Konstan membaca, menulis, atau kesalahan ejaan

Kesulitan dalam tanda aritmatika matematika dan bingung (Seperti

tanda X dan +)

Lambat untuk belajar keterampilan baru

Tidak menyadari akan bahaya (resiko)

Miskin konsentrasi

Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan teman sebaya

nya untuk pelajaran sekolah atau pekerjaan rumah

Terbalik atau susah untuk memahami huruf seperti p dengan q dan

b dengan d

Menghindari membaca dengan suara keras

Tulisan tangan yang jelek

Page 12: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Kesulitan untuk berteman

Nilai akademik jelek.

Prosedur Diagnosis Masalah atau kesulitan

Belajar Pemecahan atau penyelesaian kasus peserta didik yang

bermasalah atau mengalami kesulitan belajar bukanlah terjadi dalam satu

pertemuan penuntasan masalah, tetapi melalui proses yang

berkesinambungan. Prosedur tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

Identifikasi masalah

Perserta didik bernama Jack yang mengalami gangguan kesulitan belajar

disleksia, berusia 14 tahun berjenis kelamin laki-laki. Ia pada masa itu

transisi ke SMA. SMA yang dipilihnya yaitu berfokus pada ilmu

pengetahuan, teknologi, sains, dan matematika yang banyak berfokus

pada proyek dengan tangan. Ia memiliki kekuatan dan juga kelemahan.

Kekuatannya yaitu ia mampu berpikir kreatif dibandingkan teman-teman

lainnya, dan memiliki kelebihan yang berhubungan dengan proyek

tangan. Di sekolah, nilai-nilainya bagus dan ia terlihat pintar diantara

teman-temannya. Teman-teman dan gurunya hanya tidak tahu bagaimana

sulitnya ia memperoleh hal itu. Karena kelemahannya adalah ia memiliki

kesulitan dalam mengeja dan membaca. Akan tetapi karena ia selalu

memandang positif tehadap dirinya, orang-orang di sekitarnya pun

memandang postif terhadap Jack. Seperti guru, teman-teman, dan orang

tuanya.

Penelaahan masalah (pada nomor 9)

Perkiraan kemungkinan bantuan yang akan diberikan (nomor 10)

Pemberian bantuan, berupa pengajaran remedial bagi guru dan konseling

bagi guru pembimbing/konselor (pada nomor 10)

Tindak lanjut (pada nomor 10)

Page 13: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

9. Asesmen (penelaahan masalah)

- Penelahaan pendidikan

Nilai-nilai Jack bagus dan ia termasuk orang yang pintar di kelasnya.

- Penelaahan psikologis

Jack memiliki kemampuan dan minat yang sesuai dengan tempat ia

bersekolah, Jack memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.

- Penelaahan sosial

Ia mampu berperan dalam hubungan sosial, misalnya dengan teman-

teman atau guru-gurunya. Ia mampu berkomunikasi dengan baik dengan

lingkungan di sekitarnya.

10. Tahapan penyelesaian

Sebelum kita membahas tentang solusi kesulitan belajar lebih baik

kita mengetahui dulu proses pemecahan kesulitan belajar. Adapun langkah-

langkah dalam proses pemecahan kesulitan belajar meliputi:

1. Memperkirakan kemungkinan bantuan

Jack dibantu/ditolong untuk mengatasi kesulitannya. Waktu yang

dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami Jack adalah 2 bulan.

Pertolongan tersebut dapat diberikan di kelas, lingkungan sekolah, dan

ruang BK. Yang dapat memberikan pertolongan atau bantuan yaitu

Stakeholders sekolah.

2. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi

Membimbing dalam membaca/mengeja; memberikan penguatan/

dorongan untuk Jack; mengerti, memahami dan menghargai bagaimana

kondisi Jack.

3. Tindak lanjut

Setelah peserta didik mendapatkan bantuan maka dapat dilakukan tindak

lanjut sebagai berikut :

a. Mengajarkan tes hasil belajar murid dalam bidang studi yang

dianggap sulit.

b. Melakukan wawancara dengan peserta didik yang bersangkutan

untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang kesulitannya.

Page 14: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

c. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai perubahan yang

telah terjadi.

d. Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi lainnya.

e. Observasi kegiatan peserta didik dalam belajar (departemen

pendidikan dan kebudayaan, 1989)

Selain usaha di atas usaha yang dapat dilakukan anak untuk meningkatkan

hasil belajarnya adalah sebagai berikut:

1. Belajar bagaimana cara belajar.

2. Tahu pasti apa yang dipelajari.

3. Paham akan hambatan yang dihadapi dalam proses belajar dan dapat

menyingkirkannya. Segera mempraktekkan semua yang diperolehnya

dalam belajar tadi.

Pada intinya apabila anak tersebut mampu mengidentifikasi dengan

pasti hambatan apa saja yang ada dan mampu menyingkirkannya, maka

langkah-langkahnya dalam belajar tidak akan terhenti.

Page 15: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Daftar Pustaka

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (cet. kedua).

Jakarta: Depdikbud dan PT Rineka Cipta.

Amuda, Heryanto. 2005. Pedoman Resource Center untuk Anak Berkesulitan

Belajar. Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat: Dinas Pendidikan.

Kegiatan Peningkatan Mutu SLB Jawa Barat.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan terhadap Kesulitan

Belajar Khusus. Nuha Litera.

Pinel, John PJ. 2009. Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Somantri, Sutjihati. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama

Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran.Yogyakarta: Media Abadi.

NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian

Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-

transition-high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.

Page 16: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Artikel Terjemahan

Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian Disleksia Jack

By: NCLD Editorial Team dan Jack W., Student Kontributor,

Diterbitkan Tanggal: 20 Desember 2013 12:05

Sebagai pembaca LD.org, Anda tahu bahwa orang-orang dengan ketidakmampuan

belajar (LD) sering beberapa dari mereka adalah yang paling cerdas, kreatif, dan

inovatif di sekitarnya. Kami membawa Anda cerita dari kedua selebriti dan orang-

orang biasa yang tidak hanya bertahan hidup dengan ketidakmampuan belajar, tapi

benar-benar berkembang. Sebagian dari kisah sukses kami diberitahu setelah melihat

fakta: oleh orang-orang yang telah lulus dan mendirikan karir mereka. Tapi apa

sebuah kisah sukses LD terlihat seperti itu di sekolah menengah, di sekolah tinggi,

dan seterusnya? Apa yang mungkin dikatakan oleh seorang LD di tengah-tengah

perjalanan pendidikan mereka?

Jack 14 tahun di sini untuk memberi kita sekilas ke dalam kehidupan sebagai siswa

baru SMA dengan disleksia. Jack terakhir diperiksa pada awal tahun ajaran ini,

ketika ia berbagi strategi sukses yang ia miliki melalui sekolah menengah dan betapa

bersemangatnya dia untuk fokus memulai pada ilmu pengetahuan, teknologi, teknik

dan matematika SMA. Apakah SMA yang dia harapkan? Bagaimana diri advokasi

yang berbeda di SMA daripada di SMP? Kami mewawancarai Jack dan Anda akan

ingin membaca terus untuk mengetahui lebih banyak tentang perjalanannya.

Jadi Anda merasa baik ditahun pertama SMA! Bagaimana tahun ini bisa terjadi?

Ini telah menjadi tahun ajaran terbaik yang pernah saya alami. Saya menghadiri

sebuah SMA yang berfokus pada matematika dan belajar sains melalui proyek-

proyek pada tangan. Saya membuat teman-teman baru dan benar-benar seperti guru

saya.

Page 17: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Transisi besar seperti pindah ke SMA dapat membawa tantangan juga. Apakah

Anda punya?

Ya. Saya bersekolah di semua kelas pendidikan umum, tapi saya punya petugas

sosial pendidikan khusus yang keluar karena sakit untuk banyak bagian awal tahun

ajaran. Jadi saya memutuskan untuk mengambil IEP saya ke tangan saya sendiri dan

menulis surat kepada guru saya menjelaskan akomodasi saya dan saya juga berbicara

dengan mereka secara individu. Guru saya telah benar-benar membantu dan semua

orang telah benar-benar mencoba untuk memastikan saya mendapatkan apa yang

saya butuhkan. Tapi pada akhirnya terserah kepada saya untuk melakukan advokasi

dan membiarkan guru mengetahui kebutuhan saya.

Hal lain yang telah sulit adalah bahwa kepala sekolah yang saya suka mengundurkan

diri di awal tahun. Kepala sekolah, Dr M., membuat saya merasa diterima dan

diterima di High Tech dari saat saya diterapkan. Dia tidak pernah berharap lebih dari

saya karena saya menderita disleksia dan pada kenyataannya ia adalah seorang

advokat besar bagi saya, setidaknya sekali sehari ia akan muncul di salah satu kelas

saya dan memberi saya acungan jempol, yang selalu mendorong hari saya. Aku

merasa seperti dia telah kembali dan saya hanya mengetahui yang membuat saya

ingin belajar lebih banyak dan lebih. Dia melihat saya dan potensi saya dari hari

pertama, bukan hanya disleksia saya.

Ketika ia mengundurkan diri, hal itu sangat sulit karena ia adalah satu-satunya orang

di sekolah yang paling merasa berharap dari saya. Itu membuat perbedaan memiliki

seseorang seperti kepala sekolah percaya pada Anda dan mengenali bagaimana

perjuangan saya di kelas yang berbeda dari kebanyakan anak-anak. Aku berharap

aku masih bisa melihatnya di siang hari. Aku menulis sepucuk surat untuk

membiarkan dia tahu bagaimana dia membuat perbedaan dalam hidup saya.

Bagaimana guru Anda bereaksi ketika Anda memberitahu mereka tentang

disleksia Anda?

Ketika saya memberi mereka surat hari pertama dan mengatakan kepada mereka aku

disleksia, saya terkejut. Meskipun mereka semua benar-benar baik, aku tahu sungguh

Page 18: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

banyak yang tidak tahu persis apa artinya atau mereka mungkin memiliki

kesalahpahaman tentang apa disleksia. Mereka mungkin berpikir aku hanya

membaca buruk dan tidak bisa mengeja. Aku masih tidak yakin apakah mereka

memahami gambaran keseluruhan. Itulah yang sulit. Saya mendapatkan nilai bagus

dan mereka tahu saya pintar tapi saya pikir sulit bagi mereka untuk memahami

bagaimana saya belajar dengan cara berbeda atau bagaimana tingkat membaca saya

membuat hal-hal yang sederhana bagi anak-anak lain penghalang bagi saya. Saya

tidak berpikir anak-anak disleksia memiliki masalah belajar, saya pikir mereka tidak

bisa diajarkan dalam cara termudah mereka belajar.

Anda akan bertemu orang-orang baru sepanjang waktu dan membuat teman baru.

Apakah masalah disleksia Anda pernah datang dengan mereka? Apa yang Anda

katakan jika itu terjadi?

Ya, seorang gadis datang dan bertanya tentang teknologi bantu (AT) yang saya

gunakan dan saya bisa mengatakan sekelompok orang lain mendengarkan ketika aku

bilang aku disleksia. Saya menjelaskan, "membaca dan menulis yang sulit bagi

saya." Saya juga menyebutkan hal-hal yang mudah bagi saya, sehingga mereka

mengerti bahwa disleksia memiliki kekuatan juga. Saya berbagi blog ini dengan

mereka, halaman lain yang mencantumkan disleksia terkenal, serta blog Ben Foss

menulis untuk NCLD.

Itu titik yang sangat baik. Komunitas disleksia sedang mencoba untuk

menciptakan kesadaran dengan mendefinisikan disleksia dengan kekuatan, bukan

oleh kelemahan itu menyebabkan dalam membaca. Terakhir kali kami berbicara,

kami membahas bagaimana Anda merasa disleksia Anda membantu Anda untuk

berpikir kreatif, visual dan out-of-the-box. Bagaimana kekuatan itu telah

membantu di SMA?

Guru saya adalah kunci dalam membantu saya membuat sebagian dari kekuatan otak

saya. Teknik/Sains, guru saya memungkinkan saya untuk mengungkapkan teknik

pikiran saya dan ide-ide dengan melakukan mereka secara fisik dalam proyek. Dalam

bahasa Inggris, guru saya memungkinkan saya untuk menggunakan imajinasi saya

dan memungkinkan saya untuk menulis esai dengan cara yang kreatif. Guru

Page 19: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Matematika saya adalah lucu dan sangat visual, sehingga gaya pengajarannya bekerja

dengan baik dengan cara saya belajar. Saya juga bergabung dengan tim basket di

sekolah jadi saya menggunakan kekuatan di luar kelas juga.

Apa saran Anda untuk orang-orang muda lainnya dengan disleksia yang

membuat transisi ke SMA?

Ketahuilah bahwa ketika Anda memiliki IEP, Anda akan memiliki sesuatu yang

salah, seperti yang saya lakukan dengan kasus manajer saya tidak menjadi tersedia

untuk mengisi guru saya di awal tahun ajaran. Selalu memiliki Rencana B dan

advokat untuk diri sendiri lebih awal daripada nanti. Tidak apa-apa jika guru Anda

tidak tahu tentang disleksia. Anda dapat mengajar mereka. Excel menjadi disleksia,

bangga dan mendefinisikan diri Anda dengan cara yang seimbang dengan

mendukung kelemahan Anda, tetapi juga dengan bekerja keras pada kekuatan Anda.

Berbicara dengan teman-teman Anda sehingga mereka dapat memahami Anda lebih

baik. Menghargai orang-orang yang membantu Anda menjadi diri sendiri: orang tua,

teman dan guru.

Lihat kutipan favorit saya disleksia favorit saya. Hal ini menjelaskan bagaimana

rasanya menjadi disleksia akan melalui sistem sekolah kita:

"Semua orang jenius. Jika engkau menghakimi ikan dengan kemampuannya untuk

memanjat pohon, itu akan hidup sepanjang hidupnya dan percaya bahwa itu adalah

bodoh. "-Albert Einstein

Sumber:

NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian

Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-transition-

high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.

Page 20: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Artikel Asli

A Successful Transition to High School: Jack’s Dyslexia Diary

By: NCLD Editorial Team and Jack W., Student Contributor,

Published Date: December 20, 2013 12:05 PM

A LD Success Story in the MakingAs a reader of LD.org, you know that people with

learning disabilities (LD) are often some of the most intelligent, creative, and

innovative folks around. We bring you stories of both celebrities and everyday

people who are not just surviving life with a learning disability, but truly thriving.

Most of our success stories are told after-the-fact: by people who have already

graduated and established their careers. But what does an LD success story look like

as it’s happening—in middle school, in high school, and beyond? What might a

person with LD in the midst of their educational journey have to say?

14-year-old Jack is here to give us a glimpse into his life as a high school freshman

with dyslexia. We last checked in with Jack at the beginning of this school year,

when he shared the success strategies that got him through middle school and how

excited he was to start at a science, technology, engineering and math-focused high

school. Has high school been everything he hoped? How is self-advocacy different in

high school than in middle school? We interviewed Jack and you'll want to read on

to find out more about his journey.

So you’re well into your first year of high school! How has the year been going?

This has been the best school year ever. I am attending a high school that focuses on

math and science learning through hands-on projects. I am making new friends and

really like my teachers.

A big transition like moving on to high school can bring challenges, too. Have you

had any?

Page 21: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

Yes. I am in all general education classes, but I have a special education caseworker

who was out sick for much of the early part of the school year. So I decided to take

my IEP into my own hands and wrote letters to my teachers explaining my

accommodations and I also spoke with them individually. My teachers have been

really helpful and everyone has been really trying to make sure I get what I need. But

it is up ultimately up to me to advocate and let teachers know my needs.

Another thing that has been hard was that my school’s principal who I liked very

much stepped down early in the year. The principal, Dr. M., made me feel welcome

and accepted at Tech High from the moment I applied. He never expected less of me

because I am dyslexic and he was a big advocate for me—in fact, at least once a day

he would show up in one of my classes and give me a thumbs-up, that always

boosted my day. I felt like he had my back and just knowing that made me want to

learn more and more. He saw me and my potential from day one, not just my

dyslexia.

When he stepped down, it was very hard because he was the one person at school I

felt expected the most from me. It makes a difference having someone like the

principal believe in you and recognize how my struggles in classes are different than

most kids. I wish I could still see him during the day. I wrote him a letter to let him

know how he made a difference in my life.

How did your teachers react when you told them about your dyslexia?

When I gave them the letter the first day and told them I was dyslexic, I was

surprised…although they were all really kind, I could tell many really didn’t know

exactly what that meant or they might have had misconceptions about what dyslexia

really is—they probably thought I just read poorly and can’t spell. I’m still not sure if

they understand the whole picture. That is what is hard. I get good grades and they

know I am smart but I think it’s hard for them to understand how I learn differently

or how my reading level makes things that are simple for other kids a barrier for me.

I don’t think dyslexic kids have a problem learning, I think they don’t get taught in

the way they learn easiest.

Page 22: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

You’re meeting new people all the time and making new friends. Does the issue of

your dyslexia ever come up with them? What do you say if it does?

Yes, one girl came up and asked me about the assistive technology (AT) I was using

and I could tell a bunch of others were listening when I said I was dyslexic. I

explained it as “reading and writing are hard for me.” I also mentioned things that are

easy for me, so they understand that dyslexics have strengths too. I shared this blog

with them, another page that lists famous dyslexics, as well as the blog Ben Foss

wrote for NCLD.

That’s an excellent point.; The dyslexic community is trying to create awareness by

defining dyslexia by its strengths, not by the weakness it causes in reading. Last time

we talked, we discussed how you feel your dyslexia helps you to think in creative,

visual and out-of-the-box ways. How have those strengths been helpful so far in high

school?

My teachers have been key in helping me make the most of the strengths of my

brain. In Engineering/Science, my teacher allows me to express my engineering

thoughts and ideas by doing them physically in projects. In English, my teacher

allows me to use my imagination and allows me to write essays in a creative way.

My Math teacher is hilarious and very visual, so his teaching style works well with

how I learn. I also joined the basketball team at school so I am using strengths

outside of the classroom as well.

Outside of your special education caseworker and the assistive technology you use,

do you get any other support with the parts of school that are difficult for you?

I am in my school’s AVID elective which helps with organizational skills. I work

with my awesome English tutor at my house three days a week. Writing still takes

me a lot longer than it takes other kids. I had to write a paragraph last week that took

me almost all day, even with my AT. I always know what I want to say and have all

the ideas in my head immediately. I actually love telling stories. It’s putting the

words grammatically on paper that’s hard. But I also attached an added piece of

artwork I drew (not required) and so I had fun doing it.

Page 23: ANALISIS ARTIKEL DISLEKSIA

What is your advice for other young people with dyslexia who are making the

transition to high school?

Know that when you have an IEP, you will have things go wrong, like I did with my

case manager not being available to fill in my teachers at the beginning of the school

year. Always have a Plan B and advocate for yourself earlier than later. It’s OK if

your teachers don’t know about dyslexia. You can teach them. Excel at being

dyslexic, be proud and define yourself in a balanced way by supporting your

weaknesses but also by working hard at your strengths. Talk to your friends so they

can understand you better. Appreciate those that help you be yourself: your parents,

friends and teachers.

See my favorite quote by my favorite dyslexic. This explains what it feels like being

dyslexic going through our school system:

“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will

live its whole life believing that it is stupid.” -Albert Einstein

Sumber:

NCLD Editorial Team dan Jack W. 2013. Transisi sukses ke SMA: Catatan Harian

Disleksia Jack. http://www.ncld.org/ld-insights/blogs/successful-transition-

high-school-dyslexia. Diunduh tanggal 28 Desember 2013.