analisa kadar ion cu2+ pada glyserol

Upload: asahi-azis

Post on 11-Jul-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA GLISEROL DENGAN SPEKTROFOTOMETER

KELOMPOK 1Anang Winardi Christ Nadya Putri Prawira Muh. Alaik Nailal Huda Muhammad Yanuar Ananta Nadya Mashita Ulfa Rachmad Fajarudin Ricky Kurniawan Teuku Irvan Maulana 21030111130100 21030111130098 21030111130117 21030111130101 21030111130119 21030111140175 21030111130110 21030111120022

Gliserol Gliserol atau gliserin adalah suatu poliol majemuk sederhana yang bersifat tidak berwarna, tidak berbau, kental, manis, sangat larut di dalam air meskipun dalam suhu ruangan. Gliserol merupakan senyawa alkohol yang memiliki 3 gugus hidroksil. Gliserol memiliki nama baku 1,2,3-propanatriol. Senyawa ini berwujud cair, tidak berwarna dengan titik didih 290oC. Titik didih tinggi yang

dimiliki oleh senyawa dengan bobot molekul 92,09 g/mol ini disebabkan adanya ikatan hidrogen yang sangat kuat antar molekul gliserol

Gliserol merupakan bahan baku pembentuk

trigliserida, yang dapat membentuk ikatan ester dengan asam lemak. banyak digunakan di dalam industri farmasi, kedokteran, makanan. Gliserol merupakan bahan baku pembentuk trigliserida, yang dapat membentuk ikatan ester dengan asam lemak. banyak digunakan di dalam industri farmasi, kedokteran, makanan.

Gliserol terdapat dalam bentuk kombinasi dalam lemak hewan dan minyak tumbuh-tumbuhan. Sangat jarang ditemukan dalam keadaan bebas

pada lemak. Gliserol terdapat dalam minyak dan lemak, berkombinasi dengan asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat dalam bentuk gliseril ester dari asam-asam ini (tripalmitin, tri stearin, tri olein). Gliserol juga berkombinasi dengan gliserida berbagai asam lemak pada minyak seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak biji, kapas, minyak kacang kedelai, dan minyak zaitun yang menghasilkan sejumlah besar gliserol daripada yang didapatkan pada lemak.

Penentuan kadar Cu2+ dalam gliserol menggunakan metode SSA Penentuan

kadar unsur Cu2+ dilakukan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hal ini dilakukan pada proses pengolahan oleochemical untuk menghasilkan glyserin dengan Cupper Cromite sebagai katalis. Pada proses tersebut walaupun telah melalui proses pemurnian secara destilasi fraksinasi, tetap didapati logam katalis tersebut didalam produk akhir walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan terhadap hasil produksi tiap tahap untuk mengetahui jumlah logam katalis yang terkandung didalam hasil produksi menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Pada metode spektrofotometri serapan atom, harga katalis dihitung berdasarkan serapan dari atom-atom yang teratomisasi terbentuk dasar oleh nyala gas pembakar.

Cara Kerja Pengukuran Cu2+ menggunakan SSATahap-tahap yang harus dilakukan untuk menetukan Cu2+ ialah dengan : Pengambilan Sampel Sampel yang dianalisa, yaitu glyserol. Sampel tersebut diambil dari tangki penyimpanan sementara antar tiap tahap proses dan hasil produksi akhir.

Preparasi Sampela. Dipipet sebanyak 50 ml masing-masing sampel glyserol ke dalam beaker glass 100 ml yang berbeda-beda. b. Kemudian ditambahkan 5ml HNO3 6N dan dikocok, atur pH larutan hingga 3 dengan menambahkan Asam lalu disaring dengan kertas saring Whatman 41, filtratnya diambil dan dipekatkan dengan cara dipanaskan sampai volumenya setengah dari volume awal. Setelah itu filtrat tersebut didinginkan dan sampel siap untuk dianalisa.

Pembuatan Larutan Standar Mga. Pembuatan larutan standart Cu 100 ppm. Kedalam labu ukur 100 ml dipipet 10 ml larutan standart Cu 1000 ppm, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda, kemudian dikocok. b. Pembuatan larutan standart Cu 10 ppm. Kedalam labu ukur 100 ml, dipipet 10 ml larutan standart Mg 100 ppm, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda, lalu dikocok. c. Larutan standart Mg 0 (blanko): 0; 0,5; 1; 2; 3; ppm. Kedalam 6 buah labu ukur 100 ml dipipet, masingmasing sebanyak 0; 5; 10; 20; dan 30 ml larutan standart Mg 10 ppm lalu diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda, lalu dikocok

Pengukuran dengan SSA (Spektrofotometer Serapan Atom)a. Alat Spektrofotometer Serapan Atom yang tersedia dihidupkan dan dibiarkan selama 15 menit untuk menstabilkan alat. b. Penentuan Cu. - Masing-masing larutan standart Cu (0; 0,5; 1; 2; 3; ppm). Dipipet ke dalam tabung yang berbedabeda. Kemudian diaspirasikan secara berurutan kedalam nyala SSA untuk kurva kalibrasi. - Setelah itu dilakukan pengukuran terhadap masingmasing sampel seperti halnya dengan pengukuran larutan standart Cu, lalu catat hasilnya.