analisa faktor penentu lokasi ind-berbek, sda

35

Upload: gea-feroza-a

Post on 09-Jul-2016

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas besar Analisa Lokasi dan Keruangan

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda
Page 2: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufiq,

serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Analisis

Lokasi dan Keruangan (RP14-1316) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Penentuan

Lokasi Industri Studi Kasus : Kawasan Industri Berbek, Sidoarjo” dengan lancar.

Selama proses penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari

pihak-pihak lain sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan optimal, sehingga pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian makalah ini terkhusus Pak Arwi Yudhi Kuswara, S.T,

M.T. dan Ibu Vely Kukinul Siswanto, S.T, M.T, M,Sc. selaku dosen mata kuliah Analisis

Lokasi dan Keruangan serta semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini.

Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama dalam menambah

wawasan tentang implikasi teori-teori analisis lokasi dan keruangan. Tak ada gading yang

tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 24 Mei 2016

Penulis

Page 3: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 2

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................................................. 3

1.6 Kerangka Pikir ......................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Industri ................................................................................................................. 5

2.2 Teori Lokasi Industri Weber .................................................................................................... 6

2.3 Teori Lokasi Industri Losch ...................................................................................................... 8

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lokasi Industri ................................................................ 9

2.5 Metode Penelitian AHP ......................................................................................................... 10

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN................................................................................................. 12

BAB IV ANALISA ..................................................................................................................................... 14

BAB V PENUTUP .................................................................................................................................... 21

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 21

5.2 Lesson Learned ..................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ iii

LAMPIRAN .............................................................................................................................................. iv

Page 4: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan lokasi usaha oleh suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi

risiko (risk) dan keuntungan (profit) perusahaan tersebut secara keseluruhan. Kondisi ini

terjadi karena lokasi sangat mempengaruhi biaya tetap (fix cost) maupun biaya variabel

(variable cost), baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Di dalam manajemen

organisasi, lokasi usaha sebaiknya diperhitungkan pada saat perencanaan, sehingga usaha

yang akan dijalankan tersebut dapat terorganisir pelaksanaannya di masa mendatang

(Heizer dan Render, 2004).

Tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan dimana lokasi suatu kegiatan

usaha atau industri itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan lokasi suatu industri diperlukan

gabungan dari berbagai pengetahuan dan disiplin ilmu. Berbagai kriteria yang ikut

dipertimbangkan dalam menentukan lokasi antara lain: ketersediaan lahan, bahan baku,

energi, aksesbilitas, transportasi, upah buruh, jaminan keamanan, daya serap pasar lokal,

stabilitas politik, dan sarana penunjang lainnya. Beberapa teori lokasi secara umum

memakai pendekatan meminimisasi biaya, memaksimalkan laba, pendekatan pasar, daya

tarik atau gravitasi. Berdasarkan beberapa teori lokasi tersebut maka kebijakan terkait

dengan keputusan pemilihan lokasi suatu kegiatan usaha diperlukan gabungan dari

berbagai ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu serta dilakukan kajian terlebih dahulu secara

komprehensif, karena keputusan pemilihan suatu lokasi dipengaruhi oleh multi krIteria dan

multi faktor (Fahrial, 2004).

Lokasi industri dalam pembangunan daerah ataupun pembangunan wilayah harus

diperhitungkan secara cermat dan ditentukan secara tepat, agar kegiatan pembangunan

industrinya dapat terlangsung efektif dan efisien. Proses penentuan lokasi industri optimal

sangat berkait dengan "faktor lokasi", karena "faktor lokasi" ini akan memberikan

persyaratan lokasi optimal bagi kelangsungan kegiatan industri pada suatu wilayah. Dengan

lokasi optimal tersebut dimungkinkan kegiatan indutri dapat berada pada suatu lokasi

industri yang tepat, dan dapat berkembang dengan baik (Arsyad, 1997).

Kawasan industri Berbek terletak di Desa Berbek, Kecamatan Waru-Sidoarjo. Waru

juga dikenal sebagai pusat Industri penyangga dari Surabaya, dan banyak industri penting

yang sebelumnya berpusat di kota kecamatan ini. Misalnya pabrik paku, pabrik susu Nestle,

perusahaan biskuit UBM sampai pabrik soda (Persero). Kawasan Sektor industri di

Kabupaten Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan pusat

bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut Tanjung Perak

Page 5: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

2

maupun Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang produktif serta kondisi

sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk menanamkan

modalnya di Sidoarjo.

Suatu lokasi industri/pabrik tentu harus mempertimbangkan dan memperhatikan

faktor-faktor dalam plant location, faktor-faktor mana saja yang lebih dominan

mempengaruhi dalam penentuan lokasi yang mendukung pada kelancaran operasi produksi

perusahaan hendaknya menjadi fokus utama.

1.2 Rumusan Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia makin pesat seiring dengan

kemajuan di bidang teknologi yang makin canggih. Pertumbuhan kawasan industri yang

begitu pesat tanpa adanya penataan yang terarah dan didukung tidak adanya pedoman

yang mengatur secara spesifik lokasi dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan di titik-

titik tertentu sehingga dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Oleh karena itu

dalam menentukan lokasi peletakan/pembangunan industri perlu mempertimbangkan faktor-

faktor penentuan lokasi industri sehingga didapatkan keuntungan yang optimum bagi

industri tersebut. Selain itu perlu adanya identifikasi faktor-faktor utama apa saja yang

menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu industri.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penentuan lokasi industri di kawasan Berbek, Sidoarjo dan untuk

mengetahui faktor apa yang sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi industri. Untuk

mencapai tujuan-tujuan tersebut adapun sasaran-sasaran dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan lokasi industri

di kawasan Berbek, Sidoarjo

2. Menganalisis faktor–faktor apa saja yang menjadi faktor dominan dan menjadi

prioritas dalam pemilihan lokasi industri di kawasan Berbek, Sidoarjo.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut :

- Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari studi ini adalah untuk menambah khasanah ilmu tentang teori-teori

lokasi industri dan faktor-faktor penentuan lokasi industri pada suatu tempat.

- Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari studi ini sangat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengusaha/pelaku industri dalam mengetahui dan mempertimbangkan faktor-faktor yang

Page 6: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

3

perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pemilihan lokasi untuk pendirian pabrik

ataupun perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN memuat latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah,

tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang ingin didapatkan dari studi yang dilakukan, baik

manfaat teoritis maupun manfaat praktisnya. Kemudian sistematika penulisan makalah dan

kerangka berpikir yang menjelaskan alur pada studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri di kawasan industri Berbek,

Sidoarjo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA memuat tinjauan mengenai teori-teori lokasi industri yang

digunakan sebagai bahan dalam melakukan analisis kesesuaian faktor pemilihan lokasi.

Metode AHP (Analytical Hirarchy Process) dalam menentukan faktor-faktor dominan

penentuan lokasi industri pada suatu kawasan.

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN memuat kondisi atau gambaran umum kawasan

studi yakni Kawasan Industri Berbek, Sidoarjo.

BAB IV ANALISA memuat analisis faktor pemilihan lokasi industri berdasarkan preferensi

stakeholder melalui pengisian kuesioner. Analisa selanjutnya adalah melakukan

pembobotan faktor-faktor penentuan lokasi industri dengan menggunakan metode AHP

(Analytical Hierarchy Process) dengan bantuan software Expert Choice sehingga diperoleh

hasil akhir yakni faktor-faktor dominan dalam penentu lokasi Industri.

BAB V PENUTUP memuat kesimpulan dan lesson learned dari hasil pembahasan dan

analisa yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Page 7: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

4

1.6 Kerangka Pikir

Teori Weber (1929) Teori Losch

Teori Faktor-faktor Penentu Lokasi

Industri

FAKTOR PENENTU LOKASI INDUSTRI DI SIDOARJO

Teori Lokasi Industri

Faktor Penentu Lokasi Industri

Kesesuaian Lahan - Kondisi

Topografi - Kondisi Hidrologi - Rencana Tata

Ruang

Bahan Baku - Jarak Sumber Bahan

Baku - Kontinuitas Bahan

Baku - Bahan Pendukung

Tenaga Kerja - Tersedianya

Tenaga Kerja - Kualitas

Pendidikan

Pasar - Orientasi Pasar Lokal - Permintaan akan Hasil

Produksi - Kebutuhan

Internasional (Ekspor)

Infrastruktur - Kelas Jalan - Jaringan Listrik - Jaringan Air

Bersih - Jaringan Telepon

Lingkungan - Fisik - Sosial - Ekonomi - Aglomerasi

ANALISIS Analisis

Stakeholder

Menentukan stakeholder yang sesuai

untuk menguji variabel penentu lokasi

industri di Sidoarjo

Analisis AHP dengan Expert

Choice

Menguji dan menentukan faktor yang

menjadi prioritas dan mempengaruhi

lokasi industri di Sidoarjo

Wawancara dan

Kuisioner

Kesesuaian antara Teori dan Faktor

Pemilihan Lokasi dengan Fakta Empiris

Page 8: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Contoh

hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi

(pengiriman barang), dan lain sebagainya. Dalam Undang-Undang Perindustrian Nomor 5

Tahun 1984, disebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan

mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan

nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancangan bangun dan

perekayasaan industri.

Pada dasarnya penggolongan tempat industri sangat penting dilakukan guna untuk

menjaga keharmonisan suatu lingkungan yang akan dipengaruhi oleh adanya kegiatan

industri. Di bawah ini penggolongan lokasi industri berdasarkan pemilihan lokasi :

1. Market Oriented Industry

Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri

jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumen potensial berada.

Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

2. Man-power Oriented Industry

Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat permukiman penduduk karena

biasanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja/ pegawai untuk lebih

efektif dan efisien.

3. Supply Oriented Industry

Adalah jenis industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku berada untuk

memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

Berdasarkan lokasinya, Industri dikelompokan menjadi 3 sebagai berikut :

Pengelompokan Lokasi Industri Besar dan Menengah

Kompleks Industri Lokasi industri yang berlokasi di luar kota dan jauh dari

permukiman penduduk, terutama untuk menampung industri-industri dasar dan lebih

dikenal dengan istilah Kompleks Industri yang menjadi inti Zona Industri.

Estat Industri (Industrial Estate)

Lahan yang dipersiapkan secara khusus guna menampung industri-industri yang

bersifat manufaktur yang dikelola oleh suatu manajemen terpusat, dengan luasan

yang cukup memadai bagi pengembangan sistem kegiatan industri yang terintegrasi

yang lokasinya masih di dalam radius pelayanan sarana dan prasarana perkotaan.

Page 9: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

6

Lahan Peruntukan Industri/Kawasan Industri (Umum)

Lokasi industri yang telah ditetapkan dalam Master Plan suatu daerah / kota yang

biasanya terletak pada jalur jalan regional di luar wilayah yang dapat bersifat

pertumbuhan pita atau plotting setempat dan masih berbaur dengan kegiatan lain

secara lebih teratur.

Kawasan Berikat

Lokasi industri yang berlokasi pada areal yang mempunyai tingkat aksesbilitas tinggi

baik dari dan ke pelabuhan maupun airport, mempunyai ketentuan-ketentuan pabean

khusus dan dimaksudkan untuk proses pengolahan manufaktur dan pergudangan

berorientasi ekspor

Pengelompokan Lokasi Industri Kecil

Permukiman Industri Kecil

Lokasi industri kecil yang biasanya berbaur dengan permukiman para pengusaha dan

pengrajin dalam tingkat aglomerasi yang cukup besar dari beraneka ragam jenis

industri kecil terkait, terletak di daerah pinggiran kota (daerah semi urban).

Sentra Industri Kecil

Lokasi industri kecil, berbaur atau tidak berbaur dengan daerah permukiman para

pengrajin dalam jumlah relatif kecil atau industri-industri sejenis dan terletak di dalam

kota atau di pedesaan.

Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK)

Tempat-tempat usaha industri kecil yang dikelompokkan dan disediakan oleh suatu

badan tertentu yang berupa los-los kerja. Sarana usaha industri kecil tersebut

dimaksudkan untuk menunjang dan bekerjasama secara langsung dengan industri

besar, biasanya terletak di dalam suatu estet industri.

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki lokasi geografis dari sumber-sumber yang

potensial serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai

macam usaha/kegiatan lain, baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006). Dibutuhkan

adanya suatu analisis mengenai konsep dasar teori lokasi dalam menentukan lokasi industri,

dimana dengan adanya konsep dasar tersebut dapat menjadi prinsip dalam pemilihan lokasi

yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi bagi industri itu sendiri. Berikut ini

dijelaskan tentang teori lokasi dalam penentuan lokasi industri yang dikemukakan oleh para

Weber dan Losch serta beberapa ahli.

2.2 Teori Lokasi Industri Weber

Teori lokasi industri pertama kali diungkapkan oleh ahli ekonom Jerman pada tahun

1929, yakni Alfred Weber lewat bukunya yang berjudul “Uber den Standart der Industrien

Page 10: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

7

(Theory of The Location of Indutries, 1929). Menurut teori weber, pemilihan lokasi industri

didasarkan atas prinsip minimalisasi biaya. Teori tersebut menyebutkan bahwa lokasi

industri sebaiknya diletakkan ditempat yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal.

Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung

identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Menurut Weber tiga faktor yang

memengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja dan dampak

aglomerasi dan deaglomerasi industri (raw material).

Dalam menjelaskan keterkaitan biaya tranportasi dan bahan baku Weber menggunakan

konsep Locational Triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukan apakah

lokasi optimum lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar Weber merumuskan indeks

material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan sebuah kurva tertutup yang

dinamakan isodapan (garis biaya transportasi total)

Weber Locational Triangle’s

Adapun penentuan lokasi terbaik menurut Weber tergantung pada karakter bahan

baku yang digunakan, antara lain :

a. Bahan baku yang tersedia ada dimana saja

b. Bahan baku setempat yang berpengaruh spesifik terhadap lokasi

c. Berdasarkan penghitungan indeks material (IM) yang menentukan apakah lokasi

industri tersebut lebih berorientasi pada bahan baku atau lebih berorientasi pada

lokasi pasar

Asumsi dari teori lokasi Weber adalah sebagai berikut :

a. Unit studi terisolasi, homogen, konsumen terpusat di titik tertentu, semua unit

perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas (persaingan sempurna)

b. Sumber daya alam seperti air, pasir tersedia dimana-mana (ubiquitous)

Page 11: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

8

c. Bahan lainnya seperti mineral dan biji besi tersedia terbatas pada sejumlah tempat

(sporadis)

d. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, mengelompok pada beberapa lokasi dan

mobilitasnya terbatas.

2.3 Teori Lokasi Industri Losch

August Losch merupakan orang pertama yang mengembangkan teori lokasi dengan segi

permintaan sebagai variabel utama. Teori Losch bertujuan untuk menemukan pola industri,

sehingga diketemukan keseimbangan spasial antar teori lokasi. Jika sebelumnya teori

industri Weber menggunakan sisi lokasi sebagai variabel utama. Namun teroi lokasi yang

dikemukakan oleh Losch menggunakan segi permintaan sebagai variabel utamanya. Dalam

teorinya, Losch mengemukakan bahwa lokasi yang baik untuk tempat produksi adalah lokasi

yang dekat dengan pasar atau target. Losch berorientasi pada biaya yang dikeluarkan

konsumen untuk mencapai suatu lokasi produksi, sehingga dia beranggapan bahwa lokasi

produksi yang jauh dari pasar tidaklah baik karena konsumen harus mengeluarkan biaya

ekstra untuk bisa mencapai tempat tersebut yang akhirnya membuat konsumen enggan

untuk membeli produk yang bersangkutan.Teori Losch berasumsi bahwa suatu daerah

bersifat homogen, memiliki selera konsumen yang sama, moda transportasi yang setara,

dan sumber daya yang merata pula. Kegiatan ekonomi yang berlaku diwilayah tersebut

adalah pertanian dalam skala yang kecil, dan pada dasarnya ditujukkan untuk kebutuhan

pribadi dari petaninya masing-masing. Perdagangan akan terjadi apabila sudah terjadi

kelebihan produksi dari hasil pertanian tersebut. Untuk mencapai keseimbangan, ekonomi

ruang Losch harus memenuhi syarat sebagai berikut ini :

1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun

pembeli.

2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan pembayaran cukup merata,

sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.

3. Terdapat free entry dan taka da petani yang memperoleh super normal profit

sehingga tak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang

yang sama di daerah tersebut.

4. Daerah penawaran adalah sedemikian sehingga memungkinkan petani yang ada

untuk mencapai besar optimum.

5. Konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya

pertimbangan untuk membeli harga yang rendah.

Dalam Teori Losch bisa terjadi inflasi pada wilayah pasar apabila produsen tidak mampu

memenuhi permintaan karena jarak yang jauh sehingga membuat biaya produksi menjadi

naik dan dan berimbas juga pada harga jual yang naik.

Page 12: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

9

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lokasi Industri

Pada dasarnya penentuan lokasi industri mendasarkan pada teori “tempatkanlah pada

titik geografis yang paling banyak memberikan kesempatan perusahaan untuk mencapai

tujuannya” (Sigit, 1987). Faktor Lokasi adalah kualitas suatu wilayah yang terkait dengan

daya tarik wilayah tersebut terhadap keputusan investasi dari calon investor yang sudah

ada. Banyak faktor yang digunakan ssebagai bahan pertimbangan untuk menentukan di

manakah seharusnya lokasi yang tepat, Menurut Sigit (1987) faktor-faktor yang digunakan

sebagai dasar pertimbangan yaitu :

1. Pasar

Masalah pasar tidak boleh diabaikan sama sekali. Masalah pasar yang harus diteliti terlebih

dahulu, jauhu dekatnya dengan perusahaan, kualitas dan kuantitas barang yang dierlukan

oleh pasar dan ekuatan daya beli masyarakat akan jenis barang yang diproduksi.

2. Bahan Baku

Bahan baku sangat erat kaitannya dengan faktor biaya prduksi. Lokasi perusahaan haruslah

di tempat yang biaya bahan baku relatif paling murah.

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja harus diperhatkan terutama bagi perusahaan yang padat karya atau

perusahaan yang biaya produksinya terdiri atas biaya tenaga kerja.

4. Transportasi

Letak perusahaan juga ditentukan oleh faktr transportasi yang menghubungkan lokasi

dengan pasar, lokasi dengan bahan baku dan lokasi dengan tenaga kerja.

5. Pelayanan Bisnis

Faktor-faktor sumber tenaga, listrik, air, keadaan, iklim, juga fasilitass komunikasi,

perbankan dan pelayanan teknis seperti reparasi juga perlu dipertimbangkan dalam

penentuan lokasi.

6. Inducment setempat seperti pemberian insentif dan disinsentif

7. Sifat perusahaan seperti perusahaan yang menghasilkan barang mudah meledak dan

polutan yang berbahaya

8. Kemungkinan lain sepperti bahaya alam misalanya banjir, tanah longsor dan bahaya

sosial misalnya tantangan dari masyarakat.

Pendapat lain mengenai penentuan lokasi industri dikemukakan oleh Weber, dalam

Tarigan (2005) bahwa lokasi industri didasarkan atas prinsip minimasi biaya. Terdapat 3

faktor yang menjadi alasan perusahaan pada industri dalam menentukan lokasi, yaitu :

1. Biaya transportasi

Biaya transportasi bertambah secara proporsional dengan jarak, sehingga titik terndah

untuk biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan

Page 13: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

10

bahan baku dan distribusi hasil produksi. Konsep titik minimum tersebut dinyatakan

seabagai segitiga lokasi atau locational triangel.

2. Biaya Upah

Produsen cenderung mencari lokasi dengan tingkat upah tenaga kerja yang lebih

rendah dalam melakukan aktivitas ekonomi sedangkan tenaga kerja

cenderungmencari lokasi dengan konsentrasi upah yang lebih tinggi.

3. Keuntungan dari konsentarasi industri secara spasial

Konsentrasi spasial akan menciptakan keuntungan yang berupa penghematan

lokalisasi dan enghematan urbanisasi. Penghematan lokasi terjadi apabila biaya

produksi total dari industri tersebut meningkat. Hal ini terjadi pada perusahaan/industri

yang berlokasi secara berdekatan. Penghematan urbanisasi terjadi bila biaya produksi

suatu perusahaan menurun ketika produksi seluruh perusahaan pada berbagai tingkat

aktivita ekonomi dalam wilayah yang sama meningkat. Penghematan karena berlokasi

di wilayah yang sama ini terjadi akibat skala perkonomian kota yang bear dan hukum

akibat skala suatu jenis industri.

2.5 Metode Penelitian AHP

Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof.

Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh pada tahun

1970. Metoda ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai luas untuk

penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis perbandingan

“Judgement‟ pengambil keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan

yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot

prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot ini merepresentasikan intensitas

preferensi atas suatu keputusan (Saaty, 1993).

Prinsip pokok AHP adalah prinsip berpikir analitis. Pengambilan keputusan dalam

metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, yaitu:

1. Dekomposisi

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagianbagian secara

hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang

paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap

himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail,

mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan

tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa

elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan

yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan

terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.

Page 14: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

11

2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).

Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang

ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian

menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam

bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.

3. Sintesa Prioritas

Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari

kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam

level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas

global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level

terendah sesuai dengan kriterianya.

Page 15: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

12

BAB III

GAMBARAN UMUM KAWASAN

Wilayah studi dalam makalah ini adalah Kawasan Industri Berbek yang berlokasi di

Desa Berbek, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Kawasan Industri Berbek merupakan salah satu

pengembangan kawasan industri SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) yang berdiri di

atas lahan seluas 87 ha dan telah menampung sekitar 111 perusahaan dengan lebih dari

9.000 tenaga kerja. Industri yang ada pada kawasan industri ini diantaranya adalah industri

infrastuktur, minuman dan makanan, kimia, dan manufaktur.

Kawasan Industri Berbek ini dikelola oleh PT. SIER yang juga turut mengelola 3

(tiga) kawasan industri lain yang berada di Jawa Timur, yakni:

1. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) seluas 245Ha.

Kawasan Industri ini telah ditempati oleh hampir 300 perusahaan yang menampung

puluhan ribu pekerja

2. Sidoarjo Industrial Estate Berbek seluas 87 Ha yang merupakan wilayah studi

dengan luas wilayah 87 Ha dan menampung ± 9000 pekerja

3. Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) dengan luas lahan 500 Ha

Kawasan ini berlokasi 60 km dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan

dihubungkan dengan jalan tol. PIER terpilih untuk dikembangkan sebagai Area Kutub

atau Growth Pole dalam rencana pengembangan Jawa Timur dengan sasaran

utama peningkatan produksi dibidang Aquacultur, Perdagangan, Industri Perkebunan

dan Pariwisata.

Gambar 3.1 Lokasi Kawasan Industri Berbek Sumber : Google Maps

Page 16: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

13

Adapun batas administrasi Kawasan Industri Berbek adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Jl. Raya Berbek Industri

Sebelah Selatan : Jl. Raya Berbek Industri

Sebelah Timur : Jl. Tol Waru Juanda dan Jl. Kyai Abdul Karim

Sebelah Barat : Jl. Tol Waru Juanda dan Jl. Brigjen Katamso

Sidoarjo dikenal sebagai pusat Industri penyangga dari Kota Surabaya karena

terdapat Kawasan Industri Berbek yang merupakan gabungan dari beberapa industri

penting, misalnya pabrik paku, pabrik susu Nestle, perusahaan biskuit UBM dan pabrik soda

(Persero). Selain itu, terdapat perusahaan baja terbesar di dunia yakni Ispat Indo.

Visi dan misi Kawasan Industri Berbek pada hakekatnya sejalan dengan Kawasan

Industri SIER sebagai induk kawasan Industri yang terlebih dahulu berada di Rungkut,

Surabaya. Berikut ini adalah visi dan misinya :

Visi :

Menjadi Kawasan Industri modern didukung unit bisnis strategis, yang berkesinambungan,

terkemuka dan ramah lingkungan.

Misi :

1. Mewujudkan Kawasan Industri yang inovatif, berbasis teknologi informasi, dalamlokasi,

produk, pelayanan dan fasilitas pendukung kesemua pihak yang berkepentingan.

2. Adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan rencana pengembangan regional,

nasional maupun intemasional.

3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dalam penyediaan layanan penjualan,

persewaan, penyediaan fasilitas industri dan sarana penunjangnya dengan kualitas

terbaik guna mendukung proses bisnis.

4. Mewujudkan pengelolaan Kawasan Industri ramah lingkungan yang bemilai tambah.

Page 17: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

14

BAB IV

ANALISA

Dalam melakukan analisa faktor-faktor penentu lokasi industri dalam penelitian ini

menggunakan analisa dengan AHP (Analytical Hierarchy Process). Tujuan dari AHP sendiri

adalah untuk mendapatkan prioritas keputusan/faktor utama yang mempengaruhi suatu

keadaan yang ada. Dimana AHP juga merupakan sebuah model yang dibuat menyerupai

proses pengambilan keputusan manusia (human decision process) (Saaty, 1980). Tahapan

dilakukannya analisa AHP adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan dilakukannya penelitian.

2. Meninjau teori-teori lokasi yang berkaitan dengan faktor-faktor penentuan lokasi

industri menurut beberapa ahli.

3. Identifikasi variabel-variabel terkait penentuan lokasi industri beserta sub

variabelnya.

4. Pembuatan kuesioner

5. Pengisian kuesioner oleh 3 stakeholder yakni Pemerintah, pelaku industri dan

masyarakat.

6. Melakukan analisa AHP hasil pengisian kuesioner dengan software Expert Choice

7. Melakukan interpretasi hasil analisa AHP untuk menentukan faktor-faktor utama

dalam penentuan lokasi industri.

8. Penarikan kesimpulan.

Berikut ini adalah diagram faktor dan sub-faktor dalam menganalisa faktor penentu suatu

lokasi industri yang sesuai.

Gambar 4.1 Faktor dan Sub-Faktor Penentu Kawasan Industri Berbek, Sidoarjo

Page 18: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

15

Berikut ini adalah interpretasi hasil pembobotan (combined) dengan menggunakan

Expert Choice terhadap faktor-faktor penentu lokasi industri :

A. Hasil Analisis Sub-faktor

1. Sub-faktor Kesesuaian Lahan

Nilai pembobotan terendah didapat oleh kondisi hidrologi sebesar 0.270 dan nilai

pembobotan tertinggi didapat oleh kondisi topografi sebesar 0.397. Sedangkan nilai

inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0,00565 karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka sub

faktor tersebut dinyatakan valid. Sehingga dapat dinyatakan bahwa, sub-faktor kondisi

topografi merupakan subfaktor utama penentu lokasi industri dari faktor kesesuaian lahan.

Dari analisis yang telah dilakukan, topografi merupakan subfaktor utama penentu lokasi

industri dibandingkan subfaktor hidrologi dan recana tata ruang karena topografi dapat

melihat dan menggambarkan ketinggian suatu wilayah yang akan dibangun industri.Dengan

melihat ketinggian, dapat diperoleh data mengenai potensi curah hujan dan suhu yang

berpengaruh terhadap penempatan dan pengelolaan industri. Industri akan didirikan pada

suatu tempat yang memiliki topografi yang datar. Hal ini dikarenakan biaya transportasi lebih

murah jika dibandingkan dengan tempat yang memiliki topografi yang berkelok-kelok.

Kawasan industri Berbek terletak di Sidoarjo yang memiliki topografi relatif rendah dan

datar. Dengan pemilihan lokasi pada topografi yang datar dapat menghemat biaya

pembangunan pabrik sebab tidak memerlukan rekayasa pembangungunan. merupakan

INDUSTRI

INDUSTRI

Page 19: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

16

2. Sub-faktor Bahan Baku

Nilai pembobotan terendah didapat oleh bahan pendukung sebesar 0.153 dan nilai

pembobotan tertinggi didapat oleh jarak sumber bahan baku sebesar 0.556. Sedangkan nilai

inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0,00209 karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka sub

faktor tersebut dinyatakan valid. Sehingga dapat dinyatakan bahwa, sub-faktor jarak sumber

bahan baku merupakan faktor utama penentu lokasi industri dari faktor bahan baku.

Bahan mentah sangat menentukan lokasi industri karena bahan mentah merupakan

bahan dasar untuk menghasilkan suatu barang atau produk. Apabila bahan mentah tersedia

di banyak tempat, maka lokasi industri dapat didirikan di mana saja, tetapi apabila bahan

mentah tersedia terbatas dan hanya dapat ditemukan pada lokasi tertentu, maka alternatif

penentuan lokasi menjadi terbatas pula.

Orientasi industri memperhatikan jarak terhadap sumber bahan baku. Industri dapat

menjadi market oriented ataupun raw material oriented bergantung pada jenis industri yang

ada pada kawasan industri Berbek, Sidoarjo.

3. Sub-faktor Tenaga Kerja

Nilai pembobotan terendah didapat oleh kualitas pendidikan sebesar 0.466 dan nilai

pembobotan tertinggi didapat oleh tersedianya tenaga kerja sebesar 0.534. Sedangkan nilai

inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0, karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka sub faktor

Page 20: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

17

tersebut dinyatakan valid. Sehingga dapat dinyatakan bahwa, sub-faktor tersedianya tenaga

kerja merupakan faktor utama penentu lokasi

industri dari faktor tenaga kerja.

Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses

produksi, baik jumlah maupun keahliannya. Adakalanya suatu industri membutuhkan tenaga

kerja yang banyak, walaupun kurang berpendidikan.Tetapi, ada pula industri yang hanya

membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang berpendidikan dan terampil. Industri yang

membutuhkan tenaga kerja yang banyak harus ditempatkan di daerah yang mempunyai

jumlah penduduk yang banyak agar biaya untuk upah tenaga kerja tidak terlalu mahal.

Dengan demikian, penempatan lokasi industri berdasarkan tenaga kerja sangat tergantung

pada “jenis dan karakteristik” kegiatan industrinya.

Ketersediaan tenaga kerja untuk kawasan industri Berbek sangat tersedia sebab

Sidoarjo merupakan tujuan masyarakat disekitar Sidoarjo untuk mencari pekerjaan.

Kebanyakan dari pekerja ini datang dari BWP Sidoarjo seperti sedati dan gedangan dan

juga dari Mojokerto atau jombang. Kualitas pendidikan tenaga kerja juga merupakan faktor

yang penting sekalipun bukan menjadi prioritas.

4. Sub-faktor Pasar

Nilai pembobotan terendah didapat oleh kebutuhan internasional (ekspor) sebesar 0.217

dan nilai pembobotan tertinggi didapat oleh orientasi pasar lokal sebesar 0.503. Sedangkan

nilai inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0,01 karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka sub

faktor tersebut dinyatakan valid. Sehingga dapat dinyatakan bahwa, sub-faktor tersedianya

orientasi pasar lokal merupakan faktor utama penentu lokasi industri dari faktor pasar.

Page 21: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

18

Subfaktor Orientasi pasar lokal menjadi komponen yang sangat penting dalam

mempertimbangkan lokasi industri dibandingkan dengan dengan permintaan akan hasil

produksi dan kebutuhan ekspor, sebab pasar merupakan sarana untuk memasarkan atau

menjual produk yang dihasilkan. Lokasi suatu industri diusahakan sedekat mungkin

menjangkau konsumen, agar hasil produksi mudah dipasarkan.

5. Sub-faktor Infrastruktur

Nilai pembobotan terendah didapat oleh jaringan telepon sebesar 0.139 dan nilai

pembobotan tertinggi didapat oleh kelas jalan sebesar 0.376. Sedangkan nilai inkonsistensi

yang dihasilkan adalah 0,00648 karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka sub faktor tersebut

dinyatakan valid. Sehingga dapat dinyatakan bahwa, sub-faktor tersedianya terminal terpadu

merupakan faktor utama penentu lokasi industri dari faktor infrastruktur.

Berdasarkan Peraturan Mentri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2010, kegiatan industri

sebaiknya berada pada kawasan yang terlayani oleh jaringan jalan arteri primer. Hal ini

relevan dengan hasil pembobotan subfaktor dimana kelas jalan menjadi prioritas utama

dalam faktor infrastruktur.

6. Sub-faktor Lingkungan

Nilai pembobotan terendah didapat oleh lingkungan fisik sebesar 0.145 dan nilai

pembobotan tertinggi didapat oleh aglomerasi sebesar 0.444. Sedangkan nilai inkonsistensi

yang dihasilkan adalah 0,00565 karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka sub faktor tersebut

dinyatakan valid. Sehingga dapat dinyatakan bahwa, sub-faktor aglomerasi merupakan

faktor utama penentu lokasi industri dari faktor lingkungan.

Page 22: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

19

Aglomerasi Industri merupakan pemusatan industri di suatu kawasan tertentu

dengan tujuan agar pengelolanya dapat optimal. Kawasan industri Berbek yang merupakan

kawasan aglomerasi industri yang memiliki beberapa industri dengan hasil pengolahan

yasehingga dapat terjadi sharing sarana dan prasarana seperti tempat pengolahan limbah,

jalan, dll. Dengan adanya aglomerasi industri diharapkan dapat mengurangi pencemaran

atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan

dalam penanganannya, mengurangi kemacetan, memudahkan pemantauan dan

pengawasan terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati, tidak

mengganggu rencana tata ruang dan dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi

serendah mungkin.

B. Hasil Analisis Faktor

Responden yang dituju dalam makalah ini diambil dari 3 latar belakang yang

berbeda, yaitu:

1. Pemerintah

2. Pelaku Industri

3. Masyarakat

Page 23: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

20

Hasil analisis kombinasi faktor-faktor dari preferensi 3 responden adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisa Pembobotan Faktor Penentu Lokasi Industri

FAKTOR NILAI

Kesesuaian Lahan 0.373

Bahan Baku 0.227

Tenaga kerja 0.133

Pasar 0.094

Infrastruktur 0.053

Lingkungan 0.120

Nilai inkonsistensi yang dihasilkan dari analisis diatas adalah 0.02, karena nilai

inkonsistensi < 0.1 maka faktor yang dianalisis dinyatakan valid.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor sosial kesesuaian lahan dan bahan baku

merupakan faktor utama dalam melakukan analisa faktor-faktor penentu lokasi Berbek,

Sidoarjo. Faktor sedang yakni tenaga kerja dan lingkungan. Sedangkan faktor rendah yakni

infrastruktur dan pasar.

Page 24: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

21

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kawasan industry Berbek merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

berlokasi di Waru, Sidoarjo. Kawasan Industri Berbek merupakan salah satu pengembangan

kawasan industri SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) yang berdiri di atas lahan

seluas 87 ha dan telah menampung sekitar 111 perusahaan dengan lebih dari 9.000 tenaga

kerja.

Berpedoman pada teori lokasi industri dan fator-faktor penentu yang dikemukakan oleh

para ahli, ditentukan 6 faktor penentu lokasi industri beserta sub-faktornya. 6 faktor tersebut

yaitu kesesuaian lahan, bahan baku, tenaga kerja, pasar, infrastruktur, dan lingkungan.

Kemudian dilakukan analisis dengan membagikan kuisioner pada 3 stakeholder yang terkait,

yakni pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat. Selanjutnya, dilakukan proses analisis

hierarchy (AHP) dengan software expert choice untuk menentukan sub-faktor prioritas yang

mempengaruhi lokasi industri di Sidoarjo.

Berdasarkan hasil analisis AHP yang telah dilakukan, ditemukan bahwa kesesuaian

lahan merupakan faktor yang paling berpengaruh (bobot = 0,373) dalam penentuan lokasi

industri. Selain itu, diikuti dengan faktor bahan baku (bobot = 0,227), tenaga kerja (bobot =

0,133), lingkungan (bobot = 0,120), pasar (0,094), dan infrastruktur (0,053). Dengan kata

lain, dalam penentuan lokasi industri di Sidoarjo, faktor yang paling perlu diperhatikan

adalah Kesesuaian Lahan dengan topografi sebagai subfaktor utama.

5.2 Lesson Learned

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan

lokasi industry di kawasan industry Berbek, maka ada beberapa pelajaran yang dapat

diambil:

1. Untuk menentukan lokasi industri, sebaiknya disesuaikan dengan jenis, tujuan dan

kebutuhan industri. Sehingga kegiatan industri tersebut dapat berjalan dengan baik,

efektif dan optimal

2. Dalam penentuan lokasi industri, ada beberapa teori yang dapat digunakan yakni

diantaranya adalah teori weber, teori Losch, atau teori susut dan ongkos transportasi.

Teori ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan penentuan lokasi industri atau

sebagai landasan. Namun pada penerapannya, teori teori tersebut harus disesuaikan

dengan kondisi yang ada saat ini.

Page 25: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

22

3. Adapun variable yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi industri adalah

kesesuaian lahan, bahan baku, pasar, infrastruktur, tenaga kerja dan lingkungan.

Namun pada penerapannya, variable disesuaikan dengan jenis industri.

4. Dengan analisa AHP kita dapat menganalisa faktor-faktor yang dominan berdasarkan

preferensi dari banyak pihak.

5. Berdasarkan hasil analisa AHP, dapat diketahui bahwa faktor yang dominan dalam

penentuan lokasi industri adalah faktor kesesuaian lahan.

6. Dalam penentuan lokasi industri, masing masing variable memiliki peran, sehingga

kita tidak dapat mengabaikan variable lainnya hanya karena terlihat satu variable

yang dominan.

Page 26: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

iii

Daftar Pustaka

Adriand, Indra Jaya. 2008. Review Literatur Teori Lokasi dan Pola Ruang (Teori

Aglomerasi). Diunduh dari http://indrajayaadriand.wordpress.com/ pada tanggal 12

Maret 2016 pukul 21.25

Budi S., Eko, (2012). Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Institut Teknologi Sepuluh

Nopember

Djojodipuro Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

https://utariardian.wordpress.com/2012/09/28/teori-lokasi-industri-teori-weber-dan-teori-

losch/ diakses tanggal 15 Mei 2016 pukul 11.18

Subkhi, Wildha Badrus. 2009. “Kriteria Penentuan Lokasi Industri Semen” Tugas Akhir.

Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara

Page 27: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

iv

LAMPIRAN

KUISIONER FAKTOR – FAKTOR PENENTUAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PT

BERBEK DI JALAN RUNGKUT , SURABAYA

Bapak/ibu yang kami hormati,

Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui nilai bobot pada tiap faktor dan sub faktor

yang berkaitan dengan Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Berbek,

Sidoarjo. Bobot ini sangat berguna untuk memberikan ukuran prioritas pada tiap faktor.

Pembobotan kriteria ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis AHP (Analytical

Hierarchy Process). AHP merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk

memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok – kelompok,

dan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki. Alat ini memerlukan suatu nilai

numerik sebagai pengganti persepsi seseorang untuk mendapatkan perbandingan relative

sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria. Dengan ini saya mengharap kesediaan bapak/ibu

untuk mengisi kolom kriteria sesuai denngan persepsi anda. Terima kasih atas kesediaan

Anda,

Hormat Kami,

Peneliti

Telp : 082245504515

Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PENDAHULUAN

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Contoh

hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi

(pengiriman barang), dan lain sebagainya.

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, INDUSTRI adalah kegiatan

ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau

barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa

pembangunan industri di beberapa kota di Indonesia sangatlah pesat, salah satunya PT Sier

di Sidoarjo yang memajukan perindustrian di Waru, Sidoarjo.

Page 28: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

v

TUJUAN PELAKSANAAN SURVEY

Tujuan Pelaksanaan Survey :

1. Menganalisis faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di PT SIER Berbek,

Sidoarjo berdasarkan preferensi pihak pengelola (PT. SIER).

2. Menganalisis faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER Berbek,

Sidoarjo berdasarkan preferensi Pemerintah (Disperindag)

3. Menganalisis faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER Berbek,

Sidoarjo berdasarkan preferensi masyarakat sekitar kawasan industri Berbek.

4. Menganalisis faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER Berbek,

Sidoarjo yang obyektif ditinjau dari pertimbangan tiga preferensi.

5. Menentukan faktor-faktor Dominan Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER

Berbek, Sidoarjo dari pertimbangan tiga preferensi.

I. Identitas Responden a. Identitas Responden Untuk Pihak Pemerintah

1. Nama :

2. Jabatan :

3. Alamat :

4. Telp/ HP :

5. Instansi :

6. Tgl Pengisian Kuisioner :

b. Identitas Responden Untuk Pihak Pelaku Industri

1. Nama :

2. Alamat :

3. Nama Perusahaan :

4. Telp/HP :

5. Tgl Pengisian Kuisioner : c. Identitas Responden Untuk Pihak Masyarakat

1. Nama :

2. Alamat :

3. Telp/HP :

4. Tgl Pengisian Kuisioner :

Page 29: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

vi

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Pada kuesioner ini Bapak/Ibu diminta untuk menentukan tingkat pengaruh kriteria yang

mempengaruhi penentuan lokasi industri di Berbek, Sidoarjo. Dalam melakukan

pembandingan tingkat kepentingan ditentukan nilai pengaruh 1 sampai dengan 9. Jawaban

pertanyaan dengan memilih nilai perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan

skala penilaian sebagai berikut.

Nilai Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Kedua indikator memiliki pengaruh yang sama besarnya terhadap penentuan lokasi industri

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

Satu indikator memiliki sedikit pengaruh terhadap penentuan lokasi industri

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya

Satu indikator memiliki cukup pengaruh terhadap penentuan lokasi industri.

7 Elemen yang satu jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

Satu indikator memiliki pengaruh yang kuat dan dominan terhadap penentuan lokasi industri.

9 Satu elemen mutlak penting (kepentingan yang ekstrim)

Satu indikator memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap penentuan lokasi industri, sehingga indikator ini wajib terpenuhi dalam menentukan lokasi industri.

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai yang diberikan bila ada 2 kompromi diantara dua pilihan dalam menentukan lokasi industri

Page 30: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

vii

LEVEL KRITERIA TINGKAT I

Berikut ini terdapat sintesa kriteria yang akan dibobotkan untuk mendapatkan rumusan kriteria yang dapat digunakan dalam membantu

menentukan lokasi industri Berbek, Sidoarjo yang stratgeis dan telah memperhatikan dampak perkembangannya. Sintesa kriteria ini disusun

dengan memperhatikan berbagai referensi, kondisi eksisting dan hasil interview yang telah dilakukan kepada pihak pelaku bisnis, regulator dan

masyarakat.

Pada level kriteria tingkat I, terdapat beberapa kriteria penentuan lokasi yang diujikan, yaitu :

1. Kesesuaian Lahan, yang dikembangkan untuk kawasan industri dengan kondisi-kondisi yang ada. Kesesuaian lahan dijelaskan oleh

variabel kondisi fisik lahan, penggunaan lahan dan rencana tata ruang/konsep pengembangan wilayah.

Kesesuaian Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Baku

Kesesuaian Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pasar

Kesesuaian Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan infrastruktur

Kesesuaian Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga Kerja

Kesesuaian Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

2. Bahan Baku, yang dibutuhkan untuk mendukung operasional proses produksi dari industri …… Bahan baku dijelaskan oleh variabel

jarak dengan sumber bahan baku, kontinuitas bahan baku dan bahan pendukung proses produksi.

Bahan Baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pasar

Bahan Baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan infrastruktur

Bahan Baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga Kerja

Bahan Baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

3. Pasar, ukuran pasar yang ditinjau dari jumlah dan persebaran distribusi produk industri….. Pasar dijelaskan oleh variabel orientasi

pasar local, permintaan akan hasil produksi semen dalam skala nasional dan kebutuhan internasional (ekspor)

Page 31: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

viii

Pasar 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelayanan infrastruktur

Pasar 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga Kerja

Pasar 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

4. Pelayanan Infrastruktur, komponen dasar pendukung operasional kegiatan industri semen. Adapun variabel yang digunakan adalah

jaringan jalan arteri, pelabuhan eksport/impor, terminal terpadu, jaringan listrik (sumber energy), jaringan air bersih dan jaringan

telepon.

Pelayanan

Infrastruktur

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga Kerja

Pelayanan

Infrastruktur

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

5. Tenaga Kerja, yang dimaksud adalah ketersediaan tenaga kerja dan kualitas pendidikan yang dimiliki untuk mendukung proses

produksi. Tenaga kerja dijelaskan oleh variabel tersedianya tenaga kualitas pendidikan.

Tenaga Kerja 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

6. Lingkungan, kelestarian lingkungan menjadi prioritas keberlanjutan sejalan dengan proses produksi industri. Adapun variabel

lingkungan dijelaskan dengan variabel lingkungan fisik dan lingkungan sosial-ekonomi.

Page 32: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

ix

LEVEL KRITERIA TINGKAT 2

Setelah dilakukan pembobotan terhadap level kriteria tingkat 1, maka selanjutnya dilakukan pembobotan terhadap sub kriteria yang

merupakan kriteria tingkat 2,

1. Kesesuaian Lahan

a. Kondisi fisik lahan seperti : kelerengan tanah, jenis tanah dan keadaan hidrologi.

b. Penggunaan lahan yang sedang berkembang di daerah tersebut seperti perumahan, pertanian, perdagangan dll

c. Rencana tata ruang/konsep pengembangan wilayah: rencana pengembangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (kawasan

pendidikan, industri, pergudangan dll)

Kondisi Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kondisi Hidrologi

Kondisi Topografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rencana Tata Ruang

Kondisi hidrologi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rencana Tata Ruang

2. Bahan Baku

a. Jarak dengan sumber bahan baku utama: jauh, dekat ataupun sangat jauh.

b. Kontinuitas bahan baku: tersedia selama beberapa lama dan berapa banyak supply-nya

c. Bahan pendukung proses produksi: bahan yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi (selain bahan baku)

Jarak sumber bahan

baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kontinuitas bahan baku

Jarak sumber bahan

baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan pendukung

Kontinuitas bahan

baku 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan pendukung

Page 33: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

x

3. Jangkauan Pasar

a. Orientasi pasar local : kemampuan pelayanan industri terhadap wilayah sekitar yang dinyatakan dalam jarak melingkar (radius)

berapa luas distribusi yang mampu dijangkau dibandingkan dengan para pesaing lainnya.

b. Permintaan akan hasil produksi dalam skala nasional: kemampuan untuk meng-cover kebutuhan nasional

c. Kebutuhan internasional (ekspor); berapa banyak permintaan dan berapa banyak yang mampu dipenuhi terhadap pasar luar negeri

Orientasi pasar local 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Permintaan hasil

produksi dalam skala

nasional

Orientasi pasar local 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kebutuhan

internasional (ekspor)

Permintaan hasil

produksi dalam skala

nasional

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kebutuhan

internasional (ekspor)

4. Pelayanan Infrastruktur

a. Jaringan jalan arteri; klasifikasi jalan berdasarkan lebar badan jalan dan sifat penghubungnya. Klasifikasi jalan yaitu arteri(primer

dan sekunder), kolektor (primer dan sekunder) dan kelas lingkungan.

b. Terminal terpadu untuk melakukan distribusi hasil produksi

c. Jaringan listrik: ketersediaan dan kapasitas penyediaan listrik (sumber energy) merupakan pertimbangan dalam penentuan lokasi

industri

d. Jaringan air bersih: ketersediaan dan kapasitas penyediaan air bersih merupakan pertimbangan dalam penentuan lokasi industri.

e. Jaringan telepon: ketersediaan dan kapasitas penyediaan telekomunikasi merupakan pertimbangan dalam penentuan lokasi

industri.

Jaringan jalan arteri 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Terminal terpadu

Jaringan jalan arteri 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan listrik

Page 34: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

xi

Jaringan jalan arteri 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan air bersih

Jaringan jalan arteri 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan telepon

Terminal terpadu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan listrik

Terminal terpadu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan air bersih

Terminal terpadu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan telepon

Jaringan Listirk 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan air bersih

Jaringan listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan telepon

Jaringan Air Bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan telepon

5. Tenaga Kerja

a. Tersedianya tenaga kerja memberikan kepastian akan operasional industri dimana para pelakunya adalah para pekerja

b. Kualitas pendidikan menunjukkan kapasitas dan tingkat pendidikan dari para pekerja yang ada

Tersedianya tenaga

kerja 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas Pendidikan

6. Lingkungan

a. Lingkungan fisik: kelestarian lingkungan biotik dan abiotic terhadap dampak berdiri dan beroperasinya industri (pelaksanaan

dokumen AMDAL)

b. Lingkungan sosial-ekonomi: karakteristik masyarakat setempat dan tingkat kesejahteraan antara sebelum dan setelah industri ada.

c. Aglomerasi yakni adanya kesamaan industri yang memproduksi hal yang sama ataupu pengolahan limbah yang sama sehingga

terjadi sharing sarana prasarana industri.

Lingkungan Fisik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan sosial-

ekonomi

Lingkungan Sosial-ekonomi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aglomerasi

Page 35: Analisa Faktor Penentu Lokasi Ind-Berbek, Sda

xii

Catatan :