yulia pujihartilampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/materi/1pola... · tanah dan masa...
Post on 09-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ALTERNATIF POLA TANAM JAGUNG
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG 2018
YULIA PUJIHARTI
PENGERTIAN
❖ Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan
dengan mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman
selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan
tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.
❖ Pola tanam sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu
➢ Pola tanam monokultur dan
➢ pola tanam polikultur.
❖ Pola tanam monokultur adalah pertanian dengan menanam
tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung
saja, atau kedelai saja.
❖ Tujuan menanam secara monokultur : meningkatkan
hasil pertanian.
❖ Kelebihan sistem ini : teknis budidayanya relatif mudah
karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara
hanya satu jenis.
❖ Kelemahan sistem ini : tanaman relative mudah
terserang hama maupun penyakit.
❖ Pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dengan
banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang
terusun dan terencana dengan menerapkan aspek
lingkungan yang lebih baik.
❖ Kelebihan pola tanam polikultur :➢ Dapat mengurangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hal ini
dikarenakan tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya, selain itu siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus.
➢ Menambah kesuburan tanah. Misalnya dengan menanam tanaman yang mempunyai perakaran berbeda, seperti tanaman berakar dangkal ditanamberdampingan dengan tanaman berakar dalam, maka tanah disekitarnyaakan lebih gembur.
➢ Petani bisa memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih darisatu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang beragam. Hal Inimenguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapatditutup oleh harga komoditas lainnya.
❖ Kelemahan pola tanam polikultur :➢ Terjadinya persaingan penyerapan unsur hara antar tanaman
➢ Banyaknya OPT sehingga lebih sulit dalam pengendaliannya.
❖ Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama.
❖ Keuntungan Tumpang Sari ➢ Mencegah dan mengurangi pengangguran musim.
➢ Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani.
➢ Adanya pengolahan tanah yang minimal.
➢ Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilaitambah.
➢ Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapatdiperoleh hasil dari tanaman yang lain
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang polatanam/tumpang sari
❖ Tanaman memiliki famili yang sama agar pola pertumbuhan danbahan makanan yang diperlukan sama
❖ Tidak saling menghambat pertumbuhan.
❖ Bagian tanaman yang dipanen setidaknya harus sama agar hamayang akan menyerang tidak fokus pada satu jenis tanaman saja.
❖ Syarat tumbuh tanaman harus diperhatikan agar tidak salingberebut kebutuhan nutrisi.
❖ Sistem perakaran harus berbeda, jika sistem perakaran sama makatanaman tersebut akan memperebutkan unsur hara yang terkandung dalam tanah yang dapat mengakibatkan penghambatantubuh tanaman.
Populasi Tanaman Jagung
❖ Cara petani :
➢ 75 x 20 (1 bibit /lubang, populasi 66.666 batang/ha)
➢ 70 x 20 (1 bibit /lubang, populasi 71.428 batang/ha)
❖ Introduksi (Rekomendasi)
➢ (100 – 50) x 20 (1 bibit /lubang, populasi 66.666
batang/ha)
➢ (100 -40) x 20 cm ((1 bibit /lubang, populasi 71.428
batang/ha)
Jarak tanam
75 x 20 cm
Legowo 2 : 1
(100 – 50) x 20 cm
Jarak tanam
70 x 20 cm
Leegowo 2 : 1
(100 – 40) x 20 cm
75 cm
X X
X X
X X
X X
20 cm
X X
X X
X X
X X
50 cm
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X
20 cm
X X X X
X X X X
X X X X
100 cm
X X X X
70 cm
X X
X X
X X
X X
20 cm
X X
X X
X X
X X
40 cm
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X
20 cm
X X X X
X X X X
X X X X
100 cm
X X X X
Gambar 1. Sistem tanam legowo pada tanaman jagung
Jarak TanamProduksi
(t/ha)
Penerimaan1
(Rp/ha)
Biaya (Rp/ha)Keuntungan
(Rp/ha)S. produksi Tenaga kerja Total biaya
MK I
75 x 20 cm 9,33 20.526.000 2.990.000 4.449.750 7.439.750 13.086.250
(100 – 50) x 20 cm 9,99 21.978.000 2.990.000 4.459.250 7.449.250 14.528.750
70 x 2 cm 9,88 21.736.000 2.990.000 4.371.000 7.361.000 14.375.000
(100 - 40) x 20 cm 10,63 23.386.000 2.990.000 4.547.250 7.537.250 15.848.750
MK II
75 x 20 cm 8,17 17.974.000 3.150.000 3.682.750 6.832.750 11.141.250
(100 – 50) x 20 cm 8,63 18.986.000 3.150.000 3.717.250 6.867.250 12.118.750
70 x 2 cm 9,05 19.910.000 3.150.000 3.668.750 6.818.750 13.091.250
(100 - 40) x 20 cm 9,19 20.218.000 3.150.000 6.829.250 6.829.50 13.388.750
Tabel 1. Analisis usahatani jagung pada sistem tanam legowo, di Kabupaten Gowa
ALTERNATIF POLA TANAM JAGUNG
❖ Monokultur
❖ Polikultur
➢ Tumpang sari➢ Tanam sisip➢ Alley cropping (tanaman lorong➢ dsb
Legowo 2 : 1
(100 – 50) x 20 cm
Leegowo 2 : 1
(110 – 40) x 20 cm
50 cm
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X
20 cm
X X X X
X X X X
X X X X
100 cm
X X X X
40 cm 30 cm
X X o o X X
X X o o X X
X X o o X X
X X o o X X
20 cm 20 cm
X X o o X X
X X o o X X
X X o o X X
110 cm
X X o o X X
Gambar 2. Tata letak tanaman jagung dan kc. hijau
Keterangan:
x = tanaman jagung
o = tanaman kacang hijau
PerlakuanHasil (t/ha)
Jagung Kacang Hijau
P1 6,18 -
P2 6,50 0.65
P3 6,11 0.54
P4 5,99 -
P5 6,45 1,15
P6 6,36 0,62
P7 5,99 -
P8 - 2,13
Keterangan : P1 = (100 – 50) x 20 cm, jagung mnokultur; P2 = (100 – 50) x 20 cm tumpang sari 2 baris kc. Hijau;
P3 = (100 – 50) x 20 cm, tumpang sari dengan 1 baris kc. Hijau; P4 = (110 – 40) x 20 cm, jagung
monokultur; P5 = (110 – 40) x 20 cm, tumpang sari dengan 2 baris kc. Hijau; P6 = (110 – 40) x 20
cm, tumpang sari dengan 1 baris kc. Hijau; P7 = 75 x 20 cm jagung monokultur, sistem tegel; P8 =
40 x 20 cm Kc. Hijau monokultur
Tabel 2. Produksi jagung dan kc. Hijau pada pola tumpang sari
POLA TANAM ZIGZAG
❖ Pada Sistem tanam zigzag, lobang tanam dibuat pada barisan
pertama, ketiga, kelima dan seterusnya sama rata diujung pinggir
petak percobaan.
❖ Selanjutnya, pada baris kedua, keempat, keenam dan seterusnya
dimasukkan ke dalam petakan setengah jarak tanam sehingga
membentuk empat persegi belah ketupat (Gambar 3).
Tanam lurus
80 cm
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
30 cm
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
Tanam zigzag
80 cm
X X X X
X X X
X X X X
X X X
30 cm
X X X X
X X X
X X X X
X X X
Sistem tanamVarietas
Rata-rataPioner-21 Bisi-2 Sukmaraga
Lurus 6,1 ab 5,8 abc 4,9 cd 5,5 A
Zigzag 6,5 a 5,1 bcd 4,7 d 5,5 A
Rata-rata 6,3 A 5,4 B 4,8 B
KK 14,2
Keterangan : Angka-angka pada lajur dan baris yang sama dan diikuti oleh huruf besardan kecil yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 uji DNMRT. KK=Koefisien keragaman.
Tabel 3. Hasil pipilan kering beberapa varietas jagung pada sistem tanamlurus dan zigzag di lahan gambut.
❖ Ada interaksi antara varietas dan sistem tanam, dimana varietas Pioner-21 akan memberikan hasil tinggi bila ditanam secara zigzag, sementara Bisi-2 dan Sukmaraga akan memberikan hasil tinggi bila ditanam lurus.
❖ Sistem tanam lurus dan sistem tanam zigzag memberikan hasil yang tidakberbeda nyata
❖ Pola tanam zigzag dengan bantuan pupuk fosfat alam terbukti mampumendongkrak produksi jagung hingga 20 ton/hektare.
❖ Demplot di Kebun Percobaan Balittanah di Taman Bogo, Lampung menunjukkan rata-rata produktivitas jagung 10-11 ton/ha untuk 4-5 kali musim tanam.
top related