sayaevanlotannov.files.wordpress.com€¦ · web viewekstraksi adalah pemisahan satu atau...
Post on 15-Aug-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
Disusun Oleh:
Nama : Mahasiswa
NIM : 16/18737/SHTI
Minat : SHTI
Jurusan : Kehutanan
Kelompok : IV (empat)
Acara VII : Ekstraksi
Co-Ass : Co. Ass Ganteng
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
A. ACARA VII : Ekstraksi
B. TUJUAN
1. Mengetahui senyawa terekstrak suatu bahan termasuk dalam senyawa
polar, nonpolar, atau semi polar.
2. Mengetahui ciri dari senyawa polar, nonpolar, atau semi polar.
C. TEMPAT DAN TANGGAL
1. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Instiper
2. Tanggal : 01 November 2017
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung reaksi : 12 buah
b. Tabung reaksi : 12 buah
c. Gelas beker : 250 ml
d. Gelas beker : 100 ml
e. Gelas ukur : 25ml
f. Ball pipet : 1 buah
g. Pipet ukur : 1 buah
h. Spatula : 2 buah
i. Rak tabung reaksi : 1 buah
j. Timbangan analitis : 2 buah
2. Bahan
a. Aquades : 15 mL
b. Alkohol : 15 mL
c. Petrolium benzena : 15 mL
d. Kloroform : 15 ml
e. Serbuk gergaji kayu Mahoni (Swiethenia macrophylla) : 5 gr
f. Bunga krisan (Chrysanthemum indicum) : 5 gr
g. Bunga sedap malam (Polianthestuberosa) : 5 gr
I.
E. DASAR TEORI
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan
ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogeny menggunakan pelarut cair sebagai separating gen,
pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponene-
komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut cair-cair merupakan satu
komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang dipisahkan dengan
bantuan pelarut, ektraksi cair-cair tidak dapat digunakan apabila pemisahan
campuran dengan cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau
tidak ekonomis. Seperti pada ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu
terdiri dari pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair sempurna.
Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua
pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
satu pelarut ke pelarut lain. Misalnya iCo. Ass Gantengn sebagai pencemar
dalam air yang juga mengandung zat terlarut lain yang tidak larut dalam
karbon tetraklorida. dalam kasus seperti ini, hampir semua ioCo. Ass
Gantengn dapat diambil dengan mengaduk larutan air dengan tetraklorida
yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian mengurangi lapisan air
dari lapisan karbon tetraklorida yang lebih besar. Makin besar tetapan
keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya dalam pelarut
pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya.
Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak
meninggalkan pelarut yang pertarna sebagai media pembawa dan masuk ke
dalam pelarut kedua sebagai media ekstraksi. Sebagai syarat ekstraksi ini,
bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut atau hanya dalam daerah
yang sempit. Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti
performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang
kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah
satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil. Tentu saja pendistribusian
ini tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi
yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Yang penting perbedaan
konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini
berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera
disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah
terdistribusi menjadi tetes-tetes harus menyatu kembali menjadi sebuah fasa
homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat
dipisahkan dari cairan yang lain. Kecepatan Pembentukan fasa homogen ikut
menentukan keluaran sebuah ekstraktor cair-cair.
Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarut Selektivitas Pelarut
hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-
komponen lain dari bahan ekstraksi. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin
memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar atau kebutuhan pelarut
lebih sedikit. Kemampuan tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair,
pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.
Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran. Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan
harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal. Reaktivitas Pada
umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen-kornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu
diperlukan adanya reaksi kimia untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi.
Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan
yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop. Ditinjau dari
segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih
pelarut tidak terlalu tinggi.
Bila suatu zat-zat membagi diri antara kedua cairan yang tidak dapat
bercampur, ada satu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam
kedua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kali memberikan pernyataan
yang jelas mengenai hukum distribusi yang menunjukkan bahwa suatu zat
terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat bercampur
sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada keseimbangan
adalah konstanta pada temperatur tertentu.
Menurut Khopkar, mekanisme reaksi di bagi atas tiga tahap, antara
lain :
a. Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan
golongan ekstraksi.
b. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.
c. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3),
Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius,
meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium
atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah
menguap sedangkan Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton,2-
propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah
senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia
merupakan keton yang paling sederhana.
Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil
eter dan sebagainya. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton
digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa
kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat
ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan
kecil.
F.
F. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
2. Menggunakan gelas ukur 25 mL untuk mengukur pelarut aquades,
alkohol, dan petrolium benzena yang dibutuhkan (masing-masing
sebanyak 15 mL), kemudian setelah diukur dituangkan ke dalam masing-
masing becker glass.
3. Masukkan sample bunga sedap malam ke dalam 4 tabung reaksi secara
sama rata.
4. Menambahkan pelarut yang berbeda pada 4 tabung reaksi tersebut, misal
tabung 1 dilarutkan dengan alkohol, tabung 2 dilarutkan dengan
petrolium benzena, tabung 3 dilarutkan dengan kloroform dan tabung ke-
4 dilarutkan dengan aquades masing-masing 5 mL.
5. Mengojok isi tabung dengan spatula, Agar bahan terekstrak dapat larut.
6. Menuangkan pelarut yang telah larut ke dalam tabung reaksi 50 ml.
7. Mengamati perbedaan warna dan kepekatan larutan-larutan hasil ekstrasi
bunga krisan, yang mana dipengaruhi oleh perbedaan jenis pelarut.
8. Menerapkan langkah kerja yang sama dengan bahan bunga krisan kuning
dan serbuk gergaji kayu jati.
9.
G. HASIL PENGAMATAN
Berikut ini adalah hasil pengamatan dari kegiatan praktikum acara 7 tentang
ekstraksi.
Tabel 1. Bunga krisan (Chrysanthemum indicum)
No. Jenis larutan Warna Kepekatan Keterangan
1 Aquades Kuning Pekat Polar
2 Bensin Kuning Agak pekat Semi-polar
3 Alkohol Kuning Cukup pekat Semi-polar
4 Kloroform Kuning Tidak pekat Non-polar
Tabel 2. Bunga sedap malam (Polianthestuberosa)
No. Jenis larutan Warna Kepekatan Keterangan1 Aquades Bening Agak Pekat Semi-Polar2 Bensin Bening Tidak Pekat Non-polar3 Alkohol Kuning Tidak Pekat Non-polar4 Kloroform Bening Tidak pekat Non-polar
Tabel 3. Serbuk gergaji kayu jati (Swiethenia macrophylla)
No. Jenis larutan Warna Kepekatan Keterangan1 Aquades Orange Agak Pekat Semi-polar2 Bensin Orange Tidak Pekat Non-polar3 Alkohol Orange Pekat Polar4 Kloroform Kuning Tidak Pekat Non-polar
Larutan hasil ekstraksi bunga krisan kuning
Larutan hasil ekstraksi bunga sedap malam.
Larutan hasil ekstraksi serbuk gergaji kayu mahoni.
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara 7 kali ini kita melakukan kegiatan ekstraksi yang
bertujuan untuk mempelajari senyawa terekstrak suatu bahan apakah termasuk
dalam senyawa polar, non polar atau semi polar. Alat yang digunakan
digunakan pada ekstraksi ini adalah becker glass ( 250 ml, 75 ml, 50 ml),
pengaduk atau spatula, gelas ukur 25 ml, tabung reaksi kecil 12 buah, tabung
reaksi besar 12 buah, rak tabung reaksi, timbangan analitis, kertas saring.
Sedangkan pada bahan yang digunakan adalah aquades, bensin, alkohol,
kloroform, Bunga Krisan Kuning ( Chrysanthemum indicumL. ), Bunga Sedap
Malam ( Polianthes tuberosa ), dan Serbuk Gergaji Kayu Mahoni ( Swietenia
macrophylla ).
Pada awalnya dilakukan penimbangan bahan yang akan dilarutkan
dengan larutan yang telah disediakan seperti aquades, bensin, alkohol dan
kloroform untuk mengetahui apakah senyawa terekstrak tersebut termasuk
senyawa polar, non polar atau semi polar. Setelah dilakukan pencampuran
larutan dengan bahan dan dilakukan penggojokan untuk menyatukan bahan
dengan larutan kemudian diendapkan dan dapat dilihat bahwa larutan sebelum
dan sesudah pencampuran mengalami perubahan warna yang signifikan.
Hal yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada larutan adalah
bagaimana kedua larutan itu bercampur dari dua larutan yang berbeda menjadi
1 kesatuan atau senyawa homogeny dimana praktikan menggabungkan kedua
larutan tersebut dengan cara digojok. alasan kedua larutan itu digojok adalah
agar larutan itu dapat cepat menjadi dua larutan yang menjadi homogen dan
praktikan dapat melihat dan menyimpulkan larutan tersebut.
Apabila kepekatan larutan pekat berarti larutan bersifat polar, sedangkan
bila kepektan larutan cukup pekat, berarti larutan bersifat semi-polar, dan jika
kepekatan larutan tidak pekat berarti larutan bersifat non-polar.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara VII tentang Ekstraksi, maka praktikan
dapat menyimpulkan bahwa :
1. Ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari
suatu campuran homogeny menggunakan pelarut cair sebagai separating
gen, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponene-komponen dalam campuran.
2. Hal yang penting diperhatikan dalam melakukan ekstrasi yaitu pemilihan
pelarut yang sesuai dengan sifat-sifat polaritas senyawa yang ingin
diekstraksi ataupun sesuai dengan sifat kepolaran kandungan kimia yang
diduga dimiliki sampel tersebut.
3. Senyawa polar memiliki kutub (+) dan (–) karena distribusi elektron
tidak merata, sehingga keelektronegatifan berbeda, menjadikan senyawa
polar dapat menarik unsur-unsur dan membentuk senyawa baru.
4. Hasil reaksi ekstraksi memiliki warna yang pekat, maka dinyatakan
bersifat polar.
5. Hasil reaksi berwarna cukup pekat, maka dinyatakan bersifat semi-polar.
6. Hasil reaksi berwarna tidak pekat, maka dinyatakan bersifat non-polar.
7. Aquades bersifat polar, alkohol bersifat semi-polar, petroleum benzena
bersifat non-polar, dan kloroform berisfat non-polar.
DAFTAR PUSTAKA
Arhy,Arie. 2013. Ekatraksi Pelarut Cair. http://arikimia.blogspot.co.id/2013/06/
laporan-ekstraksi-pelarut-cair-cair.html (diakses tanggal 30 Oktober
2017 pukul 12.55 WIB).
Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas: Asas dan Struktur. Jakarta.Binarupa Aksara.
Purwadi, Bambang. 2011. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Instiper.
Yogyakarta.
Yogyakarta, 05 November 2017
Mengetahui,
Co. Ass Praktikan
( Co. Ass Ganteng ) ( Mahasiswa )
top related