upaya meningkatkan keterampilan metakognisi...
Post on 22-Jun-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ARTIKEL
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DANMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 4 KEDIRI
MELALUI PENERAPAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)BERBASIS LESSON STUDY (LS) PADA MATERI EKOLOGI.
Oleh:
Khusnul Khotimah
14.1.01.06.0019
Dibimbing oleh :
1. Dr. Sulistiono, M.Si.
2. Dr. Agus Muji Santoso, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2018
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 4 KEDIRI MELALUI
PENERAPAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS LESSON STUDY
(LS) PADA MATERI EKOLOGI.
Khusnul Khotimah14.1.01.06.0019Pendidikan Biologi
Khusnulf082@gmail.comDr. Sulistiono, M.Si.1 dan Dr. Agus Muji Santoso, M.Si.2
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Berdasarkan hasil analisis data survei yang dilakukan di SMA Negeri 4 Kediri kelas X IIS 2,secara umum dapat diketahui kurangnya motivasi belajar siswa pada materi pelajaran biologi. Banyaksiswa yang berbicara sendiri dengan temannya, jarang bertanya, pada saat siswa diberi soal banyaksiswa berjalan-jalan dan mengganggu siswa lainnya. Hal ini berakibat pada hasil belajar siswa yangrendah. Kondisi tersebut disebabkan guru mendominasi pembelajaran dengan menggunakan metodeceramah. Guru belum menerapkan pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilanmetakognisi siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan metakognisidan motivasi belajar siswa pada materi ekologi melalui model pembelajaran NHT berbasis LS.
Penelitian ini menggunakan metode PTK yang dikolaborasikan dengan LS, sebanyak duasiklus mulai Desember 2017 sampai April 2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IIS 2 SMANegeri 4 Kediri tahun ajaran 2017/2018 dengan diikuti (n=36 siswa). Teknik pengumpulan datapenelitian keterampilan metakognisi menggunakan soal post-test dan motivasi belajar siswamenggunakan angket, analisis dilakukan dengan cara deskriptif dengan membandingkan antara siklusI dan siklus II.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan metakognisi siswakelas X IIS 2 dari siklus I 41,87 menjadi 84,19 pada siklus II, sedangkan nilai rata-rata motivasibelajar siswa ada kenaikan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 62,79 menjadi 85,95.
KATA KUNCI : Keterampilan metakognisi, motivasi belajar siswa, numbered headstogether, lesson study.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil analisis data
survei yang dilakukan di SMA
Negeri 4 Kediri khususnya di kelas
X IIS 2, diketahui kurangnya
motivasi belajar siswa pada materi
pelajaran biologi. Hal ini ditunjukkan
dari banyaknya siswa yang pasif
pada saat proses pembelajaran.
Banyak siswa bermalas-malasan saat
siswa yang lainnya sedang
memperhatikan pelajaran. Banyak
siswa yang berbicara sendiri dengan
temannya, mengantuk, jarang
bertanya, serta saat ditanya banyak
yang belum bisa menjawab, pada
saat siswa diberi soal banyak siswa
berjalan-jalan dan mengganggu
siswa lainnya. Hal ini berakibat pada
hasil belajar siswa yang rendah.
Kondisi tersebut disebabkan guru
mendominasi pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah. Guru
belum menerapkan pembelajaran
yang mampu meningkatkan
keterampilan metakognisi siswa.
Keterampilan metakognisi sangat
penting dimiliki oleh setiap siswa,
karena berkaitan dengan kedewasaan
dan kemandirian dalam belajar. Hasil
penelitian Imel (2002), bahwa siswa
yang melakukan keterampilan
metakognisi (metacognitively aware
learners) berprestasi lebih baik
dibandingkan dengan siswa
umumnya yang tidak melakukan
metakognisi, karena metakognisi
memungkinkan siswa melakukan
perencanaan, mengikuti per-
kembangan dan memantau proses
belajarnya. Hasil penelitian Rahman
dan Phillips (2006) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang
positif antara keterampilan
metakognisi dengan pencapaian
akademik. Hal itu menunjukkan
bahwa keterampilan metakognisi
merupakan faktor yang penting
dalam proses pembelajaran karena
metakognisi mempunyai hubungan
secara langsung yang positif dengan
pencapaian akademik artinya
semakin tinggi keterampilan
metakognisi maka semakin baik pula
hasil belajar siswa. Selain itu,
menurut hasil penelitian Suhendra
(2010) menyatakan siswa yang
pembelajaran matematisnya dengan
menggunakan metakognisi
kompetensi matematisnya lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang
pembelajaran matematisnya dengan
menggunakan konvensional. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
kemampuan metakognisinya maka
semakin baik pula hasil belajarnya.
Hasil penelitian Coutinho dalam
Basith (2010) menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara
prestasi belajar dengan metakognisi.
Faktor lain yang memiliki peran
yang sangat penting dalam proses
belajar siswa adalah motivasi, seperti
yang diungkapkan oleh Uno (2008)
bahwa motivasi memiliki peran
penting dalam belajar yaitu (a)
menentukan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat belajar, (b)
memperjelas tujuan belajar yang
hendak dicapai, (c) menentukan
ragam kendali terhadap rangsangan
belajar, dan (d) menentukan
ketekunan belajar. Siswa yang
bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh
hasil belajar yang tinggi pula, artinya
semakin tinggi motivasinya, semakin
intensitas usaha dan upaya yang
dilakukan, maka semakin tinggi
prestasi belajar yang diperolehnya.
Penelitian Soemanto (2003)
menyebutkan, pengenalan seseorang
terhadap prestasi belajarnya adalah
penting, karena dengan mengetahui
hasil-hasil yang sudah dicapai maka
siswa akan lebih berusaha
meningkatkan prestasi belajarnya.
Hasil penelitian Rohman (2011)
menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran NHT dapat
meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa karena pembelajaran
berpusat pada siswa (student
centered), siswa akan lebih berperan
aktif dalam pembelajaran.
Salah satu solusi alternatif dalam
pengajaran biologi di kelas X IIS 2
SMA Negeri 4 Kediri yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan hasil
belajar biologi siswa tersebut dapat
dilakukan dengan pemilihan model
pembelajaran yang dapat memotivasi
dan keterampilan metakognisi siswa
untuk mengembangkan potensi
dirinya dalam proses pembelajaran,
membangun pengetahuan, serta
kemampuan dalam menyajikan hasil
belajarnya, yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran
NHT berbasis LS sebagai
pengoptimalan kegiatan belajar
mengajar agar siswa lebih
memahami materi pelajaran.
NHT merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa tersebut dan sebagai
alternatif terhadap struktur kelas
tradisional. NHT merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
peserta didik dan menuntut peserta
didik aktif sehingga diharapkan
dapat menghilangkan kejenuhan
belajar biologi sehingga dapat
meningkatkan keterampilan
metakognisi dan motivasi belajar
peserta didik. Berdasarkan penelitian
Silangit (2012), penggunaan model
kooperatif tipe NHT mampu
meningkatkan kemampuan
mengemukakan pendapat siswa pada
Pelajaran Bahasa Indonesia. Sahara
(2012) melaporkan model
pembelajaran kooperatif NHT
mampu meningkatkan pemahaman
konsep peserta didik pada mata
pelajaran matematika. Penelitian
Pradana (2010), Warjianto (2010),
Astuti (2010) dan Sumarjito (2011)
menunjukan bahwa model NHT
telah terbukti berhasil dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
LS merupakan salah satu kerjasama
antara sesama guru untuk
menggabungkan potensi mereka
(Santoso dkk, 2011) namun
kemampuan upaya guru dalam
menghadapi problematika
pembelajaran hanya seorang diri dan
terbatas. Prinsip utama LS adalah
meningkatkan kualitas pembelajaran
secara bertahap dengan cara belajar
dari pengalaman sendiri dan orang
lain dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, sehingga LS dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif
guna mendorong terjadinya
perubahan dalam pembelajaran
menuju ke arah yang lebih efektif
dan efisien. LS menyediakan suatu
proses berkolaborasi dan merancang
lesson (pembelajaran) dan
mengevaluasi kesuksesan strategi-
strategi mengajar yang telah
diterapkan sebagai upaya
meningkatkan proses perolehan
belajar siswa (Lewis 2002 dalam
Susilo dkk, 2011). Hasil penelitian
Aryulina (2010) menunjukkan bahwa
penerapan LS pada pembelajaran
biologi untuk calon guru dapat
membantu calon guru
mengembangkan keterampilan
mengajarnya sesuai dengan
profesional perbaikan pembelajaran,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
refleksi secara kolaboratif. Shahren
& Khalid (2011) dalam penelitiannya
pada guru–guru sekolah dasar di
Brunai Darusalam menemukan
bahwa lesson study dapat
meningkatkan praktik belajar yang
inovatif, merefleksikan pengajaran
mereka dan memiliki banyak
keuntungan dibanding dengan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
program pembangunan profesional
lainnya.
Peneliti bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan
metakognisi dan motivasi belajar
siswa. Pada kelas X IIS 2 hanya
beberapa siswa yang berani
mengungkapkan pendapat atau
menjawab pertanyaan dari guru
secara langsung. Sehingga peneliti
bermaksud untuk meningkatkan
keterampilan metakognisi melalui
penerapan NHT berbasis LS dengan
harapan siswa dapat memahami
materi secara diskusi kelompok dan
siswa harus dalam keadaan siap
ketika guru menunjuk siswa tersebut
dengan nomor tertentu. Penerapan
model NHT berbasis LS diharapkan
mampu meningkatkan motivasi dan
keterampilan metakognisi siswa,
karena siswa diharapkan mampu
untuk memecahkan masalah,
memiliki kesadaran terhadap proses
berpikirnya dan mengontrol cara
berpikir mereka.
Berdasarkan latar belakang maka
dilakukan penelitian tindakan dengan
kolaborasi model pembelajaran NHT
berbasis LS untuk meningkatkan
keterampilan metakognisi dan
motivasi belajar siswa kelas X IIS 2
di SMA Negeri 4 Kediri.
II. METODE
Jenis penelitian ini adalah PTK
(Classroom Action Research) yang
dilakukan secara kolaboratif
berbasis LS dengan menggunakan
model Kemmis and Mc. Taggart
yang diterapkan pada materi ekologi.
Terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan
(act), pengamatan (observe), dan
refleksi (reflect). Sebanyak dua
siklus. Subjek dalam penelitian ini
adalah 36 siswa yang terdiri atas 13
siswa dan 23 siswi kelas X IIS 2 di
SMA Negeri 4 Kediri. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 18
Desember 2017 - 26 April 2018.
Data keterampilan metakognisi
diperoleh dari jawaban soal essay
sebanyak 3 soal yang dinilai
menggunakan rubrik penilaian
keterampilan metakognisi Corebima
(2009), sedangkan data motivasi
belajar siswa diperoleh
menggunakan angket yang diisi oleh
siswa sebanyak 30 butir. Hasil
dianalisis menggunakan analisis
deskriptif, dengan membandingkan
skor keterampilan metakognisi dan
motivasi belajar siswa antara siklus I
dan II.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan yaitu upaya meningkatkan
keterampilan metakognisi dan
motivasi belajar siswa kelas X IIS 2
SMA Negeri 4 Kediri melalui
penerapan numbered heads together
(NHT) berbasis lesson study (LS)
pada materi ekologi.
Keterampilan Metakognisi
Penilaian keterampilan metakognisi
siswa menggunakan rubrik penilaian
keterampilan metakognisi yang
diadopsi dari Corebima (2009).
Keterampilan metakognisi siswa
terintegrasi pada soal pos-test,
setelah dilakukan pelaksanaan
penelitian, maka diperoleh data
sebagai berikut:
Gambar 1.Rata-rata KeterampilanMetakognisi Siswa
Berdasarkan Gambar 1, ada kenaikan
keterampilan metakognisi dari siklus
I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata
keterampilan metakognisi siswa
rendah yaitu menunjukkan nilai
41,87. Pada siklus ini sebagian siswa
kurang antusias, hal tersebut
disebabkan siswa belum terbiasa
menggunakan model pembelajaran
NHT, siswa masih terbiasa
menggunakan metode ceramah
sehingga siswa acuh saat
pembelajaran berlangsung. Siswa
belum mengerti tentang konsep
ekosistem. Pada tahap pendahuluan
guru mengeksplorasi pengetahuan
awal siswa dengan memberikan
pertanyaan, namun banyak siswa
yang belum bisa menjawab, karena
pada siklus I siswa belum
menggunakan berbagai sumber
belajar dengan efektif. Siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru dan
mencatat materi ekologi yang
penting. Akibatnya siswa masih
belum memahami materi yang
disampaikan guru. Sehingga siswa
kesulitan dalam mengerjakan post-
test. Sedangkan pada siklus II,
keterampilan metakognisi siswa
mengalami kenaikan sebesar 42,32,
dari siklus I 41,87 menjadi 84,19
pada siklus II. Pada siklus II antusias
siswa terlihat meningkat, hal tersebut
karena guru menggunakan strategi-
strategi untuk memotivasi siswa
dalam pembelajaran, siswa juga
diminta untuk menggunakan
41,8
7 84,1
9
0
20
40
60
80
100
Siklus 1 Siklus 2
Rat
a-ra
ta K
eter
ampi
lan
Met
akog
nisi
Sis
wa
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
berbagai sumber dengan efektif.
Gurupun memberikan perhatian
khusus kepada siswa yang pasif
dengan sejumlah pertanyaan
mengenai materi ekologi. Siswa juga
menunjukkan keterampilan
metakognisinya pada saat post-test,
hal tersebut dikarenakan siswa
memperhatikan penjelasan guru,
mencatat materi ekologi yang
penting dan kesadaran siswa tentang
apa yang sesungguhnya diketahuinya
dan mengatur aktivitas kognitifnya
secara efektif, dimana siswa dapat
menganalisis jawaban dengan
kalimat mereka sendiri. Urutan
jawaban harmonis serta sistematis.
Jawabannya adalah logika dalam tata
bahasa yang benar, didukung dengan
menggunakan alasan (analitik,
evaluatif, atau penjelasan kreatif),
dan jawabannya benar (Corebima,
2009). Hasil pengamatan ini dapat
dijelaskan bahwa model NHT
merupakan suatu pembelajaran yang
dapat meningkatkan keterampilan
metakognisi siswa, hal tersebut dapat
ditunjukkan dari sintak NHT ke 5
yaitu siswa melakukan pengamatan
diluar kelas dan mengerjakan bahan
diskusi/ pertanyaan yang terdapat
pada LKPD sesuai dengan nomor
dada masing-masing kemudian
menyampaikan hasil jawaban
keanggota kelompok. Pada aktivitas
LKPD siswa dapat mengamati alam
secara langsung, mencatat hal-hal
yang baru diketahui dan berdiskusi
dengan anggota kelompok. Kegiatan-
kegiatan tersebut melatih siswa
untuk berpikir logis, sistematis,
dengan bahasa yang benar, dapat
menganalisis, mengevaluasi dan
berkreasi dengan baik. Keterampilan
metakognisi memungkinkan siswa
untuk melakukan perencanaan,
mengikuti perkembangan dan
memantau proses belajarnya (Imel,
2002).
Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa diperoleh
dari angket dan dianalisis
berdasarkan rata-rata motivasi
belajar siswa.
Gambar 2. Rata-rata MotivasiBelajar Siswa
Berdasarkan Gambar 1, diperoleh
informasi bahwa rata-rata motivasi
belajar siswa pada siklus I ke siklus
62,7
9
85,9
5
0
20
40
60
80
100
SIKLUS 1 SIKLUS 2
Rat
a-ra
ta M
otiv
asi B
elaj
arSi
swa
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
II mengalami kenaikan sebesar
23,16. Pada siklus I diperoleh rata-
rata motivasi belajar siswa yang
belum optimal yaitu menunjukkan
nilai 62,79. Hal tersebut disebabkan
apersepsi siswa saat pembelajaran
belum sepenuhnya ada, pada tahap
pendahuluan guru belum memancing
motivasi siswa untuk belajar seperti
menayangkan gambar maupun video
sehingga siswa merasa bosan dan
kemauan untuk belajarpun hanya
sedikit, sehingga siswa mengalihkan
rasa bosannya dengan melihat film di
laptop, bermain handphone,
mendengarkan musik menggunakan
headset, menggambar kartun,
berbicara dengan temannya diluar
topik pembelajaran. Pada materi
ekologi, guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa untuk
mengetahui apakah siswa tersebut
sudah paham atau belum, tetapi
siswa belum bisa menjawab.
Akibatnya hasil belajar siswa rendah,
hal tersebut dikarenakan motivasi
siswa dalam belajar kurang. Pada
siklus II motivasi belajar siswa
meningkat dapat dilihat pada gambar
2, rata-rata motivasi belajar siswa
yang telah optimal yaitu
menunjukkan nilai 85,95.
Disebabkan siswa mulai terbiasa
melakukan pengamatan diluar kelas,
Saat pengamatan siswa saling diskusi
dengan anggota kelompok dan
memberikan pendapat, ide maupun
gagasannya saat presentasi,
dikarenakan guru memanfaatkan
strategi untuk memotivasi siswa
dengan cara berkompetisi dan
memberi angka, siswa yang berani
dalam menanggapi atau bertanya
maka guru memberikan tambahan
point dua, sehingga siswa merasa
terdorong dalam persaingan untuk
mendapatkan point tambahan,
kondisi tersebut menjadikan proses
interaksi belajar mengajar yang
kondusif. siswapun memanfaatkan
waktu pengamatan dengan baik.
Pada siklus II siswa tampak antusias
karena pada tahap pendahuluan guru
mengapersepsi siswa dengan
menayangkan gambar maupun video.
Saat guru memberikan pertanyaan
kepada siswa, siswapun dapat
menjawabnya, hal tersebut karena
siswa telah memanfaatkan berbagai
sumber dengan efektif. Selama
proses pembelajaran siswa diminta
untuk mengumpulkan handphone
dimeja guru sehingga siswa fokus
saat melakukan pengamatan dan
mengerjakan bahan diskusi/
pertanyaan yang terdapat pada
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 10||
LKPD. Hasil pengamatan ini dapat
dijelaskan bahwa model NHT
merupakan suatu pembelajaran yang
dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa, Berdasarkan sintak NHT
aktivitas yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa antara lain ke
2 yaitu siswa merespon umpan
berupa pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Pada aktivitas tersebut
siswa tertarik untuk melakukan
pengamatan diluar kelas dikarenakan
objek yang diamati real, sehingga
siswa dapat merespon umpan yang
diberikan guru dengan tanggap.
Sintak NHT ke 5 yaitu siswa
melakukan pengamatan diluar kelas
dan mengerjakan bahan diskusi/
pertanyaan yang terdapat pada
LKPD sesuai dengan nomor dada
masing-masing kemudian
menyampaikan hasil jawaban
keanggota kelompok. Pada aktivitas
LKPD siswa dapat mensimulasi
interaksi antar komponen ekosistem
saat melakukan pengamatan,
mencatat informasi baru dari hasil
diskusi kelas, saling bertukar
pendapat dengan anggota kelompok,
berani menyampaikan ide maupun
gagasannya. Kegiatan-kegiatan
tersebut dapat melatih siswa untuk
berargument, berpikir logis,
sistematis, dengan gramatika yang
baik, mengoptimalkan siswa untuk
dapat menganalisis,mengevaluasi
dan berkreasi dan sintak NHT ke 6
yaitu saat guru memanggil satu
nomor yang dikenakan salah satu
siswa dalam setiap kelompok,
siswapun merespon dengan berdiri
sesuai nomor dada yang ditunjuk dan
menjawab pertanyaan, memberi
tanggapan terhadap jawaban
kelompok lain. Pada aktivitas
tersebut membuat siswa lebih fokus
dalam proses pembelajaran karena
sewaktu-waktu guru dapat
memanggil nomor siswa dengan
leluasa dan siswa harus bisa
menjawab soal dengan benar.
Berdasarkan data tersebut, dapat
diinformasikan bahwa motivasi
belajar siswa meningkat, sehingga
penerapan model NHT dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas X IIS 2 SMA Negeri 4 Kediri.
Penelitian ini didukung oleh
Mahardini (2010) yang menyatakan
bahwa penerapan model kooperatif
NHT efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar biologi. Hasil
penelitian Rohman (2011) yang
menunjukkan hal sama bahwa
penggunaan model pembelajaran
NHT dapat meningkatkan motivasi.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 11||
IV. SIMPULAN
1. Penerapan strategi pembelajaran
NHT berbasis LS dapat
meningkatkan keterampilan
metakognisi. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya
perolehan keterampilan
metakognisi pada siklus I adalah
41,87 dan pada siklus II sejumlah
84,19.
2. Penerapan strategi pembelajaran
NHT berbasis LS dapat
meningkatkan motivasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari
kenaikan rata-rata 62,79 pada
siklus I menjadi 85,95. pada
siklus II.
V. DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D. (2010). Penerapan
Lesson Study pada
Microteaching bagi Calon
Guru Biologi. Forum
Kependidikan, Vol. 30,
Nomor 1: 14-19.
Astuti, D. S. 2010. Penggunaan
Metode Belajar Numbered
Head Together (NHT)
Disertai Peta Konsep dan
LKS Ditinjau dari Motivasi
dan Kreativitas Siswa, Tesis
(Online).
(http://digilib.uns.ac.id/pengg
una.php?mn=
detail&d_id=12646).
Basith, Abdul. 2010. Hubungan
Keterampilan Metakognisi
Dan Hasil Belajar Mata
pelajaran IPA Pada Siswa
Kelas IV SD Dengan Strategi
Pembelajaran Jigsaw Dan
Think Pair Share (TPS).
Skripsi Tidak dipublikasikan.
Universitas Negeri Malang.
Corebima. A.D. 2009. Metakognitive
Skill Measurement Integrade
in Achievement Test. State
University of Malang.
Imel, S. 2002. Metacognitive Skills
for Adult Learning, (Online),
(http://www.cete.org/acve/do
cs/tia00107.pdf).
Mahardini, I. 2010. Penerapan
Numbered Heads Together
Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa kelas VIII C SMP
Laboratorium UM. Skripsi
Tidak Dipublikasikan:
FMIPA UM.
Pradana, D. R. 2010. Penerapan
Pembelajaran Kooperatif
dengan Teknik NHT
(Numberd Head Together)
Disertai Multimedia untuk
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 12||
Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Di SMP Negeri I
Sukoharjo, Skripsi (Online).
http://digilib.uns.ac.id/penggu
na.php?mn=showview&id=1
4019.
Rahman, Saemah dan Phillips, John
Arul. 2006. Hubungan antara
Kesedaran Metakognisi,
Motivasi dan Pencapaian
Akademik Pelajar Universiti.
Jurnal pendidikan 31(2006)
21-39.
Rohman, Abdul. 2011. Penerapan
Siklus Belajar Berbasis
Masalah Kontekstual untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Biologi pada
Siswa Kelas VII-A SMP
Negeri1 Lumajang. Tesis,
Jurusan IPA Terpadu,
Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang.
(Online).(http://karyailmiah.u
m.ac.id/index.php/disertasi/ar
ticle/view/11137/).
Sahara, N. 2012. Meningkatkan
prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Batuatas pada pokok
bahasan sistem persamaan
linear dua peubah melalui
model pembelajaran
kooperatif tipe
NHT[online]http://pendidikan
matematika.files.com/2009/0
3/kooperatif_tipe_nht.doc.
Santoso, A.M., Setyowati, E.,
Nurmilawati, M & Sulistiono.
2011. Enhancing of Student
Science Literacy at Protists
Topic by Enhancing Inquiry
Approach Based Lesson
Study. 5th International
Seminar of Science
Education. Indonesia
University of Education.
Shahren, A. & Khalid, M. 2001.
Mathematics Teachers’
Perception of Lesson Study
as a Continuous Professional
Development Programme.
Journal of Science and
Mathematics Education in
Southeast Asia 2011, (Online)
Vol. 34 No. 1, Page 67 – 89.
(http://www.recsam.edu.my/
R%26D_Journals/YEAR2011
/june2011vol1/ade67-89.pdf).
Silangit, E. P. 2012 Meningkatkan
Kemampuan Mengemukakan
Pendapat Siswa Kelas V
Melalui Metode Kooperatif
Tipe NHT Pada Pelajaran
Bahasa Indonesia Di SD
Swasta Nusantara Lubuk
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Khusnul Khotimah | 14.1.01.06.0019FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id|| 13||
Pakam[online]http://digilib.u
nimed.ac.id/public/UNIMED
Undergraduate30358BAB%2
0I.pdf.
Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi
Pendidikan. Malang: Rineka
Cipta.
Suhendra. 2010. Pembelajaran
Matematika Dengan
Pendekatan Keterampilan
Metakognisi Untuk
Mengembangkan Kompetensi
Matematis Siswa. Tidak
dipublikasikan: Lembaga
Penelitian Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sumarjito. 2011.Penggunaan Model
Pembelajaran NHT untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Kelas XI IPA SMA
Islam 1 Prambanan Tahun
Pelajaran 2009/2010.
Bioedukasi. Volume 2,
Nomor 1:1-6.
Susilo, H., Chotimah, H., dan
Joharmawan, R. 2011.
Lesson Study Berbasis
Sekolah. Malang:
Banyumedia Publishing.
Uno, H., B. 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Warjianto, F. 2010. Metode
Numbered Heads Together
(NHT) Disertai Media Puzzle
untuk Meningkatkan
Partisipasi Siswa Terhadap
Materi Biologi SMP Kelas
VII, Skripsi
(Online).(http://biologi.fkip.u
ns.ac.id/wpcontent/uploads/2
010/10/10.014 METODE-
NUMBERED-
HEADSTOGETHER.pdf)
top related