upaya masyarakat dalam mengurangi dampak...
Post on 26-Apr-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGURANGI DAMPAK
PEMANASAN GLOBAL DI DESA KRANGKENG KECAMATAN
KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
ROIKHATUL ZANNAH
NIM : 1112015000094
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
iv
ABSTRAK
ROIKHATUL ZANNAH (1112015000094). Upaya Masyarakat dalam
Mengurangi Dampak Pemanasan Global di Desa Krangkeng Kecamatan
Krangkeng Kabupaten Indramayu. Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Oktober 2018.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk upaya yang
dilakukan masyarakat Desa Krangkeng dalam mengurangi dampak pemanasan
global di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.
Populasi dalam Penelitian ini adalah masyarakat Desa Krangkeng yang
terdiri dari RT 01-13 dan RW 01-06 juga terdiri atas 8 dusun yang akan diambil
sampelnya salah satu dusun Oyoran Lor yang terdiri dari RT 03 dan RW 01.
Dengan teknik pengambilan Sampel Tak Berpeluang yang berjenis Purposive
Sampling. Penelitian ini dilakukan dengan Instrumen observasi dan wawancara
kebeberapa masyarakat Desa Krangkeng. Metode yang digunakan adalah metode
Kualitatif Deskriptif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa upaya masyarakat dalam mengurangi
dampak pemanasan global di Desa Krangkeng dilakukan dengan cara tidak
membuang sampah sembarangan, menanam pohon dan kerja bakti yang diadakan
oleh masyarakat dan dibantu oleh aparat pemerintah Desa Krangkeng setiap
sebulan sekali dengan adanya upaya tersebut intensitas banjir yang terjadi mulai
menurun, kondisi kesehatan kulit akibat krisis air bersih menurun, akan tetapi
pada saat musim kemarau berkepanjangan, masyarakat Desa Krangkeng tidak lagi
dapat menghindari dampak pemanasan global berupa kerugian sektor pertanian,
karna gagalnya usaha bercocok tanam. Meskipun begitu upaya yang dilakukan
masyarakat Desa Krangkeng sudah memberikan dampak positif bagi kelestarian
lingkungan sekitar. Kegiatan upaya masyarakat dalam mengurangi dampak
pemanasan global yang sudah berjalan ini diharapkan tetap berkelanjutan
sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat desa krangkeng dalam
jangka panjang.
Kata Kunci: Upaya Masyarakat, Dampak Pemanasan Global
v
ABSTRACT
ZANNAH ROIKHATUL (1112015000094). Community Efforts in Reducing
the Impact of Global Warming in Krangkeng Village, Krangkeng District,
Indramayu Regency. Thesis Department of Social Sciences, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training. Syarif Hidayatullah State Islamic
University, October 2018.
The purpose of this study was to determine the form of efforts made by the
Krangkeng Village community in reducing the impact of global warming in
Krangkeng Village, Krangkeng District, Indramayu Regency.
The population in this study is that the community of Krangkeng Village
consisting of RT 01-13 and RW 01-06 also consists of 8 hamlets which will be
sampled in one of the hamlets of Oyoran Lor consisting of RT 03 and RW 01. The
Unpopular Sampling technique is Purposive Sampling. This research was carried
out by observing and interviewing several Krangkeng Village communities. The
method used is descriptive qualitative method.
The results of the study stated that community efforts to reduce the impact
of global warming in the village of Krangkeng were carried out by not littering,
planting trees and community service organized by the community and assisted by
the Krangkeng village government every month with these efforts starting the
intensity of flooding. decreased, the health condition of the skin due to the crisis
of clean water declined, but during the prolonged dry season, the people of
Krangkeng Village were no longer able to avoid the effects of global warming in
the form of losses in the agricultural sector due to the failure of farming. Even so,
the efforts made by the Krangkeng Village community have had a positive impact
on the sustainability of the surrounding environment. The community effort to
reduce the impact of the current global warming is expected to remain sustainable
so that the impact can be felt by the Krangkeng village community in the long
term.
Keywords: Community Efforts, Impact of Global Warming
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT pemilik jagat raya ini, atas
rahmatNya, KaruniaNya, dan limpahan kasih nya penulis diberikan kekuatan dan
semangat luar biasa untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Upaya Masyarakat dalam mengurangi Dampak Pemanasan global
di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu”.
Sholawat salam, mengalir dan mengucur deras kepada baginda Rosul
Allah Muhammad SAW, atas perjuangan Beliau kini telah banyak hadir
pesantren-pesantren di Nusantara yang tak terhingga nilainya, sebagai jalan
dakwah dan tempat pengembangan ilmu peserta didik di Indonesia, terkhusus bagi
mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan, kurangnya pengalaman dan
membaca banyaknya hambatan serta kesulitan senantiasa penulis temui disetiap
perjalanan penyusunan skripsi ini. Tak lupa penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan serta
doa yang tulus dari hati yang tulus orang-orang yang mencintai saya dan
menyayangi perjuangan studi saya. Dalam kesempatan ini pula penulis ingin
menyampaikan terimaksih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku dekan FITK UIN Syarif
Hidayatullah
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto selaku ketua jurusan pendidikan IPS UIN
Syarif Hidayatullah
3. Bapak Andri Noor Ardiansyah,M.Si selaku pembimbing I yeng telah
banyak memberikan pengarahan yang baik dan bermanfaat bagi
penulis
4. Ibu Anissa Windarti,M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan ilmu yang belum diketahui oleh penulis
5. Seluruh dosen yang telah mengajarkan banyak ilmu kepada penulis
Jazaakumullah Ahsanal Jazaa
vii
6. Keluarga tercinta, Suami Bapak Ahmad Mujani, M.Pd yang sudah
menjadi guru, teman dan saudara yang setia, beserta Anakku Fardan
Azizan yang rela kehilangan waktu kebersamaan untuk beberapa saat
dalam proses pengerjaan skripsi ini.
7. Keluarga tercinta Bapak H. Kholid Rosyidi, Ibu Hj. Muthmainnah,
SQ, Bapak Torikin yang tak henti-hentinya mencurahkan segala doa
dan kasih sayangnya.
8. Keluarga Besar Pesantren Al-Quran Nur Medina yang tak henti-
hentinya mendukung kesuksesan penulis
9. Teman-teman seperjuangan almamater pendidikan IPS angkatan
2012 yang sudah memberi banyak bantuan pada penulis.
Ciputat, 18 Oktober 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah .6
D. Rumusan Masalah 7
E. Tujuan Penelitian 7
F. Manfaat Praktis 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI 9
1. Upaya Masyarakat 9
2. Perubahan Iklim 9
3. Pemanasan Global 11
B. HASIL PENELITIAN RELEVAN 21
C. KERANGKA BERFIKIR 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 26
1. Tempat Penelitian 26
2. Waktu Penelitian 27
ix
B. Metode Penelitian 28
C. Populasi dan Sampel 29
D. Jenis dan Sumber Data 30
E. Alat dan Bahan Penelitian 30
F. Teknik Pengumpulan Data 30
1. Observasi 31
2. Wawancara 33
3. Dokumentasi 33
G. Teknik Analisi Data
1. Data Reduction 34
2. Data Display 35
3. Data Verifikasi 35
H. Pengecekan Keabsahan data 35
I. Uji Kredibilitas 36
1. Pengujian Transferability 39
2. Pengujian Depenability 39
3. Pengujian Komfirmability 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Krangkeng 41
1. Letak Geografis Daerah Penelitian 41
2. Kondisi Fisik dan Lingkungan Desa Krangkeng 43
3. Kondisi Demografi di Desa Krangkeng 43
B. Hasil Penelitian 46
1. Gambaran Faktor-faktor Penyebab 47
2. Gambaran Upaya Pengendalian 50
3. Gambaran Upaya penanggulangan 55
C. Pembahasan Penelitian 56
1. Faktor-Faktor Penyebab 56
2. Upaya Pengendalian 58
3. Upaya Penanggulangan 65
D. Keterbatasan Penelitian 69
x
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan 72
B. Implikasi 73
C. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN 78
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................22
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi ....................................................26
Tabel 3.2 Observasi ............................................................................30
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara ................................................................32
Tabel 3.4 Dokumentasi Penelitian ....................................................33
Tabel 4.1 Data Penduduk Desa Krangkeng ........................................44
Tabel 4.2 Aksi Kebersihan ........................................................................59
Tabel 4.3 Penanaman Pohon Penghijauan ................................................60
Tabel 4.4 Sumur Resapan .................................................................61
Tabel 4.5 Lubang Biopori .................................................................62
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana ..................................................................63
xii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir 23
Gambar 3.1 Peta Administrasi Desa Krangkeng 25
Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Krangkeng 41
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Lembar Observasi ...........................................................78
LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara ......................................................79
LAMPIRAN 3 Dokumentasi ........................................................... .......80
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi merupakan tempat hidup manusia dan matahari sebagai salah satu sumber
energi kehidupan. Konsekuensinya manusia wajib mendayagunakan secara bijak agar
kelestarian lingkungan dapat dijamin demi kelangsungan hidup manusia. Kenyataan
yang tampak sekarang, sebagian diantara manusia telah memanfaatkan bumi dan isinya
secara bebas dan tak terbatas, dan telah berakibat telah terjadi perubahan lingkungan
menuju kerusakan dunia yang berkelanjutan, salah satunya: telah dirasakan dampak
pemanasan global dan akibatnya.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal akan selalu berusaha meningkatkan
kualitas hidupnya, terutama sejak mengenal peradaban ribuan tahun yang lalu.
Peningkatan kualitas hidup ini terutama terkait dengan masalah kesejahteraan manusia
yang akan diperjuangkan terus menerus hingga akhir zaman nanti. Usaha peningkatan
kualitas hidup manusia terutama memperbaiki kondisi dampak pemanasan global yang
sudah dirasakan ini merupakan persoalan semua bangsa didunia ini. Akan tetapi dalam
meningkatkan kualitas hidupnya ini tidak semua bangsa memiliki modal dan
kesempatan yang sama untuk memulai dan mencapai tingkat kualitas hidup yang
diinginkan.1
Suatu bangsa tak terkecuali Kota atau Pedesaan memiliki kualitas SDM yang baik
untuk memanfaatkan SDA yang ada dengan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan
rakyatnya. Manusia berlomba-limba menciptakan alat dan mesin-mesin baru demi
terpenuhnya kualitas taraf hidup yang lebih baik. Pertambahan penduduk ikut serta
dalam mempercepat perlombaan tersebut sehingga pengambilan dan pengerukan SDA
semakin tak terkendali.
Keserakahan manusia tersaebut memberi dampak pada kerusakan lingkungan
hidup, saat ini seluruh manusia dibelahan bumi tengah resah memikirkan kerusakan
hidup yang berdampak pada pemanasan global, sampai kapan dampak pemanasan
1 Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Bencana Mengancam Manusia, Sebab,
Akibat dan Usaha Penanggulangannya (Yogyakarta:ANDI) Ed. I 2010 hal. 4
2
global ini akan berlangsung? Bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar damapak
pemanasan global dapat diatasi? Padahal dampak pemanasan global berdampak pada
bencana alam yang tidak sedikit dapat menimbulkan kerugian bagi manusi.
Menurut Ardiansyah, “Intensitas penyinaran matahari tidak pernah konstan, terjadi
variasi kecil dalam penyinaranya. Sedangkan faktor udara dan bumi, keduanya
mengalami perubahan yang drastis pada dua-tiga dasawarsa terakhir ini. Itulah yang
sekarang menjadi isu dunia dengan istilah Global Warming (Pemanasan Global)2
Perubahan yang terus menerus ini diidentifikasi penyebabnya oleh sifat biologis
manusia dan aktifitasnya yang menghasilkan emisi gas yang akan tersalurkan ke udara
dan berujung pada resiko pemnasan global. Akibatnya udara atau atmosfer terdiri dari
campuran bermacam-macam gas, yang kelimpahanya terdiri dari Karbondioksida (CO2)
dan Oksigen (O2).3
Kebiasaan berkendara pribadi yang dilakukan masyarakat semisal setiap harinya
adalah bagian dari sifat manusia yang selalu ingin hidup secara instan, masyarakat tanpa
memperhatikan sedikitnya pengaruh yang dilakukanya terhadap alam dan lingkungan
sekitar yang terus menerus tercemar oleh emisi gas CO2 tersebut. Hal ini menambah
keresahan alam ditambah dengan kepadatan penduduk beserta segala aktifitas
masyarakat yang tentunya memiliki timbal balik yang saling berkaitan terhadap
lingkungan dan alam sekitar. Sedikit demi sedikit alam akan punah dengan berbagai
pembangunan yang dilakukan oleh manusia, hal ini sejalan dengan Firman Allah swt
dalam QS. Ar-ruum:41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supaa Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.4
Sifat-sifat ini lah yang pernah terjadi 200.000 tahun lalu, dari bagaimana nenek
moyang kita memanfaatan bambu runcing sebagai alat berburu dan menggunakan
2 Andri Noor Ardiansyah, Klimatologi Umum (Jakarta: UIN JAKARTA PRESS) h.107
3 Gunawan Admiranto, Menjelajah Tata Surya (Yogyakarta:Kanisius,2009) Cet.2 h. 84
4 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur‟an.
3
bebatuan yang digunakan sebagai bahan bakar, serta kepiawaian untuk membuat
lukisan-lukisan pada dinding gua yang artinya manusia pada saat itu saja telah
mengenal arti kesenian. Kemudian dalam jangka waktu hanya 20.000 tahun saja
manusia berkembang dengan sangat pesat yakni kepandaian dalam bercocok tanam.
Dari kegiatan bercocok tanam ini telah menimbulkan masyarakat yang menetap
sehingga lambat laun semakin meningkat jumlah manusia dan ia telah memulai
kehidupan baru yakni bermasyarakat kecil yang menjadi sebuah desa. Berbagai unsur
baru dari berbagai pemikiran yang dimiliki manusia pada saat itu, shingga sekitar tahun
1.500 M telah melahirkan masyarakat yang tanpa disadari telah melahirkan masyarakat
yang bertekhnologi canggih menuju perekonomian industri.5
Inilah yang menjadi dasar sifat manusia yang selalu ingin instan. Penggunaan
bahan bakar motor setiap hari yang dilakukan manusia menjadi penyumbang emisi gas
Karbondioksida (CO2) yang akan menghantarkan pada lapisan atmosfer Bumi, padahal
banyak alternatif lain semisal berkendara angkutan umum atau berjalan kaki dan sepeda
ontel yang dapat mengurangi suplai gas karbondioksida (CO2).
Kepadatan penduduk yang menyebabkan macam-macam aktifitas manusia
dimaksud adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat yang tanpa sadar
merupakan bagian dari penyumbang gas emisi CO, Methana (CH4) dan Uap air (H2O)
seperti menyalakan TV, Lampu dan AC pada saat siang hari dan sat-saat tidak
dibutuhkan. Jika saja setiap kegiatan masyarakat ini dapat diimbangi dengan kesadaran
masyarakat sendiri untuk menanam pohon disetiap pekarangan rumahnya tentu dapat
meminimalisir suplai emisi gas CO2 ke atmosfer, dan menetralisir dengan bantuan
pohon yang mengandung gas Oksigen (O2) tersebut.
Meski pemanasan global ini tidak terlihat dalam jangka dekat namun akibatnya
akan sangat buruk dirasakan seluruh makhluk di Bumi, meski sebagian berdampak
positif juga, tetapi dampak negatif lah yang menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup itu sendiri, semisal dengan suhu bumi yang semakin meningkat, banyak
tumbuhan yang tidak dapat berkembang dengan baik, timbul berbagai penyakit seperti
gangguan pernapasan dan kurangnya persediaan air bersih,udara terasa panas, tidak
nyaman dan masih banyak hal lain yang menjadi dampak negatif akibat dari adanya
resiko pemanasan gloobal ini. Oleh karenanya kita sebagai manusia yang diberi akal
5 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta 2009) hal.147-148
4
lebih tentu harus bisa mencari alternatif dan upaya untuk menjaga keseimbangan antara
aktifitas sehari-hari dan dampak negatif yang akan membahayakan kelangsungan hidup
diri kita masing-masing.
Desa Krangkeng adalah wilayah dengan penduduk yang cukup padat,
olehkarenanya Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau wilayah hijau yang
banyak di tumbuhi tanaman hijau ini sangat dibutuhkan khususnya bagi masyarakat
Desa Krangkeng karna yang mulai dipadati dengan pemukiman. Dalam rangka
mewujudkan suatu wilayah yang bersih dan sehat, harus ada paru-paru wilayah baik iyu
berupa tanaman, lapangan olahraga TPU, jalur hijau, situ, sungai,dll. Karena suatu
wilayah dapat dikatakan sehat jika wilayah tersebut memiliki kira-kira 30% RTH dari
luas keseluruhan wilayah tersebut, dimana 20% tersebut merupakan Ruang Terbuka
Hijau Publik yang merupakan tanggungjawab dan di kelola oleh Badan Pemerintah
Daerah, sedangkan sisa 10% merupakan RTH Privat yang pemeliharaanya dilakukan
oleh masyarakat sekitar wilayah tersebut.6
Desa Krangkeng mengalami masalah kepadatan penduduk dan krisis air bersih
selain itu wilayah Krangkeng Indramayu juga sering mengalami bencana banjir, posisi
wilayah dengan perbatasan pada bagian Utara adalah laut jawa ini mengalami
penyempitan lahan penghijauan disebabkan oleh pergeseran lahan penghijauan menjadi
pemukiman karena semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk. disamping
itu semakin banyaknya penduduk dengan keterbatasan lahan penghijauan semakin
menambah krisis air bersih bagi masyarakat, rendahnya kesadaran masyarakatpun
menjadi kendala dalam pengendalian adanya resiko pemanasan global.7
Krisis air bersih menjadi masalah pokok bagi warga masyarakat desa Krangkeng
Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu serta sungai yang tidak tertata rapih
sehingga terjadinya krisis air bersih.
Akibat krisis air bersih tersebut, masyarakat desa Krangkeng mengalami gatal-gatal
diare dan lain-lain yang disebabkan sumber air tercemar oleh polusi kendaraan, sampah
dan kurangnya daerah resapan air atau lahan penghijauan. Masyarakat dapat melakukan
menanam pohon untuk penyerapan air sehingga air langsung menyerap ke tanaman atau
pohon.
6 Undang-undang No. 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang. Bab VI Pasal 29
7 Sumber data Statistik Dokumen Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu 2014
5
Upaya masyarakat Desa Krangkeng terbilang masih cukup rendah, karena mereka
melakukan penanggulangan pada saat musim kemarau berlangsung, dimana udara dan
cuaca pada saat itu dirasakan sangat panas. Dengan program penanaman pohon
dipekarangan rumah dan menghemat penggunaan listrik serta kebiasaan berjalan kaki
atau bersepeda ontel untuk bepergian jarak dekat. Penyelesaian masalah resiko
pemanasan global haruslah melibatkan penanganan aspek-aspek yang kompleks, seperti
aksi penenaman 1000 pohon, pembatasan penggunaan lahan penghijauan untuk
pemukiman dan meminimalisir penggunaan air bersih.
Kegiatan penanaman 1000 pohon ini selain menjadi sarana wisata juga menjadi
bagian terbesar dalam menciptakan lingkungan sehat bebas polusi, dengan adanya
kegiatan ini, masyarakat diberikan pemahaman lebih mengenai apa itu pemanasan
global? Penyebabnya? upaya-upaya? dan resiko dari pemanasan global itu sendiri.
Aksi penanaman pohon dilakukan dilahan terbuka Desa Krangkeng Kecamatan
Krangkeng Kabupaten Indramayu. Meski dalam lingkup yang tidak terlalu luas,
kegiatan ini dapat menjadi contoh dan pemicu untuk daerah daerah yang belum
melakukan kegiatan aksi penenaman 1000 pohon. Permasalahan mengenai pemanasan
global memang lah bukan permasalahn yang kecil akan tetapi dapat diatasi dimulai dari
skala terkecil seperti aksi penanaman 1000 pohon di krangkeng ini.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam mengurangi
resiko dampak pemanasan global yang saat ini menjadi isu populer diberbagai Negara
karena pohon adalah penyerap dan penyimpan karbon CO2, Karbon yang terserap ini
akan tetrus terperangkap hingga ratusan bahkan ribuan tahun, sekaligus menjadi sumber
oksigen.
Dari beberapa uraian tersebut, selanjutnya bagaimana mengetahui upaya yang dapat
dilakukan masyarakat dalam mengurangi resiko pemanasan global, dengan ini penulis
memberi judul skripsi ini dengan judul “Upaya Masyarakat dalam Mengurangi
Dampak Pemanasan Global di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten
Indramayu. ”.
Penulis berharap semoga dengan adanya tulisan ini bisa membantu menjadi bahan
renungan para pembaca yang budiman sekalian agar lebih peduli lagi terhadap aktifitas
kehidupan sehari-hari yang berdampak pada alam.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah-masalah yang
muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya Lahan Penghijauan di Desa Krankeng Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu.
2. Krisis air bersih di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten
Indramayu.
3. Rendahnya kesadaran Masyarakat terhadap dampak Pemanasan global
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan penelitian di atas, maka perlu diadakan pembatasan masalah
dalam penelitian ini agar terfokus dan terarah. Adapun pembatasan masalahnya
adalah “Upaya Masyarakat dalam mengurangi dampak Pemanasan Global di
Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Upaya Masyarakat dalam
mengurangi Dampak Pemanasan Global di Desa Krangkeng Kecamatan
Krangkeng Kabupaten Indramayu.
E. Tujuan Penelitian
Berpedoman pada rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian ini
ditunjukkan untuk mengetahui Upaya Masyarakat dalam mengurangi dampak
Pemanasan Global di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten
Indramayu.
F. Manfaat Penelitian Teoritis
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara mengurangi resiko
dampak pemanasan global di Desa Krangkeng
7
b. Memberikan informasi mengenai dampak pemanasan global di Desa Krangkeng
c. Memberikan informasi tentang langkah-langkah dalam menanggulangi dan
penanganan dampak pemanasan global di Desa Krangkeng
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa, sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa dalam
melaksanakan penelitian khusus nya pendidikan IPS di bidang geografi
b. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan mengenai bencana dari dampak
pemanasan global dan bagaimana cara mengurangi resiko nya juga dapat
dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi mahasiswa UIN Jakarta dan
mahasiswa lainnya
c. Bagi pembaca, dapat dijadikan bahan informasi untuk membuka wawasan
tentang banjir di kelurahan kampung melayu dan bagaimana mengurangi resiko
dari dampak pemanasan global.
8
BAB II
A. KAJIAN TEORI
1. Upaya Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III tahun 2003 yang dimaksud
dengan “Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan, mencari jalan keluar); daya upaya”.8
Undang-undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup jelas
memberikan tempat bagi publik untuk berpartisipasi. Pasal 6 ayat 1 dari UU itu
menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan lingkungan hidup.9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan masyarakat adalah
sejumlah manusia di arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama.10
Upaya masyarakat adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menggapai atau
mencapai suatu tujuan dan mengendalikan sebuah persoalan yang dilakukan dengan
berbagai macam cara untuk menjadi lebih baik.
2. Perubahan Iklim
a. Pengertian Iklim
Iklim adalah kebiasaan cuaca yang terjadi disuatu tempat atau daerah.
Definisi lain dari iklim adalah karakter kecuacaan suatu tempat dan bukan
hanya merupakan cuaca rata-rata, kurun waktu yang sering digunakan untuk
menentukan iklim rata-rata sekitar 30 tahun, iklim memiliki unsur yang sama
dengan cuaca.11
b. Perubahan iklim
Perubahan iklim adalah berubahnya pola dan intensitas unsur iklim pada
periode waktu yang dapat dibandingkat. Perubahan dapat berupa suatu
perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan dalam distribusi
8 Kamus Besar Bahasa Indonesia cet. 3, (Jakarta : Balai Pustaka ,1990), h.1595
9 Undang-undang No 23 Tahun 1997 Pasal 6 Ayat 1 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
10 Kamus Besar Bahasa Indonesia cet. 3, h. 564
11 Bayu Dwi Apri Nugroho, Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di Indonesia
Gadjah Mada University Press h. 6
9
kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai contoh, kejadian cuaca
ekstrem yang lebih sering terjadi atau malah berkurang frekuensinya, pola
musim yang berubah, dan meluasnya daerah kekeringan.12
saat ini dunia sedang digoncangkan terhadap isu perubahan iklim karena
dampaknya yang luas terhadap sektor kehidupan dan mengancam kehidupan manusia.
Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global yang disebabkan oleh kenaikan
suhu dan gas-gas rumah kaca terutama karbondioksida (CO2) dan metana (CH2).
Perubahan iklim ini terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup
panjang antara 500-100 tahun. Meskipun perlahan, dampaknya sebagian besar bumi
mengalami panas . berikut merupakan data-data dari IPCC (Intergovermental Panel on
Climate Change) yang menggambarkan kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini:
1) Telah terjadi kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,67 derajat Celcius antara periode
1850-2005
2) 11 dari 12 tahun terakhir (1955-2006) merupakan tahun dengan rata-rata suhu
terpanas semenjak dilakukan pengukuran suhu pertama kali pada tahun 1850.
3) Telah terjadi kenaikan permukaan laut global rata-rata sebesar 1,8 mm per tahun
anatara periode 1961-2003.
4) Telah terjadi kekeringan yang lebih intensif pada wilayah yang lebih luas
semenjak tahun 1970 terutama di daerah tropis dan subtropis.
Penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah
kaca di udara yang menyebabkan temperatur dipermukaan bumi meningkat.
Hampir seluruh dunia berusaha menurunkan emisi gas rumah kaca masing-
masing walau dengan berdebatan yang cukup alot mengenai besaran yang harus
diturunkan.
Suhu bumi hingga saat ini terus meningkat dampak dari peningkatan suhu bumi
ini adalah peningkatan permukaan air laut, pergeseran musim, meningkatnya
curah hujan dimusim penghujan dan kering berkepanjangan dimusim
kemarau.13
12
Bayu Dwi Apri Nugroho, Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di
Indonesia (Gadjah Mada University Press:2016) h. 51 13
Ardiansyah, Klimatologi umum h.108-109
10
3. Pemanasan Global
a. Definisi Pemanasan Global
Menurut Apri Nugroho, pemanasan global adalah “ kenaikan suhu rata-
rata udara didekat permukaan Bumi dan lautan yang terjadi sejak pertengahan
abad ke-19 dan diproyeksikan akan terus berlangsung. Mayoritas kenaikan
suhu yang diamati sejak pertengahan abad ke-20 disebabkan konsentrasi Gas
Rumah Kaca meningkat tajam.14
Pandangan Apri Nugroho ini menekankan pada kekhawatiran setiap
makhluk hidup akan ancaman bahaya dampak pemanasan global yang
diperkirakan akan terus berlangsung hingga ke masa yang akan datang.
Pandangan ini juga menekankan masyarakat pada upaya masyarakat dalam
berpartisipasi untuk pencegahan dampak pemanasan global yang dirasakan
secara perlahan.
Sedangkan menurut Ardiansyah, “Pemanasan Global adalah peristiwa
terperangkapnya radiasi glombang panjang Matahari (Infra Merah atau
glombang panas) yang dipancarkan oleh bumi, sehingga tidak dapat lepas ke
angkasa dan akibatnya suhu di atmosphere Bumi memanas. Dengan
berubahnya suhu Bumi yang dapat dirasakan oleh seluruh makhluk di bumi
ini”.15
Menurut Nanny dalam Artikelnya mengatakan bahwa “Pemanasan global
adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan
bumi. Segala sumber yang ada di bumi berasal dari matahari, ketika energi
tersebut mengenai bumi, berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan bumi”.16
Permukaan bumi akan menyerap panas tersebut dan
sebagian lagi akan memantulkan kembali sisanya. Namun sebagian dari panas
tersebut akan terperangkan di bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca antara lain: Uap air, karbondioksida dan metana. Gas gas ini menyerap
dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi,
sehingga panas tersebut akan tersimpan pada permukaan bumi. Hal tersebut
14
A‟an J. Wahyudi, Menyerap Karbon dkk, h. 39 15
Ardiansyah, Klimatologi Umum h.113 16
Kusminingrum, Nanny. “Potensi Tanaman Dalam Menyerap CO2 Dan CO Untuk Mengurang
Dampak Pemanasan Global.” Jurnal Permukiman Vol 3.2 (2008)
11
terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat.
Penjebak gelombang panas itu pada dasarnya adalah lapisan gas yang
berperan seperti dinding kaca atau „selimut tebal‟ yang berkomposisi antara
lain adalah uap air, gas asam arang atau sering dikenal dengan karbon dioksida
(CO2), gas methana (CH4), gas tertawa atau dinitrogen oksida (N2O),
perfluorokarbon (PFC), hidrofluorokarbon (HFC) dan sulfurheksfluorida
(SF6).17
Menurut analisis penulis, pemanasan global juga merupakan penyebab
perubahan iklim yang mana menurut berbagai penelitian menyatakan bahwa
suhu dipermukaan bumi pada saat ini sudah menunjukkan peningkatan yang
sangat dratis yaitu sekitar 0,60
C yang terjadi pada satu abad terakhir ini. Meski
perubahanya bersifat lambat, namun akibatnya dapat dirasakan secara langsung
dan dalam skala global.
Secara umum bahaya suatu fenomena alam atau buatan mempunyai
potensi yang besar mengancam kehidupan manusia, seperti kerugian harta
benda dan kerusakan lingkungan. Kerentanan merupakan suatu kondisi dari
suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan
ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya.
b. Dampak Pemanasan Global
Kita percaya bahwa bumi merupakan tempat hidup manusia dan matahari
sebagai salah satu sumber energi kehidupan. Bumi adalah milik kita semua,
konsekuensinya kita wajib mendayagunakan secara bijak agar kelestarian
lingkungan dapat dijamin demi kelangsungan hidup manusia. Kenyataan
sekarang sebagian dari kita sekarang telah memanfaatkan bumi dan seisinya
secara bebas dan tak terbatas. Dan telah berakibat pada peubahan lingkungan
menuju kerusakan dunia yang berkelanjutan, salah satunya: telah kita rasakan
terjadi dampak pemanasan global dengan segala dampak negatif yang
diakibatkannya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
17
Ardiansyah, Klimatologi Umum h. 113
12
a) Dampak terhadap atmosfer: secara umum atmosfer adalah lapisan udara
yang menyelimuti planet bumi yang berfungsi sebagai pelundung
terhadap berbagai kemungkinan adanya berbagai macam bentuk radiasi
yang datang dari laur angkasa. Dampak yang dirasakan dari atmosfer ini
adalah menipisnya lapisan ozon yang berada pada atmosfer sehingga
menimbulkan panas yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi.18
b) Banjir dan tanah longsor: pada musim hujan angin banyak membawa uap
air dari Lautan Hindia yang akan dijatuhkan sebagai air di daratan
indonesia. Adanya perubahan suhu atmosfer bumi karena pemnaasan
global jelas akan mempengaruhi arah angin dan ini berarti akan terjadi
perubahan musim, musim hujan yang berkepanjangan menyebabakan
banjir dan tanah longsor.19
c) Dampak kesehatan: kasus demam berdarah dan malaria meningkat,
kondisi ini sangat nyaman bagi pertumbuhan nyamuk sebagai lahirnya
penyait DBD. Ancaman Diare sepanjang tahun, perubahan musim seperti
berlebihnya aliran air dipermukaan mengancam penyebaran penyakit
menular melalui air.20
c. Pengendalian dampak Pemanasan Global
Apabila benar kenaikan kadar GRK akan menyebabkan pemanasan global,
maka fenomena yang terjadi tidak dapat dihindari lagi, akan tetapi harus
diatasiserta ditangani secara cermat dan berkelanjutan, berikut beberapa
pengendalian dampak pemanasan global:
a) Efesiensi penggunaan energi bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil
merupakan sumber cemaran CO2 terbesar. Walaupun sebagian mampu
diikat oleh jasa biologis pepohonan dalam proses fotosintesis. Namun
demikian kandungan lainnya yang tercampur dengan bahan cemaran
tersebut cenderung dapat meningkatkan konsentrasi GRK.21
18
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed 1 Yogyakarta: ANDI hal.83-85 19
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global hal.89 20
Bayu Dwi Apri Nugroho, Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di
Indonesia Yogyakarta University Press 2016 hal.66 21
Tarsoen Waryono dalam Skripsi yang berjudul, ”Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pelestarian Hutan sebagai Pencegah Pemanasan Global” Jurusan Geografi FMIPA 1990 Universitas
Indonesia.
13
b) Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil khususnya batu bara pada 50
tahun kedepan, mulai melakukan konservasi energi, menggunakan energi
yang mendapat diperbaharui seperti matahari, angin, arus air dan energi
geothermal
c) Menggunakan penyaring untuk menangkap CO2 dari industri, kendaraan
bermotor supaya CO2 tidak terlepas ke atmosfir
d) Menanam pohon-pohon untuk mengurangi efek rumah kaca melalui
proses potosintesis
e) Menggalakan konservasi tanah untuk mengurangi erosi tanah yang dapat
melepaskan CO2 ke atmosfir.
d. Faktor –faktor penyebab pemanasan Global
Banyak sekali faktor penyebab terjadinya pemanasan global, namun penulis
akan membatasi pemaparan dari faktor-faktor penyebab pemanasan global
tersebut, yang mana dalam hal ini sangat erat kaitanya dengan daerah Krangkeng
Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, adapun faktor-faktor nya adalah
sebagai berikut:
a) Efek Rumah Kaca
Secara alami, gas rumah kaca (GRK) merupakan bagian dari atmosfer Bumi.
GRK merupakan molekul gas yang memiliki lebih dari dua atom. Ikatan-ikatan
atom itu tidak terlalu kuat sehingga mampu bergetar (vibrasi) saat terjadi
penyerapan panas. CO2 merupakan salah satu GRK yang terdiri dari satu atom
karbon dengan satu atom oksigen terikat pada kedua sisinya. Saat atom-atom
tersebut terikat tidak cukup kuat, ikatan antar molekul CO2 dapat menyerap
radiasi inframerah dan molekul tersebut mulai bergetar.22
Efek rumah kaca juga adalah syarat dan sebab utama dari resiko pemanasan
global itu sendiri, sebab efek rumah kaca memiliki sifat memuai, yang mana
sumber energi Bumi yang berasal dari matahari tercampur dengan zat-zat yang
diperoleh dari bumi akibat dari segala bentuk aktifitas manusia dan makhluk
hidup diseluruh muka bumi ini, dalam penelitian ini khususnya akibat dari
22
Bayu Dwi Apri Nugroho, Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di
Indonesia hal. 37
14
kegiatan masyarakat Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu
yang dikategorikan boros dalam pemakaian tenaga listrik.
Sebagian besar energi yang dipantulkan dari Bumi tersebut berbentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap
di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap
air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan
penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi
manusia dari akibat pemanasan global. Walupun begitu, kedua fenomena
tersebut saling berhubungan. 23
b) Kerusakan Hutan
Menurut Friedrich, “Aktivitas manusia menghasilkan banyak emisi dari gas
berusia pendek (misalnya karbon monoksida dan sulfur dioksida) dan partikel
ke atmosfer. Hal ini sangat mempengaruhi konsentrasi atmosfer dari gas iklim
lain yang penting, misalnya ozon, dan partikel lain yang dapat memicu
pemaksaan iklim”.24
Seperti yang sudah dijelaskan mengenai apa itu ERK (Efek Rumah Kaca),
bahwa Bumi sudah seharusnya memantulkan kembali sinar matahari yang telah
diserapnya kedalam lapisan Bumi, peran Hutan dan tumbuhan disini dalam
kaitanya dengan mengurangi resiko pemanasan global adalah sinar matahari dan
gas-gas Karbon yang ada dilapisan permukaan Bumi seharusnya dapat diserap
lebih banyak pada jenih-jenis tumbuhan hijau manapun, oleh karenanya, segala
aktifitas manusia yang berdampak pada alam, atmosfer dan suhu dipermukaan
23
Fadilah,Artikel Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi,
file:///E:/7%20c%20p%20ips/Artikel%20Global%20Warming/PEMANASAN-GLOBAL.pdf. Diakses pada
20 januari 2017 24
Friedrich, Perubahan Iklim, Perdebatan dan Solusi Alternatifnya (Jakarta:2013) hal.14
15
Bumi yang sudah semakin memanas ini dapat dinetralsir oleh Tumbuhan yang
mengandung Gas Oksigen (O2), karena sifat dari Tumbuhan adalah menyerap
gas-gas CO2
dan mengubahnya menjadi gas Oksigen (O2) yang akan
disimpanya menjadi batang, akar dan ranting pada tumbuhan itu sendiri, oleh
karenanya dalam jangka ratusan tahun bahkan ribuan tahun CO2 akan tetap
terperangkap dalam tumbuhan tersebut tanpa mengganggu aktifitas alam yang
seharusnya tetap terjaga kelestarian dan kesegaranya, asalkan tumbuhan tersebut
tetap terjaga kelestarianya sepanjang wajtu, sebab jika tumbuhan sudah tidak
hidup lagi sama saja sisa sisa batang nya mengandung gas CO2 yang dapat
tercemar ke lapisan atmosfir.
Hutan merupakan sumber daya yang penting, tidak hanya menunjang dalam
perekonomian nasional tetapi juga turut menjaga daya dukung lingkungan
terhadap keseimbangan ekosistem dunia.25
Harapan penulis adalah praktik ini dapat dilaksanakan oleh seluruh individu
khususnya masyarakat Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten
Indramayu yang tentunya dengan segala aktifitas kehidupanya, aktifitas
berkendaraanya, dan aktifitas yang menghasilkan gas-gas pencemar udara dapat
ternetralisir dengan baik oleh tumbuhan-tumbuhan yang sudah ditanamnya.
Disinilah peran dan fungsi hutan bagi kelangsungan dan kebaikan hidup
masyaakat Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida, yang merupakan
salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen. Mengingat
begitu pentingnya manfaat hutan terhadap manusia, maka pemerintah Indonesia
saat ini telah memiliki kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yaitu
melalui Rencana Aksi Nasional penurunan Gas Rumah Kaca yang disusun oelh
kementrian PPN/BAPPENAS.
c) Industri
Sudah terbukti bahwa aktifitas industri dapat menaikkan tingkat kesejahteraan
masyarakat karena, aktivitas ini menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran. Aktivitas industri yang melibatkan pemakaian
25
Fadilah,Artikel Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi,
file:///E:/7%20c%20p%20ips/Artikel%20Global%20Warming/PEMANASAN-GLOBAL.pdf. Diakses
pada 20 januari 2017
16
bahan bakar fosil secara nyata memang telah ikut menaikkan konsentrasi gas
kabon dioksida di atmosfir bumi. Penghasil CO2 terbesar dari bahan bakar fosil
adalah batubara, bahan bakar minyak, lalu gas bumi. Perli diketahui bahwa gas-
gas tersebut tidak dapat terurai bila terlepas ke atmosfer sehingga dapat merusak
lapisan ozon pelindung bumi.26
Pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi
kebutuhan energi telah meningkatkan gas-gas rumah kaca. Pembangkit-
pembangkit listrik berbahan bakar minyak bumi dan batu bara, serta mesin-
mesin kendaraan bermotor banyak melepaskan sejumlah gas-gas rumah kaca
seperti karbon dioksida (CO2). Oleh karenanya, berikut beberapa hal yang dapat
mencegah polusi udara:
1. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon sebanyak mungkin
2. Beralih penggunaan kendaraan berbahan bakar Fosil dengan bahan bakar
ramah lingkungan
e. Antisipasi Dampak Pemanasan Global
Menanggulangi pemanasan global menurut wardhana, “ Tidak ada kata
terlamabat untuk memulainya dengan dasar pemikiran kemauan yang kuat untuk
emmulainya, kalau penanggulangannya tidak dimulai dari sekarang bisa
berdampak buruk secara signifikan dalam waktu lambat” penanggulangan
pemanasan global tidak dilakukan sendirian tetapi harus dilkakukan oleh seluruh
umat manusia. Penanggulangannya dimulai dari diri sendiri, diteruskan kepada
lingkungan keluarga, lalu dilanjutkan kelingkungan wilayah yang lebih luas,
sampai pada lingkungan negara dan antar negara.27
Kegiatan Penanggulangan pada umumnya mencakup kegiatan sebagai
berikut:
a). Ruang Terbuka Hijau
Menurut Undang-undang nomor 26 tahun 2007 BAB III tentang penataan
ruang Setiap kota harus memiliki 30% Ruang Terbuka Hijau sehingga bagi kota
yang belum memenuhi kriteria tersebut seyogianya melakukan penambahan
ruang terbuka hijau, dengan mempertimbangkan jenis-jenis tanaman yang
26
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed 1 Yogyakarta: ANDI hal.64-67 27
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed 1 Yogyakarta: ANDI hal. 6
17
mempunyai fungsi ganda, yaitu selain tanaman dapat memberikan O2 juga dapat
mereduksi CO2.28
b). Tidak Menebang Pohon Sembarangan
Pohon merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di dunia. Setiap hari
manusia bernafas membutuhkan Oksigen, dan pohon-pohonlah yang setiap
harinya menyediakan oksigen untuk manusia. Semakin sedikit pohon akan
menyebabkan gas CO2 (karbon dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan
akhirnya membuat bumi semakin panas. Terlepas dari itu tanpa adanya oksigen
manusia tidak akan bisa hidup sampai sekarang. Oleh karenanya, jika gas O2
dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan gas CO2 nya, maka suhu di bumi
masih bisa dikendalikan dengan intensitas udara yang cukup segar dan ideal,
namun jika yang terjadi sebaliknya, maka yang dirasakan sekarang adalah
pemanasan global atau menaiknya suhu di permukaan bumi.
c). Kurangi menggunakan Kendaraan Pribadi
Selain usaha reboisasi yang sudah dipaparkan diatas, bahaya Banyaknya
pemakaian kendaraan pribadi juga akan menyebabkan borosnya penggunaan
bahan bakar. Sama hal nya dengan bahaya penenbangan pohon liar, sebenarnya,
Manusia sepenuhnya sudah menyadari bahwa setiap kendaraan berbahan bakar
minyak akan mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2, gas-gas ini bila dalam
jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang akhirnya
membuat terjadinya global warming semakin parah. Oleh karenanya Selama
manusia masih bisa untuk menggunakan kendaraan umum gunakanlah
kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan pribadi saat anda memang benar-
benar membutuhkannya.
f. Upaya Masyarakat Mengurangi Dampak Pemanasan Global
Salah satu peran masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup adalah dengan
program adaptasi dan mitigasi. Mitigasi dalam kamus John M. Echols dan Hasan
Shadly artinya pengurangan. Sedangkan adaptation atau adaptasi artinya
penyesuaian diri. Kedua istilah ini menjadi penting karena menyangkut strategi
menghadapi perubahan alam. Melalui mitigasi, usaha yang dapat dilakukan adalah
mengurangi sebab pemanasan global dari sumbernya. Gunanya agar laju
28
UU No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang BAB 3 Pasal 4
18
pemanasan itu melambat. Pada saat bersamaan, dapat dilakukan persiapan diri
untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sehingga diharapkan akan
ditemukan suatu titik temu yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
Beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai warga untuk mengurangi resiko
dampak pemanasan global:
a. Penghijauan Lahan Gundul
Kenaikan kadar oksigen dalam udara adalah akibat dari asimilasi yang
terjadi pada daun atau pepohonan yang tumbuh dengan baik sebagai hasil
penghijauan lahan gundul. Dengan kenaikkan kadar oksigen dalam
lingkungan lapisan ozon dalam atmosfer akan bertambah baik. Adanya
lapisan ozon di atmosfer secara tidak langsung akan memperkecil lubang
ozon, dengan kata lain lubang ozon yang ada akan ditambal dengan
kenaikan kadar oksigen dalam udara lingkungan. Apabila lubang ozon dapat
diperbaiki maka sinar ultraviolet yang datang berlebihan ditahan oleh
lapisan ozon.29
b. Membuat area resapan di pemukiman warga. Sumur resapan berfungsi
untuk mengarahkan air ke dalam tanah sehingga mengurangi aliran
permukaan. Berkurangnya aliran permukaan akan mengurangi genangan air
dan krisis air bersih. Selain di pemukiman, area resapan yang berupa sumur
resapan bisa dibuat di berbagai tempat di pemukiman, perkantoran,
sempadan jalan dan tempat yang rawan genangan dan juga menambah
persediaan air di dalam tanah. Selain itu, pembuatan biopori yang popular
saat ini cukup membantu meresapkan air ke dalam tanah sekaligus
mengurangi sampah.
c. Menanam tanaman terutama pepohonan. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya
di daerah hulu namun juga di daerah tengah dan hilir. Menanam tanaman
baik tanaman kecil maupun pohon akan mengurangi erosi dan aliran
permukaan. Berkurangnya erosi akan mengurangi pendangkalan dan
penyempitan dan sungai. Akar pepohonan khususnya di sempadan sungai
dapat menahan gerusan air terhadap tanah sehingga lebih tahan terhadap
longsor dan air cenderung bersih.
29
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed 1 Yogyakarta: ANDI hal. 120-121
19
d. Pengganti Bahan Bakar
Energi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengganti energi yang
mengandalkan bahan bakar fosil, antara lain adalah energi air, energi pasang
surut, energi gelombang laut, energi angin, energi panas bumi, energi panas
matahari, energi nuklir. Tentu pemakaian energi alternatif tersebut
tergantung pada kondisi geografis daerah setempat serta kesiapan menerima
teknologi energi alternatif pengganti.30
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan
30
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed 1 Yogyakarta: ANDI hal. 122
No Penelitian dan Judul Perbedaan Persamaan
1 Tarsoen Waryono,
“Upaya Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Pelestarian Hutan sebagai
Pencegah Pemanasan
Global” (2008)
Pada penelitian ini yanag
diteliti adalaha taingkat
partisipasi masyarakat ,
metode yang digunakana
adalah campuran kualitatif
Sama-sama
menggunakan data
primer dan data sekunder
untuk mengetahui
mengurangi dampak
pemanasan global
2 Anisa Dwi Kholifah,
“Partisispasi Masyarakat
dalam Mengurangi
Resiko Bencana Banjir “
Pada penelitian ini hal yang
diteliti yaitu apa saja
kontribusi sektoral yang
berpengaruh terhadap
bencana banjir yang
merupakan bagian dari
dampak pemanasan global
Sama-sama
menggunakan data
primer dan data
sekunder, jenis
pendekatan yang
digunakan sama-sama
kualitatif
3 Dr. Fadhilah, M.Si, “
Pemanasan Global,
Faktor Penyebab,
Dampak dan Solusi”
(2011)
Pada penelitian ini hal yang
diteliti yaitu tingkat
kepedulian masyarakat
terhadap fenomena alam
seperti dampak pemanasan
Sama-sama
menggunakan data
primer dan data
sekunder, jenis
pendekatan yang
20
Untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
terdahulu yang ada kaitanya dengan masalah penelitian yang akan dilakukan, maka
peneliti mencoba menelusuri beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh mahasiswa
dibeberapa perguruan tinggi. Dari hasil penelususran tersebut ditemukan 3 hasil
penelitian yang ada kemiripan dengan masalah penelitian yang akan diteliti, yakni:
1. Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelestarian Hutan sebagai Pencegah
Pemanasan Global, berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat untuk berkiprah dalam upaya penanggulangan dampak
pemanasan global merupakan bentuk sumbangsih kiat-kiat kepedulian sebagai wujud
warga negara yang cinta tanah air. Lebih lanjut bahwa upaya yang dilakukan tersebut
harus dilakukan dengan bekal ilmu pengetahuan yang baik. Seperti halnya
menanggulangi bencana dampak pemanasan global adalah suatu masalah yang harus
dipecahkan bersama, olehkarenanya peran pemerintah pusat sangat diperlukan untuk
memberikan gagasan atau bantuan berupa ilmu pengetahuan juga alat dan bahan
yang dibutuhkan masyarakat, seperti penanaman 1000 pohon.31
2. Partisispasi Masyarakat dalam Mengurangi Resiko Bencana Banjir, dari hasil
penelitianya diketahui bahwa menunjukkan sebagian besar masyarakat hampir 88%
tidak memahami aktivitas-aktivitas mereka sebagai sumbangsih dari bencana
dampak pemanasan global. Bencana dari dampak pemanasan global adalah banjir.
Banjir merupakan bagian dari dampak pemanasan global karrna salah satu ciri dari
dampak pemanasan global yang dirasakan saat ini yaitu curah hujan yang tidak
menentu, maka terjadilah banjir yang disamping itu tingkat kesadaran masyarakat lah
yang sangat menentukan bencana banjir, yang dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
pemicu banjir sendiri salah satunya adalah membuang sampah sembarangan.32
31
Tarsoen Waryono dalam Skripsi yang berjudul, ”Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pelestarian Hutan sebagai Pencegah Pemanasan Global” Jurusan Geografi FMIPA 1990 Universitas
Indonesia. 32
Anisa Dwi Kholifah dalam skripsi yang berjudul, “Partisipasi Masyarakat dalam Mengurangi
Resiko Banjir” (Penelitian Eksperimen di Prumahan Sawangan Depok), (Skripsi FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2015).h. 61
global digunakan sama-sama
kualitatif
21
3. Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi, Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa perubahan iklim atau tepatnya perubahan variabel iklim adalah
perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan klembaban sebagai akibat
dari pemansan global. Pemanasan global (global warming). Hasil [pengukuran yang
lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data pengukuran satelit sejak tahun
1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat terjadi setelah tahun 1980, tiga
tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Akibat dari panasnya bumi mengakibatkan
penguapan tinggi dan curah hujan turun secara tidak menentu hingga akhir tahun
2007. Secara kuantitatif nilai perubahan temperatur rata-rata bumi ini kecil tetapi
dampaknya sangat luar biasa terhadap lingkungan. Dampak yang dirasakan pada
penelitian tersebut menunjukkan kesamaan pada dampak yang dirasakan masyarakat
desa krangkeng yaitu curah hujan yang tidak menentu yang mengakibatkan kemarau
berkepanjangn juga curah hujan yang tak menentu yang mengakibatkan banjir.33
33
Dr. Fadilah, M.Si Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi Jurnal Dosen
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
22
C. Kerangka Berfikir
Bagan 2.1
Masalah Dampak Pemanasan Global
1. Penyempitan lahan penghijauan di
Desa Krangkeng
2. Krisis air bersih di Desa
Krangkeng
3. Kepadatan penduduk di Desa
Krangkeng
Resiko Bencana Dampak
Pemanasan Global
1. Kerugian fisik
2. Kerugian materi
3. Kerugian waktu
Penanganan Dampak Pemanasan
Global
1. Pemanfaatan tenaga alam
2. Penghijauan halaman
rumah
3. Mengurangi Emisi Gas
Rumah Kaca
Upaya Masyarakat
1. Kerja bakti
2. Gotong royong membersihkan
saluran air
3. Menanam pohon untuk penyerapan
air
Mengurangi Dampak Pemanasan Global
1. Mencegah Karbon dioksida dilepas
ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut ditempat lain
2. Mengurangi produksi gas rumah
kaca
3. Mengurangi pemakaian kendaraan
bahan bakar
Mengurangi Kerugian Pemanasan Global
1. Menata lokasi pemukiman
2. Mengalokasikan pepohonan ditempat
yang dilalui kendaraan berbahan bakar
non ramah lingkungan
3. Beralih Dari Kendaraan Berbahan Bakar
Dengan Kendaraan Ramah Lingkungan
23
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
Pada bagan 2.1 tersebut menjelaskan bahwa masalah pokok pada penelitian ini
adalah penyempitan lahan penghijauan, krisis air bersih, dan kepadatan penduduk. Yang
mana pada ketiganya memiliki keterkaitan yang kuat. Masalah kepadatan penduduk
adalah masalah utama yang menyebabkan seempitnya lahan penghijauan hingga
menimbulkan krisis air bersih. Adapun resiko yang dialami masyarakat Desa
Krangkeng kerugian fisik berupa kerugian krisis air bersih, materi misalnya munculnya
penyakit yang menyebabkan biaya untuk berubah, dan waktu yang terbagi untuk banyak
memikirkan dampak yang dirasakan masyarakat Desa Krangkeng. Adapun penanganan
dampak pemanasan global adalah pemanfaatan tenaga alam agar meminimalisir
penggunaan bahan bakar fosil.
Penghijauan dengan cara menanam pohon depan pekarangan rumah. Dan
mengurangi emisi dari aktivitas sehari-hari semisal memilih jalan kaki dibandingkan
harus bersepeda motor. Upaya yang dilakukan masyarakat Desa Krangkeng adalah kerja
bakti untuk menghindari banjir saat musim hujan tiba. Adapum cara penanggulangan
kerugian yang dirasakan dampak pemanasan global adalah menata lokasi pemukiman
dengan baik, mengalokasikan pohon ditempat yang dilalui kendraan bermotor hal ini
diharapkan dapat menteralisir polusi udara yang dihasilkan dari bahan bakar fosil
kendaraan.
24
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Gambar 3.1
Peta Jawa Barat Tahun 2016
25
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu merupakan daerah krisis air bersih, padat penduduk
dan sempit lahan penghijauan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dimulai dari perencanaan
penentuan alat penelitian, persiapan pertanyaan kemudian dilanjuutkan
dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian.
Penelitian ini dilakukan mulai dari persiapan penelitian pada bulan April
2018 yang dilanjutkan dengan tahap pengelolaan dan penelitian.
Adapun rancangan waktu penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Rencana Penyusunan Skripsi Tahun 2018
NO KEGIATAN BULAN
Ket Maret April Mei Juni Juli
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Revisi Proposal Skripsi
Pengajuan surat penelitian
Menyusun daftar pertanyaan
Menentukan sumber data
Melakukan wawancara
Pengumpulan sumber data
Analisis atau mengolah data
melalui reduksi data,
megolah data dan pemberian
kesimpulan.
Mengecek keabsahan data
penelitian
Menyusun bab IV dan bab V
Melengkapi lampiran
Ujian Munaqosah
Revisi Skripsi
Pengumpulan Skripsi
V
v
v
v
v
v
v
v
v
v
26
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian Kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah
metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan
mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di
masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri,
karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut.34
Dalam penelitian Upaya Masyarakat dalam Mengurangi Dampak
Pemanasan Global menggunakan penelitian kualitatif deskriptif untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi atau berbagai
fenomena sosial masyarakat yang menjadi objek penelitian.
C. Populasi dan Sampel
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan populasi
penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian35
dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat Desa Krangkeng, sedangkan penelitian yang
dilakukan peneliti adalah penelitian sampel yang hanya akan meneliti sebagian
dari populasi. Menurut Arikunto, “ sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti”.36
Dalam prakteknya, teknik pengambilan sampel secara garis besar
dikelompokkan menjadi dua jenis pengambilan sampel yaitu Sampel Tak
Berpeluang dan Sampel Berpeluang. Sampel Tak Berpeluang adalah cara
pengambilan sampel tanpa menggunakan kaidah-kaidah peluang. Sedangkan
Sampel Berpeluang adalah metode pengambilan sampel menggunakan kaidah-
kaidah peluang.37
34
Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan jenis, metode dan prosedur (Jakarta: Kencana) hal. 47 35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Rineka Cipta. Cet. Ke-5,
hal. 108 36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 109 37
Joko Ade Nursiyono, Kompas Teknik Pengambilan Sampel (Bogor: IN MEDIA) hal. 24
27
Peneliti akan mengambil jenis pengambilan sampel tak berpeluang yang
merupakan jenis Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang hanya
menurut kriteria, pemikiran, atau penegetahuan pengambil sampel.38
Desa Krangkeng sebagai polulasi yang terdiri atasa RT 01-13 dan RW
01-06 juga terdiri dari 8 Dusun ini akan diambil sampelnya yaitu dusun Oyoran
Lor yang terdiri dari RT 03 dan RW 01.
Peneliti yakin bahwa sampel yang dipilih benar-benar mewakili seluruh
populasi. Beberapa sampel yang diambil adalah dari Kuwu Desa Krangkeng,
istri Kuwu Desa Krangkeng, Ketua RT 05, Ketua RT 07 dan beberapa
masyarakat Desa Krangkeng lainnya.
D. Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh.39
dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
wawancara dalam pengumpulan datanya maka responden, atau orang yang
merespon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik tertulis maupun
non tertulis adalah sumber data yang dimaksud.
1. Jenis Data
Data adalah kumpulan dari informasi-informasi yang terangkum dalam suatu
bentuk sajian tertentu. Untuk mendapatkan data yang berkualitas ada
beberapa jenis data yang perlu diketahui oleh seorang peneliti yaitu: data
menurut cara mendapatkannya yaitu data primer dan data sekunder.40
a. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang diperoleh secara langsung
yang dulakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya.41
Data
yang digunakan untuk memenuhi penelitian ini yaitu :1) data tentang
demografi penduduk desa krangkeng, 2) Data tentang kondisi Air bersih
Desa Krangkeng, 3) Data tentang Musim di Desa Krangkeng 4) Data
tentang Tenaga Listrik di Desa Krangkeng.
b. Data Sekunder
38
Joko Ade Nursiyono, Kompas Teknik Pengambilan Sampel hal. 25
39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal.107
40
Joko Ade Nursiyono, Kompas Teknik Pengambilan Sampel (Bogor: IN MEDIA) hal. 15
41
Joko Ade Nursiyono, Kompas Teknik Pengambilan Sampel hal. 15
28
Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung,
yakni data yang bersumber dari pihak orang lain kemudian digunakan
untuk keperluan penelitian.42
Dalam hal ini seperti data tentang
gambaran umum di Desa Krangkeng yang meliputi: a) sejarah Desa
Krangkeng, b) Kepadatan Penduduk, dan c) Data bentuk dampak
pemanasan global yang dirasakan masyarakat desa Krangkeng serta
kerugiannya.
E. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat penelitian
a. Kamera Digital
b. Buku catatan
c. Laptop
2. Bahan Penelitian
a. Peta Provinsi Jawa Barat
b. Laporan Tahunan Desa Krangkeng tahun 2009-2014
c. Peta Desa krangkeng 2016
d. Pedoman Wawancara
e. Pedoman Observasi
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data cara memudahkan sang peneliti dalam proses
memperoleh hasil data yang dibutuhkan dan dapat memenuhi standar data.
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan penulis melakukan
beberapa teknik pengumpulan dan diantaranya adalah:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca
indera lainnya telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Hal yang perlu diperhatikan
dalam observasi partisipasi adalah membina hubungan baik antara pengamat dan
objek pengamatan. Hubungan yang baik, arif dan harmonis antara keduanya
42
Joko Ade Nursiyono, Kompas Teknik Pengambilan Sampel hal. 16
29
merupakan prasyarat utama agar objek pengamatan dapat menerima pengamat
tanpa harus mencurigainya.43
Observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti
mengikuti alur dalam perjalanannya dan yang diperoleh lebih lengkap dan
mengetahui tingkat makna setiap yang menampak. untuk kegiatan observasi
pedoman atau catatan yang akan digunakan sebagai berikut :
Tabel 3.2
No Observasi yang dilakukan Keterangan
1 Lingkungan Mengamati lingkungan Desa
Krangkeng pohon dan tanaman
2 Sungai Mengamati air sungai, sampah
yang berada disungai.
3 Sampah Sampah yang berada disekitar
lingkungan
4 Pemukiman Kondisi pemukiman yang berada
dikawasan Desa Krangkeng
5 Masyarakat Masyarakat yang tinggal di Desa
Krangkeng
2. Wawancara
Menurut Burhan, “wawancara mendalam secara umum adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai”.44
Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode
wawancara sekaligus dia bertindak sebagai “pemimpin” dalam proses
wawancara tersebut. Sedangkan informan adalah orang yang
diwawancarai,dimintai informasi oleh pewawancara.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Model
43
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya ((Jakrta:Kencana) hal. 115-116 44
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial
Launnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 108
30
wawancara ini membutuhkan kreatifitas pewawancara, bahkan
pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden.
b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list,
pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (chek) pada nomer yang
sesuai.45
Dengan demikian, peneliti menggunakan metode wawancara
tidak terstruktur mula-mula interview menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu pertanyaan
dijawab oleh responden..
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan sumber data yang mendalam disetiap orangnya. Peneliti dapat
mengetahui fenomena dan menginterpretasikan situasi yang terjadi. Data ini
mendasarkan kepada laporan sendiri-sendiri atau peroranngan. Semua berasal
dari keyakinan sendiri menurut pengetahuan seorang. Dan melengkapi dari
sumber peneliti sehingga jawaban atau yang diteliti sudah mencapai tujuan
dalam mengambil data.
Narasumber dari wawancara dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa
Krangkeng yaitu kuwu Desa, istri kuwu desa krangkeng, ketua RW 01, ketua
RT 03 dan beberapa masyarakat Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng
Kabupaten Indramayu.
Kuwu Desa adalah salah satu masyarakat yang sudah lama menetap di
Desa Krangkeng yakni dari mulai ia lahir sampai sekarang, bahkan kakek
neneknya adalah penduduk Desa Krangkeng dari kecil, itulah yang menjadi
bagian dari alasan peneliti untuk diajadikan sebagai narasumber dalam
penelitian Partisipasi Masyarakat dalam mengurangi dampak pemanasan global
di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Narasumber
yang kedua adalah ketua RT dan RW, selain sudah lama menetap sebagai
masyarakat Desa Krangkeng, ketua RT dan RW adalah perangkat Desa yang
sering melakukan sosialisasi tentang keadaan Desa Krangkeng, itulah sebabnya
45
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktek E-V (Jakarta: PT RINEKA
CIPTA ) h. 202
31
penting bagi peneliti untuk menjadikan ketua RT dan RW sebagai Narasumber
yang akurat. Narasumber yang selanjutnya adalah masyarakat Desa Krangkeng
yang sudah dipastikan penduduk asli Desa Krangkeng sekaligus yang
mengetahui seluk beluk perkembangan Desa Krangkeng.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara
No Data yang dikumpulkan Sumber data
1 Pengertian Pemanasan Global Bapak Kuwu Desa RW,RT dan masyarakat
2 Faktor penyebab Pemanasan
Global
Bapak Kuwu Desa RW,RT dan masyarakat
3 Pengendalian Pemanasan Global Bapak Kuwu Desa RW,RT dan masyarakat
4 Penanggulangan Pemanasan
Global
Bapak Kuwu Desa RW,RT dan masyarakat
5 Upaya masyarakat mengurangi
Dampak Pemanasan Global
Bapak Kuwu Desa RW,RT dan masyarakat
6 Kerugian Masyarakat terhadap
krisis air bersih
Bapak Kuwu Desa RW,RT dan masyarakat
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan situasi sosial masyarakat Desa Krangkeng. Menurut Burhan,
“Yang dapat dijadikan data dokumentasi yaitu berupa surat-surat, catatan
harian, cendera mata, laporan dan sebagainya”.46
Tabel 3.4
Dokumentasi dalam penelitian
No Dokumen Sumber data
1 Foto/ gambar Masyarakat Desa krangkeng
2 Data kerugian pertanian tahunan
2012-2015
Masyarakat Krangkeng
46
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial
Launnya hal. 122
32
3 Arsip Desa Krangkeng Desa Krangkeng
4 Peta Pemanasan Global Desa
Krangkeng
Google maps, Arc View
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut dianalisis. Data yang
dianalisis adalah data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dan observasi yang
kemudian menjadi data konkret. Dalam penelitian ini bila jawaban yang
diwawancarai belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi
sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Menurut Miles dan Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses
data reduction, data display, dan verification. Sedangkan menurut Spradley
dilakukan secara berurutan, melalui proses analisis domain, taksonomi,
kompenensial, dan tema budaya.
1. Data Reduction (reduksi data)
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.47
Tahap reduksi
data merupakan bagian-bagian kegiatan analisis dari semua bahan sudah
terpenuhi sementara itu kesimpulan sudah didapat dari proses pengambilan
data, tetapi bukan kesimpulan akhir melainkan kesimpulan sementara dan
melakukan verifikasi lagi hasilnya saat kembali kelapangan.
2. Data Display (penyajian data)
Selanjutnya dari data reduksi adalah penyajian data. Dalam penelitian
kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Milles and Huberman (1984) menyatakan yang paling sering
digunakan dalam penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
47
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu sosial, (Yogyakarta : Erlangga, 2009), h 150.
33
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.48
3. Verifikasi dan Penarikan kesimpulan
Tahap terakhir pengumpulan data adalah verivikasi dan pengambilan
kesimpulan dari bahan yang didapatkan dilapangan. Cara proses
pengambilan adalah dengan melakukan pencatatan, mencari jawaban dan
solusi dari masyarakat dengan kasus yang terjadi atau sedang berlangsung.
Milles and Huberman (1992) menyatakan bahwa dari permulaan
pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-
benda, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin ada, alur sebab akibat, dan proposisi.49
Verifikasi
berdasarkan hasil dari lapangan dan ditemukan sendiri yang terjadi di
lapangan.
H. Pengecekan Keabsahan data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credubility
(validitas interbal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas)
dan comfirmability (obyektifitas).
1. Uji Kredibilitas
Kredibilitas ialah kesesuaian antara konsep peneliti dengan konsep
responden. Agar kredibilitas terpenuhi maka harus mencakup beberapa hal
berikut: perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member
check.50
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti
dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab
(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga
tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dalam perpanjangan
48
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu sosial, (Yogyakarta : Erlangga, 2009) h. 151 49
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu sosial, h 151. 50
Husaini usman, Purnomo Setyadi Akbar Metodologi Peneelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara) hal.88
34
pengamatan untuk uji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh,
apakah data yang telah diperoleh itu setelah dicek kembali ke
lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek
kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan
ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait
dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan
peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan
untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau
tidak.
c. Tringulasi
Tringulasi yaitu memeriksakan kebenaran data yang telah
diperolehnya kepada pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya.51
Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi sumber,
tringulasi pengumpulan data dan waktu.
1) Tringulasi Sumber
Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan car mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan (member check) dengan beberapa
sumber data tersebut.
51
Husaini usman, Purnomo Setyadi Akbar Metodologi Peneelitian Sosial hal. 88
35
2) Tringulasi Teknik
Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana
yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena
sudut pandangnya berbeda-beda.
3) Tringulasi waktu
Waktu juga mempengaruhi kredibilitas data. untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dengan dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
meghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
d. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis negatif
berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditentukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang
ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih
mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang
ditemukan, maka peneliti mungkin akan merunah temuannya.
e. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif,
seperti camera, handycam, alat rekam suara sangat diperlukan untuk
mendukung kredibilitas data yang ditemukan oleh peneliti.
36
f. Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah memeriksa kembali informasi responden
dengan mengadakan pertanyaan ulang atau mengumpulkan sejumlah
responden untuk dimintai pendapatnya tentang data yang telah
dikumpulkan.52
Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. tujuan membercheck adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. apabila data yang ditemukan disepakati oleh
pemberi data berarti datanya tersebut valid, sehingga semakin
kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan
apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah
temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data. jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
2. Pengujian Transferability
Transferbilitas ialah apabila hasil penelitian kualitatif itu dapat
digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainnya. Transferabilitas
dapat ditingkatkan dengan cara melakukan penelitian di beberapa lokasi. Satu
lokasi belum tentu berlaku bagi lokasi yang lain, oleh karena itu perlu
mempelajari beberapa kelompok lain sampai terdapat kesamaan konsep dan
kesimpulan.53
Nilai tranfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana
hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. nilai
transfer bergantung pada pemakai hingga manakala hasil penelitian tersebut
dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. peneliti sendiri tidak
menjamin “validitas eksternal” ini.
52
Husaini usman, Purnomo Setyadi Akbar Metodologi Peneelitian Sosial hal. 89 53
Husaini usman, Purnomo Setyadi Akbar Metodologi Peneelitian Sosial hal. 89
37
Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikan
jelasnya, suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka
laporan tersebut memebuhi standar tranferability.
3. Pengujian Depenability
Dependabilitas ialah apabila hasil penelitian kita memberikan hasil yang
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh pihak lain.54
Suatu penelitian yang
reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses
penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif uji depenability dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya
dilakukan oleh auditor yang indevenden, atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti
mulai menentukan masalah atau fokus memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai
membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tak
mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktifitas lapangan”, maka
depenabilitas penelitiannya patut diragukan.
4. Pengujian Komfirmability
Untuk membuat penelitian kualitatif memenuhi dependabilitas, maka
perlu disatukan dengan konfirmabilitas.55
Karna Penelitian dikatakan obyektif
bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang, dalam penelitian kualitatif
uji komfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan. Menguji komfirmability berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka peneliti tersebut
telah memenuhi standar komfirmability.
54
Husaini usman, Purnomo Setyadi Akbar Metodologi Peneelitian Sosial hal. 89 55
Husaini usman, Purnomo Setyadi Akbar Metodologi Peneelitian Sosial hal. 89
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Krangkeng
1. Letak Geografis Daerah Penelitian
Kawasan Krangkeng merupakan wilayah Kelurahan Desa Krangkeng
Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayau. Krangkeng adalah nama desa dan
kecamatan yang ada disebelah Timur Kabupaten Indramayu. Penamaan Desa
Krangkeng tentu bukan tanpa dasar dan sebabnya. Krangkeng sendiri artinya
adalah kandang macan karena menurut cerita orang dahulu didaerah ini terdapat
banyak macan atau harimau.
Pada zaman dahulu tinggalah seorang puteri dari mataram yang bernama Nyi
Gede Empu Mengganggong, dia nyabda guru atau berguru pada ki Syarif
Hidayatullah di Cirebon. Dia belajar berbagai ilmu bersama temanya seorang puteri
Solo bernama Ratu Pringgabya yakni puteri dari Sultan Aju. Karna ketekunanya
maka kedua puteri tersebut bisa menyelesaikan berbagai ilmu yang diberikan oleh
syarif Hidayatullah. Akhirnya syarif hidayatullah menempatkan kedua wanita
tersebut disuatu tempat yang digunakan untuk mempraktikkan ilmunya tersebut.
Nyi Empu Menganggong ditempatkan di hutan Andagsari (Krangkeng) hutan
andagsari merupakan tempat bersemayamnya makhluk halus bernama nyi gede
andagsarai. Sedangkan ratu pringgabya ditempatkan ditempat sebelahnya yakni
kepringan. Selama tiga bulan nyi gede empu menggong pulang ke mataram untuk
dinikahkan oleh orangtuanya. Dari perkawinan tersebut dia mempunyai anka
kembar laki laki dan perempuan. Masing-masing diberi nama Ki Gede Lokowi dan
yang kedua bernama Nyi Gede Lakung. Ki gede Lokowi sebagai putera laki-laki
yang pertama memiliki kesaktian seperti mengerti bahasa ikan dan akhirnya
ditugaskan menjaga telaga Karangampel. Sedangkan nyi Gede Lakung ditugasakan
sebagai Nyi Gede Krangkeng dan dikenal dengan julukan Nyi Ayu Gandasari.
Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun hingga akhirnya kedua anak
tersebut beranjak dewasa dan Nyi Ayu Gnadasari dinikahkan dengan Pangeran
39
Danu Wardaya Alias Ki Gede Lumut (putera dari ssolo). Dari perkawinan tersebut
mereka memiliki anak kembar bernama Nyi Gede Anjasamara dan Anjasmari.56
Gambar 4.1
Peta Desa Krangkeng 2016
Desa Krangkeng terletak di Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu
berbatasan dengan laut jawa di sebelah timur. Dengan luas wilayah 996,695 Ha.
Yang terletak dengan 4 dusun dan 4 rw dan 13 rt desa krangkeng memiliki batas
wilayah administratif berikut:57
1. Batas utara : Desa Tanjakan Kecamatan Krangkeng
2. Batas timur : Desa Laut Jawa Kecamatan Krangkeng
3. Batas selatan : Desa Kalianyar Kecamatan Krangkeng
4. Batas barat : Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng
2. Kondisi Fisik dan Lingkungan Desa Krangkeng
Desa Krangkeng merupakan desa yang berada di tanah datar dengan
ketinggian antara 3-5 meter diatas permukaan laut. Sebagian besar wilayah desa
Krangkeng adalah tanah persawahan (garapan) sebagian lagi tanah darat
56
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014 57
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014
40
(pemukiman) pertambakan dan sebelah timur terdapat sungai primer yang arinya
sangat dibutuhkan masyarakat pada musim kemarau, sungai tersebut dinamakan
dengan sungai bendungan cimanuk dengan kedalaman sungai sekitar 4-5 meter
dan sebelah utara terdapat sungai pembuangan yang berbatasan dengan laut
jawa. Disimpulkan bahwa desa Krangkeng adalah wilayah dengan air bersih
yang cukup krisis ditambah banyak sungai yang dijadikan tempat pembuangan
sampah.58
3. Kondisi Demografi di Desa Krangkeng
Penduduk Krangkeng berdasarkan konsensus pada tahun 2014 tercatat
sebanyak 7981 jiwa pada tahun 2010 tercatat sebanyak 7534 jiwa pada tahun
2008 sebanyak 6976 jiwa tiap tahunya mengalami kenaikan rata-rata 4%.
a. Kondisi Hidrologi dan Klimatologi
Aspek hidrologi suatu wilayah sangat dibutuhkan dalam pengendalian
dan pengaturan tata air wilayah desa. Berdasarkan hidrologinya aliran-
aliran sungai di wilayah desa krangkeng membentuk pola gelosor
(sistem buka tutup). Tercatat beberapa sungai merupakan selokan juga
sekaligus sumber andalan untuk mengairi persawahan yang ada didesa
dan sekitarnya. Adapun nama-nama sungai tersebut sebagai berikut:
1. Sungai Kali Oyoran sebagai andalan manakala musim kemarau
datang, juga sebagai sentral pertanian khususnya Desa Kalianyar
dan lainnya.
2. Sungai Kedokan Agung untuk mengairi diwilayah utara dan
Desa Tanjakan
3. Sungai Tegal Rasak untuk mengairi diwilayah tengah dan timur
4. Sungai Irigasi Prosida yang hulu dan pengambilan airnya dari
kali oyoran dan Tegal rasak.
58
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014
41
Secara umum curah hujan pada tahun 2010 ini mengalami
kenaikan sehingga sungai yang ada di desa krangkeng kurang
bermanfaat.59
b. Kondisi Kependudukan
Penduduk Desa Krangkeng berdasarkan konsensus penduduk
tahun 2010 tercatat sebanyak 7481 jiwa, tahun 2009 sebanyak 7175,
tahun 2008 mengalami sebanyak 6947 jiwa kenaikan setiap tahunnya
rata-rata sebesar 4%. Untuk lebih jelas berikut tabel pertumbuhan
penduduk Desa Krangkeng.60
Tabel 4.1
Tabel Data Penduduk Desa Krangkeng Tahun 2014
No Tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Laju
Pertumbuhan
1 2011 - - -
2 2012 7147 2696 4%
3 2013 7475 2714 4%
4 2014 8133 2873 4%
Sumber: Data Desa Krangkeng tahun 2014
c. Kondisi Air bersih Desa Krangkeng
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
sangat dibutuhkan baik itu untu mandi, mencuci, minum dll.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, saat ini penduduk
desa krangkeng sebagian besar masih menggunakan mata air
konvensional (Non PAM), berupa air mitra swadaya langsung dari
mataair baik yang ada di wilayah desa krangkeng maupun yang diluar
desa. Ada juga yang menggunakan PAM, PDAM, PAM Swadaya dan
sumur gali bahkan ada juga yang menggunakan pemanfaatan air hujan.61
d. Telekomunikasi dan Informasi
59
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014 60
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014 61
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014
42
Penggunaan jaringan komunikasi Desa Krangkeng telah ada
sejak tahun 1999 beruap telekomunikasi Telkom telepon jalur dan
Pesawat Intelekom serta telekomunikasi lewat surat menyurat melalui
kantor Pos, sedangkan mulai tahun 2000-an jaringan telekomunikasi
lainnya mulai masuk khususnya Desa Krangkeng seperti jaringan Hand-
Phone, Telkomsel, Indosat, XL, dan Tri, bahkan jaringan Internet sudah
masuk.
Sedangkan PLN itu sendiri di Desa Krangkeng sudah masuk
sejak tahun 1980, meskipun masih baru sebagian kecil yang masuk dan
sebagian yang lainnya masih menggunakan penerangan lampu baik itu
lilin maupun Damar Cempo.62
B. Hasil Penelitian
Pengumpulan data di lapangan tentang upaya masyarakat dalam mengurangi
dampak pemanasan global di Desa Krangkeng Kabupaten Indramayu, yaitu dengan
Obserasu dan wawancara kepada Kuwu Desa Krangkeng, Ketua RT dan beberapa
masyarakat Desa Krangkeng.
Penamaan panggilan Kuwu sendiri menurut Bapak Kuwu Mansyur selaku
Kepala Desa yang masih menjabat pada tahun ini bahawa “ Budaya Lokal perlu
dilestarikan dimulai dari hal terkecil seperti panggilan nama kepala Desa, saya
sendiri sangat suka bila dipanggil Kuwu dari pada Bapak Kepala Desa yang terlihat
sangat Formal dan kaku sekali di dengar”
Uapaya masyarakat dalam mengurangi dampak pemanasan global di Desa
Krangkeng diantaranya adalah: Membuat area lahan penghijauan di pemukiman,
tidak membuang sampah sembarangan, meminimalisir penggunaan bahan bakar
non ramah lingkungan, penghematan listrik dan mengikuti program Desa yakni
kerja bakti setiap sebulan sekali.
62
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014
43
Krangkeng yang terdiri atas RT 01-13 dan RW 01-06 juga terdiri atas 8 dusun
ini diambil hasil penelitian Berdasarkan analisis hasil transkip wawancara dan
observasi dengan 10 informan, yaitu: (1) Bapak Mansyur (Kuwu Krangkeng) (2)
Ibu Mahyani (istri bapak Kuwu Krangkeng) (3) Bapak Abdul Aziz selaku bapak
ketua RT 03 (4) Bapak Sandi Oktora selaku warga RT 03, (5) Bapak Rudi
Sriwijaya selaku warga RT 03, (6) Ibu Marlina warga RW 01, (7) Ibu Iyah warga
RT 03, (8) Ibu Ela warga RW 01, (9) Ibu Royati warga RT 03, (10) Bapak Saiful
warga RW 01.
1. Hasil Observasi
Pada umumnya masyarakat Desa Krangkeng sudah hampir 80% tersambung
aliran listrik, meskipun masih ada beberapa warga yang masih belum mampu
memasang standar listrik dikarenkaan masalah ekonomi. Kondisi ini menunjukkan
minimnya sarana informasi masyarakat mengenai kejadian yang terjadi dibelahan
dunia. Informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat Desa Krangkeng terutama
kaitannya dengan informasi penanggulangan dampak pemanasan global.
Tabel 4.2
NO Hasil Pengamatan
1. Desa Krangkeng merupakan daerah dengan Kondisi perumahan yang
cukup padat penduduk dan sempit lahan penghijauan
2. Di dusun Oyoran Lor terdapat sungai yang dilalui aliran sungai
3. Saat datang musim penghujan sampah menjadi penghambat mengalirnya
air ke hulu sungai yang menyebabkan banjir
4. Menjaga kebersihan lingkungan Merupakan aksi yang yang sangat
membantu masyarakat dari bencana dampak pemanasan global
5. krisis air bersih penyebab musim kemarau berkepanjangan memberi
dampak pada kesehatan kulit
6. Daerah yang dihiliri air sungai pada saat musim penghujan menyebabkan
banjir sampai ke pemukiman
44
7. Hanya sedikit lahan penghijauan, disebabkan pergeseran fungsi lapangan
kosong Menjadi pemukiman
2. Hasil Wawancara
1. Gambaran Faktor-faktor Penyebab dampak pemanasan global di Desa
Krangkeng
Dalam kaitannya dengan faktor-faktor penyebab pemanasan global banjir
di Desa Krangkeng menurut penjelasan Bapak Kuwu Manasyur dalam
wawancara dikemukakan sebagai berikut:
Yang sering menyebabkan krisis air bersih yang berdampak pemanasan
global yaitu tersumbatnya saluran air karena sampah –sampah dan
biasanya kiriman air dari desa Kertasemaya dan juga tingkat kesadaran
masyarakat yang masih rendah.(wawancara 15 September 2018)
Manusia selalu meningkatkan kualitas hidunya Sumber Daya Alam
dengan Sumber Daya Manusia yang dimiliki tidaklah sejajar atau bahkan lebih
cenderung terbatas pada sumber daya alamnya, sedangkan pemanfaatan sumber
daya alam yang tak henti-hentinya menyebabkan manusia lalai akan bencana
yang dihadapi.63
Untuk melengkapi penjelasan Bapak Kuwu tersebut, dan untuk memperoleh
gambaran lebih jelas kaitannya dengan krisis air bersih yang berdampak pada
pemanasan global diperoleh penjelasan dari hasil wawancara dengan Ibu
Mahyani (istri bapak Kuwu Mansyur):
Krisis air bersih biasanya dirasakan pada musim kemarau, tetapi ini bisa
dirasakan juga disaat musim penghujan,, mungkin karena pencemaran
limbah sampah. (Wawancara 15 September 2018)
Selanjutnya menurut bapak Abdul Aziz ketua Rt 03 , menjelaskan sebagai
berikut:
Dampak pemanasan global disebabkan juga oleh kegiatan masyarakat
sehari-hari yang tidak memperhatikan baik buruknya akibat yang
dirasakan, contohnya kegiatan bersepeda motor tanpa keperluan yang
63
Wardhana, Dampak Pemanasan Global hal. 2
45
mendesak sehingga asap dari kendaraan berbahan bakar non ramah
lingkungan tersebut menimbulkan polusi yang dapat dihirup oleh banyak
orang.. (16 September 2018)
Berikutnya nya menurut bapak Sandi Oktora warga RT 03, menjelaskan
sebagai berikut:
Pemanasan global identiknya dengan polusi udara, panas, dan krisis air,
akan tetapi pemanasan global juga bisa disebabkan banjir karna sampah
disungai yang mengakibatkan dangkalnya aliran sungai sehingga cepat
naik kepermukaan dan menjadi banjir, akibat dari banjir ini
menyebabkan juga banyak penyakit seperti diare, gatal-gatal dan masih
banyak yang lainnya..(16 September 2018)
Selanjutnya menurut bapak Rudi Sriwijaya selaku wargaRw 01 , menjelaskan
sebagai berikut:
Yang menyebabkan bumi semakin memanas sebenarnya bukan tentang
gaya hidup manusia saja seperti dalam keadaan tidak mendesak
menggunakan sepeda motor dalam keadaan tidak mendesak saja akan
tetapi kesadaran masyarakat yang kurang tentang lahan penghijauan, dan
pentingnya tumbuhan bagi kelagsungan hidup makhluk hidup. Musim
kemarau dan hujan saja sudah tidak bisa diprediksikan akibat dari
dampak pemanasan global.(16 September 2018)
Berikutnya nya menurut Ibu Marlina warga dari Rw 01, menjelaskan
sebagai berikut:
Menggunakan air tidak layak konsumsi sehari-hari untuk masak, mandi
dan mencuci masih menjadi kebiasaan warga dipinggir kali bendungan
cimanuk sehingga banyak warga yang mengalami gatal-gatal, penyakit
kulit seperti kudis dan bahkan sampai ada yang harus dibawa ke
puskesmas karna diare yang berkepanjangan, ini adalah akibat dari
krisis air bersih yang merupakana bagian dari dampak pemanasan global
yang dirasakan oleh masyarakat Desa Krangkeng.. (17 September 2018)
Selanjutnya menurut ibu Iyah warga dari Rt 03 , menjelaskan sebagai
berikut:
Yang saya tahu pemanasan global itu sudah dirasakan puluhan tahun
yang lalu, dimulai saat petani gagal panen karna sawahnya kekeringan
ini bisa saja disebabkan karena saluran irigasi air yang sudah tidak
mengalirkan air lagi disebabkan sampah yang terlalu menumpuk dan
tidak segera diatasi oleh pihak pemkot.. (17 September 2018)
Berikutnya nya menurut Ibu Ela warga dari Rw 01, menjelaskan:
46
Gagal panen juga merupakan salah satu dampak pemanasana global
karna krisis air dan bahkan diakibatkan oleh banjir, sehingga hasil panen
banyak yang gagal dan tidak layak untuk dipanen. . (18 September 2018)
Selanjutnya menurut ibu Royati warga dari Rt 03 , menjelaskan sebagai
berikut:
Dampak pemanasan global juga dapat disebabkan oleh proses
pembusukan sampah organik, karna sampah organik yang ditampung
akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Dalam proses nya
teresbut akan mengeluarkan gas Methan (CH4) yang merupakan salah
satu komponen gas rumah kaca yang kekuatanya lebih besar
dibandingkan gas CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bahan bakar non
ramah lingkungan. (18 Septemeber 2018)
Atas penjelasan tersebut diatas, pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk
organik harus dilakukan dengan proses aerobik. Pupuk organik yang dihasilkan
dapat digunakan untuk pupuk sayuran, buah dan tanaman lainnya. Pemakian
pupuk organik jauh lebih baik dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia.64
Berikutnya nya menurut Bapak Saiful warga dari Rw 01, menjelaskan
sebagai berikut:
Transportasi pada saat ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil
batubara dan minyak bumi artinya pemaikaian bfosil berarti juga ikut
menaikkan emisi gas rumah kaca. Itulan sebabnya transportasi menjadi
oenyebab terbesar bagi ancaman dampak pemanasan global.. (18
September 2018)
Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan tersebut dan
dari hasil analisis observasi, maka dapat disimpulkan tentang penyebab
terjadinya dampak pemanasan global aktivitas manusia tak henti-hentinya
dilakukan bahkan cenderung mengabaikan pengendaliannya dibandingkan dengan
akibat yang sudah dirasakan saat ini.
2. Gambaran Upaya Pengendalian Dampak Pemanasan Global di Desa
Krangkeng
Hasil wawancara tentang bagaimana upaya masyarakat dalam
mengurangi dampak pemanasan global Masyarakat Desa Krangkeng maka
64
Wardhana, Dampak Pemanasan Global hal. 119
47
dapat disimpulkan bahwa masyarakat sering mengupayakan kegiatan dalam
rangka mengurangi dampak pemanasan global berikut:
a. Upaya Masyarakat Desa Krangkeng Membuat area lahan penghijauan di
pemukiman warga
Usaha menurunkan emisi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
Rencana Aksi Daerahpenururnan emisi GRK (RAD-GRK) yang sejalan
dengan Rencana Aksi Nasional penurunan emisi GRK (RAN-GRK).
Sementara itu, untuk meningkatkan penyerapan karbon secara alamiah
dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah area vegetasi atau
mempertahankan vegetasi eksisting sehingga layanan ekosistemnya tetap
lestari.65
Karna sangat pentingnya pengaruh penyerapan CO2 terhadap O2
maka Masyarakat Desa Krangkeng berupaya untuk membuat seluas-
luasnya area lahan penghijauan agar udara terasa segar dan tidak terlalu
panas pada siang hari.
b. Upaya masyarakat desa krangkeng dalam kegiatan kerja bakti
membersihkan lingkungan sekitar
Kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan merupakan kegiatan
kecil yang dampaknya sangat besar dirasakan bagi masyarakat,
diantaranya adalah terciptanya kenyamanan lingkungan, juga terhindar
dari berbagai jenis penyakit yang bisa saja disebabkan oleh sampah-
sampah yang tidak ditempatkan dengan baik. Kegiatan ini berupa:
Membakar sampah, membersihkan saluran air, menyiram tumbuhan
disamping jalan. Kegiatan ini juga berdampak pada aplikasi kegiatan
sehari-hari masyarakat.
c. Upaya masyarakat dalam Menanam Pohon
65
A‟an J. Wahyudi, dkk, Menyerap Karbon: Layanan Ekosistim Pesisir untuk Mitigasi Perubahan
Iklim (Gadjah Mada University Press, 2018) h. 28
48
Penyerapan Karbon sesuai dengan siklus karbon terdiri dari peningkatan
jumlah karbon terserap pada materi organik dan penimbunan karbon
pada sedimen dan tanah. Proses penyerapan ini terkait dengan proses
alamiah seperti fotosintesis, jaring makanan, dan penimbunan karbon
oleh tanah dan sedimen.66
Usaha meningkatkan penyerapan karbon dalam konteks alamiah ini
berarti masyarakat meningkatkan layanan ekosistem di pemukiman
masyarakat Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten
Indramayu.
d. Upaya Pemerintah Daerah Kota Indramayu kepada masyarakat Desa
Krangkeng dalam pengendalian dampak pemanasan global
Upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak pemanasan global
yang dirasakan Masyarakat Desa Krangkeng tidaklah berbeda dengan
upaya yang dilakukan oleh Pemda yang lainya, yakni diantaranya
menghimbau Masyarakat Desa Krangkeng untuk lebih meminimalisir
penggunaan bahan bakar non ramah lingkungan, hal ini dikaitkan dengan
kegiatan Masyarakat Desa Krangkeng yang akhir-akhir ini melakukan
kegiatan apapun dengan jalan instan, seperti hanya untuk membeli
sayuran dengan jarak yang cukup dekat dengan menggunakan sepeda
motor, padahal banyak alternatif lain yang lebih menyehatkan dan
menghematkan seperti berjalan kaki atau dengan menggunakan sepeda
ontel.
Dalam kaitannya dengan banjir sudah semestinya perlu mendapat perhatian dan
upaya pengendalian dampak pemanasan global di Desa Krangkeng. Untuk itu
perlu upaya masyarakat dalam mengendalikan dampak pemanasan global.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kuwu Mansyur selaku Kuwu Desa
krangkeng dalam kaitannya dengan upaya yang dilakukan masyarakat
menjelaskan sebagai berikut:
66
A‟an J. Wahyudi, dkk, h. 28
49
Upaya pengendalian dampak pemanasan yang paling mudah, hemat dan
praktis sebenarnya adalah penanaman pohon, karna dengan pohon udara
akan tersa segar dan sejuk, disiang haripun dapat menjadi tempat teduh
sehingga kita tidak perlu merasakan kepanasan yang berlebih saat siang
hari.. (Wawancara 15 September 2018)
Untuk melengkapi penjelasan Bapak kuwu tersebut, dan untuk
memperoleh gambaran lebih jelas kaitannya dengan penanaman pohon sebagai
upaya masyarakat dalam mengurangi dampak pemanasan global adalah
diperoleh penjelasan dari hasil wawancara dengan Ibu Mahyani istri bapak kuwu
Mansyur:
Memang upaya yang paling mudah dilakukan oleh masyarakat adalah
penanaman pohon unutk meminimalisir hasil kativitas manusia lain yang
beresiko pada dampak pemanasan global, karena Kenaikan kadar
oksigen dalam udara adalah akibat dari proses asimilasi yang terjadi pada
daun atau pepohonan yang tumbuh dengan baik sebagai hasil dari
penghijauan lahan gundul atau kosong. Dengan kenaikan kadar oksigen
dalam udara lingkungan, lapisan ozon atmosfer akan bertambah baik.
(Wawancara 18 September 2018)
Berikutnya menurut bapak Sandi Oktora selaku warga RT 03, upaya
masyarakat dalam pengendalian dampak pemanasan global menjelaskan sebagai
berikut:
Upaya yang dapat dilakukan masyarakat dan Pemkot Indramayu dalam
mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan memanfaatkan
limbah menjadi pupuk organik. Karna limbah organik yang dihasilkan
manusia cukup banyka dan bila tidak segera dikendalikan akan
mengalami proses pembusukan yang mengasilkan gas Methan.
Pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerobik
sehingga gas yang keluar adalah gas CO2 walaupun termasuk gas rumah
kaca, gas CO2 masih lebih lunak dibandingkan dengan gas CH4 yang
lebih kuat pengaruhnya terhadap efek rumah kaca kira-kira 21 kali dari
gas CO2. (Wawancara 18 September 2018)
Selanjutnya menurut bapak Rudi Sriwijaya selaku warga RW 01, upaya
masyarakat dalam pengendalian dampak pemanasan global menjelaskan sebagai
berikut:
Dengan cara Menggunakan energi air sebagai tenaga pembangkit listrik
untuk dimanfaatkan bersama dengan pengembangan irigasi untuk
pertanian, pencegahan dan pengendalian banjir, pengembangan dan
budidaya ikan pengembangan wisata air dan penyeimbang air tanah atau
air permukaan. (Wawancara 16 Oktober 2016)
50
Berikutnya nya menurut Ibu Marlina warga dari RW 01, upaya
masyarakat dalam pengendalian dampak pemanasan global menjelaskan sebagai
berikut:
Dalam seminar yang diadakan oleh pemkot kabupaten Indramayu
menjelaskan bahwa untuk menjaga lingkungan tetap lestari adalah
dengan dimulai dari hal terkecil seperti membuang sampah pada
tempatnya, banyak menanam pohon dan tidak melakukan pembakaran
hutan. (18 September 2018)
Selanjutnya menurut ibu Iyah warga dari RT 03 upaya masyarakat dalam
pengendalian dampak pemanasan global menjelaskan sebagai berikut:
Upaya yang dapat dilakukan oleh rakyat kecil adalah menegakkan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, apabila peraturan perundang-undanagn dapat
dilaksanakn dengan baik tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup yang baik pula. (Wawancara 18 September 2018)
Selanjutnya menurut bapak abdul aziz selakuketua RT 03 menjelaskan
bahwa:
Penghijauan lahan pedesaan sebenarnya adalah aksi nyata
menyelamatkan kondisi lingkungan yang terus memburuk, melalui
penghijauan juga masalah masyarakat Desa Krangkeng yang dialami
seperti banjir, kesulitan air bersih, dan polusi udara diharapkan frekunsi
dampak lingkungannya semakin berkurang.(wawancara 18 september
2018)
Selanjutnya menurut Ibu Iyah selaku warga dari RT 03 juga menjelaskan
bahwa:
Selain yang disampaikan bapak abdul aziz dalam upaya masyarakat
melalui penghijauan manfaatnya adalah sebagai pelindung bagi pejalan
kaki dan pesepeda karena apabila sepanjang jalan ditanami tumbuhan
dipastikan bahwa disiang hari pun masyarakat dapat beraktifitas dengan
baik dan nyaman.(wawancara 18 september 2018)
Selanjutnya menurut Ibu Royati selaku warga RT 03 juga menyatakan
bahwa:
Selain upaya rebosasi dan penghijauan hal yang paling penting dari
upaya yang sudah dilakukan adalah pembangunan berkelanjutan, artinya
kegiatan ini, usaha ini, dan upaya yang selama ini sudah dilakukan
haruslah berkesinambungan dengan berpegang pada pembangunan
51
berkelanjutan agar kedepan upaya yang dilakukan terus mengalami
perbaikan hingga hasilnya dapat dirasakan masyarakat Desa Krangkeng
dalam jangka penedek.(wawancara 18 September 2018)
Selanjutnya menurut bapak saiful selaku warga dari RW 01 juga
menyatakan bahwa:
Upaya yang dapat dilakukan oleh rakyat kecil adalah menegakkan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, apabila peraturan perundang-undanagn dapat
dilaksanakn dengan baik tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup yang baik pula. (Wawancara 18 September 2018)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya
masyarakat dalam mengendalikan dampak pemanasan global adalah dengan
menanam pohon, menghemat bahan bakar fosil dan mengubah energi gas rumah
kaca menjadi barang kebutuhan rumah tangga.
3. Gambaran upaya penanggulangan dampak pemanasan global di Desa
Krangkeng
Dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan dampak pemanasan global di
Desa Krangkeng, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mansyur selaku
Kuwu Desa Krangkeng menjelaskan sebagai berikut:
Penanganan sesudah terjadinya dampak pemanasan global adalah
menggunakan air secara hemat agar tidak terjadi krisis air bersih
(Wawancara 15 September 2018)
Selanjutnya penjelasan dari hasil wawancara dengan Ibu Mahyani ibu
kuwu, tentang upaya masyarakat dalam menanggulangi dampak pemanasan
global:
Gotong royong lebih dilakukan di Rw 07 kemudian Saluran air dan got
dibersihin agar tidak terjadinya tersumbat (Wawancara 15 September
2018)
Selanjutnya menurut bapak Abdul aziz ketua RT 03 , tentang upaya
masyarakat dalam menanggulangi dampak pemanasan global menjelaskan
sebagai berikut:
52
Cara penanganan dapat info dari kelurahan untuk antisipasi supaya tidak
menanam padi saat kemarau karna dapat menimbulkan kerugian yang
besar bagi masyarakat desa krangkeng. (Wawancara 15 September 2018)
Berikutnya nya menurut bapak Sandi Oktora selaku warga RT 03,
tentang upaya masyarakat dalam menanggulangi dampak pemanasan global
menjelaskan sebagai berikut:
Penanganan warga yaitu mengangkut lumpur pada kali bendungan
cimanuk yang sudah mulai dangkal agar tidak terjadi banjir yang
menggenangkan sampah-sampah ke pusat pemukiman warga.
(Wawancara 16 September 2018)
Selanjutnya menurut bapak Rudi Sriwijaya selaku warga RW 01 , menjelaskan:
Lebih ke pengobatan kaya puskesmas keliling saat sudah terjadinya
dampak krisis air bersih seperti kudis, cacar, dan diarea selebihnya hanya
menjaga kesehatan dengan tidak mengkonsumsi makanan sembarangan
dan tidak menggunakan air tidak layak pakai untuk kegiatan sehari-hari
rumah tangga. (Wawancara 16 September 2018)
C. Pembahasan Penelitian
Bagian ini merupakan bagian pembahasan temuan penelitian yang
berhubungan dengan fokus penelitian atau rumusan masalah, yaitu: (1) Penyebab
terjadinya dampak pemanasan global, (2) Upaya masyarakat dalam pengendalian
dampak pemanasan global, (3) Upaya masyarakat dalam penanggulangan dampak
pemanasan global.
1. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Dampak Peamanasan Global di Desa
Krangkeng
Berdasarkan penemuan penelitian menunjukkan bahwa penyebab
terjadinya dampak pemanasan global yang dirasakan di desa krangkeng, yaitu
:
a. Buang sampah di Kali bendungan kali cimanuk hingga menyebabkan
banjir
b. Banyaknya sampah di saluran air yang menyebabkan tersumbatnya
saluran dibebrapa kali sehingga masyarakat gagal panen
c. Tingkat kesadaran masyarakat mengenai penghijauan yang masih rendah
sehingga banyak gas pemicu efek rumah kaca terpancar yang tidak dapat
diminimalisir.
53
d. Kepadatan penduduk yang menyebabkan minimnya lahan penghijauan
dengan segala aktifitas rumahtangga yang banyak mengeluarkan gas
pembentuk efek rumah kaca
Dampak pemanasan global yang dirasakan masyarakat Desa Krangkeng
adalah kondisi dimana kebutuhan air bersih dengan pasokan air yang tersedia
tidak sesuai dan sangat tidak mencukupi, keadaan ini juga bisa disebabkan
karena polusi udara karna kebiasaan warga yang memakai kendaraan berbahan
bakar gas setiap hari tanpa memikirkan dampak negatifnya, baik itu dipakai
untuk bepergian jauh bahkan untuk keperluan yang terdekatpun. Ancaman
dampak pemanasan global terhadap ummat manusia diharapkan dapat menarik
perhatian semua pihak agar mau bersama-sama terlibat dalam usaha pencegahan
dan penanggulangannya.67
Hasil dari penelitian yang diperoleh tentang penyebab dari dampak
pemanasan global yang dirasakan masyarakat Desa Krangkeng adalah kepadatan
penduduk, sebab menurut sumber data Desa Krangkneg menyatakan bahwa
peningkatan penduduk setiap tahunnya mencapai 4% hal ini menyebabkan
sempitnya lahan penghijauan yang sudah beralih fungsi menjadi perumahan,
juga menyebabkan banyaknya aktifitas rumah tangga yang mengahsilkan lebih
banyak lagi emisi gas rumah kaca, artinya, antara proses potosintesis dari
tumbuhan dengan tercemarnya gas pendukung rumah kaca tidak bisa
dikendalikan, akibatnya masyarakat terus mengalami bencana kecil yang tidak
dirasakn sperti musim yang tak menentu, kesehatan yang menurun dan polusi
udara serta krisis air bersih.
Faktor-faktor yang menyebabkan dampak pemanasan global tersebut diatas
memiliki kesamaan unsur dengan penelitian yang sebelumnya yakni kepadatan
penduduk yang menyebabkan banyaknya aktifitas manusia yang
menyumbangkan emisi gas rumah kaca seperti yang dikutip dalam artikel
Tarsoen Waryono yang berjudul “Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pelestarian Hutan sebagai Pencegah Pemanasan Global” (2008) dalam
kutipannya yang berisi “ Tingkat kepadatan penduduk menjadi bagian yang sulit
67
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed. I (Yogyakarta: ANDI) hal.81
54
dihentikan sebagai bagian dari faktor dampak pemanasan global, segala
aktifitasnya yang menyumbangkan emisi gas rumah kaca menjadi permasalahan
pelik yang tak kunjung usai, semakin banyaknya sumber daya manusia harusnya
semakin banyak tenaga, ide dan gagasan yang dapat disumbangkan sebagai
wujud dari perubahan alam yang lebih baik dan lestari”.
2. Upaya Pengendalian Dampak Pemanasan Global di Desa Krangkeng
Berdasarkan penemuan penelitian menunjukkan bahwa tindakan masyarakat
dalam pengendalian dampak pemanasan global di Desa Krangkeng yaitu :
a. Kerja bakti sekali setiap bulan nya atau lebih
b. Melakukan tindakan penghijauan di setiap rumah warga.
c. Tidak membuang sampah di Kali Bendungan cimanuk
d. Membersihkan saluran-saluran air yang tersumbat
Kegiatan kerja bakti yang sering dilakukan oleh warga Desa Krangkeng
yang berjalan sampai saat ini yaitu kerja bakti yang rutin dilakukan sebulan dua
kali atau lebih. Warga desa krangkeng kadang melakukan program yang berbeda
dengan RW dan RT, jadi setiap kebijakan setiap tempat berbeda-beda untuk
melakukan kegiatan kerja bakti.
Penghijauan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Krangkeng yaitu dengan
menanam pohon di rumahnya masing-masing, jika tidak mempunyai lahan atau
tanah kosong bisa ditanamkan di pot. Sehingga dengan melakukan penghijauan
akan adanya penyerapan air dan mengurangi resiko dampak pemanasan global.
Terlebih lagi penanaman pohon ini tidak hanya menunjang perekonomian
nasional tetapi juga dalam menjaga daya dukung lingkungan terhadap
keseimbangan ekosistem nasional. Dalam penelitian Drs. Fadilah, Msi dalam
artikelnya yang berjudul Dampak Pemanasan Global, Penyabab dan solusi
menyatakan bahwa lapisan ozon yang sudah menipis seharusnya dapat
dipertebal kembali melalui suplai emisi gas Oksigen yang dihasilkan oleh
tumbuhan. Inilah peran pentingnya setiap manusia untuk memiliki kesadaran
dalam berupaya mengurangi dampak pemanasan global yang sudah dirasakan
langsung oleh setiap makhluk yang bernyawa.
Masyarakat Desa Krangkeng memerlukan program gerakan nasional yang
diarahkan langsung oleh pemerintah, gerakan nasional ini adalah untuk
55
mencegah pemansan global dan harus dimulai agar dampak yang sangat
mengerikan tidak akan terjadi. Agar gerakan nasional ini dapat dilaksanakan
oleh seluruh lapisan masyarakat harus dimulai dan diberi contoh oleh
pemerintah.
Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus dapat memberi
contoh program-program yang dampaknya dapat dirasakan bagi masyarakat
dalam waktu yang relatif tidak lama. Misalnya, pemeriksaaan, pengawasan dan
penertiban gas buang yang keluar dari kendaraan bermotor harus secara tegas
dilakukan agar pencemaran udara lingkungan dapat dikurangi dan dihindari.
Apabila program ini berhasil maka program yang dinamakan program langit
biru ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkala.68
Program untuk tidak membuang sampah sembarang juga sudah terlaksana
dengan baik, bahkan pemerintah selaku promotor gerakan upaya ini tidak segan
untuk memberi efek jera bagi siapa saja yang masih berani melanngar program
atau aturan ini. Ini dilakukan agar masyarakat tidak mengalami banjir saat
musim hujan tiba terutama warga RT 03 dan RW 01 di dusun oyoran lor yang
menjadi penelitian ini.
Selain itu pemerintah juga berupaya dalam pengendalian dampak
pemanasan global melalui upaya yaitu memperbaiki dan mengoptimalkan
saluran air yang ada. Dasar sungai yang sudah dangkal akibat pengendapan
harus dikeruk. Sementara batas tebing sungai di kanan kirinya perlu diperlebar.
Selanjutnya adalah Membangun bendungan dan tanggul. Bendungan dan
tanggul mampu menyimpan cadangan air sekaligus melepasnya dengan tingkat
yang masih bisa dikelola. Memperkuat bangunan rumah dan jembatan yang
sudah ada. Hal ini untk menahan hantaman atau terjangan air. Bangunan baru
harus diberi pondasi yang tak mudah keropos atau longsor.
Selain itu pemerintah juga berupaya dalam pengendalian dampak
pemanasan global melalui upaya sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan mengoptimalkan saluran air yang ada. Dasar sungai yang
sudah dangkal akibat pengendapan harus dikeruk. Sementara batas tebing
68
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed. I Yogyakarta: ANDI hal. 150
56
sungai di kanan kirinya perlu diperlebar batas tebing sungai di kanan kirinya
perlu diperlebar.
b. Membangun bendungan dan tanggul. Karena Bendungan dan tanggul
mampu menyimpan cadangan air sekaligus melepasnya dengan tingkat yang
masih bisa dikelola.
c. Memperkuat bangunan rumah dan jembatan yang sudah ada. Hal ini untk
menahan hantaman atau terjangan air. Bangunan baru harus diberi pondasi
yang tak mudah keropos atau longsor.
Selain pemerintah, usaha adaptasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat
umum dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global berbentuk
perubahan iklim adalah sebagai berikut:69
1) Memanfaatkan informasi iklim dan cuaca untuk optimalisasi aktifitas
dan peningkatan kapasitas adaptif
2) Melakukan program pengurangan resiko bencana terkait iklim seperti
penghutanan kembali/reboisasi terutama dilahan kritis dengan
melibatkan masyarakat luas
3) Meningkatkan ketahanan tubuh menghadapi pergeseran musim
4) Memperbaiki manajemen air termasuk sistem dan jaringan irigasi
5) Membuat resapan biopori untuk penanggulangan banjir
Program kerja dan pelaksanaan kegiatan urusan kebersihan dan lingkungan
hidup dapat diuraikan melalui table dibawah ini
Tabel 4.3
Aksi kebersihan di Desa Krangkeng tahun 2017
No Bulan Jumlah
Lokasi
Volume Jumlah
Peserta
Keterangan
1 Januari 4 13 M3 147 orang Dihadiri oleh:
Lurah
Sekel
Staf
kelurahan
2 Februari 6 15.5 M3 158 orang
3 Maret 5 12,25
M3
157 orang
4 April 4 9 M3 95 orang
69
Bayu Dwi Apri Nugroho Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di Indonesia
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press) 2016 hal. 74
57
5 Mei 5 6,75 M3 123 orang Unsur
RT/RW
Masyaraka
t
PPSU
FKDM
PKK
6 Juni 2 2,5 M3 53 orang
7 Juli Libur puasa Ramadhan & Idhul Fitri
1435 H
8 Agustus 4 9 M3 118 orang
9 September 4 8,75 M3 113 orang
10 Oktober 4 11,25
M3
125 orang
11 November 4 15,25
M3
135 orang
12 Desember 4 10,5 M3 115 orang
Jumlah 46 113.75
M3
1,339 orang
Pada tabel 4.3 tersebut menjelaskan bahwa Aksi kebersihan ini sudah
berlangsung dari bulan Januari hingga Desember 2017, kegiatan ini dilakukan pada saat
pagi hari untuk menghindari panas disiang hari. Pasang surutnya jumlah peserta aksi
kebersihan ini disebabkan oleh musim panen yang mana terjadi pada bulan juni, sebab
pada musim panen rutinitas para petani adalah pergi kesawah baik itu untuk bercocok
tanam atau hanya sekedar melihat kondisi sawah maupun pemanenan hasil bercocok
tanam atau padi. Lokasi aksi kebersihan ini menyesuaikan pada banyaknya jumlah
partisipan yaitu pada bulan Februari terdapat 158 partisipan sehingga semakin banyak
pertisipan maka lokasi aksi kebersihanpun diperlebar menjadi 6 lokasi. Sedangkan rata-
rata dari bulan-bulan yang lainnya hanya beralokasi 4 sampai 5 lokasi dengan jumlah
partisipan yang cukup.
Tabel 4.4
Penanaman Pohon Penghijauan Tahun 2017
No RW Tanaman
Pelindun
g
Tanaman
Produktif
Hutan
Mini
Tanama
n
Hias
Tanaman
Potisasi
Ket
1 01 53 43 - 140 10
2 02 60 31 - 92 25
3 03 57 42 - 135 45
4 04 41 46 - 225 20
58
5 05 26 27 - 38 15
6 06 15 56 - 134 15
7 07 - 21 - 80 -
8 08 - 17 - 61 -
Jumlah 252 283 - 905 130
Pada tabel 4.4 tersebut menjelaskan bahwa Dalam kaitannya dengan program
mengurangi dampak pemanasan global di Desa Krangkeng pemerintah Desa Krangkeng
berencana mengadakan penanaman pohon untuk meminimalisir dampak yang dirasakan
oleh masyarakat, adapun jenis tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman yang sudah
sesuai dengan standar yang dipilih oleh aparat pemerintah Desa Krangkeng diantaranya
adalah: tanaman pelindung, tanaman produktif, tanaman hias, tanaman potisasi.
Kegiatan penanaman pohon penghijauan ini berperan aktif pada beberapa RW saja
sebab pemerintah daerah kurang ketersediaan terhadap pasokan tanaman pelindung dan
tanaman potisasi akibatnya RW 07 dan RW 08 tidak bisa menanam tanaman pelindung
dan tanaman potisasi. Terlihat pada tabel diatas bahwa ada 2 RW yang tidak tersedia
jenis tanaman yang dapat di tanam. Kegiatan ini berlangsung dengan baik dilakukan
oleh beberapa masyarakat yang membantu proses penanaman dan dipandu langsung
oleh aparat pemerintah Desa Krangkeng.
Tabel 4.5
Sumur Resapan Tahun 2017
No RW Jumlah Ket
1 01 27
2 02 14
3 03 18
4 04 21
5 05 16
6 06 28
7 07 16
8 08 16
Jumlah 156
59
Pada tabel 4.5 tersebut menjelaskan bahwa Jumlah sumur resapan pada Tahun
2015 berjumlah 156 yang terbagi dalam beberapa RW yaitu pada RW 01 terdapat 27
sumur resapan, RW 02 terdapat 14 sumur resapan, pada RW 03 terdapat 18 sumur
resapan, pada RW 04 terdapat 21 sumur resapan, pada RW 05 terdapat 16 sumur
resapan, pada RW 06 terdapat 28 sumur Resapan, pada RW 07 terdapat 16 sumur
resapan, pada RW 08 terdapat 16 sumur resapan, kondisi dari beberapa sumur resapan
saat ini adalah ada beberapa yang sudah tidak layak pakai, seperti di RW 7 dan Rw 2,
karena dua sumur resapan ini sudah mengurangi fungsinya maka aparat pemerintah
berencana akan melakukan pembuatan ulang sumur resapan di dua RW tersebut. Meski
mengalami penurunan fungsinya namun sumur resapan ini tetap bermanfaat pada saat
musim penghujan sehingga air tidak lagi menggenang pada dataran rendah.
Tabel 4.6
Lubang Biopori Tahun 2015
No RW Jumlah Titik Ket
1 01 3
2 02 3
3 03 3
4 04 5
5 05 4
6 06 4
7 07 5
8 08 4
Jumlah 35
Pada tabel 4.6 tersebut menjelaskan Lubang biopori adalah lubang yang dibuat secara
vertikal kedalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Jumlah seluruh
lubang biopori pada desa Krangkeng yaitu 35 yang terbagi pada RW 01 sebanyak 3,
RW 02 sebanyak 3, RW 03 sebanyak 3, RW 04 sebanyak 5, RW 05 sebanyak 4, RW 06
sebanyak 4, RW 07 sebanyak 5, RW 08 sebanyak 4. Kondisi secara umum lubang
biopori di Desa Krangkeng masih bisa dikatakan sangat baik, namun ada beberapa yang
perlu perbaikan sedikit menuru bapak Mansyur selaku kuwu di Desa Krangkeng segera
60
mungkin. Diantara lubang biopori yang perlu diperbaiki lagi adalah bagian RW 3 dan
Rw 7.
Tabel 4.7
Sarana dan Alat Kebersihan Tahun 2015
No RW Jumlah
Bak
Sampa
h
Jumlah
Gerobak
Sampah
Jumlah
Petugas
Kebersihan
Jumlah
LPS
Ket
1 01 3 3 2 -
2 02 2 3 2 -
3 03 3 2 2 -
4 04 5 3 2 -
5 05 3 3 2 -
6 06 3 2 2 -
7 07 3 2 2 -
8 08 3 3 2 -
Jumlah 25 21 16 -
Pada tabel 4.7 tersebut menjelaskan bahwa Sarana dan alat kebersihan
merupakan alat penting untuk kegiatan aksi kebersihan. Setiap RW memiliki
sekurangnya 2 buah bak sampah untuk menanmpung sampah warga sebelum
diangkut oleh petugas kebersihan. Setiap RW terdapat 2 orang petgas
kebersihan, adapun jumlah seluruh bak sampah dari RW 01 sampai RW 08
adalah 25 buah, sedangkangkan jumlah gerobak sampah sebanyak 21 dan
jumlah petuugas kebersihan sebanyak 16 orang. Kondisi dari sarana dan prasana
alat kebersihan ini samgat baik karena setiap tahunnya pemerintah setempat
memberikan bak sampah yang baru. Bak sampah ini ditempatkan setiap RW
terdiri dari 3 sampai 5 bak sampah yang cukup memadai.
Hasil yang dari penelitian yang diperoleh tentang upaya pengendalian
dampak pemanasan global di desa Krangkeng yaitu melakukan kegiatan kerja
bakti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Krangkeng satu kali setiap bulan
nya atau lebih. selanjutnya melakukan tindakan penghijauan di setiap rumah
warga meski dengan alat dan fasilitas seadanya dan juga lahan yang sangat
minim. Pemerintah Desa juga menghimbau kepada warga agar dapat
meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor yang
61
biasa dipakai masyarakat Desa Krangkeng untuk beralih ke kendaraan ramah
lingkunga seperti sepeda ontel atau jalan kaki bila jarak memungkingkan.
Kemudian tidak membuang sampah di bendungan Kali Cimanuk sehingga
setiap datangnya banjir sampah tidak terlalu banyak dan juga tidak
menimbulkan banyak penyakit akibat tercemarnya air sungai dan sumur karena
mayoritas masyarakat Desa Krangkeng adalah pengguna air sumur, sungai dan
bendungan cimanuk.
3. Upaya Penanggulangan dampak Pemanasan Global di Desa Krangkeng
Masyarakat Desa Krangkeng sudah sepatutnya memperhatikan perubahan
yang terjadi di bumi ini, tidak hanya memperhatikan saja, masyarakat dituntut
untuk mengetahui dan mau melaksanakan tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan untuk pencegahan dampak pemanasan global berikut:70
a. Tindakan teknis
Tindakan teknis dapat berupa pemanenan GRK CH4 yang keluar dari proses
pembusukan sampah secara alami. Hasil pemanenan gas CH4 tersebut dapat
disalurkan untuk kepentingan rumah tangga atau keperluan lain sebagai
pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 adalah dengan
menampung limbah organik kedalam converter setelah proses pembusukan
berjalan maka gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah, gas ini
akan ditampung wadah khusus, gas yang terkumpul ini bisa menjadi
pengganti sumber bahan bakar
b. Penghijauan lahan gundul
Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari konversi alam atau pelestarian
alam yang telah rusak akibat ulah manusia.
Banyak manfaat yang didapatkan dari usaha lahan penghijauan yaitu sebagai
berikut:71
1) Penghijauan Untuk Mencegah Banjir
Penghijauan dapat mengembalikan fungsi daerah resapan air di
dalam kota. Daerah resapan air bisa berupa lapangan bola, taman kota
dan hutan kota. Memelihara kawasan resapan air tersebut merupakan
70
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed. I Yogyakarta: ANDI hal. 115 71
https://manfaat.co.id/25-manfaat-penghijauan-bagi-lingkungan-manusia diakses pada 20 oktober
2018
62
aksi nyata gerakan penghijauan. Manfaat penghijauan di kawasan ini
adalah mengurangi debit atau limpasan air saat musim hujan karena
meresap ke dalam tanah dengan mudah. Upaya ini adalah cara untuk
mencegah terjadinya banjir perkotaan akibat pengurangan jumlah
daerah resapan air. Penghijauan untuk mencegah banjir ini merupakan
tindakan teknis fisik seperti yang dikemukakan dalam penelitian skripsi
Anisa Dwi Kholifah yang berjudul Partisipasi Masyarakat dalam
Mengurangi Banjir di Perumahan Sawangan Asri Kelurahan Sawangan
Baru Kecamatan Sawangan Kota Depok menyatakan bahwa
“Penanggulangan bahaya banjir pada dasarnya dapat di diklasifikasikan
kedalam dua jenis yakni kegiatan fisik dan non fisik, kegiatan yang
bersifat fisik yaitu dengan cara mengatur dan mengubah kondisi
alamiah lingkungan sedangkan kegiatan non fisik dilakukan dengan
mengembangkan sistem peringatan dini seperti peringatan untuk tidak
membuang sampah sembarang dan sosialisasi penanggulangan bencana
kepada masyarakat setempat”.
2) Menjaga kualitas air tanah
Semakin banyak zona hijau dalam satu kota maka kualitas air
tanah semakin baik. Penghijauan sangat penting untuk mempertahankan
zona hijau di dalam kota. Ketidakseimbangan proporsi luas lahan hijau
dan zona terbangun akan merusak kualitas air tanah. Limbah yang
meresap ke dalam tanah akan merusak kualitas air tanah sehingga
berdampak pada kesehatan apabila air ini kembali di konsumsi
masyarakat.
3) Mengurangi polusi udara
Penghijauan pada koridor jalan juga berfungsi mengurangi
polutan yang terbuang di udara. Tajuk pohon berfungsi membersihkan
partikel padat seperti timbal dan akan menempel pada ranting dan
batang pohon.
4) Pengontrol Iklim
63
Tanaman dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi
manusia, khususnya pada daerah yang beriklim tropis maupun
subtropis. Pada daerah subtropis, dedaunan akan berguguran agar
cahaya matahari dapat menyinari bangunan. Pada daerah yang beriklim
tropis, pepohonan berdaun lebat berfungsi mengurangi efek langsung
sinar matahari. Ada banyak hal yang menentukan terbentuknya iklim,
akan tetapi menurut Apri Nugroho, “Faktor iklim suatu daerah
berpengaruh besar terhadap pesebaran floranya”72
inilah yang menjadi
dasar pentingnya tumbuhan atau lahan penghijauan agar kelestarian
lingkungan tetap terjaga.
5) Mencegah Efek Rumah Kaca
Selain mengurangi partikel debu, pepohonan juga mengurangi
efek rumah kaca.Efek rumah kaca adalah penumpukan gas CO2 pada
atmosfer yang menyebabkan bolongnya atmosfer, tapi pohon dapat
mencegahnya karena hutan dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton
O2. Efek rumah kaca juga dapat disamkan dengan halnya pantulan
panas didalam rumah kaca yang digunakan petani menanam sayuran
pada musim dingin dinegara yang mengenal 4 musim.sinar matahari
masuk kedalam rumah kaca untuk membantu proses asimilasi. Sisa
panas harusnya dipantulkan akan tetapi adanya bilik kaca dan atap kaca
memantulkan kembali panas tersebut.73
6) Pemecah Angin
Pepohonan pada jalur hijau berfungsi memecah angin agar
sirkulasi udara tersebar merata dalam satu kawasan. Pepohonan juga
melindungi konstruksi bangunan dari terjangan angin kencang di
musim hujan.
7) Pencegah Erosi
72
Apri Nugroho, Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di indonesia hal. 15 73
Wardhan, Wisunu Arya Dampak Pemanasan Global hal. 47
64
Akar serabut pada pohon berfungsi mencegah erosi yang
menyebabkan tanah longsor, itu lah yang menjadikan manfaat hutan
sangat penting bagi kehidupan. Akar pepohonan akan melindungi tanah
agar tidak rapuh terutama pada musim hujan.
8) Pendidikan Lingkungan di Sekolah
Ruang belajar di kelas juga dapat dijadikan medium penghijauan,
seperti penataan ruangan kelas yang menempatkan furnitur untuk pot
tanaman. Suasana seperti ini akan menambah kesan teduh di dalam
kelas karena udara lebih segar dan siswa mendapat manfaat dari
penghijaun ini.
D. Keterbatasan Penelitian
Setaip penelitian sudah menjadi hal yang wajar adanya kekurangan dan
keterbatasan masalah dalam penelitiannya, sama halnya dengan penelitian ini
memiliki banyak keterbatasan dalam kaitannya dengan mengungkap semua yang
menjadi bahan referensi dan hasil penelitian yang diperoleh, Kendala tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan waktu, penelitian yang baik dan akurat haruslah memiliki
kriteria waktu penelitian yang cukup lama, sedangkan pada penelitian ini
terbatas pada kondisi perkuliahan yang memungkinkan untuk segera
menyelesaikan masa perkuliahan. Karna dalam penelitian ini dilakukan
dalam 2 siklus yang keseluruhan terdiri dari 2 pertemuan ( 24 jam X 2)
tentu masih banyak waktu yang dapat diungkap dalam penelitian ini jika
waktu yang ditempuh cukup lama.
2. Keterbatasan Lingkup, sebuah penelitian yang relevan akan memiliki
ruang lingkup yang sangat terbuka, bukan hanya terfokus pada satu titik
saja untuk mendapatkan suatu hasil ilmiah yang relevan. Pada penelitian
ini Lingkup yang digunakan hanyalah terbatas pada satu Desa dan
beberapa dusun sehingga masih banyak kemungkinan yang belum
diungkap oleh peneliti.
3. Keterbatasan biaya, semau bentuk upaya dan penanggulanag dalam
penelitian Upaya masayarakat dalam mengurangi dampak pemanasan
65
global ini berpusat pada dana, salah satu faktor yang memeberatkan
masyarakat untuk memulai upaya penghijauan adalah pemeliharaan lahan
penghijauan yang membutuhkan banyak dana dan waktu.
4. Keterbatasan Bahasa, Kendala yang dialami peneliti dalam penelitian
ini adalah, sulitnya penyederhanaan bahasa yang digunakan untuk
mewawancarai informan, disamping itu, keterbatasan pengetahuan
masyarakat tentang pemanasan global membuat peneliti sulit untuk
mengungkap lebih banyak lagi semua kondisi dan keadaan masyarakat
yang dialami secara keseluruhan, peneliti juga sulit menemukan
kesesuaian teori dan materi yang diambil dari berbagai sumber buku.
Dampak pemanasan global secara global memang tidak dirasakan oleh
masyarakat desa krangkeng, akan tetapi skala kecil seperti krisis air besih dan
polusi udara mencemaskan masyarakat akan bahaya dari dampak pemanasan
global, oleh karenanya penelitian ini dilakukan dalam skala kecil yang
diantaranya adalah penanggulangan krisis air bersih agar warag tidak merasakan
kekeringan dan kepanasan. Selama melakukan kegiatan observasi dan
wawancara peneliti kurangnya informasi tentang jenis-jenis tumbuhan yang
layak ditanam bagi warga. Kemudian proses terjadinya dampak pemanasan
global karena disini pokok permasalahan warga adalah kurangnya krisis air
bersih. Selebihnya sudah bisa dilakukan oleh warga dengan cara kegiatan
bersama di desa krangkeng kecamatan krangkeng
Masalah pencegahan atau solusi dampak pemanasan global tidak bisa
dilakukan hanya satu pihak saja, tetapi yaitu dengan cara terpadu. Selain itu
pihak Kota pemerintah tidak bisa ditumpukan sendiri karena semua harus
adanya gerakan dari Provinsi Jawa Barat untuk melakukan pencegahan dampak
pemanasan global yaitu. Menanam pohon sangat berpengaruh untuk penyerapan
air yang besar, sehingga udara yang dirasakan warga sangat bersih dan terhindar
dari polusi udara. Kemudian saat ini Desa Krangkeng sudah sangat padat
penduduk sehingga lahan yang kosong sudah sangat sulit ditemui, oleh karena
itu dari pihak Provinsi Jawa Barat sangat berpengaruh besar dengan adanya
lahan kosong untuk melakukan kegiatan kembali menanam pohon yang sudah di
tebang.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada
bagian sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk
mengetahui upaya masyarakat dalam mengurangi dampak pemanasan global di desa
Krangkeng adalah kerja bakti, gotong-royong, membersihkan selokan air,menanam
pohon membuang sampah di tempatnya hal ini dibuktikan dengan berkurangnya
banjir, meningkatnya kesehatan masyarakat dan minimnya resiko gagal panen yang
disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan.
Faktor-faktor yang menyebabkan dampak pemanasan global yaitu karena tidak
adanya kesadaran dari masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan,
terutama di kali bendungan cimanuk sehingga menyebabkan banjir saat musim
penghujan, banyak saluran air mampet karena sampah yang dibuang sembarangan,
dan tidak bisa dihindari. Juga kurangnya lahan penghijauan sehingga masyarakat
Desa Krangkeng banyak yang mengeluhkan krisis air bersih, panas yang meningkat
pada saat kemarau bahkan banyak petani yang gagal panen disebabkan kurangnya air
pada saat kemarau berkepanjangan yang merupakan bagian dari dampak pemanasan
global.
Upaya masyarakat dalam menanggulangi dampak pemanasan global tersebut
yaitu melakukan penanaman pohon dipekarangan rumah, tidak membuang sampah
sembarangan dan menghemat penggunaan air agar tidak dilanda krisis air bersih,
pemerintah Desa Krangkeng juga menganjurkan masyarakatnya agar lebih berhemat
pada penggunaan listrik juga meminimalisir penggunaan sepeda motor berbahan
bakar fosil. Hal ini disebabkan karena dampak pemanasan global tidak bisa dicegah
sebagai akibat dari padatnya penduduk di daerah Desa Krangkeng yang letaknya
RW 07 selalu mengalami banjir setiap musim penghujan sehingga tumbuhan mati
terbawa air dan rusak.
Kendala masyarakat dalam upaya pencegahan dampak pemanasan global yang
suda dipaparkan tersebut adalah, kurangnya perhatian khusus aparat pemerintah
untuk memberikan pemahaman masyarakat akan bahaya bencana yang dialamai
67
masyarakat Desa itu sendiri juga pengentahuan yang minim dalam melaksanakan
gerakan nasioanl berupa memanfaatkan tenaga hemat gas GRK sebagai kebutuhan
rumah tangga sehari-hari..
B. Implikasi
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Krangkeng dalam
mengurangi resiko pemanasa global memberikan implikasi dalam kegiatan kerja
bakti, gotong royong penanaman pohon dan membersihkan saluran air yang terkena
lumpur. Kegiatan ini dilakukan sebulan satu kali. Namun hanya berdampak baik ke
setaiap perumahan yang dekat hiliran air saja selebihnya dampak pemanasan global
tidak dapat dikenadalikan sepenuhnya, karena bagaimanapun juga dampak
pemanasan global yang diarasakan masyarakat sekarang dalam skala kecil yang
belum benar-benar menjadi ancaman terbesar sepanjang sejarah di Desa Krangkeng
itu sendiri.
C. Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat diajukan beberapa saran,
antara lain:
1. Bagi aparat Desa Krangkeng, Sebaiknya lebih memperhatikan lagi dan
memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah
sembarangan terutama bagi masyarakat yang tinggal dekat bendungan kali
cimanuk agar pada saat musim penghujan tidak lagi terjadi banjir.
2. Bagi RW 01, karna daerah ini padat penduduk bahkan sudah tidak
memungkinkan adanya lahan penghijauan sebaiknya mulai menanam pohon
dipekarangan rumah masing-masing meskipun dalam lingkup yang sempit,
karna diharapkan dengan adanya pohon etrsebut dapat menetralisir campuran
gas penunjang efek rumah kaca.
3. Bagi warga RT 03, sebaiknya sadar akan kondisi yang ada di daerah yang rentan
terkena krisis air bersih, lebih mengehmat penggunaan air dan tidak
menggunakan pasokan air yang sudah tidak layak pakai di saat musim kemarau
untuk kegiatan rumahtangga sehari-hari.
4. Bagi para petani, dampak pemanasan global yang dirasakan oleh para petani
adalah kekeringan akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan
olehkarenanya hendaknya menanam padi saat musim yang tepat sehingga tidak
68
akan lagi menimbulkan kerugian saat gagal panen dimusim yang tidak
mendukung dengan kondisi air yang minim.
5. Bagi Peneliti lain, perlu adanya penelitian lebih lanjut dan secara mendalam
berkaitan dengan penelitian ini, terutama mengenai upaya masyarakat yang
bisa mengurangi resiko dampak pemanasan global sehingga krisis air bersih
tidak datang saat musim hujan maupun kemarau.
69
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktek E-V (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA )
Ardiansyah, Andri Noor Klimatologi Umum (Jakarta: UIN JAKARTA PRESS)
Admiranto, Gunawan Menjelajah Tata Surya (Yogyakarta:Kanisius, 2009) Cet.2
A‟an J. Wahyudi, dkk, Menyerap Karbon: Layanan Ekosistim Pesisir untuk Mitigasi
Perubahan Iklim (Gadjah Mada University Press, 2018)
Bungin, M Burhan Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Launnya, (Jakarta: Kencana, 2009),
Data Statistik Desa Krangkeng Tahun 2014
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahnya. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-
Qur‟an.
Friedrich, Perubahan Iklim, Perdebatan dan Solusi Alternatifnya (Jakarta :2013)
Henri Subiakto, Memahami Bencana, (Jakarta: Departemen Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia,2008)
Idrus, Muhammad Metode Penelitian Ilmu sosial, (Yogyakarta : Erlangga, 2009)
Iman Santoso, Kesehatan Lingkungan Pemukiman Perkotaan (Bandung:gosyen
puclishing).
Kamus Besar Bahasa Indonesia cet. 3, (Jakarta : Balai Pustaka ,1990)
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta 2009) hal.147-
148
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2005)
Nugroho, Bayu Dwi Apri Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di
Indonesia Gadjah Mada University Press
Rachman Hermawan, Mengenal Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
(Bandung:Angkasa)
70
Sumber data Dokumen Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu
2015
Sumber Data Rangkuman Kependudukan Pendataan Desa Krangkeng Kecamatan
Krangkeng Kabupaten Indramayu
Subagyo, Joko Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2015)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; alfabeta 2013
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014)
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung :
Alfabeta, 2011).
Undang-undang No. 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang. Bab VI Pasal 29
Undang-undang No 23 Tahun 1997 Pasal 6 Ayat 1 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global Ed 1 Yogyakarta: ANDI
INTERNET
https://manfaat.co.id/25-manfaat-penghijauan-bagi-lingkungan-manusia diakses pada 20
oktober 2018
Fadilah,Artikel Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi,
file:///E:/7%20c%20p%20ips/Artikel%20Global%20Warming/PEMANASAN-
GLOBAL.pdf.
Kusminingrum, Nanny. “Potensi Tanaman Dalam Menyerap CO2 Dan CO Untuk
Mengurang Dampak Pemanasan Global.” Jurnal Permukiman Vol 3.2 (2008)
SKRIPSI
Tarsoen Waryono dalam Skripsi yang berjudul, ”Upaya Pemberdayaan Masyarakat
dalam Pelestarian Hutan sebagai Pencegah Pemanasan Global” Jurusan
Geografi FMIPA 1990 Universitas Indonesia.
Anisa Dwi Kholifah dalam skripsi yang berjudul, “Partisipasi Masyarakat dalam
Mengurangi Resiko Banjir” (Penelitian Eksperimen di Prumahan Sawangan
Depok), (Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2015)
71
Hanapiah Muhi, Ali “Krisis Air Bersih sebagai tanda Dampak Pemanasan Global”
(Skripsi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2018)
72
Lampiran 1
Lembar Observasi
Upaya Masyarakat dalam Mengurangi Dampak Pemnaasan Global di Desa
Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu
Indikator Hasil Pengamatan
Bagaimana Kondisi Lingkungan di Desa
Krangkeng?
Kondisi perumahan yang cukup padat
penduduk dan sempit lahan penghijauan
Dimana Letak Lokasi Sungai di Desa
Krangkeng yang menajdi penyebab
dampak pemanasan global?
Di dusun Oyoran Lor yang dilalui aliran
sungai
Mengapa sampah menjadi penyebab
utama dampak pemnaasan global?
Karna saat datang musim penghujan
sampah menjadi penghambat mengalirnya
air ke hulu sungai
Apakah masyarakat memiliki pengaruh
yang besar terhadap pemicu dampak
pemanasan global?
Sangat berpengaruh, karena dengan
menjaga kebersihan lingkungan bencana
dampak pemanasan global dapat
diminimalisir
Apakah masyarakat desa Krangkeng
mengalami dampak pemanasan global
yang serius?
Iya, seperti krisis air bersih penyebab
musim kemarau berkepanjangan, sehingga
memberi dampak pada kesehatan kulit
Dimanakah lokasi yang rentan terkena
dampak pemanasan global?
Daerah yang dihiliri air sungai pada saat
musim penghujan menyebabkan banjir
sampai ke pemukiman
Apakah terdapat tanaman atau pohon di
lingkungan Desa Krangkeng ?
Hanya sedikit lahan penghijauan,
disebabkan pergeseran fungsi lapangan
kosong Menjadi pemukiman
73
Lampiran 2
Pedoman Wawancara dengan Masyarakat Desa Krangkeng
Nama :
Hari/tanggal :
Tempat :
1. Apa saja penyebab krisis air bersih di Desa Krangkeng?
2. Kapan krisis bersih itu terjadi?
3. Kegiatan seperti apa yang dapat memicu dampak pemanasan global?
4. Bagaimana yang dirasakan masyarakat Desa Krangkeng akibat Dampak
pemanasan global?
5. Apa saja upaya yang dapat dilakukan masyarakat desa krangkeng dalam
mengurangi dampak pemanasan global?
6. Kapan dampak pemanasan global itu terjadi?
7. Apasaja bentuk kerugian yang dirasakan masyarakat Desa krangkeng akibat dari
dampak pemanasan global?
8. Apasaja yang dapat dimanfaat sebagai usaha pencegahan dapat pemanasan
global?
9. Mengapa dampak pemanasan global dapat terjadi di Desa Krangkeng?
10. Apa saja yang bisa diusahakan aparat pemerintah setempat?
74
Lampiran 3
DOKUMENTASI
Dampak pemanasan global akibat musim kemarau berkepanjangan, aliran sungai di
sawah kekeringan sehingga menyebabkan kerugian matapencaharian masyarakat Desa
Krangkeng dalam percocok tanam
Krisis air bersih akibat musim kemarau berkepanjangan , masyarakat mengandalkan
bantuan air PAM yang disediakan oleh pemerintah Indramayu selebihnya masyarakat
menggunakan sumber mata air di bendungan kali cimanuk.
75
Upaya masyarakat dengan menanam pohon di halaman rumah dengan lahan terbatas
sebisa mungkin tetap merawat dan menjaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik
sebagai upaya pencegahan polusi udara.
Kondisi gagal panen akibat dampak pemanasan global sebagai bentuk dari musim
kemarau yang berkepanjangan. Sulitnya mata air yang mengalir menyebabkan lahan
persawahan mengering dan dibiarkan begitu saja karna akan menambah kerugian besar
bagi para petani.
76
Bendungan Kali Cimanuk meluap saat musim hujan yang menyebabkan pemukiman
penduduk menglami banjir.
Sumber mata air masyarakat Desa Krangkeng saat musim kemarau.
Lokasi Penelitian Desa Krangkeng Dusun Oyoran Lor RT 03 RW 01
top related