uji enzim protease, selulase, amilase, xilanase dan ...digilib.unila.ac.id/32636/3/skripsi tanpa bab...
Post on 29-Apr-2019
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UJI ENZIM PROTEASE, SELULASE, AMILASE, XILANASE DAN
MANANASE DARI Bacillus sp. SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK
UDANG
(Skripsi)
Oleh
Rismayanti
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi lima isolat Bacillus sp.
(KPP-212, IP-121, UJ-131,UJ-132, dan SB-141) yang diisolasi dari ekosistem
hutan mangroove dalam menghasilkan enzim hidrolase (protease, selulase,
amilase, xilanase, dan mananase) untuk dijadikan probiotik udang. Preparasi
enzim dibuat pada media produksi dengan substrat pakan udang dan pakan ikan
sebagai pembanding. Metode pengujian terdiri dari uji selektif berdasarkan zona
enzimatik yang terbentuk dan uji aktivitas enzim dengan melihat absorbansinya
pada spektrofotometri. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif. Hasil dari
penelitian ini diperoleh empat isolat yang menghasilkan enzim protease dan
xilanase yaitu Bacillus sp. KPP-212, Bacillus sp. IP-121, Bacillus sp. UJ-131, dan
Bacillus sp. UJ-132. Isolat yang memiliki aktivitas proteolitik tertinggi adalah
isolat Bacillus sp UJ-131 dengan aktivitas enzim sebesar 0,07 U/ml. Isolat yang
mengahasilkan aktivitas xilanolitik tertinggi adalah isolat Bacillus sp UJ-132
dengan aktivitas xilanolitik sebesar 0,05 U/ml. Isolat Bacillus sp. UJ-132
merupakan isolat yang menghasilkan ketiga enzim protease, selulase, dan xilanase
yaitu dengan aktivitas selulase tertinggi sebesar 0,06 U/ml. Kelima isolat tidak
menghasilkan aktivitas enzim amilase dan mananase. Preparasi enzim pada
medium pakan udang menghasilkan aktivitas enzim protease: 0,05 U/ml, xilanase:
0,2 U/ml, dan selulase: 0,07 U/ml. Sedangkan aktivitas enzim pada medium pakan
ikan enzim sebagai berikut: protease: 0,08 U/ml; xilanase: 0,31 U/ml; selulase:
0,15 U/ml.
Kata kunci: Bacillus sp, enzim, pakan udang, dan probiotik
UJI ENZIM PROTEASE, SELULASE, AMILASE, XILANASE DAN
MANANASE DARI Bacillus sp. SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK
UDANG
Oleh
RISMAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 24 Mei
1996. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Susanto dan Ibu Masrifah.
Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 1 Sukabumi
Indah pada tahun 2002, Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Bandar
Lampung pada tahun 2008 dan dilanjutkan ke SMA Negeri 12 Bandar Lampung
pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, Penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menempuh pendidikan di kampus Penulis pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Mikrobiologi Umum, Mikrobiologi Pangan dan Industri,
Fisiologi Mikroba, Parasit, dan Endokrinologi. Penulis juga aktif mengikuti
Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai
anggota biro Dana dan Usaha tahun 2014-2015. Selain itu, penulis juga pernah
menjabat sebagai Ketua Divisi Hubungan Masyarakat dan Dana Usaha Anemon
Diving Club tahun 2015-2016.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Lampung
Tengah, Kecamatan Seputih Raman, Desa Rejo Basuki pada bulan Januari –
Maret 2017.
Penulis mengikuti seleksi proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan
berhasil mendapatkan pendanaan hibah PKM Penelitian pada tahun 2017 dengan
judul “Pengaruh Paparan Medan Magnet pada Kefir Susu Kedelai Dalam
Upaya Menurunkan Kadar Kolesterol LDL pada Tikus Sparague dawley”.
Penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada bulan Juli – Agustus 2017 di Balai
Besar Penelitian Veteriner Bogor dengan judul “Uji Kualitatif Penyakit
Brucellosis yang Disebabkan Oleh Bakteri Brucella abortus dengan Metode
Field Enzyme Linked Immunosorbent Assay (FELISA) kit”.
Selain aktif pada organisasi kampus, penulis juga aktif dalam organisasi eksternal.
Penulis merupakan relawan tetap Komunitas Peduli Gangguan Jiwa Lampung
sejak Januari 2018. Penulis juga merupakan pemenang 2 Duta Bahasa Provinsi
Lampung tahun 2018. Tidak hanya itu, penulis juga merupakan Semifinalist
Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung di tahun yang sama.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada ALLAH SWT atas segala Rahmat,
nikmat serta pertolongan yang selalu diberikan sehingga berkat Ridho-NYA
skripsi ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu ku yang selalu mendoakanku setiap waktu, memberikan kasih
sayang yang tulus, tiada henti memberikan dukungan, nasihat dan motivasi
kepadaku, selalu menjadi penyemangat dan sumber kekuatanku dalam meraih
kesuksesan.
Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat dan keceriaan.
Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan begitu banyak ilmu
bermanfaat serta pembelajaran dalam kehidupan.
Saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku, serta rekan-rekan seperjuanganku yang
telah memberikan banyak dukungan, semangat, motivasi, saran, canda tawa serta
pengalaman dan kenangan yang luar biasa selama masa studi.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
Jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan
lingkungan sekitar.
SANWACANA
Segala puji dan syukur Penulis haturkan kepada ALLAH SWT, Dzat Maha Esa,
dan Maha Agung,yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-NYA sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI ENZIM PROTEASE,
SELULASE, AMILASE, XILANASE, DAN MANANASE DARI Bacillus sp.
SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK UDANG”. Penulis menyadari bahwa
banyak sekali bantuan yang didapatkan selama proses penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berperan
dalam memberikan bimbingan, masukkan, saran dan kritik sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan, terutama sebagai berikut :
1. Ibu dan bapakku yang selalu memberikan doa, kasih sayang yang tulus, ,
nasihat, motivasi dan dukungan baik materil maupun non-materil serta segala
pengorbanan yang telah diberikan.
2. Adik-adikku Putri Asih Sentosa dan Rachel Ars Aurum yang selalu
memberikan keceriaan dan penyemangat kepada Penulis.
3. Bapak Dr. Sumardi, M.Si. selaku Pembimbing I yang dengan sabar
membimbing, mengarahkan, memberikan saran, solusi, serta ilmu yang sangat
bermanfaat selama perkuliahan, proses penelitian sampai terselesaikannya
skripsi ini.
4. Bapak Ir. Salman Farisi, M.Si. selaku pembimbing II yang dengan sabar
membimbing, mengarahkan, memberikan saran, perhatian, solusi, serta ilmu
yang sangat bermanfaat selama perkuliahan, proses penelitian sampai
terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dra. CN Ekowati, M.Si. selaku Pembahas yang telah memberikan
masukan, saran, dukungan dan nasihat serta ilmu yang sangat bermanfaat
selama perkuliahan, proses penelitian sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Nismah Nukmal, Ph. D. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan motivasi selama perkuliahan maupun dalam
penyusunan skripsi.
7. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P. selaku Rektor Universitas
Lampung.
8. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D. E. A., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
9. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung.
10. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung, terima
kasih telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.
11. Rekan seperjuangan tim penelitian probiotik, Suminta Frida Hairisah, Komang
Rima, Nandia Putri Aulia, Rizka Oktavia, dan Milsa Solva Diana, terima kasih
atas segala bantuan, kebersamaan, perhatian, semangat, kerja sama dan
sarannya selama perjalanan penelitian sampai proses pengerjaan skripsi.
12. Sahabat-sahabat seperjuanganku selama perkuliahan BIOLOGI 2014 terima
kasih atas kebersamaan, canda tawa, semangat, dukungan, perhatian,
pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan selama perkuliahan.
13. Teman-teman Microholic 2014 terima kasih atas canda tawa, kebersamaan dan
kerja samanya selama bergabung di Lab. Mikrobiologi.
14. Kakak–kakak Microholic 2013, terima kasih atas saran, masukan, dan nasihat
yang telah diberikan.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan penulis bantuan, dukungan, berbagai kritik dan saran.
16. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan kebaikan pula
dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan kepada setiap orang yang membacanya.
Bandar Lampung, Juli 2018
Penulis,
RISMAYANTI
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN .…………………………………………………………… i
ABSTRAK …………………………………………………………………….. ii
HALAMAN JUDUL DALAM ……..………………………………………... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……..………………………………………... iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….….. iv
RIWAYAT HIDUP .. ..……………………………………………………….. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .…………………………………………….. vii
MOTTO ......................................…………………………………………….. viii
SANWACANA .............................…………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ...............................…………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL ......................…………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR ..................…………………………………………….. xv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2
C. Manfaat penelitian ................................................................................... 3
D. Kerangka pikir ………………………………………………………… 3
E. Hipotesis ………………………………………………………………. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
A. Enzim ………………………………………………………………….. 6
B. Enzim Protease ...................................................................…………… 6
C. Enzim Selulase ..………………………………….…………………… 7
D. Enzim Amilase ..………………………………….…………………… 7
E. Enzim Xilanase ….……………………………………………………. 8
F. Enzim Mananase …………………………………………….………… 9
G. Probiotik ……………………………………………………..………… 9
H. Bacillus sp ……………………………………………………………. 11
III. METODE KERJA ...................................................................................... 13
A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 13
B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 13
C. Metode penelitian ..................................................................................... 14
D. Analisis data ………………………………………………………….…15
E. Prosedur kerja ……………………………………………………......... 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................24
A. Uji Selektif Bakteri Penghasil Enzim Protease, Selulase, Amilase,
Xilanase dan Mananase............................................................................24
B. Uji Aktivitas Enzim dengan Substrat Asli, Pakan Udang, dan
Pakan Ikan................................................................................................28
V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................31
A. Kesimpulan ...............................................................................................31
B. Saran .........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….32
LAMPIRAN ………………………………...............………………………….37
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Metode Pengujian Aktivitas Enzim Protease...........................................16
Tabel 2. Metode Pengujian Aktivitas Enzim Selulase...........................................18
Tabel 3. Metode Pengujian Enzim Amilase..........................................................19
Tabel 4. Indeks Proteolitik, Selulotik Dan Xilanolitik...........................................28
Tabel 5. Uji Aktivitas Enzim Protease..................................................................28
Tabel 6. Uji Aktivitas Enzim Xilanase..................................................................29
Tabel 7. Uji Aktivitas Enzim Selulase...................................................................29
Tabel 8. Presentase Aktivitas Enzim Protease Terhadap Berbagai Susbtrat.........37
Tabel 9. Presentase Aktivitas Enzim Xilanase Terhadap Berbagai Susbtrat….....37
Tabel 10. Presentase Aktivitas Enzim Selulase Terhadap Berbagai Susbtrat.......37
Tabel 11. Gula Standar Selulase (Glukosa)...........................................................37
Tabel 12. Gula Standar Xilanase (Xilosa)..............................................................38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Seleksi Enzim Secara Kualitatif..................................................21
Gambar 2. Bagan Pengujian Enzim Secara Kuantitatif.........................................23
Gambar 3. Hasil Uji Selektif Enzim Protease ......................................................24
Gambar 4. Hasil Uji Selektif Enzim Xilanase.......................................................24
Gambar 5. Hasil Uji Selektif Enzim Selulase .......................................................25
Gambar 6. Hasil Uji Selektif Enzim Amilase .......................................................25
Gambar 7. Hasil Uji Selektif Enzim Mananase.....................................................25
Gambar 8. Inkubasi Mediaprodukai Pada Orbital Shaker....................................36
Gambar 9. Ekstrak Kasar Enzim...........................................................................36
Gambar 10. Pengujian Enzim Xilanase.................................................................36
Gambar 11. Pengujian Enzim Selulase.................................................................36
Gambar 12. Pengujian Enzim Protease.................................................................36
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan masyarakat saat ini berbanding lurus dengan kemajuan
teknologi yang ada. Hal ini juga berlaku bagi masyarakat yang hidup di
daerah pesisir pantai dan di sekitar perairan mangrove yang sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petambak udang. Ditandai dengan
meningkatnya penggunaan probiotik di sektor budidaya udang yang telah
menjadi hal yang populer pada saat ini. Probiotik adalah bahan pakan
tambahan alami berupa mikroba hidup yang mampu meningkatkan proses
pencernaan. Probiotik merupakan organisme dan substansi yang memiliki
kontribusi pada keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan (Saarela
dkk, 2008). Bakteri yang sering digunakan sebagai probiotik diantaranya
Staphylococcus (Umar, 2009), Lactobacillus rhamnosus (Nikosklainen dkk,
2001), Bacillus (Rengpipat dkk, 1998), dan Alteromonas sp (Haryanti dkk,
2005).
Penggunaan probiotik Bacillus sp. pada hewan budidaya juga dilakukan
dengan tujuan agar meningkatkan fungsi fisiologis udang, terutama
kemampuannya dalam mencerna pakan, dengan harapan probiotik tersebut
dapat terbawa ke dalam saluran pencernaan dan menghasilkan enzim-enzim
2
pencernaan yang secara tidak langsung meningkatkan penyerapan nutrisi
dengan lebih efisien (Haetami dkk., 2008).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Bacillus sp
AIS-1 yang diperoleh dari usus ayam mampu menghasilkan enzim pencernaan
seperti selulase. Selain enzim selulase, bakteri ini juga menujukkan
kemampuan menghasilkan enzim lain protease, lipase, dan amilase. Enzim-
enzim tersebut diperlukan untuk proses pencernaan hewan budidaya. (Sumardi,
2010). Penelitian lainnya juga menyakatan bahwa Bacillus sp merupakan jenis
bakteri yang paling banyak dijadikan probiotik dan telah berhasil diproduksi
secara komersil (Poernomo, 2004).
Pada ekosistem mangrove di perairan Margasari diperoleh 5 isolat Bacillus
sp. Isolat diperoleh dari berbagai sampel antara lain udang jerebung 1, udang
jerebung 2, ikan pirit, kepiting bakau, dan kerang teleskopi (Rima, 2018).
Kemampuan enzimatis isolat Bacillus dari ekosistem perairan mangrove perlu
diuji sebagai kandidat probiotik udang. Hal ini sebagai upaya untuk
mengatasi masalah yang terdapat dalam budidaya di bidang kelautan dan
perikanan.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi lima bakteri Bacillus sp. dalam memproduksi enzim
protease, selulase, amilase, xilanase dan mananase.
3
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memberikan informasi ilmiah mengenai kemampuan
Bacillus sp. yang diisolasi dari area tambak dalam memproduksi enzim-enzim
protease, selulase, amilase, xilanase, dan manannase yang paling baik dalam
pembuatan probiotik udang.
D. Kerangka Pikir
Salah satu contoh bakteri yang umum digunakan sebagai probiotik adalah
Bacillus sp. Berdasarkan penelitian Deesentum dkk., (2007) Bacillus mampu
menghasilkan enzim pencernaan ptotease dan amilase. Pada penelitian lain
juga menunjukkah hasil bahwa Bacillus juga menghasilkan enzim selulase
(Melati dkk., 2014), xilanase (Nakamura dkk., 1993), dan mananase (Aurora,
2003). Enzim tersebut merupakan jenis enzim yang bersifat induktif dan
bekerja di luar sel atau ekstraseluler, sehingga enzim akan diproduksi bila
substrat yang dibutuhkan tersedia dan akan bekerja diluar sel. Pada ekosistem
mangrove terdapat kandungan sisa-sisa pakan hewan, sisa-sisa tanaman dan
hewan yang telah mati. Bahan-bahan tersebut mengandung senyawa-senyawa
organik berupa protein, serat, dan pati. Senyawa-senyawa tersebut dapat
menjadi substrat induktor untuk mmemproduksi enzim.
Bacillus yang berada di perairan mangrove harus mampu menghasilkan enzim
ekstraseluler untuk dapat bertahan hidup dan memperoleh nutrisi. Dengan
demikian Bacillus harus mampu memproduksi enzim protease, selulase,
amilase, xilanase, dan mananase.
4
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan uji untuk memperoleh karakter bakteri
Bacillus sp. yang dapat menghasilkan enzim-enzim hidrolase: protease,
selulase, amilase, xilanase, dan mananase.
E. Hipotesis
Diperoleh isolat bakteri Bacillus sp.yang diisolasi dari ekosistem perairan
mangrove yang baik dalam memproduksi enzim protease, selulase, amilase,
xilanase dan manase.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Enzim
Enzim merupakan sekelompok protein yang mengatur dan menjalankan
perubahan-perubahan kimia dalam sistem yang berfungsi sebagai katalisator,
yaitu senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia (Marks dkk., 2000).
Suatu enzim mampu mempercepat reaksi enzim 108 hingga 10
11 kali dengan
menurunkan laju aktivasi suatu reaksi kimia (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis yang bekerja
secara efisien dan spesifik (Singleton dan Diana., 2006). Enzim pada
umumnya terdiri dari asam-asam amino yang melipat-lipat dengan bentuk
globular, dimana substrat yang dikatalis bisa masuk dan bersifat komplementer
(Mutoharsono, 2006). Suatu enzim dapat mempercepat laju reaksi 108 sampai
dengan 1011
kali lebih cepat dibandingkan dilakukan tanpa bantuan enzim
(Poedjiati dan Supriyatin, 2006).
Terdapat berbagai macam jenis enzim, secara garis besar dapat diklasifikasikan
bedasarkan tipe reaksinya, berdasarkan tempat kerjanya, dan berdasarkan
waktu produksinya. Berdasarkan tipe reaksi yang diketahui, enzim dibagi
menjadi enam kelompok diantaranya: Oksidureduktase, Dehidrogenase,
6
Hidrolase, Liase, Isomerase, dan Ligase. Enzim hidrolase merupakan
kelompok enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan, yaitu enzim
yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan substrat
dengan pertolongan molekul air. Enzim-enzim yang termasuk dalam golongan
ini diantaranya adalah amilase, invertase, selulase dan sebagainya.
Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu
endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, adalah enzim yang bekerja di
dalam sel. Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang
bekerja di luar sel. Enzim juga dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu
produksinya menjadi enzim konstitutif dan enzim induktif . Enzim konstitutif
adalah enzim yang terus menerus diproduksi tanpa memperhatikan ada tidaknya
substrat. Enzim induktif merupakan enzim yang hanya diproduksi ketika
adanya rangsangan susbtrat atau senyawa tertentu (Winarno, 2002).
B. Enzim Protease
Enzim protease merupakan enzim yang berfungsi menghidrolisis ikatan peptida
pada protein menjadi oligopeptida dan asam amino. Dewasa ini industri
enzim telah berkembang pesat dan menempati posisi penting dalam bidang
industri (Kamelia dkk.., 2005). Enzim pemecah protein atau protease sangat
penting dalam proses pencernaan untuk memecah ikatan peptida dari protein
yang dikonsumsi menjadi asam-asam amino yang mudah diabsorbsi. Protease
merupakan enzim penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena
aplikasinya yang sangat luas. Berdasarkan penelitian sebelumnya, didapati
beberapa jenis bakteri yang mampu mengahsilkan enzim protease antara lain
7
Bacillus, Lactococcus, Streptomyces, dan Pseudomonas (Said dan Likadja,
2012). Produksi enzim protease dipengaruhi oleh faktor waktu produksi enzim,
waktu yang sesuai akan menghasilkan aktivitas enzim yang maksimum
(Suganthi dkk., 2013).
C. Enzim Selulase
Selulosa yang merupakan polisakarida terdiri atas satuan-satuan glukosa yang
terikat dengan ikatan β-1,4-glikosidik.merupakan suatu polimer glukosa yang
terdapat di alam yang menyusun tubuh tumbuhan yang mampu dipecah oleh
enzim selulase yang diproduksi oleh bakteri selulase yang mampu
menguraikan selulosa menjadi monomer glukosa dan menjadikannya sebagai
sumber karbon dan energi (Anggraini, 2012). Setiap bakteri selulotik,
menghasilkan kompleks enzim yang berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh
gen dan sumber karbon yang digunakan. Beberapa bakteri yang tergolong
kedalam bakteri selulotik antara lain: Bacillus subtilis, Pseudomonas
diminuta, Micrococcus luteus, dan Pleiomonas shigelloides (Meryandini dkk.,
2009).
D. Enzim Amilase
Enzim amilase merupakan salah satu enzim ekstraseluler komersial karena
berfungsi menyediakan gula hidrolisis, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
industri pangan seperti produksi sirup glukosa atau sirup fruktosa yang
mempunyai tingkat kemanisan tinggi. Enzim amilase digunakan untuk
menghidrolisis pati menjadi molekul karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu
8
maltosa dan glukosa (Reddy dkk., 2003). Pati yang belum terhidrolisis
sempurna menjadi glukosa juga menghasilkan produk berupa dekstrin
amilolitik ini banyak digunakan dalam menghidrolisis molekul pati menjadi
maltosa ataupun glukosa dan amilase (Sebayang, 2005). Beberapa dekade
terakhir spesies dari Bacillus seperti Bacillus subtilis, Bacillus
amyloliquefaciens dan Bacillus licheniformis telah dimanfaatkan pada skala
industri (Alariya dkk., 2013, Deb dkk., 2013).
E. Enzim Xilanase
Xilanase merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan memecah
xilan menjadi xilooligasakarida dan xilosa. Xilan merupakan rantai panjang
monosakarida yang berikatan oleh suatu ikatan kimia yang apabila terhidrolisis
oleh enzim xilanase dapat menghasilkan gula sederhana berupa
xilooligasakarida, xilobiosa, dan xilosa (Andriyetni, 2006). Xilan dapat
ditemui pada limbah-limbah pertanian yang sering diolah menjadi pakan
ternak, antara lain tongkol jagung, jerami padi, kulit pisang dan bagas tebu
(Setyawati, 2006). Xilanase dibagi menjadi β-xilosidase dan endoxilanase
berdasarkan substrat yang dihidrolisis (Richana, 2002). Bacillus sp. RXA-III5
yang diisolasi dari tanah menghasilkan xilanase dalam kondisi alkalofilik,
xilanase yang dihasilkannya memiliki pH optimum 9 dan suhu optimum 50 oC
(Richana dkk., 2008).
9
F. Enzim Mananase
Enzim mananase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis substrat
manan menjadi manooligosakarida dan sedikit manosa, glukosa dan galaktosa
(Dhawan dan Kaur, 2007). Manan dengan komponen utama D-manosa
merupakan bahan penting dalam industri pangan dan pakan (Chantrorn dkk,
2015).
Manan merupakan komponen utama penyusun hemiselulosa yang dapat
diklasifikasikan menjadi 4 subfamili: manan, glukomanan, galaktomanan,
galaktoglukomanan. Masing-masing polisakarida tersebut tersusun atas
ikatan β-1-4 yang terdiri dari manosa atau kombinasi glukosa, galaktosa dan
manan (Liepman, 2007). Enzim mananase dapat diaplikasikan pada sektor
pangan, pakan, industri pulp dan kertas, farmasi, serta sebagai perlakuan awal
dari lignoselulosa untuk produksi biofuel (Wyman dkk., 2005). Beberapa
mikroorganisme penghasil enzim mananase yang berhasil diisolasi antara lain
Bacillus pumilus DYP2 (Aurora, 2003), Aspergillus niger (Asfamawi dkk.,
2013), Bacillus circulans NT (Photicito, 2006).
G. Probiotik
Probiotik adalah bahan pakan tambahan alami berupa mikroba hidup yang
mampu meningkatkan proses pencernaan. Probiotik merupakan organisme
dan substansi yang memiliki kontribusi pada keseimbangan mikroba dalam
saluran pencernaan (Saarela dkk., 2008). Probiotik merupakan produk yang
disusun oleh mikroba, atau juga bisa berasal dari sisa-sisa kotoran, metabolit,
10
makanan dan bahan organik lainnya di dasar tambak yang memberikan
keuntungan terhadap inang dengan cara meningkatkan kadar penyerapan
pakan dan nilai nutriennya, berfungsi pula dalam meningkatkan respon imun
inang terhadap suatu penyakit serta meningkatkan kualitas lingkungan sekitar
(Verschuere dkk., 2000).
Penggunaan probiotik pada budidaya perikanan telah banyak dilakukan
dengan berbagai bakteri diantaranya Alteromonas sp., Bacillus sp.,
Lactobacillus sp., Thiobacillus sp., golongan fotosintetik bacteria, dan lain
sebagainya yang mana memiliki keunggulan masing-masing.
Kerja probiotik dibagi menjadi 3 yaitu menekan populasi bakteri melalui
kompetisi dengan memproduksi senyawa yang bersifat antimikroba atau
dengan kompetisi pelekatan di instestinum guna meyerap nutrisi, mengubah
metabolisme dengan menaikkan atau menurunkan aktivitas enzim, dan
meningkatkan imunitas melalui penambahan kadar antibodi atau aktivitas
makrofag (Irianto, 2003). Sedangkan syarat yang harus dimiliki oleh bakteri
probiotik antara lain: tidak bersifat patogen pada hewan inang ataupun
manusia, tidak mengganggu keseimbangan ekosistem setempat, dapat
dipelihara dan mudah diperbanyak, dapat hidup dan berkembang biak di
dalam usus dan saluran pencernaan, dapat dipelihara dalam media yang
memungkinkan untuk diintroduksikan kedalam usus ikan atau udang, dan
dapat hidup dalam air pemeliharaan ikan atau udang (Feliatra, 2004).
Beberapa jenis bakteri Bacillus sp, diketahui dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Vibrio harveyi yang menyerang larva di tempat membenihan yang
11
menyebabkan hilangnya produksi di tampat pembenihan hingga 100 %. Dapat
diketahui bahwa penggunaan bakteri probiotik mampu menekan kematian
pascalarva udang windu melalui pengendalian populasi bakteri Vibrio sp.
dalam air media (Atmomarsono dkk., 2005). Lebih lanjut dikemukakan
bahwa penggunaan probiotik berpengaruh pada tambak udang vaname yakni
ada peningkatan yang signifikan untuk tonase (produksi), rasio konversi pakan
(RKP), dan sintasan, sedangkan untuk ukuran agak sedikit berbeda (Surianto,
2003).
H. Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan bakteri berbentuk basil, dengan ukuran 0,3-2,2 µm x
127-7,0 µm. Sebagian besar bersifat motil, bergerak, dengan flagella
lateral yang unik. Bacillus sp. mampu membentuk endospora pada kondisi
yang tidak menguntungkan dan merupakan bakteri gram positif dengan sifat
kemoheterotrof. Organisme yang memperoleh sumber energi dari senyawa
kimia dan sumber nutrisi metabolik berupa bahan organik disebut organisme
kemoheterotrof. Bacillus sp. melakukan respirasi secara aerob, dimana proses
perombakan bahan organik menjadi ATP menerima bantuan oksigen (Pelczar
dan Chan., 2005).
Adapun klasifikasi Bacillus sp. adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacilliales
12
Family : Bacillaceace
Genus : Bacillus
Species : Bacillus sp. (Madigan, 2005).
Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri Vibrio
harveyi (Zokaei dkk., 2009). Sebagian besar bakteri genus Bacillus pada
umumnya hidup di tanah, diantaranya adalah Bacillus subtilis, Bacillus
lincheniformis, Bacillus megatarium, Bacillus pumilis, dan kelompok
Bacillus spaericus. Selain ditemukan dikedua habitat di atas, ada juga
beberapa jenis bacillus yang hidup di laut misalnya Bacillus marinus,
Bacillus cirroflagelosus, dan Bacillus filicolonicus (Priest, 1993).
13
III. METODE KERJA
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada Oktober 2017 hingga April 2018 di
Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Molekuler Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
laminar air flow cabinet, autoclave, tabung reaksi dan sumbat, cawan
petri, neraca analitik, inkubator, hotplate, vortex mixer, shaker inkubator,
spektrofotometer, sentrifuge, orbital shaker, mikropipet, mikrotips, ose
bulat, alumunium foil, erlenmeyer, refrigerator, pipet volumetri dan karet
hisap, pH meter, bunsen, gelas ukur, stopwatch, ice pack dan ember.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima buah
isolat Bacillus sp., (KPP-212, IP-121, UJ-131, UJ-132, SB-141), pakan
udang dan ikan buatan, Alkohol, Garam Fisiologis, Susu Skim,
Carboxmethyl Cellulose (CMC), NaCl, H2O, Pati, Kasein, Pereaksi Folin,
14
Buffer Fosfat, Buffer Sitrat, Asam Trikoloroasetat (TCA), Na2Co3,
Tirosin standar, Dinitro Salicylic Acid (DNS), Xilan, Locust Bean Gum,
Pepton, Beef Extract, media Sea Water Complete (SWC), NaCl, Congo
red, Spiritus, Lugol, dan Akuades.
C. Metode Penelitian
Uji enzim dilakukan melalui 2 tahap yaitu uji selektif dan uji aktivitas enzim.
Uji selektif dilakukan dengan mengamati zona jernih disekitar koloni pada
media SWC agar, apabila terbentuk zona jernih dilanjutkan dengan pengujian
aktivitas enzim secara kuantitatif pada media SWC cair. Pada uji aktivitas
protease, selulase, xilanase, dan mananase aktivitas enzim ditunjukkan dari
banyaknya produk yang terbentuk, seperti asam amino, glukosa, xilosa, dan
manosa. Sementara pada uji aktivitas enzim amilase, aktivitas enzim
ditentukan oleh banyaknya substrat yang tersisa. Panjang gelombang yang
digunakan untuk membaca aktivitas enzim protease adalah 578 nm dengan
modifikasi metode bergmeyer. Untuk membaca aktivitas selulase, xilanase,
mananase pada panjang gelombang 575 nm dengan modifikasi metode DNS,
dan amilase 575 nm dengan modifikasi metode Hossain. Selanjutnya
dilakukan penambahan pakan udang dan ikan sebagai substrat pada media
produksi enzim sebagai pembanding. Semua uji dilakukan pengulangan
sebanyak masing-masing 3 kali. Hasil uji enzim disajikan secara deskriptif
(Nazir, 2011).
15
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil uji enzim disajikan secara deskriptif dengan
didukung dokumentasi dari hasil penelitian, dan disajikan dalam bentuk tabel
hasil penelitian
E. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini secara bertahap
adalah sebagai berikut :
1. Uji selektif bakteri proteolitik
a. Uji selektif bakteri proteolitik dilakukan dengan menginokulasikan 5
isolat masing-masing ke media Sea Water Complete (SWC) agar
dengan komposisi: bacto peptone 5 g, ekstrak yeast 1 g, gliserol 3 ml,
air laut 75 ml, akuades 25 ml, dan 15 g agar + 2 % susu skim), lalu
diinkubasi di inkubator dengan suhu 37 oC selama 24 jam dan diamati
zona jernih yang terbentuk disekitar koloni. Zona jernih yang terbentu,
dilakukan penghitungan untuk mendapatkan indeks enzimatik. Uji
selektif dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3x. Metode ini
dilakukan berdasarkan modifikasi penelitian yang telah dilakukan oleh
Subagiyo dan Junaedi (2011).
b. Uji aktifitas enzim protease secara kuantitatif hanya dilakukan pada
isolat yang menunjukkan hasil positif pada uji selektif. Pertama
dilakukan dengan preparasi media strarter berupa 50 ml media SWC +
bakteri Bacillus sp lalu diinkubasi menggunakan orbital shaker dengan
kecepatan 120 rpm selama 24 jam. Tahapan selanjutnya dibuat media
16
produksi dengan pengulangan sejumlah 4 erlenmeyer dengan komposisi
5 ml media starter diinokulasikan ke dalam 45 ml media SWC + Skim
Milk, kemudian diinkubasi selama 24 jam di atas orbital shaker dengan
kecepatan 120 rpm. Setelah 24 jam, kultur ditambahkan ke dalam
tabung dan dipanen dengan cara disentrifugasi pada kecepatan 7000
rpm selama 15 menit. Supernatan yang diperoleh diambil 5 ml untuk
dilakukan langkah pengujian seperti berikut:
Tabel 1. Metode Pengujian Aktivitas Enzim Protease
Blanko
(ml)
Standar
(ml)
Sampel
(ml)
Kasein 2 mM dalam buffer
fosfat (0.01) M pH 7
Ekstrak kasar enzim
Tirosin standar
Aquades
0.5
-
-
0.1
0.5
-
0.1
-
0.5
0.1
-
-
Inkubasi pada suhu 400 C selama 10 menit
TCA (0.1 M)
Enzim
Aquades
0.5
0.1
-
0.5
0.1
-
0.5
-
0.1
Inkubasi pada suhu 370 C selama 10 menit
Sentrufugasi 10000 rpm selama 10 menit pada suhu 40C
Supernatan
Na2Co3 (0.4 M)
Pereaksi folin (1:2)
0.375
1.25
0.25
0.375
1.25
0.25
0.375
1.25
0.25
Inkubasi pada suhu 370C selama 10 menit
Baca absorbansi produk asam amino yang terbentuk pada panjang
gelombang 578 nm
(Zilda, 2008).
Aktivitas ptotease dihitung dalam satuan PU (Protease Unit) per ml
ekstrak enzim (Djajasukma, 1993). Pengujian dilakukan sebanyak 3x
dari masing-masing keempat enzim ekstrak kasar.
17
Keterangan :
PU : Unit Aktivitas Protease (Unit/ml)
Asb : Nilai Absorbansi Sampel
Ast : Nilai Absorbansi Standard
Abl : Nilai Absorbansi Blanko
T : Waktu
2. Uji selektif bakteri Selulotik, Xilanolitik dan Mananolitik
a. Uji selektif bakteri selulotik, xilanolitik dan mananolitik dilakukan
dengan menginokulasikan 5 isolat bakteri masing-masing ke media
Sea Water Complete (SWC) dengan komposisi bacto peptone 5 g,
ekstrak yeast 1 g, gliserol 3 ml, air laut 75 ml, akuades 25 ml dan 15 g
agar + 2 % substrat lalu diinkubasi di dalam inkubator selama 24 jam.
Ditambahkan larutan congo red 1 % lalu dibilas dengan NaCl 10 %
dan diamati zona jernih yang terbentuk disekitar koloni. Indeks
enzimatik dihitung dengan rumus yang telah ditentukan. Masing-
masing uji dilakukan sebanyak 3x pengulangan pada setiap isolat.
Metode ini dilakukan berdasarkan modifikasi penelitian yang telah
dilakukan oleh Setyati dan Subagio (2012).
b. Uji aktivitas enzim selulase, xilanase, dan mananase hanya diuji pada
isolat yang menunjukkan hasil positif pada ujiselektif. Dilakukan
dengan membuat terlebih dahulu media starter dengan cara
menginokulasikan bakteri pada 50 ml SWC (komposisi untuk 1000
ml, pepton 1 g, beef ekstrak 0,6 g, dan CMC, xilan, dan locust bean
gum 5 g) selama 24 jam pada orbital shaker dengan kecepatan 120
rpm dengan suhu 25 oC. lalu dimasukkan 10 % media starter ke
dalam masing-masing 4 erlenmeyer yang berisi media SWC 45 ml
18
lalu diinkubasi selama 24 jam di orbital shaker. Setelah masa
inkubasi, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm selama
15 menit. Cairan supernatan yang terbentuk merupakan ekstrak kasar
enzim yang akan diuji aktivitasnya. Pengujian aktivitas enzim
berdasarkan modifikasi metode (Hossain dkk., 1996). Cairan ekstrak
kasar enzim inilah yang selanjutnya digunakan pada uji aktivitas
enzim dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 2. Metode Pengujian Aktivitas Enzim Selulase
Bahan Kontrol (ml) Uji (ml)
Enzim - 0,5
Substrat dalam buffer 0,05 M 0,5 0,5
Diinkubasi selama 30 menit pada suhu air laut.
Tabung yang berisi larutan dimasukkan ke dalam air es (untuk
menghentikan aktivitas enzim)
Perekasi DNS 1 1
Enzim 0,5 -
Rebus dalam air mendidih selama 15 menit. Didinginkan di air
dingin selama 20 menit, kemudian dianalisis menggunakan
spektofotometer untuk melihat produk xilosa yang terbentuk
pada panjang gelombang 575 nm
Masing-masing enzim ekstrak kasar dari keempat erlenmeyer diuji
sebanyak 3x pengulangan. Nilai absorbansi yang telah diperoleh dari
pengukuran tersebut, digunakan untuk menentukan kadar glukosa.
Penentuan aktivitas enzim selulase per unit dapat ditentukan dengan
rumus, sebagai berikut:
A
19
3. Uji enzim amilase
a. Uji selektif bakteri amilolitik yaitu dengan tahapan penginokulasian
5 isolat ke masing-masing media SWC: bacto peptone 5 g, ekstrak
yeast 1 g, gliserol 3 ml, air laut 75 ml, akuades ml dan 15 g agar +
amilum 2 %, lalu diinkubasi di dalam inkubator selama 24-48 jam
dengan suhu 37 oC. Diamati zona jernih yang terbentuk disekitar
koloni dengan penambahan larutan lugol. Dilakukan pengulangan
masing-masing 3x pada tiap isolat. Metode ini dilakukan
berdasarkan modifikasi penelitian yang telah dilakukan oleh (Ilmiah
dkk., 2012) serta (Benson, 2001).
b. Uji aktivitas enzim amilase secara kuantitatif hanya dilakukan pada
isolat yang menunjukkan hasil positif pada uji selektif. Pertama
dilakukan uji dengan modifikasi dari metode penelitian (Rohma,
2013) yaitu preparasi media strarter berupa 50 ml media SWC yang
ditambahkan bakteri Bacillus sp. lalu diinkubasi menggunakan
orbital shaker dengan kecepatan 120 rpm selama 24 jam. Masing-
masing media starter ditambahkan sebanyak 10 % kedalam 4
erlenmeyer yang berisi media produksi berupa media SWC + amilum
sebanyak 45 ml lalu diinkubasi di orbital shaker selama 24 jam.
Disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm selama 15 menit pada
suhu 4 °C. enzim ekstrak kasar yang diperoleh selanjutnya akan diuji
aktivitas enzimnya dengan Metode sebagai berikut.
20
Tabel 3. Metode Pengujian Enzim Amilase
Bahan Kontrol Uji
Enzim - 250 µl
Pati 1% 250 µl 250 µl
Diinkubasi selama 10 menit pada suhu 30o di shaker waterbath.
HCl 1N 250 µl 250 µl
Iodine 250 µl 250 µl
Aquadest 4 ml 4 ml
Enzim 250 µl -
Dianalisis sisa substrat pati yang tersisa menggunakan
spektofotometer pada panjang gelombang 575 nm
Dilakukan pengulangan sebanyak 3x pada masing-masing ekstrak kasar dari
keempat erlenmeyer. Data absorbansi enzim amilase selanjutnya dihitung
aktivitasnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Fuwa, 1954):
Keterangan : FP : faktor pengenceran.
4. Pengujian aktivitas enzim-enzim hidrolase; protease, selulase, amilase,
xilanase, dan mananase dengan menambahkan pakan udang dan ikan
kedalam media produksi sebanyak 2 % dari volume media (45 ml), lalu
diinkubasi di orbital shaker selama 24 jam dengan kecepatan 120 rpm.
Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm selama 15 menit pada
suhu 4 °C. Enzim ekstrak kasar yang diperoleh selanjutnya akan diuji
aktivitasnya dalam memproduksi enzim protease, selulase, amilase,
xilanase, dan mananase secara kuantitatif.
21
5. penghitungan indeks enzimatik. Indeks enzimatik dari hasil uji selektif
bakteri proteolitik, selulotik, amilolitik, xilanolitik, dan mananolitik dihitung
dengan rumus sebagai berikut (Agustien, 2010):
22
Secara sederhana tahapan uji selektif bakteri proteolitik, selulotik, amilolitik,
xilanolitik, dan mananolitik secara kualitatif dapat dilihat gambarnya sebagai
berikut :
Diamati zona jernihnya
Diinokulasi ke media
SWC + skim milk
Diinokulasi ke media
SWC + CMC
Diinokulasi ke media SWC + pati
Isolat
murni
bacillus
sp
Diinkubasi 24 jam
Diinkubasi 24 jam
Diinkubasi 24 jam
Diamati zona jernihnya
Diamati zona jernihnya
Diamati zona jernihnya
Diinokulasi ke media SWC + xilan
Diinokulasi ke media SWC +
Locust Bean Gum
Diinkubasi 24 jam
Diinkubasi 24 jam
Diamati zona jernihnya
Diamati zona jernihnya
Gambar 1. Alur Seleksi Enzim Secara Kualitatif
23
Diamati hasil uji selektif enzim, jika didapati hasil positif ditandai dengan
terbentuknya zona jernih disekitar koloni, maka dilakukan pengujian lanjutan
aktivitas enzim secara kuantitatif. Adapun bagan pengujian enzim secara
kuantitatif adalah sebagai berikut:
Dilihat absorbansi susbstrat yang tersisa atau produk
yang terbentuk dengan spektrofotometer uv vis dengan
panjang gelombang tertentu.
Lima isolat bakteri Bacillus sp. KPP-212, IP-121, UJ-131, UJ-132, dan SB141
Bakteri diinokulasi ke media
SWC sebanyak 50 ml untuk
dijadikan starter uji enzim
Produksi enzim
ekstrak kasar
protease dengan
menambahkan 5
ml starter
kedalam media
produksi (SWC
+ skim milk) 45
ml. Pengujian
aktivitas
protease
dilakukan
sesuai dengan
langkah
pengujian.
Produksi enzim
ekstrak kasar
selulalse dengan
menambahkan 5
ml starter
kedalam media
produksi (SWC
+CMC) 45 ml.
Pengujian
aktivitas selulase
dilakukan sesuai
dengan langkah
pengujian.
Produksi enzim
ekstrak kasar
amilase dengan
menambahkan
5 ml starter
kedalam media
produksi (SWC
+ pati) 45 ml.
Pengujan
aktivitas
amilase
dilakukan
sesuai dengan
langkah
pengujian.
Gambar 2. Bagan Pengujian Enzim Secara Kuantitatif
Produksi enzim
ekstrak kasar
amilase dengan
menambahkan
5 ml starter
kedalam media
produksi (SWC
+ xilan) 45 ml.
Pengujian
aktivitas
xilanase
dilakukan
sesuai dengan
langkah
pengujian.
Produksi enzim
ekstrak kasar
amilase dengan
menambahkan 5
ml starter
kedalam media
produksi (SWC
+ locust bean
gum) 45 ml.
Pengujian
aktivitas
mananase
dilakukan sesuai
dengan langkah
pengujian.
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Isolat yang menghasilkan enzim protease dan xilanase yaitu Bacillus sp.
KPP-212, Bacillus sp. IP-121, Bacillus sp. UJ-131, dan Bacillus sp. UJ-
132 dengan aktivitas tertinggi dihasilkan oleh isolat Bacillus sp. UJ-131.
Isolat Bacillus sp. UJ-132 menghasilkan ketiga enzim protease, selulase,
dan xilanase.
2. Isolat Bacillus sp. UJ-131 dan Bacillus sp. UJ-132 merupakan isolat
terbaik untuk dijadikan sebagai probiotik udang.
B. Saran
1. Kandidat terbaik untuk dijadikan sebagai probiotik udang adalah isolat
UJ-131 dan UJ-132.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai kemampuan dari kombinasi bakteri
probiotik Bacillus sp. UJ-131 dan UJ-132 dalam menghasilkan enzim
yang menguntungkan inang.
3. Perlu dilakukan optimasi untuk mengetahui pH, suhu, waktu produksi,
dan dosis yang digunakan.
32
Daftar Pustaka
Andriyetni. 2006. Dinamika Populasi Mikroba dalam Campuran Tanah Bekas
Tambang Batu Bara dengan Sludge Selama Proses Bioremidiasi. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anggraini, B.Z. 2012. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Carboxmethyl Cellulose
(CMC) Terhadap Pertumbuhan Tiga Isolat Bakteri Selulotik yang Diisolasi
dari Usus Rayap Kasta Pekerja dan Prajurit. Skripsi. Departemen Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negri
Yogyakarta. Yogyakarta. Hal. 1-2
Aslamsyah, S. 2010. Kualitas Lingkungan dan Aktivitas Enzim Pencernaan
Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Pada Berbagai Konsentrasi
Probiotik Bioremediasi-Bacillus sp. Skripsi. Fakultas Kelautan dan
Perikanan. Universitas hasanuddin.
Atmomarsono, M. 2005. Pengaruh Komposisi Jenis Bakteri Probiotik Terhadap
Kualitas Air dan Sintesan Pasca Larva Udang Windu pada Skala
Laboratorium. Prosiding Konferensi Nasional Akuakultur 2005.
Bairagi, A., K.S. Ghosh, S. K. Sen, dan A. K. Ray. 2002. Enzyme Producing
Bacterial Flora Isolated from Fish Digestive Tracts. Aquaculture
International. 10 : 109-121.
Benson. 2001. Microbiological Applications :Laboratory Manual In General
Microbiology. The McGraw-Hill Companies. pp 162-168.
Chantorn, S.T., B. Katesarin., P. Apinya., S. Tasanee., P. Dangpram., J. Kla, dan
N. Sunee. 2012. Optimization of Extracellular Mannanase Production from
Penicillium oxalicum KUB- SN2-1 and Application for Hydrolysis
Property. Songklanakarin J. Sci. Technol. 35 (1), 17-22.
Dalmin G, K. Kathiresan, dan A. Purushothama. 2001. Effect of Probiotics on
Bacterial Population and Health Status of Shrimp in Culture Pond
Ecosystem. Indian J Exp Biol. 39: 939-942
Dhawan, S dan Kaur. 2007. J. Microbial Mananases: An Overview of
Production and Applications. Crit.Rev in Biotechnol;27(4):197–216.
Fuwa, H. 1954. A New Method of Microdetermination of Amylase Activity by
The Use of Amylase as The Substrate. Journal of Biochemistry. 63. 373-
379
33
Haetami, K., Abun, dan M. Yuniar. 2008. Studi Pembuatan Probiotik (Bacillus
licheniformis,Aspergillus niger, dan Sacharomices cereviseae) sebagai
Feed Suplement Serta Implikasinya terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
Merah. (Laporan Penelitian). Sumedang Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Hal 1-16
Haryanti, K. Sugama, S. Tsumura, dan T. Nishijima. 2000. Potentiality of
bacteria isolated from seawater as biological control agent for vibriosis in
black tiger shrimp Penaeus monodon larvae. In: Hardjito L (Ed.)
Proceedings of International Symposium on Marine Biotechnology. Jakarta.
hlm 182-189.
Hossain, H.Z, J Abe, dan S Hizukuri. 1996. Multiple forms of β-mannanase
from Bacillus sp. KK01. Enzyme Microb. Technol., 18, 95-98
Ilmiah, Sukenda, Widanarni, dan E. Harris. 2012. Seleksi Bakteri Probiotik dari
Terumbu Karang dan Lingkungan Budidaya Ikan Kerapu Macan
(Ephinephelus fuscoguttatus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 11 (2): 109-
117.
Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kamelia. R, M. Sindumarta, dan D. Natalia. 2005. Isolasi dan Karakterisasi
Protease Intraselular Termostabil dari Bakteri Bacillus Stearothermophillus
RP1. Prosiding Seminar Nasional MIPA. Universitas Indonesia. Depok.
Liepman, A.H. 2007. Functional Genomic Analysis Supports Conservation of
Function Among Cellulose Synthase-Like a Gene Family Members an
Suggest Diserve Roles of Mannans in Plants. Plant Physiol 143. 1881-
1893
Madigan, M., 2005. Brock Biology of Microorganisme. PrenticeHall p. 753.
London.
Melati, I., M. Mulyasari., T. D. Sunarno, M. Bintang, dan T. Kurniasih. 2014.
Produksi Enzim Selulase dari Bak- teri TS2b yang di isolasi dari Rumput
Laut dan Pemanfaatannya dalam Menghidrolisis Kulit Ubi Kayu dan Daun
Ubi Kayu sebagai Bahan Baku Pakan Ikan. Jurnal Riset Akuakultur 9(2):
263–70.
Marks, D.B., A.D Marks., dan C.M Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:
Sebuah Pendekatan Klinis. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Mutoharsono, S. 2006. Biokimia. Gajah mada university press. Yogyakarta
Nakamura, S., K. Wakabayashi, R. Nakai, R. Aono, dan K. Horikoshi. 1993.
Purification and some properties of an alkaline xylanase from alkaliphilic
Bacillus sp. strain 41M1. Appl. Environ. Microbiol. 59(7):2311-2316
34
Nazir, M. 2011. Metodologi Penelitian. Gholia Indonesia. Bogor.hal. 55-54
Nikoskelainen S., A. Ouwehand., S. Salninen., dan G. Bylund. 2001. Protection
of Rainbow Trout Onchorynchis nijlkiss fiorn Furuncilosis by Lactobacillus
lzaiiosis. Aquacultire 198: 229-236
Patterson, J.A dan K.M Burkholder. 2003. Application Of Prebiotics and
Probiotics in Polutry Production. Journal of Polutry Science 82 (2) : 627-
631
Pelczar. M.J. dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. UI. Press.
Jakarta
Poedjiadi, A., F.M.T Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Priest, F.G. 1993. Systematics and ecology of Bacillus. American Society for
Microbiology Press. Washington. DC.
Putri, Y.S. 2010. Skrining Dan Uji Aktivitas Enzim Protease Bakteri Dari
Limbah Rumah Pemotongan Hewan. Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Rantetondok, A., H. Anshary. dan A. Galugu. 2008. Pengaruh Probiotik Bacillus
Plus-1 pada dosis berbeda terhadap kualitas air, bakteri Vibrio, sintasan dan
total haemocyte pasca larva udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Jur.
Torani: 18(4).
Reddy, N.S., A. Nimmagadda & K.R Rao. 2003. An Overview of Themicrobial
Α - Amylase Family. African Journal Of Biotechnology. 2: 645–648.
Rengpipat, S., S. Rukpratanporn, S. Piyatiratitivorakul, dan P. Menavesta. 1998.
Effect of probiotic bacterium on black tiger shrimp Peanaeus monodon
survival and growth. Aquaculture,167hal: 303-313
Richana, N. 2002. Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan
Bioindustri di Indonesia. Bulletin agrobio 5(1): 29-36.
Rima, K. 2018. Isolasi dan karakterisasi bakteri dari perairan magrove desa
Margasari Lampung Timur. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Lampung
Rohma, A. 2013. Pengaruh Medan Magnet Terhadap Aktivitas Enzim α-Amilase
pada Kecambah Kacang Merah dan Kacang Buncis Hitam. Skripsi.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung.
Lampung
Saarela, M., G. Mogensen, R. Fondén, J. Mättö, dan T.Mattila-Sandholm. 2008.
Probiotic Bacteria. Safety, Functional and Technological Properties. J.
Biotechnol., 84 (3), 197-215.
35
Sebayang F. 2005. Isolasi dan Pengujian Aktivitas Enzim α-amilase dari
Aspergillus niger dengan Menggunakan Media Campuran Onggok dan
Dedak. Jurnal komunikasi Penelitian 17(5): 81-86.
Setyati, W. A dan Subagiyo. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil
Enzi m Ekstraseluler (Proteolitik, Amilolitik, Lipolitik dan Selulolitik)
yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove. Ilmu Kelautan, 17 (3)
: 164-168.
Setyawati. 2006. Produksi dan karakterisasi xilanase mikroba yang diisolasi dari
tongkol jagung. Skripsi. Fakultas teknologi pertanian. Institut pertanian
bogor. Bogor.
Singleton, P. dan Diana, S. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology, Third Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons
Subagiyo dan A. Djunaedi. 2011. Skrining Kandidat Bakteri Probiotik dari
Saluran Pencernan Ikan Kerapu Berdasakan Aktivitas Antibakteri dan
Produksi Enzim Proteolitik Ekstraseluler. Ilmu Kelautan, 16 (1) : 41-48.
Surianto, A. 2003. Probiotics Aquaculture. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Todar, K. 2009. Antimocrobial Agents Used in the Treatment of Infectious
Disease. Tanggal kunjungan 27 Februari Pukul 09.00WIB.
Vaseeharan, B. dan P. Ramasamy, 2003. Control of pathogenic Vibrio spp. by
Bacillus subtilis BT23, a possible probiotic treatment for black tiger shrimp
Penaeus monodon. Lett Appl Microbiol. 36: 83-7.
Verschuere, L., G. Rombaut, P. Sorgeloos dan W. Verstraete. 2000. Probiotic
Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. American Society
for Microbiology. Microbiol. Mol.Biol.Rev, 64 (4) : 665.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wyman C.E, S.R. Decker., M.E. Himmel., J.W. Brady., C.E. Skopec.,dan L.
Viikari. 2005. Polysaccharides: Structural Diversity and Functional
Versatility. CRC Press Boca Raton, FL. 2005;953-1033
Zilda, D.S. 2008. Penapisan dan Karakterisasi Protease dari Bakteri Termo-
Asidofilik P5-A dari Sumber Air Panas Tambarana. Jurnal Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol.3. No.2. hlm.113-121.
Zokaei, R. Crab, T. Devoirdt, N. Boon, dan W. Verstraete. 2009. The basic of
bioflocstechnology : The added value for aquaculture. Aquaculture 214
: 121 – 131.
top related