tinjauan pustaka a. pijat bayi - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5394/3/dewi nila santika...
Post on 13-Jun-2019
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pijat Bayi
1. Pengertian
Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan
yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan,
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke
dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli,2001). Pijat bayi
dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa, tetapi lebih banyak
menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi biasa disebut dengan
stimulus touch (Prasetyono, 2009).
Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran dapat
memeberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman pada bayi Pemijatan pada bayi yang
dilakukan secara benar tidak hanya bermanfaat untuk bayi yang sakit
atau kurang sehat. Bahkan bayi yang prematur pun perlu dipijat
karena dapat meningkatkan berat badan per hari 20% - 47% selama
dilakukan pemijatan 10 hari (Roesli, 2001).
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
11
2. Manfaat Pijat Bayi
Menurut Prasetyo (2009) ada beberapa manfaat pijat bayi, yaitu:
a. Bayi lebih sehat dengan pijatan
Pijatan pada bayi ternyata tak hanya dilakukan pada saat
bayi rewel atau saja jatuh sakit. Pijatan yang diberikan pada bayi
setiap hari selama 20 menit selama sebulan dapat membuat bayi
lebih rileks dan membantu menstimulasi saraf otak.
b. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang
diberikan oleh pemijat dengan bayi. Sentuhan bayi berarti
berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu
kontak mata, saling tersenyum, dan ekspresi wajah yang lain.
c. Mengurangi stress dan tekanan
Pijatan dapat menenangkan dan menurunkan produksi
hormone adrenalin yang selanjutnya akan meningkatkan daya
tahan tubuh bayi. Umumnya daya tahan tubuh bayi meningkat
30% setelah dipijat 2 kali selama 15 menit.
d. Mengurangi gangguan sakit
Memijat juga dapat membantu bayi mengusir gejala
kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Pijat
juga dapat memperlancar sirkulasi udara di perut, sehingga
membantu mengeluarkan gas dalam abdomen.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
12
e. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin
dan endorphin. Kedua hormone ini dapat membantu mengatasi
ketidaknyamanan yang dirasakan bayi akibat nyeri tumbuh gigi,
hidung tersumbat, atau tekanan emosi.
f. Meningkatkan ASI
Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann, ibu yang
memijatkan bayinya mampu memproduksi ASI peras lebih
banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak memijat bayinya.
Pijatan memmbuat bayi cepat merasa lapar karena penyerapan
makanan lebih baik. Akibatnya, bayi lebih sering menyusu.
Semakin sering diminta, ASI yang diproduksi semakin banyak.
Jadi, pijat bayi dapat meningkatkan volume ASI peras, sehingga
periode waktu pemberian ASI secara eksklusif dapat
ditingkatkan.
g. Memahami isyarat bayi
Bayi memiliki bahaya isyarat untuk menunjukan keinginan,
misalnya melalui bahasa mata atau isyarat badan. Pijat bayi
yang dilakukan rutin dua kaili sehari membantu orang tua
memahami keinginan bayi melalui isyarat yang diberikan.
h. Meningkatkan percaya diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal
bayinya. Pijat bayi mampu menguarangi rasa gelisah soal
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
13
perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu
menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk merawat
bayinya sendiri.
i. Memahami kebutuhan si kecil
Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua
yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik
bayi. Karena dilakukan berulang-ulang, orang tua lebih paham
cara menghadapi bayinya saat gelisah
Menurut Roelsi (2001) manfaat lain dari pijat bayi pada keadaan
tertentu:
a. Orang tua yang masih remaja
Orang tua yang masih remaja, umumnya tidak atau belum
siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum
cukup dewasa. Pada kasus ini pijat bayi akan meningkatkan
kepercayaan diri mereka, meningkatkan rasa penerimaan atas
keadaanya menjadi orang tua, dan meningkatkan harga diri
mereka sebagai orang tua.
b. Orang tua yang rasa keterkaitan dengan bayi kurang
Hal ini biasanya terjadi pada kasus-kasus berikut.
(1) Kehamilan dan kelahiran anak yang tidak dikehendaki
atau tidak direncanakan.
(2) Komplikasi kehamilan dan atau kelahiran
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
14
(3) Pemisahan ibu dan bayi untuk waktu tertentu karena
kesehatan fisik/mental ibu atau kesehatan bayi.
c. Orang tua angkat
Oleh karena tidak pernah mengandung bayi yang diangkat,
orang tua angkat tidak merasakan kedekatan dengan bayinya
sebelum bayi ini dilahirkan. Pijat bayi akan membantu
menciptakan ikatan yang kebih kuat antara orang tua angkat
dengan bayinya. Mereka akan lebih cepat mengenal dan
merasakan bahwa mereka saling terikat dalam satu keluarga.
d. Bedah Caesar
Bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar tidak akan
menerima rangsangan taktil seperti yang dilahirkan normal.
Disamping itu, umumnya bayi akan kurang siaga (alert) karena
pengaruh obat-obatan yang diberika pada ibu. Untuk beberapa
waktu mungkin ibu dan bayi tidak akan bersama-sama. Ibu akan
merasa kesakitan dan tidak nyaman, sedangkan ayah mungkin
akan mempunyai perasaan bersalah atau sedih karena istrinya
harus operasi. Pijat bayi akan lebih cepat menyatukan orang tua
dan bayinya, serta menolong mereka melepaskan perasaan-
perasaan negatif tersebut.
e. Sakit perut (colic)
Colic atau sakit perut pada bayi ditunjukan oleh bayi secara
khas, yaitu dengan tangis “tangis sakit” yang melengking.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
15
Secara teori penyebab kolik (colic) yang menonjol antara lain
susunan saraf autonom yang tidak seimbang, adanya gangguan
pada pertumbuhan mekanisme control tidur/bangun, atau
ganguan interaksi antara orang tua dan bayi. Kolik juga sering
dihubungkan dengan adanya gangguan saluran pencernaan dan
kesukaran makan.
Untuk mengurangi kolik ini, para orang tua dianjurkan
untuk memijat banyinya pada waktu kolik berlangsung dan pada
waktu menjelang tidur. Para peneliti juga menemukan bahwa
bayi-bayi yang dipijat, interaksi dengan orang tua menjadi lebih
positif, rasa gelisah berkurang, dan dapat lebih teratur
tidur/bangunnya. Sebagai tambahan, para orang tua juga
melaporkan bahwa kegelisahan mereka tentang perawatan bayi
menjadi berkurang (misalnya lebih dapat menguasai keadaan).
f. Asma
Asma sangat erat hubungannya dengan rangsangan fisik
dari luar, seperti adanya serbuk atau debu, tetapi juga dapat
berhubungan dengan faktor psikologis seperti adanya
kegelisahan. Pijat telah menunjukan keberhasilan untuk
melebarkan saluran napas/udara yang menyempit.
Pijat adalah terapi umum untuk relaksasi. Penelitian dewasa
ini meneliti akibat dari pijat pada bayi terjadi penurunan rasa
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
16
gelisah dan depresi, disamping kurangnya serangan asma dan
gangguan pada saluran napas.
g. Janin dari ibu pecandu kokain
Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemijatan yang
dilakukan terhadap bayi-bayi yang ibunya pecandu kokain
menunjukan bekurangnya kejadian komplikasi dan kenaikan
berat badan yang lebih baik dari pada bayi yang tidak dipijat.
Selain itu, berdasarkan hasil tes perkembangan, bayi-bayi yang
dipijatkan menunjukan perkembangan yang lebih baik
dibandingkan bayi yang tidak dipijat.
h. Bayi dari ibu HIV positif
Peneliti saat ini sedang mempelajari apakah terapi pijat
dapat mempengaruhi peningkatan fungsi kekebalan tubuh pada
bayi-bayi dari ibu dengan HIV positif dan apakah terapi pijat
yang diberikan oleh orang tua dapat meningkatkan
perkembangan mental, motorik, dan perkembangan sosial
bayinya dengan HIV-positif menghasilkan kenaikan berat
badan, perkembangan motorik yang lebih baik, dan mendapat
skala angka lebih pada tes Brazelton.
i. Bayi yang dirawat di rumah sakit
Jarum suntik dan pemeriksaan-pemeriksaan yang
menyakitkan di rumah sakit telah memberikan kesan pada bayi
adanya hubungan antara perabaan dan rasa sakit. Dengan pijat
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
17
bayi mereka akan mengetahui bahwa perabaan dapat juga terasa
menyenangkan, menenangkan, dan penuh kasih sayang. Perlu di
ingat bahwa sangatlah penting untuk peka terhadap keinginan-
keinginan bayi dan bayi hanya dipijat atau diusap apabila ia
menghendakinya
j. Bayi kurang bulan (premature infant)
Bayi prematur mengalami kehangatan dan kenyaman dalam
kandungan ibu dalam waktu yang singkat. Selain itu, mereka
akan lebih sering disuntik dan menalami pemeriksaan-
pemeriksaan laboratorium yang menyakitkan. Dengan demikian,
mereka harus belajar sejak awal bahwa perabaan dapat pula
merupakan sesuatu yang menyenangkan serta penuh kasih
sayang yang sejuk sejak dari hari pertama.
3. Mekanisme Dasar Pemijatan (fisiologis pijat bayi)
Mekanisme dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui.
Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa
teori tentang mekanisme dasar pemijatan. Mekanisme dasar pemijatan
(fisiologi pijat bayi) menurut Roesli (2001), yaitu:
a. Beta Endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan
Penelitian mengungkapkan pijatan akan meningkatkan
pertubuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg
dari Duke Universiti Medical School melakukan penelitian pada
bayi-bayi tikus. Pakar ini menemukan bahwa jika hubungan
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
18
taktil (jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya terganggu akan
menyeabkan penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase),
penurunan pengeluaran hormone pertumbuhan dan purunan
kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormone
pertumbuhan. Pegurangan sensasi taktil akan meningkatkan
pengeluaran suatu neurochemical beta-endorphine, yang akan
mengurangi pembentukan hormone pertumbuhan karena
menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.
b. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan
makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukan bahwa
pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus
vagus (sara otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian,
penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya
mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak
dari pada yang tidak dipijat.
c. Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan Volume ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena
penigkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar
sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya,
ASI akan lebih banyak diproduksi jika semakin banyak diminta.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
19
Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang
dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI.
d. Produksi Serotin meningkat daya tahan tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter
seroti, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi
meningkat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stress).
Proses ini akan menybabkan terjadinya penurunan kadar
hormone adrenalin (hormone stress). Penurunan kadar hormone
stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan
IgG.
e. Pijatan dapat megubah gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan
meningkatkan kesiagaan (altertness) atau konsetrasi. Hal ini
disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak.
Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang
alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat
dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram).
4. Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Pijat Bayi
a. Pelaksanaan pemijatan bayi
Dalam melakukan pemijatan bayi ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
(1) Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan.
(2) Tidak memaksakan bayi pada posisi tertentu.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
20
(3) Bayi dalam keadan sehat.
(4) Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk
memulai hari baru.
(5) Malam hari, sebelum tidur, ini sangat baik untuk
membantu bayi tidur lebih nyenyak.
b. Persiapan sebelum memijat
Sebelum melakukan pemijatan perjatikan hal-hal berikut
ini (Roesli, 2001):
(1) Tangan dalam keadaan bersih dan hangat
(2) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan
goresan pada kulit bayi.
(3) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak
pengap.
(4) Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar.
(5) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu
minimum 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap
pemijatan.
(6) Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
(7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata,
lembut, dan bersih.
(8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi
(baby oil/lotion).
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
21
(9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan
dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil
mengajaknya berbicara.
(10) Lakukan pemijatan dengan lembut secara bertahap mulai
dari kaki, perut, dada, lengan, wajah, dan punggung.
5. Urutan Pijat Bayi
Setiap gerakan pada tahap pemijatan dapat diulang sebanyak
enam kali (Roesli, 2001).
a. Kaki
(1) Perahan cara india
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,
seperti memegang pemukul soft ball. Gerakkan
tangan ke awah secara bergantian, seperti memerah
susu.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
22
(2) Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan
kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki
bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke
arah mata kaki.
(3) Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu
jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki
menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.
(4) Tarik lembut jari
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
23
Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan
memutar menjahui telapak kaki, diakhiri dengan
tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
(5) Gerakan perengangan (stretch)
Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk,
pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah
tumit. Dengan jari-jari tangan lain regangan dengan
lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki
kearah tumit.
(6) Titik tekan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara
bersamaan diseluruh permukaan telapak kaki dari
arah tumit ke jari-jari.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
24
(7) Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan
kaki kearah jari-jari secara bergantian.
(8) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)
Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya
dipergelangan kaki bayi.
(9) Perahan cara swedia
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
25
Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan
tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki
ke pangkal paha.
(10) Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan.
Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha
menuju pergelangan kaki.
(11) Gerakan akhir
Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada
kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi.
Letakan kedua tangan Anda secara bersamaan pada
pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi
dengan tekanan lembut dai paha ke arah pergelangan
kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
26
b. Perut
Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung
tulang rusuk.
(1) Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah
perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
(2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu
tangan. Dengan tangan yang lain, pijat perut dari
perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
27
(3) Ibu jari ke samping
Letakan kedua ibu jari di samping kanan-kiri
perut. Gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut
kanan-kiri.
(4) Bulan-matahari
Buatlah lingkaran searah jarum jam dengan
jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan
bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian
kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk
gamabar matahari) beberapa kali. Gunakan tangan
kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran
mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai
bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar
bulan). Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama.
Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
28
(matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat
setengah lingkaran (bulan).
(5) Gerakan I Love You
”I” pijatlah perut bayi dari bagian kiri atas ke
bawah dengan bentuk menggunakan jari-jari tangan
kanan membentuk huruf “I”. “lOVE” pijatlah perut
bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari
kanan atas ke kiri, kemudian dari kiri atas ke kiri
bawah. “YOU” pijatlah perut bayi membentuk huruf
“U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus
buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan
berakhir di perut kiri bawah.
(6) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
29
Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut
bayi bagian kanan. Gerakan jari-jari anda pada perut
bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna
mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
c. Dada
(1) Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung
dengan meletakan ujung-ujung jari kedua telapak
anda di tengah dada bayi/ulu hati. Buat gerakan ke
atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di
bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang
selakangan, lalu ke bawah membentuk bentuk
jantung, dan kembali ke ulu hati.
(2) Kupu-kupu
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
30
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran
kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat
gerakan memijat menyilang dari tengah kanan
membuat gerakan memijat menyilang dari tengah
dada/ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke
ulu hati. Gerakan tangan kiri anda ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati.
d. Tangan
(1) Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak
dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat
pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
(2) Perahan cara india
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
31
Arah pemijatan cara india pijatan yang
menjahui tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah
untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah
lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan
seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri
memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan
kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan
tangan, kemudian gerakan tangan kiri dari pudak ke
arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya,
gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara
bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi.
(3) Peras dan putar (squeeze and twist)
Cara lain adalah dengan menggunkaan kedua
tangan secar bersamaan. Peras dan putar lengan bayi
dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan
tangan.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
32
(4) Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari.
Dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.
(5) Putar jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke
arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah
gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung
jari.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
33
(6) Punggung tangan
Letakan tangan bayi di antara kedua tangan
anda. Usap punggung tangannya dari pergelangan
tangan ke arah jari-jari dengan lembut.
(7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan
ibu jari dan jari telunjuk.
(8) Perahan cara swedia
Arah pijatan cara swedia adalah dari
pegelangan tangan kearah badan. Pijatan ini
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
34
bergunan untuk megalirkan darah ke jantung dan
paru-paru. Gerakan tagan kanan dan kiri anda secara
bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi
kearah pudak. Lanjutkan dengan pijatan dari
pergelangan kiri bayi kearah pundak.
(9) Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu
dengan kedua telapak tangan. Bentuklah gerakan
menggulung dari pangkal lengan menuju kearah
pergelangan tangan/jari-jari.
e. Muka
Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka.
(1) Dahi: Menyetrika dahi (open book)
Letakan jari-jari kedua tangan anda pada
pertengahan dahi. Tekanan jari-jari anda dengan
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
35
lembut dari tengah dahi keluar ke samping kanan
dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka
lembaran buku. Gerakan ke bawah ke daerah pelipis,
buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis,
kemudian gerakan ke dalam melalui daerah pipi di
bawah mata.
(2) Alis: Menyetrika alis
Letakan kedua ibu jari anda di antara kedua
alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat
secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak
mata, mulai dari tengah ke samping seolah
menyetrika alis.
(3) Hidung: senyum I
Letakan kedua ibu jari anda pada pertengahan
alis. Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
36
alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan
membuat gerakan ke samping dan keatas seolah
membuat bayi tersenyum.
(4) Mulut bagian atas: senyum II
Letakan kedua ibu jari anda di atas mulut di
bawah sekat hidung. Gerakan kedua ibu jari anda
dari tengah ke samping ke atas ke daerah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
(5) Mulut bagian bawah: senyum III
Letakan kedua ibu jari di atas dagu. Tekankan
dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah
ke smaping, kemudian ke atas kearah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
37
(6) Lingkaran kecil dirahang (small circles around jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di daerah rahang bayi.
(7) Belakang telinga
Dengan mempergunakan jung-ujung jari,
berikan tekanan lembut pada daerah belakang
telinga kanan dan kiri. Gerakan kearah pertengahan
dagu dibawah dagu.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
38
f. Punggung
(1) Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang didepan anda
dengan kepala di sebelah kiri dan kaki disebelah
kanan anda. Pijatlah sepanjang punggung bayi
dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua
telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat
bayi, lalu kembali lagi ke leher.
(2) Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan
kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher
ke bawah sampai betemu dengan tangan kanan yang
menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
39
(3) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya
kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan
gerakan dilanjutkan samapai ke tumit bayi.
(4) Gerakan melingkar
Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah
gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari
atas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan
kiri tulang punggung sampai ke pantat. Mulai
dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher,
kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah
pantat.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
40
(5) Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari
tangan kanan anda pada punggung bayi. Buat
gerakan menggaruk ke bawah memanjang samapai
ke pantat bayi.
g. Gerakan peregangan
(1) Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan
silang keduanya di dada. Luruskan kedua tangan
bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5
kali.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
41
(2) Membetuk diagonal tangan-kaki
Pertemukan ujung kaki dan ujung tangan kiri
bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis
diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan
tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung
kaki kiri dengan ujung tangan dan kaki bayi ke atas
posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini
dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
(3) Menyilang kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi,
lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga
mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam.
Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
42
semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan
silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki
kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar.
Setelah itu, kembalikan ke posisi semula. Gerakan
ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
(4) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi
dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut perlahan
menuju kearah perut. Gerakan menekuk lutut ini
dapatt diulang sebanyak 4-5 kali.
(5) Menekuk kaki bergantian
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
43
Gerakan sama seperti menekuk kaki, tetapi
dengan mempergunakan kaki secara bergantian.
B. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat
dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak
tahu mampu mengatasi masalah-masalah kesesehatannya sendiri
menjadi mampu (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar yang harus
dialami oleh induvidu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
menjadi sasaran tujuan akhir perubahan perilaku. Bloom (1908)
membagi perilaku ke dalam tiga domain, yaitu domain kognitif
(cognitive domain), domain sikap (attitude domain), dan domain
psikomotor (psychomotor domain) (Nursalam & Efendy, 2009).
2. Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Dalam Keberhasilan Pendidikan
Kesehatan
Menurutt Effendi (1998), ada pun faktor-faktor yang perlu
diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan pendidikan
kesehatan adalah:
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
44
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap informasi baru yang diterima, dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah
seseorang menerima informasi yang didapat.
b. Tingkat sosial ekonomi
Semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi seseorang,
semakin mudah pula menerima informasi baru.
c. Adat istiadat
Pengaruh adat istiadat dalam menerima informasi baru
merupaka hal yang tidak boleh diabaikan, karena masyarakat
kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat
sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
d. Kepercayaan masyarakat
Masayarakat lebih memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena
sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai
informasi.
e. Ketersediaan waktu dimasyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan
tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran
masayarakat dalam penyuluhan.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
45
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Beberapa metode pendidikan kesehatan menurut Effendy
(1998):
a. Metode ceramah, adalah suatu cara menerangkan dan
menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan lisan kepada
sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang
kesehatan.
b. Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan yang
direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik
pembicaraan diantara 5-20 peserta dengan seseorang pemimpin
diskusi yang telah ditunjuk.
c. Metode curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah
dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan
pemecahan masalah yang diperkirakan oleh masing-masing
peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat yang ada.
d. Metode panel, adalah pembicara yang telah direncanakan
didepan pengunjung tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang
atau lebih panel dengan seorang pemimpin.
e. Metode bermain peran, adalah memerankan sebuah situasi
dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan,
dilakukan oleh dua oaring atau lebih untuk dipakai sebagai
bahan pemikiran oleh kelompok.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
46
f. Metode demonstrasi, adalah suatu acara untuk menunjukan
pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah
dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana
cara melaksankan suatu tindakan dengan menggunakan alat
peraga.
g. Metode symposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan
oleh 2-5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling
berhubungan.
h. Metode seminar, adalah suatu acara dimana sekelompok orang
berkumpul untuk membahas suatu maslah dibawah bimbingan
seorang ahli yang menguasai bidangnya.
C. Metode Demonstrasi
1. Pengertian
Metode demonstrasi, adalah metode pembelajaran yang
menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat dan
cara beriteraksi dengan responden/klien. Demonstrasi dapat dilakukan
lansung atau melalui media sperti video atau film. Pesertadidik dapat
mendengarkan dan melihat prosedur, langkah-langkah, dan
penjelasan-penjelasan yang mendasar. Pada pelaksanaannya
ditekankan tentang tujuan, dan pokok-pokok penting yang merupakan
fokus perhatian (Nursalam & Efendy, 2009).
2. Cirri-ciri demonstrasi
Menurut Effendi (1998) ciri-ciri demonstrasi yaitu:
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
47
a. Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana prosedur untuk
membuat sesuatu.
b. Dapat meyakinkan peserta bahwa mereka dapat melakukannya.
c. Dapat meningkatkan minat sadar untuk belajar
3. Tujuan
Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur
sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses
mengerjakan atau menggunakannya, harapan yang membentuk
sesuatu, membandingkan suatu cara lain, serta untuk mengetahui dan
melihat kebenaran sesuatu (Nursalam & Efendy, 2009).
4. Pedoman demonstrasi
Dalam melaksanakan demonstrasi agar mencapai tujuan yang
maksimal perlu ditempuh tahap-tahap sebagai berikut (Hikmawati,
2011):
a. Persiapan
(1) Menentukan maksud dan tujuan.
(2) Menentukan materi yang akan didemonstrasikan.
(3) Menetukan sasaran dengan latar belakang peri kehidupan
sosial ekonominya.
(4) Menentukan waktu dan perkiraan lamanya waktu untuk
demonstrasi.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
48
(5) Mentukan alat peraga/alat-alat yang akan digunakan dalam
demonstrasi yang dianggap menarik dan cocok.
(6) Menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan
demonstrasi yang akan dilaksanakan serta latar belakang
sasaran.
(7) Mengecek secara keseluruhan persiapan serta peralatan
yang sudah disediakan
b. Pelaksanaan
(1) Menciptakan suasana akrab dengan menampilkan sikap
ramah dan terpecaya
(2) Menjelaskan materi yang didemonstrasikan dengan
memperlihatkan ilustrasi/alat-alat yang dipakai secara
teliti dan sabar.
(3) Memberi tekanan pada hal-hal yang dianggap penting
dengan cara mengulang-ulang agar sasarana benar-benar
mengerti dan mudah mengingatnya.
(4) Memberi kesempatan kepada wakil hadirin untuk
mengulang apa yang telah disebutkan dan apa yang
dilihat.
c. Penilaian
Suatu demonstrasi boleh dikatan berhasil baik:
(1) Banyak pertanyaan tentang materi yang didemonstrasikan,
dan jawaban cukup memuaskan mereka.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
49
(2) Ada permintaan untuk melaksanakan demonstrasi serupa
atau lainnya dalam kesempatan lain dengan sasaran
lainnya.
(3) Peserta puas setelah mengikuti demonstrasi tersebut.
Kepuasan dapat terlihat dari wajah peserta.
(4) Dari hasil angket, bila daftar pertanyaan tersebut
sebelumnya dilaksanakan.
5. Proses pembimbingan pada metode demonstrasi
Menurut Nursalam dan Efendy (2009) proses pembimbingan pada
metode demonstrasi yaitu:
a. Menyiapkan pengaturan tempat yang memunginkan demonstrasi
dapat dilihat dengan jelas oleh peserta didik.
b. Menjelaskan tujuan demonstrasi.
c. Menjelaskan serta menunjukan bahan dan alat yang akan
digunakan.
d. Mendiskusikan prinsip penting dalam demonstrasi.
e. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diobservasi selama
demonstrasi berlangsung.
f. Demonstrasikan setiap prosedur dan menekankan pada bagian
yang penting.
g. Memantau setiap langkah demonstrasi.
h. Menginstruksikan untuk melakukan redemonstrasi.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
50
i. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengevaluasi
diri maupun kelompok.
j. Memberikan umpan balik dan reinforcement.
k. Mengevaluasi preoses dan mengidentifikasi kemungkinan
modifikasi.
6. Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
Menurut Nursalam dan Efendy (2009) Kelebihan dan
kekurangan metode demonstrasi yaitu:
a. Kelebihan
(1) Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas
dan lebih konkret, dengan demikian dapat menghidari
terlalu banyak penggunaan bahasa verbal.
(2) Peserta didik diharapkan lebih mudah memahami apa
yang dielajari.
(3) Proses pengajaran akan lebih menarik.
(4) Peserta didik disarankan untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan
mencoba melakukannya sendiri.
b. Kekurangan metode demonstrasi
(1) Metode ini memerlukan keterampilan pengajar secara
khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu,
pelaksanaan demonstrasi menjadi tidak efektif.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
51
(2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai
tidak selalu tersedia dengan baik.
(3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang disamping sering memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau
jam pelajaran lain.
D. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra yang terdiri dari pengindraan penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Sebagaian dapat
diperoleh dari indra penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan
merupakan dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2007).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmojdo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan,
dengan pendidikan tinggi maka seseorang itu akan mudah
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
52
menerima informasi yang ada sehingga dapat menumbuhkan
pelilaku yang positif.
b. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang
bersifat informal.
c. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilakan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sarana informasi dapat melalui surat kabar, radio,
TV dapat menambah pengetahuan yang lebih luas.
d. Budaya
Budaya yang ada dalam masyarakat dan kondisi polotik
juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
e. Pekerjaan
Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang.
Semakin tingi tingkat sosial ekonomi seseorang akan menambah
tingkat pengetahuan.
f. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
53
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh semkain membaik.
1. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) secara garis besar pengetahuan
dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat
menggunakan kuisioner. Kata kerja untuk mengukur antara lain
menyebut, mengurai, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenanya), aplikasi disini dapat diartikan dalam
konteks atau situasi lain.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
54
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
obyek yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
norma-norma yang berlaku dimasayarakat.
1. Sikap
1. Pengertian
Sikap adalah merupkan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan reaksi
terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap obyek (Notoatmodjo, 2003).
Sikap merupakan hubungan komponen-komponen kognitif,
afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,
merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek (Azwar, 2011).
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
55
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2011), ada bebrapa faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain :
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi akan ikut membentuk dan
mempegaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman terjadi dalam situasi
yang melibatkan emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Seseorang yang dianggap penting seperti orang tua, teman
sebaya, teman dekat, dan lain-lain akan banyak mempengaruhi
pembentukan sikap seseorang.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan akan mewarnai sikap dalam masyarakat dan
memberikan corak pengalaman individu pada kelompok
masyarakatnya.
d. Media masa
Dalam penyampaian informasi, media masa membawa
pesan-pesan yang berisi yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Dengan adanya informasi baru akan memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
56
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu
sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu.
f. Pengaruh factor emosional
Selain ditentukan oleh lingkungan sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
3. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2010) sikap terdiri dari beberapa tingkat:
a. Menerima (receiving) , diartikan orang mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding), merupakan memberi jawaban
apabila di tanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing), menghargai diartikan subyek atau
seseorang memberikan nilai yang positif terhadap obyek atau
stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespon.
d. Bertanggung jawab (responsible), sikap yang paling tinggi
adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
57
dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi.
2. Kerangka teori
Gambar 2.1 Kerangka teori modifikasi (teori SOR dalam Notoatmodjo, 2010 )
Bloom, 1908, Roesli, 2001, Nursalam & Efendy, 2009.
3. Kerangka konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Kelompokkontrol
KelompokperlakuanIbu yang
memilkibayi (0-12 bulan)
PengukuranI Pretes
PengukuranI Pretes
Pendidikankesehatan:demonstrasi
Tidak diberiPendidikankesehatan:demonstrasi
PengukuranII Posts test
PengukuranII Posts tets
DiBandingkan
Pendidikankesehatan:demonstrasi
Pijat bayi:Pengertian,Manfaat,Factor-faktoryangdiperhatikandalam pijatbayi, Urutancara pijat bayi
Perilaku dibagimenjadi 3 domain:1. Pengetahuan2. Sikap
3. psikomotor
Stimulus organisme1. Perhatian2. Pengertian3. Penerimaan
1. Pengetahuan2. Sikap
Respon:PerubahanpengetahuandanPerubahansikap
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
58
4. Hipotesa
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah metode
demonstrasi efektif meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap ibu
tentang pijat bayi.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan..., Dewi Nila Santika, Keperawatan S1 UMP, 2014
top related