the relationship between nutritional status and age …
Post on 29-Oct-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF
MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL
MUKMININ MAKASSAR
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
NUR HARDIANTI HASTI
NIM 10542 0408 12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF
MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL
MUKMININ MAKASSAR
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
NUR HARDIANTI HASTI
NIM 10542 0408 12
Skripsi ini diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Fakultas Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur Hardianti Hasti
Tempat, Tanggal Lahir : Rappang, 8 Desember 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Melati 1 no.25 Sungguminasa, Gowa
Orang tua
Ayah : Hasanuddin, SP
Ibu : Munarti, S.Pd, M.Pd
Saudara
Kakak : Budiman Hasti Mareng
Adik : Ismail Hasti
Nurjannah Hasti
Riwayat Pendidikan
a. SDN 225 Peneki (Tahun Lulus 2006)
b. SMP Negeri 1 Takkalalla (Tahun Lulus 2009)
c. SMA Negeri 1 Takkalalla (Tahun Lulus 2012)
Riwayat Organisasi
a. Anggota MAC FK UNISMUH
b. Pengurus IMM FK UNISMUH (2014-2015)
i
FACULTY OF MEDICINEMUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY
Skripsi, May 2016
NUR HARDIANTI HASTI WIWIEK DEWIYANTI HABAR
“THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ MAKASSAR ”(xii + 49 pages + 17 indexes)
ABSTRACT
BACKGROUND: Puberty is point of sexual maturity accesion in girls by the time when menarche happen. Menarche age will be normal occurs around 12-14 years old. In Indonesia, according to Riskesdas 2010 show that from respondent report, average of menarche age is 13 years old (20%) with early incidence less then 9 years old. Menarche can be influence by genetic factors and also external factors such as weather, chronic diseases, direct exposure to sunlight, unhealthy dietary, stress, and physocology factors.PURPOSE: To determine the relationship between nutritional status and age menarche in student at Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.METHOD: This study uses analytical observational method with cross sectional approach. The samples are girls student that have menstrual period. Sampling technique is purposive sampling technique with the subject of respondents are 99 respondents.RESULT: According to analysis with Chi-Square test obtain the p-value < 0,006 then Ha accepted, that means there is a significant relation between nutritonal status with menarche age in Pondok Pesantren Ummul Mukminin Makassar.CONCLUSION: There is a significant relation between nutritonal status and menarche age in Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar, because a good nutritional status may impact an early menarcheKey Words: Nutritional status, menarche
ii
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, Mei 2016
NUR HARDIANTI HASTI WIWIEK DEWIYANTI HABAR
“HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ MAKASSAR”(xii + 49 halaman + 17 lampiran)
ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan yaitu dengan terjadinya menarche. Usia menarchedapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun. Di Indonesia, hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa dari laporan responden yang sudah mengalami haid, rata-rata usia menarche adalah 13 tahun (20%) dengan kejadian lebih awal terjadi pada usia kurang dari 9 tahun. Menarche dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor eksternal seperti cuaca, penyakit kronis, sinar matahari. Selain itu, faktor diet yang tidak sehat, stress atau faktor psikologis juga turut berperan.TUJUAN: Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar .METODE: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian adalah siswi yang telah mengalami menarche. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian 99 responden.HASIL: Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square Test didapatkan p-value 0,006 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.KESIMPULAN: Terdapat hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar. Hal ini dikarenakan keadaan status gizi yang baik memungkinkan terjadinya menarche yang lebih dini.Kata Kunci: Status gizi, menarche
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Tugas Akhir Skripsi ini
dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.
Skripsi berjudul “Hubungan antara Status Gizi dan Usia Menarche pada
siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar” ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi menempuh jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna adanya dan
memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Wiwiek Dewiyanti Habar, Sp.KK, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan sejak
penyusunan proposal hingga penulisan skripsi selesai.
2. dr. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA(K) selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar.
iv
3. Kedua orang tua penulis yang dicintai Hasanuddin dan Munarti, beserta
kakak dan adekku yang kucintai, yang telah memberikan semangat, doa,
moral dan material kepada penulis selama penulisan skripsi ini berlangsung.
4. dr. Dara Ugi, M.Kes selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan
bantuan dan ilmu yang tiada henti kepada penulis.
5. Juliani Ibrahim, Ph.D selaku dosen metodologi penelitian dan koordinator
penelitian yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi.
6. Staf dan para dosen Fakultas Kedokteran yang telah memberikan bantuan dan
ilmu yang tiada henti kepada penulis.
7. Sahabat dan teman-teman Jagoan Neon, Alfiani Nur, Andi Nur Tenri Ratu
Palar, Fristya Langkole, Kurnia Amaliah Hambali, Windyani Hardi, Fernizha
Mentari, Irda Nurdin, Isriana, Fadhliani Kartono yang selalu menyemangati
dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman kelompok bimbingan, Isriana, Utami Wahyuningsih dan Nurul
Isra Ridwan yang selalu kompak dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada guru-guru dan staf di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi dan kepada
siswi-siswi selaku responden pada penelitian ini.
10. Keluarga besar Trigeminus yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu atas
dorongan semangat dan doanya masing-masing atas selesainya skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga segala bantuan yang
telah diberikan sebagai amal sholeh senantiasa mendapat ridho Allah SWT.
v
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini belum
sempurna adanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan sehingga skripsi
penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, Mei 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT ........................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ........................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. RumusanMasalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
A. Haid .................................................................................................... 6
B. Menarche ............................................................................................ 7
vii
C .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menarche .................................... 8
D. Status Gizi .......................................................................................... 11
E. Penilaian Status Gizi ........................................................................... 11
F. Hubungan Status Gizi berdasarkan IMT dengan Usia Menarche ......... 20
G. Kerangka Teori ................................................................................... 22
BAB III KERANGKA KONSEP .......................................................... 23
A. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 23
B. Definisi Operasional ........................................................................... 23
C. Hipotesis ............................................................................................. 25
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................... 26
A. Desain Penelitian ................................................................................ 26
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 26
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 27
D. Besar Sampel dan Rumus Sampel ....................................................... 27
E. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 28
F. Pengumpulan Data .............................................................................. 28
G. Pengolahan dan Penyajian Data .......................................................... 29
H. Analisis Data ...................................................................................... 30
I. Etika Penelitian .................................................................................... 32
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................. 33
A. Gambaran Umum Populasi dan Sampel .............................................. 33
B. Deskripsi Karakteristik Responden ..................................................... 33
C. Analisis Univariat ............................................................................... 34
viii
D. Analisis Bivariat ................................................................................. 35
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................... 37
A. Usia Menarche pada Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Makassar ........................................................................... 37
B. Status Giz pada Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar ............................................................................................ 38
C. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche ..................................... 40
BAB VII TINJAUAN KEISLAMAN .................................................... 42
A. Status Gizi dalam Pandangan Islam .................................................... 42
B. Menarche dalam Pandangan Islam ...................................................... 43
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 48
A. Kesimpulan ........................................................................................ 48
B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel II.1.Status gizi berdasarkan indeks antropometri ............................. 16
Tabel II.2.Klasifikasi IMT/U (NCHS dalam Mayoclinic, 2007) ............... 17
Tabel II.3. Klasifikasi IMT/U anak perempuan umur 5-8 tahun
(WHO, 2005) ......................................................................... 17
Tabel III.1.Klasifikasi IMT/U anak perempuan umur 5-8 tahun ........................ 24
Tabel V.1.Distribusi responden berdasarkan umur responden .................. 34
Tabel V.2.Distribusi responden berdasarkan usia menarche dan
status gizi ................................................................................ 35
Tabel V.3.Hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi
Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar ........... 36
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Kerangka teori .................................................................... 22
Gambar III.1 Kerangka konsep ................................................................ 23
xi
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
1. WHO : World Health Organization.
2. IMT : Indeks Massa Tubuh.
3. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Tabel Induk
Lampiran 4 Hasil Analisis
Lampiran 5 Buku Antropometri
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pubertas adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa melibatkan perubahan-perubahan fisiologi dan psikologi. Di dalam
masa pubertas akan terjadi pertumbuhan karakteristik seks sekunder dan
dicapainya kemampuan reproduksi seks. Pertumbuhan organ seks sekunder
dapat ditandai dengan pembesaran payudara (thelarche) dimulai pada usia rata-
rata 10,5 tahun, tumbuhnya rambut ketiakdan alat kemaluan (adrenarche)
dimulai pada usia rata-rata 11 tahun, adanya jerawat, bau badan yang
menyengat, pinggul membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ
vital yang siap dibuahi.1-3
Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada
anak perempuan yaitu dengan terjadinya menarche. Menarche merupakan
menstruasi yang pertama kali dialami wanita, dimana secara fisik ditandai
dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan endometrium.
Menarche terjadi pada periode pertengahan pubertas atau yang biasa terjadi 6
bulan setelah mencapai puncak percepatan pertumbuhan. Usia menarche
bervariasi pada setiap individu dan wilayah tempat tinggal. Usia menarche
dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun.3-4
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Inggris rata-rata usia
menarche 13,1 tahun dan pada suku Bundi di Papua Nugini rata-rata usia
2
menarche adalah 18,8 tahun.4 Di Indonesia, hasil Riskesdas 2010 menunjukkan
bahwa dari laporan responden yang sudah mengalami haid, rata-rata usia
menarche adalah 13 tahun (20%) dengan kejadian lebih awal pada usia kurang
dari 9 tahun. Secara nasional, pada 37,5% anak Indonesia didapatkan rata-rata
usia menarche 13-14 tahun. Di Yogyakarta, rata-rata usiamenarche antara 13-
14 tahun.5
Menarche dipengaruhi oleh faktor genetik juga faktor eksternal seperti
cuaca, penyakit kronis, sinar matahari, sedangkan faktor diet yang tidak sehat,
stress atau faktor psikologis juga turut berperan. Secara khusus umur menarche
didapatkan lebih awal pada anak obesitas (lebih dari 30% di atas berat normal
untuk umur). Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa usia menarche di
bawah 12 tahun berhubungan dengan risiko terkena kanker payudara, obesitas
abdominal, resistensi insulin, penumpukan lemak dalam jaringan adiposa,
risiko penyakit kardiovaskular dan hipertensi. Sedangkan tertundanya
menarche sering disebabkan malnutrisi berat.2,4
Masalah gizi pada hakikatnya merupakan masalah kesehatan
masyarakat namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
gizi adalah multifaktor. Oleh karena itu, pendekatan penanggulangannya harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait. Menyadari hal itu, peningkatan status
gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota
masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya.6
3
Dari beberapa penelitian sejak 100 tahun terakhir menunjukkan
bahwa ada kecenderungan semakin cepatnya remaja mengalami menarche.
Pada tahun 1860 rata-rata usia remaja mengalami menarche 16 tahun 8 bulan.
Dan pada tahun 1975 umur menarche 12 tahun 3 bulan. Adanya penurunan
umur menarche karena adanya perbaikan gizi, perbaikan pelayanan kesehatan
dan lingkungan masyarakat. Semakin cepat seseorang menarchetentu semakin
cepat pula ia memasuki masa reproduksi. 7
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa status gizi mempengaruhi
usia menarche seseorang. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nora Al-Awadhi dkk.diKuwait, rata-rata usia saat menarche adalah 12,41
tahun. Ada hubungan yang signifikan antara usia saat menarche dengan
obesitas atau overweight. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Septia
Wahyuni pada siswi MTs N Tangerang II Pamulang, rata-rata usia menarche
adalah 11,68 tahun. Terdapat hubungan status gizi dengan usia menarche.8
Adapun pemilihan tempat penelitian di tingkat SMP karena usia rata-
rata menarche remaja di Indonesia adalah 13-14 tahun. Pada usia ini remaja
berada pada jenjang SMP/MTs. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara status
gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara
4
status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi
Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui prevalensi usia menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
b. Untuk mengetahui prevalensi status gizi berdasarkan indeks massa tubuh
pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
c. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan usia menarche pada
siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berguna sebagai bahan pembelajaran berkaitan
dengan hal-hal mengenai status gizi dan usia menarche remaja.
2. Bagi Tempat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini sangat berguna sebagai bahan evaluasi
untuk lebih memperhatikan status gizi siswi dan dapat dijadikan tempat
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja.
5
3. Bagi Subjek Penelitian
Penelitian ini dapat berguna sebagai informasi untuk mengetahui
keadaan status gizi siswi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk penelitian-
penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Haid
Pada pengertian klinik, haid dinilai berdasarkan tiga hal. Pertama,
siklus haid yaitu jarak antara hari pertama haid dengan hari pertama haid
berikutnya. Kedua, lama haid yaitu jarak dari hari pertama haid sampai
perdarahan haid berhenti dan ketiga jumlah darah yang keluar selama satu kali
haid. Haid dikatakan normal bila didapatkan siklus haid, tidak kurang dari 24
hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, lama haid 3-7 hari, dengan jumlah darah
selama haid tidak melebihi 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali per hari.2
Fase haid adalah fase paling jelas, ditandai oleh pengeluaran darah dan
sisa endometrium dari vagina. Hari pertama haid dianggap sebagai permulaan
siklus baru. Saat ini bersamaan dengan pengakhiran fase luteal ovarium dan
dimulainya fase folikular. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak
terjadi fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan selama siklus
sebelumnya, kadar progesteron dan estrogen darah turun tajam. Karena efek
akhir progesteron dan estrogen adalah mempersiapkan endometrium untuk
implantasi ovum yang dibuahi maka terhentinya sekresi kedua hormon ini
menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskular dan nutrien ini
kehilangan hormon-hormon penunjangnya.9
Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang pembebasan suatu
prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh
7
endometrium, menghambat aliran darah ke endometrium. Penurunan
penyaluran 02 yang terjadi kemudian menyebabkan kematian endometrium,
termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan
pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen
uterus. Sebagian besar lapisan dalam uterus terlepas selama haid kecuali
sebuah lapisan yang tipis berupa sel epitel dan kelenjar, yang menjadi asal
regenerasi endometrium. Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang
kontraksi ritmik ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu
mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus keluar melalui
vagina sebagai darah haid.9
Siklus haid teratur tidak terjadi pada remaja atau wanita lanjut usia, tetapi
karena sebab yang berbeda. Sistem reproduksi wanita tetap inaktif dari lahir
hingga pubertas, yang terjadi pada usia sekitar 12 tahun ketika aktivitas
Gonadotropin-ReleasingHormone (GnRH) hipothalamus meningkat untuk
pertama kali. Gonadotropin-ReleasingHormone (GnRH) mulai merangsang
pelepasan hormon-hormon gonadotropik hipofisis anterior, yang selanjutnya
merangsang aktivitas ovarium. Sekresi estrogen oleh ovarium yang aktif
memicu pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta
perkembangan karakteristik seks sekunder wanita.9
B. Menarche
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang
usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum
memasuki masa reproduksi. Definisi menarche menurut Hinchiff (1999) adalah
8
periode menstruasi yang pertama terjadi pada masa pubertas. Sedangkan
menurut Pearce (1999) menarche diartikan sebagai permulaan menstruasi pada
seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada usia 11 samapai
14 tahun. Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita
yang menunjukkan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat oleh
hipothalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Usia saat
seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi.
Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang
pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat ia
mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang usia 8 tahun sudah mulai
memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasi pun dapat
terjadi.3,10
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menarche
Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche sebagai berikut:
1. Faktor genetik dan ras
Usia menarche dipengaruhi oleh herediter tetapi penentu genetik
spesifik yang berperan masih belum diketahui. Bukti adanya pengaruh
genetik terhadap usia menarche adalah studi yag menunjukkan bahwa usia
ibu saat menarche dapat digunakan untuk memprediksi usia anak saat
menarche. Studi Genome Wide Association (GWA) yang terbaru
dilakukan untuk mengidentifikasi varian yang umum yang berhubungan
dengan waktu terjadinya pubertas. Untuk usia saat menarche hanya satu
polimorfisme nukleotida yang berarti dalam statistik, rs314276 di intron
9
dari LIN28B pada kromosom 6. Tiap alel berhubungan dengan
usiamenarche yang lebih awal sebanyak 0,12 tahun.3
Dalam penelitian didapatkan perbedaan rata-rata umur menarche
pada ras yang berbeda. Remaja perempuan yang berkulit hitam berusia
lebih muda jika dibandingkan dengan remaja perempuan berkulit putih
pada tahap perkembangan payudara, rambut pubik, dan menarche yang
sama. Para peneliti mendapatkan lebih dari 40% anak perempuan kulit
hitam mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahundibandingkan
anak perempuan berkulit putih.4
2. Faktor gizi
Gizi yang lebih baik dianggap sebagai faktor kesehatan umum
yang terpenting. Waktu pubertas mungkin bergantung pada pencapaian
berat badan kritis, rasio kritis jaringan adiposa terhadap massa tubuh yang
tidak berlemak dan tingkat tertentu dari maturitas tulang. Penurunan kalori
kronis menurunkan sekresi FSH dan LH. Apabila terjadi kurang gizi, berat
badan rendah atau diet ketat dapat menunda terjadinya pubertas atau
perkembangan menjadi lambat. Sedangkan remaja putri yang mengalami
obesitas sedang, menarche menjadi lebih awal dan pubertas menjadi lebih
cepat. Diabetes juga dihubungkan dengan pubertas yang lebih awal.8
3. Kesehatan umum
Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak
perempuan seperti penyakit kronis maupun cacat kongenital, terutama
10
yang mempengaruhi masukan makanan dan oksigenasi jaringan dapat
memperlambat menarche dan demikian pula obat-obatan.2
4. Sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi seperti tempat tinggal di kota/pedesaan,
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan orang tua, juga dapat
mempengaruhi perkembangan pubertas. Remaja perempuan dari status
ekonomi yang tinggi mengalami menarche lebih cepat, jika dibandingkan
dengan remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah.8
5. Lingkungan
Rangsangan-rangsangan yang kuat dari luar, misalnya berupa film-
film seks (bluefilm), buku-buku bacaan dan majalah-majalah bergambar
seks, godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara langsung
terhadap perbuatan seksual atau coitus masuk ke pusat pancaindera
diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut pubertas
inhibitor.8
Rangsangan yang terus-menerus, kemudian menuju hipothalamus
dan selanjutnya menuju hipofisis pars anterior, melalui sistem portal.
Hipofisis anterior mengeluarkan hormon spesifik. Kelenjar indung telur
memproduksi hormon estrogen dan progesteron.8
Hormon spesifik yang dikeluarkan kelenjar indung telur
memberikan umpan balik ke pusat pancaindera otak serta kelenjar induk
hipothalamus dan hipofisis, sehingga mengeluarkan hormon berfluktuasi.
11
Dengan dikeluarkannya hormon tersebut mempengaruhi kematangan
organ-organ reproduksi.8
D. Status gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya
manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan gizi
masyarakat. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,
penyerapan dan penggunaan makanan. Status gizi adalah keadaan kesehatan
yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang
diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara
antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan
indeks BB/U, TB/U, BB/TB. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan nutriture dalam
bentuk variabel tertentu.6
E. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian secara langsung dan
penilaian status gizi secara tidak langsung.
1. Penilaian Status Gizi secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4
penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.6
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
12
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.6
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak,
otot dan jumlah air dalam tubuh.6
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah
(1) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita
lingkar lengan atas, mikrotia.
(2) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif.
(3) Pengukuran bukan dilakukan dengan tenaga khusus
profesional, juga tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
(4) Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak
memerlukan bahan-bahan lainnya.
(5) Hasilnya mudah disimpulkan karena memiliki ambang batas
(cut off points) dan baku rujukan yang pasti.
(6) Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara
menggunakan antropometri sebagai metode untuk mengukur
status gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan status gizi.
Uraian mengenai keunggulan antropometri sebagai berikut:6
(1) Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam
jumlah sampel yang besar.
13
(2) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan
oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu yang singkat dapat
melakukan pengukuran antropometri.
(3) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan
dibuat di daerah setempat.
(4) Metode ini tepat dan akurat.
(5) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa
lampau.
(6) Umumnya untuk mengidentifikasi status gizi sedang, kurang,
dan gizi buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.
(7) Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan
kelompok yang rawan terhadap gizi.
Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara
antropometri, terdapat pula beberapa kelemahan sebagai berikut:6
(1) Tidak sensitif. Tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu.
(2) Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan sumber energi) dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran antropometri.
(3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
antropometri gizi.
14
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari
tubuh manusia antara lain umur, berat badan dan tinggi badan.6
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.
Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan pengukuran umur yang tepat.6
Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-
perubahan yang mendadak, misalnya karena infeksi, menurunnya nafsu
makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam
keadaan normal, dimana kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertumbuhan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal,
terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat
berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan
karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur
digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi. Mengingat
karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini. Kelebihan indeks BB/U,
yaitu lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik
untuk mengukur status gizi akut maupun kronis dan sensitif terhadap
perubahan-perubahan kecil. Adapun kelemahan indeks BB/U, yaitu dapat
15
menyebabkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema
ataupun asites, di daerah terpencil dan tradisional umur sulit ditaksir
karena pencatatan yang masih belum baik, dan memerlukan data yang
akurat terutama anak dibawah 5 tahun.6
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat
badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam
jangka waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi gizi terhadap tinggi badan
akan tampak pada waktu relatif lama. Kelebihan TB/U yaitu, indikator
yang baik untuk mengetahui kekurangan gizi pada waktu lampau,
pengukuran objektif bila diulang memberikan hasil yang sama, peralatan
dapat dibawa kemana- mana, dan paling baik untuk anak berusia di atas 2
tahun. Adapun kelemahan TB/U, yaitu dalam menilai hasil intervensi
harus disertai indikator lain seperti BB/U karena panjang badan tidak
banyak terjadi pada waktu yang singkat, membutuhkan beberapa teknik
pengukuran, dan lebih sulit dilakukan secara teliti oleh petugas yang
belum berpengalaman.6
Indeks massa tubuh adalah rasio antara berat badan dengan tinggi
badan kuadrat. Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi
badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan berat badan dengan kecepatan tertentu. Indeks
BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini.6
16
Dari berbagai jenis indeks tersebut, untuk menginterpretasikan
dibutuhkan penentuan ambang batas, penentuan ambang batas diperlukan
kesepakatan ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan ke dalam 3 cara yaitu
persen terhadap median, persentil dan standar deviasi unit.6
(1) Persen terhadap Median
Median adalah nilai tengah dari populasi. Dalam antropometri gizi
median sama dengan persentil 50.6
Tabel II.1 Status gizi berdasarkan indeks antropometri
Status gizi
Indeks
BB/U TB/U BB/TB
Gizi baik >80% >90% >90%Gizi
sedang71-80% 81-90% 81-90%
Gizikurang
61-70% 71-80% 71-80%
Gizi buruk
<60%<70% <70%
(2) Persentil
Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen
terhadap median, akhirnya memilih cara persentil. Persentil 50 sama
dengan median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada diatasnya
dan setengahnya berada dibawahnya. National Centre for Health
Statistic (NCHS) merekomendasikan persentil ke-5 sebagai status gizi
baik dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih baik dan
gizi baik.6
17
Tabel II.2 Klasifikasi IMT/U (NCHS dalam Mayoclinic, 2007)Kategori status gizi Ambang batas (z-score)
Sangat kurus <-3 SDKurus -3 SD sampai dengan <-2 SDNormal -2 SD sampai dengan 1 SDGemuk >1 SD sampai dengan 2 SDObesitas >2 SD
(3) Standar deviasi unit (SD)
Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan
menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau
pertumbuhan.6
Berikut ini adalah tabel kategori status gizi berdasarkan cara
perhitungan Z-Score:
Tabel II.3 Klasifikasi IMT/U anak perempuan umur 5-18 tahun (WHO, 2005)
Kategori status gizi Ambang batas (z-score)Sangat kurus <-3 SDKurus -3 SD sampai dengan <-2 SDNormal -2 SD sampai dengan 1 SDGemuk >1 SD sampai dengan 2 SDObesitas >2 SD
b. Klinis
Metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.6
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat.
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis
18
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit.6
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.6
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis
yang kurang spesifik, maka penentuan kimiafaal dapat menolong untuk
menentukan kekurangan status gizi yang spesifik.6
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan dan struktur dari jaringan.6
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.6
2. Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3
yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
19
a. Survei Konsumsi
Survei konsumsi pangan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan zat gizi yang
dikonsumsi.6
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga,
dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
zat gizi.6
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu
dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.6
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator
tidak langsung untuk pengukuran status gizi masyarakat.6
c. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat bergantung dari
keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan intervensi gizi.6
20
F. Hubungan Status Gizi berdasarkan IMT dengan UsiaMenarche
Berbagai kajian menunjukkan bahwa ukuran tubuh seseorang, dengan
indikator indeks massa tubuh (IMT) maupun berat badan berperan pada
mulainya pubertas seseorang. Menarche disepakati sebagai tanda mulainya
pubertas, meskipun berbagai perubahan fisik, jasmani, dan perubahan sistem
hormon tubuh mendahului proses tersebut. Menarche terjadi bila produksi
estrogen dari folikel ovarium telah mencukupi untuk pertumbuhan dan
pelepasan endometrium.11
Menarche secara individual sangat berkaitan dengan berat badan
seseorang. Menarche didahului signal waktu terjadi pada hipothalamus,
kelenjar pituitari depan mensekresi gonadotropin, selanjutnya merangsang
produksi hormon steroid seksual dari kelenjar gonad dan menyebabkan
perubahan sistem reproduksi ke arah pubertas dan kematangan seksual.
Semuanya ini didorong oleh peningkatan sekresi hormon yang merangsang
pelepasan gonadotropin Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH). Pada
wanita gizi kurang (undenourished women) dapat terjadi perlambatan pubertas
(amenorhea) dan atau siklus reproduksi an-ovulatoir.11
Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan puncak kurva
kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor
tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur
menarche ibu dengan anak perempuannya, dan lebih erat lagi antara umur
menarche perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah
status gizi, perempuan gemuk akan mendapat menarche lebih awal daripada
21
yang kurus. Seorang penderita penyakit kronik yang mengganggu status gizi
atau oksigenasi jaringan akan menghambat pola maturasi pubertas terutama
waktu menarche. Kematangan seksual wanita lebih tergantung pada tumbuh
kembang dan ukuran tubuh dibandingkan usia kronologis, dimana faktor gizi
(status gizi sebagai refleksi keseimbangan asupan dan pemenuhan kebutuhan
tubuh) sebagai regulator. Dari pengamatan nampak bahwa anak-anak yang
mengalami pubertas lebih awal biasanya lebih tinggi serta lebih berat
dibandingkan dengan rekan seusianya. Jaringan lemak tubuh juga penting
dalam memproduksi dan memetabolisme hormon steroid yang mempengaruhi
awal pubertas.11
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada perempuan yang
mendapat menstruasi pertama lebih dini, perempuan tersebut cenderung lebih
berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan
perempuan lain yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada
perempuan yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih kecil daripada yang
sudah menstruasi yang sama, walaupun tinggi badan perempuan sama. Pada
umumnya, seorang perempuan menjadi matang lebih dini akan memiliki indeks
massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat
memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.12
22
G. Kerangka Teori
Gambar.II.1
Status Gizi
Usia Menarche RasGenetik
Faktor Lingkungan Sosial ekonomiKesehatan Umum
23
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.Kerangka Konsep
Gambar.III.1
B. Definisi Operasional
1. Status Gizi
a. Definisi
Tingkat kesehatan siswi yang diukur dengan indikator indeks massa
tubuh (IMT) berdasarkan standar baku WH0 2005.
b. Cara ukur
Pengukuran berat badan dan tinggi badan responden menggunakan
timbangan berat badan dan microtowel. Kemudian hasil dimasukkan ke
dalam rumus:
IMT = beratbadan(kg)tinggibadan(m)Setelah itu, hasil pengukuran berdasarkan IMT dimasukkan ke dalam tabel
IMT/U.
Status gizi Usia Menarche
Variabel independen Variabel dependen
24
Tabel III.1 Klasifikasi IMT/U Anak perempuan umur 5-18 tahun (WHO, 2005)
Kategori status gizi Ambang batas (z-score)Sangat kurus <-3 SDKurus -3 SD sampai dengan <-2 SDNormal -2 SD sampai dengan 1 SDGemuk >1 SD sampai dengan 2 SDObesitas >2 SD
c. Skala ukur
Skala ordinal
d. Hasil ukur:
Status gizi dikatakan normal bila hasil pengukuran berdasarkan IMT
berada pada -2 SD sampai dengan 1 SD.
e. Kriteria Objektif
Normal : -2 SD sampai dengan 1 SD
Lebih :> 1 SD
2.Usia Menarche
a. Definisi
Usia pertama kali haid yang dialami oleh perempuan dalam satuan tahun.
b. Cara ukur
Responden mengisi kuesioner sesuai dengan usia waktu pertama kali haid.
c. Skala ukur
Skala ordinal
d. Hasil ukur
Usia menarche dikatakan normal bila usia responden berkisar 12-14 tahun.
25
e. Kriteria Objektif
Cepat: <12 tahun
Normal: 12-14 tahun
C. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Null (H0)
Tidak ada hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi
Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross
sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang
pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat
(sekali waktu). Rancangan penelitian ini juga biasa disebut rancangan potong
silang atau lintas bagian.13
Desain cross sectional merupakan suatu penelitian dimana variabel-
variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Studi cross sectional disebut
sebagai studi prevalensi atau survey, merupakan studi yang sederhana yang
sering dilakukan. Dimana dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren
Puteri Ummul Mukminin Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar, Jln. Perintis Kemerdekaan KM 17, Makassar, Sulawesi Selatan.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2016.
27
C . Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi yaitu seluruh siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Makassar.
2.Sampel
a. Kriteria Inklusi
(1) Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar yang telah
mengalami menarche.
(2) Siswi yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
(1) Siswi yang tidak hadir saat pengukuran dilakukan.
(2) Siswi yang menderita penyakit kronis.
D. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel
Rumus mencari besar sampel penelitian ini adalah
= Za 2 + Zβ P1Q1 + p2q21 − 2
Keterangan :
Zα2 :kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5 % jadi deviat baku alfa =1,960
Zb : kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20 % jadi deviat baku beta
=0,842
P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0.375
Q2 : 1- P2 = 1-0.375 = 0,625
P1 : Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement
28
peneliti = P2 + 0.2= 0,375+0,2=0,575
Q1 : 1-P1 = 1- 0.575= 0.425
P Proporsi total = P1+P2= 0.575+0.375 = 0.475
2 2
Q 1-P = 1- 0.475 = 0.525
Maka :
= 1.960√2 × 0.475 × 0.525 + 0.842√0.575 × 0.425 + 0.375 × 0.6250.575 − 0.375= . .
. = .
. = 9.8= 97
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 97
responden.
E.Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik
purposive sampling.
F. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diambil adalah data primer dimana peneliti
melakukan pengukuran langsung kepada responden meliputi pengukuran
berat badan dan tinggi badan.
29
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, timbangan
berat badan, meteran tinggi badan dan tabel IMT/U.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung
kepada siswi. Observasi tersebut dilakukan dengan melakukan pengukuran
berat badan dan tinggi badan terhadap responden.
G. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah
dengan menggunakan program statistik di perangkat komputer melalui
prosedur seperti berikut:
a. Editing
Editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban menjadi
lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan
atau ketidaksengajaan kesalahan pengisian dapat segera dilengkapi atau
disempurnakan. Editing dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan
data, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang
dikumpulkan.
b. Coding
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
30
dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau
identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
c. Entry (Penginputan Data)
Pada tahap ini dilakukan pemasukan data-data yang sudah
dikumpulkan kedalam program komputer untuk proses analisis.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan data untuk
mengidentifikasi dan menghindari kesalahan sebelum data dianalisa.
Proses cleaning diawali dengan menghilangkan data yang tidak
lengkap.
2. Penyajian Data
Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, tabel,
distribusi frekuensi disertai interpretasi.
H. Analisis Data
1. Analisis univariat
Adalah analisis yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui gambaran data
yang dikumpulkan misalnya dalam bentuk distribusi frekuensi.13
2. Analisis bivariat
Adalah analisis yang dilakukan terhadap hubungan antara dua
variabel yaitu variabel dependen dan independen dalam bentuk tabulasi
silang dengan menggunakan program statistik.13
31
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square yaitu
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan melihat besarnya p-value. Apabila
p-value kurang dari 0,05 berarti hubungan tersebut bermakna secara statistik
serta menggunakan uji alternatif lain yaitu Fisher’s Exact Test dan
Kolmogorov-Smirnov Test.13
Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square untuk
mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel bebas
dengan variabel terikat. Dimana rumus dari Chi Square yaitu:
Dimana:
O= Frekuensi nilai yang diamati (Observed value)
E= Frekuensi nilai yang diharapkan (Expected value)
Uji Chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak
digunakan. Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi
responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat
dimana chi-square dapat digunakan yaitu:13
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga actual
count (F0) sebesar 0 (Nol).
2
2 O E
E
32
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (Fh)
kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat
seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka
rumus harus diganti dengan rumus "Fisher Exact Test". Dasar pengambilan
hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu:13
a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.
b. Jika nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.
I. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan persetujuan pihak responden. Responden
diberikan penjelasan secara lisan mengenai tujuan, cara penelitian, dan diberi
kerahasiaan serta dalam pelaksanaannya telah melewati informed consent.
33
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara status gizi dan
usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar. Pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal
1 Maret 2016 di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
Penelitian ini dilakukan secara observasi yaitu dengan mengukur berat badan
dan tinggi badan siswi untuk mengetahui status gizi dan mengisi kuesioner
ringkas untuk mengetahui usia menarche.
Data yang ada dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Setelah
data terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun dalam tabel induk (master
table) dengan menggunakan program komputerisasi. Dari tabel induk
tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program
statistik di perangkat komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi maupun table silang (cross table).
B. Deskripsi Karakterisik Responden
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 99 orang siswa perempuan
yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik
usia dari 99 sampel yang diambil dapat dilihat dalam tabel disertai narasi
sebagai penjelasan tabel sebagai berikut.
34
Tabel V.1 Distribusi responden berdasarkan umur responden
Variabel Jumlah(n) Persentase (%)
Umur
11
12
13
14
15
16
2
27
36
30
3
1
2.0
27.3
36.4
30.3
3.0
1.0
Total 99 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel V.1 diketahui responden dengan umur 11 tahun
yaitu 2 siswi (2.0%), umur 12 tahun yaitu 27 siswi (27.3%), umur 13 tahun
yaitu 36 siswi (36.4%), umur 14 tahun yaitu 30 siswi (30.3%), umur 15 tahun
yaitu 3 siswi (3.0%), dan umur 16 tahun yaitu 1 siswi (1.0%).
C. Analisis Univariat
Adapun hasil penelitian disajikan dalam tabel yang disertai narasi
sebagai penjelasan tabel sebagai berikut:
35
Tabel V.2 Distribusi responden berdasarkan usia menarche dan status gizi
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Usia Menarche
Cepat masa menarche
Normal masa menarche
72
27
72.7
27.3
Status Gizi
Normal
Lebih
67
32
67.7
32.3
Total 99 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel V.2 diatas responden pada penelitian ini melibatkan
99 siswi dengan usia menarche yang cepat yaitu 72 siswi (72.7%), dan usia
menarche yang normal yaitu 27 siswi (27.3%). Responden dengan status gizi
yang normal yaitu 67 siswi (67.7%) dan status gizi yang lebih yaitu 32 siswi
(32.3%).
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen (status gizi) dengan variabel dependen (usia menarche).
36
Tabel V.3 Hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi pondok pesantren puteri ummul mukminin makassar
Status
Gizi
Usia Menarche
Total
PCepat Normal
N % N % N %
Lebih 29 90.6 3 9.4 32 100.0 0,006
Normal 43 64.2 24 35.8 67 100.0
Total 72 27 99 100.0
Data Primer: 2016
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswi yang usia menarche yang
cepat dengan status gizi yang normal yaitu 43 siswi (64.2%) dan status gizi
yang lebih 29 siswi (90.6%). Siswi yang usiamenarche normal dengan status
gizi yang normal yaitu 24 siswi (35.8%) dan status gizi yang lebih yaitu 3
siswi (9.4%).
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square Test
didapatkan p-value 0,006 kurang dari α (0,05) maka Ha diterima, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status gizi dan usia
menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
37
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar dan telah dilakukan
pengolahan data, maka berikut merupakan pembahasan tentang hasil
penelitian yang didapatkan.
A. Usia Menarche pada Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
Pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan diantaranya
perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi,
perubahan intelektual, perubahan bersosialisasi, dan perubahan kematangan
kepribadian termasuk emosi. Pada pertumbuhan kematangan organ
reproduksi pada perempuan diawali datangnya menstruasi yang pertama kali
yang biasa disebut menarche.14 Haid pertama terjadi pada stadium lanjut dari
pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing individu
mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun.15
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa rata-rata
usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar adalah 11,33 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Ilham menunjukkan bahwa siswi di SMP
UNISMUH Makassar rata-rata usia menarche 11,94 tahun. Hal ini
38
dikarenakan, seorang anak perempuan bisa saja sudah dapat mendapat
menstruasi pertama pada usia 8 tahun bahkan bisa juga baru mendapat
menstruasi pada usia 16 tahun. Menstruasi tidak akan terjadi sampai organ
tubuh berperan dalam sistem reproduksi matang dan siap bekerja sama. Usia
untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi. Namun, secara global
perempuan mengalami menstruasi dini disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
bawaan lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan
gizi pada makanan yang dikonsumsi. Tingkat kualitas gizi yang lebih baik
pada masyarakat saat ini memicu menstruasi dini.4,16
B. Status Gizi pada Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
Status gizi adalah keadaan tubuh individu atau masyarakat yang dapat
mencerminkan hasil dari makanan yang dikonsumsi, kemudian dicerna,
diserap, didistribusikan, dimetabolisme dan selanjutnya digunakan atau
disimpan oleh tubuh. Oleh karena itu, status gizi seseorang sangat tergantung
pada zat gizi yang berasal dari makanan. Bagi remaja, makanan merupakan
suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Tidak seimbangnya antara
asupan dan keluaran energi mengakibatkan perubahan berat badan. Pengaruh
39
lingkungan terutama gizi, lebih penting dari pada latar belakang genetik atau
biologis lain terutama dalam masa pertumbuhan.10,17
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa sebagian
besar siswi memiliki status gizi normal dan sebagian kecil siswi memiliki
status gizi berlebih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sri Aminingsih, dkk., menunjukkan bahwa persentase pada
kategori status gizi yang paling tinggi adalah normal dengan jumlah 12
responden (57,1%) dan status gizi paling rendah adalah kategori gizi lebih
yang berjumlah 3 responden (14,3%). Hasil dari data tersebut bisa
disimpulkan bahwa status gizi remaja putri di Desa Brajan Mojosongo
Boyolali tersebut rata-rata tergolong normal meskipun ada beberapa remaja
putri yang mempunyai status gizi dalam kategori kurang dan lebih. Status gizi
yang bervariasi pada remaja putri tersebut dapat terjadi karena kebiasaan
yang dilakukan remaja putri dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya juga
berbeda-beda dan kesenangan remaja putri mengkonsumsi makanan tertentu
juga berbeda-beda.18
Diet yang tidak adekuat adalah masalah yang paling umum dialami
oleh remaja putri. Gizi yang tidak adekuat akan menimbulkan masalah
kesehatan yang mengikuti sepanjang kehidupan. Kekurangan gizi selama
remaja dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, termasuk emosi yang
tidak stabil, keinginan untuk menjadi kurus yang tidak tepat, dan
ketidakstabilan dalam gaya hidup dan lingkungan sosial secara umum.18
40
C. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
Untuk pertumbuhan yang normal, seorang remaja putri memerlukan
kecukupan nutrisi, energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrien yang
menjadi basis pertumbuhan. Makanan yang bergizi tinggi dan berlemak tinggi
berasal dari hewan menyebabkan pertumbuhan berat badan pada remaja putri,
sehingga kadar estrogen meningkat. Kadar hormon yang meningkat ini
nantinya akan mempengaruhi saat menarche dari seorang remaja putri. Usia
menarche cepat adalah <12 tahun.19
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan p-value 0.006
(p=0.05) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status gizi
dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Septia Wahyuni pada siswi MTS N Tangerang II Pamulang yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi antropometri
dengan usiamenarche. Hal ini dikarenakan, keadaan gizi akan mempengaruhi
kesehatan seseorang secara optimal. Apabila keadaan gizi seseorang baik,
maka kesehatannya pun akan baik sehingga tidak terjadi gangguan pada
proses-proses yang terjadi di dalam tubuh. Demikian pula dengan suatu
sistem yang ada di dalam tubuh. Dengan kata lain kesehatan akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kesehatan
yang baik akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang
tidak terhambat, demikian pula sebaliknya. Dengan keadaan status gizi yang
41
baik maka diperoleh keadaan kesehatan tubuh yang optimal sehingga
memungkinkan untuk terjadi menarche lebih dini.20
Dalam penelitian hubungan antara status gizi dan usia menarche pada
siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar terdapat
keterbatasan yaitu, sampel yang didapatkan bersifat homogen (status gizi
tidak mewakili sampel secara umum) dan status gizi yang diukur bukan pada
saat siswi mengalami menarche sehingga dapat mempengaruhi penelitian
karena kemungkinan status gizi siswi mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan status gizi saat menarche.
42
BAB VII
TINJAUAN KEISLAMAN
A. Status Gizi dalam Pandangan Islam
Kebutuhan terhadap makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok
sehari-hari manusia dan makhluk hidup lainnya. Seluruh makhluk hidup pasti
membutuhkan makanan. Makhluk terkecil sekalipun seperti sel tetap
membutuhkan makanan untuk bertahan hidup.21
Pertumbuhan, kemampuan fisik dan psikis serta perilaku manusia
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya. Konsumsi makanan sebagai
salah satu kenikmatan manusia, juga harus memperhatikan prinsip dan
komposisinya yang sesuai. Jika program makanan disusun secara teratur akan
mendapatkan kelezatan makanan sekaligus usia yang panjang. Makanan yang
lezat jika dikonsumsi melebihi batas atau mengandung bahan berbahaya bagi
tubuh akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. 21
Agama Islam sebagai pedoman hidup paling sempurna menjelaskan
dengan gamblang berbagai petunjuk bernilai mengenai makanan dan pola
makanan yang benar. Islam menjelaskan berbagai petunjuk dari mulai
makanan yang bersih, sehat, dan halal hingga tata cara makan dalam berbagai
nash al-Quran dan riwayat. Al-Quran dan hadis menegaskan dampak gizi bagi
moral dan mental umat manusia. Untuk itu, Allah swt dalam al-Quran
43
menegaskan urgensi gizi yang bersih dan sehat bagi jiwa manusia.21 Al-
Quran dalam surat Abasa ayat 24 menegaskan,
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa[80] :24)
Tidak dipungkiri bahwa sesuatu yang paling penting bagi manusia adalah
kesehatan. Hal ini seperti dikatakan oleh sebagian ahli hikmah bahwa
kesehatan adalah mahkota yang bertengger di kepala orang yang masih sehat
dan itu hanya diketahui oleh orang-orang yang sedang sakit. Kesehatan tidak
akan didapatinya kecuali jika ia menggunakan etika agama yang utama,
mengikuti perintahnya, serta menjauhi larangannya. Kesehatan seseorang
sangat ditentukan bagaimana pola makan yang bersangkutan.22 Karenanya,
Allah Swt memerintahkan untuk menjaga pola makan dalam ayat berikut:
“Hai Anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)mesjid, Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (QS Al-A’raf [7]:31).
B. Menarche dalam Pandangan Islam
Dalam wacana hukum Islam, terdapat tiga kategori darah yang keluar dari
rahim yaitu haid, nifas dan istihadhah. Haid secara bahasa berarti mengalir.
Haid adalah darah yang keluar dari rahim wanita melalui kemaluan wanita
dalam kondisi sehat, bukan disebabkan proses melahirkan dalam jangka
44
waktu tertentu. Sebagian besar ulama menyatakan usia baligh wanita itu di
atas 9 tahun menurut perhitungan tahun Kamariah. Jika sebelum itu, maka
tidak dikategorikan sebagai darah haid tapi merupakan darah
penyakit/istihadhah.23
Haid adalah sesuatu yang telah Allah Swt tetapkan atas anak-anak
perempuan keturunan Adam. Rasulullah Saw bersabda;
“Ini adalah suatu perkara yang ditetapkan Allah atas anak-anak perempuan keturunan Adam.” (HR. Bukhari Juz 1:290, Muslim Juz 2: 1213) 24
Seorang wanita ditakdirkan mengeluarkan darah rutin setiap bulan. Darah
yang keluar itu tidak disebabkan sakit, terluka, atau berbekam. Al-Quran
dengan tegas mengatakan bahwa, darah haid merupakan darah kotor yang
keluar setiap bulannya melalui rongga rahim wanita dewasa. Oleh karena itu,
seandainya darah tersebut tidak dikeluarkan kadang-kadang ia akan
menyebabkan kelainan pada rahim, karena darah tersebut banyak
mengandung bakteri.25 Allah swt berfirman sebagai berkut:
45
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah[2]:222)
Untuk diketahui asbabun nuzul (alasan turun) surah Al-Baqarah[2]222
terkait dengan respon hukum yang berlaku pada wanita yang sedang
mengalami menstruasi di zaman jahiliyah. Ada dua pendapat utama yang
dianut masyarakat kala itu. Pendapat pertama berasal dari kalangan Yahudi.
Pendapat ini sangat keras dalam menerapkan hukum pada wanita yang sedang
menstruasi. Wanita yang sedang menstruasi tidak dibenarkan makan bersama,
duduk dalam satu majelis, dan orang lain tidak boleh masuk ke suatu ruangan
yang terdapat wanita yangsedang menstruasi.25
Pendapat kedua, berasal dari kalangan Nasrani. Orang Nasrani tidak
membatasi apapun pada wanita yang sedang menstruasi. Melakukan intim
saja dengan wanita menstruasi juga diperbolehkan. Oleh karena itu,
Rasulullah saw mendapat banyak pertanyaan seputar hal ini. Lalu, turunlah
ayat di atas yang titik penekanannya pada ayat.
“Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidh.” (QS. Al-Baqarah[2]:222)
Usia perdarahan haid pertama kali yang dialami oleh setiap wanita sangat
bervariatif dan umumnya wanita mengalami haid pertama pada usia 12-14
46
tahun. Perdarahan haid merupakan proses alamiah yang dialami oleh wanita
normal pada setiap bulannya. Oleh karena itu, sudah seharusnya bahkan wajib
bagi setiap wanita mengerti dan memahami hukum-hukum yang dibutuhkan
berkenaan dengan masalah haid, istihadhah dan nifas.25
Banyak faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya perdarahan haid pada
wanita remaja, salah satunya adalah karena pengaruh hormon estrogen yang
mempunyai sensitivitas tinggi terhadap lingkungan atau kondisi geografis
dimana seseorang dibesarkan. Wanita yang hidup sering bergaul dengan
lawan jenis, atau yang hidup di daerah tropis, akan mengalami menstruasi
lebih dini daripada wanita yang hanya bergaul dengan sesama jenis atau yang
tinggal di daerah dingin. Faktor lain yang mempunyai andil dalam
mempengaruhi cepat lambatnya menstruasi wanita adalah rumpun bangsa.
Ada wanita yang mengalami haid perdananya pada usia 18 tahun, atau
bahkan 30 tahun.25
Datangnya darah haid bisa diketahui dengan keluarnya darah pada waktu
yang memungkinkan terjadi haid. Sedangkan berhentinya darah haid dapat
diketahui dengan berhentinya darah dan keluarnya cairan berwarna kuning
dan berwarna keruh (kotor kehitam-hitaman). Keluarnya cairan berwarna
putih yang keluar dari rahim saat darah haidh berhenti.24 Hal ini sebagaimana
hadist ‘Aisyah, ia berkata;
47
“Para wanita mengutus seorang kepada Ummul Mu’minin ‘Aisyah dengan membawa kain yang berisikan kapas yang terdapat cairan berwarna kekuningan dari darah haidh. Maka ‘Aisyah berkata, “Janganlah terburu-buru hingga kalian melihat cairan putih.” Yang dimaksud adalah suci dari haidh.” (HR. Baihaqi Juz 1:1486)
48
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara status
gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Makassar adalah 11,33 tahun. Siswi dengan usia menarche
yang cepat lebih banyak dibandingkan siswi dengan usia menarche
yangnormal.
2. Siswi dengan status gizi yang normal lebih banyak dibandingkan siswi
dengan status gizi yang lebih.
3. Adanya hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar, hal ini dikarenakan dengan
keadaan status gizi yang baik memungkinkan terjadinya menarche yang
lebih dini.
49
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa:
1. Pihak sekolah hendaknya memberikan edukasi pentingnya menjaga pola
maka sehingga siswi dapat memahami dampak negatif akibat pola makan
yang tidak teratur.
2. Orang tua harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan seksual anak-anak mereka,
salah satunya faktor gizi.
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Rayburn WF, Carey JC. Obstetri &ginekologi. Jakarta: Widya Medika; 2001
2. Anwar M, editor. Ilmu kandungan. Ed.3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011
3. Proverawati A, Misaroh S. Menarche. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009
4. Susanti A.V. Faktor risiko kejadian menarche dini pada remaja di SMPN 30 Semarang. J Nutrition College. Universitas Diponegoro; 2012. 1(1):386-340
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010
6. Supariasa ID. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC; 2012
7. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rhinika Cipta; 2007
8. Wahyuni S. Hubungan status gizi antropometri dan usia menarche pada siswi MTS N Tangerang II Pamulang tahun2011.[skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2013
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2012
10. Sayogo S. Gizi remaja putri. Jakarta: FKUI; 2011
11. Reswari AA. Hubungan indeks massa tubuh (imt) dengan usia menarche pada siswi sekolah dasar Ngoresan Surakarta. [skripsi]. Universitas Sebelas Maret; 2012
12. Soetjiningsih. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto; 2004
13. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Ed.5. Jakarta: Sagung Seto; 2004
14. Maternity D, Rahayu KR. Hubungan dengan status gizi dengan usia menarche pada siswi SMPN 4 Negeri Agung Way Kanan. Jurnal Dunia Kesmas. Juli 2014; 3(3): 180-184
15. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2012
16. Amaliah N, Pujonart SA. Hubungan status gizi dengan satus menarche pada remaja (10-15 tahun) di Indonesia tahun 2010. Jurnal Kesehatan Reproduksi. April 2013; 4(1): 1-10
17. Marmi. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2014
18. Aminingsih S, Susilowati KA, Suminar IL. Hubungan antarastatus gizi dengan usia menarche pada remaja putri di Desa Brajan Mojosongo Boyolali. Jurnal Kosala. 1 Maret 2015; 3(1): 30-35
19. Beddu S, Mukarramah S, Lestahulu V. Hubungan status gizi dan usia menarche dengan dismenore primer pada remaja putri. J Midwifery. Oktober 2015; 1(1): 16-21
20. Patria A, Puspitasari DR. Hubungan status gizi dengan menarche pada siswi kelas IX di SMP Purnama Desa Palputih Simpang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan Mitra Lampung. Mei 2012; 9(2): 1-7
21. Hilda A. Islam, gizi dan kesehatan. www.academia.edu. Diakses pada tanggal 10 Mei 2016
22. Thalbah H. Ensiklopedia mukjizat al-qur’an dan hadis, pola makan yang sehat, etika makan dan bahaya kenyang, Vol.3. Bekasi: Sapta Sentosa; 2008
23. Jayusman. Permasalahan menarche dini (tinjauan hukum islam terhadap konsep mukallaf). Yudisia. Juni 2014; 5(1): 140-141
24. Kitab Thaharah. Haidh dan nifas. www.10.%20Haidh%20&%20Nifas.pdf. Diakses pada tanggal 11 Mei 2016
25. Thalbah H. Ensiklopedia mukjizat al-qur’an dan hadis, al-qur’an dan hadis berbicara soal menstruasi, Vol.2. Bekasi: Sapta Sentosa; 2008
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan antara
Status Gizi dan Usia Menarche Pada Siswi Pondok Pesantren Puteri
Ummul Mukminin Makassar“. Maka dengan ini saya secara sukarela dan
tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Makassar, Maret 2016
Menyetujui
(…………………………………..)
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama
2. Umur
3. Tanggal Lahir
.
......../........./...............
Tgl/ Bln/ Thn
4. Usia Menarche
5. Berat Badan
.........kg
6. Tinggi Badan
.........cm
7. IMT
LAMPIRAN
TABEL INDUK
N
o
Nama Umur
Usia
menarche
(tahun)
Interpretasi Bb
(kg)
Tb
(cm)
IMT
Kg/m2
Interpretasi
Status gizi
1 DF 12 tahun 6 bulan
11 Cepat 55 144,4
26,8 Lebih
2 DA 12 tahun 5 bulan
11 Cepat 62 149,2
27,85 Lebih
3 FH 12 tahun 7 bulan
11 Cepat 69 159,5
27,01 Lebih
4 RA 13 tahun 3 bulan
12 Cepat 33 146,8
15,31 Normal
5 AN 12 tahun 5 bulan
12 Normal 45 149,5
20,13 Normal
6 AZ 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 57 146 26,7 Lebih
7 DP 12 tahun 1 bulan
11 Cepat 51 158,5
20,3 Normal
8 AY 12 tahun 7 bulan
11 Cepat 38 152,5
16,34 Normal
9 AK 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 65 153 27,88 Lebih
10 HK 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 48 152,3
20,69 Normal
11 MA 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 43 156 17,67 Normal
12 SK 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 38 151,9
16,47 Normal
13 FR 13 tahun 7 bulan
11 Cepat 56 146,3
26,16 Lebih
14 AS 13 tahun 3 bulan
11 Cepat 69 162 26,29 Lebih
15 NA 13 tahun 5 bulan
11 Cepat 64 155,6
26,3 Lebih
16 MS 13 tahun 11 bulan
12 Normal 45 158,8
17,85 Normal
17 AS 12 tahun 1 bulan
12 Normal 39 144,5
18,68 Normal
18 SS 12 tahun 8 bulan
11 Cepat 64 151 28,04 Lebih
19 NA 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 59 153 25,2 Lebih
20 SS 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 44 149 19,82 Normal
21 AM 11 tahun 3 bulan
11 Cepat 49 155,2
20,34 Normal
22 AA 12 tahun 11 bulan
11 Cepat 45 148,6
20,38 Normal
23 NN 11 tahun 2 bulan
10 Cepat 40 155,6
16,52 Normal
24 ZR 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 44 151,5
19,17 Normal
25 AD 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 44 153,6
18,65 Normal
26 NA 12 tahun 1 bulan
11 Cepat 53 157,6
21,34 Normal
27 RS 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 49 157 19,88 Normal
28 AA 12 tahun 6 bulan
11 Cepat 39 156 16,03 Normal
29 AP 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 50 162,5
18,93 Normal
30 RH 13 tahun 1 bulan
11 Cepat 46 156,6
18,76 Normal
31 AD 13 tahun 5 bulan
12 Normal 42 154 17,71 Normal
32 LA 13 tahun 8 bulan
12 Normal 41 151 17,98 Normal
33 NA 12 tahun 10 bulan
11 Cepat 42 158,8
16,66 Normal
34 M 12 tahun 8 bulan
12 Normal 59 151 25,8 Lebih
35 NA 13 tahun 2 bulan
12 Normal 43 151 18,86 Normal
36 NS 13 tahun 7 bulan
12 Normal 44 147 20,36 Normal
37 NK 13 tahun 9 bulan
13 Normal 52 139,5
26,7 Lebih
38 FE 12 tahun 3 bulan
11 Cepat 49 155 20,4 Normal
39 AS 13 tahun 11 bulan
12 Normal 67 158 26,7 Lebih
40 KJ 12 tahun 8 bulan
11 Cepat 42 148,5
19,05 Normal
41 HK 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 48 155 19,98 Normal
42 AR 13 tahun 5 bulan
12 Normal 40 145 19,02 Normal
43 AF 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 54 156 22,19 Normal
44 AZ 12 tahun 6 bulan
11 Cepat 33 147 15,27 Normal
45 LN 12 tahun 5 ulan
11 Cepat 40 149,3
17,95 Normal
46 ZU 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 62 153,5
26,31 Lebih
47 SH 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 45 153,5
19,09 Normal
48 IA 13 tahun 1 bulan
11 Cepat 50 153 21,36 Normal
49 FR 13 tahun 7 bulan
11 Cepat 38 155,5
15,72 Normal
50 NA 13 tahun 2 bulan
11 Cepat 57 145 27,32 Lebih
51 NA 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 60 150 26,8 Lebih
52 NA 13 tahun 7 bulan
13 Normal 44 157,5
17,74 Normal
53 NF 14 tahun 9 bulan
11 Cepat 48 150,7
21,14 Normal
54 MP 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 62 152 26,8 Lebih
55 SZ 14 tahun 3 ulan
11 Cepat 50 160,5
19,41 Normal
56 QA 13 tahun 8 bulan
11 Cepat 48 152,5
20,64 Normal
57 AF 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 35 147,8
16,02 Normal
58 AP 13 tahun 5 bulan
11 Cepat 41 146,4
19,13 Normal
59 RA 13 tahun 2 bulan
12 Normal 34 142,5
16,74 Normal
60 NH 13 tahun 8 bulan
12 Normal 48 150,5
21,19 Normal
61 AA 13 tahun 11 bulan
11 Cepat 46 144,8
21,94 Normal
62 MS 13 tahun 4 bulan
12 Normal 39 147,6
17,9 Normal
63 ED 14 tahun 4 bulan
11 Cepat 65 155,6
26,76 Lebih
64 DW 13 tahun 2 bulan
12 Normal 48 150,9
21,08 Normal
65 AM 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 38 148,6
17,21 Normal
66 SN 14 tahun 9 bulan
11 Cepat 44 152 19,04 Normal
67 DP 13 tahun 5 bulan
11 Cepat 58 147 26,77 Lebih
68 NO 14 tahun 4 bulan
13 Normal 41 144,5
19,64 Normal
69 AM 13 tahun 9 bulan
11 Cepat 66 152,8
28,32 Lebih
70 RM 14 tahun 2 bulan
13 Normal 38 148 17,35 Normal
71 NH 14 tahun 1 bulan
11 Cepat 68 158 27,24 Lebih
72 RA 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 53 142,3
26,34 Lebih
73 AS 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 43 148 19,63 Normal
74 MK 13 tahun 8 bulan
11 Cepat 50 141,8
25,02 Lebih
75 AW 13 tahun 7 bulan
11 Cepat 40 149,5
17,89 Normal
76 WZ 14 tahun 5 bulan
10 Cepat 45 150,5
19,87 Normal
77 KA 14 tahun 8 bulan
12 Normal 40 144,5
19,16 Normal
78 AN 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 60 150 26,8 Lebih
79 NW 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 60 149,5
27,01 Lebih
80 RM 14 tahun 2 bulan
12 Normal 49 154 20,66 Normal
81 AN 14 tahun 1 bulan
11 Cepat 58 144,5
28,01 Lebih
82 HZ 14 tahun 2 bulan
12 Normal 43 149 19,37 Normal
83 SN 16 tahun 9 bulan
11 Cepat 61 150 27,21 Lebih
84 VM 14 tahun 9 bulan
11 Cepat 46 152 19,91 Normal
85 SN 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 45 151 19,4 Normal
86 AA 14 tahun 4 bulan
11 Cepat 62 151 27,25 Lebih
87 KD 14 tahun 6 bulan
12 Normal 49 162 18,67 Normal
88 H 14 tahun 7 bulan
11 Cepat 59 145,5
28,01 Lebih
89 AP 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 59 147,5
27,01 Lebih
90 I 15 tahun 7 bulan
11 Cepat 42 146 19,7 Normal
91 SH 14 tahun 5 bulan
11 Cepat 50 160 19,53 Normal
92 MR 14 tahun 8 bulan
14 Normal 41 144 19,77 Normal
93 NH 14 tahun 4 bulan
12 Normal 47 150 20,89 Normal
94 AF 15 tahun 7 bulan
12 Normal 49 151,5
21,35 Normal
95 AP 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 42 157 17,04 Normal
96 RL 14 tahun 11 bulan
11 Cepat 72 138,5
40,14 Lebih
97 NI 14 tahun 2 bulan
13 Normal 48 155,5
19,85 Normal
98 AS 14 tahun 6 bulan
11 Cepat 63 154 26,45 Lebih
99 MG 15 tahun 5 bulan
12 Normal 39 155 16,23 Normal
LAMPIRAN
HASIL ANALISIS
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
11 2 2,0 2,0 2,0
12 27 27,3 27,3 29,3
13 36 36,4 36,4 65,7
14 30 30,3 30,3 96,0
15 3 3,0 3,0 99,0
16 1 1,0 1,0 100,0
Total 99 100,0 100,0
USIA MENARCHE
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
cepat masa menarche 72 72,7 72,7 72,7
normal masa menarche 27 27,3 27,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
STATUS GIZI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
normal 67 67,7 67,7 67,7
Lebih 32 32,3 32,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
interpretasi status gizi * interpretasi usia menarche Crosstabulation
interpretasi usia
menarche
Total
cepat normal
interpretasi status
gizi
Lebih
Count 29 3 32
Expected Count 23,3 8,7 32,0
% within interpretasi status gizi 90,6% 9,4% 100,0%
% within interpretasi usia
menarche
40,3% 11,1% 32,3%
Normal
Count 43 24 67
Expected Count 48,7 18,3 67,0
% within interpretasi status gizi 64,2% 35,8% 100,0%
% within interpretasi usia
menarche
59,7% 88,9% 67,7%
Total
Count 72 27 99
Expected Count 72,0 27,0 99,0
% within interpretasi status gizi 72,7% 27,3% 100,0%
% within interpretasi usia
menarche
100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7,636a 1 ,006
Continuity Correctionb 6,361 1 ,012
Likelihood Ratio 8,687 1 ,003
Fisher's Exact Test ,007 ,004
Linear-by-Linear
Association
7,559 1 ,006
N of Valid Cases 99
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,73.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for interpretasi status gizi (Normal / Lebih) ,185 ,051 ,673
For cohort interpretasi usia menarche = cepat ,708 ,574 ,874
For cohort interpretasi usia menarche = normal 3,821 1,242 11,756
N of Valid Cases 99
LAMPIRAN
BUKU ANTROPOMETRI
1
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
Nur Hardianti Hasti
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar – 90221
E-mail: dian.hasti34@gmail.com
ABSTRACT
BACKGROUND: Puberty is point of sexual maturity accesion in girls by the
time when menarche happen. Menarche age will be normal occurs around 12-14
years old. In Indonesia, according to Riskesdas 2010 show that from respondent
report, average of menarche age is 13 years old (20%) with early incidence less
then 9 years old. Menarche can be influence by genetic factors and also external
factors such as weather, chronic diseases, direct exposure to sunlight, unhealthy
dietary, stress, and physocology factors.
PURPOSE: To determine the relationship between nutritional status and age
menarche in student at Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
METHOD: This study uses analytical observational method with cross sectional
approach. The samples are girls student that have menstrual period. Sampling
technique is purposive sampling technique with the subject of respondents are 99
respondents.
RESULT: According to analysis with Chi-Square test obtain the p-value < 0,006
then Ha accepted, that means there is a significant relation between nutritonal
status with menarche age in Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar.
CONCLUSION: There is a significant relation between nutritonal status and
menarche age in Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar, because a
good nutritional status may impact an early menarche
Key Words: Nutritional status, menarche
2
PENDAHULUAN
Pubertas adalah masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa melibatkan perubahan-
perubahan fisiologi dan psikologi. Di
dalam masa pubertas akan terjadi
pertumbuhan karakteristik seks
sekunder dan dicapainya kemampuan
reproduksi seks. Pertumbuhan organ
seks sekunder dapat ditandai dengan
pembesaran payudara (thelarche)
dimulai pada usia rata-rata 10,5
tahun, tumbuhnya rambut ketiakdan
alat kemaluan (adrenarche) dimulai
pada usia rata-rata 11 tahun, adanya
jerawat, bau badan yang menyengat,
pinggul membesar dan juga mulai
berkembangnya beberapa organ vital
yang siap dibuahi.1-3
Pubertas merupakan titik
pencapaian dari kematangan seksual
pada anak perempuan yaitu dengan
terjadinya menarche. Menarche
merupakan menstruasi yang pertama
kali dialami wanita, dimana secara
fisik ditandai dengan keluarnya darah
dari vagina akibat peluruhan lapisan
endometrium. Usia menarche dapat
dikatakan normal apabila terjadi pada
usia 12-14 tahun. Secara nasional,
pada 37,5% anak Indonesia
didapatkan rata-rata usia menarche
13-14 tahun. Di Yogyakarta, rata-rata
usia menarche antara 13-14 tahun.3-5
Menarche dipengaruhi oleh
faktor genetik juga faktor eksternal
seperti cuaca, penyakit kronis, sinar
matahari, sedangkan faktor diet yang
tidak sehat, stress atau faktor
psikologis juga turut berperan.
Secara khusus umur menarche
didapatkan lebih awal pada anak
obesitas (lebih dari 30% di atas berat
normal untuk umur). Sedangkan
tertundanya menarche sering
3
disebabkan malnutrisi berat.2,4
Adapun pemilihan tempat penelitian
di tingkat SMP karena usia rata-rata
menarche remaja di Indonesia adalah
13-14 tahun. Pada usia ini remaja
berada pada jenjang SMP/MTs.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai
hubungan antara status gizi dan usia
menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar.
METODE
Desain penelitian yang
digunakan adalah observasional
analitik dengan pendekatan Cross
Sectional Study. Sampel penelitian
adalah siswi yang telah mengalami
menarche. Teknik pengambilan
sampel yaitu teknik purposive
sampling dengan jumlah subjek
penelitian 99 responden. Populasi
pada penelitian adalah seluruh siswi
Pondok Pesantren Ummul Mukminin
Makassar.
Data yang diambil adalah
data primer dimana peneliti
melakukan pengukuran langsung
kepada responden meliputi
pengukuran berat badan dan tinggi
badan. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa kuesioner,
timbangan berat badan, meteran
tinggi badan dan tabel IMT/U.
4
HASIL
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur responden
Variabel Jumlah(n) Persentase
(%)
Umur
11
12
13
14
15
16
2
27
36
30
3
1
2.0
27.3
36.4
30.3
3.0
1.0
Total 99 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 1 diketahui
responden dengan umur 11 tahun
yaitu 2 siswi (2.0%), umur 12 tahun
yaitu 27 siswi (27.3%), umur 13
tahun yaitu 36 siswi (36.4%), umur
14 tahun yaitu 30 siswi (30.3%),
umur 15 tahun yaitu 3 siswi (3.0%),
dan umur 16 tahun yaitu 1 siswi
(1.0%).
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan usia menarche dan status gizi
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Usia Menarche
Cepat masa
menarche
Normal masa
72
72.7
5
menarche 27 27.3
Status Gizi
Normal
Lebih
67
32
67.7
32.3
Total 99 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 2 di atas
responden pada penelitian ini
melibatkan 99 siswi dengan usia
menarche yang cepat yaitu 72 siswi
(72.7%), dan usia menarche yang
normal yaitu 27 siswi (27.3%).
Responden dengan status gizi yang
normal yaitu 67 siswi (67.7%) dan
status gizi yang lebih yaitu 32 siswi
(32.3%).
Tabel 3. Hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi pondok
pesantren puteri ummul mukminin makassar
Status
Gizi
Usia Menarche
Total
P Cepat Normal
N % N % N %
Lebih 29 90.6 3 9.4 32 100.0 0,006
Normal 43 64.2 24 35.8 67 100.0
Total 72 27 99 100.0
Data Primer: 2016
6
Dari tabel di atas diketahui
bahwa siswi yang usia menarche
yang cepat dengan status gizi yang
normal yaitu 43 siswi (64.2%) dan
status gizi yang lebih 29 siswi
(90.6%). Siswi yang usia menarche
normal dengan status gizi yang
normal yaitu 24 siswi (35.8%) dan
status gizi yang lebih yaitu 3 siswi
(9.4%).
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan uji Chi-Square Test
didapatkan p-value 0,006 kurang dari
α (0,05) maka Ha diterima, artinya
terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel status gizi dan usia
menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar.
PEMBAHASAN
1. Usia Menarche pada Siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
Pada masa ini remaja
mengalami banyak perubahan
diantaranya perubahan fisik,
menyangkut pertumbuhan dan
kematangan organ reproduksi,
perubahan intelektual, perubahan
bersosialisasi, dan perubahan
kematangan kepribadian termasuk
emosi. Pada pertumbuhan
kematangan organ reproduksi pada
perempuan diawali datangnya
menstruasi yang pertama kali yang
biasa disebut menarche.6 Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan
didapatkan bahwa rata-rata usia
menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar adalah 11,33 tahun.
7
Menstruasi tidak akan terjadi sampai
organ tubuh berperan dalam sistem
reproduksi matang dan siap bekerja
sama. Usia untuk mencapai fase
terjadinya menarche dipengaruhi
oleh banyak faktor antara lain faktor
suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi.7
2. Status Gizi pada Siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
Status gizi adalah keadaan
tubuh individu atau masyarakat yang
dapat mencerminkan hasil dari
makanan yang dikonsumsi,
kemudian dicerna, diserap,
didistribusikan, dimetabolisme dan
selanjutnya digunakan atau disimpan
oleh tubuh. Bagi remaja, makanan
merupakan suatu kebutuhan pokok
untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuhnya.
Kekurangan konsumsi makanan, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif,
akan menyebabkan metabolisme
tubuh terganggu.8 Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan
didapatkan bahwa sebagian besar
siswi memiliki status gizi normal dan
sebagian kecil siswi memiliki status
gizi berlebih. Status gizi yang
bervariasi pada remaja putri tersebut
dapat terjadi karena kebiasaan yang
dilakukan remaja putri dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisinya
juga berbeda-beda dan kesenangan
remaja putri mengkonsumsi makanan
tertentu juga berbeda-beda.9
3. Hubungan Status Gizi dengan Usia
Menarche
Makanan yang bergizi tinggi dan
berlemak tinggi berasal dari hewan
menyebabkan pertumbuhan berat
badan pada remaja putri, sehingga
kadar estrogen meningkat. Kadar
8
hormon yang meningkat ini nantinya
akan mempengaruhi saat menarche
dari seorang remaja putri. Usia
menarche cepat adalah <12 tahun.10
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan p-value
0.006 (p=0.05) bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara
variabel status gizi dan usia
menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar. Kesehatan yang baik akan
mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan seseorang tidak
terhambat, demikian pula sebaliknya.
Dengan keadaan status gizi yang
baik maka diperoleh keadaan
kesehatan tubuh yang optimal
sehingga memungkinkan untuk
terjadi menarche lebih dini.11
KESIMPULAN
Adanya hubungan antara
status gizi dan usia menarche pada
siswi Pondok Pesantren Puteri
Ummul Mukminin Makassar, hal ini
dikarenakan dengan keadaan status
gizi yang baik memungkinkan
terjadinya menarche yang lebih dini.
REFERENSI
1. Rayburn WF, Carey JC. Obstetri
&ginekologi. Jakarta: Widya
Medika; 2001
2. Anwar M, editor. Ilmu kandungan.
Ed.3. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2011
3. Proverawati A, Misaroh S.
Menarche. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2009
4. Susanti A.V. Faktor risiko kejadian
menarche dini pada remaja di SMPN
30 Semarang. J Nutrition College.
Universitas Diponegoro; 2012.
1(1):386-340
5. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Riset kesehatan dasar
2010. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2010
9
6. Maternity D, Rahayu KR. Hubungan
dengan status gizi dengan usia
menarche pada siswi SMPN 4 Negeri
Agung Way Kanan. Jurnal Dunia
Kesmas. Juli 2014; 3(3): 180-184
7. Amaliah N, Pujonart SA. Hubungan
status gizi dengan satus menarche
pada remaja (10-15 tahun) di
Indonesia tahun 2010. Jurnal
Kesehatan Reproduksi. April 2013;
4(1): 1-10
8. Marmi. Gizi dalam kesehatan
reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2014
9. Aminingsih S, Susilowati KA,
Suminar IL. Hubungan antarastatus
gizi dengan usia menarche pada
remaja putri di Desa Brajan
Mojosongo Boyolali. Jurnal Kosala.
1 Maret 2015; 3(1): 30-35
10. Beddu S, Mukarramah S, Lestahulu
V. Hubungan status gizi dan usia
menarche dengan dismenore primer
pada remaja putri. J Midwifery.
Oktober 2015; 1(1): 16-21
11. Patria A, Puspitasari DR. Hubungan
status gizi dengan menarche pada
siswi kelas IX di SMP Purnama Desa
Palputih Simpang Kecamatan
Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan
Mitra Lampung. Mei 2012; 9(2):
10
top related