tata kerja kamar bedah, teknik operasi minor dan penyembuhan luka
Post on 08-Apr-2016
195 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tata kerja kamar Bedah
Rizky F. LazuardyCici Rahma UAli Akbar R
Prosedur Kamar Operasi• Pemindahan penderita ke meja operasi• Pemberian Anestesi, Intubasi• Penempatan penderita dalam posisi untuk
dibedah• Persiapan penderita untuk pembedahan:
desinfeksi,tutup kain steril
• Pembedahan• Pemberian cairan, darah, obat parenteral• Evaluasi pasca pembedahan• Menutup luka pembedahan• Penghentian anestesi ekstubasi
Asepsis dan pencegahan infeksi
• Asepsis Prinsip untuk mempertahankan bebas kuman
• Antisepsis Cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas kuman
Sumber infeksi• Udara• Alat-alat pembedahan• Kulit penderita• Visceral• Darah
Pengendalian Infeksi• Lingkungan pembedahan• Personil kamar bedah
–Teknik tanpa singgung–Pakaian kamar bedah–Cuci tangan
Antisepsis• Persiapan lapangan bedah• Penyuci hama• Penutupan lapangan bedah• Sterilisasi perawatan bedah
KAMAR BEDAH
• Ruangan yang memerlukan keadaan suci hama/steril untuk dapat melakukan tindakan pembedahan
Pembagian Zona pada sarana ruang operasi
Risiko RendahArea resepsionis, R.tunggu keluarga px, R. Utilitas kotor
Risiko SedangR. Istirahat dr. &
perawat, R. Tunggu px
Risiko TinggiKomplek ruang operasi, ruang
pemulihan
Risiko Sangat tinggiRuang operasi
Teknik Bedah Minor
DEFINISIBedah minor merupakan
tindakan operasi ringan yang biasanya dikerjakan dengan anastesi lokal.
Bergantung pada kelarutan dalam lemak, ikatan protein, dan aktivitas vasodilatornya.
Jarum ditusukkan dengan sudut 45o sampai mencapai jaringan lemak subkutan.
Anastesi Lokal
Keadaan2 khusus:- Kulit kepala : penyuntikan seperti biasa. Jika
ujung jarum masuk terlalu dalam sampai ke bawah aponeurosis epikranium (ditandai dengan hilangnya tahanan) anastesi kurang sempurna
- Jaringan parut, telapak tangan dan kaki, hidung : tahanan akan terasa lebih besar sehingga hialorunidase akan sangat membantu.
Anastesi Lokal
Instrumen pemotongInstrumen pemegangInstrumen penarikInstrumen penghisapJarumBenang
PERALATAN
Pisau bedahJenis Pisau
1. pisau yang gagang dan matanya disposible2. pisau yang matanya disposible dan gagang reusable3. pisau yang gagang dan matanya merupakan satu
kesatuan danreusable
Instrumen Pemotong
GuntingJenis Gunting
1. Gunting Mayo : gunting besar untuk memotong struktur yang liat
2. Gunting Metzenbaum : berukuran lebih kecl dan digunakan untuk memotong jaringan
3. Gunting Runcing : digunakan untuk mendiksesi lebih cermat dan rapi
4. Gunting Balutan : gunting khusus untuk memotong benang ataunkain pembalut
Instrumen Pemotong
Bi
st
ou
ri
Scalpel
Gunting Mayo
Gunting Metzenbaum
PinsetHemostat (klem)Needle holder
Instrumen Pemegang
Pinset Pinset bergerigi (pinset sinurgis) dipakai untuk
memegang jaringan subkutis, otot, serta fascia Pinset tak bergerigi (pinset anatomis) digunakan
untuk memegang jaringan yang mudah robek seperti mukosa
Pinset harus dipakai dengan prinsip memegang sumpit, dimana pinset itu harus merupakan perpanjangan dari jari telunjuk dan ibu jari
Pinset Pinset merupakan suatu alat serbaguna dan
biasanya dipegang oleh tangan kiri Selama melakukan pembedahan sebaiknya
pinset tidak dilepas dan kemudian diambil kembali tetapi menyimpan pinset di tangan kiri dengan menjepit menggunakan jari manis dan kelingking sehingga jari lainnya bebas bekerja
Klem bergigi (Kocher)untuk memegang kulit dengan kuat sehingga tidak menimbulkan kerusakan jaringan
Klem tidak bergigi (Pean)untuk menghentikan perdarahan
Hemostat (Klem)
Kocher Pean
Posisi needle holder dapat berada dalam posisi :- Pronasi pada waktu menusuk dan mengambil jarum- Mid position pada waktu pengambilan jarum siap dipakai
- Supinasi tidak dianjurkan dipakai untuk pengambilan jarum
Dengan memakai pincet di tangan kiri, dan needle holder tangan kanan
Dengan cara memutar tangan kiri kearah supinasi dan tangan kanan kearah pronasi dan cara sebaliknya jika ingin memutar jarum dari posisi backhand ke forehand
pergerakan ini merupakan pergerakan pergelangan tangan tanpa mengikut sertakan siku
Needle holder
Digunakan untuk menyisihkan jaringan yang menghalangi gerakan
serta dapat memberikan pemaparan yang lebih baik
Instrumen Penarik
Yang biasa digunakan untuk bedah minor adalah penghisap berujung Frazier
Digunakan bila perdarahan cukup banyak
Instrumen Penghisap
Jarum traumatis : jarum yang mempunyai ‘mata’ untuk memasukkan benang di bagian ujung tumpulnya sehingga benangnya bisa diganti.Pada bagian yang bermata ukurannya lebih besar dari bagian ujung yang tajam.
Jarum atraumatis : jarum yang tidak memiliki mata sehingga ujung jarumnya langsung dihubungkan dengan benang dan memiliki ukuran penampang yang sama.
Jarum
Jarum cutting : jarum yang penampangnya berbentuk segitiga atau pipih dan tajam.Dipakai untuk menjahit kulit dan tendon
Jarun non-cutting (tappered) : jarum yang penampangnya bulat dan ujungnya saja yang tajam.Dipakai untuk menjahit jaringan yang lunak
Jarum
Benang yang dapat diserap (absorbable) digunakan untuk menjahit jaringan di bawah kulit Contoh :o catgut : terbuat dari usus halus dan kucingo benang sintesis : multifilamen (asam
poliglikoliat dan asam poliglaktik) dan monofilamen (polidiaksone)
Benang
Benang yang tidak diserap (non aborbable) digunakan untuk menjahit kulito Suterao Poliester (dacron)o Polipropilene (prolene)o Kawat baja
Benang
STERILISASI PERALATANPemanasan
-Tanpa tekanan
-Dengan tekanan
KimiawiRadiasi
Tanpa tekanan- pemanasan basahmerebus alat dalam air mendidih pada suhu >1000C selama 15-30 menit- pemanasan keringmenggunakan oven pada suhu 160-180C selama 1-2 jam- flambermembakar dengan spiritus atau alkohol 96%
Dengan tekanan- autoklafmenggunakan uap bertekanan 750 mmHg dan suhu 120C selama 10-15 menit
Pemanasan
Tablet formalinAlat dan tablet formalin
dimasukkan ke dalam tempat tertutup minimal selama 24 jam
Gas etilen oksidaDigunakan untuk alat yang tidak
tahan panas
Kimiawi
Dengan menggunakan daya radiasi sinar X atau sinar ultraviolet.
Radiasi
Prinsip yang harus diperhatikan :•Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.•Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi lukaharus sama besarnya.a.Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka•Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih samadengan tusukan jarum dari tepi luka.
Prinsip Penjahitan Luka
1. Penjahitan Continuous
2. Penjahitan Terputus
3. Penjahitan sub-kutikuler
4. Penjahitan Mattrass horizontal vertical
Teknik Penjahitan Luka
Sering digunakan untuk menjahit luka yang lama dimana ketegangan kulit dapat diminamalisasi dengan penjahitan yang dalam.
Sering digunakan untuk penutupan kulit kepala.
Memberikan keuntungan dalam hemostasis dengan mengkompresi tepi luka.
Penjahitan Continuous
Merupakan standar baku dan jenis jahitan yang paling sering digunakan.
Bisa dilakukan pada semua jenis luka. Memiliki kekuatan tarik lebih besar dan
kecenderungan minimal dalam menyebabkan edema luka dan gangguan sirkulasi kulit
Penjahitan Terputus
Jahitan matras vertikalteknik ini digunakan jika eversi tepi luka tidak bisa
dicapai hanya dengan menggunakan jahitan terputus, misalnya di daerah yang lemak sunkutannya tipis dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.
Jahitan matras horizontalteknik ini digunakan untuk menautkan fascia dan
aponeurosis. Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutan karena membuat kulit di atasnya bergelombang
Penjahitan Matras
Dapat dilakukan secara terputus atau kontinyu. Pada penutupan subkutan kontinyu, jarum lewat
secara horizontal pada dermis superfisial sejajar permukaan kulit untuk mendekatkan permukaan kulit.
Teknik ini menghindari perlunya jahitan kulit luar dan mengurangi kemungkinan timbulnya bekas jahitan pada kulit.
Penjahitan Subkutikuler
Jahitan diangkat jika sudah terjadi perlekatan tepi-tepi luka.
Faktor yang mempengaruhi:• Vaskularisasi• Mobilitas• Ketegangan tepi-tepi
luka• Teknik penjahitan
Pengangkatan Jahitan
Insisi harus cukup panjang sehingga operasi dapat leluasa dilakukan
Usahakan dibuat dalam satu sayatan
Sayatan tambahan akan menimbulkan bekas yang lebih buruk
Prinsip Insisi
Araho Insisi harus sejajar dengan arah kolagen kulito Arah kolagen kulit diidentifikasi dengan Relaxed Skin
Tension Lines (RSTL)o RSTL diketahui dengan mencubit kulit dan melihat
arah kerutan dan penonjolan yang terbentuko Di tengah tungkai, insisi tidak boleh memotong lipatan
sendi secara tegak lurus, dengan cara:• Sayatan memotong lipatan sendi ke arah miring• Memasukkan lipatan sendi sebagai bagian dari insisi• Menjauhi lipatan sendi
o Sebisa mungkin hindari membuat insisi di daerah:• Bahu dan prasternal (sering menjadi koloid)• Di atas tulang yang terletak subkutis
(penyembuhannya lambat)
Tekniko Kulit ditegangkan dengan ibu jari dan telunjuk
kemudian disayat menggunakan mata skalpel yang tajam
o Jika membuat insisi yang panjang dan lurus, skalpel dipegang dengan seperti menggenggam pisau dengan jari telunjuk memfiksasi atas gagang pisau
o Jika membuat insisi yang kecil dan rumit, skalpel dipegang seperti memegang pena.
o Insisi harus tegak lurus dengan kulit sehinggapenyembuhannya lebih baik
PENYEMBUHAN LUKA
Rizki Fajar LCici Rahma UAli Akbar R
Luka• Luka: terputusnya kontinuitas atau hubungan
anatomis jaringan sebagai akibat dari ruda paksa.• Luka dapat luka yang sengaja dibuat untuk tujuan
tertentu, seperti luka insisi pada operasi atau luka akibat trauma seperti luka akibat kecelakaan.
Penyembuhan Luka• Respon organisme terhadap kerusakan
jaringan/organ serta usaha pengembalian kondisi homeostasis sehingga dicapai kestabilan fisiologis jaringan atau organ, yang pada kulit terjadi penyusunan kembali jaringan kulit, ditandai dengan terbentuknya epitel fungsional yang menutupi luka.
Tahapan penyembuhan luka• Fase Koagulasi• Fase Inflamasi• Fase Proliperatif• Fase Remodeling
Tahapan penyembuhan luka• Fase koagulasi: Lukaperdarahan pada daerah
lukaaktifasi kaskade pembekuan darahterbentuk klot hematoma. diikuti fase inflamasi
• Fase inflamasi: platelet pembentuk klot hematom mengalami degranulasimelepaskan faktor pertumbuhan seperti: platelet derived growth factor(PDGF) dan transforming growth factor β (βTGF), granulocyte colony stimulating factor (G-CSF), C5a, TNFα,IL-1 dan IL-8. Leukosit menuju daerah luka,terjadi deposit matriks fibrin yang mengawali proses penutupan luka (hari 2-4). Fase ini mempunyai prioritas: menggalakkan hemostasis,menyingkirkan jaringan mati,dan mencegah infeksi bakteri patogen.
Lanjutan.. Fase proliferatif: terjadi pada hari ke 4-21 setelah
trauma. Keratinosit disekitar luka mengalami perubahan fenotif. Regresi hubungan desmosal antara keratinosit pada membran basal menyebabkan sel keratin bermigrasi kearah lateral. Keratinosit bergerak melalui interaksi dengan matriks protein ekstraselular (fibronectin, vitronectin dan kolagen tipe I). Faktor proangiogenik dilepaskan oleh makrofag, vascular endothelial growth factor ((VEGF) sehingga terjadi neovaskilarisasi dan pembentukan jaringan granulasi.
Fase remodeling: ini merupakan fase paling lama pada proses penyembuhan luka, terjadi pada hari ke 21 hingga 1 tahun. Terjadi kontraksi luka, akibat pembentukan aktin myofibroblas dengan aktin mikrofilamen yang memberikan kekuatan kontraksi pada penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi juga remodeling kolagen. Kolagen tipe III digantikan oleh kolagen tipe I yang dimediasi matriks metalloproteinase yang disekresi makrofah, fibroblas, dan sel endotel. Pada masa 3 minggu penyembuhan, luka telah mendapatkan kembali 20% kekuatan jaringan normal.
perbedaan penyembuhan luka primer dan sekunder
PENYEMBUHAN LUKA PRIMER (PRIMARY CLOSURE)
PENYEMBUHAN LUKA SEKUNDER (SECONDARY CLOSURE)
• menyatuka kedua tepi luka dengan jahitan, plester, skin graft atau flap.
• hanya sedikit jaringan yang hilang
• luka bersih• jaringan granulasi yang
dihasilkan sangat sedikit• re-epitelisasi sempurna dalam
10-14 hari, menyisakan jaringan parut tipis
• tidak ada tindakan aktif untuk menutup luka, luka sembuh secara alamiah (intervensi hanya berupa cleaning, dressing, kadang pemberian antibiotika)
• jaringan yang hilang cukup luas• luka terbuka yang dibiarkan terbuka,
kadang kotor.• terbentuk jaringan granulasi cukup
banyak• luka ditutup oleh re-epitelisasi dan
deposisi jaringan ikat sehingga terjadi kontraksi. jaringan parut dapat luas/ hipertrofik, terutama bila terjadi di daerah presternal, deltoid dan leher.
terimakasih
top related