studi kasus asuhan keperawatan keluarga...
Post on 23-Feb-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA Tn. S
DENGAN THYPUS DI DESA TUBAN KIDUL
KECAMATAN GONDANGREJO
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Progam Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
PIPIT NOPITA SARI
P. 10113
PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S pada Tn. S
dengan Thypus di Desa Tuban Kidul Kecamatan Gondangrejo”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.kep.,Ns., selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns., selaku sekretaris program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dan kesabaran dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi kesempurnaan studi kasus ini.
4. Joko Kismanto, S.Kep., Ns. Selaku penguji III dan Siti Mardiyah, S.Kep., Ns.
Selaku penguji II yang telah bersedia menguji serta memberikan masukan
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
vi
5. Semua dosen Program Studi DIIIKeperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang teleh memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Bapak dan ibu tercinta yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan restunya,
tanpa kalian anakmu tidak akan seperti ini. Perjuangan dan pengorbanan yang
ibu dan bapak berikan selama ini yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Kakakku yang selalu memberikan doa dan fasilitas, dan motivasi di saat saya
merasa lelah.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu
penulis membuka saran demi penelitian selanjutnya. Semoga laporan studi kasus
ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu kesehatan dan keperawatan.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LEMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan ..................................................................... 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga ................................................................ 6
B. Pengkajian ................................................................................. 8
C. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 10
D. Intervensi Keperawatan ............................................................. 12
E. Implementasi ............................................................................. 13
F. Evaluasi ..................................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ............................................................................... 16
B. SimpulandanSaran ..................................................................... 27
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Genogram Keluarga Tn. S ............................................................ 8
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Skoring ............................................................. 11
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 3 : Asuhan Keperawatan
Lampiran 4 : Satuan Acara Pembelajaran Thypus
Lampiran 5 : Leaflet Thypus
Lampiran 6 : Look Book
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit yang dapat
digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status kesehatan yang dinamis
dan dapat menjadi batasan oleh seorang perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan yang jelas ( WHO, 1947 dalam Padila 2012).sehat adalah
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, sosial, serta tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan akan tetapi hidup produktif, sedangkan
sakit adalah hasil interaksi seseorang dengan lingkungan akibat kegagalan
beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan
antara host, agent, dan lingkungan ( WHO, 1947, dalam padila 2012).
Typhus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan terkadang
pada aliran darah, yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau
Salmonela paratyphi A, B, dan C, yang terkadang juga dapat menyebabkan
gastroenteristis ( keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerang
usus ) ( Ardiansyah , 2012). Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan
gejala sama dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri
kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare,
perasaan tidak enak di perut, dan batuk ( Juwono, 2004 ). Untuk perawatan
seseorang yang sakit thypus dianjurkan untuk istirahat mutlak selama panas
tinggi, diet harus dikendalikan, perawatan demam, perawatan bila terjadi
2
obstipasi, mobilisasi ( sesuaikan dengan keadaan pasien ), pengawasan atau
perawatan komplikasi, pengawasan kondisi umum pasien, penyuluhan
kesehatan umum/khusus supaya tidak kambuh ( Muwarni, 2011 ). Di massa
lampau pasien thypus diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya
nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring
dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus, atau perforasi
usus karena ada pendapat bahwa usus perlu di istirahatkan (Juwono, 2004).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 16
sampai 33 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan kejadian 500
sampai 600 ribu per kasus kematian tiap tahun. Di Indonesia, Thypus
merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, kasus thypus menempati
urutan kedua dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap rumah sakit
dengan persentase 3,15 persen ( Mohamad, 2012 ). Thypus klinis dideteksi di
Provinsi Jawa Tengah dengan pralevansi 1,61 persen dan terbesar di seluruh
Kabupaten atau Kota dengan pralevensi yang berbeda-beda disetiap tempat (
Pramitasari, 2013). Berdasarkan data yang diambil dari Puskesmas
Gondangrejo pada bulan januari sampai tanggal 27 april 2013 terdapat 51
kasus ( 0.70 persen ) Thypus dari 72579 penduduk (Puskesmas Gondangrejo,
2013).
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk
membentuk kebudayan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
3
individu dimulai dan akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga
untuk membangun suatu kebudayaan maka sebaiknya dimulai dari keluarga.
Saat ini perhatian pada keluarga sudah mulai berkembang berkaitan progam
pendidikan maupun progam pemerintah yang berorientasi pada keluarga
(Padila, 2012 ).
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi
keluarga berperan sebagai suatu matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga
harus memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat. Keluarga mempunya lima
fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Fungsi lain keluarga adalah
fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian
dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap
anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat
anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga
profesional. Kemampuan ini sangat mempengarui status kesehatan individu
dan keluarga ( Padila, 2012 ). Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, meliputi mengenal kesehatan keluarga, memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya
bagi keluarga ( Suprajitno, 2012 ).
4
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus
tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan
Keluarga Tn. S pada Tn. S dengan Thypus di Desa Tuban Kidul Kecamatan
Gondangrejo “.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan Thypus pada
keluarga Tn. S di Desa Tuban Kidul Kecamatan Gondangrejo.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada Tn. S dengan Thypus
pada keluarga Tn.S.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan
Thypus pada keluarga Tn. S.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S
dengan Thypus pada keluarga Tn. S.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan Thypus
pada keluarga Tn. S.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan Thypus pada
keluarga Tn. S.
5
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penulis
Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan Thypus, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bijaksana
dalam menghadapi kehidupan di masyarakat.
2. Manfaat bagi pendidikan
Manfaat penulisan ini dimaksudkan dapat memberikan konstribusi
laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan keluarga dan
pemecahan masalah di bidang keperawatan pada pasien Thypus.
3. Manfaat bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak Puskesmas untuk membuat
kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien Thypus.
4. Manfaat bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyakit
Thypus, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal,
mengerti dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini berisi rincian tentang studi kasus asuhan keperawatan keluarga
yang telah dilakukan pada keluarga Tn. S pada tanggal 25 April 2013 sampai
dengan tanggal 27 April 2013 yang dilakukan oleh peneliti.
A. Data Umum Keluarga
Pengkajian dilakukan dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa
pada hari Kamis tanggal 25 April 2013, berawal dari Puskesmas
Gondangrejo berlanjut di rumah Tn. S di Desa Tuban Kidul, Kecamatan
Gondangrejo. Komposisi keluarga Tn. S terdiri dari dari tujuh anggota
keluarga yaitu Tn. S usia 50 tahun sebagai kepala keluarga, Ny. M usia 47
tahun sebagai istri, Sdr. N anak pertama dari Tn.S berusia 23 tahun, Nn. L
anak kedua dari Tn.S dan Ny. M berusia 20 tahun, An. R1 dan An. R2 anak
kembar Tn. S dan Ny. M berusia 14 tahun, dan orang tua dari Tn. S , Ny. W
berusia 66 tahun. Pada keluarga Tn. S terdiri dari keluarga inti dan ibu Tn.
S yang tinggal serumah dengan Tn. S. Tipe keluarga Tn. S adalah tipe
keluarga besar terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah ( Suprajitno, 2012 ).
Saat dikaji tentang status ekonomi sosial keluarga Tn. S mengatakan
penghasilan keluarga setiap bulannya tidak pasti karena Tn. S bekerja
sebagai buruh serabutan. Saat Tn. S bekerja Tn. S mendapatkan upah
7
Rp 40.000,00 sampai Rp 50.000,00 per hari. Sedangkan Ny. M yang ikut
membantu Tn. S dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan
bekerja sebagai buruh masak di rumah makan mendapatkan upah sebesar
Rp 20.000,00 per hari. Seluruh pendapatan Tn. S dan Ny. M dikumpulkan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga antara lain untuk membayar listrik per
bulan, untuk mencukupi biaya kehidupan sehari-hari dan untuk keperluan
sekolah anak-anaknya. Genogram pada keluarga Tn. S dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Ny. W ( 66 th )
Tn. S ( 50 th) Ny. M ( 47 th )
-
Sdr. N ( 23 th) Nn. L ( 20 th ) An. R1 ( 14 th ) An. R2 ( 14 th )
Gambar 2.1
Genogram keluarga Tn. S
X X
X
8
Keterangan :
: meninggal : anak
: kembar
: laki-laki : tinggal serumah
: perempuan
: pasien
: menikah
B. Pengkajian
Keluarga Tn. S saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak dewasa ( mulai melepas ) dengan anak tertua berusia 23 tahun.
Pada tahap ini Tn. S mempunyai tugas perkembangan ( utama ) yaitu
memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar,
yang kini belum tercapai karena Sdr. N belum siap untuk menikah tetapi
Sdr. N sudah mempunyai seorang kekasih yang tinggal tidak jauh dari
rumah keluarga Tn.S. Tugas perkembangan keluarga yang kedua pada
keluarga Tn. S adalah mempertahankan keintiman pasangan, Tn. S dan Ny.
M mengatakan hubungan keluarga inti mereka tidak ada masalah , berjalan
dengan baik, harmonis, dan jika ada masalah segera diselesaikan.
X X
9
Tugas perkembangan keluarga ketiga adalah membantu anak untuk
mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat, Tn. S mengatakan anak-
anaknya berperan serta dalam kegiatan yang ada di masyarakat, Sdr. N dan
Sdr. L mengikuti kegiatan karang taruna, sedangkan Sdr. R1 dan Sdr. R2
mengikuti kegiatan TPA di Masjid, dan sering bermain-main dengan anak-
anak di sekitar rumah. Tugas ke empat adalah penataan kembali peran
orang tua dan kegiatan dirumah menurut Tn. S di keluarga Tn. S peran
keluarga dapat dijalankan dengan baik oleh keluarga Tn.S meskipun Ny. M
juga membantu menambah penghasilan keluarga dengan bekerja sebagai
buruh masak, dari seluruh tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi adalah memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar
karena Sdr. N anak pertama dari Tn.S dan Ny. M mengatakan belum siap
menikah, tetapi Sdr. N mengatakan sudah mempunyai seorang kekasih yang
tinggal tidak jauh dari rumah keluarga Tn. S.
Riwayat keluarga inti Tn. S dan Ny. M mengatakan sudah menikah
kurang lebih 24 tahun, mempunyai empat orang anak satu anak laki-laki
Sdr. N usia 23 tahun , dan mempunyai tiga anak perempuan yaitu Nn. L usia
20 tahun , dan kedua adik kembarnya An. R1 dan An. R2 yang sekarang
berusia 14 tahun. Tn. S saat ini sedang sakit thypus, mengeluh badannya
terasa lemas, pusing, panas, dan sering merasa haus. Tn. S mengatakan
panas dan pusing sudah dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Biasanya saat sakit
Tn. S membeli obat di apotik atau di warung jika tidak kunjung sembuh Tn.
S periksa ke Puskesmas Gondangrejo. Tn. S baru periksa pada tanggal 25
10
April 2013 karena Tn. S berpikir akan segera sembuh setelah diberikan obat
dari warung, tetapi kenyataannya Tn. S tidak kunjung sembuh, sedangkan
Ny. M mengatakan dua hari yang lalu sakit batuk, pilek tetapi sekarang
sudah sembuh. Sdr. N , Nn. L, An. R1,An. R2, dan Ny. W mengatakan
bahwa saat di lakukan pengkajian pada tanggal 25 April 2013, kondisi
badan mereka dalam keadaan sehat. Tn. S mengatakan keluarga Tn. S tidak
mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes militus,
asam urat atau penyakit lain dan tidak mempunyai penyakit menular
seperti panu, kudis.
Pada pengkajian fungsi keperawatan keluarga tentang mengenal
masalah kesehatan keluarga Tn. S mengatakan kurang begitu paham tentang
pengertian, tanda dan gejala penyakit thypus. Dari hasil pengkajian
pemeriksaan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil pengukuran
tanda-tanda vital, tekanan darah Tn. S 120 per 80 mmhg, pernafasan 20 kali
per menit, nadi 74 kali per menit, suhu tubuh Tn. S 38 derajad celcius, berat
badan 65 kilogram, dan tinggi badan 170 centimeter. Tn. S mengeluh
pusing , lemas, badan terasa panas.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data yang didapatkan pada tanggal 25 April 2013
penulis mendapatkan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. S khususnya
Tn. S adalah hipertermi pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn. S dalam mengenal masalah kesehatan keluarga. Data yang
11
mendukung diagnosa tersebut adalah dari data subyektifnya adalah Tn. S
mengatakan pusing, badan terasa lemas dan panas. Tn. S juga mengatakan
belum mengetahui tanda dan gejala penyakit thypus sedangkan data
obyektifnya Tn. S tampak lemas, tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan
20 kali per menit, nadi 74 kali per menit suhu tubuh 38 derajad celcius.
Hasil pengukuran skoring sifat masalah aktual pada keluarga Tn. S dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Skoring
Diagnosa Keperawatan keluarga Tn. S
Kriteria Skore Bobot Nilai
1. Sifat masalah :
a. Aktual
b. Resiko/ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera/diagnosis sehat
3
2
1
1
3/3 x 1
= 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
a. Mudah
b. Sebagian
c. Tidak dapat
2
1
0
2
½ x 2
= 1
3. Kemungkinan masalah dapat
dicegah:
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
3
2
1
2
2/3 x 1
= 2/3
4. Menonjolnya masalah :
a. Masalah dirasakan dan harus
segera ditangani
b. Ada masalah tetapi tidk perlu
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
2/2 x 1
= 1
Jumlah total 3 2/3
12
D. Intervensi
Dari diagnosa keperawatan yang diperoleh yaitu hipertermi pada Tn. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam mengenal
kesehatan keluarga, perawat mempunyai beberapa intervensi yang
mempunyai tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari intervensi yang
akan dilakukan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga
kali kunjungan rumah diharapkan tanda-tanda vital dalam keadaan normal
khususnya suhu tubuh pasien mencapai 36,5 sampai 37 derajad celcius, dan
tujuan khususnya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
tiga kali kunjungan rumah keluarga mampu mengetahui pengertian tanda
dan gejala penyakit thypus, faktor-faktor yang menyebabkan penyakit
thypus.
Intervensi keperawatan keluarga yang akan penulis berikan pada
keluarga Tn. S adalah monitor tanda-tanda vital yang meliputi tekanan
darah, pernafasan, suhu, nadi dan pada problem Tn. S yang paling penting
adalah monitor suhu tubuh Tn. S dengan rasional untuk memastikan tanda-
tanda vital dalam rentang normal dan memantau suhu tubuh pasien.
Intervensi yang kedua adalah jelaskan cara menurunkan suhu tubuh dengan
mengkompres dengan air hangat, tidak memakai pakaian yang tebal dan
minum 2 liter per hari dengan rasional untuk mencegah terjadinya dehidrasi,
mempercepat sirkulasi dan membantu evaporasi keringat . Intervensi yang
ketiga yaitu jelaskan tentang pengertian thypus rasionalnya untuk
memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. S tentang pengertian thypus,
13
intervensi yang keempat adalah berikan penjelasan tentang tanda dan gejala
thypus dengan rasional agar keluarga mengerti tanda dan gejala thypus.
Intervensi yang kelima adalah jelaskan tentang faktor-faktor penyebab
thypus dengan rasional agar keluarga mengetahui tentang hal-hal apa saja
yang dapat menyebabkan thypus. Intervensi yang keenam adalah jelaskan
tentang diet thypus dengan rasional menambah wawasan keluarga tentang
diet yang tepat diberikan untuk pasien thypus.
E. Implementasi
Implementasi dilakukan pada hari Kamis tanggal 26 April 2013, jam
17:00 WIB yaitu memonitor tanda-tanda vital, respon subyektif Tn. S
mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tanda-tanda vital, dan respon
objektif tekanan darah 120 per 80 mmHg, pernafasan 20 kali per menit, nadi
74 kali per menit, suhu 38 derajad celcius.
Implementasi pada hari kedua Jumat, tanggal 26 April 2013 jam
17:00 WIB yaitu memonitor tanda-tanda vital, respon subyektif didapatkan
Tn. S mengatakan bersedia dilakukan pengukuran tanda-tanda vital, dan
respon objektif tekanan darah 110 per 80 mmHg, pernafasan 22 kali per
menit, nadi 80 kali per menit, suhu 37,5 derajad celcius. Pada jam 17:20
WIB menjelaskan kepada keluarga tentang cara merawat anggota keluarga
yang mengalami panas tubuh tinggi ( hipertermi ) meliputi kompres hangat
dan menganjurkananyak minum 2 liter per hari dengan respon subyektif Tn.
S mengatakan bersedia banyak minum air putih. Pada jam 17:20 WIB
14
menjelaskan pada keluarga Tn.S tentang pengertian thypus, respon
subyektif pasien bersedia diberikan penjelasam tentang pengertian thypus,
respon objektif keluarga Tn. S tampak memperhatikan saat penulis
menjelaskan pengertian thypus, pada jam 17:30 menjelaskan tanda dan
gejala thypus, respon subyektif Tn. S dan keluarga bersedia diberikan
penjelasan tentang tanda dan gejala thypus, Respon objektif Tn. S dan
keluarga tampak memperhatikan saat penulis memberikan penjelasan
tentang tanda dan gejala thypus. Pada jam 17:40 WIB menjelaskan
penyebab thypus, respon subyektif keluarga Tn. S mengatakan bersedia
diberikan penjelasan tentang penyebab thypus, respon obyektif Tn. S dan
keluarga tampak memperhatikan saat penulis memberikan penjelasan
tentang penyebab penyakit thypus.
Implementasi yang dilakukan pada hari ketiga dilakukan pada hari
sabtu, tanggal 27 April 2013 jam 17:00 WIB yaitu memonitor tanda-tanda
vital, didapatkan respon subyektif Tn. S bersedia dilakukan pengukuran
tanda-tanda vital, respon obyektif tekanan darah 120 per 80 mmHg,
pernafasan 18 kali per menit, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajad
celcius. Pada jam 17:10 WIB mengulang kembali pengetahuan keluarga
mengenai penyakit thypus antara lain tentang pengertian, tanda dan gejala,
serta faktor penyebab penyakit thypus, didapatkan respon obyektif Tn. S
mengatakan bahwa thypus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
dengan tanda-tanda seperti panas tubuh tinggi yang tidak kunjung turun,
respon obyektif Tn. S masih ingat tentang penjelasan yang diberikan oleh
15
penulis. Pada jam 17.30 WIB memberikan pendidikan kesehatan mengenai
diet thypus didapatkan respon objektif Tn. S mengatakan bersedia diberikan
penjelasan tentang diet thypus, respon subyektif Tn.S dan keluarga
mengatakan mau diberikan penjelasan tentang diet thypus, Tn. S dan
keluarga tampak kooperatif.
F. Evaluasi
Evaluasi yang diperoleh pada hari sabtu, tanggal 27 April 2013 jam 17:
40 WIB di dapatkan keluarga Tn. S sudah tahu tentang pengertian ,
penyebab, tanda dan gejala penyakit thypus, faktor penyebab penyakit
thypus. Tn. S juga mengatakan merasa lebih enak badan, Ny. M mengatakan
diit untuk thypus antara lain makan-makanan yang lunak seperti bubur
saring , makan makanan tinggi protein. Data obyektif yang diperoleh
tekanan darah 120 per 80 mmhg, respirasi 18 kali per menit, nadi 80 kali per
menit, suhu tubuh 36,5 derajad celcius, Tn. S dan Ny. M mengatakan saat
keluarga mengalami sakit tipus diet yang diberikan adalah memberikan
makanan lunak seperti bubur, kemudian makanan yang mengandung tinggi
protein, dan tidak mengandung banyak serat. Analisa yang dapat
disimpulkan dari diagnosa keperawatan hipertermi pada Tn. S berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal masalah kesehatan sudah
teratasi, sehingga intervensi kunjungan rumah Tn. S dihentikan.
16
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab penulis akan membahas “ Asuhan Keperawatan Keluarga
Tn. S pada Tn. S di Desa Tuban Kidul, Kecamatan Gondangrejo “, yang
dilakukan pada tanggal 25 April 2013 sampai tanggal 27 April 2013 pada
keluarga Tn. S. Pembahasan ini terutama pada asuhan keperawatan dan
masalah keperawatan yang muncul.
Proses keperawatan merupakan metodelogi penyelesaian masalah
kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta
menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan meliputi beberapa
tahapan yaitu pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan,
perencanaan-perencanaan asuhan keperawatan, implementasi, evaluasi
(Suprajitno, 2012 ).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibina yang merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawataan
keluarga. Untuk memperoleh data pengkajian yang akurat sesuai
dengan keadaan keluarga, diharapkan perawat menggunakan bahasa
yang digunakan setiap hari, lugas dan sederhana ( Suprajitno, 2012).
17
Keluarga Tn. S adalah tipe keluarga besar ( extended family).
Menurut Suprajitno ( 2012 ), keluarga besar ( exented family ) adalah
keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah ( kakek-nenek, paman-bibi ).
Keluarga memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus diselesaikan berdasarkan tahap
perkembangannya, saat dilakukan pengkajian keluarga Tn.S tahap
perkembangan keluarga Tn. S adalah tahap perkembangan keluarga
mulai melepas anak sebagai dewasa. Menurut Suprajitno ( 2012 ), tahap
perkembangan yang harus dilakukan adalah memperluas jaringan
keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar, mempertahankan
keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga
baru di masyarakat, penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di
rumah.
Menurut Suprajitno ( 2012 ), sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dilakukan dan di pahami seperti mengenal masalah kesehatan keluarga.
Hal yang perlu di kaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta
dari masalah kesehatan, seperti pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab, faktor yang mempengarui serta persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan terutama yangn dialami anggota keluarga. Pada saat
pengkajian untuk mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatan, keluarga Tn. S mengatakan tidak mengetahui
18
pengertian penyakit thypus, tanda dan gejala penyakit thypus, faktor
penyebab, maupun faktor yang mempengarui penyakit tersebut.
Thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus, dan
terkadang pada aliran darah, yang disebabkan oleh kuman Salmonella
thypi atau Salmonella paratyphi A, Salmonella parathypi B dan
Salmonella C yang terkadang juga dapat menyebabkan gastroenteristis (
keracunan makanan ) dan septikemia ( tidak menyerah usus )
( Ardiyanansyah, 2012 )
Tanda dan gejala yang muncul dalam minggu pertama penyakit
adalah keluhan dan gejala dengan penyakit infeksi akut pada umumnya
yaitu, demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan
epitaksis ( Juwono, 2004 ). Untuk menegakkan diagnosis penyakit
thypus perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah tepi,
pemeriksaan widal, pemeriksaan darah untuk kultur ( Biakan Empedu )
( Ardiansyah, 2012 ). Berdasarkan teori tersebut sesuai dengan keluhan
Tn. S yang mengatakan pusing, badan terasa tidak enak, panas
( demam ) adalah beberapa tanda dan gejala yang menjelaskan tanda
dan gejala penyakit thypus.
Penyebab penyakit ini adalah kuman Salmonella Thypi,
Salmonella parathypi, Salmonella parathypii A, Salmonella parathypi
B. Wujudnya, berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,
19
tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen ( antigen O, H, dan
V1 ) ( Ardiansyah, 2012 ).
Pemerikasaan fisik dilakukan pada tanggal 25 April 2013 di
rumah keluarga Tn. S, difokuskan pada pemeriksaan tanda-tanda vital,
pada saat di pemeriksaan hari pertama didapatkan hasil tekanan darah
120 per 80 mmHg, pernafasan 22 kali per menit, nadi 74 kali per menit,
suhu 38 derajad celcius. Suhu diatas 37,8 derajad celcius adalah tanda
hipertermi. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang
meningkat diatas rentang normalnya ( Wilkinson, 2007 ). Pada
umumnya pasien yang menderita penyakit thypus akan mengalami
peningkatan suhu tubuh atau demam.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan
berdasarkan data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon
klien terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab ( etiologi ) yang
berkonstribusi terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan
tindakan atau intervensi keperawatan ( Suprajitno, 2012 ).
Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar
masalah keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika
( NANDA ), yang meliputi masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan
potensial (untuk keadaan wellness/sejahtera). Penyebab merujuk kepada
tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan,
20
mengambil keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan
kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian
(Suprajitno, 2012)
Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan pada
tanggal 25 April 2013 didapatkan data subyektif Tn. S bersedia
dilakukan pemeriksaan pengukuran tanda-tanda vital, data obyektif yang
didapatkan tekanan darah 120 per 80 mmHg, pernafasan 20 kali per
menit, nadi 74 kali per menit, suhu 38 derajad celcius. Berdasarkan data
tersebut penulis menyimpulkan masalah Hipertermi. Hipertermi adalah
keadaan suhu tubuh yang meningkat diatas rentang normal ( Wilkinson,
2007 ). Suhu dalam batas normal 36 sampai 37 derajad celcius
( Ardiyansah, 2012 ).
Pada saat pengkajian penulis bertanya kepada keluarga Tn. S
tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab thypus keluarga
Tn. S mengatakan tidak mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab penyakit thypus. Berdasarkan data tersebut maka
penulis menyimpulkan etiologi dari masalah kesehatan keluarga Tn. S
adalah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang
sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas dan fungsi di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan
salah satunya adalah mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua
perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
21
dialami anggota keluarganya. Untuk mengetahui kemampuan keluarga
dalam mengenal kesehatan hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor yang mempengarui
persepsi keluarga terhadap kesehatan terutama yang dialami anggota
keluarga ( suprajitno, 2012 ).
Diagnosa keperawatan yang dapat disimpulkan dari data
pengkajian tersebut adalah hipertemi berhubungan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
Penilaian ( skoring ) diagnosa keperawatan dilakukan bila
perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu dengan
proses perhitungan skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan.
Cara pertama merumuskan skoring adalah dengan cara menentukan
skoringnya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat, selanjutnya skor
dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot, jumlahkan
skor untuk semua kriteria ( skor maksimum sama dengan jumlah bobot
yaitu 5 ) ( Suprajitno, 2012 ).
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi yang
disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil. Tindakan
tersebut meliputi intervensi asuhan keperawatan independen berdasarkan
diagnosis keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosis medis,
22
dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada
klien yang tidak dapat melakukannya ( Nurs, 2008 ).
Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga pada Tn. S dalam mengenal asalah
kesehatan tentang penyakit thypus, maka penulis merencenakan tindakan
keperawatan yang mempunyai tujuan dengan tujuan umum setelah
dilakukan 3 kali kunjungan rumah diharapkan suhu tubuh dalam batas
normal, dengan kriteria hasil suhu tubuh 36,5 sampai 37 derajad celcius,
selain tujuan khusus yang diharapkan penulis mempunyai tujuan khusus
dari tindakan yang akan dilakukan yaitu setelah dilakukan dua kali
kunjungan rumah keluarga Tn. S mengerti tentang pengertian thypus.
Intervensi keperawatan keluarga yang akan penulis berikan pada
keluarga Tn. S adalah monitor tanda-tanda vital yang meliputi tekanan
darah, pernafasan, suhu, nadi dan pada problem Tn. S yang paling
penting adalah monitor suhu tubuh Tn. S dengan rasional untuk
memastikan tanda-tanda vital dalam rentang normal dan memantau
suhu tubuh pasien. Intervensi yang kedua adalah jelaskan cara
menurunkan suhu tubuh dengan mengkompres dengan air hangat, tidak
memakai pakaian yang tebal dan minum dua liter per hari dengan
rasional untuk mencegah terjadinya dehidrasi, mempercepat sirkulasi
dan membantu evaporasi keringat . Intervensi yang ketiga yaitu
jelaskan tentang pengertian thypus rasionalnya untuk memberikan
pengetahuan pada keluarga Tn. S tentang pengertian thypus, intervensi
23
yang keempat adalah berikan penjelasan tentang tanda dan gejala
thypus dengan rasional agar keluarga mengerti tanda dan gejala thypus.
Intervensi yang kelima adalah jelaskan tentang faktor-faktor penyebab
thypus dengan rasional agar keluarga mengetahui tentang hal hal apa
saja yang dapat menyebabkan thypus. Intervensi yang keenam adalah
jelaskan tentang diet thypus dengan rasional menambah wawasan
keluarga tentang diet yang tepat diberikan untuk pasien thypus.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis tertarik untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang thypus. Tujuan penulis
adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit
thypus. Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan,
kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan
dan kemampuan, serta iklim yang mendukung untuk dilakukan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya
setempat (Mubarok, 2009).
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mmencapai
tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping ( Nurs, 2008 ).
24
Pada tahap implementasi, perawat perlu melakukan kontrak waktu
sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan) untuk
pelaksanaan yang meliputi kapan dilaksanakan , berapa lama waktu yang
dibituhkan, materi atau topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan,
anggota keluarga yang perlu mendapatkan informasi ( sasaran langsung
implementasi ), dan mungkin peralatan yang perlu disiapkan keluarga.
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan
secara fisik dan psikis pada saat implementasi ( Suprajitno, 2012 ).
Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, dilakukan selama tiga hari. Hari pertama implemtasi yang
dilakukan oleh penulis adalah memonitor suhu tubuh, menjelaskan cara
menurunkan panas dengan cara mengkompres dengan air hangat,
menganjurkan untuk minum banyak. Implementaasi hari kedua yang
dilakukan oleh penulis dalah memonitor suhu tubuh, menjelaskan
pengertian penyakit thypus, menjelaskan tanda dan gejala penyakit thypus,
menjelaskan faktor-faktor penyebab thypus kemudian implementasi yang
dilakukan pada hari ketiga adalah memonitor tanda-tanda vital, mengulang
kembali pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab thypus, menjelaskan tentang diet thypus.
Penatalaksanaan pada penyakit thypus dapat dibedakan menjadi tiga
bagian, seperti perawatan, diet, obat. Berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam mengenal penyakit Thypus selain
memberikan pengetahuan mengenai penyakit thypus penulis memberikan
25
pengetahuan tentang penatalaksanaan tentang diet thypus yaitu memberi
makanan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya ( mula-mula
air, lalu makanan lunak, dan kemudian makanan biasa , makanan
mengandung cukup cairan, tinggi kalori tinggi protein, makanan harus
mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan gas (
Ardiyansyah, 2012 )
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana, dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,analisis,
perencanaan, dan implementasi intervensi ( Nors, 2008 ).
Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan kllien
dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respons
klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan mengakhiri rencana asuhan keperawatan apabila
klien telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan , memodifikasi rencana
asuhan keperawatan apabila klien mengalami kesulitan untuk mencapai
tujuan, meneruskan rencana asuhan keperawatan apabila klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan (Nurs, 2012).
26
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh
perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
sesuai kontrak pelaksanaan, dan evaluasi sumatif yang bertujuan menilai
secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan apakah
rencana diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi, atau
dihentikan ( Suprajitno, 2012 ).
Evaluasi yang diperoleh pada hari sabtu, tanggal 27 April 2013 jam 17:
40 WIB di dapatkan keluarga Tn. S sudah tahu tentang pengertian ,
penyebab, tanda dan gejala penyakit thypus, faktor penyebab penyakit
thypus. Tn. S juga mengatakan merasa lebih enak badan, Ny. M
mengatakan diit untuk thypus antara lain makan-makanan yang lunak
seperti bubur saring , makan makanan tinggi protein. Data obyektif yang
diperoleh tekanan darah 120 per 80 mmhg, respirasi 18 kali per menit, nadi
80 kali per menit, suhu tubuh 37 derajad celcius, Tn. S dan Ny. M
mengatakan saat keluarga mengalami sakit tipus diet yang diberikan
adalah memberikan makanan lunak seperti bubur, kemudian makanan
yang mengandung tinggi protein, dan tidak mengandung banyak serat.
Analisa yang dapat disimpulkan dari diagnosa keperawatan hipertermi
pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S
mengenal masalah kesehatan sudah teratasi, sehingga intervensi kunjungan
rumah Tn. S dihentikan.
27
B. Simpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Pengkajian ada keluarga Tn. S khususnya Tn. S dengan thypus pada
tanggal 25 April 2013 pukul 17:00 dirumah keluarga Tn. S
mendapatkan hasil Tn. S mengeluh badannya terasa lemas, pusing,
panas sejak lima hari yang lalu. Tn. S dan keluarga mengatakan tidak
tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, dan faktor-faktor yang
menyebabkan penyakit thypus.
b. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh penulis sesuai dengan
masalah dan etiologi yang diperoleh adalah hipertermi pada Tn. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal
masalah kesehatan tentang penyakit thypus.
c. Intervensi keperawatan yang disusun oleh penulis dengan diagnosa
hipertermi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. S
mengenal masalah kesehatan tentang penyakit thypus. Tujuan umum
dari intervensi yang dibuat oleh penulis adalah setelah dilakukan tiga
kali kunjungan rumah hipertermi teratasi dengan kriteria hasil suhu
tubuh 36,5 sampai 37 derajad celcius. Keluarga Tn. S mampu mengenal
masalah kesehatan tentang penyakit thypus dengan kriteria hasil
keluarga Tn. S mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, tanda
fan gejala, faktor-faktor yang menyebabkan penyakit thypus. Beberapa
intervensi untuk diagnosa tersebut adalah monitor tanda-tanda vital
yang meliputi tekanan darah, pernafasan, nadi dengan rasional untuk
28
memastikan tanda-tanda vital dalam batas normal, dan memantau suhu
tubuh pasien. Intervensi yang ke dua adalah jelaskan cara menurunkan
suhu tubuh dengan mengkompres dengan air hangat, anjurkan minum 2
liter per hari dengan, anjurkan untuk tidak mengunakan pakaian yang
tidak tebal rasional untuk mencegah terjadinya dehidrasi, mempercepat
sirkulasi dan membantu evaporasi keringat . Intervensi yang ke tiga
yaitu jelaskan tentang pengertian thypus rasionalnya untuk memberikan
pengetahuan pada keluarga Tn. S tentang pengertian thypus, interrvensi
yang ke empat adalah penjelasan tentang tanda dan gejala thypus
dengan rasional agar keluarga mengerti tanda dan gejala thypus.
Intervensi yang ke lima adalah jelaskan tentang faktor-faktor penyebab
thypus dengan rasional agar keluarga mengetahui tentang hal hal apa
saja yang dapat menyebabkan thypus, menjelaskan tentang diet thypus
dengan rasional untuk menambah pengetahuan dan membantu
mempercepat proses kesembuhan.
d. Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat yaitu memonitor tanda-tanda vital pasien,
menjelaskan cara penurunkan panas dengan dikompres dengan air
hangat , menjelaskan pengertian thypus, menjelaskan tanda dan gejala
thypus, menjelaskan faktor-faktor penyebab thypus, menjelaskan
tentang diet thypus.
e. Evaluasi yang penulis dapatkan sesuai dengan tujuan dari intervensi
keperawatan dan kriteria hasil yaitu . Data obyektif yang diperoleh
29
tekanan darah 120 per 80 mmhg, respirasi 18 kali per menit, nadi 80
kali per menit, suhu tubuh 37 derajad celcius, Tn. S dan Ny. M
mengatakan diet yang diberikan kepada Tn. S adalah makanan lunak
kemudian makanan biasa, makanan yang mengandung tinggi protein,
dan tidak mengandung banyak serat selama Tn. S masih sakit. Dari data
subyektif dan obyektif maka penulis dapat menganalis bahwa masalah
hipetermi pada Tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Tn. S dalam mengenal masalah kesehatan teratasi sehingga intervensi
dihentikan.
2. Saran
a. Bagi Institusi dan Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih meningkatkan mutu anak didik
melalui bimbingan yang berkualitas demi kemajuan institusi dan
peningkatan kualitas tenaga keperawatan yang profesional
b. Bagi Tenaga Kerja Kesehatan
Diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang baik,
serta tenaga kerja kesehatan diharapkan selalu bekerja sama dengan
baik dengan tenaga kesehatan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhamad.2012. MedikalBedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:DIVA
Press,
Hidayatj Aziz,2QG8, Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Jakarta:alemba Medika,
Juwono.2004. Buku Ajar Ilmu Penyaldt Dalam Mid lt Edisi 3, Jakarta:Balai
Penerbit FKUI.
Mohamad, fatmawati. 2010. Efektivitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan
Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang Gl Lt.2 RSUD Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. http://ejumall:undip,ac.id, diakses
pada tanggal 25 April 2013 jam 20.00 WIB.
Muwaini, Arita.2011, Perawatan Pasien Penyaldt Dalam, Edisi Pertama.
Yogyakarta:Goysen Publising.
Mubarak Iqbal, Nurul Cahyatm. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Nanda, 2007, Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran:EGC
NUTS, dr. Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Padila.2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Nuha Medika.
Fuskesmas, Gondangrejo. 2013< Data Penyaldt Terbanyak. Diambil pada tanggal
27 April 2013
Pramitasari, Okky Kumia. 2013. Faktor Resiko Terjadinya Penyaldt Demam
Thyvoid Pada Penderita Yang Dirawat Dintmah SaUt Umum Daerah
Ungaran. hrtp://ejoumalsl.undip,aqid/index.php/ikm> diakses tanggal 25
April 2013. Jam 17.00 WIB.
Suprajitno. 2012 Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Wilkinson, J. 2007 . Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta; EGC
top related