studi infeksi koksidia pada ayam petelur (gallus …digilib.unila.ac.id/26650/3/skripsi tanpa bab...
Post on 03-Mar-2019
313 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus)STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI KELURAHAN
SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTABANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Oleh
Nadia Eka Yulian
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus)STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI, KELURAHAN
SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTABANDAR LAMPUNG
Nadia Eka Yulian
Ayam petelur (Gallus gallus) strain Lohman jantan merupakan salah satu jenisunggas yang banyak dibudidayakan. Ayam petelur strain Lohman jantan dikenaldengan sebutan ayam jantan tipe medium, karena pertumbuhan ayam jantan tipemedium berada di antara ayam petelur ringan dan broiler. Dalam melakukanpemeliharaan ayam, masih sering terdapat kendala, salah satunya disebabkan olehparasit jenis koksidia yang menyebabkan koksidiosis. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan November 2016 di Peternakan mandiri, di Kelurahan Segalamider,Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung. Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui parasit penyebab koksidiosis dan prevalensi serangankoksidia pada ayam strain Lohman jantan. Metode penelitian yang digunakanadalah proportionate clustered random sampling, yaitu mengambil 100 sampelfeses secara acak dari setiap kandang sebanyak 25 sampel feses. Penghitunganjumlah telur parasit menggunakan uji EPG Mc. Master. Hasil penelitianditemukan parasit penyebab koksidiosis pada ayam strain Lohman adalahEimeria tenella dengan nilai prevalensi serangan koksidia sebesar 20% .
Kata kunci : Koksidia, Eimeria tenella, prevalensi, ayam petelur strain Lohmanjantan.
ii
STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAM PETELUR (Gallus gallus)STRAIN LOHMAN JANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI KELURAHAN
SEGALAMIDER, KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT, KOTABANDAR LAMPUNG
Oleh
Nadia Eka Yulian
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Penmgetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ii
Judul Skripsi : STUDI INFEKSI KOKSIDIA PADA AYAMPETELUR (Gallus gallus) STRAIN LOHMANJANTAN DI PETERNAKAN MANDIRI,KELURAHAN SEGALAMIDER,KECAMATAN TANJUNG KARANGBARAT, KOTA BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Nadia Eka Yulian
NPM : 1317021051
Jurusan/ Program Studi : Biologi / S1 Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Emantis Rosa, M.Biomed drh. Purnama Edy Santosa, M.SiNIP. 195806151986032001 NIP. 197003241997031005
2. Ketua Jurusan BiologiFMIPA Unila
Dra. Nuning Nurcahyani, M.ScNIP. 196603051991032001
iii
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Emantis Rosa, M.Biomed ........................
Sekretaris : drh. Purnama Edy Santosa, M.Si ........................
PengujiBukan pembimbing : Priyambodo, M.Sc ........................
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Warsito, DEA., Ph.D.NIP. 19710212 199512 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 26 April 2017
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Provinsi
Lampung pada tanggal 24 November 1995, sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak
Jemarin dan Ibu Yuli Kirmawati. Penulis mulai
menempuh pendidikan pertamanya di Taman
Kanak-Kanak Pembina pada tahun 2000. Pada tahun
2001, penulis melanjutkan pendidikannya di
Sekolah Dasar Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Lampung
pada tahun 2008. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah
Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung.
Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung melalui
Jalur Seleksi Bersama Masuk Pergururuan Tinggi Negeri (SBMPTN) tertulis.
Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, penulis pernah
mendapat beasiswa PPA pada tahun 2014 – 2016 dan pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Biologi Umum Jurusan Kehutanan , asisten praktikum
Biosistematika Hewan dan Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi.
Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA
ii
Unila sebagai Sekretaris Bidang Ekspedisi tahun kepengurusan 2014/2015 dan
menjadi Sekretaris Umum di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO)
FMIPA Unila pada tahun kepengurusan 2015/2016.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Maret 2016 di Desa
Penggawa V Ulu, Kabupaten Pesisir Barat. Pada bulan Juli-Agustus 2016 penulis
melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Balai Veteriner Lampung dengan judul
“Identifikasi Parasit Darah Pada Sapi (Bos indicus) Di Balai Veteriner
Lampung”.
ii
MOTTO
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, danTuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya(QS: Al-’Alaq 1-5)
“Pengalaman Adalah Guru Terbaik dan Pengetahuan AdalahSebuah Kekuatan.”
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?(QS: Ar-Rahman 13)
“gantungkan cita-citamu setinggi langit ! Bermimpilah setinggi langit. Jikaengkau terjatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasandan menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan
“Man Jadda Wajada, Man Shabara Zhafira, Man Sara Ala DarbiWashala”
(Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil, Siapa yang bersabar pastiberuntung, Siapa yang menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan)
iii
Persembahan
Bismillahirrohmanirrohim
Kupersembahkan karya kecil ini dengan segala ketulusan dan
kesederhanaan sebagai tanda bakti dan kasihku
Untuk yang tercinta :
Kepada Bapak Jemarin dan Ibu Yuli Kirmawati untuk kasih sayang,
cinta, dan pengorbanan yang tak pernah berhenti mendukung dan
mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya.
Kepada adik tercinta Bayu Anggara Putra dan Cindy Oktavia Ramadhani
yang selalu menberikan keceriaan dan dukungan mengiringi langkahku.
Kepada Rio Riski Ananda yang tak pernah lelah memberikan waktu dan
semangatnya kepada penulis.
Bapak ibu dosen yang telah membantu dan membimbingku selama ini
Dan
Seluruh keluarga tercinta dan Almamaterku Universitas Lampung yang
aku Banggakan.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya,
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Infeksi Koksidia pada
Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain Lohman Jantan di Peternakan Mandiri
Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar
Lampung” tepat pada waktunya. Dengan selesainya skripsi ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Ibu Dr. Emantis Rosa, M. Biomed., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan kritik selama pembuatan skripsi ini.
2. Bapak drh. Purnama Edy Santosa, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan perhatian, pengertian, bimbingan, serta dukungan selama
pembuatan skripsi ini.
3. Bapak Priyambodo, M.Sc., selaku Dosen pembahas yang telah memberikan
masukan, kritik, dan sarannya agar tulisan ini menjadi lebih baik . Terima
kasih atas pengertiannya, serta nasihat yang baik kepada penulis.
4. Ibu Nismah Nukmal, Ph.D., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan saran, pengertian, nasihat, dan bimbingan selama penulis
menyelesaikan studi.
xi
xi
5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
6. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu, terima kasih atas ilmu dan bantuan yang sudah diberikan selama penulis
melaksanakan studi di Jurusan Biologi.
8. Teman terdekat para Wanshol, Meri, Wiwit, Aas, Carina, Fadela, Annisa, Della,
Pazry, Aji, Hafiz, Agung, Alfi, dan Purwo terima kasih atas kebersamaan,
keceriaan, kesabaran, pelajaran, motivasi, dan dukungan kepada penulis selama
ini.
9. Teman-teman Biologi angkatan 2013, kakak tingkat 2011-2012 serta adik tingkat
2014-2016 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas
kebersamaan, dukungan, motivasi, dan semangat untuk penulis.
10. Keluarga besar Kelompok KKN Penggawa V Ulu Bayu Titis Nolo, Muthia Yuli
Astuti, Melati, Suhendri, dan Khoirul Anam untuk kebersamaan, pengalaman,
dan pembelajaran.
11. Keluarga besar Balai Veteriner Lampung, terima kasih atas ilmu yang diberikan,
serta kesempatan yang diberikan dalam melakukan kerja praktik dan penelitian.
12. Almamater tercinta.
xii
xii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini
dan masih dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 11 April 2017
Penulis
Nadia Eka Yulian
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ................................................................................i
ABSTRAK .......................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DALAM ......................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................v
RIWAYAT HIDUP ............................................................................vi
MOTTO ........................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ix
SANWACANA ....................................................................................x
DAFTAR ISI.................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................11.2 Tujuan Penelitian.....................................................................41.3 Manfaat Penelitian...................................................................41.4 Kerangka Pemikiran. ...............................................................4
xiv
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ayam Petelur (Gallus gallus)Strain Lohman Jantan……………………...…. ......................62.1.1 Klasifikasi Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain
Lohman Jantan…………………………………………72.1.2 Morfologi Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain
Lohman Jantan..............................................................82.2 Protozoa ...................................................................................82.3 Koksidiosis ...........................................................................102.4 Gejala Klinik Koksidiosis......................................................112.5 Eimeria spp. ..........................................................................12
2.5.1. Morfologi Eimeria spp. ...............................................122.5.2. Klasifikasi Eimeria spp. . .............................................132.5.3 Siklus Hidup.................................................................142.5.4 Patogenesis...................................................................16
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................183.2 Alat ........................................................................................183.3 Bahan. ....................................................................................193.4 Metode Penelitian ..................................................................193.5 Prosedur Penelitian ................................................................19
3.5.1 Pengambilan Sampel Feses. .........................................193.5.2 Pelaksanaan Penelitian. .................................................19
3.5.2.1 Prosedur Identifikasi Koksidia...............................203.5.2.2 Penghitungan Jumlah Koksidia Menggunakan
Mc. Master ............................................................203.6 Analisis Data..........................................................................21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Koksidia ....................................................224.2 Jumlah Sampel Terinfeksi Pada Stadium oocyst per gram
(OPG) dan Nilai Prevalensi Pada Feses Ayam Petelur(Gallus gallus) Strain Lohman Jantan ...................................27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................335.2 Saran ......................................................................................33
xv
DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................34
LAMPIRAN.......................................................................................38
Lampiran 1. Feses ayam petelur (Gallus gallus) Strain LohmanJantan
Lampiran 2. Alat dan bahan dalam penelitianLampiran 3. Cara kerjaLampiran 4. Hasil identifikasi koksidia pada mikroskopLampiran 5. Gejala klinis koksidiosis
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ayam Petelur Strain Lohman Jantan…………………………..........8
Gambar 2. Koksidiosis Pada Ayam……………...…………………………….11
Gambar 3. Siklus Hidup Eimeria………………..………………………….....14
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil identifikasi koksidia yang ditemukan pada ayam petelur strainLohman jantan di Peternakan Mandiri Kelurahan Segalamider,Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota BandarLampung………………………….........................................................23
Tabel 2. Jumlah koksidia dan nilai prevalensi pada stadium oocyst per gram(OPG) …………………………………………………………………28
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak unggas mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi sumber
protein dan sumber pendapatan masyarakat Indonesia. Ternak unggas dapat
dijadikan untuk penyediaan daging dan telur yang relatif murah, cepat
dihasilkan dan terjangkau untuk masa mendatang dibandingkan dengan ternak
lainnya (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010).
Sebagai salah satu jenis ternak penghasil protein hewani yang tinggi, ayam
(Gallus gallus) sangat dinikmati dan dikenali oleh masyarakat. Beberapa strain
ayam yang dikenal di Indonesia antara lain berasal dari strain Isa Brown,
Lohman, dan Leghorn. Salah satu jenis yang banyak dibudidayakan adalah
strain Lohman jantan. Pada beberapa peternakan ayam petelur strain Lohman
yang berkelamin betina dimanfaatkan untuk diproduksi telurnya karena dapat
mengasilkan telur, sedangkan yang berkelamin jantan dimanfaatkan untuk
diproduksi dagingnya saja (Darma, 1982).
Ayam petelur strain Lohman jantan sangat mudah dalam pemeliharannya,
karena selain bibitnya yang murah dan mudah didapat, pertumbuhannya cepat,
memiliki tekstur daging yang menyerupai ayam kampung, memiliki daya
2
adaptasi yang tinggi terhadap berbagai situasi lingkungan dan iklim yang ada
dapat dipanen dalam waktu yang singkat, yaitu selama delapan minggu,
sehingga banyak diminati oleh masyarakat (Yusdja, 2002).
Banyaknya kebutuhan konsumsi akan unggas dibuktikan dengan tingginya
angka konsumsi unggas khususnya ayam pada tahun 2004, yaitu 746.200 ton
yang diikuti dengan jumlah produksi ayam pada tahun yang sama sebesar
1.190.900 ton. Pada tahun-tahun berikutnya, tingginya tingkat konsumsi ayam
masih bisa diimbangi dengan produksi ayam. Akan tetapi, pada tahun 2008
total konsumsi ayam sebesar 1.071.000 ton dan total produksi pada tahun
tersebut masih jauh di atas konsumsi nasional, yakni sebesar 1.358.380 ton.
Sehingga pemenuhan akan unggas menjadi tidak tercukupi. Hal ini lah yang
mendasari konsumsi ayam petelur strain Lohman jantan yang dimanfaatkan
dagingnya, agar angka konsumsi masyarakat terhadap unggas dapat terpenuhi
(Sucipta dan Hatta, 2009).
Menurut Suratman (2009), sistem pemeliharaan ayam saat ini sudah
mengalami perkembangan yang lebih baik, namun dalam pemeliharaannya
banyak terdapat kendala yang menyebabkan perkembangan ayam menjadi
terhambat. Salah satu kendalanya adalah adanya berbagai jenis agen penyakit,
baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, maupun cacing. Dampak
penyakit yang ditimbulkan merupakan kendala utama bagi para peternak ayam.
Menurut Akoso (2009), akibat serangan protozoa parasit pada ayam akan
menimbulkan kerugian, yaitu penurunan produktivitas dan berat badan,
3
mengakibatkan kelumpuhan serta gangguan fungsi organ lainnya, bahkan
menyebabkan kematian ayam.
Salah satu penyakit akibat protozoa parasit yang menyerang ayam adalah
koksidiosis. Koksidiosis merupakan penyakit berak darah yang disebabkan
oleh protozoa yang dapat merusak saluran pencernaan pada ayam. Menurut
Gordon (1997), kematian ternak ayam pada suatu peternakan akibat koksidiosis
dapat mencapai 5–10% bahkan koksidiosis dapat menimbulkan kematian
sampai 100%, apabila terjadi infeksi berat yang ditandai dengan hilangnya
darah yang cukup banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Salfina et.al. (1992) mengenai prevalensi kasus
koksidiosis pada ayam buras di Kalimantan Selatan mencapai 27, 1% dengan
kisaran OPG (oocyst per gram) 40–7.200, dan ditemukan penyebab koksidiosis
yaitu Eimeria tenella (13,3%).
Informasi tentang kasus koksidiosis di Provinsi Lampung sampai saat ini belum
banyak diperoleh. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian
mengenai infeksi koksidia pada ayam petelur strain Lohman jantan. Dengan
diketahuinya infeksi koksidiosis pada ayam petelur strain Lohman jantan akan
mempermudah penanganan dan pencegahannya lebih dini.
4
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui jenis parasit penyebab koksidiosis pada ayam petelur (Gallus
gallus) strain Lohman jantan yang ada pada peternakan mandiri di
Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar
Lampung.
2. Mengetahui prevalensi serangan koksidia pada ayam petelur (Gallus gallus)
strain Lohman jantan di peternakan mandiri Kelurahan Segalamider,
Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada
peternak mengenai infeksi koksidiosis pada ayam petelur (Gallus gallus)
strain Lohman jantan sehingga dapat dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan kematian pada ayam.
1.4 Kerangka Pemikiran
Ayam petelur (Gallus gallus) merupakan salah satu hewan ternak yang paling
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ayam dapat dijadikan sebagai
pemenuhan kebutuhan protein hewani oleh masyarakat, yang memiliki harga
terjangkau melalui produksi telur dan dagingnya. Meningkatnya angka
konsumsi unggas pada setiap tahunnya menjadikan tidak terpenuhinya
kebutuhan akan unggas. Hal ini lah yang mendasari penggunaan ayam petelur
5
strain Lohman jantan yang sebelumnya hanya dibakar begitu saja akibat tidak
laku dijual, akan tetapi kini digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan unggas
terutama dagingnya, sehingga kini strain Lohman jantan banyak diproduksi
oleh masyarakat.
Tingginya produksi akan ayam petelur strain Lohman jantan, ternyata masih
banyak mengalami kendala yang dihadapi oleh para peternak ayam. Salah
satu kendalanya adalah penyakit akibat koksidia, yaitu koksidiosis.
Pemeliharaan kesehatan hewan unggas terutama ayam menjadi sesuatu hal
yang penting untuk mengatasi penyakit koksidiosis. Kerugian yang
ditimbulkan dari penyakit koksdiosis menyebabkan kematian hingga 20-90%.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain Lohman Jantan
Ayam petelur strain Lohman jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe
medium, karena pertumbuhan ayam jantan tipe medium berada di antara ayam
petelur ringan dan broiler. Ayam tipe medium ini dapat dimanfaatkan sebagai
ternak penghasil daging (Sumadi, 1995). Strain adalah klasifikasi ayam yang
dihasilkan oleh breeding farm yang didasarkan pada garis keturunan tertentu
melalui persilangan dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas sehingga ayam
tersebut memiliki bentuk, sifat, dan tipe produksi tertentu sesuai dengan tujuan
ekonomis tertentu (Suprijatna et al., 2005).
Dalam usaha pembibitan, peluang untuk menghasilkan ayam betina dan ayam
jantan pada proses penetasan adalah 50%. Dengan demikian, kemungkinan
anak ayam jantan tipe medium sebagai ternak penghasil daging cukup besar.
Sehingga dilakukan produksi ayam jantan tipe medium (Riyanti, 1995).
Bibit ayam strain Lohman jantan mempunyai daya tahan yang baik terhadap
lingkungan, dapat dipanen dalam waktu yang singkat, yaitu selama 8–9
minggu, dan mempunyai harga day old chick (DOC) yang murah, antara Rp
7
2.500–5.000 per ekor (PT. Multi Breeder Adirama Indonesia, 2005). Ayam
strain Lohman jantan memiliki bobot tubuh yang cukup berat, akan tetapi
beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan broiler. Oleh
karena itu, ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak
kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat
menghasilkan daging yang banyak (Sumadi, 1995).
Ayam hasil persilangan antara galur Ross dengan galur Arbor acres
menghasilkan ayam strain Lohman jantan dengan kandungan lemak sebesar 2,6
% sedangkan betina 2,8 % (Sumadi, 1995). Pada jenis ayam jantan, kelebihan
energi digunakan untuk pertumbuhan, sedangkan pada ayam betina kelebihan
energi digunakan untuk produksi telur (Wahju, 1992).
2.1.1 Klasifikasi Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain Lohman Jantan
Klasifikasi dari ayam petelur strain Lohman jantan adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : Gallus gallus (Sarwono, 2003).
8
2.1.2 Morfologi Ayam Petelur Strain Lohman Jantan
Ayam petelur strain Lohman jantan (Gambar 1. ) memiliki ciri-ciri bulu
berwarna putih, jengger berwarna merah, mata bersinar, berat dari ayam
petelur strain Lohman jantan berada diantara berat ayam petelur ringan
dan broiler, serta mempunyai kandungan lemak lebih rendah
dibandingkan dengan betina (Wahju, 1992).
Gambar 1. Ayam petelur strain Lohman jantan(Dokumentasi pribadi, 2016)
2.2 Protozoa
Protozoa adalah organisme satu sel dengan bagian-bagian sel yang lengkap.
Protozoa dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, salah satunya
adalah unggas. Penyakit yang menyerang unggas disebabkan oleh protozoa
parasitik (Tabbu, 2002).
9
Pada awalnya klasifikasi protozoa dibedakan menjadi tiga filum yaitu
Sarcomastigophora yang terdiri atas Amoeba dan Flagellata, Apicomplexa yang
terdiri dari Sporozoa, dan Ciliophora yang terdiri dari Cilliata. Klasifikasi ini
terus berkembang menjadi empat subfilum, yaitu Mastigophora yang terdiri
dari Flagellata, Sarcodina yang terdiri dari Amoeba, Sporozoa, dan Cilliophora
yang terdiri dari Ciliata (Brooks et al., 2004).
Adanya protozoa di dalam tubuh unggas merupakan salah satu faktor yang
dapat menentukan tingkat kesehatan dan kelayakan ayam untuk dikonsumsi.
Cara makan unggas yang merupakan pemakan segala menjadikan ayam rentan
untuk terserang parasit. Beberapa jenis protozoa yang bersifat parasitik pada
ayam adalah Histomonas meleagridis, spesies dari genus Eimeria seperti
Eimeria tenella, Eimeria maxima, Eimeria brunetti dll (Tabbu, 2002).
Menurut Assafa et.al. (2004) protozoa memiliki perubahan bentuk secara
morfologi maupun fisiologi, yaitu dari bentuk aktif yang berupa tropozoit
menjadi bentuk yang tidak aktif atau dorman (kista). Dalam bentuk kista
protozoa akan membentuk dinding yang sangat tebal. Hal ini dikarenakan
kondisi tempat hidup (habitat) protozoa berubah menjadi ekstrim, seperti
perubahan suhu, lingkungan dan pH sehingga tidak memungkinkan protozoa
hidup dalam bentuk tropozoit. Pada bentuk kista protozoa akan menjadi kuat
terhadap ancaman dan juga merupakan bentuk yang bersifat infektif ke tubuh
inang.
10
2.3 Koksidiosis
Koksidiosis merupakan penyakit usus yang disebabkan oleh protozoa parasit
dari genus Eimeria (Allen and Fetterer, 2002). Menurut Calnek (2001)
Eimeria berkembang biak di saluran pencernaan dan menyebabkan kerusakan
jaringan yang terjadi pada dinding epitel usus ayam, yang menyebabkan
keluarnya darah bersama feses.
Eimeria menyebabkan kerusakan pada usus sehingga akan menurunkan
penggunaan pakan, lambatnya pertambahan bobot badan, serta penurunan
daya tahan tubuh dan penurunan produksi telur (Min et al., 2004 ).
Kasus infeksi koksidiosis banyak mendatangkan kerugian pada peternakan
ayam. Kerugian yang ditimbulkan meliputi kematian (mortalitas), penurunan
berat badan, pertumbuhan terhambat, nafsu makan menurun, produksi daging
turun, meningkatnya biaya pengobatan, upah tenaga kerja dan lain-lain.
Kerugian yang ditimbulkan dapat menghambat perkembangan peternakan
ayam dan menurunkan produksi protein hewani, oleh karena itu pengendalian
koksidiosis pada ayam perlu mendapat perhatian (Tabbu, 2002).
Menurut Lillehoj (1998) koksidiosis menjadi kasus penyakit yang hampir
selalu muncul pada setiap periode pemeliharaan ayam. Siklus hidup yang
pendek serta potensi reproduksi Eimeria yang tinggi di dalam suatu kelompok
ayam yang dipelihara secara intensif akan mendukung timbulnya letupan
penyakit yang berat.
11
2.4 Gejala Klinis Koksidiosis
Gejala terjadinya koksidiosis dapat terlihat tiga hari setelah infeksi. Dehidrasi
dapat terjadi pada koksidiosis sekum. Ayam terlihat lesu, tidak nafsu makan
dan saling berimpit serta muncul darah dalam tinjanya pada hari keempat
(Long and Jeffers, 1986). Munculnya darah dalam jumlah banyak (Gambar
2.) terjadi pada hari kelima atau keenam dan pada hari kedelapan atau
kesembilan ayam mengalami kematian atau berada dalam masa penyembuhan.
Kematian paling sering terjadi antara hari keempat dan hari keenam yang
datangnya dapat tak terduga karena kehilangan darah dalam jumlah banyak
(Soulsby, 1986).
Gambar 2. Koksidiosis pada ayam.Keterangan : A: Pendarahan ayam akibat koksidiosis(Dokumentasi pribadi, 2016)
A
12
2.5 Eimeria spp.
2.5.1 Morfologi Eimeria spp.
Menurut Tampubolon (1992) Eimeria spp. memiliki morfologi yang
berbeda berdasarkan siklus hidupnya dalam beberapa stadium, yaitu :
1. Ookista
Ookista berbentuk seperti bola, oval atau elips dengan dinding
terdiri dari dua lapis yang bersifat transparan. Tahap ini
merupakan tahap resisten dari koksidia.
2. Sporokista
Sporokista dihasilkan dalam ookista berbentuk oval memanjang,
satu ujungnya lebih runcing dari yang lainnya. Tiap sporokista berisi
dua atau empat sporozoit.
3 . Sporozoit
Sporozit secara umum berbentuk seperti koma dengan ukuran
1 , 0 × 1 , 5 µm bersifat transparan dan sitoplasmanya bergranula.
4. Tropozoit
Tropozoit merupakan hasil perkembangan dari sporozoit yang akan
melakukan proses skizogoni (pembelahan).
5. Skizon
Skizon merupakan tahap perkembangan sporozoit yang mengalami
pembelahan pada intinya. Ukuran maksimalnya 54 µm.
6 . Merozoit umumnya berukuran 5–10×1,5 µm mempunyai granular
di sekeliling intinya.
13
Menurut Levine (1978) perkembangan merozoit menyebabkan
timbulnya pendarahan pada feses, hal ini disebabkan oleh aktivitas
perkembangan merozoit pada dinding epitel usus hospes.
7 . Gametosit merupakan bentuk perkembangan dari merozoit yang
berkembang menjadi mikrogametosit dan makrogametosit.
Makrogametosit berkembang menjadi gamet betina dan ukurannya
sama dengan ookista. Mikrogametosit berkembang menjadi gamet
jantan bentuknya seperti koma, langsing, sedikit membengkok, pada
bagian anterior terdapat flagel sebagai alat geraknya
(Tampubolon, 1992).
2.5.2 Klasifikasi Eimeria spp.
Klasifikasi Eimeria spp. menurut (Soulsby, 1986) :
Kingdom : Protozoa
Phylum : Apicomplexa
Class : Sporozoa
Ordo : Eucoceidia
Family : Eimeriidae
Genus : Eimeria
Species : Eimeria tenella, Eimeria necatrix, Eimeria maxima,
Eimeria brunetti, Eimeria acervulina, Eimeria mitis,
Eimeria mivati, Eimeria praecox, dan Eimeria hagani.
14
2.5.3 Siklus Hidup
Siklus hidup Eimeria (Gambar 3) pada umumnya terjadi di dalam
tubuh inangnya dan sebagian kecil terjadi di luar tubuh inang dalam
bentuk ookista. Fase di dalam tubuh ayam dikenal dengan periode
prepaten dan berlangsung antara 5–7 hari (Sutawi, 1996).
Gambar 3. Siklus hidup Eimeria (Barta and Price, 2001).
Dalam siklus hidup Eimeria, ookista yang telah keluar bersama tinja (I)
terdiri dari satu sel, sporon. Sporon membagi menjadi empat
sporoblas, masing-masing akan menjadi sebuah sporokista dengan dua
GametogoniMerogoni
Sporogoni
15
sporozoit di dalamnya (Levine, 1985). Periode sporulasi ini berlangsung
kurang dari satu hari (12–24 jam) (I-L) (Sutawi, 1996).
Levine (1985) menyatakan proses sporogoni atau sporulasi ini
tergantung dari suhu dan jenis koksidia. Sutawi (1996) menyatakan
inang akan terinfeksi ketika menelan ookista bersporulasi dalam jumlah
yang banyak. Dinding ookista akan pecah dan melepaskan sporokista,
sporozoit (A) akan terlepas dan menyebar ke dalam usus.
Sporozoit ini kemudian menembus sel epitel dinding usus dan bergerak
ke bagian dalam sel. Serangan pertama pada dinding usus dapat
berlangsung sejak hari pertama infeksi. Sporozoit ini menembus
membran mukosa usus dan tumbuh dalam bentuk tropozoit pada hari
kedua (Sutawi, 1996).
Dalam waktu 2×24 jam, merozoit (C–D) akan memecahkan sel epitel dan
memasuki sel baru dari inang dan berubah menjadi meron generasi kedua
yang akan memproduksi 200–350 merozoit generasi kedua dengan
panjang sekitar 16 µm. Merozoit generasi kedua mulai memasuki sel
epitel baru dan berkembang menjadi meron generasi ketiga yang akan
memproduksi 4–30 merozoit generasi ketiga dengan ukuran panjang
sekitar 7 µm (Jackson et al., 1970).
16
Meron generasi ketiga mulai melaksanakan bagian siklus hidup seksual.
Tipe merozoit generasi ketiga akan membulat membentuk gamon,
kebanyakan dari gamon itu adalah makrogamon yang akan menjadi
makrogamet setelah membesar. Beberapa di antaranya adalah
mikrogamon yang akan membelah secara skizogoni membentuk
sejumlah besar mikrogamet yang berflagela. Mikrogamet (F) akan
membuahi makrogamet (G) yang selanjutnya mengelilingi dirinya
sendiri dengan sebuah dinding dan rnenjadi ookista. Zigot (H) akan
berkembang menjadi ookista (I) akan keluar bersama feses pada hari ke
tujuh (Levine, 1985).
2.5.4 Patogenesis
Jenis Eimeria penyebab koksidiosis pada ayam yang bersifat patogen,
yaitu E. tenella, E. necatrix, E.maxima dan E. brunetti. Sedangkan jenis
Eimeria penyebab koksidiosis pada ayam yang tidak tergolong patogen,
yaitu E. acervulina, E. mitis, E. mivati, E. praecox dan E. hagani
(Tampubolon, 1992)
Patogenesis dimulai ketika ayam menelan ookista bersporulasi yang
kemudian memasuki mukosa usus dan menyebabkan kerusakan selama
perkembangan reproduksinya. Jumlah ookista infektif yang termakan
17
merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya infeksi (Smith,
1977).
Koksidiosis pada ayam umumnya menyerang dua organ, yaitu bagian
sekum (caecal coccidiosis) dan usus halus (intestinal coccidiosis)
(Tampubolon, 1992). Koksidiosis sekum disebabkan oleh E. tenella,
sedangkan koksidiosis usus halus disebabkan oleh E. necatrix, E.
hagani, E. maxima, E. acervulina, E. mivati, E. mitis dan E. pracoex,
E. brunetti menyebabkan kerusakan pada usus halus, sekum dan kloaka
(Soulsby, 1974).
18
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 di peternakan mandiri di
Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Identifikasi
dilakukan di Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Lampung.
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas label, mikroskop, gelas
ukur untuk memperoleh volume larutan NaCl yang digunakan, beaker glass,
kamera untuk dokumentasi foto, masker, sarung tangan, alat tulis, stopwatch,
timbangan analitik untuk menimbang sampel feses yang akan digunakan, kertas
minyak sebagai wadah sampel, yang akan ditimbang, saringan 200 mesh untuk
menyaring sampel, batang pengaduk, mortar, pipet tetes, spatula, kamar hitung
Mc. Master untuk menghitung jumlah koksidia, dan tisu.
19
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses ayam dan larutan NaCl
jenuh.
3.4 Metode Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara proportionate clustered random
sampling yaitu mengambil feses ayam secara acak dari kandang peternak
mandiri di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota
Bandar Lampung.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pengambilan Sampel Feses
Diambil sampel feses ayam sebanyak 100 sampel dari keseluruhan empat
kandang yang ada di peternakan mandiri. Tiap kandang diambil feses
sebanyak 25 sampel. Sampel feses yang didapat dimasukkan kedalam
plastik dan diberi label 1 sampai 100.
20
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
3.5.2.1 Prosedur Identifikasi Koksidia
Identifikasi koksidia menggunakan buku panduan Conway and McKenzie
(2007), dengan menyamakan bentuk morfologi berupa ukuran dan bentuk
telur parasit koksidia yang ditemukan.
3.5.2.2 Penghitungan Jumlah Koksidia Menggunakan Mc.Master
Jumlah koksidia yang ditemukan dihitung menggunakan uji EPG (egg
per grams) Mc. Master yaitu menghitung jumlah koksidia secara
kuantitatif menggunakan kamar hitung Mc. Master yang menggunakan
NaCl jenuh sebagai pelarutnya. Prosedur dari uji EPG Mc. Master
adalah sebagai berikut :
Sampel feses ayam ditimbang sebanyak 2 gram dengan menggunakan
timbangan analitik.
Sampel feses yang telah ditimbang, dihancurkan dengan menggunakan
alat tumbuk (mortar) sambil ditambahkan NaCl jenuh sebanyak 58 mL
sedikit demi sedikit.
Filtrat yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan saringan Mesh
ke dalam beaker glass sambil diratakan di atas saringan.
Filtrat dalam beaker glass digoyang perlahan dan kemudian dimasukkan
ke dalam kaca Mc. Master menggunakan pipet tetes, tunggu hingga 5
menit sebelum diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100×.
21
Dihitung jumlah koksidia di bawah mikroskop, dengan pembacaan hasil
OPG (Oocyst per gram) mengikuti rumus :
Nilai OPG = 100 X
(X = Jumlah ookista yang ditemukan)
(Colville, 1991).
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data hasil
identifikasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk gambar yang meliputi jenis
parasit. Data prevalensi disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi jenis,
jumlah dan prevalensi. Untuk menghitung prevalensi digunakan rumus
menurut Soulsby (1986) sebagai berikut :
Jumlah sampel feses yang ditemukan suatu jenisPrevalensi = × 100%
Jumlah seluruh sampel feses yang diperiksa
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis parasit penyebab koksidiosis yang ditemukan pada ayam petelur strain
Lohman jantan adalah Eimeria tenella.
2. Prevalensi serangan koksidia pada ayam petelur strain Lohman jantan akibat
infeksi Eimeria tenella sebesar 20%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan jenis Eimeria penyebab
koksidiosis pada feses ayam petelur Strain Lohman jantan, sehingga disarankan
kepada peternak untuk menjaga kebersihan kandang dari feses yang menumpuk,
agar dapat dilakukan pencegahan penularan koksidiosis pada ayam.
34
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, T.N. 2009. Aspek Klinik dan Penularan pada Pengendalian PenyakitTernak Departemen Klini Veteriner FKH. Universitas Airlangga.Surabaya.
Allen P.C and R.H. Fetterer . 2002. Clinical Microbiology Reviews : RecentAdvances in Biology and Immunobiology of Eimeria Species and InDiagnosis and Confoll of Infection With These Coccidian Parasite ofPoultry. Journal Society Microbiology. Vol.15 (1) : 58-65.
Anon. 1990. Beberapa Penyakit Penting Pada Ternak Seri Peternakan. ProyekPengembangan Penyuluhan Pertanian Pusat / NAEP. DepartemenPertanian. Balai Informasi Pertanian Daerah Istimewa Aceh.
Arifin, Zainal. 2010. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Bangsa.Remaja Rosda Karya. Bandung.
Assafa, D. E., F. Deribe, Gebreselassie, J. Ali, S. Kibru and S. Nagesh. 2004.Medical Parasitology. Ethiophia Public Health Training Initiative. TheCarter Center, The Ethiophia Ministry of Health, and The EthiophiaMinistry of Education.
Barta, J.R and K. Price. 2001. Immunological Control Of Coccidiosis In Poultry.Journal Immunological. Vol. 4(1) : 101-108.
Brooks, F., A. Stephen, Butel, Janet, Morse dan S. Geo. MikrobiologiKedokteran Edisi I. Salemba Medika. Jakarta.
Calnek, B.W., C. W. Beard, H. J. Barnes, H. Jr. Wiyodi and W. M. Reid. 1994.Desease of Poultry. 9th Ed. Iowa State University. Iowa.
Calnek B.W. 2001. Disease of Poultry. 10th Ed. Iowa State University Press,USA.
Cheng,T.C. 1961. The Biology of Animal Parasites. W.B. Saunders Company.Limited Tokyo, Japan.
35
Colville, J. 1991. Diagnostic Parasitology for Veterinary Technicians. AmericanVeterinary Publications Thormwood Drive Golete. California.
Conway, D.P and M.E. McKenzie. 2007. Poultry Coccidiosis Diagnostic andTesting Procedures Third Edition. Blackwell Publishing. USA.
Darma, M. 1982. Tanggapan Ayam Jantan Pedaging Terhadap Mutu Ransumpada Awal Pertumbuhan. [Karya Ilmiah]. Fakultas Peternakan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Dawid F., M. Bekele and Y. Amede. 2012. Claf Coccidiosis in Selected DairyFams of Dire Dawa, Eastern Ethiopia. Global Veterinaria. Vol. 9(4):460-464.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010. Teknik Pengolahan DagingAyam. http:// disnakkeswan.Lampungprov.go.id/pengolahan_ayam.pdf.Diakses pada 30 Oktober 2016 Pukul 14.45 WIB.
Eraslan G, C.I. Bilal, C. Yucel, and E. Meryem. 2004. Changes InMalondialdehyde Level And Catalase Activity And Effect OfToltrazuril On These Parameters In Chicks Infected With Eimeriatenella. Bulletin Veterinary Pulawy. Vol. 48(2) : 251-254.
Gordon,R.F. 1997. Poultry Disease. Bailliere Tindall and Cox. London.
Hofstad, M. S., B.W. Calnek, C.F. Helmblot and W.M. Yoder. 1984. Diseases ofPoultry. 8th Ed. Iowa State University Press. Ames ,Iowa, USA.
Jackson, G.J., H. Robert and S. Ira. 1970. Immunity to Parasitic Animal.Health Department. Belgia.
Jadhav B. N, L.B. Dama and S. N. Bhamre. 2012. New Species Of Genus Eimeria(Eimeria Nikamae) In Broiler Chicken (Gallus gallus domesticus) FromAurangabad (M.S.) India. Vol. 1(3). ISSN: 2319 – 314X (Print); 2319 –3158 (Online).
Jadhav B.N and V.N. Susheel. 2014. Study of Eimeria brunetti (Levine 1942) inBroiler Chicken from Aurangabad District of Maharashtra State India.International Journal of Applied Science Research and Review. Vol.1(3) : 102-106.
Jankiewicz H.A. and R.H. Schofield. 1934. The Administration Of Heated OocytsOf Eimeria tenella As A Means Of Establishing Resistance andImmunity to Cecal Coccidiosis. Journal American Veterinary MedicalAssociate. Vol. 8(4) : 507-526.
36
Johnson, W.T. 1938. Coccidiosis of the Chicken with Special Reference toSpecies. Station Bulletin. Corvallis Agricultural Experiment Station,Oregon State College.
Levine, N.D. 1978. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
__________.1985. Veterinary Protozoology. Iowa State University Press.Ames.
Lillehoj, H.S. 1998. Role of T Lymphocyte and Cytokines in Coccidiosis.Journal International Parasitology. Vol. 28(2) : 1071-1081.
Long, P.L and. T.K. Jeffers. 1986. Control of Coccidiosis. JournalParasitology. Vol. 2(9) : 236-239.
Min W, Lillehoj H.S. and R.A. Dalloul. 2004. Application of BiotechnologicalTools for Coccidian Vaccine Development. Journal Veterinary. Vol.5(2) : 279-288
Nikam S.V., B.N. Jadhav and S.N. Bhamre. 2012. Study Of Genus Eimeria{Eimeria Mitis, Tyzzer 1929} In Broiler Chicken (Gallus gallus) FromAurangabad (M.S.) India. Vol. 1(1). ISSN: 2319 – 314X (Print); 2319 –3158 (Online).
Pattilesono dan Sangle. 2011. Efek Frekuensi Penaburan Zeolit Pada Alas LitterTerhadap Kualitas Lingkungan Kandang Ayam Pedaging. FakultasPeternakan Dan Perikan Ilmu Kelautan. Universitas Manokwari. Papua.
PT. Multi Breeder Adirama Indonesia. 2005. Standar Performan Produksi StrainLohman. Multi Breeder Adirama Indonesia. Lampung.
Riyanti. 1995. Pengaruh Berbagai Imbangan Energi Protein Ransum TerhadapPerforman Ayam Petelur Jantan Tipe Medium. Prosiding SeminarNasional Sains dan Tekhnologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak.Ciawi. Bogor.
Salfina, A. Hamdan dan Tarmudji.1992. Koksidiosis Pada Ayam Buras diKalimantan Selatan. Penyakit Hewan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.Vol. 24 (43) : 23-26.
Sarwono B. 2003. Beternak Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setyawati, S.J.A dan E. Yuwono. 2006. Upaya Peningkatan Kekebalan BroilerTerhadap Penyakit Koksidoisis Melalui Infeksi Simultan Ookista. JurnalProduksi Ternak. Vol. 8(1) : 72-77.
37
Smith, T. W. 1997. Protozoan Diseases. Poultry Science Home Page College ofAgriculture & Life Sciences Mississipi State University.http://www.msstate.edu/dept/poultry/disproto.htrn. Diakses pada 29November 2016 Pukul 14.30 WIB.
Soulsby, E.J.L. 1974. Parasitic Zoonoses Clinical and Experimental StudiesAcademic Press. London.
____________. 1986. Helminths, Arthropods and Protozoa of DomesticatedAnimals. 7 rd Ed. The English Language Book Society and BailliereTindal. London.
Sucipta dan Hatta. 2009. Wawasan Peternak Unggas. http://www.wartaekonomi.co.id. Diakses pada 05 November 2016 Pukul 16.45 WIB.
Sumadi. 1995. Pengaruh Pembuatan Jumlah Pakan dan Jenis Kelamin TerhadapPerformans Dua Galur Ayam Broiler. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Suprijatna, E., R. Kartasudjana dan U. Atmarsono. 2005. Ilmu Dasar TernakUnggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratman. 2009. Prevalensi Koksidiosis Pada Ayam di Kota Denpasar.hhtp://www.bulletinveteriner.com/prevalensi/koksidiosis//pada/ayam/Denpasar. Diakses pada 30 Oktober 2016 Pukul 17.45 WIB.
Sutawi. 1996. Koksidiosis Sebuah Tinjauan pada Produksi UnggasModern. Majalah Informasi dan Koperasi. Swadaya PeternakanIndonesia No. III (Mei-Juni). pp: 17-1.
Tabbu C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya Volume 2. Kanisius.Yogyakarta.
Tampubolon, M. 1992. Petunjuk Laboratorium Protozoologi. IPB Press. Bogor.
Vertommen, M. H. and B. Koitwenhoven. 1993. Factor Which Contribute toContracting Coccidiosis. World Poultry. Special Issue on Coccidiosis.Vol. 9.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Ke-3. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta.
Yusdja, Y. 2002. Mencermati Ragam Ayam Potong. Artikel Lepas Intisari 403.Jakarta.
top related