strategi memanfaatkan media gambar untuk meningkatkan kemampuan kosakata pada pembelajaran bahasa...
Post on 29-Jul-2015
503 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI MEMANFAATKAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR
THESIS
By:
Nama : YENI SILFIA
Nim: 08.452.09
ENGLISH DENPARTMENT OF TARBIYAH FACULTY
STATE COLLEGE FOR ISLAMIC STUDIES KERINCI
2012 M/1433 H
STRATEGI MEMANFAATKAN MEDIA GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR
THESIS
SUBMITED TO ENGLISH DEPARTMENT OF
TARBIYAH FACULTY STAIN KERINCI IN
PARTIAL PULLFILLMENT OF THE REGUIRMENTS FOR
A DEGREE IN ENGLISH TEACHING
By:
Nama : YENI SILFIA
Nim: 08.452.09
ENGLISH DENPARTMENT OF TARBIYAH FACULTY
STATE COLLEGE FOR ISLAMIC STUDIES KERINCI
2012 M/1433 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)
namun juga menggunakan bahasa, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno
sebelum mengenal tulisan adalah menggunakan bahasa gambar. Bahasa itu sendiri berfungsi
sebagai alat komunikasi yang diperggunakan secara luas dalam setiap aspek kehidupan
seperti ilmu pengetahuan, pendidikan, bisnis, hiburan dan sebagainya.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain. Selain itu, Pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh sebab itu, tujuan
utama pembelajaran bahasa inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan bahasa inggris, baik secara lisan maupun tertulis. Pengertian
komunikasi yang dimaksud adalah memahami dan menggungkapkan informasi, pikiran,
perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan
menggunakan bahasa inggris1 (Depdiknas, 2003:4)
1Ansto Rahadi, Media Pembelajaran,(Jakarta : Depdikbud, 2003) hlm.4
Anita Lie, Sekjen Dewan Pendidikan Jatim; Associate Director Asia Teel (Teachers
Of English As a Foreign Language) menyatakan bahwa belajar bahasa inggris disekolah
dasar (SD) dan menenggah (SMP/SMA/SMK) mempunyai dua tujuan. Pertama, siswa perlu
menyiapkan diri agar bis membaca buku teks dalam bahasa inggris ditingkat perguruan
tinggi. Kedua, kemampuan berbahasa inggris masih digunakan sebagai factor penentu guna
mendapatkan pekerjaan dan Imbalan menarik.
Bahasa inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi
dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami
dan/atau menghasilkan teks lisan dan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan
berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan
inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam Bahasa inggris.
Tingkat kemampuan itu mencakup performative, functional, informational, dan
epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu
menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat
kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses
pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu
mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells,1987).
Pembelajaran bahasa khususnya bahasa inggris memiliki tujuan agar peran siswa
terampil berbahasa yang mencakup masalah ketrampilan berbicara, menyimak, membaca dan
menulis. Salah satu metode pembelajaran kosakata yang dirasa cukup menarik adalah
pembelajaran dengan menggunakan permainan. Pembelajaran dengan menggunakan
permainan akan sangat efektif untuk menjelaskan suatu pengertian niskala (abstrak) atau
konsep yang sering sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dengan permainan, siswa dapat
merumuskan pemahaman tentang suatu konsep: kaidah-kaidah asas (prinsip), unsur-unsur
pokok, proses, hasil, dampak dan seterusnya2.
Metode pembelajaran dengan permainan (learning games) yang merupakan kombinasi
dengan media pembelajaran adalah pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris SD.
Terdorong oleh hal-hal diatas itulah yang mendorong penulis untuk melakukan penulisan
karya ilmiah mengenai “Pemanfaatan Media Gambar untuk meningkatkan kosakata pada
pembelajaran bahasa inggris kelas V SD.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang diajukan membahas tentang :
1. Pembelajaran pada umumnya masih bersifat konvensional. Guru kurang kreatif dan
miskin inovasi dalam menyampaikan materi pelajaran. Bahkan terkesan guru hanya
ingin penyampaian materi itu cepat selesai tanpa memperdulikan bagaimana proses
pembelajaran yang berlansung dan keluaran yang dihasilkan.
2. Kurangnya motivasi dari siswa untuk mengikuti pembelajaran dikelas, siswa
cenderung kurang aktif sehingga sehingga menyebabkan pembelajaran bersifat
2 Suyatna, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara,2005) h.12
teacher-centered. Siswa hanya menerima materi, menulis, dan mengikuti semua yang
dilakukan guru, akibatnya pembelajaran hanya bersifat verbalistik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka Rumusan masalah yang diajukan
mengenai :
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan kosa kata dengan menggunakan media
gambar pada pembelajaran bahasa inggris sekolah dasar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah Pemanfaatan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris anak SD.
E. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Memberikan motivasi serta pertimbangan dalam penyediaan dan pemilihan media
pembelajaran yang tepat untuk memperlancar proses belajar mengajar. Selain itu
dapat memberikan masukan kepada guru untuk selalu menggunakan media
pembelajaran yang kreatif dan menarik.
2. Dapat meningkatkan kemampuan dalam belajar mengajar bahasa inggris di SD
terutama yang berkaitan dengan kemampuan kosakata.
3. Memberikan masukan tentang manajemen guru dalam mengelola proses pembelajaran
(khususnya dalam penggunaan media) agar tujuan pendidikan secara instruksional
tercapai optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran bahasa inggris
1.1 Pengertian Pembelajaran
Suatu proses belajar harus ad interaksi anatara siswa dan guru. Hal ini harus
terjadi agar dalam suatu PBM (proses belajar mengajar) tidak terasa monoton dan
hanya bisa berinterksi satu arah. Interaksi siswa dan guru yang baik akan dapat
meningkatakan atau memajukan proses belajar mengajar yamg baik.
Interaksi ini mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran Saat
guru menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik
memperhatikan guru, ini yang disebut interaksi yang tidak monoton. Dalam hal
interksi seperti ini jika guru bertanya dan murid bisa menjawab ini juga interaksi
yang tidak monoton.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dimaksud dengan
interksi dlam proses pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dan
siswa sehingga mendapatkan suasana yang kondusif dalam upaya memajukan
suatu proses pembelajaran.
Sedangkan belajar merupakan proses memperoleh kecakapan, ketrampilan dan
sikap. Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana
organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.
Menurut Gagne dalam Yamin, 2005: 17, belajar merupakan kegiatan yang
kompleks dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai, akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mengembangkan pemikirannya karena belajar merupakan proses kognitif.
Lingkungan sekitar banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masing-masing
individu, seperti pola berfikir, bertindak, berbicara, sikap, gaya bahasa, watak dan
lain sebagainya. Lingkungan pendidikan terdiri dari rumah tangga, sekolah, dan
lingkungan lainnya.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu
adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).
1.2 Pembelajaran Bahasa Inggris SD
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan buaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan dan tulis
yang direalisasikan dalam 4 keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris
pada tingkat literasi tertentu. Tingkat Literasi mencakup performative, fungsional,
infomational dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca,
menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan.
Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk.
Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan
kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu
mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
Pembelajaran bahasa Inggris ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai
tingkat finctional, yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari. Diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena
mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Tinggi
literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik
karena bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing.
Adapun tujuan dan ruang lingkup pembelajaran bahasa inggris bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan
tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.
2. Memiliki kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
3. Mengembangkan peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa
dengan budaya.
Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Inggris :
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris, baik
dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi
mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading),
dan menulis (writing).
b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik bahasa Inggris
sebagai bahasa asing dan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu melalui
perbandingan kedua bahasa tersebut.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa
budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa
dapat melintasi budaya dan melibatkan diri dalam keragaman.
2. Media Gambar
2.1 Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran
Dalam pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing media mempunyai
peran penting karena beberapa alasan. Media pembelajaran membantu guru dalam
mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Media
pembelajaran yang biasa digunakan meliputi permainan, video, CD, VCD, tape, dan
sebagainya. Ketersediaan media di suatu kelas akan mempengaruhi pembelajaran
siswa dimana penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian
pembelajaran itu sendiri.
2.2 Pengertian Media Gambar
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi
jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu
akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-
anak sekolah dasar.Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks ,tetapi
dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi
senang belajar media inggris. Media Intervi menurut Heinrich ( 1981) adalah yang
media digunakan untuk membawa pesan dengan suatu tujuan. Jadilah kelebihan alat
peraga visual khususnya sebagai salah satu dari media pembelajaran yang efektif
Dibawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya :
b. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam
bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti
lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor3.
c. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan
umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja4.
d. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal
bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan5.
Manfaatmedia pembelajaran bagi guru adalah :
1. Memudahkan pengertian ketika anak-anak sedang mendengarkan
2. Dapat melafalkan dengan baik arti dari kosa kata
3. Dapat membaca dengan benar
4. Tersedianya suatu topik kata
5. Memudahkan jalan komunikasi antara guru dan murid
Ada berbagai macam yang alat peraga visual yang secara efektif dapat
digunakan oleh para guru di dalam kelas.Guru sekolah dasar harus menggunakan
beberapa alat peraga visual dalam pembelajaran untuk memudahkan
mengajar.Sebagian dari alat peraga visual yang kita dapat digunakan adalah ,
gambar-gambar, tabel, poster, kartun dan benda nyata.
Gambar yang berwarna – warni dapat membuat murid dalam belajar bahasa
inggris menjadi semangat. gambar ini dapat menerjemahkan konsep abstrak
menjadi lebih realistis dan berwujud,sehingga murid tidak hanya dapat
membayangkan saja.Dengan mengambil gambar-gambar dari surat kabar, majalah
3 Hamalik, Media Pendidika, ( Bandung, Citra Aditya Bakti: 1994) hlm.944Arif Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja,1996) hlm.295 Soelarko., Psikologi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud,1980) hlm.13
dan kalender tentu tidak membutukan biaya mahal. Disamping itu suasana
pembelajaran menjadisemakin menyenangkan. Ini dapat dilakukan disemua
tingkatan disekolah dasar.
Simpulannya media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-
peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan
kedalam bentuk 2 dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan
yang berhubungan denagn pokok bahasan.
1. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan
interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari
media pembelajaran adlah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru.
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan.
b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap
orang.
c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi
kerja secara maksimal.
d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan
ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern6.
6 hamalik,Op,Cit hlm.12
Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis
yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video
rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah
pegunungan.
b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang
dipasang diruang kelas.
c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera
d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi
untuk menerangkan gejala alam.
e. Menyederhanakan kompleksitas meteri.
f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau
alam sekitar7 (Rohani ,1997 : 6-7).
2. Karakteristik Media
Menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik media gambar :
1). Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika
siswa melihat langsung7Ahmad Rohani, Media Instruktsional Edukarif,( Jakarta: Rineka Cipta,1997) hlm.6-7
2). Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok
dalam gambar tersebut
3). Ukuran gambar proporsionsl, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran
yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
4). Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5). Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media
yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kelebihan Media Gambar :
Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
Memperjelas masalah bidang apa saja
Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan8.
Adapun kelemahan Media Gambar :
Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat
oleh sekelompok siswa.8Arif Sadiman ., Op.Cit.hlm.31
Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam
pembelajaran9.
Menurut Sudjana (2001 :12) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-
gambar adalah sebagai berikut :
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan
berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat
belajar siswa secara efektif.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama
dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau 1
halaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas.
e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat
para siswa menjadi efektif.
f. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak
bertentangan dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling
penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan
gambar.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media
pembelajaran yang efektif kerena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas, kuat dan terpadu melaui pengungkapan kata-kata dan gambar.
9 Ansto Rahadi.,Op.Cit.hlm27
3. Tinjauan Tentang Kosakata
Kosakata merupakan semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata
yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis. Kata yang dipakai dalam suatu bidang
ilmu pengetahuan ( TIM penyusun Kamus Pusat Bahasa, 1995 : 327), sedangkan Zainuddin
(1992 : 8), kosakata digunakan untuk mewakili suatu nama, sifat, bentuk dan jenis benda,
bisa menggunakan kesatuan bahasa yang bermakna, yang disebut kata atau kelompok kata.
Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kualitas dan kuantitas
yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan
terampil berbahasa. Sehingga bisa dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas, tingkatan dan
kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan
mentalny. Hal ini selaras dengan pandangan Dale10 yang memberikan pandangan tentang
pentingnya memahami kosakata sebagai berikut :
1. Kuantitas dan kualitas penguasaan kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang
terbaik bagi perkembangan mentalnya.
2. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual.
3. Semua pendidikan pada prinsipnya merupakan pengembangan kosakata.
4. Program yang sistematis bagi pengembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, kemampuan dan status sosial.
5. Faktor geografis mempengaruhi perkembangan kosakata, dan
10Hendy Tarigan,Penggalan Kosakata(Jakarta: Rineka Cipta,1985) hlm.3
6. Penelaahan kosakaa yang efektif hendaknya beranjak dari kata-kata yang sudah diketahui
menuju kata-kata yang belum atau tidak diketahui.
Tujuan pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa yang mencakup
mesalah keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Tidak dapat kita
pungkiri lagi bahwa keterampilan berbahasa membutuhkan penguasaan kosakata yang
memadai. Penguasaan kosakata yang memadai itu menentukan kualitas orang seorang dalam
berbahasa.
Dengan menguasai kosakata yang memadai dan pelatihan yang cukup diharapkan
dapat mencapai hal berikut :
a. Meningkatkan kemampuan para siswa
b. Meningkatkan taraf perkembangan konseptual para siswa
c. Mempertajam proses berfikir dan
d. Mempelajari kosakata secara umum kita perkenalkan kosakata dasar
Pada kelas awal seperti kelas VII SMP/MTs, pembelajaran bahasa asing dengan
pengenalan kosakata dasar. Alasannya agar mempermudah siswa mempelajari bahasa,
khususnya bahasa Inggris karena dikenalkan dengan kata-kataa sederhana dari lingkungan
sekitar dirinya. Kosakata dasar atau basic vocabulary adalah kata kata yang tidak mudah
berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain kedalam kosakata
dasar ini telah termasuk :
a. Istilah kekerabatan : misalnya ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, bibi, paman, dll
b. Nama bagian tubuh : misalnya kepala, rambut, hidung, telinga, pipi, gigi, kaki, tangan,
jari, dll
c. Kata ganti (diri, penunjuk) : misalnya saya, kamu, dia, mereka, kalian, sana, situ, itu,
ini, dll
d. Kata bilangan pokok : misalnya satu, dua, tiga, lima, tijuh, sepuluh, duapuluh, seratus,
seribu, sepuluh ribu, dll
e. Kata kerja pokok : misalnya makan, minum, tidur, mandi, memasak, menulis,
membaca, dll
f. Kata keadaan pokok : misalnya suka, duka, senang, susah, lapar, malam, siang, pagi, dll
g. Benda-benda universal : misalnya tanah, air, sepi, udara, langit, bulan, bintang,
matahari, binatang, tumbuh-tumbuhan, dll
kosakata selain untuk meningkatkan kuntitas dan kualitas kosakata para siswa, namun
dapat bertujuan untuk :
a. Meningkatkan taraf kehidupan siswa
b. Meningkatkan taraf kemampuan mental para siswa
c. Meningkatkan perkembangan konseptual para siswa
d. Mempertajam proses berfikir kritis para siswa
e. Memperluas cakrawala pandangan hidup para siswa11.
11 Henry Tarigat.,OP.Cip. hlm.23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Waktu Penelitian
3.1.1 Pengaturan Penelitian
Para peneliti melakukan ini di Sekolah Dasar (SD) NEGRI 138/III Tanjung Syam.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu peneliti dimulai pada 23 Mei hingga 30 Mei tahun 2012.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah deskriptif mereka. Sebuah penelitian deskriptif terlibat
mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status saat ini dari subjek
penelitian (Gay, 189). Dengan kata lain data yang dikumpulkan untuk menjawab
pertanyaan tentang status subjek penelitian. Penelitian ini dijelaskan dan dikumpulkan
data tentang siswa tingkat dasar di SD Negeri 138/III Tanjung Syam menggunakan media
gambar dalam mempelajari bahasa inggris.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Penduduk
Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas atas (4,5,6) di SD Negrei 138/III.
Peneliti memilih para siswa untuk dianalisis karena kelas atas telah belajar bentuk dan
penggunaan media gambar sederhana pada awal semester pertama.
Gay (118) menyatakan bahwa populasi adalah kelompok yang peneliti ingin hasil
penelitian untuk menjadi generalisasi. Jumlah populasi adalah 59 siswa. Mereka terdiri
dari tiga kelas.
3.3.2 Contoh
Gay (103) menyatakan, pemilihan sampel adalah langkah yang sangat penting dalam
melakukan studi penelitian. Kebaikan sampel menentukan kemampuan generalisasi hasil.
Contoh yang baik adalah salah satu yang perwakilan populasi dari mana ia dipilih.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan random sampling untuk mendapatkan
sampel. Gay (104) menyatakan bahwa random sampling adalah proses pemilihan sampel
sedemikian rupa sehingga semua individu dalam populasi tertentu memiliki kesempatan
yang sama dan independen untuk terpilih sebagai sampel. Dengan kata lain, setiap
individu memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih dan pemilihan satu orang sama
sekali tidak mempengaruhi pemilihan individu lain,
Berdasarkan teknik ketiga peneliti mendapatkan jumlah total sampel tiga puluh siswa.
Mereka adalah dua belas laki-laki dan perempuan delapan belas tahun.
3.4 Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Jenis uji adalah uji struktur.
Mereka terdiri dari 50 di sekitar untuk waktu sekarang sederhana. Penelitian dilakukan
terhadap siswa untuk menyelesaikan beberapa kalimat dengan benar untuk menjadi. Uji
struktur diberikan kepada tiga puluh siswa berupa tes bentuk objektif.
3.5 Metode Pengumpulan Data dan Scoring
Para produsen pengumpulan data dan mencetak adalah dengan langkah-langkah berikut:
1. Disiapkan tes struktur. Ini terdiri dari 50 di sekitar untuk menjadi present tense
sederhana (adalah, pagi, adalah).
2. Distributed tes kepada siswa. Item yang kosong untuk menjadi present tense sederhana.
3. Meminta siswa untuk melengkapi kalimat dengan menggunakan untuk menjadi present
tense sederhana.
4. Memberikan instruksi bagaimana melakukan tes. Para mahasiswa diberi 90 menit
untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan kalimat.
5. Dikumpulkan hasil uji dari siswa.
6. Memberikan skor untuk setiap siswa atau sampel.
7. Menghitung skor setiap siswa berdasarkan pada tiga kelompok dari bentuk menjadi
(adalah, pagi, adalah).
8. Menghitung skor total masing-masing siswa.
9. Dianalisis skor:
Jumlah item adalah 50 itemss. 1 item = 2 poin.
Item dari menjadi "yang" adalah 20 item. 1 item = 5 poin.
Item yang hendak "adalah" adalah 20 item. 1 item = 5 poin.
Item yang hendak "am" adalah 10 item. 1 item = 10 liter.
3,6 Teknik Analisis Data
Ada tiga langkah analisis data. Pertama, peneliti menyajikan data mentah atau skor
mentah. Skor mentah atau data diperoleh dengan menghitung jawaban yang benar.
Kedua, peneliti mengukur tendensi sentral atau skor rata-rata, dengan menggunakan mean
(M) sebagai Standar Deviasi (SD). Setelah itu, peneliti mengklasifikasikan siswa skor
berdasarkan kemampuan siswa dalam menggunakan untuk menjadi present tense
sederhana (adalah, pagi, adalah).
Untuk menilai tanda siswa peneliti mengelompokkan skor siswa. Berapa banyak siswa
mendapat nilai sangat baik, tanda baik, tanda yang cukup, tanda buruk, dan yang terakhir
adalah gagal tanda.
Klasifikasi ini dapat ditemukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut oleh
Arikunto, Suharsimi (2001: 243):
SKOR SURAT KRITERIA
80 - 100 A Mark Sangat Bagus
66-79 B Mark Baik
56 - 65 C Cukup Mark
40-55 D Mark Bad
<39 E Gagal Mark
http://www.scribd.com/doc/26924512/Skipsi-Bahasa-Inggris-2
top related