strategi komunikasi rumah busana ranti dalam
Post on 16-Jan-2017
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH BUSANA RANTI
DALAM MENSOSIALISASIKAN BUSANA ISLAMI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
DIAN PUTRA NIM. 106051001800
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH BUSANA RANTI
DALAM MENSOSIALISASIKAN BUSANA ISLAMI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
DIAN PUTRA NIM. 106051001800
Pembimbing:
DRS. SUHAIMI. M.SI NIP: 19670906 199403 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 08 Maret 2011
DIAN PUTRA
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH BUSANA RANTI DALAM MENSOSIALISASIKAN BUSANA ISLAMI” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta pada tanggal 18 Maret 2011 M. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosialisasi Islam (S.Sos.I) pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Jakarta, 18 Maret 2011
Sidang Munaqosyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. Wahidin Saputra, MA Hj. Umi Musyarofah, MA NIP.19700903 199603 1 001 NIP.19710412 200003 2 001
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. Sunandar, MA Hj. Umi Musyarofah, MA NIP.19620626 199403 1 002 NIP.19710412 200003 2 001
Pembimbing
Drs. Suhaimi, M.Si NIP.19670906 199403 1 002
ABSTRAK
Nama: Dian Putra NIM: 106051001800 Kegiatan komunikasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari
karena segala kegiatan atau segala sesuatu dibutuhkan kegiatan komunikasi.
Begitu juga dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran agama melalui rumah
busana kepada masyarakat dibutuhkan komunikasi, agar tujuan menyebarkan
nilai-nilai Islam itu berjalan dengan baik. Dalam komunikasi juga dibutuhkan
strategi komunikasi, agar nilai dalam sebuah ajaran agama dapat tepat sasaran.
Rumah busana Islami adalah bentuk dari strategi dalam membumikan nilai Islam
dalam berbusana khususnya. Busana yang Islami yang dipakai oleh seseorang
adalah melambangkan nilai Islam sudah tertanam dalam diri orang tersebut. Agar
terlaksana dengan baik, sangat dibutuhkan strategi komunikasi. Harold D.
Lasswell yang menyatakan bahwa proses komunikasi yang unggul adalah dengan
menjawab pertanyaan “Who says what in which channel to whom with what
effect?” (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek
Apa?) komunikasi ini akan berjalan lancar dan sesuai sasaran bila setiap
komponen yang dikatan Lasswell dipadukan. Dalam hal ini juga yang dilakukan
oleh Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan tujuannya yakni agar
masyarakat dapat menggunakan busana islami dengan suka dan cinta dimanapun
dan kapanpun juga. Strategi yang digunakan adalah dengan media atau
komunikasi secara langsung. Strategi komunikasi Rumah Busana Ranti dalam
mensosialisasikan busana Islami sudah terealisasikan cukup baik, hal ini terbukti
Rumah Busana Ranti menjadi rumah busana muslim yang populer selama 23
tahun, dan sudah menginjak tahun ke 25 dengan banyaknya media-media
komunikasi yang dijadikan alat paling utama dalam mensosialisasikan busana
muslim, dan memiliki pegawai yang menerapkan sopan santun, ramah,dan
senyum dalam melayani setiap pelanggan yang diharapkan masyarakat
mendapatkan kepuasan.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hantarkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Yang
telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa yang dituntut untuk menyusun
karya ilmiah ini dengan penuh tanggung jawab. Shalawat serta salam tercurah
bagi beliau Nabi Agung Muhammad SAW yang secara langsung membimbing
penulis untuk terus menuntut ilmu yang sudah diajarkan melalui sunnah dan
ajarannya.
Apresiasi penulis sampaikan kepada mereka yang penuh dengan
keikhlasan dan kesabaran, penuh pengorbanan dan ketulusan dalam membantu
pembuatan skripsi ini baik itu riil maupun materiil. Dan mereka adalah:
1. Orang Tua Tersayang
Ngatiman, seorang bapak yang tidak pernah mengeluh dan tidak
pernah berhenti untuk terus berupaya mengorbankan apapun yang ada
untuk membiayai pendidikan penulis. Tidak pernah berhenti mengajarkan
keuletan dan rasa bertanggung jawab. Seorang yang selalu membimbing
penulis untuk terus ingat kepada Allah dan RasulNya. Dan seorang yang
tidak pernah lelah mencari rezeki untuk keluarganya demi kehidupan yang
lebih baik.
Ratminah, seorang ibu yang tegar. Yang tidak mau berleha walau
sejenak unuk membantu seorang ayah dalam membiayai semua anaknya.
Seorang ibu yang memiliki kesabaran yang agung, tanpa belas kasih.
Seorang ibu yang rela mengorbankan semangatnya untuk penulis. Seorang
ii
yang penuh pengertian, kesabaran, ketulusan dan penuh inspirasi bagi
penulis. Dan seorang ibu yang terus membimbing penulis kearah yang
selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.
2. Fitri Yulianti, Susi Andriani, Rosmawilda, kakak dan adik yang dengan
canda ceria mereka penulis dapat kasih sayang sebagai kekuatan. Karena
kasih mereka penulis dapat terus tegar. Karena mereka juga penulis dapat
mengabil pelajaran yang berarti untuk menata kehidupan nanti. Dan untuk
mereka penulis akan persembahkan yang terbaik.
3. Guru dan inspirator
Terima kasih untuk semua guruku di SDN 031 Pasir Kemilu
Rengat yang telah berjuang keras untuk membukakan mata penulis
sehingga dapat mengetahui dan membaca setiap kata yang tertulis.
Untuk semua teman-teman seperjuangan di Ma’had Al-Zaytun
anggatan 2000, yang secara tidak langsung telah menjadi inspirasi dan
penyemangat penulis.
Untuk semua masyarakat Rengat khususnya Desa Pasir Kemilu
yang selalu memberi dukungan dan do’a kepada penulis untuk terus maju
dalam menimba ilmu.
Untuk semua ustadz dan ustadzah di Ma’had Al-Zaytun,
Indramayu, terima kasih atas segala ilmu yang tercurah kepada penulis,
sehingga penulis tumbuh dalam ilmu yang benar dan berkembang pesat
dalam menambah ranah ilmu pengetahuan yang lebih mendalam lagi.
Drs. Sofyan Abdul Karim, guru sekaligus penyemangat penulis
dalam segala hal. Seorang yang mandiri dan ulet dalam menyebarkan
iii
Islam dan ilmu Islam itu sendiri. Orang yang pantang menyerah dan orang
yang selalu tersenyum. Sehingga penulis sangat ikut merasakan energi
positif yang kuat dari setiap apa yang dilakukannya.
Drs. Suhaimi, M.Si dosen pembimbing penulis yang sabar, namun
tetap mengarahkan pada karya yang besar. Yang kuat dan kaya akan
inspirasi dan masukan. Dosen yang akrab sebagai kawan. Dosen yang
mensukseskan hasil dari skripsi yang penulis tulis.
Hj. Umi Musyarofah, MA dosen yang penuh dengan perhatian.
Penuh dengan kesabaran dalam menghadapi mahasiswanya. Dosen yang
membawa penulis terus semangat untuk menyempurnakan penulisan karya
ilmiah ini. Terima kasih atas dedikasinya untuk terus menyebarkan
pengetahuannya bagi penulis.
4. Terimakasih kepada seluruh jajaran Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen yang telah mengajari penulis dalam
menambah ilmunya, yaitu:
Prof. Komaruddin Hidayat. Ph. D (Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta)
Dr. Arief Subhan, M.Ag (Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi)
Drs. Wahidin Saputra, MA (Pembantu Dekan Bid. Akademik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi)
Drs. Mahmud Jalal, MA (Pembantu Dekan Bid. Administrasi
Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi)
iv
Drs. Studi Rizal LK, MA (Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi)
Drs. Jumroni, M. Si (Ketua Jurusan Komunikasi dan penyiaran
Islam)
Umi Musyarofah, MA (Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam)
Dan seluruh dosen yang telah mengajari penulis untuk tetap
semangat dalam mencapai cita-cita. Terimakasih sebesar-besarnya yang
hanya bisa penulis berikan kepada semua dosen yang meluangkan
waktunya untuk mentransfer ilmunya kepada penulis.
5. Kepada bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas yang telah membantu penulis dengan menyediakan bahan-bahan
sebagai acuan dalam kesuksesan skripsi penulis.
6. Kepada seluruh jajaran management Rumah Busana Ranti yang
memperjuangkan dan memberikan bahan dalam penelitian dan dalam
kerampungan skripsi yang penulis tulis.
7. Kepada sahabat terbaik Aditya (kawan terbaik, yang selalu mengarahkan
dan selalu membuat penulis tersenyum, dan yang selalu menyemangati
penulis), Syarif, Roby, Bayu (sahabat terbaik, yang membuat penulis
selalu ceria, suka dan sahabat yang penuh pengertian setiap penulis ada
masalah, terimakasih sahabatku),Aan, Ahdian, Faisal, Budiman, Ilham,
Deni, Supri, semua anak TI-B yang selalu semangat.
8. Segenap teman-teman KPI 6 B, Badru Tamam, Deny Sofiansyah, Hari
Haryanto, Fikri Riva’i, Hamiluddin Ismail, Eko Maulana, Fachmi Ali,
v
vi
Didi Rustandi, Asep Faiz, Hambali, Azra, Denhas Mubarok, Nurhasanah,
Nisfi R, Dian Komalasari, Fathonah, Besse Hermawati, Dini Utami, Devi
Rahayu, Erza Handayani, Gita Andini, Fitiyani, Fitri Susilowati, Desti Eka
Putri, Halimah, Eki Susanti, Eri Wita Widuri, Ida Nurul Huda, Heny
Yunita, Elvira Ria Selly Cahyanti dan khususnya KPI angkatan 2006 yang
sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian
berikan. Dan juga telah menjadi anggota keluarga baru bagi penulis.
9. Segenap keluarga besar KKS 102 Cianten-BOGOR, Egy, Fatih, Imamul
Huda, Chery Dia Putra, Dimas, Rizqi, Shinta, Eksa, Siti Qomariyah dan
semua masyarakat Cianten yang selalu semangat dalam memberikan
pengalaman.
10. Semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini yang
belum di tulis penulis mohon maaf, namun terima kasih penulis hanturkan
tiada tara.
Pada akhirnya penulis hanya dapat terus berucap terima kasih yang
seluas-luasnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah
membalas semua kebaikan keluarga dan guru, ustadz dan ustadzah serta
sahabat dan teman-teman semua yang penulis cintai. Amiin ya
Rabbal’Alamin.
Jakarta, Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5
D. Metodologi Penelitian ........................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Komunikasi .............................................................. 10
1. Pengertian Strategi .......................................................... 10
2. Tahapan-Tahapan Strategi .............................................. 13
3. Pengertian Komunikasi ................................................... 15
4. Pengertian Strategi Komunikasi ...................................... 18
5. Fungsi Strategi Komunikasi ............................................ 19
6. Media Komunikasi .......................................................... 20
B. Sosialisasi Busana Islami ...................................................... 24
1. Pengertian Sosialisasi ...................................................... 24
2. Kategori Busana Islami ................................................... 28
viii
ix
BAB III RUMAH BUSANA RANTI DALAM
MEMPOPULERKAN BUSANA ISLAMI
A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Rumah Busana Ranti .... 40
B. Visi dan Misi, Rumah Busana Ranti ..................................... 42
C. Produk Penjualan Rumah Busana Ranti ............................... 43
D. Struktur Organisasi Rumah Busana Ranti ............................ 44
E. Program Kerja Rumah Busana Ranti .................................... 46
BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH BUSANA RANTI
DALAM MENSOSIALISASIKAN BUSANA MUSLIM
A. Sosialisasi Busana Islami ...................................................... 50
B. Strategi Komunikasi Rumah Busana Ranti dalam
Mensosialisasikan Busana Islami .......................................... 54
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Mensosialisasikan Busana Islami .......................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama Islam berdakwah merupakan suatu tugas yang utama
dan yang perlu diperhatikan. Karena berdakwah memiliki arti mengajak dan
menggerakkan manusia agar mau melaksanakan ajaran Islam. Ajaran Islam
dalam arti luas yakni segala perintah yang telah termaktub dalam Al-Quran
dan As-Sunnah sebagai pedoman orang Islam. Sehingga kita dapat
memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat1. Allah menjelaskan
dalam firmannya, dalam surat An-Nahl ayat 125:
☺
☺
☺
☺
Artinya: ”Ajaklah mereka ke jalan Allah (agama islam), dengan cara bijaksana, dan nasehat yang baik, serta berdiskusi atau bertukar pikiran yang baik, bahwasannya Tuhannmu Maha Mengetahui siapa yang sesat dan yang mendapat petunjuk dari jalanNya”.
Selain itu, Islam yang merupakan agama dakwah2. Maksudnya adalah
agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan
kegiatan dakwah bahkan maju mundurnya umat islam sangat bergantung dan
berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya3. Tujuannya adalah
1 Suhaemi Masrap, Khutbah Jum’at Pilihan Anda. (Surabaya: Karya Utama, 1985), h. 16 2 Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Jakarta: Al-Amin Press,1997),h.8 3 Didin Hafifudin, Dakwah Aktual (Jakarta:Gema Insani Press,1998),cet.3,h.76
1
2
memberikan informasi tentang Islam dan mengajak orang lain agar bersedia
melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam4.
Dalam proses berdakwah tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi
merupakan cara terbaik bagi komunikator (da’i) untuk dapat menyampaikan
pesan-pesan dakwah kepada mad’u (komunikan), sehingga pesan dakwah
yang mengajak kepada sesuatu yang benar itu dapat dengan mudah diterima.
Dan proses interaksi berlangsung secara wajar didalam berdakwwah.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan
politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup
ratusan tahun sebelum masehi. Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai
pertukaran informasi dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai tukar menukar data, fakta bahkan ide sekalipun. Maka
dunia pendidikan komunikasi berfungsi sebagai pengalihan ilmu pengetahuan
sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak atau
akhlak, keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan5.
Dalam segala hal maupun urusan memiliki suatu strategi untuk
mendapatkan tujuan atau mencapainya. Begitu juga dengan berdakwah.
Komunikator yang baik adalah komunikator yang memilki strategi tersendiri
dalam menjinakkan komunikan. Memiliki beberapa cara yang jitu untuk tetap
pada tujuan dakwah sebenarnya. Dalam komunikasi, strategi komunikasi
merupakan alat yang patut diutamakan demi kelangsungan proses komunikasi
yang mantap dan tujuan yang tercapai.
4 Ismah Salmah, Strategi Dakwah di Era Milenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah, 2004),vol.5,h.3
5 H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),h.11
3
Dalam Islam, memiliki cakupan yang sangat luas. Karena didalamnya
terdapat syariat yang mengatur semua sendi kehidupan dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan manusia, tanpa terkecuali. Salah satuya adalah dalam
berbusana atau berpakaian.
Bagi manusia, pakaian dapat memberikan tiga fungsi sekaligus. Selain
berfungsi menutup aurat sebagai fitrah, pakaian juga melindungi dari berbagai
gangguan dan perubahan cuaca, dan juga dapat memperindah penampilan6.
Globalisasi saat ini, pakaian yang bersifat islami sangat jarang digunakan oleh
manusia. Dengan masuknya unsur-unsur budaya Barat yang lebih kearah
pakaian yang bebas dan mempertontonkan aurat, itu lebih disenangi oleh
masyarakat pada umumnya. Padahal dalam Islam telah dijelaskan dalam Al-
Quran surat Al-A’raf ayat 26 yang artinya “Hai anak Adam, sungguh kami
telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan
bagimu. Namun, pakaian takwa itulah yang paling baik. Demikianlah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat.”
Saat ini banyak sekali lembaga-lembaga, atau instansi-instansi yang
hendak mengembalikan citra islami dalam pakaian untuk masyarakat di
Indonesia. Demi kembali melahirkan dan mensosialisasikan pakaian yang
islami agar Indonesia yang pada umumnya masyarakatnya beragama Islam
dapat mengetahui bagaimana berbusana sesuai dengan syariat islami.
Rumah Busana Ranti, muncul di tengah-tengah banyaknya busana
modern berkembang di Indonesia. Rumah Busana Ranti yang memiliki visi “
6 Syaikh Abdul Wahhab Abdussalam Thawilah, Panduan Berbusana Islami (Jakarta:
Almahira, 2006),v.3,h.3
4
Membuat semua pelanggan bahagia berbusana muslim kapanpun dan
dimanapun berada”. Dan “Kami adalah hamba Allah yang membantuNya
dalam menebarkan kebahagiaan kepada semua pelanggan dengan berbusna
muslim”. Selain itu juga Rumah Busana Ranti juga memiliki misi “ Kami
bersama pelanggan kami adalah hamba Allah yang selalu menciptakan produk
busana muslim yang sesuai dengan syariah, Kami bekerjasama dengan orang-
orang terbaik dan kami senantiasa melakukan perbaikkan karena kami adalah
umat terbaik yang Allah ciptakan untuk meraih kebahagiaan, dan Kami adalah
pengembangan da’wah yang menyakini hanya dengan aktifitas da’wah
menuju pola hidup bersyari’ah akan memberikan keberlimpahan dan
keberkahan di muka bumi ini untuk mendapatkan ridho Allah di akhirat
kelak”.
Dari beberapa pernyataan di atas, untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan
nuansa busana yang islami kepada masyarakat. Dengan alasan inilah dapat
dibahas masalah yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Strategi
Komunikasi Rumah Busana Ranti dalam Mensosialisasikan Busana
Islami.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada kegiatan komunikasi yang berkaitan
dengan strategi komunikasi Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan
busana islami.
5
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Strategi komunikasi apa saja yang digunakan Rumah Busana Ranti
dalam mensosialisasikan busana Islami?
b. Apa faktor penghambat dan pendukung startegi komunikasi yang
digunakan Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana
Islami?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini yaitu :
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi Rumah Busana Ranti dalam
mensosialisasikan busana islami.
b. Untuk mengetuhi faktor penghambat dan pendukung strategi Rumah
Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana islami.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis
1) Untuk memberikan kontribusi positif dalam bidang studi dakwah
dan komunikasi, khususnya kaitan diantara dua bidang ilmu
tersebut.
2) Menambah khazanah dalam kajian yang berkaitan dengan ilmu
komunikasi, terutama tentang stategi komunikasi Rumah Busana
Ranti.
6
b. Manfaat Praktis
1) Peneletian ini dapat dijadikan pedoman tentang penerapan strategi
komunikasi Rumah Busana Ranti serta diharapkan dapat
memberikan masukan bagi lembaga-lembaga atau instansi-instansi
lainnya terutama yang berkaitan dengan busana islami.
2) Untuk menambah wawasan, masukan, dan pendapat bagi penulis
dan khususnya juga bagi Rumah Busana Ranti. Juga menambah
ilmu bagi mahasiswa dakwah dan komunikasi serta mahasiswa lain
yang berminat dalam kajian komunikasi pada umumnya.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara
analisis deskriptif, yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-
sumber tertulis mengenai pokok penelitian yang akan dibahas. Maka
digunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui
metode wawancara dan dokumentasi. Untuk menunjang proses analisis
data dan datang langsung ke kantor pusat Rumah Busana Ranti yang
beralamat di Jl. Raya Hankam No 12, Pondok Gede, Jatiwarna, Bekasi. No
telp 0218467350-0218487026 atau 0218467351. Diharapkan dari
pendekatan ini dapat menghasilkan data yang akurat dan objektif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah
Rumah Busana Ranti. Sedangkan objek penelitiannya adalah strategi
komunikasi Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana Islami.
7
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
Interview, yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab (wawancara) sambil bertatap muka
antara penanya dan responden dengan menggunaan alat interview guide
(panduan wawancara)7. Berkaitan dengan ini diarahkan wawancara
dengan pihak Rumah Busana Ranti.
Observasi merupakan metode yang dilakukan dengan teknik
pengamatan secara langsung tentang kegiatan strategi komunikasi Rumah
Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana islami
Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa media
massa, buku, catatan, dan jurnal mengenai hal-hal yang akan diteliti dan
dibahas yang berhubungan dengan objek penelitian.
4. Analisis Data
Data-data yang terkumpul (melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi) dikumpulkan dan di analisis dari teori-teori pendukung
yang menjadi acuan analisis data. Fase ini merupakan proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Setelah itu,
menganalisa data dengan menyusun kata-kata ke dalama tulisan yang lebih
luas.
7 Muhammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 182
8
E. Tinjauan Pustaka
Dalam merencanakan penelitian ini, langkah awal yang dilakukan
mengamati skripsi-skripsi yang ada. Setelah diamati setiap skripsi yang ada di
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi , ditemukan beberapa judul
dan objek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan diteliti,
kemudian dijadikan sebagai rujukan langkah awal dalam penelitian ini.
Adapun skripsi yang penulis temukan diantaranya :
a. “Strategi Komunikasi Prof. DR. KH. Didin Hafifuddin, M. SC dalam
Mensosialisasikan zakat di Indonesia” olehMuhammad Alvi tahun 2008
b. “Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Replubika dalam Sosialisasi Zakat”
oleh M. Dzikril Amin tahun 2008.
c. “Strategi Komunikasi Kelompok dalam Pembinaan Akhlak Anak Panti
Asuhan Yatim Piatu Yakin Jati padang Jakarta Selatan” oleh Nasrullah tahun
2009
d. “Strategi Komunikasi Direktorat Diplomasi Publik Departemen Luar
Negeri Indonesia (DEPLU) dalam Pencitraan Islam Indonesia di Dunia
Internasional” oleh Geary Fariq Muhammad tahun 2009.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam menyusun hasil penelitian ini, maka
dibuatlah sistematika penulisan yang membagi menjadi 5 (lima) bab yang
terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut :
9
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, pembahasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
Menguraikan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini,
seperti menguraikan sekilas tentang strategi komunikasi,
komunikasi, media komunikasi, pengertian sosialisasi, busana
islam dan kategori busana islami.
BAB III. GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini diuraikan profil dari latar belakang, visi dan misi,
produk penjualan, program kerja dan struktur organisasi Rumah
Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana islami.
BAB IV. TEMUAN DAN HASIL ANALISIS
Membahas tentang hasil temuan strategi komunikasi, faktor
hambatan dan faktor pendukung yang dilakukan oleh Rumah
Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana islami. Sesuai
dengan rumusan dan tujuan penelitian.
BAB V. KESIMPULAN
Bab ini memaparkan tentang kesimpulan, saran-saran. Dan bagian
terakhir memuat tentang Daftar dan Lampiran-lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos, yang
berarti ‘Komandan Perang’ pada zaman demokrasi Athena. Pada awalnya,
strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu
peperangan1.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi
adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana
yang cermat mengenai kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran
tertentu2.
Menurut Nickols (2000), strategi dapat diartikan dalam beberapa
hal seperti rencana, pola, posisi, serta pandangan. Sebagai rencana, strategi
berhubungan dengan bagaimana memfokuskan perhatian dalam
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchyana
Effendy, M.A. Strategi pada hakikatnya adalah perencana, (planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Strategi tidak berfungsi
1 Komaruddin, Ensiklopedi Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) Cet.ke 1, h.539 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi ketiga, (Jakarta: balai Pustaka, 2005), h. 1092
10
11
sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan peta arah saja melainkan
harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya3.
Menurut W.J.S Poerwadarminta, strategi memiliki beberapa
pengertian, yaitu: siasat perang dan akal (daya upaya) untuk mencapai
suatu maksud.4
Menurut William F. Glueck bahwa strategi adalah rencana yang
dipersatukan, komperhensif teringrasi yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungnan dan
yang dirancang untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan
dicapai dengan pelaksanaan tepat oleh organisasi itu.5
Syarif Usman mengatakan, dalam pembangunan saya
mendefenisikan strategi sebagai kebijaksanaan menggerakkan dan
membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya, dan kemampuan) bangsa
untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.6
Menrut Asmuni Syukir, bahwa strategi dalam ilmu dakwah berarti
sebagai metode, siasat, taktik yang digunakan dalam proses kegiatan
dakwah.7
Menurut Fuad Amsyari mengatakan bahwa pada pengertian
dasarnya, strategi dan taktik adalah suatu metode atau taktik untuk
memenangkan suatu persaingan. Persaingan itu berbentuk suatu
pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata
3 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32.
4 Ahad Abu, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 11 5 William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta:
Erlangga, 1987) edisi ke-2, h.24 6 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam,
(Jakarta: Firma Djakarta,tt),cet ke-1, h. 6 7 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1985), h.32
12
dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan
taktik adalah suatu cara atau teknik untuk memenangkan suatu persaingan
antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.8
Kemudian lebih mengerucut menurut Stainer dan Mineer, strategi
adalah penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam
mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan
strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya
secara tepat, sehingga sasaran organisasi akan tercapai9.
Jika sedikit ditarik kesimpulan, strategi pada hakikatnya memiliki
beberapa ciri yakni:
Pertama, ia memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan adalah
bagaikan fokus dalam pokok pendekatan strategi. Kedua, ia memusatkan
kepada analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi. Ketiga, strategi
memusatkan pada perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta gerak
untuk mencapai tujuan tersebut. Keempat, strategi memperhatikan faktor-
faktor waktu (sejarah: masa lampau, masa kini, dan trauma masa depan)
dan faktor lingkungan. Dan kelima, strategi berusaha menemukan
masalah-masalah yang terjadi pada peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan
berdasarkan kontek kekuatan, kemudian mengadakan analisa
kemungkinan-kemungkinan serta perhitungan pilihan-pilihan dan langkah-
langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju tujuan itu10.
8 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), cet
ket-1, h. 10 9 George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga), h.20. 10 Mortopolo, Ali, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: Esiter For Strategic End International
Study)cet pertama, h.8
13
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi,
dapat diambil kesimpulan, strategi adalah suatu proses perencanaan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan langkah-langkah yang jitu yang
diharapkan dapat fokus dengan kekuatan-kekuatan yang ada dalam sebuah
bidang tertentu, dan diharapkan untuk tujuan di jangka panjang.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Strategi juga melalui tahapan dalam prosesnya, secara garis besar
strategi melalui tiga tahapan yaitu11:
a. Rumusan Strategi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan
strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk didalamnya adalah
mengembangkan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu
objektifitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi
untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu
sikap untuk menentukan, memperluas, menghindari atau melakukan
suatu keputusan dalam proses kegiatan.
b. Implementasi Strategi
Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi
yang ditetapkan tersebut. Dalam tahapan pelaksanaan strategi yang
telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari
seluruh unit, tingkat, dan anggota organisasi.
11 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo,2002), h.30
14
Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam melaksanakan
strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan
menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi
bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang akan
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan
organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap strategi dari strategi adalah evaluasi implementasi
strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah
dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Evaluasi menjadi tolok ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan
kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam
kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yakni:
1) .Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi suatu
perubahan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor
internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil
implementasi buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang
akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
hasil kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki
penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan
15
menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian sasaran yang
dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat
diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang dinamakan hasil lebih
penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa
strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan strategi
yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil
tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian
yang diharapakan.
3. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris Comuminication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasipun berasal dari unsur persuratkabaran, yakni journalism.
Adapun defenisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut yaitu: dari sudut
bahasa (etimologi) dan dari sudut istilah (terminology)12.
Komunikasi menurut bahasa (etimologi) dalam “Ensiklopedi
Umum” diartikan dengan “perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam
buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:
a. Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun memberitahukan.
b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana.
c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat
mayoritas.
12 Roudhonah , Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) Cet Pertama, h. 19
16
d. Communico, yang berarti membuat sama.
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin Communicatio
yang juga bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di
sini maksudnya sama makna.
Pengertian komunikasi secara etimologi ini memberi pengertian
bahwa komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang
atau bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi
pesan dengan orang yang menerima pesan.
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah (terminology)
banyak dikemukakan oleh sarjana yang menekuni ilmu komunikasi antara
lain:
Menurut Carl I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah
“The process by which an individuals (the communicator) transmits
stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other
individuals (communicant)” yang berarti:”Proses dimana seseorang
(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-
lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang
lain (komunikan)”13.
Menurut William Albiq, mengatakan dalam bukunya Public
Opinion bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang
yang berarti diantara individu-individu14.
Dalam kamus psikologi, Dictionary of Behavior Science,
menyebutkan 6 pengertian komunikasi, yang intinya adalah: Pertama,
13 Onong U. Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981), h. 6. 14 Oemi Abdurrachman , Dasar-Dasar Public Relation , (Bandung: Alumni, 1995), h. 30.
17
penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat lain seperti
dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
Kedua, penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
Ketiga, pesan yang disampaikan. Keempat, teori komunikasi. Proses yang
dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui
pengaturan signal-signal yang disampaikan. Kelima, pengaruh satu
wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan
dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah
lain. Keenam, pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi15.
Everett M. Rogers mengemukakan komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka16.
Dari beberapa pakar ahli komunikasi tersebut dapat dijelaskan
bahwa, komunikasi adalah “ Sebuah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Atau komunikasi
sebagai suatu proses penyampaian pesan (berupa lambang, suara, gambar
dan lain-lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience) dengan
menggunakan saluran tertentu17.
Komunikasi juga berarti upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan dan juga menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelaku yang terlibat. Demikian juga komunikasi pada dasarnya merupakan
tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang, baik
berupa kata-kata, angka-angka, tanda-tanda atau yang lainnya, yang
15 Jalaluddin , Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985), h.4. 16 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1998), h. 18. 17Tommy Suprapto , Pengantar Teori Komunikasi, (Jakarta: Media Pressindo, 2006), h. 3.
18
semuanya itu tentu harus adanya kesamaan makna dan pengertian.
Komunikasi akan berhasil jika orang yang diajak bicara dapat memberi
makna sesuai dengan yang diharapkan komunikator.
Dengan demikian dalam komunikasi akan timbul empat tindakan
bagi setiap pelakunya, yaitu: Pertama, membentuk pesan, artinya
menciptakan suatu ide atau gagasan yang terjadi dalam benak kepala
seseorang melalui proses kerja sistem saraf. Kedua, menyampaikan artinya
pesan yang telah dibentuk kemudian disampaikan kepada orang lain, baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk pesannya dapat berupa
pesan-pesan verbal dan non verbal. Ketiga, menerima, artinya disamping
membentuk dan menyampaikan pesan, seseorang akan menerima pesan
yang disampaikan orang lain. Keempat, mengolah artinya pesan yang telah
diterima, kemudian akan diolah melalui sistem saraf dan diinterpretasikan.
Setelah diinterpretasikan pesan dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi
dari si orang tersebut.
4. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manjemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata
pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan
situasi18.
18 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 301
19
Dalam strategi komunikasi, peran komunikasi sangatlah penting.
Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator
sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu
faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat
komunikasi dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi
langsung melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa
terdapat pada komponen media atau komponen komunikasi, sehingga efek
yang diharapkan tak kunjung tercapai.
Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi
untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi
melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut serta dengannya, sehingga komunikan bersedia untuk
taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap
komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan
menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
5. Fungsi Strategi Komunikasi
Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi bergantung pada strategi
komunikasi. Lebih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi
komunikasi media massa dalam bentuk apapun, atau bahkan lembaga-
lembaga yang mengikutsertakan komunikasi akan berpengaruh pada hasil
yang negatif. Dengan demikian baik secara makro (planned multimedia
strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy)
mempunyai fungsi ganda:
20
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,
persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang
begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya19.
Secara sentral, tujuan strategi komunikasi yang dituturkan oleh R.
Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya,
Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan
sentral kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan utama yaitu:
a. To secure understanding
b. To establish acceptance
c. To motivate action
Tiga tujuan ini sangat berkaitan erat, karena pertama to secure
understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang
diterimanya. Andai kata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka
penerimaannya itu harus dibina (to establish acceptance). Yang pada
akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action)20.
6. Media Komunikasi
Media komunikasi saat ini telah merasuk ke dalam kehidupan
modern. Melalui media, orang mampu membentuk opini dari informasi
dan interpretasi atas informasi yang mereka terima.
19 Onong U. Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2004),
h.28 20 Onong U. Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 32
21
Pesan media yang paling jelas dimaksudkan untuk keperluan
persuasi adalah advertisement (iklan). Iklan mengajak audiens atau
pembaca untuk menuruti apa yang dikehendaki iklan, contohnya membeli
pasta gigi, makanan atau yang lainnya. Public Relations adalah persuasi
yang halus, berusaha membujuk tetapi biasanya tidak mengajak untuk
melakukan tindakan langsung. Public Relations berusaha membentuk
sikap biasanya dengan mengajak audiens media massa untuk melihat suatu
institusi atau aktivitas tertentu dari sudut pandang tertentu pula. John
Vivian menyebutkan ada tujuh media komunikasi yakni buku, majalah,
koran, radio, advertising, internet, dan televisi21.
Adapun jenis-jenis media massa yang bersifat “Komunikasi
Massa” telah berkembang pesat dari segi kuantitas maupun kualitas, antara
lain;
a. Buku
Produksi buku secara masal pertama kali dilakukan pada
pertengahan tahun 1400-an, telah mengubah sejarah manusia dengan
mempercepat pertukaran ide dan informasi antar manusia. Buku
merupakan gudang penyimpan kebudayaan. Buku adalah wahana
utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru dan
sarana utama bagi genarasi baru untuk memahami pelajaran dari
generasi lama.
21 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008.h. 22)
22
b. Koran
Koran adalah media massa utama bagi orang untuk
memperoleh berita. Di sebagian kota besar, sumber berita hampir
semua berasal dari koran. Ini memperkuat popularitas dan pengaruh
koran. Dan banyak para pembaca membuat koran menjadi media
efektif dalam menyampaikan pesan.
c. Majalah
Saat ini majalah-majalah besar merupakan media massa yang
mempengaruhi kultur negara-negara maju, termasuk Amerika.
Literatur besar dan ide-ide besar lainnya masuk dalam format majalah
yang berbeda dengan buku, dapat dijangkau oleh hampir semua orang.
Periklanan memanfaatkan majalah diantaranya membangun
pasar nasional untuk produk-produk mereka. Karena orang mempunyai
selera yang sangat luar biasa pada majalah. Singkatnya majalah adalah
media pervasive. Keluasan audiens majalah membuat majalah menjadi
media yang amat kompetitif22.
d. Advertising
Advertising adalah ekonomi konsumen yang penting. Tanpa
iklan, orang sulit mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang
tersedia. Advertising dalam kenyataanya adalah penting untuk
masyarakat yang makmur. Advertising juga merupakan basis finansial
dari media massa yang kontemporer. Walaupun demikian, advertising
bukan media massa, tetapi mengandalkan pada media untuk
menyampaikan pesannya.
22 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, h. 107
23
e. Radio
Radio telah menjadi media massa yang sangat luas, ada
diberbagai tempat dan disepanjang waktu. Tetapi sebagai sebuah
industri, ada tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama radio,
yakni musik, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain dan banyak
yang tanpa iklan. Audiens utama radio yakni kelompok usia 18 sampai
24 tahun telah berkurang.
f. Televisi
Banyaknya audiens televisi menjadikannya sebagi media
dengan efek yang besar terhadap orang dan kultur juga terhadap media
lain. Sekarang televisi adalah media massa dominan untuk hiburan dan
berita. Tidak bisa kita pungkiri, di Indonesia hampir setiap rumah
tangga memilki satu televisi. Jelas bahwa televisi mampu
mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
g. Internet
Internet muncul sebagi media massa besar yang melebihi media
tradisional dalam banyak hal. Setiap perusahaan media massa besar
menempatkan produknya di internet. Ribuan perusahaan baru
membangun jaringan di internet. Teknologi ini sangat langsung dan
aksesnya murah, sehingga jutaan individu bisa membuat situs milik
sendiri23.
23 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, h. 262
24
B. Sosialisasi Busana Islami
1. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah usaha untuk mengubah milik perseorangan
menjadi milik umum (milik negara); proses belajar seorang anggota
masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di
lingkungannya; upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi
dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat; atau sosialisasi adalah :
proses pemberitahuan, pengumuman secara besar-besaran, mengabarkan
pada khalayak ramai tentang sesuatu yang urgent, sesuatu yang harus
segera diketahui khalayak. Medianya bisa bermacam-macam yakni
seminar, iklan pemberdayaan di media cetak maupun elektronik, juga
dapat di poster-poster di pinggr jalan24.
Selain itu sosialisasi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses
seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-
kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli:
Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar
dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berfikir kelompoknya
agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
24 http://www.forumkami.com/forum/cafe/34846-pengertian-sosialisasi.html, dikutip
Rabu 30 Juni 2010.
25
Peter Berger
Sosialisasi diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang
menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengomunikasikan kebudayaan kepada
warga masyarakat yang baru25.
Maka dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan,
Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai
sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain,
tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, yang kesemuanya itu
merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi
sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama
hidup kita.
Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental
bagi kehidupan kita. Pertama, memberikan dasar atau fondasi kepada
individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat, dan
kedua memungkinkan lestarinya suatu masyarakat karena tanpa sosialisasi
akan hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan
sangat terganggu. Contohnya, masyarakat Sunda, Jawa, Batak, dan
sebagainya. Akan lenyap manakala satu generasi tertentu tidak
mensosialisasikan nilai-nilai kesundaan, kejawaan, kebatakan kepada
generasi berikutnya.
25 http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943457-pengertian-sosialisasi/, di
kutip Senin 7 Juni 2010.
26
Dalam sosialisasi terdapat proses-proses yang menurut George
Hubert Mead menyatakan bahwa sosialisasi dapat dibedakan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan (preparatory stage).
Tahap ini dimulai sejak manusia dilahirkan
b. Tahap Meniru (play stage).
Tahap ini ditandai seorang anak meniru peran-peran yang dilakukan
oleh orang dewasa.
c. Tahap Siap Bertindak (game stage)
Pada tahap peniruan yang dilakukan mulai berkurang dan digantikan
oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh
kesabaran.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (generalized stage).
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa dan telah menjadi
warga masyarakat sepenuhnya26.
Kejadian sejarah dan sosial di setiap ruang dan waktu ditentukan
oleh agen-agen sosialisasi. Kornblum membedakan antara agensi (agency)
dan agen (agent). Pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan
tidak selamanya sejalan satu sama lainnya. Proses sosialisasi akan berjalan
lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisai itu
tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lainnya.
Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi
konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
26 http://budakbangka.blogspot.com/2010/01/pengertian-sosialisasi.html, dikutip Senin 7
Juni 2010
27
Agen sosialisasi diantaranya adalah;
a. Keluarga (kinship)
b. Teman Pergaulan (peers Group)
c. Lembaga Pendidikan Formal (sekolah)
d. Media Massa
e. Masyarakat dan Negara
f. Agen lainnya seperti institusi agama, tetangga, lingkungan
pekerjaan,atau institusi lain27.
Berdasarkan jenisnya sosialisasi dibagi menjadi dua;
a. Sosialisasi primer, ini terjadi pada masa pertumbuhan, yakni dengan
cara mengucapkan kalimat, cara mengucapkan kalimat, cara bersikap
dan lain sebagainya. Pada masa ini agen sosialisasi utamanya adalah
keluarga. Diharapkan menurut Peter L. Berger dan Luckmann
mendefenisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang
dijalani individu menjadi anggota masyarakat (keluarga). Secara
bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain
disekitarnya. Selain itu, disebut primer juga karena kelompok ini bisa
menjadi instrument penting untuk kontrol sosial. Sebagai agensi
sosialisasi, kelompok primer berusaha menjaga agar norma dan sosial
yang dianut bersama bisa membentuk sikap dan prilaku anggota
kelompoknya seperti masyarakat.
b. Sosialisasi sekunder adalah suatau proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok
27 www.wikipedia.com di ambil tanggal 02 februari 2011 pukul 10.34 WIB
28
tertentu dalam masyarakat. Menurut Goffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam instiusi sosial, yaitu tempat tingal dan tempat kerja.
Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam
situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu
tertentu. Bersama-sama menjalani hidup terkukung, dan diatur secara
formal28.
2. Kategori Busana Isalmi
Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia
disamping makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan). Selain berfungsi
menutup tubuh pakaian juga dapat merupakan pernyataan lambang status
seseorang dalam masyarkat. Sebab berpakaian ternyata merupakan
perwujudan dari sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu, sehingga
berusaha selalu dalam menutupi tubuhnya.
Busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada
tubuh dari ujung rambut samapai ujung kaki. Menurut istilah, busana
adalah pakaian yang kita kenakan setiap hari dari ujung rambut sampai
ujung kaki beserta segala perlengkapannya.
Dalam ajaran Islam pakaian bukan semata-mata masalah budaya
dan mode. Islam menetapkan batasan-batasan tertentu untuk laki-laki dan
perempuan. Khusus seorang muslimah memiliki pakaian sebagai seorang
muslimah menunjukkan jati dirinya. Busana muslimah bersifat universal
dan bisa dijangkau oleh semua pihak begitu juga dengan pakaian kaum
Adam.
28 www.wikipedia.co.id. Diambil pada tanggal 02 februari 2011, pukul 10.26 WIB
29
Dalam alqur’an surat al-A’raf ayat 26 yang artinya “ Hai anak
Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup aurat mu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
Busana muslim atau sebagian orang lebih suka menyebutnya
dengan busana islami, kini berkembang. Potongannya yang beragam
membuat konsumennyapun tidak hanya di tataran pesantren saja, tetapi
sudah berkembang dan meluas dimana-mana. Itulah yang pada akhirnya
bisnis busana islami ini memperlihatkan angka menaik.
Busana yang menutup aurat atau tubuh kita dalam Islam disebut
dengan hijab. Dalam syariat hijab mempunyai aturan-aturan tertentu yang
juga tidak diabaikan oleh tradisi Negara masing-masing. Contohnya
hendaklah setiap wanita menutupi tubuhnya selain wajah dan telapak
tangannya, dan tidak boleh keluar rumah dengan perhiasan seperti dandan
orang jahiliyah. Karena itu busana Islam yang menurut syar’i merupakan
gaya pakaian yang biasa digunakan pelbagai Negara. Misalnya, orang
Arab menggunakan jubah (al-‘ihaah), sedangkan orang Parsi (Iran) dan
selain mereka memakai cadar panjang yang menutupi kepala sampai kaki
(syadur), atau di Indonesia menggunakan kerudung yang menutupi semua
tubuh selain muka dan telapak tangan. Dan itu semua bergantung pada
tradisi dan budaya Negara itu sendiri.
Dalam Al-Quran Surat Al-‘Araf ayat 26 menjelaskan bahwa
pakaian bani Adam itu dibagi menjadi tiga macam:
30
Pertama, pakaian yuwaari sau-atikum, artinya pakaian sekedar
penutup bagian yang malu dilihat atau terlihat.
Kedua, pakaian riisyan, artinya pakaian yang merupakan hiasan
yang layak bagi manusia, jadi lebih daripada hanya menyembunyikan
aurat saja.
Ketiga, dan yang terpenting pakaian yang disebut libasuttaqwa
yang berarti pakaian yang merupakan ketaqwaan yang menyelamatkan
diri, menyegarkan jiwa, membangkitkan budi pekerti dan akhlak yang
mulia. Pakaian inilah yang menjamin keselamatan diri dunia maupun
akhirat, menjamin kebahagiaan rumah tangga dan menjamin keamanan
serta ketentraman.
Selain itu ada beberapa fungsi dan urgensi busana muslim dan
muslimah sebagai berikut:
a. Untuk taat terhadap perintah Allah
Sebagai mana dalam firman Allah dalam Surat An Nisa’ Ayat 59 “Hai
Orang-orang yang beriman taatilah Allah dan rasulNya dan Ulil Amri
di antara kalian….”.
b. Untuk menutup aurat
Sebagai penentang terhadap iblis hingga dikeluarkanlah Adam dan
Hawwa seperti yang diterangkan Imam Qurtuby dalam menafsirkan
surat Al A’raf ayat 31. Ayat ini menunjukkan akan wajibnya menutup
aurat kebalikan orang kafir yang menjadikan pakaian untuk suhroh
(kemegahan) semata-mata. Hal ini telah dilarang Nabi SAW dalam
sabdanya: “barang siapa yang memakai pakaian ketenaran di dunia
31
niscaya Allah akan mengenakan padanya pakaian kehinaan di
akhirat” (HR Ahmad).
c. Untuk bertazayyun (Berhias)
d. Agar lebih di kenali dan tidak diganggu orang lain
e. Menutupi tubuh dari aib
Busana muslim, begitu sering disebut saat ini. Oleh sebagian
perancang busana Indonesia disebut sebagai busana seni kontemporer.
Dalam kolom konsultasi syari'ah online, ada beberapa syarat yang wajib
dipenuhi dalam berbusana. Syarat-syarat tersebut adalah: menutupi seluruh
tubuh selain yang dikecualikan, tidak tembus pandang, tidak ketat
sehingga membentuk lekuk tubuh, tidak menyerupai pakaian laki-laki dan
tidak menyerupai pakaian 'khas' milik orang kafir atau pakaian orang fasik.
Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku Jilbab Al Mar'ah Al
Muslimah fil Kitabi wa Sunnah (Syaikh Al Albany), beberapa syarat yang
wajib dipenuhi agar dapat berbusana harmonis dan tentunya syar'i:
1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan Syarat. Terdapat dalam surat An Nuur ayat 31 Allah berfirman:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.'"
Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59 yang
berbunyi:
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: 'Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'"
32
Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh
adalah kewajiban setiap wanita muslimah (mukminah) dan merupakan
tanda keimanan mereka. Menutup aurat adalah salah satu dari
kewajiban yang telah ditetapkan bagi muslimah, sedangkan menuntut
ilmu adalah kewajiban lain yang berlaku untuk seumur hidup.
Al-Qurthubi berkata: "Pengecualian itu adalah pada wajah dan
telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu
Bakar menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka
Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya: "Wahai Asma!
Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak
baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.' Kemudian
beliau menunjuk wajah dan (telapak) tangannya. Allah Pemberi Taufik
dan tidak ada Rabb selain-Nya."
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.
Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 31
yang berbunyi: "Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan
perhiasan mereka." Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup
pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum
laki-laki melirikkan pandangan kepadanya.
Hal ini dikuatkan firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 33:
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias
dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah." Berhias diri
seperti orang-orang jahiliyah disini artinya bertabarruj. Tabarruj
adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan
33
kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat
membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).
3. Tidak tembus pandang.
Dalam sebuah hadits Rasulullah telah bersabda: "Pada akhir
umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun
(hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol
(punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah
kaum wanita yang terkutuk." Di dalam hadits lain terdapat tambahan:
"Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya,
padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan
sekian." (HR. Muslim dari riwayat Abu Hurairah).
Atsar di atas menunjukkan bahwa pakaian yang tipis atau yang
mensifati dan menggambarkan lekuk-lekuk tubuh adalah dilarang.
Oleh karena itu Aisyah pernah berkata: "Yang namanya khimar adalah
yang dapat menyembunyikan kulit dan rambut." Saat ini banyak
diproduksi bahan-bahan yang tipis dan berbahan lembut. Dengan
sentuhan teknologi jahit menjahit mungkin bisa disiasati dengan
menambahkan lapisan (yang agak tebal/senada) didalam bahan baju
ketika menjahitnya atau memakainya, sehingga kita tetap bisa
mengenakan busana yang kita inginkan.
4. Tidak ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuh.
Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah pernah
memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang
dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku
34
pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku: "Mengapa kamu tidak
mengenakan baju Quthbiyah?" Aku menjawab: "Aku pakaikan baju itu
pada istriku." Nabi lalu bersabda: "Perintahkan ia agar mengenakan
baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih
bisa menggambarkan bentuk tulangnya." (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi
dengan sanad Hasan).
Aisyah pernah berkata: "Seorang wanita dalam shalat harus
mengenakan tiga pakaian: baju, jilbab dan khimar." Adalah Aisyah
pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab
dengannya.
5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah melaknat pria yang
memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria."
Dari Abdullah bin Amru yang berkata: "Saya mendengar
Rasulullah bersabda: 'Tidak termasuk golongan kami para wanita yang
menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria yang
menyerupakan diri dengan kaum wanita.'"
Dari Abdullah bin Umar yang berkata: "Rasulullah bersabda:
'Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan
memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka kepada
kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan
menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak
memiliki rasa cemburu).'"
35
Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas
mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria,
begitu pula sebaiknya. Tidak menyerupai pakaian pria disini, misalnya
seorang muslimah memakai celana panjang yang layaknya dipakai
oleh seorang laki-laki, memakai kemeja laki-laki dll. Sehingga secara
psikologis terpengaruh pada pribadi pemakainya, misalnya merasa
sekuat pria, merasa tomboy dll.
6. Tidak menyerupai pakaian 'khas' orang kafir atau orang fasik.
Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-
laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada
orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan
berpakaian khas mereka. Dalilnya adalah firman Allah surat Al-
Hadid:16, yang berbunyi:
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al- Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Iqtidha hal.
43: Firman Allah "Janganlah mereka seperti..." merupakan larangan
mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan
larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal
membatunya hati akibat kemaksiatan. Ibnu Katsir ketika menafsirkan
ayat ini (IV/310) berkata: "Karena itu Allah melarang orang-orang
beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun
36
cabang. Allah berfirman dalam surat Al-Mujadalah: 22 bahwa tidak
ada seorang mumin yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa
yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mumin,
sedangkan tindakan menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal
yang dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan.
7. Memakai busana bukan untuk mencari popularitas.
Berdasarkan hadits Ibnu Umar yang berkata: "Rasulullah
bersabda: 'Barangsiapa mengenakan pakaian (libas) syuhrah di dunia,
niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari
kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.'" (Abu Daud
II/172; Ibnu Majah II/278-279).
Libas Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan
tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik
pakain tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga
dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah,
yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan
dengan tujuan riya.
Ibnul Atsir berkata: "Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu.
Maksud dari Libas Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan
orang-orang yang mengangkat pandangannya mereka kepadanya. Ia
berbangga terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong.
Demikianlah syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang
muslimah dalam menentukan busana yang akan dikenakannya.
Semakin mengetahui dengan jelas syarat-syarat berbusana muslimah,
37
akan lebih dapat berkreasi dengan busana. Berbusana muslimah yang
harmonis merupakan salah satu tanda kesyukuran kepada Allah .
Kategori pria dalam berbusana :
a. Untuk kebersihan dan kebutuhan
“Kebersihan adalah sebagian dari iman “ menurut hadist
tersebut jika seseorang hidup bersih berarti orang itu beriman,
begitu juga untuk laki-laki yang senang pergi ke salon dan menjaga
penampilannya itu diperbolehkan selama untuk menjaga
kebersihan diri. Pria berdandan juga diperbolehkan selama untuk
kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik, presenter,
salesman dan profesi lain yang menuntut banyak interaksi dengan
banyak orang harus bernampilan rapi, sehingga hal tersebut
merupakan hal yang mahfum. Dalam lingkup pribadi berdandan
juga kebutuhan suami untuk menyenangkan istri.
b. Tak berlebihan
Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan, termasuk
berdandan bagi pria. Boleh berdandan rapi, memakai wangi-
wangian, pergi ke salon, creambath, pedicure, manicure dan lain-
lain asal tidak berlebihan dan sifat lelakinya masih ada.
c. Tidak menyerupai perempuan
Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu
disebutkan “ Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-aki “.(HR al Bukhori
Fathul Bari : 10/332).
38
Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasan, cara
berdandan, cara berbicara dan tingkah laku lainnya. Peniruan pria
terhadap wanita atau sebaliknya menyalahi fitrah dan akan
membuka pintu keburukan.
d. Tidak berbahan sutera
Hadits riwayat Hudzaifah bin Yaman ra, bahwasanya
Rasulullah saw bersabda : “ Janganlah kalian minum dalam wadah
emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera, sebab
pakaian sutera itu untuk mereka (orang kafir) didunia dan untuk
kalian di akhirat pada hari kiamat. “ (HR Muslim).
Para lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun
ada pengecualian bagi mereka yang sakit kulit untuk memakai
sutera (karena pakaian lain memicu penyakit mereka) sebagaimana
keringanan yang diberikan nabi saw kepada Abdurahman bin Auf
dan Zubair bin Awwam.
e. Emas
Rasulullah bersabda, “ Diharamkan memakai sutera dan
emas bagi kalangan laki – laki umatku dan diperbolehkan bagi
kalangan wanitanya “ (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i dan
Ibnu Majah), jadi walau bagaimanapun indahnya emas laki-laki
tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai.
f. Menyemir Rambut
Seorang muslim diperkenankan untuk menyemir rambut,
menurut halal haram dalam Islam, untuk orang tua yang rambutnya
39
telah memutih semuanya semestinya dihindari semir rambut warna
hitam, sementara yang masih muda diperkenankan semir rambut
warna hitam.
BAB III
RUMAH BUSANA RANTI DALAM MEMPOPULERKAN
BUSANA ISLAMI
A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Rumah Busana Ranti
Rumah busana Ranti didirikan pada tahun 1986, nama merk dagang
Ranti menjadi suatu nama yang dikenal dengan produk Busana Muslim
dengan ciri khas “Bordir” atas usaha dan kerja keras dengan dedikasi tinggi
baik dari pendiri ataupun para professional staff yang berpengalaman
dibidangnya.
1Sejarahnya dimulai dari Ibu Yessi Riscowati, istri dari Hefzi
Zainuddin, yang memulai usaha pakaian muslim, dari kerudung hingga
perlengkapan shalat. Bisnis itu tidak asing bagi ibu Yessi karena orang
tuanyapun menjalani bisnis perlengkapan haji di Asrama Haji, Pondok Gede.
Saat itu, ibu Yessi berbisnis sambil menanti kelahiran putra pertamanya,
Alzipco Hefzi. Tidak disangka usahanya berkembang pesat dan mulai dapat
banyak pesanan.
Dibelilah salah satu mesin jahit dan memperkerjakan satu orang tukang
jahit. Hingga bisnisnyapun berkembang pesat. Ibu Yessi kemudian
meluncurkan produk dengan nama Ziko, sesuai dengan nama anaknya. Produk
itu bertahan selama 2 tahun karena prospek yang kurang cerah. Setelah
dievaluasi, nama Ziko yang terdengar anehpun diganti dengan nama Ranti.
1 www.ranti.co.id di kutippada Senin tanggal 21 Februari 2011 pukul 11.28 WIB.
40
41
Nama Ranti ternyata diambil dari nama putri Ibu Yessi, yaitu Rizanti
Hefzi, yang artinya “rezeki anak ketiga”. Ibu Yessi memang pernah
mengalami keguguran saat kehamilan pertamanya. Setelah Ranti disematkan
pada produknya, usahanya berkembang sangat pesat. Selain karena pada
waktu itu (periode 1980-an) belum banyak pesaing di bisnis busana muslim.
Sebagai perluasan marketing dan segmentasi, Ranti juga meluncurkan
produk untuk remaja dengan nama ALETA, serta produk baju koko dengan
nama El-Yusuf dan El-Fatih. Segmentasi Aleta adalah kaum muslimah remaja
yang senang bergaya dengan harga ekonomis. Sementara El-Yusuf dan El-
Fatih adalah produk baju koko yang dipasarkan dengan cara berbeda, yaitu
lewat keagenan dan outlet atau di departemen store2.
Secara umum awalnya usaha dimulai dari penjualan selendang ke
sebuah toko yang kemudian secara bertahap berkembang menjadi industri
perancangan busana Muslim. Kebaya dan baju koko di sebuah garasi yang
disulap menjadi ruang produksi atau “workshop”.
Seiring dengan pengembangan usahanya, Citra Busana Indonesia
mendirikan Rumah Busana Ranti. Nama Ranti diambil dari salah seorang anak
pendiri perusahaan yang lahir pada saat merintis perusahaan tersebut.
Dewasa ini, produk Busana Ranti dapat dibeli melalui 6 showroom
yang berlokasi di Jabotabek dan Bandung dan di lebih dari 22 outlet resmi
yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga terdapat di Malaysia dan Brunei
Darussalam.
2 www.ranti.co.id di kutip pada Senin tanggal 21 Februari 2011 pukul 11.28 WIB.
42
Seiring dengan perkembangan zaman, baik para staff dan manajemen
Ranti tetap mempunyai tanggung jawab dengan memberikan pelayanan prima
dan menajdi salah satu leader perusahaan nasional dalam menyediakan
jaminan bisnis dengan produk unggulan Busana Muslim.
Dengan prinsip kebersamaan bersama, Rumah Busana Ranti
mempunyai komitmen untuk tetap berusaha memberikan produk dan layanan
yang terbaik kepada seluruh mitra dan pelanggannya.
B. Visi dan Misi Rumah Busana Ranti
Sebagai visi Rumah Busana Ranti adalah “Membuat semua pelanggan
bangga berbusana muslim dimanapun dan kapanpun juga.” Dengan slogan
dakwahnya adalah “Kami adalah hamba Allah yang membantuNya dalam
menebarkan kebahagiaan kepada semua pelanggan dengan berbusana
muslim”.
Sedangkan misi Rumah Busana Ranti adalah “Co-operate with our
client and customer to create moslem’s fashion which in line Syariah
(Bersama pelanggan menciptakan busana muslim Ranti yang nyaman dan
sopan sesuai dengan syariah)”. Dengan slogan dakwahnya adalah “Kami
bersama pelanggan kami adalah hamba Allah yang selalu menciptakan produk
busana yang sesuai dengan syariah”.
“Quality development of human resource in accordance with syariah
(Pengembangan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan syar’i), dengan
slogan dakwahnya “Kami bekerjasama dengan orang-orang terbaik dan kami
43
senantiasa melakukan perbaikkan karena kami adalah ummat terbaik yang
Allah ciptakan untuk meraih kebahagiaan”.
“Conducting the dakwah of islam (Melaksanakan dan mengembangkan
dakwah Islam), dengan slogan dakwahnya “Kami adalah pengemban dakwah
yang meyakini hanya dengan aktifitas dakwah menuju pola hidup bersyariah
akan memberikan keberlimpahan dan keberkahan dimuka bumi ini untuk
mendapatkan ridho Allah di akhirat kelak”.
C. Produk Penjualan Rumah Busana Ranti
Adapun produk yang dijual untuk mensosialisasikan busana islami
adalah busana muslim. Busana muslim dari untuk wanita, pria serta untuk
anak-anak dan juga busana pernikahan. Adapun produk unggulan Rumah
Busana Ranti adalah
1. Blouse
2. Baju Koko
3. Tunik
4. Long Dress
5. Wedding Dress
Selain busana Rumah busana Ranti juga menyediakan produk
penjualan seperti aksesoris seperti Jilbab/Bergo, Manset, Bross, perlengkapan
shalat seperti mukena, sajadah, sarung, peci, dan juga tasbih, dan juga
Sarimbit atau Busana Keluarga dengan berbagai macam corak dan pilihan.
44
Agar setiap pelanggan mendapatkan produk yang maksimal dan
nyaman untuk dipakai, setiap busana memiliki ukuran yang konsumen bisa
dapatkan seperti3:
Ukuran bagian atas:
No SPECIFICATION UKURAN S M L XL L3
1 LINGKAR LEHER 42 44 46 48 50 2 TINGGI KERAH 3 3 3 3 3 3 LINGKAR BADAN 96 100 104 110 122 4 LINGKAR PANGGUL 104 108 112 118 134 5 LINGKAR BAHU 38/12.5 40/12.5 42/13 42/13 44/13.5 6 PANJANG TANGAN 57 57 58 58 59
7 LINGKAR KERUNG LENGAN ARMHOLE 48 50 52 55 60
8 LINGKAR TANGAN BAWAH 34 35 36 36 38
9 PANJANG BADAN SESUAI DENGAN PETUNJUK WORKSHEET
Ukuran bagian bawah:
No SPECIFICATION UKURAN S M L XL L3
1 PANJANG CELANA 100 100 100 100 102 2 PESAK FULL S.D BAN PINGGANG 67 69 72 73 78 3 LINGKAR PINGGANG 68 72 76 80 90 4 LEBAR PANGGUL 104 108 112 118 134 5 LEBAR KAKI 40 42 44 46 54
D. Struktur Organisasi Rumah Busana Ranti
Struktur Organisasi Rumah Busana Rabbani adalah:
a. Direktur : Hefzi Zainuddin
b. Wakil Direktur-Produksi : Yessi Riscowaty
3 Ukuran menurut buku yang digunakan oleh Rumah Busana Ranti dalam memaparkan
ukuran. S adalah ukuran Small (kecil), M adalah ukuran Midle (sedang), L adalah ukuran Large (besar), XL adalah ukuran Extra Large (super besar), dan L3 adalah Ukuran Triple Large (ukuran buntuk pelanggan yang super-super besar).
45
c. Firm Development : Alzipco
d. Sekretaris : Faridah
e. HRD : Bondan Seno P
Anggota : Ardefi (Sarana Prasarana)
: Wahyudi (Sarana)
: Rizal (Prasarana)
: Mulyanto (Security)
: Rahmawan (Personalia)
: Diana (ADM Personal)
f. Produksi : Ade Tony
Anggota : Sri Sunarsih (Produksi)
: Indah (Purchasing)
: Rusminah (Quality Control)
: Roh Sumpeni (R & D Produk)
: Nisa, Tri, Zulfan (Designer)
: Martini (Sample)
g. Sales & Marketing : Eri AR
Anggota : Indra (Mis)
: Virta (IT)
: Syaiful (Sales)
: Tri (Mitsel)
: Kartoko
: Isthi Puji Rahayu (Marketing Promosi)
46
: Ngadirah (Logistik)
: Wahidin (Distribusi)
h. Bendahara : Eka Ammelya
Anggota : Gemawan (Keuangan)
: Entin (Inventory)
: Yanti (Kasir)
E. Program Kerja Rumah Busana Ranti
Pada tahun 2011 ini pola kerja untuk menambah banyaknya pelanggan
yang berminat akan busana yang dipasarkan oleh Ranti, Rumah Busana Ranti
memogramkan dengan bentuk “Outline Pola Promosi Rumah Busana Ranti”
itu sendiri. Adapun polanya adalah:
1. Iklan Media Massa
Iklan media massa menjadi pola terpenting dalam memasarkan produk.
Dalam hal ini segala bentuk media massa akan dirambah oleh Ranti.
Terbukti sejak berdiri tahun 1986 ini Ranti sudah bekerja sama dengan
media massa seperti Koran, majalah, radio, dan juga televise. Dan yang
paling banyak adalah menggunakan media massa televise. Adapun Ranti
sudah bekerja sama dengan RCTI, SCTV, Trans TV, Trans 7, Global TV,
Metro TV, ANTV, TVOne, O Channel, MNC TV, MNC Indovision,
Indosiar.
2. Member Development
Adalah program untuk para pelanggan yang menjadi member atau
pelanggan setia. Ranti memiliki 20ribu lebih member yang diberikan
perlakuan istimewa dengan memberikan diskon 15% untuk pembelian
47
produk Ranti dalam nominal berapapun. Dari member inilah diharapkan
kepada masyarakat yang belum menjadi member dapat menjadi meber
berikutnya dan menjadi pelanggan setia bagi Rumah Busana Ranti.
3. Merchant Development
Pola komunikasi ini adalah pola dimana Ranti bekerja sama dengan
member untuk mendapatkan harga dengan diskon yang telah disepakati.
Disini diharapkan member mampu menjadi anggota yang lebih baik dan
dapat menarik anggota lainnya untuk lebih mempromosikan busana islami
yang diproduksi oleh Ranti.
4. Maintain Online Chanel
Pola ini adalah pola keakraban dan menjalin tali silaturrahmi antara pihak
Ranti dengan pelanggan. Diharapkan nantinya Ranti mendapatkan
masukan dan saran-saran yang lebih membangun dan lebih baik lagi untuk
kenyamanan dan kecintaan pelanggan terhadapat Ranti. Pola ini dialati
dengan adanya website yang dapat diakses oleh semua kalangan, dan
sosial media. Sosial media dalam hal ini adalah menggunakan e-mail, via
telepon atau via surat menyurat. Sehingga terjalin komunikasi yang baik
antara Ranti dengan pelanggan.
5. Event
Adalah acara-acara yang dibuat khusus untuk menampilkan dan
mempromosikan Ranti sebagai brand busana muslim yang baik atau brand
awareness. Diharapkan Ranti lebih dikenal lagi oleh masyarakat sebagai
media busana muslim terbaik yang menjangkau setiap pelanggan untuk
berbusana muslim dan tidak minder atau malu menggunakan busana
48
islami. Event yang pernah dilakukan adalah event dalam rangka
menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW pada Selasa 15 Februari 2011
memberikan harga khusus bagi pelanggan yang membeli produk busana
muslim Ranti di semua store Ranti yang ada. Bazaar Ranti at Pondok Gede
pada tanggal 14 mei 2010 samapai 14 juni 2010. Bazzar At Margo City
Depok pada 07 Mei – 06 Juni 2010 dan lainnya.
6. Subtitle Wardrobe
Adalah cara paling efektif untuk menarik pelanggan, dengan cara
mempromosikan kepada figure sebuah program acara televisi atau kepada
jamaah yang mengikuti program tersebut. Yakni dengan meminjamkan
busana Ranti untuk keperluan shooting dalam sebuah acara di televise.
Seperti di acara “Tafsir Al Misbah” di Metro TV yang dikenakan oleh
Prof. Dr. M. Quraish Shihab pada kultum di Bulan Ramadhan.
7. Instore Promo
Yakni membuat promo di setiap store yang ada untuk menarik pelanggan.
Selain dengan bahan busana yang dipakai atau digunakan Ranti juga
memberikan promo di setiap store yang ada agar pelanggan dapat meilhat
antara produk dengan harga sesuai dan seimbang.
8. Bakti Sosial
Yakni program yang ditujukan untuk membantu meringankan beban
saudara-saudara yang kurang beruntung atau yang memerlukan bantuan.
Seperti anak yatim piatu. Bakti sosial ini diambil melalui setiap pelanggan
yang membeli produk Ranti secara tidak langsung ada bagian yang
49
disumbangkan untuk orang yang kurang mampu. Selain itu juga difasilitasi
dompet bantuan melalui Rumah Busana Ranti secara langsung.
BAB IV
STRATEGI KOMUNIKASI RUMAH BUSANA RANTI DALAM
MENSOSIALISASIKAN BUSANA ISLAMI
A. Sosialisasi Busana Islami
Mengenakan busana muslim di Indonesia tidak lagi pada hari besar
Islam tertentu saja dewasa ini. Beriring perkembangan bisnis dan banyaknya
pasar yang memasarkan busana Islam membawa kecenderungan yang positif
untuk memasyarakatkan busana Islam di Indonesia. Sehingga saat ini wajar
perkembangan trend busana muslim di Indonesia merupakan yang tercepat di
dunia1.
Ranti adalah nama produk busana muslim yang elegan ini sudah
melekat di masyarakat muslim, bahkan banyak kalangan atas ataupun artis
mengandalkan busana muslim pada Ranti. Dalam mensosialisasikan busana
islami, Ranti berusaha membuat terobosan yang terbaik untuk pelanggannya
demi tujuan dari Rumah Busana Ranti itu sendiri terwujud dan sesuai dengan
yang diharapakan.
Sebagai instrument dalam mensosialisasikan busana Islami, Ranti
cukup tanggap dalam menghadapi permintaan pasar, sehingga di periode
tahun 1980-an, rumah busana muslim khususnya di Indonesia belum
berkembang, Ranti dapat memasyarakatkan dan menyematkan kata islami
pada produk busana yang dibuatnya.
1 Lihat http://www.ranti.co.id/news-and-event/18-busana-muslim-di-pasar-indonesia-
ramai-peminat.html
50
51
Setelah 23 tahun menjadi pionir busana muslim di Indonesia, Ranti
juga jadi pionir karena keunggulan produknya yang menggunakan aplikasi,
organdi, sutera, bordiran, serta payet. Tidak hanya itu agar tujuan awal semua
terwujud dalam mensosialisasikan busan islami yang mampu diminati oleh
semua kalangan muslim Ranti meluncurkan konsep Muslim Family dengan
tagline: SATU AQIDAH, SATU KELUARGA, SATU BUSANA. Konsep ini
dinilai manjur dalam menanamkan kembali brand Ranti di masyarakat sebagai
pelopor busana muslim.
Pada prinsipnya setiap tahunnya Rumah Busana Ranti berusaha
melakukan sosialisasi dan menginformasikan perkembangan busana secara
kontekstual. Dari sisi keberagaman produk dan kemudahan-kemudahan yang
didapatkan masyarakat yang berminat dalam menggunakan produk busana
Rumah Busana Ranti, dengan menggunakan fasilitas yang ada seperti
teknologi yang saat ini berkembang dengan pesatnya. Seperti bagaimana cara
pemesanan, pembelian dan pembayaran secara on-line. Yang kesemua itu
untuk memudahkan pelanggan dalam mendapatkan produk yang diinginkan
dan sebagai strategi umum Ranti untuk memanjakan pelanggan tanpa harus
datang ke outlet ataupun showroom.
Selain itu sosialisasi busana Islami Ranti sendiri terus dikemas
sedemikian rupa agar dapat terus bertahan dan diminati oleh pelanggan
dengan segmentasi pasarnya adalah muslim dewasa kalangan menengah ke
atas, dengan menggunakan beberapa ikonnya. Diantaranya yaitu Ulfa
Dwiyanti dan Gunawan pada tahun 2008 sampai saat ini. Penggunaan artis
sebagai brand imej Ranti ini menghasilkan segmen peminat Ranti semakin
52
luas dengan adanya konsep Muslim Family tersebut. Karena setiap keluarga
muslim dapat juga memenuhi kebutuhan pakaian muslimnya di Ranti, mulai
dari balita sampai dewasa untuk produk busana muslimnya telah tersedia di
Ranti.
Tidak hanya sebagai pelopor rumah busana, Ranti dalam blog nya di
www.ranti.co.id. Rumah Busana Ranti didalamnya memiliki unsur dakwah
yang sangat kuat. Unsur dakwah yang menunjang dan yang dapat menarik
simpati pelanggan adalah beberapa artikel yang dimasukkan di dalam situs
Ranti yang mengandung dakwah seperti artikel “Bagaimana Menjadi Orang
Yang Pemaaf”, sehingga tidak dimungkiri selain pelanggan dapat mengetahui
dan dapat belanja online pelanggan juga dapat menambah pengetahuan dari
artikel dakwah di situs resmi Ranti.
Selain itu Ranti juga membuat program tempat untuk kepedulian sosial
yang dinamakan “ Ranti Berbagi Cinta dan Berkah “, program ini untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. Yang nantinya
akan disalurkan pada anak-anak yatim piatu dan orang yang membutuhkan.
Tidak hanya melalui showroom dan online shop saja, Ranti juga
memberikan keringanan atau trik yang menarik demi busana muslim dapat
diminati oleh semua kalangan yakni dengan menyelenggarakan berbagai
macam promo yang dapat menarik pelanggan yakni memberikan promo
seperti buy 1 get 1 free bergo , atau akan mendapatkan promo tertentu seperti
di hari besar Maulid Nabi Muhammad memberikan free kerudung dengan
ketentuan yang berlaku bagi pelanggan. Promo inilah yang juga menjadi
bentuk bagaimana Ranti dapat mempromosikan dan mensosialisasikan busana
53
Islam. Agar busana Islam atau busana muslim dapat diminati dan dapat
digunakan oleh setiap orang.
Pada prinsipnya mensosialisasikan busana Islami juga merupakan
unsur dakwah. Karena berdakwah memiliki arti mengajak dan menggerakkan
manusia agar mau melaksanakan ajaran Islam2. Selain itu menurut Syekh Ali
Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah
mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama).
Menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah pada yang mungkar3. Ajaran
Islam di sini juga yang disosialisasikan oleh Ranti untuk terus mendakwahkan
busana muslimnya, sehingga tidak hanya ilmu rohani dalam dakwah namun
dalam berpakaian juga masyarakat diharapkan dapat sesuai dengan yang di
syariatkan.
Dalam buku Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah fil Kitabi wa Sunnah
karangan Syaiykh Al Albany, Ranti sudah menerapkan kategori busana
muslim yang sesuai menurut syar’i baik bagi wanita maupun laki-laki. Bagi
wanita busana yang diperbolehkan adalah busana yang menutup seluruh
bagian tubuh selain yg disya’ra kan seperti wajah dan telapak tangan. Kategori
inipun sudah diterapkan oleh Ranti4. Selain itu busana yang diproduksi oleh
Ranti tidak tembus pandang, tidak ketat dan dapat membentuk lekuk tubuh,
dan produk busana sangat sederhana. Bentuk sosialisasi inilah yang dilakukan
Ranti untuk mendakwahkan busana muslim agar disenangi oleh masyarakat.
2 Suhaemi Masrap, Khutbah Jum’at Pilihan Anda. (Surabaya: Karya Utama, 1985), h. 16 3 Morrisan. Media Penyiaran, strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Ramdina
Prakarsa. 2005). Cet. Ke-2, hal. 56 4 Observasi langsung ke Outlet Pusat Rumah Busana Ranti di Pondok Gede pada Jumat
18 Februari 2011.
54
Begitupula yang diterapkan pada Ranti untuk busana yang baik
menurut syar’i. Telah diproduksi agar mampu menarik kesadaran masyarakat
untuk memakai busana muslim sebagai salah satu keharusan bagi setiap
pemeluk ajaran Islam. Yakni Ranti mendistribusikan busana laki-laki yang
sesuai kebutuhan, tidak berlebihan, dan yang terpenting tidak berbahan sutera
dan emas. Karena menggunakan bahan katun dan bahan yang mudah dan
ringan untuk di pakai5.
B. Strategi Rumah Busana Ranti dalam Mensosialisaikan Busana Islami
Sebuah organisasi, lembaga, atau perusahaan agar bisa mencapai
segala tujuan yang telah ditetapkan maka akan sangat membutuhkan cara dan
metode. Cara atau metode itulah yang disebut strategi. Sebab strategi adalah
cara-cara suatu perusahaan atau kegiatan akan berjalan ke arah tujuan yang
sudah direncanakan terlebih dahulu.
Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangat penting.
Komunikator adalah sebagai alat dalam strategi komunikasi. Komunikator
akan berhasil untuk melakukan perubahan tingkah laku, sikap dan pendapat
melalui mekanisme daya tarik, hal ini terjadi jika komunikan merasa nyaman
dengan komunikator dan pesan yang disampaikan juga menarik komunikan.
Bila dicermati, pada dasarnya strategi komunikasi itu akan berjalan sesuai
rencana bila ada keterkaitan antara komunikator dan komunikan juga pesan
yang disampaikan.
5 Wawancara khusus bersama Isthi Puji Rahayu pada Jumat tanggal 18 Februari 2011.
55
Menurut Harold D Laswell, dalam proses komunikasi sebenarnya
menjawab pertanyaan : Who says what in which channel to whom with what
effect (siapa mengatakan apa kepada siapa melalui saluran apa dan dengan
efek apa). Berikut ini adalah penjelasan penulis:
1. Who (siapa komunikatornya)
Pada dasarnya komunikator harus menyesuaikan ucapannya dan
bersifat bijaksana. Komunikator harus berfikir secara konseptual dan
bertindak secara sistematik dan sistemik. Komunikator adalah yang
menyampaikan pesan dalam sebuah komunikasi. Dan sebenarnya Rumah
Busana Ranti adalah sebagai komunikatornya. Ranti menjadi komunikator
yang menyampaikan pesan yang dikomunikasikannya melalui busana
muslim sebagai pelopor dalam menciptakan dan mensosialisasikan busana
islami.
2. Says what (pesan apa yang dinyatakan)
Saat berkomunikasi pesan adalah komponen penting dalam
komunikasi tersebut. Sebuah komunikasi tidak berjalan dengan baik bila
salah satu komponen didalamnya kurang melengkai. Dalam hal ini pesan
adalah busana muslim dalam konsep mensosialisasikan busana islami
secara utuh. Dan yang disampaikan oleh Ranti adalah tentang sosialisasi
busana islami.
3. In which channel (saluran apa yang digunakan)
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Assosiation for Education and
Communication Technology (AECT) mengartikan media sebagai segala
56
bentuk yang dipergunakan untuk proses transmisi informasi. Sedangkan
Education Assosiation mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan apapun dan
dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional6. Media adalah
salah satu faktor pendukung terjadinya komunikasi. Sebuah komunikasi
akan berjalan efektif bila antara komunikator dan komunikan juga pesan
yang disampaikan tidak terjadi gangguan.
Dalam strategi komunikasi Rumah Busana Ranti media yang di
manfaatkan sangat banyak dan sangat berkembang di dewasa ini. Yakni
menggunakan media internet dengan memasang web khusus untuk masuk
dalam profil dan yang lebih lengkap lagi mengenai Rumah Busana Ranti.
Dalam bukunya Teori Komunikasi Massa oleh John Vivian yang
menyebutkan media komunikasi adalah buku, majalah, Koran, radio,
advertising, internet dan televisi. Rumah Busana Ranti sudah
menggunakan beberapa media tersesbut dalam mensosialisasikan busana
islaminya.
Majalah, Ranti memiliki majalah sendiri dalam mensosialisasikan
busana muslim. Majalah dengan nama Ranti adalah majalah yang
didalamnya terdapat produk-produk yang disediakan oleh Ranti untuk para
pelanggan sehingga dapat dengan leluasa oleh masyarakat memilih dan
melihat secara visual akan produk yang dipasarkan. Majalahnya juga
sudah dimasukkan ke dalam situs resminya dan dengan mudah diakses
6 Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002),
cet ke-1, h. 11.
57
oleh semua kalangan yang tidak sempat untuk membaca majalah. Dan
diberi kemudahan dengan kaca penjelas atau zoom di setiap sudut produk.
Selain itu didalam majalah juga diberikan penjelasan tentang Rumah
Busana Ranti itu sendiri.
Koran juga sebagai media penting yang di gunakan Ranti untuk
memasarkan kepopuleran Ranti di Indonesia. Sebagai iklan yang
dicantumkan Ranti memberikan kontribusi positif sebagai iklan yang
dimasukkan di dalam Koran. Disini diharapkan setiap pembaca tahu
bahwa Ranti adalah pelopor atau pemproduksi busana muslim bagi mereka
yang ingin mendapatkan busana muslim.
Periklanan atau advertising adalah hal yang paling mujarab dalam
merangkul dan mendapatkan konsumen yang banyak dalam memasarkan
sebuah produk. Ranti juga mengambil itu dengan memasukkan iklan ke
Koran, majalah-majalah islami, atau situs-situs yang memuat tentang
Islam seperti situs www.eramuslim.co.id yang memuat Ranti dan
mempromosikan Ranti sebgai pelopor busana muslim selama 23 tahun
yang dimuat pada tanggal 28 April 2010.
Internet juga sebagai media yang paling berpengaruh saat ini.
Dengan hanya meng-klik saja, dapat mengetahui berbagai macam sumber
dan data yang diperlukan. Begitu juga dengan Ranti secara umum Ranti
sudah memiliki situs resmi yang didalamnya dimuat semua produk yang
dipasarkan, bagaimana cara pemesanan secara online, kritik dan saran, dan
semua tentang Ranti dimuat dalam situs resminya.
58
Televisi juga sebagai alat yang paling kompeten dalam meraup
masyarakat. Ranti sudah bekerja sama dengan saluran televisi yang di
Indonesia. Seperti RCTI, ANTV, TRANS TV, SCTV, TRANS7, MNC
TV, MNC Indovision, O Channel, Global TV, METRO TV7. Kerja sama
ini dilakukan untuk memberikan kontribusi positif dalam pengiklanan,
seperti menggunakan produk Ranti dalam setiap program yang ada di
stasiun TV. Salah satu program yang produk Ranti di pakai adalah pada
program acara Taman Hati di MNC TV yang di tayangkan setiap hari
Kamis dan Jum’at pukul 04.30-06.00 WIB.
Dengan media-media komunikasi inilah Ranti berkembang dalam
pemasaran dan peningkatan konsumen busana muslim khusunya. Dan
strategi awal untuk mensukseskan sosialisasi pada masyarakat
Indonesiapun terwujud.
4. To whom (siapa komunikannya)
Dalam strategi komunikasi, komunikan merupakan komponen
yang paling banyak menyita perhatian. Disebabkan komunikan biasanya
banyak bersifat heterogen, sedangkan mereka harus dapat dicapai dalam
menerima setiap pesan secara inderawi dan rohani. Maksud dari inderawi
adalah diterimanya suatu pesan jelas bagi indera penglihatan dan
pendengarannya. Lalu maksud dari rohani adalah diterimanya suatu pesan
sesuai dengan kerangka referensinya, paduan dari usia, agama, pendidikan,
kebudayaan, dan nilai-nilai kehidupan lainnya dan kerangka referensi
menimbulkan kepentingan dan minat tertentu.
7 Wawancara khusus dengan Isthi Puji Rahayu sebagai Marketing Komunikasi Rumah
busana Ranti pada Jumat 18 Februari 2011.
59
Dalam hal ini Rumah Busana Ranti sebagai komunikator yang
banyak akan dilihat oleh komunikan memberikan citra yang baik-baik
dalam segi indrawi bagi komunikan maupun segi rohaninya. Terbukti
indrawinya saat ini sudah 23 tahun rumah busana Ranti sudah popular
dikalangan masyarakat Indonesia sebagai pelopor busana muslim yang
bermotif “border”. Selain itu Ranti juga sudah ada sejak tahun 1986 dan
memiliki 22 outlet resmi yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari segi
rohani sangat tepat, karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim
sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu pakaian atau busana
sebagai penutup aurat.
Pada strategi komunikasi, apabila sudah mengetahui sifat-sifat
komunikan, ada dua tatanan komunikasi yang efektif.
a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila komunikator
mengharapkan efek perubahan dari komunikan. Ranti sebagai
komunikator pada komunikasi tatap muka dengan membangun
showroom yang tersebar di berbagai tempat sebagai media untuk tatap
muka bagi pelanggan. Dengan media itulah Ranti dapat mengetahui
bagaimana keinginan pelanggan dan pelanggan dapat leluasa untuk
mengetahui dan mendapatkan informasi pesan yaitu busana yang
sesuai dan yang diharapkan olehnya. Dengan demikian komunikan
yakni pelanggan dapat mengambil yang terbaik.
60
b. Komunikasi bermedia (mediated communication)
Komunikasi bermedia umumnya dipergunakan untuk
menyampaikan informasi, biasa disebut komunikasi informatif.
Komunikasi ini dapat menampung komunikan yang lebih banyak.
Selain showroom untuk mengetahui bagaimana keinginan pelanggan
Ranti juga menggunakan layanan media melalui telepon maupun
melalui e-mail. Yang kesemua ini untuk menampung aspirasi
pelanggan sehingga dapat dipelajari bagi pihak Ranti yang kemudian
menjadi terobosan baru untuk lebih bagus lagi dalam
mensosialisasikan busana islami dengan strategi yang lebih matang.
Secara garis besar produk pemasarnnya ditujukan kepada
masyarakat umum kelas menengah dan kelas atas. Selain itu juga
ditujukan kepada remaja dan anak-anak. Diharapkan dengan berbagai
motifnya Ranti dapat dijadikan sebagai acuan busana yang dikenakan
sehari-hari dan bukan hanya pada acara keagamaan Islam tertentu
saja8. Secara langsung busana dengan motif yang sederhana namun
indah di pandang yang Ranti gunakan sebagai penarik hati dan minat
kalangan yang menjadi tujuan utama komunikator dalam hal ini adalah
masyarakat.
c. With what effect (efek apa yang diharapkan)
Efek dari pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator akan
timbul pada komunikan sebagai sarana komunikasi. Efek yang
diharapakan oleh Rumah Busana Ranti kepada masyarakat Indonesia
8 www.ranti.co.id di ambil pada Selasa 22 Februari 2011 pukul 09.48 WIB
61
adalah kesadaran bagi masyarakat muslim di Indonesia untuk selalu
berbusana sesuai dengan yang disyariatkan oleh agama Islam.
Sehingga masyarakat dapat membudidayakan busana muslim sebagai
busana favorit yang tidak malu lagi untuk diapakai9.
Dalam sebuah komunikasi, komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang berjalan dengan efektif10. Artinya, antara komunikator
yakni pihak Ranti yang melayani pelanggan dalam berkomunikasi terdapat
feedback atau umpan balik. Dan pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik pula oleh pelanggan. Setelah adanya komunikasi antara
pelanggan dan pihak pegawai outlet Ranti sangat terlihat jelas dimata
pelanggan bahwa informasi mengenai busana muslim sesuai dengan yang
diharapkan. Dan itu menjadi komunikasi yang efektif. Terlebih lagi
layanan yang diberikan oleh pihak Ranti yaitu pegawai Ranti dalam
melayani berlaku sopan dan penuh dengan senyum dan ramah pada setiap
pelanggan yang datang.
Masyarkat atau pelanggan merasa puas apabila Ranti sebagai
komunikator busana muslim dalam hal ini pegawai outlet Ranti melayani
pelanggan dengan prima, berkomunikasi dengan sopan dan santun. Pada
dasarnya melayani pelanggan dengan prima, ramah, murah senyum dapat
memuaskan pelanggan dalam pelayanan adalah salah satu strategi
komunikasi yang sukses yang diterapkan oleh Ranti. Sehingga efeknya
kedepan dapat menambah jumlah pelanggan yang akan mengonsumsi
9 Wawancara pribadi dengan ibu Isthi bagian forkom rumah busana Ranti, hari Jumat 18
februari 2011 10 Observasi langsung di Kantor Pusat Rumah Busana Ranti sekaligus Outlet Resmi di
Pondok Gede.
62
busana muslim. Dan sosialisasi busana muslimpun sukses bagi Rumah
Busana Ranti sendiri.
Sosialisasi menurut Charlotte Buhler sebagai proses yang
membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana
cara hidup, dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi
dengan kelompoknya. Atau menurut Soerjono Soekanto sosialisasi sebagai
proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang
baru11. Ini sesuai dengan apa yang diharapkan atau efek apa yang
disampaikan Ranti.
Rumah Busana Ranti sebagai pihak dalam mensosialisasian busana
muslim ini membantu masyarakat untuk belajar dan memahami makna apa
yang terkandung dalam sebuah busana muslim bagi setiap pemeluk agama
Islam. Diharapkan nantinya mendapatkan pelajaran yang penting bagi
masyarakat dalam menata cara hidup yang Islami, dan berfikir secara
Islami diawalai dari kesadaran dalam menggunakan busana muslim.
Nantinya dapat dikomunikasikan pada generasi seterusnya sebagai aset
budaya muslim yang baik bila menggunakan busana muslim12.
Dan pada dasarnya Ranti memberikan dua kontribusi fundamental
dalam mensosialisasikan busana muslimnya yakni:
a. Memberikan dasar atau pondasi kepada individu yang dituju sebagai
komunikan agar terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat.
b. Memungkinkan lestarinya suatu masyarakat dalam hal ini lestarinya
busana muslim bagi kehidupan, karena tanpa adanya sosialisasi busana
11 http://id.shvoong.com yang dikutip pada Senin tanggal 07 Juni 2010 12 Wawancara khusus dengan Isthi Puji Rahayu sebagai Marketing Komunikasi Rumah
Busana Ranti pada Jumat tanggal 18 Februari 2011
63
muslim akan hanya ada satu generasi yang gemar dan cinta dalam
menggunakan budaya islami melalui busana muslim13.
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat dalam Mensosialisasikan Busana
Islami
Rumah Busana Ranti berkembang dengan pesat hingga saat ini tidak
luput dari beberapa faktor pendukung yakni:
1. Maraknya bisnis busana yang mengatasnamakan busana muslim di
Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 1986, Ranti sudah jatuh bangun dalam
mensosialisasikan busana muslim dan mencari motif berbeda dari produk
yang sudah banyak berkembang. Yang paling dikenal adalah produk
Bordir Ranti, sehingga hampir 23 tahun produk Ranti border sudah disukai
oleh masyarakat.
2. Pelanggan Ranti yang setia dengan produk Ranti. Pelanggan yang setia
Ranti adalah pelanggan yang mendukung dengan memberikan saran baik
secara langsung maupun melalui media yang memberikan kontribusi
positif bagi kemajuan Ranti. Sehingga Ranti dengan pelanggan memiliki
tali komunikasi yang lancar dan membangun.
3. Banyaknya pelanggan atau konsumen yang mempercayai produk Ranti
sebagai produk yang sesuai dan layak serta modern. Pelanggan
menuangkan kesukaannya melalui media online resmi Ranti baik via email
maupun via jejaring sosial facebook Ranti atau situs resminya di
www.ranti.co.id.
13 www.forumkami.com yang dikutip pada Selasa tanggal 22 Februari 2011 pukul 10.05
WIB
64
4. Banyaknya pola busana yang tidak monoton. Seperti busana yang casual,
bercorak, polos maupun yang langsung diminta oleh pelanggan. Busana
yang diproduksipun beraneka ukuran dan peruntukan, seperti untuk busana
pernikahan, busana keluarga, dan busana-busana sehari hari.
5. Selain memasarkan dan mensosialisasikan busana muslim, Ranti didukung
dengan banyaknya cara-cara atau tips memakai sehelai busana sesuai
dengan syar’i. seperti dalam situsnya dalam kolom Fashion Tips
memberikan kontribusi dan pendidikan bagi pelanggan bagaimana
memilih busana syar’i untuk anak remaja.
6. Ranti dinilai sebagai rumah busana yang berunsurkan dakwah. Karena
dalam Rumah Busana Ranti memiliki tujuan khusus dalam mendakwahkan
ajaran Islam. Contohnya adanya artikel penyemangat dalam situsnya
seperti “Bagaimana Pakaian Wanita dalam Shalat”, “Hafalan Quran dapat
Menyembuhkan Berbagai Penyakit”,”Jadikan Zakat, Infaq dan Shadaqoh
sebagai Lifestyle”, dan memperingati hari besar Islam tertentu. Selain itu
dalam facebooknya juga memberikan status-status penyemangat yang
diambil dari sebuah hadist, Al-Qur’an, maupun kata-kata mutiara baik dari
kalangan sahabat ataupun dari ilmuan Islam.
7. Kinerja pengelola Rumah Busana Ranti dan seluruh pegawai Ranti yang
bekerja dengan giat dan bersemangat dalam menuju sebuah visi yang
agung yakni mensosialisasikan dan membuat masyarkat merasa senang
menggunakan busana muslim dimanapun dan kapanpun juga. Dengan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pelanggannya.
65
Selain faktor pendukung yang mempengarhui dalam
mengkomunikasikan busana islami, ada faktor penghambat dalam
mensosialisasikan busana islami dalam Rumah Busana Ranti yakni:
1. Keengganan masyarakat Indonesia dalam memakai dan melestarikan
busana islami, karena menganggap busana islami adalah busana yang tidak
modern atau ketinggalan zaman (kampungan).
2. Sedikitnya lembaga-lembaga, instansi dan organisasi-organisasi yang
mensosialisasikan busana islami secaran kuat dan konsisten dalam
memasarkannya.
3. Tidak adanya kesadaran masyarakat untuk menutupi tubuhnya dengan
busana yang sesuai syar’i.
4. Banyaknya busana non-syar’i yang dijual dan dipasarkan di Indonesia.
5. Masyarakat beranggap menggunakan busana islami atau busana muslim
tidak mudah untuk dipakai dan digunakan.
6. Kondisi harga yang lebih mahal dari produk busana muslim di banding
busana biasa yang saat ini banyak dipasarkan. Dan perbandingan lebih
banyak produk busana non-syar’i yang dipasarkan dibandingkan busana
muslim yang dipasarkan.
7. Mindset masyarakat bila menggunakan busana islami sebagai ummat
Islam yang fundamentalis.
Dari beberapa faktor pendukung dan penghambat ini, busana muslim
dapat terus diperjuangkan untuk disosialisasikan guna menjadikan busana
muslim sebagai mode busana yang sesuai dengan syar’i yang telah di haruskan
dan disyariatkan bagi setiap masyarakat khususnya ummat Islam. Karena pada
dasarnya faktor pendukung dan penghambat inilah yang dapat digunakan
sebagai cara yang tepat untuk terus membudidayakan busana yang islami.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi komunikasi Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan busana
Islami sudah dapat dikatakann berhasil, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya media komunikasi yang digunakan Ranti dalam
mensosialisasikan busana Islami berbentuk
a. Media
b. Pelayanan
c. Kesopanan
d. Keramahtamahan
Media komunikasi seperti televisi, internet, atau media cetak seperti
Koran, majalah dan lainnya adalah alat yang paling mujarab untuk
menarik pelanggan. Rumah busana saat ini adalah media yang tepat untuk
mengembalikan citra Islam di Indonesia melalui busana muslim, ditujukan
agar masyarakat dengan senang hati menggunakan busana muslim. Rumah
Busana Ranti memberikan produk busana yang memberikan ketertarikan
pelanggan dengan motif-motif yang indah dan sesuai dengan syar’i.
Mensosialisasikan busana islami adalah bentuk komunikasi dakwah yang
menuntut masyarakat peka akan busana yang seharusnya dikenakan, dan
Rumah Busana Ranti memberikan strategi yang unik untuk memberikan
kepuasan tersendiri bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan dan pengakuan
keberadaan Ranti adalah tujuan awal busana Islami dapat tersebar dan
menjadi sandang pokok bagi masyarakat muslim khususnya di Indonesia.
66
67
2. Beberapa faktor pendukung Rumah Busana Ranti dalam mensosialisasikan
busana Islami adalah Ranti yang sudah berdiri sejak 25 tahun yang lalu
dan memiliki 22 outlet-outlet resmi yang tersebar di Indonesia. Memiliki
member pelanggan lebih dari 20ribu yang sudah memberikan kontribusi
dalam pemakaian produk dan pemberian saran melalui media yang dipakai
alat pemasukan saran dan kritik. Ranti memiliki pola busana yang tidak
monoton, dan yang paling unggul adalah produk border yang dikenal
sangat populer selama 23 tahun. Selain itu tidak hanya memasarkan
produk busana Ranti juga memberikan unsur-unsur dakwah dan sosial di
situs resmi dan outlet-outlet resmi Ranti. Seperti memberikan slogan-
slogan dakwah dan bantuan sosial melalui bantuan untuk yatim piatu.
Bantuan ini langsung dari setiap pembelian pelanggan akan produk Ranti.
Dan yang terpenting adalah kinerja pegawai Ranti yang memberikan
layanan yang memuaskan untuk pelanggannya. Selain faktor pendukung
faktor penghambatnya adalah keengganan masyarakat Indonesia untuk
menggunkan busana Islami yang menganggap busana islami adalah
busana yang kuno. Tidak banyaknya lembaga yang mendukung untuk
menggunakan busana Islami. Tidak adanya kesadaran masyarakat untuk
menggunakan busana Islami karena terkontaminasi dengan maraknya
busana yang non-syar’i. Beranggapan bahwa busana islami tidak mudah
untuk digunakan. Kondisi harga yang lebih tinggi dari busana non-syar’i.
Dan mindset masyarakat yang takut menggunakan busana muslim sebagai
orang yang fundamentalis.
68
B. Saran-saran
1. Kepada Rumah Busana Ranti agar lebih menekankan pada busana muslim
untuk remaja yang tidak monoton, agar lebih banyak diminati oleh remaja
saat ini. Karena bila remaja sudah menggunakan busana muslim diartikan
sebagai kesuksesan penjamuran berbusana islami.
2. Kepada pegawai agar lebih disiplin dan mengetahui keinginan pelanggan,
selain itu juga memberikan dan mencontohkan bagaimana busana yang
baik menurut syar’i sehingga pelangganpun ikut tergugah untuk
menggunakan dengan senang hati.
3. Diharapkan dimasa yang akan datang, terjadi perkembangan yang lebih
pesat di dalam dan di luar lingkungan Rumah Busana Ranti. dan
diharapkan Ranti lebih menjadi rumah busana percontohan yang terbaik
dari rumah busana lainnya yang sudah ada di Indonesia. Dengan demikian
banyak masyarakat yang tergugah dan senang menggunakan busana syar’i
dimanapun dan kapanpun juga dan sesuai dengan visi Ranti sendiri
“Membuat semua pelanggan bahagia berbusana muslim kapanpun dan
dimanapun berada”
4. Dengan adanya Ranti diharapkan secara internal dan eksternal dapat selalu
menggunakan busana muslim, karena akan terlihat lebih modis dan cantik.
5. Dengan berbusana muslim dan modis insya Allah tidak akan mengurangi
dan menghambat dalam mencari lapangan pekerjaan. Contohnya seperti
banyaknya artis yang menggunakan pakaian muslim seperti Marissa
Haque, Puput Novel dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, Oemi, Dasar-Dasar Public Relation, Bandung: Alumni, 1995
Abu, Ahad, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Ali, Mortopolo, Strategi Kebudayaan, Jakarta: Esiter For Strategic End International Stud.y
Amin, Mansyur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Jakarta: Al-Amin Press, 1997.
Amsyari, Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung: Mizan, 1990.
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 1998.
David, Fred R, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002.
Effendy, Onong U, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, 1981.
_______________, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2004.
_______________, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
_______________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.
Glueck, William F, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 1987.
Hafifudin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Komaruddin, Ensiklopedi Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remadja Karya, 1985.
Masrap, Suhaimi, Khutbah Jum’at Pilihan Anda, Surabaya: Karya Utama, 1985.
Morrisan. Media Penyiaran, strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Ramdina Prakarsa. 2005.
Nasir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Salmah, Ismah, Strategi Dakwah di Era Milenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004.
69
70
Steiner, George dan John Minner, Manajemen Strategik, Jakarta: Erlangga.
Suprapto. Tommy, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Media Pressindo, 2006.
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1985.
Thawilah, Syaikh Abdul Wahhab Abdussalam, Panduan Berbusana Islami Jakarta: Almahira, 2006.
Usman, Asnawir, M. Basyiruddin, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Intermasa, 2002.
Usman, Syarif, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam, Jakarta: Firma Djakarta, tt. Cet ke-1
Vivian, John, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana, 2008.
Widjaya, H. A. W, Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Internet
http://www.forumkami.com/forum/cafe/34846-pengertian-sosialisasi.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943457-pengertian-sosialisasi/,
http://budakbangka.blogspot.com/2010/01/pengertian-sosialisasi.html
www.wikipedia.com
www.wikipedia.co.id
www.ranti.co.id
http://id.shvoong.com
www.forumkami.com
http://www.ranti.co.id/news-and-event/18-busana-muslim-di-pasar-indonesia-ramai-peminat.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wawancara dengan : Isthi Puji Rahayu
Bagian : Marketing Komunikasi Rumah Busana Ranti
Pada : Jumat, 18 Februari 2011
1. Apa arti strategi menurut mbak Isthi?
Strategi adalah suatu tindakan perencanaan yang dilakukan secara berkala
dan bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang, yang dalam hal ini
adalah profit
2. Apakah setiap organisasi membutuhkan strategi?
Ya, karena jika tidak program kerja tidak akan berjalan dengan baik. Dan
tujuan pasti tidak tercapai.
3. Apa makna strategi komunikasi menurut mbak isthi?
Agar hal yang akan kita komunikasikan tepat sasaran. Dalam hal ini
mengkomunikasikan sesuatu dengan media‐media komunikasi yang sangat
mempengaruhi target utama yaitu tujuan dari apa yang telah dicanangkan.
4. Apa busana muslim itu?
Busana yang sesuai dengan syariah. Busana yang sesuai dengan tuntunan
ajaran agama.
5. Media apa saja yang digunakan Ranti dalam mensosialisasikan busana
islamnya agar dikenal di masyarakat?
Media massa (Koran, tv, Majalah, online, event, buku, radio). Yang
kesemuanya dapat dijangkau oleh masyarakat umum.
6. Media yang paling banyak di minati?
Untuk saat ini masih seputar media massa, namun nanti arahnya akan
bergerak ke online. Walaupun tidak sedikit pelanggan yang menggunakan
jasa online dalam pembelian busana muslim Ranti.
7. Memberikan tauladan yang baik itu menurut mbak Isthi apa?
Memberi teladan dengan kasih dan contoh, bukan dengan kekerasan.
8. Selain busana ada proram lain yang di kembangkan ranti?
Perlengkapan haji, aksesoris (sajadah, mukena, bros, tasbih dll)
9. Bagaimana tangapan busana muslim yang ada di Indonesia?
Sebagai Negara dengan penduduk mayoritas beragama muslim di Indonesia,
rasanya kita harus lebih meng‐eksplor model‐model baju muslim sehingga
tidak hanya sesuai dengan syariah, namun juga cantik dan membuat
penggunanya terasa bahagia menggunakan baju muslim dan merasa
nyaman dimanapun dan kapanpun juga.
10. Bagaimana mempertahankan Ranti agar tetap menjadi pelopor dalam
busana islamnya?
Terus improve dengan model‐model terbaru, modern, namun tetap sesuai
dengan yang disyariatkan.
11. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam mensosialisasikan busana
muslim?
Mindset orang yang masih beranggapan jika menggunakan pakaian tertutup
(baju muslim), tidaklah modern (kampungan).
12. Sedikit ceritakan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan
bagaimana?
Masih sesuai dengan prosedur yang ada. Bawahan dapat mengutarakan
apabila ada keluhan dan kendala dalam pekerjaannya.
13. Bagaimana mengetahui keinginan pelanggan?
Menjalin komunikasi dengan baik antara Ranti dengan pelanggan. Bisa saat
pelanggan berada doi outlet, menggunakan email, ataupun melalui telepon.
14. Bagaimana Ranti merebak di masayarakat.? Pernah melalui buku, Koran,
majalah, iklan, radio, tv, atau inetnet?
Yup! Semua media tersebut sudah kami kami jalani. Karena media massa itu
sangat mempengaruhi dalam kinerja dan tujuan kami mensosialisasikan
busana islami.
15. Berikan saran buat masyarakat Indonesia khususnya mengenai busana
muslim?
Menggunakan busana yang syariah itu tidak berarti kita ketinggalan jaman.
Justru dengan busana muslim yang “tepat” kita akan terlihat lebih cantik.
Dan Ranti selalu berusaha membuat baju muslim yang “tepat” tersebut.
16. Apakah busana muslim yang dijual Ranti sudah sesuai dengan syariah?
Ya, dan kami selalu berusaha menjaga konsistensi tresebut.
17. Busana yang sesuai dengan syariah itu bagaimana?
Tidak ketat, tidak menerawang, tidak memperlihatkan bentuk tubuh.
18. Bisa langsung berkomunikasi tidak pelanggan dengan pihak ranti agar
keinginan pelanggan sesuai?
Bisa, banyak media sosial yang bisa memfasilitasi hal tersebut. Seperti
melalui internet yang memberikan saran melalui email.
Jakarta, 18 Februari 2011
Isthi Puji Rahayu
“Penulis sedang wawancara khusus bersama Marketing Komunikasi Rumah
Busana Ranti Isthi Puji Rahayu”
“Poto bersama di kantor pusat Rumah Busana Ranti
di Pondok Gede bersama Isthi Puji Rahayu.”
top related