skripsi - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/21162/1/6301410022-s.pdf · undang-undang republik...
Post on 27-Aug-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE DENGAN METODE SASARAN BERTAHAP KE BELAKANG DAN BERTAHAP
KESAMPING TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN BACKHAND DRIVE PADA KLUB TENIS
SMART SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nuara Galih Nugraha
6301410022
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
i
PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE DENGAN METODE SASARAN BERTAHAP KE BELAKANG DAN BERTAHAP
KESAMPING TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN BACKHAND DRIVE PADA KLUB TENIS
SMART SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nuara Galih Nugraha
6301410022
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
ABSTRAK
Nuara Galih Nugraha. 2014. “Perbedaan Latihan Backhand Drive Dengan Metode Sasaran Bertahap Ke Belakang dan Bertahap Ke Samping Terhadap Kemampuan Melakukan Backhand Drive Pada Klub Tenis Smart Semarang Tahun 1014”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing Soedjatmiko, S.Pd, M.Pd. Kata Kunci : Latihan, Backhand Drive, Bertahap.
Permasalahan penelitian: 1) apakah ada perbedaan latihan Backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang dan bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014, 2) jika ditemukan perbedaan mana yang lebih baik antara metode sasaran bertahap ke belakang dengan metode bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014. Penelitian bertujuan untuk : 1) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan backhand drive antara menggunakan metode sasaran bertahap ke belakang dan metode bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive, 2) jika ditemukan perbedaan latihan backhand drive manakah yang lebih baik antara menggunakan metode sasaran bertahap ke belakang dengan metode bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah petenis klub tenis Smart Semarang tahun 2014. Sedangakan sampel yang digunakan sebanyak 10 pemain. Teknik sampling yang digunakan purposive random sampling. Variabel bebas penelitian adalah latihan backhand drive bertahap ke belakang dan bertahap ke samping. Adapun variabel terikat adalah kemampuan melakukan backhand drive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Teknik tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah eksperimen (post-test). Desain atau pola yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Matched Subject Desaign atau pola M-S.
Hasil analisis data diperoleh 1) uji beda post tes diperoleh = 2,74
yang berarti 2,74 > 2,31, maka ada perbedaan antara latihan
backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang (eksperimen) dan metode sasaran bertahap ke samping (kontrol) terhadap kemampuan melakukan backhand drive, 2) Mean dari latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang = 40,4, metode sasaran bertahap ke samping = 37,0, maka latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang lebih baik dari pada metode sasaran bertahap ke samping.
Berdasarkan hasil penelitian, saran penulis adalah : Bagi pelatih sebaiknya menggunakan latihan backhand drive metode sasaran bertahap ke belakang, selain latihan ini dapat meningkatkan keakurasian pukulan, latihan ini juga baik untuk meningkatkan kecepatan pukulan. Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding untuk penelitian yang sejenis.
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan
hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap” (Qur’an Surat “Alam
Nasyrah” ayat 6-8).
Persembahan :
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
1. Kepada kedua orang tua saya
Annachonifiah dan Ayahanda
Wardaya S.Pd, M.Pd dan seluruh
keluarga yang saya sayangi.
2. Rina yang sudah setia menemani,
membimbing, mendoakan, dan
memberiku semangat.
3. Serta Almamaterku UNNES.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan segala rahmat dan rizki-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi Mahasiswa UNNES.
2. Dekan fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin dan kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Soedjatmiko, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Tata Usaha FIK UNNES yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan layanan serta informasi
kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Seluruh Manajemen tenis Klub Smart Semarang yang telah banyak
membantu dalam melakukan penelitian dan pengambilan data.
7. Ibu Terry selaku pelatih kepala klub tenis Smart Semarang yang telah
memberikan ijin melakukan penelitian.
8. Semua atlet klub tenis Smart Semarang yang sudah meluangkan waktunya
untuk melaksanakan penelitian.
viii
9. Teman-teman PKLO yang sudah membantu penelitian di klub tenis Smart
Semarang.
10. Teman – teman kos Maryatun Riko, Aan, Rian, Aval, Hendra yang banyak
membantu dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman BALOENK CILIK Purwokerto dan GT (garasi tua) yang sudah
memberi suport serta doanya dalam penyusunan skripsi.
12. Semua pihak yang membantu dan mendoakan penulis dalam menyusun
skripsi ini yang tidak dapat di sebutkan satu demi satu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyususun
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Oktober 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1. 2 Identifikasi Masalah .................................................................. 6
1. 3 Pembatasan Masalah ............................................................... 6
1. 4 Rumusan Masalah ................................................................... 7
1. 5 Tujuan penelitian ...................................................................... 8
1. 6 Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
2. 1 Landasan Teori .......................................................................... 10
2. 1. 1 Olahraga Tenis ................................................................ 10
2. 1. 2 Faktor Kondisi Fisik ......................................................... 11
2. 1. 3 Pengertian dan Prinsip-Prinsip Latihan ............................ 14
2. 1. 4 Teknik Dasar Tenis. ......................................................... 17
2. 1. 5 Macam-Macam Pukulan Tenis ......................................... 22
2. 1. 6 Jenis Pukulan Backhand Drive ........................................ 25
2. 1. 7 Backhand Drive ............................................................... 25
2. 1. 8 Teknik Dasar Pegangan Backhand .................................. 26
x
2. 1. 9 Teknik Pukulan Backhand Drive ...................................... 29
2. 1. 10 Pengertian Latihan ......................................................... 39
2. 1. 11 Metode Latihan Backhand Drive .................................... 39
2. 1. 11. 1 Metode Sasaran Bertahap ke Belakang ................ 39
2. 1. 11. 2 Metode Sasaran Bertahap ke Samping ................. 40
2. 1. 12 Kerangka Berfikir ........................................................... 41
2. 1.12. 1 Latihan Backhand Drive dengan Metode
Bertahap ke Belakang .............................................. 41
2. 1. 12. 2 Latihan Backhand Drive dengan Metode
Bertahap ke Samping ............................................... 42
2. 1. 12. 3 Latihan Backhand Drive dengan Metode
Bertahap ke Belakang dan ke Samping .................... 43
2. 2 Hipotesis .................................................................................... 44
BAB 3 METODE PENELITIAN
3. 1 Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 45
3. 2 Variabel Penelitian .................................................................... 48
3. 3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ..................... 49
3. 4 Instrumen Penelitian .................................................................. 50
3. 5 Prosedur Penelitian ................................................................... 52
3. 6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian ........................... 54
3. 8 Teknik Analisis Data .................................................................. 56
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian .......................................................................... 61
4. 1. 1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................ 62
4. 1. 2 Uji Hasil Pra Syarat Analisis ............................................ 63
4. 1. 3 Hasil Analisis Tahap Akhir ............................................... 64
4. 1. 4 Uji Hipotesis ..................................................................... 67
4. 2 Pembahasan ............................................................................. 73
4. 3 Kelemahan Penelitian ................................................................ 76
xi
BAB V PENUTUP
5. 1 Simpulan .................................................................................... 77
5. 2 Saran ........................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 80
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
1. Pukulan backhand drive ...................................................................... 24
2. Pelaksanaan backhand drive .................................................................... 26
3. Pegangan eastern backhand .................................................................... 27
4. Pegangan continental backhand ............................................................... 27
5. Pegangan backhand dua tangan .............................................................. 28
6. Posisi sikap siap melakukan pukulan backhand ........................................ 30
7. Backswing melakukan backhnad drive ..................................................... 31
8. Forward swing melakukan backhand ........................................................ 32
9. Follow through melakukan backhand drive ............................................... 32
10. Rangkaian pukulan backhand drive ........................................................ 33
11. Posisi siap backhand satu tangan ........................................................... 34
12. Backswing backhand satu tangan ........................................................... 35
13. Perkenaan raket pada bola backhand satu tangan ................................. 35
14. Posisi awal backhand satu tangan .......................................................... 36
15. Posisi persiapan backswing backhand dua tangan ................................. 37
16. Backswing penuh backhand dua tangan ................................................ 37
17. Perkenaan bola dengan raket backhand dua tangan .............................. 38
18. Posisi awal persiapan backswing ............................................................ 38
19. Rangkaian latihan bertahap ke belakang ................................................ 40
20. Rangkaian latihan bertahap ke samping ................................................. 41
21. Instrumen tes penempatan backhand drive ............................................ 51
22. Dokumen Penelitian ................................................................................ 115
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
1.Rencana penelitian .............................................................................. 46
2. Perhitungan statistik M-S ......................................................................... 57
4.Deskriptif data Pre-test dan post test kel eksperimen................................. 62
6. Uji normalitas pretest ................................................................................ 63
7. Uji homogenitas pretest ............................................................................ 64
8. uji deskriptif data posttest ......................................................................... 65
9. Uji normalitas posttest ............................................................................... 66
10. Uji homogenitas posttest ......................................................................... 66
11. Uji Beda Kelompok Eksperimen data pretest dan posttes ....................... 68
12. Uji Beda Kel Kontrol data pretest dan Post test ....................................... 69
10. Uji beda data posttest eksperimen dan kontrol ........................................ 70
11. Uji beda posttest metode A dan metode B .............................................. 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
1.Usulan Topik Skripsi ........................................................................... 80
2. Usulan Dosen Pembimbing....................................................................... 81
3. Penentuan Pembimbing ........................................................................... 82
4. Penetapan Dosen pembimbing ................................................................. 83
5. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 84
6.Surat Balesan Penelitian ................................................................... 85
7. Program Latihan .............................................................................. 86
8. Hasil Tes Awal (pre-test) .................................................................. 96
9. Daftar Ranking (berdasarkan pre-test) ............................................. 97
10. Daftar Nama Pemain klub Smart ................................................... 98
11. Petujuk Pelaksanaan tes Backhand Drive ..................................... 99
12. Daftar Matching (Berdasarkan pre-test) ......................................... 100
13. Alat dan Perlengkapan Penelitian .................................................. 101
14. Petugas Penelitian ......................................................................... 102
15. Tabulasi Data Penelitian Backhand Drive ...................................... 103
16. Hasil Tes Akhir (post-test) .............................................................. 104
17. Standar deviasi pretest kelompok eksperimen............................... 105
18. Standar deviasi pretest kelompok kontrol ...................................... 106
19. Hasil Posttest kelompok eksperimen dan kontrol ........................... 107
20. Uji t pretest kelompok eksperimen dan kontrol .............................. 108
21. Standar deviasi Posttest kelompok eksperimen ............................. 109
22. Standar Deviasi Posttest kelompok kontrol .................................... 110
23. Uji t posttest kelompok eksperimen dan kontrol ............................. 111
24. Uji t pretest dan posttes kelompok eksperimen .............................. 112
25. uji pretest dan posttest kelompok kontrol ....................................... 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005 tentang sistem
Keolahragaan Nasional pasal 1 ayat 4, olahraga adalah segala kegiatan yang
sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani,
rohani, dan sosial. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan
dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat
peserta didik secara menyeluruh baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler (UU No.3 Tahun 2005, 25:4). Tujuan orang melakukan kegiatan
olahraga salah satunya yaitu untuk mencapai prestasi, dalam kegiatannya harus
dilakukan secara terprogram dan sistematis serta harus ditangani oleh orang
yang ahli di bidangnya, yaitu orang yang menguasai ilmu keoahragaan.
Olahraga sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesegaran jasmani.
Untuk memperolehnya dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan seluruh
anggota tubuh untuk bergerak, guna mencapai kondisi tubuh yang diinginkan.
Berbagai cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, baik dengan olahraga
ringan maupun olahraga berat. Keberadaan olahraga sekarang ini tidak lagi
dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi kebutuhan masyarakat baik orang
tua, remaja, maupun anak-anak, karena olahraga mempunyai makna tidak hanya
kesehatan, tetapi lebih dari itu ialah juga sebagai sarana pendidikan bahkan
prestasi. Sebagai salah satu cabang olahraga yang bukan hanya sekedar
menyehatkan, akan tetapi juga prestasi ialah olahraga tenis.
2
2
Menurut Magethi B (1990:3) ”Tenis adalah jenis olahraga yang mencakup
aspek-aspek teknis tertentu. Untuk dapat bermain tenis, baik kaum amatir lebih-
lebih bagi pemain profesional, pemain harus dituntut untuk menguasai teknik-
teknik memukul bola, langkah, serta gerakan tubuh yang sesuai. Untuk bermain
tenis yang baik seorang petenis harus dituntut menguasai teknik dasar pukulan,
supaya tercapai latihan yang benar-benar teratur”. Tujuan orang bermain tenis
berbeda-beda. Walaupun demikian, alangkah baiknya kalau orang belajar tenis,
diajarkan tenis dengan cara yang sebagaimana mestinya.
Permainan tenis lapangan dikenal ada beberapa macam jenis pukulan
yaitu: forehand, backhand, serve, volley, smash, dropshot, dan lob. Dari ketujuh
pukulan tersebut di atas, terdapat empat jenis pukulan yang menurut Schraff
(1981:24) dikatakan bahwa “kegembiraan bermain tenis tergantung usaha anda
untuk menguasai empat pukulan dasar yaitu: serve, forehand drive, backhand
drive, dan volley”. Sedangkan menurut B. Yudoprasetio (1981:43) “pukulan-
pukulan dalam tenis digolongkan dalam tiga golongan, yakni: groundstroke,
volley, overhead stroke. Sedangkan untuk pukulan groundstroke dapat
dibedakan lagi menjadi beberapa jenis antara lain: a). Forehand drive, b). Drop
shot, c). Backhand drive, d). Half volley.
Handono Murti (2002:3) mengatakan bahwa “petenis handal adalah
petenis yang memiliki groundstroke yang solid dikedua sisinya. Baik sisi forehand
maupun sisi backhand”. Bagi petenis pemula, pukulan drive baik backhand
maupun forehand harus dikuasai terlebih dahulu sebelum berlatih dan
menguasai jenis-jenis pukulan lain. B Yudoprasetio (1981:55) dengan berlatih
dan menguasai pukulan drive seorang pelatih akan belajar dan berusaha untuk
3
3
meletakkan dasar-dasar pukulan yang yang kokoh dalam tenis dan menjadi
dasar membangun pukulan yang lain.
Teknik pukulan backhand drive hakekatnya sama dengan pukulan
forehand drive. Hanya saja pada backhand drive dilakukan dari sisi kiri pemain
(jika pemain menggunakan tangan kanan). Demikian juga sebaliknya dilakukan
dari sisi kanan jika pemain menggunakan tangan kiri. Magethi B (1990:12)
mengatakan bahwa “backhand adalah pukulan yang dilakukan dengan
mengayunkan raket lewat depan badan, ke belakang, selanjutnya diayunkan ke
depan untuk bertumbukan dengan bola”. Dalam permainan tenis, backhand drive
merupakan pukulan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh pemain tenis,
karena sesungguhnya backhand drive merupakan suatu stroke alami dari pada
pukulan forehand drive. Ayunan dari sisi memberi lengan dan tangan kontrol
yang lebih besar terhadap raket, ayunan ini dapat memberikan kekuatan yang
sama besarnya dan apabila backhand drive dapat dikuasai dengan baik maka
akan menjadi andalan untuk serangan yang mematiakan.
Setiap pemain memulai dengan dasar memukul yang baik dan benar,
maka kemungkinan besar prestasi bermain tenisnya lebih cepat berkembang.
Pada hakekatnya seorang pemain dapat memenangkan suatu pertandingan atau
permainan, tidak hanya dengan memukul forehand drive namun backhand drive
juga sangat berpengaruh untuk penentu kemenangan dalam pertandingan.
Adapun beberapa bentuk latihan backhand drive yang dapat diterapkan
agar pukulan yang dilakukan tidak monoton, misalnya dengan alat bantu berupa
sasaran yang berfungsi memudahkan pemain untuk mengarahkan bola seperti
latihan backhand drive menggunakan sasaran bertahap yaitu bertahap ke
belakang dan bertahap ke samping. Kedua latihan tersebut selain menggunakan
4
4
metode yang berbeda, akan tetapi memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
kemampuan melakukan backhand drive.
Latihan backhand drive menggunakan metode adalah salah satu bentuk
latihan yang meningkatkan kemampuan tenis lapangan yang diperuntukkan bagi
petenis pemula yang masih asing dalam permainan tenis dan juga dapat untuk
memperbaiki teknik pukulan terutama dalam penguasaan raket.
Namun untuk petenis pemula, dalam melakukan backhand drive masih
ditemukan beberapa kesalahan dalam memukul sehingga hanya terlihat
monoton, dikarenakan masih banyak pemain tenis pemula masih kurang kuat
pada genggaman maupun pergelangan tangan itu sendiri, maupun kurangnya
variasi pukulan dalam latihan. Padahal variasi pukulan sangat penting didalam
permainan tenis lapangan. Karena dengan adanya variasi pukulan akan
memudahkan pemain tenis dalam mengatur tempo serta arah bola.
Variasi latihan metode sasaran bertahap ke belakang adalah pukulan
backhand drive yang dilakukan petenis dari garis baseline, pelatih mengumpan
bola dari belakang net di sisi kiri garis servis, kemudian petenis memukul bola
dan di arahkan ke lapangan lawan yang telah dipasang sasaran lurus
kebelakang, petenis memukul bola diarahkan kesasaran dari yang paling dekat
ke yang paling jauh, dan dilakukan berulang-ulang di usahakan bola mengenai
sasaran.
Variasi latihan metode sasaran bertahap kesamping adalah pukulan
backhand drive yang dilakukan petenis dari garis baseline, pelatih mengumpan
bola dari belakang net di sisi kiri garis servis, kemudian petenis memukul bola
dan di arahkan ke lapangan lawan yang telah dipasang sasaran bertahap
kesamping, petenis memukul bola diarahkan kesasaran dari yang paling kanan
5
5
ke yang paling kiri, dan dilakukan berulang-ulang, diusahakan bola mengenai
sasaran.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pukulah
backhand merupakan pukulan yang sangat penting untuk dipelajari bagi para
petenis. Dikarenakan backhand drive merupakan komponen penting dalam
sebuah permainan tenis. Bagi para pemula juga perlu diterapkan variasi-variasi
pukulan agar petenis pemula dapat mengatur tempo serta menentukan arah bola
yg akan dituju. oleh sebab itu maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Perbedaan Latihan backhand Drive dengan metode sasaran bertahap
ke belakang dan bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan
backhand drive pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014”.
Penulis melakukan observasi lapangan pada bulan juli di Klub tenis Smart
Klub tenis Smart merupakan salah satu Klub di Semarang yang berperan
sebagai penyalur dan pembinaan bakat tenis. Anggota Klub ini terdiri dari anak-
anak usia 9-14 tahun yang berjumlah 12 orang. Klub ini berlokasi di Gor Jatidiri
Semarang pelatihan dilaksanakan tiap hari senin, rabu, jumat. Menurut hasil
observasi di lapangan, Klub tenis ini dalam melatih pemainnya cenderung
menggunakan metode latihan yang kurang bervariasi, atas dasar ini penulis
berkeinginan untuk melakukan penelitian di Klub tenis Smart Semarang dengan
menerapkan metode latihan baru yang belum pernah dicoba digunakan dalam
Klub ini, selain itu juga untuk menambah variasi jenis metode latihan yang ada.
6
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul suatu masalah
diantaranya :
1.2.1 Belum maksimalnya kemampuan melakukan backhand drive pada
petenis klub Smart Semarang tahun 2014.
1.2.2 Kurangnya variasi penerapan metode latihan backhand drive yang
dapat meningkatkan kemampuan melakukan backhand drive pada
petenis klub Smart Semaramg tahun 2014.
1.2.3 Terdapat banyak metode latihan untuk meningkatkan backhand drive
dimana belum diketahui latihan mana yang lebih baik sehingga perlu
diadakan penelitian pada petenis klub Smart Semarang tahun 2014.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diperoleh gambaran beberapa masalah
yang ada, dan peneliti menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan
sehingga perlu memberi batasan masalah secara jelas dan fokus pada analisis
perbedaan latihan backhand drive menggunakan metode sasaran bertahap ke
belakang dan bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand
drive pada petenis klub Smart Semarang tahun 2014. Pembatasan masalah ini
sebagai berikut :
7
7
1.3.1 Berfokus pada kemampuan dan metode variasi metode latihan
terdahulu dengan cara memberikan perlakuan pada petenis klub Smart
Semarang tahun 2014.
1.3.2 Peneliti melakukan pengujian dan pengkajian, terhadap kemampuan
melakukan backhand drive pada petenis klub Smart Semarang tahun
2014.
1.3.3 Metode yang digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian ini
menggunakan metode latihan dengan sasaran bertahap ke belakang dan
bertahap ke samping pada petenis klub Smart Semarang tahun 2014.
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, maka
muncullah permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
1.4.1 Apakah ada perbedaan latihan backhand drive antara metode
sasaran bertahap ke belakang dan bertahap ke samping terhadap
kemampuan melakukan backhand drive pada pemain tenis klub Smart
Semarang tahun 2014.
1.4.2 Jika ditemukan perbedaan manakah yang lebih baik antara metode
sasaran bertahap ke belakang dan bertahap ke samping terhadap
kemampuan melakukan backhand drive pada pemain klub tenis Smart
Semarang tahun 2014.
8
8
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk :
1.5.1 mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil latihan backhand drive antara
menggunakan metode sasaran bertahap ke belakang dan bertahap ke
samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive pada klub
tenis Smart Semarang tahun 2014.
1.5.2 Jika ditemukan perbedaan latihan backhand drive manakah yang lebih
baik antara menggunakan metode sasaran bertahap ke belakang dengan
bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive
klub tenis Smart Semarang tahun 2014.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapka dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat teoritis
1.6.1.1 Ikut serta menyumbangkan pengembangan metode latihan untuk
backhand drive melalui karya ilmiah.
1.6.2 Manfaat praktis
1.6.2.1 memberikan informasi kepada para pelatih tenis mengenai
metode latihan yang lebih baik antara metode sasaran bertahap
ke belakang dan bertahap ke samping.
9
9
1.6.2.3 Menambah bekal pengalaman bagi peneliti apabila kelak menjadi
seorang pelatih atau sebagai tenaga ahli dibidang olahraga
tenis.
1.6.2.4 Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat
untuk mengadakan penelitian yang sejenis tentang teknik
pukulan backhand drive dengan menggunakan faktor-faktor lain.
10
10
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Olahraga Tenis
Menurut Scharff (1981:6) Tenis adalah olahraga (net) dan raket yang
dimainkan oleh dua pemain (single = tunggal) satu dengan yang lain
berhadapan, atau empat orang pemain (double = ganda) yang bermain dua
lawan dua. Lapangannya juga disebut baan (bahasa belanda) atau court (bahasa
inggris). Aslinya permainan ini dimainkan di atas rumput (lawn), karena itu nama
tradisionalnya lawn tennis, mamun sekarang lapangan itu permukaannya ada
yang terbuat dari kayu, semen, beton, aspal, pasir, atau tanah yang dikeraskan.
Namun terkecuali dari bahan yang dipergunakan sebagai landasan, ukuran
lapangan tenis diseluruh dunia tetap sama besar dan dinyatakan dengan cara
yang sama. Untuk permainan single atau tunggal, lapangan berukuran panjang
78 kaki, lebar 27 kaki, dan di tengah dipisahkan oleh sebuah jaring (net) yang
bagian tengahnya setinggi tiga kaki dan pada bagian dekat tiangnya setinggi 3
kaki dan 6 inci.
Garis batas sebelah menyebelah pinggir disebut garis pinggir sedangkan
garis batas lain disebut baseline. pada kedua belah jaring, pada jarak 21 kaki dan
sejajar dengan garis itu terdapat garis yang dinamai service line dan membagi
lapangan menjadi dua bagian sama besar, masing-masing disebut service court.
Jadi seluruh untuk permainan single terbagi atas enam bidang : empat service
11
11
court, dua back court. Garis pendek yang menandai pertengahan dari baseline
disebut center mark.
Lapangan untuk permainan double diperluas dengan 4 kaki 6 inci kiri
kanan, sehingga seluruhnya menjadi 36 kaki. Namun hal tersebut tidak
mempengaruhi baik ruang main atau pada bidang service. Menurut jenis
lapangan, ada lapangan dimana bola melambung keras dan cepat serta pula
yang lunak. Urutan menurut jenis bahan adalah seperti : 1) rumput, 2) beton, 3)
aspal, 4) tanah keras dan 5) pasir.
Olahraga tenis memiliki latar belakang dan tradisi yang mengajarkan
sikap perilaku yang positif dan juga nilai sopan santun serta menjujung tinggi
aturan-aturan yang berlaku dalam permainan. Oahraga tenis juga membutuhkan
latihan dan kesabaran serta sebagian juga membutuhkan petunjuk-petunjuk
profesional untuk mencapai suatu kesuksesan.
Keberhasilan seorang pemain tenis sebagian ditentukan oleh diri sendiri,
karena kemampuannya dalam mengikuti proses latihan dengan didasari oleh niat
yang kuat akan membawa perubahan pada peningkatan kemampuan. Setiap
pemain tenis pasti ingin memiliki prestasi yang optimal, namun untuk
mendapatkan prestasi tersebut seorang pemain tenis harus menguasai teknik
dasar, kesiapan fisik yang prima, taktik, serta didukung oleh mental bertanding
yang kuat yang dapat diperoleh dari pengalaman bertanding.
2.1.2 Faktor Kondisi Fisik
Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh, dan komponen yang tidak
dapat dipisahkan begitu saja. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi
fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun secara
12
12
keseluruhan terutama dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau
komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan
tersebut (M. Sajoto, 1995:8). Kondisi fisik akan baik apabila semua komponen
yang ada terpelihara dengan baik. Komponen kondisi fisik menurut M. Sajoto
(1995:8-9) meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur,
kelincahan, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Olahraga tenis
memerlukan faktor pendukung kondisi fisik yang baik. Komponen kondisi fisik
yang mendukung olahraga tenis meliputi kekuatan, daya tahan, kelincahan,
kelentukan, daya ledak, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting
guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan
daya penggerak aktifitas fisik, memegang peran penting dalam melindungi
atlet/orang dari kemungkinan cedera, dan dapat memperkuat stabilitas sendi-
sendi (Harsono, 1988:177).
Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk
bekerja dengan waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut (Harsono, 1988:155).
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi diarea
tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam
kecepatan tinggi dengan kordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik
(M. Sajoto, 1995:9).
Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang
gerak sendi. Latihan kelentukan berfungsi untuk memperluas ruang-ruang gerak
persendian, selain itu juga bermanfaat untuk mengurangi/ menghindari cedera,
13
13
dan juga membantu gerak kordinasi teknik menjadi lebih baik dengan tenaga
yang efisien (Harsono, 1988:163).
Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan
maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 1988:200). Daya ledak
sangat diperlukan dalam berbagai macam olahraga, salah satunya adalah tenis.
Kordinasi adalah kemampuan seseorang dalam meng-intergrasi-kan
bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara
efektif (M. Sajoto, 1995:9). Dalam penerapan latian backhand drive metode
bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan
kordinasi adalah urutan keseluruhan gerakan dalam satu kali memukul backhand
drive.
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ
syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Dalam penerapan latihan backhand drive metode
bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan
keseimbangan adalah pada saat memukul backhand drive, posisi badan tetap
seimbang.
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-
gerak bebas terhadap suatu sasaran (M. Sajoto, 1995:9). Dalam penerapan
metode latihan backhand drive dengan metode bertahap ke belakang dan
metode bertahap ke samping yang dimaksud ketepatan adalah memukul bola
pada sasaran yang tepat.
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak
secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf
atau feeling lainnya (M. Sajoto, 1995:10). dalam penerapan metode backhand
drive dengan metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping yang
14
14
dimaksud reaksi adalah kemampuan dalam merespon datangnya bola dan
perkenaan bola terhadap raket setelah bola diumpan.
2.1.3 Pengertian dan Prinsip-Prinsip Latihan
Pengertian latihan dalam terminologi asing sering disebut dengan training,
exercise, practice. Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian
latihan olahraga sebagai berikut :
1) Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara
berulang-ulang kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau
pekerjaannya (Harsono, 1988:101).
2) Program pengembangan pemain untuk bertanding, berupa peningkatan
keterampilan dan kepasitas energi (Bompa, 1999:394).
3) Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran pemain sesuai
cabang olahraga yang dipilih (Thompson, 1993:61).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan olahraga
pada hakekatnya adalah proses sistematis untuk menyempurnakan kualitas
kinerja pemain berupa kebugaran, keterampilan, dan kapasitas energi dengan
memperhatikan aspek pendidikan dan menggunakan metode ilmiah.
Penyusunan dan pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1) Prinsip Partisipasi Aktif
Pencapaian prestasi merupakan perpaduan usaha pemain itu sendiri dan
kerja keras pelatih, sehingga keduanyalah yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Pelatih
15
15
berkewajiban untuk mendidik pemain agar memiliki sikap bertanggung jawab
disiplin, dan mandiri (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:9).
2) Prinsip Perkembangan Multilateral
Prestasi yang tangguh perlu dipersiapkan melalui peletakan dasar
bangunan prestasi yang dilaksanakan pada tahap dasar yakni perkembangan
multilateral. Tahap perkembangan multilateral diletakkan pada awal program
pembiasaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada anak 6-15
tahun yang bertujuan mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan, lari,
lompat, loncat, lempar, tangkap). Aktivitas latihan berupa semua jenis olahraga
dan aktivitas bermain yang mengandung gerakan seperti jalan, lari, lompat,
loncat, memanjat, meniti, merangkak, melempar, dan menangkap (Dwi Hatmisari
Ambarukmi, dkk, 2007:10).
3) Prinsip individual
Setiap pemain memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik,
dan setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula. Untuk itu dalam
penyusunan program latian, pelatih perlu mempertimbangkan perbedaan
individual, yaitu : a) Keturunan, pada umumnya semua pemain mewarisi sifat
fisik, mental dan emosi orang tuanya, b) Umur perkembangan, kematangan umur
biologis setiap pemain tidak selalu sejalan dengan umur kronologisnya. Ada
pemain yang lebih matang dengan pemain lain pada umur yang sama, c) Umur
latihan, setiap pemain memiliki kebugaran dan kualitas biomotor berbeda
bergantung terhadap lama latihan yang diikutinya, d) Kecerdasan, perbedaan
kecerdasan akan berpengaruh ada kesiapan pemain dalam melaksanakan dan
menjawab beban latihan (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:10).
16
16
4) Prinsip Overload
Peningkatan kemampuan pemain perlu latihan dengan beban lebih
(overload), yakni beban yang cukup menantang atau benar-benar membebani
pada wilayah ambang batas kemampuan pemain (critical point). Beban awal
akan menimbulkan respon awal tubuh berupa kelelahan bila pembebanan
dihentikan maka akan terjadi proses pemulihan (recovery), selanjutnya tubuh
akan beradaptasi terhadap beban tersebut berupa peningkatan kemampuan
(super kompensasi) (Dwi Hatmisari Ambarukmi, 2007:11).
5) Prinsip Spesifikasi
SAID : “Spesfic Adaptation to Imposed Demand”. Prinsip spesifikasi
menjelaskan bahwa sifat khusus beban akan menghasilkan tanggapan khusus,
untuk itu hendaknya program latihan dirancang khusus sesuai dengan : a)
Cabang olahraga, b) Peran olahraga dalam cabang olahraga tertentu, c) Sistem
energi, d) Pola gerak, d) Keterlibatan otot, f) Biomotor (Dwi Hatmisari
Ambarukmi, 2007: 13).
6) Prinsip Kembali ke Asal (Resersible)
“Bila anda tak menggunakan, anda akan kehilangan”, itulah filosofi prinsip
reversibilitas yang diartikan sebagai kemunduran kemampuan pemain yang
diakibatkan ketidak teraturan dalam menjalankan program latian (Dwi Hatmisari
Ambarukmi, dkk, 2007:13)
7) Prinsip Variasi
Tubuh manusia memiliki kemampuan beradaptasi termasuk adaptasi
terhadap beban latihan, untuk memperoleh adaptasi yang optimal diperlukan
17
17
variari dalam pembebanan sehingga perlu dirancang hari latihan berat, hari
latihan ringan, dan hari latihan sedang. Setelah itu model dan metode latihan
yang monoton akan mengakibatkan kebosanan sehingga sasaran latihan tidak
dapat dicapai, untuk itu perlu dirancang berbagai model dan metode latihan yang
beraneka ragam, dengan tetap mengacu pada sasaran latihan (Dwi Hatmisari
Ambarukmi, dkk, 2007:14).
2.1.4 Teknik Dasar Tenis
Teknik dasar dalam permainan tennis merupakan salah satu penentu
keberhasilan dalam menguasai permainan. Ada 4 (empat) teknik dasar dalam
permainan tenis, seperti dikatakan Scharff (1981:24) bahwa “empat teknik dasar
yang harus dikuasai dalam tenis lapangan yaitu : service, forehand drive,
backhand drive dan volley. Sedangkan menurut Handono (2002:20) mengatakan
bahwa dalam permainan tenis lapangan dikenal ada 8 teknik dasar yaitu :
forehand, backhand, approachshot, volley, serve, return serve, dropshot, lob.
2.1.4.1 Service
Serve, seperti telah lebih dulu dikatakan, menurut Handono (2002:39)
serve adalah awal dari permainan, tetapi bagi pemain top dunia, serve bisa
menjadi senjata yang mematikan. Saat ini pemain-pemain berusaha untuk
melakukan serve sekeras-kerasnya, seperti yang dilakukan mark philippoussis,
pete sampras. Karena bagi mereka serve bisa langsung mendapatkan poin,
melalui ace serve. Sekarang ini service keras merupakan usaha yang sangat
menguntungkan. Menurut Borwn (2001:53) service merupakan bagian yang
sangat penting khususnya dalam bermain tenis, karena angka tidak akan
diperoleh tanpa melakukan service terlebih dahulu. Bahkan sebuah serve yang
18
18
efektif menjadi kunci kemenangan, dikarenakan apabila service lemah maka
lawan akan mempunyai kesempatan untuk menyerang dan mendapatkan angka
dari setiap serangan, sedangkan pendapat lain mengatakan service adalah
pukulan yang mengawali setiap permainan.
Menurut Handono Murti (2002:39), tidak mudah memang untuk memiliki
serve yang keras, selain harus berlatih keras dan teratur, pemain-pemain yang
memiliki servis keras juga harus memiliki tinggi badan yang cukup. Minimal 1,8
meter (180 cm). Untuk dapat melakukan serve yang keras pemain harus tahu
bagaimana cara menimbulkan tenaga dan cara menggunakan gerak pecut
(snapping), seperti yang mereka lakukan. Menurut Handono Murti (2002:41) ada
beberapa macam teknik melakunan serve, yaitu kick serve, slice serve, twist
serve.
2.1.4.2 Forehand drive
Menurut Magethi B (1990:13), forehand drive merupakan suatu jenis
pukulan dimana raket digerakan ke belakang melalui samping badan, kemudian
diayunkan ke depan untuk memukul. Drive adalah suatu pukulan yang biasanya
dilakukan dari belakang lapangan dan setelah bola memantul.
Drive termasuk golongan groundstroke. Menurut Brown (2001:31)
groundstroke adalah pukulan setelah bola memantul ke lapangan. Konsep dasar
dari gerakan groundstroke adalah mengayun (swing). Ada beberapa drive dalam
permainan tenis, yaitu forehand drive dan backhand drive. Forehand drive
biasanya paling sering digunakan pada saat permainan. Sebagian besar dari
permainan dan pertandingan tenis, pukulan forehand rata-rata lebih banyak
digunakan dari pada pukulan lain.
19
19
Menurut Handono Murti (2002:21) mengatakan bahwa “pukulan ini
biasanya selalu digunakan sebagai senjata utama pemain karena pukulan
forehand biasanya lebih keras dari pada pukulan backhand. Pendapat ini
sebenarnya kurang tepat, karena kalau kita lihat pemain-pemain top dunia, maka
akan terlihat bahwa kedua pukulan, baik forehand maupun backhand, dapat
dilakukan sama kerasnya dan sama cepatnya.
2.1.4.3 Backhand drive
Menurut Handono Murti (2002:25), mengatakan bahwa backhand sama
halnya dengan forehand, setiap pemain harus memiliki backhand yang baik dan
solid. Perbedaan utama terletak pada posisi pukulanya saja, tetapi caranya
sama. Kalau forehand anda memukul dengan bagian depan tangan (face of the
hand). sedangkan backhand anda memukul dengan bagian belakang tangan
(back of the hand). Menurut Handono Murti (2002:27) perhatikan perbedaan
backswing antara drive dan topspin. Drive dilakukan sebatas pinggang atau lebih
tinggi sedikit, tetapi topspin dilakukan dari posisi lebih ke bawah. Pada drive ini
paling baik kalau anda menjemput bola. Artinya, pukul bolanya waktu memantul
ke atas (on the rise) atau pukul bolanya saat mencapai puncak pantulan (on the
top).
2.1.4.4 Volley
Menurut Magethi B (1990:17), bahwa volley merupakan pemukulan bola
sebelum menyentuh net, ada beberapa pukulan voley diantaranya half voley, lob
volley, stop volley, volley drive. Voley dilakukan di dekat net, sehingga jarak
pemukul dan lawan berada pada posisi yang dekat. Keadaan ini memaksa
pemukul beraksi dengan cepat.
20
20
kecepatan bola yang keras maka tak ada kesempatan untuk backswing.
Bola sebaliknya dipukul di depan badan dan lebih dekat dengan net dibanding
pukulan drive, volley dilakukan sebelum bola menyentuh tanah.
Magethi B (1990:17) volley adalah pemukulan bola sebelum bola
menyentuh ke tanah. Sedangkan volley drive adalah pukulan yang dilakukan
dengan mengayunkan raket jauh ke belakang, kemudian diayunkan ke muka
memukul bola dengan daun raket tertutup, untuk memberi topspin pada bola
yang dipukul agar tidak out. Pegangan raket dengan grip yang biasa digunakan
untuk pukulan groundstroke drive.
Konsep dasar dari gerakan volley adalah mengeblok. Sama dengan
grounstroke, teknik volley juga terdiri dari forehand dan backhand. Grip yang
digunakan umumnya continental. Jenis-jenis teknik volley antara lain: volley
attack (hit volley), volley counter attack, volley block, touch volley, volley folow
through.
2.1.4.5 Approachshot
Handono Murti (2002:30) mengatakan bahwa pukulan approachshot juga
bisa disebut pukulan serangan. Karena approachshot biasanya menekankan
pada penempatan bola dengan tujuan untuk mempersulit lawan dan diakhiri
dengan volley.
Pemain-pemain yang bertipe serve and volley akan banyak melakukan
approachshot ini. Terutama sesudah melakukan return serve. Demikian juga
dengan pemain pemain speed and power game. Meskipun demikian pada
pemain jenis ke dua tidak selalu diikuti dengan maju ke depan untuk melakukan
volley, tetapi melakukan pukulan menyerang kemudian kembali ke belakang.
Pukulan approachshot selalu diikuti dengan gerakan maju ke depat net,
21
21
sedangkan pukulan menyerang belum tentu diikuti dengan maju ke depan net.
Pukulan menyerang adalah pukulan grounstroke biasa, hanya saja mereka
melakukannya dengan tenaga penuh dan kecepatan pukulan on the top. Tujuan
utamanya adalah untuk mempersiapkan mengambil bola selanjutnya.
2.1.4.6 Return serve
Return serve menurut Handono Murti (2002:43) adalah pukulan yang
sama dengan pukulan groundstroke biasa. Hanya bedanya tekanan yang terjadi
pada return service lebih besar. Karena apabila return service gagal, artinya
permainan tidak mungkin berlangsung. Kegagalan para pemain, mereka tidak
bisa membedakan antara groundstroke dan return service. Mereka pikir, kalau
sudah memiliki groundstroke yang baik dapat juga melakukan return serve
dengan baik pula. Mereka lupa bahwa, meskipun tindakannya sama antara
return serve dan groundstroke, tetapi pada retrun serve mereka menghadapi
kecepatan bola yang lebih cepat. Karena pada permainan yang melakukan serve
tenaga pukul yang dilontarkan jauh lebih besar dari ada pemain yang melakukan
pukulan groundstroke biasa. Pemain tenis sebenarnya diawali oleh dua macam
pukulan. Yang pertama return, bagi pemain yang memulai permainan dan return
serve bagi yang mengembalikan pukulan.
2.1.4.7 Dropshot
Salah satu senjata yang saling berguna setelah melakukan rally-rally
panjang dalam permainan tenis adalah dropshot. Meskipun jenis pukulan ini baik,
tetapi jangan terlalu sering dilakukan. Karena jika pelaksanaanya tidak sempurna
akan berakibat fatal. Handono Murti (2002:45) dropshot yang baik adalah jika
pantulan bolanya tidak tinggi dan jatuhnya didaerah servis tidak terlalu jauh dari
net.
22
22
Pukulan backhand drive merupakan pukulan yang paling lemah. Hal
tersebut dikarenakan beberapa faktor, seperti dikemukakan oleh B Yudiprasetio
(1981:80-84) bahwa sebab-sebab hasil backhand tidak memuaskan diantaranya
yaitu : (1) bahu kanan tidak terarah ke jaring, (2) badan tidak diputar kekiri
sebelum backswing dimulai, dan tidak diputar lagi ke kanan pada saat melakukan
forward swing, (3) bola tidak di samping pelajar, sehingga forward swing tidak
dapat dipaksakan sebagai mana mestinya, (4) kaki kanan tidak dimuka, (5)
backswing dimulai terlambat, sehingga pukulan dilakukan dengan tergesa-gesa,
(6) pelaksanaan forward swing tidak dimulai dengan memutar bahu kanan,
namun dengan mengayunkan lengan saja, (7) follow through tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, namun merupakan lanjutan dari forward swing.
Berdasarkan uraian di atas mengenai masih lemahnya pukulan backhand
drive dibandingkan pukulan yang lain, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai metode latihan yang dapat meningkatkan penguasaan teknik
backhand drive yaitu dengan metode bertahap ke belakang dan metode
bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhan drive.
2.1.5 Macam-macam Pukulan Tenis
Menurut B Yudoprasetio (1981:43) menyatakan bahwa : “pukulan-
pukulan dalam permainan tenis digolongkan dalam tiga golongan, yakni :
groundstroke, volley’s dan overhead stroke. Yang tergolong dalam grounstroke
adalah drive, lob, drop, shot, dan half volley. Half volley berarti setengah volley.
Demkikian bola tidak didrive dan tidak divolley. Bola jatuh dilapangan dan pada
saat bola memantul, bola diayunkan kembali. Karena bola sudah menyentuh
tanah (lapangan), maka half volley tergolong dalam groundstroke juga. Tergolong
23
23
dalam volley adalah volley biasa, drop volley, volley drive, dan lob volley.
Groundstroke dan volley dapat dilakukan baik dengan forehand maupun
backhand. Tergolong dalam overhead stroke adalah serve dan smash.
Overhead stroke adalah pukulan dalam permainan tenis yang dilakukan
dengan cara perkenaan bola terhadap raket berada di atas kepala. Pukulan
overhead stroke terdiri dari dua bentuk pukulan yaitu serve dan smash. Smash
adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola yang posisinya agak tinggi di atas
kepala (B Yudoprasetio, 1981:113). Smash menurut Magethi B (1990:35)
pukulan smash sering dianggap sebagi tembakan serangan yang paling banyak
dilakukan dalam tenis. Konsep dasar dari gerakan smash adalah melempar atau
(throwing) sama dengan teknik service. Perbedaan terletak pada datangnya bola,
kalau service diumpan sendiri, tetapi kalau smash bola berasal dari lawan. Pada
umumnya menggunakan flat service tetapi ada juga yang melakukan smash
menggunakan cara seperti slice service.
Magethi B (1990:79), lob merupakan pukulan lamban. Konsep dasar dari
gerakan lob adalah mengangkat (pull-up). Lob merupakan salah satu teknik
untuk menyerang dan menyelamatkan posisi tenis. Dalam lintasan bola pada
teknik lob juga dapat dengan cara topspin, jadi tidak sekedar mengangkat bola
saja. Drive yang dilakukan terhadap bola di samping kiri pemain disebut
backhand drive. Menurut Handono Murti (2002:27) pukulan backhand drive
dilakukan hanya sebatas pinggang atau lebih tinggi sedikit, pada drive ini paling
baik kalau anda menjemput bola. Artinya, pukul bolanya waktu memantul ke atas
atau (on the rise) atau pukul bolanya pada saat mencapai puncak pantulan (on
the top).
24
24
Gambar 2.1 Pukulan Backhand drive sumber: Handono Murti 2002,26
Pukulan backhand drive dilakukan dari sisi kiri pemain yang
menggunakan tangan kanan pemain atau dari sisi kanan pemain yang
menggunakan tangan kiri (kidal) untuk memuklul bola. Berdasarkan pendapat
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa backhand drive adalah suatu pukulan
dalam permainan tenis lapangan yang dilakukan dalam suatu swing atau ayunan
ke samping kiri secara penuh, kemudian dengan raket diayunkan ke samping
badan lalu diayunkan ke depan untuk memukul bola secara datar di atas net
setelah memantul sekali dilapangan. Ayunan raket saat pukulan backhand drive
yang baik diperlukan teknik-teknik pukulan yang benar dari cara berdiri, ayunan
ke belakang, ayunan depan, saat pukulan, dan gerakan lanjutan. Setiap tahap
sama pentingnya untuk memperoleh pukulan keras dan berirama. Pukulan dari
awal sampai akhir harus lancar dan merupakan kordinasi dari gerak kaki, gerak
badan, dan gerak tangan. Disebut kordinasi karna sulit untuk memukul tanpa
25
25
gerak kaki yang baik, sedangkan pukulan yang dilakukan dengan tangan saja
akan kekurangan tenaga dan kekuatan sebenarnya.
2.1.6 Jenis Pukulan Backhand
Sama halnya dengan forehand, setiap pemain harus memiliki backhand
yang solid dan baik. Perbedaan utamanya terletak pada posisi pukulnya saja,
tetapi caranya sama. Kalau forehand anda memukulnya dengan bagian depan
tangan (fore of the hand), sedangkan backhand anda memukul dengan bagian
belakang tangan (back of the hand).
Menurut Handono Murti (2002:25) pukulan backhand pada permainan
tenis lapangan dibedakan menjadi 4 pukulan yaitu : 1) backhand topspin, 2)
backhand drive, 3) backhand slice, 4) two handed backhand (atau backhand 2
tangan).
2.1.7 Backhand Drive
Backhand adalah pukulan yang dilakukan dengan mengayunkan raket
lewat depan badan, ke belakang, selanjutnya diayunkan ke depan untuk
bertubukan dengan bola (Magethi B, 1999:12).
26
26
Gambar 2.2 Pelaksanaan backhand drive Sumber: Jim Brown 2001:35
Sedangkan drive adalah jenis pukulan, biasanya pukulan dari belakang
lapangan, setelah bola memantul (Magethi B, 1999:13).
Kesimpulannya, bahwa backhand drive adalah pukulan yang dipukul
dengan cara melewati depan badan yang dilakukan atau dipukul dari belakang
lapangan setelah bola memantul.
2.1.8 Teknik Dasar Pegangan Backhand
Pegangan backhand dengan satu tangan (single handed), menurut
Magethi B (1990:42), secara umum ada tiga macam pegangan standar yang
biasa digunakan pemain tenis lapangan. Ketiga jenis pegangan itu yaitu: 1)
pegangan eastern, 2) pegangan western, 3) pegangan continental.
Gambar 2.3 pegangan eastern backhand Sumber: Jim Brown 2001:33
Menurut Brown J (2001:33) anda dapat memegang raket untuk pukulan
backhand setidaknya dengan 3 cara yang sesuai. Cara yang paling umum
27
27
adalah backhand eastern. Dengan cara ini, pada orang yg tidak kidal
pergelangan harus berada agak kekiri dari bagian atas pegangan raket
(menangkup raket, dengan tepinya tegak lurus terhadap lapangan) pada orang
kidal pergelangan harus berada agak ke kanan dari bagian atas.
Gambar 2.4 pegangan continenlat backhand Sumber: Jim brown 2001:34
Pemain-pemain dengan lengan bawah yang kuat mungkin ingin
menggunakan cara memegang continental. Disini pergelangan di bagian atas
pegangan raket. Ibu jari anda harus lebih membantu dari belakang sebab
pergelangan tidak berada dibelakang raket. Kerugiannya adalah dari beberapa
pemain tidak akan merasa nyaman dalam memukul dengan cara ini karena
continental berada diantara cara forehand dan backhand.
28
28
Gambar 2.5 pegangan backhand dua tangan Sumber: Jim Brown 2001:34
Sedangkang untuk pegangan backhand dua tangan (two handed)
menurut Magethi B (1990:49), pada dasarnya backhand dua tangan dapat
membantu pemain untuk meletakan berat badan tubuhnya pada tembakan, tapi
untuk mendapatkan posisi ideal untuk memukul diperlukan gerakan yang cepat
dan baik. Pemain dengan dua tangan sering membutuhkan kecepatan kaki yang
lebih tinggi untuk membuat pukulannya menjadi senjata mematikan.
2.1.9 Teknik Pukulan Backhand Drive
Latihan penguasaan teknik dasar sangat penting untuk mengembangkan
permainan tenis, karena dengan penguasaan teknik yang baik dan benar dapat
meningkatkan kemampuan bermain tenis seara optimal.
2.1.9.1 Posisi siap (ready posisi)
Posisi siap adalah siap menanti pada waktu menerima serve maupun
mengembalikan bola dari lawan untuk bermain. Posisi berdiri untuk melakukan
29
29
pukulan backhand drive biasanya dilakukan disekitar garis belakang atau
baseline.
Demi berhasilnya kelangsungan pukulan backhand drive posisi siap ini
perlu diperhatikan oleh setiap pemain. Dengan mulai dari posisi siap selagi
menanti bola dan kembali lagi ke posisi siap akan memberikan kesempatan
kepada setiap pemukulan yang dilancarkan dengan baik. Sikap siap harus selalu
dilakukan oleh petenis waktu menyongsong bola yang akan datang dan juga
harus dilakukan setelah pemain selesai memukul bola. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.6 Sikap siap (ready position) Sumber: elearning.unesa.ac.id
30
30
2.1.9.2 Backswing
Pemain bukan kidal, tangan kiri menarik raket ke belakang, lengan kanan
diluruskan, badan diputar ke kiri sehingga pemain menghadap pagar samping
kiri, sehingga badan memutar kekiri dan badan akan memperoleh posisi tegak
lurus terhadap jaring, berat badan bertumpu pada kaki kiri. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.7 Backswing melakukan backhand drive Sumber: Jim Brown 2001:35
2.1.9.3 Forward swing
Kaki kanan dilangkahkan ke muka, sehingga ujung sepatu menunjuk garis
samping sebelah kiri, dan bahu kanan terarah tegak lurus terhadap jaring.
Langkahkan kaki kanan ke muka harus segera disusul dengan ayunan raket ke
muka. Ayunan lengan ke muka dimulai dengan memutar bahu kanan, untuk
meringankan ayunan lengan, lengan yang diayunkan harus tetap lurus, yang
31
31
menyapu bola harus lengan seluruhnya (bagian atas dan bagian bawah) beserta
raketnya, bukan lengan bagian bawah saja. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 2.8 Forwardswing melakukan backhand drive Sumber: Jim Brown 2001:35
2.1.9.4 Gerak lanjutan
Gerak lanjutan merupakan gerakan setelah melakukan pukulan
backhand. Gerakan ini harus dilakukan dengan lengan lurus, daun raket tetap
tegak lurus terhadap lapangan, berakhir dengan tangan kanan kira-kira setinggi
bahu kanan, dan badan menghadap jaring pada akhir follow through. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
32
32
Gambar 2.9 Follow through melakukan backhand drive Sumber: Jim Brown 2001:35
2.1.9.5 Gerakan kaki (foot work)
Pemain harus bergerak ke kiri. Setelah diperoleh jarak yang tepat,
selanjutnya kaki kiri ditarik ke belakang atau kaki kanan ditarik ke depan,
tergantung posisi yang dianggap sesuai, setelah itu bola disapu pada posisi yang
tepat yaitu pada saat bola berada diantara lutut dan pinggang (B. Yudoprasetio,
1981:78) lihat gambar berikut :
Gambar 2.10 Rangkaian pelaksanaan pukulan backhand drive Sumber: Lardner 1996:49
33
33
Saat ini terdapat dua jenis pukulan backhand yang populer digunakan,
yaitu: backhand menggunakan satu tangan dan backhand menggunakan dua
tangan. Masing-masing pukulan memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun,
saat ini pukulan backhand dua tangan lebih banyak dipakai oleh pemain pro
karena efektivitasnya. Saya akan coba membahas kedua teknik pukulan ini satu
per satu.
2.1.9.6 Backhand satu tangan
Terdapat beberapa keuntungan dalam memakai backhand satu tangan.
Pertama, anda memperoleh keuntungan dari jangkauannya yang panjang
sehingga bola-bola yang melebar dapat ditangani dengan lebih mudah. Kedua
lebih mudah untuk melakukan voli dari grip satu tangan dan umumnya pemain
yang memiliki backhand satu tangan lebih jago dalam memukul voli dari pada
pemain yang memiliki backhand dua tangan. Terdapat 2 jenis grip yang dapat
anda pakai dalam melakukan backhand dua tangan, yaitu eastern dan full-
eastern (western) grip. anda dapat melihat detailnya disini :
Tahap-tahap gerakan backhand satu tangan adalah sbb:
Dari posisi bersiap, anda bergerak ke arah bola datang dan telah
menentukan zona pukulan serta grip yang akan anda pakai. Zona pukulan untuk
pukulan backhand satu tangan yang baik adalah agak di depan badan anda.
34
34
Gambar 2.11 Posisi Siap Backhand Satu tangan Sumber: http://prasso.wordpress.com
Raket diayunkan ke belakang beserta bahu dan punggung anda. Stance
yang dipakai dalam backhand satu tangan umumnya adalah closed stance
dimana posisi badan tegak lurus terhadap net atau garis baseline.
Gambar 2.12 Backswing Backhand Satu Tangan Sumber: http://prasso.wordpress.com
Raket diayunkan ke depan menuju titik kontak dengan bola dan usahakan
kontak berada pada sweet spot dari raket. Ingat, titik kontak sebaiknya berada
agak di depan badan dan bukan di samping.
35
35
Gambar 2.13 Perkenaan Raket Pada Bola Backhand Satu tangan
Sumber: http://prasso.wordpress.com
Kemudian ayunan diteruskan untuk melakukan tahap follow through kira-
kira ke arah jam 2 badan anda.
Gambar 2.14 Posisi Awal Backhand Satu Tangan Sumber: http://prasso.wordpress.com
2.1.9.7 Backhand dua tangan
Backhand ini merupakan yang paling populer digunakan oleh pemain
tenis saat ini. Keuntungan dari grip ini adalah ayunannya yang efisien dan tenaga
ekstra yang dihasilkannya karena menggunakan dua tangan. Namun,
kekurangannya terutama dalam menghadapi bola-bola yang melebar
dikarenakan tumpuan ayunan yang menggunakan 2 bahu. Grip yang dipakai
dalam melakukan pukulan ini adalah tangan kanan berada pada ujung gagang
36
36
raket dengan grip continental dan tangan kiri berada di atasnya dengan grip
semi-western. Untuk selengkapnya dapat anda baca disini. Tahapan untuk
melakukan backhand dua tangan adalah sbb:
Dari posisi bersiap, anda bergerak ke arah bola datang dan telah
menentukan zona pukulan serta grip yang akan anda pakai. Zona pukulan untuk
pukulan backhand dua tangan yang baik adalah di samping badan anda disekitar
daerah pinggang.
Gambar 2.15 Posisi Persiapan Backswing Backhand dua tangan Sumber: http://prasso.wordpress.com
Raket diayunkan ke belakang pada posisi kira-kira sejajar pinggang anda.
Stance yang dipakai dalam backhand dua tangan umumnya closed stance,
namun dapat pula dilakukan dengan open stance.
37
37
Gambar 2.16 Backswing Penuh Backhand Dua Tangan Sumber: http://prasso.wordpress.com
Raket diayunkan ke depan menuju titik kontak dengan bola dan usahakan
kontak berada pada sweetspot dari raket. Dalam ayunan ke depan ini, tangan kiri
memegang peran yang dominan sedangkan tangan kanan sebagai penyeimbang
dan pengarah bola.
Gambar 2.17 Perkenaan Bola Dengan Raket Backhand Dua Tangan Sumber : http://prasso.wordpress.com
Kemudian ayunan diteruskan ke samping badan anda hingga raket ke
arah punggung untuk melakukan tahap follow through.
38
38
Gambar 2.18 Posisi Awal Persiapan Backswing Backhand Dua tangan Sumber: http://prasso.wordpress.com
Bagi pemula yang mungkin pernah bermain bulutangkis atau tenis meja,
cenderung agak janggal ketika berlatih tenis terutama untuk pukulan backhand
dua tangan karena pukulan ini menggunakan tangan yang non dominan sebagai
utamanya sedangkan tangan dominan sebagai penyeimbang dan pengarah bola.
Untuk melatihnya anda bisa mencoba berlatih memukul forehand memakai
tangan non-dominan anda. Apabila anda telah dapat memukul dengan baik dan
konsisten, barulah mencoba untuk memukul dengan 2 tangan.
2.1.10 Pengertian Latihan
Menurut Harsono (1988) dalam Rubianto Hadi (2007:55) latihan adalah
proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan penambahan beban latihan atau pekerjaan. Selain
penambahan beban latihan, frekuensi latihan juga harus diperhatikan untuk
meningkatkan prestasi atlet. Frekuensi latihan yang baik dilakukan tiga kali dalam
seminggu agar atlet tidak mengalami kelelahan.
Petenis yang baik adalah petenis yang mampu menguasai teknik dasar.
Untuk dapat menguasai teknik dasar tenis dengan baik petenis perlu melakukan
39
39
latihan setidaknya tiga kali dalam seminggu. Dalam hal ini teknik dasar yang
dibahas adalah pukulan backhand drive. Terdapat beberapa macam metode
latihan untuk dapat menguasai teknik dasar pukulan backhand drive, dalam
penelitian ini menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap.
2.1.11 Metode Latihan Backhand Drive
2.1.11.1 Metode sasaran bertahap ke belakang
Maksud dari latihan sasaran bertahap ke belakang adalah suatu proses
latihan dimana petenis melakukan pukulan backhand drive mulai dari garis
baseline kemudian mengarahkan bola kesasaran yang sudah ditata lurus
kedepan tersebut. latihan yang diterapkan ini untuk meningkatkan kemampuan
melakukan backhand drive.
Gambar 2.19 Metode latihan sasaran bertahap ke belakang Sumber: variasi pukulan pelatih tenis klub Solo Raya
40
40
Keterangan :
: Laju bola
: Sasaran
: Pengumpan
: Atlet
2.1.11.2 Metode Sasaran bertahap ke samping
Latihan backhand drive dengan menggunakan metode sasaran bertahap
ke samping merupakan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan
kemampuan melakukan backhand drive. Jones. C.M dan Buxton. A (2009:31)
mengatakan bahwa berdirilah dimana saja selama merasa nyaman akan dapat
memukul bola secara diagonal ke seberang net. Tempat ini biasanya hanya 2
atau 3 yard dari net atau dekat garis service. Maksud dari latihan sasaran
bertahap ke samping adalah suatu proses latihan dimana petenis melakukan
pukulan backhand drive mulai dari garis baseline kemudian mengarahkan bola
kesasaran yang sudah ditata lurus ke samping. latihan yang diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan melakukan backhand drive.
41
41
Gambar 2.20 Metode Latihan Sasaran bertahap Kesamping Sumber: variasi pukulan dari pelatih tenis klub Solo Raya
Keterangan :
: Laju bola
: Sasaran
: Pengumpan
: Atlet
2.2 Kerangka Berfikir
Kedua latihan tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh yang lebih
baik antara latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke
belakang dan metode bertahap ke samping maka perlu diperhatikan hal – hal
sebagai berikut :
2.2.1 Latihan Backhand Drive dengan Metode Sasaran Bertahap ke Belakang
42
42
Latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap belakang
terhadap kemampuan melakukan backhand drive mempunyai tujuan yaitu
memukul bola dengan tepat dan keras setelah bola dilempar oleh pengumpan ke
daerah baseline dan harus menjurus pada sasaran yang sudah ditentukan. Agar
tujuan bisa tercapai, dalam latihan ini membutuhkan konsentrasi penuh karena
bola yang diumpan ke daerah baseline harus dipukul menuju sasaran yang
sudah ditentukan. Setiap pemain harus membutuhkan konsentrasi yang ekstra
dalam mengambil posisi dan dalam memukul bola.
Kelemahan dalam latihan ini yaitu dengan bola yang diumpan oleh
pengumpan ke daerah baseline kemudian pemain memukul ke arah sasaran yg
sudah ditentukan yaitu sasaran bertahap ke belakang sehingga dengan mudah
pemain memukul bola dan mengarahkan ke sasaran yang sudah ditentukan.
Namun demikian, dapat menimbulkan kecerobohan dalam memukul, selalu
terburu – buru dan terlalu nafsu dalam memukul dan akhirnya pukulan kurang
begitu terarah dan benar secara teknik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga ada perbedaan yang signifikan
latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang terhadap
kemampuan melakukan backhand drive.
2.2.2 Latihan Backhand Drive Metode Sasaran Bertahap ke Samping
Latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke samping
terhadap kemampuan melakukan backhand drive mempunyai tujuan yaitu
memukul bola dengan tepat dan keras setelah bola diumpan oleh pengumpan ke
daerah baseline. Kemudian pemain memukul bola tersebut dengan tujuan
sasaran ke samping yg terletak didaerah baseline. Agar tujuan itu bisa tercapai,
43
43
dalam latihan ini membutuhkan konsentrasi penuh, serta langkah kaki yang tepat
karena arah bola menuju sasaran ditentukan oleh langkah kaki atau penempatan
kaki yang tepat. Salah langkah kaki atau penempatan kaki saja dapat
mempengaruhi arah bola menuju sasaran.
Kelemahan dalam latihan ini yaitu bola lebih sulit dikuasai, kurangnya
konsentrasi dan teknik yg tidak selalu bagus atau sempurna. Pemain mengalami
kesulitan dalam mengarahkan bola sesuai dengan sasaran bertahap samping
karena kurangnya penempatan kaki yang tepat. Hal ini dapat menimbulkan
pukulan kurang begitu terarah dan benar secara teknik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga ada pengaruh yang signifikan
latihan backhand drive dengan bertahap samping terhadap kemampuan
penempatan backhand drive.
2.2.3 Latihan Backhand Drive dengan Metode Sasaran Bertahap ke Belakang
dan Bertahap ke Samping
Latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang
dan metode bertahap ke samping mempunyai tujuan yaitu memukul bola dengan
tepat dan keras setelah bola dilempar oleh pengumpan ke daerah baseline
kemdian dipukul oleh pemain yang harus menjurus pada sasaran. Agar tujuan ini
bisa tercapai, dalam latihan ini membutuhkan konsentrasi penuh, kecepatan,
dan kordinasi indra penglihatan yang bagus. Setiap pemain membutuhkan
kecepatan tangan, kaki, ketepatan pukulan untuk mengarahkan bola ke sasaran,
dan mengambil posisi untuk memukul bola.
44
44
Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga ada perbedaan yang signifikan
antara latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang dan
bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan kerangka berfikir tentang metode latihan sasaran
ke belakang dan ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
2.3.1 Ada perbedaan hasil latihan backhand drive dengan menggunakan
metode sasaran bertahap ke belakang dengan metode bertahap ke
samping terhadap kemampuan melakukan pukulan backhand drive pada
klub tenis Smart Semarang tahun 2014.
2.3.2 Latihan backhand drive menggunakan metode sasaran bertahap ke
belakang lebih baik dari pada latihan menggunakan metode bertahap ke
samping terhadap kemampuan melakukan pukulan backhand drive pada
klub tenis Smart Semarang tahun 2014.
45
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 2010:203). Sebab dalam
penelitian ilmiah harus digunakan suatu metode penelitian yang mengarah pada
tujuan penelitian, sehingga penelitian memperoleh hasil yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu
penelitian, berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung
jawaban metodologi penelitian.
Menurut Sutrisno Hadi (1987:4) “Metodologi penelitian yang seperti kita
kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-
syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar penelitian yang
dicapai dari suatu penelitian memilik harga ilmiah yang setinggi-tingginya.
Penelitian secara eksperimen yaitu suatu cara mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat
suatu perlakuan (Suharsimi Arikunto, 2010:09). Dalam bab ini yang akan dibahas
adalah hal-hal sebagi berikut:
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian
46
46
Sebelum melaksanakan penelitian, maka perlu adanya suatu rancangan
penelitian. Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan pre-tes
and post-test group design. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen (pre-tes) dan sesudah eksperimen (post-test).
Tabel 3.1 Rencana Penelitian
NO Variabel Tes awal Perlakuan Tes akhir
1 Metode bertahap
belakang 0¹ X 0²
2 Metode bertahap ke
samping 0¹ X 0²
Sumber : (Suharsimi Arikunto,2010:124)
Keterangan:
0¹ : Tes awal (pre-test)
X : Perlakuan
0² : Tes akhir (post-test)
Observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan
sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut
pre-test, dan observasi yang dilakukan sesudah eksperimen disebut post-test.
Perbedaan antara dan yakni - diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen (Suharsimi Arikunto, 1996:85).
Metode penelitian mencakup prosedur dan instrumen atau alat yang
digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
yaitu suatu cara mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
47
47
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang mengganggu. Eksperimen
selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan
(Suharsimi Arikunto, 2010:09).
Pre-test dan post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan dalam
melakukan pukulan backhand drive. Sedangkan treatment atau perlakuan yang
diberikan adalah latihan backhand drive dimana untuk kelompok eksperimen
diberi metode latihan bertahap ke belakang, sedangkan untuk kelompok kontrol
diberi perlakuan dengan metode bertahap ke samping.
Peneliti menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh data yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik eksperimen adalah metode yang
memberikan dan menggunakan suatu gejala yang disebut latihan atau
percobaan. Dengan adanya latihan tersebut akan terlihat adanya hubungan
sebab akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan. Menurut Sutrisno Hadi
(1987:89) “Salah satu tugas yang penting dalam research ilmiah adalah
penetapan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan
membuat hukum-hukum tentang hubungan sebab akibat. Metode eksperimen
adalah metode yang paling jitu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat”
Desain atau pola yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Matched
Subject Desigh atau pola M-S, dengan pengertian: “Matched Subject Desigh”,
yaitu eksperimen yang menggunakan kelompok kontrol yang sudah disamakan
subjek demi subjek sebelum eksperimen dilaksanakan. Yang disamakan adalah
satu variabel atau lebih yang telah diketahui pengaruh terhadap hasil eksperimen
yaitu variabel diluar atau faktor yang dieksperimenkan (Sutrisno Hadi, 2004:278).
menyamakan atau menyeimbangkan kedua grup tersebut dengan cara
Subject Matching Ordinal pairing yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir
48
48
sama dengan tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus A-B-B-A, maka
terbentuk 2 kelompok, kedua kelompok tersebut mempunyai tingkat kemampuan
yang seimbang. Hal ini dapat dilihat dari mean dari kedua kelompok tersebut
yang sama atau hampir sama.
Kedua kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan seimbang diundi.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama pada kedua
kelompok untuk menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga
subjektifitas diri peneliti tidak akan masuk didalamnya. Sehingga akan dapat
ditentukan kelompok mana yang menjadi kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian
(Sutrisno Hadi, 1987:89). Sedangkan menurut suharsimi arikunto (2002:96),
variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi suatu titik penelitian.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diselidiki, yaitu :
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi disebut variabel
penyebab, beban atau independent (Suharsimi Arikunto 1993:93). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah latihan backhand drive dengan metode
bertahap ke belakang dan bertahap ke samping.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) adalah variabel yang tergantung atau variabel akibat.
Adapun yang menjadi varibel terikat disini adalah kemampuan melakukan
backhand drive.
49
49
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
Menurut Sutrisno Hadi (1987:220) Populasi adalah keseluruhan penduduk
yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi dengan sejumlah penduduk
atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah petenis pada klub Smart
Semarang tahun 2014 yang berjumlah 12 orang dengan 10 orang putra dan 2
orang putri. Sifat dan karakteristik dari populasi 1) populasi adalah pemain tenis
pada klub Smart Semarang tahun 2014, 2) Menguasai teknik dasar tenis
lapangan, 3) Mendapatkan latihan dari pelatih berpengalaman. Dengan demikian
maka petenis pada klub Smart Semarang tahun 2014 yang berjumlah 12 orang
sudah memenuhi syarat populasi.
Menurut Sutrisno Hadi (1987:219), sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi. Untuk penentuan jumlah sampel berpedoman pada yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:102) bahwa apabila subyeknya
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25%.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan dengan keadaan subjek
didalam populasi yang benar-benar homogen artinya mempunyai sifat sama
untuk diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive random sampel. Yang dimaksud adalah teknik
50
50
sampling gabungan antara purposive sampling dan random sapling. Purposive
sampling adalah sampel berdasarkan maksud dan tujuan. Sedangkan random
sampling adalah pembagian kelompok kontrol variabel dan eksperimen
didasarkan acak atau random. Sampel yang digunakan adalah atlet tenis
lapangan klup Smart Semarang tahun 2014, yang jumlahnya 10 orang putra.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2010:203)
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah :
3.4.1 Tes Backhand Drive
Dalam penelitian ini adalah The Hawit’s Tennis Achievement Test. Tes
pukulan drive dari Hewitt ini dirancang untuk digunakan sebagai alat
pengelompokan dan penentuan tingkat. Tes ini mempunyai koevisien validitas
0,63 dan reabilitas 0,75. Liat gambar dibawah ini.
51
51
1,37m 1,37m 1,37m 1,37m
Gambar 3.1 Instrumen test Backhand Drive
Sumber: The Hawwit’s Tennis Achievement Test
Keterangan:
: Atlet
: Pengumpan
: Sasaran
: Garis pembatas sasaran
: Garis pembatas atas laju bola
Pelaksanaan tes penempatan backhand drive : pemain mengembalikan
bola dengan backhand drive sehingga bola melewati di atas net. Pada masing-
masing tiang net tali diikatkan setinggi 7 kaki sehingga berada 7 kaki di atas
5 4 3 2 1
1
52
52
permukaan lapangan dan sejajar dengan bagian atas dari net. Pemain berdiri
pada garis baseline (garis belakang) dan center service mark. Pengumpan
berada di tengah dekat net. pengumpan memukul bola tenis ke pemain sebanyak
3 bola sebagai pukulan percobaan tepat di seberang daerah service pemain
bergerak pada posisi yang benar untuk melakukan backhand drive memukul bola
melewati net dan di bawah tali ke dalam daerah lapangan untuk memperoleh
angka sebanyak mungkin. Pemain memilih 10 bola untuk dikembalikan dengan
backhand drive. Bola-bola yang dipukul melewati atas tali dan masuk kedalam
daerah sasaran penilaian, maka nilainya setengah dari nilai umum. Semua bola
yang menyentuh net dan tali diulang. Nilai pemain adalah jumlah dari nilai yang
diperoleh dari 10 pukulan backhand drive yang dilakukannya. Jika bola jatuh dan
menyentuh tali diantara angka sasaran maka nilai yang diperoleh adalah nilai
tertinggi dari antara angka sasaran tersebut.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Tahap Persiapan
Beberapa tahap persiapan panitia melakukan pengambilan data antara
lain:
3.5.1.1 Persiapan Pengambilan Sampel
Sebelum mendapatkan sampel, peneliti melakukan observasi terlebih
dahulu untuk mengetahui jumlah pemain/atlet, waktu, dan jadwal. Peneliti
menggunakan surat ijin penelitian sebagai syarat mengadakan penelitian.
3.5.1.2 Alat–alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian
3.5.1.2.1 Lapangan tenis
53
53
Lapangan yang digunakan adalah lapangan tenis yang memenuhi standar
yaitu masih baik, cepat kering, menjamin keamanan pemain dan sesuai dengan
standar ukuran baku serta memenuhi bagi pelaksanaan penelitian. Jumlah
lapangan minimal dua buah. Untuk penelitian ini digunakan lapangan A dan B
yang terletak di lapangan klub tennis Smart jatidiri semarang.
3.5.1.2.2 Bola tenis
Penelitian ini menggunakan bola tenis sebanyak 50 buah bola untuk
pelaksanaan tes awal dan tes akhir. Sedangkan untuk perlakuan dalam latihan
disediakan bola yang sudah dipakai untuk bertanding dan masih layak digunakan
dalam penelitian.
3.5.1.2.3 Raket tenis
Raket tenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah raket tenis milik
masing-masing sampel yang merupakan para atlet pada klub tenis Smart
Semarang tahun 2014.
3.5.1.2.4 Meteran
Disediakan meteran 10meter yang digunakan untuk mengukur garis-garis
di lapangan.
3.5.1.2.5 Rafia
Rafia digunakan untuk membatasi tinggi bola yang melambung antara net
dan tali yang terbentang di atas net dengan ukuran tertentu.
3.5.1.2.6 Isolasi/lakban
Isolasi/lakban digunakan untuk membuat garis batas nilai atau membuat
jarak antara daerah nilai yang satu dengan yang lainnya.
3.5.1.2.7 Keranjang bola
54
54
Keranjang bola digunakan sebagai tempat bola yang diletakkan di
samping pengumpan.
3.5.1.2.8 Daftar presensi dan format penilaian
Daftar presensi digunakan untuk mendata nama sampel yang akan diteliti.
sedangkan format penelitian digunakan untuk mencatat hasil dari tes selama
penelitian.
3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian
Agar tujuan penelitian dapat terlaksana sesuai dengan program, maka
diupayakan untuk memperkecil berbagai kendala yang dapat mempengaruhi
penelitian. Faktor yang dapat mempengaruhi penelitian dicari jalan keluarnya,
sehingga pengaruhnya dapat dihilangkan atau diminimalisasi, adapun faktor-
faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
3.6.1 Faktor kesungguhan hati
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dalam
melakukan suatu tugas dari pelatih memiliki tingkat kesungguhan hati yang
berbeda, hal tersebut dikhawatirkan mempengaruhi hasil suatu penelitian. Untuk
menghindari hal tersebut peneliti bekerja sama dengan pelatih klub tenis Smart
Semarang, berusaha memberikan pengawasan, kontrol dan motivasi kepada
sampel agar pelaksanaan latihan dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Dengan adanya motivasi serta dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat
diperoleh hasil yang optimal.
55
55
3.6.2 Faktor kemampuan sampel
Kondisi fisik setiap orang berbeda-beda, hal tersebut mempengaruhi
kemampuan individu untuk menerima tugas gerak, yaitu dalam proses
penerimaan informasi dari pelatih kurang dapat diserap secara optimal, sehingga
kemungkinan melakukan kesalahan latihan masih terjadi, oleh karena itu perlu
adanya koreksi secara kelompok maupun individu saat pelaksanaan latihan.
3.6.3 Faktor peralatan sampel
Peralatan merupakan sarana pendukung utama dalam setiap cabang
olahraga. Dalam penilitian ini seluruh peralatan disediakan oleh masing-masing
sampel yaiktu raket tenis yang memiliki ukuran dan karakteristik yang sama,
selain itu raket yang digunakan sampel adalah raket yang biasa digunakan dalam
latihan sebelum diadakan penelitian sehingga faktor peralatan dapat dipastikan
tidak mempengaruhi dalam latihan. sedangkan bola yang digunakan sebanyak
50 buah bola dengan kondisi yang masih baik.
3.6.4 Faktor kebosanan
Faktor kebosanan adalah faktor yang sering dihadapi peneliti dilapangan.
Hal tersebut dapat dikarenakan oleh model latihan yang monoton atau sama. Hal
ini dapat diantisipasi dengan dengan memberikan suasana latihan yang
menyenangkan dan tidak tegang, seperti adanya permainan lempar tangkap
bola, sehingga latihannya menarik dan sampel selalu melakukan latihan dengan
senang dan sungguh-sungguh.
3.6.5 Faktor lapangan
Lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan klub tenis
smart Semarang yang ada di Jatidiri Semarang. Lapangan yang digunakan
adalah lapangan A dan lapangan B. Karena lapangan yang digunakan adalah
56
56
lapangan terbuka maka faktor cuaca terutama jika hujan dapat mengganggu
jalannya latihan. Bila ini terjadi maka latihan diundur atau diganti hari lain agar
jumlah dan waktu latihan terpenuhi sesuai rencana.
3.6.6 Faktor kegiatan sampel diluar kegiatan penelitian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sampel diluar penelitian dapat
mempengaruhi hasil penelitian misalnya menambah jumlah atau porsi latihan
sendiri diluar penelitian. Penelitian bersama pelatih klub tenis Smart Semarang
tahun 2014 menghimbau kepada sampel untuk tidak melakukan kegiatan diluar
penelitian yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
3.6.7 Faktor ketelitian petugas
Dalam upaya untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan yang
dilakukan oleh petugas pembantu peneliti, sebelum penelitian dilaksanakan,
penulis mengadakan pengarahan kepada petugas pembantu peneliti agar
melakukan tugas sesuai dengan perannya masing-masing.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang penting dalam penelitian karena
merupakan upaya dalam mencari dan menata data-data hasil penelitian secara
sistematis. Dengan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan dari suatu
penelitian yang sudah dilaksanakan.
Sebelum melakukan analisis data diperlukan uji persyaratan analisis yang
meliputi uji normalitas data yang menunjukkan data berdistribusi normal atau
57
57
tidak, serta uji homogenitas data yang menunjukkan data diambil dari sempel
yang homogen atau tidak. Kemudian setelah data dapat dinyatakan berdistribusi
normal dan diambil dari sempel yang homogen, maka dapat dilanjutkan dengan
analisis data dan pengajuan hipotesis.
Langkah awal adalah menyusun perhitungan statistik pada pola M-S
terhadap hasil tes awal. Setelah diperoleh hasil test akhir ketepatan melakukan
backhand drive yang terdapat pada lampiran, maka perlu diuji signifikannya
dengan menggunakan rumus t-test rumus pendek. Sutrisno Hadi (2004:225)
berpendapat: analisis terhadap hasil experimen didasarkan atas subjek matching
selalu menggunakan rumus t-test pada correlated sample. Untuk menyelesaikan
ini ada dua rumus yang tersedia.
Kedua rumus itu adalah rumus panjang (long method) dan rumus pendek
(short method). Dengan rumus panjang maupun rumus pendek akan
mendapatkan hasil yang sama (memperoleh nilai t yang sama), maka penulis
memilih rumus pendek untuk mengolah data, sebab lebih efisien penggunaanya
dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (d.b) yaitu N-1. Untuk
menjabarkan data tes akhir kedalam rumus diperlukan table persiapan, seperti
dibawah ini.
Table 3.2. table persiapan penghitungan statistic dengan pola M-S.
No Pasangan
subjek Xk Xe D d d²
1.
2.
3.
4.
58
58
s.d
Total ∑Xk ∑Xe ∑D ∑d ∑d²
(Sutrisno Hadi, 2004:230)
Keterangan :
Xk : Nilai kelompok control
Xe : Nilai kelompok eksperimen
D : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d : Deviasi perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d² : Kuadrat perbedaan dari tiap-tiap pasangan
Langkah-langkah dalam mengerjakan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Tiap-tiap pasangan subjek dimasukkan dalam kolom kedua, sesuai nomor
urut.
2. Nilai tes akhir Dari kelompok eksperimen dimasukkan dalam kolom Xe.
3. Nilai tes akhir dari kelompok kontrol dimasukkan dalam kolom Xk.
4. Untuk mengisi kolom B berasal dari nilai kelompok control dikurangi nilai
dari kelompok eksperimen (Xk – Xe).
5. Untuk mengisi b diperoleh dari nilai D-MD dan MD berasal dari ∑D/N,
harus dicek D = (Xk – Xe) dan b = 0,0. Perlu diperhatikan tanda Dan
tanda + harus dipertahankan.
59
59
t =𝑀𝐷
2 𝑑
𝑁(𝑁−1)
6. Kemudian setiap kolom dicari jumlah dan rekapitulasi dicatat nilai-nilai MD,
∑d² dan N
Penggunaan analisis data dengan analisis statistik dalam
penelitian ini karna data yang di peroleh berupa angka-angka. Untuk memasukan
data ke rumus t-test, harus diketahui terlebih dahulu nilai perbedaan dari mean
perbedaan (MD), yang dapat di cari dengan rumus :
Keterangan : MD : Mean deviasi
: Jumlah beda dari masing-
masing pasangan subyek
N : Jumlah subyek
Rumus t-test yang digunakan :
(Sutrisno Hadi,2004 :226)
Keterangan :
MD : Mean deviasi
d² : Deviasi mean perbedaan
N : Jumlah pasangan subjek
Berdasarkan rumus di atas untuk mengetahui apakah perbedaan itu
signifikan atau tidak maka harga t hitung tersebut perlu dibandingkan dengan
harga t tabel bila t hitung lebih besar dengan ttabel, maka perbedaan itu
signifikan, sehingga instrumen dinyatakan valid. Pengujian validitas dengan uji
MD = Σ𝐷
𝑁
60
60
beda ini di dasarkan asumsi bahwa kelompok respondn yang digunakan sebagai
uji coba berdistribusi normal. Dngan demikian kelompok skor tinggi dan rendah
harus berbeda secara signifikan, sesuai dengan bentuk kurve normal
(Sugiyono,2010:181-182)
Hipotesis nihil akan diuji kebenarannya berdasarkan taraf kesalahan 5%
dengan d.b = N-1, 6-1 = 5, artinya bahwa dari 95% dari keputusan adalah benar
dan akan menolak hipotesis yang salah adalah 5 diantara 100 kemungkinan.
Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu penulis mengubah
hipotesis alternatif atau Ha menjadi hipotesis nihil atau Ho.
Hipotesis alternatif atau Ha yang menyatakan ada perbedaan hasil latian
backhand drive dengan metode sasaran bertahap ke belakang dan metode
sasaran bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive
pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014 diubah menjadi hipotesis nihil atau
Ho yaitu tidak ada perbedaan hasil latihan backhand drive dengan metode
sasaran bertahap ke belakang dan bertahap ke samping terhadap kemampuan
melakukan backhand drive pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014.
Untuk menguji signifikan hipotesis kerja atau Ha yang menyatakan ada
perbedaan hasil latian backhand drive dengan metode bertahap ke belakang dan
bertahap ke samping terhadap kemampuan melakukan backhand drive pada
klub tenis Smart Semarang tahun 2014 diubah menjadi hipotesis nihil atau Ho
yaitu tidak ada perbedaan hasil latihan backhand drive dengan metode sasaran
bertahap ke belakang dan bertahap ke samping terhadap kemampuan
melakukan backhand drive pada klub tenis Smart Semarang tahun 2014.
77
77
Penelitian ini tentu memiliki beberapa kelemahan, walaupun berbagai
antisipasi sudah dilakukan dalam rangka menjaga kemurnian hasil penelitian.
Adanya berbagai keterbatasan menyebabkan ada beberapa factor yang sulit
dikendalikan. Dengan adanya keterbatasan tersebut maka penelitian ini memiliki
kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
a. Kontrol terhadap factor psikis tidak diperhitungkan, sehingga hasil penelitian
bisa saja dipengaruhi oleh variabel-variabel tersebut.
b. Kurangnya konsentrasi dalam melakukan pukulan kemampuan backhand
drive.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil dari penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan
sebai berikut :
5.1.1 Ada perbedaan latihan backhand drive dengan metode sasaran bertahap
ke belakang dan metode sasaran bertahap ke samping dalam
78
78
meningkatkan kemampuan melakukan backhand drive pada klub tenis
Smart Semarang tahun 2014.
5.1.2 Metode sasaran bertahap belakang leibh efektif dalam meningkatkan
kemampuan melakukan backhand drive pada klub tenis Smart
Semarang tahun 2014.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
5.2.1 Bagi pelatih sebaiknya menggunakan latihan backhand drive metode
sasaran bertahap ke belakang, selain latihan ini dapat meningkatkan
keakurasian pukulan, latihan ini juga baik untuk meningkatkan kecepatan
pukulan.
5.2.2 Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
pembanding untuk penelitian yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J. 2007. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. 2013. Pedoman
Penulisan Skripsi. Semarang : FIK-UNNES. Handono Murti. 2002. Tenis sebagai prestasi dan profesi. Jakarta : Tyas Biratno
Pallal. Harsono, 1988. Coaching dan Speak-Speak Psikologi dalam Coaching.Jakata : P2LPTK.
79
79
Jones. C.M. and Buxton, A. 2009. Belajar Tenis Untuk Pemula.Bandung : CV
Pioner Jaya. Lardner, R. 1992. Teknik Dasar Tenis Strategi dan Teknik Yang Akurat. Semarang : Dahara Prize. M. Sajoto 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Magethi, Bey. 1999, Tenis Bintang. Bandung : CV. Pioner Jaya. Pegangan Eastren.jpg. Online at http://prasso.files.wordpress.com [accesed 20/5/2014]. Rubianto Hadi. 2007. Ilmu Kepelatian Dasar. Semarang : Rumah Indonesia. Scharff, R. 1981, Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah. Jakarta: Mutiara. Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Melton Putra. Sutrisno Hadi. 2004. Statistik Jilid 4. Yogyakarta : Andi Offset Teknik pukulan backhand drive. Online at http://prasso.wordpress.com [accesed 20/5/2014] W. J. S. Poerwardaminta. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Balai Pustaka Yudoprasetio. 1981. Belajar Tenis Jilid 1. Jakarta : Bathara Karya Aksara ___________ 1981. Belajar Tenis Jilid 2. Jakarta : Bathara Karya Aksara
87
87
HASIL TES AWAL (pre test)
Lampiran 8
NO NAMA KODE USIA
(THN)
SKOR JML
SKO
R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Manggi T-01 14 0 5 4 0 0 2 3 3 0 3 20
2 Amos F T-02 14 5 2 2 1 3 4 2 4 3 4 30
3 Fatima T-03 12 3 4 4 1 0 5 2 0 4 4 27
4 Fauza R T-04 12 3 3 3 3 3 5 2 2 4 0 28
5 Abid T-05 9 0 4 4 4 3 5 3 0 1 4 28
6 Ariel T-06 11 1 0 1 5 3 0 2 1 3 0 16
7 Septian T-07 10 2 2 2 4 0 4 1 0 4 5 24
8 Adrian T-08 12 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 14
9 Reno T-09 13 3 3 3 3 4 2 2 4 1 1 26
10 Jesica T-10 12 5 2 1 1 0 4 4 3 3 2 25
11 Hendri T-11 14 3 4 3 3 3 2 5 2 3 1 29
12 Arief T-12 12 4 4 2 3 2 2 5 1 1 2 26
88
88
DAFTAR RANKING (Berdasarkan hasil pre-test)
NO NAMA UMUR JUMLAH
PUKULAN
KETERANGAN
1 Amos fichel A 14 30 A
2 Hendri 14 29 B
3 Fauza rusda 12 28 B
4 Abid 9 28 A
5 Reno 13 26 A
6 Arief 12 25 B
7 Septian 10 24 B
8 Manggi waldi F W 14 20 A
9 Ariel 11 16 A
10 Adrian 12 14 B
Lampiran 9
89
89
DAFTAR NAMA PEMAIN TENIS KLUB SMART
SEMARANG TAHUN 2014
NO NAMA UMUR
1 Amos fichel A 14
2 Hendri 14
3 Fauza rusda 12
4 Abid 9
5 Fatima andiwitu 12
6 Reno 13
7 Arief 12
8 Jesica 12
9 Septian 10
10 Manggi waldi F W 14
11 Ariel 11
12 Adrian 12
Lampiran 10
90
90
PETUNJUK PELAKSANAAN TES BACKHAND DRIVE
Setelah mendapatkan enjelasan, sampel menempatkan diri di baseline
dan pengumpan berdiri di daerah service bagian pinggir. Banyaknya bola yang
harus dipukul berjumlah 13 bola yaitu 3 bola untuk percobaan dan 10 bola untuk
test backhand drive. Berikut ini cara penilaian pelaksanaan tes.
Cara pengambilan nilai :
1. Sampel di panggil satu persatu sesuaidaftar namayang telah disusun.
2. Sampel menempatkan diri pada daerah yang telah ditentukan, setelah
pengumpan, pengawas sasaran, dan pencatat skor siap. Sampel melakukan
tes backhand drive.
3. Sampel melakukan pukulan backhand drive sebanyak 13 kali, 3 kali
percobaan dan 10 kali untuk tes backhand drive.
4. Setiap melakukan kesalahan backhand drive sesuai dengan peraturan maka
mendapatkan nilai 0.
5. Skor akhir adalah jumlah poin yang di peroleh dari 10 kali pukulan backhand
drive yang di lakukan.
Lampiran 11
91
91
DAFTAR HASIL MATCHING BERDASARKAN PRE-TEST PUKULAN
BACKHAND DRIVE DENGAN POLA M-S
No No Test Skor Rumus
Matched
(a-b)
Pasangan
match
Pasangan
test
Pasan
gan
skor
1 T-02 30 A a-b T-02 – T-11 30-29
2 T-11 29 B
3 T-04 28 B a-b T-04 – T-05 28-28
4 T-05 28 A
5 T-03 27 A a-b T-03 – T-09 27-26
6 T-09 26 B
7 T-12 25 B a-b T-12 – T-10 25-25
8 T-10 25 A
9 T-07 24 A a-b T-07 – T-01 25-20
10 T-01 20 B
11 T-06 16 B a-b T-06 – T-08 16-14
12 T-08 14 A
Lampiran 12
92
92
Alat dan Perlengkapan Penelitian
1. Lapangan Tenis
2. Raket Tenis
3. Bola Tenis
4. Blanko Penelitian
5. Meteran
6. Alat Tulis
7. 5 angka Sasaran
8. Tali rafia
9. Lakban
Lampiran 13
93
93
PETUGAS PENELITIAN
NO NAMA TUGAS
1 Nuara Galih Nugraha Peneliti
2 Bu terry Pelatih
3 Pak sobri Pengumpan
4 Ivan Pencatat skor
5 Anang Pengambil bola
6 Hendra Dokumentasi
7 Eko Pengambil bola
Lampiran 14
94
94
TABULASI DATA PENELITIAN HASIL BACKHAND DRIVE
Lampiran 15
KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL
NO NAMA Pretest1 Posttest1 NO NAMA Pretest2 Posttest2
1 Amos 30 45 1 Hendri 29 44
2 Abid 28 41 2 Fauza 28 45
3 Reno 26 44 3 Arief 26 41
4 Manggi 20 37 4 Septian 24 30
5 Ariel 16 35 5 Adrian 14 25
Maksimum 30,0 45,0 Maksimum 29 45
Minimum 16,0 35,0 Minimum 14 25
Rata-rata 24,0 40,4 Rata-rata 24,2 37
Simpangan
baku 5,8 4,3
Simpangan
baku 6,01664 8,97218
NO
NAMA KODE USIA
(THN)
SKOR JML
SKOR
95
95
HASIL TES AKHIR (POST TEST)
HASIL TES AKHIR
Lampiran 16
Standar Deviasi Pretest Kelompok Eksperimen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Manggi T-01 14 3 4 4 5 4 5 5 2 3 2 37
2 Amos F T-02 14 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 45
3 Fatima T-03 12 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 42
4 Fauza R T-04 12 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 45
5 Abid T-05 9 5 4 5 3 5 4 4 4 3 4 41
6 Ariel T-06 11 2 4 5 5 4 3 4 3 2 3 35
7 Septian T-07 10 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 30
8 Adrian T-08 12 2 4 4 3 3 2 2 2 2 1 25
9 Reno T-09 13 5 5 5 5 4 4 5 5 2 4 44
10 Jesica T-10 12 4 4 5 5 4 3 5 4 5 5 44
11 Hendri T-11 14 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5 44
12 Arief T-12 12 4 4 5 5 4 3 5 4 4 3 41
96
96
√
= 5,215
Lampiran 17
Standar Deviasi Pretest Kelompok Kontrol
No. Kelompok eksperimen
X2 No. Tes Nama Nilai (Xi)
1 T-02 Amos
30 6 36
2 T-04 Abid
28 4 16
3 T-08 Reno
26 2 4
4 T-01 Manggi
20 -4 16
5 T-05 Ariel
16 -8 64
Jumlah 120 136
Rata-rata ( ) 24
Minimum 16
Maksimum 30
Standar Deviasi (SD) 5,215
Dari hasil tersebut di atas maka dapat dipahami sebagai berikut: 1. N kelompok eksperimen I : 5 2. Nilai maksimum : 30 3. Nilai minimum : 16 4. Nilai rata-rata : 24 5. Nilai Standar Deviasi :5,215
97
97
√
= 5,329
Lampiran 18
Hasil Postest Kelompok Eksperimen
No. Kelompok Kontrol
X2 No. Tes Nama Nilai (Xi)
1 T-09 Hendri
29 5 25
2 T-03 Fauza
28 4 16
3 T-10 Arif
25 1 1
4 T-06 Septian
24 0 0
5 T-07 Adrian
14 -10 100
Jumlah 120 142
Rata-rata ( ) 24
Minimum 14
Maksimum 29
Standar Deviasi (SD) 5,329
Dari hasil tersebut di atas maka dapat dipahami sebagai berikut: 1. N kelompokeksperimen II : 5 2. Nilaimaksimum : 14 3. Nilai minimum : 29 4. Nilai rata-rata : 24 5. NilaiStandarDeviasi :5,329
98
98
Hasil Postest Kelompok Kontrol
Lampiran 19
Perhitungan uji tTerhadap Hasil Pre Test KelompokEksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Kelompok eksperimen
No. Tes Nama Nilai (Xi)
1 T-02 Amos
45
2 T-04 Abid
41
3 T-08 Reno
44
4 T-01 Manggi
37
5 T-05 Ariel
35
Jumlah 202
No. Kelompok Kontrol
No. Tes Nama Nilai (Xi)
1 T-09 Hendri
44
2 T-03 Fauza
45
3 T-10 Arif
41
4 T-06 Septian
30
5 T-07 Adrian
25
Jumlah 185
99
99
t =
2
( −1)
=
22
( −1)
=
√ =
= 0
t hitung = 0 t tabel = 2,262
Jadi, t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, maka tidak ada perbedaan hasil pre
test antara kelompok eksperimen dan kelompok kelompok atau kedua kelompok
tersebut mempunyai kemampuan yang sama.
Lampiran 20
No
No Pasangan Xa Xb D
(Xa-Xb) d
(D-Md) d2
1 T-02 – T-09 30 29 1 1 1
2 T-03 – T-03 28 28 0 0 0
3 T-08 – T-10 26 25 1 1 1
4 T-01 – T-06 20 24 -4 -4 16
5 T-05 – T-07 16 14 2 2 4
Jumlah
17 0 22
100
100
Standar Deviasi Postest Kelompok Eksperimen
√
= 3,878
Lampiran 21
No. Kelompok eksperimen
X2 No. Tes Nama Nilai (Xi)
1 T-02 Amos
45 4,6 21,16
2 T-04 Abid
41 0,6 0,36
3 T-08 Reno
44 3,6 12,96
4 T-01 Manggi
37 -3,4 11,56
5 T-05 Ariel
35 -5,4 29,16
Jumlah 202 75,2
Rata-rata ( ) 40,4
Minimum 35
Maksimum 45
Standar Deviasi (SD) 3,878
Dari hasil tersebut di atas maka dapat dipahami sebagai berikut: N kelompok Eksperimen I : 5 Nilai maksimum : 45 Nilai minimum : 35 Nilai rata-rata : 40,4 Nilai Standar Deviasi : 3,878
101
101
Standar Deviasi postest Kelompok Kontrol
√
= 8,024
Lampiran 22
No. Kelompok Kontrol
X2 No. Tes Nama Nilai (Xi)
1 T-09 Hendri
44 7 49
2 T-03 Fauza
45 8 64
3 T-10 Arif
41 4 16
4 T-06 Septian
30 -7 49
5 T-07 Adrian
25 12 144
Jumlah 185 322
Rata-rata ( ) 37
Minimum 25
Maksimum 44
Standar Deviasi (SD) 8,024
Dari hasil tersebut di atas maka dapat dipahami sebagai berikut: N kelompok eksperimen II : 5 Nilai maksimum : 44 Nilai minimum : 25 Nilai rata-rata : 37 Nilai Standar Deviasi : 8,024
102
102
Perhitungan Uji tTerhadap Perbedaan Hasil Pos Test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
t =
2
( −1)
=
11 2
2
=
√ =
= 1,404
t hitung = 1,404 t tabel = 2,262
Jadi, t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, maka tidak ada perbedaan hasil
postest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Lampiran 23
Penghitungan Uji t
No
No Pasangan Xa Xb D
(Xa-Xb) d
(D-Md) d2
1 T-02 – T-09 45 44 1 -2,4 5,76
2 T-04 – T-03 41 45 -4 -7,4 54,76
3 T-08 – T-10 44 41 3 -0,4 0,16
4 T-01 – T-06 37 30 7 3,6 12,96
5 T-05 – T-07 35 35 10 6,6 43,56
Jumlah
17 0 117,2
103
103
Terhadap Hasil Pre test dan Post test Kelompok Eksperimen
t =
2
( −1)
=
23 2
2
=
√ =
= -15,227
thitung -15,227 > ttabel 2,262 ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara data
pre test dengan data post test pada kelompok eksperimen, dengan demikian
dapat disimpulkan ada pengaruh latihan sasaran bertahap ke belakang terhadap
kemampuan melakukan backhand drive.
Lampiran 24
No
No Tes Xa Xb D
(Xa-Xb) d
(D-Md) d2
1 T-02 30 45 -15 1,4 1,96
2 T-04 28 41 -13 3,4 11,56
3 T-08 26 44 -18 -1,6 2,56
4 T-01 20 37 -17 -0,6 0,36
5 T-05 16 35 -19 -2,6 6,76
Jumlah 120 202 -82 23,2
104
104
Penghitungan Uji t
Terhadap Hasil Pre test dan Post test Kelompok Kontrol
t =
2
( −1)
=
2
2
=
√ =
= -6,422
thitung = -3,914>ttabel = 2,262 ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara data
pre test dengan data post test pada kelompok kontrol, dengan demikian dapat
disimpulkan ada pengaruh latihan sasaran bertahap ke samping terhadap
kemampuan backhand drive.
No
No Tes Xa Xb D
(Xa-Xb) d
(D-Md) d2
1 T-01 29 44 -15 -2 4
2 T-20 28 45 -17 -4 16
3 T-17 25 41 -16 -3 9
4 T-15 24 30 -6 7 49
5 T-14 14 25 -11 2 4
Jumlah 120 185 -65
82
top related