skripsi -...
Post on 04-Aug-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
ENY LATIFAH
115-14-060
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
ENY LATIFAH
115-14-060
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
Dr. Hj. Maslikhah S.Ag., M.Si
Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
: Eny Latifah
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan memberi arahan dan perbaikan seperlunya, maka
kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Eny Latifah
NIM : 115-14-060
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA
DAN SIFATNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUL ISLAMIYAH
NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA
SALATIGA TAHUN 2018
Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera di
munaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 23 April 2018
Pembimbing
Dr. Hj. Maslikhah S.Ag M.Si
NIP: 1970052920003001
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
(FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km.2 telepon: (0289) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
DISUSUN OLEH
ENY LATIFAH
115-14-060
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 4 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag,. M.Phil
Sekertaris Penguji : Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si
Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
Penguji II : Dra. Nur Khasanah, M.Pd
Salatiga, 4 Juli 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
SUWARDI, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1002
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KES EDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ENY LATIFAH
NIM : 115-14-060
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain dan saya tidak
keberatan apabila skripsi saya dipublikasikan. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk sesuai dengan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 23 April 2018
Yang menyatakan
Eny Latifah
vii
MOTTO
هإن رلهللا ي ايغه ى بقهوم مه ت رواحه ي ايغه هنفسهممه ...بأ ...
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(Q.S Ar-Ra’d: 11)
viii
PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Allah Swt atas taufiq, hidayah serta ridho-NyA;
2. Kedua orang tuaku tercinta bapak Wulanto dan ibu Khotijah yang
takhenti-henti mendidik, memanjatkan doa, memberikan dukungan serta
melimpahkan kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan S1;
3. Adikku tercinta Lailatul Mubarokah yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis, semoga kelak bisa menjadi kebanggaan keluarga;
4. Keluarga besar mbah Komarudin dan mbah Khasanah, bulek, paman,
serta sepupuku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih
atas dukungannya; dan
5. Sahabatku Rini Budi S, Fatichatur R, Khafidotul L dan M. Misbakhul
Munir yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis;
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Swt. yang
telah memberikan rahmad dan karunianya-Nya kepada penulis sehingga skripsi
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada siswa kelas III di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga” ini
selesai. Sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw yang akan memberikan syafaatnya. Penelitian tindakan kelas
ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan.
Penyusunan penelitian tindakan kelas ini tidak lepas dari hambatan dan
rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, nasihat dan
dorongan dari berbagai pihak segala hambatan dan rintangan dapat teratasi
dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Ibu Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag selaku Dosen Pembimbing
Akademik
5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
dengan sabar telah membimbing, mengarahkan dan memberi masukan
dalam penyusunan skripsi ini;
x
6. Bapak dan ibu Dosen FTIK yang telah memberikan bekal ilmu;
7. Bapak Drs. Marno selaku Kepala Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo;
8. Bapak Abdul Wahab, S.Ag selaku Wali Kelas II MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo;
9. Teman-teman PGMI 2014; dan
10. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membatu dan memberikan motivasi, dukungan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang mereka
berikan kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Salatiga, 23 April 2018
Penulis,
xi
ABSTRAK
Latifah, Eny. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya
Melalui Metode Eksperimeni pada siswa kelas III MI Tarbitayul
Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2018.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Dr. Hj. Maslikhah., S.Ag.,M.Si.,
Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Metode Eksprerimen
Pembelajaran IPA di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga belum menggunakan berbagai metode pembelajaran
aktif dan masih menggunakan metode yang kurang tepat dalam proses
pembelajarannya. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya
perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi
benda dan sifatnya. Terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa dari total
keseluruhan 21 siswa hanya terdapat 9 siswa yang mencapai KKM dan 12 siswa
yang belum mencapai KKM 70. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan
sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya melalui metode
eksperimen pada siswa kelas III di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dengan tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penerima tindakan adalah
siswa kelas III yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru,
lembar observasi siswa, laporan eksperimen dan tes evaluasi. Metode
pengumpulan data adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Data
dianalisis secara statistik dengan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas
belajar siklus dihentikan.
Hasil penelitian ini menunjukan dengan adanya peningkatan hasil belajar
IPA pada siswa kelas III materi benda dan sifatnya. Terbukti dengan adanya
peningkatan hasil pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa mencapai
ketuntasan hanya 42,85% dengan rata-rata pra siklus 65,57, sedangkan pada
siklus I mencapai 52,38% dengan rata-rata nilai 65,90, siklus II mencapai
71,42% dengan rata-rata 72,76, siklus III mencapai 85,71% dengan rata-rata
77,42. Pencapaian hasil belajar pada siklus terakhir menyatakan bahwa target
pencapaian indikator keberhasilan sudah memenuhi yaitu 85,71% dari total
keseluruhan siswa yang tuntas belajar dari target indikator keberhasilan ≥ 85%.
Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MI tarbiyatul Islamiyah Noborejo
dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai KKM
kelas ≥ 70.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii
JUDUL ........................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Kegunaan Penelitian........................................................................... 8
E. Hipotesis Tindakan............................................................................. 10
F. Metode Penelitian............................................................................... 11
1. Rancangan Penelitian ................................................................... 11
2. Subjek Penelitian .......................................................................... 13
3. Langkah-langkah Penelitian ......................................................... 13
4. Instrumen Penelitian..................................................................... 15
5. Pengumpulan Data ....................................................................... 16
6. Analisis Data ................................................................................ 17
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 18
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 19
1. Materi IPA Benda danSifatnya .................................................... 19
2. Belajar .......................................................................................... 27
a. Pengertian Belajar .................................................................. 27
b. Prinsip Belajar ........................................................................ 29
c. Tujuan Belajar ........................................................................ 30
3. Hasil Belajar ................................................................................. 31
a. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 31
b. Macam-macam Hasil Belajar ................................................. 32
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar .................... 35
4. Hakikat IPA .................................................................................. 36
a. Pengertian IPA ....................................................................... 36
b. Tujuan IPA ............................................................................. 37
5. Metode Eksperimen ..................................................................... 38
a. Pengertian Metode Eksperimen .............................................. 38
b. Tujuan Metode Eksperimen ................................................... 39
c. Langkah-langkah Metode Eksperimen ................................... 39
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ................... 40
e. Kajian Pustaka ........................................................................ 41
f. Pelaksaan Penelitian ............................................................... 43
xiv
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Letak Geografis MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ......................... 53
B. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo....................... 53
1. Identitas Sekolah .......................................................................... 53
2. Visi dan Misi ................................................................................ 54
3. Struktur Organisasi ...................................................................... 54
4. Keadaan Guru............................................................................... 55
5. Keadaan Siswa ............................................................................. 56
6. Karakteristik Siswa ...................................................................... 56
7. Kolaborator Penelitian ................................................................. 57
8. Waktu Penelitian .......................................................................... 57
9. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 58
10. Deskripsi Siklus I ......................................................................... 58
11. Deskripsi Siklus II ........................................................................ 65
12. Deskripsi Siklus III ...................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus .................................................................... 74
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Pra Siklus ...................................... 74
2. Deskripsi Data Siklus I ................................................................ 74
3. Deskripsi Data Siklus II ............................................................... 75
4. Deskripsi Data Siklus III .............................................................. 79
B. Pembahasan ........................................................................................ 81
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 88
B. Saran ................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................... 152
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indentitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ............................... 49
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ................. 51
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo .............. 52
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo . 52
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas............................. 54
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ........................................... 74
Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I................................................ 76
Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................. 78
Tabel 4.4 Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ............................................. 80
Tabel 4.5 Rekapitusi Hasil Belajar Siswa Siklus I- Siklus III ....................... 88
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK .............................................................. 12
Gambar 2.1 Sifat Benda Padat ....................................................................... 20
Gambar 2.2Sifat Benda Cair .......................................................................... 21
Gambar2.3 Sifat Benda Gas ........................................................................... 22
Gambar 2.4 Es Batu ....................................................................................... 23
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo . 51
Gambar 4.1 Grafik Pesentase Hasil Belajar Siklus I – Siklus III ................... 83
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I ...................................................... 83
Gambar 4.3 Garfik Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 84
Gambar 4.4 Garfik Hasil Belajar Siklus III ................................................... 84
Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Belajar Siklus I – Siklus III ................. 85
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I .............................................................................. 91
Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I .............................................. 97
Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................. 98
Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 99
Lampiran 5 Lembar Laporan Eksperimen Siklus I ...................................... 104
Lampiran 6 RPP Siklus II ............................................................................ 106
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 112
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II............................................ 113
Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siklus II...................................................... 114
Lampiran 10 Lembar Laporan Eksperimen Siklus II ..................................... 119
Lampiran 11 RPP Siklus III ........................................................................... 121
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus III............................................ 127
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus III .......................................... 128
Lampiran 14 Nilai Hasil Belajar Siklus III .................................................... 129
Lampiran 15 Lembar Laporan Eksperimen SiklusIII .................................... 134
Lampiran 16 Dokumentasi Pembelajaran ...................................................... 136
Lampiran 17 Surat Ijin Melakukan Penelitian ............................................... 143
Lampiran 18 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................. 144
Lampiran 19 Lembar Konsultasi .................................................................... 145
Lampiran 20 SKK .......................................................................................... 147
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah satu usaha yang bersifat sadar-tujuan, yang
dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku menuju
kedewasaan siswa. Perubahan yang dimaksud itu menunjuk pada suatu
proses yang harus dilalui. Tanpa adanya proses pendidikan perubahan
tidak mungkin terjadi. Tanpa pendidikan tujuan tak dapat dicapai. Proses
yang dimaksud di sini adalah proses pendidikan atau proses edukatif.
Pendidikan berfungsi membimbing proses pelajaran di dalam kehidupan,
yakni membimbing memperkembangkan diri sesuai dengan tugas-tugas
perkembangan yang harus dijalankan oleh seorang pelajar. Tugas
perkembangan tersebut mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Hasil tinjauan secara luas akan jelas
nampak bahwa proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang
adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil
belajar. Guru dibutuhkan, untuk memberikan bekal hidup yang berguna.
Guru harus memberikan secara edukatif. Jelasnya guru harus menciptakan
situasi yang interaktif dan edukatif (Surakhmad, 1986: 14).
Firman Allah Swt dalam Al-qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11
بما الهذ ين امنوامنكم والهذ ين اوتواالعلم د رجت وللاه يرفع للاه
تعملو ن خبير
Artinya: Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
2
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Pendidikan mempunyai bagian penting adalah kegiatan
pembelajaran.Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu
belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar tersebut, ada guru sebagai
pengajar dan siswa sebagai subjek belajar. Belajar menurut E.R
Hilgard(dalam Susanto 2013: 3) merupakan suatu perubahan kegiatan
reaksi terhadap lingkungan.Perubahan yang dimaksud mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui
pengalaman.
Surakhmad (1986: 23) berpendapat, seluruh manusia dari berbagai
kalangan mencari efisien kerja dengan menetapkan metode yang baik
untuk mencapai suatu tujuan.Sangat janggal, bahwa untuk waktu yang
sangat panjang, sekolah telah bertahan memakai satu jenis metode yang
dilaksanakan dengan sangat buruk.Untuk segala hal, anak dipaksa
mendengarkan ceramah guru, dan menanti giliran untuk diberi tugas.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang
menghendaki siswa untuk memiliki keterampilan proses yang
menekankan pada fakta dan pendekatan konsep. Keterampilan proses
dianggap sangat penting untuk pembelajaran IPA. Harlen (dalam Sapriyati
2011:4.2), mengemukakan alasan untuk itu yaitu; peranan keterampilan
proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah. Carin (
dalam Sapriyati 201: 4.4-4.5) menyampaikan pula alasan tentang
pentingnya keterampilan prosesdalam pembelajaran IPA berupa belajar
3
sepanjang hayat yang dapat digunakan untuk belajar berbagai macam ilmu
yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang ahli sejarah Bullock (dalam Departemen Agama RI, 2002:
2),
menganggap IPA sebagai suatu kebudayaan orang modern. IPA
merupakan suatu proses terbuka sehingga imajinasi, hipotesis, kritik, dan
kontroversi berperan penting di dalamnya. IPA sebagai suatu studi yang
banyak berkaitan dengan manusia atau masyarakat, suatu studi yang
memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan, dan juga analisis.
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Sabtu tanggal 6 Januari 2018
dengan guru kelas 3 MI Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga (Abdul
Wahab) menurutnya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah
menggunakan berbagai metode yang pasti digunakan dalam pembelajaran
yaitu metode ceramah, metode pembelajaran aktif seperti metode
observasi, pengamatan lapangan. Hasil yang didapatkan dari pengggunaan
metode ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
mengakibatkan antusias siswa kurang. Penggunaan metode ceramah guru
lebih banyak menerangkan, sedangkan siswa hanya menyimak melalui
buku pegangan. Kondisi tersebut menyebabkan siswa merasa bosan,
ngantuk dalam mengikuti pelajaran. Hasil selanjutnya dari penggunaan
metode observasi dan pengamatan lapangan yaitu, metode tersebut cukup
membuat siswanya antusias dalam pengikuti pembelajaran dan mampu
membuat siswa mengerti apa yang dipelajarinya namun pemahaman siswa
4
terkait materi hanya sesaat saja. Pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya
hasilnya sudah cukup memuaskan, namun masih ada beberapa siswa yang
hasilnya itu masih belum memenuhi KKM. Nilai KKM matapelajaran IPA
di MI Noborejo adalah 70. Hal itu dapat dilihat dari data pra siklus yang
menyatakan bahwa dari jumlah 21 siswa terdapat 12 siswa yang belum
tuntas belajar dan 9 siswa dinyatakan sudah tuntas belajar sedangkan
target pencapaiannya ≥ 85% dari total keseluruhan siswa kelas III tuntas
belajar maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan
metode yang tepat guna untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
III.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna dengan hasil belajar yang lebih memuaskan
adalah dengan mencoba menggunakan metode eksperimen dalam proses
pembelajarannya. Metode eksperimen akan memberi kesempatan pada
peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu. Metode eksperimen juga dapat
menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah. Penggunaan metode
eksperimen yang memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam
pembelajaran IPA merupakan salah satu solusi yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil pembelajaran IPA siswa.
5
Guru menerapkan metode positif untuk memotivasi siswa sehingga
siswa bersemangat untuk belajar, mau bekerja giat, mengikuti peraturan
(Majid, 2014: 306). Materi dalam pembelajaran IPA banyak sekali materi
yang harus melakukan percobaan. Metode yang cocok dalam
pembelajaran IPA hendaknya menggunakan metode yang dapat memberi
keterampilan proses dan pengalaman langsung dalam kegiatan
pembelajarannya dan tentunya tidak membosankan. Penggunaan metode
eksperimen menjadikan siswa turut berperan dalam proses
pembelajarannya. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran
IPA materi benda dan sifatnya, dapat memberi keterampilan proses dan
pengalaman langsung dalam proses pembelajarannya, selain itu siswa juga
berperan langsung dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses
berperan langsung pada siswa untuk motivasi belajar. Motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran akan membuat siswa paham akan materi yang
mereka pelajari dan itu akan menjadikan hasil belajar siswa tersebut
menjadi optimal.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus
digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa
diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif.
Penggunaan metode harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara
siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru sehingga proses
pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, dalam
6
memilih dan menerapkan metode mengajar guru harus mengutamakan
untuk melakukan tindakan bagaimana caranya membelajarkan siswa
supaya efektif dan maksimal dalam melakukan proses pembelajaran
sehingga memperoleh hasil belajar yang baik (Anitah, 2009: 5.4-5.5).
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang membuat siswa
merasa bosan berakibat pada rendahnya motivasi belajar. Rendahnya
motivasi belajar siswa di kelas dapat mengakibatkan menurunnya hasil
belajar dan juga dapat mengarah pada masalah kedisplinan. Siswa yang
tidak tertarik pada apa yang mereka pelajari atau tidak melihat adanya
relevansi di dalamnya bisa menjadi gangguan di kelas karena adanya
perbedaan nilai dan tujuan antara siswa dan guru (Majid 2014: 305).
Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam proses pembelajaran
tersebut kurang mendorong siswa untuk ikut serta berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini guru perlu menerapkan
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga
diperoleh hasil belajar yang optimal.
David (dalam Majid, 2014: 21), berpendapat cara untuk mencapai
sesuatu untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan seperangkat metode
pengajaran tertentu. Dilihat dari pengertian tersebut maka metode
pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Metode
digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan
mengkhususkan aktivitas guru dan siswa terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung. Metode bisa digunakan melalui salah satu
7
strategi, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada
dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat
divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang
akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru hendaknya menerapkan metode yang dapat memotivasi siswa
sehingga siswa bersemangat untuk belajar, dan aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Materi dalam pembelajaran IPA hendaknya
menggunakan metode yang dapat memberi keterampilan proses dan
pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajarannya dan
menyenangkan. Penggunaan metode eksperimen menjadikan siswa turut
berperan langsung dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya, dapat
memberi keterampilan proses dan pengalaman langsung kepada siswa,
selain itu siswa juga berperan langsung dalam proses pembelajaran.
Keterampilan proses yang diberikan pada siswa untuk motivasi belajar.
Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan membuat siswa paham
akan materi yang di pelajari dan itu akan menjadikan hasil belajar siswa
tersebut menjadi lebih baik.
Penelitian Tindakan Kekas (PTK) merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
8
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru
pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran
(Sumadayo, 2013: 20).
Tujuan penelitian adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan
menerapkan metode eksperimen sehingga hasil belajar siswa kelas III
meningkat dengan baik terutama dalam pembelajaran IPA materi Bentuk
dan Sifatnya.
Berkenaan dengan hal ini, penulis memilih untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III
Materi Benda dan Sifatnya Melalui Metode Eksperimen pada siswa kelas
III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatan hasil belajar IPA materi
Benda dan Sifatnya pada siswa kelas III MI Noborejo Tarbiyatul
Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018?
2. Apakah metode eksperimen dapat membantu siswa untuk mencapai
KKM kelas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk:
9
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Benda dan sifatnya
melalui penerapan metode eksperimen pada siswa kelas III MI Noborejo
Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2018.
2. Mengetahui bahwa metode eksperimen dapat membantu siswa mencapai
KKM kelas.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharap dapat memberi manfaat bagi beberapa
pihak, baik secara teoretis maupun praksis.
1. Kegunaan secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu atau literatur tentang
pembelajaran IPA, khususnya mengenai pengaruh metode
eksperimen terhadap motivasi dan hasil di MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga; dan
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk kajian
lanjutan bagi peneliti lain khususnya pada pendidikan di MI.
2. Kegunaan secara Praksis
a. Bagi Guru
Bagi guru dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam
melakukan kegiatan pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran IPA, sehingga metode eksperimen dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
10
b. Bagi Sekolah
Bagi sekolah hasil penelitian diharapkan bermanfaat
sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan
untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
c. Bagi siswa
Bagi siswa dapat memberi pengalaman belajar khususnya
dalam pembelajaran IPA.
d. Bagi peneliti
Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dan
penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampuan peneliti
dalam mengangkat suatu fenomena di sekolah.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah jika metode eksperimen
diterapkan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
IPA materi benda dan sifatnya pada siswa kelas III MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo tahun 2018.
2. Inditator Keberhasilan
Penerapan metode eksperimen ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah
sebagai berikut:
11
a. Secara Individu
Siswa dinyatakan berhasil apabila mencapai skor ≥70
pada materi Benda dan Sifatnya;
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam
satu kelas mendapat nilai ≥ 70.
F. Metode Penelitian
a. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hakikat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi
meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran (Sumadayo, 2013: 20).
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian PTK adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan
oleh guru di dalam kelas dengan menerapkan metode eksperimen
sehingga hasil belajar siswa kelas III meningkat dengan baik terutama
dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya. Tindakan Kelas
yang digunakan adalah tindakan kolaboratif, dimana peneliti
bertindak sebagai pengamat.
12
Sukmadinata (dalam Sumadoyo 2013: 27) berpendapat
langkah-langkah penelitian tindakan menurut beberapa ahli, yaitu (a)
Stephen Kemmis (1990): pengamatan, perencanaan, tindakan
pertama, monitoring, refleksi, berpikir ulang, evaluasi; (b) Richard
Sagor : perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data,
pelaporan hasil, dan perencanaan tindakan; (c) Ernest Stinger (1996):
mengamati, berpikir, dan bertindakmengemukakan prosedur langkah-
langkah pelaksanaan PTK terdiri atas empat tahap, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi (kemmis
dan McTaggart dalam Kasbolah, 1998: 14; Depdikbud, 1999: 6-8;
Wiriatmaja, 2006: 666-67). Keempat tahapan tersebut merupakan
proses siklus atau spiral.
Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada Gambar 1.1
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
Sumber: Sumini, 2010:12
(diadaptasi dari Kasihani Kasbolah 1998)
13
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada mata
pelajaran IPA materi bentuk dan sifatnnya. Jumlah siswa kelas III ada
21 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan
kolabolator dengan guru kelas III yaitu bapak Abdul Wahab S. Ag.
c. Langkah-Langkah Penelitian
Sumini (2010: 6) dalam penyusunan desain dan prosedur
penelitian tindakan kelas perlu dirumuskan terlebih dahulu
rencana berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih kritis.
Ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang harus
diperhatikan yaitu penyusunan program, tindakan, observasi dan
refleksi, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut.
1. Penyusunan Program atau Perencanaan
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang
tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan.
Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan dengan
dua pengertian. Pertama, tindakan harus mempertimbangkan
resiko yang ada dalam perubahan sosial di kelas dan mengakui
kendala nyata baik yang bersifat material maupun psikologis.
Kedua, tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih
karena memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara
lebih efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih bijaksana dan
14
hati-hati (Suwarsih Madya, 1994). Tahapan perencanaan ini
terdiri dari:
a. Guru dibantu peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode eksperimen;
b. Guru dibantu peneliti menyiapkan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Guru dibantu peneliti merencanaan tindakan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen; dan
d. Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran
menggunakan metode eksperimen.
2. Tindakan atau Pelaksanaan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi
praktek yang cermat dan bijaksana.Tindakandituntun oleh
perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya mengacu
dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat
bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh
rencana. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan
diterapkan metode eksperimen sebagai alat bantu dalam
menyampaikan materi.
3. Observasi atau Pengamatan
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terkait.Peneliti tindakan kelas harus
15
mengamati proses tindakannya, pengaruh tindakannya baik
yang disengaja atau tidak disengaja, keadaan dan kendala
tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan
pengaruhnya serta persoalan-persoalan lain yang muncul.
4. Refleksi
Refleksi merupakan proses mengingat dan merenungkan
kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi.
Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin
ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan
keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya
dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi,
refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan
memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek
evaluatif.
d. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang diinginkan atau dibutuhkan
oleh peneliti (Andriani, 2012: 5.6). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
16
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan
metode eksperimen;
2. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi bentuk dan sifatnya;
3. Lembar observasi guru saat menerapkan metode eksperimen dalam
proses pembelajaran; dan
4. Lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran
menggunakan metode eksperimen.
e. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek
penelitian.Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang
telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode, wawancara, observasi, tes, dan
dokumentasi, uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya kecil atau sedikit.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk menjaring informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
17
3. Tes
Tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan
belajar mengajar (Djamarah, 2010: 218). Tes digunakan dalam
penelitian ini mengetahui hasil belajar siswa kelas III MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya pada saat
pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian digunakan sebagai alat
untuk mengidentifikasi kecenderungan dalam penelitian dan
praktek mengenai suatu fenomena dalam suatu bidang
(Andriani 2012: 5.4). Dokumentasi merupakan alat untuk
mengumpulkan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret
kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk
mendapatkan gambaran tentang MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
f. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul
digunakan mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Analisis data dilakukan
dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif
pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul
18
dianalisis persiklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang
dicapai siswa.Hal ini untuk membuntuhkan hipotesis tindakan maka
hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung
ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal
mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan.
X 100%
(Dariyanto 2011:192)
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, rancangan penelitian,
metode penelitian, rancangan penelitian, langkah-langkah penelitian,
instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data dan sistematika
penulisan .
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori, kajian
pustaka, pelaksanaan penelitian, dan KKM.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang deskripsi
pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi),
deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksaan siklus III.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat
deskripsi per siklus (data hasil penelitian dan refleksi) dan pembahasan.
BAB V Penutup. Bab ini memuat kesimpulan dan saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Benda dan Sifatnya
Materi IPA Bentuk dan sifatnya merupakan salah satu yang
terdapat di kelas III Madrasah Ibtidaiyah, uraian materi tentang
bentuk dan sifatnya adalah sebagai berikut sifat benda berdasarkan
wujudnya, perubahan sifat benda, dan kegunaan dari benda.
a. Sifat Benda Berdasarkan Wujudnya
Sifat batu adalah mempunyai bentuk dan ukuran yang
tetap. Benda dengan sifat seperti ini disebut sebagai benda padat.
Sedangkan air memiliki sifat bentuknya mengikuti wadahnya,
ukurannya tetap. Bentuk air akan selalu mengikuti tempat di
mana ia berada. Benda dengan sifat seperti ini disebut sebagai
benda cair.
Setiap detik kita melakukan kegiatan bernapas. Tanpa
bernapas manusia akan mati. Bernapas adalah menghirup udara
dan mengambil oksigen yang ada di udara dan menghembuskan
karbon dioksida (CO2) ke udara. Udara, oksigen, dan karbon
dioksida tidak bisa dilihat. Berbeda dengan batu dan air yang bisa
dilihat. Benda dengan sifat seperti udara, oksigen, dan karbon
dioksida disebut sebagai benda gas. Sifat gas adalah mempunyai
bentuk dan ukuran yang berubah-ubah (Wiyanto, 2010: 52).
20
Wiyanto (2010: 53-55) sifat benda berdasarkan wujudnya
dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Sifat Benda Padat
Di sekitar lingkungan rumah maupun sekolah terdapat
benda padat. Benda padat ada yang berbentuk keras, seperti
batu, dan ada yang lunak, seperti daging. Benda padat dapat
dipegang sehingga dapat diketahui sifat keras dan lunaknya.
Benda padat mempunyai sifat ukuran dan bentuknya tetap
atau tidak berubah. Ambil contoh penggaris dan penghapus.
Penggaris dan penghapus merupakan benda keras sehingga
apabila diletakkan di mana saja, bentuk penggaris dan
penghapus tidak akan berubah.
Bentuk benda padat dapat diubah. Piring yang jatuh
berserakan, kertas sobek, plastisin, dan kacang tanah yang
dihancurkan. Berikut adalah Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Benda Padat
(Sumer: Purwanti 2010: 59 )
21
2) Sifat Benda Cair
Sifat benda cair seperti air adalah contoh dari benda
cair. Sifat benda cair, menekan kesegala arah, benda cair itu
menempati ruang atau mengikuti bentuk wadahnya. Benda
cair mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
Bentuk permukaan benda cair tenang selalu datar, itu terlihat
pada wadah yang tembus pandang. Benda cair juga meresap
melalui celah-celah kecil. Contoh benda cair; air, dan
minyak. Berikut adalah Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Sifat benda cair
(Sumber: Purwanti 2010: 61)
3) Sifat Benda Gas
Sifat benda gas seperti udara adalah contoh gas. Udara
tidak dapat dilihat, tetapi bisa dirasakan. Apabila kamu
berdiri di tanah lapang, kamu akan merasakan udara menerpa
tubuhmu. Angin adalah udara yang bergerak. Contoh lain
tentang keberadaan udara adalah pada balon yang ditiup.
Balon yang ditiup akan menggelembung dan menjadi besar.
Hal ini karena balon tersebut berisi udara yang kita tiupkan.
22
Semakin kencang kita meniup, maka semakin besar balon
tersebut menggelembung. Seluruh bagian balon tersebut
penuh berisi udara. Hal ini karena sifat udara adalah
memenuhi ruangan. Bentuk dan ukuran udara berubah sesuai
dengan tempat yang diwadahinya dapat dilihat pada Gambar
2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3. Benda gas yang menempati segala ruang
(Sumber: Purwanti 2010: 63)
b. Perubahan Sifat Benda
Purwanti (2010: 64) berpendapat, perubahan sifat benda
dibagi menjadi beberapa, yaitu perubahan sifat benda di tempat
terbuka, perubahan benda karena dipanaskan, perubahan sifat
benda karena dibakar, uraiannya sebagai berikut:
1) Perubahan Sifat Benda di Tempat Terbuka
Es batu dipakai untuk mendinginkan minuman. Es
batu ada yang berbentuk balok, ukurannya ada yang besar
dan kecil. Meski demikian es batu memiliki sifat khas. Sifat
tersebut antara lain berupa benda padat. Bentuknya seperti
23
batu. Jika diletakkan ditempat terbuka es batu akan mencair.
Selain es batu ada juga es krim, meskipun sama-sama es,
namun bentuknya berbeda. Es batu memiliki bentuk padatan
yang lebih keras dibanding es krim. Padatan es krim jauh
lebih lunak menyerupai krim. Jika ditempatkan di tempat
terbuka maka es krim akan mencair. Es krim ukuran sama
lebih cepat mencair dibandingkan es batu. Perubahan sifat
benda pada es batu dan ice cream disebut dengan mencair
yaitu perubahan benda padat menjadi cair. Berikut adalah
Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Es Batu
(Sumber: Purwanti 2010: 65)
Agar-agar juga mengalami perubahan apabila
ditempatkan ditempat terbuka, agar-agar yang masih panas
atau setelah dimasak apabila dibiarkan di tempat terbuka
akan berubah. Perubahan yang dapat diamati yaitu
perubahan bentuk. Agar-agar panas berupa cairan, setelah
dingin berubah menjadi lebih keras. Bentuk agar-agar sesuai
24
dengan wadahnya. Perubahan pada agar-agar ini disebut
dengan membeku yaitu perubahan benda cair menjadi padat.
Perubahan yang terjadi pada agar-agar, juga terjadi
pada kapur barus. Kapur barus dapat digunakan untuk
mengusir kecoak. Kecoak dapat merusak pakaian. Di
samping itu kapur barus dapat mengharumkan baju. Kapur
barus ada berbagai bentuk dan warna. Ada yang berbentuk
kotak, ada yang bulat, dan sebagainya. Mula-mula kapur
barus berbentuk padat. Kapur barus jika dibiarkan saja, lama
kelamaan akan habis. Perubahan yang tejadi pada kapur
barus disebut dengan menyublim yaitu perubahan sifat benda
padat menjadi gas.
2) Perubahan Sifat Benda karena Dipanaskan
Benda dapat mengalami perubahan apabila dipanaskan.
Contohnya tampak pada air. Air adalah benda cair. Benda
cair mudah berubah sesuai wadahnya. Bila dipanaskan terus-
menerus maka akan menguap. Air akan menguap menjadi
gas.
3) Perubahan Sifat Benda karena Dibakar
Perubahan sifat benda karena dibakar contohnya
adalah daun yang sebelumnya berwarna hijau, kertas yang
sebelumnya berwarna putih, kain yang mungkin berwarna
kuning, setelah dibakar akan berubah berwarna hitam. Hal
25
ini membuktikan bahwa benda apabila dibakar akan
mengalami perubahan sifat, yaitu perubahan pada warna,
bentuk, dan ukurannya. Di samping berubah warna, daun,
plastik, dan kertas yang tadi dibakar juga akan mengecil
bentuknya. Bahkan untuk beberapa benda, apabila dibakar
wujudnya seolah-olah menjadi hilang, seperti minyak tanah
dan bensin. Sebenarnya minyak dan bensin tersebut tidak
hilang, tetapi mengalami perubahan wujud, yaitu dari
benda cair menjadi benda gas.
c. Kegunaan Berbagai Benda
Wiyanto (2010: 60) berpendapat manusia membutuhkan
berbagai jenis benda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk itu kita perlu mempelajari berbagai benda dan
kegunaannya. Pengetahuan akan fungsi benda akan membuat
kita bisa menggunakan benda tersebut dengan benar. Berikut
adalah penjelasan kegunaan dari bebagai benda:
1) Kegunaan benda dari plastik
Banyak sekali benda yang terbuat dari plastik. Benda
yang terbuat dari plastik biasanya berharga lebih murah dan
tahan lama. Contohnya adalah piring plastik, dibandingkan
dengan piring dari kaca, piring plastik berharga lebih
murah dan lebih awet. Benda yang terbuat dari plastik
Apabila terjatuh atau terbanting, piring plastik tidak mudah
26
pecah. Benda terbuat dari plastik lain yang sering
dibutuhkan manusia adalah ember, gayung, sikat gigi, dan
lain sebagainya. Benda plastik yang sering digunakan di
dapur antara lain kursi kecil, tempat bumbu, tempat gelas,
piring, sendok, dan tutup saji. Tutup saji digunakan untuk
menutupi makanan agar terhindar dari lalat atau dimakan
kucing.
2) Kegunaan benda dari kayu
Sejak zaman dahulu, kayu banyak digunakan untuk
membuat berbagai benda. Kayu mudah diperoleh karena
diambil langsung dari alam. Kayu hanya melalui proses
sederhana sebelum dapat digunakan. Bukan di ruang kelas,
di rumahmu juga banyak perabotan yang terbuat dari kayu,
seperti lemari pakaian, tempat tidur, meja, dan kursi.
3) Keguanaan benda dari kaca
Kaca memiliki kelebihan dibandingkan plastik atau
kayu. Kaca memiliki sifat tembus pandang sehingga benda
yang di belakangnya dapat dilihat. Kaca juga mudah
dibersihkan karena permukaannya licin. Akan tetapi kaca
juga memiliki kelemahan, yaitu mudah pecah. Hampir
semua rumah memiliki bagian yang terbuat dari kaca.
Jendela yang terbuat dari kaca membuat ruangan menjadi
terang di siang hari.
27
4) Kegunaan benda dari kertas
Kertas semakin lama menjadi semakin penting bagi
kehidupan manusia. Hampir dalam setiap aktivitas kita
selalu bersinggungan dengan kertas. Lihat saja benda yang
ada di atas meja sekolah atau di dalam tas sekolahmu. Pasti
ada benda yang terbuat dari kertas, seperti buku, dan
majalah. Benda yang terbuat dari kertas juga bisa
digunakan sebagai tempat makanan atau barang contoh
kertas minyak untuk membungkus nasi, dan kardus yang
sering digunakan untuk menyimpan barang.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) berpendapat belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses di mana seseorang berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dimaknai
sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Belajar sebagai
suatu proses upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui instruksi.
Gegne dalam teorinya yang disebut The domains of
learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari
oleh manusia dibagi menjadi lima kategori yaitu, keterampilan
28
motorik, informasi verbal, kemampuan intelektual, uraiannya
adalah sebagai berikut:
1) Keterampilan Motorik
Keterampilan yang memperlihatkan dari berbagai
gerakan badan. Misal menulis, menendang bola, bertepuk
tangan, berlari dan loncat;
2) Informasi Verbal
Informasi verbal sangat dipengaruhi oleh kemampuan
otak atau inteligensi seseorang. Misalnya, sesorang dapat
memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar,
berupa simbol yang tampak;
3) Kemampuan Intelektual
Selain menggunakan simbol verbal, manusia juga
mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui
kemampuan intelektualnya. Misalnya mampu membedakan
warna bentuk dan ukuran;
4) Strategi Kognitif
Gagne (dalam Susanto, 2013: 2) menyebut sebagai
organisasi keterampilan (Internal Organized skill), yang
sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditunjukan ke dunia luar, dan
tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan
perbaikan dan latihan terus-menerus yang serius; dan
29
5) Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena
tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan
baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat
mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut.
Sikap tergantung pada pendirian, kepribadian, dan
keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi
perlu kesadaran diri yang penuh.
b. Prinsip Belajar
Suprijono (2011: 4) menyebutkan prinsip belajar adalah
perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses, dan belajar
merupakan bentuk pengalaman:
1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari;
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku yang
lainnya;
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup;
d) Positif;
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan
dilakukan;
f) Permanen atau tetap;
30
g) Bertujuan dan terarah; dan
h) Mencakup seluruh potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar
merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen
belajar; dan
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan
lingkungannya.
c. Tujuan Belajar
Susanto (2013:5) berpendapat tujuan belajar sebenarnya
sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit
diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim
dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk
pengetahuan dan keterampilan. Tujuan belajar sebagai hasil yang
menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut nurturant
effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari siswa
“menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.
31
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Suprijono (2011: 5) berpendapat hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne,
hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis;
2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah;
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani; dan
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek.
Bloom (dalam Suprijono 2011: 6) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Sementara
menurut Lindgren (dalam Suprijono 2011: 6) hasil pembelajaran
meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
32
Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseleruhan bukan hanya satu aspek potensi
kemanusian saja.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar (Susanto, 2013: 6-11) meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotorik), dan siakp siswa (aspek afektif).
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto 2013: 6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang siswa baca, yang
dilihat, yang dirasakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang siswa lakukan.
Menurut Carin dan Sand (dalam Susanto, 2013: 6)
pemahaman dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek,
dengan kriteri sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterprestasikan sesuatu, artinya seseorang
yang telah memahami sesuatu akan mampu
33
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah
diterima;
b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya
hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan
memproduksi apa yang telah dipelajari; dan
c) Pemahaman lebih dari sekadar pengetahuan, karena
pemahaman melibatkan proses metal dan dinamis,
dengan memahami siswa akan mampu memberi uraian
dan penjelasan yang lebih kreatif tidak hanya memberi
gambaran dalam suatu contoh saja namun mampu
memberi gambaran yang lebih luas.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setyawati (1993: 77) mengemukakan
bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik,
dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan
yang lebih tinggi dalam diri siswa. Keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
secara efektif dan efesien untuk mecapai suatu hasil
tertentu.
Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarahbaik kognitif atau psikomotik yang dapat digunakan
34
untuk menemukan suatu konsep untuk mengembangkan
konsep yang sudah ada sebelumnya.
3) Sikap
Lange dalam (Azwar 1998: 3) berpendapat sikap
tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respons fisik. Sikap ini harus ada
kekompakan antara mental dan fisik. Jika mental saja yang
muncul, maka belum tampak secara jelas sikap seorang
yang ditunjukan. Azwar mengungkapkan tentang struktur
sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang,
yaitu:
a) Komponen kognitif, merupakan representatif apa yang
dipercayai oleh individu;
b) Komponen afektif, perasaan yang menyangkut
emosional; dan
c) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang.
Sardiman (1996: 275) berpendapat sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya
baik berupa individu-individu maupun obejek-objek
35
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Teori Gestalt (dalam Susanto 2013: 12), belajar merupakan
suatu proses perkembangan, artinya bahwa secara kodrati jiwa
raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri
memerlukan sesuata baik yang berasal dari diri sendiri maupun
pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman (2007:
158), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal dan eksternal sebagai
berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta
kondisi fisik, dan kesehatan; dan
2) Faktor eksternal;
Faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu keluarga, sekolah,
36
dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Wasliman (dalam Susanto, 2013:12) bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar
siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar
siswa.
4. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan induktif namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan melalui teori deduktif. Ada dua hal berkaitan yang
tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk,
pengetahuan yang berupa pengetahuan faktual, konseptual dan
metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah.
Definisi IPA menurut Subiyanto (dalam Wisudawati, 2013:
23) yaitu:
1) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta
yang tersusun secara sistematis dan menunjukan berlakunya
hukum-hukum umum;
2) Pengetahuan yang didapat dengan jalan studi dan praktik; dan
37
3) Suatu cabang ilmu yang bersangkut paut dengan observasi
dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya
hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
b. Tujuan pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan
Standar Nasional Pendidikan (Susanto, 2013: 171-172),
dimaksudkan untuk:
1) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaannya;
2) Siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari;
3) Siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat;
4) Siswa mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan;
5) Siswa meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
38
6) Siswa meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7) Siswa memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP.
5. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang
memungkin siswa melakukan percobaan untuk membuktikan
siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari (Sutikno, 2014: 51).
Asmani (2014: 34) berpendapat, metode eksperimen
adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Penggunaan metode eksperimen ini,
siswa diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan
eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel.
Sapriati (2011: 3.13) berpendapat metode eksperimen
adalah metode yang banyak digunakan dalam pelajaran IPA.
Eksperimen yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di
dalam laboratorium dapat dilakukan di alam sekitar maupun
39
diruang kelas. Kegiatan eksperimen ini haruslah didahului
dengan adanya masalah yang berupa pertanyaan.
b. Tujuan eksperimen
Wisudawati (2014: 157) berpendapat metode eksperimen
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa
dalam menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA
yang sedang dipelajari. Kemampuan berpikir siswa dimulai
dengan adanya pertanyaan, apa, mengapa, dan bagaimana pada
suatu fenomena alam yang terjadi. Pertanyaan tersebut akan
mendorong siswa untuk mencari jawaban.
c. Langkah-langkah dalam Metode Eksperimen
Wisudawati (2014: 156) langkah-langkah pelaksanaan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat
dilaksanakan di laboratorium atau kelas dan di alam sekitar,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran IPA yang akan dicapai;
2) Menentukan tempat untuk melakukan eksperimen;
3) Tempat yang akan digunakan harus cukup untuk semua
siswa;
4) Menyediakan alat dan bahan yang digunakan untuk
eksperimen;
5) Bahan dan alat yang digunakan harus cukup untuk siswa; dan
6) Menetukan waktu eksperimen.
40
d. Kelebihan Metode Eksperimen
Asmani (2014: 34) kelebihan dari metode eksperimen
adalah sebagai berikut:
1) siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
dari pada hanya menerima dari guru;
2) siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi tentang ilmu atau teknologi; dan
3) akan terbina manusia dengan terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaannya.
e. Kekurangan Metode Eksperimen
Hamid (2014:213) berpendapat kekurangan dalam metode
ekperimen yaitu:
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa
mendapat kesempatan untuk mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, ia
harus menanti untuk dapat melanjutkan pelajaran; dan
3) Kurangnya persiapan dan pengalaman siswa akan
menimbulkan kesulitan di dalam melakukan eksperimen.
6. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Hanung, 2012. Judul penelitian
tentang “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode
Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD N III Tawang Rejo Jatipurno
41
Wonogiri Tahun 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan peningkatan hasil belajar IPA menggunakan
metode eksperimen. Jenis penelitian iniadalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Lokasi penilitian ini di SD Negeri III Tawangrejo
Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Subyek penerima
tindakan adalah siswa kelas IV SD N III Tawangrejo yang
berjumlah 20 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan, dan subjek pelaksanaan tindakan adalah peneliti.
Metode pengumpulan data adalah tes, dokumentasi, observasi
dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan secara analisis
interaktif dengan langkah–langkah: reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah adanya
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi gaya pada siklus I dan energi pada siklus II. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan persentase hasil belajar siswa dari prasiklus
sampai siklus dua. Sebelum dilaksanakan tindakan terdapat 35%
siswa yang mencapai KKM dan pada akhir siklus II mencapai 85%
siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian terjadi peningkatan
hasil belajar IPA dengan penerapan metode eksperimen dari siklus I
ke siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menerapakan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri III Tawangrejo Kecamatan Jatipurno
Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
42
Penelitian yang dilakukan oleh Masrianih, 2014. Judul
penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Wujud Benda Dalam
Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN Lenju” Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Penelitian terdiri beberapa aspek tindakan
dan pengamatan utama yaitu peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode eksperimen. Bagaimana penggunaan
metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
Konsep Perubahan Wujud Benda di kelas V SDN Lenju. Penelitian
dilaksanakan di SDN Lenju, melibatkan 41 orang siswa terdiri atas
21 orang laki-laki dan 20 orang perempuan yang terdaftar pada
tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dua kali
pertemuan dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada tindakan siklus I diperoleh siswa yang tuntas sebanyak
15 orang dengan ketuntasan belajar 36,5%, daya serap klasikal
mencapai 40% dan hasil observas guru mencapai 70%, aktivitas
siswa 60%. Pada tindakan siklus II diperoleh siswa yang tuntas
sebanyak 26 orang dengan ketuntasan belajar 63,4%, daya serap
klasikal 60% dan observasi aktivitas guru mencapai 87,5%,
observasi siswa mencapai 73,3%. Pada siklus III diperoleh siswa
yang tuntas sebanyak 36 orang dengan ketuntasan belajar 87,8%
daya serap klasikal 91,3% dan observasi aktivitas guru 95%,
43
sedangkan observasi siswa mencapai 91,1%. Hal ini berarti
pembelajaran pada siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan
dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 85%. Berdasarkan
nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal
pada kegiatan pembelajaran siklus III, maka dapat disimpulkan
bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa kelas V
pada materi konsep perubahan wujud benda di SDN Lenju.
7. Pelaksanaan Penelitian
Empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas
yang harus diperhatikan meliputi penyusunan program, tindakan,
observasi dan refleksi, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Penyusunan program
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang
tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada
tindakan. Rencana itu harus memandang ke depan. Rencana
itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam
batas tertentu tidak dapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak
mengandung resiko. Rencana harus bersifat fleksibel untuk
dapat diadabtasikan dengan pengaruh yang tak dapat
terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat.
Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan
dengan dua pengertian.
44
Tindakan harus mempertimbangkan risiko yang ada
dalam perubahan sosial di kelas dan mengakui kendala nyata
baik yang bersifat material maupun psikologis. Kedua,
tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih karena
memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara lebih
efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih bijaksana dan hati-
hati (Suwarsih Madya, 1994). Kendala itu hendaknya:
1) Membantu peneliti (guru) untuk mengatasi kendala yang ada
dan memberikan kewenangan untuk bertindak lebih tepat
guna dalam situasi terkait dan lebih berhasil guna sebagai
pendidik, pelaksana dan pimpinan di kelas; dan
2) Membantu para guru sebagai peneliti menyadari potensi baru
mereka untuk melakukan tindakan guna meningkatkan
kualitas kerja mereka. Bagian dari proses perencanaan,
praktisi penelitian harus berkolaborasi dalam diskusi untuk
mengembangkan bahasa yang dipakainya dalam menganalisis
dan meningkatkan pemahaman dan tindakan mereka dalam
situasi terkait.
b. Tindakan atau Pelaksanaan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi
praktek yang cermat dan bijaksana. Berhubungan hal itu,
praktek diakui sebagai gagasan dalam tindakan, dan tindakan
45
yang dilakukan tersebut digunakan sebagai pijakan bagi
pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan
yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.
Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa
rencana hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya,
namun demikian perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara
mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu secara
mendasar mengandung risiko karena terjadi dalam situasi nyata
dan berhadapan dengan kendala-kendala di kelas maupun
lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Oleh
karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan
sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan
yang ada.
Salah satu perbedaan antara penelitian tindakan kelas
dan tindakan biasa adalah bahwa penelitian tindakan kelas
terencana dan diamati. Pelakunya bertujuan mengumpulkan
bukti tentang tindakan para peneliti agar dapat sepenuhnya
menilai. Untuk mempersiapkan evaluasi, sebelum bertindak
memikirkan jenis bukti yang akan diperlukan untuk
mengevaluasi tindakannya secara kritis.
c. Observasi atau Pengamatan
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terkait. Observasi berorientasi ke masa
46
yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang,
terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi
yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi
oleh kendala realitas, dan semua kendala itu belum pernah
dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harus
direncanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi
berikutnya. Rencana observasi harus fleksibel dan terbuka
untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan kelas
harus selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput
dari observasi dalam kategori observasi yang direncanakan
(Depdiknas, 2005).
Peneliti tindakan kelas harus mengamati proses tindakan
yang dilakukan, pengaruh tindakannya (yang disengaja atau
tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan
dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah
tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, serta
persoalan-persoalan lain yang muncul. Observasi harus selalu
dituntun oleh niat yang sehat bagi refleksi diri yang kritis.
Observasi memberikan tanda tentang pencapaian refleksi.
Menggunakan observasi dapat memberikan andil pada
perbaikan praktek melalui pemahaman yang lebih baik dan
tindakan yang secara lebih kritis dipikirkan, Akan tetapi bahan
pokok yang diobservasikan akan selalu berupa tindakan
47
pengaruhnya dan konteks situasi tempat tindakan itu harus
dilakukan.
d. Refleksi
Refleksi kegiatan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
yang terjadi selama siklus berlangsung selanjtnya setelah
mengetahui kelemahan-kelemahannya merancang program
untuk perbaikan. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi.
Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin
ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan
keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi biasanya
dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi,
refleksi kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan
memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek
evaluatif. Dengan refleksi peneliti diminta untuk menimbang-
nimbang pengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang
timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran
tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Refleksi
memungkinkan dilakukan peninjauan, pengembangan
gambaran yang lebih penting lagi adalah tentang apa yang
sekarang mungkin dilakukan untuk kelompok dan untuk tiap-
tiap anggota bertanggung jawab dalam rangka mencapai
tujuan.
48
Penelitian tindakan kelas merupakan proses dinamis yang
di dalamnya terdapat empat momen yang harus dipahami bukan
sebagai langkah statis yang komplit, tetapi sebagai momen
dalam spiral perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Peningkatan pemahaman pertama-tama akan muncul sebagai
dasar pemikiran bagi prakteknya. Dasar pemikiran itu
dikembangkan dengan diuji oleh kelompok dalam praktek,
setiap proposisi dalam dasar pemikiran dapat dicocokkan
dengan praktek dan dengan bagian lain dari dasar pemikiran itu.
Waktu jangka panjang, proposisi ini akan berkembang menjadi
perspektif kritis tentang praktek dan tentang bidang yang
terkait itu sendirin seperti pendidikan, dan menjadi teori kritis
yang mencakup pertimbangan tentang masalah-masalah seperti
bagaimana siswa oleh sistem penyampaian pesan sekolah
terkait (kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan
penilaian).
8. Kiteria Ketuntasan Minimum (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal yang disebut KKM adalah
kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran yang memiliki
karakteristik hampir sama dengan mengacu pada standar kompetensi
lulusan, mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan (Sudjarat, 2008: 3)
49
a. Macam-macam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1) Kriteria Ketuntasan Minimal Individu adalah kriteria
ketuntasan minimal per mata pelajaran yang dibuat oleh guru
atau kelompok guru pada satuan pendidikan dengan acuan
tertentu dan tiap mata pelajaran bisa jadi memiliki KKM yang
berbeda. Kriteria ketuntasan minimal individu ini merupakan
KKM yang harus dicapai setiap oleh siswa. Kriteria ketuntasan
minimal dari mata pelajaran IPA adalah ≥ 70.
2) Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional atau Ideal adalah kriteria
ketuntasan minimal yang menjadi acuan dalam penilaian dan
diharapkan siswa dapat mencapai target nilai kriteria acuan
≥75.
3) Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas adalah kriteria ketuntasan
minimal yang harus dicapai dengan persentase ketuntasan ≥
85% dari total keseluruhan siswa di kelas yang yang
dinyatakan tuntas belajar.
b. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Sudjarat (2008: 5) prosedur pentapan ketuntasan kriteria
minimal (KKM) terdiri dari, prinsip penetapan KKM, langkah-
langkah penetapan KKM, dan penentuan KKM akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
50
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
(a) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif
yang dapat dilakukan oleh guru dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik dan pengalaman guru mengajar mata
pelajaran disekolahnya dan kuantitatif dilakukan dengan
rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan;
(b) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake dari
siswa untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi;
(c) Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam
kompetensi dasar tersebut;
(d) Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi
merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat
dalam stabdar kompetensi tersebut;
(e) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan
rata-rata dari semua KKM standar kompetensi yang
51
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar siswa;
(f) Indikator merupakan acuan atau rujukan bagi guru untuk
membuat soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah
semester maupun ulangan akhir semester; dan
(g) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan
adanya perbedaan nilai KKM.
2) Langkah-langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
Penetapan kriteria ketuntasan minimal dilakukan oleh
guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan
KKM adalah sebagai berikut:
(a) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata
pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria,
yaitu kompleksitas, daya dukung dan intake peserta didik
dengan skema sebagai berikut:
KKM
Indikator
KKM KD
KKM MP KKM SK
52
Hasil penetapan kriteria ketuntasan minimal indikator
berlanjut pada kompetensi dasar, standar kompetensi,
dan mata pelajaran;
(b) Hasil penetapan kriteris ketuntasan minimal oleh guru atau
kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan
penilaian;
(c) Kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
yaitu siswa, orangtua, dan dinas pendidikan; dan
(d) Kriteria ketuntasan minimal dicantumkan dalam lembar
hasil belajar pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua atau wali siswa.
3) Penentuan Kriteria Ketuntasan Minima (KKM)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan
kriteris ketuntasan minimal adalah:
(a) Tingkat kompleksitas, kesulitan atau kerumitan setiap
indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang
harus dicapai oleh siswa;
(b) Kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing
sekolah; dan
54
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Letak Geografis
MI Tabiyatul Islamiyah Noborejo merupakan satu-satunya
Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Desa Noborejo, yang tepatnya berada di
Dusun Nobotengah RT.03/RW.07 Desa Noborejo Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Nobowetan,
sebelah barat berbatasan dengan Dusun Nobokulon. Secara geografis
Madrasah ini terletak di kawasan pedesaan yang letaknya strategis tepat di
tepi jalan utama yaitu Jl. Merbabu 83 A Kelurahan Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga. Letak Madrasah yang berada di tengah
pemukiman warga Nobotengah menjadikan Madrasah tersebut mudah
dijangkau oleh para siswa baik yang berasal dari Dusun
Nobotengah.Bukan hanya dari Nobotengah, namun siswa di Madrasah
tersebut juga berasal dari tiga Desa lainnya yang dekat dengan Desa
Noborejo. Berkenaan dengan hal ini menjadikan MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo untuk selalu berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan
yang mampu memenuhi sebagian besar masyarakat.
55
B. Gambaran Umum MI TArbiyatul Islamiyah Noborejo
1. Identitas Sekolah
Identitas sekolah dapat ditampilkan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Identitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Nama Madrasah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No. Statistik Madrasah 111233730006
Akreditasi Madrasah B
Alamat Madrasah Jl. Merbabu 83 A, kelurahanNoborejo,
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
NPWP Madrasah 00.382434.9-505.000
Nama Kepala Madrasah Drs.Marno
No. Telp Yayasan 085325527508
Alamat Yayasan Jl. Hasyim Asy’ari Ungaran
Kaepemilikan Tanah Pribadi
Luas Bangunan 911 m2
(Sumber data: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi dan Misi
Visi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga:
“Teguh Iman dan Unggul dalam Mutu”
Misi MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga:
a. Peningkatan kualitas pendidikan;
b. Pembinaan keagamaan dan ekstra kulikuler secara intensif;
c. Transparansi manajemen madrasah; dan
d. Peningkatan kompetensi belajar.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi MI Tarbiyatul Islamiyah dapat digambarkan
pada bagan 3.1 sebagai berikut:
56
Gambar Bagan 3.1 Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Keadaan Guru
Jumlah guru dan karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
pada tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 11 orang yang terdiri dari 4
guru laki-laki, 7 guru perempuan, dan 1 penjaga sekolah dapat dilihat
dari Tabel 3.2
Kepala
Sekolah
Guru Kelas
IA
Pranti
Lestari,
Bendahara/ Guru
Kelas V
Ratna Puspitasari
S.Pd.I
Sekretaris/ Guru
SKI dan Bhs
Inggris
Agus Guproni,
Guru Kelas
III
Abdul
Wahab S.Ag
Guru Kelas
IB
Devinda
Neng Tiyas,
Guru
Olahraga
Muntaha,
S.Pd.I
PTT
Sholikhan
Guru Kelas
IV
Muzayinah
S.Ag
Guru Kelas
VI
Yuli Inayati
Amin, S.Pd
Guru Kelas
II
Indah Sri
Riyanti,
57
Tabel 3.2
Daftar Nama Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Tahun
Ajaran 2017/2018
Nama
Tugas/Mata Pelajaran
Drs. MarnoKepala MadrasahBahasa Arab
Pranti Lestari, S.Pd Guru Kelas IA
Devinda Neng Tiyas, S.Pd Guru Kelas IB
Indah Sri Riyanti, S.PdI Guru Kelas II
Abdul Wahab, S.Ag Guru Kelas III
Muzayinah, S.Ag Guru Kelas IV
Ratna Puspita Sari, S.PdI Guru Kelas V
Yuli Inayati Amin, S.Pd Guru Kelas VI
Agus Guproni, S,PdI Bahasa Inggris SKI
Muntaha, S.PdI Olahraga
Sholikhan PPT
(Sumber: Administrasi sekolah)
5. Keadaan Siswa
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo pada tahun 2017/2018
mempunyai 153 siswa dengan rincian pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Daftar jumlah siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
IA 13 5 18
IB 7 10 17
II 18 9 27
III 10 11 21
IV 15 9 24
V 14 11 25
VI 9 12 21
Jumlah 86 67 153
(Sumber: Administrasi Sekolah)
58
6. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas III yang
berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki, dan 11 siswa
perempuan. Rincian data siswa kelas III dapat dilihat pada Tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.4 Daftar siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Ahmed Hussam Mido Laki-laki
2. Ain Nur Sahara Perempuan
3. Akbar Alvino Laki-laki
4. Alifia Ramadhani Perempuan
5. Anita Olivia Wardani Perempuan
6. Arifa Sofi Cahyani Perempuan
7. Arzeti Anggita Perempuan
8. Eko Rizky Setiawan Laki-laki
9. Kayla Aulia W Perempuan
10. Keyza Kiki Amelia Perempuan
11. M. Alfi Taifiq Laki-laki
12. M. Wildan Abdillah Laki-laki
13. Okta Syira Jamil Alaf Laki-laki
14. Sakti Putra Pratama Laki-laki
15. Salsabila Syakira Perempuan
16. Seno Ebit Kurnia Laki-laki
17. Siti Rana Sari Perempuan
18. Sherly Stania U Perempuan
19. Syifa Apriliani Putri Perempuan
20. Zaqius Salsabila A. Laki-laki
21. M Rosyid Laki-laki
(Sumber: Administrasi sekolah)
7. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran
dan peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam
menyiapkan media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap
59
kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran
dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru
dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan
menggunakan metode eksperimen.
8. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 siklus) di MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo. Waktu pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Silklus I Selasa, 27 Maret 2018
2. Siklus II Selasa, 3 April 2018
3. Siklus III Selasa, 10 April 2018
(Sumber: Data Primer)
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus penelitian.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Uraian dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi Bentuk dan Sifatnya dengan metode
eksperimen;
60
2) Guru menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa batu, penggaris,
penghapus, gelas, plastik, botol plastik, air, balon, tisu, dan
lembar laporan eksperimen;
4) Guru menyiapkan nomor dada sesuai dengan jumlah siswa;
5) Guru menyiapkan lembar observasi guru; dan
6) Guru menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Selasa, 27
Maret 2018 pukul 07.45 sampai dengan 08.55 WIB diruang kelas III
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa dan seluruh siswa
masuk. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x
35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah sifat benda
berdasarkan bentuknya.Langkah-langkah pelaksanaan Siklus I:
1) Kegiatan awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
b) Guru menyapa siswa, melakukan presensi dan memberikan
nomor dada; dan
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Eksplorasi
61
(1) Guru menjelaskan secara garis besar tentang bentuk dan
sifatnya
Sifat benda berdasarkan wujudnya
(a) Sifat Benda Padat
Di sekitar lingkungan rumah maupun
sekolah banyak terdapat benda padat. Benda padat
ada yang berbentuk keras, seperti batu, dan ada
yang lunak, seperti daging. Benda padat dapat
dipegang sehingga dapat diketahui sifat keras dan
lunaknya. Benda padat mempunyai sifat ukuran
dan bentuknya tetap atau tidak berubah. Ambil
contoh penggaris dan penghapus. Penggaris dan
penghapus merupakan benda keras sehingga
apabila diletakkan di mana saja, bentuk penggaris
dan penghapus tidak akan berubah.
Bentuk benda padat dapat diubah. Piring
yang jatuh berserakan, kertas sobek, plastisin, dan
kacang tanah yang dihancurkan
(b) Sifat Benda Cair
Sifat benda cair seperti air adalah contoh
dari benda cair. Sifat benda cair, menekan
kesegala arah, benda cair itu menempati ruang
atau mengikuti bentuk wadahnya. Benda cair
62
mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang
rendah. Bentuk permukaan benda cair tenang
selalu datar, itu terlihat pada wadah yang tembus
pandang. Benda cair juga meresap melalui celah-
celah kecil. Contoh benda cair; air, minyak.
(c) Sifat Benda Gas
Sifat benda gas seperti udara adalah contoh
gas. Udara tidak dapat dilihat, tetapi bisa
dirasakan. Apabila kamu berdiri di tanah lapang,
kamu akan merasakan udara menerpa tubuhmu.
Angin adalah udara yang bergerak. Contoh lain
tentang keberadaan udara adalah pada balon yang
ditiup. Balon yang ditiup akan menggelembung
dan menjadi besar. Hal ini karena balon tersebut
berisi udara yang kita tiupkan. Semakin kencang
kita meniup, maka semakin besar balon tersebut
menggelembung. Seluruh bagian balon tersebut
penuh berisi udara. Hal ini karena sifat udara
adalah memenuhi ruangan. Bentuk dan ukuran
udara berubah sesuai dengan tempat yang
diwadahinya.
63
b) Elaborasi
(1) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
siswa untuk eksperimen;
(2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa;
(3) Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk eksperimen;
(4) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen;
(5) Siswa dalam kelompoknya melakukan eksperimen;
(6) Guru membimbing kelompok yang terbentuk untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan;
(7) Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing-masing
kelompok dalam melakukan eksperimen;
(8) Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
dalam melakukan eksperimen;
(9) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil eksperimen;
dan
(10) Siswa menuliskan hasil eksperimen yang dikerjakan
sesuai dengan petunjuk guru;
c) Konfirmasi
(1) Guru meminta mendemonstrasikan hasil eksperimen;
64
(2) Guru mengoreksi hasil yang disampaikan siswa
kemudian membenarkan kesalahan siswa; dan
(3) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa
tentang materi sifat benda berdasarkan bentuknya.
3) Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas yaitu sifat benda berdasarkan bentuknya;
b) Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang
perubahan sifat benda; dan
c) Guru menutup pelajaran dengan membaca doa kaffaratu-l-
majlis/Hamdalah.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar observasi yang telah
disusun. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen dan partisipasi siswa dalam
proses pembealajaran. Hasil pengamatan akan dituliskan dalam
lembar observasi yang terlampir.
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dapat dilakukan
refleksi untuk mengetahui kelemahan kegiatan yang dilakukan guru
65
dengan siswa sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus
berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.
Kelemahan-kelemahan yang dihadapi yaitu:
1) Guru tidak memberi kesimpulan pada akhir pembelajaran;
2) Guru tidak menginformasikan materi selanjutnya;
3) Guru kurang mengkondisikan siswa sehingga masih terdapat 8
siswa yang berbicara saat pelajaran dimulai;
4) Pembelajaran belum dapat menggunakan alokasi waktu secara
tepat;
5) Penataan tempat duduk dan meja untuk melakukan eksperimen
kurang tertata rapi; dan
6) Guru kurang malakukan pengawasan saat melakukan eksperimen
karena terdapat 6 siswa yang pasif bekerjasama saat melakukan
eksperimen, diskusi kelompok dan ragu-ragu saat menyampaikan
hasil diskusi.
Cara mengatasi kendala pada siklus I peneliti bersama guru
melakukan diskusi untuk merencanakan perbaikan pada siklus
berikutnya pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan
supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang
sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberi kesimpulan saat akhir pembelajaran;
2) Guru memberi informasi materi selanjutnya yang akan dipelajari;
3) Guru mengendalikan kelas saat pembelajaran akan dimulai;
66
4) Membatasi waktu agar semua kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan;
5) Mengubah posisi tempat duduk agar kelompok satu dengan yang
lainnya tidak saling berdekatan dan tidak mengganggu; dan
6) Guru perlu mengawasi secara seksama supaya siswa aktif semua
dan memberikan penghargaan pada kelompok yang aktif pada
siklus berikutnya.
Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan salah satu
komponen yang menyebabkan indikator keberhasilan belum
terpenuhi, untuk itu pada siklus II diharapkan melalui metode
eksperimen pada pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya hasil
belajar siswa dapat meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi perubahan sifat benda dengan metode
eksperimen;
2) Guru menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa piring, es batu,
kertas, alat tulis, lilin, korek api dan lembar laporan eksperimen;
4) Guru menyiapkan nomor dada sesuai dengan jumlah siswa;
67
5) Guru menyiapkan lembar observasi guru; dan
6) Guru menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Selasa, 3
April 2018 pukul 07.45 sampai dengan 08.55 WIB diruang kelas III
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa dan seluruh siswa
masuk. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x
35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah perubahan
yang terjadi pada benda. Berikut adalah langkah-langkah
pelaksanaan siklus II:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
(a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
(b) Guru menyapa siswa, melakukan presensi, dan memberikan
nomor dada;
(c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
2) Kegiatan inti (50 menit)
a) Elaborasi
(1) Guru mengulas materi sebelumnya;
(2) Guru menjelaskan tentang perubahan yang terjadi pada
benda;
Perubahan sifat pada benda
(a) Perubahan Sifat Benda karena Diletakkan di Tempat
Terbuka
68
Es batu dipakai untuk mendinginkan
minuman. Es batu ada yang berbentuk balok,
ukurannya ada yang besar dan kecil. Meski
demikian es batu memiliki sifat khas. Sifat tersebut
antara lain berupa benda padat. Bentuknya seperti
batu, jika diletakkan ditempat terbuka es batu akan
mencair.
Selain es batu ada juga es krim, meskipun
sama-sama es, namun bentuknya berbeda. Es batu
memiliki bentuk padatan yang lebih keras dibanding
es krim. Padatan es krim jauh lebih lunak
menyerupai krim. Jika ditempatkan di tempat
terbuka maka es krim akan mencair. Es krim dalam
ukuran yang sama lebih cepat mencair
dibandingkan es batu. Perubahan sifat benda pada
es batu dan es krim disebut dengan mencair yaitu
perubahan benda padat menjadi cair.
Agar-agar yang masih panas atau setelah
dimasak apabila dibiarkan di tempat terbuka akan
berubah. Perubahan yang dapat diamati yaitu
perubahan bentuk. Agar-agar panas berupa cairan.
Setelah dingin berubah menjadi lebih keras. Bentuk
agar-agar sesuai dengan wadahnya. Perubahan pada
69
agar-agar ini disebut dengan membeku yaitu
perubahan benda cair menjadi padat.
(b) Perubahan Sifat Benda karena Dipanaskan
Benda dapat mengalami perubahan apabila
dipanaskan. Contohnya tampak pada air. Air adalah
benda cair. Benda cair mudah berubah sesuai
wadahnya. Bila dipanaskan terus-menerus maka
akan menguap. Air akan menguap menjadi gas.
(c) Perubahan Sifat Benda karena Dibakar
Daun yang sebelumnya berwarna hijau,
kertas yang sebelumnya berwarna putih, kain yang
mungkin berwarna kuning, setelah dibakar akan
berubah berwarna hitam. Hal ini membuktikan
bahwa benda apabila dibakar akan mengalami
perubahan sifat, yaitu perubahan pada warna,
bentuk, dan ukurannya. Di samping berubah warna,
daun, plastik, dan kertas yang tadi dibakar juga akan
mengecil bentuknya. Bahkan untuk beberapa benda,
apabila dibakar wujudnya seolaholah menjadi
hilang, seperti minyak tanah dan bensin.Sebenarnya
minyak dan bensin tersebut tidak hilang, tetapi
mengalami perubahan wujud, yaitu dari benda cair
menjadi benda gas.
70
b) Eksplorasi
(1) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
siswa untuk eksperimen;
(2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa;
(3) Siswa diminta berkumpul sesuai dengan kelompoknya
dengan posisi tempat duduk yang tidak saling berdekatan
dengan kelompok lain;
(4) Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk eksperimen;
(5) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen;
(6) Siswa dalam kelompoknya melakukan eksperimen;
(7) Guru membimbing kelompok yang terbentuk untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan;
(8) Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing-masing
kelompok dalam melakukan eksperimen;
(9) Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
dalam melakukan eksperimen;
(10) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil eksperimen;
dan
(11) Siswa menuliskan hasil eksperimen yang dikerjakan sesuai
dengan petunjuk guru;
71
c) Komunikasi
(1) Guru meminta mendemonstrasikan hasil eksperimen;
(2) Guru mengoreksi hasil yang disampaikan siswa kemudian
membenarkan kesalahan siswa; dan
(3) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa
tentang materi perubahan yang terjadi pada benda.
3) Penutup
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas yaitu sifat benda berdasarkan bentuknya;
b) Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang
kegunaan benda; dan
c) Guru menutup pelajaran dengan membaca doa kaffaratu-l-
majlis/Hamdalah.
c. Pengamatan
Peneliti secara langsung melakukan pengamatan dengan
lembar observasi yang telah disusun sebagaimana siklus I. Lembar
pengamatan digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan siklus II
ini peneliti mengawasi apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil
belajar siswa dari siklus sebelumnya (siklus I). Hasil pengamatan
akan dituliskan dalam lembar observasi yang terlampir.
72
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah cukup baik. Hal ini
terbukti dari hasil belajar siswa yang 71% sudah tuntas belajarnya.
Namun demikian hasil belajar belum memenuhi target yang
diharapkan pada siklus II ini ternyata masih ada kelemahan-
kelemahan yang ditemukan yaitu:
1) Saat guru memberikan penjelasan ada 7 siswa yang kurang
memperhatikan;
2) 4 siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya
menyampaikan hasil diskusi; dan
3) 3 siswa yang bertanya kepada teman saat mengerjakan soal.
Cara mengatasi kelemahan pada siklus II, peneliti bersama
guru melakukan diskusi untuk merencanakan perbaikan pada siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan yang sama. Rencana
perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberi motivasi kepada siswa agar memperhatikan saat
guru memberi penjelasan mengenai materi;
2) Guru meminta kelompok lain memberi tanggapan mengenai hasil
diskusi yang disampaikan kelompok lainnya; dan
3) Guru melakukan pengawasan saat siswa mengerjakan soal dan
menegur siswa yang bertanya saat mengerjakan soal.
73
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi Kegunaan Benda dengan metode
eksperimen;
2) Guru menyiapkan soal tes evaluasi;
3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja siswa
atau laporan eksperimen;
4) Guru menyiapkan nomor dada sesuai dengan jumlah siswa;
5) Guru menyiapkan lembar observasi guru; dan
6) Guru menyiapkan lembar observasi siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Selasa, 10
April 2018 pukul 07.45 sampai dengan 08.55 WIB diruang kelas III
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa dan seluruh siswa
hadir. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35
menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah kegunaan
benda. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus III:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
74
b) Guru menyapa siswa, melakukan presensi dan memberikan
nomor dada;
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Elaborasi
(1) Guru mengulas materi sebelumnya;
(2) Guru menjelaskan secara garis besar materi kegunaan
benda;
Kegunaan Berbagai Benda
(a) Kegunaan benda dari plastik
Benda yang terbuat dari plastik.Benda yang
terbuat dari plastik biasanya berharga lebih murah
dan tahan lama, contohnya adalah piring plastik.
Benda yang terbuat dari bahan plastik dibandingkan
dengan piring dari kaca, piring plastik berharga
lebih murah dan lebih awet. Apabila terjatuh atau
terbanting, piring plastik tidak mudah pecah. Selain
piring plastik, benda terbuat dari plastik lain yang
sering dibutuhkan manusia adalah ember, gayung,
sikat gigi, dan lain sebagainya. Benda plastik yang
sering digunakan di dapur antara lain kursi kecil,
tempat bumbu, tempat gelas, piring, sendok, dan
tutup saji. Tutup saji digunakan untuk menutupi
75
makanan agar terhindar dari lalat atau dimakan
kucing.
(b) Kegunaan benda dari kayu
Kayu digunakan untuk membuat berbagai
benda. Kayu mudah diperoleh karena diambil
langsung dari alam. Kayu hanya melalui proses
sederhana sebelum dapat digunakan. Benda kayu
tidak hanya di ruang kelas, di rumahmu juga ada
perabotan yang terbuat dari kayu, seperti lemari
pakaian, tempat tidur, meja, dan kursi.
(c) Kegunaan benda dari kaca
Kaca memiliki kelebihan dibandingkan
plastik atau kayu. Kaca memiliki sifat tembus
pandang sehingga benda yang di belakangnya dapat
dilihat. Kaca juga mudah dibersihkan karena
permukaannya licin. Benda kaca juga memiliki
kelemahan, yaitu mudah pecah. Hampir semua
rumah memiliki bagian yang terbuat dari kaca.
Jendela yang terbuat dari kaca membuat ruangan
menjadi terang di siang hari.
(d) Kegunaan benda dari kertas
Kertas semakin lama menjadi semakin
penting bagi kehidupan manusia. Hampir dalam
76
setiap aktivitas manusia selalu bersinggungan
dengan kertas. Lihat saja benda yang ada di atas
meja sekolah atau di dalam tas sekolahmu. Pasti ada
benda yang terbuat dari kertas, seperti buku, dan
majalah. Selain itu benda yang terbuat dari kertas
juga bisa digunakan sebagai tempat makanan atau
barang contohnya; kertas minyak untuk
membungkus nasi, dan kardus yang sering
digunakan untuk menyimpan barang.
b) Eksplorasi
(1) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan siswa
untuk eksperimen;
(2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa;
(3) Siswa diminta berkumpul sesuai dengan kelompoknya
dengan posisi tempat duduk yang tidak saling berdekatan
dengan kelompok lain;
(4) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen;
(5) Guru meminta anak untuk melakukan pengamatan tentang
benda-benda yang ada disekitar;
(6) Siswa dalam kelompoknya melakukan eksperimen;
77
(7) Guru membimbing kelompok yang terbentuk untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan;
(8) Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing-masing
kelompok dalam melakukan eksperimen;
(9) Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
dalam melakukan eksperimen;
(10) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil eksperimen;
dan
(11) Siswa menuliskanhasil eksperimen yang dikerjakan sesuai
dengan petunjuk guru.
c) Komunikasi
(1) Guru meminta mendemonstrasikan hasil eksperimen;
(2) Guru mengoreksi hasil yang disampaikan siswa kemudian
membenarkan kesalahan siswa; dan
(3) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa
tentang materi kegunaan berbagai benda.
3) Penutup
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu sifat benda berdasarkan bentuknya;
b) Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang
perubahan sifat benda; dan
c) Guru menutup pelajaran dengan membaca doa kaffaratu-l-
majlis/Hamdah.
78
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar observasi yang telah disusun
sebagaimana siklus I dan siklus II. Lembar pengamatan digunakan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen dan partisipasi siswa
dalam proses pembealajaran. Tindakan siklus III ini peneliti
mengawasi apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar
siswa dari siklus sebelumnya (siklus I dan siklus II). Hasil
pengamatan akan dituliskan dalam lembar observasi yang terlampir.
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus
Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi
kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah. Dari data yang
didapat sebelum penerapan metode eksperimen didapatkan nilai
sebagai perbandingan sebelum penerapan dan sesudah penerapan
metode eksperimen sebagai pijakan awal pemecah masalah. Nilai
dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan
metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Patokannya adalah nilai KKM kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo pada mata pelajaran IPA yaitu 70. Nilai hasil belajar siswa
pada Pra Siklus dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AHM 80 Tuntas
2. ANS 66 Belum Tuntas
3. AA 76 Tuntas
4. AR 73 Tuntas
5. AOW 73 Belum Tuntas
6. ASC 83 Tuntas
7. AA 66 Belum Tuntas
8. ER 20 Belum Tuntas
9. KUW 83 Tuntas
10. KKA 20 Belum Tuntas
11. MAT 73 Tuntas
12. MWA 53 Belum Tuntas
13. OSJA 86 Tuntas
14. SPP 73 Tuntas
15. SS 93 Tuntas
80
16. SEK 76 Tuntas
17. SRS 40 Belum Tuntas
18. ATU 73 Tuntas
19. SAP 80 Tuntas
20. ZS 60 Belum Tuntas
21. MR 50 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 20
Rata-Rata 65,57
Keterangan :
Tuntas = 9 siswa
Belum tuntas = 12 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
X 100%
X 100%
= 42,85 %
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 68,57 dari jumlah siswa kelas
III. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 9 siswa
(42,85 %), sedangkan siswa yang belum tuntas terdapat 12 siswa
(57,15 %). Pra Siklus ini secara klasikal pembelajaran belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya
mencapai 42,85 % dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil
persentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 85 % dari
jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus
I pada waktu yang telah ditentukan.
81
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Maret
2018. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah sifat benda
berdasarkan bentuknya. Hasil pengamatan pada siklus I, peneliti
mendapat gambaran bahwa para siswa terlihat antusias dalam
mengikuti pelajaran dengan metode eksperimen, meskipun belum
semua siswa memperhatikan penjelasan guru dan juga belum aktif
dalam melakukan eksperimen dan diskusi. Pelaksanaan proses
pembelajaran sudah dianggap berjalan cukup baik dan lancar. Nilai
hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
22. AHM 60 Belum Tuntas
23. ANS 60 Belum Tuntas
24. AA 73 Tuntas
25. AR 93 Tuntas
26. AOW 66 Belum Tuntas
27. ASC 80 Tuntas
28. AA 80 Tuntas
29. ER 60 Belum Tuntas
30. KUW 80 Tuntas
31. KKA 33 Belum Tuntas
32. MAT 63 Belum Tuntas
33. MWA 73 Tuntas
34. OSJA 80 Tuntas
35. SPP 73 Tuntas
36. SS 73 Tuntas
37. SEK 86 Tuntas
38. SRS 33 Belum Tuntas
39. ATU 33 Belum Tuntas
40. SAP 83 Tuntas
41. ZS 46 Belum Tuntas
82
42. MR 46 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 33
Rata-Rata 65,90
(Sumber: Data Primer)
Keterangan :
Tuntas = 11 siswa
Belum tuntas = 10 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
X 100%
X 100%
= 52,38 %
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 65,90 dari jumlah siswa kelas
III. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 11 siswa
(52,38 %), sedangkan siswa yang belum tuntas terdapat 10 siswa
(47,62 %). Siklus I ini secara klasikal pembelajaran belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya
mencapai 52,38 % dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil
persentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 85 % dari
jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus
selanjutnya yaitu siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
83
3. Deskripsi Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada Selasa, 3 April 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah perubahan yang terjadi
pada benda. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I dapat
diperbaiki pada Siklus II. Hasil pengamatan pada Siklus II, peneliti
mendapat gambaran bahwa ada 6 siswa yang kurang memperhatikan
saat pembelajaran berlangsung dan ada yang bertanya saat
mengerjakan soal. Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran
pasa siklus II ini sudah berjalan lebih baik daripada Siklus I. Nilai
hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Inisial Siswa Nilai Keterangan
1. AHM 76 Tuntas
2. ANS 73 Tuntas
3. AA 73 Tuntas
4. AR 86 Tuntas
5. AOW 76 Tuntas
6. ASC 83 Tuntas
7. AA 80 Tuntas
8. ERS 53 Belum Tuntas
9. KAW 100 Tuntas
10. KKA 46 Belum Tuntas
11. MAT 76 Tuntas
12. MWA 80 Tuntas
13. OSJA 83 Tuntas
14. SPP 80 Tuntas
15. SS 86 Tuntas
16. SEK 93 Tuntas
17. SRS 43 Belum Tuntas
18. STU 53 Belum Tuntas
19. SAP 86 Tuntas
20. ZS 56 Belum Tuntas
21. MR 46 Belum Tuntas
84
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 46
Rata-Rata 72,76
(Sumber: Data Primer)
Keterangan :
Tuntas = 15 siswa
Belum tuntas = 6 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
X 100%
X 100%
= 71,42 %
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus II mencapai 72,76 dari jumlah siswa kelas
III. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 15 siswa
(71,42 %), sedangkan siswa yang belum tuntas terdapat 6 siswa
(28,58 %). Siklus II ini secara klasikal pembelajaran belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya
mencapai 71,42 % dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil
persentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 85 % dari
jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus
selanjutnya yaitu Siklus III pada waktu yang ditentukan.
4. Deskripsi Siklus III
Penelitian siklus III dilaksanakan pada Selasa, 10 April 2018.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
85
pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah kegunaan benda.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada Siklus II dapat diperbaiki
pada siklus III. Hasil pengamatan pada Siklus III, pembelajaran
berlangsung dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
Nilai hasil belajar siswa pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nama Inisial Siswa Nilai Keterangan
1. AHM 73 Tuntas
2. ANS 73 Tuntas
3. AA 73 Tuntas
4. AR 100 Tuntas
5. AOW 86 Tuntas
6. ASC 93 Tuntas
7. AA 76 Tuntas
8. ERS 73 Tuntas
9. KAW 100 Tuntas
10. KKA 53 Belum Tuntas
11. MAT 73 Tuntas
12. MWA 73 Tuntas
13. OSJA 73 Tuntas
14. SPP 76 Tuntas
15. SS 80 Tuntas
16. SEK 86 Tuntas
17. SRS 73 Tuntas
18. STU 76 Tuntas
19. SAP 73 Tuntas
20. ZS 60 Belum Tuntas
21. MR 53 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53
Rata-Rata 77,42
(Sumber: Data Primer)
Keterangan :
Tuntas = 18 siswa
Belum tuntas = 3 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
86
X 100%
X 100%
= 85,71 %
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus III mencapai 77,42 dari jumlah siswa kelas
III. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 18 siswa
(85,71 %), sedangkan siswa yang belum tuntas terdapat 3 siswa
(14,29 %). Siklus III ini secara klasikal pembelajaran sudah dianggap
tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM)
mencapai 85,71 % dari jumlah siswa secara keseluruhan.
Pembelajaran pada Siklus III dianggap berhasil sehingga penelitian
dihentikan sampai Siklus III.
B. Pembahasan
Berdasasrkan analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.5. berikut:
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I- Siklus III
Siklus Rata-Rata Kategori Jumlah
Siswa Persentase
I 65,90 Tuntas 11 52,38%
Belum Tuntas 10 47,62%
II 72,76 Tuntas 15 71,42%
Belum Tuntas 6 28,58%
III 77,42 Tuntas 18 85,71%
Belum Tuntas 3 14,29%
(Sumber: Data Primer)
87
Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningakatan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan metode ini.
Tabel 4.4. menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada Siklus I
terdapat 11 siswa (52,38 %) tuntas belajar dan 10 siswa (47,62 %) belum
tuntas belajar dengan nilai rata-rata 65,90. Hasil pengamatan dari 10 siswa
yang belum tuntas belajar yaitu AHM, ANS, AOW, ASC ERS, KKA,
MAT, SRS, STU, ZS, dan MR. Siswa AHM, ANS, AOW, KKA, dan
MAT bercerita dengan teman dan tidak memerhatikan saat guru
menjelaskan materi dan memberi pengarahan mengenai eksperimen yang
akan dilakukan. Siswa ASC, SRS dan ZS bermain menggunakan alat tulis.
Sedangkan MR dan ERS cenderung diam tapi dan tidak memperhatikan.
Potret dari 10 siswa tersebut menunjukan bahwa guru kurang
mengkondisikan siswa, sehingga diharapkan guru dapat mengendalikan
kelas saat pembelajaran akan dimulai maupun saat berlangsungnya proses
pembelajaran dan menegur siswa yang bersangkutan. Berdasarkan hasil
tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka
penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang
berbeda.
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat 15 siswa (71, 42%) tuntas
belajar dan 6 siswa (28,58%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata
72,76. Hasil pengamatan dari 6 siswa yang belum tuntas belajar yaitu
88
ERS, KKA, SRS, STU, ZS, dan MR. Siswa KKA, STU, dan ZS tidak
memerhatikan saat teman menyampaikan hasil diskusi. ERS, SRS, tidak
melakukan eksperimen, MR tidak melakukan eksperimen dan
mengerjakan soal tidak serius. Potret dari 6 siswa tersebut membuat guru
untuk memberi motivasi kepada siswa agar memerhatikan dan guru
melakukan pengawasan saat siswa melakukan eksperimen maupun saat
mengerjakan soal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa hasil
belajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 19,04%, akan tetapi
hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah
ditetapkan yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa, maka penelitian
dilanjutkan pada siklus III dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siswa pada siklus III terdapat 18 siswa (85,71%) tuntas
belajar dan 3 siswa (14,29%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata
77,42. Menurut informasi dari guru kelas dari 3 siswa yang belum tuntas
belajar yaitu KKA, ZS, dikarenakan kedua orang tuanya bekerja sehingga
siswa tersebut kurang perhatian, waktu belajar tidak terkontrol. Siswa MR
ini menurut guru kelas merupakan siswa pindahan dari salah satu sekolah
dikarenakan tidak naik kelas dan juga orangtua kurang memperhatikan
waktu belajar anak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa
hasil belajar dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 14,29%.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sudah memenuhi kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa,
sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus III. Siswa yang
89
belum tuntas pada siklus III akan diberikan tindakan mandiri berupa
latihan-latihan atau remedial yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan
semua siswa dapat tuntas belajar.
Pembahasan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Grafik Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I- Siklus III
(Sumber: Data Primer)
90
Hasil belajar siswa pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat pada Gambar
4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar siswa pada Tabel 4.2 diatas dapat dilihat pada Gambar
4.3 di bawah ini.
Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siklus II
(Sumber: Data Primer)
91
Hasil belajar siswa pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat pada Gambar
4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siklus III
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar IPA siswa kelas III juga dapat dilihat pada Gambar 4.5
sebagai berikut.
Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Belajar Siklus I- Siklus III
(Sumber: Data Primer)
92
Persentase setiap siklus menunjukan hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode eksperimen terjadi peningkatan dari siklus I
ketuntasan hasil belajar mencapai 52,38% dengan rata-rata 65,90 siswa
tuntas belajar sebanyak 11 siswa. Siklus II ketuntasan hasil belajar siswa
mencapai 71,42% dengan rata-rata 72,76 siswa tuntas belajar sebanyak 15
siswa. Siklus III ketuntasan belajar siswa mencapai 85,71% dengan rata-
rata 77,42 siswa tuntas belajar sebanyak 19 siswa.
Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II mecapai 19,04%
dan siklus II ke siklus III mencapai 14,29%. Target pencapaian KKM
kelas ≥ 70 dengan persentase 85,71% pada siklus III, sedangkan target
pencapaian KKM nasional ≥ 75 dengan persentase 42,85%. Indikator
pencapaian keberhasilan yang ditentukan peneliti telah tercapai maka
tidak perlu diadakan penilitian lanjutan. Penelitian menggunakan metode
eksperimen pada mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya pada
siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo
Kota Salatiga telah berhasil dengan baik karena persentase melebihi
indikator ketuntasan yang telah ditentukan dengan melihat data yang
diperoleh dari hasil belajar. Hasil penelitian ini memiliki kearahan yang
sama dengan penelitian Hanung dan Masrianih bahwa metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya pada
siswa kelas III di madrasah ibtidaiyah.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
III materi benda dan sifatnya MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga tahun ajaran 2018 pada mata pelajaran IPA materi
bentuk dan sifatnya. Hasil penelitian ini menunjukan dengan adanya
peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas III pada materi benda dan
sifatnya. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil pra siklus sebelum
dilakukan tindakan, siswa mencapai ketuntasan hanya 42,85% dengan rata-
rata pra siklus 65,57, sedangkan pada siklus I mencapai 52,38% dengan
rata-rata nilai 65,90, siklus II mencapai 71,42% dengan rata-rata 72,76,
siklus III mencapai 85,71% dengan rata-rata 77,42. Pencapaian hasil belajar
pada siklus terakhir menyatakan bahwa target pencapaian indikator
keberhasilan sudah memenuhi yaitu 85,71% dari total keseluruhan siswa
yang tuntas belajar dan indikator keberhasilan yang ditetapkan ≥ 85 % dari
total keseluruhan siswa. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI
tarbiyatul Islamiyah Noborejo dinyatakan berhasil.
B. Saran
1. Sekolah
Kepala sekolah perlu menekannya pentingnya pencapaian target
KKM pada setiap guru pada mata pelajaran yang diampu oleh
masing-masing guru. Melakukan pembinaan terhadap para guru untuk
94
melatih kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
inovasi metode pembelajaran yang aktual. Salah satunya yaitu
menggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran.
2. Guru
Berdasarkan keberhasilan penelitian tindakan kelas dengan
materi benda dan sifatnya melalui metode eksperimen, maka
dianjurkan guru yang mengajar di kelas dengan materi yang sama
disarankan untuk menggunakan metode eksperimen.
3. Siswa
Siswa hendaknya memerhatikan penjelasan dari guru baik teori
yang diberikan maupun teknik pembelajaran yang dilaksanakan.
Siswa aktif dalam proses pembelajaran dan juga saat melakukan
kegiatan eksprerimen.
4. Orang Tua
Orang tua hendaknya memantau kegiatan siswa saat di rumah,
dan mengarahkan siswa untuk belajar secara rutin agar siswa
mendapatkan hasil belajar yang baik.
95
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Durri, dkk. 2012. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan).2014. Yogyakarta: Diva Press
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan
Sekolah.Yogyakatya: Sava Media
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Gardina, Dadang dan Budiman, Rudy. 2002. Pendidikan IPA Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Agama RI
Hamid, Moh. Sholeh.2014. Metode Edu Trainment.Yogyakarta: Diva Press
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. RemajaRodaKarya
Purwanti, Teguh. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 3 untuk Sekolah Dasardan
Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta: PT. Karya Mandiri Nusantara
Sapriati, Amalia, dkk. 2011. Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Sudjarat, Akhmad. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Makalah,
http://akhmadsudjarat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf.
(diakses tanggal 4 juli pukul 19:17)
Sumadoyo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sumini. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Profesi Guru.
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm (diakses tanggal, 20 Maret 2018
pukul 20:08)
Suprijono, Samsu. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Surakhmad, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar
Teknik Metodologi Pengajaran. 1986. Bandung: Tarsito
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
96
Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Lombok:
Holistica
Wisudawati, Asih Widi dan Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara
Wiyanto, dan Susilowati, Endang. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam )
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas/ Semester : III / I
Materi : Benda dan Sifatnya
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
A. Standar kompetensi
3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
3.1. Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi
benda padat, cair, dan gas
C. Indikator
3.1.1. Menjelaskan wujud benda padat, cair dan gas.
3.1.2. Mengelompokkan benda-benda yang telah dikenalnya sebagai benda
padat atau cair.
3.1.3. Menentukan benda sesuai dengan sifatnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mendefinisikan benda cair yang
ada di sekitar;
2. Melalui eksperimen, siswa dapat membedakan sifat-sifat benda cair;
3. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi benda-benda
yang ada di sekitar;
4. Menceritakan sifat benda-benda di sekitar
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin;
2. Religius;
3. Jujur;
4. Peduli lingkungan;
5. Rasa ingin tahu;
6. Bertanggung jawab;
7. Aktif; dan
8. Kerjasama.
F. Materi Pokok
1. Sifat benda berdasarkan wujudnya
a. Sifat Benda Padat
Di sekitar kita banyak terdapat benda padat.Benda padat
ada yang berbentuk keras, seperti batu, dan ada yang lunak,
seperti daging.Benda padat dapat dipegang sehingga dapat
diketahui sifat keras dan lunaknya.Benda padat mempunyai sifat
ukuran dan bentuknya tetap atau tidak berubah.Ambil contoh
penggaris dan penghapus. Penggaris dan penghapus merupakan
benda keras sehingga apabila diletakkan di mana saja, bentuk
penggaris dan penghapus tidak akan berubah.
Bentuk benda padatdapat diubah. Piring yang jatuh
berserakan, kertas sobek, plastisin, dan kacang tanah yang
dihancurkan
Gambar 2.1. Benda Padat
(Sumber: Purwanti 2010: 59 )
b. Sifat Benda Cair
Air adalah contoh dari benda cair.Sifat benda cair,
menekan kesegala arah, benda cair itu menempati ruang atau
mengikuti bentuk wadahnya.Benda cair mengalir dari tempat
yang tinggi ketempat yang rendah.Bentuk permukaan benda cair
tenang selalu datar, itu terlihat pada wadah yang tembus
pandang.Benda cair juga meresap melalui celah-celah
kecil.Contoh benda cair; air, minyak.
Gambar 2.2 Sifat benda cair
(Sumber: Purwanti 2010: 61)
c. Sifat Benda Gas
Udara adalah contoh gas.Udara tidak dapat dilihat, tetapi
bisa dirasakan. Apabila kamu berdiridi tanah lapang, kamu akan
merasakan udara menerpa tubuhmu. Angin adalah udara yang
bergerak. Contoh lain tentang keberadaan udara adalah pada
balon yang ditiup. Balon yang ditiup akan menggelembung dan
menjadi besar. Hal ini karena balon tersebut berisi udara yang
kita tiupkan.Semakin kencang kita meniup, maka semakin besar
balon tersebut menggelembung.Seluruh bagian balon tersebut
penuh berisi udara.Hal ini karena sifat udara adalah memenuhi
ruangan.Bentuk dan ukuran udara berubah sesuai dengan tempat
yang diwadahinya.
Gambar 2.3. Benda gas yang menempati
G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Eksperimen, ceramah, simulasi, tanya jawab, penugasan.
H. Langkah-Langkah Kegaiatan Pembelajarn
1. Kegiatan awal (10 menit)
d) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa
e) Guru menyapa siswa, melakukan presensi dan memberikan nomor
dada
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (50 menit)
d) Eksplorasi
1) Guru menjelaskan secara garis besar tentang bentuk dan
sifatnya
e) Elaborasi
1) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan siswa
untuk eksperimen
2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa,
3) Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
eksperimen
4) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen
5) Siswa dalam kelompoknya melakukan eksperimen
6) Guru membimbing kelompok yang terbentuk untuk bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
7) Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing-masing
kelompok dalam melakukan eksperimen.
8) Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam
melakukan eksperimen.
9) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil eksperimen,
10) Siswa menuliskanhasil eksperimen yang dikerjakan sesuai
dengan petunjuk guru.
f) Konfirmasi
(4) Guru meminta mendemonstrasikan hasil eksperimen
(5) Guru mengoreksi hasil yang disampaikan siswa kemudian
membenarkan kesalahan siswa
(6) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang
materi sifat benda berdasarkan bentuknya.
3. Penutup (10 menit)
d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu sifat benda berdasarkan bentuknya.
e) Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang perubahan
sifat benda
f) Guru menutup pelajaran dengan membaca kaffaratu-l-
majlis/Hamdalah.
I. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media (batu, penggaris, penghapus, gelas, plastic, botol plastic, air,
balon, tissue)
2. Sumber belajar : buku IPA kelas 3
J. Penilaian
1. Tes
a. Mengisi laporan lembar eksperimen
b. Tes Formatif
Soal!
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di pada
jawaban yang benar!
1. Benda padat
apabila
dipindahkan dari
tempat satu
ketempat yang
lain bentuknya
akan ….
a. Berubah
b. Elastic
c. Tetap
d. berganti
2. apa yang terjadi
apabila balok es
atau es batu di
biarkan di tempat
terbuka …
a. membeku
b. mencair
c. menguap
d. menyublim
3. Berikut yang
merupakan benda
padat ….
a. Sirup
b. Kecap
c. Asap rokok
d. Margarine
4. Bentuk permukaan
benda yang selalu
datar adalah benda
…
a. Gas
b. Cair
c. Buatan
Laporan Eksperimen Sifat Benda Berdasarkan Bentuknya
Kelompok: …..
Tuliskan sifat-sifat benda di bawah ini!
1. Sifat Benda Padat
………………………………………………
…
2. Sifat Benda Cair
…………………………………………………
……
3. Sifat Benda Gas
…………………………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
d. Keras
5. Benda padat yang
memiliki
permukaan kasar
adalah …
a. Pasir
b. Kertas
c. Baju
d. Lampu
6. Benda yang
memiliki volume
tidak tetap adalah
…
a. Gas
b. Cair
c. Keras
d. Buatan
7. Batu merupakan
benda padat yang
apabila dipukul
terus menerus akan
…
a. Tetap
b. Hancur
c. Mencair
d. Menyublim
8. Benda yang sulit
diamati disebut
….
a. Asap rokok
b. Uap
c. Udara
d. Daun
9. Udara yang
bergerak disebut
….
a. Angin
b. Asap
c. Awan
d. Debu
10. Sifat benda cair
adalah …
a. Menekan
kesegala arah
b. Apabila
dipindah
bentuknya
tetap sama
c. Bentuknya
tetap
d. Sulit dilihat
11. Mengapa tisu
apabila terkena air
menjadi basah,
karena air ….
a. Menekan
kesegala arah
b. Meresap
kedalam
celah-celah
kecil
c. Bentuknya
sesuai dengan
tempat
d. Bentuk
permukaannya
selalu datar
12. Benda yang
memilki volume
tetap adalah benda
…
a. Buatan
b. Cair
c. Keras
d. Gas
13. Yang termasuk
benda gas adalah
….
a. Air
b. Minyak
c. Api
d. Asap
14. Sifat dari benda gas
adalah …
a. Bentuknya
tetap
b. Tidak dapat
dirasakan
c. Dapat
dirasakan
d. Keras
15. Mengalir dari
tempat yang tinggi
ke tempat yang
rendah merupakan
sifat dari ….
a. Cair
b. Padat
c. Gas
d. Api
Kunci Jawaban:
1. C 6. A 11. B
2. B 7. B 12. B
3. D 8. C 13. D
4. B 9. A 14. C
5. A 10. A 15. A
Nilai =
Hasil belajar siswa siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmed Husam Mido (AHM) 60 Belum Tuntas
2. Ain Nur Sahara (ANS) 60 Belum Tuntas
3. Akbar Alvino (AA) 73 Tuntas
4. Alifia Ramadhani (AR) 93 Tuntas
5. Anita Olivia Wardani (AOW) 66 Belum Tuntas
6. Arifa Sofi Cahyani (ASC) 80 Tuntas
7. Arzeti Anggita (AA) 80 Tuntas
8. Eko Rizky Setiawan (ERS) 60 Belum Tuntas
9. Kayla Aulia W (KUW) 80 Tuntas
10. Keyza Kiki A (KKA) 33 Belum Tuntas
11. M. Alfi Taufiq (MAT) 63 Belum Tuntas
12. M. Wildan Abdillah (MWA) 73 Tuntas
13. Okta Syira Jamil Alaf (OSJA) 80 Tuntas
14. Sakti Putra Pratama (SPP) 73 Tuntas
15. Salsabila Syakira (SS) 73 Tuntas
16. Seno Ebit Kurnia (SEK) 86 Tuntas
17. Siti Rana Sari (SRS) 33 Belum Tuntas
18. Sherly Tsania U (ATU) 33 Belum Tuntas
19. Syifa Aprilia Putri (SAP) 83 Tuntas
20. Zaqius Salsabila (ZS) 46 Belum Tuntas
21. M. Rosyid (MR) 46 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 33
Rata-Rata 65,90
Alat dan Bahan
1. Batu;
2. penggaris;
3. penghapus;
4. gelas;
5. plastic;
6. botol plastic;
7. air;
8. balon;
9. tissue;
Cara Kerja
a. Benda Padat
1) kelompokan bahan-bahan sesuai dengan bentuknya
2) Siapkan batu, pindahkan batu tersebut! Bagaimana bentuk batu tersebut
setelah dipindah tempat?
3) Lakukan hal yang sama terhadap penggaris dan penghapus.
b. Benda Cair
1) Ambil gelas dan isi dengan air. Amatibentuk air dalam gelas
tersebut.Samakah bentuk air dengan bentukgelas? Tandai air dalam gelas
dengankapur atau spidol.
2) Tuangkan air dalam gelas tadi ke dalambotol.
3) Amati bentuknya. Samakah bentukair dengan bentuk botol?
4) Air yang ada dalam botol tersebut,tuangkan kembali ke dalam gelas
yangkita pergunakan pertama kali tadi.Perhatikan apakah permukaan air
dalamgelas tetap sampai ke garis spidol ataukapur yang ada di gelas yang
telah kitatandai tadi?
c. Benda Gas
1) Ambil balon dan pompa atau tiup balon tersebut. Balon yang telah dipompa
atau ditiup berisi udara. Amatilah bagaimana bentuk udara di dalam balon
tersebut?
2) Ambil platik, kemudian pindahkan udara yang ada di dalam balon tersebut
ke dalam plastic.
d. Tuliskan hasil eksperimenmu ke dalam lembar laporan eksperimen yang telah
disediakan!
Ayo Mencoba
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam )
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas/ Semester : III / II
Materi : Benda dan Sifatnya
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
A. Standar kompetensi
3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
3.2.1. Mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna,
atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan,
dan diletakkan di udara terbuka.
C. Indikator
3.2.1. Menyebutkan bentuk-bentuk perubahan sifat benda
3.2.2. Menjelaskan hal-halyang dapat menyebabkan terjadinya
pwerubahan sifat benda
3.2.3. Mendemonstrasikan adanya perubahan sifat pada benda akibat
pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mendefinisikan perubahan yang
terjadi pada benda;
2. Melalui eksperimen, siswa dapat mengetahui penyebab perubahan
pada benda;
3. Melalui eksperimen, siswa dapat mengidentifikasi perubahan benda-
benda yang ada di sekitar; dan
4. Melalui eksperimen siswa dapat mendemonstrasikan perubahan
benda-benda di sekitar.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin;
2. Religius;
3. Jujur;
4. Peduli lingkungan;
5. Rasa ingin tahu;
6. Bertanggung jawab;
7. Aktif; dan
8. Kerjasama;
F. Materi Pembelajaran
1. Perubahan sifat pada benda
a. Perubahan Sifat Benda karena Diletakkan di Tempat Terbuka
Es batu dipakai untuk mendinginkan minuman.Es batu
ada yang berbentuk balok, ukurannya ada yang besar dan
kecil.Meski demikian es batu memiliki sifat khas. Sifat tersebut
antara lain berupa benda padat. Bentuknya seperti batu. Jika
diletakkan ditempat terbuka es batu akan mencair.
Selain es batu ada juga es krim.Meskipun sama-sama es,
namun bentuknya berbeda.Es batu memiliki bentuk padatan yang
lebih keras dibanding es krim.Padatan es krim jauh lebih lunak
menyerupai krim. Jika ditempatkan di tempat terbuka maka es
krim akan mencair. Dalam ukuran sama, es krim lebih cepat
mencair dibandingkan es batu. Perubahan sifat benda pada es
batu dan ice cream disebit dengan mencair yaitu perubahan
benda padat menjadi cair.
Gambar 2.4.es batu
(Sumber: Purwanti 2010: 65)
Ada pula agar-agar, agar-agar yang masih panas atau setelah
dimasak apabila dibiarkan di tempat terbuka akan berubah.
Perubahan yang dapat diamati yaitu perubahan bentuk.Agar-agar
panas berupa cairan.Setelah dingin berubah menjadi lebih
keras.Bentuk agar-agar sesuai dengan wadahnya.Perubahan pada
agar-agar ini disebut dengan membeku yaitu perubahan benda
cair menjadi padat.
b. Perubahan Sifat Benda karena Dipanaskan
Benda dapat mengalami perubahan apabila
dipanaskan.Contohnya tampak pada air.Air adalah benda
cair.Benda cair mudah berubah sesuai wadahnya. Bila
dipanaskan terus-menerus maka akan menguap. Air akan
menguap menjadi gas.
c. Perubahan Sifat Benda karena Dibakar
Daun yang sebelumnya berwarna hijau, kertas yang
sebelumnya berwarna putih, kain yang mungkin berwarna
kuning, setelah dibakar akan berubah berwarna hitam. Hal ini
membuktikan bahwa benda apabila dibakar akan mengalami
perubahan sifat, yaitu perubahan pada warna, bentuk, dan
ukurannya. Di samping berubah warna, daun, plastik, dan kertas
yang tadi dibakar juga akan mengecil bentuknya. Bahkan untuk
beberapa benda, apabila dibakar wujudnya seolaholah menjadi
hilang, seperti minyak tanah dan bensin.Sebenarnya minyak dan
bensin tersebut tidak hilang, tetapi mengalami perubahan wujud,
yaitu dari benda cair menjadi benda gas.
G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, simulasi, eksperimen, tanya jawab,
penugasan
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
(d) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
(e) Guru menyapa siswa, melakukan presensi, dan memberikan nomor
dada; dan
(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti (50 menit)
a) Elaborasi
(3) Guru mengulas materi sebelumnya;
(4) Guru menjelaskan tentang perubahan yang terjadi pada benda;
b) Eksplorasi
(12) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
siswa untuk eksperimen;
(13) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa;
(14) Siswa diminta berkumpul sesuai dengan kelompoknya
dengan posisi tempat duduk yang tidak saling berdekatan
dengan kelompok lain;
(15) Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk eksperimen;
(16) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen;
(17) Siswa dalam kelompoknya melakukan eksperimen;
(18) Guru membimbing kelompok yang terbentuk untuk bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan;
(19) Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing-masing
kelompok dalam melakukan eksperimen;
(20) Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
dalam melakukan eksperimen;
(21) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil eksperimen;
dan
(22) Siswa menuliskanhasil eksperimen yang dikerjakan sesuai
dengan petunjuk guru.
c) Komunikasi
(4) Guru meminta mendemonstrasikan hasil eksperimen;
(5) Guru mengoreksi hasil yang disampaikan siswa kemudian
membenarkan kesalahan siswa; dan
(6) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang
materi perubahan yang terjadi pada benda.
3. Penutup
d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas yaitu
sifat benda berdasarkan bentuknya;
e) Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang kegunaan
benda; dan
f) Guru menutup pelajaran dengan membaca kaffaratu-l-
majlis/Hamdalah.
G. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : piring, es batu, kertas, alat tulis, lilin, korek api
2. Sumber belajar : buku IPA kelas 3
H. Penilaian
1. Tes
a. Menuliskan hasil eksperimen
b. Tes formatif
Soal!
1. Es krim apabila
diletakkan di
tempat terbuka
akan …
a. Membeku
b. Meleleh
c. Mengembun
d. Mongering
2. Kertas dan plastik
akan berubah
menjadi abu karena
…
a. Didinginkan
b. Dipanaskan
c. Dibakar
d. Diletakkan di
temapt terbuka
3. Berikut benda yang
apabila di
tempatkan di
ruangan terbuka
akan mengalami
perubahan adalah
…
a. Kayu
b. Pisang
c. Batu
d. Kaca
4. Mentega padat
dipanaskan.Wujud
nya berubah
menjadi ....
a. Cair
b. Gas
c. Padat
d. Lunak
5. Kapur barus
dibiarkan di udara
terbuka.Kapur
barus berubah
menjadi ....
a. Gas
b. Padat
c. Cair
d. Kental
6. Kain semula
berwarna
merah.Setelah
dibakar warnanya
berubah menjadi
....
a. Jingga
Laporan Eksperimen
Nama Kelompok:
Pertanyaan!
1. Ketika diletakkan di atas piring, es batu memiliki
wujud padat, cair,atau gas?
2. Setelah beberapa lama diletakkan di atas piring,
apakah wujud es batu tersebut masih sama?
3. Menjadi apakah wujud es batu tersebut sekarang?
4. Ketika lilin dibakar apa yang terjadi?
5. Bagaimana lilin cair yang diletakkan di ruang terbuka
6. Apa kesimpulanmu?
b. Kuning
c. Hitam
d. Cokelat
7. Bila kita
membakar lilin,
maka akan terjadi
perubahan
wujuddari .…
a. Padat menjadi
uap
b. Padat menjadi
cair
c. Cair menjadi
padat
d. Uap menjadi
cair
8. Salah satu contoh
peristiwa
membeku adalah
…
a. Pakaian yang
dijemur
b. Air putih yang
dimasukan ke
dalam lemari es
c. Es batu yang di
letakkan diatas
meja
d. Kapur barus
yang
diletakkan di
ruang terbuka
9. Aspal adalah
contoh benda yang
bila dipanaskan
akanberubah
sifatnya yaitu ….
a. Tetap padat
b. Menjadi cair
c. Berubah
warnanya
d. Berubah
baunya
10. Air dalam panci
apabila dipanaskan
akan …
a. Menguap
b. Meleleh
c. Membeku
d. Mendidih
11. Pakaian yang
basah jika dijemur
di bawah sinar
matahari akan …
a. Meleleh
b. Membeku
c. Mongering
d. Mengembun
12. Pisang yang
dibiarkan ditempat
terbuka akan
berubah warna
menjadi …
a. Kuning
b. Hitam
c. Putih
d. Cokelat
13. Agar-agar yang
semula cair jika
diletakan ditempat
terbuka akan …
a. Mencair
b. Meleleh
c. Membeku
d. Menguap
14. Kayu berubah
menjadi arang
karena …
a. Didinginkan
b. Dibakar
c. Dipanaskan
d. Ditempat
terbuka
15. Besi apabila
dipanaskan akan
…
a. Tetap
b. Hancur
c. Menguap
d. Mengeras
Nilai =
Kunci Jawaban:
1. B 6. A 11. C
2. C 7. B 12.D
3. B 8. B 13. C
4. A 9. B 14. B
5. A 10. A 15. A
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmed Husam Mido (AHM) 76 Tuntas
2. Ain Nur Sahara (ANS) 73 Tuntas
3. Akbar Alvino (AA) 73 Tuntas
4. Alifia Ramadhani (AR) 86 Tuntas
5. Anita Olivia Wardani (AOW) 76 Tuntas
6. Arifa Sofi Cahyani (ASC) 83 Tuntas
7. Arzeti Anggita (AA) 80 Tuntas
8. Eko Rizky Setiawan (ERS) 53 Belum Tuntas
9. Kayla Aulia W (KAW) 100 Tuntas
10 Keyza Kiki A (KKA) 46 Belum Tuntas
11. M. Alfi Taufiq (MAT) 76 Tuntas
12. M. Wildan Abdillah (MWA) 80 Tuntas
13. Okta Syira Jamil Alaf (OSJA) 83 Tuntas
14. Sakti Putra Pratama (SPP) 80 Tuntas
15. Salsabila Syakira (SS) 86 Tuntas
16. Seno Ebit Kurnia (SEK) 93 Tuntas
17. Siti Rana Sari (SRS) 43 Belum Tuntas
18. Sherly Tsania U (STU) 53 Belum Tuntas
19. Syifa Aprilia Putri (SAP) 86 Tuntas
20. Zaqius Salsabila (ZS) 56 Belum Tuntas
21. M. Rosyid (MR) 46 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 46
Rata-Rata 72,76
Alat dan Bahan:
1. Meja
2. Piring
3. Es batu dengan ukuran sedang
4. Sendok
5. Lilin
6. Korek api
Cara Kerja:
1. Siapkan piring. Bukalah jendela di dalam kelas agar udara dapatmasuk ke
ruang kelas.
2. Bersihkan potongan es, kemudianletakkan es tersebut di atas piring.
3. Biarkan es batu di atas piring untukbeberapa saat. Adakah perubahanyang
terjadi? Amati dengan seksama?
4. Apa yang terjadi pada es batu tersebut?
5. Potong sedikit lilin, taruh di atas sendok.
6. Nyalakan lilin, dan panaskan sendok yang berisi lilin. Apa yang terjadi?
Amati dengan seksama!
7. Lilin cair letakkan di ruang terbuka, apa yang terjadi?
8. Tuliskan hasil kegiatan di lembar laporan eksperimen.
Ayo
Mencoba
Siklus III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam )
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas/ Semester : III / II
Materi : Benda dan Sifatnya
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
A. Standar kompetensi
3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
3.3.Menjelaskan kegunaan benda plastik, kayu, kaca, dan kertas
C. Indikator
3.3.1. Membuat daftar benda-benda yang banyak digunakan untuk tujuan
tertentu.
3.3.2. Menjelaskan kegunaan suatu benda, misalnya plastic, kayu,kaca dan
kertas
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mendefinisikan kegunaan benda
plastik, kayu, kaca;
2. Melalui eksperimen, siswa dapat membedakan benda palstik, kayu,
kaca, dan kertas;
3. Melalui eksperimen, siswa dapat mengetahui sifat benda palstik, kayu,
kaca, dan kertas; dan
4. Melalui eksperimen siswa dapat mengetahui kegunaan dari berbagai benda-
benda.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin; 6. Bertanggung Jawab;
2. Religius; 7. Aktif; dan
3. Jujur; 8. Kerjasama;
4. Peduli lingkungan;
5. Rasa ingin tahu;
F. Materi Pokok
1. Kegunaan Berbagai Benda
a. Kegunaan benda dari plastik
Sekarang ini banyak sekali benda yang terbuat dari
plastik.Benda yang terbuat dari plastik biasanya berharga lebih
murah dan tahan lama.Contohnya adalah piring
plastik.Dibandingkan dengan piring dari kaca, piring plastik
berharga lebih murah dan lebih awet.Apabila terjatuh atau
terbanting, piring plastik tidak mudah pecah. Selain piring
plastik, benda terbuat dari plastik lain yang sering dibutuhkan
manusia adalah ember, gayung, sikat gigi, dan lain sebagainya.
Benda plastic yang sering digunakan di dapur antara lain kursi
kecil, tempat bumbu, tempat gelas, piring, sendok, dan tutup
saji.Tutup saji digunakan untuk menutupi makanan agar
terhindar dari lalat atau dimakan kucing.
b. Kegunaan benda dari kayu
Sejak zaman dahulu, kayu banyak digunakan untuk
membuat berbagai benda.Kayu mudah diperoleh karena diambil
langsung dari alam. Kayu hanya melalui proses sederhana
sebelum dapat digunakan. Tidak hanya di ruang kelas, di
rumahmu juga banyak perabotan yang terbuat dari kayu, seperti
lemari pakaian, tempat tidur, meja, dan kursi.
c. Keguanaan benda dari kaca
Kaca memiliki kelebihan dibandingkan plastik atau
kayu.Kaca memiliki sifat tembus pandang sehingga benda yang
di belakangnya dapat dilihat.Kaca juga mudah dibersihkan
karena permukaannya licin.Akan tetapi kaca juga memiliki
kelemahan, yaitu mudah pecah.Hampir semua rumah memiliki
bagian yang terbuat dari kaca.Jendela yang terbuat dari kaca
membuat ruangan menjadi terang di siang hari.
d. Kegunaan benda dari kertas
Kertas semakin lama menjadi semakin penting bagi
kehidupan manusia.Hampir dalam setiap aktivitas kita selalu
bersinggungan dengan kertas. Lihat saja benda yang ada di atas
meja sekolah atau di dalam tas sekolahmu. Pasti ada benda yang
terbuat dari kertas, seperti buku, dan majalah.Selain itu benda
yang terbuat dari kertas juga bisa digunakan sebagai tempat
makanan atau barang contohnya; kertas minya untuk
membungkus nasi, dan kardus yang serung digunakan untuk
menyimpan barang.
G. Metode
1. Metode : Eksperimen, simulasi, ceramah, tanya jawab, penugasan
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal (10 menit)
d) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
e) Guru menyapa siswa, melakukan presensi dan memberikan nomor
dada; dan
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Elaborasi
(3) Guru menjelaskan secara garis besar tentang bentuk dan
sifatnya.
b. Eksplorasi
(12) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
siswa untuk eksperimen;
(13) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan cara berhitung,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa;
(14) Siswa diminta berkumpul sesuai dengan kelompoknya
dengan posisi tempat duduk yang tidak saling berdekatan
dengan kelompok lain;
(15) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
eksperimen;
(16) Guru meminta anak untuk melakukan pengamatan tentang
benda-benda yang ada disekitar;
(17) Siswa dalam kelompoknya melakukan eksperimen;
(18) Guru membimbing kelompok yang terbentuk untuk bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan;
(19) Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing-masing
kelompok dalam melakukan eksperimen;
(20) Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
dalam melakukan eksperimen; dan
(21) Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil eksperimen,
(22) Siswa menuliskanhasil eksperimen yang dikerjakan sesuai
dengan petunjuk guru.
c. Komunikasi
(4) Guru meminta mendemonstrasikan hasil eksperimen;
(5) Guru mengoreksi hasil yang disampaikan siswa kemudian
membenarkan kesalahan siswa; dan
(6) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa tentang
materi kegunaan berbagai benda.
3. Penutup
d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu sifat benda berdasarkan bentuknya;
e) Guru menyampaikan materi yang akan datang; dan
f) Guru menutup pelajaran dengan membaca kaffaratu-l-
majlis/Hamdah.
I. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : kertas, alat tulis (pensil atau bolpoin)
2. Sumber : Buku IPA kelas 3
J. Penilaian
1. Tes
a. Laporan Eksperimen
b. Tes Formatif
Soal!
1. Berikut adalah sifat
bahan kertas adalah …
a. Elastis
b. Keras
c. Mudah pecah
d. Ringan
2. berikut adalah benda
yang bersifat keras dan
tahan lama …
a. besi
b. plastic
c. kaca
d. karet
3. berikut adalah benda
yang terbuat dari kayu
…
a. kursi
b. piring
c. gelas
d. kotak pensil
4. mantol hujan
terbuat dari bahan
…
a. plastik
b. kayu
c. kertas
d. kapas
5. Benda yang
terbuat dari kaca
adalah …
a. Buku
b. Jepit rambut
c. Aquarium
d. Ember
6. Bahan yang cocok
untuk membuat
pegangan panci
adalah ....
a. Besi
b. Aluminium
c. Plastik
d. Baja
7. Jendela terbuat
dari kaca berguna
untuk ....
a. Tempat udara
masuk
b. Tempat
cahaya masuk
c. Memperindah
rumah
d. Melihat
keadaan di
luar rumah
8. Berikut adalah
ciri-ciri dari benda
palstik adalah ….
a. Keras, tidak
menyerap air,
dan kasar
b. Mudah pecah,
ringan, dan
tidak
menyerap air
Laporan Eksperimen
Nama Kelompok
1. Dari berbagai benda yang kalian amati,
adakah benda yang mempunyai kegunaan
sama?
2. Adakah benda dengan kegunaan sama
tetapi terbuat dari bahan yang berbeda?
c. Harganya
mahal, ringan,
dan tidak
mudah pecah
d. Tidak mudah
pecah, ringan,
dan harganya
murah
9. Banyak alat dapur
terbuat dari
plastik, tetapi
panci tidak
dibuatdari plastik
karena ….
a. Panci plastik
sulit
dibersihkan
b. Panci plastik
mudah
terbakar
c. Panci plastik
mudah pecah
d. Plastik mahal
harganya
10. Pegangan setrika
terbuat dari kayu,
berguna untuk ....
a. Menghambat
panas
b. Kenyamanan
pegangan
c. Pengawetan
setrika
d. Mempercepat
panas setrika
11. Mengapa bahan
plastic digunakan
untuk membuat
kantong belanja
…
a. Kuat
b. Elastik
c. Menyerap air
d. Tidak mudah
pecah
12. Lampu bohlam
termasuk benda
yang terbuat dari
…
a. Buatan
b. Besi
c. Kaca
d. Kayu
13. Benda yang
tembus cahaya
adalah benda yang
terbuat dari …
a. Kayu
b. Kaca
c. Besi
d. Plastic
14. Sifat dari bahan
karet adalah …
a. Ringan
b. Keras
c. Kaku
d. Elastic
15. Benda yang
mudah pecah jika
terbuat dari bahan
…
a. Kayu
b. Karet
c. Kaca
d. besi
Nilai =
Hasil belajar siswa siklus III
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmed Husam Mido (AHM) 73 Tuntas
2. Ain Nur Sahara (ANS) 73 Tuntas
3. Akbar Alvino (AA) 73 Tuntas
4. Alifia Ramadhani (AR) 100 Tuntas
5. Anita Olivia Wardani (AOW) 86 Tuntas
6. Arifa Sofi Cahyani (ASC) 93 Tuntas
7. Arzeti Anggita (AA) 76 Tuntas
8. Eko Rizky Setiawan (ERS) 73 Tuntas
9. Kayla Aulia W (KAW) 100 Tuntas
10. Keyza Kiki A (KKA) 53 Belum Tuntas
11. M. Alfi Taufiq (MAT) 73 Tuntas
12. M. Wildan Abdillah (MWA) 73 Tuntas
13. Okta Syira Jamil Alaf (OSJA) 73 Tuntas
14. Sakti Putra Pratama (SPP) 76 Tuntas
15. Salsabila Syakira (SS) 80 Tuntas
16. Seno Ebit Kurnia (SEK) 86 Tuntas
17. Siti Rana Sari (SRS) 73 Tuntas
18. Sherly Tsania U (STU) 76 Tuntas
19. Syifa Aprilia Putri (SAP) 73 Tuntas
20. Zaqius Salsabila (ZS) 60 Belum Tuntas
21. M. Rosyid (MR) 53 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53
Rata-Rata 77,42
Alat dan Bahan:
1. kertas
2. alat tulis (pensil atau bolpoin)
Cara Kerja:
1. Amati berbagai benda yang ada di sekitarmu. Catat benda yangterbuat dari
kayu, kaca, plastik, dan kertas.
2. Tulis kegunaan dari benda-benda tersebut.
Ayo
Mencoba
Dokumentasi Pembelajaran
Foto Gedung Sekolah
Gambar 1. Gedung Sekolah Bagian Depan
Gambar 2. Gedung Sekolah Bagian Dalam
Foto Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Eksperimen
Dokumentasi Siklus 1
Gambar 5. Guru memantau kegiatan eksperimen siswa
Gambar 6. Siswa melakukan kegiatan eksperimen sifat benda berdasarkan
bentuknya
Gambar 7. Siswa saat mengerjakan soal tes evaluasi
Dokumentasi Siklus II
Gambar 8. Siswa melakukan Eksperimen Perubahan Benda
Dokumentasi Siklus III
Gambar 11. Siswa melakukan pengamatan benda didalam kelas
Gambar 12. Siswa menulis laporan eksperimen dan diskusi kelompok
DAFTAR NILAI SKK
NAMA : EnyLatifah
NIM : 115-14-060
PROGDI : PGMI
DOSEN PA : Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag.
NO JENIS KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
JABATAN NILAI
1 OPAK STAIN SALATIGA
2014
“AktualisasiGerakanMahasiswa
Yang Beretika, Disiplin dan
Berpikir Terbuka”
18-19 Agustus
2014
Peserta
3
2 Opak Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga 2014 “Aktualisasi
Pendidikan Karakter Sebagai
Pembentuk Generasi yang
religius, Educative, dan
Humanis”
20-21 Agustus
2014
Peserta
3
3
Sertifikat Orientasi Dasar
Keislaman (ODK) dengan tema
“Pemahaman Islam Rahmatan
Lil-Alamin Sebagai Langkah
Awal Menjadi Mahasiswa
Berkarakter”2
21 Agustus
2014
Peserta
2
4 Sertifikat 2Achievement
Motivasi Training (AMT)
dengan tema “Dengan
Semangat Menyongsong
Prestasi”
23 Agustus
2014
Peserta
2
5 Sertifikat Acara Pengakraban
Mahasiswa Baru PGMI STAIN
Salatiga
27 Agustus
2014
Peserta
2
6 Sertifikat Library User
Education
28 Agustus
2014
Peserta 2
7 Seminar Nasional dengan tema
“Ciptakan Karakter Mahasiswa
Religius dan Berakhlaq Mulia”
19 Septembber
2014
Peserta
8
8 Seminar Nasional dengan tema
“Peran Mahasiswa dalam
Mengawal Masa Depan
Indonesia Pasca Pilpres 2015”
25 September
2014
peserta
8
9 Sertifikat dengan tema “Bedah
Buku Membidik Bintang”
1 Oktober 2014 Peserta 2
10 Seminar Nasional dengan tema
“Optimlisasi Sumber Daya
Insani Terhadap Lembaga
Keuangan Syariah”
14 Oktober
2014
Peserta
8
111 Seminar Nasional dengan tema
“Implementasi Kurikulum 2013
paada mapel Bahasa Arab
tingkat dasar dan tingkat
menengah dalam upaya
menjawab tantangan
pengajaran Bahasa Arab”
4 November
2014
Peserta
8
12 Seminar Nasioanl dengan tema
“Perbaikan Mutu Pendidikan
melalui Profesionalitas
Pendidikan”
13 November
2014
Peserta
8
13 Seminar Nasional
Interpreneurship
16 November
2014
8
14 Sertifikat dengan tema “Potret
Kebudayaan Papua Bagian dari
Kekayaan Indonesia”
11 Desember
2014
2
15 Sertifikat PAB dengan tema
“Menumbuhkan Karakter
Islami dan Qur’ani”
13-14
Desember 2014
Peserta
3
16 Sertifikat Seminar Bedah Buku
dengan tema “Aktualisasi
Dakwah dalam Membuat
Generasi yang Bertaqwa,
Berilmu dan Berakhlaq Mulia”
5 Mei 2015 Peserta
2
17 Seminar Nasional dengan tema
“Mencegah Generasi Pemuda
Islam dari Pengaruh
Radiklisme ISIS”
6 Mei 2015 Peserta
8
18 Seminar Bahasa Arab dengan
tema “Aktualisasi Bahasa Arab
untuk Membentuk Karakter
Bangsa yang Bermartabat”
10 Juni 2015 Peserta
2
19 Seminar Nasional dengan tema
“Pendidikan Karakter untuk
Melahirkan Pemimpin Masa
Depan”
17 November
2015
Peserta
8
20 Ijazah “Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat Dasar”
(KMD)
21-26
November
2015
Peserta
8
21 Sertifikat “Racana sebagai 25-27 Peserta 3
Garda terdepan Pelaku
Perubahan”
November
2015
22 Seminar Internasional dengan
tema “Petani untuk Negeri”
24 September
2016
Peserta 2
23 Seminar Nasional Peringatan
Hari Bumi dengan tema
“Dengarkan Bisikan Alam
Tentang manusia”
29 April 2017 Peserta
8
24 Seminar Nasional dengan tema
“Unlocking Students Potential
to Deal With Globaliation”
6 Mei 2017 Peserta
8
25 Seminar Nasional Pasar Modal
Syariah dengan tema “Peluang
Mahasiswa dalam Berinvetasi
Menuju Kemandirian
Ekonomi”
8 November
2017
Peserta
8
26 Sertifikat Jalan santai dengan
Tema “Bersama Kita Bisa”
15 November
2017
Peserta 2
27 Seminar Nasional dengan tema
“Reaktualisasi Cantik Dhohir
dan Batin dalam Kacamata
Islam”
18 November
2017
Peserta
8
Jumlah Point 136
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eny Latifah
Tempat, tanggal lahir : Kabupaten Semarang, 22 Maret 1996
Alamat :Nobowetan RT.01/RW.05 Kelurahan Noborejo,
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
Pendidikan:
SD : SD Negeri Karangduren 04
SMP : SMP Negeri 2 Tengaran
SMA : SMA Negeri 1 Tengaran
Demikian daftar riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Yang menyatakan
Eny Latifah
NIM. 115-14-060
top related