skala pengukuran guttman dan rating scale1
Post on 08-Feb-2016
147 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SKALA PENGUKURAN GUTTMAN DAN RATING SCALE
A. Pengertian Skala Pengukuran
Skala merupakan prosedur pemberian angka-angka atau symbol lain
kepada sejumlah ciri dari suatu objek
Pengukuran adalah proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses
sistimatik dalam menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur atau
pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu.
Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah
yang berbeda menghendaki skala serta pengukuran yang berbeda pula.
Misalnya, orang dapat digambarkan dari beberapa karakteristik : umur,
tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan.
Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi
terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka,
penetapan, dan aturan. Pengukuran yang baik, harus mempunyai sifat
isomorphism dengan realita. Prinsip isomorphism, artinya terdapat kesamaan
yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan ”nilai” yang diperoleh
dari pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik
apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari fenomena yang
hendak diukur.
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable. Dalam melakukan
analisis statistik, perbedaan jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan
1
model atau alat uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat digunakan
oleh alat uji tertentu. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan
operasi matematik /peralatan statistik yang digunakan akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak tepat/relevan.
B. Macam-Macam Skala Pengukuran Untuk Instrumen
Skala pengukuran yang umumnya digunakan dalam penelitian meliputi
Skala Likert , Skala Guttman, Semantic Differential atau Rating Scale. Pada
makalah ini yang kami bahas yaitu skala Guttman dan skala Rating Scale.
1. Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Sesuai dengan namanya, skala
ini pertama kali diperkenalkan oleh Louis Guttman (1916–1987). Dalam
penggunaannya, skala guttman menghasilkan binary skor (0 – 1), dan
digunakan untuk memperoleh jawaban yang tegas dan konsisten seperti
‘ya’ dan ‘tidak’; ‘benar-salah’, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat
berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi, kalau pada
Skala Likert terdapat 1,2,3,4,5 interval, dari kata ‘sangat setuju’ sampai
‘sangat tidak setuju’, maka pada Skala Guttman hanya ada dua interval
yaitu ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian menggunakan Skala Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu
merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu
variabel.
Contoh:
2
1. Pernahkah kepala sekolah anda melakukan pemeriksaan di ruang
kerja anda ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Apakah anda setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga
jual?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Guttman mengembangkan teknik ini guna mengatasi problem yang
dihadapi oleh Likert maupun Thurstone. Di samping itu, skala Guttman
mempunyai asumsi, seperti yang dinyatakan (Babbie, 1983:184) is based
on the fact that some items under consideration may prove to be harder
indicators of the variable than others. (Dasar dari fakta di mana beberapa
item di bawah pertimbangan yang harus dibuktikan menjadi petunjuk kuat
satu variabel dibanding variabel lainnya).
Teknik tersebut dilihat dari sifat-sifatnya sebagai skala yang memiliki
dimensi tunggal. Tujuan utama pembuatan skala model ini pada prinsipnya
adalah untuk menentukan, jika sikap yang diteliti benar-benar mencakup
satu dimensi, (Miller, 1977:89). Sikap dikatakan berdimensi tunggal bila
sikap tersebut menghasilkan skala kumulatif. Sebagai contoh, jika seorang
responden yang setuju terhadap item 2, maka ia berarti juga setuju
terhadap item nomor 1, sedangkan seorang responden yang setuju dengan
item 3 juga berarti ia setuju pada item nomor 2 dan 1 dan seterusnya.
3
Dengan kata lain, seseorang yang setuju pada item tertentu dalam tipe
skala akan mempunyai skor yang lebih tinggi pada skala total daripada
seseorang yang tidak setuju pada item tersebut.
Responden, sebagai contohnya ditanyakan tentang apakah setuju atau tidak
terhadap peran organisasi guru dan orang tua.
a. Asosiasi guru-orang tua murid mempunyai peran penting dalam
perkembangan sekolah.
b. Asosiasi guru-orang tua murid mempunyai pengaruh kuat terhadap
perkembangan sekolah.
c. Asosiasi guru-orang tua murid merupakan organisasi penting untuk
meningkatkan kualitas sekolah.
Ketika membuat skala kumulatif, seorang peneliti harus menentukan,
pertama, apakah semua item membentuk skala berdimensi tunggal. Untuk
mencapai hal tersebut, perlu dapat menganalisis reproduksi jawaban, yaitu
proporsi prediksi kemudian dibuat dengan menggunakan jawaban item-
item utama. Kemudian bentuk jawaban yang sebenarnya dipelajari, dan
pengukuran dibuat dengan mempertimbangkan respons yang reproduktif
terhadap skor total. Skala Guttman mungkin merupakan teknik skala
pengukuran yang paling populer dan banyak digunakan pada penelitian
social.
Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu
jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna, yaitu semua
responsi diatur sebagai berikut:
4
Setuju dengan tidak setuju dengan
Skor
4
3
2
1
0
4 3 2 1
x x x x
x x
x
x x
x
4 3 2 1
x
x x
x x x
x x x
x
Pada pertanyaan yang lebih banyak pola ini tidak ditemukan secara utuh.
Adanya beberapa kelainan dapat dianggap sebagai error yang akan
diperhitungkan dalam analisa nantinya.
Kelemahan pokok dari Skala Guttman, yaitu:
1. Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik intuk
mengukur sikap terhadap objek yang kompleks atau pun untuk
membuat prediksi tentang perilaku objektersebut.
2. Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok
tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu
waktu dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain.
Jenis skala ini hanya mengukur satu dimensi dari satu variabel yang
memiliki beberapa dimensi. Misalnya seorang peneliti ingin
mengumpulkan data tentang kebutuhan mahasiswa, ditentukan 4 macam
kebutuhan yaitu : Berteman, Belajar, Rekreasi dan istirahat, salah satu
5
dimensi dari keempat dimensi tadi akan dibagi menjadi 5 pernyataan
dalam kuesioner. Maka Skala Guttman akan menggunakan kelima
pernyataan tersebut sebagai item :
Contoh : dimensi belajar dibagi menjadi 5 pernyataan (dari kebutuhan
yang paling rendah dahulu) :
1) Untuk mencari ilmu
2) untuk melanjutkan pendidikan
3) Untuk mendapatkan gelar
4) Untuk mendapatkan ijazah
5) Untuk syarat dalam mencari kerja
Hirarki kebutuhan
1.) Kebutuhan akan syarat mencari kerja
2.) Kebutuhan akan ijazah
3.) Kebutuhan akan gelar
4.) Kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan
5.) Kebutuhan akan ilmu
Dalam bentuk pertanyaan :
1. Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mencari
ilmu (Ya/Tidak)
2. Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam
melanjutkan pendidikan ? (Ya/Tidak)
3. Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam
mendapatkan gelar ? (Ya/Tidak)
6
4. Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam
mendapatkan ijazah ? (Ya/Tidak)
5. Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan anda dalam
memenuhi syarat mencari kerja ? (Ya/Tidak)
Hasil penilaian dari 10 responden. diatur dari kiri ke kanan, mulai dari
pertanyaan yang paling banyak memiliki jawaban YA (positif) sampai
yang paling sedikit
RespondenPertanyaan
Total5 4 3 2 1
A X X 2
B X X 2
C X X 2
D X X X X 4
E X X X X 4
F X X X X X 5
G X X X X X 5
H X X X X X 5
I X X X X X 5
J X X X 3
Total Ya 9 8 7 7 6 37
7
2. Rating Scale
Rating Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang atau
tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah
merupakan data kualitatif. Dalam skala model Rating Scale, responden
tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah
disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Oleh karena itu Rating Scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas
untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial
ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.Yang penting dalam
Rating Scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan
pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu
memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu
sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan
angka 2. Contoh “Beri tanda silang (x) pada angka yang sesuai dengan
penilaian Anda terhadap pelayanan PT. Telkomsel !”
Sangat Sangat
Buruk Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi
untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. Rating
Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap
8
sebagai butir-butir atau item. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan pengertian Rating Scale adalah salah satu alat untuk
memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat / ciri-
ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara
bertingkat.
Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan
terhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan
berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu.
Unsur penilaian terdapat dalam pernyataan pandangan pribadi dari orang
yang menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap yang
tercantum dalam daftar. Penilaian itu dituangkan dalam bentuk penentuan
gradasi antara sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak ada dan
sangat ada.
Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari
pengamat dan bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu
pengamat saja tidak berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak
obyektif tentang orang yang dinilai. Untuk itu dibutuhkan beberapa skala
penilaian yang diisi oleh beberapa orang, yang kemudian dipelajari
bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang kepribadian
seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan.
a. Kegunaan Pemakaian Rating Scale
Hasil observasi dapat dikuantifikasikan beberapa pengamat menyatakan
penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah alat/sikap yang sama
9
sehingga penilaian-penilaian itu ( ratings ) dapat dikombinasikan untuk
mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan.
b. Kesalahan-kesalahan dalam Rating Scale
1) Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang
karena bergaul akrab dengan siswa
2) Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau
sangat kurang dan karena itu menilai suatu item dalam daftar pada
gradasi cukupan (error ofcentral tendency ).
3) Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya
terhadap satu dua sikap atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat
kurang, sehingga penilaiannya terhadap item lain cenderung jatuh
pula pada gradasi sangat baik atau sangat kurang ( hallo effect ).
Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap seorang
siswa ( A ) yang penampilannya kurang menarik dan kemudian
memilih gradasi kurang pada item-item yang lain.
4) Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dan
kemudian mengartikannya menurut interprestasi sendiri ( logical
error )
5) Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari
jawaban terhadap butir yang lain ( carry over effect ).
c. Bentuk-bentuk Rating Scale
Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain :
1) Skala Numerik/Kuantitatif
10
Skala ini menggunakan angka-angka ( skor-skor ) untuk
menunjukan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada
masing-masing angka.
2) Skala Penilaian Grafis
Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Gradasi-gradasi
ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi
singkat di bawah garisnya Pengamat memberikan tanda silang di
garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi yang dipilih.
3) Daftar Cek
Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif
dengan type pilihan berganda ( multiple choice ). Pada masing-
masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai
lima pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan.
Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di ruang
yang disediakan.
Contoh: Seberapa baik ruang kerja yang ada di perusahaan anda?
Beri jawaban angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itu kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baik
11
Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia :
No. Item
Pertanyaan tata ruang kantor Interval jawaban
1 Penataa meja kerja sehingga arus kerja menjadi pendek 4 3 2 1
2 Pencahayaan alam tiap ruangan 4 3 2 13 …………….
KESIMPULAN12
1. Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable.
2. Skala pengukuran yang umumnya digunakan dalam penelitian meliputi
Skala Likert , Skala Guttman, Semantic Differential atau Rating Scale.
3. Skala Guttman merupakan skala kumulatif dan digunakan untuk
memperoleh jawaban yang tegas dan konsisten terhadap permasalahan yang
ditanyakan. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio
dikhotomi (dua alternatif).
4. Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa
suatu daftar yang berisi tentang sifat / ciri-ciri tingkah laku yang ingin
diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
5. Bentuk-bentuk Rating Scale terdiri dari :
a) Skala Numerik/Kuantitatif
b) Skala Penilaian Grafis
c) Daftar Cek
RUBRIK & RATING SCALE13
A. RUBRIK1. Pengertian Penilaian Rubrik
Rubrik adalah pedoman penskoran atau penilaian (Iryanti, 2004:13). Heidi Goodrich Andrade (1997) dalam Zainul (2003: 5.17) mendefinisikan rubric sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Menurut Heidi Goodrich Andrade (1997) dalam Zainul (2003;5.17) mendefinisikan rubrik sebagai suatu alat penskoran yang terdiri atas daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Arends mendefinisakn scoring rubric sebagai deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk menilainya (2008:244). Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett, rubrik adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang di dalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diakses ke anak didik.digunakan untuk mengukur kinerja.
2. Jenis-jenis penialain rubrikPenilaian rubrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rubrik analitik dan
rubrik holistik.a) Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang
ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini, dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan siswa dalam mempresentasikan tugas, serta kemampuan siswa dalam mengerjakan soal uraian yang berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai materi.
b) Menurut Iryanti (2004:13). Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Jadi semua aspek dalam penerapan konsep secara individual bisa dinilai dalam rubrik ini. Untuk rubrik holistik format penilaiannya bisa mengunakan angka 4 (memuaskan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), 2 (memuaskan dengan banyak kekurangan, dan 1 (tidak memuaskan).
3. Model-model rubrikAda 5 model yang bisa digunakan untuk mengkonstruk rubrik, yaitu:
a) Model PresentationDalam model ini mulai dari tahap refleksi, listing, sampai dengan grouping dan labelingsemua dilakukan oleh pengajar/dosen. Namun pada tahap aplikasinya, dosen dan mahasiswa melakukan refleksi dan saling curah pendapat berdasarkan pemahaman mereka tentang rubric yang akan digunakan.
b) Model FeedbackDalam model ini mulai dari tahap refleksi, listing, sampai dengan grouping dan labelingsemua dilakukan oleh pengajar/dosen. Namun pada tahap aplikasinya, pengajar/dosen bersama mahasiswa melakukan penyuntingan untuk kejelasan rubric yang akan digunakan.
14
c) Model Pass-the hatDalam model ini refleksi dilakukan oleh dosen, listing bisa dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, grouping dan labeling dilakukan oleh dosen dan sekelompok mahasiswa ikut berkontribusi didalamnya. Pada tahap aplikasinya dosen danmahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.
d) Post-itDalam model ini refleksi dilakukan oleh dosen, listing dilakukan olehmahasiswa, grouping dan listing dilakukan oleh dosen dan mahasiswa yang sebelumnya sudah dibentuk dalam kelompok untuk memfasilitasi mereka dalammengembangkan berdasarkan fakta yang mereka miliki. Pada tahap aplikasinya dosen dan mahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.
e) Model 4x4mengembangkan berdasarkan fakta yang mereka miliki. Pada tahap aplikasinya dosen dan mahasiswa secara bersama menyelesaikan rubric sampai tuntas.
4. Template rubrikUntuk memudahkan dalam membuat rubrik, mertler membuat templatenya
sebagai berikut:a) Rubrik Holistik
Skor Deskripsi5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang
permasalahannya.Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
4 Memperlihatkan pemahaman yang cukup tentang permasalahannya.Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
3 Memperlihatkan pemahaman parsial tentang pemahamannya.Kebanyakan persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.
2 Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang permasalahannya.Banyak persyaratan tugas yang tidak tampak dalam respons.
1 Memperlihatkan sama sekali tidak memahami permasalahannya.
15
b) Rubrik AnalitikKriteria Mulai Mengembangkan Menguasai Exemplary Skor1 Deskripsi
yangmerefleksikankinerja tingkatpemula
merefleksikanpergeseran ke arahkinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja palingtinggi
2 Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatpemula
merefleksikanpergeseran ke arahkinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja palingtinggi
3 Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatpemula
merefleksikanpergeseran ke arahkinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja palingtinggi
4 Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatpemula
merefleksikanpergeseran ke arahkinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja tingkatmenguasai
Deskripsi yangmerefleksikankinerja palingtinggi
Dari template yang sudah dihadirkan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya rubric memiliki stuktur yang terdiri (Zainul dan Mulyana, 2003: 5.18): pertama adalah senarai, yaitu daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensidimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan kedua adalah gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk. Elemen-elemen yang ada dalam didalamnya : 1) dimensi yang akan dijadikan dasar menilai kinerja siswa, 2) definisi dari contoh, yang merupakan penjelasan dari setiap dimensi, 3) skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi, 4) standar untuk setiap kategori kinerja.
16
B. RATING SCALE1. Pengertian Rating Scale
Menurut Depdikbud (1975), Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi.Rating Scale dapat juga diartikan sebagai alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatatsecara bertingkat Bimo Walgito, (1987). Sedangkan WS. Winkel (1995) berpendapat bahwa Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item. Menurut Padmono (2009), Rating Scale adalah hasil observasi yang dicatat oleh observer tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat atau sikap yang disebutkan dalam skal itu.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat yang ingin diselediki yang harus dicatat secara bertingkat.
2. Jenis-Jenis Rating Scalea. Numerical Rating Scale
Jenis ini merupakan rating scale yang paling sederhana bentuk dan pengadministrasiannya. Bentuk ini terdiri dari pernyataan tentang suatu karakteristik tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti, oleh angka yang menunjukan kualitas.
b. Graphic Rating ScaleRating Scale jenis ini hampir sama dengan numerical rating scale, hanya dalam graphic rating scale yang digunakan bukan angka sebagai tanda deskripsi tingkah laku atau hasil tugas. Pengukuran karakteristik dilakukan dengan memberi tanda pada suatu kontinum grafis.
c. Ranking Methods Rating ScaleDua macam cara menyusun ranking, yaitu : (1) menyusun ranking kedudukan murid suatu kelas dalam aspek tertentu atau keseluruhan aspek hasil belajar. (2) memeriksa kemampuan murid untuk menentukan kedudukan relatif suatu komponen dalam suatu prosedur tertentu. Penyusunan ranking sebaiknya dilakukan secara simultan dan disusun dari ranking tertinggi atau terendah dan seterusnya.
d. Comparative Rating ScaleJenis ini berupa pembuatan kriteria atau alat pembading. Kelemahan yang sulit dihindari dengan cara ini adalah menentukan kriteria yang akan digunakan sebagai pembanding. Cara yang termudah adalah
17
melakukan analisis hasil kerja murid dalam jangka waktu lama, kemudian dipilih dan disusun dalam bentuk skala.
e. Paired Comparison Rating ScaleJenis ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil kerja seorang murid dengan hasil kerja murid lainnya. Setiap hasil kerja atau tugas dilakukan pembandingan secara pemasangan, sehingga hasil perbandingan dapat diketahui hasil kerja manakah yang paling baik dan paling kurang.
3. Kegunaan Pemakaian Rating Scalea. Hasil observasi dapat dikuantifikasikan.b. Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa
terhadapsejumlah alat atau sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu (ratings) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan.
4. Kelebihan Rating Scalea. Dapat diperoleh adanya tingkatan-tingkatan dari setiap sifat.b. Memudahkan observer, karena hanya tinggal memberi tanda-tanda tertentu pada
tingkatan sifat-sifat tertentu.c. Observer tidak perlu memberikan evaluasi yang panjang lebar terhadap individu
yang diamati.d. Dalam penyusunan dan administrasinya tidak mahal, latihan yang diperlukan
penilai hanya sedikit, tidak memakan waktu, dan dapat digunakan terhadap jumlah karyawan yang besar.
e. Praktis, satu form dapat digunakan untuk hampir semua jenis pekerjaan seniman.f. Memerlukan waktu yang cukup singkat.g. Bisa dikurangi dengan memberikan deskripsi atas faktor-faktor yang dinilai.5. Kekurangana. Item-item dalam skala penilaian diartikan lain-lain oleh mereka yang
memberikan.b. Penilaian sangat subyektif.c. Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat diamati.d. Gradasi-gradasi pada masing-masing item dalam daftar tidak
jelas,terlalu banyak atau terlalu sedikit.e. Dibutuhkan banyak waktu untuk mengisi skala penilaian, banyak siswa
dan mengolahnya satu persatu.
18
top related