silabus...2019/12/06 · 7 mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi...
Post on 03-Feb-2021
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
SILABUS STASE SPORT/WELLNESS
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
-
PEDOMAN PERKULIAHAN
Abstrak
Fisioterapi Sport/wellness merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi
berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi
sport/wellness. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu: Menjunjung tunggi nilai
kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika; Menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau temuan
orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliaanya
secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang keilmuan fisioterapi dasar
(fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan manusia secara
umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori aplikasi pelaksanaan asuhan
Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada bidang keilmuan Fisioterapi
Sport/wellness; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip Clinical Reasoning dalam
pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan). Mampu bekerja di bidang
keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang
minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu bekerja sama dengan
profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mampu
mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan
informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya. (CP Ketrampilan umum). Mampu
menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang berhubungan dengan masalah gerak dan
fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan
sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan IPTEK komunikasi, psikososial yang
berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan
fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia; Mampu menerapkan
pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi fisioterapis (Ftr)
dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan khusus)
Tujuan
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus sport dan wellness, serta melakukan rujukan
ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi
sport dan wellness: (Cidera Olahraga Pada Shoulder, Cidera Olahraga Pada Elbow, Cidera
Olahraga Pada Wrist and Hand, Cidera Olahraga Pada Pelvic, Cidera Olahraga Pada Hip, Cidera
Olahraga Pada Knee, Cidera Olahraga Pada Pedis, Cidera Olahraga Pada Vertebra, Aplikasi
Kinesiotaping Pada Cidera Olahraga, Aplikasi Screeening dalam Optimize Human Performance,
Health Related Physical Fitness, Skill Related Physical Fitness, Olahraga Pada Komunitas
Tertentu, Olahraga Pada Kondisi Able Body, Olehraga Pada Kondisi Disable Body, dan
Olahraga Pada Olimpiade Internasional atau Paralympic Games).
-
SILABUS BERBASIS KOMPETENSI
I. IDENTITAS MATA KULIAH
Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode : PFT1005
SKS : 4 SKS
Semester : I
Prasyarat : -
II. STANDAR KOMPETENSI
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada
kasus sport/wellness.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/
Rincian Materi
1.
Mahasiswa dapat melakukan
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sport (
cidera olahraga pada
shoulder, cidera olahraga
pada elbow, cedera olahraga
pada wrist and hand)
- Melakukan assessment
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada shoulder,
cidera olahraga pada elbow,
cedera olahraga pada wrist
and hand)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
patologi sport ( cidera
olahraga pada shoulder,
cidera olahraga pada elbow,
cedera olahraga pada wrist
and hand)
- Menetapkan planning
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada shoulder,
cidera olahraga pada elbow,
cedera olahraga pada wrist
and hand)
- Melakukan intervensi
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada shoulder,
cidera olahraga pada elbow,
cedera olahraga pada wrist
and hand)
- Melakukan evaluasi
Proses asuhan fisioterapi
pada cidera olahraga pada
shoulder, cidera olahraga
pada elbow, cedera olahraga
pada wrist and hand.
-
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada shoulder,
cidera olahraga pada elbow,
cedera olahraga pada wrist
and hand)
- Melakukan rujukan ke
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
sport ( cidera olahraga pada
shoulder, cidera olahraga
pada elbow, cedera olahraga
pada wrist and hand)
2
Mahasiswa dapat melakukan
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sport (
cidera olahraga pada pelvic,
cidera olahraga pada
vertebra)
- Melakukan assessment
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada pelvic, cidera
olahraga pada vertebra)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
sport ( cidera olahraga pada
pelvic, cidera olahraga pada
vertebra)
- Menetapkan planning
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada pelvic, cidera
olahraga pada vertebra)
- Melakukan intervensi
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada pelvic, cidera
olahraga pada vertebra)
- Melakukan evaluasi
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada pelvic, cidera
olahraga pada vertebra)
- Melakukan rujukan ke
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
sport ( cidera olahraga pada
pelvic, cidera olahraga pada
vertebra)
Proses asuhan fisioterapi
pada cidera olahraga pada
pelvic, cidera olahraga pada
vertebra
3 Mahasiswa dapat melakukan - Melakukan assessment
Proses asuhan fisioterapi
pada cidera olahraga pada
-
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sport (
cidera olahraga pada hip,
cidera olahraga pada knee,
cedera olahraga pada pedis)
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada hip, cidera
olahraga pada knee, cedera
olahraga pada pedis)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
patologi sport ( cidera
olahraga pada hip, cidera
olahraga pada knee, cedera
olahraga pada pedis)
- Menetapkan planning
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada hip, cidera
olahraga pada knee, cedera
olahraga pada pedis)
- Melakukan intervensi
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada hip, cidera
olahraga pada knee, cedera
olahraga pada pedis)
- Melakukan evaluasi
terkait patologi sport ( cidera
olahraga pada hip, cidera
olahraga pada knee, cedera
olahraga pada pedis)
- Melakukan rujukan ke
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
sport ( cidera olahraga pada
hip, cidera olahraga pada
knee, cedera olahraga pada
pedis)
hip, cidera olahraga pada
knee, cedera olahraga pada
pedis
4 Mahasiswa dapat melakukan
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sport (
- Melakukan assessment
terkait patologi sport (
aplikasi kinesiotaping pada
cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
patologi sport ( aplikasi
Proses asuhan fisioterapi
pada aplikasi kinesiotaping
pada cidera olahraga, dan
aplikasi screening dalam
optimize human
performance
-
aplikasi kinesiotaping pada
cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
kinesiotaping pada cidera
olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
- Menetapkan planning
terkait patologi sport (
aplikasi kinesiotaping pada
cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
- Melakukan intervensi
terkait patologi sport (
aplikasi kinesiotaping pada
cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
- Melakukan evaluasi
terkait patologi sport (
aplikasi kinesiotaping pada
cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
- Melakukan rujukan ke
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait sport (
aplikasi kinesiotaping pada
cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize
human performance)
5 Mahasiswa dapat melakukan
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi wellness
(health related physical
fitness dan skill related
physical fitness)
- Melakukan assessment
terkait patologi patologi
wellness (health related
physical fitness dan skill
related physical fitness)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
patologi patologi wellness
(health related physical
fitness dan skill related
physical fitness)
- Menetapkan planning
Proses asuhan fisioterapi
pada patologi health related
physical fitness dan skill
related physical fitness
-
terkait patologi wellness
(health related physical
fitness dan skill related
physical fitness)
- Melakukan intervensi
terkait patologi wellness
(health related physical
fitness dan skill related
physical fitness)
- Melakukan evaluasi
terkait patologi wellness
(health related physical
fitness dan skill related
physical fitness)
- Melakukan rujukan ke
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
patologi wellness (health
related physical fitness dan
skill related physical fitness)
6
Mahasiswa dapat melakukan
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi wellness
(olaraga pada komunitas
tertentu dan olahraga pada
olimpiade internasional atau
Paralympic games)
- Melakukan assessment
terkait patologi wellness
(olaraga pada komunitas
tertentu dan olahraga pada
olimpiade internasional atau
Paralympic games)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
patologi p wellness (olaraga
pada komunitas tertentu dan
olahraga pada olimpiade
internasional atau Paralympic
games)
- Menetapkan planning
terkait patologi wellness
(olaraga pada komunitas
tertentu dan olahraga pada
olimpiade internasional atau
Paralympic games)
- Melakukan intervensi
terkait patologi wellness
(olaraga pada komunitas
tertentu dan olahraga pada
Proses asuhan fisioterapi
pada patologi olaraga pada
komunitas tertentu dan
olahraga pada olimpiade
internasional atau
Paralympic games
-
olimpiade internasional atau
Paralympic games)
- Melakukan evaluasi
terkait patologi wellness
(olaraga pada komunitas
tertentu dan olahraga pada
olimpiade internasional atau
Paralympic games)
- Melakukan rujukan ke
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
patologi wellness (olaraga
pada komunitas tertentu dan
olahraga pada olimpiade
internasional atau Paralympic
games)
7
Mahasiswa dapat melakukan
assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara
ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke
profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi wellness
(olaraga pada kondisi able
body dan olahraga pada
kondisi disable body)
- Melakukan assessment
terkait patologi wellness
(olaraga pada kondisi able
body dan olahraga pada
kondisi disable body)
- Melakukan diagnosa
fisioterapi secara ICF terkait
patologi wellness (olaraga
pada kondisi able body dan
olahraga pada kondisi disable
body)
- Menetapkan planning
terkait patologi wellness
(olaraga pada kondisi able
body dan olahraga pada
kondisi disable body)
- Melakukan intervensi
terkait patologi wellness
(olaraga pada kondisi able
body dan olahraga pada
kondisi disable body)
- Melakukan evaluasi
terkait patologi wellness
(olaraga pada kondisi able
body dan olahraga pada
kondisi disable body)
- Melakukan rujukan ke
Proses asuhan fisioterapi
pada olaraga pada kondisi
able body dan olahraga pada
kondisi disable body
-
profesi lainnya apabila
dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
patologi wellness (olaraga
pada kondisi able body dan
olahraga pada kondisi disable
body)
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 1
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana cidera
olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada elbow, cedera
olahraga pada wrist and hand.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera
olahraga pada elbow, cedera olahraga pada wrist and hand).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada elbow, cedera olahraga pada wrist and hand)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada elbow, cedera olahraga pada wrist and hand)
3. Menetapkan planning terkait patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada elbow, cedera olahraga pada wrist and hand)
4. Melakukan intervensi terkait patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada elbow, cedera olahraga pada wrist and hand)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada elbow, cedera olahraga pada wrist and hand)
-
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sport ( cidera olahraga pada shoulder, cidera olahraga pada
elbow, cedera olahraga pada wrist and hand)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching - Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana ( cidera olahraga pada
shoulder, cidera olahraga pada
elbow, cedera olahraga pada wrist
and hand).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
-
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes. The
American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association: Joint
Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 2
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana cidera olahraga
pada pelvic, cidera olahraga pada vertebra.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera
olahraga pada vertebra)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera olahraga pada vertebra)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera olahraga pada vertebra)
3. Menetapkan planning terkait patologi sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera olahraga pada vertebra)
4. Melakukan intervensi terkait patologi sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera olahraga pada vertebra)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera olahraga pada vertebra)
-
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sport ( cidera olahraga pada pelvic, cidera olahraga pada
vertebra)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching - Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi ( cidera
olahraga pada pelvic, cidera
olahraga pada vertebra).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
-
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes.
The American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association:
Joint Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 3
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana cidera
olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee, cedera
olahraga pada pedis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera
olahraga pada knee, cedera olahraga pada pedis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee, cedera olahraga pada pedis)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee, cedera olahraga pada pedis)
3. Menetapkan planning terkait patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee, cedera olahraga pada pedis)
4. Melakukan intervensi terkait patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee, cedera olahraga pada pedis)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee, cedera olahraga pada pedis)
-
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi sport ( cidera olahraga pada hip, cidera olahraga pada knee,
cedera olahraga pada pedis)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi ( cidera
olahraga pada hip, cidera olahraga
pada knee, cedera olahraga pada
pedis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
-
report.
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes.
The American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association:
Joint Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 4
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana aplikasi
kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi screening
dalam optimize human performance.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera
olahraga, dan aplikasi screening dalam optimize human performance).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi screening dalam optimize human performance)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi screening dalam optimize human performance)
3. Menetapkan planning terkait patologi sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi screening dalam optimize human performance)
4. Melakukan intervensi terkait patologi sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi screening dalam optimize human performance)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi screening dalam optimize human performance)
-
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait sport ( aplikasi kinesiotaping pada cidera olahraga, dan aplikasi
screening dalam optimize human performance)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi ( aplikasi
kinesiotaping pada cidera
olahraga, dan aplikasi screening
dalam optimize human
performance).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
-
report.
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes.
The American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association:
Joint Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 5
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
wellness
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana health related
physical fitness dan skill related physical fitness
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi wellness (health related physical fitness dan
skill related physical fitness)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi patologi wellness (health related physical fitness dan skill related physical fitness)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi patologi wellness (health related physical fitness dan skill related physical fitness)
3. Menetapkan planning terkait patologi wellness (health related physical fitness dan skill related physical fitness)
4. Melakukan intervensi terkait patologi wellness (health related physical fitness dan skill related physical fitness)
-
5. Melakukan evaluasi terkait patologi wellness (health related physical fitness dan skill related physical fitness)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi patologi wellness (health related physical fitness dan skill
related physical fitness)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana wellness (health
related physical fitness dan skill
related physical fitness)
.
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
-
report.
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes.
The American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association:
Joint Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 6
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana wellness
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana olaraga pada
komunitas tertentu dan olahraga pada olimpiade
internasional atau Paralympic games.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan
olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi p wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
3. Menetapkan planning terkait patologi wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
4. Melakukan intervensi terkait patologi wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
-
5. Melakukan evaluasi terkait patologi wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi patologi wellness (olaraga pada komunitas tertentu dan
olahraga pada olimpiade internasional atau Paralympic games)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana (olaraga pada
komunitas tertentu dan olahraga
pada olimpiade internasional atau
Paralympic games)
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
-
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes.
The American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association:
Joint Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Sport/wellness
Kode/SKS : PFT1006 / 4 SKS
Semester : I
Minggu ke : 7
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
wellness
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana olaraga pada
kondisi able body dan olahraga pada kondisi disable body
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan
olahraga pada kondisi disable body)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan olahraga pada kondisi disable body)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan olahraga pada kondisi disable body)
3. Menetapkan planning terkait patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan olahraga pada kondisi disable body)
4. Melakukan intervensi terkait patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan olahraga pada kondisi disable body)
-
5. Melakukan evaluasi terkait patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan olahraga pada kondisi disable body)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi patologi wellness (olaraga pada kondisi able body dan
olahraga pada kondisi disable body)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana wellness (olaraga pada
kondisi able body dan olahraga
pada kondisi disable body)
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
-
report.
Sumber Belajar :
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes.
The American College of Sports Medicine and The American Diabetes Association:
Joint Position Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
-
KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Sport//wellness
Kode Mata Kuliah : PFT1006
Pengajar : M. Widnyana, S.Ft., M.Fis.
Semester : 1
Hari pertemuan/Jam :
Tempat Pertemuan : Royal Sport Medical Centre Universitas Pelita Harapan, Laboratorium
Sport Universitas Udayana .
1. Manfaat Mata Kuliah
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta melakukan
rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait
patologi sport/wellness.
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya :
1. Cidera Olahraga Pada Shoulder 2. Cidera Olahraga Pada Elbow 3. Cidera Olahraga Pada Wrist and Hand 4. Cidera Olahraga Pada Pelvic 5. Cidera Olahraga Pada Hip 6. Cidera Olahraga Pada Knee 7. Cidera Olahraga Pada Pedis 8. Cidera Olahraga Pada Vertebra 9. Aplikasi Kinesiotaping Pada Cidera Olahraga 10. Aplikasi Screeening dalam Optimize Human Performance 11. Health Related Physical Fitness 12. Skill Related Physical Fitness 13. Olahraga Pada Komunitas Tertentu 14. Olahraga Pada Kondisi Able Body 15. Olehraga Pada Kondisi Disable Body 16. Olahraga Pada Olimpiade Internasional atau Paralympic Games.
3. Tujuan Instruksional
-
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu
melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem sport dan wellness, serta
melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sport dan wellness.
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan
lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal,
dan ujian bagian.
6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
1. Colberg, S.R., Sigal, R.J., Fernhall B., Regensteiner J., Blissmer, B.J., Rubin, R.R., Chasan-Taber L., Albright, A.L. & Braun, B. 2010. Exercise and Type 2 Diabetes. The American
College of Sports Medicine and The American Diabetes Association: Joint Position
Statement Executive Summary. Diabetes Care 2010 vol. 33 no. 12
7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
1. Morning Report (MR)
a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD
b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa
c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase
d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT
(perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)
e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE
f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR
kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
2. Tugas Lapangan (TL)
a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE
b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE
c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan
melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log
d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien
-
e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk
dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )
f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
3. Presentasi Kasus (Presus)
a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase
b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada
buku log
c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor
d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)
e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)
f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018
(max H-3 ujian)
g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS)
h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
4. Presentasi Jurnal (Presjur)
a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase
b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE
c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal
d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada
buku log
e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor
f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR
g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max
H-3)
i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)
h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok
i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)
j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
-
5. Kuliah Kepakaran
a. Kuliah kepakaran bersifat isidental
b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain
c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran
d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain
f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)
6. Ujian Bagian
a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase
b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor
c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa
d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor
e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)
f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor
8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan
Kemampuan
≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa
≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik
≥ 70 – 74 B 3,0 Baik
≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik
≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup
≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup
≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang
0 – 39 E 0 Sangat Kurang
Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:
1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi
Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)
-
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.
Menyetujui
Mahasiswa Dosen pengampu
(……………………………) (…………………………………….)
top related