seven jump
Post on 12-Apr-2016
45 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KASUS 1
SISTEM REPRODUKSI 1
Ny. D usia 23 tahun, hamil 24 minggu, G30000, datang ke poli KIA Rumah Sakit
Sayang Anak. Ny. D mengeluh mengalami morning sickness yang sangat ekstrim sehingga
kegiatan sehari-harinya sangat terganggu. Ny. D merasakan perutnya lebih besar dari ibu
hamil yang lainnya serta sering BAK dan sering lelah. Selain keluhan tersebut Ny. D juga
mengatakan merasakan gerakan janin lebih dini. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80
mmHg, BB: 65Kg (Sebelum hamil BB: 45Kg), TFU 30cm, DJJ 140x, AFP meningkat.
LEARNING OBJECTIVE
KEHAMILAN KEMBAR (GEMELI)
A. Pengertian
Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
(Rustam Mochtar, 1998). Kehamilan ganda adalah kehamilan dimana terdapat dua atau
lebih janin dalam satu uterus pada waktu kehamilan tersebut (sewaktu hamil). (Wikipedia
Indonesia, 2003). Kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada kehamilan yang berasal
dari fertilisasi in vitro (bayi tabung) daripada kehamilan spontan.
B. Klasifikasi
Jenis kehamilan kembar menurut Manuaba dan Mochtar (1990) meliputi:
1. Kehamilan Kembar Monozigot (Identik)
Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga disebut juga
hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler.
Kehamilan kembar monozigote dapat terjadi karena:
a. Satu ovum dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
b. Hambatan pada tingkat segmentasi.
c. Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum primitive strike (4 – 5 minggu
kehamilan).
Hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Jenis kelamin sama.
b. Biasanya kembar identik.
c. Mempunyai gen yang sama.
d. Pada kehamilan dalam rahim terdapat 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion.
Pada hamil kembar monozigote dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar
siam.
2. Kembar Dizigot
Merupakan kehamilan kembar 2 telur yang dibuahi sperma yang berbeda. Kedua
telur dapat berasal dari 1 ovarium dari 2 flikel de graff, 1 ovarium dari 1 folikel de
graff, 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
Ciri kehamilan kembar dizigote yaitu:
1. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda.
2. Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion, 2 korion.
Pada kehamilan kembar digizote:
3. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang lain tumbuh sampai cukup bulan.
4. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.
C. Epidemiologi
Dalam berbagai literatur disebut insiden kehamilan kembar adalah 1 kehamilan
kembar dibanding 89 kehamilan tunggal. Sedangkan kembar tiga 1 berbanding 89
pangkat dua, dan kembar empat 1 berbanding 89 pangkat tiga, dan seterusnya.
Prawirohardjo (1948) melaporkan bahwa diantara 16.288 persalinan terdapat 197
persalinan gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3).
D. Etiologi
Beberapa faktor berikut ikut berperan dalam menyebabkan terjadinya kehamilan
ganda:
1. Ras/bangsa
Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung lebih besar
mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit putih/Eropa. Meski belum dapat
dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak kasus memang terlihat kehamilan ganda
lebih sering dialami ibu-ibu hamil kulit berwarna dibanding mereka yang berkulit
putih.
2. Usia
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda semakin besar.
Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas terjadinya kehamilan ganda akan
menurun lagi.
3. Hereditas/keturunan
Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari
garis keturunan ibu ada yang kembar, maka prosentase melahirkan anak kembar lebih
besar. Namun tidak tertutup kemungkinan garis keturunan ayah bisa menimbulkan
kehamilan kembar. Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis maternal lebih
besar dibanding dari garis paternal.
4. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya juga ikut
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Soalnya, dengan obat tersebut
sel telur yang matang pada setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini biasanya
diberikan pada pasangan yang sulit hamil dengan faktor penyebab infertilitas indung
telur. Itulah mengapa, pada kasus-kasus pasangan yang sulit mendapat momongan
kemudian menjalani terapi obat-obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi kehamilan,
biasanya merupakan kehamilan kembar.
5. Prosedur fertilisasi in vitro
Di sini beberapa embrio yang sudah dibuahi diimplantasikan dalam rahim. Jika semua
berkembang dengan baik, maka terjadi pertumbuhan lebih dari satu. Di atas usia
kehamilan 30 minggu, berat badan masing-masing janin ini umumnya lebih ringan
dibanding janin pada kehamilan tunggal di usia kehamilan yang sama. Perbedaan
berat saat persalinan bisa mencapai 1000-1500 gram. Penyebabnya diperkirakan
adalah regangan berlebih pada uterus, hingga sirkulasi darah di plasenta mengalami
penurunan.
E. Patofisiologi
Pada kembar identik atau kembar monozigote, proses terjadinya yaitu pada saat
pembuahan, satu ovum dibuahi oleh satu sel sperma. Kemudian terbentuk zigote. Zigote
membelah secara mitosis, dari 1 sel menjadi 2, dari 2 sel menjadi 4 dan seterusnya yang
disebut fase morula, blastula, gastula, dan neurula.
Bila pembelahan seperti diatas terjadi pada fase morula (1-3 hari setelah pembuahan),
maka setiap embrio akan memiliki kantong ketuban yang berbeda dan satu plasenta.
Kemudian pada fase primitif, akan terjadi pemisahan sempurna yang akan berkembang
menjadi 2 (atau lebih) janin yang kembar identik.
Bila pada fase primitif terjadi gangguan, atau terdapat kegagalan pembelahan, maka
biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya bagian tubuh tertentu.
Ketidaksempurnaan akibat gangguan segmentasi inilah yang menyebabkan proses
pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan disebut kembar siam.
Pada kembar fraternal atau kembar dizigote, dimana terjadi dua ovum yang matang
secara bersama – sama dibuahi oleh masing masing 1 sel sperma. Sehingga pada proses
pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion
yang terpisah, tetapi masih dalam satu rahim.
Bangsa, umur, peritas, keturunan, obat penginduksi ovulasi
Hambatan pada tingkat blastula, zigote mengalami pembelahan
2 ovum diabuahi 2 sperma
Presentasi janin normal
Persalinan pervaginam
Mal presentasi
Perubahan hormon
Mual, muntah, anoreksia
2 zigote
Pembedahan (SC)
Resiko tinggi infeksi Post operasi (SC)
Ancaman kematian ibu & janin
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
Bayi prematur
Uterus membesar sesuai usia kehamilan
Kehamilan Ganda
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ansietas
Perubahan eliminasi urine (sering berkemih)
Tekanan abdomen meningkat
Resting intoleransi aktivitas
Kepekaan uterus meningkat
F. WOC/Pathway
G. Manifestasi Klinis
Pada kehamilan ganda dengan distensi uterus yang berlebihan dapat terjadi persalinan
prematur. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan janin lebih besar sehingga terjadi defisiensi
nutrisi seperti anemia kehamilan yang dapat menggangu pertumbuhan janin dalam rahim.
Frekuensi terjadinya hidramnion pada hamil ganda sekitar 10 kali lebih besar dari
kehamilan tunggal. Ketegangan otot rahim yang menyebabkan iskemik uteri dapat
meningkatkan kemungkinan pre eklampsia dan eklampsia.
Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot
rahim yang berlebihan, perjalanan persalinan dapat berlangsung lebih lama, karena
ketegangan otot rahim yang melampaui batas setelah persalinan, terjadi gangguan
kontraksi otot rahim yang menyebabkan atonia uteri, menimbulkan perdarahan, retensio
plasenta dan plasenta rest.
Dengan janin yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas yang
tinggi. Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak napas, sering ingin
kencing, edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises). Dalam perawatan
antenatal pada kehamilan kembar dapat di tingkatkan.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi memudahkan diagnosis kehamilan ganda, evaluasi pertumbuhan janin
dan identifikasi presentasi janin.
2. Foto abdomen dapat membantu bila USG tidak tersedia.
3. Pemantauan frekuensi jantung janin memberikan penilaian kesehatan janin
I. Penatalaksanaan
1. Penanganan dalam Kehamilan
a. Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi
yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa ulang akan lebih sering (1
kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
b. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan
merangsang partus prematurus.
c. Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
d. Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan golongan darah.
e. Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan dilaksanakan lebih
sering dalam jumlah lebih sedikit.
f. Bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam dengan pemberian
betamethason 24 mg per hari untuk pematangan janin.
g. Anjurkan rawat inap bila:
- ada kelainan obstetri,
- ada his/pembukaan serviks,
- adanya hipertensi,
- pertumbuhan salah satu janin terganggu,
- kondisi sosial yang tidak baik,
- profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik,
- pemasangan jerat (Shirodkar’s operation).
2. Penanganan dalam Persalinan
a. Bila anak I letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa
dengan episiotimi mediolateralis.
b. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan
keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah ibu dan lain-lain.
c. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letak membujur,
ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.
Tunggu dan pimpin persalinan anak II seperti biasa.
d. Awas atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya
dipasang infus profilaksis.
e. Bila ada kelainan letak anak II, misalnya melintang atau terjadi prolaps talipusat
dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik;
- Pada letak lintang coba versi luar dahulu.
- Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi;
- Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forceps.
- Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.
f. Indikasi sectio caesarea hanya pada:
- Janin I letak lintang;
- Terjadi prolaps talipusat;
- Plasenta previa;
- Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak I letak sungsang dan anak
II letak kepala.
J. Asuhan Keperawatan
Prioritas diagnosaPRE OPERASI
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia.
2. Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan tekanan abdomen.
3. Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus meningkat.
4. Ansietas b.d kemungkinan kelahiran prematur, ancaman yang dirasakan atau aktual
terhadap janin dan diri sendiri.
5. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya informasi.
POST OPERASI
1. Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
Intervensi Nama: Tn. R No. Register : 11300130Umur : 31 tahun Ruang :
BougenvileNo Tujuan & Kriteria
hasil
Rencana tindakan Rasional
1. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam dengan
tujuan kebutuhan
nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil:
- Mual dan muntah
berkurang.
- Berat badan
meningkat karena
adanya kehamilan
1. Kaji pola makan
klien saat ini dan
masa lalu.
2. Timbang berat
1. Memastikan status
nutrisi sebelum
konsepsi adalah
penting untuk
manajemen
perkembangan janin
yang tepat,
khususnya jaringan
otak pada minggu
awal kehamilan.
2. Berat badan yang
ganda dan sesuai
dengan usia
kehamilan.
- Nafsu makan
meningkat.
badan klien,
bandingkan berat
badan saat ini
dengan berat
badan
kehamilan.
3. Berikan
informasi tentang
resiko penurunan
berat badan
selama
kehamilan dan
tentang
kebutuhan
makanan klien
dan janin.
4. Anjurkan makan
sedikit tapi
sering dan
sajikan dalam
keadaan hangat,
menu seimbang.
kurang beresiko
terhadap anemia,
defisiensi vitamin,
mineral, protein.
3. Meningkatkan
pengetahuan klien
guna memperbaiki
status gizi.
4. Menghindari mual
saat makan sehingga
makanan dapat
masuk ke tubuh.
2. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 dengan tujuan
pola elminasi BAK
normal (frekuensi,
jumlah).
Kriteria Hasil:
- Frekuensi
berkemih 6 – 7
kali/hari.
- Dapat
mengidentifikasi
1. Berikan
informasi tentang
perubahan
perkemihan
sehubungan
dengan trimester
ketiga.
1. Membantu klien
memahami alasan
fisiologis dari
frekuensi berkemih
dan nokturia.
Pembesaran uterus
trimester ketiga
menurunkan
kapasitas kandung
kemih,
mengakibatkan sering
cara – cara untuk
mencegah statis
urunarius.
2. Anjurkan klien
untuk melakuakn
posisi miring kiri
saat tidur,
perhatikan
keluhan nokturia.
3. Berikan
informasi
mengenai
perlunya
masukan cairan 6
sampai 8 gelas
perhari.
berkemih.
2. Meningkatkan perfusi
ginjal, memobilisasi
bagian yang
mengalami edema
dependen, edema
berkurang pada pagi
hari (pada kasus
edema fisiologis).
3. Mempertahankan
tingkat cairan.
3. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam dengan
tujuan kebutuhan
ADL klien terpenuhi.
Kriteria Hasil:
- Klien dapat
menyatakan
kesadaran
terhadap toleransi
aktivitas.
- Klien dapat
merencanakan
perubahan yang
perlu pada gaya
hidup / aktivitas
setiap hari.
1. Anjurkan klien
melakukan
aktivitas dengan
istirahat yang
cukup.
2. Anjurkan
istirahat yang
adekuat dan
penggunaan
posisi miring
kiri.
3. Instruksikan
klien untuk
menghindari
aktivitas / kerja
berat, dan
perjalanan jauh
1. menghemat energi
dan menghindari
pengerahan tenaga
terus menerus untuk
meminimalkan
kelelahan.
2. Meningkatkan aliran
darah ke uterus dan
dapat menurunkan
kepekaan uterus.
3.
- Bebas dari
kelelahan
berlebihan atau
kepekaan /
kontraksi terus
menerus dari
uterus.
(dengan motor)
lebih dari 1 – 2
jam.
4. Tekankan
pentingnya
aktivitas hiburan
yang tenang.
4. Mencegah kebosanan
dan menigkatkan
kerja sama dengan
pembatasan aktivitas.
4. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1x24 jam dengan
tujuan ansietas
berkurang / hilang.
Kriteria Hasil:
- Klien tampak
rileks.
- Klien melaporkan
ansietas berkurang
sampai tingkat
dapat diatasi.
1. Perhatikan
tingkat ansietas
dan derajat
pengaruh
terhadap
kemampuan
untuk
berfungsi/memb
uat keputusan.
2. Tinjau ulang
kemungkinan
kemungkinan
sumber ansietas.
3. Kaji tingkat
stress klien /
pasangan
berhubungan
dengan
komplikasi
medis, hubungan
pasangan,
hubungan
dengan anggota
keluarga, dan
ketersediaan dan
jaringan kerja
1. Stress yang tidak
diatasi dapat
mempengaruhi
penyelesaian tugas –
tugas kehamilan.
2. Kehamilan tidak
lengkap dihubungkan
dengan beberapa
ansietas bagi klien.
3. Pola hubungan yang
buruk akan
meningkatkan tingkat
stress.
pendukung.
4. Anjurkan klien /
pasangan
mengekspresikan
perasaan frustasi
yang berkenaan
dengan aturan
terapi dan atau
perubahan gaya
hidup. Jelaskan
pada klien bahwa
pengungkapan
dapat diterima
dan penting.
5. Berikan
informasi yang
tepat secara
individu
mengenai
intervensi atau
tindakan dan
dampak potensial
kondisi pada
klien dan janin.
4. Klien membutuhkan
lebih banyak
kesempatan untuk
mengungkapkan rasa
marah/frustasi
tentang perubahan
dalam hidup keluarga
untuk meminimalkan
ansietas.
5. membantu untuk
menurunkan ansietas
karena ketidaktahuan.
5. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1x24 jam dengan
tujuan menyatakan
pemahaman mengenai
situasi resiko tinggi
dari kehamilan ganda.
Kriteria Hasil:
- Klien dapat
mengungkapkan
1. Berikan
informasi yang
adekuat
berhubungan
dengan situasi
resiko tinggi,
termasuk
penjelasan yang
singkat dan
sederhana dari
1. Meningkatkan
pemahaman klien.
kesadaran akan
kondisi yang
membuat klien
beresiko.
- Klien dapat
menyebutkan
kemungkinan
tindakan
pencegahan.
- Klien
berpartisipasi
untuk mencapai
kemungkinan
kehamilan dan
persalinan terbaik.
perubahan
patofisiologis
dan implikasi
maternal dan
janin.
2. Berikan
informasi yang
tepat berkenaan
dengan skrining
dan metode tes
serta prosedur.
3. Identifikasi tanda
–tanda bahaya
yang
memerlukan
pemberitahuan
segera terhadap
pemberi
perawatan
kesehatan (misal:
KPD, persalinan
preterm,
perdarahan
vaginal).
2. Memberikan
kepuasan pada pasien
akan informasi.
3. Pengenalan situasi
beresiko tinggi
mendorong evaluasi /
intervensi segera,
yang dapat
meningkatkan atau
membatasi hasil.
top related