s1-2013-285349-abstract.pdf

Post on 09-Dec-2015

216 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

viii

INTISARI

Daerah di Indonesia yang mempunyai kerentanan gerakan tanah longsor luas,

salah satunya adalah Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan data

tahun 2007 sampai dengan 2012 dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) Kabupaten Kulon Progo, setiap tahun terjadi bencana tanah longsor di

Kecamatan Kokap yang menimbulkan banyak dampak. Dampak bencana tanah

longsor bisa dikurangi dengan pembuatan rencana kontinjensi.Rencana kontinjensi

ini dapat dilengkapi dengan peta risiko yang menggambarkan keadaan di wilayah

rawan bencana tanah longsor.Pembuatan peta risiko dilakukan dengan memanfaatkan

Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan perangkat lunak SIG. Penelitian ini

bertujuan untuk membuat rencana kontinjensi yang digunakan untuk mengurangi

risiko bencana tanah longsor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahpeta jenis tanah, jenis

batuan, penggunaan lahan, curah hujan dan kontur yang merupakan faktor penyebab

longsor. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Quantum

GIS.Peta kontur dibuat menjadi peta kemiringan lereng.Faktor – faktor penyebab

longsor dilakukan pembobotan sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap

longsor.Kelima faktor penyebab longsor yang telah dilakukan pembobotan kemudian

dioverlay. Hasil overlay tersebut diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan kerawanan

longsor, yaitu rendah, sedang dan tinggi.Tahapan cek lapangan dilakukan untuk

menganalisis kesesuaian antara kondisi di lapangan dengan peta kerawanan longsor

yang telah dihasilkan.Wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi, dibuat rencana

kontinjensinya.Rencana kontinjensi ini dilengkapi dengan peta risiko yang terdiri

dari peta ancaman, kerentanan, dan kapasitas.

Hasil penelitian menunjukkan wilayah di Kecamatan Kokap yang

mempunyai tingkat kerawanan longsor tinggi seluas 2432.84 Ha atau sebesar

35.89%.Desa yang paling rawan longsor adalah Desa Hargotirto dan Desa Kalirejo.

Wilayah yang termasuk dalam tingkat kerawanan sedang seluas 3826.02 Ha atau

sebesar 56.44% dan tingkat kerawanan longsor rendah seluas 520.47 Ha atau sebesar

7.69%. Cek lapangan dilakukan di 34 titik tersebar di Kecamatan Kokap.Sebanyak

29 titik sesuai antara kondisi di lapangan dengan peta rawan longsor yang telah

dihasilkan, sedangkan 5 titik lainnya tidak sesuai.Berdasarkan hasil penelitian, Desa

Hargotirto ditetapkan sebagai daerah yang paling rawan longsor sehingga dibuat

rencana kontinjensinya. Sementara dari peta risiko menunjukkan 6 dusun di Desa

Hargotirto beresiko tinggi terhadap bencana tanah longsor yaitu Teganing II,

Teganing III, Soropati, Sebatang, Sungapan I dan Sungapan II.Dua dusun lainnya

mempunyai risiko sedang, yaitu Menguri dan Nganti, sedangkan 6 dusun mempunyai

risiko rendah yaitu Teganing I, Keji, Crangah, Sekendal, Segajih, dan Tirto.

Kata kunci: longsor, SIG, kontinjensi, risiko

ix

ABSTRACT

Kokap subdistrict, Kulon Progo is one of the areas in Indonesia which has

landslide vulnerability. Based on the 2007 until 2012 published by Kulon Progo

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), there were several

landslidesoccured in Kokap which resulted in many negative impacts. Contingency

Plan can be used to reduce the impacts. It can be complemented with risk map which

shows the condition of landslide susceptibly. Using the Geographic Information

System (GIS), the risk map is created. The aim of this research is to create

contingency plan which is used to decrease the disaster risk caused by

landslide.Contingency planis a documentsconsists ofscenariosandsystemstorespond

to disasterin order toreduce impact disasters.

This research employed the following dataset: soil map, pebbles map, landuse

map, rainfall map, and contour map. They constitute the common factors of

landslide. Quantum GIS software was used for data processing. The contour map

was transformed into slope map. Then it was used to weight the influencing factors.

These five factors were weighted and overlaid. The results were classified into three

landslide susceptibility levels, low, medium, and high. Field surveys wereconducted

to check the result from GIS processing Contingency plan was created in the area

with the highest susceptibility level.

The research results show that in Kokap subdistrict the highest landslide

susceptibility area covers 2432.84 Hectares. Two villages with the highest score of

susceptibility are Hargotirto and Kalirejo. Medium landslide susceptibility covers

area of 3826.02 Hectares. Low landslide susceptibility covers area of 520.47

Hectares. The field survey consisted a visit to 34 points. There were 29 points are

matched with the map and five were not matched. Based on the research results,

Hargotirto village had thehighest landslide susceptibility area; therefore the

contingency plan was made for this village. Further, the risk map indicated that

there are sixsubvillages in Hargotirto has high risks in landslides: Teganing II,

Teganing III, Soropati, Sebatang, Sungapan I dan Sungapan II. There are two

subvillages has medium risks in landslides: Menguri and Nganti, and the others

subvillages has low risks in landslides: Teganing I, Keji, Crangah, Sekendal, Segajih,

and Tirto.

Keyword: landslide, GIS, contingency, risk

top related