retorika dakwah pipik dian irawati -...
Post on 25-Apr-2019
256 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RETORIKA DAKWAH PIPIK DIAN IRAWATI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S. Kom. I)
Oleh :
EVA DAMAYANTI
NIM: 1110051000038
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semuan sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Agustus 2014
Eva Damayanti
i
ABSTRAK
Eva Damayanti Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati
Berdakwah pada dasarnya merupakan aktivitas lisan yang mulia yang disampaikan secara formal melalui berbagai macam forum resmi taupun sekedar berbicara dengan perorangan dengan tujuan mengajak mereka ke jalan Allah SWT. Namun dalam berdakwah seorang da’i dituntun agar dapat memahami betul apa yang di inginkan oleh mad’u agar dakwah yang disampaikan oleh da’i tersampaikan dengan baik kepada jamaah sehingga dapat merubah jalan pikiran orang lain ke dalam perbuatan yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam.dan dengan ilmu retorik dakwah maka kita akan mengajak mereka ke jalan yang dirihoi Allah. Umi Pipik Dian Irawati mampu merekrut jamaah dengan banyak sebagaimana dengan bertambahnya jamaah yang hadir dalam majelis taklimnya.
Dari Uraian Diatas timbul pertanyaan yaitu : Bagaimana Konsep Retorika Dakwah Pipik Dian Iawati? Bagaimana penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam berdakwah?
Untuk mendapatkan hal yang objektif dan representative dalam penelitian ini maka, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Dengan Cara mengumpulkan data seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan Metode Deskriptif analisis, yaitu metode yang mendeskrisikan gagasan primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang akan menafisirkan penafsiran penulis.
Mengetahui bagaimana konsep retorika dakwah Pipik Dian Irawati serta penerapannya dalam berdakwah,
Dari beberapa kali pengamatan penulis pada retorika dakwah yang beliau gunakan terbilang cukup bagus, dikemas dengan semenarik mungkin sehinnga materi dakwah pun mudah dipahami oleh jamaah. Dakwah yang beliau gunakan bersifat memberikan nasihat-nasihat. mampu mengemas materi dakwah dengan menarik agar jamaah mudah memahaminya dan mau melaksanakan apa yang dimaksud oleh da’i. dan entertiment, dalam berdakwahpun beliau menyisipkan canda tawa agar dakwah terlihat lebih santai dan mad’u tidak merasa jenuh atau bosan mendengarkannya.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur selalu berhembus pada setiap
helaan rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tidak bisa diucapkan satu persatu.
Dialah Allah Yang Maha Esa yang menciptakan akal dan pikiran manusia untuk
menyelami lautan ilmu-Nya yang begitu dalam melebihi dalamnya samudra
sehingga kita tidak henti untuk mempelajari ilmu-Nya. Shalawat serta salam juga
senantiasa tercurah kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabat beliau hingga akhir zaman yang membawa kita dari zaman
kegelapan dan kebodohan.
Berkat ilmu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan kewajiban akademis di
univdrsitas UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Skripsi ini ditulis dengan berbagai kesulitan, halangan dan rintangan yang
terkaang membuat penulis merasa bosan hingga putus asa. Berkat orang-orang
terkasihlah skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih untuk doa, bantuan,
motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak
yaitu :
1. Prof.Komaruddin Hidayat, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr.Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta pembantu dekan dan jajarannya.
iii
3. Rachmat Baihaky, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam dan Fita Fathurokhmah,SS,M.SI selaku sekretaris Jurusan yang telah
membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Hj.Nunung Khairiyah,M.A selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,
mengarahkan, memotivasi serta membagi ilmunya kepada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan
kepada beliau.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajar dan membagi ilmunya kepada penulis, semoga berkah dan dapat
menjadi ilmu yang bemanfaat
6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Pepustakaan Fakultas yang
membantu penulis dalam pencarian bahan untuk skripsi ini.
7. Umi Pipik Dian Irawati dan Jamaah Majelis Taklim Faz yang sudah
meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancrai walu ditengah
kesibukannya.
8. Bapak dan mama tercinta, Bapak Datam Darmady dan Mama Karmilah
yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas
mengasuh dan mendidik serta senantiasa mendoakan penulis, sehingga
bisa mengenyam pendidikan formal tingkat perguruan tinggi hingga
selesai.
9. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan
bantuan dan dorongan. KPI B dan KPI C angkatan 201O Khususnya
Endah Purnamasari, Alvionitha Jayussarah, Amanda Rachmawati, Rosma
iv
Aliah, Ardiyat Ningrum, Sinta Taryas, Indah Dwi Fujiani, Noor Aisyah,
Anita purnama, Izzah Fitriah, Alfany Rossy. Serta teman teman yang lain
yang penulis tidak sebutkan akan tetapi penulis tidak akan pernah lupakan.
10. Om Sofyan , Tante Sri Dan Adri Pares W yang selalu memberikan
dukungan, semangat, pengertian dan memotivasi penulis ditengah rasa
bosannya dalam penulisan skripsi ini.
11. Keluarga besar KKN Ultra Pasilian . semoga tali persaudaraan kita tidak
akana pernah terputus.
12. berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan untuk mereka
tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan daari do’a do’a
yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah
diberikan , Amin ya Rabbal’alamin.
Akirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini
dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta
menambah Khazanah perpustakaan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta 10 Agustus 2014 Penulis
Eva Damayanti Nim:1110051000038
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4
D. Metodologi Penelitian ............................................................ 5
E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH
A. Ruang Lingkup Retorika......................................................... 10
B. Ruang Lingkup Dakwah ......................................................... 19
C. Media Dakwah ....................................................................... 24
D. Tujuan Dakwah ...................................................................... 24
E. Bentuk-bentuk Dakwah .......................................................... 25
F. Hubungan Retorika Dengan Dakwah ...................................... 25
BAB III PROFIL PIPIK DIAN IRAWATI
A. Riwayat Hidup ....................................................................... 27
B. Aktivitas Dakwah Pipik Dian Irawati...................................... 29
vi
BAB IV ANALISIS RETORIKA DALAM PELAKSAAN DAKWAH PIPIK
DIAN IRAWATI
A. Konsep Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati .......................... 32
B. Penerapan Retorika Pipik Dian Irawati dalam berdakwah ....... 42
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 52
B. Saran ...................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan suatu aktivitas yang mulia yang menjadi
kewajiban bagi setiap muslim, dengan tujuan untuk memberikan segala
informasi mengenai Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan
tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.1
Dalam menyampaikan dakwah, tujuan utamanya adalah bagaimana
pesan dalam mengajak mad’u kepada yang benar (jalan Allah) dapat diterima
dengan baik, sehingga dapat dipahami. Oleh karena itu, umat muslim harus
dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, agar dalam menjalankan
kewajban dakwah dapat berjalan dengan lancar.
Dasar-dasar dakwah disebutkan dalam al-Qur’an pada Q,S.Nahl (16) ayat 125
Artinya :
“serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”.
1 Ismah Salman, “Strategi Dakwah di Era Milenium”Jurnal Kajian Dakwah dan
Budaya,(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah,2004) vol 5.
2
Dalam pelaksaan dakwah peran da’i atau da’iyah sangatlah
menentukan. oleh karena itu, diperlukan teknik yang baik dan dapat diterima
oleh masyarakat sebagai penerima pesan dakwah Islam. Dakwah akan
diterima dengan baik apabila para dai atau da’iyah mengetahui secara tepat
kepada siapa dakwah itu ditujukan, karena setiap manusia itu tidaklah sama,
baik dari segi usia, tingkat kecerdasan, status sosialnya dalam masyarakat dan
dalam hal lainnya, yang kesemuanya ini menuntut agar penyeru dakwah arif
dan bijaksana akan siapa dan bagaimana ia harus menghadapinya.
Agar tujuan dakwah-dakwah dapat tercapai seperti apa yang
diharapkan, maka seorang da’i atau da’iyah sebagai komunikator harus
mampu mengemas materi dakwah agar dapat dikomunkasikan secara efektif.
Salah satu faktornya adalah penyampaian dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar, mudah dipahami dan mudah diserap oleh mad’u
dengan tujuan agar dakwah yang disajikannya tidak kering, menjenuhkan dan
hambar yang mudah diabaikan.2
Perubahan zaman yang ada merupakan suatu faktor yang dapat
menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan dakwah Islam. Pada dasarnya
banyak cara dan upaya maupun strategi yang dapat dipakai dalam pelaksaan
dakwah Islam salah satunya adalah dengan menggunakan lisan. Salah satu
metode dakwah dengan lisan adalah aktivitas yang sering digunakan dalam
bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dalam bidang keilmuan sosial ada
suatu ilmu yang mengajarkan tentang seni berbicara atau biasa disebut dengan
retorika.
2 Djainal Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta:Gema Insani
Presss,1996)cet. 1, h.1.
3
Retorika sering disamakan dengan public speaking, yaitu suatu bentuk
komunikasi lisan yang disampaikan kepada sekelompok orang banyak, tetapi
sebenarnya retorika itu tidak hanya sekedar berbicara di hadapan umum,
melainkan merupakan suatu gabungan antara seni berbicara dan pengetahuan
suatu masalah tertentu untuk meyakinkan pihak orang yang banyak melalui
pendekatan persuasif.3
Bisa disimpulkan bahwa retorika dakwah adalah keterampilan
menyampaikan ajaran Islam secara lisan guna memberikan pemahaman yang
benar kepada kaum muslimin agar mereka dapat dengan mudah menerima
seruan dakwah Islam yang karenanya pemahamn dan prilakunya dapat
berubah menjadi Islami.
Pipik Dian Irawati adalah model di sebuah majalah remaja pada tahun
1995. Beliau adalah istri dari seorang ustad kondang yaitu almarhum ustad
Jefri Al Buchori. Sejak meninggalnya almarhum ustadz Jefri Al Buchori, ia
mulai menekuni dan mengikuti jejak suaminya yakni berdakwah, saat ini
agenda Pipik Dian Irawati penuh dengan kegiatan berdakwah. Beliau juga
sukses mendirikan sebuah majelis taklim yaitu majelis taklim Fatimah
Azzahra.
Dalam penyampaian dakwah yang baik, beliau dapat merekrut banyak
mad’u dari berbagai kalangan masyarakat khususnya kaum ibu. Selain itu
beliau juga mendapat banyak tawaran berdakwah. Di sinilah ketertarikan
penulis pada sosok Pipik Dian Irawati dalam memajukan dakwah islam.
3Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung:PT Rosda Karya,1999), h.9.
4
Berdasarkan pemahaman di atas, penulis tertarik untuk membahas
lebih mendalam tentang cara yang dilakukan oleh Pipik Dian Irawati dalam
menyampaikan dakwah Islam dalam sebuah skripsi yang penulis beri judul
“Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian skripsi ini, maka masalah yang
akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dibatasi pada retorika dakwah Pipik
Dian Irawati di beberapa tempat beliau berdakwah.Untuk memperjelas
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini maka penulis merumuskan
masalah-masalah sebagai berikut :
A. Bagaimana konsep retorika dakwah Pipik Dian Irawati?
B. Bagaimana penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam Dakwahnya?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalah di atas maka penelitian ini
bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui konsep dakwah retorika Pipik Dian Irawati.
b. Untuk mengetahui penerapan retorika Pipik Dian Irawati dalam
dakwahya.
2. Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
a. Untuk pengembangan islam ilmu dakwah dalam masyarakat.
b. Untuk pengembangan dakwah melalui retorika.
5
B. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan dan informasi peneliti tentang retorika
sebagai metode dakwah.
b. Menigkatkan semangat keislaman penulis untuk terus
mengembangkan retorika dakwah.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metodelogi penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam penelitian ini maka,
penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis, yaitu metode yang
memiliki beberapa langkah penerapan.4 Langkah pertama adalah
mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi bahan utama. Langkah kedua,
adalah membahas gagasan primer yang pada hakikatnya adalah memberikan
penafsiran penulis terhadap gagasan yang dideskripsikan.
Bagdan dan Taylor dalam buku penelitian kualitatif mendefinisikan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan prilaku
yang dapat diamati.5
Adapun secara deskriptif adalah bahwa data yang dkumpulkan berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh penerapan
metode kualitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
4 Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tujuan Antar Disiplin Ilmu, (Bandung: Pusjarlit Dan Nuans,1998).cet.Ke-1, h.45.
5 Lexy J.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 1993) cet ke-10, h.3.
6
a. Observasi
Observasi yaitu pengambilan data yang didapatkan melalui
pengamatan, pencatatan sistematik dan fenomena-fenomena yang
diselidiki langsung kepada obyeknya dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.6 Dalam
teknik penelitian ini peneliti mengamati dan mencatat fenomena-fenomena
yang diselidiki. Dengan metode ini penulis akan mengetahui langsung
kegiatan dakwah Pipik Dian Irawati melalui retorika dakwah yang beliau
sampaikan.
1. Pada tanggal 9 mei 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan
retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Majelis Taklim Fattimah
Az-Zahra dan dilanjutkan dengan membaca yasin bersama-sama.
2. Pada tanggal 12 mei 2014 pukul 09.00 penulis melakukan pengamatan
tentang retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Majelis Taklim
Uje.
3. Pada tanggal penulis 13 Juni 2014 pukul 09.00 melakukan pengamatan
tentang retorika dakwah Umi Pipik Dian Irawati di Kajian Jumat PT
Baker Hughes Indonesia dilanjutkan dengan dzikir dan bershalawat
bersama.
4. Pada tanggal 19 september 2014 pukul 09.00 penulis melakukan
pengamatan tentang retorika dakwah yang beliau lakukan di Kajian
Jumat Fattimah Az-Zahra di Maja Residence Cipete Jakarta Selatan.
b. Wawancara
6 Lexy J.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 1993) cet ke-10
7
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapat
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
kepada informan.7 Penulis melakukan wawancara langsung dengan Pipik
Dian Irawati pada tanggal 12 Mei 2014 untuk mengetahui jawaban
langsung tentang konsep retorika dakwah yang beliau lakukan.
Wawancara ini juga Bertujuan untuk melengkapi data, guna menjawab
rumusan masalah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan
data berupa buku, majalah, makalah ataupun litratur lainnya. Penulis akan
mengumpukan beberapa foto ceramah atau aktivitas dakwah Pipik Dian
Irawati di majlis taklim ataupun lainnya.
d. Analisis Data
Dalam analisis data ini penulis menganalisis dengan metode deskripsi
analisis, yaitu berupa pengumpulan data dan penyusunan data, serta
analisis penafsiran data tersebut.
Apabila telah terkumpul langkah selanjutnya adalah
mengklarifikasian data untuk kemudian dianalisis, sesuai dengan
perumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam
laporan ilmiah. Dalam penulisan ini penulis berpedoman pada CeQDA
(Center For Quality Develoment And Assurance) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulloh Jakarta.
e. Tinjauan Pustaka
7 Joko Subagyo, Metode Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1991) Cet ke-1.
8
Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut, maka langkah
pertama adalah meninjau pustakaan serta menelaah skrpsi-skripsi
terdahulu yang mempunyai subyek dan obyek yang hampir sama. Antara
lain :
1. Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham, oleh Hifzanul Hanif
fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam,
tahun 2012. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika dakwah
Muhammad Arifin Ilham.8
2. Retorika Dakwah Ustadzah HJ.Maisaroh Madsuni, oleh Chairul Umam
Ilhami fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran
islam, tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika
HJ.Maisaroh Madsuni di majelis taklim dan pesantrennya.9
3. Retorika Dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantren
darunnjanh cipining Bogor Jawa barat, oleh Achmad Ghauzi An-nur
fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan komunikasi penyiaran islam
tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas penerapan retorika K.H
Jamhari Abdul Jalal di pondok pesantrennya.10
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lainnya adalah subyeknya ,
subyek dari penelitian ini adalah Pipik Dian Irawati.
8 Hifzanul Hanif, “Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham,” (Skripsi S1
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2012). 9 Chairul Umam Ilhami, “Retorika Dakwah Ustadzah HJ.Maisaroh Madsuni,” (Skripsi S1
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2013). 10 Achmad Ghauzi An-nur,” Retorika Dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal di pondok
pesantren darunnjanh cipining Bogor Jawa barat,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2013).
9
Namun dari sekian banyak skripsi yang ada di fakultas ilmu dakwah dan
komunikasi (FIDKOM) dan juga di Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama
dengan skripsi yang penuli angkat.
f. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan skripsi penulis dapat dirinci sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan, pada bab pertama ini penulis menyampaikan latar
belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB II Landasan teoritis, mengulas secara garis besar pengertian dan
segala macam hal mengenai retorika dan dakwah. Meliputi retorika
dan ruang lingkupnya, pengertian retorika,bagian retorika, tujuan
retorika, fungsi retorika, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah
meliputi da’i, mad’u, media dakwah, tujuan dakwah, dan bentuk-
bentuk dakwah.
BAB III Profil Pipik Dian Irawati, riwayat hidup, riwayat pendidikan,
aktivitas dakwah Pipik Dian Irawati
BAB IV Hasil analisis data yang diperoleh. Meliputi konsep retorika
dakwah Pipik Dian Irawati dan penerapan retorika dalam dakwah
Pipik Dian Iawati
BAB V Penutup meliputi, kesimpulan dan saran.
10
BAB II
LANDASAN TEORITIS RETORIKA DAN DAKWAH
A. Retorika dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Retorika
Ditinjau dari segi bahasa, retorika berasal dari bahasa
yunani”Rhetor”yang berarti seorang juru pidato yang mempunyai sinonim
“orator”,1 dalam bahasa inggris “Rhetoric” bersumber dari perkataan
“rhetorica” yang berarti ilmu bicara”.2
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksitensi
(keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar berbicara, tetapi
berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur
(rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti
berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika.
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh
seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena
itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato ataupun
ceramah.3
Adapun menurut istilah beberapa pendapat yaitu :
a. Gusti Ngurah Oka, mengatakan bahwa “Retorika adalah ilmu yang
mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan
1MH Israr, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern (Jakarta :CV.Firdaus,1993)cet.ke-
1,h.10. 2Onong Uhcjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 1997). Cet. Ke-10, h.53. 3Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung:Refika
Aditama,1998),h..6
11
penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan kerjasama
kedamaian dalam kehidupan masyarakat.4
b. Sekh Datuk Tombok Alam, mengatakan bahwa “Retorika adalah seni
menggunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap
pendengar dan pembaca.5
c. Wahidin saputra berpendapat bahwa retorika adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana bertutur kata dihadapan orang lain dengan
sistematis dan logis untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang
lain.6
d. Jalaluddin Rahkmat berpendapat bahwa retorika adalah pemekaran bakat-
bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku
kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan fikiran.7
Sebenarnya banyak lagi pakar di bidang ini yang mengemukakan
batasan mengenai retorika, namun semuanya relative sama dengan
mengacu pada suatu kesimpulan (umum) bahwa retorika merupakan seni
dan kepandaian berbicara atau berpidato dengan menggunakan segala
teknik dan taktik komunikasi.8
Berbicara yang efektif,menyenangkan memiliki daya tarik,
mengasikkan, mengesankan, mencapai tujuan secara jelas serta
4P.Dori Wuwur Hendrikus, Retorika; Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentsi, dan
Bernegosiasi (Yogyakarta: Kanisius, 1991),h.14 5Goys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa.(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991). Cet
ke-7, h.51 6Wahidin saputra, Retorika Dakwah Lisan, (Buku Ajar Fakultas Ilmu Dakwah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press,2006), hal.2 7Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1998), hal.5 8Kustadi Suhandang, Retorika Strategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009), cet
ke-1, h.29
12
mengundang rasa simpatik pendengar. Untuk berbicara yang efektif
diperlukan ilmu retorika.
Dalam berpidato, ada beberapa etika retorika yang harus
diperhatikan. Di antaranya sebagai berikut :
a. Memperhatikan kondisi tertentu. Hal ini memerlukan keputusan yang
bijaksana, humanistik, dan etis sosial;
b. Memperhatikan standar benar tidaknya ditentukan hukum;
c. Memperhatikan nilai adat istiadat dan tata nilai kesopanan yang
berlaku pada masyarakat;
d. Memperhatikan alasan yang logis atau fakta yang ada;
e. Memiliki kekuatan dalil atas nash.9
2. Pembagian Retorika
a. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di-
mana hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang
tergolong dalam monologika adalah pidato,kata sambutan, kuliah,
ceramah, dan deklamasi.
b. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana
dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu
proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi,
Tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
9Dr.Yusuf Zainal Abidin, Pengantar Retorika, (Bandung: CV Pustaka Setia,2013), cet-1,hal.69
13
c. Pembinaan Teknik Bicara
Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika.Oleh karena itu
pembinaan teknik berbicara merupakan bagian yang penting dalam
retorika.Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada pembinaan
teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan
bercerita.10
d. Tujuan Retorika
Para pelajar retorika sering salah tafsir terhadap maksud dan tujuan
pidato itu, sepanjang banyak tujuan pidato yang serupa dan tumpang
tindih.Misalnya pada pidato untuk mengubah kepercayaan, mereka
mungkin menyampaikan pidato dengan menyuguhkan beberapa fakta atau
mungkin mereka bergaya membangkitkan semangat audiens (memperkuat
kepercayaan), atau mungkin pula melibatkan humor dalam pidatonya
(menghibur).Namun demikian ketiga tujuan itu hanya muslihat untuk
terwujudnya cita-cita dalam berpidato, yaitu mengubah
kepercayaan.Dengan demikian ketiga tujuan di atas bisa dipakai untuk
mewujudkan tujuan akhir pidato.11Secara massa retorika bertujuan
sebagai berikut :
a. To Inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada
massa, guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan
pengertian dengan sebaik-baiknya.
b. To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan.
10P.Rudi Wuwur Hedrikus, Retorika, (Jakarta:CV.Firdaus,1993), hal.16-17 11Kustadi Suhandang, Retorika Strategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009), cet
ke-1, h.76-77
14
c. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem
penyampaian yang baik dan bijaksana.
d. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan
memuaskan.
e. To Ectuate, (to put into action), yaitu menggerakkan dan mengarahkan
mereka untuk bertindak menetralisir dan melaksanakan ide yang telah
dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.12
E. Fungsi Retorika
I Gusti Ngurak Oka menjelaskan bahwa fungsi retorika adalah :
a. Untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama
dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke dalam
gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia
terdorong untuk bertutur dan ketika ia mengidentifikasi pokok
persoalan sampai retorika bertutur ditampilkan.
b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang
bisa diangkat menjadi topic tutur, misalnya gambaran tentang
hakikat, struktur, dan fungsi topic tutur.
c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur
misalnya dikemukakan tentang hakikat, struktur, dan bagian-
bagian topik tutur.
12Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta:Gaya Media Pratama, t.t), hal.156
15
Berdasarkan dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di
atas, disiapkan pula bimbingan tentang :
a. Cara memilih topic.
b. Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan
sasaran ulasan yang persuasive dan edukatif.
c. Penulisan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai.
d. Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat
yang padat, utuh, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur
dalam penampilan tutur kata.13
Jika kita memahami fungsi retorika, maka akan sejalan dengan
empat fungsi komunikasi yaitu :
a. Mass information untuk memberi dan menerima informasi kepada
khalayak. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan
yang dimiliki. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan
dan diterima.
b. Mass education, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan
oleh guru kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan atau
oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk memberikan
pendidikan.
c. Mass persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini biaa
dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang member dukungan
dan ini bisa digunakan oleh orang yang bisnis, dengan
mempengaruhi iklan yang dibuat.
13I Gusti Ngurah Oka,Retorika sebuah Tinjauan Pengantar,hal.65
16
d. Mass intertainement, yaitu untuk menghibur. Hal ini yang biasa
dilakukan oleh radio, televise atau orang yang memiliki
professional menghibur.14
e. Lima Hukum Retorika
Ada lima tahapan membuat pidato atau yang sering dikenal dengan
(the five connons rethoric) atau lima hukum retorika. Menurut aristoteles
dalam buku diksi dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf, berikut
ini :
a. Invention , yaitu penemuan atau penelitian materi-materi. Langkah ini
mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan,
menganalisis, dan memilih materi yang cocok untuk pidato. Menurut
Aristoteles argument-argument harus dicari memalui rasio, moral, dan
afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting.
b. Disposition, adalah penyususnan dan pengurutan materi (argument)
dalam sebuah pidato.
c. Elocution, yaitu pengungkapamn atau penyajian gagasan dalam bahasa
yang sesuai, meliputi komposisi bahasa, kerapihan, kemahiran,
ketajaman, kesopanan, kemegahan, dan hiasan fikiran.
d. Pronuntiatio, yaitu menyajikan pidato. Penyajian efektif dari sebuah
pidato yang ditentukan oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.15
Ada 3 prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato yaitu :
a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).
14Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta press,2007), cet-1, hal.52 15Gorys Keraf,Diksi dan Gaya Bahasa.(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991)., hal.
9-10
17
b. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda
memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah
vokal)
c. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan,
dan tubuh anda (olah visual).16
Dari tiga prinsip pidato diatas dapat diambil satu kesimpulan bahwa pidato
adalah satu bakat yang dapat dipelajari dengan menguasai trisila pidato
tersebut.
f. Jenis jenis pidato
a. pidato impromptu (pidato yang sifatnya mendadak), bagi juru pidato
yang berpengalaman impromptu, memiliki kelebihan yaitu: lebih
dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena
pembicara tidak memikirkan lebih dahulu pendapat yang
disampaikannya. Selain itu kelebihan lain adalah gagasan dan pendapat
pembicara dating secara spontan. Sedangkan kelemahannya adalah
pembicara yang belum berpengalaman impromptu dapat menimbulkan
kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan yang tidak
memadai. Dan kemungkinan mengakibatkan gagasan yang
dismapaikan agak tersendat karena kemungkinan terjadinya demam
panggung karena tidak adanya persiapan.17
b. pidato manuskrip (pidato yang menggunakan naskah)bagi juru pidato
yang membacakan naskah dari awal sampai akhir. Hal ini tidak berlaku
16A.H.Hasanuddin ,Rhetorika Dakwah dan publisistik Dalam
Kepemimpinan,(Surabaya:PT.Usaha Nasional,1982), hal.5 17 Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan (Jakarta:2006),h.28-31
18
istilah menyampaikan pidato tetapi membacakan pidato. Kelebihan
dari jenis pidato ini antara lain : kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang
benar,kemudian pernyataan dapat dihemat karena naskah dapat
disusun kembali dan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah
disiapkan serta hal-hal yang menyimpang dapat dihindari, manuskrip
juga dapat diterbitkan dan diperbanyak. Sedangkan kelemahannya
komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak
berbicara langsung, tidak dapat melihat pendengar dengan baik
sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku, disamping itu
feedback dari pendengar juga tidak dapat mengubah pesan
diperpanjang atau diperpendek.18
c. pidato memorter (pidato yang menghapalkan kata-kata yang telah
ditulis sebelumnya), pesan pidato dituliskan kemudian diingat kalimat
demi kalimat. Seperti halnya manuskrip, memoriter memungkinkan
ungkapan yang tepat organisasi yang berencana, pemilihan bahasa
yang teliti,gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi
karena pesan sudah tetap maka terjalin saling berhubungan antara
pembicara dengan pendengan memerlukan banyak waktu yang
diperlukan untuk mempersiapkannya dan yang paling tidak
menguntungkan bila ada kalimat-kalimat yang hilang dari ingatan
sehingga akan berpengaruh buruk bagi pembicara.
18 Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan (Jakarta:2006),h.28-31
19
d. pidato ekstempore (pidato yang hanya memuat garis besarnya saja),
jenis pidato ini banyak dipergunakan terutama oleh ahli-ahli pidato
yang berpengalaman dan mahir garis besar (outline) itu hanya
merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam
pemikiran pembicara. Kelebihan dari pidato ini komunikasi pembicara
dengan pendengar lebih baik karena pembicara berbicara langsung
kepada khalayak pendengar pesan dapat fleksibel untu diubah sesuai
dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.19
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologi yaitu berasal dari bahasa arab “da’a – yad’u
– da’watan” yang berarti memanggil , menyeru atau mengajak. Hal ini,
dakwah dapat diartikan sebagai panggilan, seruan, atau ajakan.20Dakwah
menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi sebagaimana yang telah dikutip oleh
Samsul Munir Amin di dalam bukunya dapat dijumpai di dalam Al-Quran
Sebanyak 213 kali.21 Ayat yang menerangkan pengertian ini diantaranya yang
terdapat pada surat Yunus :25
Artinya: Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki
orang yang dikehendaki-Nya Kepada jalan yang lurus (islam).
(QS.YUNUS :25)
19 Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan (Jakarta:2006),h.28-31 20ABD.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Penerbit dan Pentebar Buku-
buku,1997), h.7 21Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h.2
20
Sedangkan dakwah secara terminology dapat kita lihat berbahgai
pendapat ulama berikut ini tentang pengertian dakwah :
a. Syeikh Ali Makhfuz, memahami dakwah dalam kitabnya yaitu mendorong
atau mengajak manusia kepada kebaikan dan menurut petunjuk tuhan serta
melakukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar agar manusia mendapatkkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.22
b. M. Arifin menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan
baik lisan, tulisan, maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan
berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian,
kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya
unsure paksaan.23
c. Quraish Shihab berpendapat bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan
kepada jalan keinsyapan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.24
d. H.N.S Nasrudin Latif, berpendapat Dakwah adalah setiap usaha atau
aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak,
memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT,
sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.
2. Unsur-Unsur Dakwah
a. Dai
Da’i secara bahasa diambil dari bahasa arab, yang berarti orang
yang mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian islam), da’i
22Syeikh Ali Makhfuz, Hidayatul Mursyidin, Terjemahan Chadijah Nasution,(tt:Usaha
Penerbitan Tiga A, 1970)h. 17 23M.Arifin, Psikologi Dakwah suatu pengantar studi,(Jakarta:Bumi Aksara,1993), h.6 24Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat,(Bandung: Mizan, 1999)cet. Ke,XIX, h.194
21
adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau
tidak langsumg dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kea rah
kondisi yang baik atau lebih baik menurut ayat Ai-Quran dan sunnah.25
Setiap muslim adalah da’I dalam arti luas, karena setiap muslim
memiliki kewajiban menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat
manusia (QS AL-Nahl [16]:125). Namun demikian, Al-Quran juga
mengisyaratkan bahwa dakwah bisa dilakukan oleh muslim yang memiliki
kemampuan di bidang dakwah.26
Pada dasarnya tugas pokok seorang da’I adalah meneruskan tugas
Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti
termuat dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah. Dan keberadaan da’I pun
dalam masyarakat luas mempunyai fungsinya. Fungsi Da’I adalah sebagai
berikut :
1. Meluruskan akidah : sudah menjadi naluri bahwa manusia tidak
lepas dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap
keyakinan dan akidahnya.
2. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar : seorang
da’I memberikan pencerahan akan keberadaan manusia sebagai
hamba allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah
kepada allah dengan aturan-aturannya.
3. Amar ma’ruf nahi mungkar : sebagai wujud nyata dari fungsi da’I
selalu memiliki perhatian pada sesame untuk bersama-sama
25Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009),h. 68 26Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2011),cet-1 h.261
22
menegakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mngkar untuk
menciptakan kedamaian bersama.27
Menurut Dr. Musthafa Ar-Rafi’i, syarat-syarat dan sifat yang
harus dipenuhi sosok juru dakwah adalah :
a. Amal dan kegiatan da’I harus ikhlas karena mencari ridho allah dank
arena ingin meraih pahala dari allah..
b. Seorang juru dakwah harus menjadi teladan dalam amal shaleh.
c. Menempuh cara hikmah (bijaksana) terhadap pelajar dan intelek.
d. Seorang juru dakwah harus benar-benar menguasai ilmu yang sesuai
dengan jamaah dan menguasai teori dari bahasa aliyah pemikiran.
e. Seorang juru dakwah harus lembut dalam menyampaikan nilai-nilai
dan pandangan serta lembut memerangi kesesatan.
f. harus sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan.
g. Harus mengetahui tabi’at kewajiban jamaah.
h. Harus menggunakan kekuatan apabila cara hikmah, jidal, dan
mauizhah hasanah tidak mempan.28
b. Mad’u
Secara etimologi kata mad’u dari bahasa arab, diambil dari bentuk
isim maf’ul(kata yang menunjukan objek atau sasaran). Menurut
terminology mad’u adalah orang atau kelompok orang yang lazim disebut
dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’I, baik
mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau non-muslim, laki-laki
ataupun perempuan.seorang da’I akan menjadikan mad’u sebagai objek
27Enjang AS dkk, Dasar-dasr Ilmu Dakwah, h.75 28Musthafa Ar-Rafi’I, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar,2002),
h.38-50
23
bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.29Mad’u terbagi menjadi tiga
golongan. Antara lain :
1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir
kritis dan cepat menangkap persoalan.
2. Golongan awam yaitu kebanyakan yang belum dapat berpikir secara
kritis dan mendalam serta belum mendapat pengertian-pengertian yang
tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka
senang membahas tapi hanya dalam batas tertentu saja dan tidak dapat
membahas secara mendalam.30
Sasaran dakwah (0bjek Dakwah) meliputi masyarakat dilihat dari
berbagai segi :
1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosiologis berupa masyarakat terasing pendesaan, kota besar dan kecil
serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari sudut
struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintahan dan keluarga.
3. Sasaran yang berupa kelompok dilihat dari segi social cultural berupa
golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi terletak dalam
masyarakat jawa.
4. Sasaran yang berhubungan dengan masyarakat dilihat dari segi tingkat
usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
29Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2011),cet-1 h.279 30Munir dan Wahu Illahi,Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana Prrenada Media Grup),
edidi ke-1,cet-2, h.23
24
5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari
segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani,
pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).
6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari jenis
kelamin berupa golongan pria dan wanita.
7. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus
berupa golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,
narapidana.31
C. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan dakwah yang digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan materi dakwah.32 Di zaman sekarang ini,
jenis-jenis media atau sarana dakwah sangat banyak jumlahnya, antara lain :
radio, video, rekaman , televise, majalah, dan internet. Dengan banyaknya
media dakwah yang tersedia, seorang da’I memilih salah satu atau beberapa
media saja yang sesuai dengan tujuan atau hendak yang ingin dicapai
sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah tercapai dengan efektif.
D. Tujuan Dakwah
Pada dasarnya dakwah dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan
dan kebahagiaan bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka dunia
maupun di akhirat kelak.33Ditinjau dari aspek psikologis tujuan dakwah untuk
menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengalaman ajaran
31Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2011),cet-1 h.279-280 32Wardi Bachtiar,Metode Penelitian Ilmu Dakwah,(Ciputat: logos,1997),hal.34 33Dr. A. Ilyas Ismail, M.A, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran
Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani,2006), cet-1, h.140
25
agama yang disampaikan oleh seorang da’i.sehingga ruang lingkup dakwah
meliputi masalah pembentukan mental dan pengembangan motivasi yang
bersifat positif dalam segala aspek kehidupan
E. Bentuk-Bentuk Dakwah
a. Dakwah bi al-Lisan
Dakwah bi al-lisan ini dilakukan dengan menggunakan lisan, antara lain
qaulun ma’rufun, dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang
disertai dengan misi agama, yaitu agama islam.
b. Dakwah bi al-hal
Dakwah ini dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung
menyentuh kepada masyarakat sebagai obyek dakwah atau berdakwah
melalui perbuatan, melalui tutur kata , tingkah laku, sampai dengan pada
kerja bentuk nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah-
sekolah, rumah ibadah dan lain sebaginnya.34
c. Dakwah bi al-Qalam
Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua fungsi, pertama, sebagai alat
komunikasi ide yang produknya berupa ilmu pengetahuan.Kedua, sebagai
alat komunikasi ekspresi yang produknya berupa karya seni.35
F. Hubungan Retorika Dengan Dakwah.
Hubungan Retorikadengan dakwah sangatlah erat.Dalam komponen
kegiatan dakwah dan retorika memiliki keterkaitan.Terutama hal ini dapat
dilihat dari segi media yang digunakan.
34Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2001), h.24 35Nurul Badrutaman, Op Cit, h.175
26
Dalam bukunya “Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi”
T.A Latief Rosydi menyebutkan hubungan retorika dengan dakwah “
kemampuan dalam kemahiran menggunakan bahasa adalah masalah pokok
dalam menyampaikan dakwah. Karena itu antara dakwah disana ada retorika.
Kesuksesan seeorang dai dalam berdakwah lebih banyak ditunjang dan
ditentukan oleh kemampuan retorika yang dimiliki oleh da’I tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka sangatlah jelas bahwa retorika dan dakwah
sangat erat hubungannya.Retorika dapat dikatakan sebagai alat dan saran
untuk mencapai tujuan dakwah tersebut. Dengsn kata lain keberhasilan dan
kegagalan da’I dalam berdakwah tergantung pada retorika nya karena retorika
sama dengan seni pidato.
27
BAB III
PROFIL PIPIK DIAN IRAWATI
A. Riwayat Hidup dan Riwayat Pendidikan
Pipik Dian Irawati adalah sosok pribadi yang kental dengan jiwa sosial. Lahir
di Semarang 26 November 1977, akrab disapa dengan Umi. Mulai merintis
aktivitas dakwahnya sejak meninggalnya almarhum suaminya yaitu Ustad Jefri Al
Buchori. Kemudian beliau bersama sahabatnya mendirikan majelis taklim yang
diberi nama Majelis Taklim Fattimah Az-Zahra didaerah Rempoa.
Keluarga Umi Pipik dari Kalangan Yang biasa-biasa saja.Ayah beliau
bernama H. Imam Martono dan ibunda beliau bernama Hj.Riyati1 ayahnya adalah
mantan Pegawai Negeri Sipil sedangkan ibunda seorang pedagang
didaerahnya.Umi pipik merupakan figur sosok ibu yang sholeha, tegar, dan kuat.
Beliau dikenal di masyarakat sebagai orang yang baik dan tekun melaksanakan
ibadah, yang semangat berjuang mensyiarkan ajaran islam dengan segala
kemampuannya.
Pada tanggal 7 september 1999 beliau menikah dengan almarhum ustad
Jefri Al Buchori dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Adiba Khanza Az-zahra,
Abidzar Al Ghifari, Ayla Azuhro, dan Attaya Bilal Rizkillah. Alm Ustad Jefri Al
Buchori adalah juga seorang pendakwah, penyanyi, dan aktor berkebangsaan
Indonesia. Karirnya di bidang dakwah di mulai pada tahun 2000 saat
menggantikan kakaknya yang menjadi imam di Singapura dan mulai dkenal
1 Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di
kediaman beliau.
28
masyarakat secara luas pada tahun 2002. Juga ditahun 2005-2007 beliau
meluncurkan album-album religi. Dan pada tanggal 26 april 2013 almarhum
Ustad Jefri meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan roda dua.2
Setelah dipersunting ustad Jefri Al Buchori umi pipik lebih memilih
mengurus rumah tangga. Dan saat ini beliau adalah seorang da’iyah. Walaupun
terbilang baru terjun ke dunia dakwah beliau sudah mendapatkan banyak tawaran
untuk berdakwah di majelis taklim ataupun media.
Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas beliau menuntut
ilmu di semarang karena memang tempat tinggalnya pada saat itu di
semarang.Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Widosari Semarang,
sekolah dasar ini beliau menjalani aktivitas dari hari Senin sampai Sabtu setiap
pagi sampai siang dan lulus dari SD Widosari pada tahun 1990.3
Setelah tamat sekolah dasar beliau melanjutkan ke sekolah menengah
pertama Di SMP mataram semarang dan lulus pada tahun 1993, kemudian beliau
melanjutkan ke sekolah menengah atas Di SMA Mataram Semarang dan lulus
pada tahun 1996.4
Lulus dari Sekolah Menengah Atas beliau melanjutkan kuliah di
Universitas Informatika namun tidak sampai 1 tahun menjalani aktivitas sebagai
2 Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di
kediaman beliau. 3 Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di
kediaman beliau 4 Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di
kediaman beliau
29
mahasiswa beliau berhenti dikarnakan beliau langsung hijrah ke Jakarta menjalani
masa karantina untuk menjadi model aneka yess.5
B. Aktivitas Dakwah Umi pipik Dian Irawati
Pipik Dian Irawati Mulai Terjun ke Dunia Berdakwaah pertama kali yaitu
setelah beliau masa Iddah yaitu Sejak meninggalnya almarhum Ustadz Jefri Al
Buchori. Setelah itu agenda Umi Pipik Dian Irawati penuh dengan kegiatan
berdakwah dan mengurus anak-anak. Aktivitas beliau tidak hanya sebatas dengan
siraman-siraman rohani ataupun ceramah. Akan tetapi beliau juga melakukan
kegiatan atau dakwah bil-hal sebagai usaha menefektifkan dakwah islam agar
balance antara dakwah bil-lisan dan dakwah bil-hal.
Setiap hari beliau menjalankan aktivitas yang padat dimulai dari
berceramah di beberapa majelis taklim sampai berdakwah di atas mimbar, namun
beliau tidak pernah lelah untuk berdakwah, karena itu perintah dari Allah yang
dituangkan pada al-Quran dan Hadits.
“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.”(al-imron :104).
Dengan cara penyampaiannya yang bagus dan mudah dicerna oleh
masyarakat dan dengan humor yang dapat membuat mad’u tidak merasa bosan
5 Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau
30
saat mendengarkan dakwahnya. Umi Pipik Dian Irawati mampu merekrut
jamaah dari berbagai kalangan. Beliau juga aktif berdakwah di majelis-majelis
taklim khususnya kaum ibu-ibu, majelis taklim Fattimah Az-Zahra adalah
salah satu majelis taklim yang di pimpin oleh beliau. seiring dengan
berjalannya waktu jumlah jamaah yang tergabung dalam keluaga besar
Fattimah Az-Zahra semakin bertambah. Selain itu beliau juga aktif berdakwah
ke luar kota bahkan ke luar negeri seperti hongkong dalam rangka
memperingati hari besar Islam seperti, Maulid Nabi, Isra Miraj.
Dalam berdakwah Umi Pipik Dian Irawati tidak mengenal kelas atas
dan kelas bawah, yang terpenting bagi beliau bagaimana dakwah itu dapat
tersalurkan bagi yang membutuhkannya, karena dakwah merupakan warisan
dari Rasulullah, walaupun tantangan dakwah itu sulit, namun akwah islam
harus tetap dilaksanakan.
Umi Pipik Dian Irawati tertarik dengan Dunia Dakwah menurut beliau
semua ini adalah atas izin allah yang telah membawanya kepada dunia dakwah
dan karena dakwah juga merupakan perintah dari Allah dan Rasulnya. Dalam
a-Quran “ud’u” ajaklah atau serulah manusia dalam kebaikan, jika kita
senantiasa mengajak saudara-saudara kita kejalan kebaikan yang diridhoi oleh
Allah SWT. Maka itu sangat mulia dihadapan-Nya. Tugas yang sangat mulia
ini merupakan perintah Allah, tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan dari
seseorang yang kita ajak berdakwah. Jika mereka mengikuti apa yang kita ajak
sesuai dengan ajaran Allah berarti kita telah menyelamatkan mereka.6
6 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
31
Selain aktivitas beliau diatas, beliau juga dipercaya untuk
menyampaikan dakwahnya, yaitu :
a. Juru Dakwah di berbagai undangan luar kota (ternate, pekan baru,dll)
bahkan luar negeri salah satunya beliau pernah tausyiah ke hongkong pada
akhir tahun 2013.
b. Menjadi Juri di Akademia Sahur Indonesia Junior 2014.
c. Berdakwah di PT Bakers Hughes Indonesia di Cilandak KKO
d. Menjadi Inspirasi Dharma Wanita Dindik Kabupaten Lebak.7
7 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
32
BAB IV
ANALISIS RETORIKA DALAM PELAKSANAAN DAKWAH PIPIK
DIAN IRAWATI
A. Konsep retorika Dakwah menurut pipik dian irawati
Dakwah adalah ajakan, seruan kepada umat muslim dalam mengajak
untuk kebaikan, paada hakikatnya dakwah islam merupakan untuk
mengktualisasikan nilai iman dalam suatu kegiatan yang dilakukan. Nilai-nilai
iman itu adalah berfikir, bersikap, dan bertingkah laku, jika nilai-nilai tersebut
sudah digunakan maka suatu system kegiatan manusia di masyarakat akan
teratur.
Berdakwah merupakan aktivitas lisan yang baik yang disampaikan
secara formal melalui berbagai acara resmi ataupun sekedar berbicara dengan
seseorang dengan mengajak mereka ke jalan yang benar yakni ke jalan Allah
SWT.
Kepandaian seseorang dalam berbicara dapat merubah jalan pikiran
orang lain kedalam perbuatan yang lebih baik sesuai yang dikehendaki
merupakan suatu kepandaian bebicara. Maka di dalam dakwah pun
dibutuhkan kepandaian berbicara.. dalam berdakwah da’iyah dituntun agar
memahami betul apa yang diinginkan mad’u agar dakwah yang disampaikan
benar-benar sampai kepada masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran
orang lain kepada ajaran yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam. Seni
berbicara yang baik akan memudahkan jamaah untuk menerima dan
memahami materi yang telah disampaikan oleh pendakwah.
33
Seni berbicara merupakan rasa atau warna yang melengkapi setiap
kata yang terlontar dalam berkomunikasi, sehingga setiap tutur kata yang
keluar dari lisan menjadi indah didengar.
Adapun menurut Umi Pipik Dian Irawati, retorika adalah seni
berbicara atau berkomunikasi didepan banyak orang dengan menggunakan
tutur bahasa yang baik dan benar serta menggunakan gayanya saat berdakwah,
sehingga mad’u mendengarkan apa yang disampaikannya, sebab jika dakwah
yang dibawakan da’i monoton maka orang akan jenuh.1
Mengenai pembagian retorika P Dori Wuru Hendrikus (2009)
membagi kedalam 3, yaitu :
1. Gaya retorika monologika atau monolog. Seni berbicara secra
monolog dimana hanya ada seseorang yang berbicara, dalam
model komunikasi ini biasanya terjadi dalam proses pidato yang
bersifat satu arah, sebab hanya satu orang yang berbicara
(komunikator), dan yang lain hanya sebagai pendengar
(komunikan).
2. Dialogika, seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau
lebih berbicara mengambil bagian dalam suatu proses
pembicaraan. Gaya retorika ini biasanya memang jarang ditemui
dalam acara-acara pidato atau orasi politik yang dihadiri banyak
orang (massa) di sebuah lapangan terbuka.
3. Pembinaan teknik bicara. Efektifitas monologika dan dialogika
tergantung pada teknik bicara. Bahkan teknik bicara ini menjadi
1 Wawancara pribadi dengan umi pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 dikediaman
beliau.
34
syarat penting dalam retorika. Mulai dari bgaimana cara ia
mengatur pernafasan, teknik membina suara dan berbicara. Semua
harus diperhatikan dan diatur agar bicaranya bisa menjadi efektif.2
Dari ketiga pengertian di atas retorika yang digunakan Umi Pipik Dian
Irawati adalah Monologika Karena Pemakaian gaya retorika seperti ini jamaah
dapat lebih paham dan apa yang disampaikan lebih dapat menyerap pesan
dakwahnya. Karena pembicara hanya ada satu orang maka jamaah akan lebih
terfokus padanya.
Retorika pada dasarnya selalu digunakan dalam setiap dakwah dengan
lisan, tidak ada dakwah dengan lisan tanpa menggunakan retorika. Oleh
karena itu, retorika menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki setiap da’i.
Dalam ilmu retorika seorang komunikator disaat berbicara harus
melakukan persiapan-persiapan seperti, penguasaan materi, pemilihan topik,
dan penyampaian pesan dengan bahasa yang baik karena itu semua akan
menjadi syarat dalam mencapai keberhasilan dalam berdakwah, karena
persiapan adalah setengah dari keberhasilan.
Dalam berdakwah pasti apa yang disampaikan secara panjang lebar
untuk itu pasti akan memakan waktu yang cukup banyak, jika seorang da’i
atau da’iyah tidak menguasai retorika dan tidak mengemas materi yang akan
dibawakan dengan baik maka jamaah akan mudah merasa bosan, tetapi jika
seorang da’i atau da’iyah mempunyai ahli retorika dan mengemas materi
2 P. Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil berpidato, berdiskusi, berargumentasi,
bernegosiasi,hal. 16-17
35
secara baik, maka dakwah yang disampaikannya akan didengarkan dan
dipahami oleh jamaah.
Yang harus diperhatikan pada retorika, dalam memulai berdakwah
yaitu pendakwah mengawali dengan mengajak secara halus pendengar
kedalam suasana santai agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah
menarik perhatian jamaah. Semua itu akan menarik perhatian pendengar jika
seorang da’i atau da’iyah menyampaikannnya secara lembut dan tulus.
Dalam retorika dakwah Pipik Dian Irawati beliau menggunakan
intonasi yang bervariasi dan Sebelum berdakwah ia juga harus lebih dulu
mengenal dan mengetahui jamaahnya dengan baik juga dapat melihat situasi
jamaah serta mampu menyampaikan dakwahnya sesuai dengan klasifikasi
audience. Ketika mad’u yang dihadapi kecil dalam hal ini tingkat sigor, maka
intonasi suara lebih sering lembut, hal ini juga dapat ditemukan dalam proses
retorika, yaitu usaha untuk melibatkan emosi dan rasio dari pihak mad’unya
mereka merasa terlibat dengan masalah dan persoalan yang disajikan.3
Ketika berdakwah dihadapan jamaah, beliau menampilkan gayanya
dalam berdakwah, beliau sering juga menggunakan bahasa tubuh (gesture)
seperti menggerakan tangan ke atas, ke samping, mimik wajah yang dibuat
secara spontan, dan kontak mata kehadapan jamaah, sehingga dakwahnya
dapat menarik perhatian jamaahnya.
Hal tersebut sesuai dengan tiga prinsip pidato atau yang biasa disebut
trisila pidato, yaitu
1. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).
3Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta:Gaya Media Pratama, 1997),hal.45
36
2. Gunakan lambing-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda
memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah
vocal)
3. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan
dan tubuh anda (olah visual).4
Seorang da’i haruslah pandai untuk mengenal dan mengetahui
jamaahnya dengan baik juga dapat melihat situasi dan kondisi mad’u nya itu
dari golongan apa. Atas, menengah atau awam maka sangat penting bagi dai
mengenal mad’u yang akan didakwahinya.5 Dan tanpa melihat kondisi jamaah
maka dakwah kita pun tidak akan mengenai sasaran, dan dari sinilah dai atau
da’iyah menentukan tema atau masalah apa yang harus dibahas di ceramahnya
yang sesuai dengan keadaan jamaahnya. Salah satu ayat al-Quran bagi mereka
yang menjalankan dakwah sebagaimana hendaknya para da’i melakukan
dakwah sesuai dengan kadar kemampuan orang yang didakwahi dan dengan
bahasa kaumnya dan bukan dengan bahasa yang tidak dipahami oleh
mad’unya.6
Seperti yang dikatakan oleh ibu Tati tentang cara berdakwah umi pipik
yaitu cara penyampaian umi yang menggunakan bahasa-bahasa sederhana dan
disesuaikan oleh kondisi jamaahnya sehingga apa yang umi sampaikan dapat
lebih mudah dimengerti oleh jamaah dari berbagai kalangan.7
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat empat
4A.H.Hasanuddin,Rhetorika Dakwah dan publisistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya:
PT.Usaha Nasional,1982), hal.5 5Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau. 6 Musthafa malaikah, manhaj Dakwah Yusuf AL-Qardhawi Harmoni antara Kelembutan
dan ketegasan, (Jakarta: Pustaka al-kautsar,2001), cet.ke-1,hal.21. 7 Wawancara pribadi dengan ibu Tati (jamaah) di kediaman umi pipik dian irawati.
37
“Kami tidak mengutus seorang rosulpun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat member penjelasan dengan terag kepada
mereka. Maka allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan member
petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki.dan Dia-lah Tuhan yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana”(QS.Ibrahim:4)
Ibu elok berpendapat tentang Pipik Dian Irawati bahwa retorika yang
beliau gunakan sangatlah menarik. Beliau pandai memilih kata-kata ,dan kata-
kata yang dgunakannya bervariatif melihat kualitas mad’u sehingga mad’u
dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.8
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebelum
berdakwah langkah pertama yang sangat penting sekali da’i lakukan adalah
mengenal mad’u yang akan di dakwahi, agar pesan dakwah yang disampaikan
oleh da’i bisa menjangkau pikiran dan diterima baik oleh mad’u. seperti jika
da’i sedang berceramah dengan para penjabat maka gaya bahasa yang beliau
gunakan bahasa intelek sedangkan jika sedang berceramah dengan mad’u
biasa beliau bisa menggunakan gaya bahasa yang sederhana tetapi mudah di
mengerti.
Fungsi retorika menurut umi Pipik Dian Irawati adalah agar mad’u
senang dan mudah memahami apa yang disampaikan oleh da’i, tanpa retorika,
dakwah akan sangat hambar dan monoton sehingga mad’u akan jenuh
mendengarnya, maka dengan retorika dapat dikemas sedemikian rupa agar
8 Wawancara pribadi dengan ibu elok (jamaah) di kediaman umi pipik dian irawati.
38
menarik perhatian mad’u dan kebutuhan tentang dakwah itu diterima dengan
baik.9
Retorika juga berfungsi Untuk menyediakan gambaran yang jelas
tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke
dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong
untuk bertutur dan ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan sampai retorika
bertutur ditampilkan.
Pengunaan humor saat berdakwah itu hanya selingan untuk
menghidupkan suasana saat berdakwah itu sendiri. Tanpa humor pun, isi
ceramah tetap mempunyai daya tarik yang kuat untuk mad’u, jadi humor itu
bersifat sisipan, boleh ada atau tidak. Kembali lagi kepada karakter da’i dan
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh da’i itu sendiri. Yang terpenting mad’u
mendengarkan dan meresapi pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i
dengan baik.
Menurut umi Pipik Dian Irawati , humor itu sangat penting. Walaupun
hanya sebatas untuk pemanis dan pelengkap tetapi humor adalah salah satu
usaha untuk keberhasilan da’i menarik perhatian mad’u dalam berdakwah.
Karena jika kita menyampaikan pesan dakwahnya terlalu serius atau khusu’,
maka akan menciptakan image terlalu serius dan mebosankan.10
Dalam sejarah dimuka bumi ini dakwah merupakan aktifitas yang
sudah lama sekali dilakukan oleh umat islam, sehingga proses berdakwah
9Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau 10 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
39
sudah sangat melekat dengan umat islam dan hampir di seluruh berbagai aspek
kehidupan masyarakat saat ini.
Dakwah itu ibarat lampu penerangan kehidupan yang memberikan
cahaya dan menerangi jalan kehidupan ke yang lebih baik. Dari kegelapan
menuju ke terang benderang. Dakwah merupakan bagian terpenting untuk
umat yang saat ini dilanda kegelisahan, banyaknya korupsi, kecurangan,
kerusuhan,rapuhnya akhlak serta yang lainnya. Jelas disini dakwah merupakan
ajakan merubah sesuatu yang buruk ke sesuatu yang lebih baik dan sempurna.
Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah
kepada muslim lainnya seperti umi Pipik Dian Irawati selalu mengatakan
“Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat”.11 Untuk itu sebagai da’i dalam
menyampaikan pesan dakwahnya harus memahami metode dalam berdakwah
agar dakwahnya berhasil sempurna.
Pada hakikatnya dakwah islam merupakan usaha mengaktualisasikan
nilai-nilai iman teologis dalam suatu system kegiatan manusia di bidang
kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara
merasa, berfikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam tantanan realitas
individu dalam rangka mewujudkan nilai-nilai islam dalam berbagai
kehidupan.
Dakwah menurut Umi Pipik Dian Irawati adalah mengajak,
menghimbau dan menganjurkan manusia kepada kebaikan dan bagaimana
kita mampu mensyiarkan walaupun hanya satu ayat yang kita punya dengan
menyampaikannya dengan ketetenangan hati. Di mulai dari diri sendiri,
11 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
40
keluarga dn masyarakat agar senantiasa menjalankan perintah Allah dana
menjauhkan larangannya.12
Konsep dakwah Umi Pipik Dian Irawati sendiri hampir sama dengan
pendapa-pendapat yang ada pada bab sebelumnya. Bahwa keduanya
mengandung arti yaitu, dakwah adalah mengajak manusia menjalankan apa
yang diperintahkan oleh Allah dan Rosulnya seta menjauhi larangannya.
Metode dakwah yang beliau gunakan lebih sering menggunakan
metode maui’izatul hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-
nasihat yang baik atau menyampaikan ajaran-ajaran islam dengan rasa kasih
sayang sehingga nasihat dan ajaran islam yang beliau sampaikan itu dapat
menyentuh hati mad’u.
Adapun tujuan dakwah menurut Umi Pipik Dian Irawati salah satunya
yaitu Amar ma’ruf Nahyi munkar, pada intinya mengajak mad’u ke jalan
taqwa dan juga memberikan penjelasan tentang hak dn batil. Seorang da’i saat
berdakwah harus mempunyai tujuan, sehingga dapat tercapai apa yang
diharapkan dan dakwah itupun tidak sia-sia. Dan tujuan Umi menjadi
motivator masyarakat dan mengajak mad’u senantiasa menjalankan
perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya.13
Maka sekali lagi saya ingin katakana bahwa tujuan dakwah adalah
mengajak manusia kejalan yang baik dan di ridhoi oleh Allah SWT. Dakwah
itu merupakan tugas yang sngat mulia. Andai kata orang yang kita ajak ikut ke
12 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau. 13 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
41
jalan yang kita serukan maka di mata Allah itu merupakan kebaikan yang luar
biasa.
Melihat dari tujuan dakwah tesebut, sebenarnya dakwah sudah
semakin mudah menerapkannya dengan seiring perkembangan dunia, maka
dakwah pun semakin berkembang. Metode-metode dan strategi-strategi yang
digunakan oleh da’i-da’i bisa lebih efektif dan efisien serta harapan dari
sebuah dakwah bias tereliasikan. Da’i-da’i tidak terlepas mengacu kepada
metode yang ditawarkan oleh al-Quran, yaitu dengan Hikmah walmauidzhotil
hasanah wal mujaddallah. Begitu pun halnya dengan beliau mengacu pada
metode tersebut.14
Umi Pipik Dian Irawati menyatakan bahwa perkembangan dakwah
saat ini sebenarnya sudah sangat berkembang pesat terlebih di dukung dengan
media-media komunikasi yang semakin terbuka untuk menyiarkan agama
islam, jadi tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak bisa menyampaikan
suatu risalah. Jika seseorang tidak mampu melakukan dakwah dengan lisan
maka berpeluang menyampaikan dakwah tersebut melalui media-media yang
ada pada saat ini.15
Umi Pipik Dian Irawati termasuk salah satu ustadzah yang konsisten
dalam berdakwah, namun beliau pun tetap bias membagi waktunya untuk
kepentingan pribadi, kepentingan keluarga dan kepentingan umat. Beliau tidak
kenal lelah dalam berdakwah demi syiarnya agama Allah Di muka bumi serta
tegaknya “Amar ma’ruf Nahyi munkar”. Oleh Karena itu dakwah seharusnya
14 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau. 15 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
42
dilakukan dengan baik agar isi dakwah itu dapat tersampaikan dengan baik
oleh mad’u.
B. Penerapan retorika dalam dakwah Pipik Dian Irawati.
Penerapan dakwah yang efektif menurut Umi Pipik Dian Irawati, yaitu
dengan mengetahui peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat ini atau dapat
dikatakan hal-hal yang sedang banyak dijadikan pembicraan saat ini karena
ini Sesutu yang factual dan akurat menjadi sebuah bahan retorika.
Menurut Umi Pipik Dian Irawati bahwa dalam brdakwah ada factor-
faktor atau aspek dalam berdakwah yaitu ikhlas dan sabar. Menurut umi
retorika dengan dakwah juga sangat behubungan karena dakwah adalah
mengajak atau menyeru kepada kebaikan dan maka retorika adalah sebagai
alat untuk bagaimana dakwah itu menjadi enak dan nyaman untuk didengar
dan dipahami oleh jamaah. Saat berdakwah seorang da’i harus memiliki seni
dan gaya penyampaian maka disitulah retorika berperan untuk keberhasilan
dakwah itu sendiri.16
Penerapan retorika dakwah sangat penting demi menunjang
keberhasilan dalam berdakwah. Penerapan retorika dakwah harus tepat pada
tujuan dan sasaran mengingat bervariasinya tingkat kesadaran dan
kemampuan daya nalar masyarakat. Dalam pelaksanaan retorika dakwah
beliau mempersiapkan tahapan-tahapan, seperti menguasai dan menentukan
topic yang akan di bahas, dan penyampaian dengan gaya bahasa yang baik,
serta humor yang membangunkan suasana jama’ah. Untuk memudahkan
16Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau
43
penulis dalam melakukan jawaban terhadap penerapan retorika dakwah yang
beliau gunakan, maka penulis membaginya dalam beberapa langkah, yaitu:
1. Persiapan sebelum berdakwah
Pada hakikatnya setiap da’i ingin memperoleh pengaruh yang
maksimal pada dakwah yang disampaikannya agar berhasil dan tepat pada
sasarannya. Dakwah harus dilakukan dengan baik dan tepat dengan
menggunakan retorika. Persiapaan adalah salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan dalam berdakwah, karena persiapan untuk
mencapai keberhasilan.
Menurut beliau persiapan fisik itu penting dan sangat diperlukan
agar saat kita berdakwah dalam kondisi fit, kemudian kita juga harus
menguasai materi yang akan kita sampaikan sesuai dengan tema. Lalu jika
keduanya sudah kita siapkan dengan baik kemudian kita niatkan semata-
mata dakwah kita karena Allah “Lillahi Ta’Ala” agar dakwah yang kita
sampaikan dapat berjalan dengan lancar dan sampai ke hati mad’u. sebab
persiapan fisik pun tidak cukup dalam berdakwah dengan persiapan batin
pun kita akan selalu berpengang pada Allah SWT meminta bimbingan
dari-Nya agar apa yang kita sampaikan benar-benar datangnya dari Allah,
jadi dakwah yang kita sampaikan itu tidak menyimpang.
Adapun persiapan beliau secara bathin yaitu:
a. Sholat Dhuha
b. Sholat Hajat
c. Sholat Tahajud
d. Puasa
44
Persiapan bathin tujuannya karena semata-mata dakwah itu
“Minnallahi Wa Illahi” dari Allah dan hanya untuk Allah. Karena kedua
persiapan itu tidak dapat dipisahkan. Maka agar mad’u tetap
memperhatikan kita alam berdakwah kita selalu memohon kepada Allah
agar dibimbing dalam berdakwah dan tidak melukai hati seseorang.17
Sebagai seorang da’i harus mengetahui dan menyesuaikan diri
kepada kondisi mad’u dalam berdakwah. Menurut umi ada klasifikasi
mad’u yang beragama islam, yang harus disesuaikan oleh da’i dalam
berdakwah sebagai berikut :
Golongan umat islam yang matang dalam beragama, yaitu mereka
yang menyadari bahwa mereka berawal dari allah dan akan
kembali kepada Allah SWT. Cara berdakwah kepada orang yang
matang dalam beragama yaitu dengan mengajak mereka untuk
selalu istiqomah dalam menjalankan pengbdian diri yang ikhlas
kepada Allah SWT.
Golongan umat islam yang berada dipertengahan, yaitu mereka
yang belum matang dalam beragama, mereka berada dalam
golongan ittiba yaitu mengikuti kepada orang yang mengerti dan
mengetahui dari mana sumber ajaran tersebut, namun mereka
belum memfokuskan diri untuk mendalami tentang pengetahuan
agama islam. Cara berdakwah kepada orang yang berada
dipertengahan dalam beragama yaitu dapat mengajak mereka untuk
mencapai kepada kematangan dalam beragama atau lebih
17Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
45
memantapkan diri dalam beragama dan meyakini dalam hati bahwa
kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah SWT.
Golongan muslim awam, yaitu mereka yang belum mengetahui
agama secara mendalam, mereka tergolong orang-orang yang
taqlid (ikut-ikutan dalam beragama, belum mengetahui agama
secara kafah). Cara berdakwah kepada orang yang awam yaitu
dengan mengajak mereka agar lebih mengetahui dan mencintai
terhadap ajaran agama islam yang dapat menyelamatkan mereka
hidup di dunia dan akhirat.
Melihat dari golongan yang telah dipaparkan beliau, maka pada
akhirnya dakwah memang harus dipertimbangkan dari segala aspek seperti
segi bahasa yang digunakan, sifat bahasa yang digunakan, dan lain-lain.
Tidaklah sama antara satu orang dengan sekumpulan jamaah pada saat
mendengarkan dakwah beliau maka dari itu saat berdakwah perlu
mengenal dan memahami karakteristik mad’u yang ada dihadapannya.
2. Penyusunan dan Penguasaan Materi
Penyusunan materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat merupakan suatu kewajiban bagi seorang da’i , agar dakwah
tersebut terarah dan terkonsep secara matang serta tingkat keberhasilannya
juga baik.
Umi Pipik Dian Irawati berusaha merangkai bahan tersebut
menjadi sebuah pokok-pokok penyampaian yang memiliki arah dan tujuan
yang jelas, jadi mad’u tidak kebingungan untuk memahaminya. Maka dari
46
itu penyusunan dan penguasaan materi menjadi hal yang penting.18 Berikut
inilah contoh dari beberapa penerapan dakwah yang beliau gunakan dalam
dakwahnya Muqoddimah beliau seperti :
Bismillhirrahmanirrahim… “assalamua’laikum Wr.Wb alhamdulillahirabbil’alamin Ashadu Alla ilahaillahulmalikulhaqqulmubil washadu anna muhammadan abduhu warasuluh. A’ma ba’du. Hadirin jamaah yang saya hormati, tiada kata yang paling indah yang patut dan pantas kita ucapkan saat ini, selain memanjatkan puji serta syukur kita kepada dzat Allah Rabbulijati yang maha suci, maha pengasih, maha mengetahui dan maha pelindung….”19
Berdasarkan observasi penulis dalam pengamatan disaat
berdakwah hamper setiap memulai dakwahnya beliau menggunakan
muqoddimah seperti contoh di atas. Dengan bermunajat kepada Allah
SWT.
Setelah Umi Pipik membukanya, kemudian beliau menyampaikan
materi dakwahnya kepada para jamaah untuk menjadi sebuah renungan,
dan ketika beliau menyampaikan dakwahnya.
“…sesungguhnya allah dan malaikat-malaikatnya bershalawat, untuk nabi, hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Mengapa kita bershalawat? Bershalawat itu bukti tanda cinta kita kepada Rasullullah SAW. Masih ingatkan kita, detik-detik terakhir dalam kematiannya, Rasulullah menyebut nama umatnya sebanyak tiga kali, memikirkan kondisi umatnya saat sakaratul maut yang cukup menyakitkan. Siapa yang menjamin pagi ini kita masih menghirup udara segar, sore hari nafas kita sampai dengan tenggorokan? Ya… tak ada yang tahu kapan kita meninggal, dengan cara bagaimana, apakah berakhir dengan khusnul atau su’ul khotimah. Apa-apa yang ada di diri kita, semuanya milik Allah. Untuk itu kepada segenap hadirin marilah kita selalu mesyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT.20
18 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau. 19 Ceramah Pipik Dian Irawati. 20 Ceramah Pipik Dian Irawati.
47
3. Pemilihan Bahasa
Bahasa adalah momentum sebuah kata yang dapat membuat orang
lain paham dan mengerti. Seseorang da’I harus pandai memilih kata-kata
dan mengemasnya dengan bahasa yang tepat agar jamaah mudah
menerima pesan yang disampaikan.
Menurut Umi Pipik Dian Irawati Dalam berdakwah seorang da’i
harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dicerna oleh
jamaah. Maka dari itu seorang da’i harus cerdas dalam menata bahasa,
memilah- milih kata yang digunakan sereta mengemasnya dengan sangat
menarik sehingga mad’u mau dan dengan mudah menangkap pesan yang
disampaikan oleh da’i. dalam retorika, bahasa lisan harus menggunakan
kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik.21
Gaya bahasa yang disesuaikan audiencenya yang dihadapi
rangkaian kata yang tidak bertele-tele, susunan kata yang teratur dan
sistematis, membuat ceramah yang enak didengar dan dipahami oleh
mad’unya. Penggunaaan bahasa dan mimic wajah Umi Pipik Dian Irawti
mampu meyakinkan mad’u dalam pelaksanaan dakwah bil-lisan,
penerapan dan penggunaan gaya serta intonasi retorika dakwah beliau
dapat dikatakan cukup bagus karena penyampaian sesuai dengan tingkat
variasi keilmunnya.
21 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
48
4. Materi Dakwah
Menurut Umi Pipik Dian Irawati salah satu kegagalan dalam
berdakwah yaitu kurangnya mempersiapkan materi yang akan dibahas,
sebab jika kurang persiapan dalam berdakwah maka da’i bingung sendiri
apa yang harus ia sampaikan, otomatis karena kurang persiapan maka
dakwah akan gagal. Oleh karena itu, persiapan materi dalam berdakwah
menjadi salah satu factor yang utama dalam berdakwah.
5. Humor
Kehidupan manusia tidak terlepas dari humor karena manusia
memiliki “Sense Of Humor”. Terkadang da’i memakai humor untuk
menarik perhatian jamaah. Namun demikian humor dalam ceramah bukan
sembarang humor sepeti halnya pelawak. Humor yang dimaksud adalah
humor-humor yang bersifat edukatif dan berisi ceramah serta tidak
berlebihan.22Seorang da’I yang baik akan menyisipkan pesan dakwahnya
melalui humor. Karena humor juga dapat menjadikan suasana yang serius
menjadi lebih santai.
Humor merupakan bagian dari dakwah da’i, terkadang dalam
berdakwah para da’i memilih dengan gaya bercanda, sehingga lebih
memudahkan mad’u dalam menerima pesan yang disampaikan oleh da’i.
namun perlu diketahui juga bahwa humor digunakan sebagai selingan agar
jamaah tidak merasa jenuh dan bosan.
22 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau.
49
6. Media Dakwah
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi
ceramah kepada mad’u. media dakwah yang digunakan dalam dakwah bil-
lisan tidak terlalu banyak seperti dakwah-dakwah yang dilakukan oleh
da’i-da’i lainnya.
Berdakwah pada zaman sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh
mubaligh-mubaligh di masjid saja, tetapi bias dilakukan dengan banyak
cara dan banyak tempat serta banyak media yang bias digunakan. Media-
media dakwah tersebut seperti Koran, maajalah, televisi, lagu, buku, dan
internet.
Sedangkan dalam penampilannya saat beliau berdakwah, beliau
selalu memperhatikan yaitu :
a. vocal
Volume beliau dalam menyampaikan dakwahnya bersifat
sedang karena sudah menggunakan sound system yang
memang sudah tentu bisa diatur tinggi rendahnya suara. Tidak
sering juga beliau menggunakan volume yang agak tinggi
dengan melihat banyaknya jamaah yang hadir.
Artikulasi beliau sangat jelas dalam pengucapan kata dan
kalimat saat berceramah.23
b. Fisik
Fose beliau sangat sederhana dan tenang saat menyampaikan
dakwahnya. Dari segi penampilan, beliau menggunakan baju
23 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman beliau
50
yang sangat khas yaitu pakaian yang semuanya serba hitam
dimulai dari gamis sampai jilbab yang ia kenakan pun
berwarna hitam. Kesederhanaan beliau tersebut tertampak jelas
charisma dan pribadi yang menawan.
Gesture (bahasa tubuh) beliau tidak berlebihan. Saat duduk
ataupun berdiri saat menyampaikan dakwahnya. Beliau
menggunakan bahasa tubuh sesuai dengan apa yang
disampaikan karena bukan hanya dalam penggunaan bahasa,
namun bahasa tubuh menjadi pelengkap untuk menekankan
pokok-pokok tertentu.
Mimik beliau yang selalu ditampakkan adalah senyuman
dengan penuh ketenangan. Senyuman yang beliau lakukan pun
sering dilakukan saat beliau istirahat secara sadar. Beliau
memandangi mad’u dengan penuh kasih sayang.
Dalam menyampaikan ceramah, Umi Pipik Dian Irawati selalu
mengulas kembali di akhir ceramahnya dengan sebuah pokok-pokok yang
disampaikan. Dengan begitu, apa yang beliau sampaikan dapat dengan
benar dipahami oleh jamaahnya.
Dalam ceramah yang lebih bersifat umum, beliau selalu
memberikan kesempatan pada jamaah yang ingin bertanya seputar yang
disampaikan. Dengan begitu, jamaah pun merasa dihargai dan dihormati
sehingga apapun yang menjadi ketidaktahuan jamaah berkurang.24
24 Wawancara pribadi dengan pipik dian irawati, pada tanggal 12 mei 2014 di kediaman
beliau
51
Dari semua uraian diatas tentang penerapan retorika dakwah Umi
Pipik Dian Irawati dapat disimpulkan bahwa beliau berhasil dan sukses
dalam melaksanakan dakwahnya sesuai dengan ilmu retorika. Mulai dari
materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan jamaah, metode yang cocok
untuk diterima dakwahnya, bahasa yang digunakan mudah dipahami
jamaah, memberikan contoh yang tidak keluar dari tema, dan memahami
secara mendalam situasi dan kondisi yang ada disekitar serta memahami
karakterstik mulai dari psikologi dan tingkatan ilmu yang dimiliki
jamaahnya.
Kemudian selama penulis mengikuti aktivitas dakwah beliau
selama lima kali, saat berceramah dan penyampaian dakwah islamiyah,
beliau mampu menarik perhatian jamaah dan jamaah pun sangat antusias
mendengarnya.
Dari beberapa jamaah yang di wawancarai tentang retorika dakwah
beliau, semua merespon baik atas retorika dakwah yang beliau gunakan
dan wawancara ini tingkatnya bervariasi. Kepandaian dan kecerdasan
beliau dalam mengemas retorika sebagai alat dakwah dan dakwah sebagai
subyek. Dalam hal ini beliau berhasil menggunakan retorika untuk
mencapai keberhasilan dalam berdakwah.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini terdiri dari tiga bagian
yang merujuk pada permasalahan dan tujuan penelitian.
1. Retorika dakwah menurut Umi Pipik Dian Irawati yaitu gaya atau ciri
khas seorang da’i dalm berakwah agar tidak membuat mad’u cepat
jenuh dan bosan. Retorika dakwah sangat penting karena dalam
berdakwah tanpa menguasai retorika dakwahnya, maka dakwah yang
disampaikan oleh da’i itu tidak membuat para mad’u merasa puas
dengan yang disampaikannya. Retorika Pipik Dian Irawati termasuk ke
dalam bagian retorika Monologika yaitu retorika yang dilakukan
secara monolog.
2. Dakwah menurut Umi Pipik Dian Irawati adalah mensyiarkan apa apa
yang harus disyiarkan walaupun hanya satu ayat, dengan begitu
dengan berdakwah juga kita mengajak atau menyeru. Setiap orang
mempunyai kewajiban untuk mengajak kepada semua umat muslim
dan keluarga kita, karena fungsi dakwah itu sangat berarti untuk semua
umat muslim. Tujuan dakwah mengajak mad’u agar senantiasa tetap
menjalankan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang
dilarangnya. Metode dakwah hyang beliau gunakan adalah metode bil
hal dan bil lisan, yaitu beliau bukan berdakwah dengan lisan saja tetapi
mempraktekkkannya di dunia nyata seperti menyantuni anak yatim.
53
3. Penerapan retorika dakwah Pipik Dian Irawati di sekitarnya seperti
pada umumnya para da’i-dai lain menyampaikan dakwahnya dengan
salam dan muqaddimah terlebih dahulu, lalu memulainya dengan ayat
atau hadits yang berkaitan dengan tema, beliau menggunakan bahasa
yang sederhana agar mudah dipahami oleh mad’unya serta
menyesuaikan situasi dan kondisi. Mengingat klasifikasi mad’u dan
daya tangkapnya berbeda, olah vocal yang dimiliki beliau sangat khas
dan bisa menempatkannya sesuai mad’u yang dihadapinya dengan
mengeluarkan nada dan irama yang naik turun serta sesekali beliau
menyelipkn humor dan adakalanya beliau bersikap serius dan tegas.
Penerapan retorika dakwah beliau terbilang cukup efektif, dari segi
prakteknya beliau cukup mmahami retorika dakwah yang baik, selain
penguasaan materi yang baik, pengetahuan bahasanya serta
pengalaman beliau dalam berdakwah. Dakwah yang beliau gunakan
bersifat nasihat-nasiat, informasi dan entertainment. Dalam
berdakwah pun beliau menggunakan humor yaitu dengan canda tawa
agar suasana yang ada terlihat lebih santai.
B. Saran-Saran
Ada beberapa saran yang peneliti ajukan dalam pengembanan retorika
dakwah yang beliau gunakan. Semoga saran-saran ini dapat bermanfaat.
Dalam kali ini penulis mengajukan saran yakni :
1. Hendaknya cara penyampaian ,gaya bahasa ,dan bahasa tubuh yang
digunakan Umi Pipik Dian Irawati di setiap tempat beliau berceramah
itu berbeda-beda agar tidak terlihat monoton.
54
2. Selalu konsisten dan tetap istiqomah dalam menjalankan dakwah
islam, dengan selalu melakukam perbaikan secara terus-menerus,
menjadi motivator untuk semua orang yang ingin berusaha lebih baik.
3. Kepada segenap majelis taklim dan jamaah majelis taklim faz dll agar
selalu mendukung program dengan selalu memberikan ide agar majelis
taklim nya berkembang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Djainal.Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta:Gema Insani Presss,1996).
Abidin, Yusuf Zainal.PengantarRetorika, (Bandung: CV Pustaka Setia,2013).
Amin,Samsul Munir ,IlmuDakwah (Jakarta: Amzah,2009)
Arifin,M. Psikologi Dakwah suatu pengantar studi,(Jakarta:Bumi Aksara,1993).
Ar-Rafi’i Musthafa, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar,2002)
Bachtiar Wardi,Metode Penelitian Ilmu Dakwah,(Ciputat: logos,1997)
Champion, Dean J .Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung:Refika Aditama,1998).
Effendi, Onong Uhcjana .Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1997).
Enjang AS dkk, Dasar-dasarIlmu Dakwah.
Hasanuddin,A.HRhetorika Dakwah dan publisistik Dalam Kepemimpinan ,(Surabaya:PT.Usaha Nasional,1982).
Hendrikus, P.Dori Wuwur .Retorika; Terampil berpidato, Berdiskusi, Berargumentsi, danBernegosiasi(Yogyakarta: Kanisius, 1991).
I GustiNgurah Oka, RetorikaSebuahTinjauanPengantar.
Ismail A. Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani,2006)
Israr, MH. Retorika dan Dakwah Islam Era Modern (Jakarta :CV.Firdaus,1993).
Keraf, Goys. Diksidan Gaya Bahasa.(Jakarta:PT. GramediaPustakaUtama, 1991).
Makhfuz, Syeikh Ali. Hidayatul Mursyidin, Terjemahan Chadijah Nasution, (tt:UsahaPenerbitanTiga A, 1970).
Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tujuan Antar Disiplin Ilmu, (Bandung: Pusjarlit Dan Nuans,1998).
Moeloeng,Lexy J.Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 1993).
Munirdan WahuIllahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana Prrenada Media Grup)
Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001)
Rakhmat,Jalaludin.Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung:PT Rosda Karya,1999).
Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta press,2007).
RosyadShaleh, ABD. Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Penerbit dan Pentebar Buku-buku,1997).
Salman,Ismah.Strategi Dakwah di Era Milenium, Jurnal Kajian Dakwah danBudaya,(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah,2004)
Saputra Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011)
Saputra, Wahidin. Retorika Dakwah Lisan, (Buku Ajar Fakultas Ilmu Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press,2006).
Shihab Quraish, Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999)
Subagyo, Joko Metode Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1991).
Suhandang, Kustadi.Retorika Strategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009).
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah, (Jakarta:Gaya Media Pratama, t.t).
HASIL WAWANCAR A DENGAN PIPIK DIAN IRAWATI
Hari, tanggal : Senin, 12 mei 2014
Alamat : perumahan bukit mas rempoa (kediaman beliau)
Waktu : pukul 13.20 WIB
1. Bagaimna latar belakang keluarga umi, pendidikan serta aktivitas dakwah
umi?
Jawab : latar belakang saya, saya dari keluarga yang biasa-biasa saja
ayah saya mantan pegawai negeri sipil, ibu saya hanya seorang pedagang.
Saya lahir di semarang pada tanggal 26 november 1977. Ayah saya bernama
H. Imam martono dan ibu saya bernama HJ. Riyati. Awal pendidikan saya
sekolah di sekolah dasar widosari semarang, setelah lulus dari sana saya
melanjutkan ke sekolah SMP mataram dan setelah lulus dari SMP saya juga
melanjutkan di SMA mataram juga di semarang. Setelah itu saya sempat
meneruskan ke perguruan tinggi di universitas informatika, namun belum ada
setahun saya mengutuskan tidak meneruskan lagi karena saya harus hijrah ke
Jakarta untuk menjalani masa karantina menjadi model aneka yess. saat ini
aktivitas saya hanya berdakwah menjadi motivator untuk semua masyarakat,
saya juga mengurus anak-anak saja.
2. Apa yang dimaksud dakwah itu sendiri menurut Umi?
Jawab : dakwah itu mengajak, menghikmbau dan menganjurkan manusia
kepada kebaikan dan bagaimana kita bisa mensyiarkan apa apa yang harus
kita syiarkan walau Cuma satu ayat yang kita punya dengan
menyampaikannya dengan ketenangan hati, di mulai dari diri sendiri,
keluarga dan masyarakat menjalankan perintahnya dan menjauhi apa yang
dilarangnya.
3. Menurut umi dakwah yang baik itu seperti apa?
Jawab : Dakwah yang dimulai dari diri sendiri, yaitu apa yang kita ucapkan
itu apa yg kita jalankan. Kemudian dari keluarga dn masyarakat agar
menjalankan perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Dan dalam
berdakwah harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dicerna
oleh jamaah. Maka dari itu seorang da’i harus cerdas dalam menata bahasa,
memilah- milih kata yang digunakan sereta mengemasnya dengan sangat
menarik sehingga mad’u mau dan dengan mudah menangkap pesan yang
disampaikan oleh da’i. dalam retorika, bahasa lisan harus menggunakan
kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik.
4. Apa tujuan dakwah menurut umi?
Jawab : saya berada disini saat ini atas izin allah untuk menjadi motivator,
meneruskan perjuangan Rasullulah dan juga Amar ma’ruf Nahyi munkar,
pada intinya mengajak mad’u ke jalan taqwa dan juga memberikan
penjelasan tentang hak dn batil. Seorang da’i saat berdakwah harus
mempunyai tujuan, sehingga dapat tercapai apa yang diharapkan dan dakwah
itupun tidak sia-sia. Dan tujuan Umi menjadi motivator masyarakat dan
mengajak mad’u senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi apa yang
dilarangnya.
5. Menurut umi apa yang dimaksud dengan retorika?
Jawab : retorika adalah seni berbicara atau berkomunikasi didepan banyak
orang dengan menggunakan tutur bahasa yang baik dan benar serta
menggunakan gayanya saat berdakwah, sehingga mad’u mendengarkan apa
yang disampaikannya, sebab jika dakwah yang dibawakan da’i monoton maka
orang akan jenuh.
6. Menurut umi apa fungsi retorika dalam berdakwah?
Jawab : fungsi retorika yaitu untuk menarik perhatian masyarakat agar
jamaah senantiasa mendengarkan apa yang kita sampaikan.tanp retorika
dakwah apa yang kita sampaikan tidak mengena pada sasaran, siapa mereka
yang kita ajak bicara dan kemana pembicaraan yang kita maksud dengan itu
dakwah dapat tersalurkan sesuai dengan kebutuhan meeka.
7. Bagaimana penerapan retorika yang efektif mrnurut umi?
Jawab :dalam kegiatan berdakwah, retorika itu sangat dibutuhkan,
penerapan retorika yang baik yaitu, pemilihan kata yang tepat, dengan
melihat bagaimana karakteristik masyarakat, kemudian kata dan bahasa yang
digunakan disesuaikan dengan kondisi masyarakat, dengan bahasa yang tepat
masyarakat lebih mudah memahami apa yang kita sampaikan.dan dalam
berdakwah da 3 klasifikasi mad’u yang beragama islam gyg prtama Golongan
umat islam yang matang dalam beragama, yaitu mereka yang menyadari
bahwa mereka berawal dari allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Cara
berdakwah kepada orang yang matang dalam beragama yaitu dengan
mengajak mereka untuk selalu istiqomah dalam menjalankan pengbdian diri
yang ikhlas kepada Allah SWT.kedua Golongan umat islam yang berada
dipertengahan, yaitu mereka yang belum matang dalam beragama, mereka
berada dalam golongan ittiba yaitu mengikuti kepada orang yang mengerti
dan mengetahui dari mana sumber ajaran tersebut, namun mereka belum
memfokuskan diri untuk mendalami tentang pengetahuan agama islam. Cara
berdakwah kepada orang yang berada dipertengahan dalam beragama yaitu
dapat mengajak mereka untuk mencapai kepada kematangan dalam beragama
atau lebih memantapkan diri dalam beragama dan meyakini dalam hati
bahwa kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Dan yang ketiga
Golongan muslim awam, yaitu mereka yang belum mengetahui agama secara
mendalam, mereka tergolong orang-orang yang taqlid (ikut-ikutan dalam
beragama, belum mengetahui agama secara kafah). Cara berdakwah kepada
orang yang awam yaitu dengan mengajak mereka agar lebih mengetahui dan
mencintai terhadap ajaran agama islam yang dapat menyelamatkan mereka
hidup di dunia dan akhirat.
8. Sebelum berdakwah apa Umi selalu melakukan persiapan?
Jawab : untuk persiapan si tentunya ya, seperti fisik kan itu sangat
penting, jika fisik kita tidak fit kita mana mungkin bisa melakukan aktivitas.
Judul dan materi yang akan disampaikan jg dipersiapkan., sedangkan
persiapan bathin sepert shalat dhuha, hajat, tahajud, meminta kepada allah
agar dakwah itu sesuai dengan apa yang diperinthkan, oleh karena itu da’I
mempersiapkan batin semata-mata “minnallahi wa illahi” dari allah dan
hanya untuk allah. Karena persiapan bathin gunanya kita meminta kepada
allah agar dibimbing dalam berdakwah , tidak melukai hati orang, dan tidak
menyimpang.
9. Menurut umi penting ga sih penggunaan humor dalam berdakwah?
Jawab :humor itu penting sekali digunakan ketika kita berdakwah, karena
agar mad’u yang mendengarkan kita pun tidak merasa jenuh atau bosan.
Tetapi juga bukan berarti kita menggunakan humor secara berlebihan atau
terlalu over.
10. seberapa penting retorika dalam berdakwah emnurut umi?
Jawab : retorika dalam berdakwah sangat penting karena tanpa retorika
dakwah maka kita akan bingung kemana sasaran dakwah kita, karena tanpa
retorika dakwah kita pasti akan ngawur dan tidak kena sasaran.
11. Apa yang menyebabkan kegagalan dalam berdakwah?
Jawab : penyebab kegagalan dalam berdakwah salah satunya yaitu
kurangnya persiapan seperti menyiapkan materi pa yang akan di bahas
sehingga da’I akan jd bingung sendiri dakwah yang diampaikan nya tidak
tahu kea rah mana yang dimaksud. Untuk itu persiapan materi dalam
berdakwah salah satu factor yang utama dalam berdakwah.
12. Apa hubungannya retorika dengan dakwah menurut umi?
Jawab : sangat berhubungan sekali ya karena berdakwah itu kan
berbicara di depan banyak orang, diperhatikan untuk itu retorika kita dalam
berdakwah itu sangat penting sekali sehinnga retorika dengan dakwah itu
saling berkesinambungan. bahwa dalam brdakwah ada factor-faktor atau
aspek dalam berdakwah yaitu ikhlas dan sabar. Menurut umi retorika dengan
dakwah juga sangat behubungan karena dakwah adalah mengajak atau
menyeru kepada kebaikan dan maka retorika adalah sebagai alat untuk
bagaimana dakwah itu menjadi enak dan nyaman untuk didengar dan
dipahami oleh jamaah. Saat berdakwah seorang da’i harus memiliki seni dan
gaya penyampaian maka disitulah retorika berperan untuk keberhasilan
dakwah itu sendiri
13. Apa nasihat atau pesan umi untuk calon-calon da’i-dai dimasa mendatang?
Jawab :nasihatnya. Berdakwah semata-mata untuk mendapat keridhoan
Allah SWT. Karena dakwah itu tugas yang sangat mulia untuk itu lakukanlah
dengan segala ikhlas. Dan juga berdakwah lah dengan jadi diri sendiri,
jangan kita menjadi orang lain.
Nama : Elok
Jabatan : Jamaah
Tanggal : 16 mei 2014
1. Bagaimana sosok Umi pipik Dian Irawati di mata anda?
Teladan yang baik,ramah tegar dan bersemangat berusaha memberikan
motivasi kepada semua orang.
2. Bagaimana pendapat anda tentang dakwah Umi Pipik Dian Irawati?
Dakwahnya bagus, jelas dan cukup dimengerti oleh para jamaah.
3. Apakah anda menyukai cara penyampaian dakwah yang beliau gunakan?
Iya, saya suka
4. Menurut anda apakah dakwah yang beliau sampaikan sudah cukup efektif?
Iya, cukup singkat, padat dan mudah di mengerti.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan bagus?
Iya ,retorika beliau sangatlah menarik. Beliau pandai memilih kata-kata, dan
kata-kata yang digunakan sangat bervariatif sesuai dengan kualitas mad’u
sehingga mad’u dapat memahami dna mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Apakah dakwah beliau juga diselingi dengan humor?
Iya beliau terkadang menyelipkan sisi humor, itupun humor yang standar
menurut saya.
7. Apakah anda memahami dakwah yang beliau sampikan?
Saya cukup memahami dakwah yang beliau sampaikan.
Nama : Olga
Jabatan : Jamaah (ketua Faz)
Tanggal : 16 Mei 2014
1. Bagaimana sosok Umi pipik Dian Irawati di mata anda?
Beliau adalah pribadi yang baik dan sosok wanita yang tegar, sabar
menghadapi cobaan hidupnya, dan beliau selalu bersyukur
2. Bagaimana pendapat anda tentang dakwah Umi Pipik Dian Irawati?
Ya, saya suka karena beliau tidak hanya menyampaikan dakwah bil lisan
tetapi juga dnegan bil hal.
3. Apakah anda menyukai cara penyampaian dakwah yang beliau gunakan?
Iya, saya suka
4. Menurut anda apakah dakwah yang beliau sampaikan sudah cukup efektif?
Iya,sudaha cukup efektif karena ternyata jamaahnya beliau makin hari makin
bertambah dan masih banyak yang mau bergabung dengan majelis taklimnya.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan bagus?
Iya ,dengan cara penyampaiannya yang sederhana dan mudah dimengerti.
6. Apakah dakwah beliau juga diselingi dengan humor?
Iya beliau terkadang menyelipkan sisi humor, agar jamaah tidak merasa bosan
7. Apakah anda memahami dakwah yang beliau sampaikan?
Ya tentu.
Nama : Tati
Jabatan : Jamaah
Tanggal : 12 mei 2014
1. Bagaimana sosok Umi pipik Dian Irawati di mata anda?
Beliau merupakan sosok wanita tegar dalam menghadapi setiap ujian yang
terus berdatangan dan beliau memang sedang terus belajar dengan semangat
dalam mendalami ilmu agama sebagaimana mestiny beliau saat ini ingin terus
bekerja keras berproses melanjutkan perjuangan dakwah alm. suaminya.
2. Bagaimana pendapat anda tentang dakwah Umi Pipik Dian Irawati?
Menurut saya dakwah umi ini Alhamdulillah banyak membawa inspirasi bagi
wanita muda untuk terus mendalamkan ilmu agamanya, walaupun berawal
yang niatnya hanya ingin bertemu dengan umi tapi lama-kelama kelak
menelan ilmu yang disampaikan dari dakwahnya umi.
3. Apakah anda menyukai cara penyampaian dakwah yang beliau gunakan?
Iya, saya suka dengan cara berdakwah beliau dengan penyampaian yang
menggunakan bahasa sederhana sehingga dapat dimengerti dari berbagai
kalangan.
4. Menurut anda apakah dakwah yang beliau sampaikan sudah cukup efektif?
Sudah cukup efektif karna yang sudah disampaikan tadi cara berdakwah
beliau sangat jelas dan dimengerti dalam penyampaiannya.
5. Apakah retorika yang beliau gunakan bagus?
Ya cukup bagus.
6. Apakah dakwah beliau juga diselingi dengan humor?
Iya beliau terkadang menyelipkan sisi humor agar jamaah tidak bosan.
7. Apakah anda memahami dakwah yang beliau sampikan?
Alhamdulillah saya cukup mengerti dan memahami apa yang disampaikan
umi.
TABEL PANDUAN OBSERVASI
NO
TANGGAL
ELEMEN
OBSERVASI
HASIL OBSERVASI
1
9 Mei 2014
-Gaya bahasa
-Bahasa tubuh
-Cara penyampaian
Penulis melakukan pengamatan Retorika Dakwah
Umi Pipik Dian Irawati di Kajian Jumat Majelis
Taklim Fatimah Az-Zahra,di dalam dakwah beliau
hari ini pertama-tama membaca shalawat dan
muqaddimah terlebih dahulu lalu beliau mengawali
dakwahnya dengan mengajak secara halus
pendengar kedalam suasana santai, ketika
berdakwah beliau menggunakan gaya bahasa yang
sederhana sehingga mudah dimengerti oleh jamaah,
dan jamaah memahami dengan apa yng
disampaikan. Bahasa tubuh yang sering beliau
gunakan yaitu menangkat tanggan ny ke atas. Tak
lupa juga beliau sesekali menyisipkan humor di
dalam dakwahnya agar jamaah tidak bosan dan
jenuh mendengarkan dakwahnya.Dalam ceramahnya
Umi Pipik mengulas kembali diakhir ceramahnya
dengan sebuah pokok-pokok yang disampaikan, dan
beliau selalu memberikan kesempatan pada
jamaahnya seputar yang disampaikannya.
2
12 Mei 2014
- Gaya bahasa
-Bahasa tubuh
-Cara penyampaian
Penulis melakukan pengamatan Retorika Umi Pipik
Dian Irawati di Majelis Taklim Uje . disini beliau
terlebih dahulu membaca shalawat dan
muqaddimah, lalu sedikit menjabarkan tema yang
akan beliau bawakan. Penulis melihat dalam
dakwahnya beliau sering menggunakan bahasa
tubuh seperti mengangkat tangan ke atas, bawah,
samping dan dengan mengeluarkan mimik wajah
yang dibuat secara spontan sehingga mad’u fokus
untuk melihat dan mendengarkan beliau. Disini
beliau hanya sedikit menyisipkan humornya.
Dalam ceramahnya Umi Pipik mengulas kembali
diakhir ceramahnya dengan sebuah pokok-pokok
yang disampaikan, dan beliau selalu memberikan
kesempatan pada jamaahnya seputar yang
disampaikannya.
3
13 Juni 2014
-Gaya bahasa
-Bahasa tubuh
-Cara penyampaian
-metode dakwah yang
digunakan.
Penulis Melakukan pengamatan Umi Pipik Dian
rawati Di Kajian Jumat PT Baker Hughes Indonesia
, seperti biasa beliau dalam dakwahnya membaca
shalawat dan muqaddimah terbih dahulu, gerak-
gerik bahasa tubuh dan bahasa yang digunakan
beliau pun tak jauh beda dengan sebelumnya, yaitu
dengan menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh
jamaahnya. Dalam dakwah beliau ia mengacu
kepada metode maizatul hasanah, yaitu berdakwah
dengan memberikan nasihat-nasihat yang baik atau
ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang
sehinnga yang beliau sampaikan dapat menyentuh di
hati jamaah. Disini juga beliau memberikan humor
agar mad’u tidak bosan dan jenuh. Dalam
ceramahnya Umi Pipik mengulas kembali diakhir
ceramahnya dengan sebuah pokok-pokok yang
disampaikan, dan beliau selalu memberikan
kesempatan pada jamaahnya seputar yang
disampaikannya.
4
19 september
2014
-Gaya bahasa
-Bahasa tubuh
-Cara penyampaian
-metode dakwah yang
digunakan.
Penulis Melakukan Pengamatan Umi Pipik Dian
Irawati di Kajian Jumat Fatimah Az-Zahra. Dalam
berdakwah Umi Pipik selalu mengawali dengaan
membaaca shalawat dan muqaddimaah. Hamper
disetiap dakwahnya beliau menggunakan bahasa
tubuhny a, mimik wajah bliau yang membuat para
jamaah tersentuh dan menarik. Dan dalam
penerapan dakwahnya beliau terlebih dahulu
mengklasifikasikan mad;u yang akan ia hadapi apa
dari kalangaan awam, pertengahan, dan kalangan
umat islam yang matang beragama. Didalam
dakwahnya beliau memberi sedikit humor yatu
dengan memberikan kalimat lucu. . Dalam
ceramahnya Umi Pipik mengulas kembali diakhir
ceramahnya dengan sebuah pokok-pokok yang
disampaikan, dan beliau selalu memberikan
kesempatan pada jamaahnya seputar yang
disampaikannya.
Umi Pipik di Majelis taklim Faz bersama teuku wisnu
Umi Pipik Dian Irawati Bersama Jamaah Majelis taklim Fatimah azzahra
Umi Pipik Dian Irawati
Penulis Ketika sedang mewawancarai Umi Pipik Dian Irawati
top related