resum buku sosiologi suatu pengantar
Post on 13-Apr-2016
33 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
RESUM BUKU SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR
( SOERJONO SOEKAMTO)
Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang kemudian dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di Eropa. Pada abad 19
Auguste Comte menulis beberapa buah buku yang berisikan pendekatan-pendekatan umum
untuk mempelajari masyarakat. Dia beranggapan saatnya telah tiba bahwa sumua penelitian
terhadap permasalahan kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat memasuki tahap akhir,
yaitu tahap ilmiah.
Sosiologi (1839), berasal dari kata latin socius yang berarti “kawan” dan logos yang berarti
“kata” atau “berbicara”. Jadi sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat”. Bagi Comte
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan sosiologi harus di bentuk berdasarkan pengamatan
terhadap masyarakat bukan merupakan spekulasi.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan krisis setiap orang lain yang
mengetahuinya. Ilmu pengetahuan dapat di bedakan menurut sifat dan objeknya.
Menurut sifat ilmu pengetahuan di kelompokan menjadi :
Ilmu pengetahuan yang bersifat eksak
Ilmu pengetahuan yang bersifat non-eksak
Menurut objek ilmu pengetahuan di kelompokan menjadi :
Ilmu matematika
Ilmu pengetahuan alam
Ilmu tentang perilaku
Ilmu pengetahuan kerohanian
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sosiologi bersifat empiris, ilmu pengetahuan itu didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan dan akal sehatserta hasinya tidak bersifat spekulatif.
Sosiologi bersifat teoretis, ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha menyusun abstraksi dari
hasil observasi dan menyusunnya menjadi sebuah teori.
Sosiologi bersifat komulatif, teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada
dalam arti diperbaiki, memperluas dan memperhalus teori yang lama.
Sosiologi bersifat non etis, yang mempersoalkan fakta tertentu untuk tujuan menjelaskan fakta
tersebut secara analitis.
Sosiologi mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-
orang dalam masyarakat. Beberapa definisi sosiologi :
Pitirim Sorokin,
Sosiologi ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala social, gejala social dengan gejala nonsosial, cirri-ciri umum semua gejala social.
Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam antar kelompok-
kelompok.
William F Ogburn dan Meyer F Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya yaitu organisasi
social
J.A.A van Doorn dan C.J Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan
yang bersifat stabil.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Sumardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari stuktur social dan proses-proses social, termasuk
perubahan social.
Sosiologi merupakan ilmu social yang objeknya adalah masyarakat. Masyarakat mencakup
beberapa unsure berikut.
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama.
Bercampur untuk waktu yang cukup lama
Mereka sadar bahwa mereka satu kesatuan
Mereka merupakan suatu system yang hidup bersama.
Seorang filsuf Barat yang pertama kali menelaah masyarakat secara sistemmatis adalah Plato
( 429-347 SM ), bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia perorangan dan
suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan. Artistoteles (348-322 SM) mengikuti system
analisis secara organis dari Plato. Dalam bukunya politic, Aristoteles mengadakan suatu analisis
mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat.
Pada akhir abab pertengahan muncul ahli filsafat Arab, Ibn Khaldun (1332-1406) yang
mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social dan
peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama akan dijumpai bila ingin mengadakan analisis
terhadap timbul tenggelamnya Negara-negara. Pada zaman Renaissance (1200-1600), tercatat
nama-nama seperti Thomas More dengan Utopia –nya dan Campanella yang menulis City of the
Sun. Mereka masih sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat yang
ideal. Berbeda dengan mereka adalah N. Machiavelli yang menganalisis bagaimana
mempertahankan kekuasaan.
Abad ke-17 ditandai dengan munculnya tulisan Hobbes (1588-1679) yang berjudul The
Leviathan. Dia beranggapan bahwa dalam keadaan alamiah, kehidupan manusia didasarkan pada
keinginan-keingginan yang mekanis sehingga manusia sering berkelahi. Akan tetapi, mereka
mempunyai pikiran hidup damai dan tentram adalah jauh lebih baik jika mereka mengadakan
suatu perjanjian atau kontrak. Abad ke-18 muncul ajaran-ajaran seperti John Locke (1632-1704)
dan J.J. Rousseau (1712-1778) yang masih berpegang pada konsep kontrak social dari Hobbes.
Menurut Locke, manusia pada dasarnya memiliki hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup,
kebebasan dan hak atas harta. Rousseau berpendapat bahwa kontrak antara pemerintah dengan
yang diperintah menyebabkan tumbuhnya suatu kolektivitas yang memiliki keinginan-keinginan
sendiri, yaitu keinginan umum.Pada abab ke -19 muncul ajaran seperti Saint Simon (1760-1825)
menyatakan bahwa manusia hendaknya di pelajari dalam kehidupan kelompok.
Auguste Comte adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi
dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. menurut Comte ada 3 tahap
perkembangan intelektual.
Tahap teologis, yaitu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara
teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tahap metafisik, yaitu manusia menganggap bahwa dalam setiap gejala terdapat kekuatan-
kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkap.
Ilmu pengetahuan positif, yaitu manusia masih terikat cita-cita tanpa verifikasi karena adan
kepercayaan bahwa setiap cita-cita terikat pada suatu realitas tertentu dan dan tidak ada usaha
untuk menemukan hukum alam yang seragam.
Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah penilaiannya terhadap sosiologi, yang
merupaka ilmu pengetahuan yang paling kompleks, dan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
akan berkembang dengan pesat sekali. Comte kemudian membedakan antara sosiologis statis dan
dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar
dari adanya masyarakat. Studi ini mempelajari aksi-aksi dan reaksi timbal balik dari system-
sistem social. Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti
pembangunan. Ilmu pengetahuan ini menggambarkan cara-cara pokok dalam mana
perkembangan manusia terjadi dari tingkat intelegensia yang rendah ketingkat yang lebih tinggi.
Comte yakin bahwa masyarakat berkembang menuju suatu kesempurnaan.
Mazhab Setelah Comte
Mazhab Geografi dan Lingkungan
Mazhab Geografi dan Lingkungan telah lama berkembang. Dengan kata lain, jarang sekali
terjadi para ahli pemikir menguraikan masyarakat manusia terlepas dari tanah atau lingkungan
dimana masyarakat itu berada. Masyarakat hanya mungkin timbul dan berkembang apabila ada
tempat berpijak dan tempat hidup bagi masyarakat tersebut. Teori yang termasuk mazhad ini
adalah ajaran-ajaran dari Edward Buckle yang berasal dari Inggris (1821-1862) dan Le Play dari
Prancis (1806-1888). Dalam karyanya History of Civilization in England, Buckle meneruskan
ajaran-ajaran yang sebelumnya tentang pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat.
Mazhab Organis dan Evolusiuner
Herbert Spencer adalah orang pertama-tama menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris
yang kongkret. Dia telah memberikan suatu model kongkret yang secara sadar maupun tidak
telah diikuti oleh sosiolog setelah dia. Suatu organisme menurut Spencer , akan bertambah
sempurna apabila bertambah kompleks dan dengan adanya diferensiasi antara bagian-bagiannya.
Spencer ingin membuktikan bahwa masyarakat tanpa diferensiasi pada tahap pra industry secara
intern tidak stabil karena terlibat pertentangan-pertentangan diantara mereka sendiri. Selanjutnya
dia berpendapat bahwa masyarakat industry yang telah terdiferensiasi dengan mantap, aka nada
suatu stabilitas yang menuju pada kehidupan yang damai.
Ajaran Spencer berpengaruh besar sekali terutama di Amerika Serikat. Salah satunya W.G
Summer (1840-1910) salah satu hasil karyanya adalah Folkway. Folkway dimaksudkan dengan
kebiasaan-kebiasaan social yang timbul secara tidak sadar dalam masyarakat, yang menjadi
bagian dari tradisi. Division of Labor karya Emile Durkheim termasuk mazhab ini. Durkheim
menyatakan bahwa unsure-unsur dalam masyarakat adalah factor solidaritas. Dia membedakan
masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Masyarakat dengan
solidaritas mekanis, warga-warga masyarakat belum mempunya diferensiasi dan pembagian
kerja, masyarakat memiliki kepentingan dan kesadaran yang sama. Masyarakat dengan
solidaritas organis, yang merupakan perkembangan dari masyarakat solidaritas mekanis, telah
memiliki pembagian kerja yang ditandai dengan derajat spealisasi tertentu.
Sebagaimana halnya dengan Spencer dan Durkheim, Ferdinand Tonnies dari Jerman (1855-
1936) juga terpengaruh oleh bentuk-bentuk kehidupan social yang lain. Hal yang penting bagi
Tonnies adalah bagaimana warga suatu kelompok mengadakan hubungan dengan sesamanya.
Tonnies berpendapat bahwa dasar hungungan tersebut disatu pihak adalah factor perasaan,
simpati, pribadi, dan kepentingan bersama. Di pihak lain dasarnya adalah kepentingan-
kepentingan rasional dan ikatan-ikatan yang tidak permanen sifatnya.
Mazhab Formal
Ahli piker yang menonjol pada mazhab ini, kebanyakan dari Jerman yang terpengaruh oleh
ajaran-ajaran Immanuel Kant. Georg Simmel (1858-1918) menyatakan elemen-elemen
masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-
elemen tersebut. Selanjutnya dia berpendapat bahwa pelbagai lembaga di dalam masyarakat
terwujud dalam bentuk superioritas, subordinasi, dan konflik. Menurut Simmel, seseorang
menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan sosialisasi.
Leopold von Wiese (1876-1961) berpendapat bahwa sosiologi harus memusatkan perhatian pada
hubungan-hubungan antarmanusia tanpa mengkaitkannya dengan tujuan-tujuan maupun kaidah-
kaidah. Alfred Vierkandt (1867-1953) menyatakan bahwa sosiologi menyoroti situasi-situasi
mental yang berasal dari hasil perilaku yang timbul sebagai akibat interaksi antar individu dan
kelompok dalam masyarakat.
Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde (1843-1904) dari perancis. Dia mulai denagnsuatu dugaan atau pandangan awal
bahwa gejala social mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antara jiwa-jiwa
individu dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan – kepercayaan dan keinginan-keinginan.
Keinginan utama Tarde adalah berusaha untuk menjelaskan gejala-gejala social di dalam
kerangka reaksi-reaksi psikis seseorang. Salah satu sosiolog dari Amerika, Richard Horton
Cooley (1864-1926) menyatakan bahwa individu dan masyarakat saling melengkapi, dimana
individu hanya akan menemukan bentuknya di dalam masyarakat.
Di Inggris yang terkenal adalah L.T Hobhouse (1864-1929) yang sangat tertarik pada konsep-
konsep pembangunan dan perubahan social. Dia menolak penerapan prisip-prinsip biologis
terhadap studi masyarakat manusia; psikologi dan etika merupakan criteria yang diperlukan
untuk mengukur perubahan social.
Mazhab Ekonomi
Di mazhab ini akan dikemukakan ajaran-ajaran dari Karl Marx (1818-1883) dan Max Webber
(1864-1920). Marx telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk membangun
suatu teori tentang perubahan yang menunjukan perkembangan masyarakat menuju suatu
keadaan dimana ada keadilan social. Menurut Marx, selama masyarakat masih terbagi atas kelas-
kelas, maka pada kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan dan kekayaan
Webber menyatakan bahwa bentuk organisasi social harus diteliti menurut prilaku warganya,
yang motivasinya serasi dengan harapan warga-warga lainnya.
Mazhab Hukum
Durkheim menaruh perhatian yang besar tehadap hukum yang dihubungkannya dengan jenis-
jenis solidaritas yang terdapat di masyarakat. Hukum menurut Durkheim adalah kaidah-kaidah
yang bersanksi yang berat-ringannya tergantung pada pelanggaran, anggapan-angganserta
keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan. Tujuan kaidah-kaidah hukum ini
adalah untuk mengemablikan keadaan pada situasi semula, sebelum terjadi kegoncangan sebagai
akibat dilanggarnya kaidah hukum.
Max Webber yang mempunyai l`tar belakang prndidikan hukum dapat dimasukan dalam mazhab
ini. Dia telah mempelajari pengaruh politik, agama dan ekonomi terhadap perkembangan hukum.
Disamping itu , dia juga menyoroti pengaruh para cendikiawan hukum, praktikus hukum, dan
para hororatioren terhadap perkembangan hukum. Bagi Webber hukum rasional dan formal
merupakan dasar bagi suatu Negara modern.
Konsep budaya hukum di perkenalkan di Amerikan pada tahun60-an oleh Lawrence M.
Friedmann lewat tulisannya yang berjudul “Legal Culture and Social”. Menurut Lev, konsepsi
budaya hukum menujuk pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hukum (substantif) dan proses
hukum (hukum ajektif). Budaya hukum pada hakikatnya mencakup 2 komponen pokok yang
saling berkaitan, yakni nilai-nilai hukum substantif dan nilai-nilai hukum ajektif. Nilai-nilai
hukum hukum substantif beisikan asumsi-asumsi fundamental mengenai distribusi dan
pengunaan sumber-sumber di dalam masyarakat, hal-hal yang secara social dianggap salah atau
benar. Nilai-nilai hukum ajektif mencakup sarana pengaturan social maupun pengelolaan konflik
yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Di dalam perkembangan selanjutnya Lev memperkenalkan konsepsi system hukum yang
mencakup struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum. Struktur hukum merupakan
suatu wadah, kerangka maupun system hukum..\, yakni susunan daripada unsure-unsur system
hukum yang bersangkutan. Substansi hukum mencakup norma-norma atau kaidah mengenai
patokan prilaku yang pantas dan prosesnya. Budaya hukum mencakup segala macam gagasan,
sikap, kepercayaan harapan maupun pendapaty-pendapat mengenai hukum.
Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat di ukur dengan angka-
angka atai denganukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat
dengan nyata di dalam masyarakat. Di dalam metode Kualitatif termasuk metode historis dan
metode komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa masa silam
untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Metode komparatif mementingkan perbandingan
antara bermacam-macam masyarakar berserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-
perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga
gejala-gejala yang di teliti dapat diukur menggunakan scalar-skalar, indeks, tabel dan formula-
formula yang semuanya menggunakan ilmu pasti atau matematika. Yang termasuk metode
kuntitatif adalah metode ststistik yang bertujuan untuk menelaah gejala-gejala social secara
matematis.
Disamping metode-metode diatas, metode sosiologi lainnya berdasarkan penjenisan antara
metode induktif yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah
yang berlakudalam lapang yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses
sebaliknya, yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku secara umum untuk
kemudian dipelajari dalam keadaan khusus.
TOKOH-TOKOH YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
1. Auguste Comte (1789-1857)
Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama member nama
pada ilmu tersebut (socius dan logos). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua
bagian pokok, yaitu social statistic dan social dynamic. Sebagai social statistic, sosiologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sebagai social dynamic, meneropong bagaimana lembaga-lembaga itu
berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Menurut Comte, masyarakat harus
diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian
perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama
adalah :
The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);
The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
Subjective Synthesis (1820-1903).
2. Herbert Spencer (1820-1903)
Dalam bukunya The Principles of Sociology ( 3 jilid, 1877), Spencer menguraikan materi
sosiologi secara rinci dan sistematis. Dia mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah
keluarga, politik,agama,pengendalian social dan industry. Dia juga menekankan bahwa sosiologi
harus menyoroti hubungan timbale balik antara unsure-unsur masyarakat seprti pengaruh norma-
norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga polotik dan lembaga keagamaan.
Hasil karya yang terkenal lainnya :
Social Statistic (1850);
Principles of Psychology (1955);
Principles of Biologis (2 jilid, 1864 dan 1961)
Principles of Ethics (1893)
3. Emile Durkheim (1858-1917)
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-
proses social. Dalam majalah sosiologi, ia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh
seksi, yaitu:
Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
Sosiologi agama
Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi social, perkawinan
dan keluarga.
Sosiologi tentang kejahatan
Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
Demografi yang mencakup masyarakat pedesaan dan perkotaan
Sosiologi estetika
Hasil karyanya yang terkemuka :
The Social Division of Labor (1893)
The Rules of Sociological Method (1895)
The Elementary Forms of Religious (1912)
4. Max Webber(1864-1920)
Max Webber, seorang Jerman, berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan
sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social. Max juga terkenal dengan teori ideal
typus, yaitu merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Karya yang ditulisnya antara
lain :
The History ofTrading Companies During the Moddle Ages (disertasi,1889)
Economy and Society (1920)
CollectedEssays on Sociology of Region (3 jilid, 1921)
CollectedEssays on Sociology and Social Problems (1924)
From Max Webber : Essays in Sociology (1946)
The Theori of Social andEconomic Organization (1947)
Alex Webber on The Methodology of Social Sciences (1949)
5. Charles Horton Cooley (1864-1929)
Seorang Amerika, Charles Horton Cooley, mengembangkan konsepsi mengenai hubungan
timbale balik dan hubungan yang tidak terpisah antara individu dengan masyarakat. Coooley
dalam mengemukakan teorinya terpengaruh aliran romantic yang mengidamkan kehidupan
bersama, rukun, damai, sebagaimana dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang masih
bersahaja. Hasil-hasil karyanya :
Human Nature and Social Order (3 jilid,1902)
Social Organization (1909)
Social Process (1918)
6. Pierre Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)
Le Play mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala-gejala
social, yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta social dan analisis induktif.
Kemudian ia juga menggunakan metode case study dalam penelitian-penelitian social.
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa lingkungan geografis
menentukan jenis pekerjaan dan hal ini mempengaruhi organisasi ekonomi, keluarga, serta
lembaga-lembaga lainnya.
Karangan-karangan yang pernah di buatnya:
European Worker (1855);
Social Reform in France (1864)
The Organization of The Family (1871)
The Organization of Labor (1872)
7. Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies terkenal dengan teorinya mengenai Gemeinschaft dan Gesellschaft sebagai
dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok social. Gemeinschaft
(paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni dan bersifat ilmiah serta bersifat kekal. Gasellschaft (patembayan)
merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan
biasanya dalam jangka waktu yang pendek. Hasil karyanya antara lain :
Gemeinschaft und Gesellschaft (1887)
Sociological Studies and Criticism (3 jilid, 1952)
Introduction to Sociology (1937) dan lain-lain.
8. Leopold von Wiese (1876-1949)
Von Wiese, seorang jerman, menganggap sosiologi sebagai ilmu pengegtahuan empiris yang
berdiri sendiri. Objek sosiologi adalah penelitian terhadap hubungan antarmanusia yang
merupakan kenyataan social. Jadi, menurutnya, objek khusus ilmu sosiologi adalah interaksi
social atau proses social. Penelitian selanjutnya dilakukan terhadap struktur social yang
merupakan saluran dari hubungan antar manusia. Hasil-hasil karyanya adalah antara lain :
The Basis of Sosiologi : A critical examination of Herbert spencer’s Synthetic Philosophy
(1906)
General Sosiology, jilid I Social Relations (1924); dan jilid II
Social Forms (1929)
Systematic Sosiology (bersama dengan Howard Becker,1932)
Sosiology of Social Relation (1940)
9. Alfred Vierkandt (1867-1953)
Pada permulaannya Alfred menganggap sosiologi harus mempelajari sejarah kebudayaan.
Kemudian, ia menyatakan bahwa sosiologi terutama mempelajari interaksi dan hasi interaksi
tersebut. Masyarakat merupakan himpunan interaksi-interaksi social, sehingga sosiologi bertugas
untuk mengkontruksikan teori-teori tentang masyarakat dan kebudayaan. Hasil-hasil karyanya
adalah :
Primitive and Civilized (1896)
Inertia in Culture Change (1908)
Theory of Society; Main Problems of Philosophical Sociology (1922)
Dictionary of Sociology (1931)
Family, People and State in their Social Life (1936)
10. Lester Frank Ward (1841-1913)
Ward merupakan salah satu pelopor sosiologi di Amerika. Tujuan utamanya adalah membentuk
suatu system sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum manusia. Menurutnya
sosiologi bertujuan menetili kemejuan-kemajuan manusia. Ia membedakan antara pure sociology
(sosiologi murni) yang meneliti asal dan perkembangan gejala-gejala social dan applied
sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan dinamis dalam
masyaraka karena usaha-usaha manusia.
Hasil karyanya adalah :
Dynamic Society (1883)
Psychic Factors of Civilization (1893)
Pure Sociology (1903)
11. Vilfredo Pareto (1848-1923)
Teori Pareto didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-
fakta dan rumus-rumus matematis. Menurut dia, masyarakat merupakan system kekuatan yang
seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada cirri-ciri tingkah laku dan tindakan-
tindakan manusia dan tindakan-tindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginan serta
dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Buku yang pernah ditulisnya antara lain Treatisme on
General Sociology (3 jilid,1917), yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Mind
and Society.
12. Georg Simmel (1858-1918)
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengtahuan khusus, yaitu satu-satunya ilmu
pengetahuan analitis yang abstrak diantara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan.
Masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada
dimana individu mengadakan interaksi dengan indiviu-individu lainnya. hasil katya-karyanya
adalah :
Concering Social Differentiation (1890)
Sociology, Studies of the Forms of Socialization (1908)
Basic Problems of Sociology (1917)
Conflic of Modern Culture (1918)
13. William Graham Summer (1840-1910)
Sistem sosiologi Summer didasarkan pada konsep in-group dan out-group. Masyarakat
merupakan peleburan dari kelompok-kelompok social. Kebiasaan dan tata kelakuan merupakan
petunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukan warga-warga sekelompok, maupun warga-
warga dari kelompok lainnya. hasil karyanya misalnya :
Collected Essays on Political and Science (1885)
What Social Classes Owe to Folksway (1907)
Selected Essays of WilliamGraham Summer (1924)
The Science of Sociology (dengan A.C Keller, 1927)
Essays of William Graham Summer (2 jilid, 1934)
14. Robert Ezra Park (1864-1944)
Pokok ajaran Robert Ezra Park adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa sosiologi meneliti
masyarakat setempat dari sudut hubungan antarmanusia. Namanya terkenal karena telah
mengarang sebuah buku (bersama Burgess) yang berjudul : Introduction to The Science of
Sociology tahun 1921. Hasil karya lainnya :
Race and Culture (1950)
Old World Traits Transplanted (bersama H.A Miller, 1921)
15. Karl Mannheim (1893-1947)
Mannheim telah banyak menyumbangkan pikirannya bagi perkembangan sosiologi. Antara lain
di peloporinya satu cabang sosiologi, yang dinamakan sosiologi pengetahuan, yang khusus
menelaah hubungan antara masyarakat dengan pengetahuan. Kemudian teorinya yang sangat
terkenal adalah mengenai krisis. Hasil-hasil karya dari Karl Mannheim yang terkenal antaralain :
Ideology and Utopia (1929)
Man and Society in an Age of Reconstruction (1940)
Diagnosis of our Time (1943).
top related