referat ppt new
Post on 18-Jan-2016
46 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DM FKUWKS Sidoarjo A
ANALISA KASUS PEMBUNUHAN PADA ADE SARA DILIHAT DARI SEGI KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
REFERAT DM UWKS SIDOARJO A
PEMBIMBING: PROF. DR. MED. H. M. SOEKRY ERFAN KUSUMA, dr, Sp.F(K), DFM
LATAR BELAKANG
DM FKUWKS Sidoarjo A
YANG TERJADI . . .
DM FKUWKS Sidoarjo A
Remaja Kenakalan
Pembunuhan
Pengadilan
Hukuman
Statistik
DM FKUWKS Sidoarjo A
Pada tahun 2010, antara orang-orang usia 10 sampai 24 tahun, tingkat pembunuhan untuk laki-laki adalah 12,7 kematian per
100.000 penduduk dan tingkat pembunuhan untuk perempuan adalah 2,1 kematian per 100.000.
Pembunuhan & penganiayaan pada Ade Sara
Polresta Bekasi berhasil mengungkap kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19), Mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) yang
dibuang di Jalan Tol Bintara KM 41 Bekasi, Rabu 5 Maret lalu.DM FKUWKS Sidoarjo A
Yang menjadi pembahasan . . .
Tujuan
DM FKUWKS Sidoarjo A
Mengetahui sebab kematian kasus ini
Menegetahui mekanisme kematian
Mengetahui pasal-pasal yang berhubungan dengan kasus ini
Mengetahui tentang trauma luka tumpul
Mengetahui tentang trauma listrik
Mengetahui tentang asfiksia
Manfaat
DM FKUWKS Sidoarjo A
Masyarakat
•Memberikan kontribusi positif untuk mengetahui pembuktian kasus penganiayaan dan pembunuhan dalam forensik .
Akademis
•Hasil referat ini sebagai referensi dan bahan pertimbangan untuk lebih memahami kasus penganiayaan dan pembunuhan yang marak terjadi jaman sekarang ini.
Polisi
•Sebagai pertimbangan pemerintah dan pihak berwajib dalam menegakkan hukum pada kasus penganiayaan dan pembunuhan di usia remaja.
Dokter
muda
•Bahan pembelajaran dalam menganalisa kasus-kasus yang berkaitan dengan forensik terutama kasus penganiayaan dan pembunuhan dan pembuatan VER.
PENGANIYAAN
Berdasarkan undang-undang Hukum Pidana kasus penganiayaan tercantum dalam buku kedua bab XX pasal 351-358 Pasal 351
Ayat 1
Ayat 2
Ayat 3
Ayat 4
Ayat 5
Pasal 352
Ayat 1
Ayat 2
Pasal 353
Ayat 1
Ayat 2
Ayat 3
Pasal 354
Ayat 1
Ayat 2
Pasal 355
Ayat 1
Ayat 2
Pasal 356
Ayat 1
Ayat 2
Ayat 3
Pasal 357
Pasal 358
Ayat 1
Ayat 2
Ayat 3
PEMBUNUHAN
DEFINISI•perkara atau perbuatan membunuh, kata bunuh berarti mematikan, menghilangkan nyawa, membunuh artinya membuat supaya mati, pembunuhan artinya orang atau alat yang membunuh.1
•perbuatan yang dilakukan sehingga menyebabkan hilangnya seseorang dengan sebab perbuatan menghilangkan nyawa. 3
SEJARAH• Pembunuhan dalam sejarah kehidupan atau penghidupan
manusia, telah terjadi sejak dahulu kala dan pengaturan atau hukumannya telah ditentukan
Pembagian kejahatan yang ditunjukkan kepada jiwa dan pasal yang mengaturnya
Kejahatan pada nyawa pada umumnya
Pembunuhan dengan kekerasan
Pembunuhan yang telah direncanakan terlebih
dahulu (pasal 340 KUHAP)
Berdasarkan undang-undang Hukum Pidana kasus kejahatan terhadap nyawa tercantum dalam buku kedua bab XIX:
Pasal 338 Pasal 339 Pasal 340 Pasal 341 Pasal 342 Pasal 343
Berdasarkan undang-undang Hukum Pidana kasus kejahatan terhadap nyawa tercantum dalam buku kedua bab XIX:
Pasal 344 Pasal 345 Pasal 346Pasal 347•Ayat 1•Ayat 2
Pasal 348•Ayat 1•Ayat 2
Pasal 349 Pasal 350
LUKA
Luka Dalam Kitab Undang-Undang Pidana
doleuse
•diatur dalam bab XX•pasal 351-358
culpose
•diatur dalam pasal 359, 360 dan 361 KUHP
“Kejahatan Terhadap Tubuh atau Misdrijven Tegen Het Lift”• Doleuse (yang dilakukan
dengan sengaja)• Culpose (yang dilakukan
karena kelainan atau kejahatan)
LUKA DALAM TRAUMATOLOGI
Luka akibat benda tajam• Luka iris (Incised Wound)• Luka tusuk (Stab Wound)• Luka bacok (Chop Wound)
Luka akibat benda tumpul• Luka memar (contusion)• Luka lecet (abrasion)• Luka robek (laceration)
kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan (discontinuous tissue) seperti jaringan kulit, jaringan
lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang.
Ciri – ciri luka akibat benda tajam
• Tepi luka rata• Sudut luka lancip• Rambut terpotong• Tidak ditemukan
jembatan jaringan• Tidak ditemukan
memar atau lecet disekitarnya
Cara memeriksa luka
• Pemotretan• Jumlah luka• Lokasi luka• Ukuran luka• Ciri-ciri luka• Benda asing• Intravasilitas luka• Mematikan atau tidak
LUKA AKIBAT BENDA TAJAM
LUKA AKIBAT BENDA TAJAM
1. Tepi dan permukaan luka rata.2. Sudut luka lancip3. Tidak ada jembatan jaringan4. Rambut terpotong5. Tidak ditemukan luak memar atau lecet disekitarnya6. Tidak mengenai tulang7. Panjang luka lebih besar dari dalam luka
Luka iris1. Tepi luka rata2. Sudut luka tajam, pada sisis tumpul dari alat, sudul luka kurang tajam3. Pada sisi tajam dari alat, rambut ikut terpotong4. Bila tusukan dilakukan sampai pangkal pisau, kadang-kadang ditemukan memar disekitar luka5. Ukuran dalam luka lebih besar daripada panjang luka
Luka tusuk
1. Ukuran biasanya besar2. Tepi luka tergantung pada mata senjata: tajam atau kurang tajam. 3. Sudut luka tergantung mata senjata yang digunakan4. Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, kadang-kadang bagian tubuh yang mengalami bacokan ikut terputus5. Dapat dijumpai memar atau lecet disekitar luka.
Luka bacok
LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL
Kasus yang banyak terjadi
Menduduki peringkat pertama
Benda yang tidak bermata tajam,
konsistensi bisa keras ataupun
kenyal.
Suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka
pada permukaan tubuh oleh benda-benda
tumpul
Trauma tumpul
Luka memar
Luka lecet
Luka robek
Perbedaan Luka memar dan Lebam mayat
Perbedaan Luka memar Lebam mayat
Lokasi Di sembarang tempat
Tempat-tempat terendah
Pembengkakan + -
Ditekan Tidak menghilang menghilang
Luka Memar
Kerusakan jaringan subcutan
Pembuluh darah rusak dan pecah
Darah meresap ke jaringan sekitarnya
Luka LecetKerusakan lapisan
atas epidermis
akibat benda permukaan
kasar
epidermis menjadi tipis
sebagian / seluruh lapisan
hilang
Ciri-ciri :
Sebagian atau seluruh epitel hilang
Permukaan tertutup oleh eksudasi yang akan
mengering
Timbul reaksi radang berupa penimbunan sel-sel PMN
Biasanya tidak menimbulkan jaringan parut
Perbedaan Luka Robek Luka IrisMemar dan lecet Ada Tidak adaRambut Tidak terpotong TerpotongJembatan jaringan Ada Tidak adaSudut luka Tumpul Tajam
Luka robekTebal kulit mengalami kerusakan dan
juga jaringan di bawah kulit permukaan epidermis terkoyak,
folikel rambut dan sebacea mengalami kerusakan.
Perbedaan Luka robek dan Luka iris
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEK ALIRAN
LISTRIK PADA TUBUH
Jenis aliran
listrikTegangan / voltage
Tahanan / resistance
Kuat arus / intensitas
Hubungan dengan bumi
Lama kontak
Aliran arus listrik
TRAUMA LISTRIK
Jenis aliran listrik
ada 2 macam : DC (Direct Current) arus listrik searah
AC (Alternating Current) arus listrik bolak balik
AC lebih berbahaya bagi tubuh manusia
Manusia lebih peka 4-6 kali terhadap arus AC daripada arus
DC.
misal : Arus AC 70-80mA bisa sebabkan kematian
Arus DC 250mA masih dapat ditolerir
Tegangan Tegangan rendah (Low Voltage)
Tegangan tinggi (High Voltage)
kontak dengan arus tegangan 100 Volt dapat menimbulkan kematian, kontak 10.000 Volt masih bisa hidup.
voltage terendah yang dapat menimbulkan kematian 50 Volt
kematian akibat tegangan rendah terjadi fibrilasi ventrikel
Kematian akibat tegangan tinggi disebabkan oleh trauma elektrotermis
Tahanan Tahanan terbesar pada kulit tubuh
dan menurun besarnya pada tulang,
lemak, saraf, otot, darah, dan
cairan.
kulit yang keras lebih tahan daripada kulit yang
halus.
telapak kaki dan telapak tangan mempunyai tahanan yang lebih
tinggi daripada kulit lain.
Kuat arus
kuat arus sampai 10mA menimbulkan rasa tidak enak
10mA-60mA menghilangkan kontraksi otot-otot napas
>60mA fibrilasi ventrikel
Hubungan dengan bumi
hubungan antara konduktor ke bumi melalui tubuh.
orang yang berdiri dengan kaki telanjang pada tanah yang
basah lebih berbahaya dibandingkan dengan yang beralaskan
kaki.
Lama kontak dengan konduktor
Makin lama kontak maka jumlah arus listrik yang masuk ke dalam
tubuh bertambah besar.
Aliran arus listrik tempat pada tubuh yang dilalui oleh
arus listrik sejak masuk sampai
meninggalkan tubuh.
Kalau arus listrik masuk dan melalui otak dan jantung akan berbahaya
dan menimbulkan kematian.
Cara kematian
paling sering terjadi karena
kecelakaan
jarang terjadi karena
pembunuhan atau bunuh
diri
Pemeriksaan Tempat Kejadian perkara (TKP) sangat penting untuk dapat memperkirakan cara
kematiannya
Sebab kematian
Ventrikel fibrilasi Respiratory ParalysisParalise pusat
pernapasan
Frekuensi penyebab kelainan jantung 60Hertz.70mA selama 5
detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan
fibrilasi.Paling berbahaya
masuk dari tangan kiri keluar ke kaki yang berlawanan.
Spasme otot-otot pernapasan.
Terjadi suatu asfiksia dan
menyebabkan korban
meninggal.Spasme
pernapasan terjadi pada arus
25-80mAVentrikel fibrilasi
80-100mA.
Arus listrik masuk melalui pusat di batang otak.
Pemeriksaan korban di TKP
Mematikan aliran listrik
Menjauhkan kawat listrik dengan kayu
kering
Periksa korban hidup / meninggal
Belum ada lebam mayat
beri pertolongan napas RS
PEMERIKSAAN JENAZAH
Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam Pemeriksaan tambahan
Tanda-tanda listrik
Kepala jarum warna merahGelembung berisi cairanKulit hangus arang rambut terbakarTulang meleleh dengan butir kapur(kalk parels)Metalisasi logam.
Tidak terdapat kelainan yang khas.Otak: perdarahan bintik pada vent. III dan IVJantung: fibrilasiParu: kongestiOrgan visceral: petechie mukosa gastrointestinal
PA pada current mark.Bagian sel memipihDengan pewarnaan ME berwarna lebih gelapSel pada stratum korneum menggelembungSel dan inti dari stratum basalis lonjong
Suatu Keadaan Akibat Terganggunya Pergantian Udara Dalam Alveoli Paru paru Dengan Darah Dalam Kapiler Paru
1. Darah tidak dapat memenuhi kebutuhan O2 Hipoksia2. CO2 tidak dapat dikeluarkan ke paru-paru Hiperkapnea
(Ilmu Kedokteran Forensik, 1997)
Etiologi1. Penyebab alamiah : Sumbatan jalan nafas dan gangguan gerakan nafas2. Trauma mekanik 3. KeracunanDepresi Pusat nafas
(Ilmu Kedokteran Forensik, 1997)
ASFIKSIA
Penurunan Kadar oksigen dalam darah (hipoksemia)gagalnya sel menerima atau menggunakan oksigen.
Manifestasi Klinik : Mekanisme Kompensasi Tekanan Darah Meningkat, Takikardia,
Hiperventilasi, Vasokonstriksi periferHipoksia jaringanGangguan MetabolismeKematian Jaringan
.
KondisiAsfiksia:1. Gangguan pertukaran udara pernapasan.2. Penurunan kadar oksigen (O2) dalam darah (hipoksia).3. Peningkatan kadar karbondioksida (CO2) dalam darah (hiperkapnea).4. Penurunan suplai oksigen (O2) ke jaringan tubuh
PATOFISIOLOGI
Kehilangan oksigen bisa bersifat parsial (hipoksia) atau total (anoksia). Secara klinis keadaan asfiksia sering disebut anoksia atau hipoksia
(Amir, 2008)
Secara fisiologi dapat dibedakan 4 bentuk anoksia
(Amir, 2008)
Anemic
Stagnan
Hystotoxic
ANOXIA
Dari pandangan patologi, kematian akibat asfiksia dapat dibagi dalam 2 golongan :
(Amir, 2008)
1. Primer (akibat langsung dari asfiksia)
2. Sekunder (berhubungan dengan penyebab dan usaha kompensasi dari tubuh)
Lingkaran setan asfiksia dan Patologi afiksia
Dispnea ± 4 Menit Mekanisme Kompensasi
Kejang ±2 menit KlonikTonikOpistotonikKesadaran turun
Apnea ± 1menit ,Depresi nafasMekanisme kompensasi gagal
Akhir paralisis pusat pernapasan yang lengkap.
Stadium Asfiksia
(Amir, 2008)
Tardieu’s Spot• overdistensi
dan rupturnya dinding perifer vena
Kongesti & edema• terjadi
akumulasi darah dalam organ
• peningkatan tekanan hidrostatik intravaskular
Sianosis• peningkata
n jumlah absolut Hb tereduksi
Darah tetap Cair• peningkata
n fibrinolisin paska kematian
Tanda Kardinal Asfiksia
PEMERIKSAAN JENAZAH
Sianosis Lebam Mayat Tardieu’s Spot Busa
Pemeriksaan Luar
Darah gelap Busa Edema Organ Ptekie
Pemeriksaan Dalam
Penyebab Asfiksia
Wajar
Akibat suatu Penyakit
Tidak Wajar
Strangulati
on
Hanging
S. By ligature
Manual Stangulation
Suffocatio
n
Smothering
Choking
Gagging
Traumatic Asphyxia
Drownin
g
Inhalation
of suffocatio
n gasse
s
Hanging• Penggantungan• Sebab KematIan: tergantung/terjerat dileher• Cara kematian : wajar/tidak wajar• Mekanisme : asfiksia
S. By Ligature• Jeratan• Sebab KematIan : Asfiksia,iskemia,Vagal Refleks• Cara kematian : Pembunuhan, Kecelakaan,Bunuh diri
Manual Strangulation (Throttling)• Cekik• Sebab KematIan : Asfiksia,Iskemia,Vagal Refleks• Cara kematian : Pembunuhan,kecelakaan
STRANGULATION...
Smothering• Pembekapan• Sebab kematian :Asfiksia,Edema paru,Hiperaerasi• Cara Kematian : Kecelakaan,Pembunuhan,Bunuh diri
Choking• Tersedak• Sebab kematian : Asfiksia,Hambatan jalan nafas• Cara Kematian : Kecelakaan,Pembunuhan,bunuh diri
Gagging• Penyumpalan• Sebab kematian : Asfiksia, Hambatan jalan nafas• Cara Kematian : Pembunuhan
SUFFOCATION...
Terhalangnya udara untuk masuk atau keluar dari paru-paru akibat gerak napas yang berhenti karena ada tekanan dada dari luar
Sebab Kematian :Asphyxia, Vagal Reflek, Spasme, Larynx, Ventrikel Fibrilasi
Cara kematian : Kecelakaan ,Bunuh diri,Pembunuhan
TRAUMATIC ASPHYXIA
DROWNING
Terhalangnya udara untuk masuk atau keluar dari paru-paru akibat gerak napas yang berhenti karena ada tekanan dada dari luarCara kematian : kecelakaan & pembunuhan
Yaitu suatu keadaan sebagai akibat korban menghirup gas tertentu dalam jumlah berlebihan sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi dan terjadi asphyxia ( gas CO2, CO, H2S).
CARA KEMATIAN : - Kecelakaan (terbanyak) - Pembunuhan - Bunuh diri
INHALATION OF SUFFOCATING GASES
DEFINISI
Laporan tertulis untuk Justisi yang dibuat oleh dokter berdasar sumpah, tentang segala sesuatu yang diamati (terutama yang dilihat dan ditemukan) pada benda yang diperiksa.
VISUM ET REPERTUM
DASAR HUKUM
Lembaran Negara 1937 nomer 350 pasal 1 dan 2
Suatu Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter berdasarkan Atas sumpah atau janji
tentang apa yang dilihat pada yang diperiksanya yang mempunyai daya bukti
dalam perkara-perkara pidana
KUHAP pasal 186
Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli katakan di sidang
peradilan
PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM
PENYIDIK HAKIM PIDANA
HAKIM PERDATA HAKIM AGAMA
BAGIAN VISUM ET REPERTUM
2.
1.
3.
5.
4.
PRO JUSTISIA
PENDAHULUAN
PENUTUP
KESIMPULAN
PEMBERITAAN
Identitas pemohon, identitas dokter, tempat pemeriksaan, tanggal dan jam, identitas korban, keterangan penyidik, keterangan mengenai orang yang menyerahkan atau mengantar korban.
Identitas korban , hasil pemeriksaan, tindakan-tindakan, hasil pemeriksaan tambahan.
Memuat kata “Demikianlah visum et repertum ini dibuat...”. Tanda tangan, nama lengkap/NIP
dokter
Pendapat pribadi dokter yang memeriksa, mengenai hasil pemeriksaan
MACAM-MACAM VISUM ET REPERTUM
1. Visum et Repertum korban hidup
2. Visum et Repertum mayat
3. Visum et Repertum pemeriksaan TKP
4. Visum et Repertum penggalian mayat
5. Visum et Repertum mengenai umur
6. Visum et Repertum Psikiatri
7. Visum et Repertum mengenai barang bukti
Visum et Repertum
Visum et Repertum Sementara
Visum et Repertum Lanjutan
Nama korban : Ade SarahNama pelaku : Hafiz dan Asifah
Hafiz menyuruh asifah menemui
korban
Kedua pelaku mengajak korban
jalan-jalan
Korban dianiaya dan di siksa dengan
alat setrum
Korban di sumpal mulutnya dengan
kertas koran sehingga tersedak
dan tewas
Korban dibuang di tol Bintara, jakarta
Timur
KRONOLOGI KEJADIAN
Aspek Forensik dan Medikolegal
Dari kronologis kejadian yang kami dapatkan dari berita, korban disetrum beberapa kali oleh tersangka. Dari alat bukti yang ditemukan tersangka memakai alat setrum listrik (stun gun) 3800kilovolt
Berdasarkan buku ajar ilmu kedokteran forensik dan medikolegal bahwa alat dengan tegangan rendah 100 volt atau kurang dapat menyebabkan kematian, sementara dengan tegangan yang tinggi sekitar 10.000 volt hanya dapat menimbulkan shock.
Jadi pada kasus ini dengan tegangan 3800kilovolt tidak dapat menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Dari berita juga didapatkan bahwa korban sempat dipukul dan di tendang yang menyebabkan luka
memar pada daerah wajah, leher, lengan dan paha korban.
luka memar disebabkan karena kerusakan jaringan subcutan membuat pembuluh darah pecah dan rusak
sehingga darah menyebar dan masuk ke jaringan sekitarnya.
Pada berita yang kami dapatkan hafid dan Syifa akan dikenakan pasal 338, 351 ayat 3 dan 353 KUHP tentang
penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
Pasal 338
• Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun
Pasal 351 ayat 3 • Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian
yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun
Pasal 353
• 1. Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
• 2. Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
• 3. Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun
Kesimpulan VER Ade Sara
1. Jenazah perempuan, usia antara lima belas sampai dua puluh lima tahun, berat badan empat puluh lima kilogram, panjang badan seratus enam puluh satu sentimeter, warna kulit sawo matang, status gizi sulit dievaluasi.
2. Pada pemeriksaan luar ditemukan:– Ditemukan tanda-tanda pembusukan.– Luka memar pada kepala, tubuh, lengan dan paha.
3. Pada pemeriksaan dalam ditemukan:Potongan koran dan tissu pada batang tenggorok.
4. Sebab kematian adalah tersumbatnya saluran pernapasan.
Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan.
KESIMPULANREFERAT
• KRONOLOGI KEMATIAN ADE SARA DI MULAI DARI SUATU PENGANIAYAAN DENGAN ALAT SETRUM
• PENYEBAB KEMATIANNYA ADALAH KARENA ASFIKSIA PENGGOLONGAN CHOKING
Sesuai dengan KUHP buku kedua bab XIX tersangka dikenakan pasal 338, psal 340, KUHP buku kedua bab XX pasal 353 ayat 3
TERIMA KASIH
top related