proses bersuara, sumber suara
Post on 13-Jul-2016
235 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LARING
Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh otot-otot yang terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut adalah:
M. Cricothyroideus: menegangkan pita suara
M. Tyroarytnoideus (vocalis): relaksasi pita suara
M. Cricoarytenoideus lateralis : adduksi pita suara
M. Cricoarytenoideus posterior : abduksi pita suara
M. Arytenoideus transversus : menutup bagian posterior rima glotidis
PERSARAFAN
Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior dan Nn. Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.
Nn. Laringeus Superior Meninggalkan N. vagus tepat di bawah
ganglion nodosum, melengkung ke depan dan medial di bawah A. karotis interna dan eksterna yang kemudian akan bercabang dua, yaitu : ▪ Cabang Interna ; bersifat sensoris, mempersarafi
vallecula, epiglotis, sinus pyriformis dan mukosa bagian dalam laring di atas pita suara sejati. ▪ Cabang Eksterna ; bersifat motoris, mempersarafi m.
Krikotiroid dan m. Konstriktor inferior.
N. Laringeus Inferior (N. Laringeus Rekuren) Berjalan dalam lekukan diantara trakea dan esofagus,
mencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea. N. laringeus yang kiri mempunyai perjalanan yang panjang dan dekat dengan Aorta sehingga mudah terganggu.
Merupakan cabang N. vagus setinggi bagian proksimal A. subklavia dan berjalan membelok ke atas sepanjang lekukan antara trakea dan esofagus, selanjutnya akan mencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea dan memberikan persarafan :
Sensoris, mempersarafi daerah sub glotis dan bagian atas trakea
Motoris, mempersarafi semua otot laring kecuali M. Krikotiroidea
Adanya lipatan mukosa pada lig.vokale dan lig.ventrikulare plika vokalis (true) dan plika ventrikularis (false)
Fisiologi LaringProteksi penutupan aditus laring dan rima glotisBatuk jika ada benda asing dan sekret dari paruRespirasi atur besar kecilnya rima glotis Sirkulasi perubahan tekanan udara dalam traktus
trakeobronkial pengaruhi sirkulasi alveoliMenelan gerakan laring bagian bawah ke atas,
menutup aditus laring, mendorong bolus makanan turun ke hipofaring
Emosi berteriak, mengeluh, menangis, dllFonasi
FonasiMembuat suara dan menentukan tinggi
rendahnya nada (ketegangan plika vokalis) Plika fokalis aduksi m. Krikotiroid merotasi
kartilago tiroid ke bawah dan depan menjauhi kartilago aritenoid,Saat yg bersamaan, m. krikoaritenoid posterior menahan / menarik kartilago aritenoid ke belakang plika vokalis berkontraksi
Kontraksi m. Krikoaritenoid akan mendorong kartilago aritenoid ke depan plika fokalis relaksasi
Stadium respirasi: korda vokalis ditarik ke lateral oleh m. abduktor aritenoid ke lateral rima glotis melebar
Stadium fonasi: korda vokalis digerakkan ke medial oleh m. adduktor aritenoid bergerak ke medial rima glotis merapat
PROSES BICARA / VOKALISASI
Merupakan fungsi fisiologi yang terkendali dan terintegrasi
Struktur maksilofasialSistem pernafasanSistem pendengaran Sistem saraf
Gangguan/ kelainan struktur dalam pertumbuhan/ perkembangan
Kualitas vokal & proses bicara terganggu
Untuk dapat berbicara, seseorang harus bisa mendengar
Membantu pembentukan suara
PROSES PEMBENTUKAN SUARA = FONASIAliran udara ekspirasi melalui glotis
Pita suara bergetar
Menghasilkan suara (FONASI)
Suara yg terbentuk masuk ke ruang resonator
RESONANSI & ARTIKULASI
Terbentuk suara yg keluar lewat bibir dan mulut
Frekuensi PitchLoudnessTimbreVowels
Organ laring yg berperan dlm fonasi:-Kartilago krikoid-Kartilago tiroid-Kartilagi aritenoid
Inervasi : N. laryngeal eksternus N. Laryngeal rekuren
m. aritenoid mengatur kartilagoaritenoid u/ membuka & menutuppita suara
•Faktor panjang pita suara•Faktor ketegangan pita suara•Faktor ketebalan pita suara•Faktor pembukaan rima glotis•Faktor besarnya tekanan udara ekspirasi
dipengaruhi
PROSES PEMBENTUKAN SUARA = FONASI
Karena vibrasi lipatan-lipatan pita suara: Pasif : saat melemas (relaks) oleh dorongan
udara ekspirasi saat pernapasan normal, shg udara masuk ke celah glotis scr bebas
Aktif : udara yang menggetarkan pita suara yang menegang/ melemas celah glotis menyempit/ melebar karena kontraksi m. laring, m.mylohyoid yang menggerakkan kartilago aritenoid dan tiroid tempat menempelnya pita suara masuk
PROSES PEMBENTUKAN SUARA = FONASI Variasi posisi glotis pembentukan bunyi
suara dan bunyi pernapasan : Terbuka lebar: saat bernafas normal Terbuka sempit: menghasilkan bunyi tak
bersuara Tertutup : menghasilkan bunyi bersuara Tertutup rapat : menghasilkan bunyi hamzah
RESONANSI
2 jenis resonator suara dalam jalur vokal : Pipa resonator Resonator helmholtz :▪ Vestibulum antara pita suara palsu dan asli▪ Laring sampai pangkal lidah▪ Faring▪ Rongga mulut antara lidah dan palatum durum▪ Rongga labial/vestibulum antara bibir &gigi▪ Rongga hidung▪ Rongga paranasalis
ARTIKULASI
Bunyi vowel disebabkan oleh suara yang dihasilkan oleh proses fonasi selama berjalan dalam jalan udara dlm ruang resonator tidak mengalami interupsi oleh hambatan artikulasi
Bunyi konsonan• disebabkan oleh interupsi aliran udara suara yang telah terbentuk melalui fonasi dalam ruang resonator oleh gerakan palatum mole, lidah, bibir, dan perubahan posisi gigi
Proses yang mengubah suara yang dihasilkan laring menjadi vowel/ konsonanStruktur utama yang berperan adalah lidah
Tersusun atas:a. Bibir membendung udara pada pembentukan
suara letupb. Palatum mole-durum mengawasi proses
artikulasi, menghalangi dan membentuk aliran udara turbulen, dan sebagai kompas bagi lidah bahwa suara terbaik sudah dihasilkan
c. Lidah membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis, melengkung, menonjol, atau mendatar
d. Pipi membendung udara di bagian bukal.e. Gigi menahan aliran udara dalam membentuk
konsonan labio-dental dan apiko-alveolarf. Mandibula membuka dan menutup waktu bicara
Jenis konsonan yang terbentuk setelah artikulasi:
a. Suara bilabial (bibir dengan bibir): m, p, b.b. Suara labiodental (bibir dengan gigi): f, v.c. Suara linguodental (lidah dengan gigi): t, s,
thd. Suara linguopalatal (lidah dengan langit-
langit): r, le. Suara linguoapikoalveolar: n, df. Suara glotis: h
Voiced Sounds (suara)
Huruf vocal (a, i, u, e, o) ↑ tekanan udara di paru-paru dan menekan udara untuk bergerak ke glottis (lubang antara vocal cords) vocal cords bergetar.
Naik dan turunnya pitch dari suara dikontrol oleh aksi dari tensor cricothyroid dan m. vocalis.
Variasi dalam tekanan subglotal juga penting untuk mengatur derajat getaran layngeal
Suara yang penting terbentuk adalah pengucapan konsonan, yang ditekankan sebagai iringan suara oleh gesekan bunyi.
Konsonan dibentuk dari low amplitude, gelombang udara yang berkontak dari arah berlawanan.
Misalnya pada kontak antara dua bibir saat pengucapan huruf “p” dan “b”. Contoh lain juga pada lidah yang menyentuh gigi dan palatum saat pengucapan huruf “t” dan “d”.
Tanpa kemampuan (kapasitas) pengucapan, suara yang dihasilkan hanya berupa faktor kekuatan, volume, dan kekuatan, seperti suara yang hanya dihasilkan oleh huruf vocal.
Hal ini terbukti secara klinis ketika kemampuan berbicara seseorang hilang pada penderita paralytic stroke.
Kemampuan berbicaranya hanya seperti pengucapan huruf vocal saja dengan sedikit konsonan.
2 macam suara-suara yang tak terdengar: Fricative sounds (konsonan s, sh, f, dan th)
dihasilkan ketika traktus vocal setengah tertutup pada beberapa titik dan udara tertekan melewati konstriksi pada kecepatan yang cukup tinggi untuk menghasilkan turbulensiKonsonan fricative membutuhkan sangat sedikit penyesuaian pada artikulator, dan sering terdengar tidak sempurna pada kasus maloklusi atau penggunaan denture
Plosive sounds (konsonan p, t, dan k) diproduksi ketika traktus vocal tertutup seluruhnya (biasanya dengan bibir atau lidah), membiarkan tekanan udara meningkat saat menutup, dan kemudian membuka dengan tiba-tiba
Sistem saraf
Stimulus auditori dan visual yang diterima
Area wernicke (39,40) Fasciculus arcuata Area broca (44,45) Area promotor korteks NV, NVII, NIX, NXII Berbicara
top related