potensi dasar manusia

Post on 16-Apr-2017

560 Views

Category:

Education

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

POTENSI DASAR MANUSIA

tsw (04)

STRUKTUR INSANE • STRUKTUR INSAN terdiri dari alam fisik (inderawi) dan alam-alam

atas (alamul a’laa), termasuk alam malaikat • Manusia itu adalah hewan yang mampu berpikir (hayyawan

nathiq)., maksudnya berjasmani seperti hewan, tapi juga mampu mencerap pengetahuan tentang Allah SWT sebagaimana malaikat.

• Perbedaan antara manusia dengan hewan adalah adanya tambahan unsur jiwa (an-nafs) yang membuat manusia mampu berpikir dan mewujudkan apa yang dipikirkannya (nathiq), baik dalam bentuk perkataan hingga perbuatan, sehingga bila saja binatang diberi jiwa (an-nafs) sebagaimana yang diberikan kepada manusia, tentu ia akan sanggup berpikir dan akhirnya mukallafah.

Struktur manusia menurut al Ghazali

• Jasmani (jism) :Jasmani manusia terbentuk dari berbagai komponen dan unsur yang sanggup ‘membawa’ dan mempertahankan ruh dan nafsnya, yang kemudian menjadi suatu tubuh berpostur yang memiliki wajah, dua tangan dan kaki, serta bisa tertawa.

• Jiwa (an-nafs), • Ruh

POTENSI ROHANIYAH INSAN

• Tuhan menciptakan jiwa sebelum benda materi. Jiwa berada di dunia yang lebih halus. Sebuah dunia yang lebih dekat dengan Tuhan. Disini sejatinya tidak ada tabir antara jiwa dengan Tuhan.

• Tuhan bertanya kepada jiwa, "Apakah Aku Tuhan Kalian?" Suara Tuhan menjadi akar dari semua musik yang menyentuh hati, menyemangati dan membahagiakan jiwa.

• Jiwa mengetahui bahwa Tuhan telah menciptakan mereka. Mereka selaras dengan kehendak tuhan dan mereka bersemangat berada di dalam hadirat-Nya.

Al nafs (jiwa) …………………………………

• Sayangnya, begitu kita terwujud dalam bentuk materi, kita menjadi buta terhadap rahasia di dalam diri kita tersebut. Sebagai makhluk materi, kita tidak dapat mewujudkan sifat-sifat ketuhanan tersebut, kita tertarik pada benda-benda duniawi.

• Namun, Tuhan juga memberi pelbagai alat untuk kembali pada tingkat kesadaran azali kita, untuk keluar dari wadah tanah liat. Alat -alat tersebut adalah akal dan HATI yang merupakan potensi-potensi yang dimiliki oleh jiwa manusia

Mengenal Nafs, sifat -sifat dan karakteristiknya • Kalimat nafs menurut bahasa Arab berarti jiwa atau roh....

(Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab- Indonesia)

• Dalam al-Qur'an kalimat nafs bisa berarti macam-macam : 1). Nafs, sbg diri /seseorang , (QS 'Ali Imran: 61/ Adz-Dzariyat : 21)2). Nafs, sbg Tuhan, (QS Al-An'am : 12 dan 54 )

3). Nafs, sbg person /sesuatu , (QS al-Furqan : 3)4). Nafs, sbg roh, (QS al-An'am : 93)5). Nafs sbg jiwa, (QS al-Syams : 7/ al-Fajr : 27) 6). Nafs sbg totalitas manusia (QS al-Maidah : 32 / Al-Qashas : 19)

7). Nafs sbg sisi dalam diri manusia yang melahirkan tingkah laku, (QS. al-Ra'du : 11)

QS al-Maidah : 32

م�ا • ه من قتل نفسا بغير نفس� أو فساد في األرض� فكأن أناس جم�يعا م�ا أحيا الن اس جميعا ومن أحياها فكأن قتل الن

• …..barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.

• Dalam term totalitas manusia berarti manusia sebagai makhluk dunia sekaligus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya nanti diakhirat. Dan kehidupan yang hakiki sebenarnya adalah kehidupan nanti di akhirat kelak ….

Jiwa dan potensinya

• 1) Jiwa Mineral (an-Nafs maddani)Dunia mineral sangatlah dekat dengan Tuhan. Dia tidak pernah memberontak kepada kehendak Tuhan. la merupakan wadah percikan ilahi yang suci di dalam diri manusia.ia berfungsi sebagai dasar/fondasi yang kuat untuk mendukung kita di dalam kehidupan.ibarat suatu bangunan ia adalah kerangkanya yang senantiasa harus ada.

• 2) Jiwa tumbuhan (an-nafs nabati)Jiwa tumbuhan berfungsi untuk membantu manusia menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh, jika tidak seimbang dia menjadi sumber kemalasan dan sikap hiperaktif. Jiwa tumnbuhan mengatur pertumbuhan dan asimilasi dari bahan-bahan makanan. Jika kita kekurangan vitamin ataupun mineral, maka kita perlahan akan menjadi lemah dan mungkin jatuh sakit. Jiwa nabati segera mengetahui kekurangan tersebut, dan efeknya ia memberitahu kepada kita. Di waktu kita berada di dalam rahim, kita sepenuhnya berfungsi sebagai jiwa tumbuhan. Kita dihubungkan pada rahim pada rahim ibu kita dengan tali pusar, yang berfungsi sebagai penyalur makanan. Namun jiwa tumbuhan masih ada hingga jasad mati/rusak .

• 3) Jiwa hewani (an-nafs al-hayawuni)Jiwa hewani bertujuan untuk memberikan kepada manusia hasrat dan dorongan untuk melaksanakan pelayanan-pelayanan yang bermanfaat di dalam dunia ini. Ketika tidak seimbang jiwa hewani akan mendorong manusia bersikap buruk dengan amarah, ketamakan dan nafsu birahi

• 4) Jiwa Pribadi (an-nafs nafsani)Jiwa pribadi merupakan tempat ego. Manusia memiliki ego negative dan ego positif. Mulai tingkat jiwa ini dan tingkat selanjutnya, hanya dimiliki oleh manusia tidak dimiliki oleh tunibuhan, kalau jiwa jiwa sebelumnya dimiliki juga oleh binatang. Jiwa pribadi bertujuan untuk membina manusia, menyediakan kecerdasan untuk memahami diri kita dan dunia di sekeliling kita. Jika tidak seimbang akan menyesatkan manusia melalui keangkuhan dan egoisme.

• 5) Jiwa insani (an-nafs - al insani)Jiwa insani terletak di dalam qalb. la adalah Jiwa insani berguna untuk memberikan belas kasihan dan kecerdasan yang mendalam, tempat keimanan serta kreatifitas dari hati. Jika tidak seimbang, maka ia akan membuat manusia bodoh dengan rasa belas kasihan tidak pada tempatnya.

• 6) Jiwa Rahasia (an-nafs-al sirri)Jiwa rahasia adalah bagian dari diri manusia untuk mengingat Allah. Jiwa rahasia terletak di dalam hati batiniah. Jiwa rahasia dapat memunculkan kearifan batiniyah sejati *). Namun jika tidak seimbang, maka ia dapat membuat manusia menolak dunia dan melakukan pemisahan antara hal2 spiritual dan material dan menjadi penghambat dari kesatuan yang utuh dengan Allah dan dia berada di dalam kegelapan selamanya.

*) Jiwa rahasia memunculkan kesadaran batiniyah untuk selalu mencari, mencintai dan mengenal Allah.

• 7) Jiwa maha rahasia (an-nafs sirr al-asrar)Jiwa rahasia merupakan sesuatu yang benar-benar trensendent, ia adalah jiwa azali (ruh) yang ditiupkan oleh Tuhan ke dalam diri manusia - ia adalah inti kita. Ketika manusia meninggal dunia, keempat jiwa pertama akan mengikuti tubuh jasmaniyah manusia dan keempat jiwa selanjutnya akan meninggalkan tubuh dan mereka tidak binasa dan akan kembali kepada Tuhannya*)

• Keselarasan komponen dan potensi -potensi ketujuh jiwa itu dimetamorfosikan bagai "Kereta Kuda" *) Semua komponen 2 dalam kereta kuda harus sehat dan kuat. tidak ada yang merasa berkuasa *) agar berfungsi dan dapat menggerakkan kereta kuda itu hingga sampai pada tujuan akhirnya.

• Menurut sufi kuno menyamakan jiwa -jiwa tersebut dengan sebuah kereta kuda Jiwa mineral adalah rangka atau as. Jiwa tumbuhan adalah badan dan keretanya, jiwa hewan adalah kudanya. Dan jiwa pribadi adalah pengendaranya. Jiwa insani dipadu dengan jiwa rahasia dan jiwa maharahasia, adalah si pemilik yang duduk di dalam kereta kuda tersebut.

*) Jika kereta kuda berkuasa, maka tidak akan ada perjalanan. Tidak ada yang bergerak, sebab tidak ada motivasi untuk pergi kemanapun. Jika kuda-kuda tersebut berkuasa, maka mereka akan membawa kereta kuda tersebut ke ladang rumput dan kuda itu akan berhenti selamanya di tempat itu. Jika Sang pengendara tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkan tujuan yang benar, tak peduli seberapa baik ia dapat mengendarainya melewati liku-liku jalan dan rintangan-rintangan. Kecerdasan pribadi adalah alat yang baik, namun terbatas dan berpusat pada dirinya sendiri. Maka kita memerlukan jiwa insani, jiwa rahasia dan maha rahasia untuk mengarahkan kereta itu k arah tujuannya.

Tingkatan NAFS : 1) Nafsu Ammarah

• Nqfs Ammarah merupakan nafs yang sifatnya selalu menyuruh kepada pada berbuat kejahatan. Nafsu tirani berusaha untuk mendominasi dan mengendalikan pikiran serta tindakan manusia. Sebagian orang yang didominasi oleh nafs tirani ini mungkin saja melakukan amalan-amalan keagamaan, namun hanya berupa pameran belaka yang dirancang untuk mendapatkan penghargaan orang lain ("riya dalam ibadah")

• Ketika Allah memerintah untuk berbuat baik, orang yang bernafs tirani ini ada sesuatu yang mendorong untuk berbuat sebaliknya, mengingkarinya. Pada kondisi ini, orang tersebut diperintah oleh akal kecerdasan. Cirinya adalah Kecerdasan yang tidak disertai dengan keimanan dan aqidah yang kokoh. Tidak ada cinta terhadap Tuhan, tidak ada pengendalian batiniah bahkan perasaan dosa, yang menjadi tujuannya adalah tercapainya kepentingan penumpukkan harta, kekuasaaan dan kepuasan egoisme *)

2) Nafs lawwamah Penuh Penyesalan

• Diatas nafs tirani adalah nafs penuh penyesalan. Pada tingkat ini orang yang memiliki nafs penyesalan ,mulai memahami dampak negatif pendekatan egois kita terhadap dunia, walaupun kita tidak memiliki kemampuan untuk merubahnya. Amalan buruk kita saat ini mulai terasa menjijikkan bgi kita. Kita memasuki lingkaran berbuat dosa, menyesali perbuatan tersebut, kemudian kembali berbuat dosa.

• Gambaran orang yang mempunyai nafs penyesalan ini diilustrasikan oleh Jalaludiin Ar-Rumi bagaikan orang yang masuk ke dalam kamar yang gelap, pada titik tertentu ia berubah menyalakan (menyesal), karena ia melihat isi ruang kamar tersebut dipenuhi oleh kotoran keladai, kambing dan segala sesuatu yang buruk. Setelah mengamati situasi tersebut ia berusaha membersihkan kotoran tersebut dan mengusir binatang-binatang itu dari kamar, yang didukung dengan berdzikir kepada Allah dan perasaan berdosa yang mendalam Para penguasa ditingkat ini masih berupa kepandaian duniawi. Perdana mentrinya adalah egoisme . namun sifat-sifatnya lebih lembut dari nafs tirani.

• Manusia yang diliputi nafs penuh penyesalan dalam beribadah tampak seakan-akan ta'at, suci saleh dan lurus. Namun dicemari oleh keangkuhan, egoisme, dengki, ambisi, ketidaktulusan - dan hal-hal yang merusaknya…

3) Nafs Ilhami• Pada tingkat ketiga ini, orang mulai merasakan kesenangan

sejati di dalam shalat, berdo'a dan beribadah lainnya. la mulai mengalami sendiri kebenaran spiritual yang selama ini hanya ia dengar atau ia baca. la mulai merasakan cinta hakiki kepada Allah dan kepada ciptannya. Tingkat ini juga merupakan awal dari praktik tasawwuf yang sejati. Karena pada tingkat sebelumnya ini, yang terbaik yang diproleh adalah pemahaman palsu dan pemujaan ritual semu.

• Ketika seseorang memulai mendengar suara nurani mereka. la mulai terilhami untuk mengetahui petunjuk kebenaran , maka nafs terilhami dan mendapat cahaya kebenaran, ia mampu membedakan antara yang benar dan salah. (Lih. Q.s. Asy-Syams : 7)

• Bahaya nafs yang terilhamiWalaupun keburukan-keburukan nafs tirani dan nafs penuh penyesalan sudah berlalu. Namun orang yang memiliki nafs ilhami belumlah berada ditempat yang aman. Egoisme masih sangat utuh dan dapat medapat membawa ia ke jalan yang salah, dan kemunafikan masih merupakan hal yang sangat berbahaya pada tingkat ini Tingkat ini dapat menjadi tingkat pertumbuhan nafs yang sangat berbahaya. Untuk pertama kalinya ia mampu merasakan pengalaman dan pengetahuan spiritual yang sejati. Namun jika pengalaman dan pengetahuan ini disaring oleh ego,maka ia akan melambung dengan dahsyatnya. Seperti halnya ibarat para seniman, penulis pemusik dan ilmuwan yang kreatif. Orang-orang ini mungkin saja merasakan terobosan dan menemukan inspirasi yang kreatif. Bahayanya mereka mungkin saja mengira bahwa mereka sendirilah sumber dari inspirasi tersebut

4) Nafs Tenteram (nafs Muthmainnah)

• Pada tingkat ini, ia sudah mencapai ketentraman. Ketentraman yang dimaksud jauh berbeda dari keadaan yang biasa kita alami .Ketentraman disini adalah pencapaian sepiritual yang sejati yang merasa puas dengan masa sekarang, dengan segala yang ada, dengan yang segala Allah berikan kepada kita. Ketentraman dan kepuasan ini berakar pada cinta kepada Allah .

• Nafs yang tentram diterangi oleh cahaya hati sedemikiian rupa, sehinga ia mengusir seluruh sifat-sifat buruk dan menjadi disifati oleh sifat-sifat mulia dan sepenuhnya memusatkan perhatiannya pada hati dan menemaninya dalam perjalanan menuju wilayah kesucian, sementara dibersihkan dari dosa-dosa dan tekun dalam pengabdiannya

5). Nafs Radliyyah

• Pada tingkatan nafs Radliyyah, oang yang memiliki nafs ini tidak hanya puas terhadap taqdir Allah . Iajuga mera puas terhadap segala kesulitan dan ujian kehidupan, yang juga berasal dari Allah*). Kondisi orang yang memiliki nafs Ridla ini sangatlah berbeda dengan cara biasa yang biasa kita lakukan di dalam kehidupandi dunia ini.

• Ketika rasa syukur dan cinta kepada Allah demikian besarnya, raa sakit tidak dirasakan bahkan yang pahit pun terasa manis, segala keburukan menjadi kebaikan yang indah. Maka kondisi ini sudah mencapai stasiun nafs ridha.

• Ciri- ciri lain orang yang memiliki nafs ridha adalah kejaiban, kebebasan*), ketulusan, perenungan dan ingat kepada Allah.

• NAmun orang yang memiliki nafs ridha ini belum lepas dari dualisme antara "Aku " dan "Dia" yang mempengaruhi jiwanya.

6) Nafs Mardhiyyah

• PAda tingkat ini,orang memiliki nafs mardiyyah merasakan dunia sebagai satu kesatuan yang utuh. Dia menjadi manusia yang sejati. Karena dalam tingkat ini adalah tingkat pernikahan antara batiniyyah dan roh. Orang yang memiliki nafs ini tidak lagi terpisah antara hasrat materi dia dan hasrata akan selalu bersama Allah Sehingga ia selalu memilih kondisi apapun yang Allah pilihkan untuk dirinya dan menempatkan di dalamnya.

• Pada tingkat ini, orang yang memiliki nafs mardyiyyah menyadari bahwa seluruh kekuatan untuk bertindak datang darai Allah, dia tidak melakukan sesuatu apapun dengan sendirinya. Dia tidak merasa takut terhadap segala sesuatu atau meminta seuatu apapun

• Dalam tingkat ini ego sudah melebur dengan roh. Dia tidak mengenal dirinya. Dan mengatakkan bahwa "milikku" adalah syirik yang tersembunyi yang ingin melenyapkan dari dirinya. Orang tingkatan nafs mardyiyyah sudah dalam tingkatan kondisi fana' fillah

7) Nafs Shufiyyah : Suci

• Segelintir orang yang mencapai tingkatan ini, hanya para nabi dan wali Allah, orang yang mencapai tingkatan nafsu suci telah melampaui diri secara utuh.

• Tidak ada lagi ego ataupun diri. Yang tinggal hanyalah kesatuan dengan Tuhan

• Jalaluddin ar-Rumi menggambarkan, orang yang mencapai tingkatan nafs ini, tidak ada lagi perasaan diri yang terpisah atau identitas terpisah. Tak ada batas jelas antara diri dan Tuhan, ia telah menjadi garam yang larut dalam lautan; yang ada hanyalah Tuhan

• Masih dalam rangka mengenali diri, Imam al-Ghazali menjelaskan adanya empat potensi dalam diri manusia, dimana masing-masing memiliki kebahagiannya sendiri.

• Keempat potensi tersebut adalah sifat binatang ternak, sifat binatang buas, sifat setan dan sifat malaikat. Beliau pun menguraikan sebagai berikut: "Sesungguhnya kebahagiaan binatang ternak itu di saat makan, minum, tidur dan melampiaskan hasrat seksnya. Jika Anda termasuk golongan mereka, maka bersungguh-sungguhlah dalam memenuhi kebutuhan perut dan kemaluan.

• Kebahagiaan binatang buas itu dikala ia berhasil memukul dan membunuh.

• Kebahagiaan setan itu ketika ia berhasil melakukan makar, kejahatan dan tipu muslihat. Jika Anda berasal dari golongan mereka, maka sibukkanlah diri Anda dengan kesibukan setan.

• Sedangkan kebahagiaan malaikat itu tatkala ia menyaksikan indahnya kehadiran Tuhan. Maka jika Anda termasuk golongan malaikat, bersungguh-sungguhlah dalam mengenali asal-usul Anda, hingga mengetahui jalan menuju kepada-Nya dan terbebas dari belenggu syahwat dan amarah". (lihat: Kimiya al-Sa'adah).

top related