plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca...
Post on 26-Oct-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF
DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
PADA SISWA KELAS X-5 SEMESTER 2 SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Nuansa Asa Nuarindah
091224020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF
DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
PADA SISWA KELAS X-5 SEMESTER 2 SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh
Nuansa Asa Nuarindah
091224020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Percaya bahwa di dunia ini tak ada yang sia-sia.
Membiarkan hidup dengan caranya sendiri
menggiring kita menuju sebuah jawaban.
-Dee-
You will never know the true value of moment,
until it becomes a memory.
-Spongebob-
Jadilah sebagaimana engkau ingin menjadi,
bukan sebagaimana yang ingin mereka lihat.
-MT-
Dengan penuh kasih darinya, kupersembahkan karya kecil
pertama ku ini untuk Ayah dan Ibu tercinta yang
membuatku memahami hidup ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Nuarindah, Nuansa Asa. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf
Persuasif dengan Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Siswa Kelas
X-5 Semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas X-5
semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam
menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif menggunakan pembelajaran
berbasis kontekstual. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf persuasif.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
yang berjumlah 35 orang. Data diperoleh dari hasil tes dan nontes. Aspek yang
dianalisis yaitu kemampuan menulis paragraf persuasif siswa yang berpedoman
pada indikator penilaian sebagai berikut: (1) isi paragraf, (2) organisasi paragraf,
(3) pola kalimat, (4) pilihan kata, dan (5) ejaan.
Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa rata-rata skor menulis
paragraf persuasif siswa pada kondisi awal adalah 55.85, pada siklus I meningkat
menjadi 67.57, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 73.34. Siswa yang
mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal hanya 2 siswa atau 5.72% siswa,
pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa atau 54.28 % siswa, dan pada siklus II
meningkat lagi menjadi 29 siswa atau 87.87% siswa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan
menulis paragraf persuasif siswa kelas X-5 pada siklus I dan siklus II. Hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu,
hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian
ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa.
Melalui pembelajaran kontekstual, siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan
lebih mudah karena konteks belajar yang lebih dekat dengan siswa. Hasil
penelitian ini dapat dijadikans sumber informasi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Nuarindah, Nuansa Asa. 2013. The Improvement of Persuasive Paragraph in
Writing Skill by Using Contextual Teaching and Learning for X-5
Students of Pangudi Luhur Yogyakarta Senior High School 2012/2013
Semester 2. Thesis S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD
The research aimed to increase the ability for X-5 students of Pangudi
Luhur Yogyakarta Senior High School 2012/2013 in writing the idea to convince
the readers to be able to do something in the form of a persuasive paragraph by
using contextual teaching and learning. The background of this research is dealing
with the students’ difficulties in elaborating the topic.
This research includes as a classroom action research which conducted in
two cycles. Each cycle consists of four stages: planning, action, observation, and
reflection. The subject of this research is 35 students of X-5 Pangudi Luhur Senior
High School 2012/2013 semester 2. The primary data are obtained from the test
results and non-test. The analyzing aspect is student’s ability in writing persuasive
paragraph based on the assessment indicator, those are: (1) the content of
paragraph, (2) the organization of paragraph, (3) the sentence pattern, (4) the word
choice, and (5) spelling.
The result of the quantitative analysis shows that in the beginning the
students’ averages score in writing persuasive paragraph is 55.85. In the first
cycles increased up to 67.57, and the second cycles increased up to 73.34. The
students who achieve accomplishment study on the first conditions only 2
students or 5.72% of students, in the first cycles increased up to 19 students or
54.28% and in the second cycles increased up to 29 students or 87.87%. The
results of hypothesis test showed t-test in number is larger than t-table. Therefore
the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is failed to reject. It
means the research result in accordance with the formulated hypothesis.
Based on those data, it can be conclude that by using contextual teaching
and learning could improve students’ skill in writing persuasive paragraph. By
using contextual teaching and learning students’ could absorb the subject easily
because the learning context is closer to the students’. The result could be used as
a reference for another researcher who will do the similar research.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif dengan
Pembelajaran Berbasis Kontekstual Pada Siswa Kelas X-5 Semester 2 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ini dengan baik.
Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini
guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi
ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, dan selaku dosen
Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah
mendampingi, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan
yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya
penulis boleh menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang dengan
pengertian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberikan
berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal
hingga akhirnya penulis boleh menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Segenap dosen Program Studi PBSID yang dengan penuh dedikasi mendidik,
membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat
bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.
6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSID yang selalu sabar
memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam
menyelesaikan kuliah di PBSID sampai penyusunan skripsi ini.
7. Maria Harmin, S.Pd. yang bersedia memberikan bimbingan, bantuan, dan
masukan selama proses penelitian.
8. Kedua orang tua tercinta, Kuwato Sugeng dan Ibu Menik Wigiyati, yang telah
memberikan cinta, doa dan dukungan, baik secara moral maupun material bagi
penulis selama menjalani masa kuliah.
9. Yulius Vian Darmawan, yang tak lelah memberikan dukungan dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. My older sister Angga Madyaratri, yang menjadi “teman” luar biasa.
11. Seluruh siswa kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013, yang telah bersedia dijadikan sebagai sumber data dalam
penelitian ini.
12. Caecilia Petra Gading May Widyawari, Tofan Gustyawan, Woro Wiratsih
yang telah berjuang belajar bersama dalam perkuliahan dan bersedia
menemani, memberikan semangat, bantuan, dan perhatian kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Natalia Staffiany, Aurelia Rani Wijayanti, dan Roni Prabowo yang sudah
memberikan banyak bantuan.
14. Teman-teman PBSID angkatan 2009 yang tak bisa disebut satu per satu,
khususnya kelas A. Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat, dan
kebersamaan yang terjalin selama ini.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas
bimbingan, dukungan, dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
laporan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai saran dan kritik dari para pembaca. Penulis berharap agar
laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 14 Agustus 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR SKEMA ................................................................................................... xvi
DAFTAR DIAGRAM .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
1.4 Batasan Istilah ...................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7
2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 7
2.2 Menulis Paragraf Persuasif .................................................................................. 9
2.2.1 Pengertian Menulis .................................................................................... 9
2.2.2 Paragraf Persuasif ...................................................................................... 10
2.2.3 Persuasi dan Argumentasi .......................................................................... 12
2.2.4 Ciri-ciri Paragraf Persuasif......................................................................... 14
2.2.5 Teknik dan Langkah Menulis Paragraf Persuasif ...................................... 15
2.3 Pembelajaran Berbasis Kontekstual ..................................................................... 19
2.3.1 Hakikat Pembelajaran Berbasis Kontekstual ............................................. 19
2.3.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kontekstual ..................................... 21
2.3.3 Komponen Pembelajaran Kontekstual ....................................................... 23
2.3.4 Strategi Pembelajaran Kontekstual ............................................................ 25
2.3.4 Implementasi CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia .............................. 28
2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 31
2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 35
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................ 36
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 36
3.4 Prosedur Penelitian............................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 42
3.6 Instrumen Penelitian............................................................................................. 43
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 47
3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 53
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................................... 53
4.1.1 Siklus I ........................................................................................................ 53
4.2.1 Siklus II ....................................................................................................... 65
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................... 71
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasif ......... 71
4.2.2 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa .................. 84
4.2.3 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar ........... 85
4.3 Uji Hipotesis ........................................................................................................ 87
4.3.1 Uji Normalitas ................................................................................................... 87
4.3.2 Paired Sample T Test ........................................................................................ 90
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 97
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 97
5.2 Saran ..................................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 101
LAMPIRAN .............................................................................................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Persuasi dan Argumentasi ..................................................... 14
Tabel 2.2 Tugas Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Komponen Pembelajaran
Kontekstual ......................................................................................................................... 25
Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Guru ........................................................................ 44
Tabel 3.2 Instrumen Observasi untuk Siswa ....................................................................... 45
Tabel 3.3 Pertanyaan Wawancara untuk Guru dan Siswa .................................................. 46
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Paragraf Persuasif .................................................................. 48
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ........................................................................................ 52
Tabel 4.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I .................................................... 61
Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II .................................................. 69
Tabel 4.3 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ............................................ 85
Tabel 4.4 Uji Normalitas Nilai Prasiklus dan Siklus I ........................................................ 88
Tabel 4.5 Uji Normalitas Nilai Siklus I dan Siklus II ......................................................... 88
Tabel 4.6 Uji Normalitas Nilai Siklus II dan Kondisi Awal ............................................... 89
Tabel 4.7 Uji-t Prasiklus dan Siklus I ................................................................................. 91
Tabel 4.8 Uji-t Siklus I dan Siklus II .................................................................................. 92
Tabel 4.9 Uji-t Siklus II dan Prasiklus ................................................................................ 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SKEMA
Hal.
Skema 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 33
Skema 3.1 Dsain PTK Modal Spiral Model Kemmis dan MC Taggart.............................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Hal.
Diagram 4.1 Hasil Test Kemampuan Awal Menulis Paragraf Persuasif Siswa ................. 54
Diagram 4.2 Hasil Test Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Siklus I .............. 57
Diagram 4.3 Hasil Test Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Siklus II ............ 65
Diagram 4.4 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Kondisi Awal
Hingga Kondisi Akhir Aspek Isi Paragraf ............................................................ 72
Diagram 4.5 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Kondisi Awal
Hingga Kondisi Akhir Aspek Organisasi Paragraf ............................................... 74
Diagram 4.6 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Kondisi Awal
Hingga Kondisi Akhir Aspek Pola Kalimat.......................................................... 76
Diagram 4.7 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Kondisi Awal
Hingga Kondisi Akhir Aspek Pilihan Kata ........................................................... 78
Diagram 4.4 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Kondisi Awal
Hingga Kondisi Akhir Aspek Ejaan ..................................................................... 79
Diagram 4.9 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran dari Kondisi
Awal Hingga Kondisi Akhir ................................................................................. 84
Diagram 4.10 Presentase Ketuntasan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kondisi
Awal ...................................................................................................................... 85
Diagram 4.11 Presentase Ketuntasan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Siklus I .............. 86
Diagram 4.12 Presentase Ketuntasan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Siklus II ............ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peran yang penting dalam sebuah kegiatan
berkomunikasi. Bahasa berperan penting pula sebagai penunjang dalam
mempelajari semua bidang studi bagi siswa maupun guru. Pada dasarnya
seseorang mempelajari bahasa karena didorong oleh kebutuhan berkomunikasi
dengan lingkungan sekitar. Seseorang mempelajari bahasa sejak kecil dan
diarahkan agar mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi, baik secara lisan maupun tertulis.
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran bahasa salah satunya ditentukan
oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru. Salah satu kemampuan guru yang
menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran bahasa adalah kemampuan dalam
memlilih dan menerapkan metode yang tepat. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat akan meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran. Paradigma
pembelajaran lama guru lebih sering mengajar dengan ceramah. Pembelajaran
berlangsung dengan berfokus pada guru. Hal tersebut menyebabkan siswa pasif
dan tidak banyak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya selama proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan
berbahasa yang diajarkan. Keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap aspek keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berbahasa tersebut saling mempengaruhi. Secara alamiah keterampilan berbahasa
diperoleh seseorang secara teratur. Mula-mula pada masa kecil seseorang belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara, setelah itu seseorang belajar membaca
dan menulis. Tarigan (2008:2) menyatakan bahwa kegiatan menyimak dan
berbicara dipelajari sebelum masuk sekolah, sedangkan membaca dan menulis
dipelajari di sekolah.
Keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang
paling sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
Nurgiyantoro (2001:294) bahwa dibandingkan kemampuan berbahasa yang lain,
keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
bersangkutan sekalipun. Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang menjadi isi paragraf. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah
terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan paragraf yang runtut dan padu.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Tarigan (2008:8) bahwa menulis menuntut
gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata secara menarik
sehingga menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks.
Keterampilan menulis persuasi merupakan keterampilan menulis yang
kompleks. Menulis persuasi bertujuan meyakinkan pembaca agar bertindak atau
berperilaku sesuai gagasan penulis dengan suka rela. Dengan demikian, menulis
persuasi membutuhkan kemampuan berpikir lebih kritis agar pembaca benar-
benar meyakini gagasan penulis dan dengan suka rela bertindak atau berperilaku
sesuai gagasan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan salah satu SMA yang
memiliki siswa heterogen, yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil
wawancara awal dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X (Ibu Maria
Harmin, S.Pd) pada tanggal 22 Maret 2013, diperoleh informasi bahwa hasil
belajar siswa kelas X-5 smester 2 tahun ajaran 2012/2013 dalam pelajaran menulis
paragraf persuasif belum sesuai dengan harapan. KKM yang ditetapkan sekolah
adalah 75, berdasarkan ketetapan tersebut masih banyak siswa yang belum tuntas
dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain hal tersebut, berdasarkan hasil
wawancara diperoleh informasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasif. Pada umumnya siswa mengalami
kesulitan dalam mengembangkan kemampuan menulis, terutama dalam
menemukan dan mengembangkan ide, pemilihan kata, penulisan struktur kalimat,
dan penggunaan ejaan yang baik dan benar.
Dari hasil observasi kelas yang dilakukan pada kelas X-5 kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) siswa tidak fokus dan kurang tertarik
dengan proses pembelajaran, karena pembelajaran berpusat pada guru, (2) guru
belum menerapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran, (3) kurangnya proses penegasan materi yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran berlangsung, dan (4) materi dan bahan ajar yang
dipergunakan guru dalam proses pembelajaran kurang variatif, serta belum
menyertakan contoh-contoh yang cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dan kemampuan mengaitkan
antara materi yang dipelajari dan kehidupannya. Melalui pembelajara berbasis
kontekstual (Contextual Teaching and Learning), diharapkan dapat tercipta
pembelajaran menulis yang menarik dan anak akan lebih kreatif. Martinis Yamin
(2008: 152) mengungkapkan bahwa Contextual Teaching And Learning (CTL)
merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu para peserta
didik memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan
menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari; seperti membuat hubungan yang bermakna (making meaningful
connections), melakukan pekerjaan yang berarti (doing significant), melakukan
pembelajaran yang diatur sendiri (self regulated learning), bekerjasama
(collaborating), serta berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking).
Pranowo (2003) dalam hand out “Konsep Dasar CTL dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia” menyatakan bahwa Pembelajaran secara kontekstual tidak
sekedar agar pembelajar memahami konsep-konsep teoretis tetapi menjadikan
pembelajar (a) mampu menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku
sendiri, (b) mampu menilai berbagai alternatif yang mungkin, (c) mampu
membuat pilihan, (d) mampu mengembangkan rencana, (e) mampu menganalisis
informasi, (f) mampu menciptakan solusi, dan (g) mampu menilai bukti-bukti
secara kritis. Hal-hal tersebut sangatlah sesuai dengan pengajaran menulis
persuasi yang menuntut siswa berpikir lebih kritis untuk menemukan berbagai
pertimbangan yang logis dalam menulis paragrafnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dengan
pembelajaran berbasis kontekstual pada siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
kelas X-5 semester 2 tahun ajaran 2012/2013?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian Tindakan kelas ini untuk mengetahui
kemampuan menulis paragraf persuasif siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
kelas X-5 semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat dengan
pembelajaran berbasis kontekstual.
1.4 Batasan Istilah
1.4.1 Menulis Paragraf Persuasi
Paragraf persuasif adalah salah satu jenis paragraf yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca agar bersikap sesuai yang disampaikan penulis secara
suka rela. Oleh sebab itu, sebuah paragraf persuasif harus disertai dengan data
dan fakta yang menunjang tulisan tersebut.
1.4.2 Pembelajaran Berbasis Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, membantu guru
dalam mengambangkan metode dan model-model pembelajaran yang kreatif
guna meningkatkan kualitas pembelajaran menulis persuasi. Penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis kontekstual, memberi inspirasi
baru bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1.5.2 Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis persuasi.
Pembelajaran bahasa Indonesia lebih menarik dan tingkat kreativitas siswa
dapat lebih berkembang.
1.5.3 Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi peneliti
lain, agar penelitian yang berkaitan dengan keterampilan menulis persuasi dan
pembelajaran berbasis kontekstual dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan terdapat dua penelitian yang relevan dengan
penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Ari Sutrisno (2010) dan Norma
Kristiani (2010).
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ari Sutrisno pada tahun 2010,
berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV-A SD
N Dukuhan Kerten No. 58 Solo Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.
Penelitian tersebut memiliki beberapa hal yang sama dengan penelitian ini, yaitu
pada pendekatan pembelajaran yang digunakan dan keterampilan menulis yang
ditingkatkan. Dari penelitian tersebut, diperoleh informasi yang menyatakan
bahwa pendekatan CTL telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan deskripsi siswa kelas IV-A SDN Dukuhan Kerten Surakarta. Hal
tersebut dapat dibuktikan dari data yang dihasilkan, yaitu pada kondisi awal nilai
rata-rata siswa 62.73 dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 15 siswa
atau 44.11 % dari 34 siswa. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 68.32
dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa atau 67.64 %. Pada
siklus II menjadi 73.61 dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 27 siswa
atau 79.41 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Norma Kristiani 2010 “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf
Persuasif dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Menggunakan
Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik “Kancing Gemerincing” Siswa
Kelas X-3 Semester 2 SMA Negeri 6 Yogyakarta 2009/2010”. Penelitian tersebut
memiliki kesamaan tujuan dengan penelitian ini, yaitu meningkatkan kemampuan
menulis paragraf persuasif. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh informasi
bahwa kemampuan menulis paragraf persuasif dan keaktifan siswa dapat
ditingkatkan dengan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik “kancing
gemerincing”. Hal tersebut dapat dibuktikan dari data yang dihasilkan, yaitu pada
kondisi awal keaktifan siswa mencapai 40 % dan tidak terdapat siswa yang
mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus I mengalami
peningkatan keaktifan siswa menjadi 62.85 % dan jumlah siswa yang mencapai
KKM sebesar 62.85 % dengan nilai rata-rata 57.68. Pada siklus II keaktifan siswa
meningkat menjadi 85.3 % dan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat
menjadi 88.24 % dengan nilai rata-rata 71.28.
Dari penelitian di atas dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas
mampu meningkatkan kemampuan siswa, khususnya dalam keterampilan
menulis. Penelitan tindakan kelas tentang menulis persuasif ini sudah banyak
dilakukan. Masing masing penelitian dilakukan menggunakan teknik-teknik
tertentu dan media yang berbeda-beda, dengan hasil peningkatan yang berbeda
pula. Dari berbagai penelitian yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
menulis persuasif, masih dapat dilakukan upaya untuk meningkatan kemampuan
menulis persuasif dengan berbagai cara yang lebih kreatif dan inovatif. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
karena itu, peneliti memilih salah satu pendekatan pembelajaran, yaitu kontekstual
dengan media iklan.
Berdasarkan penelitian di atas, pendekatan pembelajaran kontekstual dengan
media iklan belum dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis
paragraf persuasif. Dengan pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual, selain
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis paragraf persuasif,
siswa juga mampu mengaitkan materi yang dipelajarinya dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki.
2.2 Menulis Paragraf Persuasif
2.2.1 Pengertian Menulis
Menurut KBBI (2008:1219), menulis adalah melahirkan pikiran atau
perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Sementara itu
menurut Sudaryanto (2001:64) menyatakan bahwa keterampilan menulis ialah
suatu kepandaian seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang
disampaikan melalui bahasa tulis, yang realisasinya berupa simbol-simbol grafis
sehingga orang lain, yaitu pembaca, mampu memahami pesan yang terkandung di
dalamnya.
Tarigan (2008: 21) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan pengalaman, ide, gagasan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pemikiran melalui tulisan. Pemikiran tersebut dapat berupa pendapat,
pengetahuan, pengalaman, keinginan, atau pun perasaan seseorang. Menulis tidak
hanya mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis melalui media bahasa tulis
saja tetapi meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca.
Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Rosidi (2009: 10-11)
mengemukakan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri a) kesesuaian judul
dengan isi tulisan, b) ketepatan penggunaan ejan dan tanda baca, c) ketepatan
dalam struktur kalimat, d) kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap
paragraf. Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Tulisan yang baik
merupakan tulisan yang mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna
bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan dalam tulisan.
Kebermaknaan tulisan didukung oleh kejelasan tulisan tersebut. Tulisan dapat
disebut sebagai tulisan yang jelas jika pembaca dapat membaca dengan kecepatan
yang tetap dan menangkap makna yang ada dalam tulisan tersebut. Selain
bermakna dan jelas, tulisan yang baik memiliki kepaduan dan utuh. Sebuah
tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan mudah.
Hal tersebut karena terdapat pengorganisasian tulisan dengan jelas sesuai
perencanaan dan bagian-bagiannya dihubungkan dengan yang lain.
2.2.2 Paragraf Persuasif
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1062) diungkapkan bahwa
persuasi, adalah (1) bujukan halus, (2) ajakan kepada seseorang dengan cara
memberikan alasan dan prospek yang meyakinkan dan, (3) himbauan. Keraf,
(2007:118) memberikan pengertian persuasi adalah suatu seni verbal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bertujuan meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Persuasi dapat
dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan dengan cara
meyakinkan mereka yang menerima persuasi, bahwa keputusan yang diambil
merupakan keputusan yang benar dan bijaksana serta dilakukan tanpa paksaan.
Untuk meyakinkan pembaca mengenai apa yang dipersuasikan, penulis harus
menimbulkan kepercayaan pada para pembaca.
Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya
(Suparno dan Yunus, 2007:113). Alfiansyah (2009:27) mengungkapkan bahwa
paragraf persuasif adalah suatu bentuk paragraf yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar
tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian
dengan data dan fakta.
Paragraf persuasi adalah salah satu jenis paragraf atau tulisan yang
bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan persuasif
memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan dalam tulisan atau
paragraf persuasi lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan atau paragraf persuasif
biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau
memengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu (Oken, 2009:19).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf
persuasif adalah salah satu jenis paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi
pembaca agar bersikap sesuai yang disampaikan penulis secara suka rela. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sebab itu, sebuah paragraf persuasif harus disertai dengan data dan fakta yang
menunjang tulisan tersebut.
2.2.3 Persuasi dan Argumentasi
Zainurrahman (2011:51) menjelaskan bahwa tulisan argumentatif, sering
disebut sebagai salah satu tulisan persuasif, adalah tulisan yang menyuguhkan
rasionalisasi, pembantahan, juga berisi seperangkat penguatan beralasan terhadap
sebuah pernyataan. Keraf, (2007:119) menyatakan bahwa persuasi bertolak dari
kepercayaan terhadap orang yang diajak berbicara dan sebaliknya, maka
terdapatlah perbedaan antara argumentasi dan persuasi, sehingga orang
beranggapan bahwa persuasi merupakan sinonim atau istilahnya mempunyai
makna yang sama dengan argumentasi. Bagaimanapun juga antara kedua istilah
tersebut terdapat perbedaan, Nurudin (2007:84) menjelaskannya sebagai berikut.
a. Ciri khas argumentasi adalah usaha untuk membuktikan suatu kebenaran
sebagaimana digariskan dalam proses penalaran menulis, argumentasi juga
sebagai proses untuk mencapai suatu kesimpulan. Sebaliknya, persuasif adalah
keahlian untuk mencapai suatu persetujuan atas kesesuaian kehendak penulis
dan suatu proses untuk meyakinkan orang lain supaya orang lain itu menerima
apa yang dinginkan penulis. Jadi, jelas argumentasi sekedar membuktikan
kepada pembaca, sementara persuasif dengan sengaja membujuk pembacanya.
b. Sasaran proses berpikir dalam argumentasi adalah kebenaran mengenai subjek
yang diargumentasikan, sedangkan sasaran proses berpikir dalam persuasi
adalah pembaca, yaitu usaha bagaiman merebut kesepakatan dari para
pembaca tentang suatu hal. Persuasif memerlukan analisis yang cermat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mengenai siapa sasaran tulisannya dengan seluruh situasi yang ada, sedangkan
argumentasi memerlukan analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang
ada untuk membuktikan kebenaran itu. Argumentasi mensyaratkan berfokus
pada apa yang dibicarakan itu memang benar tanpa melihat siapa pembacanya,
sementara persuasif melihat sipa saja pembacanaya (latar belakang
kehidupannya, kebiasaan sehari-harinya, kepercayaan) agar bisa
mempengaruhi pembaca secara lebih baik.
c. Menyangkut jumlah fakta yang digunakan dalam argumentasi semakin banyak
fakta semakin kuat pula kebenarannya yang dipertahankan, sebaliknya dalam
persuasif fakta dipergunakan seperlunya bila sudah merasa cukup tidak perlu
mengemukakan fakta lain (Nurudin, 2007:84).
Berdasarkan uraian di atas, karena persuasi pertolak dari kepercayaan
terhadap pembaca atau lawan bicara dan sebaliknya, maka terdapatlah garis
singgung antara argumentasi dan persuasi. Garis singgung tersebut mengakibatkan
banyak orang beranggapan bahwa persuasi merupakan sinonim atau istilah yang
mempunyai makna yang sama dengan argumentasi. Bagaimanapun juga,
argumentasi dan persuasi memiliki perbedaan yang jelas. Perbedaan tersebut
terlihat pada tujuan, proses berpikir, dan jumlah fakta. Berikut rangkuman
perbedaan-perbedaan antara argumentasi dan persuasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Argumentasi dan Persuasi
No. A r g u m e n t a s i P e r s u a s i
1. Argumentasi adalah suatu
proses penalaran untuk
mencapai suatu kesimpulan.
Persuasi adalah suatu keahlian untuk
mencapai suatu persetujuan atau
kesesuaian kehendak.
2. Sasaran proses berpikir pada
argumentasi adalah kebenaran
mengenai suatu subjek yang
diargumentasikan.
Sasaran proses berpikir persuasi
adalah pembaca atau lawan bicara,
yaitu usaha bagaimana merebut
kesepakatan pembaca atau lawan
bicara.
3. Semakin banyak fakta yang
dipergunakan, semakin kuat
kebenaran yang dipertahankan.
Fakta dipergunakan seperlunya saja.
2.2.4 Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
Vendrafirdian (2008) mengungkapkan bahwa ciri-ciri persuasi sebagai berikut ini.
a. Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya.
b. Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
c. Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara pembicara/penulis
dan yang diajak berbicara/pembaca.
d. Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
e. Harus ada fakta dan data secukupnya.
Menurut Pratama (2009), ciri-ciri persuasif disebutkan sebagai berikut ini.
a. Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat.
b. Bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar mereka mau
berbuat, bertindak atau melakukan sesuatu secara sukarela, sesuai yang
diinginkan pengarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Membuktikkan kebenaran, pendapat pengarang sehingga tercipta keyakinan
dan kepercayaan pada diri pembaca.
d. Menggunakan beberapa teknik tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri paragraf
persuasi adalah, (1) bahasa yang emotif; yang dimaksudkan di sini adalah
penggunaan bahasa yang mampu membuat seseorang (pembaca) dapat merasakan
sesuatu dari hati untuk melakukan, merasakan sesuatu, dan terlibat di dalamnya,
(2) pilihan kata khusus; pemilihan kata dalam paragraf persuasif sederhana dan
mudah dipahami, serta dapat menarik perhatian pembaca, (3) ajakan; ajakan
tersembunyi secara makna namun dapat membuat hati seseorang tergerak untuk
melakukan tindakan sesuai ajakan penulis.
2.2.5 Teknik dan Langkah Menulis Paragraf Persuasif
Dalam menulis persuasi, terdapat beberapa teknik yang digunakan agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teknik
persuasi menurut Keraf (2007:124-131).
1) Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan suatu proses penggunaan akal untuk memberikan
suatu dasar pembenaran pada suatu persoalan, yang mana dasar atau alasan itu
tidak merupakan sebab langsung dari masalah itu. Kebenaran yang
dibicarakan dalam persuasi mutlak, tetapi kebenaran hanya berfungsi untuk
meletakkan dasar-dasar dan melicinkan jalan agar keinginan, sikap,
kepercayaan, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan atau diambil
dapat dibenarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan di mana penulis harus mengidentifikasi dirinya
dengan pembacanya. Identifikasi biasa digunakan dalam tulisan yang
berkaitan dengan soal-soal politik, yaitu kampanye dengan tujuan utamanya
adalah “menang”. Agar identifikasi dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, harus diciptakan dasar umum yang sama. Dasar umum tersebut
dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang: untuk siapa tulisan
ditujukan?. Dengan berusaha menjawab pertanyaan itu dengan tepat, penulis
akan lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan ciri, tingkat pengetahuan,
kemampuan pembacanya.
3) Sugesti
Sugesti adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk
menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar
kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi. Rangkaian kata-
kata yang menarik dan meyakinkan, dapat memungkinkan penulis
mempengaruhi pembaca dengan mudah. Sugesti akan mudah diikuti jika
dilakukan oleh orang yang mempunyai wibawa dan kedudukan tinggi di
tengah masyarakat. Jadi, seorang pembaca yang mengidolakan seorang
penulis jelas akan mudah terkena sugesti.
4) Konformitas
Konformitas adalah suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri
serupa dengan suatu hal yang lain atau suatu mekanisme mental untuk
menyesuaikan diri dengan identifikasi. Perbedaannya, dalam identifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penulis hanya menyajikan beberapa hal yang sama dengan pembaca,
sedangkan dalam konformitas penulis memperlihatkan bahwa dirinya mampu
bertindak sebagai pembaca itu sendiri.
5) Kompensasi
Kompensasi adalah suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari
suatu pengganti bagi sesuatu hal yang tidak dapat diterima. Seorang penulis
akan dapat dengan mudah membujuk pembaca dengan mendorong pembaca
untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan dengan menunjukkan secara
meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang baru.
6) Penggantian
Penggantian adalah suatu proses yang berusaha menggantikan suatu maksud
dengan maksud lain yang sekaligus menggantikan emosi kebencian asli serta
emosi cinta kasih asli. Dalam hal ini, penulis berusaha meyakinkan pembaca
untuk mengalihkan suatu objek atau tujuan tertentu kepada suatu tujuan lain.
7) Proyeksi
Proyeksi adalah suatu teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya subjek
menjadi objek. Sebagai contoh, sesuatu sifat yang dimiliki seseorang tetapi
dilontarkan sebagai sifat dan watak orang orang lain.
Setelah mengetahui teknik persuasi, maka perlu diperhatikan pula langkah
penyusunan paragraf persuasi. Alfiansyah (2009) menyebutkan langkah-langkah
penyusunan paragraf persuasi dapat dilakukan secara sederhana seperti berrikut:
(1) menentukan topik atau tema, (2) merumuskan tujuan, (3) mengumpulkan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dari berbagai sumber, (4) menyusun kerangka paragraf, dan (5) mengembangkan
kerangka menjadi paragraf persuasi.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat ditempuh bila akan menulis
paragraf persuasi.
a. Menentukan topik dan tujuan dalam paragraf persuasif
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung.
b. Membuat kerangka paragraf persuasif
Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu
mendapat perhatian dalam perumusannya.
c. Mengumpulkan bahan untuk paragraf persuasif
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan
penyebaran angket kepada responden. Pada saat mengumpulkan bahan, kita
dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang
nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.
d. Menarik simpulan dari paragraf persuasif
Penarikan simpulan dalam suatu paragraf persuasif harus kita lakukan dengan
benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data
yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan
cara induksi atau deduksi.
e. Menutup paragraf persuasif
Pada bagian ini penulis menutup paragraf dengan imbauan atau ajakan agar
pembaca mau bertindak atau melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Teknik dan langkah penulisan persuasi adalah dua hal yang memiliki
hubungan timbal balik. Jika seseorang akan menulis persuasi tetapi hanya
menggunakan teknik penulisan saja tanpa mengikuti langkah-langkah
penulisannya, seseorang tersebut tidak akan dapat menulis persuasi dengan baik.
Demikian sebaliknya, jika seseorang hanya mengikuti langkah-langkah
penulisannya tanpa menggunakan teknik, paragraf yang dibuat didalamnya tidak
terdapat unsur-unsur pembangun tulisan persuasi.
2.3 Pembelajaran Berbasis Kontekstual
Contextual Teaching and Learning banyak dipengaruhi oleh filsafat
konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya
dikembangkan oleh Jean Piaget. Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya
pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh
terhadap beberapa model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran
kontekstual. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna
manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Sesuai dengan filsafat yang
mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka
dipandang dari sudut psikologis, CTL berpihak pada aliran psikologis kognitif
(Sanjaya, 2006:257).
2.3.2 Hakikat Pembelajaran Berbasis Kontekstual
Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah
satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berkaitan dengan
hal tersebut, model-model pembelajaran saat ini sudah beraneka ragam. Salah
satunya adalah pembelajaran kontekstual. Sanjaya (2006:253) menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
Johnson (2010:65) mendefinisikan CTL sebagai sistem yang menyeluruh.
CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling bergabung. Jika bagian-bagian ini
terjalin satu sama lain, akan menghasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang
diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Banyak ahli telah mendefinisikan
tentang pengertian pembelajaran kontekstual ini. Pendapat lain mengenai
pembelajaran kontekstual diungkapkan sebagai berikut.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
kontekstual, yakni kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment) (Trianto, 2009:107).
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran kontekstual
terdapat tujuh komponen yang harus dilibatkan. Komalasari (2010:7) menyatakan
bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang
mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-
hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara,
dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual.
2.3.3 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kontekstual
Pembelajaran berbasis kontekstual bukan hanya mengharapkan siswa
dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi
pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi
pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak kemudian dilupakan,
akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
Sehubungan dengan hal tersebut Sanjaya (2006:254) menyatakan bahwa terdapat
lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan
pendekatan CTL.
a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak
terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari. Dengan demikian,
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang
memiliki keterkaitan satu sama lain.
b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu
diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan
yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini,
misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan
yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu
dikembangkan.
d. Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),
artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat
diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku
siswa.
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan
dan penyempurnaan strategi.
Sementara itu, pernyataan lain dikemukakan Fellows (2000:2-7) dalam
Komalasari (2010:10). Dalam pernyataanya dijelaskan bahwa karakteristik
pembelajaran kontekstual berfokus pada (a) problem-based (berbasis masalah),
(b) using multiple contexts (penggunaan berbagai konteks), (c) drawing upon
student diversity (penggambaran keanekaragaman siswa), (d) supporting self-
regulated learning (pendukung pembelajaran pengaturan sendiri), (e) using
interdependent learning groups (penggunaan kelompok belajar yang saling
ketergantungan), dan (f) employing authentic assessment (memanfaatkan
penilaian asli). Komalasari (2010:13) menjelaskan bahwa karakteristik
pembelajaran kontekstual menerapkan konsep keterkaitan (relating), konsep
pengalaman langsung (experiencing), konsep aplikasi (applying), konsep kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sama (cooperating), konsep pengaturan diri (self-regulating), dan konsep
penilaian autentik (authentic assessment).
CTL merupakan pendekatan yang merujuk pada keseluruhan situasi, latar
belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan pembelajar. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran
kontekstual (a) berkaitan dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari dan
lingkungan terdekat siswa, (b) peristiwa yang terjadi bersifat aktual dan faktual,
(c) memanfaatkan berbagai media yang sealamiah mungkin, (d) pengembangan
materi berbasis masalah dan bersifat original, (e) memanfaatkan metode
pembelajaran yang memberikan peluang kepada siswa untuk bekerja sama dengan
siswa lain agar terjadi tukar-menukar gagasan (berdiskusi) untuk saling beradu
argumen, dan (f) Evaluasi pembelajaran mencerminkan autentisitas.
2.3.4 Komponen Pembelajaran Kontekstual
Johnson (2010:65) menyebutkan bahwa sistem CTL mencakup delapan
komponen yang meliputi a) membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, b)
melakukan pekerjaan yang berarti, c) melakukan pembelajaran yang diatur
sendiri, d) bekerja sama, e) berpikir kritis dan kreatif, f) membantu individu untuk
tumbuh dan berkembang, g) mencapai standar yang tinggi, dan h) menggunakan
penilain autentik.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa pendekatan
kontekstual mempraktikkan konsep belajar yang mengaitkan materi yang
dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa. Pendekatan kontekstual dapat
diterapkan dalam mata pelajaran apa saja, tidak terkecuali dalam mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Bahasa Indonesia. Sanjaya (2006:262) menjelaskan bahwa CTL sebagai suatu
pendekatan pembelajaran memiliki tujuh komponen:
a. kontruktivisme, adalah sebuah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
b. inkuiri, artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berpikir secara sistematis.
c. bertanya (questioning), bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari
keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan
mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
d. masyarakat belajar (learning community), dapat dilakukan dengan menetapkan
pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang
anggotanya heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya,
maupun dilihat dari bakat dan minatnya.
e. pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
f. refleksi (reflection), adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian
atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
g. penilaian nyata (authentic assessment), adalah proses yang dilakukan guru
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
siswa.
Dalam pembelajaran kontekstual guru berperan sebagai pengelola kelas.
Guru bertugas menentukan strategi-strategi dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berdasarkan asas-asas pembelajaran kontekstual di atas, tugas-tugas guru pada
proses pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
Tabel 2.2
Tugas Guru dalam Pembelajaran
Berdasarkan Komponen Pembelajaran Kontekstual
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Melaksanakan
kegiatan inkuiri
untuk semua topik
Guru menyajikan kejadian-kejadian yang
menimbulkan konflik kognitif dan rasa ingin tahu
siswa.
Tahap 2
Mengembangkan
sifat ingin tahu
Guru memberikan pertanyaan berdasarkan
topik/kejadian yang disajikan
Tahap 3
Menciptakan
masyarakat belajar
Guru membimbing siswa untuk belajar kelompok
dan bekerjasama dengan teman sekelopoknya
dalam bertukar pengalaman dan berbagi ide.
Tahap 4
Menghadirkan model
Guru menampilkan contoh pembelajaran agar
siswa dapat berpikir, bekerja, dan belajar.
Tahap 5
Melakukan refleksi
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan
menganalisis manfaat pembelajaran.
2.3.5 Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan
pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, suatu pendekatan
pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi
peserta didik dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam
pembelajaran seumur hidup. Pada pendekatan pembelajaran kontekstual
sebenarnya lebih menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer
pengetahuan, serta pengumpulan, penganalisaan data/ informasi yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dari berbagai sumber dan pandangan. Untuk itu, diperlukan suatu strategi
pembelajaran kontekstual bagi para peserta didik secara matang.
Menurut Bern dan Ericson (2001:5-11 dalam Komalasari 2010:23),
dikemukakan lima strategi dalam mengimplementasikan pembelajaran
kontekstual.
1) Pembelajaran berbasis masalah (problem-based-learning), pendekatan yang
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan
berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan ini
meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan
penentuan.
2) Cooperative learning (pembelajaran kooperatif), pendekatan yang
mengorganisasikan pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar
kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pendekatan yang
memusatkan pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa
dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong
siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya
menghasilkan karta nyata.
4) Pembelajaran pelayanan (service learning), pendekatan yang menyediakan
suatu aplikasi praktis suatu pengembangan pengetahuan dan keterampilan
baru untuk kebutuhan di masyarakat melalui proyek dan aktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5) Pembelajaran berbasis kerja(work-based learning), pendekatan di mana
tempat kerja, atau seperti tempat kerja, kegiatan terintegrasi dengan materi di
kelas untuk kepentingan siswa dan bisnis.
Sementara itu, Riyanto (2009:166) menjelaskan bahwa secara garis besar
langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut.
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan peniliaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Melalui pembelajaran kontekstual diharapkan dapat mempercepat
kemampuan berpikir siswa sesuai dengan perkembangannya. Untuk itu,
pembelajar harus dihadapkan dengan realita yang ada di sekitarnya untuk
memahami konsep teoritis dan akademis. Oleh karena itu, strategi pembelajaran
dengan pendekatan CTL harus berfokus pada (a) pembelajaran berbasis problem,
(b) menggunakan konteks yang beragam, (c) mempertimbangkan kebhinnekaan
pembelajar, (d) membelajarkan pembelajar untuk belajar secara mandiri, (e)
belajar melalui kolaborasi, (f) menggunakan penilaian autentik (dengan kasus-
kasus riil), dan (g) mengejar standar tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.3.6 Implementasi CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran kontekstual menjadi fokus perhatian para ahli pengajaran
sejak pembelajaran berubah paradigma dari berfokus pada guru ke berfokus pada
siswa. Paradigma pembelajaran berfokus pada siswa memberikan ruang gerak
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan perkembangan kognisinya dan belajar
sesuai dengan konteks tempat belajarnya. Pranowo dalam hand out “Konsep
Dasar CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” menjelaskan desain
pembelajaran secara kontekstual dapat dirancang dengan memperhatikan
komponen pembelajaran sebagai berikut.
a. Pemilihan materi
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus memilih materi yang tidak
jauh dengan lingkungan hidup siswa. Sebaiknya memanfaatkan bahan yang
sudah dipublikasikan (mudah dikenali siswa) sebagai materi. Materi bersifat
aktual dan faktual serta original. Materi pembelajaran harus dikemas dalam
bentuk problem solving (pemecahan masalah) sehingga memungkinkan siswa
untuk mengemukakan pendapat pribadi secara argumentatif yang didukung
dengan data serta argumen-argumen yang lain.
b. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran berdasarkan pendekatan CTL harus memberikan
peluang kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain agar terjadi tukar-
menukar gagasan (berdiskusi) untuk saling beradu argumen sehingga siswa
terbiasa untuk menerima atau memberi sumbangan pikiran orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Media pembelajaran
Desain pembelajaran dengan CTL harus memberikan peluang untuk memilih
media yang memungkinkan digunakannya media pembelajaran sesuai dengan
konteks dan situasi belajar siswa.
d. Interaksi belajar mengajar
Interaksi belajar mengajar dengan CTL hendaknya memberikan kemungkinan
kepada siswa untuk mengemukakan pemikiran-pemikiran inkonvensional
sehingga pikiran kritis dan kreatif siswa dapat terakomodasi dengan baik.
Ketika guru meminta kepada siswa agar memecahkan masalah sesuai dengan
pendapat pribadi siswa, guru harus mengakomodasi pendapat-pendapat yang
secara logis tidak masuk akal tetapi secara argumentatif dapat diterima akal
sehat.
e. Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar berdasarkan CTL disarankan menggunakan penilaian
autentik. Artinya, penilaian dengan non-tes, seperti portofolio, proyek, unjuk
kerja adalah bentuk penilaian tepat untuk pembelajaran berdasarkan
pendekatan CTL.
Desain pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan pendekatan
CTL dirancang berdasarkan komponen-komponen pembelajaran pada umumnya,
yang membedakan adalah asumsi-asumsi teoretis yang dipakai sebagai dasar
untuk melaksanakan pembelajaran. Pendekatan kontekstual berasumsi bahwa
konteks alami tempat siswa belajar merupakan pijakan utama dalam
pembelajaran. Eni Purwantiningsih (2009:35 dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
http://rbaryans.wordpress.com/ diunduh 8 Desember 2012) menyatakan bahwa,
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan kontekstual memiliki
beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama.
1) Implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia secara kontekstual
mementingkan aktualisasi prinsip-prinsip CTL dalam keseluruhan tahapan
pembelajaran (awal, inti, penutup).
2) Kegiatan pembelajaran yang bernuansa CTL lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa secara sinergis.
3) Pembelajaran bernuansa CTL menempatkan komunitas belajar sebagai bagian
sangat penting untuk mengaktualisasikan kemampuan berpikir dan berbahasa
sekaligus.
4) Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang
studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan
pembelajaran kontekstual dalam kelas cukup mudah untuk dilaksanakan.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kontekstual memberikan suasana
belajar yang kondusif bagi siswa karena konteks dan situasi belajar sesuai dengan
kehidupan siswa sehari-hari. Dengan konteks belajar yang dekat dengan dunia
siswa, penyerapan materi akan menjadi lebih mudah sehingga hasil belajar dapat
dituntut dengan standar tinggi. Di samping itu, penilaian hasil belajar siswa akan
dapat mencerminkan kemampuan yang sebenarnya jika penilaian dilakukan secara
autentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hasil belajar
siswa kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013 dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif belum maksimal. Pada
umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan topik, menyusun
kalimat, menyusun paragraf, dan menggunakan ejaan yang benar. Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi oleh siswa, penelitian yang dilakukan peneliti
difokuskan pada kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Sebagai
pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif, proses
pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.
Peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif siswa dilakukan dengan
pembelajaran berbasis kontekstual. Selain proses pembelajaran yang dilaksanakan
dengan memperhatikan komponen dan karakteristik dalam pembelajaran
kontekstual, pemilihan materi dan media pembelajaran pun juga disesuaikan
dengan karakteristik pembelajaran kontekstual. Materi pembelajaran yang
digunakan adalah materi-materi yang tidak jauh dengan lingkungan hidup siswa,
sedangkan media pembelajaran yang digunakan adalah iklan.
Iklan sebagai media yang menampilkan gambar dan tulisan adalah media
yang inofatif dan kreatif dapat membantu siswa dalam menemukan idea tau
gagasan dalam menulis paragraf persuasif. Pemilihan iklan sebagai media
pembelajaran disesuaikan dengan konteks dan situasi yang sedekat mungkin
dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa lebih mudah
mengembangkan pengetahuannya dan mampu mengaitkannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kehidupannya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis
kontekstual.
Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi). Data diperoleh dengan teknik tes dan nontes. Data yang diperoleh
dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas.
Untuk mengetahui perbedaan setiap siklus dilakukan uji statistik dengan uji
normalitas dan uji perbedaan dengan uji-t berpasangan (paired sample t-test).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Skema 2.1
Skema kerangka berpikir
KONDISI AWAL
TINDAKAN Uji-t
KONDISI AKHIR
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF
DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA
KELAS X-5 SEMESTER 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
1) Guru belum menggunakan pembelajaran
kontekstual
2) Guru tidak memberikan contoh paragraf
persuasif
3) Hanya 6 % siswa yang mendapat nilai tuntas
Proses pembelajaran berbasis
kontekstual.
Mempermudah menemukan ide atau
gagasan
Siswa mampu mengaitkan materi
dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki
Siklus I
Siklus
II
Skor
Skor
Diduga penggunaan pendekatan
pembelajaran berbasis kontekstual
dengan media iklan dapat meningkatkan
kemampuan menulis paragraf persuasif
pada siswa X-3 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang akan diajukan dalam
penelitian adalah:
Pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013 dalam menulis paragraf persuasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
atau classroom action research. Arikunto (2006:2) memandang penelitian
tindakan kelas sebagai bentuk penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, sehingga penelitian harus menyangkut upaya guru dalam bentuk
proses pembelajaran. Selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar,
penelitian tindakan kelas juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan
dosen dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran dan upaya untuk
meningkatkan aktivitas serta motivasi dan juga hasil belajar siswa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
paragraf persuasi dengan pembelajaran berbasis kontekstual.
Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif
ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut.
a. Perencanaan (planning), adalah persiapan program tindakan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa.
b. Tindakan (acting), adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya
peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Pengamatan (observing), adalah pengamatan terhadap siswa selama
pembelajaran menulis paragraf persuasi.
d. Refleksi (reflection), adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil
yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap
proses belajar mengajar selanjutnya.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-5, semester 2, tahun ajaran 2012/2013,
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Objek penelitian adalah pelaksanaan
pembelajaran menulis paragraf persuasif menggunakan metode pembelajaran
berbasis kontekstual.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada semester 2,
tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai
dengan Mei 2013.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan (dua jam
pelajaran). Pada akhir pertemuan diharapkan tujuan yang diinginkan dapat
tercapai dengan baik. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan
model Spiral Kemmis dan MC Taggart. Kusumah (2009:20-21) mengungkapkan
bahwa dalam model Spiral Kemmis dan MC Taggart proses tindakan penelitian
dilakukan secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat
perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan, Kemmis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan,
refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang
pemecahan permasalahan.
Skema 3.1
Desain PTK model Spiral Kemmis dan MC Taggart
3.4.1 Siklus I
a. Perencanaan
Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan terjabar sebagai berikut.
1) Menyusun lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dan pedoman wawancara bagi
siswa tentang tanggapan dan kesulitan yang dialami selama proses
pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti menyusun instrumen pengumpul
data untuk mengetahui karakteristik dan analisis kebutuhan siswa.
2) Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan
wawancara terhadap siswa dan guru kelas.
3) Menganalisis hasil observasi dan wawancara sebagai dasar untuk
menyususn silabus dan RPP.
4) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Observasi
Tindaka
n
Refleks
i
Perencanaan
SIKLUS
I
Perencanaan
Tindakan
Observas
i
Refleksi
dst
.
SIKLUS
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
5) Menyusun alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
setelah menggunakan pembelajaran berbasis kontekstual dalam kegiatan
pembelajaran menulis paragraf persuasif di kelas.
b. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada tahap
ini guru melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang
dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup.
a) Pendahuluan
Guru memberikan salam dan menyapa siswa, kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru menayangkan video iklan.
Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan
siswa berkaitan dengan permasalahan yang terdapat pada iklan.
b) Inti
Siswa berkelompok. Setiap kelompok beranggotakan empat sampai
dengan lima siswa.
Siswa mengamati iklan.
Siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam tayangan
iklan.
Siswa menemukan unsur persuasi dalam iklan.
Siswa mengembangan kalimat fakta, opini, dan ajakan berkaitan
dengan topik pada iklan.
Siswa menyusun paragraf persuasif secara berkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Perwakilan kelompok membacakan hasil tulisan kelompok, siswa lain
memberikan tanggapan.
Siswa bersama guru melakukan evaluasi terhadap paragraf persuasi
siswa.
Guru menjelaskan beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dan
kelebihan paragraf persuasi siswa.
Siswa menulis paragraf persuasi berdasarkan beberapa topik yang telah
guru sediakan.
c) Penutup
Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegaan materi terhadap
pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap
pembelajaran keterampilan menulis persuasi.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan
penelitian. Observasi dilakukan guna mengumpulkan data kegiatan guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aspekyang
diamati adalah perilaku siswa baik positif maupun negatif. Aspek positif
terdiri dari:
memperhatikan materi pelajaran,
keterlibatan siswa dalam setiap proses pembelajaran,
siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas,
keaktifan siswa di dalam kelas
sedangkan aspek negatif terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
siswa meremehkan kegiatan menulis,
siswa berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses pembelajaran
berlangsung,
siswa mengganggu teman,
siswa tidak bersemangat mengerjakan tugas.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang perlu
dipertahankan, ditingkatkan, diubah, atau pun ditiadakan dalam pelaksanaan
siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap
hasil tes, dan hasil observasi yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui:
kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran kontekstual yang
digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus I;
kelebihan dan kekurangan materi;
tindakan-tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran;
tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran.
3.4.2 siklus II
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama
dengan siklus I, hanya saja siklus II bertujuan untuk merevisi siklus I dan
menyususun tindakan dalam siklus II. Tindakan pada silklus II ditentukan
berdasarkan refleksi pelaksanaan siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus ini dimanfaatkan untuk menyusun RPP
dan instrumen pengumpulan data. Peneliti mempersiapkan rencana tindakan
berdasarkan evaluasi pada siklus I agar tujuan pembelajaran pada siklus II dapat
tercapai.
b. Tindakan
Pada awal pembelajaran guru bertanya kepada siswa tentang hambatan
atau kesulitan dalam menulis paragraf persuasi. Setelah itu siswa dikelompokkan
menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5-4 siswa. Seperti pada siklus I, siswa
mengamati sebuah iklan.
Setelah mengamati iklan, siswa berdiskusi untuk menemukan unsur
persuasi yang terdapat pada iklan. Proses selanjutnya adalah siswa membuat
paragraf persuasi dalam kelompok berdasarkan tema pada iklan. Proses
selanjutnya adalah perwakilan kelompok membacakan hasil tulisannya dan siswa
lain memberikan tanggapan. Setelah guru mengevaluasi hasil tulisan siswa, siswa
kembali mengamati iklan dan menulis paragraf persuasi secara individu.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan penelitian.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu kegiatan guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pedoman analisis yang
dipergunakan sama seperti yang digunakan pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d. Refleksi
Tahap refleksi digunakan untuk mengevaluasi tindakan siklus II. Pada
tahap ini, peneliti mendiskusikan haasil temuan selama proses pembelajaran.
Proses penyimpulan apakah indikator keberhasilan sudah tercapai atau belum juga
dilakukan pada tahap ini. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
peneliti akan merencanakan siklus III.
3.4.3 Siklus III
Jika hasil yang diperoleh kurang menunjukkan perubahan yang signifikan,
maka dapat dilakukan siklus ketiga. Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada
siklus ketiga pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang
dilakukan berbeda. Siklus III bertujuan merevisi siklus II dan menyususn tindakan
di siklus III. Tindakan pada siklus ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi
pelaksanaan siklus kedua. Disamping itu pelaksanaan siklus ini juga dilaksanakan
selama dua kali pertemuan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu
teknik tes dan nontes.
a. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
paragraf persuasi. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil kerja
siswa dalam menulis paragraf persuasif. Adapun aspek-aspek penilain tes sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
o Kesesuaian isi paragraf dengan permasalahan pada topik.
o Kemampuan mengorganisasi paragraf.
o Kelengkapan unsur kalimat dan pola kalimat.
o Penggunaan ejaan yang benar.
Berdasarkan teknik pengumpulan data dengan teknik tes, dapat disusun
instrumen pengumpulan data sebagai berikut ini.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang Anda miliki, buatlah
paragraf persuasif sesuai dengan topik dan permasalahan yang terdapat pada
gambar iklan tersebut dengan memperhatikan hal-hal berikut ini!
1) Isi paragraf sesuai dengan topik dan permaslahan pada gambar iklan.
2) Paragraf disusun dengan jelas dan sistematis.
3) Setiap kalimat memiliki pola dan unsur yang baik dan benar.
4) Pilihan kata dan ungkapan sesuai dengan tema dan permasalahan, serta
mengandung ajakan atau bujukan yang menarik.
5) Menggunakan ejaan yang benar.
b. Teknik Nontes
Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah:
o hasil observasi
Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran. Hal ini
untuk mengetahui beberapa media, metode, dan teknik yang digunakan guru
dalam pembelajaran.
o hasil wawancara
Wawancara dengan guru, hal ini bertujuan untuk mengetahui pandangan guru
terhadap materi, teknik, metode, dan media yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
o pengambilan gambar (foto)
Pengambilan gambar (foto) bertujuan agar semua kegiatan penelitian dapat
didokumentasikan sebagai data.
3.6 Instrumen Penelitian
a. Instrumen Observasi
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui fokus pembelajaran,
perhatian siswa, pengelolaan kelas, metode dan media pembelajaran, penataan
materi, penilaian, interaksi guru dan siswa, dan respon guru terhadap siswa.
Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Tabel 3.1
Instrumen Observasi untuk Guru
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS
SECARA UMUM
Sekolah : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Kelas :
Jam ke :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
No. Unsur yang Diobservasi Ya Tidak
1. Guru menguasai materi pembelajaran
2. Guru menyajikan materi dengan sistematis
3. Guru menyajikan materi dengan tuntas
4. Guru memilih metode pembelajaran dengan tepat
5. Metode pembelajaran diterapkan secara efektif
6. Guru memakai media
7. Guru sering bertanya kepada siswa
8. Guru umumnya duduk di kursi
9. Guru sering berjalan ke samping, tengah, dan
belakang
10. Guru menjawab berbagai pertanyaan siswa dengan
jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.2
Instrumen Observasi untuk Siswa
PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA DI DALAM KELAS
Sekolah : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Kelas :
Jam ke :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
No. A s p e k Keterangan
1. Siswa menjawab pertanyaan guru.
2. Siswa memahami topik dan
permasalahan dari iklan layanan
masyarakat.
3. Siswa dapat mengaitkan topik dengan
pengalaman.
4. Siswa dapat menyusun kalimat opini,
fakta, dan ajakan
5. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri
paragraf persuasi.
6. Siswa berdiskusi dalam menyusun
paragraf persuasi.
7. Siswa bertanya pada guru ketika
menemui kesulitan.
8. Siswa bertanya pada teman ketika
menemui kesulitan.
9. Siswa dapat bekerjasama dalam
mengerjakan tugas kelompok.
10. Siswa aktif mengungkapkan pendapat.
11. Perwakilan kelompok membacakan
hasil menulisnya
12. Siswa memberikan tanggapan dari
hasil menulis kelompok lain.
b. Instrumen Wawancara
Wawancara dilakukan dengan beberapa orang siswa kelas X-5 dan
guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pandangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
siswa dan guru terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama
ini, serta tanggapan guru terhadap masalah yang kerap muncul dalam kegiatan
belajar mengajar, metode, dan media yang biasa digunakan. Berikut ini
beberapa pedoman pertanyaan yang yang diajukan dalam wawancara dengan
guru dan siswa untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian
dilaksanakan.
Tabel 3.3
Pertanyaan untuk Guru dan Siswa
No. Pertanyaan untuk guru Pertanyaan untuk siswa
1. Apa sajakah yang perlu Anda
siapkan sebelum mengajar?
Apa pendapat Anda tentang pelajaran
bahasa Indonesia?
2. Materi apakah yang Anda gunakan
dalam pembelajaran menulis
paragraf persuasi?
Apakah guru bahasa Indonesia Anda
menguasai setiap materi yang diajarkan
dengan baik? Apa alasan Anda?
3. Berapa KKM yang harus dicapai
siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia?
Apakah guru Anda telah menyiapkan
materi dan media pembelajaran dengan
baik dan sistematis?
4. Aspek apa sajakah yang menjadi
prinsip penilaian kemampuan
menulis paragraf persuasi?
Apakah guru Anda sering
menyampaikan materi dengan ceramah?
5. Metode pembelajaran seperti
apakah yang anda gunakan dalam
pembelajaran menulis paragraf
persuasi?
Apakah guru Anda sering memberikan
kesempatan kepada Anda untuk
memecahkan sebuah permasalahan
melalui kerja sama dengan teman yang
lain?
6. Bagaimana hasil kemampuan siswa
dengan metode yang sudah
diterapkan? Apakah mencapai
KKM?
Apa pendapat Anda tentang
pembelajaran menulis paragraf persuasi
di dalam kelas?
7. Media apa yang Anda gunakan
dalam pembelajaran menulis
paragraf persuasi?
Adakah kesulitan yang Anda temukan
dalam pembelajaran menulis? Apa saja?
8. Kesulitan apa saja yang Anda temui
ketika mengajarkan keterampilan
menulis paragraf persuasi?
Pembelajaran seperti apakah yang Anda
inginkan untuk meningkatkan
keterampilan menulis paragraf pesuasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
c. Pretes Menulis
Pretes menulis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran
kemampuan menulis persuasi siswa. Dalam proses ini siswa diinstruksikan
untuk membuat paragraf persuasi, kemudian dilakukan analisis dan penilaian
hasil menulis siswa. Dari hasil tersebut akan diketahui kemampuan awal siswa
dalam menulis persuasi. Informasi tersebut berguna untuk mengetahui
seberapa jauh peningkatan hasil kemampuan menulis persuasi siswa pada
siklus I yang akan dilaksanakan.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan untuk menganalisis
data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil
observasi dan data prestasi belajar siswa. Analisis data ini mencakup
mengidentifikasi paragraf persuasi siswa berdasarkan kriteria penilaian persuasi
yang benar. Berdasarkan hasil identifikasi, akan ditentukan kualitas tulisan siswa.
Tahap akhir adalah penilaian dan pemberian skor pada hasil tulisan siswa.
3.7.1 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis kualitatif yang diperoleh
dari hasil nontes. Data yang dianalisis adalah aktivitas siswa di kelas saat
pembelajaran berlangsung.
3.7.2 Teknik Kuantitatif
a. Analisis kemampuan menulis paragraf persuasif siswa
Skor yang diperoleh
Nilai = X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Paragraf Persuasi
No. Unsur yang
dinilai
Bobot Skala Kriteria Kategori
1.
Isi paragraf 10 5
4
3
2
1
1) sesuai dengan tema, 2) sesuai
dengan permasalahan, 3) disertai
opini, 4) disertai ajakan,dan 5)
disertai fakta atau bukti yang
mendukung.
1) sesuai dengan tema, 2) sesuai
dengan permasalahan, 3) disertai
opini, 4) disertai ajakan, namun
fakta yang mendukung
kurang.
1) sesuai dengan tema, 2)
disertai opini, namun kurang
relevan dengan permasalahan,
fakta kurang mendukung.
1) disertai opini, 2) disertai fakta
dan ajakan, namun kurang
sesuai dengan tema dan
permasalahan.
Isi tidak berkaitan dengan tema
dan permasalahan.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
2. Organisasi
paragraf
4 5
4
3
2
Paragraf ditulis dengan jelas,
padat, tertata dengan baik, antar
kalimat relevan dan sistematis.
Paragraf ditulis dengan jelas,
padat, tertata dengan baik,
maksimal terdapat tiga
kalimat yang tidak relevan.
Tulisan kurang jelas, kurang
tertata dengan baik, dan
maksimal terdapat enam
kalimat yang tidak relevan.
Tulisan sulit dipahami dan antar
kalimat tidak relevan.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1 Tulisan tidak jelas, tidak
lengkap, dan tidak dapat
dimengerti.
Sangat
kurang
baik
3. Pola kalimat 2 5
4
3
2
1
Dalam kalimat terdapat unsur
subjek, predikat, objek, dan
keterangan, struktur kalimat
tepat dan mudah dipahami,
penggunaan konjungsi antar
kalimat tepat.
Dalam kalimat unsur terdapat
subjek, predikat, (objek,
pelengkap, dan keterangan),
terdapat maksimal tiga kalimat
dengan struktur yang kurang
tepat, penggunaan konjungsi
antar kalimat tepat.
Dalam kalimat terdapat unsur
subjek dan predikat, maksimal
terdapat lima struktur kalimat
dan konjungsi antar kalimat
tidak tepat, tetapi masih dapat
dipahami.
Unsur kalimat tidak lengkap,
struktur kalimat dan konjungsi
antar kalimat kacau, makna
kalimat sulit dimengerti.
Pola kalimat kacau, unsur
kalimat tidak lengkap, dan
kalimat tidak dapat dipahami.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
4. Pilihan kata 2 5
4
Pilihan kata dan ungkapan tepat,
sesuai dengan tema dan gagasan
yang ingin diungkapkan,
mengandung ajakan, bujukan,
atau rayuan yang menarik.
Pilihan kata dan ungkapan tepat,
sesuai dengan tema,
mengandung ajakan, bujukan,
atau rayuan tetapi kurang
menarik.
Sangat
baik
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3
2
1
Terdapat maksimal lima ilihan
kata dan ungkapan kurang
tepat, tetapi masih dapat
diterima.
Pilihan kata dan ungkapan tidak
tepat, tidak sesuai tema.
Pilihan kata tidak berkaitan
dengan tema.
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
5. Ejaan 2 5
4
3
2
1
Menguasai aturan penulisan
(huruf kapital, tanda baca, dan
kata ulang) terdapat maksimal
dua kesalahan ejaan.
Kurang menguasai aturan
penulisan (huruf kapital, tanda
baca, dan kata ulang) terdapat
maksimal empat kesalahan
ejaan.
Kurang menguasai aturan
penulisan (huruf kapital, tanda
baca, dan kata ulang) terdapat
maksimal enam kesalahan
ejaan.
Lebih dari enam penulisan
huruf kapital, penggunaan tanda
baca, dan penulisan kata ulang
yang tidak tepat.
Penggunaan tanda baca tidak
tepat, banyak kesalahan ejaan,
sulit dimengerti.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Perhitungan uji-t
Uji-t dilakukan untuk mengetahui berbedaan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa pada kondisi awal dan kondisi akhir. Nurgyantoro (2009:111) menyatakan
bahwa rumus uji-t yang dapat diterapkan untuk mencari perbedaan nilai rata-rata
tes kemampuan berbahasa tidak sama, penerapan rumus uji-t disesuaikan dengan
jenis subjeknya. Rumus uji-t yang diterapkan dalam penelitian ini adalah rumus
uji-t berpasangan. Rumus uji-t berpasangan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
D : perbedaan skor rata-rata (X1-X2)
∑ D : jumlah perbedaan skor kedua tes
n : jumlah subjek
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes
pembelajaran menulis persuasi siswa. Peningkatan hasil menulis ini menunjukkan
peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi. Keberhasilan
tindakan tidak hanya ditekankan pada hasil akhir yang dicapai melainkan juga
pada proses berlangsungnya penelitian. Indikator keberhasilan sebagai tolok ukur
ketercapaian target penerapan tindakan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.5
Indikator Keberhasilan
No. Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1. Kemampuan
siswa dalam
menulis
paragraf
persuasive
0% siswa yang
mencapai KKM
dalam
kompetensi dasar
menulis paragraf
persuasif
50% siswa
mencapai KKM
dalam
kompetensi dasar
menulis paragraf
persuasif
75% siswa
mencapai KKM
dalam
kompetensi dasar
menulis paragraf
persuasive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan proses penelitian yang
telah dilaksanakan. Hal-hal yang akan diuraikan pada bab ini meliputi hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan dipaparkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa
kelas X-5 semester 2 tahun ajaran 2012/2013 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. Hasil penelitian yang akan
diuraikan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes dan nontes pada siklus I
dan siklus II. Data berupa hasil menulis paragraf persuasif siswa. Data tes
disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam
bentuk deskriptif dengan sistem penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan analisis.
4.1.1 Siklus I
a. Hasil Tes
Sebelum tindakan pada siklus I dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
mengadakan tes kemampuan awal yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal
26 April 2013. Tes kemampuan awal dilaksanakan sebanyak satu kali
pertemuan. Siswa yang terlibat adalah siswa kelas X-5 semester 2 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa
sebanyak 35 orang. Tes tersebut dilaksanakan peneliti untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum tindakan pada siklus I dan siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dilaksanakan. Hasil tes kemampuan awal yang dilaksanakan peneliti dapat
dilihat pada grafik berikut.
Diagram 4.1
Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas
X-5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Dalam pedoman penilaian yang telah ditetapkan oleh peneliti, terdapat
lima aspek yang akan dinilai pada hasil tes tertulis siswa, yaitu isi paragraf,
organisasi paragraf, pola kalimat, pilihan kata, dan ejaan. Setiap aspek akan
diberikan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Setiap aspek tersebut memiliki
bobot yang berbeda-beda, aspek isi paragraf memiliki bobot 10, aspek
organisasi paragraf memiliki bobot 4, aspek pola kalimat, pilihan kata, dan
ejaan memiliki bobot 2.
Berdasarkan data tersebut, pada aspek isi paragraf, sebanyak 6 siswa
memperoleh skor 2, sebanyak 20 siswa memperoleh skor 3, sebanyak 9 siswa
mendapat skor 4, dan tidak terdapat siswa yag memperoleh skor 1 maupun 5.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek isi
paragraf kemampuan siswa dalam mengembangkan ide dalam paragraf
0
5
10
15
20
25
30
Isi Paragraf
Organisasi Paragraf
Pola Kalimat
Pilihan Kata
Ejaan
Jum
lah
sis
wa
Indikator
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
persuasif belum dapat dikatakan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
tulisan siswa yang menunjukkan kurangnya pemahaman siswa tentang
paragraf persuasif, baik dari segi informasi yang diberikan maupun unsur-
unsur dalam persuasif.
Pada aspek organisasi paragraf tidak terdapat siswa yang memperoleh
skor 1, sebanyak 4 siswa meperoleh skor 2, 24 siswa memperoleh skor 3, 7
siswa mendapat skor 4, dan tidak terdapat siswa yang memperoleh skor 5.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek
organisasi paragraf kemampuan siswa dalam menyusun paragraf kurang baik.
Siswa belum mampu menyusun paragraf secara runtut dan masih terdapat
kalimat-kalimat yang tidak relevan dengan kalimat yang lain. Hal tersebut
menyebabkan tulisan siswa tidak dapat dipahami dengan baik. Beberapa hasil
tulisan siswa juga kurang dapat terbaca karena tulisan yang kurang jelas dan
rapi.
Pada aspek pola kalimat tidak terdapat siswa yang memperoleh skor 1,
sebanyak 3 siswa memperoleh skor 2, 22 siswa memperoleh skor 3, 10 siswa
mendapat skor 4, dan tidak terdapat siswa yang memperoleh skor 5.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek pola
kalimat kemampuan siswa dalam menyusun kalimat kurang baik. Siswa
cenderung menyusun kalimat dengan unsur yang tidak lengkap.
Pada aspek pilihan kata tidak terdapat siswa yang memperoleh skor 1,
sebanyak 1 siswa mendapat skor 2, 24 siswa mendapat skor 3, 10 siswa
mendapat skor 4 dan tidak terdapat siswa yangmemperoleh skor 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek pilihan
kata kemampuan siswa dalam menggunakan kata dalam karangannya cukup
baik. Siswa cukup mampu menggunakan kata yang sesuai dengan topik,
namun siswa masih kurang mampu menggunakan kata yang sesuai dengan ide
atau gagasan yang ingin diungkapkannya.
Pada aspek ejaan tidak terdapat siswa memperoleh skor 1, sebanyak 4
siswa memperoleh skor 2, 16 siswa memperoleh skor 3, 15 siswa mendapat
skor 4 dan tidak terdapat siswa yang memperoleh skor 5. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek ejaan kemampuan siswa
dalam menggunakan ejaan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak
banyaknya kesalahan penggunaan ejaan siswa, hanya beberapa siswa yang
masih melakukan kesalahan penggunaan ejaan dan menyingkat kata.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas
X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
dalam menulis paragraf persuasif masih dalam kategori kurang baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari aspek isi paragraf, organisasi paragraf, pola kalimat,
pilihan kata, dan ejaan. Faktor penyebabnya antara lain karena siswa kesulitan
dalam menangkap permasalahan dalam topik, dan siswa belum benar-benar
memahami persuasi serta unsur-unsurnya. Akibatnya, informasi yang
dihasilkan dari tulisan siswa kurang maksimal dan kurang sesuai dengan
permasalahan yang terdapat pada topik.
Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada hari
Rabu, 24 April 2013. Siswa yang terlibat dalam siklus I yaitu siswa kelas X-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
semester 2 SMP Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Pada
siklus ini siswa membuat paragraf persuasif baik secara individu maupun
berkelompok. Berikut diagram hasil kemampuan menulis paragraf persuasif
siswa pada siklus I.
Diagram 4.2
Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas X-5
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus I
Data tersebut menunjukkan hasil kemampuan menulis paragraf
persuasif siswa setiap aspek pada siklus I. Dalam aspek isi paragraf sebanyak
1 siswa memperoleh skor 2, 3 siswa memperoleh skor 3, 21 siswa mendapat
skor 4, dan 8 siswa memperoleh skor 5. Dari data tersebut menunjukkan
terjadinya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif dari aspek isi
paragraf. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil menulis siswa yang
menunjukkan peningkatan dalam menangkap permasalahan pada topik dan
peningkatan kemampuan mengembangkan paragraf sesuai dengan topik.
Pada aspek organisasi paragraf terdapat sebanyak 13 siswa
memperoleh skor 3, 19 siswa memperoleh skor 4, dan 1 siswa mendapat skor
0
5
10
15
20
25
Isi Paragraf Organisasi Paragraf
Pola Kalimat
Pilihan Kata
Ejaan
Jum
lah
Sis
wa
Indikator
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam aspek
organisasi paragraf. Hasil kemampuan menulis siswa menunjukkan
peningkatan pada penyusunan tiap kalimat yang relevan dalam paragraf.
Hanya saja masih ada beberapa hasil menulis siswa kurang dapat dipahami
karena tulisan yang kurang rapi.
Pada aspek pola kalimat terdapat sebanyak 1 siswa memperoleh skor 2,
19 siswa memperoleh skor 3, 10 siswa mendapat skor 4, dan 3 siswa
mendapat skor 5. Pada aspek ini terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam
menyusun kalimat. Dalam hal ini siswa mampu menyusun kalimat dengan
unsur yang lengkap namun pola kalimat belum tersusun sempurna. Hal
tersebut menyebabkan tulisan siswa tidak mudah dipahami namun masih
dapat diterima.
Pada aspek pilihan kata terdapat sebanyak 1 siswa memperoleh skor 2,
19 siswa memperoleh skor 3, 11 siswa memperoleh skor 4, dan 2 siswa
memperoleh skor 5. Dari data tersebut terlihat peningkatan kemampuan siswa
pada aspek pilihan kata dibandingkan sebelum dilakukan tindakan. Siswa
mampu menggunakan kata yang sesuai dengan topik dan ide atau gagasan
yang ingin diungkapkannya.
Pada aspek ejaan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 siswa
memperoleh skor 2, 14 siswa memperoleh skor 3, 14 siswa memperoleh skor
4, dan 3 siswa mendapat skor 5. Kemampuan siswa pada aspek ejaan
mengalami peningkatan dibandingkan data yang diperoleh sebelum dilakukan
tindakan siklus I. Hal tersebut terlihat dari data yang menunjukan sejumlah 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
siswa memperoleh skor dalam kategori sangat baik, dan peningkatan
kemampuan rata-rata siswa dalam aspek ejaan.
Aspek yang dinilai masih kurang dan belum meningkat secara
signifikan adalah aspek pola kalimat. Hal tersebut disebabkan banyaknya
kesalahan pola kalimat yang disusun oleh siswa dan kalimat-kalimat yang
tidak memiliki unsur yang lemngkap. Beberapa faktor yang menyebabkan hal
tersebut terjadi adalah (1) pada saat proses pembelajaran guru belum
membahas tentang pola kalimat yang benar, (2) terbatasnya waktu untuk siswa
membaca contoh-contoh paragraf dengan pola kalimat yang benar, (3) siswa
tidak dibiasakan menyusun kalimat dengan pola yang benar sebelumnya.
b. Hasil Nontes
Data hasil nontes diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi
foto. Observasi dan dokumentasi foto dilakukan saat proses pelaksanaan
tindakan berlangsung. Observasi dilakukan dengan bantuan guru mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas X-5.
1) Hasil observasi
Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung dan
difokuskan pada pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan
pembelajaran berbasis kontekstual. Dari hasil pengamatan observer
(guru mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai observer) sebagian
besar siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias. Siswa mengikuti
semua instruksi yang diberikan guru. Observasi dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengisi lembar observasi oleh observer. Data yang diperoleh dari hasil
observasi pada siklus I sebagai berikut.
Guru membuka pelajaran dengan memeriksa kehadiran siswa
dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru
memberikan apersepsi tentang persuasif. Apersepsi yang diberikan
guru adalah dengan menayangkan video tentang layanan masyarakat
hemat energi, kemudian guru memberikan pertanyaan berkaitan
dengan topik pada iklan dengan pengetahuan dan pengalaman siswa.
Respon siswa terhadap apersepsi yang diberikan guru cukup positif.
Hal ini terlihat dari sikap siswa yang memberikan respon positif saat
guru membuka pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
Sebelum melakukan pembahasan materi, guru terlebih dahulu
menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam
pembelajaran berbasis kontekstual. Alokasi waktu yang dibutuhkan
untuk proses pembelajaran cukup. Setiap langkah pembelajaran
terlaksana dengan cukup baik.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I menggunakan gambar iklan
sebagai media pembelajaran. Iklan dipandang dapat dijadikan media
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran berbasis kontekstual.
Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh
pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual yaitu (a) berkaitan
dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari dan lingkungan terdekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
siswa, (b) peristiwa yang terjadi bersifat aktual dan faktual, (c)
memanfaatkan berbagai media yang sealamiah mungkin, (d)
pengembangan materi berbasis masalah dan bersifat original. Iklan
yang dipilih merupakan iklan yang memiliki topik berkaitan dengan
konteks kehidupan siswa sehari-hari dan lingkungan terdekat siswa
serta mengangkat permasalahan yang aktual dan faktual. Dengan
media iklan, materi dapat dikembangkan dengan berbasis masalah.
Pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kekurangan yaitu, (1)
penegasan materi belum diberikan secara mendalam, (2) siswa kurang
memahami instruksi yang diberikan guru pada awal pelajaran, (3)
siswa belum terbiasa bekerja dalam kelompok, dan (4) sebagian besar
siswa tidak fokus dalam mengikuti pelajaran.
Tabel 4.1
Hasil Observasi Proses Pembelajaran dalam Siklus I
No. A s p e k Keterangan
1. Siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa antusias menjawab pertanyaan
guru berkaitan dengan pengalaman
siswa.
2. Siswa memahami topik dan
permasalahan dari iklan layanan
masyarakat.
Siswa mampu menjawab pertanyaan
guru berkaitan topik dan
permasalahan pada iklan.
3. Siswa dapat mengaitkan topik
dengan pengalaman.
Siswa mampu menceritakan
pengalamannya berkaitan dengan
topik.
4. Siswa dapat menyusun kalimat
opini, fakta, dan ajakan
Siswa kurang memahami instruksi
yang diberikan, namun selanjutnya
siswa mampu menyusun kalimat
fakta, opini, dan ajakan berkaitan
dengan topik.
5. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri Siswa berdiskusi untuk menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
paragraf persuasi. ciri-ciri paragraf persuasi
6. Siswa berdiskusi dalam menyusun
paragraf persuasi.
Masih banyak kelompok yang
anggotanya belum dapat berdiskusi
dengan baik.
7. Siswa bertanya pada guru ketika
menemui kesulitan.
Beberapa siswa bertanya kepada
guru ketika menemui kesulitan.
8. Siswa bertanya pada teman ketika
menemui kesulitan.
Beberapa siswa bertanya jawab
dalam kelompok.
9. Siswa dapat bekerjasama dalam
mengerjakan tugas kelompok.
Beberapa kelompok saja yang
mampu bekerjasama dengan baik.
10. Siswa aktif mengungkapkan
pendapat.
Tidak banyak siswa yang mau dan
berani mengungkapkan pendapatnya.
11. Perwakilan kelompok
membacakan hasil menulisnya
Tidak semua kelompok, karena
terbatasnya waktu.
12. Siswa memberikan tanggapan dari
hasil menulis kelompok lain.
Tidak semua siswa mampu
memberikan tanggapan dengan baik.
2) Hasil dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu data yang penting sebagai
bukti terjadinya suau kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran
menulis paragraf persuasi dengan pembelajaran berbasis kontekstual.
Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain
dengan wawancara dan observasi. Pendokumentasian dalam penelitian
ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
berlangsung. Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan siswa pada
siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 1: Peneliti Bertanya Jawab dengan Siswa Tentang Paragraf
Gambar 2: Siswa berdiskusi dalam kelompok
Gambar 2: Siswa berdiskusi kelompok didampingi guru
Gambar 1 dan 2 diambil saat pelaksanaan siklus I. Dalam
penelitian ini peneliti bertindak langsung sebagai guru. Pada
pembelajaran ini guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
memancing perhatian siswa. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan juga
diberikan dengan tujuan siswa dapat mengaitkan materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
disampaikan guru dengan pengetahuan dan pengalaman siswa. Proses
pembelajaran selanjutnya adalah guru memberikan sebuah iklan
layanan masyarakat kepada siswa, kemudian siswa menemukan unsur-
unsur dan ciri-ciri persuasi. Setelah itu, siswa berdiskusi untuk
membuat kalimat opini, fakta, dan ajakan untuk kemudian
dikembangkan menjadi paragraf.
Gambar 3: Siswa perwakilan kelompok membacakan hasil menulis
dalam kelompoknya di depan kelas dengan topik hemat energi
Gambar 3 diambil pada siklus I dilaksanakan. Setelah siswa
berdiskusi dalam kelompok, perwakilan siswa dalam kelompok
membacakan hasil menulisnya di depan kelas kemudian siswa dari
kelompok lain memberikan tanggapan.
Gambar 4: Siswa menulis mengerjakan tugas individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.1.2 Siklus II
a. Hasil tes
Siklus II dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada hari
Rabu, 1 Mei 2013. Siswa yang terlibat dalam siklus II yaitu siswa kelas X-5
semester 2 SMP Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Pada
siklus ini siswa membuat paragraf persuasif baik secara individu maupun
berkelompok. Berikut diagram hasil kemampuan menulis paragraf persuasif
siswa pada siklus I.
Diagram 4.3
Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Siswa Kelas X-5
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus II
Data tersebut menunjukkan hasil kemampuan menulis paragraf persuasif
siswa setiap aspek pada siklus II. Dalam aspek isi paragraf terdapat sebanyak
19 siswa memperoleh skor 4, dan 13 siswa memperoleh skor 5. Dari data
tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada aspek isi paragraf setelah
pelaksanaan tindakan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari skor baik dan
sangat baik yang diperoleh siswa. Siswa mampu menangkap permasalahan
0
10
20
30
Isi Paragraf
Organisasi Paragraf
Pola Kalimat
Pilihan Kata
Ejaan
Jum
lah
Sis
wa
Indikator
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pada topik dan mengembangkannya dalam paragraf dengan unsur-unsur
persuasif yang lengkap.
Pada aspek organisasi paragraf sebanyak 4 siswa memperoleh skor 3, 23
siswa memperoleh skor 4, dan 5 siswa mendapat skor 5. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam aspek ketepatan
organisasi paragraf mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik menurun,
sedangkan jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori baik dan
sangat baik meningkat. Susunan tiap kalimat pada hasil menulis paragraf
persuasif siswa relevan dan mudah dipahami.
Pada aspek pola kalimat sebanyak 7 siswa memperoleh skor 3, 19 siswa
memperoleh skor 4, dan 6 siswa memperoleh skor 5. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada aspek pola kalimat
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan
jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik meningkat.
Hasil penyusunan kalimat pada paragraf lengkap dan mudah dipahami.
Pada aspek pilihan kata sebanyak 6 siswa memperoleh skor 3, 23 siswa
memperoleh skor 4, dan 3 siswa mendapat skor 5. Dari data tersebut
menunjukkan adanya peningkatan pada aspek pilihan kata setelah pelaksanaan
tindakan siklus II. Siswa mampu menggunakan kata yang sesuai dengan topik
dan sesuai dengan ide atau gagasan yang ingin diungkapkannya. Siswa juga
mampu menggunakan pilihan kata yang menarik dalam bentuk kalimat ajakan
maupun opini untuk mendukung paragrafnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada aspek ejaan sebanyak 8 siswa memperoleh skor 3, 19 siswa
memperoleh skor 4, dan 5 siswa memperoleh skor 5. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada aspek ejaan
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan
jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik meningkat.
Jumlah siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori sangat baik meningkat
menjadi 5 orang.
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
setelah tindakan siklus II dilaksanakan, kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasif mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil siswa yang semakin meningkat
dari sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Siswa yang mendapatkan skor
dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik dari kelima aspek yang
dinilai semakin menurun. Faktor-faktor yang mendukung peningkatan
kemampuan siswa dalam membaca tabel dan diagram pada siklus II adalah (1)
hasil refleksi guru dan peneliti terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, (2)
penggantian jenis media pembelajaran, dan (3) penyampaian materi.
b. Hasil nontes
Pada siklus II data nontes diperoleh sama seperti pada siklus I, yaitu dari
hasil observasi dan dokumentasi foto. Hasil selengkapnya akan dijelaskan
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1) Hasil observasi
Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung dan difokuskan
pada pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan pembelajaran berbasis
kontekstual. Dari hasil pengamatan observer (guru mata pelajaran bahasa
Indonesia sebagai observer) sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran
dengan antusias. Siswa mengikuti semua instruksi yang diberikan guru.
Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi oleh observer. Data
yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus I sebagai berikut.
Guru membuka pelajaran dengan memeriksa kesiapan siswa dan
memeriksa kehadiran siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru
memberikan apersepsi. Pada saat apersepsi, guru menyampaikan bahwa nilai
siswa pada siklus I belum memuaskan, sehingga materi tersebut akan
diperdalam pada siklus II. Respon siswa terhadap apersepsi yang diberikan
guru cukup positif. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang memberikan respon
saat guru membuka pelajaran.
Pada siklus II langkah pembelajaran tidak jauh berbeda dengan siklus I.
Siklus II guru menggunakan media pembelajaran berupa video iklan untuk
menarik perhatian siswa. Siswa terlihat bersemangat saat menyimak dan
menganalisis iklan pada viseo yang ditayangkan. Guru menjelaskan langkah-
langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Siswa memahami
prosedur pelaksanaan dan instruksi yang diberikan guru.
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak sesuai
dengan perencanaan. Waktu pelaksanaan terpotong karena siswa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
berpindah ke kelas lain akibat multimedia dalam kelas X-5 tidak dapat
dipergunakan. Hal tersebut berakibat pada tugas individu siswa yang dijadikan
pekerjaan rumah karena waktu tidak memungkinkan untuk siswa
menyelesaikan tugas menulis individunya saat itu juga.
Tabel 4.2
Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II
No. A s p e k Keterangan
1. Siswa menjawab pertanyaan
guru.
Siswa menjawab pertanyaan guru
berkaitan dengan pengalaman siswa.
2. Siswa memahami topik dan
permasalahan dari iklan layanan
masyarakat.
Siswa memahami topik dan
permasalahan pada iklan.
3. Siswa dapat mengaitkan topik
dengan pengalaman.
Siswa mampu menceritakan
pengalamannya berkaitan dengan
topik.
4. Siswa dapat menyusun kalimat
opini, fakta, dan ajakan
Siswa menemukan kalimat opini,
fakta, dan ajakan pada iklan.
5. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri
paragraf persuasi.
Siswa menyebutkan ciri-ciri paragraf
persuasi.
6. Siswa berdiskusi dalam
menyusun paragraf persuasi.
Siswa berdiskusi dengan baik,
dengan dampingan guru lebih
banyak.
7. Siswa bertanya pada guru ketika
menemui kesulitan.
Beberapa siswa bertanya kepada
guru ketika menemui kesulitan.
8. Siswa bertanya pada teman ketika
menemui kesulitan.
Siswa bertanya jawab dalam
kelompok.
9. Siswa dapat bekerjasama dalam
mengerjakan tugas kelompok.
Hampir semua siswa yang mampu
bekerjasama dengan baik.
10. Siswa aktif mengungkapkan
pendapat.
Siswa aktif mengungkapkan
pendapatnya.
11. Perwakilan kelompok
membacakan hasil menulisnya
Perwakilan semua kelompok
membacakan hasil menulisnya.
12. Siswa memberikan tanggapan
dari hasil menulis kelompok lain.
Banyak siswa yang mampu
memberikan tanggapan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2) Hasil dokumentasi
Setelah penelitian pada siklus I dilaksanakan dan hasil tes tertulis siswa
telah diketahui, peneliti melanjutkan penelitian siklus II karena hasil tes
tertulis pada siklus I belum mencapai target yang ditentukan. Aktivitas siswa
selama proses pembelajaran didokumentasikan sebagai bukti bahwa proses
pembelajaran benar-benar dilaksanakan. Berikut adalah hasil dokumentasi
kegiatan siswa pada siklus II.
Gambar 4: Siswa menyimak videoiklan produk air mineral
3) Gambar 5: Siswa berdiskusi dalam kelompok
Gambar 4 menunjukkan kegiatan siswa menyimak video iklan produk
air mineral. Gambar 5 adalah kegiatan diskusi siswa dalam kelompok.
Kegiatan diskusi didampingi oleh guru dengan tujuan agar siswa mampu
berdiskusi dengan baik. Pada siklus II media yang dipergunakan berbeda
dengan siklus I. Setelah penelitian siklus I dilakukan, hasil refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menunjukkan bahwa perhatian siswa menurun dan kurang fokus selama proses
pembelajaran berlangsung. Dari hasil tersebut maka dilakukan penggantian
media pembelajaran dengan tujuan lebih memfokuskan perhatian siswa.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan dibahas kemampuan siswa dalam pembelajaran
menulis paragraf persuasif. Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan untuk
menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu,
bagaimana peningkatan keterampilan siswa kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam menulis paragraf persuasif
dengan pembelajaran berbasis kontekstual.
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Paragraf Persuasif
Data tes tertulis siswa dalam menulis paragraf persuasif diambil dari nilai
setiap aspek yang telah ditentukan dalam pedoman penilaian. Aspek-aspek yang
dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu, isi paragraf, organisasi paragraf, pola
kalimat, pilihan kata, dan ejaan. Berikut ini peningkatan kemampuan siswa pada
setiap aspek penilaian dari kondisi awal sampai kondisi akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a. Isi paragraf
Diagram 4.4
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
untuk Aspek Isi Paragraf
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek
isi paragraf. Aspek isi paragraf merupakan aspek dengan bobot tertinggi dalam
pedoman penilaian yang ditetapkan, karena dari aspek ini peneliti dapat
mengetahui sejauh mana siswa memahami dan membuat paragraf persuasi,
serta bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual
terhadap kemampuan siswa. Kriteria penilaian aspek isi paragraf dalam
pedoman penilaian yang ditetapkan yaitu hasil menulis paragraf persuasif
siswa dari segi isi sesuai dengan tema atau topik dan permasalahan, disertai
dengan fakta atau bukti dan opini yang mendukung. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal, isi paragraf persuasif
siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, karena informasi isi paragraf
kurang sesuai dengan permasalahan pada topik. Banyak hasil tulisan siswa
belum menyertakan unsur-unsur persuasi dengan lengkap.
0
5
10
15
20
25
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jum
lah
sis
wa
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Faktor-faktor yang menyebabkan isi paragraf siswa belum sesuai
dengan yang diharapkan pada kondisi awal yaitu, (1) siswa belum memahami
unsur-unsur paragraf persuasif, (2) guru belum memberikan contoh paragraf
persuasif yang cukup, (3) siswa kurang antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Setelah tindakan siklus I dilaksanakan, berdasarkan data jumlah siswa
yang mendapat skor dalam kategori baik dan sangat baik mengalami
peningkatan. Pada kondisi awal jumlah siswa yang memperoleh skor dalam
kategori baik sebanyak 9 orang, meningkat menjadi 19 orang pada siklus I.
Pada kondisi awal tidak terdapat siswa yang memperoleh skor dalam kategori
sangat baik, sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi
sebanyak 8 siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kualitas isi paragraf siswa mengalami peningkatan dibandingkan kondisi awal.
Faktor-faktor yang menyebabkan kualitas isi paragraf persuasif siswa
mengalami peningkatan pada siklus I yaitu, (1) media dan materi
pembelajaran yang digunakan memudahkan siswa menangkap permasalahan,
(2) siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran dibandingkan pada
kondisi awal, (3) siswa memperoleh lebih banyak contoh paragraf persuasif.
Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, jumlah siswa yang
memperoleh skor dalam kategori sangat baik mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I jumlah siswa yang memperoleh
skor dalam kategori sangat baik sebanyak 8 orang, sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 13 orang. Peningkatan isi paragraf siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dilihat dari kesesuaian idea tau gagasan dengan permasalahan pada topik yang
diberikan, serta kelengkapan unsur persuasi.
Faktor-faktor yang menyebabkan kualitas isi paragraf siswa lebih
meningkat yaitu, (1) siswa sangat antusias dan penuh perhatian saat
pembelajaran berlangsung, (2) siswa mampu mengembangkan gagasannya
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, (3) isi paragraf
siswa sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada topik serta memiliki
kelengkapan unsur persuasi.
b. Organisasi paragraf
Diagram 4.5
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
untuk Aspek Organisasi Paragraf
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek
organisasi paragraf. Kriteria penilaian untuk aspek organisasi paragraf dalam
pedoman penilaian yaitu, siswa mampu menulis paragraf persuasif dengan jelas,
padat, tertata dengan baik, dan sistematis. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam menyusun paragraf pada kondisi awal belum
0
5
10
15
20
25
30
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jum
lah
sis
wa
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
sesuai dengan yang diharapkan. Paragraf yang dibuat siswa belum tertata dengan
baik dan belum sistematis.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemampuan siswa dalam menyusun
paragraf persuasif belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu, (1) siswa belum
mampu mengungkapkan gagasan secara sistematis, (2) beberapa siswa belum
mampu membuat kalimat yang relevan, (3) beberapa siswa tidak menyusun
paragraf dengan baik dan serius.
Setelah tindakan siklus I dilakukan, terdapat peningkatan jumlah siswa
yang memperoleh skor dalam kategori baik dan sangat baik. Pada kondisi awal
hanya terdapat 7 siswa yang memperoleh skor dalam kategori baik, dan
meningkat menjadi 19 orang pada siklus I. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan pada kemampan siswa dalam menyusun paragraf. Siswa
mampu menyusun paragraf dengan jelas dan tertata dengan baik. Sebagian siswa
sudah mampu menyusun paragraf dengan sistematis.
Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, kemampuan siswa dalam
menyusun paragraf mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal
tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh
skor dalam kategori baik dan sangat baik. Pada siklus II jumlah siswa yang
memperoleh skor dalam kategori baik meningkat menjadi 23 orang, sedangkan
jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik meningkat
menjadi 5 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan pada kemampuan siswa
dalam menyusun paragraf yaitu, (1) siswa sudah mampu membuat kalimat yang
relevan, (2) siswa sudah mampu mengungkapkan gagasannya dengan sistematis.
c. Pola kalimat
Diagram 4.6
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
untuk Aspek Pola Kalimat
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek
pola kalimat. Kriteria penilaian untuk aspek pola kalimat dalam pedoman
penilaian yaitu, siswa mampu menyusun kalimat dengan unsur yang lengkap,
struktur kalimat tepat, dan mudah dipahami serta menggunakan konjungsi antar
kalimat dengan tepat. Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam menyusun kalimat pada kondisi awal belum sesuai dengan yang
diharapkan. Kalimat yang dibuat siswa belum memiliki unsur yang lengkap serta
belum terstruktur dengan baik.
Setelah tindakan siklus I dilakukan, terdapat peningkatan jumlah siswa
yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik. Pada kondisi awal tidak
terdapat siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik, dan meningkat
0
5
10
15
20
25
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jum
lah
sis
wa
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menjadi 3 orang pada siklus I. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan pada kemampan siswa dalam menyusun kalimat. Siswa mampu
menyusun kaliamat dengan unsur yang hampir lengkap dan konjungsi yang tepat.
Sebagian siswa sudah mampu menyusun kalimat dengan sistematis.
Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, kemampuan siswa dalam
menyusun kalimat mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal
tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh
skor dalam kategori baik dan sangat baik. Pada siklus II jumlah siswa yang
memperoleh skor dalam kategori baik meningkat menjadi 19 orang, sedangkan
jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik meningkat
menjadi 6 orang.
Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan pada kemampuan siswa
dalam menyusun paragraf yaitu, (1) sebagian besar siswa sudah mampu membuat
kalimat dengan unsur yang lengkap, (2) siswa sudah mampu menyusun kalimat
dengan struktur yang tepat dan mudah dipahami, (3) siswa sudah mampu
menggunakan konjungsi antar kalimat dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d. Pilihan kata
Diagram 4.7
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
untuk Aspek Pilihan Kata
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek
pilihan kata. Kriteria penilaian untuk aspek pilihan kata dalam pedoman penilaian
yaitu, siswa mampu menggunakan kata dan ungkapan dengan tepat, sesuai dengan
tema, mengandung ajakan, bujukan, atau rayuan yang menarik. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan kata pada
kondisi awal belum sesuai dengan yang diharapkan. Pilihan kata yang digunakan
siswa kurang menarik. Beberapa siswa belum menggunakan kata yang sesuai
dengan tema.
Setelah tindakan siklus I dilakukan, terdapat peningkatan jumlah siswa
yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik. Pada kondisi awal tidak
terdapat siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik, dan meningkat
menjadi 2 orang pada siklus I. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan pada kemampan siswa dalam memilih atau menggunakan kata. Siswa
0
5
10
15
20
25
30
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jum
lah
sis
wa
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mampu menggunakan kata sesuai dengan tema, namun masih ada beberapa siswa
yang tidak menggunakan kata bujukan atau rayuan yang menarik.
Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, kemampuan siswa dalam
menggunakan kata mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal
tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh
skor dalam kategori baik dan sangat baik. Pada siklus II jumlah siswa yang
memperoleh skor dalam kategori baik meningkat menjadi 23 orang, sedangkan
jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik meningkat
menjadi 3 orang.
e. Ejaan
Diagram 4.8
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
untuk Aspek Ejaan
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek
ejaan. Kriteria penilaian untuk aspek ejaan dalam pedoman penilaian yaitu, siswa
mampu menguasai aturan penulisan (huruf capital, tanda baca, dan kata ulang)
dengan baik . Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam ketepatan penggunaan ejaan pada kondisi awal belum sesuai dengan yang
0
5
10
15
20
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jum
lah
sis
wa
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diharapkan. Beberapa siswa kurang memperhatikan penggunaan huruf kapital
pada awal kalimat dan tanda baca lain pada kalimat. Sebagian siswa juga masih
menyingkat kata dalam menyusun kalimat.
Setelah tindakan siklus I dilakukan, terdapat peningkatan jumlah siswa
yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik. Pada kondisi awal tidak
terdapat siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik, dan meningkat
menjadi 3 orang pada siklus I. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan pada kemampan siswa dalam menggunakan ejaan.
Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, kemampuan siswa dalam
menggunakan kata mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal
tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh
skor dalam kategori baik dan sangat baik. Pada siklus II jumlah siswa yang
memperoleh skor dalam kategori baik meningkat menjadi 19 orang, sedangkan
jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik meningkat
menjadi 5 orang.
Berdasarkan data peningkatan kemampuan siswa pada setiap aspek
tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek yang mengalami peningkatan tertinggi
adalah aspek organisai paragraf dan isi paragraf. Hal tersebut dapat dilihat dari
peningkatan jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik.
Selain itu, pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori
kurang baik, dan sangat kurang baik. Aspek yang mengalami peningkatan paling
rendah adalah aspek pilihan kata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
mendapat skor dalam kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
setiap tindakan yang dilakukan peneliti pada setiap siklus membawa perubahan
terhadap kemampuan siswa pada aspek isi paragraf, organisasi paragraf, pola
kalimat, pilihan kata, dan ejaan. Berikut contoh proses penilaian setiap aspek
terhadap salah satu hasil menulis paragraf persuasif siswa.
Save Our Trash, Save Our Earth
Dewasa ini marak sekali penggunaan barang sekali pakai yang berbahan
dasar plastik. Hal ini menjadi fenomena yang menimbulkan keprihatinan.
Senyatanya sampah plastik menjadi polutan yang sulit di daur ulang oleh tanah.
Butuh waktu puluhan tahun untuk menghancurkan polutan ini. Lihat saja dalam
kasus banjir di kota Jakarta. Penyebab banjir ini tidak jauh dari sampah plastik
dan gaya hidup orang yg ceroboh.
Dalam hal ini penggunaan bahan dasar plastik dapat dikurangi. Karena
plastik membuat gaya hidup penggunanya menjadi asal buang sampah. Oleh
karena itu, kita perlu menggunakan bahan-bahan alternatif yang dapat didaur
ulangoleh tanah. Marilah kita bangun kesadaran mencintai lingkungan dengan
mengurangi penggunaan sampah plastik. Save our trash, save our earth.
Dionisisus Dewana Danurdara X-5/10
Pada aspek isi paragraf, hasil tulisan siswa sesuai dengan tema atau topik,
dan permasalahan pada iklan yang ditayangkan. Siswa mampu mengembangan
tama “Plastik Tak Asik” ke dalam paragraf persuasif, dengan menuliskan
gagasannya tentang fenomena dan permasalahan pengguanaan kantong plastik di
sekitar lingkungan. Siswa juga menyertakan fakta untuk mendukung gagasannya,
dan meyakinkan pembaca atas kebenaran gagasannya. Siswa menyebutkan fakta
bahwa sampah plastik merupakan polutan yang sulit didaur ulang. Selain hal
tersebut, siswa juga menyertakan ajakan untuk membangun kesadaran mencintai
lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Berdasarkan uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa siswa mampu mencapai kriteria sangat baik pada aspek
isi paragraf. Dengan demikian, pada aspek ini siswa memperoleh skor 5 dengan
bobot penilaian sebesar 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Pada aspek organisasi paragraf, siswa sudah menyusun paragraf dengan
jelas, padat, dan tertata dengan baik. Siswa mampu mengungkapkan gagasannya
ke dalam tulisan dengan jelas dan dapat dipahami dengan baik. Selain hal
tersebut, hasil tulisan siswa tertata juga dengan baik. Hampir keseluruhan kalimat
dalam paragraf yang disusun saling mendukung, namun masih terdapat kalimat
yang kurang relevan. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat pertama paragraf
kedua. Pada kalimat tersebut, akan lebih relevan apabila siswa menyusun kalimat
menjadi “Untuk menghilangkan gaya hidup masyarakat yang kurang baik
tersebut, seharusnya penggunaan bahan dasar plastik dapat dikurangi,”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mampu mencapai
kriteria baik pada aspek organisasi paragraf. Dengan demikian, pada aspek ini
siswa memperoleh skor 4 dengan bobot penilaian sebesar 3.
Pada aspek pola kalimat, sebagian besar kalimat yang telah disusun oleh
siswa terdapat unsur subjek, predikat, (objek, pelengkap, dan keterangan). Hampir
seluruh kalimat tersusun dengan struktur yang baik, namun masih terdapat kalimat
yang tersusun dengan struktur yang kurang baik. Beberapa kalimat tersusun
dengan diawali dengan konjungsi yang tidak tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada
kalimat kedua paragraf kedua. Akan lebih tepat apabila kalimat pertama dan
kedua pada paragraf kedua disusun dalam sebuah kalimat. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mampu mencapai kriteria baik pada
aspek pola kalimat. Dengan demikian, pada aspek ini siswa memperoleh skor 4
dengan bobot penilaian sebesar 1.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pada aspek pilihan kata, siswa mampu menggunakan kata dengan tepat,
sesuai dengan tema, mengandung ajakan dan bujukan yang menarik. Hal tersebut
dapat dilihat dari keseluruhan kata yang dipergunakan oleh siswa. Siswa tidak
hanya mengajak untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, namun juga
mengajak untuk mencintai lingkungan. Selain hal tersebut, siswa juga menyusun
kalimat yang dapat dijadikan slogan. Kalimat “Save our trash, save our earth”
yang berarti menjaga sampah kita, menjaga bumi kita dapat dijadikan kalimat
slogan yang menarik dan mudah diingat oleh pembaca. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mampu mencapai kriteria sangat baik
pada aspek pilihan kata. Dengan demikian, pada aspek ini siswa memperoleh skor
5 dengan bobot penilaian sebesar 2.
Pada aspek ejaan, sebagian besar siswa mampu menggunakan ejaan
dengan benar, namun masih terdapat kesalahan penggunaan ejaan. Pada kalimat
ketiga paragraf pertama, siswa menyusun kata “didaur ulang” dengan kata “di
daur ulang”. Hal tersebut tidak sesuai dengan pedoman penggunaan ejaan yang
benar. Selain hal tersebut, masih ada penyingkatan kata yang dilakukan oleh
siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat terakhir paragraf pertama. Siswa
menyingkat kata “yang” menjadi “yg”. Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa mampu mencapai criteria baik pada aspek pilihan kata.
Dengan demikian, pada aspek ini siswa memperoleh skor 4 dengan bobot
penilaian sebesar 1.5.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa dari hasil penilaian kelima
aspek, siswa memperoleh skor 5, 4, 4, 5, dan 4 dengan bobot 10, 3, 1.5, 2, dan 1.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Dengan demikian, jumlah keseluruhan bobot yang diperoleh siswa sebesar 18,
sehingga menghasilkan nilai akhir sebesar 9.
4.2.2 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-Rata Siswa
Peningkatan hasil tes menulis paragraf persuasif untuk seluruh aspek dapat pula
dilihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I,
dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Diagram 4.9
Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa
pada Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
Diagram tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada kondisi
awal adalah 58.85. Setelah pelaksanakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 67.57. Pada pelaksanaan siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
73.34. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran menulis persuasif dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf
persuasif memberikan dampak positif pada diri siswa. Penerapan pendekatan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jum
lah
sis
wa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis paragraf persuasif.
4.2.3 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar
Peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasif juga dapat diketahui
dari banyaknya siswa yang tuntas dalam menulisparagraf persuasif. Data tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas
No. Siklus Jumlah Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
1. Kondisi awal 2 33
2. Siklus I 19 24
3. Siklus II 29 3
Diagram 4.10
Presentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Paragraf Persuasif
Siswa Kelas X-5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, diketahui bahwa pada kondisi awal
jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran membaca tabel dan diagram hanya 2
orang atau 5.71% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 35 orang. Jumlah siswa
6%
94%
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
yang tidak tuntas 33 orang. Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Diagram 4.11
Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif
Siswa Kelas X-5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013 Siklus I
Setelah tindakan siklus I dilaksanakan, data menunjukkan adanya
peningkatan prosentase siswa yang mencapai KKM. Pada siklus ini, jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 12 orang atau 57% dari keseluruhan siswa yang berjumlah
21 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 19 orang atau 45.71% dari
keseluruhan siswa yang berjumlah 33 orang.
Diagram 4.12
Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif
Siswa Kelas X-5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013 Siklus II
46%
54%
Tuntas
Tidak Tuntas
85%
15%
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Siklus II dilaksanakan karena jumlah siswa yang tuntas pada siklus I
belum mencapai target minimal yang ditetapkan untuk siklus II yaitu sebesar
75%. Untuk mencapai target tersebut, peneliti bersama guru melaksanakan siklus
II. Berdasarkan diagram tersebut, hasil yang dicapai pada penerapan siklus II
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 orang atau 85.71% dari keseluruhan siswa
yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran
menulis paragraf persuasif efektif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa.
4.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilaksanakan setelah peneliti melakukan uji normalitas
terhadap sampel yang diteliti. Berikut ini hasil uji hipotesis.
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui data berasal dari distribusi
normal, peneliti menggunakan (α= 0.05) dengan hipotesis sebagai berikut.
Hi= data berasal dari distribusi normal
H0= data tidak berasal dari distrubusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima
Hi berdasarkan P-value sebagai berikut.
Hi ditolak apabila p-value < α
Hi diterima apabila p-value > α
Berikut ini hasil normalitas data dengan SPSS 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.4
Uji Normalitas Nilai Prasiklus dan Siklus I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prasiklus Siklus1
N 33 33
Normal Parametersa Mean 56.3636 71.6061
Std. Deviation 10.12984 8.15069
Most Extreme Differences Absolute .142 .179
Positive .142 .133
Negative -.106 -.179
Kolmogorov-Smirnov Z .814 1.031
Asymp. Sig. (2-tailed) .522 .238
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil uji normalitas tersebut data prasiklus Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan 0.814 dan P-value 0.522 ≥ 0.05 maka data normal. Data sikus I
menunjukkan Kolmogorov-Smirnov 1.031 dan P-value 0.238 ≥ 0.05, artinya data
berdistribusi normal dan H1 diterima, data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
Tabel 4.5
Uji Normalitas Nilai Siklus I dan Siklus II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Siklus1 Siklus2
N 32 32
Normal Parametersa Mean 71.5625 80.2188
Std. Deviation 8.35092 5.61527
Most Extreme Differences Absolute .176 .154
Positive .101 .154
Negative -.176 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .994 .873
Asymp. Sig. (2-tailed) .276 .432
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Dari hasil uji normalitas tersebut data siklus I Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan 0.994 dan P-value 0.276 ≥ 0.05 maka data normal. Data siklus II
menunjukkan Kolmogorov-Smirnov 0.873 dan P-value 0.432 ≥ 0.05 maka data
berdistribusi normal. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh data bahwa H1
diterima.
Tabel 4.6
Uji Normalitas Nilai Prasiklus dan Siklus II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prasiklus Siklus2
N 32 32
Normal Parametersa Mean 56.0938 80.3125
Std. Deviation 10.17067 5.49743
Most Extreme Differences Absolute .152 .164
Positive .152 .164
Negative -.091 -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .860 .928
Asymp. Sig. (2-tailed) .450 .355
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil uji normalitas tersebut data prasiklus Kolmogorov-
Smirnov menunjukkan 0.860 dan P-value 0.450 ≥ 0.05 maka data
normal. Data siklus II menunjukkan Kolmogorov-Smirnov 0.928 dan
P-value 0.355 ≥ 0.05 maka data normal. Berdasarkan uraian tersebut
maka diperoleh data bahwa H1 diterima, artinya data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4.3.2 Paired Sample T Test
Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan
variable Y menggunakan rumus uji t (t-test) pada signifikansi 5% (0.05). Rumus
yang uji-t yang digunakan sebagai berikut.
Keterangan:
D : perbedaan skor rata-rata (X1-X2)
∑ D : jumlah perbedaan skor kedua tes
n : jumlah subjek
Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji kebenaran
hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel dilakukan pada taraf
signifikansi 0.05. Apabila t-hitung ≤ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh penerapan pembelajaran berbasis kontekstual terhadap
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. Apabla t-
hitung ≥ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan
pembelajaran berbasis kontekstual terhadap kemampuan siswa dalam menulis
paragraf persuasif, artinya siswa yang diajar dengan penerapan pembelajaran
berbasis kontekstual hasil belajarnya lebbih baik daripada siswa yang diajar
dengan tidak menggunakan pembelajaran berbasis kontekstual. Untuk
membuktikan apakah penerapan pembelajaran berbasis kontekstual berpengaruh
terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif siswa, peneliti melakukan
analisis perhitungan dengan rumus uji-t dan SPSS sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Diketahui:
H₁ : Pembelajaran berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa
kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif.
H0 : Pembelajaran berbasis kontekstual tidak dapat meningkatkan kemampuan
siswa kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013 dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif.
Tabel 4.7
Uji-t Prasiklus dan Siklus I
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Prasiklus 56.3636 33 10.12984 1.76338
Siklus1 71.6061 33 8.15069 1.41885
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Prasiklus & Siklus1 33 .490 .004
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Prasiklus
- Siklus1 -1.52421 9.38426 1.63359 -18.56994 -11.91491 -9.331 32 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 4.8
Uji-t Siklus I dan Siklus II
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Siklus1 71.5000 32 8.25794 1.45981
Siklus2 80.3125 32 5.49743 .97182
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Siklus1 & Siklus2 32 .556 .001
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Siklus1
-
Siklus2
-
8.81250 6.92092 1.22346 -11.30776 -6.31724 -7.203 31 .000
Tabel 4.9
Uji-t Prasiklus dan Siklus II
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Prasiklus 56.0938 32 10.17067 1.79794
Siklus2 80.3125 32 5.49743 .97182
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Prasiklus & Siklus2 32 .312 .082
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan output SPSS diketahui bahwa t-hitung ketiga uji-t yang
dilakukan adalah 9.331, 7.203, dan 13.786. Setelah mengetahui out put uji-
t yang dilakukan, selanjutnya membandingkan t-hitung dengan t-tabel. T-
tabel dari ketiga uji-t tersebut adalah 1.69389 untuk df 32, dan 1.6955
untuk df 31. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh informasi bahwa dari
hasil ketiga uji-t menunjukkan t-hitung > t-tabel, artinya H0 ditolak dan H₁
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X-5
semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif.
Perhitungan uji-t secara manual:
a. Uji-t nilai prasiklus dan siklus I
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Prasiklus
- Siklus2 -2.421881 9.93766 1.75675 -27.80166 -20.63584 -13.786 31 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dari hasil tersebut, diperoleh t-hitung sebesar 9.262165. Selanjutnya t-
hitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada signifikan 5%, dan Derajat Kebebasan
= n-1 (DK= 33-1 = 32). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel, maka
diperoleh t-tabel sebesar 1.69389. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa t-
hitung lebih besar dari t-tabel, maka H0 ditolak dan H₁ diterima.
b. Uji-t nilai siklus I dan siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dari hasil tersebut, diperoleh t-hitung sebesar 6.919671. Selanjutnya t-
hitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada signifikan 5%, dan Derajat Kebebasan
= n-1 (DK= 32-1 = 31). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel, maka
diperoleh t-tabel sebesar 1.6955. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa t-
hitung lebih besar dari t-tabel, maka H0 ditolak dan H₁ diterima.
c. Uji-t nilai prasiklus dan siklus II
Dari hasil tersebut, diperoleh t-hitung sebesar 13.78613. Selanjutnya t-
hitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada signifikan 5%, dan Derajat Kebebasan
= n-1 (DK= 32-1 = 31). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel, diperoleh
t-tabel sebesar 1.6955. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa t-hitung lebih
besar dari t-tabel, maka H0 ditolak dan H₁ diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada saat
mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
berbasis kontekstual lebih baik dibandingkan pembelajaran tanpa menerapkan
pembelajaran berbasis kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab IV dapat
disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran berbasis kontekstual terbukti
dapat menigkatkan kemampuan siswa kelas X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis paragraf
persuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan adanya
peningkatan nilai hasil menulis paragraf persuasif siswa. Hasil analisis data
kemampuan siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 2 orang dari 35
siswa atau 5.71% siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I terjadi
peningkatan menjadi 16 siswa atau 45.71 % siswa tuntas dalam pembelajaran.
Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 30 siswa atau 80.71% siswa tuntas
dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam menulis paragraf persuasi mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dalam setiap proses pembelajaran.
Peningkatan kemampuan dapat pula dilihat dari peningkatan jumlah siswa
yang mendapat skor dalam kategori sangat baik untuk setiap aspek yang dinilai.
(1) untuk aspek isi paragraf, tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori
sangat baik pada kondisi awal, pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa dan pada
siklus II meningkat kembali menjadi 13 siswa. (2) untuk aspek organisasi
paragraf, pada kondisi awal tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori
sangat baik. Pada siklus I terdapat 1 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
siswa. (3) untuk aspek pola kalimat, pada kondisi awal tidak ada siswa yang
mendapat skor dalam kategori sangat baik. Pada siklus I meningkat menjadi 3
siswa dan 6 siswa pada siklus II. (4)untuk aspek pilihan kata, pada kondisi awal
tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Pada siklus I
meningkat menjadi 2 siswa dan 3 siswa pada siklus II. (5) untuk aspek ejaan, pada
kondisi awal tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik.
Pada siklus I meningkat menjadi 3 siswa dan siklus II meningkat menjadi 5 siswa.
Peningkatan kemampuan siswa juga dapat dilihat dari peningkatan jumlah
nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal
jumlah nilai rata-rata siswa adalah 55.85. Setelah pelaksanaan siklus I, nilai rata-
rata siswa meningkat menjadi 67.57. Setelah pelaksanaan siklus II nilai rata-rata
meningkat menjadi 73.34.
Selain itu, efektivitas pembelajaran berbasis kontekstual dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasi dapat pula dilihat dari hasil uji hipotesis
yang dilakukan peneliti. Hasil uji hipotesis dari kondisi awal hingga siklus II
menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena, itu hipotesis
nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu
pembelajaran berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas
X-5 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam
pembelajaran menulis paragraf persuasi.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat didimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan pembelajaran berbasis kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa implementasi
pembelajaran berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis paragraf persuasi.
5.2 Saran
Melalui penelitian ini, banyak pengalaman yang diperoleh peneliti
mengenai proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis paragraf
persuasi dengan pembelajaran berbasis kontekstual. Berdasarkan pengalaman
tersebut, peneliti memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak yang berkaitan
dengan penelitian ini.
a. Bagi Guru bahasa Indonesia
Sebagai guru seharusnya dapat menciptakan pembelajaran yang variatif
dan tidak hanya berpusat pada guru. Setiap proses tindakan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran seharusnya memperhatikan karakteristik
siswa dan kondisi sekolah. Pembelajaran berbasis kontekstual dapat
dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran. Selain membuat siswa
dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, pembelajaran
berbasis kontekstual terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis paragraf persuasi yang dibuktikan melalui penelitian ini.
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
berbasis kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf
persuasi siswa. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti lain yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
melakukan penelitian sejenis. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan acuan untuk melakukan penelitian terhadap tiga keterampilan
berbahasa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah, Muhammad. 2009. Paragraf Persuasif. http://www.sentraedukasi.com
/2009/11/paragraf-persuasif.html. Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching & Learning : Menjadikan
Kegiatan Belajar –Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:
MLC
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
PT. Refika Aditama
Kristiani, Norma. 2010. “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif
dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Kancing Gemerincing Siswa
Kelas X-3 Semester 2 SMA Negeri 6 Yogyakarta 2009/2010. Yogyakarta:
Skripsi.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE
Nurrudin. 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press
Oken. 2009. Menulis Paragraf Persuasif. http://oken-lavigne.blogspot.com/2009/02/menulis-paragraf-persuasif.html.
(Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
Pranowo. Hand Out: Konsep Dasar CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Universitas Sanata Dharma
Pratama, Riszal. 2009. Ciri-Ciri Paragraf Persuasif.
(http://riszal92.blogspot.com/2009/03/ciri-ciri-paragraf-persuasif.html.
Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana
Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut .Yogyakarta : Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudaryanto. 2001. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suparno dan Yunus, Mohamad. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Universiatas
Terbuka.
Sutrisno, Ari. 2010. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi
Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa
Kelas IV-A SD N Dukuhan Kerten No. 58 Solo Laweyan Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010”. Surakarta: Skripsi.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung:Angkasa.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Vendrafirdian. 2008. Makalah Bahasa Indonesia tentang Karangan Persuasi.
(http://vendrafirdian.wordpress.com/2008/07/28/makalah-bahasa-
indonesia/. Diunduh tanggal 8 Desember 2012).
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: GP Press
Zainurrahman. 2011. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun
Plagiarisme). Bandung: Alfabeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PRESENSI SISWA KELAS X 5 SEMESTER 2 SMA PANGUDI
LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
No. N A M A PRASIKLUS SIKLUS
1
SUKLUS
2
1. AGNES LINTANG OKTAVIANITA L
2. ALFONSUS DWI ATMOKO S
3. ALFONSUS LIQUORI JOFFA P
4. ANDRE IRFAN SAMUEL
5. ANDRIAN MITRA PRAMESWARA
6. ANSELMUS ARKA ADIMUKTI
7. BENEDICTUS KIDUNG KIRANA
8. CHRISTOPHER WINTANG AJI A
9. CINDY MELIANA
10. DIONISISUS DEWANA D
11. DONI SANTYO YUDONO
12. EDUARDUS KEVIN PANDU T
13. ELLENA YOSEFANNY ASSANDRA
14. FRANSISKUS ARYA YUDHISTIRA
15. GILANG SANTI NURAGA
16. HERAKLOS VISHA ADI AVORA -
17. IMANUELLA GOTHA - -
18. IREINE CHRISTINA SETIAWAN
19. J A S O N
20. KATARINA ELYAS CRISTI
21. LAURENSIUS ARDI YUDHATAMA
22. LUCIA KRIPSI ANINDITA
23. MARIO AGUNG KRISTANTO - -
24. MONICA BAGAS PERWITASARI
25. NATALIA MURTIKASARI D
26. NATANAEL ALVINDO LESMANA
27. RAKA RAVELINO
28. REBEKA TIARA BUSONO
29. ROBERTUS BALLARMINUS T
30. SATRIA NALAPRADIPTA
31. TERESA WILMONA ROSELIANNE
32. VALENTINA ENDAH WINARDI S
33. VITUS ARIES SURYAWAN
34. YOHANES ARDI ADAM ALVIANTO
35. YUNAS DWIYATMO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
DAFTAR NILAI MENULIS PARAGRAF PERSUASIF SISWA KELAS X-5
SEMESTER 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2012/2013
No. N a m a Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
1 AGNES LARASATI 60 82 87
2 ALFONSUS DWI 52 62 70
3 ALFONSUS LIQUORI 52 62 77
4 ANDRE SAMUEL 50 62 80
5 ANDRIAN MITRA 55 65 72
6 ANSELMUS ARKA 50 75 82
7 BENEDICTUS KIDUNG 55 72 77
8 CHRISTOPHER WINTANG 47 75 82
9 CINDY MELIANA 52 77 87
10 DIONISISUS DEWANA 57 85 90
11 DONI SANTYO 40 55 75
12 EDUARDUS KEVIN 45 75 85
13 ELLENA YOSEFANNY 65 65 85
14 YUDHISTIRA 40 75 82
15 FRANSISKUS ARYA 57 72 80
16 HERAKLOS VISHA 65 75 0
17 IMANUELLA GOTHA 55 0 0
18 IREINE CHRISTINA 75 72 75
19 J A S O N 40 70 75
20 KATARINA ELYAS 57 75 85
21 LAURENSIUS ARDI 50 52 80
22 LUCIA KRIPSI 65 77 77
23 MARIO AGUNG 40 0 0
24 MONICA BAGAS 55 72 75
25 NATALIA MURTIKASARI 67 80 82
26 NATANAEL ALVINDO 42 55 75
27 RAKA RAVELINO 70 70 82
28 REBEKA TIARA 57 70 87
29 ROBERTUS B 77 77 87
30 SATRIA NALARRADIPTA 67 77 87
31 TERESA WIMONA 72 87 90
32 VALENTINA ENDAH 55 80 72
33 VITUS ARIES 67 75 75
34 YOHANES ADI 55 72 75
35 YUNAS DWIYANTO 47 70 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR SKOR SISWA KELAS X-5 KONDISI AWAL
No. Isi prg. Org. prg Pola kal. Plhn kat. Ejaan Nilai
1 4 3 3 3 3 60
2 3 3 4 4 3 52
3 3 4 3 3 2 52
4 3 3 3 3 3 50
5 3 3 4 4 3 55
6 3 3 4 4 4 50
7 3 3 4 3 4 55
8 3 3 2 3 3 47
9 3 2 3 3 4 52
10 4 4 4 4 4 77
11 2 3 3 3 3 40
12 2 3 4 3 4 45
13 3 4 3 4 4 65
14 2 3 3 3 3 40
15 3 4 3 3 4 57
16 4 4 4 3 2 65
17 3 3 3 4 4 55
18 4 3 3 3 4 75
19 2 3 3 3 3 40
20 3 3 4 4 4 57
21 3 3 2 2 2 50
22 4 3 3 3 3 65
23 2 2 3 3 3 40
24 3 3 3 3 3 55
25 4 3 3 3 4 67
26 2 2 3 3 4 42
27 4 3 4 4 3 70
28 3 3 3 3 4 57
29 3 3 4 3 3 57
30 3 4 3 3 4 67
31 4 4 4 4 3 72
32 3 3 3 3 3 55
33 4 3 3 3 4 67
34 3 3 3 3 3 55
35 3 2 2 3 2 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DAFTAR SKOR SISWA KELAS X-5 SIKLUS I
No. Isi prg. Org. prg Pola kal. Plhn kat. Ejaan Nilai
1 5 4 3 4 3 82
2 4 3 3 3 2 62
3 3 4 3 3 2 62
4 4 3 3 3 2 62
5 3 3 5 5 3 65
6 4 4 4 3 4 75
7 4 4 3 3 4 72
8 4 3 5 4 4 75
9 5 4 3 2 3 77
10 4 4 4 4 4 77
11 2 3 3 3 3 55
12 4 4 3 4 4 75
13 3 3 5 5 3 65
14 4 4 3 4 4 75
15 5 3 4 3 3 72
16 4 4 3 4 4 75
17 0 0 0 0 0 0
18 4 4 3 3 4 72
19 4 3 3 3 5 70
20 4 4 4 3 4 75
21 3 3 2 3 3 52
22 4 4 4 4 4 77
23 0 0 0 0 0 0
24 4 4 4 3 3 72
25 5 4 3 3 3 80
26 3 3 3 3 3 55
27 4 4 4 3 5 70
28 4 4 3 3 3 70
29 5 4 4 3 4 85
30 5 5 4 3 3 77
31 5 4 4 4 4 87
32 5 3 3 4 4 80
33 4 4 3 3 5 75
34 4 4 3 4 3 72
35 4 3 3 4 4 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
DAFTAR SKOR SISWA KELAS X-5 SIKLUS II
No. Isi prg. Org. prg Pola kal. Plhn kat. Ejaan Nilai
1 5 4 5 4 3 87
2 4 3 3 4 4 70
3 4 4 5 3 4 77
4 5 3 3 4 4 80
5 4 4 3 3 4 72
6 4 5 4 4 4 82
7 4 4 4 4 4 77
8 5 3 5 3 4 82
9 5 4 5 4 4 87
10 5 3 4 5 5 87
11 4 4 3 4 4 75
12 5 4 3 5 3 85
13 5 4 3 4 4 85
14 5 4 4 3 3 82
15 4 5 3 4 4 80
16 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0
18 4 4 4 3 4 75
19 4 3 4 4 5 75
20 5 4 4 3 4 85
21 4 5 3 4 4 80
22 4 4 4 4 4 77
23 0 0 0 0 0 0
24 4 4 4 4 3 75
25 4 4 5 4 5 82
26 4 4 4 4 3 75
27 4 4 4 5 5 82
28 5 4 4 4 4 87
29 5 4 4 4 4 90
30 5 5 4 3 3 87
31 5 4 4 5 4 90
32 4 4 3 4 3 72
33 4 4 4 4 3 75
34 4 3 4 4 5 75
35 4 4 4 3 4 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
TABEL UJI-T KONDISI AWAL DAN SIKLUS I
Subjek Kondisi Awal (X₁)
Kondisi Akhir
(X₂) D D²
1 60 82 22 484
2 52 62 10 100
3 52 62 10 100
4 50 62 12 144
5 55 65 10 100
6 50 75 25 625
7 55 72 17 289
8 47 75 28 784
9 52 77 25 625
10 57 85 28 784
11 40 55 15 225
12 45 75 30 900
13 65 65 0 0
14 40 75 35 1225
15 57 72 15 225
16 65 75 10 100
17 0 0 0 0
18 75 75 0 0
19 40 70 30 900
20 57 75 18 324
21 50 52 2 4
22 65 77 12 144
23 0 0 0 0
24 55 72 17 289
25 67 80 13 169
26 42 55 13 169
27 70 70 0 0
28 57 70 13 169
29 77 77 0 0
30 67 77 10 100
31 72 87 15 225
32 55 75 20 400
33 67 75 8 64
34 55 72 17 289
35 47 70 23 529
n=33 1860 2363 503 10485
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
TABEL UJI-T SIKLUS I DAN SIKLUS II
Subjek Kondisi Awal (X₁) Kondisi Akhir (X₂) D D²
1 82 87 5 25
2 62 70 8 64
3 62 77 15 225
4 62 80 18 324
5 65 72 7 49
6 75 82 7 49
7 72 77 5 25
8 75 82 7 49
9 77 87 10 100
10 85 90 5 25
11 55 75 20 400
12 75 85 10 100
13 65 85 20 400
14 75 82 7 49
15 72 80 8 64
16 0 0 0 0
17 0 0 0 0
18 72 75 3 9
19 70 75 5 25
20 75 85 10 100
21 52 80 28 784
22 77 77 0 0
23 0 0 0 0
24 75 75 0 0
25 80 82 2 4
26 55 75 20 400
27 70 82 12 144
28 70 87 17 289
29 77 87 10 100
30 77 87 10 100
31 87 90 3 9
32 75 75 0 0
33 75 75 0 0
34 72 75 3 9
35 70 77 7 49
n=32 2288 2570 282 3970
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
TABEL UJI-T PRASIKLUS DAN SIKLUS II
Subjek Kondisi Awal (X₁) Kondisi Akhir (X₂) D D²
1 60 87 27 729
2 52 70 18 324
3 52 77 25 625
4 50 80 30 900
5 55 72 17 289
6 50 82 32 1024
7 55 77 22 484
8 47 82 35 1225
9 52 87 35 1225
10 57 90 33 1089
11 40 75 35 1225
12 45 85 40 1600
13 65 85 20 400
14 40 82 42 1764
15 57 80 23 529
16 0 0 0 0
17 0 0 0 0
18 75 75 0 0
19 40 75 35 1225
20 57 85 28 784
21 50 80 30 900
22 65 77 12 144
23 0 0 0 0
24 55 75 20 400
25 67 82 15 225
26 42 75 33 1089
27 70 82 12 144
28 57 87 30 900
29 77 87 10 100
30 67 87 20 400
31 72 90 18 324
32 55 75 20 400
33 67 75 8 64
34 55 75 20 400
35 47 77 30 900
n=32 1795 2570 775 21831
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
TRANSKRIP WAWANCARA GURU KONDISI AWAL
Sekolah : SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta
Guru : Maria Harmin, S.Pd
Kelas : X-5
Tanggal : 22 Maret 2013
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan kondisi sebenar-benarnya!
1. Apa sajakah yang biasa Anda siapkan sebelum mengajar?
Jawaban:
“Ya menyiapkan materi, power point, dan kriteria penilaiannya.”
2. Bagaimana Anda menyusun materi ajar agar sesuai dengan SK dan KD?
Jawaban:
“Karena siswa menggunakan buku pegangan, jadi saya biasanya
mengambil materi dari buku. Tapi biasanya materi dalam buku kurang
lengkap. Jika materi dianggap kurang, saya biasanya browsing.”
3. Apa sajakah indikator yang harus dicapai siswa pada pembelajaran
menulis persuasi?
Jawaban:
”Nggak tau mbak, yang penting menulis persuasi itu aja.”
4. Metode apa sajakah yang biasa Anda gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
“Biasanya diskusi, kadang-kadang ceramah. Untuk menulis persuasi saya
menggunakan ceramah dan sedikit permainan untuk menarik perhatian
siswa.”
5. Aspek apa sajakah yang menjadi pedoman dalam menilai kemampuan
siswa menulis persuasi?
Jawaban:
“Yang pasti dari segi bahasanya, isi karangan, dan selalu tanda baca.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
6. Menurut Anda, apa saja kesulitan siswa dalam menulis persuasi?
Jawaban:
“Pertama,siswa sulit untuk memahami. Untuk menulis argumentasi dan
persuasi lebih menuntut siswa untuk berpikir, berbeda dengan menulis
deskripsi misalnya. Kedua, siswa tidak fokus dengan pelajaran.”
7. Pernahkah Anda mencoba mengatasi masalah tersebut? Bagaimana
caranya?
Jawaban:
“Saya pernah mencoba menggunakan metode games di awal pelajaran
namun justru siswa semakin tidak fokus dengan pelajaran.”
8. Bagaimanakah kemampuan menulis persuasi siswa?
Jawaban:
“Tentu saja kemampuannya masih rendah, karena untuk memahami
materinya saja juga sulit.”
9. Berapakah nilai KKM dalam menulis persuasi? Dapatkah siswa
mencapainya?
Jawaban:
“Untuk KKM 7,5 itu masih sulit untuk dicapai siswa. Kemampuan siswa
dalam menulis masih sangat rendah, untuk membuat kalimat yang baik
saja masih kurang.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA KONDISI AWAL
Sekolah : SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta
Kelas : X-5
Tanggal : 22 Maret 2013
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan kondisi sebenar-benarnya!
1. Apa pendapat anda tentang pembelajaran bahasa Indonesia yang
berlangsung selama kelas X?
Jawaban:
A: “Ya, cara mengajarnya lumayan ok kok”
B: “Menyenangkan sih”
C: “Enak-enak aja”
2. Bagaimana biasanya proses pembelajaran berlangsung?
Jawaban:
A: “Pernah belajar tapi pake games, pernah juga ada refleksi-refleksi gitu”
B: “Biasanya sih ngajar pakai slide, tapi macem-macem juga”
C: “Paling sering ya pake PPT”
3. Apakah Anda memahami materi yang disampaikan guru?
Jawaban:
A: “Kadang-kadang”
B: “Ya kadang-kadang”
C: “Emm, 75 % nggak tau. Ya, 25% lumayan”
4. Menurut Anda, apakah guru memahami materi pelajaran dengan baik?
Jawaban:
A: “Menurut saya sih iya”
B: “Iya kok”
B: “Ya iya, kan sudah jadi guru”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
5. Apa pendapat Anda tentang pembelajaran menulis persuasi dibandingkan
dengan pembelajaran yang lain?
Jawaban:
A: “Teman-teman lebih tenang dari biasanya”
B: “Ya seru, rame gitu”
C: “Mmm, sama aja”
6. Adakah kesulitan yang Anda alami dalam menulis persuasi?
Jawaban:
A: “Susah memahami maksud slogannya” (topik yang dipilih guru)
B: “Sulit nyari bukti-buktinya”
C: “mmm, apa ya? Saya tu nggak paham dengan maksudnya guru tentang
persuasi. Kalau disuruh nulis, ya nulis aja”
7. Hal-hal apa sajakah yang masih kurang dan perlu ditambahkan dalam
pembelajaran menulis persuasi?
Jawaban:
A: “Ditambah contoh-contohnya aja biar lebih jelas gitu”
B: “Contohnya itu masih kurang”
C: “Manut aja lah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
SILABUS SIKLUS I
SEKOLAH : SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KELAS/SEMESTER : X/2
STANDAR KOMPETENSI : Menulis
Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Nilai Budaya
dan Karakter
INDIKATOR ALOKASI
WAKTU PENILAIAN
SUMBER
BELAJAR
Menulis gagasan
untuk meyakinkan
atau mengajak
pembaca bersikap
atau melakukan
sesuatu dalam
bentuk paragraf
persuasif.
Menulis paragraf
persuasif
Contoh paragraf
persuasif
Ciri-ciri
paragraf
persuasi
Langkah-
langkah
menulis
paragraf
persuasi
Tatap Muka
1. Mencari unsur-
unsur persuasi
2. Mencari ciri-ciri
paragraf persuasi
3. Menulis paragraf
persuasi
berkelompok
Tugas Terstruktur
1. Mendiskusikan
unsur dan ciri
persuasi
2. Menulis paragraf
persuasi
(individu)
Jujur
Kreatif
Bekerja sama
Ingin Tahu
Mendaftar topik-
topik yang dapat
dikembangkan
menjadi paragraf
persuasif
Mengidentifikasi
ciri-ciri paragraf
persuasif
Menyusun
kerangka
paragraf
persuasif
Mengembangkan
kerangka yang
telah dibuat
menjadi paragraf
persuasif
2
a. Tugas
tugas
individu
tugas
kelompok
Bentuk
Instrumen:
unjuk kerja
Dawud, dkk.
2004 “bahasa dan
Sastra
Indonesia X”.
malang: erlangga
hlm. 209-212
Gorys, keraf.
2010.
Argumentasi dan
narasi. Jakarta:
gramedia
Contoh paragraf
persuasif
Iklan-iklan
layanan
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/II
Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi
Menulis: Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato
B. Kompetensi Dasar
Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
C. Indikator
Kognitif
Produk
Mampu menulis gagasan dalam bentuk paragraf persuasif
Proses
1. Mampu mendefinisi paragraf persuasif
2. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasif
3. Mampu menyebutkan langkah-langkah membuat paragraf persuasif
4. Mampu menyusun karangan dalam bentuk paragraf persuasif
Psikomotorik
Mampu menuliskan gagasan dalam bentuk paragraf persuasif dengan susunan
kalimat yang runtut dan logis, serta ejaan yang benar.
Afektif
Karakter
1. Mampu menuliskan gagasan dalam bentuk paragraf persuasif dengan penuh
tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Mampu menerima kritik dan saran orang lain dengan terbuka dan
lapang dada
Sosial
1. Mampu menghargai hasil karya orang lain.
2. Mampu memberi apresiasi hasil karya orang lain
3. Mampu menerima kritik dan saran dari orang lain
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan
pengertian paragraf persuasif, mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasif,
dan mennyebutkan langkah-langkah menulis paragraf persuasif
Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan paragraf persuasif, siswa dapat
bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.
E. Materi
Pengertian paragraf persuasi
Paragraf persuasi adalah salah satu jenis paragraf atau tulisan yang
bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan
persuasif memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan dalam
tulisan atau paragraf persuasi lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan atau
paragraf persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya
mengajak atau memengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf persuasi
Vendrafirdian (2008) mengungkapkan bahwa ciri-ciri persuasi sebagai
berikut.
a) Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya;
b) Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah;
c) Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara
pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca;
d) Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan
tercapai;
e) Harus ada fakta dan data secukupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Unsur-unsur paragraf persuasi
a. Menyatakan pendapat terhadap sesuatu hal.
b. Menyertakan fakta atau bukti yang cukup.
c. Terdapat kata, frasa, atau kalimat bujukan atau rayuan.
F. Metode
Berdiskusi dalam kelompok dengan pendekatan pembelajaran berbasis
kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Alokasi
waktu
Strategi
CTL
Nilai
Karakter
SIKLUS 1
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Salam dan presensi
Guru bertanya jawab
dengan siswa berkaitan
dengan berbagai iklan yang
pernah siswa temukan
5 menit
Percaya diri
2.
3.
Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
Siswa berkelompok dengan
anggota 4-5 siswa
Siswa mengamati gambar
iklan layanan masyarakat
yang diberikan guru
Siswa mengidentifikasi ciri-
ciri paragraf persuasif
Masing-masing kelompok
membuat kalimat yang
berupa opini, fakta, atau
bujukan berkaitan dengan
topik pada iklan (dengan
undian)
Siswa kembali mengamati
gambar iklan dalam
kelompok
Siswa mendiskusikan
gambar tersebut kemudian
membuat sebuah paragraf
berhubungan dengan tema
iklan yang diperoleh
Perwakilan kelompok
membacakan hasil tulisan
persuasif kelompoknya
Kelompok lain memberikan
komentar singkat
Siswa menulis paragraf
2 menit
3 menit
3 menit
5 menit
7 menit
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
Kolaborasi
Pembelajaran
mandiri
Pembelajaran
mandiri
Kolaborasi
Konteks
yang
beragam dan
kolaborasi
Berpikir
kritis dan
kreatif
Penilaian
Percaya diri
Percaya diri
Bekerja sama
Bekerja
sama,
menghargai
orang lain
Bekerja
sama, kreatif
Percaya diri,
kritis dan
kreatif,
Percaya diri
Percaya diri,
menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
H. Sumber Belajar
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Lingkungan sekolah
I. Bahan dan Alat
Media power point, gambar iklan layanan masyarakat, dll
J. Penilaian Hasil Belajar
Tagihan
Individu
Siswa membuat paragraf persuasi berdasarkan topik pada iklan
layanan masyarakat.
persuasi secara individu
dengan topik yang sudah
ditentukan
Kegiatan Akhir (10 menit)
Guru merefleksi hasil
tullisan siswa
Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya.
20 menit
5 menit
5 menit
autentik orang lain
Jujur,
percaya diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LEMBAR KERJA SISWA
LEMBAR KERJA KELOMPOK MENULIS PARAGRAF PERSUASI
A. Perhatikan Gambar Iklan Layanan Masyarakat Berikut ini!
B. Buatlah kalimat opini, fakta, dan kalimat ajakan berkaitan dengan topik pada
gambar!
a. Kalimat opini:
____________________________________________________________
b. Kalimat fakta:
____________________________________________________________
c. Kalimat ajakan/ rayuan:
____________________________________________________________
C. Perhatikanlah gambar berikut!
(1) (2)
Nama dan Nomor Presensi Anggota Kelompok
1. 4.
2. 5.
3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
D. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang Anda miliki, buatlah paragraf
persuasif sesuai dengan topik dan permasalahan yang terdapat pada gambar
iklan tersebut dengan memperhatikan hal-hal berikut ini!
6) Isi paragraf sesuai dengan topik dan permaslahan pada gambar iklan.
7) Paragraf disusun dengan jelas dan sistematis.
8) Setiap kalimat memiliki pola dan unsur yang baik dan benar.
9) Pilihan kata dan ungkapan sesuai dengan tema dan permasalahan, serta
mengandung ajakan atau bujukan yang menarik.
10) Menggunakan ejaan yang benar.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
E. Ciri-ciri paragraf persuasi:
1. ____________________________________________________________
2. ____________________________________________________________
3. ____________________________________________________________
4. ____________________________________________________________
5. ____________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Materi
Pengertian paragraf persuasi
Paragraf persuasi adalah salah satu jenis paragraf atau tulisan yang
bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan
persuasif memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan dalam
tulisan atau paragraf persuasi lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan atau
paragraf persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya
mengajak atau memengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf persuasi
Vendrafirdian (2008) mengungkapkan bahwa ciri-ciri persuasi sebagai berikut
ini.
a. Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya.
b. Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
c. Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara pembicara/penulis
dan yang diajak berbicara/pembaca.
d. Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
e. Harus ada fakta dan data secukupnya.
Unsur-unsur paragraf persuasi
d. Menyatakan pendapat terhadap sesuatu hal.
e. Menyertakan fakta atau bukti yang cukup.
f. Terdapat kata, frasa, atau kalimat bujukan atau rayuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Contoh Paragraf Persuasi
Contoh 1
Hemat Energi Mulai Dari Diri Sendiri
Berhemat energi dapat dimulai dari diri kita sendiri. Salah satu energi
yang harus kita hemat adalah listrik. Listrik yang menyuplai rumah kita sebagian
besar berasal dari pembangkit listrik yang mempergunakan bahan tambang yang
tak dapat diperbarui. Bahan tambang yang digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik selain akan habis juga menghasilkan karbondioksida dari hasil
pembakarannya. Gas yang dihasilkan inilah yang akan membuat efek rumah kaca
yang menyebabkan terjadinya pemanasan global yang pada akhirnya
menimbulkan perubahan iklim.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghemat listrik misalnya
dengan mematikan alat-alat listrik rumah tangga yang tidak diperlukan,
mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi, maksimalkan kegunaan
jendela dan ventilasi sehingga kita tidak perlu menyalakan AC. Penghematan
energi terutama listrik bisa dimulai dari diri kita di rumah kita sendiri. Jika
kita mulai sejak dini mendisiplinkan diri sendiri untuk selalu berhemat
energi dan selalu berpikir jauh kedepan maka percayalah bumi kita ini akan
hidup lebih lama lagi, kerusakan dapat diperkecil bahkan diperbaiki.
Sudahkah kita memulainya?
Contoh 2
Minum Susu Itu Penting
Kesibukan terkadang membuat Anda tidak memperhatikan pola makan
yang seimbang. Jika sudah demikian, bukan tidak mungkin tubuh Anda
kekurangan vitamin dan kalsium. Vitamin dan kalsium sangat dibutuhkan tubuh
untuk menunjang aktivitas. Kebutuhan vitamin dan kalsium dapat dipenuhi
dengan mengonsumsi susu minimal dua gelas setiap harinya. Susu memang
mengandung zat gizi lengkap, tidak hanya vitamin dan kalsium tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
protein, karbohidrat, lemak, mineral dan enzim yang dibutuhkan tubuh. Beranjak
dewasa bukan berarti berhenti meminum susu. Bahkan karena aktivitas semakin
banyak, maka diperlukan asupan gizi yang sesuai. Untuk itu minumlah susu
untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan mencegah keropos tulang
dikemudian hari. Mulai sekarang selalu masukkan susu di daftar makanan
Anda.
Contoh 3
Stop Bullying
Saat ini kata bullying sangat akrab di teliga kita, apalagi setelah ramai
terdengar seringnya berita kekerasan yang telah terjadi di beberapa sekolah.
Selama belajar di sekolah, mungkin kita juga termasuk salah satu korban dari
bullying teman-teman kita sendiri, namun kita tidak menyadari ternyata tindakan
teman-teman tersebut termasuk dalam kategori bullying. Arti kata bullying
memang belum ada dalam terminologi Bahasa Indonesia. Definisinya adalah
segala tindakan yang berdampak pada korban berupa rasa terintimidasi, takut, dan
tertekan karena dilakukan oleh pelaku menggunakan kekuasaan secara berulang
kali. Bullying bisa dilakukan secara verbal, mengancam, fisik, dan mental. Dalam
kaitannya dengan bullying di sekolah, ini bisa dilakukan oleh individu ke
individu, kelompok ke individu atau kelompok ke kelompok. Tak jarang pula
terjadi dari guru ke siswa.
Seorang siswa yang pendiam atau kelihatan lemah sering kali akan
menjadi sasaran siswa-siswa yang lebih kuat. Contohnya, seorang siswa yang
lebih kuat seringkali mengancam siswa yang lebih lemah untuk melakukan
tindakan yang menguntungkan dirinya seperti pemaksaan untuk meminjam tugas
PR, memaksa untuk mengerjakan tugas kelompok yang menjadi bagiannya
dengan disertai ancaman-acaman tertentu, dan menyerobot uang saku atau bekal
sekolah teman yang lebih lemah. Contoh lainnya adalah siswa mengejek
temannya yang kurang beruntung misalnya siswa yang berasal dari keluarga
kurang mampu, atau siswa yang memiliki kekurangan secara fisik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
memberikan julukan-julukan yang aneh. Bullying menjadikan siswa yang lemah
menjadi bulan-bulanan oleh siswa yang lebih kuat, dan siswa yang sering terkena
bullying sering kali akan merasa rendah diri. Bullying seharusnya menjadi
permasalahan serius yang harus diperhatikan. Setiap siswa memiliki hak
yang sama. Jangan biarkan bullying menjadi benih awal tumbuhnya jiwa
kekerasan, anarkisme dan premanisme. Orang tua, guru, dan siswa harus
memiliki kesadaran untuk saling berbicara jika bullying terjadi.
Catatan:
Bercetak miring: opini
Bergaris bawah: fakta
Bercetak tebal: ajakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Rubrik Penilaian
KRITERIA MENULIS PARAGRAF PERSUASI
No. Unsur yang
dinilai
Bobot Skala Kriteria Kategori
1.
Isi paragraf 10 5
4
3
2
1
1) sesuai dengan tema, 2) sesuai
dengan permasalahan, 3) disertai
opini, 4) disertai ajakan,dan 5)
disertai fakta atau bukti yang
mendukung.
1) sesuai dengan tema, 2) sesuai
dengan permasalahan, 3) disertai
opini, 4) disertai ajakan, namun
fakta yang mendukung
kurang.
1) sesuai dengan tema, 2)
disertai opini, namun kurang
relevan dengan permasalahan,
fakta kurang mendukung.
1) disertai opini, 2) disertai fakta
dan ajakan, namun kurang
sesuai dengan tema dan
permasalahan.
Isi tidak berkaitan dengan tema
dan permasalahan.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
2. Organisasi
paragraf
4 5
4
3
2
Paragraf ditulis dengan jelas,
padat, tertata dengan baik, antar
kalimat relevan dan sistematis.
Paragraf ditulis dengan jelas,
padat, tertata dengan baik,
maksimal terdapat tiga
kalimat yang tidak relevan.
Tulisan kurang jelas, kurang
tertata dengan baik, dan
maksimal terdapat enam
kalimat yang tidak relevan.
Tulisan sulit dipahami dan antar
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
1
kalimat tidak relevan.
Tulisan tidak jelas, tidak
lengkap, dan tidak dapat
dimengerti.
baik
Sangat
kurang
baik
3. Pola kalimat 2 5
4
3
2
1
Dalam kalimat terdapat unsur
subjek, predikat, objek, dan
keterangan, struktur kalimat
tepat dan mudah dipahami,
penggunaan konjungsi antar
kalimat tepat.
Dalam kalimat unsur terdapat
subjek, predikat, (objek,
pelengkap, dan keterangan),
terdapat maksimal tiga kalimat
dengan struktur yang kurang
tepat, penggunaan konjungsi
antar kalimat tepat.
Dalam kalimat terdapat unsur
subjek dan predikat, maksimal
terdapat lima struktur kalimat
dan konjungsi antar kalimat
tidak tepat, tetapi masih dapat
dipahami.
Unsur kalimat tidak lengkap,
struktur kalimat dan konjungsi
antar kalimat kacau, makna
kalimat sulit dimengerti.
Pola kalimat kacau, unsur
kalimat tidak lengkap, dan
kalimat tidak dapat dipahami.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
4. Pilihan kata 2 5
4
Pilihan kata dan ungkapan tepat,
sesuai dengan tema dan gagasan
yang ingin diungkapkan,
mengandung ajakan, bujukan,
atau rayuan yang menarik.
Pilihan kata dan ungkapan tepat,
sesuai dengan tema,
mengandung ajakan, bujukan,
atau rayuan tetapi kurang
menarik.
Sangat
baik
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
3
2
1
Terdapat maksimal lima ilihan
kata dan ungkapan kurang
tepat, tetapi masih dapat
diterima.
Pilihan kata dan ungkapan tidak
tepat, tidak sesuai tema.
Pilihan kata tidak berkaitan
dengan tema.
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
5. Ejaan 2 5
4
3
2
1
Menguasai aturan penulisan
(huruf kapital, tanda baca, dan
kata ulang) terdapat maksimal
dua kesalahan ejaan.
Kurang menguasai aturan
penulisan (huruf kapital, tanda
baca, dan kata ulang) terdapat
maksimal empat kesalahan
ejaan.
Kurang menguasai aturan
penulisan (huruf kapital, tanda
baca, dan kata ulang) terdapat
maksimal enam kesalahan
ejaan.
Lebih dari enam penulisan
huruf kapital, penggunaan tanda
baca, dan penulisan kata ulang
yang tidak tepat.
Penggunaan tanda baca tidak
tepat, banyak kesalahan ejaan,
sulit dimengerti.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/II
Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi
Menulis: Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks
pidato
B. Kompetensi Dasar
Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
C. Indikator
Kognitif
Produk
Mampu menulis gagasan dalam bentuk paragraf persuasif
Proses
a) Mampu mendefinisi paragraf persuasif
b) Mampu mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasif
c) Mampu menyebutkan langkah-langkah membuat paragraf persuasif
d) Mampu menyusun karangan dalam bentuk paragraf persuasif
Psikomotorik
Mampu menuliskan gagasan dalam bentuk paragraf persuasif dengan
susunan kalimat yang runtut dan logis, serta ejaan yang benar.
Afektif
Karakter
a) Mampu menuliskan gagasan dalam bentuk paragraf persuasif dengan
penuh tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
b) Mampu menerima kritik dan saran orang lain dengan terbuka dan
lapang dada
Sosial
a) Mampu menghargai hasil karya orang lain.
b) Mampu memberi apresiasi hasil karya orang lain
c) Mampu menerima kritik dan saran dari orang lain
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan
pengertian paragraf persuasif, mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasif,
dan mennyebutkan langkah-langkah menulis paragraf persuasif
Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan paragraf persuasif, siswa dapat
bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.
E. Materi
Pengertian paragraf persuasi
Paragraf persuasi adalah salah satu jenis paragraf atau tulisan yang
bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan
persuasif memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan
dalam tulisan atau paragraf persuasi lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan
atau paragraf persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang
sifatnya mengajak atau memengaruhi pembaca agar bersikap atau
melakukan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf persuasi
Vendrafirdian (2008) mengungkapkan bahwa ciri-ciri persuasi sebagai
berikut ini.
a) Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya.
b) Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
c) Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara
pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca.
d) Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan
tercapai.
e) Harus ada fakta dan data secukupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Unsur-unsur paragraf persuasi
a) Menyatakan pendapat terhadap sesuatu hal.
b) Menyertakan fakta atau bukti yang cukup.
c) Terdapat kata, frasa, atau kalimat bujukan atau rayuan.
F. Metode
Berdiskusi dalam kelompok dengan pendekatan pembelajaran berbasis
kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
G. Langkah-Langkah Pembelajara
No. Kegiatan Alokasi
waktu
Strategi
CTL
Nilai
Karakter
SIKLUS II
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Salam dan presensi
Guru bertanya jawab dengan
siswa berkaitan dengan
materi persuasi
5 menit
Percaya diri
2.
3.
Kegiatan Inti (55 menit)
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
Siswa berkelompok dengan
anggota 4-5 siswa
Siswa menyimak video iklan
produk air mineral
Masing-masing kelompok
menemukan unsur-unsur
persuasi pada iklan
Siswa mendiskusikan hasil
pengamatannya bersama-
sama
Siswa menulis paragraf
persuasi dengan topik sesuai
pada iklan yang sudah
disimak
Perwakilan kelompok
membacakan hasil tulisan
persuasif kelompoknya
Kelompok lain memberikan
komentar
Kegiatan Akhir (20 menit)
Guru merefleksi hasil tullisan
siswa
Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya
Siswa menyimak video iklan
layanan masyarakat, siswa
bertugas mencari informasi
kemudian membuat karangan
persuasif
2 menit
3 menit
3 menit
10 menit
5 menit
5 menit
15 menit
7 menit
5 menit
5 menit
10 menit
Kolaborasi
Berpikir
kritis
Belajar
mandiri
Berpikir
kritis dan
kreatif
Kolaborasi
Berpikir
kritis dan
kreatif
Berpikir
kritis dan
kreatif
Penilaian
autentik
Percaya diri
Percaya diri
Bekerja
sama,
menghargai
orang lain
Bekerja
sama, kreatif
Percaya diri
Bertanggung-
jawab
Kreatif,
percaya diri
Percaya diri,
menghargai
orang lain
Jujur,
percaya diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
H. Sumber Belajar
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka.
Lingkungan sekolah
I. Bahan dan Alat
Media video iklan layanan masyarakat
a. Video iklan produk Aqua
b. Video “Plastik Tak Asik” (digunakan sebagai topik tugas individu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
J. Penilaian Hasil Belajar
Tagihan
Individu
Siswa membuat paragraf persuasi berdasarkan topik pada iklan
layanan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
LEMBAR KERJA SISWA
LEMBAR KERJA KELOMPOK MENULIS PARAGRAF PERSUASI
A. Perhatikan video iklan yang ditayangkan, kemudian carilah kalimat yang
berupa opini, fakta, dan ajakan pada video tersebut!
Nama dan Nomor Presensi Anggota Kelompok
1. 4.
2. 5.
3.
Kalimat opini
Kalimat fakta
Kalimat ajakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
B. Buatlah paragraf persuasi berdasarkan topik pada video!
C. Tugas menulis paragraf persuasif.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang Anda miliki, buatlah
paragraf persuasif sesuai dengan topik dan permasalahan yang terdapat
pada gvideo iklan tersebut dengan memperhatikan hal-hal berikut ini!
a. Isi paragraf sesuai dengan topik dan permaslahan pada gambar iklan.
b. Paragraf disusun dengan jelas dan sistematis.
c. Setiap kalimat memiliki pola dan unsur yang baik dan benar.
d. Pilihan kata dan ungkapan sesuai dengan tema dan permasalahan, serta
mengandung ajakan atau bujukan yang menarik.
e. Menggunakan ejaan yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Rubrik Penilaian
KRITERIA MENULIS PARAGRAF PERSUASI
No. Unsur yang
dinilai
Bobot Skala Kriteria Kategori
1.
Isi paragraf 10 5
4
3
2
1
1) sesuai dengan tema, 2) sesuai
dengan permasalahan, 3) disertai
opini, 4) disertai ajakan,dan 5)
disertai fakta atau bukti yang
mendukung.
1) sesuai dengan tema, 2) sesuai
dengan permasalahan, 3) disertai
opini, 4) disertai ajakan, namun
fakta yang mendukung
kurang.
1) sesuai dengan tema, 2)
disertai opini, namun kurang
relevan dengan permasalahan,
fakta kurang mendukung.
1) disertai opini, 2) disertai fakta
dan ajakan, namun kurang
sesuai dengan tema dan
permasalahan.
Isi tidak berkaitan dengan tema
dan permasalahan.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
2. Organisasi
paragraf
4 5
4
3
2
Paragraf ditulis dengan jelas,
padat, tertata dengan baik, antar
kalimat relevan dan sistematis.
Paragraf ditulis dengan jelas,
padat, tertata dengan baik,
maksimal terdapat tiga
kalimat yang tidak relevan.
Tulisan kurang jelas, kurang
tertata dengan baik, dan
maksimal terdapat enam
kalimat yang tidak relevan.
Tulisan sulit dipahami dan antar
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
1
kalimat tidak relevan.
Tulisan tidak jelas, tidak
lengkap, dan tidak dapat
dimengerti.
baik
Sangat
kurang
baik
3. Pola kalimat 2 5
4
3
2
1
Dalam kalimat terdapat unsur
subjek, predikat, objek, dan
keterangan, struktur kalimat
tepat dan mudah dipahami,
penggunaan konjungsi antar
kalimat tepat.
Dalam kalimat unsur terdapat
subjek, predikat, (objek,
pelengkap, dan keterangan),
terdapat maksimal tiga kalimat
dengan struktur yang kurang
tepat, penggunaan konjungsi
antar kalimat tepat.
Dalam kalimat terdapat unsur
subjek dan predikat, maksimal
terdapat lima struktur kalimat
dan konjungsi antar kalimat
tidak tepat, tetapi masih dapat
dipahami.
Unsur kalimat tidak lengkap,
struktur kalimat dan konjungsi
antar kalimat kacau, makna
kalimat sulit dimengerti.
Pola kalimat kacau, unsur
kalimat tidak lengkap, dan
kalimat tidak dapat dipahami.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
4. Pilihan kata 2 5
4
Pilihan kata dan ungkapan tepat,
sesuai dengan tema dan gagasan
yang ingin diungkapkan,
mengandung ajakan, bujukan,
atau rayuan yang menarik.
Pilihan kata dan ungkapan tepat,
sesuai dengan tema,
mengandung ajakan, bujukan,
atau rayuan tetapi kurang
menarik.
Sangat
baik
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
3
2
1
Terdapat maksimal lima ilihan
kata dan ungkapan kurang
tepat, tetapi masih dapat
diterima.
Pilihan kata dan ungkapan tidak
tepat, tidak sesuai tema.
Pilihan kata tidak berkaitan
dengan tema.
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
5. Ejaan 2 5
4
3
2
1
Menguasai aturan penulisan
(huruf kapital, tanda baca, dan
kata ulang) terdapat maksimal
dua kesalahan ejaan.
Kurang menguasai aturan
penulisan (huruf kapital, tanda
baca, dan kata ulang) terdapat
maksimal empat kesalahan
ejaan.
Kurang menguasai aturan
penulisan (huruf kapital, tanda
baca, dan kata ulang) terdapat
maksimal enam kesalahan
ejaan.
Lebih dari enam penulisan
huruf kapital, penggunaan tanda
baca, dan penulisan kata ulang
yang tidak tepat.
Penggunaan tanda baca tidak
tepat, banyak kesalahan ejaan,
sulit dimengerti.
Sangat
baik
Baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
kurang
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
A. Hasil kemampuan menulis paragraf persuasif siswa kondisi awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
B. Hasil kemampuan menulis paragraf persuasif siswa siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
C. Hasil kemampuan menulis paragraf persuasif siswa siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nuansa Asa Nuarindah, dilahirkan di Klaten
tanggal 22 Januari 1991. Ia menamatkan pendidikan
tingkat sekolah dasar di SDN 3 Gombang, Cawas, Klaten,
Jawa Tengah. Melanjutkan ke SMP dan menamatkan
pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1
Cawas, Klaten tahun 2006. Tiga tahun kemudian
menamatkan pendidikan sekolah tingkat menengah atas di SMAN 1 Cawas,
Klaten pada tahun 2009. Setelah lulus SMA, ia menempuh studi di Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Ia lulus dari Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah pada tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related