pkm5 laporan-stimulan
Post on 23-Jun-2015
151 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN STIMULAN PENGELOLAAN
SAMPAH TERPADU OLEH MASYARAKAT
DI KOTA BANDUNG
(Cibangkong, 14 – 15 September dan 6 Oktober 2002)
Diselenggarakan Dalam Upaya Pemasyarakatan Pengolahan Sampah Rumah Tangga
untuk Bahan Kompos Organik Pertanian
Divisi Pengembangan Informasi Dan Teknologi Tepat Guna
KegiatanLembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM)
Universitas Padjadjaran Bandung
2002
1
KATA PENGANTAR
Dalam rangka membantu Pemerintah Daerah Kota Bandung khususnya dalam mengatasi masalah sampah perkotaan, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran (LPM UNPAD) bekerja sama dengan Kantor Litbang Kota Bandung telah melaksanakan suatu Program Kegiatan Stimulan Pengelolaan Sampah Terpadu Oleh Masyarakat Di Kota Bandung pada tanggal 14-15 September 2002 dan 6 Oktober 2002.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk
menumbuhkan peran aktif masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam mengatasi dan mengelola sampah rumah tangga dengan lebih baik, efektif dan efisien. Dengan demikian apabila hal ini berhasil dikembangkan, akan diperoleh suatu manfaat sosial dan ekonomi dari sampah rumah tangga tersebut.
Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada Walikota Bandung dan Pimpinan Kantor Litbang Kota Bandung yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada LPM UNPAD untuk turut serta melaksanakan program ini.
Semoga apa yang telah dilaksanakan selama ini akan
memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi pembangunan Kota Bandung pada umumnya
Bandung, Oktober 2002. Ketua Prof.Dr.H.Kusnaka Adimihardja, MA NIP. 130 271 533
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 4
DAFTAR LAMPIRAN 5
I. LATAR BELAKANG 5
1.1 Analisis Situasi 5
1.2 Permasalahan 7
II. TUJUAN DAN MANFAAT 9
III. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN 11
3.1 Waktu 11
3.2 Tempat 12
IV. SASARAN 12
V. PELAKSANAAN 13
5.1 Kegiatan Penataan Petak Percontohan 13
5.2 Kegiatan Diseminasi Informasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
22
5.3 Pelatihan dan Stimulan Pengelolaan Sampah
Organik dan Non-organik
23
VI. SUMBER DANA KEGIATAN 24
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 25
7.1 Kesimpulan 25
7.2 Saran 26
LAMPIRAN 28
3
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1. Tata Letak TPS untuk Pengelolaan Kompos 14
4
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1. Materi dan Penyaji Makalah Kegiatan 28
5
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1. Biodata Peserta 28
2. Foto-foto Pelaksanaan Kegiatan 32
3. Brosur Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 38
6
I. Analisis Situasi
Teknologi merupakan penentu kebudayaan yang dapat
mempengaruhi lingkungan dan sosial masyarakat, dengan
teknologi orang akan dapat memanfaatkan sumber daya alam
seoptimal mungkin. Namun dengan adanya teknologi timbul
suatu permasalahan lingkungan yang dapat mengancam
kehidupan manusia, yakni berupa limbah yang dihasilkan dari
proses produksi. Selain itu pertambahan penduduk dunia makin
meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang berarti juga
akan membawa permasalahan lingkungan. Desakan kehidupan
modern tampaknya selalu beriring dengan resiko tercemar dan
menurunnya kualitas lingkungan. Sampah dan limbah
merupakan hasil sampingan dari kemajuan peradaban manusia
dalam memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan peningkatan
kebutuhan manusia, produksi sampah dan limbah hasil aktivitas
manusia juga terus meningkat, sehingga menjadi masalah yang
besar.
Besarnya tempat dan ruang yang dibutuhkan untuk
menyimpan sampah-sampah tersebut jelas makin meningkat
secara progresif dengan bertambahnya jumlah populasi
persatuan area tertentu, dan makin bervariasinya kegiatan
sehari-hari masyarakat serta industri.
7
Sampah-sampah tersebut tidak akan menjadi masalah
selama daya tampung alami lingkungan mampu mendaur ulang
kegiatan metabolisme mikroba menjadi bahan non organik yang
dapat diserap kembali oleh lingkungan tanpa mengganggu
keseimbangan alaminya. Masalahnya, dalam kondisi dan situasi
perkotaan yang padat penduduk dan sempit lahan, produksi
sampah setiap hari melampaui daya tampung lingkungan, dan
gangguannya terhadap keseimbangan kualitas lingkungan hidup
tidak dapat ditolerir lagi. Sementara sistem dan sarana
penanganan serta pengolahan yang ada tidak mampu
mengatasinya dengan cepat.
Pengelolaan sampah perkotaan berdasarkan pengamatan
menuntut adanya partisipasi atau peran serta masyarakat
secara aktif mengingat berapapun dana yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menangulangi persoalan sampah tidak akan
efektif apabila peran serta masyarakat dalam menata
persampahan dimulai pada lingkup wilayah terkecil (RT atau
RW) tidak optimal. Oleh karena itu memecahkan persoalan
sampah harus diawali dengan upaya menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan,
mensosialisasikan secara intensif kepada masyarakat untuk
membiasakan membuang sampah secara arif dan bijaksana
8
serta mengajak masyarakat untuk senantiasa berpikir kritis dan
bernilai guna berkaitan dengan masalah persampahan.
1.2. Permasalahan
Fakta yang terlihat sehari-hari menunjukkan bahwa
umumnya sampah-sampah domestik atau industri, baik dari
bahan organik maupun non-organik dibuang begitu saja dalam
satu bak yang sama dan tercampur satu sama lain dalam
berbagai komposisi, dan kemudian melalui berbagai cara
transportasi, sampah berpindah tempat mulai dari tempat
sampah di rumah sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Selama perjalanan ini, sampah mengalami pembusukan
yang dipicu oleh kegiatan mikroorganisme, pengaruh
temperatur dan kelembaban, terjadi berbagai proses oksidasi
dan reduksi yang menghasilkan emitten dalam bentuk gas atau
cairan yang beraroma busuk. Emitten ini mengandung gas
methan yang mengkontaminasi udara, tanah dan perairan.
Sementara sisa-sisa padat bahan organik atau non organik
tertumpuk dalam kuantitas melampaui daya tampung lahan
TPA, sehingga secara fisik menimbulkan deteriorasi kualitas
lingkungan hidup di sekitarnya seperti polusi udara, air, tanah
9
penyumbatan saluran sanitasi yang mengakibatkan banjir,
pemupukan dan akumulasi bahan beracun dan berbahaya.
Permasalahan lain dari cara penanganan sampah yang
kurang baik antara lain tidak dimanfaatkannya sampah organik
secara maksimal, padahal di dalamnya terkandung potensi
ekonomi yang menguntungkan, yaitu bisa dijadikan kompos.
Disamping itu perlu kiranya ditumbuhkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya penanganan sampah dengan baik dimulai dari
rumah tangga hingga lingkungan RT, RW, kelurahan atau
kecamatan. Dengan demikian kegiatan sosialisasi melalui
penyebar luasan informasi, pelatihan dan penyuluhan kepada
masyarakat haruslah dibuat secara terprogram dengan terpadu.
II. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari kegiatan stimulan pengelolaan sampah
terpadu oleh masyarakat ini antara lain :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengelola sampah dengan baik dimulai dari lingkup rumah
tangga.
2. Membentuk kader kelola sampah yang dapat berperan aktif
dalam menjaga kebersihan lingkungan di wilayah dimana
mereka bermukim
10
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai cara
pengelolaan sampah rumah tangga secara terpadu sehingga
baik sampah organik maupun non-organik dapat dioleh
menjadi sesuatu produk yang lebih bermanfaat.
4. Memberikan gambaran percontohan unit kelola sampah
terpadu dengan menggunakan model SILARSATU (Sistem
Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu) kepada beberapa
kader kelola sampah (Petugas TPS ataupun warga
masyarakat peduli lingkungan), yang dipilih dari beberapa
wilayah / kelurahan yang ada di kota Bandung. Pendirian
unit-unit reaktor sampah terpadu model SILARSATU yang
dikembangkan oleh LPM UNPAD adalah untuk
mensosialisasikan dan mengkondisikan lingkungan
masyarakat dalam penanganan dan pengelolaan sampah
yang tepat guna, higienis, dan ramah lingkungan, dimulai
dari proses penyortiran sampah di rumah tangga, proses
komposisasi bahan organik dan pendaur-ulangan bahan non-
organik sampai ke pemasaran kompos untuk digunakan
sebagai pupuk, melalui suatu sistem dan konstruksi reaktor
sampah.
11
Kegiatan stimulan ini diharapkan akan memberikan
beberapa manfaat, antara lain :
1. Mengurangi pencemaran lingkungan
2. Dapat menjadi contoh kepada masyarakat akan
pentingnya kebersihan lingkungan
3. Membuka peluang lapangan kerja baru
4. Limbah organik dan non-organik akan lebih bermanfaat
dan memiliki nilai ekonomi karena mampu menguraikan
sampah organik secara alami dan ramah lingkungan,
menjadi pupuk kompos dan bahan kondisioner tanah
yang memiliki nilai tambah dan niai jual yang
diharapkan. Disamping itu limbah non-organik dapat
didaur ulang sebagai bahan baku industri. Dengan
demikian para pelaku kegiatan ini, memperoleh peluang
untuk meningkatkan pendapatan per kapitanya dan
sekaligus merefleksikan adanya peningkatan
pemberdayaan masyarakat.
5. Menumbuhkan minat baik bagi warga masyarakat
maupun kader kelola sampah terpilih untuk dapat
mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu.
12
III. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
3.1 Waktu
Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari, yakni pada hari
Sabtu dan Minggu, tanggal 14 - 15 September 2002 kemudian
pada hari Minggu tanggal 6 Oktober 2002. Terdapat selang
waktu 21 hari dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk proses
pengkomposan yang dilakukan pada tanggal 15 September
2002. Hal ini dimaksudkan agar peserta kegiatan ini dapat
mengetahui secara menyeluruh proses pengolahan sampah
(baik organik mapun non-organik) sehingga produk akhir dari
kegiatan ini dapat dilihat secara nyata.
3.2 Tempat
Kegiatan ini dilakukan di 2 tempat, yakni :
1. Ruang serba guna LPW (Lembaga Pemberdayaan Warga)
Cibangkong, Bandung.
2. Bangunan Pengkomposan milik LPW (Lembaga
Pemberdayaan Warga) kelurahan Cibangkong, Bandung.
Kedua tempat itu terletak di RW 11 Kelurahan Cibangkong
Kecamatan Batununggal Bandung.
13
IV. SASARAN
Yang menjadi sasaran pelaksanaan stimulan ini adalah warga
kelurahan Cibangkong yang berkecimpung di bidang
persampahan dan juga beberapa warga dari kecamatan lainnya
yang diharapkan mampu untuk mengembangkan Sistem
Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (SILARSATU) di berbagai
bagian wilayah kota Bandung. Adapun daftar peserta beserta
biodata terlampir.
V. PELAKSANAAN
5.1 Kegiatan Penataan Petak Percontohan
Kegiatan ini merupakan tahap awal dari Sistem
Pengelolaan Sampah Terpadu (SILARSATU), dimana peda tahap
ini diperlukan adanya suatu lahan yang dapat dijadikan sebagai
lahan uji coba dilaksanakannya proses ini.
Dilakukan survey lapangan di beberapa TPS (Tempat
Pembuangan sampah Sementara) yang berada di Kota
Bandung, dan didapatkan suatu tempat yang cocok yang layak
dijadikan petak percontohan untuk kegiatan ini. Adapun tempat
yang dimaksud adalah di RW 11 Kelurahan Cibangkong
Kecamatan Batununggal Bandung.
14
Tempat ini merupakan TPS yang dikelola oleh LPW
(Lembaga Pemberdayaan Warga) Cibangkong. LPW merupakan
organisasi yang dibentuk atas inisiatif warga yang dalam
kegiatannya mencakup usaha kelestarian lingkungan. Dibawah
LPW ini ada usaha pengkomposan yang dilakukan oleh beberapa
warga yang secara langsung terjun menangani masalah kompos
ini. Gambaran tempat percontohan ini adalah seperti yang
disajikan pada gambar berikut :
Keberadaan bangunan pengkomposan ini pada awalnya
dibangun dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman (Puslitbangkim) Kantor Dinas
Kimpraswil sebagai sarana percontohan bagi masyarakat
setempat, namun sejalan dengan berjalannya waktu sarana
yang ada pada saat ini dalam keadaan kurang memadai, baik
dari segi penanganan, tata letak serta bangunan yang masih
perlu perbaikan. Usaha-usaha dilakukan dalam penyempurnaan
petak percontohan ini, pembenahan bangunan, tata letak serta
penambahan mesin perajang sampah yang diharapkan mampu
memperbesar produksi yang dihasilkan.
Pembuatan bak-bak reaktor, sebagai upaya untuk
memperkenalkan suatu teknologi baru dalam proses
15
pengkomposan, dimana tidak memerlukan adanya pembalikan
juga diterapkan dalam petak percontohan ini.
Adapun skema bentuk dari petak percontohan yang
diterapkan adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Tata Letak TPS untuk Pengelolaan Kompos
Keterangan Gambar :
A : Jalan untuk gerobak pengangkut sampah
B : Tumpukan sampah sekaligus tempat pemilahan sampah
C : Tumpukan kompos yang sudah jadi dan siap dikemas
D : Bak reaktor
E : Mesin Perajang
F : Gudang dan kantor
G : Kamar mandi
16
Diharapkan petak percontohan ini sebagai awal
berkembangnya Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu
“SILARSATU” versi LPM UNPAD.
Hasil kegiatan dari penataan lingkungan bangunan kompos
ini adalah sebagai berikut :
5.2 Kegiatan Diseminasi Informasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Penyebaran informasi mengenai pentingnya pengelolaan
sampah terpadu dilakukan LPM UNPAD dengan berbagai cara,
selain membuat petak percontohan dibuat juga selebaran
berupa brosur bergambar yang menarik, singkat dan mudah
dimengerti. Pada brosur tersebut diberikan penjelasan tentang
pentingnya pengelolaan sampah yang benar, bagaimana cara
memanfaatkannya dan hasil yang akan diperoleh dengan
pengelolaan sampah terpadu. Brosur yang dibuat kemudian
disebar luaskan baik kepada warga masyarakat di sekitar
kelurahan, maupun kepada kader kelola sampah dari beberapa
wilayah kelurahan di kota Bandung untuk disebarkan di tempat
tugas masing-masing. Brosur tersebut mengangkat tema “Lebih
baik memelihara kompos daripada memelihara sampah”.
Adapun bentuk brosur tersebut terlampir.
17
5.3 Pelatihan dan Stimulan Pengelolaan Sampah Organik dan Non-organik
Kegiatan berikutnya yang dilaksanakan oleh LPM UNPAD
sehubungan dengan kegiatan stimulan pengelolaan sampah
terpadu oleh masyarakat ini adalah pelatihan dan penyuluhan
penanganan sampah terpadu. Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang
peserta, yang terdiri dari :
a. 6 orang peserta dari Kecamatan Batununggal
b. 2 orang peserta dari Kecamatan Sumur Bandung
c. 2 orang peserta dari Kecamatan Regol
d. 1 orang peserta dari Kecamatan Kiaracondong
e. 1 orang peserta dari unit kelola sampah LPM UNPAD
Disamping peserta yang akan menjadi kader kelola
sampah, kegiatan ini juga diikuti oleh warga masyarakat yang
ada di kelurahan Cibangkong dan sekitarnya
Adapun materi pelatihan dan instruktur yang memberikan
materi adalah sebagai berikut :
18
Tabel 1. Materi dan Penyaji Makalah Kegiatan
No Materi Penyaji Instansi
1 Dasar Pengelolaan Lingkungan
Sari Ika Agustina
Puslitbangkim
2 Pengelolaan Sampah Perkotaan
Sri Darwati Puslitbangkim
3 Dasar-dasar Pengolahan Kompos
Lya Puslitbangkim
4 Penggunaan Mesin Perajang Kompos dan Reaktor Kompos
Roni Kastaman
LPM Unpad
5 Introduksi Teknologi Mikroba untuk Peningkatan Mutu Kompos dari Sampah
Dennie Kurniadie
LPM Unpad
6 Teknik Pengemasan dan Pemasaran Kompos
Moch.Djali LPM Unpad
7 Praktek Pengelolaan Kompos dari Sampah Rumah Tangga
Warjiman Unit Kelola Kompos LPW Cibangkong
VI. SUMBER DANA KEGIATAN
Keseluruhan kegiatan stimulan pengelolaan sampah
terpadu oleh masyarakat ini seluruhnya didanai oleh Pemerintah
Kota Bandung, dalam hal ini melalui Kantor Litbang Kota
Bandung. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk
perwujudan kerjasama kemitraan antara Pemerintah Kota
19
Bandung dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat –
Universitas Padjadjaran.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Ada beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan di dari
pelaksanaan kegiatan stimulan pengelolaan sampah terpadu
oleh masyarakat yang telah dilaksanakan, yaitu :
1. Kegiatan stimulan ini merupakan bentuk kerjasama
kemitraan antara Pemerintah Kota Bandung dengan Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat – Universitas Padjadjaran,
khususnya dalam mengatasi permasalahan sampah kota
Bandung yang hingga saat ini belum dapat teratasi
sepenuhnya. Dengan demikian diharapkan secara bertahap /
lambat laun permasalahan sampah kota Bandung dapat
diatasi dengan pendekatan ini.
2. Pelaksanaan stimulan ini mendapat tanggapan yang baik baik
dari warga masyarakat disekitar kegiatan maupun peserta
kader kelola sampah terpadu, yang merupakan perwakilan
dari beberapa kecamatan yang ada di Kota Bandung.
20
3. Tanggapan positif dari pihak Kecamatan dan Kelurahan yang
turut membantu di dalam menyertakan warganya di dalam
kegiatan ini.
4. Antusiasme yang besar dari peserta yang ingin
mengembangkan pengelolaan sampah di daerah masing-
masing, namun walaupun demikian ada hal yang perlu
mendapatkan solusi untuk implementasi kegiatan ini di
berbagai lokasi lainnya yakni adanya keterbatasan lahan
yang memungkinkan untuk membangun tempat pengolahan
sampah, keterbatasan sarana dan prasarana pendukung (alat
dan mesin), pendanaan serta manajemen pemasaran.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil evaluasi dari keseluruhan pelaksanaan
program kegiatan ini ada beberapa hal yang kiranya perlu
disarankan, yaitu :
1. Perlu adanya pendampingan dan sosialisasi yang intensif
kepada masyarakat pasca kegiatan ini, mengingat
penanganan sampah melalui model kegiatan ini tidak dapat
dilaksanakan hanya dalam satu kali kegiatan tanpa tindak
lanjut yang berkesinambungan baik dari lembaga yang
berkompeten maupun dari warga masyarakat itu sendiri.
21
2. Perlunya dilaksanakan kegiatan serupa namun untuk
dilaksanakan diberbagai lokasi yang berbeda. Hal ini
disebabkan karena berdasarkan pengamatan lapangan
menunjukkan bahwa setiap lokasi di Kecamatan atau
kelurahan yang ada di Kota Bandung memiliki karakteristik
yang berbeda satu dengan yang lainnya, baik dari sisi
kepadatan penduduk, latar belakang sosial dan ekonomi,
serta aksesibilitas dan kemudahan dalam penanganan
sampah rumah tangga yang ada di setempat.
22
Lampiran 1. Biodata Peserta
Nama Tata Suhaedi Tempat/ Tgl Lahir Alamat Jalan Babakan Garut Status Kawin Tanggungan 4 Orang Pekerjaan Swasta Pendidikan Terakhir SMA Kegiatan yang sedang dilakukan Dagang Berapa Lama 10 tahun
Nama Aan Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 1 April 1934 Alamat Cibangkong No. 214 RT 03/06 Status Kawin Tanggungan 2 Orang Pekerjaan Pengelola Sampah Pendidikan Terakhir SD Kegiatan yang sedang dilakukan Mengelola sampah RW 06 Berapa Lama 3 Tahun
Nama Wagiman Tempat/ Tgl Lahir Bandung, 2 September 1970 Alamat Cibangkong RT 05/06 Status Tidak Tanggungan - Pekerjaan Pengelola sampah Pendidikan Terakhir SMP Kegiatan yang sedang dilakukan Mengelola sampah RW 06 Berapa Lama 4 tahun
23
Lampiran 1. Biodata Peserta (Lanjutan)
Nama Dwi Sugiarto Tempat/ Tgl Lahir Bandung, 6 Juli 1972
Alamat Jln. Cibangkong no. 336/120 RT 02/11
Status Kawin Tanggungan 2 Orang Pekerjaan Wiraswasta Pendidikan Terakhir SMA Kegiatan yang sedang dilakukan Aktifis FWC Berapa Lama 2 Tahun
Nama Maman Hidayat Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 15 oktober 1968
Alamat Jln. Cibangkong No. 300/120 RT 09/11
Status Kawin Tanggungan 3 Orang Pekerjaan Swasta Pendidikan Terakhir D3 Kegiatan yang sedang dilakukan Berapa Lama
Nama Dani Sopiyan Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 8 November 1979 Alamat Jln. Babakan Garut RT 03/10 Status Tidak Kawin Tanggungan - Pekerjaan - Pendidikan Terakhir STM Kegiatan yang sedang dilakukan Mengelola sampah Rw 10 Berapa Lama -
24
Lampiran 1. Biodata Peserta (Lanjutan)
Nama Mahmud Hidayat Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 16 Mei 1970 Alamat Jalan Tongkeng No. 48 Status Tidak Kawin Tanggungan - Pekerjaan Pegawai Swasta Pendidikan Terakhir SMA Kegiatan yang sedang dilakukan Daur ulang kertas Berapa Lama 2 Tahun
Nama Ibu Solihin Tempat/ Tgl Lahir Sumedang / 8 Juni 1944 Alamat Jalan Tongkeng No. 48 Status Kawin Tanggungan 11 Orang Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Pendidikan Terakhir SD Kegiatan yang sedang dilakukan Kompos Berapa Lama 2 Tahun
Nama Cecep Kurnia Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 25 November 1977
Alamat Jln. Otista Gg. Tegallega no. 28/20c RT 03/06
Status Tidak Kawin Tanggungan - Pekerjaan Pegawai swasta Pendidikan Terakhir STM Kegiatan yang sedang dilakukan - Berapa Lama -
25
Lampiran 1. Biodata Peserta (Lanjutan)
Nama Gun Gun Gunawan Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 19 November 1979 Alamat Jln. Otista Gg. Tegallega 25A/20c Status Tidak Kawin Tanggungan - Pekerjaan - Pendidikan Terakhir STM Kegiatan yang sedang dilakukan - Berapa Lama -
Nama Taufiq Tempat/ Tgl Lahir Bandung Alamat Terusan PSM Status Kawin Tanggungan 7 Orang Pekerjaan Pengelola sampah TPS PSM Pendidikan Terakhir SD Kegiatan yang sedang dilakukan - Berapa Lama -
Nama Toto Tohir Tempat/ Tgl Lahir Bandung / 5 Mei 1952 Alamat Jln. Gagak Barat 5/150 Status Kawin Tanggungan 6 Orang Pekerjaan Tukang Kebun LPM Pendidikan Terakhir SMP Kegiatan yang sedang dilakukan Tukang Kebun LPM UNPAD Berapa Lama 1 Tahun
26
Lampiran 2. Foto-foto Pelaksanaan Kegiatan
27
Lampiran 3. Brosur Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
top related