pewarnaan histokimia
Post on 14-Jul-2015
1.490 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Oleh :
Irwin Septian
NIM F05110003
PENDIDIKAN BIOLOGI
FKIP UNTAN
Pewarnaan Adapun Tujuan dari tahapan pewarnaan dalam
mikroteknik, ialah :
1. Supaya unsur-unsur dalam jaringan tampak jelas, dan dapat dibedakan bagian-bagiannya di bawah mikroskop
2. mempertajam atau memperjelas berbagai elemen tisu, terutama sel-selnya, sehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan mikroskop.
Pewarna yang sering digunakan: hemaktosilin-eosin (HE)
JENIS-JENIS PEWARNAAN HISTOKIMIADalam pewarnaan hitokimia dikenal beberapa jenis
teknik pewarnaan, diantaranya :
1. Hematoxcillin-Eosin (HE) yang berfungsi untukmemberi gambaran umum suatu jaringan.
2. AB (Alcian Blue) yang biasanya digunakan padasampel yang memiliki pH 2,5 dan mampumendeteksi mukopolisakarida asam dan biasanyamemberikan warna biru.
Lanjutan....3. PAS (Periodic Acid Schiff) digunakan untuk
mendeteksi adanya kandungan mukopolisakaridanetral pada suatu jaringan dan akan memberikanwarna magenta.
4. Lektin digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan residu gula dan zat kompleks lain dalam suatu jaringan.
Tahapan Pewarnaan HE1. Sampel dicuci dengan NaCI fisiologis kemudian dimasukkan ke dalam
larutan Bouin's 24 jam.
2. Dehidrasi I. Sediaan dimasukkan dalam larutan alkohol bertingkat masing-masing selama 24 jam, alkohol 100% 3 x @ 6-8 jam
3. Clearing. Direndam dalam dan xylol I selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke xylol II 1 jam. Lalu dimasukkan ke xylol III 30 men t pad a suhu ruang dan 30 menit pada inkubator. infiltrasi parafin 3 x @ 1 jam pada suhu 50-56°C
4. Embedding. Sediaan dimasukkan dalam alat pencetak parafin yang berisi
parafin cair sampai setengah volume, posisi sampel jaringan diatur kemudian parafin ditambah sampai penuh.
5. Pemotongan dan affixing. Menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5 IJm.Hasil potongan diletakkan diatas gelas obyek kemudian dipanaskan pada meja pemanas sampai sediaan kering.
LANJUTAN PEWARNAAN HE6. Deparafinisasi dan rehidrasi. Sediaan dimasukkan ke
dalam silol 3 x @ 2 menit kemudian direhidrasi dengan merendam dalam alkohol bertingkat selama 2 menit, dibilas dengan aquades selama 10-15 menit.
7. Pewarnaan. Dengan hematoksilin 15 detik kemudian dibilas dengan air kemudian pewarnaan dalam eosin selama 15 menit dan dibilas dengan air.
8. Dehidrasi II. Sediaan dimasukkan ke dalam alkohol bertingkat selama beberapa men it, dan dimasukkan dalam alkohol 100% 3 x @ beberapa menit.
9. Clearing. Sediaan dimasukkan ke dalam silol selama beberapa menit sebanyak 3 kali.
10. Penutupan. Penutupan dengan entelan dan gelas penutup. Dikeringkan dan diberi label (Rifqiyati, 2006).
HASIL PEWARNAAN Hematoxcillin-Eosin (HE)
Gambar Auricula (Organ Indra Khusus)
Sumber : Husna, 2011
TAHAPAN PEWARNAAN AB (Alcian Blue)1.Deparafinisasi dan rehidrasi sediaan dalam larutan
silol dan alkohol bertingkat masing-masing selama 3-5 men it, kemudian dilanjutkan pencucian dalam air mengalir selama 10 menit.
2. Penurunan pH dengan 3 % asam asetat selama 5 menit dalam suhu ruang.
3. Perendaman dalam AB pH 2.5 selama 30 menit.
4. Pencucian dengan 3 % asam asetat selama 5 menit sebanyak 3 kali dalam suhu ruang.
5. Pencucian dengan aquades selama 5 menit sebanyak 3 kali.
Lanjutan....6. Counterstain (nuclear fast red) cek dengan mikroskop.
7. Pencucian dengan aquades selama 5 menit sebanyak 3 kali.
8. Pencucian dengan air mengalir 10-60 menit.
9. Pencucian dengan aquades selama 5 menit sebanyak 2 kali.
10. Dehidrasi dan penjernihan dalam larutan silol dan penutupan sediaan dengan gelas penutup (Rifqiyati, 2006).
HASIL PEWARNAAN ABFotomikrograf sebaran dan konsentrasi/kandungan kualitatif karbohidrat pada kelenjar Mandibularis(A)Ayam(C) Burung PuyuhSumber : Adnyane,IKM dkk., 2007
TAHAPAN PEWARNAAN PAS (Periodic Acid Schiff)1. Deparafinisasi dan rehidrasi sediaan dalam larutan silol
dan alkohol bertingkat masing-masing selama 3-5 menit, kemudian dilanjutkan pencucian dalam air mengalir selama 10 menit.
2. Dioksidasi dalam asam periodat 1% selama 5-10 menit.
3. Pencucian dengan aquades 3 kali, masing-masing selama 5 menit.
4. Pewarnaan digunakan larutan Reagent Schiff selama 15-30 menit.
5. Pencucian dengan air sulfit yang selalu fresh (dibuat baru) 3 x 3 menit
Lanjutan....6. Pencucian dengan aquades selama 5 menit sebanyak 3
kali.
7. Counterstain dengan hematoksilin, cek dengan mikroskop.
8. Pencucian dengan air mengalir 10-60 menit.
9. Pencucian dengan aquades selama 5 menit sebanyak 2 kali.
10. Dehidrasi dan penjernihan dalam larutan xylol dan penutupan sediaan dengan gelas penutup (Rifqiyati, 2006).
HASIL PEWARNAAN PASFotomikrograf sebaran dan konsentrasi/kandungan kualitatif karbohidrat pada kelenjar Mandibularis(B) Ayam(D) burung puyuhSumber : Adnyane,IKM dkk., 2007
TAHAPAN PEWARNAAN Lektin1. Deparafinisasi dan rehidrasi sediaan dalam larutan silol
dan alkohol bertingkat masing-masing selama 3-5 men it, kemudian dilanjutkan pencucian dalam air mengalirselama 10 menit.
2. Sediaan dimasukkan dalam hidrogen peroksida (H2O2) 1 % dalam PBS selama 15 menit.
3. Pencucian dengan air mengalir selama 10 men it, dilanjutkan dengan larutan PBS 0.01 M selama 5 menit sebanyak 3 kali.
4. Pencucian dengan PBS sebanyak 3 kali, masing-masing 5 menit.
5. Inkubasi dengan lektin selama 2 jam dalam inkubator 37"C.
6. Pencucian dengan PBS sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit.
Lanjutan....7. Visualisasi dengan 0.05 % DAB (diaminobenzidine)
dan 0.1% hidrogen peroksida (H202) pada buffer tris 0.05 M, pH 7.6 selama 10-20 menit di tempat gelap.
8. Pencucian dengan larutan PBS selama 5 menit sebanyak 3 kali.
9. Pewamaan kontras dengan hematoksilin, beberapa detik.
10. Pencucian dengan air mengalir selama 30 menit.
11. Dehidrasi dengan alkohol bertingkat, penjemihan dengan menggunakan xylol dan penutupan dengan gelas penutup (Rifqiyati, 2006).
HASIL PEWARNAAN Lektin
Sumber : Rahmi dkk., 2009
DAFTAR PUSTAKAAdnyane, I.K.M., Srihadi A., dan Ledi. E. (2007). Morfologi Kelenjar
Mandibularis dan Lingualis Ayam ( Gallus sp.) dan Burung Puyuh (Coturnix coturnix): dengan Tinjaun Khusus pada Distribusi dan Kandungan Karbohidrat. Media Kedokteran Hewan Vol. 23, No. 3, September 2007 Hal : 184-191
Rifqiyati, Najda. (2006). Dinamika perkembangan ovarium rusa timor (Cervus timorensis) dengan tinjauan khusus pada karakteristik histokimia folikel. TESIS : Institut Pertanian Bogor (IPB).
Husna, Asmaul. (2011). Histologi Organ Indra Khusus. (Online).(http://dokteryes.blogspot.com/2011/06/histologi-organ-indra-khusus.html diakses pada 14 Mei 2013 Pukul 20.21).
Rahmi, E., Dondin. S., Srihadi. A., dan Erni. S. (2009). Distribusi Glikoprotein pada Lambung Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) pada Periode Pre–Pasca Natal. Jurnal Primatologi Indonesia, Vol. 6 No. 2 Desember 2009, p.27-31.
top related