pertemuan 3-pemeriksaan protein sem 4

Post on 23-Dec-2015

153 Views

Category:

Documents

24 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

persentasi

TRANSCRIPT

I Nyoman WandeDepartemen/Instalasi Patologi KlinikFK Unud/ RSUP Sanglah Denpasar

PROTEINTersusun atas asam amino yang

bergandengan dengan hubungan peptida.Masuknya asam amino ke dalam tubuh mll

sumber makanan dan segera di antarkan ke sel-sel jaringan untuk menyusun protein.

Hati sebagai tempat sintesa protein: > 90% dari seluruh protein 100% albumin

General Amino Acid Structure

Condensation of two amino acids:Formation of a dipeptide

Formation of a Polypeptide

Menurut distribusinya, protein tubuh terdiri dari:

1. Protein plasma 2. Protein jaringan 3. Hemoglobin

Protein plasma terdiri dari: 1. Albumin 2. Globulin 3. Fibrinogen

FUNGSI PROTEIN PLASMA Mempertahankan tekanan osmotik plasma Sebagai media transportasi: TBG,

transferin, transcobalamin, apolipoproteinSebagai protektif: amtibodi, sistem

komplemen, dan hemostasis.

Cara penetapan protein serumTes kimia, untuk menentukan:

Protein total Albumin Globulin

Elektroforesis protein, untuk menentukan nilai fraksi:

Albumin Alfa globulin Beta globunin Gamma globulin

TUJUAN PEMERIKSAAN PROTEIN SERUMUntuk melihat defisiensi protein Penyakit hatiGinjalGastrointestinalKeganasan

TES PROTEIN TOTAL Persiapan pasien:

Tidak perlu persiapan khusus Hidari zat yang menyebabkan peningkatan total

protein invivo: steroid, androgen dll Hindari zat yang menyebabkan penurunan

protein total invivo: laksansia, rifamfisin dll.

Persiapan sampel: Hidari hemolisis Hindari pemakaian torniquet yang lama

Tes protein total......

Metode: Biuret Prinsip: dalam larutan alkali ikatan peptida dari

protein akan bereaksi dengan ion Cu membentuk kompleks protein-biuret berwarna ungu. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi protein.

Protein + Cu2+ kompleks protein Cu2+ (ungu)

Bahan : Serum Plasma (heparin atau EDTA)

OH

Tes protein total......

Nilai rujukan: Dewasa : 6,4 – 8,3 g/dl

Meningkat pada: Inflamasi kronik Dehidrasi DM dengan asidosis Makroglobulinemia Leukemia monositik Multiple myeloma sarkoidosis

Tes protein total......

Total protein menurun: Gangguan hati Malabsorbsi Malnutrisi Nefrosis Luka bakar DM Toksemia gravidarum Glomerulonefritis kronik Shok berat

TES ALBUMINPersiapan pasien:

Tidak perlu persiapan khusus Infus albumin, progesteron meningkatkan

albumin Estrogen, dextran, halotan, pirazinamid

menurunkan albumin

Persiapan sampel: Sama dengan pemeriksaan protein total.

Tes albumin.....

Metode: kolorimetrik dengan Bromocresol-green (BCG).

Prinsip:

kemampuan albumin untuk mengikat zat warna bromocresol-green pada pH 4,1. Makin banyak zat warna yang diikat, makin banyak kadar albumin dalam serum.

Albumin + BCG kompleks albumin BCG

pH 4,1

Tes albumin.....

Nilai rujukan: Dewasa : 3,4 – 4,8 g/dl 0-4 hari : 2,8 – 4,4 g/dl 4 hari – 14 th: 3,8 – 5,4 g/dl 14-18 th : 3,2 – 4,5 g/dl

Albumin meningkat pada: dehidrasi Albumin menurun pada:

Peny. Hati, ginjal, darah Keganasan, AIDS, peny. Kolagen malnutrisi , inflamasi gastrointestinal,

hipertiroid, diare kronis.

TES ELEKTROFORESIS PROTEIN Elektroforesis: pemisahan partikel2x

dengan muatan listrik yang berbeda, dg cara mengalirkan arus listrik melalui campuran partikel yang diletakkan pada suatu medium penyangga.

Molekul bergerak dg kecepatan yang berbeda-beda ke arah elektrode sesuai muatan

Konfigurasinya ditentukan oleh sifat media penyangga.

Pertama kali dipakai oleh Michaelis (1909) gerakan ion di dalam suatu larutan krn adanya suatu medan listrik.

1937 oleh Tiselius digunakan untuk tes protein.

Elektroforesis protein memisahkan fraksi:

Albumin Alfa 1 globulin Alfa 2 globulin globulin total Beta globulin Gamma globulin

Tujuan tes elektroforesisMenunjang diagnosis penyakit dengan

kelainan abnormal protein, spt: Peradangan Keganasan Sindroma nefrotik Penyakit hati kronis Status nutrisi Penderita sembab Thalasemia hemoglobinopati

Elektroforesis protein.....

Prinsip pemeriksaan: Partikel bermuatan dalam substrat dapat

mengalami pemisahan krn partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yg berbeda dlm muatan listrik

Besar kecilnya muatan listrik tergantung pada gugus amino atau karboksil yang terikat pd asam amino

Pd pH tertentu suatu protein bermuatan netral (pH isoelektric point):

Albumin : pH 4,6 Alfa globulin : pH 4,8 Beta globulin : pH 5,2 Gamma globulin : pH 6,4

Elektroforesis protein.....

Persiapan pasien: tidak perlu persiapan khusus

Persiapan sampel: hindari hemolisis dan penggunaan torniquet yg lama krn akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.

Sampel: serum

Elektroforesis protein.....

Pada larutan alkalis (pH 8,6) albumin akan bermuatan negatif yang besar bergerak ke anoda paling cepat.

Gamma globulin (pd pH 8,6) mendekati pH isoelektrik point muatan listrik negatifnya terkecil bergerak ke anoda paling lambat,

Elektroforesis protein.....

Fraksi % g/dl

Albumin Alfa 1 globulin Alfa 2 globulin Beta globulin Gamma globulin

58-742,0-3,55,4-10,67,4-148,0-18,0

3,3-5,00,1-0,40,5-1,00,7-1,20,5-1,6

Nilai rujukan

Elektroforesis protein.....

Albumin meningkat pada: Dehidrasi Multiple myeloma

Albumin menurun pada: Penyakit hati, ginjal, darah Keganasan Malnutrisi, AIDS, peny. Kolagen Inflamasi gastrointestinal Hipertiroid Diare kronik (colitis ulceratif)

Elektroforesis protein.....

Alfa 1 globulin meningkat pada: Infeksi (akut dan kronik) dan reaksi febris

Alfa 1 globulin menurun pada: Nefrosis dan defisiensi alfa 1 anti tripsin

Alfa 2 globulin meningkat pada: Sirosis bilier, obstruksi bilier Nefrosis, multiple myeloma, colitis ulceratif

Alfa 2 globulin menurun pada: Anemia hemolitik

Elektroforesis protein.....

Beta globulin meningkat pada: Sirosis bilier, obstruksi bilier Multiple myeloma

Beta globulin menurun pada: Nefrosis

Gamma globulin meningkat pada: Infeksi kronik Penyakit hati, autoimun, kolagen Multiple myeloma, waldestroms

makroglobulinemia Leukemia, peny. Kanker lain

Gamma globulin menurun pada: Agammaglobulinemia Hipogammaglobulinemia Sindrome nefrotik

Gambaran normal elektroforetogram protein serum pada densitometer

Pola normal elektroforesis protein serum pada strip selulosa

Gambaran elektoforesis protein abnormal pada penyakit multiple myeloma. Pada kurva densitometer memperlihatkan pita gamma meningkat tajam dan sempit yang disebut gamopati monoklonal atau disebut M-spike.

Gambaran pd kurva densitometer memperlihatkan pita gamma globulin puncaknya melebar, tumpul dan tidak teratur disebut gamopati poliklonal (pada peradangan kronik, sirosis hati, mononukleosis infeksiosa, lupus eritematosus)

NON PROTEIN NITROGEN (NPN)SENYAWA NITROGEN BUKAN PROTEINKadar NPN diukur sebagai indeks untuk

fungsi ginjal. Monitored through renal (kidney) functions by

measuring excretion or absorption of by products.

Zat yang termasuk NPN: Ureum Kreatinin Asam urat (uric acid) produk metabolisme

protein Amonia Asam amino

Ureum Berasal dari deaminasi oksidfatif gugus asam

amino menjadi amonia masuk ke hati ureum

Ureum: molekul kecil yang mudah berdifusi ke dalam cairan ekstrasel, tetapi akhirnya ia dipekatkan dalam urine dan di ekskresikan.

Ekskresi ureum perhari: ± 25 gram

Metode penetapan ureum: mengukur nitrogen dalam darah (blood urea nitrogen: BUN)

Normal BUN: 8-25 mg/dl Nitrogen menyusun 28/60 bagian dari

berat ureum konsentrasi ureum dapat di hitung dari BUN dengan cara mengakikan dengan faktor 2,14.

Uremia : kadar ureum yang meningkat Nilai BUN meningkat pada:

Makan banyak protein Kegagalan fungsi ginjal (pre renal, intrarenal,

post renal)

Analytical methods to determine urea in the blood involve 2 methods.

1. Enzymatic:Use ureaseQuantitated by colorimetric method using Nessler reagent or Bertholot reaction, identifying NH4 production

2. Coupled enzymatic method:Good specificity and sensitivity, bad

time consuming.Utilizes L-glutamate dehydrogenase 2-

oxoglutarate and NADH.Quantitates NH4 production from

urease hydrolysis by a series of coupled enzyme reactions that produce H2O2.

Uses spectrophotometer

Kreatinin Adalah produk akhir dari metabolisme

kreatin Jumlah kreatinin yang disusun sebanding

dengan massa otot rangkaNilai rujukan dalam serum:

laki : 0,6-1,3 mg/dl perempuan : 0,5-1,0 mg/dl

KREATININ 1. Berasal dari perubahan kreatin fosfat kreatinin

2. Produksi 24 jam relatif konstan 3. Difiltrasi bebas di glomerulus 4. Tidak direabsorpsi di tubuli ginjal 5. Di sekresi di tubuli ginjal ( kadar di plasma ↑ sekresi ↑ ) 6. Tidak mengalami metabolisme 7. Penentuan kreatinin di laboratorium mudah, tetapi tidak spesifik

Prinsip penentuan kreatinin ( reaksi Jaffe ) : kreatinin + as.pikrat kreatinin pikrat kreatinin pikrat ( wana merah ) fotometer Reaksi ini dipengaruhi oleh noncreatinin chromogen ( protein,glukosa,as.urat, dan keton)

Hasil penentuan kreatinin : 0,2 - 0,3 mg/dl lebih tinggi

suasana basa

PEMERIKSAAN KLIRENS KREATININ

1. Mengumpulkan urine selama 24 jam ( harus tepat ) 2. Mengukur volume urine 24 jam untuk menentukan volume (produksi) urine permenit 3. Mengambil contoh darah untuk penentuan kreatinin serum 4. Mengukur tinggi dan berat badan untuk menentukan luas permukaan tubuh ( nomogram Du Bois ) 5. Menghitung klirens kreatinin dengan rumus

RUMUS KLIRENS KREATININ

Klirens kreatinin UV 1,73 ml P lpt menit U = kadar kreatinin urine (24 j) ---------------------

mg/dlP = kadar keatinin serum ---------------------------- mg/dlV = volume ( produksi ) urine per menit ----------

ml/mnlpt = luas permukaan tubuh ------------------------ m2

1,73 = lpt standar dalam m2 ( BB = 70 kg TB = 1,7 m )

X

nilai normal

♂ : 117± 20 ml/mn

♀ : 108 ± 20 ml/mn

NomogramDu Bois ( DEWASA )

Berat b

adan

( kg

)

Lu

as perm

uk

aan tu

bu

h ( m

2

)

Tin

ggi bad

an ( cm

)

Dr.med. PuruhitoDasar-dasar pemberian cairan dan elektrolit pada kasus kasus bedah

Contoh :

Tinggi badan = 167 cm Berat badan = 60 cm

Luas permukaan tubuh = 1,65 m2

Cara mendapatkan luas permukaan tubuh dengan nomogram Du Bois

Dr.med. PuruhitoDasar-dasar pemberian cairan dan elektrolit pada kasus kasus bedah

KESALAHAN PENGUKURAN KLIRENS KREATININ DAPAT DISEBABKAN OLEH :

1. Penampungan urine tidak tepat 24 jam

2. Produksi urine terlalu rendah ( < 2 ml/mn )

3. Melakukan latihan pada saat penampungan urine

cara lain menilai GFR

formula Cockroft – Gault : ( this equation was developed to predict CrCl, but has

been used to estimate GFR )

( 140 – age ) ( weight in kg )

CrCl = --------------------------------------- X 0.85 if female

( SCr ) X 72

cara lain menilai GFR formula MDRD ( Modification of Diet in Renal Disease )

GFR ( ml/min/ 1.73 m2 ) =

186 X ( Serum Creatinine)-1.154 X ( age )-0.203

X ( 0.742 if female ) X ( 1.210 if African –American )

TINGKATAN ( STAGING ) PENYAKIT GINJAL KRONIS1. Kerusakan ginjal minimal GFR ≥ 90 ml/mn/1,73

m3

2. Kerusakan ginjal ringan GFR 60 - 89 ml/mn/1,73 m3

3. Kerusakan ginjal sedang GFR 30 - 59 ml/mn/1,73 m3

4. Kerusakan ginjal berat GFR 15 - 29 ml/mn/1,73 m3

5. Gagal ginjal GFR < 15 ml/mn/1,73 m3

PEMERIKSAAN KREATININ DAN UREASEBAGAI PENGUKUR FUNGSI GINJAL

FUNGSI GINJAL kreatinin serum↑

urea serum↑ NPN lain↑

Nilai normal kreatinin serum : 0,6 - 1,3 mg/dl urea serum : 20 - 30 mg/dl ( "BUN" : 10 - 20 mg/dl )

Hubungan antara klirens kreatinin dan kadar kreatinin serum

49

0 30 60 90 120 ml/mn Klirens kreatinin

6

5

4

3

2

1

0 0,5 1 1,5 2 JUTA Jumlah nefron

Kreatinin serum

Hubungan antara klirens kreatinin dan kadar kreatinin serum

50

0 30 60 90 120 ml/mn Klirens kreatinin

6

5

4

3

2

1

0 0,5 1 1,5 2 JUTA Jumlah nefron

Kreatinin serum ( Compensatory

hypertrophy )

Uric acid (asam urat)Merupakan produk akhir dari metabolisme

purine (bagian penting dari asam nukleat)Bagian terbesar dari asam urat disintesis di

hati, dimana reaksi itu membutuhkan enzim xanthine oksidase.

Ekskresinya lewat urine tergantung pada fungsi ginjal.

Ekskresi asam urat: Intake purine rendah: 0,5 g/hari Intake purine normal: 1 g/hari

Makanan yang mengandung banyak purine:

Daging dari organ Kacang-kacangan Ragi.

Hiperuricemia (hiperuratemia): kadar asam urat meningkat dalam darah

Kadar dalam darah tergantung pada: Produksinya Ekskresi lewat ginjal.

Measurement Methods:1. Caraway:

Measures oxidation of uric acid in a protein free-filtrate

Reduction of phosphotungstic acid to tungsten blue in the presence of uric acid.

Simple method, measure UV absorbance before and after incubation.

Disadvantage: uses low frequency – 293nm- not feasible on most instrumentation.

Interference seen in high levels of protein.

2. Coupled enzyme: Specific for uricase- no UV measurement used. Measures the amount of peroxide formed in

primary reaction. Uses: 4 aminoantipyrine and phenol or 3-methyl-

2 benzothiazolinone hydrosone and dimethylaniline.

Amonia Sumber amonia:

Deaminasi asam amino pada perombakan protein Dari usus-usus dimana bakteri dalam kolon

memecahkan protein dg memproduksi amonia yang diserap.

Hati mengubah amonia mjd ureum mll glutamine sbg zat pertengahan

Ginjal menggunakan glutamine sbg sumber untuk mensintesis amonia.

Amonia: variabel penting pada regulasi elektrolit dan pH

Normal dalam darah: Sedikit sekali (< 120 µg/dl)

top related