perpustakaan umum kabupaten ... - digilib.uns.ac.id... · respon arsitektur seperti diatas terhadap...
Post on 27-Mar-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN PENDEKATAN TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI BUATAN DAN PENGHAWAAN
SERTA DTINJAU ARSITEKTUR TROPIS
T U G A S A K H I R DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
RATIH GUSDIYA YUSTINAWATI I0207118
Pembimbing : Ir. Suparno,MT
Kahar Sunoko,ST,MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Bagan
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Judul1
I.2 Latar Belakang Masalah3
I.2.1. .Budaya Baca Pada Masyarakat3
I.2.2. Minat Masyarakat Terhadap Perpustakaan3
I.2.3. Kualitas Kabupaten Karanganyar3
I.3.Permasalahan
I.3.1. Permasalahan Umum5
I.3.2. Permasalahan Khusus5
I.4.Tujuan6
I.5. Sasaran6
I.6.Metoda & Strategi Pembahasan7
I.7 .Sistematika Penulisan9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. TINJAUAN PERPUSTAKAAN
II.1.1.Perpustakaan Secara Umum
II.1.1.1. Pengertian Perpustakaan10
II.1.1.2. Sejarah Perkembangan Perpustakaan12
II.1.1.3. Fungsi dan Peran Perpustakaan14
II.1.1.4. Pengelompokan Perpustakaan15
II.1.2. Kegiatan di dalam Perpustakaan
II.1.2.1. Pelaku Kegiatan17
II.1.2.2. Kegiatan Dalam Perpustakaan18
II.1.2.3. Koleksi20
II.1.3. Peruangan didalam Perpustakaan21
II.1.4. Fasilitas pada Perpustakaan25
II.1.5. Standar-standar Perpustakaan Daerah/Kabupaten26
II.1.6. Preseden Perpustakaan Umum38
II.1.7. Kesimpulan Preseden Perpustakaan Umum46
II.2. TINJAUAN LOKASI
II.2.1. Tinjauan Kabupaten Karanganyar47
II.2.1.1. Karakteristik Kabupaten Karanganyar48
II.2.2. Konsep Pengembangan Kabupaten Karanganyar 52
II.2.2.1. Aspek fisik dan wilayah52
II.2.2.2. Aspek Perekonomian53
II.2.2.3. Aspek Ketersediaan Prasarana Pendukung53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II.3. TINJAUAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KARANGANYAR 1
II.3.1. Perpustakaan Kabupaten Karanganyar secara umum53
II.3.1.1.Sejarah Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar53
II.3.1.2. Data Umum
II.3.1.2.1. Lokasi54
II.3.1.3. Data Khusus Perpustakaan55
II.3.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM)56
II.3.2. Pelaku57
II.3.2.1. Pengunjung57
II.3.2.2. Pengelola58
II.3.3. Kegiatan58
II.3.4. Fasilitas60
II.3.5. Sarana dan Prasarana60
II.3.6. Koleksi 62
II.3.7. Ruang64
II.3.8. Permasalahan di Perpustakaan Kabupaten Karanganyar65
II.3.9.. Kesimpulan Tinjauan Perpustakaan Umum Karanganyar66
BAB III PERPUSTAKAAN UMUMKABUPATEN KARANGANYAR
III.1. Perpustakaan Yang Direncanakan
III.1.1. Pengertian 67
III.1.2. Fungsi, Visi dan Misi67
III.1.3.Lingkup Pelayanan68
III.2. Kegiatan Yang Direncanakan 71
III.3. Strategi Rancang Bangun 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGAYAR
IV.1. ANALISIS PERUANGAN
IV.1.1. Analisis Penentuan Konsep Peruangan 85
IV.1.1. Analisis Penentuan Konsep Peruangan85
IV.1.1.2. Kebutuhan Ruang 87
IV.2. ANALISA PENDEKATAN LOKASI DAN SITE
IV.2.1. Analisa Penentuan Lokasi100
IV.2.1.1. Alternative Site101
IV.2.2. Analisis Pendekatan Pengolahan Site105
IV.3. ANALISIS PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN
IV.3.1. Analisis Pendekatan Bentuk Massa119
IV.3.2. Analisis Pengembangan Elemen Fisik Bangunan121
IV.3.3. Analisis Pendekatan Fasade Bangunan122
IV.5. ANALISIS PENDEKATAN PENCAHAYAAN dan PENGHAWAAN
IV.5.1. ANALISIS PENCAHAYAAN ALAMI124
IV.5.1.1. Pengertian Pencahayaan Alami124
IV.5.1.2. Komponen Pencahayaan Alami 125
IV.5.1.3. Aspek Perancangan yang Terpengaruh126
IV.5.1.4. Kealamian Pencahayaan Alami 130
IV.5.1.5. Keuntungan cahaya alami131
IV.5.1.6. Kerugian cahaya alami131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV.5.1.7. Konsep desain132
IV.5.1.8. Kebutuhan Pencahayaan Terhadap Manusia133
IV.5.1.9. Kesimpulan 135
IV.5.2. ANALISIS PENCAHAYAAN BUATAN 136
IV.5.2.1. Intensitas Pencahayaan Buatan136
IV.5.2.1.1. Contras138
IV.5.2.1.2. Glare ( cahaya yang menyilaukan)139
IV.5.2.1.3 Biaya ( Cost)140
IV.5.2.1.4. Warna 140
IV.5.3. System pencahayaan buatan141
IV.5.2.2. Kelebihan dan kekurangan cahaya buatan142
IV.5.2.3. Pantulan cahaya dan penyabarannya143
IV.5.2.4. Kesan cahaya buatan pada lingkungan144
IV.5.2.5. Konsep Model Desain Pencahayaan Buatan144
IV.5.2.7. Studi Kasus Pencahayaan Buatan145
IV.5.2.8. Kesimpulan Pencahayaan Buatan146
IV.5.3. ANALISIS PENGHAWAAN ALAMI147
IV.5.3.1. Prinsip-prinsip Dasat Aliran Udara 147
IV.5.3.2. Aliran Udara Melalui Bangunan148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV.5.4. PENGHAWAAN BUATAN151
IV.5.5. STUDI KASUS153
IV.5.6. Kesimpulan Studi Kasus155
IV.5.7. Konsep Desain Bangunan Tropis156
IV.5.8.Analisis Pedekatan Penyelesaian Ssistem Pencahayaan dan
Penghawaan159
IV.6. ANALISIS PENDEKATAN PENENTUAN SISTEM UTILITAS164
IV.7. ANALISIS PENDEKATAN STRUKTUR,KONSTRUKSI BANGUNAN171
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN
UMUMKABUPATEN KARANGANYAR
V.1. KONSEP PERUANGAN175
V.1.1. Konsep Kebutuhan Ruang 175
V.1.2. Konsep Hubungan Ruang177
V.2.KONSEP SITE 179
V.3.KONSEP PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE180
V.4.KONSEP PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN184
V.5. KONSEP PENYELESAIAN SISTEM PENCAHAYAAN DAN
PENGHAWAAN184
V.6. KONSEP SISTEM UTILITAS190
V.7. KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN192
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Definsi dan Pengertian Judul
Judul
Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar dengan Penekanan Pada
Pencahayaan dan Penghawaan.
Definisi
Perpustakaan Umum : Dalam Kamus Indonesia ( KBBI ),
Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan
buku dan umum diartikan sebagai untuk
siapa saja,jadi dengan demikian frase
peprustakaan umuum dapat diartikan
sebagai tempat pengumpulan buku,sebagai
tempat membaca dan mencari
referensi,sebagai tempat penyimpanan
koleksi.
Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku
dan majalah. Walaupun dapat diartikan
sebagai koleksi pribadi perseorangan,
namun perpustakaan lebih umum dikenal
sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai
dan dioperasikan oleh sebuah kota atau
institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat
yang rata-rata tidak mampu membeli sekian
banyak buku atas biaya sendiri.
Arsitektur Tropis : Merupakan karya arsitektur yang
memperhatikan aspek lengkungan tropis
bertujuan mendapatkan kenyamanan alami
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang berkelanjutan. Arsitektur tropis
merupakan aplikasi dari semua aspek
respon arsitektur seperti diatas terhadap
iklim tropis.
Pencahayaan Alami :Pemenuhan kebutuhan visual berupa
cahaya untuk pennglihatan dapat ditempuh
secara alami dengan bantuan sinar matahari
ataupun secara bautan dengan bantuan
lampu.
Pencahayaan Buatan :Cahaya adalah sebuah pancaran
elektromagnetik, yang terlihat oleh mata
kita.
Penghawaan Alami :Penghawaan alami atau ventilasi alami
adalah pergantian udara secara alami (tidak
melibatkan peralatan mekanis,seperti mesin
penyejuk,uadara yang dikenal dengan air
conditioner atau AC). Ventilasi dibutuhkan
agar udara didalam ruangan tetap sehat dan
nyaman. Ventilasi alami menawarkan
ventilasi yang sehat,nyaman,dan tanpa
energy tambahan.
Penghawaan Buatan :Penghawaan buatan adalah
penghawaanyang melibatkan peralatan
mekanik. Penghawaaan buatan sering juga
dosebut Pengkondisian Udara (Air
Conditioning) yaitu proses perlakuan
terhadap udara di dalam bangunan yang
meliputi suhu,kelembaban,kecepatan,dan
arah angin,kebersihan,bau,serta distribusinya
nuntuk menciptakan kenyamanan bagi
penghuninya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
I.2. Latar Belakang
1.2.1. Budaya Baca Pada Masyarakat
Masyarakat kota yang warganya tidak memahami dan menghargai
sejarahnya,pola pikrnya hanya digunakan sendiri saja. Dalam hal seperti
ini jiwa kebersamaan antar warga untuk menjaga
ketertiban,kebersihan,keamanan lingkungan dan memiliki bersama sangat
sulit untuk berkembang. Sejarah faktual suatu kota atau negara berperan
sebagai lambang idenitan serta pendukungnya dan berfungsi sebgai simbol
identitas nasional sehingga berbicara tentang identitas bangsa tanpa
mengacu pada sejarah nassional adalah omong kosong. (Prof.Dr.Santono
Karto Dihardjo,Kompas 3 Agustus 1996)
Bangsa Indonesia dalam sejarahnya dibesarkan oleh budaya tutur
yang memang lebih mudah untuk dimengerti maksud seseorang
,dikarenakan sudah terbiasa dengan hal semacam itu sehingga
menngesampigkan budaya tulis ini adalah faktor lain yang mennguatkan
dimana orang menjadi enggan membaca (Asrul.seni.Kompas 25 april
2000)
Hal ini juga yang menyebabkan manusia Indonesia kalah bersaing
dengan negara lain dalam ilmu pengetahuan. Kebiasaaan membaca
sebenarnya bisa digunakan oleh setiap generasi untuk memahami kondisi
ketidakpastian (Yudhi,soenarto,kompas 25 April 2000)
I.2.2. Minat Terhadap Perpustakaan
Pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat masih sangat minim.
Sehingga keberadaan perpustakaan kini masih dipandang sekedar ada
antara boleh tersedia dan tidak. Hal ini menyebabkan kualitas dan
kuantitas perpustakaan di Indonesia masih dibawah jauh dari harapan yang
diidamkan. Pada hal dalam proses memajukan kecerdasan masyarakat di
Indonesia keberadaannya perpustakaan amat sangat dibutuhkan dan begitu
pentigngya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Keberadaan perpustakaan umum di Indonesia masih sangat sedikit
jumlahnya sungguh sangat ironis,mengingat kedudukan perpustakaan
begitu penting dalam memberikan informasi bagi masyarakat tersebut.
Perpustakaan nasional sampai saat ini masih terus menangggung beban
melayani pengguna jasa perpustakaan yang seharusnya dilayani
perpustakaan umum. Pada hal secara prinsip perpustakaan nasional
merupakan perpustakaan untuk riset dan rujukan,bukan untuk melayani
masyarakat umum.(Paul Permadi 16 januari 2000)
Keberadaaan perpustakaan yang khusus juga masih memprihatikan
karena masih 10 persen dari sekitar 1000 perpustakaan khusus yang ada di
indonesian dapat dikatakan memadai. Dan itu pun baru setengah yang
memanfaatkan jasa internet sebagai sistem pengakses,sisanya masih harus
diperbaiki untuk kategori baik (hemandon,kompas).
I.2.3. Kualitas Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Jawa
Tengah yang memiliki kualitas dan kuantitas dalam bidang pariwisata dan
sumber daya alamnya. Dengan motto Intanpari (Industri Pertanian dan
Pariwisata). Terletak + 14 km 28’ -°70’ BT dan 7°40’ - 110°disebelah
timur kota Surakarta pada sekitar 110 46’ LS diketinggian rata-rata 511
meter dpl. Terdiri dari 17 kecamatan yang°7 sebagian besar merupakan
sentra pertanian tanaman pangan, daerah indutri di Kecamatan Jaten dan
pariwisata, dan dari ke 5 Kabupaten yang menjadi daerah penyangga Kota
Surakarta, Kabupaten Karanganyar dengan Luas + 77.378,6374 km2
merupakan daerah yang paling banyak memiliki aset wisata. Berbagai
potensi wisata tersebar dibeberapa kecamatan dan mempunyai
karakteristik yang khas, mengutamakan wisata agro wisata, alam dan
sejarah budaya. Beberapa pariwisata yang berada di Kabupaten
Karanganyar diantaranya :
I.2.3.1. Gunung Lawu
I.2.3.2. Air Terjun Grojogan Sewu
I.2.3.3. Wana Wisata Gunung Bromo
I.2.3.4. Pemandian Air Hangat Cumpleng
I.2.3.5. Pemandian Sapta Tirta Pablengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
I.2.3.6. Candi Cetho
I.2.3.7. Candi Sukuh
I.2.3.8.Pemandangan Alam Kebun Teh Kemuning
Ngargoyoso
I.3. Permasalahan
Perpustakaan sebagai tempat masyarakat yang bersifat pasif adalah
bila kegunaannya dirasakan hanya perlu saja,padahal perpustakaan
mempunyai manfaat yang penting sebagai sumber data dan sumber ilmu
pengetahuan. Amatlah sangat penting usaha untuk mendekatkan
perpustakaan dengan para penggunanya sebagai salah satu kebutuhan
pokok dari masyarakat tersebut.
Perpustakaan sebagai sarana umum yang melayani publik dengan
seluas-luasnya mewadahi hubungan antara masyarakat dan materi. Setiap
hubungan tersebut bersifat khusus yang sangat diperlukan pemecahan
yang khusus pula. Secara khusus perpustakaan harus dapat memenuhi
persyaratan secara interior dan kenyamanan penggunanya.
Pembahasan arsitektural pada perpustakaan akan lebih ditekankan
pada penerapan konsep pencahayaan dalam hubungan dengan masalah
menjaga keawetan koleksi sebagai syarat interen perpustakaan tanpa
mengabaikan faktor lain (letak,tampilan bangunan ) sebagai faktor yang
menarik minat orang,dan penerapan konsep pencahayaan dan penghawaan
dalam hubungan dengan masalah sirkulasi udara,menjaga suhu ruang
dalam perpustakaan. Hubungan-hubungan yang terdapat dalam
perpustakaan memerlukan perlakuan desain pencahayaan dan penghawaan
yang berbeda. Dengan memenuhi persyaratan yang ada,diharapkan timbul
kesan yang berbeda pada masing-masing ruang diwadahi kegiatan yang
berbeda. Kesan hangat pada ruang kegiatan yang mewadahi hubungan
antar manusia,kesan formal yang tidak membosankan pada ruang kegiatan
yang mewadahi hubungan antara manusaia dan koleksi perpustakaan.
I.3.1. Permasalahan Umum
Pendapat orang bahwa perpustakaan tempat yang membosankan
adalah menjadikan perpustakaan kurang diminati masyarakat. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
sangat berhubungan dengan minat baca masyarakat yang terkesan rendah
menjadikan perpustakaan yang bersifat pasif.
Yang seharusnya terjadi adalah mengoptimalkan perpustakaan
yang dapat menjadi suatu fasilitas publik yang dekat dengan
masyarakat,mendukung terciptanya suasana yag menyenangkan dalam
pemanfaatan yang maksimal.
I.3.2. Pemasalahan Khusus
Bagaimana merancang dan membangun perpustakaan sebagai
suatau tempat pengembangan ilmu pengetahuan,sumber data yang
menarik,fasilitas yang aktif dan pelayanan akan kebutuhan minat baca
yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan menekankan pada penerapan
konsep pencahayaan dan penghawaan sebagai syarat melekat perpustakaan
dan faktor lain yang
menjadikan perpustakaan sebagai media yang mendidik,komunikatif dan
menghibur.
I.4. Tujuan
Guna mengetahui dan memahami perencanaan dan perancangan
gedung perpustakaan serta permasalahan yang dihadapi didalamnya yang
di kaitkan dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi
guna sebagai sumber data yang menarik,fasilitas yang aktif. Dan nantinya
juga diharapkan dapat mengatisipasi akan kebutuhan buku-buku bacaan
yang berkembang di masyarakat,sehingga kebutuhan akan minat baca
masyarakat khususnya kebutuhan buku bacaan terfasilitasi dan tersedia di
perpustakaan,dengan menekankan pencahayaan dan penghawaan guna
untuk menjaga kenyamanan pengunjung,keawetan akan sumber data serta
menjadikan perpustakaan sebagai media yang menddidik,komunikatif.
I.5. Sasaran
Sebagai suatu fasilitas umum yang melayani masyarakat dalam hal
ini informasi dan sarana pendidikan maka penekannya didasarkan atas
hal-hal yang berkaitan dengan kenyamanan, kenikmatan serta kepuasan
pengguna jasa perpustakaan serta penjagaan dan perawatan sumber data
perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
I.6. Metodelogi
Menentukan Main Idea
Menentukan main idea sebagai ide/pemikiran awal mengenai obyek
perncanaan dan perancangan. Main idea diperoleh dari adanya fenomena-
fenomena yang sedang terjadi.
Main idea : Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar dengan
Pendekatan terhadap Pencahayaan Alami dan Buatan serta Tinjauan
Arsitektur Tropis. Perpustakaan dengan menggunakan Arsitektur Tropis
dalam proses perancangan dengan mengutamakan aspek kenyamanan.
Menentukan Kata Kunci ( Kutub-Kutub)
Dari main idea,kemudian ditentukan kata kunsi. Fungsi kata kunsi
selain sebagai dasar (pegangan) perumusan konsep perencanaan dan
perancangan,juga akan mempermudah dalam eksplorasi data.
Eksplorasi dan Pengolahan Data
1. Eksplorasi Data
Eksplorasi data merupakan upaya mencari dan mengumpulkan
data-data baik data primer maupun data sekunder yang berkaitan
dengan kata kunci dari main idea yang dibutuhkan dalam
penyusunan konsep perencanaan dan perancangan. Eksplorasi data
dilakukan dengan cara:
a. Studi Literatur
Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang
telah diteliti oleh pihak lain melaluui studi kepustakaan
maupun studi yanng telah dilakukan oleh berbagai instansi.
Data sekunder tersebutu antara lain:
· Teori-teori yang berkaitan tentang pembahasan
· Arsitektur bangunan yang penting dalam sebuah
bangunan dan kawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
· Artikel dari media masa yang berkaitan dengan
pembahasan.
Media pengambilan data :
· Gambar digital
· Soft file dari internet
· Catatan tertulis
b. Studi Komparasi
Studi komparasi dilakukan untuk menambah background
knowladge dengan membandingkan bangunan perpustakaan
yang memilliki latar belakang hampir sama yang sudah ada
dengan obyek perencanaan dan perancangan. Studi komparasi
dapat dilakukan :
· Jogja Library Center
· Perpustakaan Karanganyar
· Bellevue Library,Washington DC
· Condoon Hall Library
c. Studi Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh data primer,antara lain :
· Kondisi dan potensi fisik bangunan dan kawasan
sekitar
· Kondisi tata guna lahan,tata ruang dan masa dalam
bangunan.
· Kondisi fasilitas pendukung yang ada disekitar
bangunan dan kawasan.
· Aktivitas dalam bangunan dan kawasan sekitar
· Keinginan masyarakat terhadap perncanaan dan
perancangan.
Adapun cara pengumpulan data di lapangan antara lain :
· Mengadakan pengamatan langsung pada bangunan
perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
· Wawancara dengan pelaku kegiatan di bangunan
perpustakaan.
Media pengambilan data :
· Gambar digital
· Catatan tertulis
d. Survey Instansi
Diallukan untuk mengumpulkan data-data sekunder melalui
kunjungan ke instansi yanng mampu memberi data tentang obyek
pembahasan,yaitu :
· Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar.
Media pengambilan data :
· Gambar fotocopy dan catatan tertulis
I.7. Sistematika pembahasan
1. Pendahuluan
2. Tinjuan Pustaka
Tentang tinjauan Perpustakaan secara umum,tinjauan Lokasi dan Tinjauan
Keadaan perpustakaan Kabupaten Karanganyar
3. Pendekatan Konsep Perencanaan
Kajian tentang perpustakaan yang direncanakan untuk Perpustakaan
Kabupaten Karanganyar.
4. Analisa pendekatan konsep perancangan
Analisa pendekatan konsep perancangan meliputi,Analisa pencahayaan
dan penghawaan,pemilihan lokasi,pendekatan perancangan
bangunan,pendekatan perancangan ruang dalam, dan pendekatan konsep
pencahayaan dan penghawaan pada perpustakaan.
5. Konsep perencanaan dan perancangan perpustakaan Kabupaten
Karanganyar
Meliputi prancangan tapak dan lingkungan,penzoningan,konsep
perancanngan bangunan,konsep peerancangan ruang dalam,konsep
perancangan sistem pencahayaan dan penghawaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1. TINJAUAN PERPUSTAKAAN
II.1.1.Perpustakaan Secara Umum
II.1.1.1. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan menurut buku Encyclopedia,terbitan 1960
menyatakan pengartian : “ A library ( from lat.liber,”book”) is a
collection of written or printed materials arrange and organized for the
purpose of study and research of general reading or both”. Sesuatu
peprustakaan dari bahasalatin “ buku” adalah himpunan bahan2 tertulis
san tercetaka yang diatur dan di organisasikan untuk tujuan studi dan
penelitian atan pembacaan umun atau kedua2anya.
a. Perpustakaan menurut ukuran Encyclopedia Britanica,terbiatan
tahn 1968 mentyatakan pengertian “a library (lat.liber,”book”)
is a collection of written or printed materials (including
film,slides,phonograph record and tapes ) organized for use.
Suatu peprustakaan dari bahasa latin liber “ buku “ adalah
himpunan bahan2 tertulis dan tercetak ataupun grafis lainnnya
(termasuk film,slide,rekaman2 fonograf dan tepe ) yang teratur
untuk digunakan.
b. Suwondo Atmodjahnawi, SH
Sifatnya:
- Perpustakaan adalah tempat pengumpulan pustaka atau
kumpulan pustaka yang diatur dan disusun dengan sistem
tertentu, sehingga tiap-tiap buku, tiap-tiap warkat dan
tulisan jika sewaktu waktu diperlukan dapat diketemukan
dengan mudah dan cepat
- Peprustakaan adalah suatu koleksi buku-buku dalam suatu
gedung atau bangunan yang mewadahinya, yang telah siap
untuk dimanfaatkan bagi siapa saja yang memerlukannya.
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Aktivitasnya:
- Perpustakaan adalah unit kerja yang berupa tempat
penyimpanan koleksi bahan pustaka, yang diolah dan
diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk
digunakan oleh pemakainya dengan sumber informasi.
- Perpustakaan adalah suatu satuan organisasi yang
menyelenggarakan kegitaan pengadaan, pengolahan,
pelestarian dan penyebarluasan serta pemanfaatan bahan
pustaka dengan cara tertentu kepada masyarakat
sekelilingnya guna penyelesaian tugas dan atau kepentigan
pribadinya.
c. Perpustakaan adalah tempat untuk melestarikan bahan pustaka
sebagai sumber ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. (PP
no.11 tahun 2001)
d. Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan
buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya dan
diorganisasikan dan diadministrasikan untuk bacaan,
konsultasi, dan belajar. (Tjoen,1966).
e. Perpustakaan berarti tempat, gedung yang disediakan untuk
pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan
bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca dan
dipelajari. (KBBI,1992)
f. Perpustakaan adalah lembaga pengumpulan koleksi, termasuk
tulisan, cetakan, atau materi ausio visual yang kemudian
dikelola untuk pelayanan belajar dan peneliian bagi
masyarakat umum. (Ensyclopedia Britanica,1960)
g. Perpustakaan adalah tempat kumpulan buku-buku dan bentuk-
bentuk lainnya atau catatan yang ditempatkan,
diorganisasikan dan diinterpretasikan untuk memenuhi
kebutuhan yang beragam dari masyarakat akan informasi,
pengetahuan, rekreasi dan rasa keindahan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
h. dinikmati. Mereka datang karena tuntutan sosial untuk
mendapatkan pengetahuan yang diperlukan dalam
perkembangan kebudayaan (Wallace, 1972).
II.1.1.2. Sejarah Perkembangan Perpustakaan
Sejarah perkembangan perpustakaan dimulai sejak 5000
tahun SM, yaitu sejak adanya rekaman gambar dan tulisan yang
dibuat di atas lempengan tanah liat yang ditemukan di Mesopotamia.
Sebuah perpustakaan dari abad 21 SM yang ditemukan setelah itu
membuktikan bahwa lempengan-lempengan tanah liat itu dihimpun
dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada masa perkembangan itu
pula dapat disebutkan beberapa perpustakaan kuno yang terkenal,
yaitu yang didirikan oleh Raja Ramses III (Mesir, abad ke-13 SM)
dan Raja Syria Sennacherib (Niniveh, abad ke-7 SM).
Media rekaman atau dokumentasi yang digunakan terus
berkembang. Setelah lempengan tanah liat digunakan di
Mesopotamia, orang Mesir menggunakan gulungan daun papirus,
namun karena daun papirus mudah membusuk maka diganti dengan
bahan kulit pada abad ke-5 M. Pada masa ini juga dikenal adanya
velum, yaitu kertas kulit yang bermutu baik yang ditemukan oleh
bangsa Cina pada abad ke-2 M, dan pada akhirnya banyak
menggantikan kertas kulit setelah abad ke-15 M.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
perkembangan perpustakaan sejalan dan tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan peradaban manusia, dengan kata lain
perpustakaan selalu berkembang seiring dengan kemajuan peradaban
manusia, contohnya perkembangan perpustakaan tidak bisa lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan seturut dengan
perkembangan jaman perpustakaan saat ini tidak hanya sebagai
tempat untuk mencari informasi saja, tetapi juga sebagai tempat
rekreasi, artinya perpustakaan saat ini lebih bersifat rekreatif.
a. Sejarah Perkembangan Perpustakaan di Indonesia (Tjoen, 1966)
Perkembangan perpustakaan di Indonesia sudah dimulai
sejak jaman Majapahit. Jika dibanding dengan perkembangan
perpustakaan di Eropa dan Arab, perkembangan perpustakaan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Indonesia relatif lebih muda, karena perkembangan perpustakaan
berkaitan dengan perkembangan peradaban dan sistem komunikasi
antar manusia.
Pada jaman penjajahan Belanda, didirikan perpustakaan yang
bernama Bataviaach Genotschap Van Kunsten en Wetenschappen
pada tanggal 24 April 1778. Perpustakaan ini merupakan yang tertua
di Indonesia. Perpustakaan ini menampung materi-materi etnologi,
antropologi, arkeologi, dan seni budaya. Pada tahun 1950
perpustakaan tersbut berganti nama menjadi Perpustakaan Lembaga
Kebudayaan Indonesia, kemudian di tahun 1962 diserahkan kepada
Pemerintah Indonesia dan berubah menjadi Museum Pusat.
Sebelumnya, pada tahun 1908 di Indonesia telah berdiri
penerbitan buku dalam bahasa daerah yang ebrnama Balai Pustaka.
Tahun 1913 Pemerintah Belanda mengembangkan Volsbibliotheek
atau Taman Bacaan untuk rakyat. Lembaga ini semacam perpustakaan
umum, karena itu dapat disimpulkan bahwa perkembangan
perpustakaan umum di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1913.
Sejarah perkembangan perpustakaan di Indonesia tidak dapat
terlepas dengan kota Yogyakarta sebagai bekas ibukota Negara
Republik Indonesia. Perkembangan di Yogyakarta diawali pada
waktu perpustakaan di Yogyakarta bernama Perpustakaan Negara RI
tahun 1949) sampai dengan Perpustakaan Daerah sekarang ini (tahun
1989), yaitu sejak perubahan status Perpustakaan Daerah sebagai hasil
satuan organisasi Perpustakaan Nasional.
b. Sistem Pembinaan Perpustakaan di Indonesia
Sistem pembinaan perpustakaan di Indonesia diatur
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal
11 Maret 1981 No 0103/ 0/ 1981 tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan
Pemerintah di Bidang Pembinaan dan Pengembangan suatu Sistem
Nasional Layanan Perpustakaan. Menurut Keputusan Mendikbud
tersebut, Sistem Layanan Perpustakaan berdasarkan faktor-faktor
berikut:
§ Instansi pengelola dan tujuan penyelenggaraan
§ Jenis bahan perpustakaan yang disediakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
§ Sasaran dan ruang lingkup layanan.
II.1.1.3. Fungsi dan Peran Perpustakaan
Fungsi adalah sebuah gedung tempat penyimpanan buku-buku.dan
memiliki fungsi lain yaitu:
· Perpustakaan sebagai pusat pendidikan
Peprustakaan memberikan kesempatan terhadap siswa untuk
menambah pengetahuan atau untuk mempelajari kembali
materi materi pelajaran yang telah diberikan oleh para guru
mata pelajaran.
mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir
diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan
penelitian.
· Perpustakaan sebagai fungsi informasi
Perpustakaaan berfungsi sebagai tempat mencari informasi
yang berkenaan rasa ingin tau baik di kalangan sekolah siswa
atau guru dan juga masyarakat umum.
· Perpustakaan sebagai tempat rekreasi
Perpustakaan sebagai tempat untuk memberikan kesemapatan
terhadap masyarakat untuk menikmati bahan bacaan.
Dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan
perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai
untuk mengisi waktu luang.
· Perpustakaan sebagai fungsi penelitian
Perpustakaan berfungsi sebagai jawaban atas segala pertanyaan
dan kesulitan
Selain fungsi,perpustakaan juga memilik peran,yaitu :
1. Merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian,
preservasi khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang
sehat, murah an bermanfaat.
2. Merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu
pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan
dengan para pemakainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan
komunikasi antar sesama pengguna serta antara penyelenggara
dengan masyarakat.
4. Lembaga untuk mengembangkan minat baca dan budaya baca.
5. Sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang
ingin mencari, memanfaatkan dan megembangkan ilmu
pengetahuan dan pengalamannya.
6. Sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi penggunanya.
Mereka dapat belajar secara otodidak, melakukan penelitian,
menggali dan memanfaatkan sumber informasi dan ilmu
pengetahuan.
7. Sebagai pembimbing dan media konsulatatif terkait dengan
fungsi perpustakaan secara umum.
8. Sebagai ukuran/barometer atas kemajuan masyarakat yang bisa
dilihat diantaranya dari intensitas kunjungan dan pemakaian
perpustakaan.
II.1.1.4. Pengelompokan Perpustakaan
Kita mengenal beberapa jenis perpustakaan. Yang membedakan
jenis-jenis perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya,
koleksi yang tersedia, masyarakat yang dilayani, badan atau pihak
yang berwenang menyelenggarakan perpustakaan tersebut.
IFLA (Internasional Federation of Library Association)
mengelompokkan jenis-jenis perpustakaan atas :
1. Perpustakaan Nasional (National Library)
- Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang
diselenggarakan pada tingkat nasional yang berfungsi
sebagai perpustakaan deposit, perpustakaan induk, pusat
bibiliografi dan koordinasi kerjasama antara perpustakaan
lainnya
2. Perpustakaan Umum (Public Library)
- Perpustakaan umum adalah lembaga layanan informasi
dan bahan bacaan kepada masyarakat, oleh karena adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
masyarakat umum (yang tidak dibedakan lapisan, golongan,
lapangan pekerjaan, dan lain-lain) yang akan menggunakan
dan menjadi sasaran layanan perpustakaan. Perpustakaan
umum memiliki tujuan utama yaitu memberikan
kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka
yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah
kehidupan yang lebih baik, menyediakan sumber informasi
yang cepat, tepat, murah bagi masyarakat, serta membantu
warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
- Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja
yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga
perguruan tinggi induknya, bersama-sama dengan unit
kerja bagian lainnya, tetapi dalam peranan yang berbeda.
Bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan
dalam melaksanakan program Tri Dharmanya.
4. Perpustakaan Sekolah (School Library)
- Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah, oleh sekolah, dan untuk
kepentingan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam
pelayanannya, perpustakaan sekolah harus mampu
mengakomodasi berbagai kebutuhan siswa, ataupun
pendidik dan dapat menunjang kurikulum baik yang
berhubungan dengan kegiatan intrakurikuler maupun yang
berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler
5. Perpustakaan Khusus (Special Library)
- Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh instansi atau lembaga, baik
pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat
penelitian dan referensi serta sarana untuk memperlancar
pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
bersangkutan. Perpustakaan khusus mempunyai tujuan
untuk memberikan layanan informasi demi kepentingan dan
kelancaran tugas lembaga induknya, karena perpustakaan
khusus merupakan bagian dari suatu lembaga atau badan
yang integral dari lembaga yang bersangkutan. Oleh karena
itu, perpustakaan khusus mengkhususkan diri dalam
mengumpulkan dan menyebarkan literatur bidang ilmu
pengetahuan atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan
saja.
Selain kelima jenis perpustakaan yang tersebut di atas, kita
mengenal juga jenis-jenis perpustakaan yang lain yaitu :
6. Perpustakaan Wilayah
- Perpustakaan wilayah adalah merupakan unit pelaksana
teknis dari Pusat Pembinaan Perpustakaan, untuk
kelancaran usaha pembinaan perpustakaan-perpustakaan di
daerah, pusat pembinaan perpustakaan melimpahkan
sebagian wewenangnya kepada perpustakaan wilayah.
7. Perpustakaan Keliling
- Perpustakaan Keliling adalah semacam Peprustakaan
umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau
oleh pelayanan perpustakaan umum. Dalam pelayanannya
perpustakaan berkeliling di daerahnya mengunjungi pusat
pemukiman masyarakat, pusat kepentingan pemakai. Pada
hakekatnya merupakan usaha peningkatan peprluasan
pelayanan perpustakaan wilayah atau perpustakaan Umum
Daerah Tingkat II
II.1.2. Kegiatan di dalam Perpustakaan
II.1.2.1. Pelaku Kegiatan
II.1.2.1.1 Pengunjung
Yakni seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak ,
remaja, dewasa, pelajar dan mahasiswa, masyarakat umum (segala
profesi), laki-laki dan perempuan hingga kaum difabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
II.1.2.1.2. Pengurus/Pegawai Perpustakaan
- Pimpinan/Kepala perpustakaan atau pemimpin unit-unit
kerja di dalam
- sebuah perpustakaan umum.
- Pustakawan yang ada pada
instansi pemerintah atau PNS
disebut sebagai pejabat
fungsional pustakawan,
sedangkan pada lembaga
swasta cukup disebut
pustakawan
- Pegawai pelaksana teknis
kepustakawanan untuk
Pelaku kegiatan di atas (pengunjung dan pengelola) digunakan
sebagai dasar perencanaan dalam perumusan konsep perancangan. Pengurus
perpustakaan pada perpustakaan yang direncanakan nantinya disesuaikan
dengan pengurus/pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Karanganyar karena perpustakaan yang direncanakan adalah perpustakaan
milik pemerintah yang pengelolaanya dilakukan oleh pegawai pemerintah
daerah.
II.1.2.2.Kegiatan Dalam Perpustakaan
II.1.2.2.1 Kegiatan Pengunjung
Kegiatan utama yang dilakukan pengunjung meliputi kegiatan
mendaftar, layanan informasi, meminjam atau mengembalikan bahan
pustaka, penelusuran bahan pustaka, membaca bahan pustaka (cetak dan
noncetak), diskusi, mengikuti seminar, melihat pameran.
Perpustakaan
Pembinaan koleksi Pelayanan Pengguna
Tata Usaha
Pengadaan Bahan Koleksi
Pengolahan Bahan Pustaka
Perawatan Koleksi
Layanan Peminjam
Layanan Referensi
Layanan Informasi
Gambar.Bagan 1 Struktur Organisasi Perpustakaan
Sumber : Soeatminah, halaman 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
II.1.2.2.2 Kegiatan Pengurus/Pegawai Perpustakaan
Terdapat tiga kelompok kegiatan kerja yang dilakukan pengurus
perpustakaan, yakni :
- Kelompok Pembinaan Koleksi
Adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan bahan
pustaka, meliputi pengadaan, pengolahan dan perawatan.
- Kelompok Pelayanan
Adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan jasa layanan,
meliputi layanan peminjaman pustaka, layanan referensi, layanan
informasi/penelusuran.
- Kelompok Administrasi
Adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan administrasi
kantor di luar bidang kepustakawanan.
II.1.2.2.3. Kegiatan Layanan Informasi
Pelaksanaan layanan informasi kepada masyarakat meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Menyusun rencana operasional pelayanan informasi
- Layanan sirkulasi
- Layanan perpustakaan keliling
- Layanan rujukan
- Penelusuran literature
- Layanan bahan pandang dengar
- Menyediakan bahan pustaka
- Bimbingan membaca
- Bimbingan pemakai perpustakaan
- Bercerita kepada anak-anak
- Membina kelompok pembaca
- Menyebarkan informasi terbaru/kilat
- Menyebarkan informasi terseleksi
- Membuat analisis kepustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
- Membuat statistik
pelayanan informasi kepada
masyarakat
Kegiatan di atas, baik kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung,
pengurus dan kegiatan layanan informasi dijadikan sebagai dasar perencanaan
dalam perumusan konsep perpustakaan yang direncanakan. Namun tetap
mempertimbangkan kegiatan yang berlangsung di Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Karanganyar.
Sistem pelayanan akses terbuka diterapkan pada perpustakaan yang
direncanakan agar pengunjung lebih leluasa dan memudahkan dalam
penelusuran pustaka. Dengan sistem ini juga lebih mempercepat pengambilan
bahan pustaka, terutama jika jumlah pengunjung banyak.
II.1.2.3. Koleksi
II.1.2.3.1. Macam Koleksi
Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak
seperti : buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan
elektronik (kaset, video, piringan/disk) dan lain-lain.
II.1.2.3.2. Pengelompokan Koleksi (Bahan Pustaka)
- Kelompok bahan pustaka anak-anak
- Kelompok bahan pustaka remaja
- Kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa
- Kelompok bahan pustaka pandang dengar /audio visual(terekam dan
elektronik)
- Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi)
- Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar)
- Kelompok bahan pustaka braile
- Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto dan lain-lain
Gambar.2.1. space informasi diperpustakaan yang melayani para pengunjung dan membantu pengunjung untuk mendapatkan informasi.
Sumber.Petugas Perpustakaan di Jogja Library Center.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Masing-masing kelompok bahan pustaka di atas mempunyai tempat
tersendiri.
Macam koleksi dan pengelompokannya di atas dijadikan sebagai dasar
perencanaan dalam perumusan konsep perancangan perpustakaan yang
direncanakan namun tetap disesuaikan dengan macam koleksi yang dimiliki
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar. Sehingga
pengelompokannya juga disesuaikan dengan macam koleksi yang dimiliki
tersebut
.
II.1.3. Peruangan didalam Perpustakaan
II.1.3.1. Kebutuhan Ruang
Untuk perpustakaan umum kabupaten atau kota, luas bangunan
sekurang-kurangnya 200 m2 dengan luas tanah sekitar 2000 m2. Luas
gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi bahan
pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 % dari jumlah
masyarakat yang dilayani, ruang pelayanan, ruang kerja pengolahan dan
administrasi.
Menurut buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum
kota/kabupaten tahun 1999. Kebutuhan ruang perpustakaan umum
kabupaten/kota meliputi :
- Ruangan koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya
20.000 eksemplar dengan ruang baca dewasa dan pemuda berkapasitas
minimal 30 tempat duduk.
Gambar.2.2. Koleksi buku,majalah atau surat kabar. Sumber.www.google.com/ruang perpustakaan
Gambar. 2.3. Koleksi buku,majalah atau surat kabar. Sumber.jogja library center
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
- Ruangan koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya
10.000 eksemplar dengan ruang baca remaja berkapasitas minimal 30
tempat duduk.
- Ruangan koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya
10.000 eksemplar bahan pustaka, dengan ruang baca anak-anak
berkapasitas minimal 30 tempat duduk.
- Ruang koleksi bahan pustaka rujukan (referensi) dengan ruang baca
berkapasitas minimal 20 tempat duduk.
- Ruang koleksi majalah dan surat kabar dengan ruang baca berkapasitas
minimal 20 tempat duduk.
- Ruang koleksi pandang dengar dengan ruang baca berkapasitas
minimal 20 tempat duduk.
- Ruang kerja pengolahan bahan pustaka.
- Ruang kerja pengembangan koleksi.
- Ruang kerja tata usaha.
- Ruang kerja kepala perpustakaan.
- Ruang pelayanan, lemari katalog dan lemari penitipan tas.
- Lobi dan ruang pamer.
- Ruang pertemuan dengan kapasitas sekitar 100 orang.
- Gudang.
- Kamar kecil/WC secukupnya.
- Lapangan parkir dengan kapasitas sekurang-kurangnya untuk 20 buah
mobil
- Garasi khusus untuk 4 - 8 mobil keliling
- Halaman dengan lingkungan hijau-taman.
II.1.3.2. Tata Ruang
Ruang-ruang di dalam perpustakaan umum ditata dengan
pembagian kelompok berdasar usia tanpa harus terpisah oleh ruang yang
berbeda.
Perpustakaan umum menerapkan akses terbuka (open access) maka
ruang koleksi dapat digabung dengan ruang baca. Ruang kerja pengolahan
bahan pustaka dan ruang tata usaha harus dipisahkan dengan dinding,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dengan ruang baca/koleksi, agar pelaksanaan pekerjaan pengolahan dan
tata usaha tidak menggangu orang membaca di ruang baca/koleksi.
Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar,
karena paling mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila
rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas yang ramai. Bentuk ini juga
paling baik dan mudah dalam pengaturan pencahayaan/ penerangan.
II.1.3.3. Penerangan dan Ventilasi Ruang
Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah
membaca atau membuat silau. Dapat dilakukan dengan cara menghindari
sinar matahari langsung serta memilih jenis lampu yang dapat memberikan
sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan.
· lampu pijar : memberikan cahaya setempat
· lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
· lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan untuk pengguna
atau orang di dalamnya dan bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi :
· Ventilas pasif
Ventilasi yang didapat dari alam, caranya membuat lubang angin
atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan arah angin lokal. Luas
lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas
ruang (10 % dari luas ruang yang bersangkutan). Bila menggunakan
ventilasi pasif sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi
keamanan koleksi dan terhindar dari sinar matahari langsung.
Gambar.2.4. ventilasi dengan penghawaan alami dari jendela. Bentuk jendela dan pintu
yang memajang. Di perpustakaan ini khusunya pada lantai 2 menggunakan
penghawaan alami dari luar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
· Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan
yaitu menggunakan AC. Karena temperatur dan kelembaban ruang
perpustakaan yang kontans dapat menjaga keawetan koleksi.
Kebutuhan ruang di atas dijadikan sebagai dasar perencanaan
dalam perumusan konsep perancangan agar ruang-ruang di
perpustakaan yang direncanakan nantinya memenuhi standart
perpustakaan umum kota/kabupaten. Namun untuk kapasitas ruang
pertemuan, jumlahnya dinaikan menjadi 200 orang agar bisa
menampung lebih banyak orang. Untuk parkir, diletakan di dalam
bangunan (basement) bertujuan untuk mengurangi area perkerasan
pada lahan untuk parkir.
Tata ruang di atas dijadikan dasar perencanaan dalam perumusan konsep
perancangan. Namun pada perpustakaan yang direncanakan nantinya, pembagian
kelompok berdasarkan usia dibagi menjadi dua usia yakni anak dan dewasa.
Pembagian ini didasarkan pertimbangan untuk mempermudah pelayanan
kepada pengguna dan pengelompokan koleksi.
Penerangan ruang dioptimalkan menggunakan pencahayaan alami,
penerangan buatan pada sebagian besar ruangan menggunakan lampu fluorescent
karena dapat memberikan cahaya yang merata sehingga dapat mendukung
kegiatan utama di perpustakaan (membaca dan penelusuran koleksi). Sedangkan
untuk ventilasi ruang dioptimalkan dengan penerapan ventilasi alami untuk
mendukung konsep arsitektur tropis.
Gambar.2.5. Peruangan lanati 1 di Jogja Library Center yang menggunakan penghawaan aktif menggukan AC.
Sumber.Jogja Library Center
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
II.1.3.4.Lokasi
Penentuan lokasi perpustakaan agar dapat maksimal
pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria :
- Dikenal masyarakat luas.
- Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya
perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan
perpustakaan. Luas tanah harus cukup menampung bangunan gedung
(dengan kemungkinan perluasan 10-15 tahun mendatang).
- Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan
(sekolah), pemerintahan, pemukiman maupun tempat berkumpul
masyarakat.
- Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan
ruangan lain.
- Mudah dicapai oleh masyarakat dari segala penjuru, pencapaian bisa
dilakukan dengan kendaraan umum.
- Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras
dan kegaduhan.
Semua kriteria penentuan lokasi di atas nantinya dijadikan sebagai
dasar perencanaan dalam perumusan konsep perancangan agar lokasi
perpustakaan baru nantinya dapat lebih optimal pemanfaatannya dan strategis.
Kriteria yang lebih diutamakan dalam penentuan lokasi yakni lokasi dipilih
pada daerah yang cukup dikenal oleh masyarakat Karanganyar dan
kemudahan dalam pencapaian (kemudahan akses).
II.1.4. Fasilitas pada Perpustakaan
· . Ruang Baca 24 jam dapat dipergunakan pemakai selama 24 jam
sebagai ruang baca dan tempat belajar. Pemakai dapat membawa
buku miliknya sendiri atau buku perpustakaan yang telah dipinjam
sebagai bahan bacaan atau belajar.
· Ruang Pameran Buku Baru Pemakai dapat mengikuti
perkembangan koleksi terbaru yang dimiliki perpustakaan melalui
rak pameran buku yang terdapat di ruang baca koleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
· Ruang Baca Koleksi Ruangan yang dilengkapi sarana tempat baca
yang nyaman dapat dimanfaatkan semua pemakai untuk membaca
koleksi buku yang dimiliki perpustakaan. Pemakai dapat langsung
mengambil buku yang akan dibaca dan meletakkan kembali ke
tempat yang disediakan tanpa harus mengembalikan ke rak buku.
· Ruang Referensi Ruang baca untuk koleksi referensi sebaiknya
berada satu ruangan dengan ruang baca koleksi buku teks
· Ruang Internet Di ruang internet tersedia beberapa unit komputer
yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai informasi baik
dari dalam maupun dari luar negeri.
· Ruang Diskusi Ruangan ini disediakan sebagai tempat untuk
melakukan diskusi ataupun tempat belajar berkelompok
· Ruang Audio Visual) Ruang audio visual memberikan tempat dan
sarana yang nyaman untuk memanfaatkan koleksi AV dengan baik,
didukung perangkat lunak dan keras memadai akan lebih
mendorong pemakai untuk memanfaatkan koleksi AV dalam
menunjang belajar dan mengajar.
· Kantin Ruang kantin menyediakan makanan dan minuman yang
dapat dinikmati pemakai, dengan sarana ini pemakai dapat
menghemat waktu dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum.
· Ruang Santai Pemakai dapat melepaskan penat akibat belajar dan
aktifitas lainnya dengan bersantai di ruangan ini. Dengan sarana ini
diharapkan dapat memulihkan kejenuhan, kepenatan dan kelelahan.
· Ruang Pertemuan Perpustakaan menyediakan sarana untuk
keperluan seminar, rapat baik bersifat intern maupun ekstern. dan
dapat dimanfaatkan oleh pengelola atau pegawai ,dan pengunjung
yang akan melakukan pertemuan
II.1.5. Standar-standar Perpustakaan Daerah/Kabupaten
Standar yang diterbitkan oleh perputakaan Nasional Republik Indonesia
tahun 2002. Standar ini mencangkup hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan
pengelolaan perpustakaan tingkat kabupaten,dengan pembahasan meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a. Definisi
· Perpustakaan adalah institut / ulis,tercetak dan terekam sebagai
lembaga yang menyediakan koleksi bahan perpustakaan
tertulis,tercetak,dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang
diatur menurut system dan aturan yang baku dan didayagunakan
untuk keperluan pendidikan,penelitian,dan rekreasi,serta
intelektual bagi masyarakat.
· Perpustakaan kabupaten/kota adalah perpustakaan yang
diselenggrakan oleh pemerintah daerah kabupaten /kota,yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan
peprustakaan di wilayah kabupaten/kota serta melaksanakan
layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.
b. Organisasi dan manajemen
· Organisasi
-organisasi perpustakaan harus memiliki kepastian status
kelembagaannya yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan keputusan kepala daerah
yang berwenang serta memiliki kejelasan tentang kewenangan
koordinasi,komunikasi dengan unit kerja lain,pengelolaan
anggaran,pertanggung jawaban kebijakan dan pelaksanaan
program kegiatan perpustakaan.
· System manajemen
- Harus melaksanakan fungsi manajemen yaitu
perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengawasan
dalam semua kegiatan.
- Harus menetapka rencana strategis ( renstra lima tahunan) yang
berorientasi pada keputusan pengguna.
- Harus menyusun dan menetapkan tata tertib penyelenggaraan
peprustakaan dengan pendekatan manajemen system mutu.
c. Sumber daya manusia
· Keburuhan jumlah
- Perpustakaan secara proposional harus memiliki tenaga
profosional,tenaga para profosional dan tenaga non profosional
perpustakaan dengan rasio 1:2:4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
- Harus menambah jumlah SDM sesuai dengan volume kerja
perpustakaan.
· Kebutuhan mutu
- Kualifikasi kepala perpustakaan adalah seorang pustakawan
professional yang sekurang-kurangnya harus berpendidikan
formal dan berijazah strata I ( S1) di bidang ilmu perpustakaan
,atau bidang lain ditambah pelatihan penyetaraan bidang
perputakaan setara 728 jam atau menurut peraturan yang
berlaku.
- Tenaga profosional perpustakaan sekurang kurangnya harus
berpendidikan formal dan berijzah DII perpustakaan atau DII
bidang lain atau menurut peraturan yang berlaku.
- Tenaga professional peprustakaan terdiri dari 2 kategori,yaitu
tenaga teknis perpustakaan dan tenaga administrasi pendukung
perpustakaan.
- Tenaga teknis peprustakaan,sekurang-kurangnya berpendidikan
formal setingkat SMU ditambah pelatihan teknis perpustakaan
minimal 480 jam atau menurut peraturan berlaku.
· Kebutuhan pengembangan
- Perpustakaan harus memiliki kebijakan tertulis mengenai
pengembangan sumber daya manusia perpustakaan sesuai
dengan kebutuhan keahlian cakupan bidang tugasnya,baik
dibidang kepustakawanan ataupun penjenjangan kedinasan.
- Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui
pendidikan formal,pelatihan atau keikutsertaan secara aktif
dalam berbagai seminar,lokakarya dan sejenisnya yang sesuai
dengan substansi tugasnya.
- Tanaga profosional dan para professional menjadi anggota
asosiasi profesi perpustakaan.
d. Anggaran
· Anggaran peprustakaan umum kabupaten / kota harus tersedia
melalui APBD
· Sumber anggaran perpustakaan umum kabupaten / kpta terdiri atas
anggaran periodik dan anggaran aktifitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
· Dapat menggali sumber anggran lainnya yang syah dan tidak
mengikat
· Setiap penerimaan dan pengeluaran anggran harus dipertanggung
jawabkan menurut system dan mekanisme yang berlaku.
e. Safrana dan Prasana
· Gedung perpustakaan umum
b. Perpustakaan umum kabupaten /kota harus menempati
gedung sendiri,dengan mengacu pada perhitungan.
c. Lokasi gedung harus berada di pusat kegiatan
masyarakat dan muadh dijangkau.
d. Gedung perpustakaan umum kabupaten /kota harus
mempunyai surruangangan-ruangan tersendiri dari :
ruang koleksi,ruang surat kabar,ruang majalah,ruang
pandang denngar,ruang kerja dan ruang rapat.
· Perabot dan pearalatan
e. Perabot perpustakaan umum kabupaten / kota mengacu
kepada buku pedoman perabot peprustakaan umum
yang diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI
f. Peralatan perpustakaan umum kabupaten / kota
mengacu kepada buku pedoman peralatan perkantoran
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g. Jumlah perabot dan peralatan perpustakaan umum
kabupaten/kota disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing.
h. Peralatan komunikasi terdiri dari pesawat
telepon,faxximile,jaringan internet.
f. Koleksi dan Pengolahan
· Koleksi
- Jumlah koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota 1000 judul
3 eksemplar dengan 2 eksemplar dilayankan 1 eksemplar
koleksi tendon.
- Jenis koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota terdiri atas
berbagai disiplin ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
- Bentuk koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota terdiri atas
koleksi karya cetak,karya rekam dan bentuk lain yang
mengakomodasikan kebutuhan anak-anak.
- Penambahan koleksi sekurang-kurangnya mencakup terbitan 5
tahun terakhir.
- Harus memilki program penyiangan sekurang-kurangnya 5
tahun sekali.
- Harus melanggan sekurang-kurangnya dua( 2 ) tan local surat
kabar terbitan local dan atau nasional dan 3 (tiga) judul
majalah.
· Pengolahan
- Koleksi perpustakaan harus diolah dengan menggunakan
AACR 2 dan diklarifikasikan dengan menggnakan Dewey
Decimal Classification (DCC).
- Harus mempunyai program perawatan koleksi bahan pustaka
sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 tahun.
g. Layanan
· Harus memiliki kebijakan program yang mengarah pada
pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan perpustakaan.
· Harus menyelenggarakan layanan bimbingan pengguna,anak
anak,remaja,dewasa,rujukan,kunjunngan,jaringan kerjasama
perpustakaan.
· Perpustakaan keliling,terapung dan layanan paket( book loan)
· Perpustakaan harus mempunyai statistic layanan.
h. Promosi
Promosi ini berupa penerbitan terbitan berkala (newsletter,bulletin atau
brosur) minimal dua kali setahun. Penerbitan kliping surat kabar setempat
minimal 4 (empat ) kali setahun dan membuat visualisasi.
i. Publikasi,publikasi ini berupa :
· Penyelenggaraan promosi jasa kesiagaan bagi pemerintah
daerah,penyelenggaraan program ekstra kurikuler,pusat-pusat
kesehatan masyarakat maupun organisasi sosial kemasyarakatan
dan konfrensi pers.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
· Penyelenggaraan
pameran,lombalomba,pertunjukan,seminar,reklame,poster,bookma
rk,baleho.
· Penyelenggaraan promosi melalui media catak dan media
elektronik.
· Penyelenggraan kampanye minat baca di sekolah,pusat
pemukiman,dan pusat kegiatan masyarakat.
j. Multimedia Pada Perpustakaan
Layanan perpustakaan di era digital telah banyak
mengalami perubahan seiring dengan dinamika pengguna maupun
pengelolaan peprustakaan yang semakin kompleks dan beragam.
Perkembangan bahan pustaka juga semakin meningkat dan
mengarah kepada dokumen-dokumen multimedia yang menuntut
manajemen layanan peprustakaan yang lebih jauh lebih dinamis
dan kreatif. Tuntutan ini disertai dengan pesatnya perkembangan
teknologi informasi yang memicu pemanfatannya dalam
meningkatkan manajemen dan layanan perpustakaan.
Beberpa layanan multimedia dalam perpustakaan yang
dikenal anatara lain : navigasi ruangn perpustakaan,interlibrary
loan (ILL) suatu system peminjaman antar
peprustakaan,penelusuran bahan pustaka,dan informasi produk
cetak multimedia. Metode yang digunakan pada system multimedia
diakomodir menggunakan model jaringan yang memungkinkan
penelusuan satu atau lebih obyek dari berbagai jalur yang relevan
dengan keinginan pengguna (www.ipb.ac.id)
1. Pengaruh Teknologi Informasi dan Multimedia pada
Perpustakaan
Saat ini pengembangan teknologi informasi telah
memungkinkan penyimpanan dan perdayagunaan informasi
dan pengetahuan yang lebih menarik,interaktif dan mudah
dipahami melalui visualisasi multimedia yang meliputi
teks,citra suara,video,animasi/film. Penyajian bahan
pustaka dalam bentuj multimedia ini telah mengubah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
paradigm belajar dengan
membaca,melihat,mendenngar,mengamati.
Lebih menjajikan lagi bahwa teknologi web
(jaringan internet,ekstranet,dan intranet) maka dokumen
multimedia tersebut dapat diletakkan pada beberapa situs
web,sehibgga dapat digunakan oleh komunitas yang lebih
luas dan tidak dibatasi dengan lokasi dan geografis.
Disinilah lahirnya pustaka lintas dunia,dimana bahan
pustaka serta layanannya dapat diakses oleh pengguna
dimanapun mereka berada.
2. Manajemen layanan peprustakaan Berbasis Teknologi
Informasi
Salah satu fungsi vital peprustakaan adalah
bagaimana menarik lebih banyak penggguna perpustakaan
,bagaimana menolong pengguna dalam mencari dan
mendayagunakan bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan
dengan kesulitan yang minimal,menginformasikan bahan
pusataka dan layanan baru,membangkitkan minat baca dan
belajar,serta menjangkau masyarakat luas. Beberapa
aplikasi multimedia pada perpustakaan yang mendukung
fungsi peprustakaan lain :
a) Pemandu navigasi ruangan pustaka
Gedung perpustakaan yang besar dengan
berbagai ruangan,seringkali menyulitkan
pengguna baru. Belum lagi jika penataan
ruang pustaka mengalami perubahan dan
pengembangan. Terbetasanya petugas pada
peprustakaan serta tanda ptunjuk ruangan
dua dimensi masih belum memadai untuk
membantu navigasi ruangan yang cepet dan
obyektif. Navigasi ruangan 3 dimensi
dengan fasilitas animasi yang interaktif
dapat mengatasi kelemahan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b) Sistem informasi bahan pustaka dan layanan
baru. Koleksi bahan perpustakaan baru baik
berupa buku,jurnal atau CD perlu
diinformasikan secara luas untuk terus
mengupdate koleksi terkini kepada
pengguna perpustakaan.dengan berbasis
multimedia hal tersebut dapat dilakukan
dengan praktis dan baik.
c) System pelayanan penelusuran berbasis
multimedia. Penelusuran bahan pustaka
ataupun atau obyek informasi merupakan
aktivitas yang cukup intensitas dalam suatu
perpustakaan. Katalog perlu diakomodir
dengan system multimedia untuk
mendukung penelusuran dinamis secara
d) kontekstual sesuai dengan preferensi
pengguna, selain penggunaan catalog.
II.1.5.1. Sistem pelayanan pada perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki dua jenis layanan, yaitu
layanan tertutup (closed access) dan layanan terbuka (open access).
a. Layanan Tertutup
Layanan ini dilakukan dengan pertimbangan keselamatan
koleksi. Koleksi yang dilayani secara tertutup biasanya adalah
koleksi jurnal dan buku referensi (buku langka atau buku
mahal). Dalam layanan tertutup ini pengunjung tidak boleh
mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan, akan tetapi
diambilkan oleh petugas setelah mengisi formulir tertentu yang
telah disediakan. Konsekuensi dari layanan ini adalah harus
tersedianya katalog buku. Pengunjung dapat mencari buku
yang diinginkannya melalui katalog ini. Dan di sini petugas
juga harus mengajarkan pengunjung tentang kegunaan katalog.
b. Layanan Terbuka
Layanan ini pengunjung bebas untuk meminjam koleksi apa
pun. Tentu saja setelah melalui proses administrasi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dibuat oleh perpustakaan. Sistem simpan pinjam bahan pustaka
dibuat supaya semua transaksi terkontrol untuk menghindari
kemungkinan hilangnya bahan pustaka.
Kedua macam sistim pelayanan tersebut mempunyai kelemahan-
kelamahan dan keuntungan-keuntungan, atau dengan lain perkataan dapat
disebutkan bahwa kedua sistim pelayanan tersebut mengandung nilai
positif dan negatif
OPENED ACCESS
1. Segi positif
a. Tidak memerlukan banyak petugas
b. Public lebih puas karena dapat melihat dan memilih sendiri
pustaka yang dikehendaki dengan bebas
c. Kartu katalog tidak harus segera dibuat dan diurutkan/difile
bersamaan dengan shelving (penempatan pustaka dalam rak
pustaka)
2. Sisi negatif
a. Letak pustaka-pustaka dalam rak dapat berpindah
tempat.tidak pada tempatnya, karena public yang belum
mengetahui cara shelving, mengembalikan putsaka yang
diihat pada waktu memilih pustaka yang dikehendaki, tidak
pada tempat semua
b. Resiko kehikangan pustaka lebih besar.
CLOSED ACCESS
1. Segi positif
a. Pustaka selalu kelihatan rapi pada tempatnya, sehingga
penemuan kembali pustaka yang dikehendaki tidak
memakan waktu yang lama/dapat segera diketemukan
b. Resiko kehilangan pustaka dapat diperkecil
2. Segi negatif
a. Memerlukan banyak petugas
b. Public tidak.kurang merasa puas karen atidak dapat memilih
langsung pustaka yang dikehendaki, sering apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dibayangkan mengenai pustaka yang dikehendaki tidak
sesuai dengan kenyataannya.
c. Kartu katalog harus segera dibuat dan difile bersamaan
dengan shelving
2. Pola kegiatan yang terjadi dalam perpustakaan
Pola kegiatan yang terjadi dalam perpustakaan adalah:
a. Kegiatan Karyawan/staff meliputi:
- Kegiatan pengelolaan
- Kegiatan administrasi
- Kegiatan pelayanan, baik pelayanan pemakai
maupun teknis
b. Kegiatan Pengunjung, meliputi :
- Pendaftaran diri menjadi anggota
- Penitipan barang bawaan
- Pengisian buku tamu
- Pencarian bahan pustaka (melalui katalog atau
mencari langsung ke rak-rak buku yang tersedia)
- Membaca, belajar
- Peminjaman bahan pustaka
- Pengembalian bahan pustaka
- Bertamu
3. Macam ruang yang tercipta dari kegiatan di perpustakaan
Di Amerika hampir semua perpustakaan diatur secara sama dan
teridiri atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Circulation Desk. Circulation desk adalah tempat dimana buku-
buku di checked out. Bila kita ingin mencari buku dan tidak ada pada
tempatnya, maka kita bisa mencarinya pada circulation desk.
2. Reference Area. Dua bagian penting dari reference area adalah
references books dan reference librarians. Reference books berfungsi
memberikan informasi tentang berbagai subyek atau petunjuk dalam
penelitian atau studi yang lebih jauh. Koleksi reference tidak boleh
dibawa kemana-mana dan harus siap bagi siapapun untuk digunakan.
Isinya ialah : almanacs, atlases, bibliographies, directories,
dictionaries, encyclopedias, handbooks and indexes hingga
periodicals.
3. Card Catalog .The Card Catalog adalah index alpha betis dari
buku-buku yang ada di perpustakaan. Card Catalog memberi
informasi tentang buku apa dan dimana letakny.
4. Stacks .The stacks adalah satuan rak buku yang menyimpan
koleksi umum perpustakaan tersebut. Ada stacks terbuka dan tertutup.
5. Reserve Room .Reserve room adalah ruangan untuk menyimpan
buku sementara yang diambil dari stacs yang digunakan khusus untuk
suatu mata kuliah. Bila dosen menganggap itu penting, maka buku
teresbut bisa diambil dan disediakan untuk mahasiswanya untuk
digunakan.
6. Current Periodicals. Current periodicals – baik majalah popular
ataupun jurnal biasanya dipajang secara alfabetis atau dengan nomor
pengingat. Berita-berita lama periodicals disusun, diikat dalam stacks.
7. Microforms. Microforms terdiri dari berbagai jenis bahan foto
dalam bentuk film yang ukurannya sudah diperkecil. Berita-berita
terdahulu dari surat kabar dan periodicals begitupun cetakan-cetakan
yang diambil dari buku disimpan pada microforms.
8. Audiovisual Materials. Kalau perguruan tinggi anda tidak
memiliki pusat media secara terpisah, maka audio material harus
disimpan di perpustakaan anda. Koleksi disini terdiri dari rekaman,
tapes, films, slides, dan media non-cetak lainnya.
9. Interlibrary loans. Bila perpustakaan kita tidak memiliki apa yang
kita inginkan, kita bisa meminjam bahan tersebut dari perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
lain lewat interlibrary loans. Ingat, bahwa memerlukan waktu
beberapa minggu untuk memperoleh bahan tersebut lewat interlibrary
loan services.
10. Other Services
4. Pengadaan Bahan Pustaka
Koleksi perpustakaan dapat diperoleh dengan berbagai cara,
diantaranya dengan pembelian, hadiah, dan tukar menukar. Dalam
pemilihan bahan pustaka haruslah hati-hati supaya penambahan
koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi
pengguna perpustakaan. Berikut adalah cara-cara yang dapat
ditempuh dalam usaha pengadaan serta pengembangan koleksi
perpustakaan:
a. Pembelian
Pembelian dapat dilakukan langsung di toko buku,
pameran, atau kepada penerbit. Untuk memilih atau
menentukan buku apa saja yang akan dibeli bisa dilakukan
melalui katalog terbitan yang biasanya dibagikan gratis
oleh para penerbit, di situ biasanya dicantumnkan harga dan
data bibiliografis buku dan uraian singkat tentang buku.
b. Tukar menukar
Walaupun tukar menukar sulit dilakukan, namun dapat
dijadikan sebuah wacana dan kemudian dicoba. Hal itu
dilakukan ketika sebuah perpustakaan memiliki koleksi buku
melampaui kebutuhannya dengan cara menawarkan koleksinya
kepada perpustakaan lain. Hal ini tetap bisa terjadi jika terjadi
komunikasi yang baik antar perpustakaan umum.
c. Hadiah
Selain dengan cara membeli, menukar, bahan pustaka juga
dapat diperoleh dari hadiah maupun sumbangan, baik dari
perseorangan maupun instansi, atau kantor-kantor tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
II.1.6. Preseden Perpustakaan Umum
a. Perpustakaan Provinsi Yogyakarta
Badan Pemerintah dan Arsip Daerah (BPAD)
Provinsi DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi DIY Nomor 7 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan dari adanya Perpustakaan ini antara lain:
a. Tercapainya efektifitas pelaksanaan fungsi dan
tugas lembaga
b. Tercapainya pengelolaan dan pemanfaatan
perpustakaan untuk menumbuhkan minat dan
budaya baca.
c. Tercapainya pengelolaan arsip yang optimal
untuk meningkatkan fungsi arsip serta kualitas
layanan kearsipan.
d. Terwujudnya koleksi perpustakaan dan
khasanah arsip sebagai citra budaya daerah
e. Tercapainya peningkatan peran perpustakaan
menjadi rumah belajar bagi masyarakat untuk
meningkatkan kecerdasan dan daya saing
f. Terselenggaranya jaringan sampai
kabu[aten/Kota dalam rangka mendukung
terwujudnya jaringan informasi perpustakaan
dan kearsipan nasional
g. Terwujudnya peran serta masyarakat untuk
memberdayakan perpustakaan dan kearsipan
Perpustakaan tersebut merupakan salah satu dari
empat perpustakaan miliki Pemerintah daerah Istimewa
Yogyakarta, untuk menunjang kegiatan dalam bidang
akademis. Meskipun bangunannya tak terlalu luas,
Perpustakaan daerah (Perpusda) telah bertahan selama
kurang lebih 60 tahun. Bahkan, sejak 2007 Perpusda telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mengalami perbaikan luar biasa. Renovasi ini dilakukan
karena bangunan perpustakaan yang tak layak untuk belajar.
Kondisi ini diperparah dengan gempa tahun 2006 lalu yang
merusak beberapa bagian perpustakaan. Sejak saat itu,
perpustakaan tak beroperasi dan sementara dipindahkan ke
gedung lainnya di Jl. Tentara Rakyat Mataram.
Pada Maret tahun lalu, bangunan perpustakaan yang
berlokasi di Jl. Malioboro No 175 ini selesai dipugar.
Bangunan tersebut sudah berubah total. Ruangannya sudah
terlihat lebih nyaman, full AC, dan koleksi yang memadai
pula. Hanya saja, perlu diakui jika koleksi di perpustakaan
ini didominasi oleh majalah dan koran harian, serta akses
internet. Sedangkan koleksi buku-buku lebih lengkap
tersedia di perpustakaan wilayah Badran. Yang menarik
adalah belum lama ini ada fasilitas baru yakni Kyoto
Corner. Di mana Kyoto adalah sebuah nama kota di Jepang
yang bekerjasama dengan pihak pemerintah dalam
mensuplai buku-buku langsung dari Kyoto dan juga
memberikan ruang tersendiri di perpustakaan ini.
a. b.
c. d.
Gambar 2.6 a. Kondisi Ruang Baca Lt.1 b. Kondisi Ruang Baca Lt.2 c. Interior Kyoto Corner d. Ruang Kyoto Corner
(sumber: dokumentasi pribadi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dari gambaran di atas mengenai perpustakaan provinsi
Yogyakarta, bisa diambil suatu nilai positif mengenai perletakan
perpustakaan yang strategis akan memiliki pengaruh yang cukup
besar. Malioboro dikenal sebagai area publik yang banyak
dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara,
ternyata di dalam area perbelanjaan ini terdapat sebuah
pepustakaan yang menyimpan arsip-arsip sejarah maupun pusat
informasi-informasi mengenai kota Yogyakarta dengan lengkap.
Selain itu dapat juga dengan kerjasamanya dengan orang asing,
mungkin contohnya di sini adalah Jepang, membuat warna
tersendiri terhadap suatu perpustakaan. Dengan adanya Kyoto
corner akan memungkinkan munculnya komunitas-komunitas
yang memang tertarik dengan kebudayaan Jepang dan kemudian
bisa melahirkan gagasan-gagasan ataupun ide kreatif.
b. Perpustakaan kota Yogyakarta
Gambar 2.7 Cafenet outdoor dan ruang baca Perpustakaan Kota Yogyakarta
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.8 Ruang baca pada perpustakaan kota Yogyakarta yang lain
Sumber : Dokumentasi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Yogyakarta memiliki dua buah perpustakaan kota. Yang
pertama seperti yang ditunjukkan gambar nomor 4.1 adalah
perpustakaan yang berada pada jalan Suroto, sebelah
Gramedia Jogja. Kondisi perpustakaan ini sudah cukup baik
dibandingkan perpustakaan kota solo. Sudah dilengkapi
dengan cafe net, hotspot area, ruang anak-anak, ruang
referensi, dsb. Akan tetapi buku yang tersedia tidak terlalu
banyak. Namun karena lokasinya yang strategis dan juga
tempatnya yang nyaman, serta didukung dengan program-
program yang melibatkan masyarakat, perpustakaan ini
mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung
kesana. Dalam sehari ada ratusan pengunjung yang datang,
data yang diperoleh adalah paling banyak 250 orang pernah
datang ke tempat ini.
Sedangkan gambar 5.1 adalah perpustakaan yang
berlokasi di Jalan Tentara Rakyat Mataram. Koleksi
perpustakaan ini sudah sangat lengkap dan dirasa bisa
menampung kebutuhan masyarakat kota bahkan provinsi di
bidang berbagai aspek ilmu. Di dalamnya juga terdapat
fasilitas warnet yang digunakan masyarakat untuk media
digital.
Dari gambaran di atas bisa diambil nilai positif dari
masing-masing perpustakaan kota Yogyakarta. Untuk
perpustakaan di Jalan Suroto, terdapat fasilitas publik
berupa cafenet. Dengan desain yang menarik dan juga
akses yang mudah (area terbuka) maka membuat
perpustakaan ini banyak dikunjungi. Selain itu terdapat
banyak acara yang mendukung perpustakaan tersebut,
seperti lomba-lomba ataupun acara lain yang bekerjasama
dengan perusahaan ternama maka membuat perpustakaan
semakin banyak peminatnya.
Untuk perpustakaan di Jalan Tentara Rakyat
Mataram, bisa diambil hal-hal positif seperti dengan adanya
fasilitas IT berupa ruang internet gratis maka membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pengunjung tidak hanya menikmati bahan bacaan berwujud
buku namun juga bisa melakukan pembelajaran melalui
internet.
C. New Seattle Public Library
New Seattle Public Library merupakan gedung perustakaan baru dari
Seattle Public Library yang dibuka pada 23 Mei 2004, dengan pengunjung 8000
orang tiap hari. Koleksi yang ada berjumlah 1,45 juta meliputi koleksi buku,
penerbitan pemerintah, koleksi periodikal, koleksi audio visual serta koleksi yang
bisa diakses secara online.
Arsitek principal adalah Rem Koolhaas dan Joshua Ramus of the Office
of Metropolitan Architecture (OMA). Bangunan ini didesain bukan hanya
menjadi ikon bangunan formal pemerintah namun juga fungsional, dilengkapi
pelayanan lengkap yang user-friendly dan merupakan gabungan dari formal dan
informal spaces. Koolhas melihat perpustakaan yang baru seperti sebuah
“penjaga buku”, tempat untuk memperlihatkan informasi baru, sebuah tempat
untuk gagasan, diskusi, refleksi sebuah kehadiran yang dinamis.
Tampilan luar didominasi oleh kaca dan struktur baja diagonal yang
membentuk massa segibanyak yang dinamis.
Interior perpustakaan jauh dari kesan “formal” perpustakaan pada
umumnya dan terlihat lebih dinamis. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan warna
cerah dan motif lantai dinamis serta suasana ruang baca yang lebih dinamis-tidak
kaku. Ruang di dalam perpustakaan banyak “berisi” public space, yang
memungkinkan aktivitas selain membaca bisa dilakukan. Seperti “ngobrol” atau
bersantai. Namun juga tetap menyediakan tempat baca personal yang sifatnya
lebih privat.
Gambar.2.8 Eksterior New Seattle Public Library
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Koleksi perpustakaan ditata secara formal (penataan koleksi pada
perpustakaan pada umumnya) dan juga secara dinamis sehingga terlihat
tidak kaku.
Ruang-ruang seperti ruang untuk kegiatan anak/childrens terlihat
dinamis dengan permainan warna dan gambar yang menarik, simpel tapi
bagus. Penggunaan warna-warna terang dan mencolok pada interior membuat
suasana ruang menjadi lebih dinamis-atraktif-tidak kaku seperti kebanyakan
perpustakaan pada umumnya.
Gambar.11 Suasana interior dinamis Sumber : www.google.com
Gambar.2.9 Interior ruang baca kelompok-”ngobrol” (kiri) dan ruang baca personal (kanan) New Seattle Public Library
Sumber : www.arcspace.com
Gambar.2.10 Penataan koleksi dinamis (kiri) dan penataan koleksi secara formal (kanan). Sumber: www.arcspace.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
D. Mount Angel Library
Mount Angel library merupakan perpustakaan rancangan Alvar
Alto yang didesain dengan style modern. Bangunan ini terletak di
St.Benedict, Oregon yang selesai dibangun tahun 1970.
Tampilan eksterior bangunan terlihat cukup dinamis walaupun
masih terlihat formal. Tampilan eksterior terbentuk dari denah yang mirip
dengan kipas, denah dibuat dengan mengikuti kontur pada tapak.
Dalam desainnya Alto menekankan pada pencahayaan, baik
natural maupun artifisial. Seperti bentuk denah yang didesain dengan
memperhatikan lintasan matahari untuk pemasukan cahaya alami melalui
clerestori pada atap untuk menerangi ruang dalamnya. Interior ruang
terlihat soft dengan warna-warna yang tidak terlalu mencolok.
Gambar 2.12 Tampilan eksterior(atas), denah (tengah) dan potongan (bawah) Mount Angel Library
Sumber : www.google.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Koleksi ditata dengan mengikuti bentuk denah dengan ruang baca
disampingnya (lihat gambar 2.8). Ruang baca diletakan dekat dengan
sumber cahaya, baik dekat jendela maupun clerestori untuk mendapat
penerangan yang cukup, sebaliknya rak ditempatkan menjauh dari jendela
agar koleksi tidak terkena sinar matahari langsung. Namun suasana
perpustakaan masih terkesan formal.
E. Edinburgh University Library
Perpustakaan Universitas Edinburgh, salah satu perpustakaan yang
paling penting dari Skotlandia. Hal ini terletak di Edinburgh. Perpustakaan
Universitas dipindahkan pada tahun 1827 untuk William Playfair's Upper
Perpustakaan di gedung kuliah. Koleksi di Universitas Edinburgh Old College
pada tahun 1967 dipindahkan ke gedung berlantai delapan tujuan-dibangun
Gambar.2.13. Clerestori yang menerangi ruangan dalam perpustakaan
Sumber : www.google.com
Gambar.2.14 Ruang koleksi dan ruang baca
Sumber : www.arcspace.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Perpustakaan Utama di George Square.
Universitas ini didirikan oleh Royal Charter dari King James VI pada tahun 1580
(pra-tanggal yang University oleh tiga tahun), status universitas yang diberikan
pada 1858 di bawah Universitas Skotlandia Act. Sampai 1708 staf pengajar
terdiri dari empat bupati dan Kepala Sekolah, mantan mengambil kelas masing-
masing melalui bagian tahun dari kurikulum seni seluruh logika, metafisika, etika
dan fisika, yang mencakup unsur-unsur matematika dan astronomi. Sampai
pertengahan abad ke-17, dimana dalam waktu perpustakaan harus telah
melebihi 2 jilid 400-aneh tercantum dalam katalog rak Robert Lumsden's 1637,
mengajar Cenderung komentar tentang Aristoteles.
II.1.7. Kesimpulan Preseden Perpustakaan Umum
Perbedaan yang terlihat jelas antara dua perpustakaan pada bahasan
di depan adalah citra/tampilan visual baik eksterior maupun interior yang
terlihat. Citra perpustakaaan New Seattle Public Library lebih terlihat
dinamis dan memperlihatkan citra kekinian dibandingkan dengan Mount
Angel Library yang masih terlihat formal.
Hal ini mungkin dikarenakan New Seattle Public Library
merupakan bangunan baru yang didesain dengan lebih memperhatikan
perilaku kaum urban saat ini. Desain perpustakaan ini seakan-akan ingin
mencairkan suasana perpustakaan agar tidak terlihat kaku dan lebih
dinamis. Dan juga ingin ”mengatakan” bahwa perpustakaan bukan hanya
tempat penyimpanan buku dan baca saja. Namun juga enak dijadikan
tempat hang-out dan ngobrol.
Citra perpustakaan yang ingin ditampilkan pada perpustakaan yang
direncanakan nantinya adalah citra perpustakaan kekinian. Hal ini
bertujuan agar masyarakat lebih respect dan tertarik berkunjung ke
perpustakaan. Pemilihan citra kekinian ini sebagai usaha untuk
menyesuaikan kecenderungan sebagian besar masyarakat urban, yang
cenderung lebih menyukai hal-hal yang ”berbau” kekinian atau moderen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
II.2. TINJAUAN LOKASI
II.2.1. Tinjauan Kabupaten Karanganyar
Sebagai Kabupaten yang berada di di Jawa Tengah,Karanganyar saat ini
memiliki letak yang strategis,baik ditinjau dari letak geografis,sumber daya
alam,sumber daya manusia maupun fungsinya. Adanya potensi sumber ada alam
terutama pada hasil pertanian serta potensi yang paling menonjol di Kabupaten
Karanganyar terletak pada obyek wisatanya,merupakan faktor yang akan
mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan wilayah. Berbagai kegiatan
pembangunan yang akan memanfaatkan ruang,perlu dukungan prasarana serta
perlu dikendalikan perkembangannya sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya rencana tata ruang
wilayah di Kabupaten Karanganyar,serta mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan,dan kesimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian antar
sektor. Untuk mencapai hasil yang maksimal,maka rencana tata ruang perlu
dilihat dari suatu proses yang dinamis. Dengan demikian maka rencana tata ruang
selain bersifat mengarah ke perkembangan juga dituntut untuk dapat selalu peka
terhadap adanya kecenderungan perkembangan lain yang sering sekali terjadi
tanpa dapat diantisipasi sebelumnya. Melihat kenyataan tersebut,maka produk
rencana tata ruang yang umumnya mempunyai dimensi waktu perencanaan 5-10
tahun atau lebih perlu mengalami evaluasi pada waktu tertentu. Tujuan utama dari
proses evaluasi tidak lain untuk dapat menjaga aktualitas dari produk rencana
yang bersangkutan sehingga perannya sebagai pedoman pembangunan wiyalah
dapat terus dijalankan.
Gambar 2.15. Peta Kabupaten Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
II.2.1.1. Karakteristik Kabupaten Karanganyar
Bagi kabupaten Karanganyar yang memiiki karakteristik khusus karena
wilayahnya terdiri dari kawasan pertanian,perkebunan,industri,pedesaaan,dan
kawasan wisata mempunyai karakteristik yang khas, mengutamakan wisata agro
wisata, alam dan sejarah budaya, maka selain rencana tata ruang wilayah
kabupaten dengan wilayah perencanaan seluruh wilayah administrasi
kabupaten,diperlukan adanya rencana tata ruang yang lebih rinci khusus kawasan
perkotaannya. Hal ini terutama untuk kawasan perkotaan,meskipun luasannya
yang relatif kecil dibandingkan luasan seluruh wilayah kota,memiliki
karakteristik,kemajuan dan perkembangan yanng sangat pesat. Sebagai penduduk
yang terkonsentrasi di kawasan perkotaan beserta kegiatan sosial ekonomi yang
semakin berkembang menurut persediaan sarana dan prasarana di kota yang
semakin besar yang pada akhirnya membawa implikasi terhadap kebutuhan ruang.
Permasalahan pemanfaatan ruang di kawasan perkotaanpun lebih kompleks
karena beragamnya fungsi atau kegiatan utama kota yang perlu diwadahi.
Perkembangan yang terjadi di wilayah perkotaan telah menunjukkan adanya suatu
pola perkembangan yang cenderung menyimpang dari prediksi atau perkiraan
dimana kondisi ini akan menjadi pertimbangan yang cukup penting pada
perencanaan tata ruang kota Kabupaten Karanganyar.(RUTR Kabupaten
Karanganyar 2010)
II.2.1.2. Issue Permasalahan dalam Pekerbangan Kabupaten Karanganyar
Secara umum permasalahan mendasar yang akan dihadapi dalam
pelaksanaan pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang Kabupaten
Karanganyar adalah meliputi:
Adannya limitasi dan kendala fisik Kabupaten Karanganyar,akibat kondisi
topografi wilayah ada yang datar,bergelombang dan berbukit bukit,sehingga
menjadi kendala bagi pengembangan kawasan perkotaan.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang semakin tinggi dan berkembang
semakin pesat yang mengakibatkan kepadatan penduduk.
Kondisi jaringan drainasse kota yang belum cukup optimal dibeberapa
kawasan sehingga masih terdapat beberapa bagian kota atau kawsasan yang masih
digenagi air. Terbatasnya fasilitas pelayanan umum untuk melayani kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
masyarakat dan perkembangan kota yang harus dipenuhi karena semakin
berkembanganya Kabupaten Karanganyar.
Masalah ketenaga kerjaan / SDM,menyangkut masih tingginya tingkat
pengangguran dan kecilnya tingkat penyerapan tenaga kerja dikarenakan masih
rendahya kualitas dan kemandirian yang dimiliki setiap orang untuk mampu
berkompetensi.
Tuntutan terhadap Sumber Daya Manusia berkwalitas dan output produktivitas
yang tinggi,efisien dan mampu bersaing secara sehat dalam persaingan ekonomi
global. Kepadatan lalu lintas tiap kota karena semakin meningkatnya tingkat
kendaraan atau transportasi. Persampahan yang menyangkut terbatasnya wadah
pembuangan akhir dan dikhawatirkan akan dapat mencemari sumber daya air atau
PDAM yang ada di kawasan kota.
Masalah otonomi daerah,meliputi terbatasnya sumber-sumber penerimaan
yang selama ini yang menjadi obyek pendapatan daerah,tuntutan terhadap
kuantitas dan kualitas pelayanan yang cenderung meninngkat dan pengembangan
kelembagaan pemerintahan pada tingkat terdepan.
Pengembangan agrobisnis yang masih mengalami kendala,seperti sistem
pengairan yang masih mengalami hambatan penyaluran,aksesibilitas yang masih
kurang baik.
Masalah longsor pada kawasan perbukitan terjadi di kawasan Wisata
Tawangmangu,Ngargoyoso,Karanganpandan dan Matesih yan mengalami longsor
tiap musim penghujan. Pengembangan sektor-sektor strategis yang memanfaatkan
sumber daya alam sepeti pada sektor pertanian,perkebunan,industri dan
perdagangan. Masalah limbah yang dikhawatirkan akan menjadi sumber polusi
untuk air permukaan tanah.
II.2.1.3.. Visi dan Misi Pengembangan Kabupaten Karanganyar
Dalam menyambut pembangunan kabupaten Karanganyar di masa yang
akan datang,perlu disiapkan suatu visi pengembangan yang akan berfungsi
sebagai acuan yang akan dicapai oleh kabupaten Karanganyar dimasa yang akan
datang. Pada prinsipnya visi ini merupakan rumusan tentang perspektif
pengembangan Kabupaten Karanganyar dimasa depan yang dihasilkan dari
pemahaman tentang potensi dan permasalahan yang dihadapi Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Karanganyar. Dalam hal ini berdasarkan potensi yang dapat disimpulkan bahwa
visi Kabupaten Karanganyar dalam jangka panjang adalah sebagai :
VISI
Karanganyar sebagai daerah yang maju, adil, makmur, berketahanan dan
mandiri, dalam suasana tentram, dengan industri, pertanian dan pariwisata yang
handal, didukung oleh masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, berbudi luhur,
demokratis, bersatu padu serta berkepribadian bangsa.
Penetapan visi tersebut perlu menjadi motivasi bagi semua pihak untuk
menentukan arah pembangunan Kabupaten Karanganyar dan sekaligus dapat di
jadikan konsesus bersama antar seluruh perangkat pemerintah yang berada di
wilayah kordinasinya dalam upaya merefleksikan tujuan yang akan dicapai dalam
jangka panjang. Penetapan sebagai Kabupaten dalam hal sentral jasa
wisata,pertanian,industri dan perdagangan didasarkan atas pertimbangan bahwa
jangka panjang menengah Karanganyar akan lebih berperan sebagai Kota jasa dan
pertanian.
Hal ini tidak kalah pentingnya adalah mengantisipasi iklim otonomi
daerah yang segera dimana salah satu faktor penting adalah meningkatkan sumber
daya manusia (SDM) di daerah.
Berkaitan dengan kebutuhan tersebut maka sudah saatnya Kabupaten
Karanganyar dikembangkan lebih ke sarana pendidikan khususnya pada
perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi yang dapat menyiapkan SDM
daerah yang semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Sedangkan misi pembangunan Kabupaten Karanganyar dalam jangka panjang
adalah :
MISI
· Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah industri, baik
industri menengah maupun industri kecil yang maju.
· Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah pertanian yang
berwawasan agrobisnis dan agroindustri dengan mengembangkan
produk unggulan yang kompetitif.
· Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah tujuan wisata
utama di Jawa Tengah yang menarik wisman dan wisnus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
· Menjadikan Kabupaten Karangayar sebagai pusat Pendidikan dan
Pengembangan SDM yang menguasai Iptek, berjiwa Imtaq,
berkepribadian bangsa dan berwawasan kedepan.
· Menjadikan masyarakat Kabupaten Karanganyar sejahtera lahir dan
batin.
· Mengembangkan sistem informasi yang selalu disesuaikan dengan
perkembangan sarana telekomunikasi dan komunikasi sebagai media
promosi yang efektif bagi potensi dan perkembangan daerah Kabupaten
Karanganyar.
· Meningkatkan upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN).
Serta terciptanya kondidi serta iklim yang mendukung terwujudnya Kabupaten
Karanganyar sebagai sebagai sentral wisata,pertanian,industri dan perdangan
melalui kebijakan perencanaan dan perancangan pembangunan secara terpadu
baik di sektor pemerintahan,swasta dan masyarakat.
Kondisi yang dimaksud adalah :
· Tersedianya infrastruktur/prasarana di segala sektor yang dapat mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Karanganyar,termasuk
infrastruktur prasarana yang bersifat strategis,yang diperlukan untuk
terwujudnya Kabupaten Karanganyar sebagai sentra jasa
wisata,pertanian,indutri dan perdagangan baik dalam jangka
pendek,menengah dan panjang.
· Terbentuknya sistem kelembagaan pemerintahan kabupaten yang
demokratis dan transparan serta mampu dan mandiri,efektif dan
efisien,serta aparat yang berkwalitas,bersih dan berwibawa yang mampu
memberi pelayanan secara cepat dan tepat serta mampu melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap perkembangan dan pertumbuhan
kabupaten sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
· Tersedianya tata guna lahan yang efektif dan antisifatif terhadap
perubahan cepat di masa mendatang sesuai denngan pertumbuhan
ekonomi lokal,regional dan internasional.
· Tersedianya sentra-sentra jasa jarinngan modal transportasi
lokal,regional,jasa wisata yang dijadikan sebuah jasa bisnis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(hotel,restoran,pariwisata/rekreasi),pendidikan,kesehatan,sentra-sentra
industri dan perdagangan sektor unggulan,serta kawasan pemukiman yang
terpadu,berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
II.2.2. Konsep Pengembangan Kabupaten Karanganyar
Pemahaman secara dalam terhadap potensi dan kendala pengembangan
diperlukan untuk dapat melihat peluang yang dapat dikembangkan di wilayah
perencanaan serta menyiapkan antisipasi kekurangan-kekurangan yang dihadapi.
Dalam hal ini potensi pengembangan dapat diartikan sebagai sesuatu
kecenderungan perkembangan yang besar pengaruhnya terhadap tumbuh dan
berkembangnya kegiatan-kegiatan perkotaan yang pada akhirnya berdampak
langsung pada kebutuhan dan penataan ruangan. Pemahaman terhadap potensi dan
kendala pengembangan dirumuskan dalam 4 aspek pokok :
II.2.2.1. Aspek fisik dan wilayah
Wilayah Kabupaten Karanganyar memiliki potensi ditinjau dari
posisi Kabupaten Karanganyar yang terletak di antara obyek-obyek wisata
dan Kota Surakarta yang termasuk kota penting dan bersejarah di Provinsi
Jawa Tengah. Kondisi fisik Kabupaten Karanganyar secara umum
menunjukan potensi yang cukup baik dalam mendukung pengembangan
kegiatan masyarakat di kawasan Kabupaten Karanganyar agar lebih
efisien. Sebagian besar lahan kosong di Kabupaten Karanganyar di
manfaatkan untuk lahan pertanian atau lahan untuk bercocok tanam.
Kondisi eksisting saat ini menunjukan konsentrasi kegiatan yang paling
maju dan pesat di kota dan di kawasan wisata yaitu sebelah timur bagian
Kabupaten Karanganyar. Kawasan kota yaitu sebelah selatan dan barat
menunjukan pusat pemerintahan,pembangunan dan pendidikan yang
tinggi. Wilayah utara menunjukan tingkat industri yang cukup tinggi,area
persawahan dan pemukiman. Beberapa kawasan menunjukan daerah yang
memiliki topografi yang bervariasi dan sebagian besar menunjukan
kondisi yang cukup datar. Untuk itu di daerah perbukitan memberikan
peluang untuk kawasan khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
II.2.2.2. Aspek Perekonomian
Aspek perekonomian akan sangat menentukan potensi
pengembangan kota karena berkait langsung dengan ketersediaan sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang ada serta pola dan tingkat
aktivitas penduduk dan masyarakat. Dalam kondisi ini indikator
perkembangnan potensi perekonomian kota ditunjukan dengan
pertumbuhan dalam bidang wisata,pertanian dan perdagangan yang
semakin pesat dan semakin maju dan ditunjang oleh sektor
kebudayaan,pendidikan dan sektor industri.
II.2.2.3. Aspek Ketersediaan Prasarana Pendukung
Ketersediaan sarana pendukung kegiatan masyarakat di kota
meruapakan salah satu aspek penting yang menunjukan aspek kemajuan
pengembangan Kabupaten Karaganyar. Kabupaten Karanganyar sudah
memilliki prasana yang cukkup baik meliputi jaringan jalan,sistem
penyediaan air bersih,pelayanan – pelayanan masyarakat seperti pelayanan
kesehatan,pendidikan dan keamanan.
II.3. TINJAUAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KARANGANYAR 1
II.3.1. Perpustakaan Kabupaten Karanganyar secara umum
II.3.1.1.Sejarah Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar
Perpustakaan Umum Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Karanganyar diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah ( Bapak
H.Ismail),pada tanggal 5 Juli 1985,dengan menempati ruangan di
kompleks GOR Nyi Ageng Karang ( GOR Miini ),yang beralamatkan di
jalan Lawu Karannganyar.
Perpustakaan umum secara organisasional berada dibawah binaan
Sub Bagian Perpustakaan pada Bagian Hukum,organisasi dan tatalaksana
(HOT) Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Dati II Karanganyar.
Selanjutnya pada tahun 1989 bagian HOT dipecah menjadi bagian hukum
1 Tinjauan ini berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan wawancara kepada pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar, yang dilakukan berulang kali mulai dari akhir tahun 2010hingga pertengahan tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dan untuk perpustakaan umum berada dalam Sub bagian Perpustakaan
bagian organisasi dan tatalaksana sekretariat daerah Pemerintah Kabupaten
Dati II Karanganyar.
Dalam perkembangan berdasarkan Kepmendagri Nomor 56 tahun
1994 yang ditindaklanjuti dengan peraturan daerah Kabupaten Dati II
Karanganyar Nomor 13 Tahun 1996 tentang pembentukan organisasi Tata
Kerja Perpustakaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat II
Karanganyar,sejak itu perpustakaan umum menjadi Unit Pelaksana Daerah
(UPD).
Dalam era otonomi daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
10 Tahun 2001,perpustakaan Daerah Dati II Kabupaten
Karanganyar,menjadi Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah
Kabupaten Karanganyar.
II.3.1.2. Data Umum
II.3.1.2.1. Lokasi
Lokasi Perpustakaan Umum Kota Karanganyar atau Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Karanganyar berada di Jl.Raya Lawu,Karanganyar
tepatnya di Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta.
Batas-batas bangunan sebagai berikut :
1. Nama Perpustakaan : PERPUSTAKAAN UMUM
KABUPATEN KARANGANYAR
2. Alamat : Jl. LAWU Nomor 385 KARANGANYAR
Kode Pos : 5 7 7 1 2
Telp/fax : 0271-495632
E-mail : pusarsipkra@yahoo.co.id
Website : -
3. SK Pendirian Instansi / Lembaga :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Perda Kabupaten Karanganyar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Karanganyar.
4. Kelurahan : CANGAKAN
5. Kecamatan : KARANGANYAR
6. Kabupaten/Kota : KARANGANYAR
7. Provinsi : JAWA TENGAH
8. Status Perpustakaan : Instansi Pemerintah
9. Struktur Organisasi : Ada
10. Jenis Perpustakaan : Perpustakaan Umum
11. Nama Kepala Perpustakaan : Dra. SRI WAHYUNI
12. Tahun Berdiri Perpustakaan : 1985
13. SK Pendirian Perpustakaan : SK Bupati Karanganyar No :
041/127/1985
II.3.1.3. Data Khusus Perpustakaan
A. GEDUNG/RUANGAN
a. Luas Tanah : 300 m2
b. Luas Gedung/ruangan : 200 m2
c. Luas Gedung/Area Baca : 100 m2
d. Luas Ruang/Area Koleksi : 100 m2
e. Luas Ruang/Area Referensi : -
f. Luas Ruang/Area Multimedia : - m2
g. Luas Ruang Pengolahan Bahan Pustaka : 12 m2
h. Luas Ruang Pertemuan/Aula : - m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
i. Luas Ruang Pusat Data : - m2
j. Jumlah lantai : 1 lantai
II.3.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian :
1) PNS / Pegawai Tetap : 31 orang
2) Pejabat Struktural : 5 orang
3) Pejabat Fungsional :
- Pustakawan : 1 orang
- Arsiparis : 3 orang
4) Honorer : 8 orang
2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tugas / Fungsi :
1) Kepala Perpustakaan : 1 orang
2) Tenaga Teknis Perpustakaan : 7 orang
3) Tenaga Administrasi : 13 orang
3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan :
1. SD : - orang
2. SMP : 1 orang
3. SMA/SMK : 6 orang
4. SMA/SMK + Diklat Perpustakaan : - orang
5. D II,III Perpustakaan : - orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
6. DI,II,III + Diklat Perpustakaan : - orang
7. DI,II,III Non Perpustakaan : 3 orang
8. S1 Perpustakaan : - orang
9. S1 + Diklat Perpustakaan : 2 orang
10. S1 Non Perpustakaan : 12 orang
11. S2 Perpustakaan : - orang
12. S2 Non Perpustakaan : 1 orang
13. S3 Perpustakaan :` - orang
14. S3 Non Perpustakaan : - orang
II.3.2. Pelaku
Pelaku kegiatan di Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah
Karanganyar dibedakan menjadi dua, yakni pengunjung dan pengelola.
II.3.2.1. Pengunjung
Komposisi pengunjung adalah pelajar SD, SLTP, SLTA, Mahasiswa,
Pegawai dan Umum. Pengunjung terbanyak adalah kalangan masyarakat
umum.
1. Jumlah Anggota Perpustakaan :
- Mahasiswa/pelajar : 2988
- Pegawai/dosen/guru : 436
- Masyarakat umum : 2801
2. Jumlah Pengunjung /bulan : 1030/bulan
3. Jumlah Peminjam/bulan : 478
4. Jumlah anggota Perpustakaan Keliling
Sumber :Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Karanganyar, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
II.3.2.2. Pengelola
Jumlah keseluruhan pegawai saat ini adalah 30 orang, dengan rincian
sebagai berikut :
Kepala : 1 orang
Kelompok Jabatan Fungsional : 5 orang
Sub. Bagian Tata Usaha : 8 orang
Seksi Pengelolaan Arsip : 5 orang
Seksi Teknis Perpustakaan : 6 orang
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan : 7 orang
II.3.3. Kegiatan
II.3.3.1. Macam kegiatan
Kegiatan di dalam perpustakaan dibagi menjadi dua, yakni
kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung dan pengelola.
· Kegiatan Pengunjung, meliputi : mencari buku, membaca buku,
melakukan peminjaman dan pengembalian buku, mencari informasi,
registrasi, fotokopi.
Kepala Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah
Karanganyar
Sub. Bagian Tata Usaha Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan
Arsip
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
Gambar.Bagan Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Dati II Kabupaten Karanganyar.
Sumber.Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Dati II Kabupaten Karanganyar,2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
· Kegiatan Pengelola, meliputi : kegiatan pembinaan koleksi,
kegiatan pelayanan kepada masyarakat dan kegiatan administrasi.
II.3.3.2. Waktu kegiatan
Kegiatan di perpustakaan berlangsung dari hari Senin-Sabtu.
Jam Buka Perpustakaan :
- Senin s/d Jumat : Jam 07.30 s/d 20.00 WIB.
- Sabtu : Jam 07.30 s/d 12.30
II.3.3.3. Kegiatan pelayanan dan sistem pelayanan
Kegiatan pelayanan yang dilakukan kepada pengunjung
perpustakaan meliputi kegiatan pelayanan sirkulasi (peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka), penelusuran pustaka, registrasi dan
pelayanan informasi kepada pengunjung.
Pelayanan:
1. Sistem Layanan : Terbuka
2. Jenis Layanan :
- Sirkulasi
- Referensi / rujukan
- Bimbingan Pemustaka
- Pendidikan Pemustaka
Sistem pelayanan yang diterapkan kepada pengunjung dibedakan menjadi
dua, yakni :
· Sistem pelayanan terbuka (open access) diterapkan pada ruang koleksi
umum dan ruang koleksi berkala. Dengan sistem ini, pengunjung bisa
memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang tersedia di ruang
koleksi tanpa harus melalui/dilakukan oleh pegawai perpustakaan.
· Sistem pelayanan tertutup (closed access) diterapkan pada ruang
koleksi referensi. Yakni pencarian dan pengambilan bahan pustaka di
ruang koleksi yang diinginkan pengunjung harus melalui/dilakukan
oleh pegawai perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
II.3.4. Fasilitas
1. Kendaraan
1) Roda 4 (empat) : 1 buah
2) Roda 2 (dua) : 2 buah
3) Lain-lain : -
2. Perpustakaan Keliling
1) Roda 4 (empat) : 3 buah ( 1 rusak)
2) Roda 2 (dua) : -
3) Lain-lain : -
3. Ruang Baca Pribadi : tidak ada
4. Internet : ada
5. TV Kabel : ada
6. Warintek : tidak ada
7. Wartel/Telp.Umum : tidak ada
8. Kantin : tidak ada
9. Mushola/tempat ibadah : ada
II.3.5. Sarana dan Prasarana
a. Rak Buku : 10 buah
b. Rak Majalah : 2 buah
c. Rak Surat Kabar : 1 buah
d. Rak Audio visual : 1 buah
e. Rak Katalog : 2 buah
f. Rak Display : 2 buah
g. Rak Penitipan barang : -
h. Filing Kabinet : 6 buah
i. Meja Baca : 15 buah
j. Study Carrel : -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
k. Meja Sirkulasi : 1 buah
l. Meja Kerja : 20 buah
m. Kursi baca : 75 buah
n. Kursi Kerja : 30 buah
0. Kursi tamu/sofa : 2 buah
p. Komputer : 7 buah
q. Mesin Ketik : 4 buah
r. VCD/DVD Player : 1 buah
s. Microreader : -
t. TV : 2 buah
u. Locker : -
v. AC : 5 buah
w. Kipas Angin : 5 buah
z. Lain – lain sebutkan :
1) Kamera Digital :
2) Handycam : 1 buah
3) Alat Pemotong Kertas : 1 buah
4) Mesin Foto Copy : 1 buah
5) OHP : 1 buah
6) Laptop : 1 buah
7) Scanner : 2 buah
8) LCD : 1 buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
II.3.6. Koleksi
Macam dan jenis koleksi yang dimiliki Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Karanganyar meliputi koleksi umum yang terdiri dari koleksi fiksi dan
nonfiksi, koleksi referensi, koleksi khusus (Belanda), koleksi audiovisual
(video, CD) dan koleksi periodikal ( majalah, surat kabar/koran, buletin).
Berikut Jenis dan jumlah koleksi perpustakaan.
a. Koleksi Tercetak :
1. Buku
a. Non Fiksi : 6.330 judul 11.668
eks
b. Referensi : 704 judul 938
eks
c. Fiksi : 1.441 judul 2.886
eks
d. Braile : - judul -
eks
e. Langka : - judul -
eks
2. Majalah
a. Populer : 4 judul 1.200
eks
b. Ilmiah/jurnal : - judul
eks
3. Surat Kabar
a. Lokal : 2 judul
eks
b. Nasional : 1 judul
eks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
4. Terbitan Pemerintah : 2 judul
eks
5. Terbitan Daerah/lokal : 2
6. Skripsi : 5
7. Thesis : 5
8. Disertasi : -
9. Laporan Penelitian : -
10. Brosur/Pamflet/leaflet : 2
11. Peta :` 3
12. Kliping : 5
13. Permainan : 6
14. Lukisan : -
15. Manuskrip : -
16. Blue print : -
17. Foto : -
b. Koleksi Terekam :
1) Kaset Audio : -
2) Kaset Video : 4 judul
3) CD ROM : 14 judul
4) VCD/DVD : 80 judul
5) Film : -
6)Mikro Film :
7)Piringan hitam : 4 judul
8) Slide :
8) e-book :
9) e-jurnal :
c. Cara Pengadaan Koleksi :
a. Pembelian
b. Hadiah/Hibah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
d. Alat Seleksi :
a. Bibliografi
b. Katalog Penerbit
c. Daftar buku toko buku
d. Browsing internet
Sumber :Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Karanganyar
Jumlah koleksi audiovisual dan periodikal tidak terinventarisir.
Pengadaan koleksi perpustakaan diperoleh dari pembelian, pertukaran, hadiah
dan sumbangan. Data mengenai pertambahan koleksi pertahun tidak diketahui
secara pasti karena tidak terinventarisir secara jelas. Berikut data jumlah
sumbangan pada tahun 2009 dan 2010.
- Sumbangan pada tahun 2009 = 329 eksemplar, 330 judul.
- Sumbangan pada tahun 2010 = 2096 eksemplar, 1048 judul.
Dari sini pertambahan jumlah koleksi pertahun dapat diasumsikan
sebagai berikut :
Jika diambil pertambahan koleksi pertahun 2001 eksemplar dan jumlah
koleksi tahun 2010 ditetapkan 20.000-40.000 eksemplar. Maka
pertambahan tiap tahun adalah sekitar 5 %. Jika pertahun buku yang
hilang/rusak diasumsikan 0,5 % (berdasarakan Data buku hilang/rusak
terhitung dari tahun 2001 s/d maret 2011). Maka pertambahan buku
pertahun setelah dikurangi buku yang hilang atau rusak adalah 4,5 %.
II.3.7. Ruang
Lantai 1 berisi ruang pelayanan perpustakaan, ruang sirkulasi (peminjaman
dan pengembalian koleksi), ruang penitipan tas, ruang koleksi umum dan
periodikal, ruang koleksi referensi dan bahasa asing, kamar kecil/KM, gudang,
parkir karyawan dan pengunjung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
II.3.8. Permasalahan di Perpustakaan Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dibawah ini adalah beberapa
permasalahan yang ditemui.
1. Ruangan terlalu sempit sehingga penataan perabot (rak buku)terlalu dekat.
Hal ini menjadikan jalur sirkulasi (orang dan bahan pustaka) ”terbatas”
sehingga menggangu pergerakan.
2. Jumlah ruangan yang ada sekarang ini tidak bisa menampung seluruh
jumlah koleksi yang dimiliki maupun untuk penambahan fasilitas
penunjang lainnya.
3. Perpustakaan Daerah Karanganyar tidak memiliki fasilitas penunjang
seperti ruang pertemuan/seminar.
4. Luasan lahan sekarang tidak bisa mendukung perbaikan fasilitas
perpustakaan di masa sekarang (melengkapi ruang) maupun masa
mendatang (penambahan ruang).
5. Tampilan bangunan (interior dan eksterior) yang tidak representatif-tidak
menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
6. Lokasi kurang strategis. Tidak berada pada rute pergerakan, pencapaian
hanya bisa dengan kendaraan pribadi, kurang dikenal masyarakat.
II.3.9. Kesimpulan Tinjauan Perpustakaan Umum Karanganyar
Perlu dilakukan relokasi Perpustakaan Umum Kota Karanganyar agar
fungsinya sebagai fasilitas publik yang informatif dan edukatif dapat terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB III
PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR
III.1. PERPUSTAKAAN YANG DIRENCANAKAN
III.1.1. PENGERTIAN
Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa perpustakaan sebagai
ruang publik kota Surakarta merupakan upaya untuk memasyarakatkan
perpustakaan itu sendiri. Dengan meletakkan perpustakaan di lokasi
strategis akan membuat orang mudah untuk mengakses dan berkunjung.
Kemudian perpustakaan dikembalikan menjadi sarana edutainment dan
rekreatif yang membuat masyarakat mau untuk membaca sehingga akan
meningkatkan minat baca.
III.1.2. FUNGSI, VISI dan MISI
1. Fungsi
Fungsi dari Perpustakaan yang direncanakan adalah untuk memberikan
manfaat :
a. Edukatif
Membantu untuk mengembangkan daya pikir, kreatifitas, dan
penyaluran kegiatan secara positif pada masyarakat sehingga
tercipta sumber daya manusia yang mumpuni.
b. Informatif
Peprustakaan ini merupakan wadah dari sumber informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat melalui koleksinya dibidang pustaka.
c. Rekreatif
Keberadaan Peprustakaan ini dapat dijadikan alternatif
mendapatkan hiburan yang menyenangkan untuk mengisi waktu
senggang.
2. Visi
Terwujudnya sebuah perpustakaan sebagai ruang publik yang dapat
menjadi wadah penampung minat baca bagi masyarakat kabupaten
Karanganyar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3. Misi
a. Sebagai sarana pendidikan , pusat informasi, dan ruang publik
pada masyarakat kota Surakarta pada khususnya dan Indonesia
pada umumnya.
b. Sebagai fasilitas kegiatan informasi, promosi dan distribusi bagi
para pengusaha pustaka dalam memasarkan produknya
c. Mengubah paradigma perpustakaan, dari bangunan dengan fungsi
yang monoton dan kegiatan yang kaku menjadi sebuah bangunan
yang menyenangkan untuk disinggahi dengan terobosan konsep
baru yang memungkinkan pengunjung untuk tidak hanya sekedar
memperoleh ilmu, namun juga merasa gembira & menikmati
kegiatan mencari ilmu tersebut.
d. Menarik dan menampung minat baca masyarakat, sehingga
tersalurkan dengan benar pada jalur yang positif.
e. Membantu memfasilitasi terbentuknya komunitas baru yang positif
dalam bidang pustaka. Misal : komunitas pecinta sastra, komunitas
bedah buku, dan lain sebagainya.
f. Sebagai tempat rekreasi & refreshing yang mendidik.
III.1.3.LINGKUP PELAYANAN
a. Tujuan
Tujuan dibangunnya Perpustakaan dan arsip Kabupaten
Karanganyar sebagai pusat penyimpanan arsip,koleksi dan sebagai pusat
pelayanan masyarakat dibidang pendidikan dan hiburan dengan
pemanfaatan pencahayaan penghawaan terhadap arsitektur tropis di
Kabupaten Karanganyar :
· Sebagai tempat yang memberikan pelayanan(peminjaman/fasilitas
lain) kepada masyarakat Karanganyar akan kebutuhan ilmu
pengetahuan.
· Untuk menampung segala arsip dan informasi milik Pemerintah Kota
Karanganyar.
· Memberikan wajah yang baru untuk sebuah perpustakaan sebagai
fasilitas yang layak dan menyenangkan untuk dikunjungi karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
tersedia fasilitas-fasilitas yang berbasis teknologi maupun kegiatan
edutainment.
· Penataan peruangan dan bentuk peruangan dengan penerapan system
pencahayaan dan penghawaan untuk mendukung kenyamanan
perpustakaan baik dari pengunjung dan pihak pengelola
perpustakaan.
· Menyediakan ruang publik yang bisa diakses kapanpun dan siapapun
sebagai bentuk keterbukaan sebuah fasilitas perpustakaan dan
pendukung kegiatan kreatif masyarakat kabupaten Karanganyar.
b. Skala pelayanan
Perpustakaan Umum sebagai Pusat Pelayanan di Kabupaten
Karanganyar memiliki skala pelayanan di tingkat Kabupaten. Di mana
pelayanan terbuka bagi siapa saja baik orang tua, anak-anak, remaja,
maupun difabel (Arsitek Data).
c. Sistem pelayanan
Pengunjung yang dapat mengakses koleksi pustaka
perpustakaan untuk dibawa pulang adalah pengunjung yang telah
mendaftar dan membayar biaya administrasi sebagai anggota
perpustakaan. Keanggotaan perpustakaan berlaku selama satu tahun.
Lebih dari itu, pengunjung harus memperbarui status keanggotaan
mereka. Sedangkan untuk dapat masuk ke area perpustakaan
dikenakan administrasi per orang, namun tidak berlaku bagi anggota
perpustakaan.
Perpustakaan yang menggunakan sistim campuran (mixed access)
yaitu sistim pelayanan dimana pengunjung diberi kebebasan tetapi tidak
penuh untuk mencari dan mengambil sendiri pustaka yang dikehendaki.
Sistem pelayanan terbuka dipakai untuk pustaka-pustaka yang sifatnya
umum baik berbahasa asing maupun Indonesia. Sedangkan sistem
pelayanan tertutup digunakan untuk buku-buku khusus seperti buku-buku
sejarah dan juga buku-buku pemerintah.
Tentang kehilangan pustaka di atas berarti:
- Hilang diambil orang yang ingin memiliki pustaka tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
- Hilang dalam peminjaman keluar
- Hilang dalam arti pindah tempat (tidak sesuai dengan urutan shelving
Mengenai peminjaman dikenal dua macam peminjaman:
- Peminjaman ditempat (dibaca di perpustakaan) dengan menggunakan
bon baca
- Peminjaman keluar (dibawa pulang) dengan menggunakan kartu
anggota
d. Koleksi Perpustakaan
Pada dasarnya perpustakaan umum tidak mempunyai tugas
mengoleksi buku-buku dari berbagai disiplin ilmu maupun fungsi
sebagai kearsipan. Sebagai tempat yang memberikan jasa pelayanan
sekaligus tempat berkomunikasi bagi semua kalangan masyarakat,
perpustakaan umum melayani peminjaman koleksinya baik secara
tradisional maupun menggunakan katalog.
Berdasarkan Perpustakaan Arsip Daerah Kota Karanganyar,
koleksi perpustakaan terdiri dari koleksi anak, koleksi umum, koleksi
referensi, koleksi berkala, koleksi khusus (koleksi belanda). Namun
untuk mendukung kebutuhan masyarakat saat ini, maka beberapa
fasilitas akan ditambahkan. Pengadaan koleksi perpustakaan diperoleh
dari pembelian, pertukaran, hadiah dan sumbangan.
Buku-buku referensi:
1. Ensiklopedia
2. Kamus
3. Buku tahunan
4. Biografi
5. Bibliografi
6. Buku pegangan /pedoman
7. Buku petunjuk/direktori
8. Sumber sumber ilmu bumi
9. Indeks dan abstrak
10. Penerbitan pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Koleksi:
1. Bahasa dan kasusastraan (nusantara)
2. Majalah (bhs asing, anak2, wanita, umum)
3. Koran
Klasifikasi
1. Karya umum
2. Filsafat
3. Agama
4. Ilmu sosial
5. Bahasa
6. Ilmu pasti&pengetahuan alam
7. Ilmu pengetahuan praktis&ketrampilan
8. Kesenian, olahraga&permainan
9. Kesusteraan
10. Sejarah, geografi, biografi
Untuk kemudian masing-masing klasifikasi akan dibagi lagi
menjadi beberapa sub-tema agar memudahkan dalam pencarian katehori
buku. Dan pada masing-masing klasifikasi akan disediakan ruang
beserta fasilitas yang menunjang kegiatan-kegiatan di dalamnya selain
hanya membaca dan meminjam.
III.2. KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama dalam perpustkaan adalah proses pinjam meminjam
bahan pustaka yang terjadi antara pengunjung dengan dilayani oleh
pihak pengelola dari perpustakaan serta bagaimana pengunjung
menikmati bahan pustaka tersebut dengan selera mereka masing-
masing melalui fasilitas yang telah disediakan oleh pihak
perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga menjadi pusat informasi
mengenai Kabupaten Karanganyar dalam segala hal.
b. Kegiatan Penunjang
Perpustakaan memfasilitasi berbagai kegiatan penunjang yang dapat
memberikan informasi lebih serta hiburan sekaligus bagi para
anggotanya. Kegiatan tersebut yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
1) Kegiatan Seminar, workshop, dll.
Kegiatan seminar, workshop, dll dilakukan pada waktu-
waktu tertentu guna membahas topik tertentu yang berkaitan
dengan keperpustakaan dan iptek. Kegiatan ini diselenggarakan
oleh perpustakaan bekerja sama dengan para ahli ataupun
dilakukan bersama dengan masyarakat umum yang tentunya
tertarik dengan dunia perpustakaan, informasi dan iptek.
2) Kegiatan Diskusi
Kegiatan diskusi secara garis besar hampir sama dengan
seminar, yang dapat dilakukan antar pengguna atau penggemar
dunia perpustakaan dan iptek.
3) Pameran dan Bedah Buku
Kegiatan pameran dilakukan secara rutin untuk
menyediakan wadah bagi para penerbit agar dapat mempromosikan
produksinya dan menarik minat masyarakat Surakarta untuk
membeli buku. Selain pameran berupa buku ataupun komputer
seperti yang sudah sering dan sukses diadakan di kota Solo, juga
bisa merupakan pameran karya dari para
siswa/mahasiswa/seniman/masyarakat, dsb. Sedangkan bedah
buku, dilakukan unuk mengenalkan sebuah judul buku baru dengan
menghadirkan penulis dan pembicara yang berkompeten agar dapat
berdiskusi langsung dengan masyarakat.
4) Perpustakaan tour
Kegiatan ini dilakukan dengan bekerja sama dengan
institusi pendidikan untuk melakukan tur bagi siswa sekolah
dengan mengunjungi Perpustakaan. Melalui kegiatan ini
diharapkan dapat menumbuhkan minat baca secara lebih dini
kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kecintaan
masyarakat terhadap gerakan membaca.
5) Kegiatan komunitas
Kegiatan ini merupakan wadah dari komunitas-komunitas
yang ada di Karanganyar baik yang sudah terbentuk maupun yang
dimungkinkan untuk akan terbentuk. Misalnya saja komunitas
pecinta buku, komunitas pecinta kebudayaan Jepang, komunitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pecinta kebudayaan Jawa, komunitas penulis, komunitas
pustakawan, dll. Kegiatan ini diharapkan mampu menghidupkan
suasana perpustakaan agar lebih inspiratif dan variatif.
6) Kegiatan Entertaining
Selain memperoleh ilmu dan informasi dari pustaka yang
menjadi koleksi perpustakaan. Perpustakaan memfasilitasi adanya
cafe dengan suasana yang cozy , mini foodcourt untuk menikmati
referensi bacaan yang dipinjam, atau sekedar berdiskusi ringan
dengan komunitas pustaka yang terbentuk, dan juga pertokoan
yang menjual barang-barang pustaka maupun cinderamata. Selain
itu terdapat area untuk berjalan-jalan di mana sekitar jalan akan
dijumpai beberapa pameran karya maupun seni. Dan yang pasti
terdapat plasa/amphiteater yang serbaguna bisa dimanfaatkan
masyarakat publik dengan anekaragam jenis kegiatan.
c. Kegiatan Pengelola
Kegiatan pengelola disini dimaksudkan untuk menjaga keeksistensian
perpustakaan untuk kearah depannya. Sehingga keberadaan
perpustakaan dapat terus di akses oleh masyarakat umum sebagai
penampung minat baca.
d. Kegiatan service
Merupakan fasilitas vital yang dimilki Perpustakaan agar pengguna
perpustakaan ini merasa aman & nyaman beraktivitas di dalamnya.
2. KELOMPOK KEGIATAN
Kegiatan di dalam perpustakaan dikelompokan berdasarkan
klasifikasi kegiatan yang dilakukan pengguna perpustakaan
(pengunjung dan pengelola), sebagai berikut:
· Kegiatan penerimaan, meliputi : datang-pergi/masuk-keluar
perpustakaan, duduk-diskusi, pertemuan formal maupun
nonformal, penyimpanan/penitipan barang.
· Kegiatan informasi dan pelayanan perpustakaan, meliputi :
pelayanan informasi dan registrasi , pelayanan
peminjaman/pengembalian pustaka, pelayanan referensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pelayanan koleksi khusus, pelayanan koleksi pandang dengar
(audiovisual), penelusuran bahan pustaka melalui katalog,
pembacaan cerita anak/mendongeng, membaca koleksi, diskusi,
penyimpanan koleksi.
· Kegiatan penunjang (ruang publik), meliputi : seminar, pameran,
bowsing internet, makan-minum, club/komunitas, lomba,
workshop, jalan-jalan, duduk-duduk & pertunjukan.
· Kegiatan pengelolaan oleh pegawai perpustakaan, meliputi :
pengorganisasian, administrasi, pengadaan-pengelolaan-perawatan
koleksi, pengelolaan-perawatan arsip, pertemuan formal pengelola,
monitoring keamanan.
· Kegiatan servis, meliputi : menaruh kendaraan/parkir, penerimaan
dan pengiriman barang (loading-unloading), penyimpanan barang,
monitoring keamanan, metabolisme, ibadah, mekanikal-elektrikal.
3. Pelaku kegiatan yang direncanakan
Pelaku kegiatan di dalam perpustakaan dikelompokan menjadi dua,
yakni pengunjung dan pengelola. Pengunjung perpustakaan yakni segala
lapisan dan golongan masyarakat Kabupaten Karanganyar, mulai dari
anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Pengunjung perpustakaan juga
bisa berasal dari masyarakat di luar Kabupaten Karanganyar.
Pengelola perpustakaan adalah pegawai Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Karanganyar, dengan pertimbangan
bahwa Perpustakaan Sebagai Pusat Pelayanan masyarakat dibidang
pendidikan dan hiburan ini adalah perpustakaan umum milik pemerintah
daerah atau nonswasta yang pengelolaannya dilakukan oleh pegawai
pemerintah daerah. Pengelola perpustakaan terdiri dari kepala/pimpinan
perpustakaan, kelompok jabatan fungsional, sub.bagian tata usaha, seksi
pengelolaan arsip, seksi teknis perpustakaan dan seksi pelayanan pemakai
perpustakaan.
4. Frekuensi Kegiatan
Frekuensi kegiatan dalam perpustakaan yang direncanakan dibagi dalam
dua kategori pelayanan, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Kepala Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Kabupaten
Karannganyar
Sub. Bagian Tata Usaha Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan
Arsip
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
a. Akses Materi Pustaka dan Pelayanan Informasi
- Untuk anak-anak
Senin – Jumat : 08.00 – 17.00
Sabtu : 09.00 – 16.00
- Untuk umum
Senin – Jumat : 08.00 – 21.00
Sabtu : 09.00 – 20.00
b. Akses Entertaining & ruang publik
- Fasilitas Hot spot, baik indoor maupun outdoor hanya berlaku
ketika perpustakaan berada pada jam kerja masing-masing.
- Area pameran dan ruang serbaguna hanya dibuka ketika
perpustakaan berada pada jam kerja. Namun pada waktu-waktu
tertentu, ketika ada acara khusus seperti bedah buku, seminar,
dan lain sebagainya area ini dapat dibuka menyesuaikan waktu
berlangsungnya acara.
- Untuk fasilitas outdoor (openspace) dibuka selama 24 jam karena
memang menyediakan ruang publik untuk masyarakat kota
Surakarta.
5. Struktur Organisasi
Menurut Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten
Karanganyar, struktur organisasi dari pengelolaan perpustakaan tersebut adalah
sebagai berikut:
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah Surakarta, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Kepala Perpustakaan
Sub. Bagian Tata Usaha Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan
Arsip&koleksi
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
Humas& Pelayanan
Umum
Sekretaris
Namun dengan adanya ruang publik yang tersedia dalam
perpustakaan juga fasilitas-fasilitas penunjang lain yang lebih banyak dari
Kanot Arsip dan Perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar, maka
diperlukan pengelola untuk mengurusi hal-hal yang berguna untuk
mengatur perijinan suatu kegiatan, pengawasan khusus, dan juga
pengembangan area ruang publik yang ada.
Untuk itu, menurut analisis tersebut, struktur organisasi pada
perpustakaan yang direncanakan secara umum adalah sebagai berikut:
Masing-masing penjabaran fungsional seksi adalah sebagai berikut:
Seksi Pengelola Arsip&Koleksi
Tenaga Kerja Pengembangan Koleksi
Pengembangan Sarana
Pengembangan Program Kerja
Kepala Pustakawan
Pelatihan Pustakawan
Tata Usaha
Rumah Tangga Keuangan Kepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
1. Bidang Strategi (bidang pengelolaan)
Pengelolaan adalah kegiatan yang sifatnya memimpin, yang dilakukan
oleh Kepala Perpustakaan dan meliputi pekerjaan:
a. Perencanaan
Merencanakan:
- Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja
- Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan
- Pembinaan dan pengembangan sarana perpustakaan
- Pembinaan dan pengembangan pelayanan pemakai
Bagan 3.2 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar yang
direncanakan Sumber : analisis pribadi
Seksi Pelayanan Pemakaian Perpustakaan
Anak-anak Referensi Umum/Dewasa
Seksi Teknis Perpustakaan
Katalogisasi Klasifikasi Pemeliharaan
Bangunan Koleksi
Seksi Humas dan Pelayanan Umum
Fasilitas Penunjang
Informasi&Elektronik
Cafe
Toko Buku
Komputer/Server Community Center
Perpus Tour
Megaplex Amphiteater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
- Pembinaan dan pengembangan program kerja perpustakaan
b. Pengorganisasian
- Pendelegasian kewenangan sesuai dengan hak hak kewajiban
- Hubungan kerja antar tenaga kerja
- Lalulintas kegiatan kerja perpustakaan
- Sistim pengelompokan kegiatan kerja
- Hubunga kerja dengan unit kerja
c. Pengarahan
- Membuat pedoman kerja sebagai pegangan umum dari seluruh
tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
- Memberikan contoh-contoh dan petunjuk tentang cara
mengerjakan tipa – tipa jenis pekerjaan secara umum
- Memberikan bimbingan kepada tenaga kerja bawahan dalam
melaksanakan kerja sehari hari
- Menetapkan kebijaksanaan tindakan yang tepat jika diperlukan
d. Pengkoordinasian
- Memberikan arah tujuan kegiatan kerja dari perpustakaan
- Memberikan batas-batas luas dan isi kegiatan kerja apda setiap unit
kerja
- Memberikan kriteria bagi setiap kegiatan kerja
- Memberkan penegasan hubungan antar bagian dalam mencapai
tujuan seluruh kegiatan.
e. Pengawasan
- Mengawasi dan meneliti kegiatan kerja kelompok teknis
- Mengawasi dan memilih kegiatan kerja pada kelompok pelayanan
pemakai
- Mengawasi dan memilih kegiatan kerja pada administrasi
2. Bidang struktural (bidang administrasi)
a. Melimputi bidang perangkat lunak (software):
TATA USAHA (SEKRETARIAT)
- Akta – akta
- Kontrak-kontrak
- Pendidikan pegawai
Selain itu yang termasuk bidang tata usaha adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
- Menetapkan pedoman format surat
- Menetapkan sistim keluar surat
- Menetapkan sistim penyimpanan surat
- Melaksanakan kearsipan
- Melaksanakan kegiatan humas menurut pedoman
- Menyusun laporan
- Membantu pimpinan dalam tata hubungan kantor
- Mengatur kegiatan Humas
b. Meliputi bidang perangkat keras (hardware)
RUMAH TANGGA
1) Perlengakapan
- Membuat perencanaan kebutuhan perlengakapan dan perabot
perpustakaan baik dalam arti kwalitas dan kwantitas
- Membuat perencanaan bentuk, ukuran, model bahan, dan perabot
perpustakaan yang sesuai
- Membuat sistim pencatatan barang perlengkapan dan perabot
- Melaksanakan pengadaan dan pengecekan perlengkapan dan
perabot
- Melaksanakan pencatatan keluar masuknya perlengakapan dan
perabot
- Melaksanakan perlengkapan dan perabot
2) Keuangan
- Menetapkan pedoman prosedur kerja administrasi keuangan sesuai
dengan pedoman yang lebih tinggi yang berlaku
- Menetapkan sistim pembukuan
- Melaksanakan pengadaan anggaran keuangan dari pos yang
ditentukan
- Melaksanakan pembagian pemakaian keuangan yang telah
ditetapkan
- Melaksanakan asministrasi pertanggungjawaban
- Malaksanakan pencatatan dalam buku kas keuangan yang telah
ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3) Kepegawaian
- Membuat perencanaan sistim pengembangan tenaga kerja baik
kwantitatif maupun kwalitatif
- Membuat perencanaan sistim pembinaan kesejahteraan tenaga
kerja
- Melaksanakan administrasi gaji, tunjangan, dan tambahan
pendapatan lain
4) Kerumahtanggan
- Memelihara, membersihkan, dan menjaga perlengakapn
- Memelihara, membesihkan, dan menjaga perabot.
- Memelihara, memebersihkan dan menjaga sarana ruang, gedung
/halaman
- Memelihara, membersihkan dan menjaga sarana transportasi
3. Bidang operasional (kelompok pustakawan)
1) Bidang pelayanan pemakai
a. Sirkulasi koleksi:
- Menetapkan sistim peminjaman dan pengembalian koleksi
- Menetapkan mcam-macam ukuran format kartu –kartu
yang diapaki
- Menetapkan pedoman prosedur pencatatan dalam
peminjaman dan pengembalian
- Menetapkan waktu, tata ruang &tata tertib dalam
peminjaman dan pengembalian
- Melaksanakan tata pencatatan dalam pelayanan
peminjaman dan pengembalian sehari-hari
- Melaksanakan pengaturan ruang
- Melaksanakan pencatatan data sirkulasi
- Menyiapkan data penagihan untuk pemakai yang terlambat
mengambalikan
b. Pelayanan referansi
- Menjawab pertanyaan pertanyaa pemnakai yang berupa
jenis pertanyaan referensi
- Membatu pemakai dalam menggunakan koleksi refernsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
- Merencanakan sistim pelayanan refrensi yang akan
disajikan’merangsang pemakai untuk menggunakan koleksi
referensi secara tepat guna sasaran
- Menyelenggarakan pameran perpustakaan
c. Pendidikan pemakai
- Membuat perencanaan penyampaian bahan. Metoda,
teknik2 dan sasaran usaha bimbingan pemakai
- Menetapkan tingkatan dan sistim penyampaian bimbingan
yang sesuai.
d. Penyebarluasan (diseminasi) informasi
- membuat perencanaan dan pelaksanaan kerjasama
pemanfaatan informasi
- Memanfaatkan dan menyebrluaskan indeks informasi untuk
pemakai
- Memanfaatkan dan pmenyebrluaskan abstrak informasi
untuk pemakai
4. Bidang pelayanan teknis
a. Pembinaan koleksi
- Menetapkan standar kebutuhan akan koleksi
- Menetapkan skala prioritas kebutuhan koleksi
- Membuat perencanaan pembelian koleksi setiap tahun
b. Inventarisasi koleksi
- Menetapkan macam, dan ukuran buku inventaris
- Menetapkan letak pengecapan tanda milik perpustakaan
- Melakukan pencatatan koleksi dalam buku inventaris
c. Klasifikasi koleksi
- menetapkan sistim klasfiikasi
- menetapkan panjang pendeknya notasi
- menuliskan notasi pada tiap koleksi
d. Katalogisasi koleksi
- menetapkan sistim katalog yang diapaki
- mnetapkan macam katalog yang disajikan
- menetapkan macam dan tempat penempelan label
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
e. Pemeliharaan koleksi
- mentepkan metoda pengawetan koleksi
- melaksanakan pengawetan koleksi
- menetapkan kriteria koleksi yang dianggap rusak
5. Bidang Humas dan Pelayanan Umum
Melayani penggunaan, pemeliharaan, dan pengembangan fasilitas
penunjang berupa peruangan dengan pemanfaatan dan penerapan system
pencahayaan dan penghawaan yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu
juga memberikan informasi baik pelayanan cara penggunaan maupun
perawatan media elektronik yang informatif.
III.3. Strategi Rancang Bangun
Bangunan perpustakaan yang direncanakan adalah bangunan
yang memperhatikan system pencahayaan dan penghawaan yang
disesuaikan dengan lingkungan Kabupaten Karanganyar yang beriklim
tropis. Desain yang diterapkan merupakan pendukung konsep system
pencahayaan dan penghawaan terhadapa arsitektur hijau yang diusung
dalam bangunan perpustakaan.
Hal ini di dukung dengan rancangan desain yang sesuai, sehinga
antara kegiatan pendukung dan kegiatan penunjang tidak saling
merugikan, namun dapat saling mendukung satu sama lain. Misalnya :
untuk penyimpanan koleksi buku,untuk menjaga keawetan buku sesuai
jenis buku dengan penerapan penggunaan system pencahayaan dan
penghawaan yang cukup,ruang yang dipakai sangat memperhatikan
temperature suhu melalui penggunaan pencahayaaan dan penghawaan.
Beberapa strategi desain yang diterapkan pada perpustakaan
adalah sebagai berikut :
1. Pemisahan Fungsional
Dengan pertimbangan faktor usia, jenis bacaan yang kompeten,
dan perilaku individu pada masing-masing unit, maka dilakukan
pemisahan fungsional bangunan antara anak-anak dan
umum(remaja&dewasa). Kemudian pembedaan lokasi pada
masing-masing kategori bacaan. Begitu juga dengan area
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
hiburan/open space dan kantor pengelola, keberadaannya juga
dipisahkan dari bangunan dengan fungsi utama.
2. Eksterior
Eksterior bangunan dibuat dengan kesan formal dengan fasad
bangunan memanjang guna untuk memaksimalkna penerimaan
cahaya matahari dari pagi barat-timur,cahaya matahari siang timur-
barat,ornamen yang tidak terlalu ramai dan memaksimalkan
bukaan,penataan lansekep yang memberikan kesan nyaman.
Konsep ini merupakan cerminan perpustakaan yang menerapkan
system pencahayaan dan penghawaan dengan lingkungan sekitar
yang tropis. Untuk memperkuat penerapan sisten pencahayaan dan
penghawaan yang di usung, maka ditambahkan elemen berikut:
a. Penggunaan warna pada fasad
Warna yang dipilih adalah warna yang dapat mendukung kesan
ceria, nyaman dan santai.
b. Secondary Skin
Digunakan untuk lebih memperkuat ekspresi massa, sehingga
dari fasad masyarakat sudah dapat menangkap kesan yang ingin
ditampilkan oleh bangunan.
c. Point Of Interest
Pada beberapa titik yang merupakan daerah dengan
pertimbangan khusus diberi penonjolan desain (point of interst)
agar bangunan perpustakaan menjadi lebih terekspos.
3. Interior
Masing – masing unit pada perpustakaan mempunyai konsep
interior yang berbeda sesuai dengan kegiatan dan usia user yang
diwadahinya.
4. Public Space
Area pulic space dbagi menjadi dua, yakni:
a. Area open space (terbuka 24 jam)
Terdiri dari communal space,ruang baca terbuka, dan
taman
b. Area semi open space (diakses saat perpustakaan buka)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Terdiri dari spot-spot area ruang baca, arcade perpustakaan
(seperti pada konsep mal di Bandung), dan cafe&foodcourt
5. Landscape
Untuk mendukung kenyamanan pengunjung baik dari interior
yang menjadi bagian dari perpustakaan, maka dilakukan penataan
landscape yang seimbang pada eksterior perpustakaan. Sehingga
antara bangunan dan lingkungan terjadi suatu perpaduan yang
harmonis. Selain itu, penataan landscape sjuga dimaksudkan
sebagai desain bagi ruang outdoor pada perpustakaan yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan yang berhubungan
dengan pustaka. Dan juga untuk mendukung system penghawaan
alami pada perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB IV
ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN
KARANGAYAR
IV.1. ANALISIS PERUANGAN
Konsep pengaturan ruang pada perpustakaan di Kabupaten
Karanganyar didasarkan pada kegunaan para pelakunya dan merupakan
faktor dari pencahayaan dan pengahawaan alami buatan yang berpengaruh
pada faktor psikologi,kebosanan pembaca dan menjaga dari keawetan
jenis koleksi.
IV.1.1. Analisis Penentuan Konsep Peruangan
V.1.1.1. Pelaku dan Kegiatan
a. Pengelompokan pelaku
1) Pengelolaan Perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan adalah seorang atau sekelompok
orang yang tersusun dalam organisasi yang diberi
tugas,tanggung jawab,wewenang untuk mnegelola
perpustakaan dalam suatu system manajemen sehingga
mampu memberikan pelayanan kepada pengguna
perpustakaan .
2) Pengunjung perpustakaan
Pengunjung perpustakaan adalah anggota atau badan
anggota yang memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan terhadap bahan pustaka. Pengunjung
perpustakaan dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan
karakteristik kegiatan dalam perpustakaan yaitu
pengunjung dewasa dan anak-anak
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
b. Pola kegiatan pelaku
1) Pengelolaan perpustakaan
2) Pengunjung perpustakaan
- Dewasa
- Anak-anak
Servis,mushola,kafetaria,KM
istirahat
Keg.penunjang
Keg. pelayanan
Keg.pengolahan bahan koleksi
Keg.pengadaan bahan koleksi
parkir
pergi
datang
keluar
datang
pergi
P
A
r
k
i
r
Pengembalian bahan pustaka
Menggunakan akses internet
Menikmati koleksim audio-
visual
Membaca buku koleksi
Seminar,pelatihan
Loker,buku tamu,
katalog
Servis,mushola,kafetaria,KM
Peminjaman bahan pustaka
keluar
Skema.1.kegiatan pengelolaan dan pengunjung perpustakaan Sumber:pemikiran
datang
pergi
P A r k i r
Pengembalian bahan pustaka
Loker,buku tamu,
katalog
Membaca koleksi anak
keluar
Peminjaman bahan pustaka
Servis,mushola, kafetaria,KM
Belajar sambil bermain
Menikmati koleksi audio visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
IV.1.1.2. Kebutuhan Ruang
Tabel.4.1. Analisis Kebutuhan Ruang
a. Kelompok staff dan administrasi
Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Kepala
perpustakaan
Bekerja R.Kepala
Perpustakaan
Staff utama Rapat internal R.Sekretaris
Sekretris Rapat eksternal R.Karyawan
Menerima tamu R.Rapat Interen
Istirahat R.Rapat Ekstern
Metabolisme R.Arsip
Lavatory
Gudang
b. Kelompok kegiatan pengadaan bahan koleksi
Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Kepala bagian deposit
bahan pustaka
Penyeleksian R.Kepala Bagian
Kepala bagian
bilbiografi
Pemesanan R. Karyawan
Karyawan perpustakaan Penerimaan bahan
koleksi
R.Area Penerima
Asisten Member identitas gudang
Pelabelan
c. Kelompok ruang pengolahan bahan koleksi
Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Kabag.pengolahan bahan
pustaka
Shelcing R.Kabag
peng.bhn.pstk
Staff.pengolahan bahan pustaka Katalogisasi R. Karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Staff. Bidang preservasi Pelayanan catalog R. Sorting
Staff.bidang transformasi digital Perbaikan benda
pustaka
R. Perbaikan
Staff.bidang layanan dan
informasi
R. Katalogasasi
Asisten
Pengunjung
d. Kelompok ruang pelayanan
Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Staff bidang pelayanan
koleksi
Bekerja R.sirkulasi
Staff pengawasandan
keamanan
Sirkulasi R.pengawas
Asisten Referensi R.koleksi umum
Pengunjung Membaca R.koleksi referensi
Penggadaan R.koleksi bacaan anak
Akses internet R.koleksi terbitan berkala
Menyimpan
barang
R.koleksi audiovisual dan
koleksi non print
R.audiovisual
R.baca koleksi umum
R.baca koleksi khusus
R.baca outdoor
R.display buku baru
R.fotocopy
R.internet
R.loker
Lavatory
gudang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
e. Kelompok penunjang dan servis
Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Pengunjung Seminar Aula serbaguna
Pengelola Pameran Ruang duduk
Pihak lain yang menggunakan
fasilitas
Ibadah Exbilition hall
Istirahat Lobby
Parker Gudang
perlengakapan
Mainterance Mushola
metabolisme kefetaria
Telepon box
Area parkir
R MEE
Lavatory
3. Analisa Besaran Ruang
Perhitungan besaran ruang berdasarkan :
- Luasan unit fungsi/standart (Neufert Architect Data/NAD,Time
Saver/TSS)
- Ruang gerak manusia
- Dimensi manusia
- Peralatan
Setiap aktivitas membutuhkan adanya ruang pergerakan
(flow),besarnya flow tergantung oleh tingkat kenyamanan dan
jenis kegiatan:
5%-15% = standart minimum sirkulasi utama
20% = kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30% = tuntutan kenyamanan fisik
40% = tuntutan kenyamanan psikologis
50% = tuntutan spesifikasi kegiatan
70%-100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
a. Kelompok staff dan administrasi
Kebutuhan
ruang
Analisa Besaran Ruang Luas
(-)
R.kepala
perpustakaan
Ruang kerja =18 m2 18 m2
Ruang tamu kapasitas 5 orang =(5x0.8)=4m2
Flow 40% =0.4x(18+4)=8.8 m
Total = 18+4+8.8=30.8 m
31 m2
R. sekretaris Ruang kerja = 6 m 6 m2
R. administrasi Untuk 5 staff dilengkapi computer dan file
cabinet = 5x4.46(NAD)=22.3 m
Flow 40% = 0.4X22.3=8.92 m
Total = 22.3+8.92=31.22 m
32 m2
R.intern Kapasitas 10 orang = 10x0.8 =8 m
Perabot = 1.5x3=4.5 m
Flow 40% =0.4x(8+4.5)=5m
Total = 8+4.5+5 =17.5 m
18 m2
R.rapat ekstern Kapasitas 15 orang = (15x0.8)=12 m
Perabot =2x5 =10 m
Flow 40% =0.4x(12+10) =8.8 m
Total =12+10+8.8=30.8 m
31 m2
R.tunggu Kapasitas 5 orang (5x0.8)=4 m
Flow 30% =0.3x4 =12 m
Total =4+1.2=5.2 m
6 m2
R. arsip Asumsi 9 m 9 m2
2 unit lavatory Lav Pa (2 wastafel,2 closet,4 urinal,2 bak
mandi )=
(2xx0.35)+(2x0.9)+(4x0.39)+(2x1.12)=6.31
m
Flow 30% =0.3x6.31=1.893 m
Total =6..31+1.893=8.203 m
38 m2
Tabel.4.2. Analisis Program Ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Lav Pi (3 wastefel,3 closetl,1 bak )
=(3x0.35)+(3x0.9)+(3x1.125)=7.125 m
Flow 30%=0.3x7.125=2.14 m
Total =7.125+2.14 =9.265 m
Gudang Asumsi = 9 m 9 m2
b. Kelompok kehiatan pengadaan bahan koleksi
Kebutuhan
ruang
Analisis besaran ruang Luas
R.kabag
deposit bahan
pustaka
R kepala bagian + area kerja= 9.30 m (NAD)
Flow 40%=0.4x9.30 = 3.72 m
Total = 9.30+3.72= 13.2 m
14 m2
R .kabag
bilbiography
R.kepala bagian +area kerja=9.30 m (NAD)
Flow 40% = 0.4x9.30=3.72 m
Total = 9.30+3.72=13.2 m
14 m2
R.karyawan Untuk 6 orang = 6x4.46 m (NAD) = 26.76 m
2 meja untuk inventarisasi = 2x9 =18 m
Flow 30 % =0.3 x(26.76+18)=14.428 m
Total = 26.76+18+13.428=58.188 m
39 m2
Gudang Asumsi = 9 m 9 m2
c. Kelompok ruang pengolahan bahan koleksi
Kebutuhan
ruang
Analisa besaran ruang Luas
R.kabag
pengolahan
pustaka
R.kepala bagian+area kerja =9.30 m(NAD)
Flow 40 % = 0.4 x 9.30=3.72 m
Total = 9.30+3.72 = 13.2 m
14 m2
R.karyawan Untuk 8 orang = 8x 4.46 m (NAD) = 35.68 m
Flow 30 %= 0.3 x 35.68 = 10.704 m
Total = 35.68+10.704= 46.384 m
47 m2
R.sorting Meja =3 m
2 rak buku yang telah disortir= 3.4 m
9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Flow 30% =0.3 x(3+3.4)=1.92 m
Total = 3+3.4+1.92=8.32 m
R.troli buku 4 troli= 4x 1.32 m (NAD)= 5.28 m
Flow 50% =0.5 x 5.28 =2.64 m
Total = 5.28 + 2.64 = 7.92 m
8 m2
R.penerbitan
benda pustaka
2 meja untuk penjilidan = 2x 1.44 = 2.88 m
1 mesin fotocopy =1.156 m (NAD)
Meja dan mesin cetak = 31.7 m
flow 30% =0.3x(2.88+1.156+31.7)=10.72 m
Total = 2.88+1.156+31.7+10.72=46.456 m
47 m2
R. katalogasi 3 workstation =3x4.46(NAD) = 13.38 m
Material processing area = 6 m
Flow 30 % =0.3%x(13.38+6)=5.814 m
Total = 13.38+6+5.814=25.2 m
26 m2
d. Kelompok ruang pelayanan
Kebutuhan
Ruang
Analisa Besaran Ruang Luas
R.Pengawas Satpam = 3 m
Mesin pintu sensor buku =1.5 m
Flow 20% =0.2 x(3+1.5)=0.9 m
Total = 3+1.5+0.9=5.4 m
6 m2
R.Sirulasi Meja sirkulasi dengan 3 komputer,2 mesin
reserve scanning,1 mesin kasir,dan space untuk
troli
=(3x2.8+2x1.35+2x0.75)=12 .6 m(TSS)
Flow 20%=0.2 x 12.6=2.52 m
Total = 12.6+2.52=15.12 m
147
m2
R.Koleksi
umum
Jumlah buku yang ada pada perpustakaan daerah
Kabupaten Karanganyar saat ini 9538
diprediksikan jumlahnya terus bertambah.
Perpustakaan yang direncanakan mampu
menampung hingga 50.000 eksemplar,dimuat
270
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dalam 20 rak bersisi dua
=20x(0.6x4)+24x(1.2x4)=48+115.2=163.2 m
Flow 30% = 0.3x163.2 =48.96 m
Total =163.2+48.96=212.16 m
Ruang baca untuk 100 pengunjung =
100x2.3=230 m
Flow 30 % = 0.3x230=69 m
Total =230+69 =299 m
m2
R.Koleksi
referensi
Jumlah buku referensi yang ada pada
perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar
saat ini 1.007. Pada massa mendatang koleksi
referensi mampu menampung bahan pustaka
berukuran besar (peta,blueprint,gambar/naskah
kuno dll),rak untuk kamus,masterplan dan
ensiklopedia
=15x(0.6x4.5)+15x(1.2x4)=40.5+72=112.5 m
Flow 30%= 0.3x112.5=33.75 m
Total =112.5+33.75=146.25 m
Ruang baca untuk 90 pengunjung =90x2.3
m=207 m
Flow 30%=0.3x207=62.1 m
Total = 207+62.1=269.1 m
71 m2
R.koleksi
bacaan anak
4 rak buku koleksi anak = 8 m
Alat peraga =12 m
Ruang belajar anak kapasitas 15
anak=15x2.3=34.5 m
Flow 30%=0.3 x (8+12+34.5)=16.35 m
Total = 8+12+34.5+16.35=70.85m
22 m2
R.koleksi
terbitan
berkala
Tersusun dalam rak
3x(0.6x3)+3x(1.2x3)=5.4+10.8=16.2 m
Flow 30%=0.3x16.2=4.86 m
Total=16.2+4.86=21.06m
Tempat baca kapasitas 24 orang =24x2.3=55.2 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Flow 30%=0.3x55.2=16.56 m
Total 55.2+16.56=71.76 m
72 m2
R.koleksi
audio visual
dan koleksi
nonprint
Koleksi audiovisual adan koleksi nonprint
lainnya tersusun dalam rak
=8x(0.8x5)+7x(1.2x5)=64 m
Flow 30%=0.3 x 64=19.2
Total =64+19.2=83.2 m
84 m2
R.Audio
Visual
R.operator =12 m
Ruang screen kapasitas 24 orang =24 x
0.8+12=31.2 m
Kabin AudioVisual 14 orang =14x1.296=18.144
m
Flow 40%=0.4x(12+31.2+18.144)=24.54 m
Total=12+31.2+18.144+24.54=85.88 m
86 m2
R.Display
buku baru
2 Rak asumsi @=2 m = 4 m 4 m2
R.Baca
outdoor
Ruang baca kapasitas untuk 20 orang +
taman=20x0.8+10=26 m
Flow 40%=0.4x26=10.4 m
Total=26+10.4=36.4 m
37 m2
R.Fotocopy 2 mesin fotocopy =2x1.156m=2.312 m(NAD)
Meja 1.44 m rak untuk kertas-kertas 1.2 m
Flow 30%=0.99 m
Total =2.312+1.44+1.2+0.99=5.94
6 m2
R.Internet 10 unit computer dalam koleksi=10x39=39 m
2 unit computer keliling = 2x3.176=7.342 m
Ruang servis = 6 m
Flow 40% =0.4x(39+7.342+6)=21.056 m
Total=39+7.432+6+21.056=73.396 m
74 m
R.loker 4 lemari loker 4x1.2 m=4.8 m
Flow 50%=0.5x4.8=2.4 m
Total =4.8+2.4=7.2 m
8 m2
2 unit Lav Pa(2 wastafel,2 closed,4urinal,2 bak mandi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
lavatory =(2x0.35)+(2x0.9)+(4x0.39)+(2x1.125)=6.31m
Flow 30% =0.3x6.31=1.893 m
Total 6.31+1.893=8.203 m
Lav Pi (3 wastafel,3 closet,1 bak mandi)
=(3xo.35)+(3x0.9)+(3x1.125)=7.125 m
Flow 30%= 0.3 x 7.125=2.14 m
Total 7.125+2.14=9.265 m
38 m2
Gudang +
troli buku
Asumsi 24 m 24 m2
e. Kelompok Penunjang dan Servis
Kebutuhan
ruang
Analisa besaran ruang Luas
Aula serbaguna Kapasitas 100-150=100x1.5=150 m(NAD)
Flow 50%=0.5x150=75 m
Total =150+75=225 m
225 m2
Ruang
persiapan
Meja persiapan dengan kursi untuk 6 orang
Almari=6x2.3+4=17.8 m
18 m2
Hall Meja penerima 3 meja+kursi=3x2.5=7.5 m
Ruang hall dengan bangku panel dll
kapasitas 40 orang
=(40x0.8)+(40x1.2)=80 m
Flow 50% =0.5x(80+7.5)=43.75 m
Total =7.5=80+43.75=131.25 m
132 m2
R.duduk Untuk 15 orang15x0.8=12m
Flow 30% =0.3 x 12=3.6 m
Total = 12x3.6=15.6 m
16 m2
Telephone box 3 unit telephone box = 3x1.25=3.75 m
Gudang
perlengkapan
Asumsi 9 m 9 m2
Lobby Dengan tempat duduk dan meja = 60 m
Papan – papan pengumuman info=4 m
Ruang security gates= 2m
Total luas = 66 m
66 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Mushola Kapasitas 20 orang = 20x1.5 m= 30 m
Flow 20% =0.2 x30= 6 m
Tempat wudhu Pa = 8 m
KM Pa = 4 m
Tempat wudhu Pi =8 m
KM Pi = 4 m
Total = 30+6+8+4+8+4 = 60 m
60 m2
Kafetaria Dapur,ruang cuci,ruang
pendinginan,kasir=25 m
13 meja makan @4 kursi = 13x8.4 m= 109.5
m
Flow 40%=0.4x(25+109.5)=40.26 m
Total = 25+109.5+40.26=174.46 m
175 m2
Area parkir Berdasarkan data kunjungan perpustakaan
daerah Kabupaten Karanganyar,jumlah
pengunjung =100 orang perhari.
Diasumsikan 50% menggunakan nagkutan
umum.
40% menggunakan motor = 40x2.5 m=100
m
10% menggunakan mobil = 10x22.5m=225
m
Flow 50%=0.5x(100+225) = 162.5 m
Total = 100 +225+162.5 = 487.5 m
488 m2
R.MEE Ruang genset,MDP=25 m
Ruang pompa=28 m
53 m2
2 unit lavatory Lav Pa (2 mastafel,2 closet,4 urinal,2 bak
mandi)
=(2x0.35)+(2x0.9)+(4x0.39)+(2x1.125)=6.3
1 m
Flow 30%=0.3.x 6.31=1.893 m
Total = 6.31+1.893=8.203 m
2 unit Lav Pi (3 wastafel,3 closet,1 bak
38 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
mandi)
=(3x0.35)+(3x0.9)+(3x1.125)=7.125 m
Flow 30%=0.3x7.125=2.14 m
Total = 7.125+2.14=9.265 m
Total kebutuhan ruang = 3188
Flow 30% = 0.3X3188=957
Total luasan ruang= 3188+957 = 4145 m
a. Hubungan Ruang
Pendekatan ini berdasarkan hubungan ruang. Hubungan ruang yang
terjadi antara lain hubungan erat/dekat,hubungan tidak erat/tidak dekat,dan
tidak berhungan.
= erat = tidak erat =tidak
berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
4. Program Ruang
IV.2. ANALISA PENDEKATAN LOKASI DAN SITE
IV.2.1. Analisa Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi bagi suatu fungsi bangunan tertentu memegang peranan
penting dan dapat menjadi factor keberhasilan suatu fungsi. Perpustakaan
dalam suatu Kabupaten/kota sebagai bagian dari sarana
pendidikan,memerlukan kriteria tempat dengan pertimbangan sebagai
berikut :
a. Sesuai dengan standar perpustakaan umum kabupaten/kota yang
dikeluarkan oleh perpustakaan Nasional RI tahun 2002 pasal 5.1.2.
“lokasi gedung harus berada di pusat kegiatan masyarakat dan mudah
dijangkau”.
Parkir Staff /
karyaawan
Administrasi
Aula Serbaguna
Pengolahan Bahan pustaka
Audio visual
Ruang baca
Ruang koleksi
Katalog
Sirkulasi
Exhibition hall
Kafetaria
Lobby
Parkir
Servise Ruang terima
Lobby SE
ME
Bagian Pengadaan
Skema 2. Skema Program Ruang Sumber :dok.pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
b. Sesuai dengan RUTRK Kanbupaten Karanganyar. Perkembangannya
berada pada sektor pendidikan dan perkantoran.
c. Luasan yang cukup untuk mendukung aplikasi system pencahayaan
dan pengahawaan.
d. Terdapat sarana utilitas kota.
IV.2.1.1. Alternative Site
Dari kriteria diatas terdapat 2 alternatif ,yaitu site dijalan Lawu
Karanganyar dan site di bekas kantor DPU Karanganyar dijalan Nyi
Ageng.
a. Alternatif 1 site perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar yang
berada di Jl.utama yaitu Jl.Lawu Karanganyar.
N
Data site :
1) Berada di jalan utama yaitu Jl.Raya Lawu.
2) Lingkungan berupa sarana
perekonomian,perkantoran,pendidikan,pertokoan dan
permukiman.
3) Penerimaan sinar matahari dan aliran angin cukup optimal
4) Tersedia sarana utilita
Gambar. 4.2a.:Peta kawasan Kabupaten Karanganyar Jl.Lawu
Sumber:pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
b. Alternatif 2 lahan bekas kantor DPU Kabupaten Karannganyar yang
berada di jalan.Nyi Ageng Karan
Data Site :
1) Berada di pusat kota
2) Berupa lahan bekas kantor DPU Kabupaten Karanganyar.
3) Lingkungan berupa sarana
perkantoran,perekonomian,pemukiman.
4) Dapat di akses dari Jln.Lawu dan Jl.lingkungan/Jl.kampung
5) Penerimaan sinar matahari dan angin kurang optimal
6) Tersedia sarana utilitas.
c. Penentuan Site
Dasar pertimbangan Alternatif 1 Alternatif 2
Letak terhadap pusat
kegiatan
3 2
Kesesuaian terhadap
RUTRK
2 2
Daya dukung pencahayaan
dan penghawaan alami
3 2
Berdasarkan pertimbangan kekurangan dan kelebihan dari kedua alternatif site
yang terpilih,maka alternative pertama yang dipakai atau terpilih yaitu di Jl.Lawu.
Sumber.dok.pribadi
Gambar. 4.2b.Peta kawasan Kabupaten Karanganyar Jl.Nyi Ageng Karang Sumber:pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
d. Site Terpilih
1) Eksisting site
· Letak di Jl.Raya Lawu
· Merupakan lahan kosong berupa persawahan dan 1 warung makan.
· Luas lahan
· Batas-batas site
2) Potensi Site
a. Daya Dukung lingkungan sekitar
Eksisiting site berupa lahan kosong berupa persawahan,rumah makan
dan 1 rumah warga. Dan bangunan disekitar site merupakan bangunan
rendah max 2 lantai,sehingga pergerakan angiin didalam site optimal.
b. Ketersediaan cahaya matahari
Site berada pada daerah tropis belahan bumi selatan dan memiliki dua
musim. Ketersediaan cahaya matahari mampu mencukupi kebutuhan
Gambar.4.3b.Lingkungan site berupa bangunan rendah dan berupa lahan persawahan.
Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar. 4.3a.eksisiting site terpilih Sumber:pemikiran
SITE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
penerangan bangunan. Tabel.4.3 berikut adalah nilai rata-rata intensitas
cahaya matahari pada site terpilih yang diukur selama 3 hari berturut-
turut :
Tabel.4.3
Rata-rata intensitas cahaya pada site
Waktu Pengukuran Intensitas Cahaya
Pagi ( 09.00) 22.890 lux
Siang ( 12.00) 45.566 lux
Sore (16.00) 10.783 lux
Rata-rata 26.746 lux
c. Angin
Site memiliki potensi pergerakan angin sepanjang tahun dengan
fluktuasi yang relative kecil dari arah yang cenderung konstan,dengan
lingkungan sekitar yang berupa lahan kosong persawahan.
Tabel.4.4
Rata-rata kecepatan angin,suhu dan kelembaban pada site
Waktu Kecepatan Angin Suhu Kelembaban
Pagi (09.00) 1.3 m/s 29.6 0 C 66.7 %
Siang (12.00) 1.8 m/s 30.80 C 61.1 %
Sore ( 16.00) 1.4 m/s 28.90 C 70.2 %
Rata-rata 1.5 m/s 29.80 C 65.9 %
Sumber.Pengukuran pada bulan mei 2011
Gambar. 4.3c.Angin yang bergerak pada site Sumber.Konstruksi pribadi
Sumber.Pengukuran pada bulan mei 2011
Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan
Space untuk massa bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
IV.2.2. Analisis Pendekatan Pengolahan Site
1. Analisis Pola Pergerakan Matahari
Letak geografis yang ada pada iklim tropis mengakibatkan site
banyak menerima sinar matahari sepanjang tahun. Berdasarkan dari data
BMG Kabupaten Karanganyar,rata-rata penyinaran matahari lebih dari 65 %
per hari. Sinar matahari dimanfaatkan sebagai sumber utama penerangan
bangunan,dengan meminimalkan efek negatif yang dibawa sinar matahari.
Agar cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal,diperlukan
tata site yang mendukung,diantaranya penempatan massa bangunan yang
tidak terlalu dekat dengan batas-batas site .(gambar dibawah). Pergerakan
jarak ini dimaksudkan agar dalam perkembangannya sinar matahari tetap
dapat dimanfaatkan sebagai sumber penerangan meskipun lingkungan sekitar
terdapat beberapa bangunan tinggi 2 lantai.
2. Analisis Pergerakan Angin
Angin dalam site merupakan udara bergerak yang melalui site,yang
diketahui melalui pengukuran. Pengukuran dilakukan selama 3 hari berturut-
turut pada waktu pagi,siang dan sore hari. Rata-rata dari pengukuran tersebut
diasumsikan sebagai angka konstan dari arah dan nilai kecepatan angin pada
site,untuk kemudian digunakan dasar perencanaan.
Gambar.4.4a..pendektatan pemanfaatan sinar matahari. Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar4.4b .angin yang ada pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
Space kosong untuk keluarnya angin dari Space kosong untuk
masuknya angin kedalam bangunan
Space untuk massa bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Tabel 4.4
Kecepatan angin pada site
Posisi Kecepatan Angin Arah Angin
1.barat daya 1,6m/s Dominan dari arah
tenggara
2timur laut 1,1m/s Timur
3.tenggara 1,5m/s Timur
4.selatan 1,5m/s Timur
5.utara 1,5m/s Timur
Agar angin yang berhembus pada site dapat dimanfaatkan sebagai
penghawaan terhadap bangunan,diperlukan space kosong pada arah datang dan
arah tuju angin,seperti terlihat pada gambar.
1. Analisis Kebisingan
Kegiatan membaca sebagai salah satu kegiatan yang urgen pada
sebuah perpustakaan memerlukan ketenangan,walaupun skalanya
tergantung dari psikologi perseorangan. Kebisingan dalam site dapat
terjadi dari arah jalan berupa suara kendaraan bermotor,klakson,dan
aktivitas manusia.
Sumber.Pengukuran pada bulan mei 2011
Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan Space untuk massa
bangunan
Gambar.4.4c.pembagian space berdasarkan pergerakan angin
Sumber.Konstruksi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
2. Analisis Pengolahan Tata Landscape
Penataan landscape berupa taman dan vegetasi mengacu pada kontrol
terhadap angin dan matahari agar pemanfaatannya sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh bangunan.Tujuan mendapatkan pola tata landscape yang
mendukung keberadaan bangunan “Perpustakaan di Kabupaten
Karanganyar ” dan memudahkan sistem sirkulasi.
1) Dasar Pertimbangan
§ Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan
publik
§ Fungsi landscape dapat mendukung kegiatan
§ Kemudahan sirkulasi
§ Perencanaan penghijauan dan sebagai fungsi
peresapan air hujan.
2) Analisa
Mengingat bangunan “Perpustakaan Kabupaten
Karanganyar” adalah bangunan perpustakaan yang
memanfaatkan pencahayaan penghawaan alami buatan serta
penerapan arsitektur tropis yang lebih pemanfaatan
lingkungan sekitar untuk para pengunjung yang
menginginkan suasana outdoor untuk itu sebagai penata
landscape harus mempertimbangkan aspek tersebut diatas
selain berbagai jenis vegetasi pendukung . Untuk itu
penataan landscape dibagi menjadi 2, yakni :
Space kosong untuk memproduksi kebisingan
Area yang lebih tenang dimanfaatkan untuk massa bangunan
Gambar.4.4d.space untuk memproduksi bising Sumber.Konstruksi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
a) Hard Landscape
Penggunaan hardscape lanscape pada sebuah
tapak dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan
seperti jalur pedestrian dan kendaraan, memberikan
perkuatan terhadap karakter dan estetika bangunan.
Selain itu juga dimanfaatkan sebagai area tangkapan
air hujan. Hardscape lanscape dapat berupa lantai
penutup jalan dan street furniture (lampu jalan,
tempat sampah dan lain-lain).
Beberapa alternatif hardscape lanscape yang
biasa digunakan:
- Perkerasan aspal
- Perkerasan beton
- Perkerasan kerikil
- Tanah padat
- Tanah berumput
- Paving
- Taman
§ Analisa:
- Perkerasan aspal, baik untuk digunakan
dalam jalur-jalur sirkulasi kendaraan.
Memiliki kemampuan daya serap air hujan
kecil.
- Perkerasan beton, baik untuk jalur sirkulasi
dengan beban berat seperti truk, bus dan lain-
lain. Memiliki daya serap air hujan sangat
kecil.
- Perkerasan kerikil atau batu alam, memiliki
tekstur abstrak. Diaplikasikan pada jalur
sirkulasi pedestrian. Memiliki daya serap air
hujan cukup baik.
- Tanah padat, memiliki daya serap air hujan
yang baik sehingga biasa digunakan sebagai
dasaran dari perkerasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
- Tanah berumput, memiliki daya serap air
hujan yang baik sehingga biasa digunakan
sebagai tanah untuk taman.
- Paving, mamiliki bentuk yang beragam dan
bertekstur kasar. Baik untuk jalur sirkulasi
pedestrian dan kendaraan. Daya serap air
hujan baik karena pemasangannya diberi
celah sebagai resapan air.
- pavinggrass, baik untuk jalur sirkulasi
pedestrian dan memiliki daya serap air hujan
yang baik.
- Taman, baik untuk mendukung estetika.
Memiliki daya serap air sangat baik.
§ Produk
- Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal
halus sehingga dapat memberikan
kenyamanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
- Jalur pedestrian menggunakan pavingblock/
pavinggrass, dan batu alam.
Pemakaian street furniture dengan desain
yang dapat mendukung bangunan teknologi
dan juga dapat memberikan nilai estetis yang
memperkuat kara
- kter bangunan seperti penerangan
jalan/lampu jalan, sculpture, tempat sampah
dan lain-lain.
a) Softscape Landscape
Softscape landscape meliputi vegetasi pada taman
maupun jalur sirkulasi. Vegetasi memiliki fungsi
bermacam-macam yaitu sebagai zona relaksasi dan
zona hijau hunian, sebagai penyedia oksigen,
sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau,
serta sebagai penahan air atau cadangan air saat
musim hujan.
Gambar 4.5a : Jalur Pedestrian Sumber: www.fotosearch.com, 2011
Gambar 4.5b : Paving Grass Sumber: www.fotosearch.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
§ Analisa
- Kebutuhan jenis vegetasi dalam desain,
dikaitkan dengan jenis kegiatan yang
berlangsung didalamnya.
- Tata landscape juga berfungsi dalam
menciptakan view yang menarik dalam suatu
bangunan, oleh karenanya pengaturan
landscape juga memperhatikan faktor view
ke dalam site.
- Vegetasi dimanfaatkan sebagai pagar site
dengan jalan sekitar.
§ Produk
Pemilihan jenis pohon sebagai vegatasi terpilih,
dengan mempertimbangkan faktor fungsional dan
estetika. Yaitu :
- Vegetasi Peneduh
Berfungsi sebagai peneduh di area parkir
dan beberapa spot tempat baca.
· Dasar Pertimbangan
v Mudah tumbuh dalam segala
kondisi
v Batang kuat
Altenatif
· Pohon akasia mangnium
Tidak toleran terhadap musim dingin dan naungan. Tumbuh
baik pada tanah subur yang baik drainasenya tetapi tahan
terhadap tanah yang tidak subur dan jelek drainasenya.
Gambar 4.5c:Pohon Akasia Sumber: www.fotosearch.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Pohon muda mudah terbakar. Pohon selalu hijau, tinggi
hingga 30 m. Bebas cabang dapat lebih dari setengah tinggi
pohon.
· Pohon angsana
Perakarannya yang baik dan dapat mengikat nitrogen,
mampu membantu memperbaiki kesuburan tanah. Karena
tajuknya yang rindang, angsana kemudian juga populer
sebagai tanaman peneduh dan penghias tepi jalan di
perkotaan, khususnya di Asia Tenggara. Akan tetapi pohon-
pohon angsana yang ditanam di tepi jalan, kebanyakan
berasal dari stek batang yang berakar dangkal, sehingga
mudah tumbang. Lagipula, pohon-pohon peneduh yang
sering mengalami pemangkasan akan menumbuhkan
cabang-cabang baru (trubusan) yang rapuh dan mudah
patah.
· Kesimpulan:
Pohon yang dipilih adalah pohon akasia yang mudah
tumbuh baik dalam kondisi tanah yang kurang mendukung
serta sifat batang yang kuat. Serta lukisan pohonnya yang
bebas cabang sampai setengah tinggi pohon, sehingga
ruang dibawahnya dapat dimaksimalkan pemanfaatannya
yaitu untuk parkir dan beberapa spot pada area baca.
Gambar4.5d. Pohon Angsana Sumber: www.fotosearch.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Vegetasi Pengarah
Digunakan untuk membantu mengarahkan
sirkulasi pada site, baik sirkulasi kendaraan
maupun sirkulasi pejalan kaki.
· Dasar Pertimbangan:
v Analogi pohon
v Kontekstual terhadap lingkungan
· Alternatif
v Pohon palem
Merupakan jenis pohon bertajuk
menarik dan sering digunakan
sebagai tanaman pengarah pada
lansekap.
· Kesimpulan
Vegetasi yang digunakan sebagai
tanaman pengarah pada lansekap
adalah pohon palem karena memiliki
tajuk yang lebih menarik dan
ukurannya tidak mengahabiskan
banyak ruang.
- Vegetasi Ground cover/ tanaman penutup
tanah/ tanaman pelantai
Tanaman pelantai adalah tanaman yang membentuk kesan lantai.
Gambar.4.5e: Pohon Palem Sumber: www.artificialplanta.com, 2011
Gambar 4.5g: Tanaman Pelantai (Rumput, Portulaka,
Kacang hias) Sumber: www.google.com,
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
tanaman pelantai dimanfaatkan sebagai pengisi celah diantara hardscape
pada plassa penghubung, area baca outdoor dan taman. Beberapa vegetasi
yang cocok digunakan sebagai tanaman pelantai adalah : rumput, dan
tanaman herba berbunga. Tanaman herba berbunga mempunyai fungsi
ganda, yakni selain untuk menutupi tanah dari curahan air hujan langsung,
tanaman hias bunga ini pun memberikan kesan semarak karena akan
berbunga pada masanya. Portulaka dan kacang hias merupakanjenis
tanaman hias bunga yang sering digunakan sebagai penutup tanah di
taman..
- Vegetasi Perdu
Merupakan vegetasi setinggi manusia.
Tanaman perdu digunakan untuk mengisi
dan menghias lansekap antar bangunan.
Vegetasi yang dipilih adalah pohon
ketapang dan flamboyan karena memiliki
bentuk dan warna yang indah.
- Vegetasi Penghias Taman
Untuk memperindah taman, sekaligus
menambah estetika landscape digunakan
vegetasi penghias taman. Tanaman
penghias tidak hanya diletakkan outdoor
namun juga indoor. Tanaman yang diilih
untuk mengisi taman terutama taman indoor
harus memiliki persyaratan keindahan
untuk dilihat baik warna maupun bentuk
serta aman.
Gambar 4.5h. Tanaman Perdu (Ketapang, Flamboyan) Sumber: www.google.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Tanaman lavender adalah tanaman yang
memiliki warna bunga dan bentuk daun
yang indah. Sekaligus tanaman ini dapat
berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Karena
manfaat itulah penggunaan lavender dapat
mendukung kenyamanan pengunjung pada
saat beraktivitas di “Perpustakaan
Kabupaten Karanganyar”. Selain itu jenis
tanaman penghias lainnya adalah melati,
mawar dan aster.
- Vegetasi Rambat
Digunakan roof garden. Penggunaan roof
garden digunakan untuk meredam panas
sinar matahari sehingga site tidak terlihat
terlalu panas. Tanaman rambat yang dipilh
adalah daun mendevila, alamanda, dan sirih
gading.
- Berfungsi sebagai tanaman pembatas pada
lansekap yang tidak dibatasi dinding
pemisah. Berdasar analisis pada site, ada
dua tipe pembatas / pagar yang dapat
Gambar 4.5i: Tanaman Penghias (Lavender, Melati, Mawar, Aster)
Sumber: www.google.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
digunakan pada “Perpustakaan Kabupaten
Karanganyar”. Yaitu:
v Pagar yang terbentuk dari
peninggian lantai site, dan ditanami
oleh vegetasi sejenis rumput serta
tanaman berbunga untuk estetika.
Perletakan pagar tanaman ini untuk
memperkuat kesan “welcome”
kepada lingkungan dan masyarakat
bahwa banguan “Perpustakaan
Kabupaten Karanganyar” adalah
bangunan public. Selain itu,
peninggian lantai yang tidak terlalu
tinggi tersebut, tidak akan
menghalangi pandangan orang pada
view kedalam bangunan. Sehingga
ekspos bangunan keluar dapat lebih
maksimal.
3. Pencapaian
Terdapat 2 alternatif pencapaian ke dalam site,yaitu melalui
Jl.utama yaitu Jl.Lawu dan Jln. Kampung
kauman.(gambar.),sementara pencapaian yang dibutuhkan berupa
main entrance dan side entrance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Tabel 4.5
Perbandingan alternatif pencapaian site
Pertimbangan Alternatif 1 Alternatif 2
Site ekspos *** *
Keberadaan kedatangan
pengunjung
*** **
Kemudahan pencapaian *** **
Berdasarkan perbandingan diatas maka alternatif 1 yang memiliki nilai
lebih,dimanfaatkan sebagai main entrance (ke dua arah) bangunan,sedangkan
alternatif 2 digunakan sebagai side entrance,(gambar)
.
4. Orientasi
Gambar.4.6a. Alternatif pencapaian ke dalam site
Sumber.Konstruksi Pribadi
Jarak pencapaian kedalam site dari perrsimpangan sekitar 8m,hal ini untuk menghindari keramaian dan kebisingan.
Alternatif 1
Alternatif 2
Sumber.Analisa
Dimanfaatkan sebagai SE in out
Dimanfaatkan sebagai ME in out
Gambar.4.6b.peletakan entrance pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar.4.6c.alternatif orientasi pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Tabel 4.6 Perbandingan Alternatif orientasi site
Pertimbangan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
Nilai ekspos +++ ++ + -
Daya tangkap +++ ++ + -
View +++ ++ +++ +
Berdasarkan potensi alternatif orientasi pada site,maka orientasi yang dapat dimanfaatkan
adalah alternatif 1, 2 dan 3
5. Penzoningan
Dalam menentukan penzoningan,hal yang menjadi pertimbangan dan
acuan antara lain :
- Program dan hubungan ruang secara makro
- Pola pergerakan matahari
- Analisa pergarakan angin
Sumber.Analisa
Arah hadap ke Jl.kampung kauman dimanfaatkan sebagai second orientasi
Arah hadap ke Jl.lingkungan di sebelah selatan dimanfaatkan sebagai orintasi pendukung untuk bangunan
Arah hadap ke Jl.Lawu dimanfaatkan sebagai orientasi utama
Zona servis
Zona publik
Zona privat
Zona semi publik
Zona semi privat
ME out
Parkir Entrance ME in
SE in out
Gambar.4.6e.Penzoningan Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar.4.6d. darah orientasi Sumber.Konstruksi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
IV.3. ANALISIS PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN
IV.3.1. Analisis Pendekatan Bentuk Massa
Dalam menentukan bentuk massa,pertimbangan utamanya adalah factor
cahaya matahari dan perilakunya,serta pola pergerakan angin yang terjadi
dalam site. Tujuannya agar tercipta bentuk massa yang mampu
mengoptimalakan potensi cahaya matahahri dan angin dengan tetap
meminimalkan damapak negative dari cahaya dan angin.
a. Pendekatan bentuk
Aplikasi hasil zoning site pada masa dasar bangunan.
Setiap zona kegiatan yang ada memiliki kebutuhan ruang yang sesuai dengan
kegunaan dan fungsinya. Sehingga dibutuhkan konfigurasi peletakan jenis
pruangan yang mampu menerima pencahayaan dan penghawaan.
Dari hasil analisa sebelumnya,maka peletakan massa pada bagian tengah site dengan orientasi utama Jl.Lawu dan Jl.Kampung Kauman sebagai second orientasi
Gambar.4.7a.Pendekatan bentuk masa Sumber.Konstruksi Pribadi
Zona servis
Zona penunjang
Zona kegiatan utama
Zona pengelola
Zona kegiatan pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Berdasarkan pertimbangan matahari,maka susunan massa terbaik adalah
memanjang sejajar dengan sumbu timur-barat
Zona servis
Zona penunjang Zona kegiatan utama
Zona pengelola Zona pengunjung
Untuk memenuhi kebutuhan penghawaan,massa zone kegiatan utama,pengelola dan servis diputar. Bidang tangkap massa bangunan terhadap angin semakin besar pada sisi-sisi
Massa bangunan yang ditempatkan pada arah datang angin untuk mengoptimalkan penerimaan angin pada bangunan.
Sudut bangunan membagi angin ke sisi-sisi bangunan
Zona servis
Zona penunjang Zona kegiatan utama
Zona pengelola
Zona pengunjung
Zona pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
b. Pengembangan massa vertical.
IV.3.2. Analisis Pengembangan Elemen Fisik Bangunan
Pengembangan elemen fisik pada bangunan mengacu pada
pertimbangan antara lain :
a. Elemen bangunan dikembangkan agar oenerimaan cahaya matahari
dan angin ke dalam bangunan optimal.
b. Elemen dikembangkan untuk mengontrol cahaya matahari dan angin
agar penerimaannya sesuai dengan kebutuhan.
Unit kegiatan membaca (ruang baca dan ruang koleksi)
Kegiatan servis
Kegiatan pengelola
Exhibition hall dan unit kaferatia serta kegiatan penunjanng lainnya
Unit kegiatan penunjang (serba guna)
Unit kegiatan penerimaan dan pelayanan
Unit pengembangan utama dikembangkan ke atas,pada lantai dasar merupakan staff penerima,sirkulasi dan pelayanan,untuk lantai atas dikembangkan sebagai ruang koleksi dan ruang baca
Kelompok penunjang dikembangkan vertikal ke atas lantai dasar dimanfaatkan sebagai exhibilition ,kefetaria,hospotan,sementara lantai diatasnya dimanfaatkan sebagai aula serbaguna.
Pada area pengelola dikembangkan vertikal untuk menampung segala kegiatan pengelolaan
Gambar. 4.7b.Pengembangan massa vertikal Sumber.Konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
IV.3.3. Analisis Pendekatan Fasade Bangunan
Penempatan bukaan angin pada sisi bangunan yang bertekanan tinggi untuk mengoptimalkan penerimaan bangunan terhadap angin
Penempatan bukaan angin pada sisi bangunan yang bertekanan tinggi untuk mengoptimalkan penerimaan bangunan terhadap angin
Kanopi sebagai entrance bangunan
Massa pada bagian atas bangunan berfungsi sebagai bidang perangkap angin cahaya matahari pada bagian atas bangunan Bagian paling atas dari
bangunan dimanfaatkan untuk upper water reservoir
Gambar. 4.8a.Pengembangan elemen bangunan Sumber.Konstruksi pribadi
Massa bangunan hasil dari proses anlisa sebelumnya
Edinburgh University Library
Public libraray sebagai saraba belajar masyarakat namun memiliki alat yang terbuka perwujudannya adalah dengan mudahnya bangunan dicapai dan bentuk yang geometris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
IV.5. ANALISIS PENDEKATAN PENCAHAYAAN dan PENGHAWAAN
· Pengertian Cahaya
Cahaya didefinisikan sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik yang
sensitif bagi penglihatan mata kita.
Cahaya adalah radiasi dimana mata kita merasa sensitif secara visual
terhadapnya.
· Persyaratan Pencahayaan
Aturan pencahayaan pada sebuah bangunan mensyaratkan kontrol
pencahayaan yang diatu r dalam 2 cara :
1. Aturan listrik nasional mengharuskan tombol stop kontak di
dekat setiap pintu pada rumah-rumah tinggal,termasuk
rumah pribadi,apartemen,dan bangunan umum. Hal ini
sangat penting untuk eselamatan dan kenyamanan.
2. Peraturan mengenai energi, seperti ASHRAE/IESNA 90.1 (
American Society Of Heating,Refrigerating and Air
Conditioning Engineers/Illuminating Engineering Society
of North America dan beragam peraturan
daerah,mengharuskan tombol saklar pada setiap ruang
bukan tempat tnggal tetapi tidak harus dipasang pada setiap
sisi pintu. Hal ini penting untuk mengingatkan orang agar
memadamkan lampu jika sudah tidak memerlukan lagi.
Dalam banyak kasu s,tombol saklar harus bekerja secara
Gambar. 4.8b.Hasil pendekatan fasade bangunan Sumber.Konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
otomatis,seperti dengan sensor gerak. Sensor gerak itu
sendiri mendeteksi kehadiran orang dan secara otomatis
menyalakan lampu,adalah hal mungkin untuk mengantikan
saklar biasa dengan saklar sensor gerak,yang membuat
kontrol pencahayaan lampu tanpa harus
3. dan memastikan pemadaman lampu ketika orang tidak lagi
berada di tempat itu.
IV.5.1. ANALISIS PENCAHAYAAN ALAMI
IV.5.1.1. Pengertian Pencahayaan Alami
Pemenuhan kebutuhan visual berupa cahaya untuk pennglihatan
dapat ditempuh secara alami dengan bantuan sinar matahari ataupun secara bautan
dengan bantuan lampu. Kedua system tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Salah satu kelebihan dari system alami adalah penghematan biaya.
Namun untuk mencapai system pencahayaan alami yang baik,diperlukan suatu
rekayasa sehingga cahaya matahari yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
tanpa menimbulkan efek yang kurang menguntungkan seperti panas dan silau.
Semakin berkurangnya sumber energy dunia menuntut suatu
system penggunaan energy se-efisien mungkin. Dengan pertimbangan tersebut
saat ini banyak ditemukan system yang memanfaatkan energy alternatif seperti
matahari. Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan pada
bangunan perlu diupayakan sebagai upaya penghematan terhadap kelangkaan
sumber energy.
Beberapa hal yang terkait dengan sistem pencahyaan alami dengan
memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energy antara lain :
1. Cahaya Alami
Cahaya alami yang digunakan untuk merancang pencahayaan
alami bangunan meliputi cahaya matahari langsung dan cahaya
pemantulannya. Ketersediaan cahaya alami tersebut di siang hari sebagai
sumber energy anatara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
a. Letak geografis
Letak geografis suatu tempat (terutama jarak terhadap khatulistiwa
atau derajat lintangnya) berpengaruh pada intensitas pencahayaan
matahari. Semakin jauh dari khatulistiwa,maka pola penyinaran matahari
tidak merata sepanjang tahun. Misalnya daerah di belahan bumi utara pada
bulan desember mengalami siang hari yang lebih pendek dari belahan
bumi selatan,karena matahari lebih banyak menyinari bumi selatan.
b. Kondisi langit
Yaitu jumlah atau jenis awan. Langit yang cerah dengan awan
curumus akan menhasilkan difus paling baik untuk pencahayaan
alami ( Clevand Salmon 1994 )
IV.5.1.2. Komponen Pencahayaan Alami
Beberapa komponen berpengaruh pada pencahayaan di siang hari
yaitu :
a. Komponen langit
Komponen langit yang dimaksud adalah cahaya dari langit
yang langsung jatuh ke bidang horizontal di tempat terbuka.
Besarnya komponen langit dipengaruhi oleh ukuran lubang
cahaya,penghalang yang berada diluar bangunan,serta
penghalang yang berupa bagian dari bangunan,seperti pada
gambar di bawah ini
b. Komponen refleksi luar
Refleksi luar adalah cahaya-cahaya yang diperoleh melalui
pantulan dan penghalang yang berada diluar bangunan.
Gambar. 4.9c..Komponen langit jendela dan Skylight Sumber.Evans 1987
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Besarnya komponen refleksi luar dipenngaruhi oleh ukuran
lubang cahaya,ukuran dan jenis penghalang,reflaktabsi cahaya
dari permukaan penghalang,serta posisi titik terhadap bidang
kerja.
c. Komponen refleksi dalam
Komponen refleksi dalam adalah komponen cahaya yang
datang pada suatu titik bidang kerja melalui pantulan-pantulan
permukaan didalam ruangan. Cahaya yang dipantulkkan
tersebut dapat berupa cahaya langsung dari langit,maupun
cahaya yang dipantulkan terlebih dahulu oleh permukaan luar.
Besarnya komponen refleksi dalam dipengaruhi oleh reflaktansi
cahaya dai semua permukaan dalam ruangan,ukuran ruangan
dan lubang cahaya,seperti terlihat pada gambar.dibawah ini:
IV.5.1.3. Aspek Perancangan yang Terpengaruh
Aspek-aspek perancangan yang terpengaruh dalam pemanfaatan
matahari sebagai sumber pencahayaan alami antara lain :
a. Orientasi dan tata massa bangunan
Setiap tempat memiliki letak geografis yang dinotasikan
dengan nilai derajat pada lintang maupun bujur. Letak geografis
berpengaruh pada kaualitas dan kuantitas penyinarannya serta
Gambar 4.9.d. Komponen refleksi luar Sumber.Evans 1987
Gambar 4.9e. Komponen Refleksi dalam Sumber. Evans 1987
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
pembanyangannya. Orientasi dan tata massa bangunan
merupakan respon untuk memaksimalkan potensi alaam
(cahaya matahari ) dan miminimalkan efek negative dari panas
dan silau yang mengikutinya.
Orientasi bangunan terhadap sinar matahri yang paling
cocok dan menguntungkan adalah memanjang dari arah barat
ke timur,sehingga cahaya tetap dapat dimanfaatkan tanpa
menimbulkan dampak silau dan panas yang berlebihan.
b. Modul bukaan dan pelindung sinar matahari
Desain bukaan merupakan salah satu hal yang berpengaruh
dalam hal perencanaan / perancangan pencahayaan alami pada
bangunan. Ukuran,posisi,material,dari jendela sangat
berpengeruh terhadap kualitas pencahayaan alami yang
dihasilkan.
1. Ukuran bukaan
Ukuran bukaan merupakan salah satu factor penting
dalam mewujudkan pencahayaan alami dalam suatu
ruang. Hal ini dikarenakan luas sempit bukaan dapat
mempengaruhi kuantitas cahaya alami yang masuk ke
dalam ruang.
2. Posisi bukaan
Gambar4.10a. orientasi terbaik massa bangunan terhadap matahari Sumber. Donald Watson 1992
Gambar.4.10b. pengaruh besaran bukaan terhadap cahaya masuk Sumber. Analisis Software DFcale www.squl.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Posisi bukaan pada bidang penerima mempengaruhi
bagaimana cahaya akan didistribusikan ke dalam
ruangan. Bukaan pada posisi rendah mempunyai
keuntungan terhadap bidang tangkap cahaya yang
dipantulkan pada permukaan tanah. Jendela dengan
posisi tengah bidang,banyak dipergunakan untuk
mengkombinasikan view,untuk memasukkan cahaya
dalam ruang, dan merupakan posisi optimal untk
ventilasi. Bukaan (jendela) yang terletak pada posisi
yang tinggi memungkinkan cahaya masuk lebih jauh ke
dalam ruang.
3. Pelindung sinar matahari
Pelindung sinar matahari pada dasarnya berfungsi untuk
mengontrol sinar matahari. Saat ini banyak dijumpai
jenis dan macamnya,seperti tirai
/gordyn,jalusi,cermin,kerai dll yang dapat diatur sesuai
kebutuhan.
c. Pemilihan dan penggunaan material
Glare atau silau merupakan salah satu dampak pemanfaatan
sinar matahari sebagai sumber pancahayaan. Didaerah tropika
basah,sebagian radiasi panas matahari di serap oleh awan, tetapi
cahaya menjadi lebih kuat dengan adanya pembiasan pada
butir-butir air. Pemilihan dan penggunaan material menjadi
salah satu langkah untuk mereduksi efek silau dari sinar
matahari. Table 4.7 berikut adalah nilai-nilai pemantulan
berbagai bahan dan jenis permukaannya:
Table 4.7
Nilai pematulan dan penyerapan beberapa material
Bahan dan kondisi Penyerapan 0% Pemantulan %
Alumunium foil 35-40 65-60
Cat warna kuning 50 50
Cat warna abu-abu muda 70-80 30-20
Cat warna hijau muda 50-60 50-40
Cat warna merah muda 65-75 35-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Cat warna hitam 85-95 15-5
Cat warna putih mengkilat 20-30 80-70
Cat warna putih kapus 10-20 90-80
Semen 70-85 30-15
Aspal 85-95 15-5
Beton 60-70 40-30
Genteng merah 60-70 40-25
Tanah 70-85 30-15
Rumput 80 20
Kayu 85 15
Marmer 40-50 60-50
Pasir 70-90 20-10
Air 90-95 10-5
Bata merah 60-75 40-25
Sumber. G. Lippsmeier,1994
d. Strategi Pemanfaatan Sinar Matahari Sebagai Sumber
Pencahayaan. Pemanfaatan sinar matahari pada suatu
bangunan,bukan berarti memasukkan sebanyak-banyaknya
cahaya kedalam bangunan. Terhadap beberapa strategi untuk
mendapatkan pencahyaan yang baik pada bangunan
(Evans,1987) antara lain:
a) Hindari sinar matahari langsung pada bidang kerja
b) Sinar matahri langsung dapat digunakan pada area diluar
bidang kerja
c) Pantulkan sinar matahari dengan bidang pemantul(gambar
4.10c.)
Gambar.4.10c. sinar matahari dipantulkan bidang pemantul
Sumber. Evans,1987.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
d) Letakkan sumber cahaya pada bagian atas dan pantulkan ke
bagian bawah,seperti pada gambar 4.10d.berikut:
e) Gunakan filter untuk mengontrol sinar matahari
(gambar.4.10e.)
f) Kombinasi dengan system pada bangunan
IV.5.1.4. Kealamian Pencahayaan Alami
Cahaya alami masuk melalui jendela dapat berasal dari beberapa
sumber yaitu sinar matahari langsung,langit cerah,awan atau pentulan
permukaan bawah dan bangunan sekitar.
Distribusi terang cahaya langit yang mendung,biasanya tiga kali
lebih besar pada zenithnya disbanding pada horizonnya). walaupun
iluminasi dari hari mendung cukup rendahg (500 – 2000
Gambar.4.10d Sinar matahari dipantulkan bidang pemantul Sumber. Evans,1987.
Gambar.4.10e .Filter pengontrol sinar matahari Sumber. Evans,1987.
Gambar.4.10f. Kombinasi system pencahayaan Sumber. Evans,1987.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
footcadle),masih tetap 10-15 kali lebih besar dari yang diperlukan di
ruang dalam.
Cahaya alami terdiri dari 2 komponen yaitu skylight dan sinar
matahari langsung. Cahaya dari langit biru tersebar dan tingkat
terangnya rendah,sementara sinar matahari langsung sangat langsung
dan sangat terang. Karena ada potensi rasio terang dan kelebihan
panas,kadang-kadang diasumsikan bahwa sinar matahari langsung harus
dihindari dalam bangunan. Kadang dipercaya bahwa sinar matahari
langsung hanya layak digunakan untuk pemanasan dengan sinar
matahari.
IV.5.1.5. Keuntungan cahaya alami
Secara ekonomis ketersediaan cahaya tidak terbatas dan lebih
efisien dan tanpa biaya. Masalah ini dapat diselesaikan dengann karakter
desain yang dibutuhkan,tergantung iluminasi yang pada setiap letak tata
titik geografis selalu berbeda-beda. Metode yang baik untuk
mengurangi efek sinar matahari langsung dengan mewakili kaca yang
mampu dapat menyerap sinar ultraviolet.
Kombinasi anatara cahaya dan bayangan yang dihasilkan dapat
membedakan anatara din dinding dan plafon menjadi suatu dasar
pertimbangan untuk kejelasan desain fasade yang dihasilkan. Secara
kwantitas cahaya matahari lebih menguntungkan ruangan karena cahaya
yang diterma bida maksimal.
IV.5.1.6. Kerugian cahaya alami
Akibat dari sinar matahri yang terus menerus masuk dapat merusak
koleksi perpustakaan dan juga radiasi yang ditimbulkan dapat merusak
struktur warna benda yang lama kelamaan terlihat kusam. Jangka waktu
yang ada hanya sebatas pada siang hari saja maka pada malam hari
digunakan cahaya buatan. Perubahan intensitas cahaya dapat
menganggu si pembaca juga perbedaaan intensitas cahaya disetiap ruang
yang berbeda diperlukan biaya struktur khusus yang mampu meredam
iluminasi cahaya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
IV.5.1.7. Konsep desain
a. Tanpa pantulan
Sumbernya langsung menuju target tanpa penghalang yang dapat
menerangi obyek secara maksimal.
b. Dengan pematulan
Cahaya yang datang dipantulkan dahulu sebelim menuju obyek
pada penghalang atau lantai dan menjadikannya penerangan
tidak maksimal.
c. Elemen peneduh
Sun shanding diperlukan terutama pada jendela-jendela kaca di
bagian timur dan bagian barat bangunan dimana menghadap
kearah matahari secara langsung. Dan sebaiknya setiap bukaan
sebagai jalan masuk cahaya yang ada dilengkapi dengan
pelindung menginngat pertimbangan bila langit tertututp awan
maka seluruh bidang langit merupakan sumber cahaya. Dan pada
prinsipnya jenis elemen peneduh dapat dibagi menjadi tiga yaitu
:elemen peneduh vertical,elemen peneduh horizontal,dan elemen
peneduh kombinasi aantara keduanya.
d. Warna pada bangunan
Warna terbukti sangat berpengaruh terhadap psikologi manusia
seperti kesan ringan,dingin,pasif,berat,mulia,setia,aktif,atau
hangat. Sebagai contoh warna putih merupakan warna
suci,bersih dan keadaan teretur yang mutlak. Ada warna terang
dan ada warna gelap dimana setiap warnanya memberikan efek
psikologis tertentu.
Sehubungan dengan sifat warna sebagai elemen penyaring maka
warna warna dapat dikelompokan berdasarkan kecerahan nilai
permukaan (pemantulan) yang berkisar anatara 0% (warna hitam
absolute) sampai 100% (putih)
e. Jendela atap
Skylight digunakan untukpengaturan sinar matahari yang masuk
ke dalam ruangan. Untuk atap yang menghadap utara cahaya
dapat masuk secar tidak langsung akan menimbulkan
kesejukan,dan juga pada bagian selatan cahaaya yang diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
lebih terang yang meruapakan faktor tetap akan memberikan
model efek yang kuat. Sedangkan pada bagian timur dan bagian
barat sinar langsung masuk kedalam ruangan yang dapat
menyulitkan system desain kenyamanan penggunaanya
IV.5.1.8. Kebutuhan Pencahayaan Terhadap Manusia
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia memerlukan cahaya
untuk kebutuhan visualnya. Begitu pula kegiatan yang dilakukan oleh
pengelola perpustakaan maupun kegiatan yang dilakukan oleh
pengunjung. Kebutuhan cahaya bergantung kepada jenis kegiatan yang
diwadahi dalam suatu ruang. Table 4.8 berikut adalah stancar iluminasi
atau kuat terang cahaya berdasarkan peruangannya.
Tabel 4.8
Kebutuhan pencahayaan (iluminasi) untuk beberapa ruangan
Jenis ruang Iluminasi (LUX)
Koridor 30-50
Selasar 100
Dapur,kamar mandi 200
Perkantoran umum 300 atau lebih
Ruang gambar 500
Ruang siding 200
Ruang belajar 200-300
Papan tulis 500
Function room 300 atau lebih
Kantin 200
Foyer 200
Auditorium 100-200
Panggung Sampai 500
Ruang pameran 200
Perpustakaan 200
Meja baca 300
Almari buku 100
Sumber : G.Triwulandari,2002 dalam Hadinoto Kusudiarso,1977
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Dari tabel diatas,maka secara umum perpustakaan membutuhkan
cahaya yang cukup untuk digunakan. Cahaya dapat diperoleh secara buatan
dengan lampu atau secara alami dengan memanfaatkan cahaya matahari.
1. Pengaruh Temperatur dan Kelembaban Pada Tubuh Manusia
Pada dasarnya prinsip kesegaran ruangan ataupun pendinginan
untuk mencapai kenyamanan,berpedoman pada zone dimana rata-rata
tubuh manusia akam merasa nyaman (thermal comfort),dimana zone
tersebut berkisar antara 24-28 C sampai 28,28 C dengan temperature
bulanan sekitar 24-32 C. suhu diluar thermal comfort lebih memungkinkan
manusia karena marasa kedinginan atau kepanasan.
Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaiakan diri
terhadap lingkungannya. Dalam lingkungan yang dingin,saluran darah
akan mengerut untuk mengurangi panas yang diakibatkan oleh radiasi dari
kulit. Oleh karena itu,permukaan kulit akan menjadi lebih dingin.
Sebaliknya,dalam lingkungan yang panas saluran darah akan mengerut
untuk mengembang sehingga radiasi dari kulit akan bertambah besar.
Selanjutnya dalam lingkungan yang lebih panas,tubuh akan berkeringat
dan proses penguappan keringat akan mendinginkan kulit. Sudah diketahui
pula bahwa tubuh manusia sanggup mempertahankan temperature tubuh
konstan dalam berbagai keadaaan,meski terbatas. (Triwulandari dalam
Wiranto arismunanadar)
Dengan keadaan diatas,maka manusia perlu berada pada zone
thermal comfort pada saat melakukan aktivitas. Kegiatan membaca
sebagai kegiatan pokok pengunjung perpustakaan dapat dilakukan dengan
nyaman jika kondisi tubuh manusia bearada dalam thermal yang comfort.
2. Kebutuhan terhadap materi perpustakaan
Dari pengertian,senua jenis, dan fungsi perpustakaan yang
ada,berhubungan dengan bahan koleksi berupa buku dan data-data. Secara
umum buku dan data adalah berbahan kertas dimana bahan kertas sangat
sensitif terhadap kelembaban. Perbedaaan kelembaban yang ekstrim dapat
menyebabkan rusaknya kertas serta terjadinya kerutan-kerutan pada setiap
lembarnya apalagi bila didukung oleh temperature yang tinggi. Maka
selain baik untuk bahan pustaka,temperature dan kelembaban yang Factor-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
faktor yang menyebabkan perlunya pengkondisian temperature dan
kelembaban bagi benda-benda pustaka anatara lain :
1) Meski ada buku-buku diproduksi dengan kertas kimiawi
yang memiliki tingkat keasaman netral,sebagian besar
buku-buku baru menggunakan kertas dengan kualitas yang
berbeda,yaitu dengan tingkat keasaman yeng lebih tinggi.
Hal ini akan membuat kertas menjadi lemah bila zat-zat
asam pada kertas bereaksi dengan udara.
2) Faktor kedua adalah penggunaan serat alami untuk bahan
kertas yang kurang tahan terhadap panas dan radiasi
terhadap matahari.
3) Berdasarkan sifat-sifat kertas diatas,maka ruangan
penyimpanan bahan pustaka perlu dikondisikan agar bahan
pustaka lebih tahan lama. Berdasarkan standart temperature
yang dianjurkan untuk ruangan penyimpanan bahan pustaka
berkisar antara 20-24°C.
4) Kelembaban juga menjadi factor utama yang
mempengaruhi bahan pustaka. Jika kelembaban terlalu
tinggi dapat mempengaruhi derajat keasaman kimiawi
kertas. Sedangkan jika terlalu rendah maka kertas akan
menjadi sangat kering dan rapuh. Kelebaban standart untuk
buku-buku dengan bahan kertas seperti hvs dan sejenisnya
adalah berkisar antara 40-50 % sedangakan bila tercover
maka sekitar 45-55%.sesuai akam membuat koleksi
perpustakaan akan lebih awet.
IV.5.1.9. Kesimpulan
Pencahayaan alami :
1. Cahaya alami secara ekonomis ketersediaan tidak terbatas dan selalu ada
dan lebih efisien tanpa biaya
2. Pencahayaan alami sangat diperlukan sekali sebagai alasan psikologi dan
estetika,tetapi masalahnya pada kontrol dan hal ini dapat divariaskan untuk
merncanakan sistem cahaya alami sesuai kebutuhan penggunaan yanng
berbeda di peprustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
3. Kerugian yanng diakibatkan sinar mathari secara terus-terusan dapat
merusak koleksi dan radiasi yang ditimbulkan dapat merusak struktur
warna yang kelamaan menjadi kusam. Perubahan intensitas cahaya juga
sangat mengganggu pembaca yang dapat menyilaukan akibat pergeakan
sinar matahari.
4. Pemantulan cahaya sinar matahari dpat dihalangi dengan elemen2
penghalang yang melewati jendela seperti konsol dan elemen peneduh
(vegetasi )terutama sinar yag datang dari arah timur dan barat yannng
menjadikan penerangan obyrk tidak maksimal.
5. Warna pada bangunan memberikan kesan psikologis pembaca yang
ringan,berat,dingin,pasif aktif dan hangat.
IV.5.2. PENCAHAYAAN BUATAN
IV.5.2.1. Intensitas Pencahayaan Buatan
Standart-standart intensitas yang menjadi dasar kekuatan cahaya bautan
dan intensitas ini diungkapkan pada sebuah intensitas yaitu LUX atau lumens/m2.
Satuan ini dikenal di Amerika sebagai dasar ukuran pencahayaan.
Pustakawan semestisnya membatasi pengamatan para pengunjung pada
tingkat-tingkat tertentu secara langsung dan ini direkomendasikan oleh
Iluminating Enggineering Soceity (IES). Jika seorang pustakawan menentukan
penggunaan sebuah pencahayaan pada tempat yang privasi dengan membaca
tegak lurus terhadap lantai yang tingginya 85 cm yang diatas normal. Maka
seharusnya ada cahaya yang berasal dari sebuah sumber pengurangan-
pengurangan pada kejauhan dan sinar diatas permukaan berubah-ubah sebagai
kosinus dari sudut dimana untuk menjangkau permukaan dan mengetahui
kekuatan sinar dari permukaan yang tidak banyak membantu keterangannya
tersebut.
Tabel 4.9: Rekomendasi Intensitas Pencahayaan
Sumber. Godfrey Thompson,1974
Jenis peruangan Recomendasi cahaya (LUX) Batas kilauan index
Ruang baca (Koran dan
majalah)
200 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Meja baca (referensi) 400 19
Catalog (referensi) 600 16
600 19
Rak buku 100 -
Ruang penyortiran catalog
dan reparansi buku
400 22
Ruang jilid 600 22
Tabel 4.10.: kebutuhan pencahayaan (illuminasi) untuk beberapa jenis
penerangan.
Sumber : standart penerangan buatan didalam gedung –gedung
Jenis peruangan Iluminasi (lux) Keterangan
Staircase koridor 30-50
Selasar 100 Warna cahaya sedang atau hangat
Jalan mobil 10
Dapur,kamar mandi 100
Perkantoran 300 atau lebih Warna cahaya sedang
Ruang seminar 200
Ruang baca 200-300 Warna cahaya sedang atau hangat
Restoran 100 atau kurang Warna cahay hangat
Function room 300 atau lebih
Kantin 200
Hall 300 Warna cahaya sedang atau hangat
Panggung Sampai 500
Ruang pameran 200
Perpustakaan 200 Warna sejuk atau sedang atau hangat
Meja baca 300
Almari buku 50
Ruang koleksi 200
Ruang audio visual 300 atau lebih
Rekomendasi ini tentunya sangat umum dan tidak seharusnya di
pergunakan secara kritis untuk variasi cahaya pada ruang baca diatas meja hanya
digunakan dalam khusus dan juga perlu diperhatikan keperluan pada ruang-ruang
anak-anak dan dewasa. Perlu di ingat bahwa kegiatan tersebut menerangkan
keutamaan intensitas ketika lampu digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Kenaikan secara terus menerus tingkat cahaya di perpustakaan ini adalah
bukti yang kuat dari penglihatan mata manusia tidak berubah di beberapa dekade
ini,dan saat ini pandangan penglihatan pemnaca akan legang bila keadaan yang
tidak mendukung. Kita mencoba untuk melupakan bahwa membaca tulisan diatas
kertas putih adalah tidak sulit untuk membacanya,mata tidak akan rusak dengan
cahaya yang kurang baik tetapi untuk mencari informasi jauh lebih efisien.
IV.5.2.1.1. Contras
Kepenatan mata biasanya disebabkan oleh kilauan cahaya yang berlebihan.
Gambar yang romantis pada ruangan yang gelap untuk pembaca merupakan
situasi yang tidak sehat,tetapi memiliki arti ruang yang berbeda. Penelitian yang
luas terhadap pencahayaan yang baik untuk sebuah kenyamanan pembaca cahaya
seharusnya terus menerus masuk menerangi di sekeliling meja dan tepat diatas
meja. Sebuah rasio pada sinar yang jauh ke buku kita kira-kira 3:1 antar
halaman,sedangkan sinar yang jatuh ke atas meja kira-kira 5:1. Ketika halaman
buku berwarna putih,sedangkan untuk cahaya meja seharusnya tidak berwarna
terlalu gelap agar cahaya yang dipantulkan tidak terlalu menyilaukan.
Mata manusia merespon secara langsung untuk merubah dari kemampuannya
sendiri dan banyak bergantung pada tingkat adaptasi. Tingkat ini membuat mata menjadi
berubah beberapa menit dari keberadaan cahaya. Peningkatan dari 20 lux ke 30 lux akan
menghasilkan cahaya yang sama sebagai peningkatan dari 100 lux ke 150 lux.
Gambar.4.11a. Pola sorotan menyebar Sumber. M.David Egan,1981
Gambar.4.11b, Jenis-jenis lampu
Sumber. www.google.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Menurut penelitian Brock Arms : suatu kelompok pembaca buku telah
mencoba untuk membaca pada 323 lux,kelompok lain dengan 538 lux dan 753
lux. Pada 30 menit akhir dari tugas yang sulit,tiga kelompok tersebut mempunyai
kemajuan tingkat yang lebih baik dari cahaya. Tiap individu dalam percobaan
diminta untuk menilai yang dia dapati dari penerangan yang paling nyaman untuk
membaca.
IV.5.2.1.2. Glare ( cahaya yang menyilaukan)
Ini tergantung dari bermacam-macam factor,ketajaman cahaya berasal dari
sumber itu sendiri oleh bayangan,posisi dan jarak dari sumbernya dan jumlah dari
masing-masing. Ini merupakan ada masalah dari cahaya yang menyilauakan di
tempat yang terbuka. Karena dari pendapat orang paling banyak “Black wll”
menunjukan bahwa sudut dimana sumber cahaya kelihatan sungguh menyilaukan
dan ii harus mempuunyai solusi terbaik untuk menyelesaiakannya. Ketika cahaya
didapat sama luasnya dengan pancarannya maka pemasangan lampu yang terbaik
memberi kriteria yang jelas jarak penglihatan kurang lebih 1-4 level cahaya yang
dibutuhkan denngan pemaikaian cahaya lampu yang terbentuk.
Karakter
lampu
Lampu
pijar
tungsten
Lampu
tungsten
halogen
Lampu
mercury
tek,tinggi
Lampu
mercury
halide
Lampu
sodium
tek.rendah
Lampu
sodium
tek.tinggi
Efisiensi
(Lumen per
watt)
8-18 17-22 35-55 65-85 120-175 75-95
Jumlah
Jam menyala 1000 2000 7500 6000 6000 6000
Colour
Rendering
Baik baik sedang sedang Jelek sedang
Colour
Appearance
Hangat hangat sedang sedang - hangat
Tabel.4.11 Jenis lampu dan karakternya Sumber. British standart institution.1973
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Pergerakan yang paling nyata dari sumber cahaya yang menyilaukan
dengan secara langsung mencari sumber cahaya yang menurun. Pembuatan
cahaya dari pemancaran yang lurus ini akan menjadikan suatu hal yang tidak
berguna dalam menerangi permukaan yang vertikal pada padrz rak-rak buku.
Bayangan yang mengelilingi sinar lampu pijar pada umumnya digunakan untuk
mengontrol cahaya yang menyilaukan,tetapi akan ada kerugian akibat dari
terbatasnya desain tuang dari efisiensinya.
IV.5.2.1.3 Biaya ( Cost)
Untuk memudahkan efisiensi penerangan cahaya yang mahal,tidak hanya
dalam biaya listrik tetapi juga dalam pengaturan perabotan. Tagihan dan ongkos.
Misalnya cahaya lampu dapat dihitung 10% dari biaya pembuatan bangunan dan
25% dari ongkos biaya,ini sangat harus diperhatikan. Ketetapan dalam memasang
sebuah lampu dihitung dengan satuan per watt. Kegunaan ventilasi dapat juga
mengurangi beban listrik dan yang perlu juga diperhatikan adalah pemilihan jenis
bola lampu yang mempunyai intensitas tinngi dengan biaya yang murah dan
efisien.
IV.5.2.1.4. Warna
Warna dari cahaya sangat mempengaruhi lingkungannya,tetapi tidak
mempunyai akibat terhadap pandangan mata. Warna cahaya tidak dijelaskan lebih
mendetail dalam ilmu pengetahuan tetapi ini benar-benar subyektif dalam
kehidupan manusia. Padangan manusia terhadap warnna dapat dirasakan dengan
kesan yang diterima berupa panas dan dingin maka dari itu tidak ada jawaban
dengan sendirinya. Tempat yang cerah dapt terlihat panas disetiap ruangan
berwarna putih dan dingin jika berwarna redup.
Gambar.4.12a. Tipe Glare Sumber. M.David Egan 1961
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
IV.5.3. System pencahayaan buatan
Berdasarkan lokasinya dikenal tiga system pencahayaan.yaitu :
1. System pencahayaan merata
System pencahayan merata ini memberikan illuminasi yang bersebar
cukup seragam diseluruh ruangan. Dengan demikian tercipta kondiei
visual yang merata utntuk seluruh ruangan. System pencahayaan seperti
ini cocok bagi ruangan yang tidak mewadahi tugas-tugas visual yang
khusus. Pada system pencahayaan ,merata ini sejumlah lampi(armature)
ditempatkan secara teratur di langit-langit.
2. System pencahayaan terarah
Pada system pencahayaan terarah perolehan cahaya hanya dari jurusa-
jurusan tertentu. System ini cocok untuk penonjolan suatu obyek,untuk
menciptakan bayangan agar bent7uk dan susunan menjadi lebih tegas,atau
untuk menyoroti permukaan tertentu yang kemudian dipantulkan menjadi
cahaya sekunder. System pencahayaan terarah dicapai dengan memakai
lampu pelepasan listrik yang reflektornya doiarahkan,ataupun memakai
spotlight.
3. System pencahayaan setempat
Pada system penerangan setempat cahaya dikonsentrasikan pada tempat-
tempat pelaksanaan tugas-tugas visual. System pencahayaan setempat
dipakai dengan memakai sumber cahaya dilangit-langit yang sempit
berkasnya(localized lighting),atau dengan memasang sumber cahaya
tersebut langsung dekat tempat pelaksanaan tugas visual (local lighting).
Tabel 4.12.: system penerangan berdasarkan pancaran flux cahaya
Sumber : fisika bangunan
System penerangan Arah langsung ke biadang kerja
Dirrect lighting 90-100%
Semi dirrect lighting 60-90%
General diffuse lighting 40-60%
Semi-dirrect lighting 10-40%
Inderrect lighting 0-10%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya bergantung pada konstruksi
sumber cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armature yang digunakan.
Konstruksi armature tersebut antara lain ditentukan oleh:
a. Cara pemasanganya pada dinding atau langit-langit
b. Perlindungan sumber cahayanya
c. Penyesuaian bentukannya dengan lingkungan
d. Penyebaran cahayanya
Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata tidak datang langsung
dari sumber cahayanya,tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena
besarnya kuat pencahayaan (illuminasi) pada sumber-sumber cahaaya
moder,cahaya langsung dari sumbernya biasanya akan menimbulkan efek silau.
Factor-faktor yang menyebabkan kesilauan antara lain:
a. Luminasi dari sumber cahaya
b. Luminasi dari cahaya latar
c. Ukuran dari sumber cahaya
d. Posisi sumber cahaya dalam ruang pandangan
IV.5.2.2. Kelebihan dan kekurangan cahaya buatan
a. Kelebihannya
· Lebih fleksibel maksudnya melakukann desain atau redesain
interior secara berkala. Memudahkan utilitas
bangunan,mengeliminir perbedaan kedudukan ruang.
· Mempunyai banyak pilihan baik pada warna,intensitas distribusi
dan waktu penggunaanya.
· Mudah dikendalika oleh orang perorangan atau kelompok.
b. Kekurangannya
· Lebih banyak biaya dibandingkan cahaya alami
· Perawatan dan perlengkapann lebih rumit dan mempunyai keahlian
khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
· Warna yang dihasilkan dapat membiaskan presepsi terhadap
keadaan sesungguhnya.
“kerja sebagai permukaan sebagai perisai lampu yang berguna menyebarkan
cahaya sekaligus mengurangi efek silau terhadap mata manusia. Permukaan
bingkai dibuat arah vertikal berupa kisi-kisi dimana permukaan kisi-kisi ada yang
tegak lurus dan melengkung seperti parabola. M.David Egan.
IV.5.2.3. Pantulan cahaya dan penyabarannya
“factor yang mempengaruhi kualitas cahaya buatan adalah reflektor yang
mempunyai sifat dan dipengaruhi kuat pendar cahaya,karakter material bidang
pantul “. M.David Ega.
Gambar.4.12b. Perisai Lampu Sumber. M.David Egan 1961
Gambar.4.12c.Penyebaran cahaya dengan menggunakan bingkai dan lensa Sumber. M.David Egan 1981
Gambar 4.12d.Cahaya menyebar disekeliling meja. Sumber. M.David Egan 1981
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
IV.5.2.4. Kesan cahaya buatan pada lingkungan
Cahaya dapat digunakan untuk menciptakan kesan tertentu pada lingkungan.
Beberapa cara sederhana adalah sebagai berikut :
a. Kesan luas ruangan dapat dicapai dengan membuat intensitas penerangan
dinding lebih tinggi dari pencahayaan umum ruangan
b. Kesan jelas dapat dicapai dengan cahaya putih merata berintensitas
tinggi,sumber cahaya terlihat (misalnya digabung di langit-langit),dinding
berwarna terang,dan tidak berpola
c. Kesan dapat dicapai dengan menghindari kesialauan. Sumber cahaya
disembunyikan,redup,warna lembut,dan langit agak gelap
d. Kesan ruang pribadi (private space) dapat dicapai dnngann meredupkan
cahaya umum diruang bersangkutan seraya menambah terang di lokasi
tertentu
e. Kesan terlalu formal(kaku),menonton,dan membosankan dapat dikurangi
dengan pencahayaan yang beragam/bervariasi
f. Kesan tertekan dapat timbul diruang yang terlalu redup,berwarna gelap
seperti coklat tua dan hitam
g. Kesan menggairahkan dicapai dengan peneranngan yang berubah-
ubah,bahkan berkelap-kelip dengan berwarna bergairah.
h. Kesan membingungkan dapat erjadi bila penerangan tidak seragam
i. Kesan efek gua dapat terjadi bila kontras antara peneranngan meja dengan
ruang gelap di sekitarnya terlalu tinggi
j. Kesan lorong gellap terjadi bila ruang dalam terang dan ruangn luar gelap
seingga lampu akan terpantul pada kaca yang gelap.
IV.5.2.5. Konsep Model Desain Pencahayaan Buatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
IV.5.2.7. Studi Kasus Pencahayaan Buatan
Pada gambar 1 seperti ruang pamer yang menunjukan obyek pamer lampu
disorotkan ke benda tersebut dengan intensitas tertentu agar obyak ditampilkan
lebih dominan. Kesan yang diterima bahwa benda lebih eksklusif dengan
background elemen yang dapat memantulkan cahaya bendanya dan sisi lain ruang
terlihat gelap yang dapat membedakan area pamer dan yang bukan. Sedangkan
pada gambar 2 sinar lampu disorotkan kelantai berharap cahaya dapat disebarkan
ke seluruh ruangan yang memiliki intensitas lebih tinggi dari pada lampu yang
disorotkan ke obyek gambar yang intensitasnya sedikit lebih rendah. Ruangan ini
terlihat lebuh reduo yang ditunjukan agar ruangan lebih lembut dan akrab
Gambar.4.13a Konsep desain Sumber. Edward T.Whide
Gambar 4.14b.Galery in Boston Sumber. Peter Tregenza & David Ice
Gambar4.14a.High Museum of art in Atlanta
Sumber. Jonathan Glancey
Gambar.4.14d. Staatsgalerie in Stuttgart Sumber. Peter Tregenza & David Loe
Gambar.4.14c. Country Court in Solvesborg Sumber. Peter Tregenza & David Loe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Pada gambar kiri pintu masuk ke ruang perpustakaan dengan jelas
diterangi oleh lampu yang intensitasnya lebih tinggi,dimaksudkan agar
pengunjung dengan jelas dapat mencari atau mengarahkan keruang perpustakaan
pencahayaan pada entrance dapat dikombinasikan dengan cahaya alami agar dapat
membantu efisiensi cahaya buatan. Kombinasi pencahayaan tidak hanya pada
sirkulasi masuk ruang pamer yang dapat digunakan juga,hanya saja bukaan untuk
sinar matahari tidak secara langsung dipantulkan ke obyek hanya dibiaskan
melalui elemen lantai,seperti pada gambar kanan. Untuk pencahayaan buatan sinar
lampu yang menuju ke obyek dihalangi dengan fitler transparan agar sinar yang
jatuh akan menyebar rata pada permukaan obyek dikarenakan jumlah obyek yang
lebih dari satu dan intensitas sinar lebih rendah. Hal ini juga dipengaruhi target
kwalitas ruang yang ingin dicapai terkesan lebih teduh dan dingin.
IV.5.2.8. Kesimpulan Pencahayaan Buatan
1. Intensitas cahaya sangat dipengaruhi oleh fungsi ruang yang digunakan
seperti ruang-ruang peminjaman dan pengembalian,lobby memiliki
intensitas cahaya yang lebih tinggi agar seluruh ruang dapat disinari. Lain
halnya dengan ruang baca hanya obyek baca saja yang disinari dengan
intensitas tertentu agar pantulan sinar dari buku dan meja tidak
menyilaukan mata.
2. Kepenatan mata biasanya disebabkan oleh kilauan cahaya,mata manusia
merespon secara langsung untuk merubah dari kemampuannya sendiri
adan banyak bergantung pada tingkat adaptasi
3. Cahaya yang menyilaukan memiliki beberapa factor yaitu ketajaman
cahaya berasal dari sumber itu sendiri aleh bayangan,posisi dan jarak dari
sumbernya dan jumlah dari pandangan masing-masing.
4. Warna cahaya sangat mempengaruhi lingkungannya,tetapi tidak
mempunyai akibat terhadap pandangan mata. Pandangan mata manusia
terhadap warna dapat dirasakan dengan kesan yang diterima berupa panas
dan dingin maka dari itu tidak ada jawaban dengan sendirinya.
5. Factor yang mempengaruhi kualitas cahaya buatan tergantung reflektor
yang mempunyai sifat dan dipengaruhi kuat penyebaran cahaya karakter
material bidang pantul dan luas bidang pantul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
IV.5.3. PENGHAWAAN ALAMI
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah pergantian udara secara
alami (tidak melibatkan peralatan mekanis,seperti mesin penyejuk,uadara yang
dikenal dengan air conditioner atau AC). Ventilasi dibutuhkan agar udara didalam
ruangan tetap sehat dan nyaman. Ventilasi alami menawarkan ventilasi yang
sehat,nyaman,dan tanpa energy tambahan.
IV.5.3.1. Prinsip-prinsip Dasat Aliran Udara
a. Alasn mengapa udara bisa mengalir
Uadara akan mengalir baik karena arus konveksi yang natural,yang
disebabkan oleh adanya perbedaaan suhu atau juga karena adanya
perbedaan tekanannya.
b. Tipe-tipe aliran udara
Ada 4 tipe dasar aliran udaara : berdiri atas arus
berlapis(laminar),terpisah(separate),bergolak(turbulent),dan
berputas(eddy).
Aliran udara akan berubah dari lapisan-lapisan (laminar) ke arus
ynag bergolak bila ia tersudut dengan obstruksi yang tajam,seperti
halnya bangunan-bangunan.arus berpusar merupakan aliran udara
memutar yang dipengaruhi oleh aliran udara berlapis atau
bergolak.
c. Kelembaban
Karena udara mempunyai beberapa massa,pergerakannya akan
cenderung berada dijalur yang lurus. Ketika dipaksa untuk
mengubah arah alirannya,arus-arus dari udara tersebut akan
mengikuti bentuk kurva dan tidak pernah membentuk sudut yang
benar.
Gambar.4.15a.Tipe aliran udara Sumber:Healthy,cooling,lighting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
d. Konservasi udara
Karena udara tidak diciptakan mauoun dirusak pada tapak
bangunan,udara yang sedang mendekati suatu bangunan harus
setara dengan udara yang keluar dari bangunan itu.
e. Area dengan tekanan udara yang tinggi dan rendah
Ketika angin menghantam bagian dari mana arah angin bertiup
dari suatau bangunan,ia akan memadatkan dan menciptakan
tekanan positif (+). Pada saat yang sama udara akan terhisap dari
sisi yang terhindar dari angin,sehingga menciptakan tekanan
negative (-).
f. Efek cerobong asap
Efek cerobong asap akan bisa membuang udara dari bangunan
melalui aksi konveksi yang alami. Efek cerobong asap ini akan
membuang udara meskipun terhadap perbedaan suhu ruang dalam
anatara 2 lubang yang sama.
IV.5.3.2. Aliran Udara Melalui Bangunan
Factor-faktor yang menentukan pola aliran udara yang melewati suatu
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi tapak
Bangunan,tembok,atau vegetasi yang berbatasan dengan tapak akan
memberikan pengaruh yang besar pada aliran udara yang melewati suhu
bangunan.
b. Orientasi jendela dan arah angin
Angin akan bekerja dengan baik pada orientasi timur-barat angin berada
pada timur barat,biasanya orientasi matahari merupakan prioritas karena
angin bisa diubah arahnya dengan lebih mudah dibangdingkan arah
matahari.
Gambar. 4.15b. Aliran udara disekitar bangunan Sumber:Healthy,cooling,lighting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
c. Lokasi jendela
Ventilasi silang sangat efektif karena udara mengalir dari tekanan positif
yang kuat ke area dengan tekanan negative pada dinding di depannya.
d. Sirip dinding
Sirip dinding( fin walls) dapat meningkatkan ventilasi melalui jendela
yang terpasang pada sisi sama sebuah bangunan dengan cara mengubah
distribusi tekanannya. Sirip dinding akan bekerja dengan sanngat baik
untuk angin yang datang dengan sudut 45°.
e. Overhang horizontal dan aliran udara
Overhang horizontal yang terletak langsung diatas jendela akan
menyebabkan arus udara menangis ke bagian plafon karena overhang yang
solid akan mencegah tekanan positif yang berada di atasnya dari proses
penyeimbangan tekanan positif di bawah jendela.
f. Ukuran dan lokasi inlet outlet
Ukuran lubang inlet yang lebih kecil daripada lubang outlet akan
memaksimalkan kecepatan arus udara ruang dalam,dimana kecepatan
tersebut mempunyai efek terbesar pada teknik yang nyaman. Lokasi inlet
dan outlet sebaiknya pada ketinggian yang berbeda sehingga ketidak
seimbangan tekanan selalu muncul dan arus udara dapat terus mengalir.
Gambar. 4.16a.Dinding dan Vegetasi untuk mengubah arah aliran udara
Sumber:Healthy,cooling,lighting
Gambar. 4.16c.Inlet dan Outlet Mempunyai ukuran yang sama Sumber:Healthy,cooling,lighting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
g. Modifikasi interior
· Dimensi ruang
Panjang,kedalaman,tinggi dan ukuran interior rauang juga ikut
mempengaruhi control gerakan udara. Panjang ruangan hanya
berpengaruh jika panjang bukaannya sepanjang ruangan
tersebut,sementara kedalaman ruangan hanya berpengaruh pada
saat waktu pertukaran udara. Sedangkan pola dan kecepatan aliran
udaranya tetap. Tinggi ruangan juga tidak mempengaruhi aliran
yang menuju arah yang semakin tinggi. Control gerakan tidak
dipengaruhi oleh dsalah satu dimensi saja,namun oleh keterkaitan
antar dimensi.
· Pembagian ruang
Pembagian ruang dapat mempengaruhi pola gerakan udara didalam
ruang,pengaruh terbesar adalah pengaruh terhadap kecepatan
alirannya. Lokasi yang tepoat dari pembagian ruang mendapatkan
gerakan udara lebih efektif. Setiap perubahan aliran uadara juga
dapat mempengaruhi kecepatan aliran udara. Pembagian ruang
lebih baik dilakukan pada ruang yang dekat outlet disbanding inlet
untuk menghasilkan gerakan udara yang optimal.
· Penambahan peralatan
Kipas angin dilangit-langit menggerakan udara ke dalam ruangan
supaya cepat keluar dan udara di luar masuk ke dalam ruangan.
Pergantian udara ini dapat mengakibatkan kenyamanan bagi
pengguna bangunan.
h. Vegetasi disekitar bangunan
Vegetasi dapat mempengeruhi iklim mikro lingkungan ke dalam dan
diluar bangunan. Vegetasi dapat menjadi penahan angin,penyaring
debu,penahan erosi,mengurangi kebisingan,member
bayangan,meningkatkan kualitas udara. Vegetasi juga berguna bagi
manusia dengan menimbulkan suatu rasa akan kesegaran dan kesejukan
iklim mikro dari bangunan yang dipengaruhi oleh vegetasi yang berada di
sekitar bukaan bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
IV.5.4. PENGHAWAAN BUATAN
Penghawaan buatan adalah penghawaanyang melibatkan peralatan
mekanik. Penghawaaan buatan sering juga dosebut Pengkondisian Udara (Air
Conditioning) yaitu proses perlakuan terhadap udara di dalam bangunan yang
meliputi suhu,kelembaban,kecepatan,dan arah angin,kebersihan,bau,serta
distribusinya nuntuk menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Didaerah
tropis lembab yang suhu dengan rata-rata tinggi,pengkondisian udara
(penghawaan buatan) diasosiasiakan dengan penyejukan udara oleh mesin
penyejuk udara yang dikenal dengan Ari Conditioning (AC).
IV.5.4.1. Tipe tipe AC
Ada banyak tipe AC,namun secara gris besar dapat kita bagi sebagai berikut :
a. AC unit
§ Tipe paket tunggal,dikenal sebagai tipe jendela (windows type).
Pada tipe iini seluruh badian AC ada dalam satu wadah. AC tipe ini
dipasang dengan cara meletakkan mesin lanngsung menembus
dinding.
§ Tipe paket terpisah,dikenal dengan type split(split type). Ac ini
memiliki dua bagian terpisah yaitu unit dalam ruang (indoor unit)
dan unit luar ruang (outdoor). Type terpiah ini dapat berupa tipe
split tungal (single split unit,satu unit luar melayani sat unit dalam
ruang) dan dapat berupa tipe split ganda ( multi split type,satu unit
luar ruang melayani beberpa unit dalam ruang). Berdasarkan
pemasanngnnya,tipe terpisah dapat dibagi lagi menjadi tipe langt-
langt/dinidng (ceiling/wall type),tipe lantai(floor type),dan tipe
kaset (cassette type).
b. AC terpusat (central AC)
AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat untuk melayani satu
gedung besar,baik yang pembagian ruang sederhana seperti took roti grosir
besar,maupun pembagian ruang rumit seperti bangunan tinggi perhotelan
dan perkantoran. AC sentarl melibatkan system jaringan distribusi udara
(ducting) untuk memacu uadara sejuk ke dalam ruang dan kembali untuk
diolah kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
IV.5.4.2. Factor-faktor yang mempengaruhi beban penyejuk
- Radiasi matahari
- Ventilasi
- Jumlah pengguna
- Dimensi ruang
- Orientasi ruang terhadap lingkungan luar
- Tebal dinding (nilai transmitan U dan absorbs radiasi matahari α
- Warna dinding,plafon,dan lantai
- Lebar jendela kaca
- Sudut datang cahaya matahari terhadap dinding dan kaca.
Tabel 4.13.:absobsi radiasi matahri pada pemukaan diding
Sumber: fisika bangunan.
Bahan dinding Absorbsi diding
α
Cat dinding luar Absorbs cat α
Beton berat 0.91 Abu abu tua 0.91
Bata merah 0.89 Abu-abu biru tua 0.88
Beton ringan 0.86 Hijau medium 0.59
Aspal jalan setapak 0.82 Kuning medium 0.58
Kayu permukaan
halus
0.78 Hijau/biru
medium
0.57
Beton ekspos 0.61 Putih agak
mengkilap
0.30
Atap putih 0.50 Putih mrngkilap 0.25
Cat alumunium 0.40 Perak 0.25
Alumunium
mengkilat
0.12 Permis putih 0.21
Absorbsi permukaan dinding yang dicat adalah rata-rata dari absorbs
bahan dan absorbsi cat.
α=(αw+αP) I2
untuk daerah tropis,keseimbangan termal menjadi:
Qi + Qs + Qc + Qv - Qm= 0
dan untuk memperoleh beban penyejuk udara,rumus dapat ditulis :
Qm = Qi + QS + Qc + Qv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
IV.5.5. STUDI KASUS
Mount Angel Library
Arsitek : Alvar Aalto
Lokasi : Helsinki,Finlandia
Mount Angel Library direnovasi oleh arsitek ternama,Alvar Aalto. Aalto
dipilih direktur perpustakaan yaitu Fn.Barnabas Reasoner pada awal tahun 1960-
an,yang kemudian menyetujui karena kecintaannya terhadap perpustakaan dan site
Mount Angel Library.
Arsitek dari Mount Angel Library menggambarkan semangat dan tujuan
perpustakaan. pencahayaan alami bangunan menerangi bagian rak-rak buku.
Cahaya alami ini berasal dari skylight dengan bentuk setengah lingkaran yang
berada diatas area tangga. Bangunan dengan 3 lantai dan mezzanine ini selesai
dikerjakan pada tahun 1970. Bagian dalam perpustakaan ini penuh dengan cahaya
alami sampai lantai bawah. Mount Angel Library memiliki 200 kursi untuk para
pembaca,30 kursi untuk ruang baca privat dan 40 kursi untuk ruang baca umum.
Perpustakaan ini menyediakan ruang baca yang nyaman dengan 600
majalah,tempat mendengarkan musik dan ruang belajar kelompok,meja untuk
belajar yang cukuo besar yang terlerak di lantai dasar, dan area baca disekeliling
tangga yang diterangi cahaya alami. Koleksi perpustakaan ini berjumlah lebih dari
250.000 buku,terdiri dari 30% buku agama,10% filsafat,dan 60% buku
sastra,sejarah,ilmu social dan lain-lain
Mount Angel Library terletak disisi utara pegunungan Abbey. Dilihat dari main
entrance,bangunan terlihat pendek,kecil dan sederhana,tidak tampak diantara
bangunan yang mengelilinginya. Denah perpustakaan ini berbentuk kipas
asimetris,dengan pola menyebar yang berawal dari loby menuju ke bagian
Gambar. 4.17a :Interior Mt.Angel Library Sumber:www.google.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
belakang dan turun 4 lantai ke lantai dasar menuruni gunung. Denah Mount
Angel Library dirancang mengikuti lintasan matahari yang melesati site tersebut.
Dengan arah seperti ini,maka pemanfaatan cahaya alami dapat maksimal dan
kerugian yang ditimbulkan dari panas matahari diminimalisir.
Bagian belakang dari bentuk kipas menggunakan jendela jendela clerestory bear
dan tinggi. Pusat ruang dikelilingi oleh skylight. Cahaya ini masuk dengan lembut
sehingga menimbulkan kenyamanan dalam perpustakaan.
Academic Bookshop
Arsitek : Alvar Aalto
Lokasi : Helsinki,Finlandia
Didesain melalui kompetensi tahun 1962,
Academic Bookshop memberikan cahaya yang terang
dan atraktif. Cahaya berasal dari kaca skylight yang
berbentuk prisma. Interior yang terang ini terduga
dibalim fasad yang gelap,sehingga dapat membentuk
suatu tempat yang lebih dari sekedar toko dengan baik.
Took ini terdiri dari 3 lantai dengan void yang lebar. Dengan skylight yang
berbentuk segitiga tak beraturan,cahaya dibawa smpai ke lantai dasar. Ketajaman
dan bentuk yang macam-macam dari skylight sangatlah kontras dengan bentuk
yang simple dan finishing dari tangga dan railing yang terbuat dari batu pualam
berwarna putih.
Warna putih dan ketajaman dapat berarti dingin,tetapi tidak berlaku bagi
para pengunjung karena dengan suasana seperti itu malah memberikan kesan
ramah dan nyaman.
Gambar. 4.17b :Denah Mt.Angel Library Sumber:www.google.com
Gambar. 4.17d :Eksterior Academic Bookshop Sumber:www.google.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
IV.5.6. Kesimpulan Studi Kasus
Berdasarkan studi kasus dari beberapa bangunan diatas,dapat diambil
suatu kesimpulan tentang pokok-pokok perancangan sebuah bangunan yang
menekankan pada aspek pencahayaan dan penghawaan,sebagai berikut :
a. Orientasi Bangunan
Untuk memperoleh pencahayaan yang baik dan tanpa silau,maka
bangyunan diorientasikan ke arah utara dan selatan. Karena pada arah ini
matahari berada pada titik lintasan tertinggi. Sehingga kemungkinan
penyinarannya langsung ke bangunan dapat dihindarkan.
b. Denah Bangunan
Denah bangunan sebaiknya memanjang kea rah timur-barat melintasi arah
lintasan matahari dan ketebalan bangunannya tidak terlalu besar agar
pemanfaatan sinar matahari dapat maksimal dan kerugian yang
ditimbulkan dari panas matahari dapat diminimalisir.
Jika tidak memungkinkan membuat denah yang tipis,maka dapat dibuat
sebuah atrium ditengah bangunan untuk memasukkan cahaya alami ke
dalam bangunan.
c. Pembagian Zone Kegiatan
Penyimpanan buku (rak buku) terletak jauh dari bukaan/jendela yang
dapat langsung memasukkan sinar matahari karena akan merusak kertas.
Sebaiknya untuk ruang ruaatkan untuk ruang-ruang baca dapat diletakkan
di dekat jendela agar pencahayaan alami dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan membaca.
d. Penggunaan Komponen Pencahayaan
Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang maksimal,dapat digunakan
beberapa komponen pencahayaan seperti skylight,roof monitor,dan jendela
clerestories. Namun dalam pemasangannya diperhatikan bahwa sinar
Gambar. 4.17e :Interior Academic Bookshop Sumber:www.google.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
matahari yang datang sebaiknya dipantulkan terlebih dahulu ke permukaan
yang berwarna terang agar penyebaran cahayanya dapat maksimal dan
nyaman bagi mata.
e. Warna
Warna yang dipilih untuk eksterior,interior,mauoun furniture didalam
bangunan sebaiknya tidak menimbulkan kesilauan dan kesan mononton
bagi pengunjungnya. Untuk dinding dan plafon sebaiknya berwarna terang
karena berfungsi sebagai pemantul cahaya. Sedangkan untuk lantainya
sebaiknya berwarna gelap agar tidak menimbulkan kesilauan.
IV.5.7. Konsep Desain Bangunan Tropis
Strategi yang baik dalam desain adalah bagaimana mempertemukan
kebutuhan-kebutuhan dalam menjawab ketiga permasalahan diatas yaitu hujan
dan kelembaban,panas yang berlebihan,dan peredaran udara dalam bangunan.
Dengan melakukan eksplorasi terhadap arsitektur tradisonal dan minimalis dapat
dicermati bahwa jenis kontruksi keduany dapat dipakai kesemuanya adalah
konstruksi ringan dan terbuka yang memang cocok diterapakan pada bangunan
tropis.
1. Dinding ringan dengan bukaan
Dinding pada iklim tropis lebih berfungsi sebagai pencegah hujan dan
angin. Sedangkan untuk menjaga agar temperature dalam ruang sama
dengan temperetur luar perlu diberikan peneduh atau tritisan karena
dinding tanpa peneduh mempercepat naiknya temperature dalam ruang.
Bukaan sebanyak mungkin diperlukan sebagai jalur peredaran udara pada
bangunan. Apabila dipasang penyejuk udara (AC) sebaiknya dinding
ringan dilengkapi dengan bahan pengisolasi panas.
2. Atap miring dengan kontruksi dua lapis
Atap miring dengan konstruksi ringan sangat cocok pada bangunan
tropis lembab. Jenis atap miring sangat bervariasi dari atap pelana sampai
atap limas an.
Atap miring sangat cocok diterapkan pada daerah curah hujan yang
relative tinggi dimana sangat berfunngsi mengalirkan hujan sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
menembes ke dalam bahan bangunan. Sehubungan dengan hal tersebut
bahan denngan daya rembes kecil,semakin kecil sudut miring atap yang
dapat dibuat. Dari sudut pandang ekonomis kemiringan dengan sudut
dengan sudut yang kecil sangat dianjurkan karena dengan demikian bahan
yang digunakan lebih sedikit dan perluasan bangunan teras / beranda lebih
mudah dilakukan. Tritisan yang lebar sangat baik untuk melindungi
dinding dari radiasi matahari dan hujan tetapin perlu di ingat jenis ini tidak
cocok diterapkan pada daerah berangin topan. Bidang atap sebelah utara
dan selatan cocok untuk penempatan sun collector.
Atap dengan konstruksi 2 lapis sangat cocok dipakai pada iklim
tropis dengan fungsi utama lapisan luar adalah melindungi lapisan dalam
radiasi matahari dan mengurangi penyerapan sendiri dengan pemantulan
radiasi matahari sebanyak mungkin. Untuk itu warna dan kondisi
permukaan atap luar ikut menentukan bagaimana atapp tersebut bekerja.
Lapisan bawahnya merupakan kontruksi ringan misalnya langit-langit
gantung yang berfungsi sebagai penyerap atau pengisolasi panas. Ruang
diantaranya membantu pembuangan panas dengan bantuan venttilasi
silang. Koeuigsberger dan Lynn melakukan studi perbandingan anatara
penggunaan langit-langit gantung horizontal dangan lanngit-langit yang
langsung berada dibawah usuk dan terbukti bahwa dengan langit-langit
gantunng horizontal tidak memberikan perlindungan yang lebih baik
apabila menggunakan ventilasi silang. Pada atap dua lapis lubang keluar
udara terletak pada titik tertinggi.
Disamping itu pengurangan radiasi panas pada ruang antara dapat
diabntu dengan menggunakan foll alumunium pada bagian lapisan dalam.
Foll alumunium akan memantulkan radiasi sekunder kemabali kelapisan
luar dan lapisan luar akan menjadi sanngat panas akan tetapi tidak
menimbulkan kerugian dengan adanya ventilasi udara. Alternatif lain
adalah menggunakan wol kaca dengan ketebalan 2,5 cm. Pemasangan alat
peredam dari bahan tertentu pada langit-langit sangat efektif untuk
menghindarkan problem bising saat hujan deras.
IV.5.7.1. Sistem Kerja Sun Colector
Dari semua yang telah dijelaskan,bagaimanapun juga matahari
merupakan kawan yanga menguntungkan bagi iklim tropis disamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
menjawab isu krisis energy dari lingkungan hidup. kehharirannya
sepanjang tahun secara berlimpah memungkinkan perolehan energinya
yang besar untuk keperluan bangunan penyediaan air panas,energy untuk
memasak,dan sebagainya. Teknologi energy matahari dapat diterapakan
pada sistem pemanasan air dalam bangunan.
Sebuah atap seluas 100 m didaerah yang sedikit berawan pada
penyinaran delapan jam menerima sekitar 500 kwh setiap hari. didaerah
tropis setiap tahunnya dapat dimanfaatkan sekitar 2300 jam. Penyinaran
matahari langsung terdapat antara garis 150 dan 350 lintang utara dan
selatan.
IV.5.7.2. Bahan Bangunan Tropis
1. Jenis bahan bangunan
Pemilihan material yang tepat sangatlah menunjang penciptaan
kenyamanan bangunan. Klasifikasi bahan bangunan dan kegunaanya pada
daerah tropis lembab dijabarkan sebagai berikut :
a Batu alam,tahan terhadap angin dan cuaca,tahan terhadap
kerusakan mekanis,kerusakan biologis disebabkan oleh perusak
organic menyebabkan perubahan warna dan
permukaan,kemampuan pengisolasian panas tinggi pada bahan
yang berpori,terpengaruh oleh muai susut inti dan permukaannya
dapat mengakibatkan kerusakan
b Blok beton,terjadi perembeasan air apabila terjadi hujan terus
menerus kemamupan peneyerapan panas sedanng,kemapuan
penghantaran panas kecil,kemampuan pemantulan kecil pada
permukaan yang tidak diolah,ytahan air dan tidak berpori.
c beton bertulang,tahan hujan dan tidak tembus angin,tahan api,tahan
gempa,tahan terhadap gangguan teknis,kemampuan penyerapan
panas sangat tinggi,kemampuan penghantaran panas
kecil,kemamupan pematulan rata-rata 40%
d baja tahan karat,tahan hujan daan angin,kemampuan pemantulan
sangat tinggi,terutama pada baja tahan karat yang licin,daya tahan
terhadap api kecil jika tidak menggunakan pelapis.
e alumunium kemapuan penghantaran panas tinggi,kemampuan
penyerapan panas tinggi,akan tetapi tidak berarti mengingat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
kemapuan bahan yang digunakan kecil,kedap udara dan tidak
berpori,kemampuan pemantulan sangat baik sampai sekitar 85%
tetapi menimbulkan kesilauan,tahan terhadap kerusakan
biologisntahan api dan gempa.
f kaca,kaca pelindung matahari memantulkan cahaya terdiri dari
lapisan isolasi ganda dengan lapisan emas atau logam. Angka
penetrasi radiasi anatar 30% sampai 70%. Sebagai alternative dapat
dipakai foil pelindung matahari yang dibuat dari polyester yang
dapat ditempelkan pada semua jenis kaca. Kaca fotokromatik
adalah kaca yang disesuaikan dengan terangnya matahari dan efek
silaunya melalui penambahan bahan kimia. Penyaringan bahaya
matahari sampai 25%. Warna kaca putih sehingga problem
kesilauan kecil. Sebagai alternative tersedia foil sintesis. Kaca
isolasi adalah kepingan kaca yang dihubungkan dan kedap udara.
Isolasi terhadap suara dan panas yang baik. Penggunaanya hanya
mungkin pada ruangan berpenyejuk udara. Kaca juga sebagai
pengaman misalnya tahan peluru.
g Fiberglass,material terbuat dari campuran fiberglass dan plastik
yang memiliki kemampuan insulasi(penyekat) panas tinggi.
IV.5.8. ANALISIS PENDEKATAN PENYELESAIAN SISTEM
PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN
Ruang tertentu memiliki kebutuhan tingkat pencahayaan yang lebih besar
dibandingkan dengan ruang lainnya. Kebutuhan terhadap kestabilan suhu,beban
pendinginan suatu ruang berbeda dengan ruang lainnya. Perbedaan kebutuhan
terhadap penerangan dan penghawaan suatu ruang,membutuhkan penyelesaian
yang berbeda pula.
Penyelesaian terhadap kebutuhan pencahayaan dan pennghawaan ruang
pda perpustakaan yang direncanakan,diutamakan menggunakan system alami dan
pencahayaan buatan menjadi solusi utama untuk ruang yang tidak
memungkinkan,akan diselesaikan dengan alat bantu (artificial).
Tidak semua ruang dalam perpustakaan yang direncanakan dianalisa
kebutuhan tingkat cahaya dan penghawaannya,hanya yang dianggap urgen dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
suatu fungsi pperpustakaan,serta ruangan yang memerlukan persyaratan khusus
yang akan diselesaikan system pencahayaan dan penghawaannya. Analisa
penyelesaian system pencahayaan dan penghawaan meliputi :
1. Penentuan system yang digunakan
Dalam menentukan system yang digunakan mempertimbangkan beberapa
aspek antara lain :
a. Tuntutan ruang
b. Kegiatan serta perangkat yang diwadahi
2. Simulasi dan perhitungan dengan aplikasi software untuk penyelesaian
system pencahayaan.
3. Untuk system penghawaan diselesaikan dengan skala kualitatif,mengingat
angin dan kelembaban memiliki fluktuasi yang tinggi serta parameter yang
rumit sehingga lebih kompleks untuk diprediksi. Penyelesaian system
penghawaan berdasarkan prinsip desain dari teori tentang penghawaan.
Beberapa ruanng yang dilakukan analisa terhadap kebutuhan tingkat
pencahayaan dan pengahawaannya antara lain :
a. Ruang koleksi bahan pustaka
Ruang koleksi bahan pustaka yang didominasi oleh kumpulan buku
memiliki beberapa persyaratan ruang yang kaitannya dengan kebutuhan
pencahayaan dan penghawaan ruang. Persyaratan tersebut antara lain :
Tingkat pencahayaan minimal : 100 lux
Suhu : 20-24 0 C
Kelembaban : 40-55 %
Direncanakan ditempatkan dalan 2 lantai sehingga perlantai.
1. Simulasi kebutuhan pencahayaan degan system alami
Gambar. 4.18a.Simulasi ruang lokasi bahan pustaka
Sumber.Konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Dari simulasi diatas,ruang koleksi dengan memberikan 3 buah bukaan
kondensasi 1,5x0.8m2 menghasilkan Daylight Faktor = 0,5 % dimana angka
tersebut merupakan perbandingan antara cahaya diluar maupun dengan cahaya di
dalam ruangan. Jika diketahui kuat terang cahaya luar (Eα) = 26746 lux.,maka
cahaya yang terjadi dalam ruang koleksi bahan pustaka (Ei)
Dari simulasi dan perhitungan diatas,system pencahayaan alami mampu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruanng,sehingga system pencahayaan yang
diaplikasikan pada ruang koleksi bahan pustaka adalah system pencahayaan alam.
2. System penghawaan
Suhu dan penghawaan yang ada pada site berdasarkan pengukuran bila
dibandingkan dengan kebutuhan ruang terdapat selisih seperti pada table 4,12
Tabel.4.15
Perbedaan site dengan standar
Parameter Nilai pada site Nilai yang diburuhkan
Suhu 29.8 0 C 20-24 0 C
Kelembaban 65,9% 40-55 0 C
Agar nilai suhu sesuai dengan yang dibutuhkan,maka suhu yang ada pada
site diturunkan dengan beberapa prinsip desain antara lain :
- Mengalirkan angin dalam bangunan melalui bukaan
Adanya angin yang bergerak dapat mengurangi dampak dari suhu
yang tinggi. Angin yang bergerak mampu membawa suhu yang panas
meninggalkan ruang.
- Menciptakan iklim mikro
Iklim mikro dapat diuapayakan denngan pengaturan landscape seperti
penataan taman,serta elemen lain yang mampu menurunkan suhu
dalam lingkungan tersebut.
b. Ruang Baca
Kegiatan membaca merupakan salah satu kegiatan utama dalam suatu
perpustakaan. Agar pengunjung pperpustakaan merasa betah melakukan
kegiatan tersebut diperlukan kondisi ruang yang menunjang,diantaranya
DF = Ei Ei = 0,5 x 26746 = 133,73 lux
Eα 100
Sumber.Pengukuran dan standar perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
tingkat pencahayaan dan penghawaan yang sesuai. Persyaratan ruang yang
dibutuhkan oleh ruang baca antara lain :
Tingkat pencahayaan : 300 lux
Suhu (thermal comfort) : 24-28 0 C
1) Pendekatan penyelesaian system penghawaan
2) Pendekatan penyelesaian system penghawaan
Suhu yang ada pada site tidak terlalu jauh dari suhu yang
dibutuhkan pada ruang baca,sehingga suhu yang ada cukup nyaman bagi
pengunjung perpustakaan yang melakukan kegiatan membaca.
c. Ruang Internet
Ruang internet merupakan salah satu fasilitas yang ada dalam
perpustakaan yang direncanakan. Ruangan ini didominasi oleh unit
computer yang dihubungkan dengan modem sehingga dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi dan juga alat untuk menjelajah dunis tanpa batas.
Persyaratan ruang untuk computer dan manusia sebagai pelaku kegiatan
antara lain :
Tingkat pencahayaan = 300 atau lebih
Suhu (thermal comfort) = 24-28 0 C
1) Pendekatan penyelesaian system pencahayaan
\
Gambar.4.18b. Simulasi ruang baca Sumber.daylight factor calculation www.squl.com
DF = Ei x 100 Ei = 1,0 x 26746 = 267,46lux
Eo 100
Gambar. 4.18c. Simulasi ruang internet Sumber.daylight factor calculation www.squl.com
DF = Ei x 100 Ei = 1,2 x 26746 = 320,95 lux
Eo 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
2) Pendekatan penyelesaian system penghawaan
Komputer sebagai perangkat elektronik mengeluarkan suhu
yang dapat mempengaruhi suhu ruangan yang
menampungnya,apalagi bila computer tersebut menyala dalam waktu
yang cukup lama. Tebel 4.16 Berikut adalah pengukuran terhadap
suhu yang dapat dihasilkan satu unit computer.
Tabel.4.16
Suhu yang dihasilkan dari sebuah unit computer
Perangkat komputer Suhu Keterangan
Monitor 42.50 C Udara disekitar
monitor
Fan cassing 34.20 C Dengan angin 2,4 m/s
Fan power suplay 36.70 C Dengan angin 2,2 m/s
Heatsink procesor 900 C Processor dari sebuah
computer dapat
bekerja hingga suhu
900
Jika direncanakan dalam sebuah ruang internet terdapat 12 komputer,maka
beban pendinginan terlalu berat bila harus ditempuh dengan penghawaan
alami. Untuk ruang internet penghawaan ruang yang digunakan adalah
penghawaan buatan dengan bantuan Air Conditioner.
d. Ruang Aula serbaguna
Aula serbaguna merupakan salah satu ruangan yang digunakan untuk
berbagai kegiatan seperti seminar,pertemuan,presentasi dan sebagainya.
Persyaratan ruang aula serbaguna antara lain sebagai berikut :
Tingkat pencahayaan = kondisional (variatif)
Suhu (thermal comfort) = 24-280 C
Luas yang direncanakan = 225 m2
Pendekatan penyelesaian system pencahayaan
Sumber.pengukuran terhadap computer berprocesor AMD,manual guidebook,MSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Aula serbaguna membutuhkan pencahayaan yang dappat dikondisikan
setiap saat. Saat kegiatan presentasi menggunkan media proyektor,kebutuhan
tingkat pencahayaan ruang ini kecil. Namun saat ruangan digunakan untuk
pertemuan atau lainnya,kebutuhan tingkat pencahayaannya lebih tinggi. Dengan
tuntutan ruang yang semacam ini,penyelesaian system pencahayaan ruang aula
serbaguna menggunakan system pencahayaan buatan dengan menggunakan
lampu.
IV.6. ANALISIS PENDEKATAN PENENTUAN SISTEM UTILITAS
1. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi elektronik dalam bangunan diperlukan untuk
menjembatani komunikasi agar user yang satu dengan yang lain didalam
bangunan atau dengan lingkungan luar.
a. Komunikasi eksternal
Komunikasi ini bias terjadi antara pengelola dengan pihal luar atau
pengunjung dengan pihak luar. Untuk pengelola yang melakukan komunikasi
(biasanya formal) dengan pihal luar,diinstalasikan dengan system telepon
PABX ( Private Auto Branch Exchange) dan WAN ( Wide Area Network).
Sedangkan untuk pengunjung disediakan box telepon umum dan jaringan
internet.
b. Komunikasi internal
Komunikasi ini meliputi komunikasi pengelola dangan
pengunjung,atau komunikasi antar pengelola. Komunikasi antar pengelola
dapat dilayani menggunakan system telepon dengan operator (PABX) dan
LAN. Sementara itu,untuk komunikasi pengelola dengan pengunjung dapat
dipergunakan intercorm atau speaker yang pada ruang diakses publik.
Untuk komunikasi di luar bangunan menggunakan:
§ Alat telepon
§ Fax
§ Telex dan radio komunukasi
Skema 3: Analisa jaringan komunikasi sumber: konstruksi pribadi
PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal
Faks
Operator
SLJJ/SLI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
2. System Penyediaan Air Bersih
Kebutuhan air bersih diperoleh dari PDAM. Sumur bisa menjadi
alternatif air lain,sebab didaerah ini merupakan daerah perkantoran,pertokoan,pudat
pemerintah dan pemukiman yang rata-rata sudah menggunakan fasilitas air bersih
dari PDAM. Namun tidak sedikit juga para warga yang masih memanfaatkan air
sumur untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Tabel 4.17
Standar perhitungan kebutuhan air bersih pada bangunan
Pedoman Cepat Untuk Perancangan
Flat/Rumah tinggal 2 m2/hari/100m2
Institusi/Kantor 1m2/hari/100m2
Rumah sakit 1,5m2 /hari/100m2
Hotel 3m2/hari/ 100m2
Pertokoan 0,5m2/hari/100 m2
System distribusi air bersih 2 macam antara lain :
a. Up Feed Distribution,yaitu :
Air dari bak penampungan sementara (reservoir) bawah langsung
dipompa ke atas disalurkan pada konsumen,dalam system ini pompa harus bekerja
secara terus menerus. (skema 4.)
b. Down Feed Distribution,yaitu :
Air dari reservoir baeah dinaikkan ke reservoir atas ( upper water tank) dengan
pompa,kemudian secara hokum grafitasi melalui pipa-pipa di distribusikan ke
bagian/ruang-ruang yang membutuhkan (skema 5)
Sumber.utilitas bangunan Ir.Hatono Poerbo,M.arch
Skema.4. System Up Feed Distribution Sumber.konstruksi pribadi
Ground water Tank
PDAM
Sumur Distribusi P
P
M
Upper Water Tank
Distribusi
Distribusi
Ground water Tank
PDAM
Sumur Distribusi P
P
M
Distribusi
Distribusi
Skema. 5.System down Feed Distribution Sumber.konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
c. Penentuan system distribusi yang digunakan
Tabel 4.18
Perbandingan alternatif sitribusi yang digunakan
Pertimbangan Up Feed Distribution Down Feed Distribution
Kemudahan instalasi + -
Kemudahan perawatan - +
Efisiensi - +
Dari analisa diatas,maka system ditribusi air bersih yang digunakan adalah system
Down Feed Distribution
3. System Pembuangan Air Kotor dan Air Bersih
a. System pembuangan air kotor
§ Air Kotor
Air kotor merupakan air yang berasal dari area
servis, dapur atau pantry dan lavatory. Pada
“Perpustakaan Kabupaten Karanganyar” yang
direncanakan akan digunakan sistem pengolahan
limbah (WasteWater Treatment Plant) dari air
kotor hingga dapat dimanfaatkan menjadi air
bersih untuk kebutuhan jaringan pengaman
Sumber.Analisa
Gambar.4.19.sistem distribusi air bersih Sumber.konstruksi pribadi
Ground Tank
Pompa
Upper Tank
sumur
Distribusi Air bersih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal Sumur
Resapan
Air hujan sekitar site
Bak kontrol Selokan
Skema 7.: Sistem Sanitasi Air Hujan sumber: konstruksi pribadi
kebakaran (sprinkler dan hydrant) dan
penyiraman halaman rumput.
Sedangkan untuk sistem pembuangan tinja
digunakan Sewage Treatment Plant (STP). Sama
seperti halnya WWTP, pada pengolahan STP
akan dihasilkan non-portable water, yaitu air
bersih namun belum dapat dimium. Hasil
pengolahan pada WWTP dan STP yang tidak
dapat digunakan akan dibuang atau diresapkan.
b. System pembuangan Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup.
Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan
daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam
tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang
ada dibuat dengan menggunakan bahan pavinggrass.
4. System Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih
bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan
untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan
cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain
yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Dapur Penangkap lemak
Air kotor Bak penampung
Toilet Sumur
Resapan Tinja STP
Skema 6.: Sistem Sanitasi Bangunan sumber: konstruksi pribadi
WWTP dimanfaatkan kembali
Riol kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Sampah yang dapat didaur ulang
Sampah yang tidak dapat didaur ulang
TPA
Bak penampung sampah daur ulang
Shaft sampah
Bak penampung sampah non daur
ulang
Skema 8.: Analisa Pengelolaan Sampah sumber: Kontruksi pribadi
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft
sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu
berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini
memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara.
Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian
diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
5. Instalasi Listrik
Instalasi jaringan listrik berfungsi sebagai sumber energy terhadap
peralatan elektronik yang ada pada saat diperlukan,sumber tenaga alat-alat
servise seperti pompa air dll. Beberapa persyaratan pengadaan instalasi listrik
anatara lain :
· Sumber tenaga listrik dekat dan mencukupi
· System yang digunakan mudah dalam pelaksanaan
· Jenis kabel yang digunakan aman dan awet
· Kestabilan aliran arus listrik.
· Kapasitas yang memadai.
· Kemudahan distribusi.
Fasilitas jaringan listrik yang tersedia pada site adalah jaringan listrik
dari PLN. Fasilitas ini digunakan sebagai sumber energy listrik utama,sebagai
cadangan bila listrik dari PLN padam digunakan generator (genset). Instalasi
listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:
- Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik
untuk seluruh jaringan peralatan penerangan
baik di dalam maupun di luar bangunan.
- Instalasi untuk power
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Skema 9.: Analisa penyediaan listrik PLN sumber: konstruksi pribadi
Meteran Panel utama
Panel skunder
Panel skunder
Distribusi
Distribusi Genset
PLN
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk
alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC,
pompa dan sebagainya.
5. System Pengamanan Kebakaran
Beberapa system pemadam kebakaran yang dikenal anatara lain :
a. Fire Alarm
Berfungsi secara otomatis dan memberitahukan adanya indikasi
kebakaran dengan tanda bunyi bel dan lampu yang menunjukan lokasi
kebakaran. Alat untuk mendeteksi secara dini adanya kebakaran antara
lain heat detector (detector panas) dan smoke detector (detector asap)
b. Fire Sprinkler
Instalasi sprinkler menggunakan wet riser system yaitu saluran
pipa berisi air bertekanan,sehingga apabila salah satu sprinkler head
pecah karena adanya api,maka api secara otomatis akan dipancarkan
dan pompa akan bekerja,radius pancaran sekitar 25-26 m2,jadi
sprinkler headnya bisa dipasang dengan jarak tiap 8 meter.
c. Halon System
System ini penggunaannya dengan gas halon,tidak berbahaya bagi
manusia,akan tetapi masih tergolong system mahal.
d. Fire Extinguisher
Merupakan system pencegahan kebakaran dengan jenis bahan
padat dan gas (kombinasi)
e. Outdoor Fire Hydrant
Merupakan system eksternal berupa pipa yang dihubungkan
dengan pipa PDAM untuk mendapatkan kapasitas sumber air serta
takanan yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Tabel.4.19
Perbandingan system pemadam kebakaran
System yang digunakan Kelebihan Kekurangan
Fire alarm Dapat mendeteksi dini Instalasi dan perawatan yang
rumit
Fire sprinkler Bekerja secara otomatis System yang rumit
Halon system Tidak berbahaya Mahal
Fire extinguisher Efektif dan efisien Pengisian setelah digunakan
Outdoor fire hydrant Jangkauan luas Memerlukan pipa tambahan
Dari beberapa pendekatan tersebut di atas dan pertimbangan perpustakaan erat
kaitannya dengan kertasmdan air meupakan alat pemadaman yang kurang tepat,maka
alternative terpilih adalah fire sprinkler dan fire extinguisher untuk ruang-ruang dalam
dan fire hydrant untuk ruang luar.
6. System Penangkal Petir
System penagkal petir memiliki fungsi penting untuk melindungi keselamatan
bangunan terhadap kemungkinan terkena sambaran petir. Beberapa syarat
penggunaan system penangkal petir antara lain :
· Pemasanagan ditempatkan pada puncak/atap bangunan dan
antenna komunikasi,serta bagian lain yang beresiko tersambar
petir.
· Kawat arde yang ditaman kedalam tanah degan kedalaman ± 2 m
dari permukaan tanah
Beberapa system penangkal petir yang dikenal anatara lain :
a. System faraday
Menggunakan tiang-tiang kecil yang dipasang di atap dengan tinggi tiang
sekitar 30 cm s/d 1 m dan jarak antar tiang sekitar 3-6 m,yang masing-
masing tiang dihubungkan dengan seutas kawat(arde). Merupakan
system yang banyaj digunakan pada bangunan pada umumnya,karena
pemasangan dan pemeliharaannya tidak mempunyai resiko tinggi.
b. System franklin
System ini berupa tiang penangkal / split yang ditempatkan di bagian
tertentu pada bangunan. Banyak di aplikasikan untuk
tower/menara/antenna karena sifatnya yang menangkal petir terfokus
pada satu titik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Tabel.4.20
Perbandingan system penangkal petir
System yang digunakan Kelebihan Kekurangan
System Faraday Sifat perlindungan lebih baik karena
aliran listrik langsung dihantarkan
ke ground di tanah.
Lebih mahal dibandingkan system
Franklin
System Franklin Harganya lebih murah dibandingkan
system Faraday
Bila suatu saat ion-ion pada
processor tersebut habis atau
berkurang,maka daya perlindugan
jadi menurun
Dari beberapa system penagkal petir tersebut,maka system Faraday lebih tepat
digunakan pada massa bangunan. Sedangkan untuk tower/antenna komunikasi
lebih bagus dengan system franklin,karena system ini memang cocok untuk jenis
ini.
IV.7. ANALISIS PENDEKATAN STRUKTUR,KONSTRUKSI
BANGUNAN
System struktur merupakan system yang menentukan mampu tidaknya
suatu bangunan dapat berdiri. System struktur terdiri dari pondasi atau sub
struktur,struktur badan bangunan atau super struktur dan struktur atap atau upper
struktu. Antara pondasi,rangka dan atap saling mendukung atu dengan yang
lainnya sehingga mampu menopang beban dan sidalurkan ke dalam tanah
IV.7.1. Analisis Pendekatan Sistem Struktur dan Konstruksi
1. Pondasi /sub pondasi
Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil dan jenis tanah yang tidak
terlalu keras,alternatif pondasi yang dapat digunakan :
Gambar.4.21.aplikasi penangkal petir pada masa bangunan
Sumber.konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
a. Footplat
Kelebihan pondasi ini antara lain mampu mendukung beban bangunan
berlantai dan cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras. Penggunaan
pondasi ini tidak menggali tanah terlalu dalam.
b. Sumuran
Kelebihan pondasi ini mampu mendukung beban bangunan berlantai
dan dapat digunakan pada berbagai jenis tanah. Kerugian pondasi ini adalah
dimensi yang besar dan banyak
membuang tanah galian
c. Tiang pancang
Mampu mendukung beban bangunan berlantai banyak dan sosok untuk
tanah yancukup keras. Kelemahan jenis ini adalah tiang pancang terbatas
ragamnya sehingga teralau boros untuk bangunan rendah.
Dari alternatif pondasi diatas,terpilih pondasi footplat mengingat bangunan
termasuk bangunan bertingkat rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
2. Struktur Badan Bangunan/Super Struktur
Adalah bagian bangunan yang berada di atas tanaj sebagai struktur
utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya.
Beberapa system struktur yang sering digunakan antara lain :
a. System struktur rangka
System struktur ini menggunakan komposisi kolom dan balok
sebagai penahan beban bangunan.
b. System struktur Bearing Wall
System struktur ini mirip dengan permukaan bidang dimana
seluruh dinding bangunan tersebut menjadi strukturnya,tidak ada kolom
maupun balok seperti halnya rangka struktur. Struktur ini didukung dengan
penggunaan material beton sebagai bakunya. Contoh aplikasi system struktur
bearing wall adalah pada core-core bangunan tinggi/bertingkat banyak.
Tabel.4.21
Perbandingan system struktur badan yang digunakan
System yang
digunakan
Kelebihan Kekurangan
Saling mendukung antar unsurnya Kemampuan
menopang
beban terbatas
Memiliki tingkat kekakuan yang sangat
tinggi
Biaya yang
dikeluarkan
sukup banyak
Dari pertimbangan diatas maka dipilih struktur rangka karena disamping
cocok untuk banngunan bertingkat rendah,struktur ini mudah dalam pemasangan
dan fleksibel. Dari massa bangunan yang ada,terdapat perbedaan lantai. Agar
struktur efisien dalam menahan beban,diperlukan dilatasi strukrur pada manusia
dan bangunan
Gambar 4.23. Struktur rangka batang pada bangunan Sumber : konstruksi pribadi.
Sumber : Analisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
3. Struktur atap/upper struktur
Adalah bagian yang umumnya berada pada bagian paling atas.
Fungsi struktur atap adalah untuk menopang pelindung bangunan
bagian atas. Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif
struktur,yaitu :
a. Struktur rangka baja
Keuntungan dari struktur ini adalah mampu menahan beban
dengan bentangan yang relatif besar. Kelemahan baja adalah
sifatnya yang tidak tahan terhadap korosi.
b. Beton bertulang
Struktur atap beton mampu menompang beban dengan bentangan
besar,bagian atas dari struktur ini dapat dimanfaatkan sebagai area
parker atau sarana utilitas (top reservoir). Kekurangan dari system
ini adalah biaya uyang harus dikeluarkan cukup besar.
Dari alternatif diatas,dipilih kombinasi antara keduanya.
Gambar 4.24. Struktur rangka baja Sumber : konstruksi pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. KONSEP PERUANGAN
V.1.1. Konsep Kebutuhan Ruang
Kelompok Kegiatan Kebutuhan Ruang Besaran Ruang
Kelompok staff dab
administrasi
R.Kepala Perpustakaan
R.Sekretaris
R.Tunggu
R.Rapat intern
R.Rapat Ekstern
R.arsip
Lavatory
Gudang
±31 m2
±6 m2
±6 m2
±18 m2
±31 m2
±9 m2
±38 m2
±9 m2
Ruang Kelompok Pengadaan
Bahan Koleksi
R.Kabag deposit bahan pustaka
R.Kabag Bibiography
R.karyawan
Gudang
±14 m2
±14 m2
±59 m2
±9 m2
Kelompok Pengolahan Bahan
Koleksi
R.Kabag pengolahan Bahan
Pustaka
R.karyawan
R.sorting
R.Troli Buku
R.perbaikan benda pustaka
R.katalogisasi
±14 m2
±47 m2
±9 m2
±8 m2
±47 m2
±26 m2
Kelompok Ruang Pelayanan R.sirkulasi
R.Pengawas
R.Koleksi Umum
R.koleksi referensi
R.Koleksi bacaan anak
R.koleksi terbitan berkala
R.koleksi audiovisual dan nonprint
R.audiovisual
±16 m2
±6 m2
±213 m2
±147 m2
±71 m2
±22 m2
±84 m2
±86 m2
175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
R.baca koleksi umum
R.baca koleksi khusus
R.baca outdoor
R.display buku baru
R.fotocopy
R.internet
R.loker
Lavatory
Gudang Troli buku
±299 m2
±279 m2
±37 m2
±4 m2
±6 m2
±74 m2
±8 m2
±38 m2
±24 m2
Kelompok Penunjang dan
Servis
Aula serbaguna
Ruang persiapan
R.duduk
Exhibilition hall
Gudang perlengkapan
Lobby
Mushola
Kafetaria
Telephone box
Area parker
R.MEE
Lavatory
±225 m2
±18 m2
±16 m2
±132 m2
±9 m2
±66 m2
±60 m2
±175 m2
±4 m2
±488 m2
±53 m2
±38 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
V.2. KONSEP SITE
Site yang terpilih yaitu lahan Persawahan,lahan kosong,1 warung
makan dan 1 rumah yang sudah lama tidak terpakai,yang terletak di Jln. Lawu
Karanganyar
a. Terletak di Jl. Lawu Karanganyar
b. Merupakan lahan persawahan dan warung makan serta rumah kosong.
c. Luas lahan 7.200 m2
d. Batas –batas site :
· Sebelah utara : Jl.Lawu dan dealer Yamaha serta kawasan
pertokoan,pemukiman
· Sebelah selatan : kawasan persawahan n rumah penduduk
· Sebelah timur : Pemukiman,persawahan,perkantoran
· Sebelah barat :Jl.Kahuripan ,Rumah warga dan persawahan
e. Tersedia sarana utilitas kota
f. Daya dukung lingkungan sekitar
Eksisting site berupa lahan persawahan dan bangunan di site merupakan
bangunan rendah,sehingga pergerakan angin dalam site optimal.
Gambar.5.1. eksisting site terpilih Sumber.Konstruksi pribadi
SITE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
g. Ketersediaan cahaya matahari
Site berada pada daerah tropis belahan bumi selatan dan memiliki dua musim.
Ketersediaan cahaya matahari mampu mencukupi kebutuhan penerangan
bangunan.
h. Angin
Site memiliki potensi pergerakan angin sepanjang tahun fluktuasi yang relatif
kecil dari arah yang cenderung konstan.
V.3. KONSEP PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE
1. Konsep Pemanfaatan Cahaya Matahari
Agar cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal,massa
bangunan ditempatkan tidak terlalu dekat dengan batas-batas site
2. Konsep Pemanfaatan Angin
Agar angin yang berhembus pada site dapat dimanfaatkan sebagai
penghawaan terhadap bangunan,diperlukan space kosong pada arah datang
dan arah tuju angin.
Gambar.5.2. pendekatan pemanfaatan sinar matahari Sumber.Konstruksi pribadi
Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan Space untuk massa
bangunan
Gambar.5.3. pembagian space berdasarkan pergerakan angin Sumber.Konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
3. Konsep Pengendalian Kebisingan
Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengurangi kebisingan
adalah memberikan jarak antara sumber bising dengan ruang kegiatan.
4. Konsep Tata Landscape
Penataan Landscape dan vegetasi pada “Perpustakaan Kabupaten
Karanganyar” dimaksudkan agar mendukung kegiatan yang terjadi di
dalamnya. Untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal dan
penghawaan yang maksimal serta mendapatkan iklim baca yang nyaman,
dikondisikan lingkungan yang sejuk. Sehinga pemunculan kolam dan area
hijau sangat penting, disamping perkerasan yang memang mutlak
dibutuhkan.
Untuk penataan landsacape dalam site, menggunakan material
dan vegetasi sebagai berikut :
§ Vegetasi Penutup Tanah / Ground Cover,
menggunakan rumput dan tanaman berunga untuk
menambah estetika.
Space kosong untuk memproduksi kebisingan Area yang lebih tenang
dimanfaatkan untuk massa bangunan
Gambar.5.4.space untuk memproduksi bising Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar 5.5: Tanaman Pelantai (rumput & portulaka )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
§ Vegetasi Rambat, dimanfaatkan untuk mempercanik
roog garden. Menggunakan daun alamanda &
mendevila.
§ Perkerasan pada landscape menggunakan :
- Kendaraan Bermotor
Menggunakan aspal halus untuk memberikan
kenyamanan
- Pedestrian
Dimanfaatkan pada plasa penghubung yang
letaknya diantara bangunan “Solo Happy
Book”, serta jalur penghubung antar bangunan
dengan jalan lingkungan dan bangunan dengan
bangunan.
v Paving Grass
v Paving Block & Batu Alam
Gambar 5.6: Tanaman Penghias(mawar & aster )
Sumber: www.google.com, 2011
Gambar 5.7: Tanaman Rambat (alamanda & mendevila ) Sumber: www.google.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
5. Konsep Pencapaian
6. Konsep Orientasi Bangunan
7. Konsep Penzoningan
Dimanfaatkan sebagai SE in out
Dimanfaatkan sebagai ME in out
Gambar.5.9.peletakan entrance pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
Arah hadap ke Jl.kampung kauman dimanfaatkan sebagai second orientasi
Arah hadap ke Jl.lingkungan di sebelah selatan dimanfaatkan sebagai orintasi pendukung untuk bangunan
Arah hadap ke Jl.Lawu dimanfaatkan sebagai orientasi utama
Gambar5.7.arah orientasi Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar.5.10.Penzoningan Sumber.Konstruksi Pribadi
Dimanfaatkan sebagai ME in out
Zona servis
Zona publik
Zona privat
Zona semi publik
Zona semi privat ME out
Parkir Entrance
SE in out
ME out
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
V.4. KONSEP PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN
1. Bentuk Massa Dasar
2. Penfembangan Massa Vertikal
3. Pengembangan Elemen Fisik Bangunan
V.5. KONSEP PENYELESAIAN SISTEM PENCAHAYAAN DAN
PENGHAWAAN
Ruang tertentu memiliki kebutuhan tingkat pencahayaan yang lebih besar
dibandingkan dengan ruang lainnya. Kebutuhan terhadap kestabilan suhu,beban
pendinginan suatu ruang berbeda dengaan ruang lainnya.
Gambar.5.11..pendekatan bentuk Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar.5.11.pengembangan massa vertikal Sumber.Konstruksi Pribadi
Gambar.5.12.pengembangan elemen bangunan Sumber.Konstruksi Pribadi
Bentuk dasar dari bangunan adalah persegi,bujur sangkar.
Bentuk tersebut lebih mudah dalam penerimaan cahaya dan angin dari luar. Membentuk sudut yang juga dapat menerima cahaya dengan cukup,yaitu 45o.dan dapat diolah dengan bentuk massa yang beranekaragam.
Terdiri dari beberapa massa bangunan/masa majemuk yang bentuk dasar berupa persegi panjang dan bujur sangkar. Dalam penataan masaa bangunan ditata dengan menggunakan konsep cluster menyebar. Massa terdiri dari 1-
4 lantai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
1. Ruang Koleksi Bahan Pustaka
Ruang koleksi bahan pustaka yang didominasi oleh kumpulan buku
memiliki beberapa persyaratan ruang yang kaitannya dengan kebutuhan
pencahayaan dan penghawaan ruang.
a. System pencahayaan
Dari simulasi dan perhitungan,system pencahayaan alami mampu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruang,sehingga system pencahayaan yang
diaplikasikan pada ruang koleksi bahan pustaka adalah system pencahayaan
alami.
b. System pengahawaan
Agar nilai suhu sesuai dengan yang dibutuhkan,ditempuh beberapa cara
antara lain :
· Mengalirkan angin dalam bangunan melalui bukaan
Adanya angin yang bergerak dapat mengurangi dampak dari suhu yang
tinggi. Angin yang bergerak mampu membawa suhu yang panas
meninggalkan ruang.
· Menciptakan iklim mikro
Iklim mikro dapat diupayakan dengan pengaturan landscape seperti
penataan taman,serta elemen lain yang mampu menurunkan suhu
dalam lingkungan tersebut.
Untuk system pencahayaan pada ruang koleksi,menggunakan system pencahayaan buatan dan system pencahayaan alami dengan penggunaan pencahayaan buauatan dikhususkan pada penyimpanan koleksi 60% dan pencahayaan alami 40 %.
Untuk ruang baca penghawaan yang digunkan adalah penghawaan alami untuk pagi sampai sore hari sedangkan untuk malam hari cenderung dari ventilasi ventilasi,buven buven dan lubang lubang pada bukaan .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
2. Ruang Baca
Kegiatan membaca merupakan salah satu kegiatan utama dalam suatu
perpustakaan. Agar pengunjung perpustakaan merasa betah melakukan
kegiatan tersebut diperlukan kondisi ruang yang menunjang,diantaranya
tingkat pencahayaan dan penghawaan yang sesuai.
a. Pendekatan penyelesaian system pencahayaan
Dari simulasi dan perhitungan,system pencahayaan alami mampu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruang,sehingga system pencahayaan yang
diaplikasikan pada ruang baca adalah system pencahayaan alami.
b. Pendekatan penyelesaian system penghawaan
Suhu yang ada pada site tidak terlalu jauh dari suhu yang
dibutuhkan pada ruang baca,sehingga suhu yang ada cukup nyaman bagi
pengunjung perpustakaan yang melakukan kegiatan membaca.
3. Ruang Internet
Ruangan ini didominasi oleh unit computer yang dihubungkan
dengan modem sehingga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat
untuk menjelajah dunia tanpa batas.
Untuk ruang yang diutamakan pencahayaan alami pada pagi sampai sore hari dan pencahayaan buatan pada malam hari samapai pukul 21.00.
Untuk ruang yang diutamakan penghawaaan alami dan tingkat penggunaan penghawaan buatan pada waktu dan ditentukan dari factor suhu yang sekiranya membutuhkan bantuan penghawaan buatan berupa AC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
a. Pendekatan penyelesaian system pencahayaan
System pencahayaan alami mampu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan ruang,sehingga system pencahayaan yang diaplikasikan pada ruang
internet adalah system pencahayaan alami.
b. Pendekatan penyelesaian system penghawaan
Untuk ruang internet penghawaan yang digunakan adalah
penghawaan buatan dengan bantuan Air Conditioner
4. Ruang Aula Serbaguna
Aula serbaguna membutuhkan pencahayaan yang dapat
dikondisikan setiap saat. Dengan tuntutan ruang yang semacam
ini,penyelesaian system pencahayaan ruang aula serbaguna menggunakan
system pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu.
Skema 5.1: Analisa jaringan komunikasi sumber: konstruksi pribadi
PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal
Faks
Operator
SLJJ/SLI
Pencahayaan di ruang internet in menggunakan
pencahayaan alami dari bukaan perpaduan dari
kaca dengan besi metal,dan juga kayu. ,untuk
pencahayaan buatan hanya digunakan untuk
penggunaan dimalam hari,karena perpustaan ini
tutupnya sampai malam jam 21.00
Untuk penyelesaian system penghawaan,ruangan ini menggunkan penghawaan alami pada pagi-sore hari,sedangkan untuk malam hari menggunakan bantuan AC. Karena mengingat juga factor keamanan dan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
5. Penggunaan Material Pada Bangunan
· Pada Bangunan utama
Pada bangunan utama ini untuk system pencahayaan menggunakan
jendela dengan full kaca,guna untuk menerima cahaya yang masuk dan
keluar. Adanya teras juga digunakan untuk pemantulan sinar matahari
yang diterima agar tidak terlalu silau.
Pemakaian material diding dengan tekstur yang rata memudahkan
penyinaran dan pemantulan baik didalam maupun diluar bangunan.
Penggunaan sun shading disebelah barat,timur,selatan dan utara
dimaksudkan agar cahaya dan angin dapat dioptimalkan dan tidak
berlebihan untuk bangunan utama ini.
· Pada bangunan penunjang
Bangunan ini merupakan bangunan jenis pelayanan yang langsung
berhubungan dengan pengunjung atau masyarakat yang datang.
Tekstur dinding yang rata,dengan bukaan jendela dan sun shading.
kaca Besi metal dengan
ketebalan 2
Adanya lubang lubang – lubang pada sun shading yang kemudian lapisan keduanya merupakan kaca agar pencahayaan dan penghawaan yang diterima dapat dioptimalkan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
· Penggunaan material untuk ruang internet
Material bahan dinding dengan tekstur halus,dengan lantai dari batu
alam abu abu dengan maksud agar keselarasan dalam ruang tidak
terlalu monoton. Penggunaan cat dinding yang lebih terang. Adanya
bukaan pada sisi barat supaya cahaya dan angin dapat masuk secara
optimal.
· Penggunaan material pada ruang Pameran
Ruang pameran yang ditata sama dengan ruang internet,penggunaan
material jenis lantai yang sama,tapi penggunaan jenis tatakan rak buat
pameran menggunakan perpaduan antara tembok dan jenis batu kali
yang ditata menyerupai meja dengan 2 trap yang dibentuk
melingkar,hal ini memudahkan sirkulasi . Penggunaan cat tembok
warna kuning dan hijau dimaksudkan untuk penerangan alami
walaupun Cuma penggunaan pencahayaan alami tapi didalam ruangan
tetap terang dan jelas
Bukaan pada sisi barat
Penggunaan lantai dari batu kali
Permainan ornament dan wallpaper dinding dengan warna terang.
Penataan ruang pameran dengan arah sirkulasi melingkar guna memudahkan akses dan sirkualasi baik udara atau cahaya yang masuk bias lebih optimal.
Penataan ruang baca dan koleksi anak,hamper sama dengan ruang ruang yang lain,hanya saja penataannya disesuaikan dengan fungsi dan penggunanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
V.6. KONSEP SISTEM UTILITAS
1. System Komunikasi
System komunikasi menggunakan internal menggunakan speaker dan
iterkom,sementara komunikasi eksternal menggunakan jaringan terlkom.
2. Sistem Penyediaan air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur,dengan system
distribusi down feed distribution
3. System Pembuangan Air Kotor dan Air Hujan
Dalam system pembuangan air kotor,dipisahkan antara limbag padat dan
cair. Untuk limbah padat ditampung dalam septictank kemudian sumur resapan.
Untuk limbah cair sebelum dialirkan ke roil kota diolah terlebih dahulu dalam bak
penangkap lemak dan water treatment.
Ground water Tank
PDAM
Sumur Distribusi P
P
M
Upper Water Tank
Distribusi
Distribusi Skema.5.3 System down Feed Distribution
Sumber.konstruksi pribadi
Gambar.5.13.sistem distribusi air bersih Sumber.konstruksi pribadi
Distribusi Air bersih
Dapur Penangkap lemak
Air kotor Bak penampung
Toilet Sumur
Resapan Tinja STP
Skema 5.4: Sistem Sanitasi Bangunan sumber: konstruksi pribadi
WWTP dimanfaatkan kembali
Riol kota
Ground Tank
Pompa
Upper Tank
sumur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal Sumur
Resapan
Air hujan sekitar site
Bak kontrol Selokan
Skema 5.5: Sistem Sanitasi Air Hujan sumber: konstruksi pribadi
Sampah yang dapat didaur ulang
Sampah yang tidak dapat didaur ulang
TPA
Bak penampung sampah daur ulang
Shaft sampah
Bak penampung sampah non daur
ulang
Skema 5.6.: Analisa Pengelolaan Sampah sumber: Kontruksi pribadi
Skema 5.7.: Analisa penyediaan listrik PLN sumber: konstruksi pribadi
Meteran Panel utama
Panel skunder
Panel skunder
Distribusi
Distribusi Genset
PLN
4. Instalansi Listrik
Sumber utama energy listrik berasal dari PLN. Untuk cadangan
digunakan genset. Skema instalansi listrik yang digunakan adalah sebagai
berikut :
5. System Pengamanan Kebakaran
System pemadam kebakaran yang digunakan adalah fire
extinguisher untuk internal dan fire hydrant untuk eksternal.
Gambar.5.14..pemadam kebakaran fire extinguisher Sumber.konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
6. System Penangkal Petir
System penanagkal petir yang digunakan adalah system faraday
pada massa bangunan. Sedangkan untuk tower/antenna komunikasi
menggunakan system franklin.
V.7. KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN
1. Pondasi/Sub Struktur
Pondasi stau sub struktur yang digunakan adalah pondasi sumuran dan
foot plat
2. Struktur Badan Bangunan / Super Struktur
Struktur badan bangunan yang digunakan adalah strutur rangka batang.
Gambar.5.16.pondasi footplat Sumber.konstruksi pribadi
Gambar 5.17 Struktur rangka batang pada bangunan Sumber : konstruksi pribadi.
Gambar.5.15.sistem penangkal petir faraday Sumber.konstruksi pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
0. 00
+4. 00
+8. 00
+12. 00
Lob by
0. 00
+4. 00
+8. 00
+12. 00
Lob by
Lob by
Lob by
Pi st on
S el asar
S el asar
S el asar
S el asar
K ud a2 Ba ja R i ngan
U N P. 15 0.7 ,5 .6 ,5. 10
2L . 50 .50 .4
2 L .4 0. 40. 3
2L . 60 .60 .5
R i ng 20x30
Pl at Bi hul 8 mm
N ok
N ok
R i ng 1 5/20
D ak B eton
Ko lo m 5 0x50
R in g 15/ 15
Pl af ond
Pl at L ant ai
D in di ng 1/ 2 Bata
Co re
Pon das i S umuran
Foo t P lat
Jend el a Kaca
S lo of 4 0x60
+4. 00
+8. 00
+12. 00
+19. 50
+27. 00
0. 00
P ISTON
R . MESI NLIFT
R . MESI NLIFT
0 .0 0
R g. Pe layanan
+4 .0 0
R g. Pe layanan
+8 .0 0
R g. Pe layanan
+1 2 .0 0
R g. Pe layanan
0. 0 0
+4 . 00
+8 . 00
+1 2 . 00
0 . 00
+4 . 00
+8 . 00
+1 2 .0 0
M ushol a
M ushol a
M ushol a
R g. Ko leksiB er kala Anak
0 . 00
+4 .0 0
+8 .0 0
+1 2 .0 0
R g. Kol eksi Anak
AU DI TOR IU M
R g. Kol eksi Um um
R g. Kol eksi Umum
Lobb y
Lobb y
Lobb y
AUD IT OR IUM
HA LL
HA LL
HA LL
HA LL
Kuda2 Baj a Ri ngan
G or ding
U NP .150 .7, 5.6 ,5.10
2L . 50. 50.4
2L . 40. 40.3
2L . 60. 60.5
R in g 20x30
P lat B ihu l 8 mm
N ok
Ri ng 15/20
D ak Beton
K olom 50x50
R in g 15/ 15
P la fond
P lat La ntai
D i ndin g 1/ 2 Bat a
C ore
P ondasi S umur an
F oot Pl at
Jend ela Kaca
Sl oof 40x60
Str ek stang Be si o\ 10
+4 .0 0
+8 .0 0
+1 2 .0 0
+1 6 .0 0
+1 9 .5 0
+2 7 .0 0
0 .0 0
3. Struktur Atap/Upper Struktur
Struktur atap atau struktur yang digunakan adalah struktur atap rangka
baja dengan memanfaatkan bagian atasnya sebagai sarana penerimaan
pencahayaan dan penghawaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
INTERIOR RUANG PENERIMA/RESEPTIONIST DI BAGUNAN UTAMA
INTERIOR RUANG INTERNET DI BANGUNAN UTAMA
INTERIOR RUANG PAMERAN DI BANGUNAN UTAMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
top related