perilaku antipredator pada cicak
Post on 07-Dec-2015
554 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam
Hafidz Fadilloh1206103010063
AbstrakPenelitian ini berjudul “Perilaku Antipredator Cicak (Hemidactylus Frenatus) di Kos-Kosan Wilayah Sektor Timur, Darussalam” dilaksanakan pada 31 Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respon yang diperlihatkan oleh cicak (Hemidactylus frenatus) sebagai perilaku antipredator dan melindungi dirinya. Ada enam bentuk gangguan dan respon dari cicak dikategorikan menjadi empat skala yang berbeda. Dari hasil pemberian gangguan didapat bahwa cicak pada kawasan tersebut memiliki sifat antipredator dengat tingkat sedang sehingga dapat ditarik hipotesis bahwa cicak yang berada di kawasan tinggal manusia sudah berkurang tingkat kewaspadaannya. Adapun bentuk respon yang paling ekstrim adalah dengan melepaskan ekornya (autotomi) kemudian cicak tersebut melarikan diri ke atas plaffon.Kata kunci: Cicak, antipredator, gangguan, respon.
PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) salah satunya adalah fauna
(dunia hewan), hewan merupakan salah satu objek penelitian para ilmuan karena hewan
mempunyai organ - organ yang unik untuk diteliti. Setiap organisme mempunyai cara -
cara tertentu menghindarkan diri dari serangan luar atau dari musuhnya. Dalam
penelitian ini saya mencoba untuk meneliti perilaku antipredator hewan Cicak yang
berada di sekitar (Hemidactylus frenatus).
Beberapa anggota Lacertilia mempunyai cara perlindungan diri dengan autotomi
ekor, yaitu putusnya ekor pada tempat-tempat tertentu disepanjang ekor yang disebut
dengan dataran autotomi. Autotomi ekor terjadi apabila hewan dikejar atau ekornya
ditangkap (Young, 1989). Ekor merupakan organ yang sangat menarik untuk diteliti
karena beberapa anggota Lacertilia mempunyai kemampuan autotomi ekor yang
selanjutnya diikuti oleh regenerasi.
Cicak (Hemidactylus frenatus) merupakan salah satu anggota Lacertilia yang
mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi ekor sehingga sangat menarik untuk
diteliti. Setelah peristiwa autotomi ekor akan terjadi proses regenerasi sehingga tumbuh
ekor baru yang bentuk dan ukurannya hampir sama dengan ekor semula. Perbedaan ekor
asli dengan hasil regenerasi terutama terletak pada struktur vertebrata dan medulla
spinalis (Balinsky, 1982).
Kucing merupakan salah satu hewan karnovira yang memiliki sifat berburu
cukup tinggi. Keinginan kucing untuk menangkap mangsanya merupakan naluri yang
dimilikinya sejak dia dilahirkan di dunia ini. Salah satunya kucing yang suka memangsa
cicak, cicak merupakan salah satu hewan yang dijadikan hewan buruan untuk kucing.
Beberapa alasan kenapa kucing memangsa cicak, yaituc icak merupakan hewan yang
sering ditemui dimanapun. Apa lagi diperumahan, pasti di setiap rumah ada cicak yang
menempel di dindingnya. Sehingga dengan banyaknya keberadaan cicak ini membuat
kucing suka menangkap cicak dan kemudian dimakannya.
Selain itu cicak merupakan hewan yang tidak berbahaya bagi kucing. Cicak
merupakan hewan yang tidak beracun jika melakukan serangan yang mengarah ke
kucing kamu. Yang bisa dilakukan hanyalah mengalihkan perhatian kucing dengan
memutuskan ekornya saja, dan jika kucing teralihkan perhatiannya maka si cicak
berusaha untuk melarikan diri.
Selain untuk dimakan, kucing juga menangkap cicak untuk dijadikan sebagai
mainan dia. Tidak semua kucing menangkap cicak untuk dimakan, malahan kebanyakan
kucing yang menangkap cicak ini sengaja untuk dimainkan, dan begitu cicak ini sudah
mati akan ditinggalkan oleh kucing. Karena kucing merupakan salah satu hewan yang
suka bermain, oleh karena itu jangan bingung jika kucing tidak memakan hasil
buruannya.
Ekor yang mengalami regenerasi tidak disokong oleh deretan vertebra seperti
halnya ekor asli, oleh bangunan berbentuk pipa memanjang tersusun atas tulang rawan.
Pada ekor yang regenerasi medulla spinalistidak sempurna karena hanya tersusun atas
sel - sel epindima sel - sel glia dan serabut - serabut syaraf tanpa badan sel syaraf.
Lapisan epindema merupakan deretan sel - sel ependima yang melapisi canalis centralis
medulla spinalis (Simpson, 1970).
Proses autotomi terjadi secara spontan dan pada ekor yang putus tidak terlihat
adanya bekas kerusakan, walaupun ekor sebenarnya tersusun atas jaringan-jaringan yang
tidak sama konsistensinya. Putusnya ekor terjadi pada tempat-tempat tertentu yang
disebut dataran autotomi yaitu dataran retakan yang terletak melintang pada ekor. Bila
putusnya ekor terjadi bukan pada dataran autotomi, maka regenerasi akan terhambat
bahkan regenerasi akan berhenti sama sekali (Bustard, 1998; Pratt, 1946).
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan di kos-kosan mahasiswa di Jln. Tunjong E19 Sektor Timur,
Darussalam pada tanggal 31 Mei 2015 pukul 21.00 WIB.
Alat dan Bahan
Percobaan ini dilakukan dengan memberi tingkat gangguan yang berbeda dan
menggunakan alat berupa sapu rumah, kamera digital merk Casio Exilim 16.1 MP.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan tidak memerlukan bahan khusus, hanya
memanfaatkan dinding kos yang strategis dengan lampu yang sering didekati oleh
Cicak.
Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan memberikan gangguan bertingkat. Percobaan ini dilakukan dengan memberikan
beberapa tingkatan gangguan terhadap Cicak yang berada di dinding. Adapun gangguan
yang diberikan dilampirkan di dalam tabel berikut:
Adapun respon yang cari dengan menggunakan rumus:
Sehingga dapat dikategorikan menjadi:
a. Respon rendah : 0,1-0,3
Respon : skor yang diperolehskor maksimal
Tabel 1. Jenis gangguan dan respon yang ditunjukkan oleh Cicak
No Jenis gangguanRespon yang ditunjukkan
1 2 3 4
1. Berjalan
3. Bersuara keras
4. Mendekati dinding dan bersuara keras
5. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 3 m
6. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 1 m
Keterangan :1. Observasi 2. Berpindah tempat3. Lari dan bersembunyi4. Autotomi
b. Respon sedang : 0,4-0,6c. Respon kompleks : 0,7-1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar cicak observasi (dokumentasi pribadi) Gambar cicak yang bersembunyi (dikumentasi
pribadi)
Gambar gerakan berpindah yang dilakukan oleh cicak (dokumentasi pribadi)
Posisi awal
Posisi setelah berpindah
Gambar pemberian salah satu gangguan Gambar pemberian gangguan dengan menjepit
Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi
Gambar cicak yang melepaskan ekor
Cicak merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal). Pada malam
hari Cicak akan melakukan aktivitas makan dan reproduksi pada malam hari. Hal ini
dikarenakan pada malam hari lebih banyak serangga yang aktif sehingga jumlah
makanannya melimpah pada malam hari, meskipun begitu cicak juga terlihat pada siang
hari namun dalam jumlah yang sedikit. Di alam cicak memiliki tempat-tempat yang
teduh untuk hidup, hal ini juga untuk melindungi dirinya dari predator seperti burung. Di
pemukiman yang dihuni oleh manusia, cicak umumnya menempat atap rumah dan
celah-celah lainnya yang ada di dalam rumah.
Aktivitas hidup cicak yang hidup di pemukiman lebih sering terlihat di dinding
rumah yang dekat dengan lampu. Hal ini dikarenakan banyak serangga nokturnal yang
tertarik oleh cahaya lampu dan mengerubungi lampu rumah. Cicak sebagai predator
serangga nocturnal akan bergerak secara perlahan hingga mengejar serangga yang
hinggap di dinding untuk dijadikan mangsa. Oleh sebab itu keberadaannya bagi manusia
adalah sebagai pengontrol keberadaan serangga yang bahkan membawa efek negative
bagi manusia, seperti beberapa spesies nyamuk vector parasite berbahaya.
Namun, keberadaan cicak di dinding tidaklah selamanya menjamin keamanan
hidupnya, pada malam hari cicak memiliki musuh besar kucing, baik kucing rumah
maupun kucing liar. Kucing dapat memangsa cicak sebagai makanan selingannya atau
hanya bermain saja. Kucing merupakan hewan yang senang bermain, setelah
mendapatkan cicak kucing hanya memainkannya saja, setelah cicak tersebut mati maka
akan ditinggalkan begitu saja. Namun, cicak memiliki mekanisme pertahanan diri
dengan memutuskan ekornya (autotomi) sehingga bisa terlepas dari cengkraman kucing.
Perilaku antipredator ini menarik untuk diteliti, dengan memberikan gangguan
seperti yang terlampir pada bab 2, terlihat bahwa cicak menunjukkan respon sebagai
berikut:
Tabel 2. Jenis gangguan dan respon yang ditunjukkan oleh CicakRespon yang ditunjukkan
No Jenis gangguan 1 2 3 4
1. Berjalan √
3. Bersuara keras √
4. Mendekati dinding dan bersuara keras √ √
5. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 3 m √ √
6. Menggerak-gerakkan sapu dari jarak 1 m √ √ √7. Menjepit cicak √ √ √ √
Dari data yang ditunjukkan pada tabel menunjukkan bahwa respon yang
ditunjukkan bervariasi pada tiap gangguan. Respon maksimal terlihat pada saat proses
menangkap cicak dan menjepitnya, cicak tersebut menunjukkan semua reaksi yang
dikategorikan dalam penelitian ini. Setelah cicak berhasil disudutkan, cicak dijepit
menggunakan sandal. Setelah cicak meronta-ronta tidak bisa melepaskan diri, cicak
kemudian melepaskan diri dengan memutuskan ekornya dan merayap kembali ke
dinding dan bersembunyi di plafon.
Dengan menyubtitusikan ke dalam rumus maka diperoleh repon cicak di sekitar
kos-kosan:
Respon= skor yangdiperolehskor maksimal
¿ 1428
¿0.5 Sedang
Dengan demikian, perilaku antipredator untuk cicak yang berada di kos-kosan
tergolong dalam kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan karena cicak pada
wilayah ini sudah terbiasa akan kehadiran manusia dan keberadaan kucing di sekitar
kos-kosan tergolong jarang ditemui masuk ke halaman kos-kosan.
KESIMPULAN
Cicak merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal). Pada malam hari
Cicak akan melakukan aktivitas makan dan reproduksi pada malam hari. Hal ini
dikarenakan pada malam hari lebih banyak serangga yang aktif sehingga jumlah
makanannya melimpah pada malam hari. Aktivitas hidup cicak yang hidup di
pemukiman lebih sering terlihat di dinding rumah yang dekat dengan lampu. Hal ini
dikarenakan banyak serangga nokturnal yang tertarik oleh cahaya lampu dan
mengerubungi lampu rumah
Cicak memiliki musuh besar kucing, baik kucing rumah maupun kucing liar.
Kucing dapat memangsa cicak sebagai makanan selingannya atau hanya bermain saja.
Kucing merupakan hewan yang senang bermain, setelah mendapatkan cicak kucing
hanya memainkannya saja, setelah cicak tersebut mati maka akan ditinggalkan begitu
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Balinsky, B. I. 1970. An Introduction to Embryology. 3Ed. W.B. Saunders Co. Philadelphia
Bustard, H. R. 1968. Temperatur Dependant Tail Autotomy Mekanism in Geckkonoid lizard. Herpetologica. Hal 127-130.
Campbell, Neil A., dkk. 2012. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Pratt, C.W.M. 1946. The Plane of Fracture of The Caudal Vertebrae of Certain Lacertilians. Journal of Anatomy. 80 : 184-188.
top related