perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan …...latar belakang : risiko terbesar yang dihadapi pelaku...
Post on 06-May-2019
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN OILTRAP
TERHADAP KADAR BOD DAN pH DI PT. ANTAM, Tbk UNIT
GEOMIN PONGKOR JAWA BARAT
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
SUSILOWATI
R.0208084
PROGRAM DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, ...........................
Nama...................................
NIM......................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Susilowati. R0208084, 2012. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan
Oiltrap terhadap Kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam, Tbk Unit
Geomin Pongkor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Latar Belakang : Risiko terbesar yang dihadapi pelaku bisnis pertambangan, tak
terkecuali PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor, adalah potensi ancaman
kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu ekosistem di sekitar lokasi
penambangan. Dalam proses eksplorasi, PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor
banyak menggunakan bahan bakar seperti solar, bahan kimia seperti polimer,
bentonil, grease dan air. Secara kasat mata bisa dilihat, secara tidak langsung
terjadi potensi pencemaran lingkungan dari limbah B3 di area kerja. Dari hasil uji
coba pertama hasil output limbah setelah diolah menggunakan oiltrap
menunjukkan bahwa penurunan yang signifikan terjadi pada parameter BOD dan
pH.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode Analisa Diskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian adalah Limbah Cair dari
kegiatan pengeboran dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengukuran langsung di tempat
penelitian. Sampel diambil dari lima titik yaitu empat titik pada masing-masing
pojokan bak sump dan satu titik tengah bak sump. Teknik pengolahan dan analisa
data dilakukan dengan uji statistik paired t-test menggunakan program SPSS.
Hasil : Hasil uji statistik Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan Oiltrap
terhadap Kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam, Tbk Unit Geomin
Pongkor Jawa Barat menunjukkan hasil sangat signifikan yaitu nilai perhitungan
BOD menunjukkan P = 0,000 dan nilai perhitungan pH menunjukkan P = 0,000
dimana (p < 0,01). Hipotesis Diterima.
Kesimpulan : Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan adanya Perbedaan
Sebelum dan Sesudah Penggunaan Oiltrap terhadap Kadar BOD dan pH pada
Limbah Cair di PT. Antam, Tbk Unit Geomin Pongkor Jawa Barat.
Kata Kunci : Limbah, Oiltrap, BOD, pH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Susilowati. R0208084, 2012. Differences Before and After Use Oiltrap of BOD
and pH levels in the wastewater in the PT. Antam Tbk Unit Geomin Pongkor
West Java. Thesis. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.
Background: The biggest risk facing the mining business, not least the PT.
Antam Tbk Pongkor Geomin unit, is the potential threat of environmental damage
that could disrupt ecosystems around the mine site. In the process of exploration,
PT. Antam Tbk Geomin unit Pongkor much use as diesel fuel, chemicals such as
polymers, bentonil, grease and water. Can be seen by naked eye, occurs indirectly
potential environmental pollution from waste B3 in the work area. From the
results of the first test results of waste output after being processed using oiltrap
showed that significant reductions occurred in the parameters of BOD and pH.
Methods: The study used a descriptive analysis method with quantitative
approach. Wastewater samples from the drilling activities using Simple Random
Sampling technique. Data collection techniques to perform direct measurements
in the study. Samples taken from five points is four points on each corner of the
tub sump and a sump tub midpoint. Processing techniques and data analysis
conducted by the statistical test paired t-test using SPSS program.
Results: The results of statistical tests Differences Before and After Use Oiltrap
of BOD and pH levels in wastewater at PT. Antam Tbk Unit Geomin Pongkor
West Java showed very significant results of the calculation of BOD value
indicates P = 0.000 and the pH value calculations which show P = 0.000 (p <
0.01). Hypothesis Received.
Conclusion: From the test results we can conclude the difference before and after
use Oiltrap of BOD and pH levels in the wastewater in the PT. Antam Tbk Unit
Geomin Pongkor West Java.
Keywords: Wastewater, Oiltrap, BOD, pH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’aalamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas
rahmat, karunia serta segala kemudahan yang dilimpahkan-Nya sehingga
Penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian ini tidak akan berhasil bila tidak ada
campur tangan dari berbagai pihak dengan memberikan ide, kritikan dan saran.
Oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra, M.Si. selaku Kepala Program Studi Diploma IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan banyak dukungan terhadap kegiatan
Penelitian.
3. Ibu Sri Hartati Hadinoto, dra., Apth. SU selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah membimbing dan tak kenal lelah membantu menyelesaikan penelitian
ini dengan segala ketelatenan dan kesabaran. Hingga pada akhirnya penelitian
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
4. Bapak Sigit Fajar Suryanto, S.ST selaku Dosen Pembimbing II, yang sama
halnya telah membimbing dan mengarahkan penelitian di sela-sela waktu
sibuk. Terimakasih telah bersedia membimbing dengan segala sikapnya yang
tidak pernah membuat peneliti merasa bimbang dan kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Bapak Sarsono, Drs., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji penelitian ini ditengah-tengah kesibukan beliau.
Terimakasih telah menyisihkan waktu bapak untuk menguji hasil penelitian
ini.
6. Seluruh Dosen, tenaga pengajar dan staf Program Studi Diploma IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, dukungan, dan kerjasama yang
baik kepada peneliti.
7. Bapak Elwin Elbur, ST selaku Katua Tim Eksplorasi Emas Gunung Pongkor
unit Geomin telah berkenan menerima, memberikan waktu dan kesempatan
kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Fajar Karuniawan dan Taufik Akbar selaku pembimbing dalam
penelitian ini yang telah setia membimbing dan mendampingi penulis dalam
pengambilan data penelitian.
9. Bundaku tercinta, yang selalu memberiku dukungan setiap waktu, yang tak
pernah luput menyebut nama saya dalam setiap doa’nya, terimakasih pada
wanita yang menyimpan tegas dimatanya dan lembut dihatinya, yang tak
pernah henti mendukung dan mendoakan saya. Terimakasih Bunda.
Bapakku tercinta, seorang pendidik yang selalu mengajarkan saya tidak lewat kata
namun lewat apa yang tertangkap oleh mata melalui teladan yang luarbiasa,
terimakasih untuk doa’, dukungan dan inspirasi tiada henti yang bapak berikan
selama ini. Terimakasih Bapak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 27
C. Hipotesis ...................................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 29
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 29
C. Populasi Penelitian ..................................................................... 29
D. Tehnik Sampling ......................................................................... 30
E. Sampel Penelitian ........................................................................ 30
F. Desain Penelitian ......................................................................... 31
G. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... 31
H. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 32
I. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
J. Cara Kerja Penelitian .................................................................. 34
K. Tehnik Analisa Data .................................................................... 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 36
A. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 36
B. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 38
C. Hasil Pengukuran Kadar BOD .................................................... 39
D. Hasil Pengukuran Kadar pH ........................................................ 40
E. Uji Perbedaan .............................................................................. 42
BAB V. PEMBAHASAN .............................................................................. 45
A. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 45
B. Analisis Data dengan Uji Statistik .............................................. 47
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49
A. Simpulan ..................................................................................... 49
B. Saran ........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair .......................................................................... 24
Tabel 2. Hasil Pengukuran BOD sebelum melalui Oiltrap ................................... 39
Tabel 3. Hasil Pengukuran BOD sesudah melaui Oiltrap .................................... 40
Tabel 4. Hasil Pengukuran pH sebelum melalui Oiltrap ....................................... 40
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH sesudah melalui Oiltrap ........................................ 41
Tabel 6. Tabel Kerja Persentase Penurunan BOD ................................................. 42
Tabel 7. Hasil Perhitungan BOD dengan Program SPSS ...................................... 43
Tabel 8. Tabel Kerja Persentase Penurunan BOD ................................................. 43
Tabel 9. Hasil Perhitungan BOD dengan Program SPSS ...................................... 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 27
Gambar 2. Skema Desain Penelitian ...................................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 2. Laporan Data Hasil Pengukuran Laboratorium
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4. Perhitungan SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencemaran lingkungan akibat limbah industri pada tahun-
tahun terakhir ini muncul ketengah-tengah masyarakat dengan sangat
efektif terlihat dari pemberitaan media massa unjuk rasa maupun
laporan-laporan masyarakat kepada lembaga-lembaga pemerintah.
Bahkan diantaranya disertai tuntutan ganti rugi terhadap pengusaha
industri yang diduga telah mencemarkan lingkungan. Limbah
mencemarkan sungai-sungai, membuat udara pengap, menimbulkan
kebisingan dan mencemarkan debu-debu serta sangat mengganggu bagi
ketentraman masyarakat (Ginting, 2010).
Untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran akibat
limbah industri pemerintah membuat konsep pembangunan industri
yang berwawasan lingkungan yang bermakna pembangunan
berkelanjutan yaitu suatu kegiatan pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan generasi yang akan datang maupun kebutuhan generasi
sekarang. Salah satu aspek dari pembangunan industri yang
berwawasan lingkungan adalah aspek pencemaran (Ginting, 2010).
Untuk dapat hidup dalam pembangunan berkelanjutan apabila
pembangunan industri berada dalam kondisi industri yang berwawasan
lingkungan yaitu industri berusaha memelihara kestabilan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
melestarikan ekosistemnya. Tindakan yang diperlukan untuk
melestarikan ekosistem industri adalah mencegah pencemaran,
mengurangi emisi-emisi, menggunakan sumber daya biologi
terpulihkan secara berkelanjutan dan mempertahankan keterpaduan
ekosistem satu dengan ekosistem lainnya (Walhi dalam Ginting, 2010).
Bila ditinjau dari aspek pencemaran maka kehadiran teknologi
pengolahan limbah mempunyai peranan yang amat penting. Dengan
teknologi pengolahan limbah maka pencemaran dapat ditekan
seminimum mungkin. Untuk memilih proses yang sesuai diperlukan
pengetahuan tentang limbah seperti karakteristik limbah dan sumber-
sumber limbah. Karakteristik limbah ditandai dengan jenis parameter
limbah atau semakin tinggi konsentrasi limbah semakin diperlukan
teknologi yang lebih baik. Teknologi canggih sering membutuhkan
biaya mahal baik pada infestasi maupun pada biaya operasional. Karena
itu pilihan teknologi bukan hanya berdasarkan kecanggihan tapi
kemampuannya mengolah limbah mencapai baku mutu (Ginting, 2010).
Risiko terbesar yang dihadapi pelaku bisnis pertambangan, tak
terkecuali PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor, adalah potensi
ancaman kerusakan lingkungan yang bisa mengganggu ekosistem di
sekitar lokasi penambangan. Kenyataan ini harus disadari perusahaan
sehingga harus ada upaya agar operasional penambangan di seluruh unit
bisnis PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor dijalankan sesuai praktik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
penambangan yang baik dan sejalan peraturan yang berlaku, baik sejak
perencanaan maupun setelah selesai/pascatambang.
Dalam proses eksplorasi, PT. Antam, Tbk unit Geomin
Pongkor banyak menggunakan bahan bakar seperti solar, bahan kimia
seperti polimer, bentonil, grease dan air. Bahan bakar, bahan kimia dan
air ini digunakan pada proses pengeboran. Secara kasat mata bisa
dilihat, secara tidak langsung terjadi potensi pencemaran lingkungan
dari limbah B3 di area kerja. Yang seharusnya jika bahan B3 tercampur
dengan air apabila akan dibuang harus sudah tidak terkontaminasi
dengan bahan-bahan B3.
Oleh karena itu apabila air buangan dari proses kegiatan
pengeboran ini dialirkan langsung ke lingkungan tanpa adanya
pengolahan terlebih dahulu, maka akan menurunkan kualitas
lingkungan dan merusak kehidupan yang ada di lingkungan tersebut.
Dari hasil uji coba pertama hasil output limbah setelah diolah
menggunakan oiltrap menunjukkan bahwa penurunan yang signifikan
terjadi pada parameter BOD dan pH, oleh karena itu peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan sebelum dan sesudah
pengolahan limbah dengan menggunakan oiltrap tersebut terhadap
kedua parameter tersebut.
Dari pengukuran sebelumnya diketahui bahwa kadar BOD dan
pH sebelum diolah dengan Oiltrap pada limbah cair di PT. Antam, Tbk
Unit Geomin sebelumnya didapatkan hasil kadar BOD sebesar 1570
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mg/L dan kadar pH sebesar 8,9 mg/L. Kualitas tersebut bila
dibandingkan dengan baku mutu yang disyaratkan maka masih terlalu
tinggi atau belum memenuhi standart baku mutu lingkungan.
Berdasarkan permasalahan tersebut sudah dilakukan suatu usaha untuk
menurunkan parameter pencemar dengan pengolahan secara fisik
dengan menggunakan Oiltrap. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
lebih lanjut dan memantau dua parameter air limbah yaitu kadar BOD
dan pH setelah limbah diolah menggunakan teknologi Oiltrap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
“Apakah ada Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penggunaan
Oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada Limbah Cair di PT. Antam,
Unit Geomin Pongkor?“.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya perbedaan sebelum dan sesudah
penggunaan Oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair di
PT. Antam, Unit Geomin Pongkor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis :
Diharapkan sebagai pembuktian teori bahwa metode pengunaan
Oiltrap berpengaruh terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair.
2. Aplikatif :
a. Bagi Pendidikan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan data
dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka guna
pengembangan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan (K3L).
b. Bagi Penulis :
Dapat meningkatkan pengetahuan dan sarana pengembangan teori
yang telah didapat dalam perkuliahan sehingga diperoleh
pengalaman langsung khususnya mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) yang ditulis dalam bentuk
tulisan ilmiah.
c. Bagi Tenaga Kerja :
Diharapkan tenaga kerja dapat terhindar dari pengaruh buruk
lingkungan akibat limbah cair yang tidak dikelola dengan baik.
d. Bagi Pihak Perusahaan :
Diharapkan dapat sebagai saran bagi pihak perusahaan agar dapat
lebih meningkatkan upaya pengelolaan limbahnya supaya limbah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
yang dibuang ke lingkungan tidak memberikan dampak buruk
bagi lingkungan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pencemaran
Berdasarkan UU Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.
Air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari
keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada
faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air.
Ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar tidak ditentukan oleh
kemurnian air (Siregar, 2005).
2. Oiltrap
Oiltrap adalah sebuah media pengolahan limbah cair yang
menggunakan sistem filtrasi dan koagulasi yaitu penyaringan dan
pengendapan dengan hasil akhir limbah minyak dan air yang terpisah
dengan kadar polutan lebih rendah sehingga tidak melebihi baku
mutu limbah yang disyaratkan (Fahruddin, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Secara garis besar Oiltrap bertujuan untuk memisahkan limbah
air dengan minyak. Tehnik pengolahan limbah menggunakan Oiltrap
adalah tehnik pemisahan limbah yang berupa air dengan minyak
sehingga minyak yang ada bisa terkumpul sendiri kemudian dapat
digunakan kembali.
Oiltrap adalah media pengolahan yang terdiri dari beberapa
sekat, sekat pertama adalah air limbah yang langsung dari sisa hasil
proses, sedangkan sekat kedua adalah proses filtrasi antara minyak
dengan air dipisahkan, sedangkan sekat ketiga adalah proses
koagulasi dengan penggunaan tawas sebagai koagulannya sebagai
proses akhir dari pengolahan limbah cair yang ada.
3. Lingkungan
Menurut Ananichev dalam Notohadipawiro (2006),
Lingkungan mencakup segala hal sekeliling kita, yang kita terkait
kepadanya secara langsung atau tidak langsung, yang hidup dan
kegiatan kita berhubungan dengannya dan bergantung padanya.
Dapat juga dikatakan bahwa lingkungan adalah keseluruhan faktor,
kakas (force) atau keadaan yang mempengaruhi serta berperan atas
hidup dan kehidupan kita. Boleh juga disebutkan, lingkungan adalah
segala gatra ekologi ditinjau dari segi manusia.
Persoalan lingkungan terutama ditimbulkan oleh permukiman
manusia dan industri. Secara potensial kedua macam kegiatan itu
merupakan sumber dampak berat atas lingkungan karena:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Manipulasi lingkungan sehingga menjauhi keadaan semula
tanpa memberikan kompensasi yang sepadan.
b. Banyak menggunakan dan menghasilkan zat atau bahan
yang asing bagi lingkungan pada umumnya.
c. Limbah yang dihasilkan banyak yang tidak terdaur-
ulangkan.
d. Intensitas kegiatan per satuan tempat dan/atau waktu tinggi.
Faktor-faktor dampak ini saling berkaitan erat. Memakai dan
membajak atau bahan yang asing bagi lingkungan menghasilkan
limbah yang asing pula. Karena intensitas kegiatan tinggi maka
laju penghasilan limbah menjadi tinggi pula. Mengingat ini
semua maka persoalan dampak atas lingkungan dapat dikembalikan
ke persoalan limbah (Notohadipawiro, 2006).
4. Limbah
Berdasarkan UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan
lingkungan hidup mendefinisikan limbah sebagai sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan. Pengertian lain menyebutkan bahwa limbah
adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif
terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik, limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik. Sedangkan sesuai UU RI No. 32 Tahun 2009
tersebut didefinisikan pula bahwa yang dimaksud dengan limbah
bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut limbah B3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
a. Air Limbah
1) Definisi Air Limbah
Air limbah juga dikenal sebagai sewage, mula-mula
dari limbah rumah tangga, manusia dan binatang, tapi
kemudian berkembang selain dari sumber-sumber tersebut
juga air limbah berasal dari kegiatan industri, run off dan
infiltrasi air bawah tanah. Air limbah pada dasarnya 99,94
% berasal dari sisa kegiatan sedang 0,06 % berasal dari
material terlarut oleh proses alam. (Shundar, 2001).
2) Karakteristik Air Limbah
Menurut Donald W. Sundstromd dalam Mukimin
(2006), untuk mengetahui lebih luas tentang air limbah,
maka perlu kiranya diketahui juga secara detail mengenai
kandungan yang ada didalam air limbah juga
karakteristiknya. Setelah diadakan analisis ternyata air
limbah mempunyai karakteristik yang dapat dibedakan
menjadi tiga bagian besar diantaranya karakteristik fisika,
karakteristik kimia, karakteristik biologis
a) Karakteristik Fisika
Karakter fisika ini terdiri dari beberapa parameter,
diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(1) Total Solid ( TS )
Merupakan padatan didalam air yang terdiri dari
bahan organik maupun anorganik yang larut,
mengendap, atau tersuspensi dalam air (Siregar,
2005).
(2) Total Suspende Solid ( TSS )
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur
yang ada didalam air limbah setelah mengalami
penyaringan dengan membran berukuran 0,45
mikron (Siregar, 2005).
(3) Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi
seiring dengan waktu dan meningkatnya kondisi
anaerob, warna limbah berubah dari abu-abu
menjadi kehitaman (Siregar, 2005).
(4) Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi,
baik yang bersifat organik maupun anorganik
(Siregar, 2005).
(5) Temperatur
Merupakan parameter yang penting dalam
pengoperasian unit pengolahan limbah karena
berpengaruh terhadap proses biologi dan fisika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(Siregar, 2005).
(6) Bau
Bau merupakan parameter yang subjektif.
Pengukuran bau tergantung pada sensitivitas indera
penciuman seseorang. Kehadiran bau-bauan yang
lain menunjukkan adanya komponen-komponen
lain di dalam air. Misalnya, bau seperti bau telur
busuk menunjukkan adanya hidrogen sulfida yang
dihasilkan oleh permukaan zat-zat organik dalam
kondisi anaerobik (Siregar, 2005).
b) Karakteristik Kimia
(1) Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm (part
per million) atau miligram/liter (mg/l) yang
diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh
bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih
kembali (Sugiharto, 2008).
(2) Chemical Oxygen Demand (COD)
Adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan dalam
kondisi khusus untuk menguraikan benda organik
secara kimiawi. COD dinyatakan dalam ppm (part
per million) atau ml /liter (Sugiharto, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(3) Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah banyaknya oksigen yang terkandung di
dalam air dan diukur dalam satuan miligram per
liter. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan
sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang.
Semakin besar oksigen yang terlarut, maka
menunjukkan derajat pengotoran yang relatif kecil
(Sugiharto, 2008).
(4) Derajat keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman dari suatu zat, pH
dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air.
Bila terlalu rendah atau terlalu tingggi dapat
mematikan kehidupan mikroorganisme. pH normal
untuk kehidupan air adalah 6,0 – 8,0. Sebagian
besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH
dan menyukai pH sekitar 7,0 – 8,5. Nilai pH sangat
mempengaruhi proses biokimiawi perairan,
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH
rendah. Toksisitas logam memperlihatkan
peningkatan pada pH rendah (Novotny dan Olem
dalam Effendi, 2011).
(5) Ammonia (NH3)
Ammonia adalah penyebat iritasi dan korosi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan
mengganggu proses desinfeksi dengan chlor
(Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan
dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau
ammonia, tergantung pada pH larutan.
(6) Sulfida
Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge
digester dan dapat mengganggu proses pengolahan
limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi
200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa
dan dapat merusak mesin (Soemirat, 1994).
(7) Fenol
Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis
menimbulkan gejala gasterointestinal, sulit
menelan dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan
hati, serta dapat menimbulkan kematian (Soemirat,
1994).
(8) Logam Berat
Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat
bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran
dan pengolahan limbah yang mengandung logam
berat (Soemirat, 1994).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Katakteristik Biologis
Mikroorganisme ditemukan ada dalam jenis yang
sangat bervariasi hampir dalam semua bentuk air
limbah, biasanya dengan konsentrasi 105
- 108
organisme/ml. Kebanyakan merupakan sel tunggal
yang bebas ataupun berkelompok dan mampu
melakukan proses-proses kehidupan (Siregar, 2005).
Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah
merupakan kunci efisiensi proses biologis. Bakteri juga
berperan penting untuk mengevaluasi kualitas air
(Siregar, 2005).
3) Komponen Primer Air Limbah
Elemen biologis dalam sistem perairan berkaitan erat
dengan komponen-komponen kimia. Pengetahuan mengenai
komponen primer sangat penting untuk menganalisis elemen
biologis dan menganalisis efek dari perubahan kualitas air
(Siregar, 2005).
Komponen-komponen kimia dalam perairan dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang disebut zat-zat
organik yang terdiri atas senyawa-senyawa organik alam dan
senyawa-senyawa organik sintetis, bahan-bahan anorganik,
dan gas. Komponen dasar dari senyawa-senyawa organik
adalah karbon, hidrogen, oksigen, organik adalah protein,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
karbohidrat, dan lipida. Protein merupakan bahan dasar dari
sel-sel binatang, yakni sekitar 40-60%. Karakteristik yang
diketahui dari protein adalah kandungan nitrogen di
dalamnya. Karbohidrat merupakan bahan penyusun utama
dalam sel tumbuhan dan meliputi selulosa, serat kayu, gula,
dan tepung. Lipida tidak terlarut dalam air dan meliputi
lemak, minyak, dan waxes (lilin). Saat ini, diproduksi berjuta-
juta senyawa organik sintetis. Sebagian besar diantaranya
ditemui dalam air alam dan keberadaannya harus
diperhatikan karena kebanyakan senyawa organik sintetis
bersifat racun dan berbahaya (Mukimin, 2006).
Zat-zat organik terdapat di dalam air dalam kadar yang
rendah dan hanya sebagian kecil dari seluruh jumlah padatan
yang ada. Keberadaan senyawa organik di dalam air akan
menimbulkan berbagai masalah, antara lain masalah rasa dan
bau. Keberadaan senyawa organik juga menyebabkan air
memerlukan proses pengolahan air bersih yang lebih
kompleks, menurunkan kandungan oksigen, serta
menyebabkan terbentuknya substansi-substansi beracun
(Mukimin, 2006).
4) Dampak Limbah Cair
Menurut Ginting (2010), Limbah cair mengakibatkan
badan penerima menjadi kotor dan senyawa-senyawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pencemar yang terkandung membahayakan terhadap
lingkungan. Disamping itu perubahan air menjadi kotor
perubahan air dilapisi bahan-bahan berminyak atau bahan
padatan lain yang menyebabkan terjadinya penutupan
permukaan air. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam
limbah bila melebihi kadar yang ditentukan menyebabkan air
tidak dapat dipergunakan untuk keperluan sebagaimana
mestinya.
Air tercemar bila salah satu atau lebih kondisi berikut
ini terpenuhi yaitu:
a) Mengakibatkan naik turunnya keasaman air.
b) Akan terjadi perubahan sifat fisika air misalnya
perubahan warna, air menjadi keruh, berbau, dan
perubahan suhu air.
c) Permukaan air tertutup oleh lapisan terapung, berupa
minyak, lemak dan bahan padat lainnya.
d) Peningkatan kandungan bahan-bahan organik maupun
dan anorganik dalam air.
e) Meningkatkan zat-zat tersuspensi dalam air.
Menurut Ginting (2010), Terjadinya perubahan sifat-
sifat dan kimia air disebabkan buangan/limbah dari industri
mengandung bahan-bahan beracun dan berbahaya antara lain:
merkuri, arsen, amoniak, barium, chromium, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Bahan-bahan ini ada yang terlarut mengendap maupun
tersuspensi. Dengan adanya senyawa-senyawa ini, melebihi
ambang batas yang ditetapkan menyebabkan berbagai akibat
antara lain:
a) Terganggunya kehidupan dalam air.
b) Cepat timbul karat pada permukaan yang kontak
langsung dengan air.
c) Penurunan daya guna air dan lingkungannya.
d) Peningkatan pertumbuhan beberapa jenis tumbuhan air.
e) Terganggunya penggunaan air sebagai air minum, air
cuci, air untuk pertanian, air untuk perikanan, air untuk
industri.
5) Faktor-Faktor yang mempengaruhi kadar BOD dan pH di
Lokasi pengeboran di PT. Antam, Tbk Unit Geomin Pongkor.
a) Faktor Exsternal:
(1) Terkendali : Air kencing dan air liur babi hutan
Lumpur merupakan faktor yang
dapat dikendalikan dengan
dibuatnya pagar dipinggiran bak
penampung limbah dan disekitar
oiltrap agar babi hutan tidak dapat
masuk ke area sekitar pengolahan
air limbah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(2) Tidak terkendali : Air hujan
Air hujan merupakan faktor yang
tidak dapat di kendalikan
mengingat hal tersebut merupakan
kondisi lingkungan yang tidak
dapat kita atur kapan datangnya.
b) Faktor Internal:
(1) Terkendali : Lumpur
Lumpur merupakan faktor yang
dapat dikendalikan dengan cara
perluasan bak samp maupun
memperdalam sekat pada oiltrap.
(2) Tidak terkendali : Debit limbah
Debit limbah merupakan faktor
yang tidak dapat dikendalikan
mengingat jumlah air yang
dibutuhkan dalam proses produksi
dan berbagai macam kegiatan
selama pengeboran yang tidak
dapat dipastikan jumlahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Baku Mutu Lingkungan
a. Pengertian Baku Mutu Lingkungan
Menurut Tripurwanto (2000), Semua kegiatan ataupun
aktifitas manusia baik itu yang berhubungan dengan dunia
industri, pekembangan penduduk, kemajuan teknologi maupun
kegiatan ekonomi hampir bisa dipastikan akan menghasilkan
limbah. Keadaan ini lambat laun akan menyebabkan penumpukan
limbah yang berakibat munculnya dampak negatif bagi
kehidupan. Oleh karenanya dibutuhkan standar tertentu untuk
mengeliminir jumlah buangan limbah terhadap lingkungan, yang
kemudian dikenal dengan istilah Baku Mutu Lingkungan (BML).
UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan
hidup mendefinisikan baku mutu lingkungan sebagai ukuran batas
atau kadar mahluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada
atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup. Dengan kata lain, baku mutu lingkungan
adalah ambang batas atau batas kadar maksimum suatu zat atau
komponen yang diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
Baku mutu lingkungan mencakup baku mutu limbah padat,
baku mutu air laut, baku mutu udara emisi, baku mutu limbah cair
dan baku mutu air pada sumber air (Mukimin, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Baku Mutu Air pada Sumber Air
Baku mutu air pada sumber air, yaitu batas kadar yang
diperbolehkan untuk suatu zat atau bahan pencemar terdapat di
dalam air tetapi air tetap dapat digunakan sesuai dengan
kriterianya. Menurut kegunaannya, air pada sumber air dibedakan
menjadi empat golongan, yaitu golongan A, B, C dan D. Air
golongan A adalah air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa harus diolah terlebih dahulu. Air golongan
B adalah air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Air golongan C
adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan. Air golongan D adalah air yang dapat digunakan
untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha
perkotaan, industri dan tenaga listrik (Mukimin, 2006).
c. Baku Mutu Limbah Cair
Baku mutu limbah cair adalah batas yang diperbolehkan
bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber
pencemaran ke badan air sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu air. Peraturan perundangan dan
ketentuan lain tentang lingkungan hidup untuk penetapan baku
mutu lingkungan tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 51/MENLH/10/95. Untuk baku mutu emisi sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tidak bergerak tertuang dalam Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 13/MENLH/3/1995 (Mukimin, 2006).
d. Fungsi Baku Mutu Lingkungan
Menurut Mukimin (2006), Adapun fungsi dari Baku Mutu
Lingkungan diantaranya :
1) Indikator/ petunjuk yang menyatakan bahwa suatu
lingkungan tercemar.
2) Hubungan BML terhadap nilai ambang batas yakni batas
daya dukung, daya toleransi atau kemampuan lingkungan.
3) Lingkungan yang tercemar jika kondisi suatu lingkungan
telah melewati nilai ambang batas yang telah ditentukan.
4) Sebagai penilai bahwa lingkungan telah mengalami
pencemaran.
e. Sistem Baku Mutu Lingkungan
Menurut Mukimin (2006), Sistem Baku Mutu
Lingkungan (SBML) dipergunakan sebagai instrumen untuk
mengetahui apakah telah terjadi pencemaran dari suatu kegiatan
industri. SBML sendiri secara umum dibagi menjadi dua :
1) Effluent Standard, merupakan kadar maksimum limbah yang
diperbolehkan untuk dibuang ke suatu lingkungan.
2) Stream Standard, merupakan batas kadar untuk sumberdaya
tertentu, seperti sungai, danau, atau bendungan. Sedangkan
kadar yang ditetapkan disesuaikan dengan peruntukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
f. Baku Mutu berdasarkan Perundang-undangan.
1) Keputusan Menteri Negara Kependudukan Lingkungan
Hidup
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup dalam keputusannya No. KEP-03/MENKLH/II/1991
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku
mutu limbah cair dan baku mutu air laut sebagai berikut:
a) Baku mutu air pada sumber air, adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat
dalam air, namun tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
b) Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk
dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada
sumber air, sehingga sehingga tidak meyebabkan
dilampauinya baku mutu air.
c) Baku mutu air laut adalah batas atau kadar mahluk
hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau
harus ada dan zat atau bahan pencemar yang
ditenggang adanya dalam air laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Undang-undang RI No. 32 tahun 2009.
UU RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mendefinisikan Baku mutu
lingkungan sebagai berikut:
Baku mutu adalah ukuran batas atau kadar mahluk
hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan
hidup.
g. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Kep.51/MENLH/10/1995 dalam Tim Redaksi Nuansa Aulia
(2008), bahwa nilai Baku Mutu Limbah Cair bagi kawasan
industri untuk kadar BOD dan pH adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair
Parameter Kadar Maximum
Mg/L
Beban Pencemaran Maximum
(kg/hari/ha)
BOD 50 4,3
pH 6,0 – 9,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
6. Tujuan Pemantauan Kualitas Air
Effendi (2003), menyebutkan bahwa pada hakekatnya,
pemantauan kualitas air pada perairan umum memiliki tujuan sebagai
berikut :
a. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia
dan biologi.
b. Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu
sesuai dengan peruntukkannya, menurut Peraturan Pemerintah RI
No.22 tahun 1990.
c. Menilai kelayakan suatu sumber daya air untuk kepentingan
tertentu.
Sedangkan pemantauan kualitas air pada saluran pembuangan
limbah industri pada dasarnya memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui karakteristik kualitas limbah cair yang dihasilkan.
b. Membandingkan nilai kualitas limbah cair dengan baku mutu
kualitas limbah industri dan menentukan beban pencemaran
menurut Kep.No.51/MenLH/10/1995.
c. Menilai efektivitas instalasi pengolahan limbah industri yang
dioperasikan.
d. Memprediksi pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh limbah cair
tersebut terhadap komponen lingkungan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kep.No.51/MenLH/10/1995 pasal 6 mencantumkan beberapa
kewajiban yang harus dipenuhi oleh penanggungjawab kegiatan
industri, antara lain sebagai berikut :
a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair
yang dibuang ke dalam lingkungan tidak melampaui baku mutu
limbah cair yang telah ditetapkan.
b. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air sehingga
tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan.
c. Memasang alat ukur debit atau laju aliran limbah cair dan
melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut.
d. Tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk
mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran
pembuangan limbah cair.
e. Memeriksa kadar parameter baku mutu limbah cair sebagaimana
tersebut dalam lampiran keputusan, sekurang-kurangnya satu kali
dalam sebulan.
f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran
limpahan air hujan.
g. Melakukan pencatatan produksi bulanan.
h. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar
parameter baku mutu limbah cair dan produksi bulanan yang
sesungguhnya kepada Kepala BAPEDAL, Gubernur, instansi
teknis yang membidangi industri dan instansi lain yang dianggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Mesin Pengeboran
Bahan Bakar:
1. Solar 2. Polimer 3. Bentonil 4. Grease 5. Air
Kegiatan Pengeboran Emas Parameter
Limbah yang
diukur:
1. BOD 2. pH
Limbah
Diolah: Oiltrap
Limbah setelah
diolah.
Variabel Exsternal:
1. Terkendali: Air kencing dan liur Babi hutan.
2. Tak terkendali: Air Hujan
Variabel Internal:
1. Terkendali: Lumpur 2. Tidak terkendali:
Debit limbah
Output Limbah Cair sesuai
Baku Mutu Limbah Cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Hipotesis
Ada perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan Oiltrap dalam
pengolahan limbah cair terhadap kadar BOD dan pH di PT. Antam, Tbk.
Unit Geomin, Pongkor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
analitik yaitu penelitian yang melakukan analisis hanya sampai pada taraf
diskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik
sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar,
2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Perusahaan tambang PT. Antam,
Tbk. Unit Geomin, Pongkor Jawa Barat. Pengembalian sampel di lakukan
di perusahaan tersebut mengingat adanya limbah cair yang dapat diolah
dengan menggunakan Oiltrap, di samping kemudahan di dalam perijinan.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada 1 Juni - 12 Juni 2012.
C. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, sedangkan menurut Arief (2008), populasi adalah keseluruhan
kelompok subjek dapat berupa manusia, hewan, percobaan, data
laboratorium dan lain-lain yang ciri-cirinya akan diteliti. Dalam penelitian
ini populasi adalah limbah cair, kemudian diambil sampel. Subjek
penelitian adalah air limbah pada bak sump sebelum melalui oiltrap dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pada bak sump sesudah melalui oiltrap di bagian pengeboran di PT.
Antam, Tbk. Unit Geomin.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono, 2010) dan teknik yang dipilih dari salah satu teknik yang
termasuk probability sampling adalah teknik simple random sampling
yaitu sampling yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi tersebut (Sumardiyono, 2010).
E. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2010). Dalam penelitian ini sampel yang dimaksud adalah Limbah cair
dari bak sump sebelum melalui oiltrap dan pada bak sump sesudah melalui
oiltrap hasil sisa kegiatan pengeboran emas di PT. Antam, Tbk unit
Geomin Pongkor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
F. Desain Penelitian
Gambar 2. Skema Desain Penelitian
G. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Oiltrap.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah BOD dan pH.
Sampel Air limbah
Data hasil ukur BOD dan pH sebelum penggunaan Oiltrap
Uji Statistik
Sampel
Pengukuran data setelah penggunaan Oiltrap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam
penelitian ini ada dua yaitu:
a. Variabel pengganggu terkendali; Air kencing dan liur babi hutan
b. Variabel pengganggu tidak terkendali; Air Hujan
H. Definisi Operasional Variabel
1. Oiltrap
Oiltrap portable adalah sebuah media pengolahan limbah cair yang
menggunakan sistem filtrasi dan koagulasi yaitu penyaringan dan
pengendapan dengan hasil akhir limbah yang kadar polutannya
menjadi lebih rendah sehingga tidak melebihi baku mutu limbah yang
disyaratkan. Oiltrap yang baik mampu menurunkan kadar parameter
air limbah sampai dibawah nilai baku mutu lingkungan yang
disyaratkan.
2. BOD
BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg/l)
yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri,
sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali (Sugiharto, 2010).
Kadar maximum BOD sesuai baku mutu lingkungan yang disebutkan
pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
adalah 50 mg/l, sedangkan untuk beban maximum pencemarannya 4,3
kg/hari/ha.
a. Cara ukur : menggunakan BOD meter.
b. Hasil pengukuran : kadar BOD dengan satuan mg/l
c. Skala pengukuran : rasio
3. pH
pH adalah drajat keasaman dari suatu zat, pH dapat mempengaruhi
kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tingggi
dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. pH normal untuk
kehidupan air adalah 6,0 – 8,0. Sedangkan kadar pH yang sesuai baku
mutu lingkungan yang disebutkan pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 adalah 6,0 – 9,0.
a. Cara ukur : menggunakan pH meter.
b. Hasil pengukuran : kadar pH
c. Skala pengukuran : rasio
I. Alat dan Bahan Penelitian
1. pH meter
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar kadar pH.
2. BOD meter
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya kadar BOD.
3. Botol pengambil sampel
Media yang digunakan sebagai tempat sampel air yang diambil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4. Sampel air limbah
Air limbah yang mewakili dari keseluruhan populasi air limbah yang
diteliti.
5. Alat tulis
Seperangkat alat yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian.
J. Cara Kerja Penelitian
1. Tahap persiapan:
a. Menyiapkan wadah berupa tabung erlenmeyer yang bersih untuk
mengambil sampel.
2. Tahap pelaksanaan:
a. Mendatangi lokasi pengeboran
b. Melakukan pengambilan sampel limbah dari bak sump sebelum
melalui oiltrap dan limbah dari bak sump sesudah melalui proses
pengolahan dengan oiltrap, pengambilan sampel dilakukan pada satu
lokasi yaitu LY 38.4 sebanyak 10x, setiap hari sebanyak 1x pada
pukul 13.00 selama 10 hari. Sampel diambil dari lima titik, empat
titik pada setiap pojok bak sump yang berbentuk persegi ditambah
dengan titik tengah dari bak sump kemudian dari kelima titik
tersebut limbah dicampur menjadi satu kemudian dijadikan sampel
untuk diuji kadar BOD dan pH nya oleh petugas laboratorium di PT.
Antam, Tbk unit Geomin Pongkor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c. Tahap penyelesaian:
Pengolahan data dari hasil pengukuran sebelum dan sesudah
penggunaan oiltrap dari hasil pengukuran laboratorium.
K. Tehnik Analisa Data
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan oiltrap terhadap kadar
BOD dan pH dilakukan uji statistik Paired sample t-test yaitu suatu uji
yang digunakan untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu
besaran variabel yang ingin ditentukan (Riwidikdo, 2008). Sedangkan
menurut Isnaeni (2009), uji statistik Paired sample t-test adalah uji
statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan dari data
dependent (sampel terikat).
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar BOD dan pH
sebelum penggunaan oiltrap dan sesudah penggunaan oiltrap semua data
dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan interpretasi hasil
sebagai berikut :
Menurut Hastono (2001) interpretasi hasil uji statistik Paired
sample t-test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16
adalah sebagai berikut :
1). Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
2). Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3). Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Antam Tbk Pongkor merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang berada dibawah naungan Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral. Perusahaan ini mengoperasikan enam unit
penambangan yang salah satunya adalah PT. Antam Tbk UPBE Pongkor
yang bergerak dibidang pertambangan, pengolahan emas dan perak. Berlokasi
di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung
yang dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan jarak 54 Km dari pusat
kota Bogor dan 150 Km ke arah Barat Daya dari Jakarta.
Secara geografis PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor mempunyai Kuasa
penambangan (KP) 6.047 Ha dan berada di kaki bukit Taman Nasional
Gunung Halimun, dengan rincian Kawasan Taman Nasioanal 105 Ha, hutan
lindung 275 Ha Produksi 2.025 Ha dan selebihnya merupakan tanah milik di
luar kawasan.
Berdasarkan data Klimatologi yang diperoleh PT. Antam Tbk.
UBPE Pongkor memiliki relief permukaan perbukitan sedang sampai terjal
dengan kemiringan lereng dari 15 % hingga 60%. Curah hujan rata-rata
tahunan 3200-4229 mm dengan suhu 21.2°C - 29,5
°C serat kelembaban udara
rata-rata 86 %. Penyinaraan matahari rata-rata 5 sampai 7 jam.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
PT. Aneka Tambang Tbk merupakan salah satu perusahaan tambang
terbesar di Indonesia dengan pengoperasian enam unit penambangan.
Perusahaan beroperasi secara terpadu mulai dari kegiataan eksplorasi,
penambangan, peleburan, pemurnian dan pemasaran. Keberadaan Tambang
Emas Pongkor dimulai dengan dilakukannya eksplorasi logam dasar timbal
dan seng (Pb dan Zn) dibagian utara gunung Pongkor oleh para geologiawan
Antam pada tahun 1974, yang dilanjutkan dengan survey pendahuluan di
daerah pongkor oleh tim eksplorasi dan menemukan endapan quart kwara
(quatrz vein) berkadar 4 GTP Au dan 126 GTP Ag.
Sekitar tahun 1982-1988 kegiatan survey tersebut ditangguhkan
karena seluruh kegiatan PT. Antam difokuskan pada unit pertambangan emas
Cikotok. Pada tahun 1988, kegiatan dilanjutkan kembali dengan lebih
sistematis dan lengkap, dibuatkan studi kelayakan dan terbit kuasa
pertambangan eksploitasi yang pertama KP. DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha
diperoleh tahun .
Penelitian studi kelayakan (feasibility study) pada tahun 1991
dilakukan oleh Kailborn Engeneering Pacific Canada, sedangkan study desain
pengolahan penambangan oleh PT. Nedpac yang bekerjasama dengan Signet
Engeneering Pty, Ltd, Dames MooreLtd Australia dan jim Mining co. Ltd.
Kegiataan pembangunan tambang pongkor dimulai awal tahun
1992 dengan pembuatan jalan masuk dari Parempeng menuju Sorongan
sepanjang 12,5 km yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan Pemerintah
Daerah (PEMDA) Bogor dan Program Karya Bhakti Angkatan Bersenjata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Republik Indonesia (ABRI). Tahun 1993 dilakukan pembangunan fisik pabrik
dan tailing dam, sedangkan tahun 1994 commissioning pabrik pengolahan
dan menjadi salah satu unit produksi ANTAM dengan nama Unit
Pertambangan Emas (UPE) Pongkor.
Perluasan tambang Ciurugan juga pembangunan pabrik II, untuk
peningkatan kapasitas produksi dimulai pada tahun 1997, tetapi pada tahun
1998 tepatnya pada tanggal 3 Desember terjadi kerusuhan dan pengerusakan
yang dipicu oleh masalah Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)
mengakibatkan rusaknya beberapa instalasi pabrik sehingga produksi terhenti
10 hari.
Tanggal 1 Agustus 2000 perusahaan mendapat kuasa
pertambangan eksploitasi kw 98 0138 seluas 6.074 hektar. UPE Pongkor
berubah menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor sejalan
dengan restrukturisasi yang dilakukan PT. Antam Tbk.
B. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Air Limbah pada Bak Sump Sebelum Melalui Oiltrap
Air limbah yang diambil adalah air limbah dari bak sump sebelum melalui
oiltrap, diambil dari 5 titik yaitu 4 titik pada setiap pojokan bak sump
yang berbentuk persegi dan 1 titik pada bagian tengah bak sump, limbah
yang diambil adalah limbah yang masih langsung dari hasil kegiatan,
limbah cair yang diambil sebelum melalui oiltrap adalah limbah yang
masih tercampur dengan minyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Limbah Cair pada Bak Sump Sesudah Melalui Oiltrap
Air limbah yang diambil adalah air limbah pada bak sump yang sudah
melalui oiltrap, tehnik pengambilan limbah yang dilakukan sama dengan
pengambilan limbah sebelum melalui oiltrap. Limbah yang diambil pada
bak ini sudah tidak mengandung minyak. Warna limbah lebih jernih dari
limbah sebelum melalui oiltrap.
C. Hasil Pengukuran Kadar BOD
1. Hasil Pengukuran BOD sebelum melalui Oiltrap
Tabel. 2 Hasil Pengukuran BOD sebelum melalui Oiltrap
No. Tanggal Waktu Satuan Kadar BOD
1. 2 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1740
2. 3 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1810
3. 4 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1540
4. 5 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1770
5. 6 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1310
6. 7 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1680
7. 8 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1630
8. 9 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1480
9. 10 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1290
10. 11 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 1750
Rerata (Mean) 1600
Std. Deviasi 1887
Sumber: Data Primer
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Hasil Pengukuran Kadar BOD sesudah melalui Oiltrap
Tabel. 3 Hasil Pengukuran BOD sesudah melalui Oiltrap
No. Tanggal Waktu Satuan Kadar BOD
1. 2 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 6
2. 3 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 8
3. 4 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 5
4. 5 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 7
5. 6 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 7
6. 7 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 6
7. 8 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 7
8. 9 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 9
9. 10 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 8
10. 11 - 6 – 2012 12.00 mg/ l 6
Rerata (Mean) 6,9
Std. Deviasi 1,2
Sumber: Data Primer 2012
D. Hasil Pengukuran Kadar pH
1. Hasil Pengukuran Kadar pH sebelum melalui Oiltrap
Tabel. 4 Hasil Pengukuran pH sebelum melalui Oiltrap
No. Tanggal Waktu Kadar pH
1. 2 - 6 – 2012 12.30 9,3
2. 3 - 6 – 2012 12.30 8,9
3. 4 - 6 – 2012 12.30 9,6
4. 5 - 6 – 2012 12.30 9,1
5. 6 - 6 – 2012 12.30 8,3
6. 7 - 6 – 2012 12.30 8,6
7. 8 - 6 – 2012 12.30 7,8
8. 9 - 6 – 2012 12.30 9,4
bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sambungan
9.
10 - 6 – 2012
12.30
9,9
10. 11 - 6 – 2012 12.30 9,6
Rerata (Mean) 8,5
Std. Deviasi 0,7
Sumber: Data Primer 2012
2. Hasil Pengukuran pH sesudah melalui Oiltrap
Tabel. 5 Hasil Pengukuran pH sesudah melalui Oiltrap
No. Tanggal Waktu Kadar pH
1. 2 - 6 – 2012 12.30 8,1
2. 3 - 6 – 2012 12.30 7,8
3. 4 - 6 – 2012 12.30 8,6
4. 5 - 6 – 2012 12.30 8,9
5. 6 - 6 – 2012 12.30 7,5
6. 7 - 6 – 2012 12.30 7,8
7. 8 - 6 – 2012 12.30 7,1
8. 9 - 6 – 2012 12.30 8,7
9. 10 - 6 – 2012 12.30 8,9
10. 11 - 6 – 2012 12.30 8,7
Rerata (Mean) 7,6
Std. Deviasi 0,5
Sumber: Data Primer 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
E. Uji Perbedaan Kadar BOD dan pH sebelum dan sesudah Penggunaan
Oiltrap.
1. Uji BOD
a. Tabel 6. Tabel Kerja Persentase Penurunan BOD
No. BOD sebelum BOD sesudah Selisih % Penurunan
1. 1740 6 1734 99,66
2. 1810 8 1802 99,56
3. 1540 5 1535 99,68
4. 1770 7 1763 99,60
5. 1310 7 1303 99,47
6. 1680 6 1674 99,64
7. 1630 7 1623 99,57
8. 1480 9 1471 99,40
9. 1290 8 1282 99,38
10. 1750 6
Rerata (Mean)
1744
1593
99,66
99,56
Sumber: Data Primer 2012
b. Perhitungan BOD sebelum dan sesudah penggunaan oiltrap
dengan menggunakan program SPSS versi 16.0
Tabel 7. Hasil Perhitungan BOD dengan program SPSS
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 BOD 1.6000E3 10 188.73850 59.68435
BOD2 6.9000 10 1.19722 .37859
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Uji pH
a. Tabel 8. Tabel Kerja Persentase Penurunan pH
No. pH sebelum pH sesudah Selisih % Penurunan
1. 9,3 8,1 1,2 12,90
2. 8,9 7,8 1,1 12,36
3. 9,6 8,6 1,0 10,42
4. 9,1 8,9 0,2 2,20
5. 8,3 7,5 0,8 9,64
6. 8,6 7,8 0,8 9,30
7. 7,8 7,1 0,7 8,97
8. 9,4 8,7 0,7 7,45
9. 9,9 8,9 1,0 10,10
10. 9,6 8,7
Rerata (Mean)
0,9 9,38
9,27
Sumber: Data Primer 2012
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 BOD & BOD2 10 -.290 .416
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 BOD -
BOD2 1.59310E3 189.08931 59.79529 1457.83366 1728.36634 26.643 9 .000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Tabel 9. Hasil Perhitungan pH dengan program SPSS
Uji perbedaan kadar BOD dan pH sebelum dan sesudah
penggunaan oiltrap setelah dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Paired Sample T-test didapatkan nilai yang sangat signifikan.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa nilai adalah
0.000 atau kurang dari 0.01 (p < 0,01), maka Hipotesis diterima. Hasil
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan oiltrap terhadap
kadar BOD dan pH pada limbah cair di PT. Antam, Tbk unit Geomin
Pongkor Jawa Barat.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Ph 8.5000 10 .70711 .22361
pH2 7.6000 10 .51640 .16330
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pH & pH2 10 .913 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 pH - pH2 .90000 .31623 .10000 .67378 1.12622 9.000 9 .000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Air Limbah pada Bak Sump Sebelum melalui Oiltrap
Air limbah yang diambil adalah air limbah dari bak sump
sebelum melalui oiltrap, diambil dari 5 titik yaitu 4 titik pada setiap
pojokan bak sump yang berbentuk persegi dan 1 titik pada bagian
tengah bak sump, limbah yang diambil adalah limbah yang masih
langsung dari hasil kegiatan, limbah cair yang diambil sebelum
melalui oiltrap adalah limbah yang masih tercampur dengan minyak.
Berdasarkan hasil pengukuran sampel dari limbah pada bak
sump sebelum melalui oiltrap didapatkan hasil kadar BOD dengan
jumlah ribuan dan kadar pH dengan jumlah cukup tinggi yang bersifat
basa, hal ini masih belum sesuai jika dibandingkan dengan kadar
maximum yang disyaratkan pada baku mutu lingkungan yang tertera
pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995
yaitu sebesar 50 mg/l untuk kadar BOD maximum dan 6,0 – 9,0 untuk
kadar pH maximum.
2. Limbah Cair pada Bak Sump Sesudah melalui Oiltrap
Air limbah yang diambil adalah air limbah pada bak sump yang
sudah melalui oiltrap, tehnik pengambilan limbah yang dilakukan
sama dengan pengambilan limbah sebelum melalui oiltrap. Limbah
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang diambil pada bak ini sudah tidak mengandung minyak. Warna
limbah lebih jernih dari limbah sebelum melalui oiltrap.
Berdasarkan uji statistik samples paired t-test dengan
menggunakan SPSS, hasil output SPSS diketahui bahwa berdasarkan
harga signifikasi (p), nilai p = 0,000, dimana nilai tersebut (p < 0.01),
yang menunjukkan hasil sangat signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan kadar BOD dan pH sebelum dan sesudah
penggunaan oiltrap. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rerata
persentase penurunan kadar BOD mencapai 99,56 % dan rerata
persentase pH sebesar 9,27%, hal ini dikarenakan banyaknya jumlah
minyak dan bahan pencemar lain yang dapat tersaring dengan baik
oleh oiltrap. Dari data pengukuran yang ada diketahui bahwa kadar
BOD yang sebelumnya sangat tinggi dan jauh melebihi kadar
maximum jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan, tetapi
setelah penggunaan oiltrap kadar BOD menurun sampai pada kadar
sangat rendah dibawah kadar yang disyaratkan, begitu juga dengan
kadar pH yang menurun sampai pada dibawah kadar yang disyaratkan
pada baku mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 50 mg/l
untuk kadar BOD maximum dan 6,0 – 9,0 untuk kadar pH maximum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Analisis Data dengan Uji Statistik
Dari Uji normalitas dengan SPSS diketahui bahwa data
berdistribusi normal karena data yang ada telah memenuhi kriteria
distribusi normal sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Riwidikdo
(2008), bahwa beberapa kriteria distribusi normal adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai 2 parameter populasi yang lengkap yaitu mean dan
standar deviasi.
2. Kurva mempunyai bentuk seperti lonceng dan simetris terhadap mean.
3. Mean, median dan modus dari seluruh distribusi adalah sama.
4. Total daerah dibawah kurva nilainya adalah satu.
5. Mempunyai ekor yang panjang di kedua sisi sumbu x sesuai dengan
frekuensi distribusi.
Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4. Perhitungan
SPSS pada perhitungan uji normalitas. Dapat dilihat seluruh ciri – ciri dari
data yang ada memenuhi kriteria distribusi normal sesuai dengan teori
yang disebutkan Riwidikdo (2008).
Hasil dari pengukuran laboratorium menunjukkan bahwa ada
perbedaan penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa kadar BOD dan pH menurun setelah
penggunaan oiltrap pada pengolahan limbah cair. Rerata persentase
penurunan untuk kadar BOD sebesar 99,56% sedangkan untuk pH rerata
persentase penurunan sebesar 9,27%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Penggunaan oiltrap dimaksudkan untuk menurunkan kadar BOD
dan pH sampai memenuhi kriteria baku mutu yang ada sesuai ketentuan
yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Kep.51/MENLH/10/1995.
Analisis data dengan menggunakan Samples Paired T-test
diketahui bahwa terdapat perbedaan sangat signifikan sebelum dan
sesudah penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH dengan nilai p
untuk kedua parameter tersebut sebesar 0,000 (p < 0.01). Hasil ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan sangat signifikan sebelum penggunaan
oiltrap dan sesudah penggunaan oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada
limbah cair di PT. Antam, Tbk unit Geomin Pongkor Jawa Barat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan sangat signifikan sebelum dan sesudah penggunaan
oiltrap terhadap kadar BOD dan pH pada limbah cair di PT. Antam, Tbk
unit Geomin Pongkor Jawa Barat, dimana nilai p (harga signifikan) untuk
kedua parameter tersebut sebesar 0,000 (p < 0,01). Dari hasil perhitungan
didapatkan persentase rerata penurunan BOD sebesar 99,56% dari rerata
awal jumlah kadar BOD sebesar 1600 mg/l menjadi 6,9 mg/l hal ini
menunjukkan bahwa kadar BOD telah sesuai dengan kadar maximum baku
mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 50 mg/l. Persentase penurunan pH
sebesar 9,27% dari rerata awal jumlah kadar pH sebesar 8,5 menjadi 7,6
hal ini menunjukkan bahwa kadar pH telah sesuai dengan kadar maximum
baku mutu lingkungan yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Kep.51/MENLH/10/1995 yaitu sebesar 6,0 – 9,0.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Saran
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut :
1. Pihak perusahaan perlu meningkatkan atau setidaknya mempertahankan
berfungsinya oiltrap dengan baik dan optimal pada masing-masing titik
lokasi dilakukannya kegiatan eksplorasi emas.
2. Diadakannya monitoring terhadap optimalnya fungsi oiltrap pada
masing-masing titik lokasi dilakukannya kegiatan pengeboran.
3. Ditingkatkannya fungsi oiltrap dengan penambahan bahan-bahan
khusus sebagai penjernih air limbah seperti sekat tambahan dengan
diberi batu kerikil sebagai filter yang dapat meningkatkan kejernihan
air.
4. Perluasan bak sump baik sebelum melalui oiltrap maupun setelah
melalui oiltrap agar daya tampung limbah cair lebih besar sebagai
antisipasi peningkatan debit limbah cair akibat air hujan maupun
kemungkinan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: UNS press.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Fahruddin, 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Alfabeta.
Ginting, P. 2010. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung
: Yrama Widya.
Hastono, 2001. Analisis Data, Jakarta: FKM UI.
Isnaeni, 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Malang: Graha Ilmu.
Mukimin, A. 2006. Pengolahan Limbah Industri Berbasis Logam dengan
Teknologi Elektrokoagulasi Flotasi. Universitas Diponegoro Semarang.
Skripsi.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notohadipawiro, T. 2006. Ilmu Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.
Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Shundar, L. 2001. Water and Wastewater Calculation Manual. USA: McGraw-
Hill.
Siregar, S. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius.
Soemirat, J. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sumardiyono. 2010. Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes. Surakarta : UNS
Press.
Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2008. Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia. Bandung: Nuansa Aulia.
Tripurwanto, A. 2000. Manajemen Lingkungan. Yogyakarta : Kanisius
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ENVIRONMENTAL TEST REPORT
Mr. Ir. I Made Surata, M.Si
PT. Antam, Tbk Unit Geomin
Job Number : 118354EV Data Received :
Client Ref : 937/2411/PUG/2012 Data Reported : #####
Report Comprising : Cover sheet, Sample Information, Result
Note : N A = Not Analyzed
I S = Insufficient Sample
* = Non Accredited test
** = Sub Contacted test
1) = Field Measurement
I P = In Progress
Project Name : Analisis Sampel
Approved Signature for :
Reginald C. De Wit
Technical Advisor Environtmental
This Report relates specifically to the sample(s) tested in so far as that the
sample(s) is truly representative of the sample source as received.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SAMPLE INFORMATION
Job Number : 118354EV
Customer : Unit Geomin
Project Name : Analisis Sampel
Customer Ref : 937/2411/PUG/2012
No. Laboratory
Sample I.D
Customer
Sample
I.D
Test
Description
Sample
Matrix
Date
Sample
Sampled
by
1. 118354EV-B1 Before 1 BOD Waste water 2/06/2012 Customer
2. 118354EV-B2 Before 2 BOD Waste water 3/06/2012 Customer
3. 118354EV-B3 Before 3 BOD Waste water 4/06/2012 Customer
4. 118354EV-B4 Before 4 BOD Waste water 5/06/2012 Customer
5. 118354EV-B5 Before 5 BOD Waste water 6/06/2012 Customer
6. 118354EV-B6 Before 6 BOD Waste water 7/06/2012 Customer
7. 118354EV-B7 Before 7 BOD Waste water 8/06/2012 Customer
8. 118354EV-B8 Before 8 BOD Waste water 9/06/2012 Customer
9. 118354EV-B9 Before 9 BOD Waste water 10/06/2012 Customer
10. 118354EV-B10 Before 10 BOD Waste water 11/06/2012 Customer
11. 118354EV-A1 After 1 BOD Waste water 2/06/2012 Customer
12. 118354EV-A2 After 2 BOD Waste water 3/06/2012 Customer
13. 118354EV-A3 After 3 BOD Waste water 4/06/2012 Customer
14. 118354EV-A4 After 4 BOD Waste water 5/06/2012 Customer
15. 118354EV-A5 After 5 BOD Waste water 6/06/2012 Customer
16. 118354EV-A6 After 6 BOD Waste water 7/06/2012 Customer
17. 118354EV-A7 After 7 BOD Waste water 8/06/2012 Customer
18. 118354EV-A8 After 8 BOD Waste water 9/06/2012 Customer
19. 118354EV-A9 After 9 BOD Waste water 10/06/2012 Customer
20. 118354EV-A10 After 10 BOD Waste water 11/06/2012 Customer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SAMPLE INFORMATION
Job Number : 118354EV
Customer : Unit Geomin
Project Name : Analisis Sampel
Customer Ref : 937/2411/PUG/2012
No. Laboratory
Sample I.D
Customer
Sample
I.D
Test
Description
Sample
Matrix
Date
Sample
Sampled
by
1. 118354EV-b1 Before 1 pH Waste water 2/06/2012 Customer
2. 118354EV-b2 Before 2 pH Waste water 3/06/2012 Customer
3. 118354EV-b3 Before 3 pH Waste water 4/06/2012 Customer
4. 118354EV-b4 Before 4 pH Waste water 5/06/2012 Customer
5. 118354EV-b5 Before 5 pH Waste water 6/06/2012 Customer
6. 118354EV-b6 Before 6 pH Waste water 7/06/2012 Customer
7. 118354EV-b7 Before 7 pH Waste water 8/06/2012 Customer
8. 118354EV-b8 Before 8 pH Waste water 9/06/2012 Customer
9. 118354EV-b9 Before 9 pH Waste water 10/06/2012 Customer
10. 118354EV-b10 Before 10 pH Waste water 11/06/2012 Customer
11. 118354EV-a1 After 1 pH Waste water 2/06/2012 Customer
12. 118354EV-a2 After 2 pH Waste water 3/06/2012 Customer
13. 118354EV-a3 After 3 pH Waste water 4/06/2012 Customer
14. 118354EV-a4 After 4 pH Waste water 5/06/2012 Customer
15. 118354EV-a5 After 5 pH Waste water 6/06/2012 Customer
16. 118354EV-a6 After 6 pH Waste water 7/06/2012 Customer
17. 118354EV-a7 After 7 pH Waste water 8/06/2012 Customer
18. 118354EV-a8 After 8 pH Waste water 9/06/2012 Customer
19. 118354EV-a9 After 9 pH Waste water 10/06/2012 Customer
20. 118354EV-a10 After 10 pH Waste water 11/06/2012 Customer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RESULT
Job Number : 118354EV
Customer : Unit Geomin
Project Name : Analisis Sampel
Customer Ref : 937/2411/PUG/2012
No. Laboratory
Sample I.D
Tes Description Unit Result
1. 118354EV-B1 BOD mg/l 1740
2. 118354EV-B2 BOD mg/l 1810
3. 118354EV-B3 BOD mg/l 1540
4. 118354EV-B4 BOD mg/l 1770
5. 118354EV-B5 BOD mg/l 1310
6. 118354EV-B6 BOD mg/l 1680
7. 118354EV-B7 BOD mg/l 1630
8. 118354EV-B8 BOD mg/l 1480
9. 118354EV-B9 BOD mg/l 1290
10. 118354EV-B10 BOD mg/l 1750
11. 118354EV-A1 BOD mg/l 6
12. 118354EV-A2 BOD mg/l 8
13. 118354EV-A3 BOD mg/l 5
14. 118354EV-A4 BOD mg/l 7
15. 118354EV-A5 BOD mg/l 7
16. 118354EV-A6 BOD mg/l 6
17. 118354EV-A7 BOD mg/l 7
18. 118354EV-A8 BOD mg/l 9
19. 118354EV-A9 BOD mg/l 8
20. 118354EV-A10 BOD mg/l 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RESULT
Job Number : 118354EV
Customer : Unit Geomin
Project Name : Analisis Sampel
Customer Ref : 937/2411/PUG/2012
No. Laboratory
Sample I.D
Tes Description Unit Result
1. 118354EV-b1 pH - 9,3
2. 118354EV-b2 pH - 8,9
3. 118354EV-b3 pH - 9,6
4. 118354EV-b4 pH - 9,1
5. 118354EV-b5 pH - 8,3
6. 118354EV-b6 pH - 8,6
7. 118354EV-b7 pH - 7,8
8. 118354EV-b8 pH - 9,4
9. 118354EV-b9 pH - 9,9
10. 118354EV-b10 pH - 9,6
11. 118354EV-a1 pH - 8,1
12. 118354EV-a2 pH - 7,8
13. 118354EV-a3 pH - 8,6
14. 118354EV-a4 pH - 8,9
15. 118354EV-a5 pH - 7,5
16. 118354EV-a6 pH - 7,8
17. 118354EV-a7 pH - 7,1
18. 118354EV-a8 pH - 8,7
19. 118354EV-a9 pH - 8,9
20. 118354EV-a10 pH - 8,7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bak Sump sebelum melalui oiltrap
Gambar 1. Bak Sump sebelum melalui Oiltrap
Lokasi : LY 38.4 Ciguha
Tanggal : 22 Maret 2012
Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Sampel Limbah
Gambar 2. Sampel Air Limbah
Lokasi : LY 38.4 Ciguha
Tanggal : 2 Juni 2012
Sumber : Data Primer
B. Oiltrap
Gambar 3. Oiltrap
Lokasi : LY 38.4 Ciguha
Tanggal : 4 Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber : Data Prime
C. Bak Sump setelah melalui Oiltrap
Gambar 4. Bak Sump setelah melalui Oiltrap
Lokasi : LY 38.4 Ciguha
Tanggal : 7 Juni 2012
Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Pengambilan Sampel
Gambar 5. Pengambilan Sampel
Lokasi : LY 38.4 Ciguha
Tanggal : 3 - 4 Juni 2012
Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
top related