peran dan pengembangan rekayasa geoteknik...
Post on 06-Mar-2019
253 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Majel is Guru Besar
Inst itut Teknologi Bandung
Pidato Ilmiah Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
27 Maret 2010Balai Pertemuan Ilmiah ITB
Hak cipta ada pada penulis
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
PERAN DAN PENGEMBANGAN REKAYASA
GEOTEKNIK KEGEMPAAN DI INDONESIA
DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
TAHAN GEMPA
Profesor Masyhur Irsyam
Hak cipta ada pada penulis82
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Pidato Ilmiah Guru Besar
Institut Teknologi Bandung27 Maret 2010
Profesor Masyhur Irsyam
PERAN DAN PENGEMBANGAN
REKAYASA GEOTEKNIK KEGEMPAAN
DI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TAHAN GEMPA
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
ii iii
PERAN DAN PENGEMBANGAN REKAYASA GEOTEKNIK
KEGEMPAAN DI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TAHAN GEMPA
Disampaikan pada sidang terbuka Majelis Guru Besar ITB,
tanggal 27 Maret 2010.
Judul:
PERAN DAN PENGEMBANGAN REKAYASA GEOTEKNIK
KEGEMPAAN DI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TAHAN GEMPA
Disunting oleh Masyhur Irsyam
Hak Cipta ada pada penulis
Data katalog dalam terbitan
Bandung: Majelis Guru Besar ITB, 2010
vi+80 h., 17,5 x 25 cm
1. Teknik 1. Masyhur Irsyam
ISBN 978-602-8468-10-7
Hak Cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara
elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan menggunakan sistem
penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis.
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama
dan/atau denda paling banyak
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama
dan/atau denda paling banyak
7 (tujuh)
tahun Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
5
(lima) tahun Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Masyhur Irsyam
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan kepada
penulis selama ini. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada Majelis Guru Besar Institut Teknologi
Bandung atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menyampaikan orasi pada hari ini, Sabtu tanggal 27 Maret 2010.
Sesuai dengan bidang keilmuan yang penulis dalami saat ini, orasi
yang mengambil judul
akan membahas tentang perkembangan dan peran rekayasa
geoteknik dalam mendukung pembangunan infrastruktur tahan gempa
di Indonesia. Dalam orasi ini juga akan disampaikan kontribusi penulis
dalam memajukan bidang geoteknik kegempaan didalam kegiatan
pendidikan, penelitian serta aplikasinya dalam dunia industri konstruksi.
Selanjutnya akan dipaparkan tentang rencana berbagai kegiatan untuk
pengem-bangan bidang rekayasa kegempaan dimasa mendatang.
Besar harapan penulis, kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan
pengalaman ini dapat memberikan gambaran dan dapat menjadi
pendorong pengembangan bidang yang penulis tekuni. Semoga apa yang
penulis lakukan selama ini dapat memberikan sedikit kontribusi bagi
masyarakat banyak.
“Peran dan Pengembangan Rekayasa Geoteknik
Kegempaan di Indonesia dalam Pembangunan Infrastruktur Tahan
Gempa”
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
PENGANTAR ............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
II. KERUSAKAN-KERUSAKAN AKIBAT GEMPA .......................... 4
III. KONDISI KEGEMPAAN DAN PERKEMBANGAN PETA
GEMPA INDONESIA ...................................................................... 11
IV. REVISI PETA GEMPA INDONESIA .............................................. 17
ANALISIS PENGARUH KONDISI TANAH LOKAL
...................... ..................................... 32
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 52
CURRICULUM VITAE .............................................................................. 61
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
V.
VI. MIKROZONASI ................................................................................. 40
VII. PENELITIAN-PENELITIAN KEDEPAN ....................................... 42
VIII. KESIMPULAN ................................................................................... 47
(SITE SPECIFIC ANALYSIS) .
DAFTAR ISI
iv vMajelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
vi 1
PERAN DAN PENGEMBANGAN REKAYASA GEOTEKNIK
KEGEMPAAN DI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TAHAN GEMPA
I. PENDAHULUAN
Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga
lempeng besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu
di wilayah Indonesia (Gambar 1) dan membentuk jalur-jalur pertemuan
lempeng yang kompleks (Bird, 2003). Keberadaan interaksi antar
lempeng-lempeng ini menempatkan wilayah Indonesia sebagai wilayah
yang sangat rawan terhadap gempa bumi (Milson ., 1992). Tingginya
aktifitas kegempaan ini terlihat dari hasil pencatatan dimana dalam
rentang waktu 1897-2009 terdapat lebih dari 14.000 kejadian gempa
dengan magnitude M 5.0. Sedangkan kejadian gempa-gempa utama
saja dalam rentang waktu tersebut dapat dilihat dalam
Gambar 2. Dalam enam tahun terakhir saja telah tercatat berbagai aktifitas
gempa besar di Indonesia: Gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004
(Mw=9,2), Gempa Nias tahun 2005 (Mw=8,7), Gempa Jogya tahun 2006
(Mw=6,3), Gempa Tasik tahun 2009 (Mw=7,4) dan terakhir Gempa Padang
tahun 2009 (Mw=7,6). Gempa-gempa tersebut telah menyebabkan
hilangnya ribuan jiwa, runtuh dan rusaknya ribuan infrastruktur dan
bangunan, serta keluarnya dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan
rekonstruksi.
et al
(main shocks)
�
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
2 3
Gambar 1: Peta tektonik kepulauan Indonesia dan sekitarnya (Bock ., 2003)et al
Gambar 2: Data episenter gempa utama di Indonesia
untuk magnitude, M > 5.0 (1900-2009)
Permasalahan utama dari peristiwa-peristiwa gempa adalah: 1)
sangat potensial mengakibatkan kerugian yang besar 2) merupakan
kejadian alam yang belum dapat diperhitungkan dan diperkirakan secara
akurat baik kapan dan dimana terjadinya serta magnitudanya, 3) gempa
tidak dapat dicegah. Karena tidak dapat dicegah dan tidak bisa
diperkirakan secara akurat, usaha-usaha yang biasa dilakukan adalah: (a)
menghindari wilayah dimana terdapat , kemungkinan
tsunami, besar dan (b) bangunan sipil harus direncanakan dan
“dibuat” tahan gempa. Respon dan ketahanan bangunan sipil terhadap
gempa secara garis besar dipengaruhi oleh: (a) pergerakan tanah
permukaan dan (b) sistem serta karakteristik material dan elemen struktur
bangunan termasuk sistem pondasinya.
Mengingat dampak gempa terhadap infrastruktur serta keseim-
bangan dan kelangsungan kehidupan wilayah Indonesia yang begitu luas
serta ketidakpastiannya, diperlukan usaha mitigasi bencana kegempaan
melalui studi yang terarah dan mendalam untuk menghasilkan kebijakan
atau pedoman dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Rekayasa
Geoteknik Kegempaan ( atau
) merupakan bagian dari ilmu geoteknik yang memfokuskan
pada identifikasi dan mitigasi hazard/bencana kegempaan yang
memegang peranan vital dalam usaha mitigasi bencana kegempaan ini.
Makalah ini memperkenalkan peran-peran vital Rekayasa Geoteknik
Kegempaan dalam mitigasi bencana
fault rupture
landslide
earthquake geotechnical engineering earthquake
geotechnique
(earthquake geotechnical engineering)
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
4 5
gempa di Indonesia dan kemungkinan penelitian-penelitian serta
pengembangannya di masa depan. Keterlibatan penulis dalam pengem-
bangan Geoteknik Kegempaan yang telah dilakukan maupun rencana-
rencana penelitian untuk masa depan, sesuai dengan road map yang telah
ditetapkan oleh KK Geoteknik FTSL-ITB.
Pengalaman membuktikan bahwa sebagian besar korban dan
kerugian yang terjadi akibat gempa disebabkan oleh kerusakan dan
kegagalan infrastruktur. Kerusakan akibat gempa dapat dibagi dalam 2
jenis: (1) kerusakan tidak langsung pada tanah yang menyebabkan
terjadinya likuifaksi, , kelongsoran lereng,
keretakan tanah, , dan deformasi yang berlebihan, serta (2)
kerusakan struktur sebagai akibat langsung dari gaya inersia yang
diterima bangunan selama goncangan.
Kerusakan infrastruktur secara tidak langsung akibat gempa umum-
nya disebabkan oleh kegagalan pada tanah pendukung. Gempa Niigata di
Jepang pada tahun 1964 yang telah menyebabkan kerusakan pada tanah
dan bangunan akibat likuifaksi telah menjadi pentingnya
analisis untuk prediksi terjadinya likuifaksi (Ishihara, 2004). Likuifasi
adalah proses hilangnya kekuatan geser tanah pasir jenuh, sehingga
berperilaku seperti atau cair, akibat kenaikan tekanan pori air tanah
yang disebabkan getaran gempa. Contoh-contoh kasus likuifaksi di
II. KERUSAKAN-KERUSAKAN AKIBAT GEMPA
cyclic mobility, lateral spreading
subsidence
milestone
liquid
Indonesia dapat ditemui pada Gempa Flores (1992) dan Gempa Padang
(2010) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gempa juga dapat menyebabkan kerusakan tanah dalam skala besar
akibat terjadinya . Gempa Kobe (1995) di Jepang menjadi
momen pertama dimana pulau buatan manusia mengalami kerusakan
yang katastrofik akibat yang menyebabkan bergeraknya
massa tanah dan dinding penahan ke arah laut (Ishihara, 2004). Kasus
dan keretakan tanah di Indonesia banyak ditemui
sepanjang pantai Padang (Gambar 4).
Goncangan gempa menghasilkan gaya inersia horizontal yang dapat
menyebabkan kelongsoran pada lereng. Kasus kelongsoran lereng paling
mutakhir di Indonesia banyak ditemui akibat Gempa Padang, mulai dari
skala kelongsoran kecil sampai skala besar, misalnya di daerah Lubuk
Laweh dan Kabupaten Pariaman (Gambar 5). Gempa Wenchuan (2008) di
China dengan Ms 8.0 memberikan contoh kelongsoran lereng dalam skala
yang lebih besar (Gambar 6).
lateral spreading
lateral spreading
Lateral spreading
Likuifaksi di Niigata (1964) Likuifaksi di Kocaeli (1999)
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
6 7
Likuifaksi di Maumere (1992)Kelongsoran Lubuk Laweh (HATTI, et al., 2009)
Lateral spreading di Kobe (1995)
Likuifaksi di Padang (2009)Kelongsoran jalan (Bintek)
Keretakan Tanah di Padang (2009)
Gambar 3: Kerusakan akibat likuifaksi
Gambar 5: Kelongsoran akibat Gempa Padang 2009
Gambar 4: Lateral spreading dan keretakan tanah
Gambar 6: Kelongsoran besar akibat Gempa Wenchuan 2008 (Yifan, 2008)
Pengaruh Kondisi Tanah Terhadap Kerusakan Infrastruktur
Kerusakan pada infrastruktur/bangunan gedung akibat gempa secara
langsung sangat bervariasi dan ditentukan oleh: (1) parameter bangunan
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
8 9
dan (2) parameter pergerakan tanah. Parameter bangunan meliputi sistem
serta karakteristik material dan elemen struktur bangunan termasuk
sistem fondasinya, sedangkan parameter pergerakan tanah tergantung
dari magnituda, jarak, mekanisme, dan kondisi tanah lokal. Gambar 7
menampilkan contoh-contoh kerusakan bangunan akibat beberapa
gempa terakhir di Indonesia.
Pengaruh tanah lokal pada besarnya gerakan gempa di permukaan
tanah telah ditunjukkan oleh Seed et al. (1976a dan 1976b) dan Seed et al.
(1989) pada gempa Mexico (1985). Seed et al. (1989) membuktikan bahwa
pergerakan tanah dapat mengalami amplifikasi atau kenaikan amplitudo
pergerakan di permukaan tanah dibandingkan pergerakan di batuan
dasar dengan rasio kenaikan bervariasi antara 3 sampai 20 pada perioda
(T) disekitar 2 detik. Faktor amplifikasi yang besar ini telah menyebabkan
kerusakan fatal pada gedung bertingkat di Meksiko City dengan perioda
natural sekitar 2 detik (Gambar 8).
Pencegahan kerusakan struktur akibat kegagalan tanah pendukung
tidak mudah untuk dituangkan dalam proses perencanaan. Pencegahan
kerusakan struktur sebagai akibat langsung dari gaya inersia akibat
gerakan tanah dapat dilakukan melalui proses perencanaan dengan
memperhitungkan suatu tingkat beban gempa rencana. Oleh karena itu,
dalam perencanaan infrastruktur tahan gempa, analisis dan pemilihan
parameter pergerakan tanah mutlak diperlukan untuk mendapatkan
beban gempa rencana.
Kerusakan bangunan akibat Gempa Aceh 2004
Kerusakan bangunan akibat Gempa Yogya 2006
Kerusakan bangunan akibat Gempa Padang 2009
Gambar 7: Kerusakan bangunan akibat beberapa gempa terakhir
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
10 11
Da
ma
ge
Inte
ns
ity
-p
erc
en
t
Respon spektra
percepatan dipermukaan tanah
Sp
ec
tralA
cce
lera
tio
n-
g
5 % Damping
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5
Perioda natural bangunan, detik
4 8 12 16 20 24 28
Jumlah lantai bangunan
Intensitas kerusakan padadaerah dengan kerusakanpaling parah akibat
Gempa Mexico City, 1985
Gambar 9: Kerusakan bangunan akibat gempa di Mexico City (1985)
Gambar 8: Lokasi kerusakan katastrofik di Mexico City dan
hubungannya dengan kondisi tanah serta repon spektra (Seed, 1989)
III. KONDISI KEGEMPAAN DAN PERKEMBANGAN PETA
GEMPA INDONESIA
Tatanan Tektonik Indonesia
Berdasarkan lokasi dan sifatnya, tatanan tektonik di Indonesia dibagi
menjadi beberapa kelompok. Tektonik Indonesia bagian Barat didominasi
oleh konvergensi Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia
(Gambar 1). Pada sepanjang barat Sumatra, arah konvergensi membentuk
penunjaman yang relatif menyerong terhadap arah kelurusan palung,
sedangkan di sepanjang selatan Jawa, arah penunjaman lempeng hampir
tegak lurus.
Sementara itu, tektonik Indonesia bagian Timur tampak lebih rumit,
seperti adanya dua lempeng yang menunjam di bawah Laut Banda yaitu
dari selatan di Palung Timor dan Aru dan dari utara di Palung Seram.
Keduanya dipisahkan oleh Sesar Tarera-Aiduna (Bock et al., 2003). Model
tektonik yang rumit di Indonesia bagian Timur juga terbentuk oleh jalur
tubrukan antara Lempeng Benua Australia dan Lempeng
Samudra Pasifik yang menghasilkan persesaran yang sangat intensif dan
meluas di Pulau Papua.
Kegempaan Indonesia juga dipengaruhi oleh adanya beberapa sesar
yang berpotensi aktif sebagai sumber gempa-gempa dangkal dan tersebar
di wilayah Indonesia sebagaimana terlihat dalam Gambar 10.
(collision)
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
12 13
Gambar 10: Kondisi tektonik utama Indonesia
Parameter Pergerakan Tanah untuk Perencanaan
Secara umum, dalam perencanaan infrastruktur tahan gempa,
terdapat beberapa jenis metoda analisis dengan tingkat kesulitan dan
akurasi yang bervariasi. Sesuai dengan metoda analisis yang digunakan,
parameter pergerakan tanah yang diperlukan untuk perhitungan dapat
diwakili oleh:
1. Percepatan tanah maksimum
2. Respon spektra gempa
3. Riwayat waktu percepatan gempa
Percepatan tanah maksimum hanya memberikan informasi kekuatan
puncak gempa. Respon spektra gempa memberikan informasi tambahan
mengenai frekuensi gempa serta kemungkinan efek amplifikasinya.
(time histories)
Riwayat waktu percepatan gempa memberikan informasi terlengkap
yaitu berupa variasi besarnya beban gempa untuk setiap waktu selama
durasi gempa. Semakin sederhana suatu metoda analisis berarti semakin
sedikit parameter gempa yang diperlukan. Tetapi, umumnya semakin
banyak parameter yang diperlukan akan menghasilkan perkiraan hasil
yang semakin akurat.
Peta percepatan maksimum gempa di batuan dasar untuk Indonesia
pada tahun 1983 mulai digunakan untuk peraturan perencanaan melalui
PPTI-UG (Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk
Gedung) - 1983. Peta gempa ini merupakan hasil studi oleh Beca Carter
dalam kerjasama bilateral Indonesia-New Zealand (Beca Carter Hollings
and Ferner, 1978). Peta gempa ini membagi Indonesia menjadi 6 zona
gempa. Dari peta ini dapat dipilih respon spektra di permukaan tanah
dengan memperhitungkan kondisi tanah lokal. Dalam PPTI-UG ini,
kondisi tanah lokal dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu tanah
keras dan lunak .
Perkembangan Peta Hazard Gempa Indonesia
(hard soil) (soft soil)
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
14 15
PPTI-UG 1983 diperbaharui pada tahun 2002 dengan keluarnya Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-
1726-2002. Peraturan yang baru ini disusun dengan mengacu pada UBC
1997. Pada SNI 2002 tersebut, penentuan beban gempa rencana dilakukan
dengan menggunakan peta gempa. Pada peta gempa yang ada di SNI 2002
tersebut, percepatan maksimum gerakan gempa di batuan dasar (SB)
disusun berdasarkan probabilitas terlampaui 10% untuk masa layan
bangunan 50 tahun atau bersesuaian dengan perioda ulang gempa 475
tahun.
Peta ini merupakan kompilasi dari empat (4) peta gempa hasil analisis
probabilistik dari empat (4) tim peneliti yang berbeda yang salah satunya
adalah penulis (Firmansyah dan Irsyam, 1999). Riset penulis tersebut
didanai oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Hibah
Tim Perguruan Tinggi Batch IV tahun 1998-2000.
Nilai percepatan maksimum dan spektra percepatan di permukaan
tanah, dari SNI ini, ditentukan berdasarkan lokasi dan kondisi tanah lokal.
Berbeda dengan peta sebelumnya, kondisi tanah dalam SNI ini dikelom-
pokkan menjadi 3 kategori: keras , sedang dan lunak
mengikuti UBC 1997 yang didasarkan atas parameter dinamis tanah
hingga kedalaman tertentu yang umumnya diambil 30 m di bawah
permukaan.
(hard) (medium) (soft)
Gambar 11: Peta percepatan gempa Indonesia dalam PPTI-UG 1983maksimum
Gambar 12: Peta percepatan di batuan dasar (S ) Indonesia
dalam SNI 03-1726-2002
Bmaksimum gempa
WILAYAH GEMPA-1
2WILAYAH GEMPA-
WILAYAH GEMPA-3
4WILAYAH GEMPA-
WILAYAH GEMPA-5
6WILAYAH GEMPA-
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
: 0,03 g
: 0,10 g
: 0,15 g
: 0,20 g
: 0,25 g
: 0,30 g
1
2
3
4
5
6
10°
8°
6°
4°
2°
0°
2°
4°
6°
8°
10°
12°
14°
16°
10°
8°
6°
4°
2°
0°
2°
4°
6°
8°
10°
12°
14°
16°
94° 6° 8° 100° 2° 4° 1 6° 8° 110° 112° 114° 116° 118° 120° 122° 124° 126° 128° 130° 132° 134° 136° 138° 140°9 9 10 10 0 10
94° 6° 8° 100° 2° 4° 1 6° 8° 110° 112° 114° 116° 118° 120° 122° 124° 126° 128° 130° 132° 134° 136° 138° 140°9 9 10 10 0 10
Kilometer
0 80 200 400
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
16 17
Kebutuhan Revisi Peta Gempa Indonesia
Sejak diterbitkannya SNI 03-1726-2002, telah terjadi beberapa kejadian
gempa besar di Indonesia yang memiliki magnituda yang lebih besar dari
magnituda maksimum yang diperkirakan sebelumnya, seperti Gempa
Aceh (2004) dan Gempa Nias (2005). Pertanyaan yang kemudian timbul
adalah apakah peta gempa ini masih relevan atau mendesak untuk segera
diupdate? Disamping itu, pada beberapa tahun terakhir telah dikembang-
kan metoda analisis baru yang bisa mengakomodasi model atenuasi
sumber gempa 3-dimensi (3-D). Hal tersebut bisa menggambarkan
atenuasi penjalaran gelombang secara lebih baik dibandingkan dengan
model 2-D yang digunakan untuk penyusunan peta gempa SNI 03-1726-
2002. Selanjutnya penelitian-penelitian yang intensif tentang fungsi
atenuasi akhir-akhir ini dan studi-studi terbaru tentang sesar aktif di
Indonesia semakin menguatkan kebutuhan untuk memperbaiki peta
gempa Indonesia yang berlaku pada saat ini.
Usaha formal untuk merevisi peta gempa Indonesia dimulai sejak
tahun 2006. Usaha ini diinisiasi oleh Departemen Pekerjaan Umum
bekerja sama dengan akademisi, asosiasi profesi, maupun instansi
pemerintah lainnya. Telah disepakati bersama bahwa peta gempa
Indonesia yang baru akan disusun berdasarkan data-data seismisitas
paling up to date, hasil-hasil riset-riset terbaru tentang kondisi seismo-
tektonik di Indonesia dan menggunakan analisis dengan model 3-D
dengan merujuk pada International Building Code 2000 (IBC 2000). IBC
2009 menggunakan probabilitas terlampaui 2% untuk masa layan
bangunan 50 tahun (perioda ulang gempa 2475 tahun) sebagai dasar
untuk menentukan gempa disain.
Untuk keperluan penyusunan revisi peta gempa Indonesia SNI 03-
1726-2002, penulis dan peneliti-peneliti lainnya telah melakukan studi
sejak tahun 2006 dengan hasil-hasil publikasi diantaranya adalah Irsyam
et al. (2007, 2008, 2009, 2010). Untuk penulis, penelitian ini merupakan
bagian dari penelitian berkelanjutan dalam bidang Geoteknik Kegempaan
yang dimulai sejak Riset Unggulan Terpadu 1994 (Merati, et. al., 1996)
dilanjutkan dengan Hibah Tim Perguruan Tinggi III dan IV (Irsyam et al.,
1998 dan 2000), Hibah Bersaing (Irsyam, et al., 2003), dan penelitian-
penelitian lainnya dengan dengan industri konstruksi. Berbagai disiplin
ilmu seperti Geoteknik, Geologi, Seismologi, Geofisika dan Rekayasa
Struktur telah dilibatkan untuk mendapatkan hasil yang akurat dan
komprehensif dalam menghasilkan revisi peta. Penelitian juga telah
melibatkan berbagai institusi seperti: ITB, Pusat Pengembangan dan
Penelitian Geologi, USGS, LIPI, PU, dan Ristek.
Hasil analisis hazard/bencana kegempaan ( /
SHA) dapat berupa: percepatan maksimum, respon spektra, dan time-
IV. REVISI PETA GEMPA INDONESIA
Seismic Hazard Analysis
seismic hazard analysis
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
18 19
histories. Ada dua metoda yang biasa digunakan dalam SHA, yaitu:
deterministik ( /DSHA) dan
probabilistik ( / PSHA).
Secara umum metoda DSHA dapat dibagi menjadi 4 tahap. Tahap
pertama adalah identifikasi sumber-sumber gempa yang meliputi lokasi
sumber-sumber gempa, geometri sumber, mekanisme kegempaan,
sejarah kegempaan, dan parameter kegempaan seperti magnitude
maksimum dan frekuensi keberulangan kejadian gempa. Tahap kedua
adalah untuk setiap sumber gempa yang berada di sekitar lokasi studi
ditentukan (diskenariokan) parameter gempa yang akan menghasilkan
dampak di lokasi studi seperti magnituda yang maksimum dan lokasi
kejadian yang terdekat ke lokasi studi. Tahap ketiga adalah menghubung
kan parameter sumber gempa dengan parameter pergerakan tanah di
lokasi studi dengan menggunakan persamaan atenuasi. Tahap keempat
adalah menentukan parameter gempa disain berdasarkan skenario yang
menghasilkan parameter pergerakan tanah yang umumnya terbesar
.
Metode DSHA umumnya diaplikasikan untuk mengestimasi
percepatan gempa untuk konstruksi yang sangat membahayakan jika
terjadi kerusakan, seperti bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) (Irsyam et al., 1999), bendungan besar, serta konstruksi yang dekat
dengan sesar aktif dan untuk keperluan . Kelebihan
metoda ini adalah mudah digunakan untuk memprediksi gerakan gempa
Deterministic Seismic Hazard Analysis
Probabilistic Seismic Hazard Analysis
-
(worst case scenario)
emergency response
pada skenario terburuk. Sedangkan kelemahannya, metoda ini tidak
mempertimbangkan probabilitas terjadinya gempa dan pengaruh
berbagai ketidakpastian yang terkait dalam analisis (Kramer, 1996).
Analisis probabilistik PSHA pada prinsipnya adalah analisis
deterministik dengan berbagai macam skenario dan didasarkan tidak
hanya pada parameter gempa yang menghasilkan pergerakan tanah
terbesar. Perbedaan utama antara pendekatan DSHA dan PSHA adalah:
pada pendekatan probabilistik (PSHA), frekuensi untuk setiap skenario
pergerakan tanah yang akan terjadi juga diperhitungkan. Dengan
demikian, pendekatan PSHA juga bisa digunakan untuk memprediksi
seberapa besar probabilitas kondisi terburuk akan terjadi di lokasi studi.
Metoda ini memungkinkan untuk memperhitungkan pengaruh faktor-
faktor ketidakpastian dalam analisis seperti ukuran, lokasi dan frekuensi
kejadian gempa. Metode ini memberikan kerangka kerja yang terarah
sehingga faktor-faktor ketidakpastian dapat diidentifikasi, diperkirakan,
kemudian digabungkan dengan metode pendekatan yang rasional untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kejadian gempa.
Analisis DSHA dan PSHA pada kenyataannya saling melengkapi.
Hasil DSHA dapat diverifikasi dengan analisis probabilistik (PSHA)
untuk memastikan bahwa kejadian tersebut masih realistik (mungkin
terjadi). Sebaliknya, hasil analisis probabilistik dapat diverifikasi oleh
hasil analisis DSHA untuk memastikan bahwa hasil analisis tersebut
masih rasional. Lebih jauh, McGuire (2001) menyampaikan bahwa DSHA
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Magnitude, M
Lo
gN
o.E
art
hq
ua
kes
=M
Pea
kA
cce
lera
tio
n
Distance Acceleration
Pro
bab
ilit
yo
fE
xceed
an
ce
Area source
SITE
Fault
20 21
dan PSHA akan saling melengkapi tetapi dengan tetap memberikan
penekanan pada salah satu hasil. Untuk keperluan disain infrastruktur
tahan gempa, umumnya digunakan PSHA dengan tingkatan gempa atau
probabilitas terlampaui mengikuti SEAOC (1997).
PSHA yang dikembangkan oleh Cornell (1968) dan EERI
(EERI, 1989) memiliki empat tahap (Gambar 13), yaitu: (a)
identifikasi sumber gempa, (b) karakterisasi sumber gempa, (b) pemilihan
fungsi atenuasi dan (d) perhitungan hazard gempa.
Committee on
Seismic Risk
Identifikasi Sumber Gempa
Identifikasi sumber gempa didasarkan atas data seismotektonik dan
data spasial sejarah kegempaan di sekitar lokasi studi. Tujuan dari
identifikasi ini adalah untuk pemodelan sumber gempa yang meliputi:
dimensi, orientasi dan mekanisme sumber gempa. Untuk keperluan
karakterisasi, diperlukan parameter-parameter kegempaan dari sumber
gempa: lokasi dan koordinat, geometri, mekanisme pergerakan, ,
dan magnituda maksimum dari setiap sumber gempa. Parameter-
parameter tersebut didapatkan dari para ahli geologi, seismologi dan
geofisika.
Berdasarkan mekanismenya, sumber-sumber gempa di Indonesia
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) sumber gempa , (2)
sumber gempa subduksi dan (3) sumber gempa (Irsyam et al.,
2009, 2010). Sumber gempa digunakan untuk memodelkan sesar-
sesar yang sudah teridentifikasi di Indonesia secara baik.
Sesuai dengan kedalaman dan mekanismenya, sumber gempa
subduksi pada daerah pertemuan antar lempeng dibagi ke dalam zona
dan zona . Batas kedalaman dari
zona Megathrust ini rata-rata sekitar 50 km. Untuk daerah yang
kedalamannya >50 km, beberapa publikasi terakhir (Peterson et al., 2004
dan 2007) memodelkan zona ini dengan mengikuti
Frankel (1995) yang juga disebut sebagai .
Sumber gempa digunakan untuk daerah yang ada
slip-rate
fault
background
fault
Megathrust (interface) Benioff (intra-slab)
intra-slab
gridded seismicity
deep background
shallow backgroundGambar 13: PSHA untuk mendapatkan pergerakan tanah di batuan dasar
1. Identifikasi sumber gempa•Lokasi:Geometri:
Mekanisme:
koord. sumber gempaarah strike, sudut dip,
kedalaman maksimum• subduksi patahan
normal, reverse
•
1. Karakterisasi sumber gempa•••
Frekuensi kejadianSlip rateMagnitude maksimum
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
22 23
kejadian gempanya tetapi belum lengkap data -nya. Kejadian-
kejadian gempa di daerah biasanya adalah gempa-gempa kecil
sampai sedang dengan kedalaman tidak lebih dari 50 km dan model yang
digunakan adalah model .
seismogenic
background
gridded seismicity
Gambar 14: Klasifikasi gempa utama berdasarkan jenis sumber gempa
(Irsyam et al., 2009, 2010)
Karakterisasi Sumber Gempa
Salah satu input yang diperlukan dalam analisis probabilitas adalah
frekuensi kejadian gempa untuk setiap magnituda dari masing-masing
sumber gempa. Frekuensi ini didapat dari kejadian gempa historik yang
pernah terjadi dalam masing-masing daerah sumber gempa. Data historik
untuk seluruh wilayah Indonesia dikumpulkan dari berbagai institusi
seperti Nasional Earthquake Information Center - U.S. Geological Survey
(NEIC-USGS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Indonesia, maupun beberapa katalog perorangan.
Dalam analisis kegempaan, frekuensi kejadian gempa diperlukan
untuk mendapatkan karakteristik sumber gempa yang direpresentasikan
dalam parameter sumber gempa. Parameter sumber gempa tersebut
meliputi nilai magnituda maksimum dan parameter a-b, yaitu parameter
yang menggambarkan frekuensi kejadian gempa dalam satu tahun untuk
suatu nilai magnituda. Dalam penelitian-penelitiannya, penulis menggu-
nakan dua model matematik yaitu dan
(Gambar 15), untuk mendapatkan parameter a-b (Irsyam et al., 2009, 2010).
truncated exponential characteristic
Gambar 15: Pemodelan untuk distribusi magnituda untuk masing-masing tipe
sumber gempa ( )Irsyam et al., 2009, 2010
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
24 25
Fungsi Atenuasi Untuk Memodelkan Perambatan Gelombang Gempa
Fungsi atenuasi merupakan persamaan matematika sederhana yang
menghubungkan antara parameter kegempaan di lokasi pusat gempa
(Magnituda M dan jarak R) dengan parameter pergerakan tanah (spektra
percepatan) di lokasi yang ditinjau (Campbell, 2001). Fungsi atenuasi
cenderung spesifik untuk setiap wilayah dan untuk suatu tipe patahan,
misalnya atenuasi untuk berbeda dengan untuk atau
. (Finn et al., 2004).
Salah satu data yang digunakan untuk menurunkan fungsi atenuasi
adalah data yang didapatkan dari hasil pencatatan alat
saat kejadian gempa. Karena minimnya data pencatatan
di Indonesia, maka pemakaian fungsi atenuasi yang diturunkan
dari negara lain tidak dapat dihindari. Pemilihan fungsi atenuasi
didasarkan pada kesamaan kondisi geologi dan tektonik dari wilayah
dimana rumus atenuasi itu dibuat.
Fungsi atenuasi dari publikasi-publikasi terkini seperti NGA
dari Boore dan Atkinson (2008), Campbell dan
Bozorgnia (2008), and Chiou dan Young (2008) telah digunakan penulis.
Model NGA dikembangkan berdasarkan basis data yang meliputi 1557
catatan dari 143 gempa sejak tahun 1935 di beberapa wilayah tektonik
aktif, seperti Turki, Taiwan, Mexico, Yunani, Iran, Italia, dan Amerika
Serikat. Fungsi atenuasi NGA diturunkan dengan telah memperhitung
kan detil kondisi geologi/seismologinya.
strike-slip reverse
thrust faults
time histories
accelerograph time
histories
(Next
Generation Attenuation)
-
Peta Hazard Gempa Dengan Model Sumber Gempa 3-Dimensi
Penentuan besarnya percepatan maksimum di batuan dasar akibat
gempa dengan (PSHA) melibatkan
beberapa ketidakpastian yang dapat dikelompokkan menjadi dua; yaitu
ketidakpastian dan . Ketidakpastian timbul
karena proses/kejadian alamiah yang variasinya tidak bisa diprediksi.
Contoh dari ketidakpastian adalah: lokasi gempa, magnituda dan
karakteristiknya serta detil proses pecahnya fault.
Ketidakpastian timbul karena masih kurangnya penge
tahuan tentang mekanika proses gempa dan masih kurangnya data.
Beberapa ketidakpastian penting yang berhubungan dengan
parameter kegempaan, yaitu dalam penentuan: lokasi dan batas/luasan
sumber gempa, distribusi gempa dan magnituda maksimum, seismisitas
dan variasi karakteristik ground motion dalam rumus
atenuasi (McGuire, 2004). Dalam aplikasinya, ketidakpastian ini
diatasi dengan menggunakan dalam bentuk
(Tavakoli, 2002).
Analisis identifikasi, karakterisasi sumber gempa, pemilihan fungsi
atenuasi, dan ketidakpastian yang timbul digunakan untuk perhitungan
gempa untuk mendapatkan besarnya gerakan tanah (percepatan
maksimum atau spektra percepatan) pada berbagai probabilitas
terlampaui. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Teorema
Probabilitas Total dalam 3 Dimensi yang dapat dinyatakan sebagai berikut
(McGuire, 2005):
Probabilistic Seismic Hazard Analysis
aleatory epistemic aleatory
aleatory
epistemic -
epistemic
(activity rate)
epistemic
expert judgment logic-tree
hazard
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
2726
Pada saat ini praktis hanya ada 2 alternatif software yang umum
digunakan secara internasional untuk perhitungan kegempaan
dengan model sumber gempa 3-D, yaitu: software EZFRISK dan software
USGS. Melalui mahasiswa program Doktor yang penulis bimbing, telah
dihasilkan software yang dapat menghitung dengan model 3-D
(Makruf, 2009).
Sampai dengan penyusunan makalah ini, penulis telah berhasil
mempublikasikan beberapa paper hasil analisis dengan metoda PSHA,
seperti peta percepatan maksimum di batuan dasar untuk Pulau Sumatera
untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun (Irsyam et al., 2008a).
Peta yang ditampilkan pada Gambar 16 ini merupakan hasil studi dari
hasil kerjasama penelitian penulis dengan USGS.
hazard
hazard
Gambar 16: Peta percepatan gempa
maksimum di batuan dasar untuk
Sumatera untuk probabilitas
terlampaui 10% dalam 50 tahun.
(Irsyam et al., 2008a)
Selain peta percepatan maksimum, penulis dalam pembimbingan
program Doktor (Asrurifak) telah menghasilkan peta spektra percepatan
di batuan dasar untuk T = 0.2 dan 1.0 sec untuk seluruh wilayah Indonesia
untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun sebagaimana dapat
dilihat dalam Gambar 17 (Irsyam et al., 2009). Sedangkan untuk
probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun telah dipresentasikan dalam
seminar internasional (Gambar 18).
Hasil studi ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada
nilai hazard gempa dibandingkan peta gempa SNI 03-1726-2002 terutama
pada daerah di sekitar sesar aktif dan daerah di dekat subduksi. Alasan
dari kenaikan ini meliputi: pengaruh permodelan sumber gempa 3-D,
nilai magnituda maksimum (M ) yang lebih besar dibanding M yang
digunakan dalam peta SNI 2002, adanya sumber gempa
, dan adanya kenaikan dari beberapa patahan aktif di
Indonesia.
Hasil studi Petersen et al. (2004), USGS NEIC (2008), dan Sengara et al.
(2009) untuk Pulau Sumatera juga menunjukkan kenaikan nilai hazard
yang besar di sekitar sesar Semangko dan di dekat subduksi Sumatera.
Beberapa gempa besar akhir-akhir ini, seperti gempa Kobe (1995), gempa
Wenchuan (2008), gempa Haiti (2010) dan gempa Chile (2010)
menunjukkan bahwa nilai pergerakan tanah umumnya jauh lebih tinggi
dari yang diperkirakan untuk lokasi yang berada di dekat sesar aktif.
max max
shallow
background slip rate
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
28 29
Spektra percepatan di T=0.2 detik
Gambar 18: Peta percepatan maksimum di batuan dasar Indonesia
untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (Irsyam et al., 2010)
Percepatan maksimum
Spektra percepatan di T = 1.0 detik
Gambar 17: Peta spektra percepatan di batuan dasar Indonesia
untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun ( )Irsyam et al., 2009
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Untuk menindaklanjuti Workshop tahun 2008 dalam rangka
penyusunan revisi gempa, Departemen Pekerjaan Umum membentuk
Tim Revisi Peta Gempa SNI 03-1726-2002 pada bulan Desember 2009.
Penulis diberikan kepercayaan menjadi ketua tim dengan didukung oleh
pakar-pakar dari ITB (Sengara, Widiyantoro, Triyoso, dan Meilano), LIPI
(Natawidjaja), Departemen Pekerjaan Umum (Aldiamar, Ridwan), Pusat
Survey Geologi (Kertapati), BMKG (Soehardjono), dan mahasiswa
program Doktor bimbingan penulis (Asrurifak). Tim telah melakukan
review dan updating terhadap parameter-parameter gempa yang telah
dipakai sebelumnya oleh Irsyam et al. (2009 dan 2010) dan Sengara et al.
(2009) (Gambar 19). Peta yang telah dihasilkan oleh tim ini (Gambar 20 dan
Gambar 21) selanjutnya akan disosialisasikan kepada umum untuk
mendapatkan masukan guna penyempurnaan.
30 31
Gambar 20: Peta spektra percepatan di batuan dasar Indonesia untuk
probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun
(Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002, 2010)
Gambar 19: Parameter kegempaan yang dipakai untuk revisi peta gempa
Indonesia (Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002, 2010)
Gambar 21: Peta spektra percepatan di batuan dasar Indonesia
untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun.
(Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002, 2010)
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
32 33
Hasil analisis terbaru ini menunjukkan bahwa /bencana yang
diperoleh umumnya lebih besar, terutama pada daerah di sekitar sesar
dan daerah sukduksi. Peningkatan nilai yang signifikan akan
berakibat kepada biaya konstruksi, kiranya seluruh komponen dalam
dunia industri konstruksi dan penentu kebijakan perlu duduk bersama
untuk memecahkan masalah ini.
Tim juga menyiapkan peta gempa untuk perioda ulang yang berbeda-
beda untuk keperluan selain bangunan gedung, misalnya dam, jembatan,
timbunan jalan maupun bangunan-bangunan yang lebih sederhana.
Untuk konstruksi tertentu yang spesial, seperti PLTN, PLTU, dam,
jembatan bentang panjang, anjungan lepas pantai dan gedung-gedung
tinggi diperlukan prediksi gerakan tanah di permukaan yang lebih akurat
khusus di lokasi rencana konstruksinya. Prediksi spesifik ini bisa diper-
oleh melalui analisis perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke
permukaan, yang biasa disebut dengan /SSA. SSA
dilakukan melalui empat tahap (Gambar 22) yaitu; (1) pemilihan atau
pembuatan gerakan tanah di batuan dasar, (2) karakterisasi tanah
setempat untuk mendapatkan profil parameter dinamis tanah, (3) analisis
perambatan gelombang geser dari batuan dasar ke permukaan dan (4)
penentuan spektra untuk disain.
hazard
hazard
Site Specific Analysis
V. ANALISIS PENGARUH KONDISI TANAH LOKAL
Site Specific Analysis
(SITE
SPECIFIC ANALYSIS)
Gambar 22: Tahapan dalam site spesific analysis
Pemilihan dan Pengembangan Time Histories
Dalam analisis perambatan gelombang, diperlukan data pergerakan
tanah di batuan dasar yang umumnya berupa riwayat
percepatan terhadap waktu . Apabila pada lokasi
yang ditinjau tidak memiliki data sendiri, maka dapat digunakan dua
alternatif, yaitu; 1) menggunakan data (TH) dari lokasi lain
dengan kondisi geologi dan seismologi (termasuk Magnituda M dan jarak
R) yang sesuai atau mirip dengan kondisi lokasi yang ditinjau atau 2)
mengembangkan yang disesuaikan dengan kondisi
geologi, seismologi, serta kriteria hasil PSHA. Kondisi geologi dan
(ground motion)
(acceleration time histories)
time-histories
artificial time-histories
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
seismologi ini tercermin dari parameter-paramater gerakan tanah yaitu:
nilai gerakan maksimum, kandungan frekuensi, dan durasi gerakan
gempa.
Alternatif-1 relatif sulit dilaksanakan karena tidak mudah untuk
mencari data TH dari negara lain dengan kondisi geologi, seismologi, M,
dan R yang sesuai dengan kondisi di lokasi yang ditinjau di Indonesia.
Karena itu, Alternatif-2 lebih sering dipilih untuk mendapatkan data TH
di batuan dasar. Pengembangan pada Alternatif-2
umumnya dilakukan dengan memodifikasi TH dari lokasi lain agar
spektranya mendekati spektra target melalui analisis dan
. Dengan cara ini dihasilkan TH yang dapat memenuhi
kriteria probabilitas yang diinginkan dengan tetap mempertahankan
kemiripan kondisi geologi dan seismologi.
Untuk keperluan perencanaan bangunan gedung tinggi dan SSA,
penulis (Irsyam et al., 2008) telah mengembangkan TH untuk kota Jakarta
dan beberapa kota besar di Indonesia lainnya untuk perioda ulang 475
tahun.
Parameter dinamis tanah yang paling utama dalam mempengaruhi
gerakan gempa di permukaan adalah modulus geser dan damping.
Modulus geser tanah dan damping ratio tanah menunjukkan perilaku non
linier yang sangat tergantung kepada besarnya regangan geser sebagai-
artificial time-histories
deagregasi
spectral matching
Karakterisasi Tanah
mana terlihat dalam Gambar 23. Perilaku non linier ini pada kenyataannya
sangat mempengaruhi amplifikasi dan kandungan frekuensi gelombang
yang sampai di permukaan tanah.
Pengukuran modulus geser umumnya dilakukan pada kondisi
regangan kecil sehingga nilai yang diperoleh adalah modulus geser
maksimum untuk digunakan sebagai referensi dalam menentukan
modulus geser pada berbagai regangan.
Nilai modulus geser (maksimum) dapat diperoleh melalui: a)
pengujian lapangan, b) pengujian laboratorium dan c) pendekatan
dengan rumus empirik. Pengujian lapangan umumnya dilakukan dengan
mengukur langsung kecepatan gelombang geser di lapangan. Pengujian-
pengujian lapangan yang biasa dikerjakan untuk mendapatkan parameter
dinamis tanah: dan
. Apabila pengujian-pengujian lapangan ini sulit
dilakukan, maka parameternya didekati dengan menggunakan korelasi
geophysic seismic downhole, seismic cross hole test, spectral
analysis of surface waves
Gambar 23: Perilaku nonlinier modulus geser dan damping ratio tanah
(Kokusho et al., 1982)
34 35Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
terhadap pengujian lapangan lainnya yang sudah umum digunakan,
seperti: (SPT) dan Sondir (CPT). Pengukuran
modulus geser di laboratorium juga bisa dilakukan, misalnya dengan
menggunakan: uji kolom resonansi , triaxial siklis,
ataupun .
Modulus geser dinamik juga bisa didekati dengan menggunakan
rumus empirik. Rumus-rumus empiris yang telah ada sebelumnya adalah
untuk pasir saja, seperti: Hardin dan Richart (1963), Shibata dan Soelarno
(1975), Iwasaki et al. (1978), Yu dan Richart (1984), dan Kokusho (1980),
atau untuk lempung saja, seperti: Hardin dan Black (1968), Marcuson dan
Wahls (1972), Zen et al., (1978), dan Kokusho (1982). Dengan menggu-
nakan alat kolom resonansi, penulis melalui penelitian dari Hibah Tim
(Irsyam et al., 2000) dan Hibah Bersaing (Irsyam et al., 2003) dalam
pembimbingan program Doktor (Munirwansyah, 2002) telah berhasil
menurunkan rumus empiris modulus geser maksimum tanah pasir-
lempung dengan hasil sebagai berikut:
Standard Penetration Test
(resonance column test)
simple shear test, torsional shear test, bender element
Perambatan Gelombang Gempa dari Batuan Dasar ke Permukaan
Tanah
Analisis perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke permu-
kaan tanah didasarkan atas model perambatan vertikal dari gelombang
geser melewati suatu media viskoelastik. Untuk memperhitungkan
pengaruh non-lonier modulus geser dan damping terhadap regangan,
analisis ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan
pendekatan linier ekivalen atau menggunakan metode
nonlinier.
Dalam pemodelan linier ekivalen, perilaku nonlinier tanah didekati
dengan karakterisasi linier ekivalen (Seed and Idriss, 1970). Perhitungan
perambatan gelombang dilakukan dengan mengaplikasikan solusi
persamaan gelombang geser pada gelombang transien melalui algoritma
(FFT). Metoda ini memodelkan variasi non linier
modulus geser dan damping sebagai fungsi regangan dengan modulus
ekivalen dan linier ekivalen. Pendekatan ini lebih
banyak digunakan karena lebih cepat dan mudah. Meskipun demikian,
karena menggunakan konsep tegangan total maka
pengaruh tegangan air pori tanah saat gempa tidak diperhitungkan.
Dalam pemodelan nonlinier, perambatan gelombang geser didekati
dengan menggunakan integrasi numerik langsung dalam domain waktu.
Pada saat ini, tersedia berbagai model tanah mulai dari yang sederhana
seperti Ramberg-Osgood (1943), Vucecit (1990), dan Salvati et al. (2001)
sampai model konkstitutif canggih yang melibatkan
dan seperti Wang (1990) dan Biscontin et al. (2001).
Pemodelan non linier ini menggunakan konsep tegangan efektif sehingga
bisa memperhitungkan kenaikan, redistribusi dan dissipasi tegangan air
pori akibat gempa dan bisa menghindari adanya amplifikasi yang tinggi
yang kadang diperoleh dari hasil pendekatan (Kramer,
(equivalent linear)
Fast Fourier Transform
(total stress analysis)
yield surfaces,
hardening laws flow rules
linier
linier ekivalen.
damping ratio
36 37Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 2 4 6 8 10Period (sec)
Pacitan (Medium to Stiff)
SNI- medium
SNI- soft
Suralaya (Medium to stiff)
Teluk Naga (Soft)
Gambar 24: Beberapa gedung tinggi di Jakarta dan
jembatan bentang panjang yang telah di analisis site specific
1996).
Dari analisis perambatan gelombang ini, pada akhirnya diperoleh
gerakan gempa di permukaan tanah. Output dari analisis SSA adalah TH
di permukaan tanah yang digunakan untuk analisis dinamik struktur dan
untuk mendapatkan respon spektra disain. Penulis telah mengaplikasikan
prosedur pembuatan SSA ini guna perencanaan bangunan tahan gempa
untuk gedung-gedung tinggi di Jakarta dan kota-kota lain sebagaimana
terlihat dalam Gambar 24, beberapa PLTU, anjungan lepas pantai, fasilitas
pengolahan tambang, tangki LNG, dan jembatan bentang panjang seperti
Jembatan Suramadu (Irsyam et al., 2005).
Contoh hasil analisis berupa desain spektra pada beberapa PLTU di
Wilayah 4 dalam peta gempa SNI 2002 dapat dilihat dalam Gambar 25.
Hasil analisis menunjukkan bahwa umumnya pada periode rendah
spektra desain hasil SSA lebih besar dibandingkan spektra desain SNI
2002, sedangkan pada periode tinggi berlaku sebaliknya.
Gambar 25:
Hasil analisis
beberapa
PLTU di Indonesia
site
specific
38 39
The City Tower The Pakubuwono View Menara Empat Lima
The City Center Batavia Nifarro @ Kalibata Menara Kompas
Jembatan Suramadu
Sp
ec
tra
lA
cc
ele
rati
on
(g)
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
VI. MIKROZONASI
Analisis yang dilakukan pada beberapa titik dalam suatu
daerah akan memberikan gambaran spasial tentang efek dari kegempaan.
Proses ini biasa disebut analisis mikrozonasi. Output dari analisis ini
adalah peta mikrozonasi yang menggambarkan kontur spektra
percepatan gempa di permukaan tanah, zona potensi likuifaksi, zona
potensi kelongsoran dan analisis spasial lainnya yang berkaitan dengan
dampak bencana kegempaan. Peta mikrozonasi tersebut sangat berguna
untuk perencanaan infrastruktur tahan gempa, managemen tata guna
lahan, estimasi potensi likuifaksi, estimasi kerusakan bangunan, estimasi
korban jiwa dan untuk estimasi kerugian secara ekonomi akibat gempa
pada masa yang akan datang (Finn ., 2004).
Analisis mikrozonasi untuk Banda Aceh telah dilakukan oleh penulis
bersama rekan-rekan lainya (Gitamandalaksana, 2009). Peta mikrozonasi
tersebut dikembangkan untuk keperluan evaluasi terhadap Peta
Penggunaan Lahan Tahun 2005 serta Peta Rencana Pemanfaatan Ruang
Tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Satuan Kerja Sementara Badan
Rekosntruksi dan Rehabilitasi (SKS-BRR). Gambar 28 menunjukkan peta
yang terdiri atas lokasi penyelidikan tanah, peta zonasi faktor ampilifikasi
dan peta potensi likuifaksi. Mengingat potensi gempa-gempa di masa
depan, penulis sangat yakin Pemerintah Pusat maupun Daerah perlu
membuat mikrozonasi untuk beberapa kota besar di Indonesia termasuk
peta zonasi tsunami untuk .
site specific
et al
emergency plan
Gambar 26: Penyelidikan lapangan untuk studi mikrozonasi Banda Aceh
(Irsyam et al., 2010)
Gambar 27: Peta amplifikasi gempa kota Banda Aceh dan Sekitarnya
( )Irsyam et al., 2010
40 41Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Gambar 28: Peta mikrozonasi potensi likuifaksi Banda Aceh ( )Irsyam et al., 2010
VII. PENELITIAN-PENELITIAN KEDEPAN
Infrastruktur tahan gempa melibatkan bukan hanya Bidang Keilmuan
Rekayasa Geoteknik, tetapi juga berbagai bidang keilmuan dan program
studi yang lainnya. ITB selama ini telah berperan besar dalam pemba-
ngunan infrastruktur tahan gempa di Indonesia. Secara tradisi, dosen-
dosen ITB telah berperan aktif dalam penyusunan berbagai
di bidang infrastruktur tahan gempa. Dosen-dosen ITB, khusus-
nya dari program studi Teknik Sipil, Teknik Geofisika, dan Geologi telah
memiliki jejaring yang kuat dengan cluster industri yang terkait infra-
struktur tahan gempa, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta.
“code of
practice”
ITB telah memiliki beberapa modal dasar untuk memimpin dalam
bidang ini, yaitu: 1) Peneliti-peneliti senior yang memiliki latar belakang
rekam jejak dan jejaring yang relevan, 2) “Physical resources” yang dapat
mendukung seperti laboratorium riset dan perpustakaan, 3) Riset agenda
yang sudah berjalan di beberapa KK di ITB memiliki irisan dengan tema
yang sejalan dengan konstruksi tahan gempa, dan 4) Mahasiswa-
mahasiswa pasca sarjana yang memiliki potensi dan minat yang relevan
dalam bidang konstruksi tahan gempa. Dosen-dosen ITB bersama dengan
Pusat Penelitian Infrastruktur Tahan Gempa dan Pusat Mitigasi Bencana
dapat selalu menjadi ujung tombak penelitian yang berhubungan dengan
pembangunan infrastruktur tahan gempa terutama di Indonesia maupun
diAsia Tenggara.
Khusus untuk Geoteknik Kegempaan, berdasarkan pengalaman
penulis melalui riset-riset yang sudah dan sedang dikerjakan pada saat ini
serta hasil diskusi dalam seminar dan konferensi baik dalam skala
nasional maupun internasional, maka penulis menyimpulkan bahwa
topik-topik penelitian yang sangat diperlukan untuk Indonesia maupun
yang diperkirakan akan menjadi topik-topik utama kedepan pada bidang
Geoteknik Kegempaan adalah sebagai berikut:
Mengingat saat ini masih belum ada fungsi atenuasi untuk Indonesia,
maka mutlak diperlukan studi untuk menurunkan fungsi atenuasi
yang sesuai dengan kondisi tektonik di Indonesia. Peran pemerintah
1. Pengembangan fungsi atenuasi untuk Indonesia
42 43Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
dalam memasang jaringan sangat
diharapkan.
Mengingat sangat langkanya ground motion yang bisa digunakan
untuk keperluan analisis dinamik infrastruktur dan SSA
, maka perlu dilakukan studi guna mengembangkan
untuk beberapa kota-kota di Indonesia.
Untuk keperluan manajemen tata guna lahan, estimasi potensi
likuifaksi, estimasi kerusakan bangunan, estimasi korban jiwa dan
estimasi kerugian secara ekonomi akibat kejadian-kejadian gempa
dimasa datang, perlu dilakukan studi mikrozonasi kegempaan
(termasuk tsunami) untuk kota-kota yang padat penduduknya.
Beberapa penelitian yang diperkirakan akan banyak diteliti di masa
mendatang sehubungan dengan analisis perambatan gelombang dari
batuan dasar kepermukaan tanah adalah dengan mengakomodir
berbagai model konstitutif, mempertimbangkan , dan
meninjau kondisi topografi.
Kerjasama antara rekayasa geoteknik dan rekayasa struktur akan
strong-motion accelerometer
(site specific
analysis) artificial
ground-motion
hazard
basin effect
2.
3.
4.
5.
Pengembangan ground motion untuk kota-kota di Indonesia
Mikrozonasi untuk kota-kota di indonesia
Analisis respons dinamis menggunakan model constitutive dan
boundary condition yang lebih sesuai
Interaksi Tanah-Struktur selama gempa
semakin diperlukan guna memperoleh prediksi perilaku bangunan
yang lebih akurat dengan mempertimbangkan adanya interaksi
tanah-struktur pada fondasi atau basement serta memasukan
pengaruh perilaku non linier dan tanah.
Mengingat hazard yang dihadapi Indonesia umumnya lebih besar
dari yang diperkirakan semula, maka dibutuhkan adanya inovasi
serta kearifan lokal untuk diterapkan dalam industri konstruksi.
Sebagai contohnya adalah konstruksi cerucuk matras bambu yang
murah dan sangat berpotensi untuk mencegah terjadinya
dan keretakan tanah saat gempa (Gambar 29).
Penulis telah banyak mengaplikasikan cerucuk matras bambu ini
pada berbagai jenis konstruksi.
Penelitian mendatang dalam bidang likuifaksi diperkirakan akan
terkonsentrasi kepada: a) perbaikan metoda prediksi potensi
likuifaksi, b) studi perilaku tanah (kuat geser dan kekakuan) pada saat
likuifaksi dan c) studi perilaku tanah setelah likuifaksi
.
Beberapa alat baru telah dikembangkan untuk karakterisasi
frequency dependent
lateral
spreading
(post-
liquefaction)
6. Pengembangan metoda dan teknologi inovatif yang lebih sesuai
dengan kondisi Indonesia
7.
8.
Prediksi potensi likuifaksi pasir dan perilakunya
Pengembangan karakterisasi tanah dinamik dengan peralatan dan
metoda baru
44 45Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
perlapisan tanah, seperti VisCPT yang bisa secara langsung
merekam dan memvisualisasikan perlapisan tanah dibawah per-
mukaan (Rasckhe and Hryciw, 1995). Dengan peralatan baru ini dan
digabungkan dengan metoda baru yang dikembangkan oleh Susila
(2005) dan Hryciw et al. (2008), perlapisan tanah akan bisa dikarak-
terisasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan detail.
(real time)
Gambar 29: Konstruksi cerucuk matras-bambu untuk perkuatan tanah lunak
dibawah timbunan/reklamasi
VIII. KESIMPULAN
Wilayah Indonesia terletak pada zona tektonik yang sangat aktif
sehingga sangat rawan terhadap gempa bumi. Permasalahannya gempa
merupakan kejadian alam yang tidak bisa dihindari. Sampai saat ini
perhitungan maupun prediksi waktu, tempat, dan magnituda dari
kejadian gempa belum bisa dilakukan secara baik. Peran Geoteknik
Kegempaan menjadi sangat penting dalam memberikan prediksi
parameter pergerakan tanah baik di batuan dasar maupun di permukaan
untuk perencanaan infrastruktur tahan gempa.
Perlunya melakukan revisi Peta Gempa SNI 03-1726-2002 menjadi
mendesak dengan terjadinya gempa-gempa besar di Indonesia beberapa
tahun terakhir, perkembangan teknik analisis yang bisa memodelkan
atenuasi perambatan gelombang gempa secara 3-D, maupun adanya
informasi seismologi terbaru hasil penelitian terakhir. Peta hazard hasil
46 47Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
penelitian penulis maupun draft revisi peta gempa Indonesia untuk
perencanaan struktur tahan gempa yang disusun Tim Revisi Peta Gempa
Indonesia SNI 03-1726-2002, dimana penulis diberi kepercayaan sebagai
ketua, menunjukkan nilai hazard yang relatif lebih besar daripada peta
gempa yang sekarang sedang berlaku terutama pada daerah di sekitar
sesar dan daerah sukduksi. Hasil ini apabila diaplikasikan dalam
peraturan bisa berimplikasi signifikan, karena: (1) perlu melakukan
evaluasi terhadap keamanan bangunan/infrastruktur yang sudah
dibangun dan kemungkinan perkuatan yang diperlukan dan (2) adanya
potensi peningkatan biaya konstruksi untuk bangunan/infrastruktur
baru. Untuk mengatasi permasalahan bersama ini, maka seluruh
komponen yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur tahan
gempa perlu duduk bersama. Kearifan lokal maupun inovasi-inovasi baru
yang sesuai dengan kondisi Indonesia sangat diperlukan untuk
mendapatkan perencanaan bangunan/infrastruktur tahan gempa yang
lebih optimal.
Mengingat potensi gempa-gempa di masa depan, Pemerintah perlu
membuat mikrozonasi untuk kota-kota di Indonesia terutama yang padat
penduduknya. Peta mikrozonasi tersebut sangat berguna untuk
perencanaan infrastruktur tahan gempa, managemen tata guna lahan,
estimasi kerusakan bangunan dan korban jiwa estimasi korban jiwa.
Penulis juga telah mengaplikasikan SSA untuk
konstruksi-konstruksi khusus seperti gedung-gedung tinggi di Jakarta,
(Site Specific Analysis)
beberapa PLTU yang tersebar di hampir seluruh Indonesia, jembatan
bentang panjang, anjungan lepas pantai, serta beberapa fasilitas
pengolahan tambang di Indonesia. Secara umum, hasil hitungan spektra
menunjukkan adanya perbedaan yang tidak kecil antara SSA dengan
peraturan gempa yang berlaku (SNI 03-1726-2002). Sehingga konstruksi-
konstruksi khusus, SSAmemang sangat diperlukan.
Dengan rekam jejak maupun modal dasar yang dipunyai, ITB
diharapkan menjadi ujung tombak dalam pengembangan penelitian di
masa depan maupun penyelesaian permasalahan-permasalahan bangsa
dalam pembangunan infrastruktur tahan gempa.
Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih, syukur
alhamdullilah kepada ALLAH SWT atas izin, kasih dan sayang, rahmat
serta taufik hidayah Nya yang telah membawa penulis kepada jabatan
guru besar Institut Teknologi Bandung.
Selanjutnya kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima-
kasih kepada pimpinan dan anggota Majelis Guru Besar ITB atas
kehormatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyampaikan orasi
dihadapan hadirin sekalian.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kami sampaikan
kepada Prof. Wiranto Arismunandar (ITB), Prof. Hang Tuah Salim (ITB),
�
UCAPAN TERIMA KASIH
48 49Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Soedarto Notosiswoyo (ITB), Prof. Ofyar Z. Tamin (ITB), Prof. Paulus
Rahardjo (UNPAR), dan Prof. Roman D. Hryciw (University of Michigan,
USA) yang telah bersedia mempromosikan kami untuk maju ke jenjang
guru besar dan selalu memberi semangat kepada kami.
Terimakasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada Prof.
Azis Jayaputra atas dukungan, bimbingan, dan kerjasama yang sangat
baik sejak kami menjadi mahasiswa ITB dan yang sudah kami anggap
sebagai orang tua kami sendiri.
Secara khusus ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh
staf KK Rekayasa Geoteknik yaitu; Dr. Endra Susila, Dr. FX Toha, Dr.
Hasbullah Nawir, Dr. Bigman Hutapea, Dr. Wayan Sengara, Ir. Andi
Kartawiria, MT., dan rekan rekan lainnya serta Drs. Asep Achadiat atas
kerjasama dan persaudaraan yang sangat baik selama ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada seluruh kolega di Jalan Ganesha
15C yaitu; Ir. Arifin Soedarto, Ir. Agus Himawan, Dr. Hendriyawan, Ir.
Andri Nugroho MT., Dr.Awal Surono, dll.
Terima kasih dan penghargaan kami tujukan kepada Dekan FTSL,
Dr.Ir.Puti Farida Tamin yang telah mendukung kami untuk maju menjadi
guru besar, Prof. Widiadnyana Merati yang selalu mendorong kami untuk
melakukan penelitian dalam geoteknik kegempaan, dimulai sejak Gempa
Folres tahun 1992 dan Riset Unggulan Terpadu tahun 1994, Prof. Bambang
Budiono dan Dr. Dradjad Hoedajanto yang selalu memberikan masukan
yang sangat bermanfaat, Dr. Mark Petersen dari USGS atas kerjasama dan
supportnya, seluruh anggota
atas kerjasama dan persaudaraannya, dan Prof. Joetata Ha hardaja
dan Prof. S.P.R. Wardani atas dukungannya selama ini.
Kontribusi dalam bidang rekayasa geoteknik kegempaan tidaklah
terlepas dari sumbangsih para mahasiswa dan mantan mahasiswa dan
bimbingan, seperti Ir. M. Asrurifak, MT., Ir. Donny T. Dangkua, MT., Prof.
Munirwansyah, Dr. Lalu Makruf, Dr. Luthfi Hasan, Dr. Roesjanto dan
yang lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu.
Terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan dari HATTI
(Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia), HAKI (Himpunan Ahli
Konstruksi Indonesia), Tim Jembatan Suramadu, PT. PP, PT. WIKA serta
dari dunia industri konstruksi yang tidak bisa kami sebut satu persatu.
Terimakasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada orangtua
kami yang semasa hidupnya selalu bangun malam mendoakan kami; Kyai
Irsyam (alm), Rng. Mukdjidah Irsyam (alm), kepada mertua kami;
Samodra Sanyoto (alm) dan juga Sutarlin yang selalu setia mendoakan
kami sekeluarga. Terima kasih yang tinggi kami sampaikan kepada kakak
kami Ir. Mahsun Irsyam atas segala bantuan yang diberikan semasa kami
menyelesaikan kuliah di ITB. Juga kakak kami, Ir. Masrur Irsyam. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada kakak dan adik dari kedua
keluarga, juga kepada tiga keponakan kami, Dwipa, Fira, dan Lala Irsyam,
yang setia bersama kami sejak ditinggal bapaknya menghadap Yang Maha
Kasih.
Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-
2002 di
50 51Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Secara khusus terimakasih kami sampaikan kepada isteri tercinta:
Erni Nusaeni, yang telah mendampingi hidup kami dengan penuh
kesabaran, pengertian dan cinta-kasih yang tulus. Juga kepada kedua
anak tersayang: Ayu Amalia Irsyam dan Surya Ibrahim Irsyam yang selalu
menjadi pelita dalam menerangi dan membimbing kehidupan, memberi
kebahagiaan, dan semangat.
1. Badan Standarisasi Nasional, (2002)
.
2. Beca Carter Hollings & Ferner LTD, (1978)
, New Zealand BilateralAssistance Programme to Indonesia.
3. Boore, D.M., Atkinson, G.M. (2008),
, Earthquake
Spectra, Vol. 24, no. 1.
4. Bird, P., (2003)
, Geophysics, Geosystems, v. 4, no. 3, 1027.
5. Biscontin, G, Pestana, J.M., Nadim, F., Anderson, K., (2001)
, Proc. 4th Int. Conf. Recent Advances in Geotech.
Eqk. Eng. Soil Dyn., Paper 5.32.
6. Bock, Y., Prawirodirdjo, L., Genrich, J.F., Stevens, C.W., McCaffrey, R.,
Subarya, C., Puntodewo, S.S.O., Calais, E., (2003)
DAFTAR PUSTAKA
“Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002”
“Indonesian Earthquake
Study”
“Ground-motion Prediction
Equations for the Average Horizontal Component of PGA, PGV, and 5%-
damped PSA at Spectral Periods between 0.01 s and 10.0 s”
“An Updated Digital Model of Plate Boundaries:
Geochemistry”
“Seismic
Response of Normally Consolidated Cohesive Soils in Gently Inclined
Submerged Slopes”
“Crustal Motion in
Indonesia from Global Positioning System Measurements”,
“Hybrid Empirical Model for Estimating Strong
Ground Motion in Regions of Limited Strong-Motion Recordings”
“Ground Motion Model for the
Geometric Mean Horizontal Component of PGA, PGV, PGD and 5%-
damped Linear Elastic Response Spectra for Periods Ranging from 0.01 to
10.0 s”
“A NGA Model for the Average Horizontal
Component of Peak Ground Motion and Response Spectra”,
“Engineering Seismic Risk Analysis”
“Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
Indonesia untuk Gedung”
“The Basics of Seismic Risk
Analysis”
“Microzonation:
Developments and Applications”
“Development of Seismic Hazard Map
J. Geophys.
Res., Vol. 108, no. B8, 2367, doi:10.1029/ 2001JB000324.
7. Campbell, K.W., (2001)
, Proc.
OECD/NEA Workshop on the Engineering Characterization of
Seismic Input, Brookhaven National Laboratory, Upton, New York,
NEA/CSNI/R (2000)2, Vol. 1, Nuclear EnergyAgency, Paris: 315–332.
8. Campbell, K.W., Bozorgnia, Y., (2008)
, Earthquake Spectra, Vol. 24, no. 1, 2.
9. Chiou, B., Youngs, R., (2008)
Earthquake
Spectra, Vol. 24, no. 1.
10. Cornel, C.A., (1968) , Bulletin of the
Seismological Society ofAmerica, Vol 58, No. 5: 1583-1606.
11. Departemen Pekerjaan Umum, Ditjen Cipta Karya, Direktorat
Masalah Bangunan, (1983)
.
12. EERI Committee on Seismic Risk, (1989)
, Earthquake Spectra, 5(4), 675-702.
13. Finn, W.D.L., Onur, T., Ventura, C.E., (2004)
, In: Ansal, A ed, Recent Advances in
Earthquake Geotechnical Engineering and Microzonation,
Netherlands: KluwerAcademic Publisher, 3-26.
14. Firmansjah, J., Irsyam, M., (1999)
52 53Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
for Indonesia”
“Mapping Seismic Hazard in the Central and Eastern
United States”
“Final Report: Identification of
Seismic Source’s Zone and Tsunami Hazard Probability As Considerations in
Development Policy of Banda Aceh City, Nanggroe Aceh Darussalam
Province (Package-1)”
”Elastic Wave Velocities in Granular
Soils”
”Vibrations on Modulus of Normally
Consolidated Clays”
“Sumatra
Earthquake: Preliminary Geotechnical Assessment Report”
“International Building Code”.
“International Building Code”.
“Uniform
Building Code”,
“Analisis
Seismisitas Untuk Semenanjung Muria”
-
- - -
, Prosiding Konferensi Nasional Rekayasa Kegempaan di
Indonesia, ITB, Indonesia.
15. Frankel, A., (1995)
, Seismological Research Letters, Vol. 66, no.4, pp. 8-21.
16. Gitamandalaksana Consultant, (2009)
, BandaAceh.
17. Hardin, B. O., Richart, F. E, Jr., (1963)
, J. Soil Mech. Found. Div., Am. Soc. Civ. Eng. Vol.89, No.SM1,
Feb. 1963, pp. 33-65.
18. Hardin, B. O., Black, W. L., (1968)
, J. Soil Mech. Found. Div., Am. Soc. Civ. Eng.
94(SM-2), 353-369.
19. HATTI-ITB-PSG-P2K-UNPAR-USGS-EERI, (2009)
, Open File
Report, December.
20. International Code Council, Inc., (2000)
21. International Code Council, Inc., (2009)
22. International Conference of Building Officials, (1997)
Volume 2.
23. Irsyam. M., Subki, B., Himawan A., Suntoko, H., (1999)
, Prosiding Konferensi Nasional
Rekayasa Gempa, Pemanfaatan Perkembangan Rekayasa Kegempaan
dalam Rangka Penyempurnaan Peraturan dan Peningkatan Kepeduli
an Masyarakat Terhadap Bencana Gempa di Indonesia, hal VI 9 VI 20.
24. Irsyam, M., Jayaputra, A.A., Soegondo, T., Hassan, L., (1998)
, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, University Research for Graduate
Education (URGE) Project, Hibah Tim Perguruan Tinggi Batch III
Tahun 1996 – 1998.
25. Irsyam, M., Jayaputra, A.A., Munirwansyah, (2000)
, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, University Research for Graduate Education
(URGE) Project, Hibah Tim Perguruan Tinggi Batch IV Tahun 1998 –
2000.
26. Irsyam, M., Jayaputra, A.A., Munirwansyah, (2003)
, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2003, Hibah Bersaing Tahun 2001 – 2003.
27. Irsyam, M., Dangkua, D.T., Kertapati, E., Budiono, B., Kusumastuti,
D., (2005) , Research
Report Submitted to Consortium of Indonesian Contractor, December.
28. Irsyam, M., Hendriyawan, Dangkua, D.T., Kertapati, E.K.,
Hoedajanto, D., Hutapea, B.M., Boen, T., Petersen, M.D., (2007)
Prosiding Kolokium Hasil Penelitian dan Pengembangan
Sumber DayaAir, PuslitbangAir, Bandung.
29. Irsyam, M, Dangkua, D.T., Hendriyawan, Hoedajanto, D., Hutapea,
B.M., Kertapati, E.K., Boen, T., Petersen, M.D., (2008a)
”Studi
Analisis dan Eksperimental Skala Penuh Untuk Stabilisasi Lereng In-Situ
Dengan Menggunakan Sistem Geosintetik Diangkur”
“Development of
Earthquake Microzonation and Site Specific Response Spectra to Obtain
More Accurate Seismic Base Shear Coefficient”
“Penentuan
Perilaku Dinamik Pasir Berlempung Dengan Kolom Resonansi Untuk
Analisis Kegempaan dan Pondasi di Indonesia”
“Seismic Design Criteria for Suramadu Bridge”
“Usulan Revisi Peta Bencana Kegempaan Wilayah Indonesia Untuk Pulau
Jawa“,
“Proposed
Seismic Hazard Maps of Sumatra and Java Islands and Microzonation Study
54 55Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
of Jakarta City, Indonesia”
“Usulan Ground Motion Untuk Batuan Dasar
Kota Jakarta Dengan Periode Ulang Gempa 500 Tahun Untuk Analisis Site
Specific Response Spectra“
“Development of Spectral Hazard Map for
Indonesia Using Probabilistic Method by Considering Difference Values of
Mmax for Shallow Background Sources”
“Seismic Hazard Map of Indonesia and Geotechnical
and Tsunami Hazard Assessment for Banda Aceh”
“Introduction Role of Geotechnics in Earthquake
Engineering”
"Shear Modulus of Sands
Under Cyclic Torsional Shear Loading",
“Geotechnical Earthquake Engineering“
, Journal of Earth System Science.
30. Irsyam, M., Hendriyawan, Dangkua, D.T., Kertapati, E.K., Hutapea,
B.M., Sukamta, D., (2008b)
, Prosiding Konferensi HAKI, Jakarta 19-20
Agustus.
31. Irsyam, M., Asrurifak, M., Budiono, B., Triyoso, W., Merati, W.,
Sengara, I., Firmanti, A., (2009)
, The 1 International Conference
on Sustainable Infrastructure and Built Environment in Developing
Countries, November 2-3, Institut Teknologi Bandung, Bandung,
Indonesia.
32. Irsyam, M., Asrurifak, M., Hendriyawan, Latif, H., Razali, N.,
Firmanti, A., (2010)
, International
Conference on Geotechnics/Earthquake Geotechnics Towards Global
Sustainability, Januari 12-14, Kyoto Sustainability Initiative, Kyoto
University, Kyoto, Japan.
33. Ishihara, K., (2004)
, Recent Advances in Earthquake Geotechnical
Engineering and Microzonation, Geotechnical, Geological, and
Earthquake Engineering, KluwerAcademic Publishers.
34. Iwasaki, T., Tatsuoka, F., Takagi, Y., (1978)
Soils and Foundations, JSSMFE,
Vol. 18, No. 1, Mar, pp. 39-56.
35. Kramer, S.L., (1996) , New Jersey:
st
Prentice-Hall.
36. Kramer, S.L., Stewart, J.P., (2004)
, In: Bozorgnia and Bertero ed. Earthquake Engineering:
From Engineering Seismology to Performance-Based Engineering,
United States: CRC Press.
37. Kokusho, T., (1980)
, Soils and Foundations, JSSMFE, Vol. 20, No. 2,
June, pp. 45-60.
38. Kokusho, T., Yoshida, Y., Esashi, Y., (1982)
, Soil and Foundation, 22, 1-18.
39. Makruf, L.L., (2009)
, Disertasi Doktor, Institut Teknologi Bandung.
40. Marcuson, W. F. III, Wahls, H. E., (1972)
, J. Geotechn. Eng. Div., Proc. ASCE, Vol. 98, No.
SM12, pp. 1359-1373.
41. McGuire, R.K., (2001)
, Risk Engineering Inc.: Publication Paper.
42. McGuire, R.K., (2004) , Oakland,
California: EERI.
43. McGuire, R.K., (2005) Risk Engineering
Inc.
44. Merati, W., Surahman, A., Sidi, I.J., Irsyam, M., (1996)
, Riset
Unggulan Terpadu Tahun 1994-1996.
“Geotechnical Aspects of Seismic
Hazards“
"Cyclic Triaxial Test of Dynamic Soil Properties for
Wide Strain Range"
“Dynamic Properties of Soft
Clay for Wide Strain Range”
“Pengembangan Peta Deagregasi Hazard untuk
Indonesia Melalui Pembuatan Software Dengan Pemodelan Sumber Gempa
3-Dimensi”
"Time Effects on Dynamic Shear
Modulus of Clays"
”Deterministic vs. Probabilistic Earthquake Hazards
and Risk“
“Seismic Hazard and Risk Analysis”
“EZ Frisk Version 7 Manual”,
”Identifikasi dan
Evaluasi Parameter Gempabumi Serta Mitigasinya Melalui Pembuatan
Perarturan Perencanaan Bangunan Tahan Gempa di Indonesia”
56 57Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
45. Milsom, J., Masson, D., Nichols, G., Sikumbang, N., Dwiyanto, B.,
Parson, L., Kallagher, H., (1992)
, Tectonics, 11, 145– 153.
46. Munirwansyah, (2002)
, Disertasi
Program Doktor, ITB.
47. Petersen, M.D., Dewey, J., Hartzell, S., Mueller, C., Harmsen, S.,
Frankel, A.D., Rukstakels, (2004)
,
Tectonophys. 390 141–158.
48. Petersen and others, (2007)
, in press.
49. Pitilakis, K., (2004)
, Netherlands:
KluwerAcademic Publisher. 3-26.
50. Ramberg, W., Osgood, W.R., (1943)
, Tech. Note 906, Nat. Advisory Commitee for
Aeronautics, Washington DC.
51. Salvati, L. A., Lok, M.-H., Pestana, J.M., (2001)
, Proc. 4th Int. Conf. Recent Advances in
Geotech. Eqk. Eng. Soil Dyn., Paper 3.30.
52. SEAOC Vision 2000 Committee, (1977)
, Structural Engineers Association of California,
California.
53. Seed, H.B., Murarka, R., Lysmer, J., Idriss, I.M., (1976a)
“The Manokwari Trough and The Western
End of The New Guinea Trench”
“Penentuan Modulus Geser Pasir-Berlempung
untuk Kondisi Regangan Kecil dengan Uji Kolom Resonansi”
“Probabilistic Seismic Hazard Analysis
for Sumatra, Indonesia and Across the Malaysian Peninsula”
“Preliminary Documentation for The 2007
Update of The United States National Seismic Hazard Maps”
“Site Effects. In: Ansal, A ed. Recent Advances in
Earthquake Geotechnical Engineering and Microzonation“
“Description of Stress-Strain Cutves
by Three Parameters”
“Seismic Response of Deep
Stiff Granular Soil Deposits”
“Performance Based Seismic
Engineering”
“Relationships
between Maximum Acceleration, Maximum Velocity, Distance from Source
and Local Site Conditions for Moderately Strong Earthquakes“
“Site-Dependent Spectra for
Earthquake-Resistant Design”
“Implications of Site Effects in the Mexico City
Earthquake of Sept. 19, 1985 for Earthquake-Resistance Design Criteria in
the San francisco Bay Area of California”
“Pengembangan Peta
Zonasi Gempa Indonesia dan Rekomendasi Parameter Desain Sesimik
Dengan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik Terintegrasi (Pula Sumatra,
Jawa, dan Nusa Tenggara)”
"Stress Strain Characteristic of Sands
Under Cyclic Loading"
“Sensitivity of Seismic Hazard Evaluation to
Uncertainties Determined from Seismic Source Characterization”
“Rapat dan Diskusi
Teknis”
“Cyclic Threshold Shear Strain in Soils”
, Bulletin of
the Seismological Society ofAmerica. Vol. 66: 1323-1342.
54. Seed, H.B., Ugas, C., Lysmer, J., (1976b)
, Bulletin of the Seismological Society of
America, Vol. 66: 221-243.
55. Seed, H.B., Sun, J.I., (1989)
, Earthquake Engineering
research Center, Report No. UCB/EERC-89/03, March 1989, University
of California at Berkeley.
56. Sengara, I.W., Merati, W., Irsyam, M., Natawidjaja, D.N., Kertapati, E.,
Widiyantoro, S., Triyoso, W., Meilano, I., (2009)
, Workshop: Peta Zonasi Gempa Indonesia
Terpadu Dalam Membangun Kesiapsiagaan Masyarakat, 21 Juli,
Jakarta.
57. Shibata, T., Soelarno, D. S., (1975)
, Proc. Japanese Society of Civ. Eng., 239, pp. 57-
65.
58. Tavakoli, B., (2002)
, J.
Seismology, 6 525-545.
59. Tim Revisi Peta Gempa SNI 03-1726-2002, (2010)
, Februari.
60. Vucetic, M., (1994) , Journal of
GED,ASCE, 120(12).
58 59Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Alamat Kantor : KK Rekayasa Geoteknik,
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Telp. 022-2515767.
masyhur.irsyam@yahoo.co.id
Kelompok Keahlian : Rekayasa Geoteknik
CURRICULUM VITAE
Nama : Prof. Ir. MASYHUR IRSYAM,
MSE., PhD
Tempat, tgl lahir : Salatiga, 29 september 1959
NIP : 131414791
Istri dan anak : Erni Nusaenie
Ayu Amalia Irsyam
Surya Ibrahim Irsyam
61. Wang, Z. L., (1990)
, Ph.D. thesis, University of California, Davis.
62. Yifan, Y., (2008)
, Journal of earthquake Engineering and
Engineering Vibration, October.
63. Yu, P., Richart, F.E., Jr., (1984)
J. Geotechn. Eng., ASCE, Vol. 110, No. 3, March, pp. 331-
345.
64. Zen, K., Umehara, Y., Hamada, K., (1978)
Proc. of the 5th Japanese Earthquake Engineering
Symposium, pp. 721-728.
“Bounding Surface Hypoplasticity Model for Granular
Soils and Its Applications”
“General Introduction of Engineering Damage of
Wenchuan Ms. 8.0”
"Stress Ratio Effects on Shear Modulus of
Dry Sands",
"Laboratory Tests and In Situ
Seismic Survey on Vibratory Shear Modulus of Clayey Soils with Various
Plasticities",
JENJANG
PENDIDIKANNO. PERGURUAN TINGGI
TAHUN
LULUSBIDANG
1983
1984
1988
1991
1992
I. RIWAYAT PENDIDIKAN:
I T B
I T B
Univ of Michigan,
Ann Arbor, USA
Univ of Michigan,
Ann Arbor, USA
Univ of Michigan,
Ann Arbor, USA
S-1
Pasca Sarjana
S-2
S-3
Post Doctoral
1
2
3
4
5
Teknik Sipil
Jalan Raya
Civil and
Enviromental
Engineering
Civil and
Enviromental
Engineering
Civil and
Enviromental
Engineering
60 61Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
1. CPNS Penata Muda III/a 01-03-1984
2. PNS Penata Muda III/a 01-06-1985
3. Penata Muda Tk I III/b 01-04-1986
4. Penata III/c 01-04-1993
5. Penata Tk.I III/d 01-04-1996
6. Pembina IV/a 01-10-2003
7. Pembina Tk.I IV/b 01-04-2006
RIWAYAT KEPANGKATAN:
PANGKATNO. GOLONGAN TMT
1. Asisten Ahli Madya 01-06-1985
2. Asisten Ahli 01-04-1986
3. Lektor Muda 01-03-1993
4. Lektor Madya 01-12-1995
5. Lektor 01-01-2001
6. Lektor Kepala 01-06-2003
7. Guru Besar 01-10-2009
RIWAYAT JABATAN FUNGSIONAL:
NAMA JABATANNO. TMT
IV. JABATAN STRUKTURAL di ITB:
NAMA JABATAN
NAMA JABATAN
NO.
NO.
TAHUN
TAHUN
1.
4.
2.
5.
3.
6.
7.
Kepala Laboratorium Mekanika Tanah Departemen
Teknik Sipil ITB.
Ketua Kelompok Keilmuan Rekayasa Geoteknik
FTSL ITB.
Koordinator Sub Jurusan Rekayasa Geoteknik
Jurusan Teknik Sipil ITB.
Sekretaris Senat FTSL ITB.
Ketua Kelompok Keilmuan Rekayasa Geoteknik
FTSL ITB.
Koordinator Program Pengabdian Kepada
Masyarakat FTSL ITB.
Anggota Senat Akademik.
1995 - 1998
2008 – sekarang
1998 - 2001
2007 - 2010
2005 - 2007
2006 - 2010
2010 - sekarang
PENGHARGAAN
AFILIASI PROFESI
1. Penghargaan dari Menteri Pekerjaan Umum RI atas Partisipasi dan
Dedikasi dalam Mendukung Pembangunan Jembatan Suramadu,
011/Piagam/M/2009, 17Agustus 2009.
2. Satyalancana Karya Satya 10 tahun Presiden RI Keppres RI No.
088/TK/Tahun 2003.
3. Satyalancana Karya Satya 20 tahun Presiden RI Keppres RI No.
051/TK/Tahun 2007.
1. Anggota dan Pengurus Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia
(HATTI).
2. Anggota the International Society of Soil Mechanics and Geotechnical
Engineering (ISSME).
3. Anggota TC-39 Geotechnical Engineering for Coastal Disaster
Mitigation and Rehabilitation of the International Society of Soil
Mechanics and Geotechnical Engineering.
62 63Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
SERTIFIKAT PROFESI
KERJASAMA INSTITUSI (mulai 2006)
PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN (SUMBER DANA
RISET UNGGULAN TERPADU, HIBAH TIM, HIBAH BERSAING)
Irsyam, M
Hibah Bersaing
Irsyam, M
1. Sertifikat G2 (Ahli Geoteknik Kualifikasi Utama Himpunan Ahli
Teknik Tanah Indonesia – LPJK), 2003 – Sekarang.
2. Pelaku Teknis Bangunan Bidang: Geoteknik Gol: A Provinsi DKI Kota
Jakarta.
1. Ketua Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002,
Departemen Pekerjaan Umum (2009-2010)
2. Tim Pakar Geoteknik pada Pembangunan Jembatan Surabaya-
Madura, Departemen pekerjaan Umum (2004-2009)
3. Tim Ahli Geoteknik pada Pembangunan Jembatan Cable Stayed Dr. Ir.
Soekarno, Manado, Departemen Pekerjaan Umum (2006-2009)
4. Tim Ahli Geoteknik pada Pembangunan Jembatan Mahakam Ulu
Samarinda, Departemen Pekerjaan Umum (2008)
5. Tim Pakar Geoteknik pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I
Medan, Departemen Pekerjaan Umum (2007)
1. ., Jayaputra, A.A., Munirwansyah,
, Direktorat Pembinaan Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dirjen Dikti, Departemen Pen-
didikan dan Kebudayaan, 2003, Tahun 2001 – 2003.
2. ., Jayaputra, A.A., Munirwansyah,
“Penentuan Perilaku
Dinamik Pasir Berpelempung Dengan Kolom Resonansi Untuk Analisis
Kegempaan dan Pondasi di Indonesia”
“Development of
Earthquake Microzonation and Site Specific Response Spectra to Obtain
More Accurate Seismic Base Shear Coefficient”,
”Studi Analisis
dan Eksperimental Skala Penuh Untuk Stabilisasi Lereng In-Situ Dengan
Menggunakan Sistem Geosintetik Diangkur”
”Stabilisasi Lereng Insitu Dengan
Menggunakan Sistem Geosintetik Diangkur”
”Identifikasi dan
Evaluasi Parameter Gempabumi Serta Mitigasinya Melalui Pembuatan
Perarturan Perencanaan Bangunan Tahan Gempa di Indonesia”
”Dinamika Tanah dan Fondasi
Mesin”
Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Dikti,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, University Research for
Graduate Education (URGE) Project,
Tahun 1998 – 2000.
3. Jayaputra, A.A., Soegondo, T., Hasan, L.,
, Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Dikti,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, University Research for
Graduate Education (URGE) Project,
Tahun 1996 – 1998.
4. , Jayaputra,A.A., Hasan, L.,
Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Dikti,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun
1995 – 1997.
5. Merati, W., Surahman, A., Sidi, I.J.,
,
Tahun 1994-1996.
1. ., Sahadewa, A., Darjanto, H.,
ISBN 978-979-1344-24-1, Penerbit ITB.
Hibah Tim Perguruan Tinggi
Batch IV
Irsyam, M.,
Hibah Tim Perguruan Tinggi
Batch III
Irsyam, M.
Hibah Bersaing IV
Irsyam, M.,
Riset
Unggulan Terpadu
PUBLIKASI ILMIAH
Penulisan Buku Teks
Irsyam, M
64 65Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Jurnal Internasional
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.
Irsyam, M
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
1. , Asrurifak, M, Hendriyawan, Budiono, M., Triyoso, W.,
and Firmanti, A., (2009)
, Geomechanic and
GeoengineeringAn International Journal, accepted for publication.
2. Dangkua, D.T., Hendriyawan, Hoedayanto, D., Hutapea,
B.M., Kertapati, E., Boen, T., Petersen, M.D. (2008)
, Journal of Earth System Science, 117, S2,
November.
3. Adnan, A., Hendriyawan, (2002)
, Jurnal Kejurutaraan
Awam, Jurnal of Civil Engineering Faculty of Civil Engineering
University Teknologi Malaysia. Vol.14.
4. and Hryciw, R.D., (1993)
, Journal of Japanese Society of
Soil Mechanics and Foundations Engineering, Vol.33, No.3.
5. Hryciw, R.D. and ., (1992)
The Journal of the Geotechnical
Engineering Division ofASCE, Vol.118, No.6, Juni.
6. and Hryciw, R.D., (1991)
, Geotechnique Journal, The
Institution of Civil Engineers, London, Vol.41, No.3.
7. Hryciw, R.D. and (1990)
ASTM Geotechnical Testing Journal,
Vol.12, No.1
“Development of Spectral Hazard Maps for
Proposed Revision of Indonesia Seismic Building Code”
"Proposed Hazard
Seismic Maps of Sumatera and Java Islands and Microzonation Study of
Jakarta City, Indonesia”
“The Effect of The Latest
Sumatera Earthquake to Malaysian Peninsular”
”Behavior of Sand Particles Around
Rigid Ribbed Inclusions During Shear”
“Pullout Stiffness of Elastic Anchors
in Slope Stabilization System”,
”Friction and Passive Resistance in
Soil Reinforced by Plane Ribbed Inclusions”
“Shear Zone Characterization in
Sand by Carbowax Impregnation”,
Jurnal Nasional
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M,
1. , Dangkua, D.T., Hendriyawan, Budiono B., Kusumastuti,
D., Kertapati, E., (2008)
, Civil Engineering Dimension, Journal of
Civil Engineering Science and Application, Petra Christian University,
Surabaya, Vol.10, No.2, September.
2. dan Krisnanto, S., (2008)
, Forum Teknik Sipil
Univ Gajah Mada.
3. Valianti, M., Kartawiria, A.K.S, dan Syukri, Y. (2007)
, Berkala Ilmiah Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 15 No. 2,
Juni.
4. , Dangkua, D.T., Kusumastuti, D., dan Kertapati, E., (2007)
Civil Engineering Dimension, Journal of Civil Engineering
Science and Application, Petra Christian University Surabaya,
Indonesia, Vol.9 No.2, September.
5. Gantina, R., Muliana, V., Himawan, A., (2007)
, Journal Of Indonesian Oil and Gas
Community Vol.3 No. 1, September.
6. Sahadewa, A., Boesono, A., Soebagio, (2007)
“Proposed Site-Specific Response Spectra for
Surabaya-Madura Bridge”
"Pengujian Skala Penuh dan
Analisis Perkuatan Cerucuk Matras Bambu untuk Timbunan Badan Jalan
Diatas Tanah Lunak di Lokasi Tambak Oso Surabaya"
“Konstruksi Timbunan Tinggi di Daerah Yang Curam Dengan
Menggunakan Gabion Berekor Pada Bottle Neck Jalur Sumatera Barat-
Riau”
“Methodology of Site-Specific Seismic Hazard Analysis for Important Civil
Structure”,
”Remedial
Action for the Movement of Buried Gas Pipe and Anchor Block on Very Soft
Soil Due to Fill Embankment”
“Pengaruh
Strength Reduction Tanah Clay-Shale Akibat Pelaksanaan Pemboran
Terhadap Nilai Daya Dukung Pondasi Tiang di Jembatan Suramadu
66 67Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Berdasarkan Analisis Hasil Test OC”
“Pola Keruntuhan Pasir di Sekitar
Angkur Bersirip Berbentuk Axisymmetry”,
“Seismic Hazard Map of Indonesia and Geotechnical
and Tsunami Hazard Assessment for Banda Aceh”
“Development of Spectral Hazard Map
for Indonesia Using Probabilistic Method by Considering Difference Values
of Mmax for Shallow Background Sources”
“Experimental Study of the Load
Transfer Mechanisms Between Ribbed Anchors and Sands”
, Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan ITB Vol.4, No.2, Mei.
8. dan Hasan, L.,(1997)
Jurnal Teknik Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan ITB Vol.4, No.1, Januari.
1. Asrurifak, M., Hendriyawan, Latif, H., Razali, N., and
Firmanti, A. (2010)
, International
Conference on Geotechnics/ Earthquake Geotechnics towards Global
Sustainability, Januari 12-14, Kyoto Sustainability Initiative, Kyoto
University, Kyoto, Japan.
2. Asrurifak, M., Budiono, B., Triyoso, W., Merati, W.,
Sengara, I., and Firmanti, A (2009)
, The 1st International
Conference on Sustainable Infrastructure and Built Environment in
Developing Countries, November 2-3, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, Indonesia.
3. Hasan, L., Husein, A. (2009)
, 17th
International Conference on Soil Mechanics and Geotechnical
7. Adnan, A., Hendriyawan, Marto, A. dan (2006)
, Jurnal Teknologi Universiti Teknologi Malaysia, No.42, June.
Irsyam, M., “Seismic
Hazard Assessment for Peninsular Malaysia Using Gumbel Distribution
Method”
Irsyam, M.
Prosidings Seminar Internasional
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Engineering, October 5-9,Alexandria, Egypt.
4. Wardani, S., , (2009)
, 17th
International Conference on Soil Mechanics and Geotechnical
Engineering, October 5-9,Alexandria, Egypt.
5. (2008)
, 3rd International Seminar
on Earthquake Disaster Mitigation, Bridging Knowhow on
Earthquake Disaster Mitigation and Practical Application for People
Living at High Risk Earthquake Region, November 27, Bandung,.
6. Krisnanto, S., Wardhani, S.P.R, (2008)
, Proceedings of The 2nd International Conference on
Geotechnical Engineering for Disaster Mitigation and Rehabilitation
(GEDMAR08), May 30 – June 2, Nanjing, China.
7. Sahadewa, A., Boesono, A., Soebagjo, Destiawan. (2007)
, Proceeding of the 13th Asian Regional Conference on Soil
Mechanics and Geotechnical Engineering, December 10 – 14, Kolkata,
India.
8. M., Susila, E., Himawan, A. (2007)
Proceeding of the International Symposium
Geotechnical Engineering, Ground Improvement and Geosynthetics
for Human Security and Environmental Preservation, December 6-7,
Miracle Grand Convention Hotel, Bangkok, Thailand.
Irsyam, M.
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam,
“Alternative Solutions for the Failure of
Sheet Pile Structure at Barito River in Marabahan, Indonesia”
“Development of Spectral Hazard Maps for Proposed
Revision of Indonesia Seismic Building Code”
“Instrumented Full
Scale Test and Numerical Analysis To Investigate Performance of Bamboo
Pile –Mattress System as Soil Reinforcement for Coastal Embankment on
Soft Clay”
“Bearing Capacity Of Grouted Bored Piles in Clay-Shales of The Suramadu
Bridge”
“Slope Failure of An
Embankment on Clay Shale at KM 97+500 of The Cipularang Toll Road and
The Selected Solution”,
68 69Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
9. Dangkua, D.T. (2007)
, Proceeding : the 4th International Conferense on Disaster
Prevention and Rehabilitation “Improving Human Communities
Through International Cooperation, September 10-11, Universitas
Diponegoro Semarang, Indonesia.
10. , Kartawiria, A.K.S., Valianti, M., Rustiani S. (2005)
3 International Conference
on Geotechnical Engineering Combined with 9th Yearly Metting of
The Indonesian Society for Geotechnical Engineering, Semarang.
11. Kertapati, E., Subki, B., Rustiani, S., (2005)
, National Workshop on Tsunami and Earthquake
Hazard Mitigation. Consederation for Malaysian Planning Design &
Construction Practive, Penang.
12. Dangkua, D. T., Kertapati, E., Subki, B., Rustiani, S., (2005)
, National Workshop on Tsunami and Earthquake
Hazard Mitigation-Considerations for Malaysian Planning, Design, &
Construction Practice, Housing Research Centre Faculty of
Engineering University of Putra Malaysia-Academy of Science
Malaysia, Malaysia.
13. Purwana, O.A., Hendriyawan, Wahyudi, P.A.(2002)
, Proceeding of The Firth International Seminar on
Geotechnical Engineering, Geotechnical Engineering Application for
Irsyam, M.,
Irsyam M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
“Seismic Hazard Analysis for
Semarang”
“Geotechnical Problem During Foundation Design and Construction at
Cipada Bridge, Cikubang Bridge, Ciujung Bridge : ACase Study at Phase II of
Cipularang Toll Roal Development Project”,
“Development of
Existing Seismic Hazard Map of Indonesia and Required Future
Improvement”
“Development of Existing Seismic Hazard Map of Indonesia and Required
Future Improvement”
“Overview of Seismotectonic Setting and Earthquake Microzonation for
Semarang”
rd
Mitigation of Natural Disaster, Semarang.
14. Djajaputra, A., Husein A. (2000)
, Procceding of
The Third Asia Young Geotechnical Engineering Conference
Singapore, Singapore.
15. Karyasuparta, S.R., Hadi, A., Tatang, (1999)
, Proceeding on The ’99
Japan-Korea Joint Symposium on Rock Engineering, page 1-8, The
20th Aniversary Celebration of The West Japan Rock Engineering
Society.
16. (1996)
. Proceeding of International Symposium on
Offshore Engineering, October 17-18, Bandung Institut of Technology,
Indonesia.
17. Jayaputra, A.A., Ramelan, S. (1995)
, The
International Seminar of Engineering for Coastal development, The
Kozai Club Japan National University of Singapore Ministry of
Transport Japan, November 27-28, Singapore.
18. Merati,W., Sengara, IW., Surahman, A (1994)
, The Second
International Conference on Earthquake Resistant Connstruction and
Design, ERCAD Berlin 1994, Technical University Berlin, June 15-17,
1994, Berlin, Germany.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
“Stability Problema Near
Tunnel Exavation: A Case Study During The Construction C W. Intake
Tunnel of The Tambak Lorok Combine Cycle Power Plant”
“Solving
Landslide Problem in Scale Cut Slope in The Construction of he Valve
Chamber of The Tulis Hydro Electric Power”
“Stability Analysis for Coastal Embankment A case
Study The Discharge Canal Embankment of The Tambak Lorok Combine
Cycle Power Plant”
“Liquefaction of the
Shoreline of Maumere due to the 1992 Flores Earthquake”
“Leasson
Learned From the 1992 Earthquake in Flores Island”
70 71Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
19. Hryciw, R. (1993)
,
Proceedings Experimantal and Theoretical Mechanics, Japan Society
for the Promotion of Science – Tokyo Institute of Technology – ITB,
December 7-9, Bandung.
1. M. Asrurifak, Hendriyawan, Budiono, B., Triyoso, B.,
Hutapea, B. (2008)
, Keynote Speaker pada Prosiding Pertemuan Ilmiah
Tahunan XII Seminar Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia 18-19
November, Hotel Savoy Homann, Bandung Indonesia.
2. Sahadewa, A.,(2008)
Seminar Nasional
Tantangan, Peluang dan Teknologi Infrastruktur Perkeretaapian
Indonesia di Masa Mendatang, 16 Februari, Jember.
3. Himawan, A., (2006)
, Prosiding
Seminar dan Lomba Sofware Geoteknik: Problema dan Teknologi
Penanggulangan Longsor di Indonesia, Universitas Brawijaya, 3-4
Mei, Malang.
4. Dangkua, D. T., (2006)
, Prosiding
Seminar Nasional dan Lokakarya Perkembangan Standard dan
Methodologi Konstruksi Tahan Gempa, HAKI (Himpunan Ahli
Irsyam, M.,
Prosiding Seminar Nasional
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
“Behavior of Sand Particles and
Development of Shear Resistance Around Plane Ribbed Inclusions”
"Usulan Revisi Peta Seismic Hazard Indonesia dengan
Menggunakan Motode Probabilitas dan Model Sumber Gempa Tiga
Dimensi”
"Tantangan Geoteknik Dalam Disain
dan Pelaksanaan Konstruksi Pondasi Jembatan Panjang Studi Kasus
Jembatan Cikubang, Cipada dan Suramadu”,
“Konsep Faktor Keamanan dan Aplikasi
Metode Elemen Hingga dalam Analisis Stabilitas Lereng”
“Seismic Hazard di Indonesia, Peta
Gempa yang Ada dan Pengembangan Lanjut yang Diperlukan”
Konstruksi Indonesia) dan INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan
Indonesia), 8-9 Juni, Medan.
5. Cahyadi, B., Rustiani, S., Surono, A., (2006)
Proceeding The Role of Geotechnic in Civil Engineering
Construction, Pertemuan Ilmiah Tahunan X HATTI (Himpunan Ahli
Teknik Tanah Indonesia), 6-7 Desember, Jakarta.
6. Kartawiria,A.K.S., Rustiani, S. (2006)
The Role of Geotechnic in The Role of
Geotechnic in Civil Engineering Construction, Pertemuan Ilmiah
Tahunan X, HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia), 6-7
Desember, Jakarta.
7. Dangkua, D.T., Kusumastuti, D., (2006)
. Prosiding Seminar dan
Pameran Teknik Konstruksi Indonesia di Milenium ke3, HAKI,
Jakarta.
8. , Kertapati, E., Subki, B., Rustiani, S., (2005)
National Workshop on Tsunami and Earthquake
Hazard Mitigation. Consederation for Malaysian Planning Design &
Construction Practive, Penang.
9. (2005)
Seminar Geoteknik : Slope Failures and Stablization
Methods, HATTI, Komda Jatim.
10. Kartawiria, A.K.S.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.
Irsyam, M.
Irsyam M.,
”Studi Kasus
Kegagalan Tarik Ground Anchor Pada Konstruksi Perkuatan Basement di
Jakarta”,
“Penentuan Kapasitas
Daya Dukung Tiang Pancang dan Analisia Waktu Set-Up Untuk Pondasi
Anjungan Lepas Pantai”,
“Seismic Design
Criteria for Suramadu Cable Stayed Bridge”
“Development of
Existing Seismic Hazard Map of Indonesia and Required Future
Improvement”
“Stability Analysis for Coastal Embankment A Case
Study at Discharge Casual Embankment of The Tambak Lorok Combine Cycle
Power Plant”
“Permasalahan Geoteknik Dalam Desain
72 73Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
dan Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Jembatan Ciujung Jalan Tol Cipularang
Tahap II”
“Development of Existing Seismic Hazard Map of Indonesia and
Required Future Improvement”
“Pembuatan Input
Motion dan Site Specific Response Spectra Untuk Bangunan Tinggi dan
Jembatan Panjang (Studi Kasus Jembatan Jawa-Sumatera)”
“Prosedur Pembuatan
Mikrozonasi dan Specific-Site Response Spectra untuk Perencanaan
Bangunan Tahan Gempa, dengan Contoh Kasus Kota Jakarta”
“Beberapa hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Desain Tiang Pancang di Tanah Lunak “
“Perencanaan dan Pengujian Pondasi Tiang“
“Seismic
, Pameran & Seminar Teknik Tradisi & Inovasi, Topik Khusus
Tol Cipularang dan Jembatannya HAKI, Jakarta.
11. , Dangkua, D. T., Kertapati, E., Subki, B., dan Rustiani, S.,
(2005)
. National Workshop on Tsunami and
Earthquake Hazard Mitigation-Considerations for Malaysian
Planning, Design, & Construction Practice, Housing Research Centre
Faculty of Engineering University of Putra Malaysia-Academy of
Science Malaysia, Malaysia.
12. Kertapati, E., Dangkua, D.T., (2004)
. Seminar
Nasional Struktur 2004, Fakultas Teknik Sipil dan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Sipil Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
13. , Dangkua, D.T., dan Pujito, P.A. (2003)
, Prosiding
Seminar Perkembangan Terkini Dalam Bidang Geoteknik, Jurusan
Teknik Sipil UPH-HATTI-ASCE.
14. ( 2003)
, Seminar Geoteknik: Pile
FoundationAnalysis, Design and Evaluation, 23 Oktober, Surabaya.
15. ( 2003) , Seminar
Geoteknik: Pile Foundation Analysis, Desain and Evaluation, 23
Oktober, Surabaya.
16. , Merati, W., Hendriyawan, Purwana, O.A. (2002)
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M.
Risk Analysis and Microzonation Study for Jakarta”
“Analisis Penurunan Gedung Lima Lantai dan Solusinya dengan
Menggunakan Jacked Pil”
“Analisis
Seismisitas Untuk Semenanjung Muria”
“Mikrozonasi Gempa Untuk Kota
Surabaya”
“Analisis Mekanisme Kelongsoran dan
Penanggulangannya untuk Jalur Kereta Api Ciganea-Sukatani pada Km
111+0/2”
“Studi Kegempaan, Mikrozonasi Gempa dan Penentuan Respon
Spektra untuk Kota Semarang”
Proceeding APEC,
Nusa Dua, Bali.
17. Nugroho, A., Purwana, O.A., Firmansyah, J. (2002)
, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan VI
HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia): Perkembangan
Terkini Dalam Pemecahan Masalah Geoteknik di Indonesia, 30-31
Oktober, Surabaya.
18. Subki, B., Himawan A., Suntoko, H. (1999)
, Prosiding Konferensi Nasional
Rekayasa Gempa, Pemanfatan Perkembangan Rekayasa Kegempaan
dalam Rangka Penyempurnaan Peraturan dan Peningkatan
Kepedulian Masyarakat Terhadap Bencana Gempa di Indonesia, hal
VI-9 – VI-20.
19. , Krisdani, H. (2001)
, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan – V, HATTI
(HimpunanAhli Teknik Tanah Indonesia), 7-8 November, Bandung.
20. Hoedadjanto, D., Hendriyawan, Kiuch, K., Wibianto, B.,
Susetyo, H. (2001)
, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan – V, HATTI
(HimpunanAhli Teknik Tanah Indonesia), 7-8 November, Bandung.
21. ., Purwana, O.A., Hendriyawan, Wahyudi, P.A., Sulaksono,
A. (2001)
, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan –
V, HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia), 7-8 November,
Bandung.
Irsyam, M.,
Irsyam. M.,
Irsyam, M.
Irsyam, M.,
Irsyam, M
74 75Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
22. , Hadi, A., Shouman, M., Herdiyanto, I., Hendriyawan,
Munawir, A. (2000)
, Seminar On Site
Characteristion For Road Project. hal 1-24.
23. , Husein A. (2000)
, Simposium
Nasional & Civil Expo 2000 Peluang dan Tantangan Bidang Teknologi
dan Profesi Teknik Sipil Indonesia Dalam Era Otonomi Daerah dan
Pasar Bebas (AFTA2003 &APEC 2010).
24. , Hendriyawan (2000)
, Lokakarya/Seminar Nasional: Bangunan Rumah Tinggal
Sederhana Tahan Gempa: Evaluasi, Rekomendasi dan Sosialisasi.
CEEDED (Center for Earthquake Engineering Dynamic Effect and
Disaster Studies) Lokakarya Nasional FTSP UII. Hal 1-13.
25. Firmansyah, J., (1999) ,
Prosiding Konferensi Nasional Rekayasa Kegempaan, Pusat Studi
Masalah Kegempaan dan Jurusan Teknik Sipil ITB, 4-5 November,
Bandung.
26. Firmansyah, J., . (1999)
, Prosiding Konferensi Nasional Rekayasa Kegempaan,
Pusat Studi Masalah Kegempaan dan Jurusan Teknik Sipil ITB, 4-5
November, Bandung.
27. Hendriyawan, Firmansyah, J., Sengara, I.W. (1999)
, Prosiding
Konferensi Nasional Rekayasa Kegempaan, Pusat Studi Masalah
Kegempaan dan Jurusan Teknik Sipil ITB, 4-5 November, Bandung.
28. , Tami, D., Karyasuparta, S.R., Budiyanto, J., Ariyanto, B.
Irsyam. M.
Irsyam, M.
Irsyam, M.
Irsyam. M.
Irsyam. M
Irsyam, M.,
Irsyam, M.
“Perilaku dan Cara Memprakirakan Pemanfaatan
Tanah Gambut Dengan Menggunakan Hasil Test Rowe”
“Uji Lapangan Sistem Geosintetik Diangkur
(AGS) Sebagai Metoda Perkuatan Lereng Secara Insitu”
“Aspek-Aspek Geoteknik Dalam
Kegempaan”
“Seismic Hazard for Jakarta”
Development of Seismic Hazard Map
for Indonesia”
“Pembuatan Synthetic Ground Motion untuk Jakarta”
”
(1998)
, Prosiding Prosiding
Seminar Metoda Elemen Hingga, Lab. Perancangan Mesin, Jur. Teknik
Mesin ITB. Hal 1-15.
29. Hendriyawan, Himawan, A., Handoyo, A, (1998)
,
Prosiding Seminar Geoteknik di Indonesia Menjelang Milenium ke-3,
PAU ITB – Sipil ITB – HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah
Indonesia), 14-15 Januari.
30. Tami, D., Karyasuparta, S., Budiyanto, J., Ariyanto, B.
(1998)
, Prosiding Seminar
Metoda Elemen Hingga, 17 Desember, Lab. Perancangan Mesin,
Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
31. Tami, D., . (1998)
, Prosiding Seminar
Metoda Elemen Hingga, 17 Desember, Lab. Perancangan Mesin,
Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
32. , Tami, D., Karyasuparta, S., Sutrisno (1998)
, Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 17
Desember, Lab. Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB,
Bandung.
33. , Shouman, M. (1998)
, Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 17 Desember,
Lab. Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
“Aplikasi Metode Elemen Hingga Dalam Analisis Penurunan Pipa
pada Jalur Pipa Badak – Bontang di KM 25 + 700.”
“Pembuatan Digitasi Sintetik di Batuan Dasar Untuk Kota Jakarta”
“Aplikasi Metoda Elemen Hingga Dalam Analisis Penurunan Pipa
Pada Jalur Pipa Badak-Bontang di Km 25+700”
“Analisis Stabilitas Timbunan Backfilling
Pada Lokasi Depot Pertamina di Kertapati-Palembang”
“Analisis dan
Disain Dinding Turap Baja Berangkur Pada Lokasi Depot Pertamina di
Kertapati-Palembang”
“Penggunaan Metoda Elemen Hingga
Pada Perhitungan Stabilitas dan Penurunan Timbunan Jalan di Atas Tanah
Gambut”
Irsyam. M.,
Irsyam, M.,
Irsyam, M
Irsyam, M.
Irsyam, M.
76 77Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
34. , Purwana, Y.M., Hasan, L., Husein, A. (1998)
, Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 17
Desember, Lab. Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB,
Bandung.
35. , Daryanto, H. (1997)
,
Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, Lab. Perancangan Mesin
Jurusan Teknik Mesin ITB.
36. , Harsolumakso, A.H., Pindratno, H., Rai, M.A.,
Hendriyawan, Asdani (1997)
, Prosiding
Pertemuan Ilmiah Tahunan ke XXVI Ikatan Ahli Geologi Indonesia, 9-
11 Desember, Jakarta.
37. , Karyasuparta, S.R., Hendriyawan, Husein A. (1997)
, Prosiding Seminar PILE ’97, Unpar
Program Pascasarjana Teknik Sipil, Universitas parahyangan.
38. ., Handoyo, A. (1997)
, Seminar Sehari
Geologi Pertambangan, 22 September, Dinas Pertambangan, Pemda
DKI Jakarta.
39. , Susila, E., Wurjanto, A. (1997)
, National Seminar on
Technology of Roads and Bridges on Soft Soils, Balitabang PU,
Irsyam, M.
Irsyam. M.
Irsyam, M.
Irsyam. M.
Irsyam, M
Irsyam. M.
“Aplikasi
Metoda Elemen Hingga Pada Analisis Kelongsoran Lereng Dalam Sistem
Perkuatan Tanah”
“Analisis Interaksi Lateral Non-Linier
Untuk Pondasi Tiang Akibat Beban Dinamis Pada Full Scale Test”
“Pengaruh Keberadaan Subway Terhadap
Respons Dinamis Tanah di Permukaan Saat Gempa”
“Pengaruh Keberadaan Lensa Pasir Terhadap Differential Settlement: Studi
Kasus pada saat Konstruksi Cap Pondasi Steam Turbine Generator di Blok II
Fase II PLTGU Tambak Lorok”
“Peran Geologi Pertambangan Dalam
Mitigasi Gempa Tektonik Terhadap Kerusakan Bangunan”
“Kelongsoran pada Tanah
Ekspansif Studi Kasus Penanggulangan Keruntuhan Lereng Pelindung
Jembatan Pipa Minyak di Sungai Cipunagara”
Bandung.
40. Hasan, L., ., Soegondo, T., Pradoto, S. (1997)
Seminar Experimental & Theoretical Mechanics, 20-21 Maret, Pusat
Antar Universitas Ilmu Rekayasa ITB, Bandung.
41. I , Tami, D., Hutapea, B. (1996)
, Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 19-20 Desember,
Lab. Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
42. Pradoto, S., Susila, E. (1996)
,
Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 19-20 Desember, Lab.
Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
43. I Pradoto, S., Susila, E. (1996)
Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 19-20 Desember, Lab.
Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
44. , Jayaputra, A.A., Wisnu, E., Susila, E., Nugroho, H. (1996)
, Prosiding Pertemuan
Ilmiah Tahunan – III HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah
Indonesia), 23-24April, Jakarta.
45. , Wisnu, E., Susila, E., Nugroho, H. (1996)
, Prosiding
Pertemuan Ilmiah Tahunan – III HATTI (Himpunan Ahli Teknik
Irsyam, M
rsyam, M.
Irsyam, M.,
rsyam, M.,
Irsyam, M.
Irsyam, M.
“Perilaku
Partikel Pasir di Sekeliling Angker Bersirip pada Geosintetik Diangkur”,
“Stabilitas Lereng dan
Perkuatannya Dengan Dindi-ng Nailing di Lokasi Valve Chamber PLTA
Tulis”
“Analisis Differential Settlement
Pada Pondasi Generator Turbin Uap di PLTGU Tambak Lorok, Semarang”
“Aplikasi Metoda Elemen
Hingga Untuk Perhitungan Stabilitas Tanggul di Dekat Pipa: Studi Kasus
Pada Saluran Pembuangan di PLTGU Tambak Lorok, Semarang”,
“Stabilitas Konstruksi Disekitar Galian Tunnel: Studi Kasus Pada Saat
Penggalian CW Pipe di PLTGU – Tambak Lorok”
“Pergerakan Tiang
Pondasi Akibat Galian Pada Tanah Lunak: Studi Kasus Pada Saat Konstruksi
Stream Turbine Building di PLTGU – Tambak Lorok”
78 79Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Tanah Indonesia), 23-24April, Jakarta.
46. , Daryanto, H. (1994)
Prosiding Seminar Metoda Elemen Hingga, 15-16 Desember, Lab.
Perancangan Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung.
47. , Hasan, L., Pradoto, S. (1994)
, Prosiding Konferensi Geoteknik Indonesia V HATTI
(HimpunanAhli Teknik Tanah Indonesia), 20-22 September, Jakarta.
48. ., Supriyadi, T., Merati, W. (1994)
, Prosiding Konferensi Geoteknik Indonesia V HATTI
(HimpunanAhli Teknik Tanah Indonesia), 20-22 September, Jakarta
49. Daryanto, H., Sutarsa, A., Santjojo, Sunarto, E., Soedoso,
(1994) “
, Prosiding Konferensi Geoteknik Indonesia V HATTI
(HimpunanAhli Teknik Tanah Indonesia), 20-22 September, Jakarta.
Irsyam. M.
Irsyam, M.
Irsyam, M
Irsyam, M.,
“Analisis Interaksi Lateral Non-Linier
Untuk Pondasi Tiang Akibat Beban Dinamis Pada Full Scale Test”,
“Pengaruh Kekakuan Tarik
Angkur Terhadap Mekanisme Transfer Beban Pada Anchored Geosynthetic
System”
“Analisis Likuifaksi dengan
Metoda Karakteristik, Studi Kasus di Maumere Akibat Gempa Bumi Flores
1992”
Analisa Respon Non-linier Pondasi Tiang Terhadap Beban Dinamis
Arah Lateral : Studi Kasus Perencanaan Pondasi Mesin di Pertamina UP IV
Cilacap”
80 81Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Majelis Guru Besar
Institut Teknologi Bandung
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
Prof. Masyhur Irsyam
27 Maret 2010
top related