penggunaan lembar kegiatan siswa (lks) berbasis …
Post on 02-Dec-2021
27 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
BERBASIS INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA
KONSEP CAHAYA
(Pra Eksperimen di MTS Serpong)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
R e s t u I k a A m a l i a
NIM 108016300007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2016 M
i
ABSTRAK
Restu Ika Amalia (108016300007). Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Berbasis Inkuiri Terstruktur Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS berbasis inkuiri
terstruktur terhadap hasil belajar fisika pada konsep cahaya. Penelitian ini
dilakukan di MTs Serpong pada kelas VIII-1. Penelitian ini dilakukan selama 3
kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulai pada tanggal 22 Oktober
sampai 12 November tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif evaluatif pendekatan eksploratif dengan desain penelitian One Group
pretest posttest design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Instrumen yang digunakan berupa test objektif pilihan ganda sebanyak 25 butir
soal digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Berdasarkan hasil
analisis menggunakan uji N-gain terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar
0,6266 berada pada kategori sedang dan 76,48% siswa mendapatkan nilai lebih
dari KKM yang di tentukan sekolah (≥70). LKS berbasis inkuiri terstruktur telah
melalui uji validitas isi oleh pembimbing I, II, dan konsultan ahli yang
menyatakan LKS berbasis inkuiri terstruktur memenuhi syarat penyusunan LKS
yaitu didaktik, konstruksi, dan teknis. Instrument non test menggunakan lembar
observasi meliputi lembar aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai
persentase rata-rata sebesar 85,17%, lembar kemampuan guru mengelola
pembelajaran mencapai persentase rata-rata sebesar 95,83% keduanya berada
pada kategori tinggi yaitu baik sekali. Respon positif siswa terhadap mata
pelajaran fisika sebesar 73,52% dan persentase respon 8 guru terhadap LKS
berbasis inkuiri terstruktur berdasarkan syarat pembuatan LKS mencapai 84,83%
berada pada kategori baik sekali
Kata kunci: penggunaan, lembar kegiatan siswa (LKS), pendekatan inkuiri
terstruktur, hasil belajar siswa, cahaya.
ii
ABSTRACT
Restu Ika Amalia (108 016 300 007). Use of Student Activity Sheet (LKS)
Inquiry-Based Structured To Improve Learning Outcomes Physics Students
On Light Concept. Thesis Program Physical Education Department of Special
Education Faculty of Natural Sciences and Teaching, State Islamic University
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
This study aims to determine the use of inquiry-based LKS structured the learning
outcomes of physics on the concept of light. This research was conducted in
Serpong MTs in class VIII-1. This study was conducted during three meetings
plus pretest and posttest, starting on 22 October to 12 November 2013. The
research method used is descriptive evaluative approach to exploratory research
design one group pretest posttest design and purposive sampling techniques.
Instruments used in the form of multiple choice objective test of 25 items was
used to determine the learning outcome. Based on the analysis using N-gain test
occurs improving student learning outcomes at 0.6266 in middle category and
76.48% of students score more than the specified school KKM (≥70). LKS-based
structured inquiry has tested the validity of the content by the supervisor I, II, and
technical experts who stated LKS inquiry-based structured qualify LKS namely
didactic preparation, construction, and technical. Instrument non test using
observation sheet include student activity sheets for learning achieve an average
percentage of 85.17%, sheets teachers' ability to manage learning reaches an
average percentage of 95.83% both at the high category is excellent. The positive
response of students to the physics of 73.52% and the percentage of responses 8
teachers to LKS inquiry-based structured based on the requirements of making
LKS reached 84.83% in the excellent category
Keywords: usage, student activity sheet (LKS), structured inquiry approach,
student learning outcomes, light
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirraahim
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi, yang berjudul “efektifitas LKS berbasis problem
solving terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep cahaya” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd). Shalawat dan salam
penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW yang membawa umatnya ke
jalan yang diridhai Allah.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA. PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd selaku pembimbing I yang bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing penulis, terimakasih atas kritiknya, kerendahan
hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas budi baik ibu.
5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku pembimbing II, terima kasih atas segala
perhatian, kerendahan hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi.
iv
6. Segenap dosen dan dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program
studi pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses
perkuliahan di perguruan tinggi ini.
7. Bapak Ahmad Najib, S.Pd.I selaku Kepala sekolah MTs Serpong dan seluruh
dewan guru MTs Serpong. Terima kasih atas semua motivasi, dan
semangatnya.
8. Ayahanda Badri Sadian dan Ibunda Yuliana, yang kasih sayangnya tak
terbatas dan tak lekang oleh waktu, segala puji dan syukur hanya kepada
Allah SWT atas karunia yang Allah berikan melalui ibu dan bapak. Do’a,
didikan, nasehat, dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat
rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha
meraih yang terbaik untuk membuat ibu dan bapak bangga. Adik-adikku
tercinta Rizki Ardian, dan Fikri Alfian, terimakasih atas segala do’a, cinta,
harapan, motivasi dan semangat yang diberikan.
9. Dinda Setiadi Rahman, S.Pd.I yang terus-menerus melimpahkan rasa cinta
kasih dan semangatnya sehingga menjadi kekuatan bagi penulis untuk meraih
impian.
10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2008, Mulia, Mere, Amel,
Lulu, Sifa, Uci, Rahmi, Ammie, Witri, Retno, Angga, Titin, Dede, Safrina,
Fera, Kahfi, Soleh, Wilda, Ifa, Rohim, Tajudin, Upi, Dinda, Bunyanah,
Hilpan, Deni, Piki, Ema, dan Mela selalu semangat kawan-kawan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.
Jakarta, 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis ........................................................................................... 7
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................... 7
a. Pengertian LKS ...................................................................................... 7
b. Tujuan Penggunaan LKS ....................................................................... 7
c. Fungsi LKS ............................................................................................ 8
d. Manfaat Penggunaan LKS ...................................................................... 8
e. Teknik Penyusunan LKS ....................................................................... 9
f. Jenis-jenis LKS ......................................................................................10
2. Pendekatan Inkuiri .................................................................................14
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri ................................................................14
b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri .........................................14
3. Pendekatan Inkuiri Terstruktur ...............................................................15
a. Pengertian Inkuiri Terstruktur .................................................................15
vi
b. Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur .....................................................16
c. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur ..................17
4. LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ...........................................................18
5. Belajar dan Hasil Belajar .......................................................................19
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .....................................................19
b. Pengertian Hasil Belajar .........................................................................20
6. Konsep Cahaya .......................................................................................24
a. Pengertian Cahaya ...................................................................................24
b. Pemantulan Cahaya .................................................................................25
c. Cermin .....................................................................................................25
d. Pembiasan Cahaya ...................................................................................27
e. Lensa ........................................................................................................28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................29
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................32
B. Metode Penelitian ........................................................................................32
C. Desain Penelitian .........................................................................................33
D. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................33
1. Populasi .................................................................................................33
2. Sampel ..................................................................................................34
E. Prosedur Penelitian .......................................................................................34
F. Teknik Pegumpulan Data .............................................................................35
1. Data Non Tes ..........................................................................................35
2. Data Tes ..................................................................................................36
G. Instrumen Penelitian ....................................................................................36
1. Instrumen Non Tes ................................................................................36
2. Instrumen Tes ........................................................................................39
H. Teknik Analisis Data ....................................................................................44
1. Data Non Test .........................................................................................45
vii
2. Data Test ................................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................47
1. Lembar Judgment Expert .......................................................................47
2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran .....................................................47
3. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ..........................................48
4. Kemampuan Siswa Menggunakan LKS .................................................50
5. Respon Siswa Terhadap Mata Pel;ajaran Fisika .....................................50
6. Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ..................51
7. Peningkatan Hasil Belajar .......................................................................53
a. Hasil pretest ......................................................................................53
b. Hasil Posttest .....................................................................................54
c. Hasil Uji Normalitas ..........................................................................55
d. Hasil Uji N-Gain ................................................................................55
e. Rekapitulasi .............................................................................................. 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................57
1. Analisis Lembar Judgment Expert ..........................................................57
2. Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran .......................................58
3. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran ................59
4. Analisis Kemampuan Siswa Menggunakan LKS ...................................60
5. Analisis Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika ........................60
6. Analisis Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ...62
7. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa ..............................................63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................65
B. Saran ............................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................67
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur ................................................ 16
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kuosioner Siswa .................................................. 37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ........................................................... 37
Tabel 3.4 Kriteria Validitas .................................................................................. 40
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen .............................................................................. 40
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen .......................................... 41
Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran ............................................................... 42
Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ...................................... 42
Tabel 3.9 Interpretasi Daya Pembeda Soal ......................................................... 44
Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ............................................ 44
Tabel 3.11 Interpretasi Skor ................................................................................... 45
Tabel 3.12 Kategori N-Gain ................................................................................... 46
Tabel 4.1 Persentase Tanggapan Lembar Judgment Expert ............................... 47
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ...................... 48
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ............ 49
Tabel 4.4 Kemampuan Siswa Menggunakan LKS .............................................. 50
Tabel 4.5 Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika .......................... 51
Tabel 4.6 Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ......... 52
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ...................................................... 53
Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Preetest .............................. 53
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest ..................................................... 54
Tabel 4.10 Ukuran Pemusatan dan penyebaran Data posttest ............................... 54
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Chi Square ..................................... 55
Tabel 4.12 Kategorisasi N-Gain ............................................................................. 56
Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Penelitian ................................................................ 56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. Perangkat Pembelajaran .................................................................. 71
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 72
2. LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ............................................................. 90
Lampiran B. Analisis Data Hasil Penelitian ........................................................... 115
1. Tabel Kisi-Kisi Instrumen ................................................................... 116
2. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................. 117
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ............................................... 135
b. Validitas ........................................................................................ 134
c. Reliabilitas .................................................................................... 135
d. Daya Pembeda .............................................................................. 143
e. Tingkat Kesukaran ....................................................................... 145
8. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ................................ 155
9. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid ......................................................... 156
10. Instrumen Valid ................................................................................... 157
11. Instrumen Non Tes .............................................................................. 161
a. Penelitian Pendahuluan ................................................................ 160
1) Quosioner Respon siswa ........................................................... 161
2) Wawancara Guru ...................................................................... 161
b. Lembar Observasi ......................................................................... 164
1) Lembar Judgment Expert .......................................................... 163
2) Lembar Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ........................ 165
3) Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ............................ 168
4) Kemampuan Siswa Menggunakan LKS ................................... 171
5) Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika ........................ 173
6) Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur .... 174
12. Rekapitulasi Penelitian Pendahuluan ................................................... 176
a. Data Hasil Respon Siswa .............................................................. 176
x
b. Data Hasil wawancara ................................................................... 181
Lampiran C. Analisis Data Hasil Penelitian .......................................................... 190
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 191
2. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ............ 194
3. Hasil Belajar ......................................................................................... 195
a. Hasil pretest .................................................................................. 195
b. Hasil posttest................................................................................. 197
c. Hasil Uji Normalitas Chi Square .................................................. 199
d. Hasil N-Gain ................................................................................. 202
4. Hasil Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur .............................. 206
5. Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika ......................... 207
6. Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ........ 208
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Salah satu pokok masalah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), khususnya untuk mata pelajaran fisika yaitu rendahnya hasil belajar siswa.1
Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa baik faktor
dari siswa maupun dari luar. Salah satunya adalah pembelajaran fisika berpusat
pada guru (teacher center) yaitu pembelajaran lebih didominasi oleh guru, siswa
hanya menerima dan menyimak pembelajaran fisika tanpa dilibatkan secara
langsung dalam proses belajar.2 Akhirnya siswa merasa pembelajaran fisika
merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Siswa tidak diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuannya berdasarkan pengalaman belajar
yang diperoleh baik berupa hasil kerja praktek, demonstrasi, maupun eksperimen.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) adalah kurangnya peran guru dalam mengembangkan dan
memanfaatkan bahan ajar. Seharusnya guru mampu mengembangkan bahan ajar
yang inovatif, variatif, kreatif, dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Agar
kompetensi siswa dapat tercapai dan siswa lebih aktif dan makin termotivasi
dalam belajar. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Peraturan tersebut mengatur
tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat
kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan
pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan
kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan
1 Eko Nurani Setiawan, Pengaruh Model Problem Posing Tipe Semi Terstruktur Dalam
Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA Di SMAN 3 Jember, Jurnal Pembelajaran Fisika Vol 1 No 3
(Desember 2012): h. 261 2 Prayekti. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Tentang Konsep Pesawat
Sederhana Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas 5 Sekolah Dasar, dari:
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/39/Pendekatan%20Sains%20Teknologi.htm
2
kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar.3 Dengan
demikian guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar salah satunya adalah
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang
digunakan dalam pembelajaran. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu
pada dasar yang harus dicapai.4 Penggunaan LKS tidak hanya bermanfaat bagi
siswa tapi juga bermanfaat bagi guru untuk mempermudah penyampaian materi
yang rumit dengan panduan langkah-langkah yang sistematis.5 Menurut hasil
wawancara dengan guru-guru di 6 SMPN dan 6 MTs se Kota Tangerang Selatan
Sekarang ini banyak sekali LKS yang diterbitkan oleh penerbit yang tidak
relevan dengan kebutuhan siswa dan isinya pun tidak sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), tujuan dan Indikator yang dicapai
oleh siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat isi dari LKS hanya rangkuman
materi dan rumus-rumus praktis yang menuntut siswa hanya sekedar menghafal
saja tanpa harus mengetahui makna yang dicapai. Namun faktanya guru lebih
mengandalkan LKS buatan penerbit dalam kegiatan pembelajaran. Seharusnya
guru mampu merancang LKS untuk kegiatan pembelajaran agar sesuai dengan
konsep yang diajarkan karena banyak LKS yang menggunakan satu model
pembelajaran untuk diterapkan pada semua konsep, padahal tidak semua konsep
cocok untuk model pembelajaran tertentu.
Berdasarkan hasil observasi ke 6 SMPN dan 6 MTs di Kota Tangerang
Selatan dengan akreditasi yang sama yaitu akreditasi A, bahwa semua sekolah
menggunakan LKS dalam kegiatan pembelajarannya. 58 % menggunakan LKS
yang disusun oleh tim MGMP, dan 42 % menggunakan LKS yang berasal dari
3 Panduan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2008. h.1 4 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press
(Anggota IKAPI), 2011), hlm 205 5 Mahrizal, Pengaruh LKS Berbasis Reasoning And Problem Solving Terhadap Hasil
Pembelajaran Fisika Sman 1 Lubuk Alung Kelas Xi Semester 1,Pillar Physic Education Vol 1
(April 2014): h. 170
3
penerbit. Adapun respon siswa terhadap LKS yang digunakan disekolah masing-
masing adalah 37,26% siswa mengatakan LKS yang selama ini digunakan
mudah dipahami dengan alasan materi LKS lengkap, rumusnya pun lengkap,dan
beberapa jawaban soal hanya memindahkan dari materi. Namun 62,74% siswa
berpendapat LKS yang digunakan saat ini sulit dipahami dengan alasan
materinya kurang lengkap, terlalu banyak rumus, penyajian LKS kurang menarik,
soal latihan yang terlalu sulit, bahasa LKS sulit dipahami, dan 0,14% siswa
jarang memakai LKS tersebut karena gurunya pun tidak pernah
menggunakannya. Hal inilah yang akan mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa.
LKS yang baik adalah LKS yang mampu merangsang siswa untuk belajar
lebih aktif. Karena fungsi LKS adalah sebagai bahan ajar yang bisa
meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa. Serta dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan.6 Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru- guru di 12 sekolah yang di observasi menyatakan
bahwa isi LKS harus sesuai dengan standar kompetensi, Kompetensi dasar, dan
indikator, lebih banyak kegiatan pembelajaran siswa daripada materi yang telalu
banyak, soal-soal evaluasi yang bervariasi karena siswa dapat memahami materi
fisika melalui soal latihan, serta dianjurkan LKS tersebut dirancang atau disusun
oleh guru itu sendiri karena lebih memahami karakter para siswanya sehingga
membuat siswa lebih mudah memahami LKS yang digunakan.
Salah satu upaya agar LKS yang dibuat dapat meningkatkan hasil belajar,
penulis mencoba membuat LKS yang berintegrasi dengan model pembelajaran
yaitu LKS berbasis inkuiri terstruktur. LKS inkuiri terstruktur adalah LKS yang
disusun berdasarkan sintaks pembelajaran inkuiri terstruktur. LKS berbasis inkuiri
terstruktur diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena belajar
dengan menggunakan inkuiri terstruktur siswa aktif dalam kegiatan
pembelajarannya dan lebih memahami suatu konsep sebab mengalami sendiri
dalam proses penemuannya, sehinggadalam proses pembelajaran siswa tidak
6 Andi Prastowo, op.cit, hlm 205
4
menghayal melainkan berhadapan langsung dengan dunia nyata sehingga siswa
dapat menyerap pelajaran secara maksimal.7
Tidak semua materi fisika dapat dipelajari dengan belajar menggunakan
inkuiri terstruktur. Artinya materi yang diambil harus disesuaikan dengan silabus
bersifat konkret, dan cukup sulit untuk dipelajari siswa. salah satu yang mewakili
karakteristik tersebut adalah cahaya. Bab tersebut mempelajari tentang sifat-sifat
cahaya yang terdiri dari cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan,
dan cahaya dapat dibiaskan. Materi tersebut akan sulit dipahami oleh siswa jika
hanya sekedar membayangkan. Terlebih lagi bagi siswa yang kurang memiliki
kemampuan berimajinasi. Kegiatan eksperimen perlu dilakukan agar materi
tersebut dapat dipahami oleh siswa melalui proses inkuiri terstruktur.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin menerapakan penggunaan
LKS berbasis inkuiri terstruktur pada pembelajaran fisika. Serta mengetahui
peningkatan terhadap hasil belajar fisika siswa. untuk mendapatkan jawaban yang
telah diuraikan di atas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskanya
dalam skripsi yag berjudul: “PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA
(LKS) BERBASIS INKUIRI TERSTUKTUR UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP CAHAYA”.
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa yang masih sangat rendah.
2. Pembelajaran fisika masih berpusat pada guru (teacher centered)
3. Pembelajaran fisika masih bersifat menghafal.
4. Guru cenderung menggunakan LKS dari penerbit
5. LKS yang digunakan tidak sesuai dengan indikator dan karakteristik konsep
6. LKS yang digunakan kurang lengkap dan sulit dipahami.
7 Mulyani Sumantri dan Johan Permana, Strategi Belajar Mengajar. (Depdikbud Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2000).
5
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika yang diukur hanya mencakup ranah kognitif berdasarkan
taksonomi Bloom pada tingkatan C1 (mengingat), C2 (memahami),
C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).
2. Konsep fisika yang digunakan adalah cahaya. Konsep fisika tersebut
merupakan konsep yang memiliki karakteristik materi yang sesuai dengan
pembelajaran inkuiri terstuktur.
D Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dalam
penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan
lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan inkuiri terstuktur terhadap
hasil belajar siswa?”. Secara operasional rumusan masalah di atas dapat
dijabarkan ke dalam pertanyaan di bawah ini:
1. Bagaimana penilaian LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur berdasarkan
syarat penyusunan LKS?
2. Bagaimana aktifitas siswa dan kemampuan guru selama kegiatan
pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri
terstuktur?
3. Bagaimana kemampuan siswa memahami konsep dan peningkatan hasil
belajar siswa setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri
terstuktur?
4. Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran fisika setelah menggunakan LKS
berbasis pendekatan inkuiri terstuktur?
5. Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstruktur
berdasarkan syarat penyusunan?
6
E Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui penggunaan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep cahaya.
F Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya
pada konsep cahaya.
2. Bagi guru, yaitu dapat memberikan informasi bahwa penggunaan LKS
berbasis inkuiri terstuktur merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan
hasil belajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORI dan KERANGKA BERPIKIR
A Kajian Teori
1. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian LKS
LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dapat didefinisikan sebagai lembaran –
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.8 LKS merupakan alat
belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa
secara aktif baik kegiatan pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan9.
LKS merupakan salah satu jenis alat bantu atau perangkat pembelajaran sebagai
pelengkap atau sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
yang berupa lembaran kertas berisi informasi maupun soal-soal (pertanyaan-
pertanyaan) yang harus dijawab oleh siswa.10
Dari beberapa definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa LKS adalah salah satu alat pembelajaran berupa
lembaran kertas informasi maupun tugas, berfungsi sebagai pelengkap yang
memuat berbagai kegiatan pengamatan, eksperimen, maupun pengajuan
pertanyaan.
b. Tujuan penggunaan LKS
Penyusunan LKS dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Tujuan
penyusunan lembar kegiatan siswa menurut Belawati dalam Andi Prastowo
adalah sebagai berikut:11
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan
materi yang diberikan.
8 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2011),
h.. 203 9 Trianto, Mengembangkan Model pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h 212
10 Wiwit A, Pengembangan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dalam pembelajaran Matematika, dari :
www.woedpress.com/2007/11/isi-LKS-berbasis-web.doc. 17/01/2012. h..5. 11
Andi Prastowo, op.cit, h. 206
8
2) Menyajikan tugas–tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi yang diberikan.
3) Melatih kemandirian belajar siswa.
4) Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa.
Tujuan penyusunan LKS berbasis inkuiri terstruktur ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui proses inkuiri
terstruktur agar menumbuhkan kemandirian pada siswa.
c. Fungsi LKS
Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar dapat membantu siswa
untuk memperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran IPA Fisika. Hal ini
karena LKS memiliki fungsi sebagai berikut:12
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih
mengaktifkan siswa.
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diberikan.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
d. Manfaat penggunaan LKS
Manfaat penggunaan LKS adalah :13
1) Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep
3) Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses
4) Mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar
5) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
6) Membantu siswa untuk menambah informasi tentag konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar yang sistematis.
12
Andi Prastowo, op.cit, h. 205 13
Wiwit A, op.cit, h. 5.
9
7) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatan belajar.
e. Teknik Penyusunan LKS
Dalam menyusun LKS terdapat prosedur yang harus dilakukan agara LKS
dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Langkah-langkah
penyusunan LKS adalah sebagai berikut:14
1) Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.
2) Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling
sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.
3) Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar
(Pembukaan, Inti: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan Penutup).
Untuk mengembangkan LKS ada langkah–langkah yang dapat diikuti
yaitu:15
1) Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar,
indikator hasil belajarnya, dan sistematika keilmuannya.
2) Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada
saat mempelajari materi tersebut.
3) Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
4) Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan
keterampilan proses yang akan dikembangkan.
5) Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah
dibaca dan digunakan.
6) Menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat
kekurangan–kekurangannya.
7) Merevisi kembali LKS.
14
Slamet Suyanto,dkk, “ Lembar Kerja Siswa”, makalah disampaikan pada acara Pembekalan
guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta tanggal 26
Nopember-6 Desember 2011. 15
Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, (PPPPTK IPA :
2009), h. 36
10
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E penyusunan LKS harus memenuhi
berbagai persyaratan yaitu sebagai berikut:16
1) Syarat Didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal
dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai.
LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep dan yang
terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan
kegiatan siswa.
2) Syarat Konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS.
3) Syarat Teknik, menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan
penampilannya dalam LKS.
f. Jenis-jenis LKS
Ada dua jenis LKS untuk pembelajaran IPA yakni LKS untuk eksperimen
dan LKS non eksperimen atau lembar kerja diskusi.17
1) LKS eksperimen
LKS untuk eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk
praktikum yang menggunakan alat dan bahan – bahan. Sistematika Penulisan
terdiri dari:
a) Pengantar, Pengantar LKS berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan
pelajaran (berupa konsep-konsep IPA) yang dicakup dalam kegiatan
praktikum.
b) Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang
diungkapkan di pengantar.
c) Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan.
d) Langkah kegiatan, merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan yang
mempermudah siswa melakukan praktikum, langkah kerja ini dibuat secara
16
Endang Widjajanti, “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Lks Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang
Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22Agustus 2008. 17
Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, (PPPPTK IPA :
2009), h. 32-36
11
sistematis. Bila perlu menggunakan nomor urut dan menambah tampilan
sketsa gambar.
e) Tabel pengamatan, dapat berupa tabel–tabel data untuk mencatat data hasil
pengamatan yang diperoleh dari praktikum.
f) Pertanyaan, berupa pertanyaan yang jawabannya dapat membantu siswa
mendapatkan konsep yang dikembangkan atau untuk mendapatkan
kesimpulan.
2) LKS non eksperimen
LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang
menuntun siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pelajaran. Kegiatan
menggunakan lembar kegiatan ini dikenal dengan istilah DART dapat
diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan teks
atau wacana. Ada dua jenis DART yaitu model reconstruction dan model
analysis.
(1) Bentuk LKS reconstruction DART
Bentuk LKS ini terdiri dari:
(a) Text completion (melengkapi teks)
Pada bentuk LKS untuk kegiatan melengkapi teks harus disajikan teks sains
atau wacana yang berisi konsep-konsep sains. Pada bagian–bagian tertentu
dari teks dikosongkan untuk diisi oleh siswa sehingga menghasilkan teks
sains yang bermakna.
(b) Diagram Completion (melengkapi diagram atau menyempurnakan gambar)
Pada bentuk LKS ini disajikan gambar yang belum lengkap, kemudian siswa
melengkapinya baik oleh tanda panah, tulisan atau gambar. Gambar atau
diagram harus jelas sehingga memudahkan siswa melengkapinya.
(c) Tabel Completion (melengkapi tabel)
Pada bentuk LKS ini disajikan tabel yang belum lengkap, dan data-data yang
akan dimasukan kedalam tabel. Selanjutnya ada perintah agar siswa mengisi
tabel dengan data-data yang ada sesuai dengan konsep yang sesuai dengan
topiknya.
(d) Prediction (meramalkan)
12
Pada LKS ini disajikan beberapa fakta atau kejadian misalnya dalam bentuk
gambar. Selain itu tertera pertanyaan–pertanyaan yang memancing siswa
untuk melakukan keterampilan prediksi.
(e) Completion Activites With Disordered Text (menyempurnakan teks yang
tidak teratur)
(f) Diagram Cut And Paste (potong dan tempelkan gambar)
Pada LKS ini disajikan beberapa bentuk potongan berisi gambar atau tulisan
dan ada perintah yang mengajak siswa untuk memotongnya. Kemudian
menyusunnya kembali sesuai dengan konsep yang ditanyakan, agar
potongan-potongan menjadi susunan yang bermakna dapat disajikan suatu
bagan yang dapat membantu siswa menemukan konsep yang sedang
dipelajari.
(g) Scrambel ( mengacak)
Pada LKS bentuk ini disajikan beberapa kata atau huruf acak, selajutnya ada
instraksi agar siswa menyusun kata – kata atau huruf – huruf tersebut menjadi
sesuatu yang bermakna. Huruf atau kata –kata sebaiknya ditempatkan dalam
suatu kotak atau lingkaran dan sajian yang menarik. Selain itu ada instruksi
agar siswa menyusun huruf – huruf menjadi kata – kata, sedangkan kata-kata
menjadi suatu kalimat.
(2) Bentuk LKS analisis D.A.R.T
Bentuk LKS ini terdiri dari:
(a) Underlaying (menggaris bawahi)
Pada LKS ini disajikan suatu teks. Selanjutnya tertera perintah agar siswa
membaca teks dan memberi garis bawah pada kata-kata penting atau kata
kunci. Setelah memberi garis bawah pada kunci selanjutnya siswa dapat
diarahkan untuk mengembangkan kata-kata kunci yang didapat menjadi suatu
teks lain atau bagian.
(b) Labelling (memberi label)
Pada LKS bentuk ini dapat disajikan gambar-gambar yang tidak memiliki
nama dan label-label yang sesuai dengan gambar-gambar. Selanjutnya ditulis
13
instruksi yang meminta siswa untuk memberikan label pada gambar–gambar
yang belum memiliki nama tetapi harus sesuai dengan konsep atau materinya.
(c) Segmenting (memotong / menggolongkan)
Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau kumpulan gambar. Selanjutnya
tertera perintah agar siswa memotong atau menggolongkan teks atau gambar
yang sejenis. Setelah itu kegiatan dapat dikembangkan lagi misalnya hasil
potongan disusun kembali menjadi suatu teks atau susunan gambar yang
bermakna.
(d) Bentuk LKS recording dapat berupa Diagramatic Representation, Tabulator,
Question, dan Summary.
(e) Diagramatic representation (membuat diagram)
Pada LKS bentuk ini disajikan instruksi yang mengajak siswa membuat
diagram dalam bentuk gambar, grafik, diagram alur proses atau bagan. agar
diagram yang terbentuk sesuai dengan konsep yang diminta, pada LKS
diberikan data atau komponen–komponen diagram.
(f) Tabulator (membuat daftar yang tersusun)
Pada LKS bentuk ini disajikan data suatu konsep yang tidak teratur, biasanya
data dalam bentuk kuantitatif. Selanjutnya ada instruksi yang mengarahkan
siswa agar membuat tabulator dengan terarah.
(g) Question (membuat pertanyaan-pertanyaan)
Pada LKS ini disajikan suatu teks atau wacana, dan instruksi yang meminta
siswa untuk membuat pertanyaan–pertanyaan yang jawabannya dapat diambil
dari teks yang tersedia.
(h) Summary (membuat rangkuman)
Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau wacana dan intruksi yang
meminta siswa untuk membuat rangkuman dari teks yang tersedia. Pada LKS
ini harus disediakan tempat kosong untuk rangkuman yang dibuat siswa.
14
2. Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipercayakan.18
Piaget menyatakan bahwa
inkuiri adalah teknik yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya
sendiri, serta menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. Inkuiri sebagai
teknik pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan mengajar
berlangsung harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa
untuk lebih aktif dalam belajar.19
Inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana
siswa merumuskan masalah sendiri, merancang eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan.20
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan inkuiri adalah
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan dapat
menjadikan siswa belajar aktif dengan cara menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah melalui proses merumuskan masalah sendiri, merancang
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Dalam Standard For Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan
inkuiri, yakni:21
18
Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), h. 194 19
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 108-109 20
Moh Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode
“Discovery dan “Inquiry”, ( Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h. 127 21
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains. ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 121
15
1) Discovery/Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi
permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil.
2) Guided Inquiry
Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah
mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian
masalah. Siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur,
menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan
dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan ajar, guru hanya berperan
sebagai fasilitator.
3) Open Inquiry
Tindakan utama pada open inquiry ialah guru memaparkan konteks
penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah.
3. Pendekatan Inkuiri Terstruktur
a. Pengertian Inkuiri Terstruktur
Inkuiri terstruktur atau discovery inquiry adalah salah satu model
pembelajaran inkuiri dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang
cukup luas kepada siswa. Dalam model ini guru memberikan bimbingan terhadap
siswa, sedangkan siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal
dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya, model inkuiri
terstruktur ini digunakan siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan model
inkuiri. Dengan metode ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan
petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada
model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk
diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar
mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.22
22
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.109
16
Inkuiri terstruktur masih memegang peranan guru dalam menentukan
topik, pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan
dilakukan oleh siswa. Inkuiri terstruktur menuntut siswa mengikuti dengan
seksama setiap langkah kerja dalam kegiatan hands-on yang telah disusun oleh
guru melalui lembar kerja siswa (LKS) jenis guided worksheet activity.23
Inkuiri terstruktur merupakan salah satu pendekatan inkuiri dimana guru
menyediakan tujuan, petunjuk dan prosedur kegiatan tetapi tidak memberitahukan
hasil. Siswa diharapkan menemukan sendiri hubungan antar variabel ataupun
menggeneralisasikan data. Menurut Zulfiani dalam tingkatan discovery/structured
inquiry tindakan utama guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan proses,
sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil.24
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan inkuiri terstruktur adalah
kegiatan pembelajaran dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk
sedangkan siswa menganalisis hasil dan kesimpulan.
b. Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur
Tahap pelaksanaan pendekatan inkuiri terstruktur terdiri dari empat fase,
yaitu penyajian masalah, berhipotesi, melakukan percobaan, mengkomunikasikan
hasil percobaan.25
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur
Fase Perilaku Guru
Menyajikan pertanyaan
atau masalah
Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan
masalah dituliskan di papan tulis.
Guru membagi siswa dalam
kelompok
23 Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri
Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa
Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 1, h.28. 24
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h.121 25
Sri Anggraeni, Hakikat Pembelajaran IPA. Pengajar Jurusan Pendidikan Biologi F-MIPA UPI
Bandung
17
Berhipotesis Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk memberikan
pendapat dalam bentuk hipotesis.
Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana
yang menjadi prioritas
penyelidikan.
Melakukan percobaan
untuk memperoleh
informasi
Guru membimbing siswa
mendapatkan informasi melalui
percobaan.
Mengkomunikasikan
Hasil percobaan
Guru memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil pengolahan
data yang terkumpul.
Membuat Kesimpulan Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan
c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur.
Menurut Suryosubroto dalam Henik Ismawati, ada beberapa kelebihan
pembelajaran inkuiri terstruktur, antara lain:26
1) Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda.
2) Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi pengetahuan
3) Mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari-hari
4) Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih terampil
Kekurangan dari pendekatan inkuiri terstruktur adalah:27
1) Diharuskan adanya persiapan mental
26
Henik Ismawati, Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sains Fisika Melalui Pembelajaran
Inkuiri Terstruktur Untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. 2007. 27
Ibid, h.93
18
2) Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas yang besar, misalnya sebagian
waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori.
3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewaka siswa
yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional
jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri terstruktur ini.
4. LKS berbasis Inkuiri Terstruktur
LKS berbasis inkuiri terstruktur pada penelitian ini adalah LKS yang
disusun berdasarkan tahap-tahap pembelajaran inkuiri terstruktur yaitu
menyajikan masalah atau pertanyaan, berhipotesis, melakukan percobaan,
mengkomunikasikan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. LKS ini di dalam
penyusunannya sesuai dengan persyaratan penyusunan LKS yang dikemukakan
oleh Hendro Darmodjo dan Jenny R.E yaitu didaktik, konstruksi, dan teknik.28
Dikembangkan berdasarkan pendapat Popy kamila yaitu mengkaji materi yang
akan dipelajari siswa, mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan
dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut, menentukan bentuk LKS
yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, merancang kegiatan yang akan
ditampilkan pada LKS sesuai dengan keterampilan proses yang akan
dikembangkan, mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang
menarik, mudah dibaca dan digunakan, menguji coba LKS apakah sudah dapat
digunakan siswa untuk melihat kekurangan–kekurangannya, merevisi kembali
LKS.29
LKS inkuiri terstruktur merupakan LKS yang secara rinci menjelaskan
kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. LKS inkuiri terstruktur sudah
tercantum judul dan tujuan praktikum, alat dan bahan, serta langkah kerja
28
Endang Widjajanti, “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “PELATIHAN PENYUSUNAN LKS MATA
PELAJARAN KIMIA BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PEN DIDIKAN
BAGI GURU SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008.
29
Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, (PPPPTK IPA :
2009), h. 36
19
praktikum. Siswa hanya dituntut untuk menuliskan hasil dan kesimpula kegiatan
praktikum.30
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terstruktur ini dapat membantu guru dan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu menemukan suatu konsep fisika
dengan proses memecahkan masalah. hal ini dikarenakan LKS ini sesuai dengan
tahap pembelajaran inkuiri terstruktur. menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa, serta terdapat gambar-gambar yang menarik untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi serta arahan yang ditulis secara
lisan yang kurang dipahami apabila diarahkan menggunakan tulisan. LKS ini
disusun berdasarkan langkah-langkah pembuatan LKS sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, hanya dikembangkan dengan menerapkan
karakteristik inkuiri terstruktur yang mengarahkan siswa untuk menemukan suatu
konsep fisika.
5. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Definisi belajar menurut Oemar Hamalik yaitu bahwa belajar merupakan
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan.31
Ratna Wilis Dahar mengutip pendapat Gage bahwa belajar adalah
suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat
pengalamannya.32
Menurut Ausubel yang dikutip Ratna Wilis Dahar
mengungkapkan bahwa belajar adalah belajar bermakna yang merupakan suatu
proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang.33
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
30
Annis Novitsania “Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terstruktur Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS)Inkuiri
Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis.” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,
2013. h.32, tidak dipublikasikan. 31
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), cetakan kesepuluh,
h. 27-28 32
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, ( Bandung: PT Gelora Aksara Pratama, 1996), Cetakan
kedua, h. 11 33
ibid, h. 112.
20
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.34
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri
seseorang. Proses belajar dengan perubahan memiliki keterkaitan yaitu belajar
sebagai proses dan perubahan sebagai sebagai bukti dari hasil yang di proses.35
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar,
manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua kesuksesan aktivitas dan kehidupan adalah hasil dari belajar.36
Berdasarkan pendapat tentang belajar peneliti mengambil kesimpulan
bahwa belajar adalah sebuah proses perkembangan hidup manusia yang ditandai
dengan perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman yang diperoleh menyangkut
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam proses
kegiatan belajar mengajar, dan hasil belajar tersebut dapat berbentuk kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes.37
Hasil belajar
merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang terlihat pada perubahan tingkah laku dan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.38
Menurut Dimyati dan Mujiono hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar, dan tindak mengajar,
sehingga pengertian hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi guru
dan dari sisi siswa. Dari sisi guru mengajar diakhiri oleh proses evaluasi hasil
34
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, h. 13 35
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta:
Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82 36
Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2004), h. 127 37
Maisaroh dan Rostrieningsih, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar
Komunikasi Di Smk Negeri 1 Bogor, jurnal ekonomi dan pendidikan, Vol 8, 2010, h. 162 38
Nixon J. Gerung, CONCEPTUAL LEARNING AND LEARNING STYLE ( Kajian Konseptual
tentang Belajar dan Gaya Belajar )
21
belajar dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya dan puncak proses
belajar.39
Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar peneliti mengambil
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah proses akhir dari suatu kegiatan belajar
untuk mengukur perubahan perilaku yang terdapat pada diri siswa berdasarkan
aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
Gagne dalam Dahar, mengemukakan lima macam hasil belajar yaitu:40
1) Keterampilan intelektual, yang merupakan penampilan yang ditunjukan oleh
siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dilakukannya seperti
memecahkan masalah, menyusun eksperimen, dan memberikan nilai-nilai
sains.
2) Strategi kognitif, penampilan siswa yang ditunjukkan secara kompleks dalam
situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan
menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya.
3) Sikap, sekumpulan sikap yang dapat ditujukan oleh perilaku yang
mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains.
4) Informasi verbal, informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah.
Selain itu, informasi verbal dapat diperoleh dari ucapan orang, membaca,
radio, televisi, dan media lainnya.
5) Keterampilan motorik, tidak hanya kegiatan fisik melainkan kegiatan motorik
yang digabungkan dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca,
menulis, memainkan sebuah instrumen musik atau instrumen dalam pelajaran
sains.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
39
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2006), cet-3, h.
250-251 40
Ratna Wilis Dahar, op.cit, h. 135-140
22
belajar dari Benyamin Bloom yang sudah direvisi membaginya menjadi tiga
ranah, yakni:41
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menghasilkan karya.
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuaan perceptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif, dan
interatif.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah
kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi, yaitu:42
1) Mengingat, merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan
maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang
berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful
learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini
dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih
kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil
kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan
masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal
lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling)
adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara
cepat dan tepat.
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003).h.162 42
Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian, Program Studi PGSD FIP
IKIP PGRI Madiun. h.26-29
23
2) Memahami, berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai
sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami atau mengerti
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika
seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota
dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu
contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip
umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan
perbedaan dari dua atau lebih objek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi.
Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu
ciri-ciri dari objek yang diperbandingkan.
3) Menerapkan, menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi
pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi
kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan
(implementing).
4) Menganalisis, merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari
tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut
dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses
kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).
5) Mengevaluasi, berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Evaluasi
meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek
mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau
kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses
berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan
mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik.
Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan
24
pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir
kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari
suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini.
6) Menciptakan, mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara
bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan
siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan
beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada
pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses
berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa
untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat
melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.
Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah
pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis
siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan
pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.
6. Konsep Cahaya
Cahaya merupakan konsep yang membutuhkan ketelitian dan kemampuan
matematis dalam mempelajarinya, karena pada konsep ini banyak terdapat
hitungan yang rumit. Pada konsep cahaya siswa dituntut untuk mampu
menerjemahkan gambar dan mengaplikasikan gambar tersebut ke dalam rumus.
Cahaya merupakan konsep yang memiliki tingkat kesulitan sedang hal ini ditinjau
berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam materi cahaya
mencapai ranah kognitif C3 yaitu menerapkan.
a. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah salah satu bentuk gelombang. Cahaya dapat merambat di
ruang hampa udara karena termasuk jenis gelombang elektromagnetik. Cahaya
memiliki sifat antara lain, cahaya merambat dengan sistem radiasi (pancaran),
merambat pada garis lurus tanpa medium, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat
25
membelok (bias) apabila melewati dua medium yang berbeda kepadatan
molekulnya, dan cahaya dapat dipusatkan (difokuskan) oleh lensa.43
Benda-benda disekitar kita dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu
sumber cahaya dan benda gelap. Sumber cahaya adalah benda yang dapat
memancarkan cahaya sendiri, sedangkan benda gelap adalah benda yang tidak
dapat memancarkan cahaya sendiri. Ketika cahaya mengenai benda gelap yang
tidak menerima cahaya, akan terbentuk bayang-bayang. Bayang-bayang yang
tidak menerima cahaya sama sekali disebut umbra, sedangkan bayang-bayang
yang menerima sedikit cahaya disebut penumbra.
b. Pemantulan Cahaya
Hukum Snellius tentang pemantulan cahaya menyatakan bahwa:44
1) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang, dan sudut pantul cahaya sama besar.
Pemantulan ada dua macam, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.
Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi karena berkas sinar datang
jatuh pada permukaan yang halus atau rata. Sedangkan pemantulan baur adalah
pemantulan cahaya ke segala arah yang terjadi karena berkas sinar datang jatuh
pada permukaan kasar atau tidak rata.45
c. Cermin
Cermin adalah benda padat yang salah satu sisinya halus dan mengkilap yang
dilapisi almagam perak sehingga memantulkan seluruh cahaya yang datang.
cermin dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Cermin Datar
Pemantulan pada cermin datar, sifat-sifat bayangan yag dibentuk oleh
cermin datar adalah sebagai berikut:46
43
Purwoko, dkk. IPA Terpadu SMP Kelas VIII. (Jakarta: Penerbit Yudhistira, 2009). h. 212 44
Saeful Karim,dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, ( Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008). h. 279 45
Ibid, h. 278 46
Ibid, h. 281
26
a) Bayangannya maya
b) Bayangannya sama tegak dengan bendanya
c) Bayangannya sama besar dengan bendanya.
d) Bayangannya sama tinggi dengan bendanya
2) Cermin Cekung
Cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar). Cermin cekung
disebut juga cermin positif karena jari-jari cermin berada di depan cermin.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung ada tiga macam, yaitu:47
a) Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipatulkan melalui titik fokus.
b) Sinar datang yang melalui titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu utama.
c) Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan
kembali ke titik pusat kelengkungan itu.
47
Ibid, h. 284
27
3) Cermin Cembung
Cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar). Titik fokusnya
bernilai negatif (-). Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga
macam, yaitu:48
a) Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipatulkan seolah-olah dari titik
fokus.
b) Sinar datang yang menuju titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu utama.
c) Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah
dari titik pusat kelengkungan itu.
d. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya pada saat cahaya
menembus dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Hukum Snellius
tentang pembiasan menyatakan bahwa:49
1) Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
48
Ibid, h. 287-288 49
Ibid, h. 292
28
2) Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari
medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan
dibiaskan menjauhi garis normal.
e. Lensa
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang batas dengan salah
satu atau keduanya berupa bidang lengkung. Ada dua macam lensa, yaitu lensa
cembung dan lensa cekung.
1) Lensa Cembung
Lensa cembung adalah sebuah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dibandingkan dengan bagian pinggirnya. Lensa cembung memiliki sifat dapat
mengumpulkan cahaya (konvergen) dan titik fokus lensa bernilai positif (+).
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung ada tiga macam, yaitu:50
a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus.
b) Sinar yang datang melalui titik pusat lensa akan diteruskan
c) Sinar yang datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
2) Lensa cekung
Lensa cekung memiliki sifat menyebarkan cahaya (divergen) dan fokusnya
bernilai negatif (-). Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung juga ada tiga
macam. Sinar-sinar istimewa tersebut adalah:51
50
Diana Puspita, Alam Sekitar IPA Terpadu, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009). h. 239 51
Ibid, h. 240
29
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus.
b) Sinar yang datang melalui titik pusat lensa akan diteruska
c) Sinar yang datang seolah-olah menuju ke titik fokus dibiaskan sejajar
sumbu utama.
B Kajian Penelitian Relevan
Penelitian penerapan inkuiri terstruktur serta penggunaan LKS pada
pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya Wahyu Sutomo dan Suparwoto
dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri
Terstruktur Untuk Menuntaskan Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI Di SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta”, didapatkan hasil bahwa penerapan LKS dengan
pendekatan inkuiri terstruktur dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat
menuntaskan aspek psikomotor siswa.52
Penelitian yang dilakukan oleh Anita Maryati dengan judul “Hasil
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan Non-Eksperimen
Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan
Kimia”. Didapatkan hasil keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS
eksperimen berbasis inkuiri terstruktur mencapai 89,6% tergolong kategori sangat
baik dan hasil keterlaksanan praktikum menggunakan LKS Non eksperimen
berbasis inkuiri terstruktur mencapai 95,7%.53
52
Adhitya dan Suparwoto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri
Terstruktur Untuk Menuntaskan Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 2
Yogyakarta, e Journal universitas Negeri Yogyakarta.Vol 2 nomor 5, 2013 53
Anita Maryati “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan Non-
Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan
30
Penelitian yang dilakukan oleh Munajat Sudirman dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai”. Didapatkan hasil
nilai pada kelompok eksperimen sebesar 5,82 sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 6,61. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri
terstruktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika
siswa.54
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Jamilah Mufarihhah dengan judul
“Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada
Konsep Bunyi”. Didapatkan hasil bahwa kelas yang menggunakan model inkuiri
terstruktur lebih unggul dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model
direct interaction. Hal tersebut terlihat dari rerata skor posttest 70,20, dan kelas
yang diterapkan model direct interaction memiliki rerata skor posttest sebesar
62,83.55
C Kerangka Berpikir
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran
IPA adalah rendahnya hasil belajar siswa. banyak faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa. salah satunya adalah guru masih mendominasi
pembelajaran IPA dengan pengajaran klasikal menggunakan metode ceramah dan
kegiatannya lebih berpusat pada guru atau teacher center. Sehingga dalam
pembelajaran siswa kurang aktif dan mandiri.
Guru banyak menggunakan LKS dalam membantu proses pembelajaran.
Namun guru lebih mengandalkan LKS yang berasal dari penerbit yang tidak
relevan dengan kebutuhan siswa serta isinya tidak sesuai dengan indikator yang
harus dicapai oleh siswa. kebanyakan LKS yang beredar bermuatan rumus-rumus
Kimia”Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2012. h.i, tidak
dipublikasikan. 54
Munajat Sudirman “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai” Skripsi pada Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta, 2012. h.i, tidak dipublikasikan. 55
Nur Jamilah Mufarrihah “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa
Pada Konsep Bunyi” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, 2014. h.iii, tidak
dipublikasikan.
31
praktis dan isinya hanya berupa rangkuman dari suatu materi pelajaran, sehingga
mengarahkan siswa hanya menghafal. Selain itu siswa cenderung langsung
mengerjakan soal-soal latihan tanpa memahami isi dan makna materi terlebih
dahulu. Ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA Fisika siswa.
LKS berbasis inkuiri terstruktur diharapkan dapat mengatasi masalah yang
menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. LKS ini terintegrasi dengan
model inkuiri terstruktur. LKS ini dapat membantu siswa dalam proses penemuan
dengan bimbingan dari guru melalui perantara LKS. LKS inkuiri terstruktur
terlebih dahulu menampilkan suatu masalah berupa fenomena yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari siswa. selanjutnya siswa berhipotesis, melakukan
percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. LKS
inkuiri terstruktur diharapkan dapat merubah pola pembelajaran dari teacher
center menjadi student center sehingga siswa yang akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat. Kerangka
berpikir ini dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Rendahnya hasil
belajar siswa
Pembelajaran siswa
kurang aktif dan
mandiri
Pembelajaran
berpusat pada guru
(teacher center)
LKS yang digunakan
guru tidak sesuai
dengan indikator.
LKS berbasis inkuiri terstruktur
Hasil Belajar meningkat
32
BAB III
Metodologi Penelitian
A Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan.
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui pendapat terhadap
penggunaan LKS dan untuk mengetahui kriteria LKS yang baik dan benar
menurut guru IPA. Penelitian pendahuluan dilakukan di 12 sekolah yang berada di
Tangerang Selatan yang mempunyai akreditasi A berdasarkan BAN (Badan
Akreditasi Nasional). Sekolah tersebut terdiri dari 6 SMP Negeri dan 6 MTs, yaitu
SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 11, SMPN 12, MTs Serpong,
MTsN Pamulang, MTs Soebono Mantofani, MTs Yaspina, MTs Khazanah
Kebajikan, MTs Nur Sholihat. Penelitian selanjutnya yaitu untuk menguji
penggunaan LKS yang telah didesain untuk meningkatkan hasil belajar,
dilaksanakan di MTs Serpong pada kelas VIII semester ganjil tahun ajaran
2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan
November 2013.
B Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan LKS berbasis
inkuiri terstuktur, oleh karena itu jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian deskriptif evaluatif yang menggunakan pendekatan metode
eksploratif. Deskriptif evaluatif adalah metode yang merupakan pendekatan yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati.56
Pendekatan eksploratif adalah pendekatan
56
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). h.3
33
penelitian yang tidak memerlukan hipotesis untuk suatu permasalahan dan hanya
hanya menjawab pertanyaan penelitian.57
C Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest posttest
design, yaitu desain yang hanya melibatkan satu kelompok yang dipilih secara
random dan terhadap kelompok tersebut diberikan tes awal atau pretest sebelum
diberikannya perlakuan (treatment), kemudian setelah itu diberikan perlakuan
(treatment), dan diakhiri dengan pemberian tes akhir atau posttest. Desain ini
digambarkan pada Tabel 3.1:58
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Keterangan:
O1 = Tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan.
X = Perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelas eksperimen
O2 = Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan
D Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel yang digunakan adalah:
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.59
Terdapat dua macam
populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam
57
R.M. Lolowang, “Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) Di
Sekolah Dasar Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bolaang Mongondow,” Varia
Pendidikan Vol. 20 Nomor 1, Juni 2008. h. 19 58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011). h.75 59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 130
34
penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Serpong, sedangkan populasi
terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Serpong.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.60
Sampel dalam
penelitian ini adalah kelas VIII sebanyak satu kelas. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.61
Dalam penelitian ini,
pertimbangan yang terjadi yaitu karena adanya rekomendasi guru bidang study
IPA Fisika yang mengajar di kelas VIII, maka sampel penelitian yang digunakan
adalah kelas VIII.8 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang mengikuti
kegiatan penelitian mulai dari pretest hingga posttest.
E Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan mulai dari tahapan persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari :
a. Survei pendahuluan ke 6 sekolah SMPN dan 6 sekolah MTs se Tangerang
Selatan.
b. Merumuskan masalah hasil survei.
c. Menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, dan LKS berbasis inkuiri
terstuktur
d. Menyusun instrumen tes dan non tes
e. Melakukan kalibrasi terhadap instrumen tes dan instrumen non tes.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari:
a. Melakukan pretest atau tes awal kepada siswa yang dijadikan sampel
sebelum diberikan perlakuan.
60
ibid, h. 131 61
Sugiyono, Statistik Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.38
35
b. Mengimplementasikan LKS berbasis inkuiri terstuktur sekaligus melakukan
penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru.
c. Melakukan posttest atau tes akhir sekaligus memberikan angket respon
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri
terstuktur.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian terdiri dari:
a. Menganalisis data hasil penelitian
b. Menarik kesimpulan
F Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Non tes
Data non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak
terstruktur. Wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya
memuat garis besar permasalahan yang akan ditanyakan dan tergantung dari
pewawancara.62
Wawancara dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk
menelaah penggunaan LKS di sekolah. Wawancara ini ditujukan kepada guru
fisika di 6 SMPN dan 6 MTs seTangerang Selatan. Lembar wawancara dapat
dilihat pada lampiran B
b. Survei
Survei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual. Survei pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa
tentang LKS penerbit yang digunakan di sekolah. Koresponden dalam teknik
survei ini adalah siswa di 6 SMPN dan 6 MTs se Tangerang Selatan.
62
Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 227
36
c. Observasi
Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.63
Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur instrumen
efektivitas. Objek yang di observasi pada penelitian ini adalah siswa dan guru.
2. Data tes
Data tes dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest, dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan
pembelajaran dengan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Tes ini disusun
berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai. Soal-soal tes yang digunakan
berupa soal pilihan ganda pada konsep cahaya.
G Instrumen Penelitian
Instrumen menurut Arikunto adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan data.64
Pada dasarnya terdapat dua macam
instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur prestasi belajar
dan non tes untuk mengukur sikap.65
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Instrumen Non Tes
Pada penelitian ini digunakan dua instrumen non tes, yakni kuosioner dan
lembar wawancara sebelum dilakukan penelitian dan lembar observasi.
a. Kuosioner dan Lembar Wawancara Sebelum Dilakukan Penelitian
1) Kuosioner
Kuosioner ini diberikan kepada salah satu kelas IX yang diambil secara
acak untuk mengetahui respon dan pemahaman siswa tentang penggunaan
LKS IPA. Responden dalam kuosiner ini adalah siswa-siswi yang berasal
dari 12 sekolah yang berada di Tangerang Selatan yang terdiri dari enam
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011). h.145 64
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), cet ke 8, h. 149 65
Sugiyono, op.cit., h.122
37
SMPN dan enam MTs. Adapun kisi-kisi lembar kuosioner terdapat pada
Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kuosioner Siswa
No Indikator No Pertanyaan
1. Penggunaan LKS dalam
pembelajaran fisika 1 dan 2
2. Respon siswa terhadap
LKS yang digunakan 3
3. LKS yang digunakan 4
2) Lembar Wawancara
Lembar wawancara ini diberikan kepada guru fisika yang berasal dari
12 sekolah yang berada di Tangerang Selatan yang terdiri dari enam SMPN
dan enam MTs. Lembar wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan LKS IPA yang digunakan selama ini di sekolah. Adapun kisi-
kisi lembar wawancara terdapat pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No Indikator No Pertanyaan
1. Pendapat Guru tentang LKS 1, 2, 3, 4
2. Sistematika LKS yang digunakan 5
3. Integrasi Pendekatan/Model/Metode
Pembelajaran dalam LKS 6, 7
b. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Judgment Expert
Lembar judgment expert adalah lembar penilaian oleh ahli atau dosen
yang sesuai dengan bidang penelitian. Lembar judgment expert digunakan
untuk menilai LKS berbasis inkuiri terstuktur berdasarkan aspek didaktik,
konstruksi, dan teknis. Lembar judgment expert terdapat pada lampiran
halaman 163.
38
2) Lembar Aktivitas Siswa dan Lembar Kegiatan Mengajar Guru
Lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur.
Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai
guru. Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri
terstruktur. Pengamatan kegiatan mengajar guru dilakukan oleh guru bidang
study IPA yang berasal dari sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
Lembar aktivitas siswa terletak pada lampiran 165 dan lembar observasi
guru terletak pada lampiran halaman 168.
3) Lembar Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Lembar penilaian LKS berbasis inkuiri terstruktur bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan LKS berbasis inkuiri
terstruktur dalam proses belajar mengajar. Penilaian berdasarkan tahapan
pendekatan inkuiri terstruktur yang terdiri dari tahapan menyajika masalah,
berhipotesis, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan,
dan membuat kesimpulan. Lembar penilaian LKS berbasis inkuiri
terstruktur dapat dilihat pada lampiran halaman 171.
4) Lembar Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri
Terstruktur
Lembar penilaian guru digunakan untuk mengetahui respon guru
terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur. Penilaian meliputi aspek didaktik,
konstruksi, dan teknis. Penilaian dilakukan oleh guru bidang study IPA yang
berasal dari SMPN dan MTs di Tangerang Selatan. Lembar penilaian guru
terhadap LKS berbasis inkuiri terstruktur terdapat pada lampiran halaman
174.
39
5) Lembar Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Lembar respon siswa bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa
terhadap mata pelajaran fisika setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri
terstruktur. Lembar respon siswa terhadap mata pelajaran fisika terdapat
pada lampiran halaman 173.
2. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 25 soal pilihan
ganda untuk mengukur hasil belajar fisika siswa pada konsep Cahaya dengan
empat alternatif jawaban (a,b,c, dan d). Untuk mengukur kualitas instrumen, maka
diperlukan kalibrasi instrumen yang meliputi:
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen.66
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti
dengan tepat. Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara
membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan
validitas butir soal dengan korelasi point biserial γpbi sebagai berikut:67
q
p
S
MM
t
tp
pbi
Keterangan:
γpbi : Koefisien korelasi biserial
Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar
q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p)
Adapun kriteria penafsiran indeks validitasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4
sebagai berikut:
66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 168 67
Ibid, h. 79
40
Tabel 3.4 Kriteria Validitas
Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada lampiran B
halaman 148. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh 26 soal yang valid
dari 40 soal yang uji cobakan. Berdasarkan kesepakatan peneliti dengan dosen
pembimbing, hanya 25 soal yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.
Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini ditunjukan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen
No Indikator Aspek yang diukur Jumlah
C1 C2 C3
1 Merancang dan
melakukan percobaan
menunjukkan
perambatan cahaya.
1*, 2* 3*,4,5 - 5
2 Menjelaskan hukum
pemantulan cahaya yang
diperoleh berdasarkan
percobaan.
6 7*, 8*
9*, 10*
11*, 12* 7
3 Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin
datar, cekung, dan
cembung.
13 14, 15, 16*
17, 18*, 19
20,21,22*
23*, 24
12
4 Menyimpulkan hukum
pembiasan yang
diperoleh melalui
percobaan.
25*
26*
27, 28*
29, 30*
31* 7
5 Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat
bayangan pada lensa
cekung dan cembung.
32*
33*
34*
35*
36*
37*,38
39*, 40
9
Jumlah 7 16 10 40
Ket: * = Instrumen yang valid
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat Rendah
41
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah keajegan atau konsistensi dari serangkaian pengukuran
yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek pada situasi yang berbeda.
artinya skor yang di peroleh subjek yang sama ketika diuji dalam tes tidak
berubah-ubah walaupun di teskan dalam kondisi yang berbeda-beda. Untuk
mengetahui reliabilitas instrumen yang berbentuk pilihan ganda maka digunakan
rumus K-R 20, berikut rumus yang dimaksud:68
(
) (
)
Keterangan:
R11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = Varians total
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1- p)
Ʃpq = jumlah hasil perkalian p dan q
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat dari kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya pada Tabel 3.6 berikut ini:69
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Realibilitas Instrumen
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 188 69
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cetakan ke-10, h.196.
Koefisien korelasi Kriteria Reliabilitas
1,00 Sempurna
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
< 0,20 Kecil
42
Berdasarkan perhitungan pada lampiran halaman 136-138 diperoleh bahwa
nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0.86. nilai ini termasuk kategori tinggi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan
dalam penelitian.
c. Taraf Kesukaran
Analisis taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
dalam suatu instrumen, apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Taraf
kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada
butir soal tersebut. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan: 70
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = jumlah seluruh peserta tes
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan Tabel 3.7 berikut ini:71
Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 40 soal
yang ujicobakan terdapat pada Tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Mudah 4, 11, 12, 16, 17, 22, 25, 28,
37
9
Sedang 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 18, 30, 33,
34, 38.
12
70 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), cet ke 8, h. 208
71
ibid, h. 210
43
Sukar 5, 6, 13, 14, 15, 19, 20, 21,
23, 24, 26, 27, 29, 31, 32, 35,
36, 39, 40.
19
Berdasarkan Tabel 3.8 sesuai perhitungan tingkat kesukaran butir soal pada
lampiran halaman 146-147, diketahui bahwa terdapat 9 soal mudah, 12 soal
sedang, dan 19 soal sukar
.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah).72
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda soal pilihan ganda yaitu:73
B
B
A
A
J
B
J
BD
Keterangan:
D : Daya Pembeda
BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun kriteria untuk daya pembeda soal terdapat pada Tabel 3.9 adalah
sebagai berikut:74
72
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), cet ke 8, h. 211 73
Ibid, h. 213 74
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka Cipta, 2010)
cet-14, h. 218
44
Tabel 3.9 Interpretasi Daya Pembeda Soal
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat Buruk, sebaiknya dibuang saja
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik
Kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang
diujicobakan terdapat pada Tabel 3.10 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Sangat Buruk 21 1
Jelek 4, 5, 6, 13,14, 15, 19, 20, 27,
29, 38, 39, 40
13
Cukup 1, 9, 11, 31, 33, 35, 36 7
Baik 2, 3, 7, 8, 10, 12, 16, 18, 22,
23, 24, 25, 26, 28, 32, 34, 37,
17
Baik Sekali 17, 30 2
Jumlah 40
Berdasarkan Tabel 3.10, diketahui bahwa terdapat 1 soal yang memiliki
daya pembeda sangat buruk, 13 soal dalam kategori jelek, 7 soal dalam
kategori cukup, 17 soal dalam kategori baik, dan 2 soal dalam kategori baik
sekali.
H Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif evaluatif dengan tujuan untuk mengidentifikasi penggunaan
LKS berbasis inkuiri terstuktur. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa setelah implementasi LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur
diuji dengan N-Gain. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
45
1. Data Non Test
Data non test dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan
persentase sebagai berikut:
Kriteria penafsiran skor dapat di interpretasikan pada Tabel 3.11 sebagai
berikut:
Tabel 3.11 Interpretasi Skor
Rentang Skor (%) Kategori
0 Sangat Lemah
21 – 40 Lemah
41 – 60 Cukup
61 – 80 Kuat
81 – 100 Sangat Kuat
2. Data Test
Data test dianalisis menggunakan N-gain untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa minimal 75% siswa mencapai nilai
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 70 dan nilai N-gain
siswa berkategori tinggi.75
a. Uji Normalitas
Data hasil belajar berupa pretest dan posttest sebelum dilakukan uji N-
gain terlebih dahulu dilakukan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square, yaitu:76
75
Sugiono dan Zulhelmi, “Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kreatif
Model Instruksional DDFK Problem Solving Dengan Teknik Nominal Group Di Kelas XI IPA1
MAN 2 MODEL PEKANBARU, Jurnal Geliga Sains 3, 2009, h.27 76
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan
IPA FITK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2006). H.71
i
i
E
EOX
2
12
46
Keterangan:
hitung2 : Harga chi kuadrat yang diperoleh dari hasil perhitungan
iO : Frekuensi observasi atau hasil pengamatan
iE : Frekuensi harap (ekspektasi)
Setelah itu dibandingkan antara harga hitung2 dengan tabel
2 dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
1) Jika harga 2
hitung < 2
tabel, maka data berdistribusi normal.
2) Jika harga 2
hitung < 2
tabel, maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji N-Gain
Uji N-Gain digunakan untuk melihat peningkatan pretest ke posttest
sekaligus untuk mengukur indikator input. Nilai N-Gain dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: 77
Dengan kategori perolehan sebagai berikut:
Tabel 3.11 Kategori N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
g > 0,7 Tinggi
Sedang
g < 0,3 Rendah
77
Ibid, H.71
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
1. Lembar Judgment Expert
Lembar judgment expert, yaitu lembar penilaian oleh ahli tentang LKS
berbasis inkuiri terstuktur. LKS berbasis inkuiri terstuktur dalam penelitian ini
dinilai oleh dosen ahli yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Aspek yang
dinilai meliputi aspek didaktik, konstruksi, dan teknis, dengan alternatif jawaban
ya atau tidak. Tabel 4.1 adalah hasil penilaian berupa perhitungan persentase
pilihan jawaban ya atau tidak untuk setiap pertanyaan pada lembar judgment.
Tabel 4.1 Persentase Tanggapan Lembar Judgment Expert
No Aspek Persentase Alternatif Tanggapan Keterangan
Positif Negatif
1 Didaktik 100 % 0 % Sangat Kuat
2 Konstruksi 62,5% 37,5% Kuat
3 Teknis 75% 25% Kuat
Rata-rata 79,2% 31,25%
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa persentase rata-rata tanggapan positif
sebesar 79,2% dengan kategori baik sekali. Aspek didaktik memiliki persentase
tanggapan positif di atas rata-rata sebesar 100%. Sedangkan aspek konstruksi dan
teknis memiliki persentase tanggapan positif di bawah rata-rata yaitu sebesar
62,5% dan 75%. Walaupun persentasenya di bawah rata-rata tetapi masih
termasuk dalam kategori baik.
2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran diukur berdasarkan lembar
observasi pengamatan yang terdiri dari aspek persiapan eksperimen, pelaksanaan
eksperimen, keterampilan diskusi dengan kelompok, penggunaan LKS, dan
kegiatan akhir eksperimen. Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh observer
berpedoman pada lembar observasi dengan memberikan penilaian yang sesuai
48
dengan aspek yang diamati pada lembar observasi. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
No Aspek yang
diobservasi
Pertemuan Rata-
rata
Kategori
I II III 1. Persiapan
Eksperimen
91,67% 91,67% 100% 94,5% Sangat Kuat
2. Pelaksanaan
Eksperimen
83,3% 83,3% 91,67% 86,09% Sangat Kuat
3. Keterampilan
Diskusi
dengan
Kelompok
67% 75% 83,3% 75% Kuat
4. Penggunaan
LKS
83,3% 91,67% 91,67% 88,9% Sangat Kuat
5. Kegiatan
Akhir
Eksperimen
83,3% 91,67% 91,67% 88,9% Sangat Kuat
Persentase rata-rata aspek 86,7% Sangat Kuat
Persentase
rata-rata
82% 86,7% 91,7%
Kategori Sangat
Kuat
Sangat
Kuat
Sangat
Kuat
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata dan persentase aktivitas siswa
mengalami peningkatan di setiap pertemuannya. Persentase rata-rata siswa pada
pertemuan pertama sebesar 82 %, pertemuan kedua sebesar 86,7%, dan pertemuan
ketiga sebesar 91,7%. Persentase rata-rata untuk aspek persiapan eksperimen
sebesar 94,5%, aspek pelaksanaan eksperimen sebesar 75%, aspek keterampilan
diskusi dengan kelompok sebesar 86,09%, aspek penggunaan LKS sebesar 88,9%,
dan persentase untuk aspek kegiatan akhir eksperimen sebesar 88,9%.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan LKS berbasis inkuiri terstuktur pada kategori sangat kuat.
3. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan pembelajaran
49
menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Penilaian kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran diukur berdasarkan lembar observasi yang bersifat
observasi terstruktur dengan menggunakan sistem rating scale. Observasi
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di observer oleh guru IPA fisika
yang berpedoman pada lembar observasi dengan memberikan tanda cheklist pada
kolom nilai yang sesuai dengan aspek yang diamati. Aspek kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika penilaian di setiap aspek
berkategori tinggi. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
No Aspek Observasi ke- Rata-
rata (%)
Kategori
1 2 3
1 Keterampilan Membuka
Pelajaran
3 3 3 100 % Sangat
Kuat
2 Keterampilan guru dalam
mengimplementasikan
pembelajaran problem
solving yang dipadu dengan
LKS dalam mengajarkan
materi.
2 3 3 91,67% Sangat
Kuat
3 Penguasaan materi
pembelajaran
3 3 3 100% Sangat
Kuat
4 Keterampilan guru dalam
memandu kegiatan
eksperimen berdasarkan
LKS.
2 3 3 91,67% Sangat
Kuat
5 Kualitas Penjelasan materi 2 3 3 91,67% Sangat
Kuat
6 Keterampilan menutup
pelajaran
3 3 3 100% Sangat
Kuat
Rata-rata 95,83% Sangat
Kuat
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran secara keseluruhan pada semua aspek sebesar 95,83%
pada kategori sangat kuat. 3 aspek dari 6 aspek yang ada yaitu aspek keterampilan
membuka pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, dan aspek
keterampilan menutup pembelajaran memiliki nilai persentase rata-rata yaitu
100% dengan kategori sangat kuat, sedangkan untuk 3 aspek lainnya seperti aspek
50
keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS, aspek
kualitas penjelasan materi, dan aspek keterampilan guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran inkuiri terstuktur yang dipadu dengan LKS
dalam mengajarkan materi memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu 91,67% tetapi
tetap berada pada kategori sangat kuat.
4. Kemampuan Siswa Menggunakan LKS
Observasi kemampuan siswa menggunakan LKS bertujuan untuk
mengetahui keterampilan siswa dalam menggunakan LKS berbasis inkuiri
terstuktur pada proses belajar. Teknik penilaian yang digunakan adalah
memberikan nilai pada setiap tahapan inkuiri terstuktur yang terdapat didalam
LKS dengan menggunakan skala 3, 2, dan 1 sesuai kriteria penilaian yang terdapat
pada lampiran halaman 172. Hasil kemampuan siswa menggunakan LKS dapat
dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4 Tabel Kemampuan Siswa Menggunakan LKS
LKS Prinsip Problem Solving
Berhipotesis Melakukan
Percobaan
Mengkomunikasikan
Hasil Percobaan
LKS I 75% 100% 83,33%
LKS II 91,67% 83,3% 91,67%
LKS III 83,33% 83,33% 83,33%
LKS IV 91,67% 83,3% 83,33%
LKS V 83,33% 75% 83,33%
Rata-rata 85% 84,9 % 84,9%
Kategori Sangat kuat Sangat kuat Sangat kuat
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa persentase terendah terdapat pada prinsip
berhipotesis sebesar 84,9% pada kategori sangat kuat. Sedangkan persentase
tertinggi terdapat pada kategori melakukan percobaan sebesar 85% pada kategori
sangat kuat.
5. Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
mata pelajaran fisika setelah belajar menggunakan LKS berbasis inkuiri
51
terstuktur. Hasil respon di bawah ini berdasarkan hasil data angket berupa
perhitungan persentase pilihan jawaban ya atau tidak pada setiap pertanyaan di
lembar respon siswa. hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
No. Pernyataan
Alternatif
Tanggapan
Positif Negatif
1. Saya menjadi tertarik untuk mempelajari
konsep fisika yang lainnya.
82,3% 17,7%
2. Saya menjadi senang belajar fisika. 70,6% 29,4%
3. Saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari
sehingga tidak memungkinkan nilai raport saya
pada mata pelajaran fisika dapat meningkat.
64,7% 35,3%
4. Saya di SMA nanti tetap tidak tertarik masuk
jurusan IPA karena tidak ingin mempelajari
konsep fisika lebih lanjut.
76,5% 23,5%
Rata-Rata 73,52% 26,47%
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa persentase tanggapan positif tertinggi sebesar
82,3% terdapat pada pernyataaan “saya menjadi tertarik untuk mempelajari
konsep fisika yang lainnya”. Sedangkan persentase tanggapan positif terendah
terdapat pada pernyataan “saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari
sehingga tidak memungkinkan nilai raport saya pada mata pelajaran fisika dapat
meningkat” sebesar 64,7%. Persentase rata-rata tanggapan positif tertinggi
dibandingkan persentase rata-rata tanggapan negatif yaitu 73,52%.
6. Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstuktur
Penilaian respon guru diukur berdasarkan lembar observasi yang terdiri dari
aspek didaktik, konstruksi, dan teknis. Penilaian bertujuan untuk mengetahui
respon dan pendapat guru terhadap LKS berbasis inkuiri tertuktur. Penilaian
dilakukan oleh delapan guru IPA yang berasal dari sekolah SMP dan Mts di
Tangerang Selatan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
52
Tabel 4.6 Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstuktur
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase terendah terdapat pada
aspek konstruksi sebesar 84,83% dan persentase tertinggi terdapat pada aspek
teknis sebesar 86,87%. Rata-rata persentase secara keseluruhan adalah 84,83%
termasuk dalam kategori sangat kuat.
No Aspek Butir Penilaian Persentase
1. Didaktik Memberi penekanan pada proses untuk
menemukan konsep. 80%
2. Mengajak siswa aktif dalam proses
pembelajaran 92.5%
3. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi
sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri
siswa.
85%
Persentase Rata-Rata 85,83%
4. Konstruksi Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak. 87,5%
5. Bahasa yang digunakan mengajak siswa
interaktif 87,5%
6. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. 82,5%
7. Menggunakan kalimat sederhana dan pendek. 92,5%
8. Kalimat yang digunakan mudah dipahami dan
tidak menimbulkan makna ganda. 77,5%
9. LKS dapat digunakan oleh anak dengan
kecepatan belajar bervariasi. 70%
10. Menyediakan ruang yang cukup pada LKS
sehingga siswa dapat menulis atau
menggambarkan sesuatu pada LKS.
80%
11. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta
bermanfaat. 90%
Persentase Rata-Rata 83,43%
12. Teknis LKS menggunakan huruf cetak. 92,5%
13. Keberadaan gambar di dalam LKS dapat
menyampaikan pesan. 80%
14. Kombinasi antar gambar dan tulisan adalah
menarik. 82,5%
15. Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk
topik, bukan huruf biasa yang diberi garis
bawah.
92,5%
Persentase Rata-Rata 86,87%
Rata-Rata 84,83%
53
7. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat berdasarkan hasil preetest dan
posttest.
a. Hasil pretest
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data pretest sebelum
pemberian perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur pada
siswa kelas VIII-1 sekolah MTs Serpong diperoleh data pada Tabel 4.7sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Interval Nilai Frekuensi
18 – 21 3
22 – 25 3
26 – 29 6
30 – 33 2
34 – 37 2
38 – 41 1
Jumlah 17
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai pretest terbanyak terdapat pada interval
nilai 26-29 sebanyak 6 orang. Sedangkan perolehan nilai pretest terendah terdapat
pada interval 38-41 sebanyak 1 orang. Ukuran pemusatan dan penyebaran data
pretest ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Preetest
Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai
Nilai terbesar 38
Nilai terkecil 18
Rentang Kelas 20
Mean 27,5
Median 27,2
Modus 27,2
Standar Deviasi 5,65
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai terkecil yang diperoleh
sebesar 18, sedangkan skor terbesar adalah sebesar 38. Nilai rata-rata (mean) yang
diperoleh sebesar 27,5, sedangkan nilai tengah (median) sebesar 27,2, nilai yang
paling banyak muncul (modus) adalah 27,2, dan standar deviasi sebesar 5,65.
54
b. Hasil Posttest
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data posttest setelah
pemberian perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis problem solving pada
siswa kelas VIII-1 sekolah MTs Serpong diperoleh data pada Tabel 4.9 sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Interval Nilai Frekuensi
45 – 52 2
53 – 60 1
61 – 68 1
69 – 76 5
77 – 84 4
85- 92 4
Jumlah 17
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai posttest terbanyak terdapat pada interval
nilai 69-76 sebanyak 5 orang. Sedangkan perolehan nilai posttest terendah
terdapat pada interval 53-60 dan interval 61-68 sebanyak 1 orang. Ukuran
pemusatan dan penyebaran data pretest ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Posttest
Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai
Nilai terbesar 85
Nilai terkecil 45
Rentang Kelas 40
Mean 73,91
Median 67,5
Modus 74,9
Standar Deviasi 12,65
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai terkecil yang diperoleh
sebesar 45, sedangkan skor terbesar adalah sebesar 85. Nilai rata-rata (mean) yang
55
diperoleh sebesar 73,91, sedangkan nilai tengah (median) sebesar 67,5, nilai yang
paling banyak muncul (modus) adalah 74,9 dan standar deviasi sebesar 12,65.
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square
dengan kriteria jika 2
hitung < 2
tabel, maka data berdistribusi normal. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
terdistribusi normal atau tidak. Perhitungan lengkap uji normalitas data pretest
dan posttest dapat dilihat pada lampiran. Adapun rekapitulasi hasil pengujian
normalitas data pretest dan posttest terdapat pada Tabel 4.11 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Chi Square
Statistik Nilai
Pretest Posttest
X2
hitung 2,6742 6,7425
X2
tabel 11,070 11,070
Kesimpulan Normal
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, terlihat bahwa nilai pretest dan posttest
terdistribusi normal. Nilai 2
hitung data pretest sebesar 2,6742 sedangkan nilai
posttest sebesar 6,7425 dan X2
tabel sebesar 11,070. Terlihat bahwa nilai pretest
2,6742 < 11,070 (2
hitung < 2
tabel ) dan nilai posttest 6,7425 < 11,070 (2hitung <
2
tabel ). Hal ini menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest dapat disimpulkan
terdistribusi normal.
d. Hasil Uji N-Gain
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dilakukan maka perlu
diadakan perbandingan pretest dan posttest melalui nilai N-gain. Nilai N-gain
terbagi menjadi tiga kategori yaitu: rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70),
dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini adalah Tabel 4.10 yang menunjukkan frekuensi
56
dari ketiga kategori nilai N-Gain tersebut berdasarkan perhitungan pada lampiran
halaman 202-205.
Tabel 4.12 Kategorisasi N-Gain
No Jumlah
1 Tinggi 7
2 Sedang 8
3 Rendah 2
Jumlah 17
Berdasarkan kategori perolehan skor gain normalisasi menunjukkan bahwa
N-gain memiliki kategori sedang dengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,6266.
e. Rekapitulasi
Berikut ini adalah rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian
Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Penelitian
Data Nilai
Pretest Mean 27,5
Median 27,2
Modus 27,2
Standar Deviasi 5,65
Posttest Mean 73,91
Median 67,5
Modus 74,9
Standar Deviasi
12,65
Berdasarkan Tabel 4.13 Bahwa nilai rata-rata (mean) mengalami
peningkatan dari nilai 27,5 menjadi 73,91. Hal ini diikuti dengan peningkatan
nilai tengah (median) sebesar dari 27,2 menjadi 67,5 , kemudian peningkatan nilai
yang banyak muncul (modus) dari 27,2 menjadi 74,9 dan standar deviasinya
meningkat dari 5,65 menjadi 12,65.
57
B Pembahasan
1. Analisis Lembar Judgment Expert
Lembar LKS berbasis inkuiri terstuktur yang telah diuji validitas isi oleh
pembimbing dan konsultan ahli melalui lembar judgment. Aspek-aspek yang
ditelaah di dalam lembar judgment meliputi didaktik, konstruksi dan teknis. Hasil
persentase tanggapan positif pada aspek didaktik terhadap LKS berbasis inkuiri
terstuktur mencapai 100%, sehingga LKS berbasis inkuiri terstuktur telah
memenuhi syarat penyusunan LKS pada syarat didaktik yaitu LKS mampu
mengajak siswa aktif dalam pembelajaran, lebih menekankan pada proses untuk
menemukan konsep, dan LKS mengutamakan pada pengembangan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika pada diri siswa.78
Hasil persentase tanggapan positif pada aspek konstruksi mencapai 62,5%
sehingga LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi syarat penyusunan LKS
pada syarat konstruksi yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS.79
Sedangkan
untuk aspek teknis persentase tanggapan positif terhadap LKS berbasis inkuiri
terstuktur mencapai 75%, sehingga LKS telah memenuhi syarat penyusunan LKS
pada syarat teknis yang menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar
dan penampilannya dalam LKS.80
Berdasarkan aspek didaktik, konstruksi, dan teknis LKS berbasis inkuiri
terstuktur memperoleh persentase rata-rata kelayakan keseluruhan sebesar 79,2%
dengan kategori kuat. Sehingga dapat dikatakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) inkuiri terstuktur telah layak untuk diuji cobakan. Kelayakan tersebut
menunjukkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) telah memenuhi syarat-syarat
penyusunan LKS yang baik serta telah memenuhi komponen-komponen dari
aspek-aspek penilaian meliputi aspek didaktik, konstruksi, dan teknis.
78
Endang widjajanti, Kualitas Lembar Kerja Siswa, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang
Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008 h. 3 79
Ibid, h.3 80
Ibid, h.3
58
2. Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan data yang diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa
mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Persentase pada pertemuan pertama
sebesar 82% pertemuan kedua sebesar 86,7% dan pertemuan ketiga sebesar
91,7%. Pertemuan pertama memiliki persentase lebih rendah dibandingkan
pertemuan kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa belajar
menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur karena selama ini siswa belajar
hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru saja tanpa pernah belajar diawali
dengan sebuah masalah lalu dipecahkan dengan berdiskusi atau melakukan
eksperimen. Akibatnya siswa menghadapi kesulitan dalam penggunaan LKS
inkuiri terstuktur. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam penggunaan LKS, siswa
merasa sulit dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS. Siswa
merasa sulit karena jawaban tugas-tugas yang terdapat dalam LKS berbasis
inkuiri terstruktur diperoleh berdasarkan hasil eksperimen, jadi jika siswa ingin
mengetahui jawaban tugas-tugas yang terdapat di dalam LKS siswa harus
melakukan eksperimen terlebih dahulu.
Persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk seluruh
aspek sebesar 86,7% dengan kategori sangat kuat. Persentase terendah terdapat
pada aspek keterampilan diskusi dengan kelompok hal ini dikarenakan hanya
beberapa siswa saja yang aktif berdiskusi, selain itu siswa kurang menghargai
pendapat orang lain ketika salah satu siswa sedang berbicara mengemukakan
pendapatnya siswa yang lain tidak memperhatikan dan mengobrol. Selain itu
siswa pun merasa kesulitan dalam mempresentasikan hasil pengerjaan tugas yang
diberikan dalam LKS. Karena ketika pembelajaran berlangsung pada
pembelajaran sebelumnya siswa hanya sebagai pendengar sehingga mereka
merasa gugup dan bingung ketika dituntut untuk presentasi di depan kelas, pada
akhirnya cenderung hanya salah satu dari mereka yang aktif menyampaikan hasil
eksperimen dan menjawab pertanyaan kelompok lain.
3. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
59
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase pada setiap aspek
termasuk dalam kategori sangat kuat. Seluruh aspek mengalami peningkatan
setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama aspek nomor 2 yaitu, keterampilan
guru dalam mengimplementasikan pembelajaran inkuiri yang dipadu dengan
LKS dalam mengajarkan materi, aspek nomor 4 yaitu keterampilan guru dalam
memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS, dan aspek nomor 5 yaitu
kualitas penjelasan materi memiliki nilai lebih rendah dibandingkan pertemuan 2
dan 3. Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama guru belum terbiasa
mengimplementasikan pembelajaran inkuiri terstuktur yang dipadu dengan LKS
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru kurang dapat mengkondisikan
siswa akibatnya penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang dimengerti
oleh siswa selain itu guru pun merasa kesulitan dalam membimbing kegiatan
eksperimen berdasarkan LKS inkuiri terstuktur dikarenakan banyak siswa yang
melakukan kegiatan eksperimen diluar panduan LKS, dan banyak siswa kurang
aktif dalam melakukan eksperimen.
Persentase pada aspek keterampilan membuka pelajaran, penguasaan
materi, dan aspek keterampilan menutup pelajaran mencapai 100%. Persentase
aspek keterampilan membuka pelajaran mencapai 100% dikarenakan pada setiap
pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan membuka pelajaran
guru melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada aspek penguasaan materi pembelajaran persentasenya mencapai
100% karena guru mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan pengetahuan lain
yang relevan, dan mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan realitas
kehidupan sehari-hari. Pada aspek keterampilan menutup pelajaran persentasenya
mencapai 100% dikarenakan pada setiap pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3
dalam kegiatan menutup pelajaran guru selalu merangkum kembali pelajaran yang
disampaikan, menyuruh siswa membuat rangkuman, dan melakukan evaluasi.
Persentase rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 95,83%
pada kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu
mengelola pembelajaran dengan baik.
60
4. Analisis Kemampuan Siswa Menggunakan LKS
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase terendah pada tahapan
Berhipotesis sebesar 75% terdapat pada LKS I yaitu LKS perambatan cahaya. Hal
ini disebabkan pemahaman awal siswa tentang materi rambatan cahaya sangat
kurang, ini dibuktikan adanya ketidaksesuaian antara hipotesis siswa terhadap
masalah dengan konsep yang ada. Persentase terendah pada tahapan melakukan
percobaan sebesar 75% terdapat pada LKS V yaitu pembiasan pada lensa. Hal ini
disebabkan data yang diperoleh pada hasil eksperimen tidak tepat dan tidak
sesuai, ini diakibatkan salah pengukuran yang dilakukan oleh siswa. sedangkan
persentase tertinggi pada tahapan melakukan percobaan terdapat pada LKS I yaitu
LKS perambatan cahaya sebesar 100%. Hal ini dikarenakan penyelesaian yang
dilakukan siswa melalui kegiatan eksperimen semuanya sudah sesuai dengan
konsep. Persentase tertinggi tahapan mengkomunikasikan hasil percobaan
terdapat pada LKS II yaitu pemantulan cahaya sebesar 91,67%. Hal ini
disebabkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang berdasarkan hasil percobaan
sudah sesuai dengan konsep. Ini membuktikan bahwa siswa sudah memahami
konsep pemantulan cahaya. Persentase rata-rata tertinggi terdapat pada tahapan
memahami masalah sebesar 85% pada kategori sangat kuat.
5. Analisis Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketertarikan siswa untuk
mempelajari konsep fisika sebesar 82,3% dan persentase siswa senang belajar
fisika sebesar 70,6%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa merasa
tertarik dan senang untuk mempelajari fisika dan akan mempelajari fisika lebih
lanjut pada konsep yang lain setelah belajar dengan menggunakan LKS berbasis
inkuiri terstuktur. Namun siswa yang tidak tertarik mempelajari konsep fisika dan
tidak senang belajar fisika beranggapan bahwa fisika itu merupakan pelajaran
yang sulit dan susah dipelajari. Persentase kepercayaan diri siswa bahwa nilai
.pelajaran fisika di raport akan meningkat sebesar 64,7%. Persentase ini
merupakan persentase paling rendah karena siswa merasa kurang percaya diri
bahwa nilai pelajaran fisika di raport akan meningkat disebabkan siswa
61
memperoleh nilai kecil pada ujian formatif bab sebelumnya yaitu bab bunyi.
Namun siswa yang memberikan tanggapan positif pada indikator ini optimis nilai
yang diperoleh akan meningkat setelah belajar cahaya menggunakan LKS
berbasis inkuiri terstuktur. Ketertarikan siswa akan masuk jurusan IPA di SMA
dan akan mempelajari fisika lebih lanjut sebesar 76,5%. berarti sebagian siswa
sangat tertarik untuk masuk jurusan IPA dan ingin mempelajari konsep fisika
lebih lanjut jika di SMA nanti. Berdasarkan data nilai rata-rata tanggapan positif
indikator outcome sebesar 73,52% berada pada kategori kuat.
6. Analisis Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstuktur
Berdasarkan hasil penilaian oleh delapan guru IPA yang berasal dari
sekolah SMP dan Mts di Tangerang Selatan terhadap LKS berbasis inkuiri
terstuktur diperoleh persentase rata-rata keseluruhan sebesar 83,84% termasuk
dalam kategori baik sekali. Artinya penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri
terstuktur sangat baik dan LKS layak untuk diuji cobakan kepada siswa. penilaian
guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur menggunakan lembar penilaian
yang terdiri dari tiga aspek yaitu daktik, konstruksi, dan teknis. Berdasarkan hasil
penilaian persentse tertinggi terdapat pada aspek teknis sebesar 86,87%. Menurut
delapan guru IPA hal ini dikarenakan LKS berbasis inkuiri terstuktur telah
memenuhi semua syarat teknis yaitu tulisan di dalam LKS menggunakan huruf
cetak, tulisan di dalam LKS menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk
topik bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, kombinasi antara gambar dan
tulisan di dalam LKS sangat menarik, dan gambar yang terdapat di dalam LKS
dapat menyampaikan pesan.81
Berdasarkan hasil penilaian delapan guru IPA terhadap LKS berbasis
inkuiri terstuktur bahwa persentase pada aspek konstruksi sebesar 83,84%.
Persentase pada aspek konstruksi merupakan aspek terendah dibandingkan dengan
aspek didaktik, dan teknis. Walaupun terendah namun aspek konstruksi masih
termasuk dalam kategori baik sekali. Berdasarkan nilai persentase pada aspek
81 Endang widjajanti, op.cit, h. 4-5
62
konstruksi dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri terstuktur telah
memenuhi syarat konstruksi hal itu dikarenakan bahasa yang digunakan di dalam
LKS sesuai dengan tingkat kedewasaan anak dan dapat mengajak siswa interaktif,
kalimat yang digunakan di dalam LKS menggunakan kalimat sederhana dan
pendek, selain itu LKS menggunakan struktur kalimat yang jelas dan kalimat yang
digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda, di dalam LKS
tersedia ruang yang cukup untuk siswa dapat menulis atau menggambarkan
sesuatu pada LKS, dan yang terpenting LKS memiliki tujuan belajar yang jelas
serta bermanfaat.82
Hasil persentase penilaian LKS berbasis inkuiri terstuktur oleh delapan
guru IPA pada aspek didaktik sebesar 85,83% termasuk dalam kategori baik
sekali. Hal ini merupakan bahwa LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi
syarat didaktik dalam penyusunan LKS dikarenakan LKS berbasis inkuiri
terstuktur dapat memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep. LKS
berbasis inkuiri terstuktur dapat mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran,
dan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa.83
LKS berbasis inkuiri terstuktur menuntun siswa untuk menemukan konsep
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga siswa dapat membangun
pengetahuannya secara mandiri. LKS berbasis inkuiri terstuktur disusun
berdasarkan sintaks pembelajaran inkuiri terstuktur yang bertujuan agar siswa
dapat belajar mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Munajat Sudirman yang menyatakan bahwa penerapan
pendekatan inkuiri terstuktur melalui LKS dapat meningkatkan kompetensi hasil
belajar.84
7. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa
82
Ibid, h. 3-4 83 Ibid, h. 3 84
Munajat Sudirman “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai” Skripsi pada Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta, 2012. h.i, tidak dipublikasikan.
63
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi 85 dan nilai terendah
sebesar 45. Siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 76,48%
sedangkan yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 23,52%. Nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) di Mts Serpong sebesar 70 maka siswa yang
mencapai nilai KKM lebih dari 75%. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang
belajar menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur dapat menjawab tes dengan
baik. Berdasarkan hasil perolehan N-gain terjadi peningkatan hasil belajar dari
preetest ke posttest dengan rata-rata N-gain sebesar 0,6266 dan berada pada
kategori sedang. Salah satu yang menyebabkan hasil belajar dapat meningkat
karena penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur siswa dapat mengembangkan
kemampuan berpikir dalam belajar.85
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur
dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam bentuk, ide, gagasan, prakarsa,
pemikiran kritis, dan sikap kritis. Salah satu kriteria indikator output telah dicapai
yaitu ≥ 75% siswa mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan.86
Selain itu hasil belajar siswa berdasarkan uji N-gain mengalami
mengalami peningkatan sebesar 11,67% jika dibandingkan dengan nilai sebelum
menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengukuran lembar observasi dan
hasil belajar fisika siswa bahwa LKS berbasis inkuiri terstruktur dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan layak untuk diterapkan dalam proses
belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anita Maryati bahwa keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS eksperimen
berbasis inkuiri terstruktur mencapai 89,6% tergolong kategori sangat baik dan
hasil keterlaksanan praktikum menggunakan LKS Non eksperimen berbasis
inkuiri terstruktur mencapai 95,7%.87
85
Pipit Anita, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Problem Solving Pada Materi
Sistem Ekskresi Manusia Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Program Studi Pendidikan
Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. 86
Sugiono dan Zulhelmi, “Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kreatif
Model Instruksional Ddfk Problem Solving Dengan Teknik Nominal Group Di Kelas XI IPA1
MAN 2 MODEL PEKANBARU, Jurnal Geliga Sains 3, 2009, h.27 87
Anita Maryati “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan Non-
Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan
64
Kimia”Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2012. h.i, tidak
dipublikasikan.
65
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat
penggunaan LKS berbasis inkuiri terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar
fisika siswa pada konsep cahaya di MTs Serpong. Hal ini berdasarkan hasil
pengukuran lembar observasi dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. LKS berbasis pendekatan inkuiri terstruktur memenuhi syarat didaktik,
konstruksi, dan teknis sebesar 79,2 % sehingga pada kategori kuat.
2. Aktivitas siswa selama pembelajaran memperoleh 85,17% dan kemampuan
guru mengelola pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan
inkuiri terstruktur memperoleh 95,83 % sehingga berada pada kategori
sangat kuat.
3. Rata-rata persentase kemampuan siswa memahami konsep menggunakan
LKS inkuiri terstruktur adalah berhipotesis 85%, melakukan percobaan
84,9%, mengkomunikasikan hasil percobaan sebesar 84,9% termasuk dalam
kategori sangat kuat. Sedangkan hasil belajar siswa 76,48 % berada diatas
KKM dan mengalami peningkatan 11, 67% dari hasil belajar sebelumnya.
4. Rata-rata persentase respon positif siswa terhadap mata pelajaran fisika
lebih dari 73,52 % sehingga berada pada kategori kuat.
5. Penilaian guru terhadap LKS berbasis pendekatan inkuiri terstruktur
berdasarkan syarat pembuatan LKS 84,83% berada pada kategori sangat
kuat.
B Saran
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama penelitian, penulis
mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang yaitu:
1. Sebaiknya sebelum penyusunan LKS dianalisis terlebih dahulu konsep
yang akan dijadikan bahan materi LKS.
66
2. Sebaiknya lebih banyak dilakukan pengembangan LKS Fisika dengan
pendekatan inkuiri terstruktur untuk materi lain agar dapat berimplikasi
pada peningkatan hasil belajar yang lebih baik lagi.
3. Sebaiknya LKS diberikan dan disosiaisasikan pada hari sebelum proses
pembelajaran agar siswa paham dan tidak terlalu banyak bertanya.
Sehingga saat hari berlangsungnya proses pebelajaran dengan menggunakan
LKS pendekatan inkuiri terstruktur alokasi waktu cukup.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi Dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka
Cipta
Adhitya dan Suparwoto. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan
Pendekatan Inkuiri Terstruktur Untuk Menuntaskan Aspek Psikomotor
Siswa Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, e Journal
universitas Negeri Yogyakarta.Vol 2 nomor 5
Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan
Menggunakan Metode “Discovery dan “Inquiry”. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
cipta.
Djaafar, Tengku Zahara. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang
Gunawan, Imam dan Retno Palupi, Anggarini. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah
Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan
Penilaian, Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi aksara
Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
Ismawati, Henik. 2007. Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sains Fisika
Melalui Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Untuk Sub-Pokok Bahasan
Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang. dipublikasikan
J.Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
68
Juanengsih, Nengsih. Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi,
Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 1
Kamila, Popy, dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru
SMP, PPPPTK IPA .
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Maisaroh dan Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team
Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di Smk Negeri 1
Bogor, jurnal ekonomi dan pendidikan, Vol 8
Maryati, Anita. 2012. “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Eksperimen Dan Non-Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada
Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia”Skripsi pada
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
Mufarrihah, Nur Jamilah. 2014. “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Siswa Pada Konsep Bunyi” Skripsi pada Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta
Mulyani Sumantri dan Johan Permana. 2000. Strategi Belajar Mengajar.
Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nixon J. Gerung, CONCEPTUAL LEARNING AND LEARNING STYLE ( Kajian
Konseptual tentang Belajar dan Gaya Belajar )
Novitsania, Annis. 2013.“Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa
Yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terstruktur
Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terbimbing Pada Konsep
Fotosintesis.” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
69
Panduan Bahan Ajar. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dsar Dan Menengah Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Prastowo, Andi. 2011. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta:
Diva Press (Anggota IKAPI)
Prayekti. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Tentang Konsep Pesawat
Sederhana Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas 5 Sekolah Dasar, dari:
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/39/Pendekatan%20Sains%20Teknologi.
htm, diakses 1 Maret 2015
Purwoko, dkk. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Yudhistira
R.M. Lolowang. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) Di Sekolah Dasar Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Bolaang Mongondow, Varia Pendidikan Vol. 20 Nomor 1, Juni
2008.
Rachmadiarti, Firda. 2014. “Kelayakan Teoritis Lembar Kegiatan Siswa Berbasis
Pemecahan Masalah Pada Materi Pengolahan Limbah”, Bio Edu. Vol 3
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sudirman, Munajat. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang
Bernuansa Nilai” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2011. Statistik Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suyanto, Slamet. 2011 “ Lembar Kerja Siswa”, makalah disampaikan pada acara
Pembekalan guru daerah terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan
Udara Yogyakarta. 26 Nopember-6 Desember. Yogyakarta: UNY.
Syaodih, Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1991.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka
70
Widjajanti, Endang. 2008. “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini
disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul
“Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang
Sidang Kimia FMIPA UNY. 22 Agustus. Yogyakarta: UNY.
Wilis Dahar, Ratna. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT Gelora Aksara
Pratama
Wiwit. Pengembangan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dalam pembelajaran
Matematika, dari : www.woedpress.com/2007/11/isi-LKS-berbasis-
web.doc. 17/01/2012. hlm.5, 17 Januari 2012.
Zulfiani.2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta
71
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
B Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Problem Solving
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :MTs Serpong
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Kelas /Semester :VIII / 2
Pertemuan Ke- : Satu
Alokasi Waktu :2 X 40 menit
Standar kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk tekhnologi sehari-hari
Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
I. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan perambatan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan.
2. Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan sifat-sifat perambatan cahaya.
2. Mengetahui hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui kegiatan eksperimen.
73
3. Menerapkan persamaan sudut datang = sudut pantul secara matematis.
III. Materi Pembelajaran
Cahaya adalah salah satu bentuk gelombang.
Cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa udara sebesar 3 x 108 m /s. Cahaya dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah.
Cahaya seperti gelombang pada umumnya, akan dipantulkan apabila mengenai permukaan suatu benda.
Pemantulan cahaya ketika cahaya mengenai objek mengikuti suatu aturan tertentu disebut hukum pemantulan cahaya. Proses ini
dapat diamati melalui pemantulan pada cermin datar.
Dalam pemantulan cahaya terdapat Sinar datang dan sinar pantul. sinar datang adalah sinar berasal dari sumber cahaya yang
mengenai permukaan cermin datar, sedangkan sinar pantul adalah sinar yang dipantulkan oleh cermin datar.
IV. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Metode : Eksperimen, diskusi, dan penugasan
74
V. Langkah-Langkah Kegiatan
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Pendahuluan
(10 menit)
Penyampaian
Tujuan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Meminta siswa duduk berkelompok
a. Mendengarkan penjelasan guru
b. Duduk berkelompok, 1
kelompok terdiri dari empat
orang
Tekun
Rasa Hornat
Kerja sama
Apersepsi a. Mengapa cahaya matahari sampai ke
bumi?
b. apa yang terjadi jika cahaya mengenai
cermin datar?
Menjawab pertanyaan apersepsi Tekun
Keberanian
Motivasi Sifat apa saja yang dimiliki cahaya? Menjawab pertanyaan motivasi Rasa
Hormat
Inti
(60 menit)
Memahami
masalah
Guru membimbing siswa memahami masalah
pada LKS
Siswa memahami masalah yang
terdapat di dalam LKS
Tekun
Kreatif
Merencanakan
penyelesaian
Guru memonitoring siswa dalam kegiatan
merencanakan penyelesaian pada LKS
Siswa merencanakan
penyelesaian masalah pada LKS
Tekun
Menyelesaikan
masalah
Guru memonitoring siswa dalam kegiatan
menyelesaikan masalah pada LKS
Siswa melakukan kegiatan
penyelesaian masalah pada LKS
Kerja sama
Melakukan
pengecekan
Guru membimbing siswa dalam kegiatan
melakukan pengecekkan pada LKS
Siswa melakukan tahap
pengecekkan pada LKS
Ketelitian
75
Penutup
(10 menit)
Kesimpulan Guru meminta perwakilan kelompok untuk
membacakan kesimpulan akhir di depan
kelas.
Guru meluruskan pendapat siswa dan
menjelaskan konsep yang telah dibangun
siswa.
Siswa membacakan kesimpulan
akhir didepan kelas
Siswa memperhatikan penjelesan
guru
Percaya diri
Keberanian
Tekun
Rasa
hormat
Evaluasi
Membagikan soal latihan yang berkaitan
dengan indikator pelajaran hari ini untuk
dikerjakan.
Siswa mengerjakan latihan soal dari
guru
Tekun
Rasa
Hormat
VI. Sumber Belajar
Sumber : Buku inspirasi sains untuk SMP, Grafindo kelas VIII
Buku belajar alam sekitar IPA terpadu, pusat perbukuan depdiknas kelas VIII.
Buku Referensi yang relevan.
VII. Media Pembelajaran
Alat dan bahan eksperimen perambatan cahaya dan pemantulan cahaya (tercantum dalam LKS).
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian :Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
76
PENILAIAN
No Indikator Pembelajaran Teknis Bentuk Instrumen
1 Menjelaskan perambatan
cahaya yang diperoleh
berdasarkan percobaan.
Tes tertulis Uraian Perhatikan gambar dibawah ini!
Jika kertas karton B digeser ke
kanan apakah cahaya akan terlihat
oleh mata?mengapa!
2 Menjelaskan hukum
pemantulan yang diperoleh
melalui percobaan
Tes
Tertulis
Uraian Perhatikan diagram pemantulan di
bawah ini!
i r
400
Berapakah besarnya sudut r?
77
Penyelesaian:
Dik: θ = 400
Dit : r =......?
Jawab:
sudut datang = sudut pantul
i = r i = 900 - 40
0 = 50
0
500= r
Jakarta, 27 September 2013
Peneliti
Restu Ika Amalia
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :MTs Serpong
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Kelas /Semester :VIII / 2
Pertemuan Ke- : Dua
Alokasi Waktu :2 X 40 menit
Standar kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk tekhnologi sehari-hari
Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
I. Indikator Pencapaian
1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar.
2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin cekung dan cembung.
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada cermin datar
2. Menjelaskan sifat bayangan pada cermin cekung dan cembung
79
3. Membuktikan perumusan pada cermin cekung dan cembung
III. Materi Pembelajaran
Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pemantul datar dan licin yang dilapisi bahan berupa amalgam sehingga tidak
tembus cahaya. Sifat bayangan yang dimiliki cermin datar adalah maya, tegak, dan sama besar.
Cermin cekung adalah cermin positif yang permukaan pantulnya merupakan bidang cekung. Cermin cekung memiliki sifat yang
dapat mengumpulkan cahaya (konvergen).
Cermin cembung adalah cermin negatif yang permukaan pantulnya merupakan bidang .cembung Cermin cembung memiliki
sifat yang dapat menyebarkan cahaya (divergen).
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
Dengan: so = jarak benda ke cermin
si = jarak bayangan ke cermin
F= jarak fokus
80
perbesaran bayangan yang dirumuskan sebagai berikut:
IV. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Metode : Eksperimen, diskusi, dan penugasan
V. Langkah-Langkah Kegiatan
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Pendahuluan
(10 menit)
Penyampaian
Tujuan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Meminta siswa duduk berkelompok
a. Mendengarkan penjelasan guru
b. Duduk berkelompok, 1
kelompok terdiri dari empat
orang
Tekun
Rasa Hornat
Kerja sama
Apersepsi apa yang terjadi jika cahaya mengenai sebuah
cermin cekung dan cembung?
Menjawab pertanyaan apersepsi Tekun
Keberanian
Motivasi Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung?
Menjawab pertanyaan motivasi Rasa
Hormat
81
Inti
(60 menit)
Memahami
masalah
Guru membimbing siswa memahami masalah
pada LKS
Siswa memahami masalah yang
terdapat di dalam LKS
Tekun
Kreatif
Merencanakan
penyelesaian
Guru memonitoring siswa dalam kegiatan
merencanakan penyelesaian pada LKS
Siswa merencanakan
penyelesaian masalah pada LKS
Tekun
Menyelesaikan
masalah
Guru memonitoring siswa dalam kegiatan
menyelesaikan masalah pada LKS
Siswa melakukan kegiatan
penyelesaian masalah pada LKS
Kerja sama
Melakukan
pengecekan
Guru membimbing siswa dalam kegiatan
melakukan pengecekkan pada LKS
Siswa melakukan tahap
pengecekkan pada LKS
Ketelitian
Penutup Kesimpulan Guru meminta perwakilan kelompok untuk
membacakan kesimpulan akhir di depan
kelas.
Guru meluruskan pendapat siswa dan
menjelaskan konsep yang telah dibangun
siswa.
Siswa membacakan kesimpulan
akhir didepan kelas
Siswa memperhatikan penjelesan
guru
Percaya diri
Keberanian
Tekun
Rasa
Hormat
Evaluasi
Memberikan latihan soal Siswa mengerjakan latihan soal dari
guru
Tekun
Rasa
Hormat
VI. Sumber Belajar
Sumber : Buku inspirasi sains untuk SMP, Grafindo kelas VIII
Buku belajar alam sekitar IPA terpadu, pusat perbukuan depdiknas kelas VIII.
Buku Referensi yang relevan.
82
VII. Media Pembelajaran
Alat dan bahan eksperimen pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung (tercantum dalam LKS).
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian :Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
PENILAIAN
No Indikator dan Tujuan Teknis Bentuk Instrumen
1 Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat bayangan
pada cermin datar.
Tes tertulis Uraian Jelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada cermin
datar?
3 Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat bayangan
pada cermin cekung dan
cembung.
Tes tertulis Uraian Sebuah benda diletakkan 25 cm di depan cermin
cekung. Jarak bayangan benda tersebut adalah 100
cm di depan cermin. Jarak fokus cermin adalah....
Penyelesaian:
Dik: so = 25 cm
83
si = 100 cm
Dit: f =.......?
Jawab:
Jakarta, 27 September 2013
Peneliti
Restu Ika Amalia
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :MTs Serpong
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Kelas /Semester :VIII / 2
Pertemuan Ke- : Tiga
Alokasi Waktu :2 X 40 menit
Standar kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk tekhnologi sehari-hari
Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
I. Indikator Pencapaian
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung.
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan sifat bayangan pada lensa cekung
2. Menjelaskan sifat bayangan pada lensa cembung
85
3. Menerapkan persamaan
pada lensa cekung dan lensa cembung
III. Materi Pembelajaran
Lensa cekung (lensa negatif) memiliki sifat menyebarkan cahaya (divergen).
Lensa cembung adalah lensa positif yang memiliki sifat mengumpulkan cahaya (konvergen).
Persamaan Pembiasan Pada Lensa:
Dengan so = jarak benda ke lensa
si = jarak bayangan ke lensa
F= jarak fokus
Dimana:so terletak didepan lensa akan bernilai negatif dan bernilai positif jika terletak di belakang lensa
si terletak didepan lensa akan bernilai negatif dan bernilai positif jika terletak di belakang lensa.
F bernilai negatif untuk lensa cekung dan benilai positif untuk lensa cembung.
Kuat lensa adalah kemampuan sebuah lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar. Kuat lensa memiliki satuan
dioptri, berbanding terbalik dengan jarak fokus lensa dalam satuan meter. Sehingga dapat dirumuskan:
Dengan: P = kuat lensa (dioptri)
F= jarak fokus lensa (meter)
86
IV. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Metode : Eksperimen, diskusi, dan penugasan
V. Langkah-Langkah Kegiatan
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Pendahuluan
(10 menit)
Penyampaian
Tujuan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Meminta siswa duduk berkelompok
a. Mendengarkan penjelasan guru
b. Duduk berkelompok, 1
kelompok terdiri dari empat
orang
Tekun
Rasa Hornat
Kerja sama
Apersepsi apa yang terjadi jika cahaya mengenai lensa
cekung dan cembung?
Menjawab pertanyaan apersepsi Tekun
Keberanian
Motivasi Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cekung dan lensa cembung?
Menjawab pertanyaan motivasi Rasa
Hormat
Inti
(60 menit)
Memahami
masalah
Guru membimbing siswa memahami masalah
pada LKS
Siswa memahami masalah yang
terdapat di dalam LKS
Tekun
Kreatif
Merencanakan
penyelesaian
Guru memonitoring siswa dalam kegiatan
merencanakan penyelesaian pada LKS
Siswa merencanakan
penyelesaian masalah pada LKS
Tekun
Menyelesaikan
masalah
Guru memonitoring siswa dalam kegiatan
menyelesaikan masalah pada LKS
Siswa melakukan kegiatan
penyelesaian masalah pada LKS
Kerja sama
87
Melakukan
pengecekan
Guru membimbing siswa dalam kegiatan
melakukan pengecekkan pada LKS
Siswa melakukan tahap
pengecekkan pada LKS
Ketelitian
Penutup
(10 menit)
Kesimpulan Guru meminta perwakilan kelompok untuk
membacakan kesimpulan akhir di depan
kelas.
Guru meluruskan pendapat siswa dan
menjelaskan konsep yang telah dibangun
siswa.
Siswa membacakan kesimpulan
akhir didepan kelas
Siswa memperhatikan penjelesan
guru
Percaya diri
Keberanian
Tekun
Rasa
Hormat
Evaluasi
Memberikan latihan soal Siswa mengerjakan latihan soal dari
guru
Tekun
Rasa
Hormat
VI. Sumber Belajar
Sumber : Buku inspirasi sains untuk SMP, Grafindo kelas VIII
Buku belajar alam sekitar IPA terpadu, pusat perbukuan depdiknas kelas VIII.
Buku Referensi yang relevan.
88
VII. Media Pembelajaran
Alat dan bahan eksperimen pembiasaan pada lensa (tercantum dalam LKS)
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian :Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian
PENILAIAN
No Indikator Teknis Bentuk Instrumen
1. Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat bayangan
pada lensa cekung dan lensa
cembung.
Tes tertulis Uraian Sebuah paku terletak pada jarak 15 cm di depan lensa
cembung. Ternyata membentuk bayangan nyata pada
jarak 30 cm. Berapakah jarak fokus lensa tersebut?
Penyelesaian:
Dik: s = 15 cm
s’= 30 cm
Dit: f = ......?
Jawab:
89
Jakarta, 27 September 2013
Peneliti
Restu Ika Amalia
90
Lembar kegiatan Siswa 1
Perambatan Cahaya
I. Informasi Pendukung
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas VIII (delapan)
Cahaya adalah salah satu bentuk
gelombang. Cahaya dapat merambat di ruang
hampa udara karena termasuk jenis gelombang
elektromagnetik. Cepat rambat cahaya di dalam
ruang hampa udara sebesar 3 x 108 m /s.
Cahaya dipancarkan oleh sumber cahaya ke
segala arah. Dengan adanya cahaya kita bisa
melihat benda-benda disekitar kita.
Standar Kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan
optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator :Menjelaskan perambatan cahaya yang diperoleh
berdasarkan percobaan
Tujuan Pembelajaran :Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan
sifat-sifat perambatan cahaya.
Waktu : 1 X 40 menit
91
II. Memahami Masalah
III. Merencanakan Penyelesaian
A Petunjuk Siswa:
1. Selesaikanlah masalah diatas dengan melakukan eksperimen di bawah ini!
2. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
Mengapa manusia jika terkena sinar matahari, akan timbul bayangan?
Mengapa kita bisa melihat benda-benda yang berada di luar jendela?
Hipotesis
Apakah ketika cahaya mengenai setiap benda yang tidak dapat ditembus, akan menghasilkan bayangan?
Apakah cahaya dapat menembus benda bening?
92
IV. Menyelesaikan Masalah
A Alat dan Bahan
B Langkah Kerja
1. Lubangilah salah satu bagian kotak sepatu dengan gunting.
2. Letakkan lampu senter di dalam kotak sepatu, dan arahkan nyala lampu senter ke
lubang .
3. Tangkaplah sinar yang keluar dari lubang dengan buku tulis.
4. Buatlah aneka gambar seperti bulan, dan bintang dengan kertas karton manila.
5. Tutuplah lubang dengan gambar yang telah kamu buat, amatilah apa yang terjadi.
6. Gantilah penutup lubang dengan plastik, amatilah apa yang terjadi
C Tabel Pengamatan
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Senter berukuran sedang
1 buah
2 Kardus kotak sepatu 1 buah
3 Gunting 1 buah
4 Kertas karton manila 1 lembar
5 Plastik 1 buah
No Lubang Hasil Pengamatan
1 Tidak ditutupi gambar
2. Ditutupi gambar
3. Ditutupi kaca bening
93
V. Melakukan Pengecekan
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini!
1. Bagaimanakah sinar yang ditangkap oleh layar jika lubang pada kotak ditutupi
dan tidak ditutupi gambar?
Jawab:………………………………………………………………………….................................................................
..........................................................................................................................................................
2. Bagaimanakah sinar yang ditangkap layar jika lubang pada kotak ditutup plastik?
Jawab:............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
3. Berdasarkan eksperimen diatas maka dapat disimpulkan bahwa sifat yang
dimiliki cahaya adalah
Jawab:............................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
94
Lampiran
Kerjakan Soal di bawah ini!
1. Benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut....
2. Cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium, cahaya termasuk ke
dalam gelombang....
3. Salah satu sifat yang dimiliki oleh cahaya adalah.........
95
Lembar kegiatan Siswa 2
Pemantulan Cahaya
I. Informasi Pendukung:
.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas VIII (delapan)
Standar Kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang
dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator :Menyimpulkan hukum pemantulan yang diperoleh
melalui percobaan
Tujuan pembelajaran :Siswa dapat menyimpulkan hukum pemantulan yang
diperoleh melalui percobaan.
Waktu : 1 x 40 menit
Cahaya akan dipantulkan jika pada saat merambat terhalang
oleh benda yang tidak dapat ditembusnya. Peristiwa pemantulan
cahaya dapat dibedakan menjadi pemantulan baur (acak) dan
pemantulan teratur.
Dalam pemantulan cahaya terdapat sinar datang dan sinar
pantul. Sinar datang adalah sinar berasal dari sumber cahaya yang
mengenai permukaan cermin datar, sedangkan sinar pantul adalah
sinar yang dipantulkan oleh cermin datar.
Kajian
Teori
96
II. Memahami Masalah
III. Merencanakan Penyelesaian
A. Petunjuk:
1. Untuk menyelesaikan masalah diatas lakukanlah kegiatan eksperimen di
bawah ini.
2. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
IV. Menyelesaikan Masalah
A. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Cermin datar untuk bercermin ukuran
sedang
1 buah
2 Lampu senter berukuran
sedang
1 buah
3 Lem selotip berwarna hitam 1
gulungan
kecil
Apakah sinar
datang, sinar
pantul, dan garis
normal terletak
pada bidang yang
sama?
Hipotesis
Apakah besar
sudut datang
dan sudut pantul
adalah sama?
97
4 Kertas HVS berwarna putih
1 lembar
6 Busur derajat
1 buah
B. Langkah Kerja
1. Sediakan alat dan bahan.
2. Nyalakan lampu senter dan arahkan ke cermin. Amatilah apa yang terjadi?
3. Buatlah celah pada bagian depan senter dengan plester hitam
seperti pada gambar.
4. Berilah garis horizontal dan vertikal pada kertas HVS dan
letakkan cermin diatas salah satu garis.
5. arahkan senter yang telah diberi celah ke arah cermin. Amatilah perjalanan sinar
yang terjadi.
6. Tandai perjalanan sinar dengan pensil. Berilah tanda i dan dan r pada masing-
masing sudut.
7. Ukurlah besar sudut i dan sudut r dengan menggunakan busur derajat.
8. Ulangi kegiatan diatas dengan mengubah-ubah besar sudut i.
C. Tabel Pengamatan
NO Sudut Datang (i) Sudut Pantul (r)
1
2
3
98
V. Melakukan Pengecekan
Berdasarkan percobaan diatas, selesaikan pertanyaan di bawah ini!
1. Berdasarkan tabel pengamatan, bagaimanakah sudut datang dan sudut
pantul yang dihasilkan pada cermin datar?
Jawab:.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
2. Gambarkanlah skema perjalanan sinar datang dan sinar pantul berdasarkan
percobaan?
Jawab........................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Berdasarkan skema gambar dari pemantulan cahaya, apakah sinar datang,
sinar pantul, dan garis normal terletak pada bidang yang sama?
Jawab:..................................................................................................................................
4. Berdasarkan eksperimen diatas dapat disimpulkan bahwa bunyi dari hukum
pemantulan adalah
Jawab:.......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
99
Lampiran
Kerjakanlah Soal di bawah ini?
1. Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar sudut datang dan sudut
pantul yang didapatkan?
Jawab:....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Berdasarkan besar sudut datang dan sudut pantul pada tabel pengamatan,
tentukanlah nilai sudut X ( sudut antara sudut datang dan sudut pantul) pada
gambar di bawah ini! X
Jawab:....................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Berdasarkan besar sudut datang dan sudut pantul pada tabel pengamatan,
tentukanlah sudut P pada gambar dibawah ini!
P
Jawab:.........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
100
Lembar kegiatan Siswa 3
Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas VIII (delapan)
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang
dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator : Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung.
Tujuan Pembelajaran : Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat
bayangan pada cermin datar.
Waktu: : 1 X 40 menit
Waktu : 1 x 40 menit
Kajian Teori
Cermin datar adalah cermin yang
memiliki bidang pemantul datar dan
licin yang dilapisi bahan berupa
amalgam (campuran perak dan raksa)
sehingga tidak dapat tembus cahaya.
jika cahaya mengenai cermin datar
akan mengalami pemantulan.
101
I. Memahami Masalah
II. Merencanakan Penyelesaian
B. Petunjuk:
3. Selesaikanlah masalah diatas dengan melakukan eksperimen.
4. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
Hipotesis
Apakah jarak bayangan
pada cermin datar
memiliki jarak yang sama
dengan jarak benda?
Apakah bayangan benda
pada cermin datar memiliki
ukuran sama besar dengan
ukuran benda?
Apakah posisi bayangan
sama tegak dengan posisi
benda?
Apakah tinggi
bayangan sama
dengan tinggi benda?
102
III. Menyelesaikan Masalah
A. Alat dan Bahan
B. Langkah Kerja
1. Sediakan alat dan bahan.
2. Simpanlah kertas HVS diatas sebuah lembaran kardus
3. Buatlah garis di tengah-tengah kertas HVS sehingga memotong kertas
menjadi dua bagian yang sama. Letakkan cermin datar tepat pada garis
tersebut.
4. Tusukan sebuah jarum pantul di depan cermin tersebut. Amati
bayangannya.
5. Ukurlah jarak benda yaitu jarak jarum patul terhadap cermin dan jarak
bayangan yaitu jarak jarum pentul yang terdapat di dalam cermin terhadap
cermin datar.
6. Catat hasilnya didalam tabel.
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Cermin datar
1 buah
2 Jarum Pentul 1 buah
3 Penggaris 20 cm
1 buah
4 kertas HVS
1 lembar
5 Kertas kardus 1 lembar
103
7. Ulangi kegiatan diatas dengan mengubah-ubah jarak jarum pentul
terhadap cermin.
8.
C. Tabel Pengamatan
IV. Melakukan Pengecekan
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1
2
3
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini!
1. Bagaimanakah hubungan jarak benda dan jarak bayangan?
Jawab:...................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
2. Bagaimanakah sifat bayangan yang di bentuk cermin datar?
Jawab:...................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
104
Lampiran
Kerjakan soal di bawah ini!
1. Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar nilai jarak benda dan jarak
bayangan?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
2. Dengan menggunakan data pada tabel pengamatan, tentukan nilai X pada
gambar di bawah ini!
Cermin
Jawab:...........................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
S S’
s’
X
105
Lembar kegiatan Siswa 4
Pembentukan Bayangan Pada Cermin Lengkung
I. Informasi Pendukung
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas VIII (delapan)
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang
dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator : Mendiskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung.
Tujuan Pembelajaran : Membuktikan perumusan pada cermin cekung dan
cembung
Waktu: : 1 X 40 menit
Waktu : 1 x 40 menit
Cermin lengkung adalah cermin yang permukaan pantulnya
berupa bidang lengkung. Cermin lengkung dibagi menjadi
dua jenis, yaitu cermin cekung dan cermin cembung
cermin cembung (cermin konveks atau
cermin negatif) yang permukaan
pantulnya merupakan bidang cembung.
cermin cekung (cermin konkaf atau
cermin positif) yang permukaan
pantulnya merupakan bidang
cekung,
106
II. Memahami Masalah
III. Merencanakan Penyelesaian
A. Petunjuk Siswa:
1. Selesaikanlah masalah diatas dengan melakukan eksperimen.
2. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
IV. Penyelesaian Masalah
A. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Kertas HVS
1 lembar
2 Cermin
cekung
1 buah
3 Penggaris
20 cm
1 buah
Hipotesis
Sandra sedang belajar mengendarai
motor, sekali-sekali dia melihat ke
arah spion. Menggunakan prinsip
apakah kaca spion bekerja?
Dapatkah sandra menentukan titik
fokus dari spion tersebut?
menentukan titik fokus dari spion
tersebut?
Bagaimanakah kita
menghitung panjang fokus
spion?
107
B. Langkah Kerja
1. Susunlah layar, lilin yang menyala, dan cermin cekung dengan sejajar.
2. Geser-geserlah letak layar atau lilin sampai terlihat bayangan yang jelas
pada layar.
3. Ukurlah jarak bayangan (si), yaitu jarak layar ke cermin dan jarak benda
(so), yaitu jarak lilin ke cermin dengan menggunakan penggaris.
4. Ulangilah kegiatan 2 tetapi dengan jarak benda yang berbeda-beda.
5. Lakukan percobaan ini dengan menggunakan cermin cembung.
C Tabel Pengamatan
Cermin Cekung
4 Lilin 1 buah
5 cermin
cembung
1 buah
No So (jarak benda) Si (jarak bayangan) 1/s0 1/si f
1 +
2 +
3 +
108
Cermin Cembung
V. Melakukan Pengecakan
1.
No So (jarak benda) Si (jarak bayangan) 1/s0 1/si f
1 -
2 -
3 -
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini!
1. Apabila kita ingin mencari titik fokus pada suatu cermin lengkung, variabel apa saja yang harus kita
ketahui?
Jawab:...............................................................................................................................................................
2. Bagaimanakah rumus untuk memperoleh nilai titik fokus dari suatu cermin lengkung?
Jawab:...............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
3. Buatlah grafik hubungan antara 1/so dan 1/si ?
Jawab:...............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
4. Apakah anda dapat menentukan titik fokus dari sebuah spion? Berikan alasannya?
Jawab:...............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
109
Lampiran
Kerjakan soal di bawah ini!
1. Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar nilai jarak fokus (f) ?
Jawab:..............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
2. Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah perbesaran pada cermin cekung?
Jawab:..............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
110
Lembar kegiatan Siswa 5
Pembiasan pada lensa
I. Informasi Pendukung
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas VIII (delapan)
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator : Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat
bayangan pada lensa cekung dan cembung.
Tujuan Pembelajaran : membuktikan perumusan pada lensa cekung dan
lensa cembung
Waktu : 1 x 40 menit
Lensa merupakan benda bening yang memiliki
batas dua bidang sferis. Lensa dibagi menjadi
dua jenis, yaitu lensa cembung (lensa positif) dan
lensa cekung (lensa negatif).
Lensa cembung memiliki
sifat yang dapat
mengumpulkan cahaya
(konvergen).
Lensa cekung memiliki
sifat yang dapat
menyebarkan cahaya
(Divergen).
111
II. Memahami Masalah
III. Merencanakan Penyelesaian
A. Petunjuk Siswa:
5. Untuk menyelesaikan masalah diatas lakukanlah kegiatan eksperimen di
bawah ini.
6. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
IV. Menyelesaikan Masalah
A. Alat dan bahan
NO Alat dan Bahan Jumlah
1 Lilin 1 buah
2
Lensa cekung
1 buah
3 Lensa cembung
1 buah
4 Penggaris (20 cm)
1 buah
Dapatkah kita menghitung
titik fokus lensa kacamata?
Hipotesis
Bagaimanakah cara menghitung
titik fokus lensa kacamata?
112
B. Langkah Kerja
6. Susunlah layar, lensa cekung, dan lilin yang menyala dengan sejajar.
7. Geser-geserlah letak layar atau lilin sampai terlihat bayangan yang jelas pada
layar.
8. Ukurlah jarak bayangan, yaitu jarak layar ke cermin dan jarak benda, yaitu
jarak lilin ke cermin dengan menggunakan penggaris.
9. Ulangilah kegiatan 2 tetapi dengan jarak benda yang berbeda-beda.
10. Lakukan percobaan ini dengan menggunakan lensa cembung.
C. Tabel Pengamatan
Lensa Cembung
Lensa Cekung
5 Kertas HVS
1 lembar
No So (jarak benda) Si (jarak bayangan) 1/so 1/si f
1 +
2 +
3 +
No So (jarak benda) Si (jarak bayangan) 1/so 1/si f
1 -
2 -
3 -
113
V. Melakukan pengecekan
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini!
5. Apabila kita ingin mencari titik fokus pada suatu kaca mata, variabel apa saja yang harus kita ketahui?
Jawab:...............................................................................................................................................................
6. Bagaimanakah rumus untuk memperoleh nilai titik fokus dari suatu cermin lengkung?
Jawab:...............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
7. Buatlah grafik hubungan antara 1/so dan 1/si ?
Jawab:...............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
8. Apakah anda dapat menentukan titik fokus dari sebuah kaca mata? Berikan alasannya?
Jawab:...............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
114
Lampiran
Kerjakan soal di bawah ini!
3. Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar nilai jarak fokus (f) pada lensa cekung
dan lensa cembung?
Jawab:..............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
4. Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah perbesaran pada lensa cembung?
Jawab:..............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
5. Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah kekuatan lensa pada lensa cekung?
Jawab:..................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
115
LAMPIRAN B
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes
B Kisi-kisi Instrumen Tes Per Indikator Soal
C Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
1. Validitas
2. Realibilitas
3. Daya Pembeda
4. Tingkat Kesukaran
D Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
E Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid
F Instrumen Valid
G Instrumen Non Tes
1. Penelitian Pendahuluan:
a. Quosioner Respon Siswa
b. Wawancara
2. Lembar Observasi
a. Lembar Judgment Expert
b. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
c. Kemampuan Guru mengelola Pembelajaran
d. Kemampuan siswa menggunakan LKS
e. Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
f. Penilaian Guru terhadap LKS Berbasis Inkuiri
Terstruktur
H Rekapitulasi Penelitian Pendahuluan
1. Data Hasil Respon Siswa
2. Data Hasil Wawancara
116
A. Tabel Kisi-Kisi Instrumen
No Uraian
Materi
Indikator Aspek yang diukur Jumlah
C1 C2 C3
1 Cahaya
Merambat
Lurus
Merancang dan
melakukan percobaan
untuk menunjukkan
perambatan cahaya.
1, 2 3, 4, 5 - 5
2 Pemantulan
Cahaya
Menjelaskan hukum
pemantulan cahaya yang
diperoleh berdasarkan
percobaan.
6 7,8,9,10 11,12 7
3 Mendiskripsikan proses
pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin
datar, cekung, dan
cembung.
13 14,15,16,
17,18,19
20,21,22,
23,24
12
4 Pembiasan
Cahaya
Menyimpulkan hukum
pembiasan yang diperoleh
melalui percobaan.
25,26 27,28,29,
30
31 7
5 Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat
bayangan pada lensa
cekung dan cembung.
32,33 34,35,36 37,38,39,
40
9
Jumlah 7 16 10 40
117
B. Kisi-Kisi Instrumen
Satuan Pendidikan : SMP Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Mata Pelajaran : IPA Fisika Jumlah Soal : 40 butir
Kelas / Semester : VIII/ II Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator Indikator Soal Butir Soal Kunci
Jawaban
Aspek
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya dan
hubungannya
dengan
berbagai
bentuk
cermin dan
lensa
Cahaya Merancang dan
melakukan
percobaan untuk
menunjukkan
perambatan
cahaya
Menjelaskan cahaya
termasuk gelombang
elektromagnetik yang
tidak memerlukan
medium.
Menentukan sifat yang
bukan termasuk sifat-sifat
yang terdapat pada cahaya.
1. Cahaya tidak memerlukan medium untuk
perambatannya sehingga cahaya
termasuk....
A. gelombang mekanik
B. gelombang elektromagnetik
C. gelombang transversal
D. gelombang longitudinal
2. Benda yang memancarkan cahaya sendiri
adalah......
A. sumber cahaya C. benda baur
B. benda gelap D. benda bening
3. Berikut yang bukan termasuk sifat
cahaya adalah....
A. merambat menurut garis lurus
B. merupakan salah satu bentuk energi
C. merupakan gelombang longitudinal
D. sinar yang tampak oleh mata
B
A
C
C1
C1
C2
118
Menjelaskan bukti atau
peristiwa bahwa cahaya
dapat merambat lurus
Menunjukan jika cahaya
terhalang oleh kertas
karton maka cahaya tidak
terlihat oleh mata melaui
percobaan
4. Jika sinar matahari masuk ke dalam
rumah melalui celah sempit, maka
cahaya matahari tersebut terlihat
seperti....
A garis terang yang lurus
B bayangan hitam
C garis hitam yang lurus.
D lingkaran
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika kertas karton B digeser ke kanan,
maka cahaya akan.....
A. tetap terlihat oleh mata
B. tidak terlihat oleh mata
C. dipantulkan ke kertas karton A
D. dipantulkan kembali ke lampu
A
B
C2
C2
119
Menjelaskan
hukum
pemantulan
cahaya yang
diperoleh
berdasarkan
percobaan.
Menjelaskan besarnya
sudut pantul pada
peristiwa pemantulan
cahaya.
Menjelaskan terjadinya
pemantulan baur
Menganalisis jalannya
sinar datang dan sinar
pantul yag sesuai dengan
hukum pemantulan
6. Pada peristiwa pemantulan cahaya,
besarnya sudut patul akan....
A. sama dengan sudut datang
B. lebih besar dari sudut datang
C. lebih kecil dari sudut datang
D. sama dengan sudut normal
7. Jika sinar matahari mengenai dinding
tembok yang permukaannya kasar, maka
akan terjadi....
A. pemantulan teratur
B. pemanturan baur
C. pemantulan divergen
D. pemantulan konvergen
8. gambar manakah yang menunjukan
hukum pemantulan cahaya?
A.
B.
A
B
B
C1
C2
C2
120
Menentukan letak sudut
datang dan garis normal
C.
D.
9. Perhatikan gambar dibawah ini!
3
1 2 4
5
i r
Pada gambar diatas nomor yang
menunjukan sudut datang dan garis
normal adalah....
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3
B. 1 dan 3 D. 2 dan 5
C
C2
121
Menentukan besar sudut
datang jika yang diketahui
sudut pantulnya.
Menentukan jumlah besar
sudut antara sudut datang
dan sudut pantul jika salah
satu sudut tersebut
diketahui.
10. Perhatikan diagram pemantulan
dibawah ini!
P 300
Besarnya sudut P adalah....
A. 300 C. 40
0
B. 500 D. 60
0
11. Perhatikan gambar dibawah ini!
i r
300
Berkas sinar jatuh ke cermin dengan
membentuk sudut datang = 300. Besar
sudut antara sinar datang dan sinar pantul
adalah....
A. 900 C. 45
0
B. 600 D. 30
0
A
B
C2
C3
122
Meghitung besarnya sudut
pantul jika besarnya sudut
antara sinar datang dan
cermin diketahui.
12. Perhatikan diagram pemantulan di bawah
ini
i r
600
Besarnya sudut r adalah....
A. 500 C. 45
0
B. 900 D. 30
0
D
C3
123
Mendiskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat bayangan
pada cermin
datar, cekung, dan
cembung.
.Menentukan sifat cermin
cembung yaitu divergen.
Menentukan pembentukan
bayangan pada cermin
cekung
13. Cermin cembung bersifat divergen,
yaitu....
A. mengumpulkan sinar-sinar datang
yang dipantulkan
B. menyebarkan sinar-sinar yang
dipantulkan
C. membiaskan sinar-sinar yang
dipantulkan
D. membelokkan sinar-sinar yang
dipantulkan
14. Berikut ini sinar-sinar istimewa cermin
cekung, kecuali....
A.
B.
C.
B
D
C1
C2
124
Menentukan sifat
bayangan pada cermin
cekung jika nomor
ruangan benda diketahui.
Mendeskripsikan sifat
bayangan pada cermin
datar
D.
15. Perhatikan gambar di bawah ini!
2F F O
Bayangan benda yang dibentuk cermin
tersebut adalah....
A. maya, diperkecil, dan tegak
B. maya, diperbesar, dan tegak
C. nyata, diperkecil, dan terbalik
D. nyata, diperbesar, dan tegak
16. Berikut ini sifat dari bayangan yang
dihasilkan cermin datar, kecuali....
A. sama besar C. maya
B. nyata D. tegak
B
B
C2
C2
125
Menghitung banyaknya
bayangan pada dua buah
cermin datar jika sudut
pembentuknya diketahui.
Menghitung jarak fokus
cermin cekung jika jarak
benda dan jarak bayangan
diketahui.
Menentukan jarak benda
dengan jarak bayangan
pada cermin datar jika
jarak benda terhadap
cermin diketahui.
Menghitung jarak benda
yang diletakkan di depan
cermin cembung jika jarak
bayangan dan jarak fokus
diketahui.
17. Dua buah cermin datar membentuk sudut
400 di antara kedua cermin itu ada
benda, maka jumlah bayangannya
adalah....
A. 8 C.9
B. 7 D. 10
18. Sebuah benda diletakkan 25 cm di depan
cermin cekung. Jarak bayangan benda
tersebut adalah 100 cm di depan cermin.
jarak fokus cermin tersebut adalah....
A. 25 cm C. 10 cm
B. 20 cm D. 15 cm
19. Indra mengamati bayangan pada cermin
datar, jarak dia terhadap cermin 1,2 m.
Jarak indra dengan bayangan adalah....
A. 2,4 m C. 2,2 m
B. 1,2 m D. 2,8 m
20. Sebuah benda diletakkan didepan cermin
cembung yang jarak fokus nya 30 cm.
Benda tersebut memiliki jarak bayangan
12 cm dibelakang cermin cembung.
Berapakah jarak benda terhadap
cermin....
A. 15 cm C.30 cm
B. 25 cm D. 20 cm
A
B
A
D
C2
C2
C2
C3
126
Menghitung jarak fokus
pada cermin cekung jika
jarak benda dan perbesaran
diketahui
Menghitung jarak
bayangan pada cermin
cembung jika jarak benda
dan jari-jari kelengkungan
cermin diketahui.
Menganalisis sifat
bayangan benda yang
terdapat pada cermin
cekung jika diketahui jarak
benda, dan fokus cermin
diketahui.
21. Sebuah paku diletakkan 4 cm di depan
cermin cekung. Paku tersebut mengalami
perbesaran 3 kali. maka jarak fokus
cermin adalah....
A. 3 cm C. 6 cm
B. 1 cm D. 2 cm
22. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan
cermin cembung yang jari-jari
kelengkungannya 8 cm. Berapakah jarak
bayangan yang dihasilkan?
A. - 12 cm C. + 12 cm
B. - 2,4 cm D. +2,4 cm
23. Sebuah benda diletakkan di depan
cermin cekung pada jarak 60 cm. Jika
fokus cermin tersebut 20 cm, maka sifat
bayangan yang dibentuk oleh cermin
tersebut adalah....
A. nyata, diperbesar, tegak
B. maya, diperbesar, tegak
C. nyata, diperkecil, terbalik
D. maya, diperkecil, terbalik
.
A
B
C
C3
C3
C3
127
Menganalisis sifat
bayangan pada cermin
cembung jika jarak benda,
dan jari-jari
kelengkungannya
diketahui
24. Sebuah benda berada pada jarak 30 cm di
depan cermin cembung yang jari-jari
kelengkungannya 30 cm. maka sifat
bayangan yang dibentuk oleh cermin
tersebut adalah....
A. nyata, diperbesar, tegak
B. nyata, diperkecil, terbalik
C. maya, diperbesar, terbalik
D. maya, diperkecil, tegak
D
C3
Menyimpulkan
hukum pembiasan
yang diperoleh
melalui
percobaan.
Mengidentifikasi peristiwa
yang terjadi apabila cahaya
melewati dua medium
yang berbeda.
Mengidentifikasi hukum
yang berlaku dalam
pembiasan cahaya.
Menjelaskan contoh dari
pembiasan
25. Cahaya yang melewati dua medium yang
berbeda kerapatan optiknya akan
mengalami....
A. pemantulan C. pembiasan
B. penguraian D. lenturan
26. Dalam pembiasan berlaku hukum....
A. newton C. archimedes
B. coulomb D. snellius
27. Berikut ini yang bukan Peristiwa
pembiasan adalah....
A. fatamorgana
B. dasar kolam yang jernih tampak lebih
dalam
C. kilauan berlian
D. sedotan yang dimasukan ke dalam
gelas berisi air jernih tampak patah.
C
D
B
C1
C1
C2
128
Menjelaskan peristiwa
pembiasan dalam
kehidupan sehari-hari.
Menentukan jalannya
pembiasan sinar yang
datang dari medium
renggang ke medium rapat
28. Dasar kolam yang airnya jernih tampak
lebih dangkal. Peristiwa ini disebabkan
karena adanya....
A. pemantulan cahaya dari udara ke air
mendekati garis normal.
B. pembiasan cahaya dari udara ke air
mendekati garis normal.
C. pemantulan cahaya dari air ke udara
mendekati garis normal
D. pembiasan cahaya dari air ke udara
mendekati garis normal.
29. Berikut lukisan pembiasan cahaya yang
benar, kecuali....
A.
udara
air
B.
kaca
air
B
C
C2
C2
129
Menentukan pembiasan
cahaya yang mendekati
garis normal
C.
air
kaca
D.
udara
kaca
30. Berikut ini pembiasan cahaya yang
menjauhi garis normal, kecuali....
A. kecepatan rendah ke yang tinggi
B. optik yang lebih rapat ke optik yang
kurang rapat
C. dari kaca ke udara atau dari air ke
udara
D. dari udara ke kaca atau dari air ke
kaca
D
C2
130
Menghitung kecepatan
cahaya pada media jika
cepat rambat cahaya dan
indeks bias diketahui.
31. Cahaya merambat dari udara ke kaca.
Cepat rambat cahaya di udara 3x108 m/s
dan indeks bias kaca
, sehingga
kecepatan cahaya dalam kaca adalah....
A. 4,5 x 108
m/s C. 2 x 108 m/s
B. 3 x 108
m/s D. 0,2 x 108 m/s
C
C3
Mendeskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat bayangan
pada lensa cekung
dan cembung
Menentukan jenis lensa
yang memiliki sifat dapat
menyebarkan cahaya.
Menentukkan sifat lensa
cembung.
Menentukan lukisan yang
bukan termasuk sinar
istimewa lensa cembung.
32. Lensa yang bersifat menyebarkan cahaya
adalah….
A. bikonveks C. cekung cembung
B. cembung D. cekung
33. Sifat lensa cembung adalah....
A. mengumpulkan cahaya
B. menyebarkan cahaya
C. mensejajarkan cahaya
D. membengkokkan cahaya
34. Lukisan yang bukan sinar istimewa pada
lensa cembung adalah....
A. +
F F
D
A
D
C1
C1
C2
131
B. +
F F
C. +
F F
D. +
F F
132
Menghitung jarak fokus
pada lensa cembung jika
jarak bayangan dan jarak
benda diketahui
Menghitung kekuatan
lensa jika jarak benda dan
jarak bayangan diketahui
Menghitung jarak
bayangan benda pada lensa
cekung jika diketahui jarak
benda dan jarak fokus.
35. Sebuah paku terletak pada jarak 15 cm di
depan lensa cembung. Ternyata
membentuk bayangan nyata pada jarak
30 cm. Jarak fokus lensa tersebut
adalah....
A. 10 cm C. 30 cm
B. 15 cm D. 25 cm
36. Sebuah benda diletakkan 12,5 cm
didepan lensa cembung. Ternyata
bayangan terbentuk pada jarak 25 cm di
depan lensa. Kekuatan lensa tersebut
adalah......
A. – 4 D C. - 12 D
B. + 4 D D. +12 D
37. Sebuah pensil diletakkan 20 cm di depan
lensa cekung yang memiliki jarak fokus
5 cm. Maka jarak bayangan benda
tersebut adalah....
A. 7 cm C. 4 cm
B. 5 cm D. 10 cm
A
B
C
C2
C2
C3
133
Menghitung kekuatan
lensa pada lensa cembung
jika jarak benda dan jarak
bayangan diketahui.
Menghitung perbesaran
bayangan jika jarak benda
dan fokus diketahui.
Menentukan sifat
bayangan yang terbentuk
oleh cermin cekung jika
jarak benda dan fokus
diketahui.
38. Sebuah benda diletakan didepan lensa
cembung yang kekuatan lensanya 5 D.
benda tersebut memiliki jarak bayangan
60 cm dibelakang lensa. Maka jarak
benda terhadap lensa adalah....
A. 20 cm C. 15 cm
B. 4 cm D. 30 cm
39. Sebuah benda diletakkan 20 cm didepan
lensa cekung yang memiliki jarak fokus
30 cm. maka perbesaran bayangan yang
dihasilkan adalah.....
A.
kali C.
kali
B.
kali D.
kali
40. Sebuah benda terletak 25 cm di depan
lensa cembung yang memiliki jarak
fokus 20 cm.maka sifat bayangan yang
akan di bentuk oleh lensa tersebut
adalah......
A. nyata, diperkecil, terbalik
B. nyata, diperbesar, terbalik
C. maya, diperkecil, tegak
D. maya, diperbesar, tegak
D
C
B
C3
C3
C3
134
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 26
Butir soal = 40
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Urt No Subyek Kode/NamaBenar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 12 Nada 21 19 0 21 21
2 1 Haety 20 20 0 20 20
3 10 Afini 20 20 0 20 20
4 13 Nurwina 20 20 0 20 20
5 16 Adhali... 20 20 0 20 20
6 26 Dandi 20 20 0 20 20
7 3 Radiah 19 21 0 19 19
8 11 Riya 19 21 0 19 19
9 14 Afifah 19 21 0 19 19
10 17 Shaqila 19 21 0 19 19
11 19 Sinatun 19 21 0 19 19
12 2 Cici P... 18 22 0 18 18
13 6 Nur Aida 17 23 0 17 17
14 15 Indi 17 23 0 17 17
135
15 18 Inda M... 17 23 0 17 17
16 8 Jamaludin 16 24 0 16 16
17 4 Sahrul... 12 28 0 12 12
18 20 Wahyu 12 28 0 12 12
19 7 Listia... 11 29 0 11 11
20 5 fabio 10 30 0 10 10
21 21 Lutfi 10 30 0 10 10
22 25 Muhamm... 9 31 0 9 9
23 9 Rully 8 32 0 8 8
24 23 Ilham 6 34 0 6 6
25 24 Adam 5 35 0 5 5
26 22 Ahmad ... 2 38 0 2 2
RELIABILITAS TES
================
Rata2 = 14,85
Simpang Baku = 5,59
KorelasiXY = 0,76
Reliabilitas Tes = 0,86
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
136
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 12 Nada 11 10 21
2 1 Haety 8 12 20
3 10 Afini 9 11 20
4 13 Nurwina 9 11 20
5 16 Adhaliasih 9 11 20
6 26 Dandi 8 12 20
7 3 Radiah 8 11 19
8 11 Riya 9 10 19
9 14 Afifah 9 10 19
10 17 Shaqila 11 8 19
11 19 Sinatun 8 11 19
12 2 Cici Paramida 9 9 18
13 6 Nur Aida 9 8 17
14 15 Indi 9 8 17
15 18 Inda Maulida 8 9 17
16 8 Jamaludin 6 10 16
17 4 Sahrul Ramadhan 7 5 12
18 20 Wahyu 5 7 12
19 7 Listiawati 3 8 11
20 5 fabio 4 6 10
21 21 Lutfi 5 5 10
22 25 Muhammad Iqbal 4 5 9
23 9 Rully 5 3 8
24 23 Ilham 3 3 6
137
25 24 Adam 3 2 5
26 22 Ahmad Fauzi 0 2 2
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 12 Nada 21 1 1 1 1 - - -
2 1 Haety 20 1 1 1 1 - - 1
3 10 Afini 20 - 1 1 1 1 1 1
4 13 Nurwina 20 - 1 1 - - - -
5 16 Adhaliasih 20 1 1 1 1 - - 1
6 26 Dandi 20 - 1 1 1 - - 1
7 3 Radiah 19 1 - - 1 - - 1
Jml Jwb Benar 4 6 6 6 1 1 5
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 12 Nada 21 1 - 1 1 1 - -
2 1 Haety 20 - 1 1 1 1 - -
3 10 Afini 20 1 - 1 1 1 1 1
138
4 13 Nurwina 20 1 1 - 1 1 1 1
5 16 Adhaliasih 20 1 - 1 1 1 - -
6 26 Dandi 20 1 1 - 1 1 - 1
7 3 Radiah 19 1 - - - 1 1 -
Jml Jwb Benar 6 3 4 6 7 3 3
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 12 Nada 21 1 1 1 - - - -
2 1 Haety 20 - 1 1 - 1 - -
3 10 Afini 20 1 - 1 1 - - -
4 13 Nurwina 20 1 1 1 1 - - -
5 16 Adhaliasih 20 - 1 1 - - - -
6 26 Dandi 20 - 1 1 1 - - -
7 3 Radiah 19 - 1 1 1 - - -
Jml Jwb Benar 3 6 7 4 1 0 0
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 12 Nada 21 1 - - 1 - 1 -
2 1 Haety 20 1 - 1 - - - 1
3 10 Afini 20 - - - - - - -
4 13 Nurwina 20 - 1 1 - 1 - 1
5 16 Adhaliasih 20 1 1 - 1 1 - -
139
6 26 Dandi 20 - 1 1 1 1 - 1
7 3 Radiah 19 1 - - 1 - - 1
Jml Jwb Benar 4 3 3 4 3 1 4
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 12 Nada 21 - 1 - 1 1 - 1
2 1 Haety 20 - - - 1 - - -
3 10 Afini 20 - 1 1 - - 1 -
4 13 Nurwina 20 - 1 - - 1 1 -
5 16 Adhaliasih 20 - 1 1 - - 1 -
6 26 Dandi 20 - - - - - 1 -
7 3 Radiah 19 - 1 - 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 0 5 2 3 3 4 2
36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 12 Nada 21 1 1 - 1 -
2 1 Haety 20 1 1 1 - 1
3 10 Afini 20 - 1 1 - -
4 13 Nurwina 20 - 1 - - -
5 16 Adhaliasih 20 - 1 1 - -
6 26 Dandi 20 - 1 1 - -
7 3 Radiah 19 1 1 - - 1
Jml Jwb Benar 3 7 4 1 2
140
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 5 fabio 1 0 - 1 1 1 - - -
2 21 Lutfi 10 1 - 1 1 - - -
3 25 Muhammad Iqbal 9 - - 1 1 - - -
4 9 Rully 8 1 1 - 1 - - -
5 23 Ilham 6 - - - 1 - - 1
6 24 Adam 5 - - - - - - -
7 22 Ahmad Fauzi 2 - - - 1 - - -
Jml Jwb Benar 2 2 3 6 0 0 1
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 5 fabio 10 1 1 - 1 1 - 1
2 21 Lutfi 10 - - 1 1 - - -
3 25 Muhammad Iqbal 9 - - - - 1 - -
4 9 Rully 8 - - - - 1 1 -
5 23 Ilham 6 - - - 1 1 - -
6 24 Adam 5 1 - - 1 - 1 1
7 22 Ahmad Fauzi 2 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 2 1 1 4 4 2 2
141
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 5 fabio 10 - 1 1 - - - -
2 21 Lutfi 10 1 - - - - - -
3 25 Muhammad Iqbal 9 1 1 1 - - - -
4 9 Rully 8 - - - - - - 1
5 23 Ilham 6 1 - - - - - -
6 24 Adam 5 - - - - - - -
7 22 Ahmad Fauzi 2 - 1 - - - - -
Jml Jwb Benar 3 3 2 0 0 0 1
2 2 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 5 fabio 10 - - - - - - -
2 21 Lutfi 10 1 - - - - - -
3 25 Muhammad Iqbal 9 - - - - - - -
4 9 Rully 8 - - - - - - -
5 23 Ilham 6 - - - - - - -
6 24 Adam 5 - - - - - - -
7 22 Ahmad Fauzi 2 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 1 0 0 0 0 0 0
142
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 5 fabio 10 - - - - - - -
2 21 Lutfi 10 - - - - - - -
3 25 Muhammad Iqbal 9 - - - - - - -
4 9 Rully 8 - - - - 1 - -
5 23 Ilham 6 - - - - - - -
6 24 Adam 5 - - - - - - -
7 22 Ahmad Fauzi 2 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 0 0 0 0 1 0 0
36 37 38 39 40
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40
1 5 fabio 10 - - - - -
2 21 Lutfi 10 1 1 1 - -
3 25 Muhammad Iqbal 9 - 1 1 - 1
4 9 Rully 8 - 1 - - -
5 23 Ilham 6 - - 1 - -
6 24 Adam 5 - 1 - - -
7 22 Ahmad Fauzi 2 - - - - -
Jml Jwb Benar 1 4 3 0 1
143
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek = 26
Klp atas/bawah(n) = 7
Butir Soal = 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 4 2 2 28,57
2 2 6 2 4 57,14
3 3 6 3 3 42,86
4 4 6 6 0 0,00
5 5 1 0 1 14,29
6 6 1 0 1 14,29
7 7 5 1 4 57,14
8 8 6 2 4 57,14
9 9 3 1 2 28,57
10 10 4 1 3 42,86
11 11 6 4 2 28,57
12 12 7 4 3 42,86
13 13 3 2 1 14,29
14 14 3 2 1 14,29
15 15 3 3 0 0,00
16 16 6 3 3 42,86
144
17 17 7 2 5 71,43
18 18 4 0 4 57,14
19 19 1 0 1 14,29
20 20 0 0 0 0,00
21 21 0 1 -1 -14,29
22 22 4 1 3 42,86
23 23 3 0 3 42,86
24 24 3 0 3 42,86
25 25 4 0 4 57,14
26 26 3 0 3 42,86
27 27 1 0 1 14,29
28 28 4 0 4 57,14
29 29 0 0 0 0,00
30 30 5 0 5 71,43
31 31 2 0 2 28,57
32 32 3 0 3 42,86
33 33 3 1 2 28,57
34 34 4 0 4 57,14
35 35 2 0 2 28,57
36 36 3 1 2 28,57
37 37 7 4 3 42,86
38 38 4 3 1 14,29
39 39 1 0 1 14,29
40 40 2 1 1 14,29
145
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 26
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 15 57,6 Sedang
2 2 16 61,54 Sedang
3 3 17 65,38 Sedang
4 4 21 80,77 Mudah
5 5 3 11,54 Sangat Sukar
6 6 3 11,54 Sangat Sukar
7 7 13 50,00 Sedang
8 8 16 61,54 Sedang
9 9 10 38,46 Sedang
10 10 13 50,00 Sedang
11 11 22 84,62 Mudah
12 12 21 80,77 Mudah
13 13 7 26,92 Sukar
14 14 7 26,92 Sukar
15 15 7 26,92 Sukar
16 16 19 73,08 Mudah
17 17 19 73,08 Mudah
146
18 18 11 42,31 Sedang
19 19 2 7,69 Sangat Sukar
20 20 2 7,69 Sangat Sukar
21 21 2 7,69 Sangat Sukar
22 22 8 30,77 Sangat Mudah
23 23 6 23,08 Sukar
24 24 4 15,38 Sukar
25 25 8 30,77 Sangat Mudah
26 26 6 23,08 Sukar
27 27 3 11,54 Sangat Sukar
28 28 8 30,77 Sangat Mudah
29 29 2 7,69 Sangat Sukar
30 30 10 38,46 Sedang
31 31 6 23,08 Sukar
32 32 7 26,92 Sukar
33 33 9 34,62 Sedang
34 34 11 42,31 Sedang
35 35 5 19,23 Sukar
36 36 7 26,92 Sukar
37 37 19 73,08 Mudah
38 38 10 38,46 Sedang
39 39 4 15,38 Sukar
40 40 7 26,92 Sukar
147
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 26
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,430 Sangat Signifikan
2 2 0,583 Sangat Signifikan
3 3 0,481 Sangat Signifikan
4 4 0,111 -
5 5 0,142 -
6 6 0,142 -
7 7 0,463 Sangat Signifikan
8 8 0,425 Sangat Signifikan
9 9 0,325 Signifikan
10 10 0,393 Signifikan
11 11 0,416 Sangat Signifikan
12 12 0,431 Sangat Signifikan
13 13 0,064 -
14 14 0,112 -
15 15 - 0,094 -
16 16 0,378 Signifikan
17 17 0,584 Sangat Signifikan
148
18 18 0,422 Sangat Signifikan
19 19 0,192 -
20 20 0,219 -
21 21 -0,255 -
22 22 0,368 Signifikan
23 23 0,398 Sangat Signifikan
24 24 0,226 -
25 25 0,399 Sangat Signifikan
26 26 0,415 Sangat Signifikan
27 27 0,274 -
28 28 0,444 Sangat Signifikan
29 29 0,166 -
30 30 0,383 Signifikan
31 31 0,415 Sangat Signifikan
32 32 0,444 Sangat Signifikan
33 33 0,345 Signifikan
34 34 0,379 Signifikan
35 35 0,388 Signifikan
36 36 0,333 Signifikan
37 37 0,473 Sangat Signifikan
38 38 0,051 -
39 39 0,323 Signifikan
40 40 0,270 -
149
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek = 26
Butir Soal = 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 0-- 15** 3++ 8--- 0
2 2 16** 0-- 2+ 8--- 0
3 3 1- 5- 17** 3++ 0
4 4 21** 2++ 2++ 1+ 0
150
5 5 8++ 3** 15-- 0-- 0
6 6 3** 11+ 9++ 3- 0
7 7 3+ 13** 6+ 4++ 0
8 8 5+ 16** 1- 4++ 0
9 9 1-- 11--- 10** 4+ 0
10 10 13** 1-- 3+ 9--- 0
11 11 0-- 22** 2+ 2+ 0
12 12 1+ 2++ 2++ 21** 0
13 13 8+ 7** 5++ 6++ 0
14 14 5++ 7++ 7++ 7** 0
15 15 8+ 7** 8+ 3- 0
16 16 3+ 19** 1- 3+ 0
17 17 19** 2++ 3+ 2++ 0
18 18 9-- 11** 3+ 3+ 0
19 19 2** 21--- 1-- 2-- 0
20 20 13- 5+ 6+ 2** 0
21 21 2** 12+ 8++ 4- 0
22 22 5++ 8** 5++ 8+ 0
23 23 5+ 10+ 6** 5+ 0
24 24 7++ 7++ 8++ 4** 0
25 25 8+ 7++ 8** 3- 0
26 26 10+ 4+ 6++ 6** 0
27 27 9++ 3** 11+ 3- 0
151
28 28 11-- 8** 5++ 2- 0
29 29 8++ 9++ 2** 7++ 0
30 30 4+ 4+ 8+ 10** 0
31 31 10+ 8++ 6** 2- 0
32 32 1-- 16--- 2- 7** 0
33 33 9** 12--- 2- 3+ 0
34 34 6++ 5++ 4++ 11** 0
35 35 5** 15--- 4+ 2- 0
36 36 4+ 7** 5++ 10- 0
37 37 2++ 3+ 19** 2++ 0
38 38 1-- 4+ 11--- 10** 0
39 39 7++ 15--- 4** 0-- 0
40 40 6++ 7** 4+ 9+ 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
152
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2 = 14,85
Simpang Baku = 5,59
KorelasiXY = 0,76
Reliabilitas Tes = 0,86
Butir Soal = 40
Jumlah Subyek = 26
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 28,57 Sedang 0,430 Sangat Signifikan
2 2 57,14 Sedang 0,583 Sangat Signifikan
3 3 42,86 Sedang 0,481 Sangat Signifikan
4 4 0,00 Mudah 0,111 -
5 5 14,29 Sangat Sukar 0,142 -
6 6 14,29 Sangat Sukar 0,142 -
7 7 57,14 Sedang 0,463 Sangat Signifikan
8 8 57,14 Sedang 0,425 Sangat Signifikan
9 9 28,57 Sedang 0,325 Signifikan
10 10 42,86 Sedang 0,393 Signifikan
11 11 28,57 Mudah 0,416 Sangat Signifikan
12 12 42,86 Mudah 0,431 Sangat Signifikan
13 13 14,29 Sukar 0,064 -
153
14 14 14,29 Sukar 0,112 -
15 15 0,00 Sukar - 0,094 -
16 16 42,86 Mudah 0,378 Signifikan
17 17 71,43 Mudah 0,584 Sangat Signifikan
18 18 57,14 Sedang 0,422 Sangat Signifikan
19 19 14,29 Sangat Sukar 0,192 -
20 20 0,00 Sangat Sukar 0,219 -
21 21 -14,29 Sangat Sukar -0,255 -
22 22 42,86 Sangat Mudah 0,368 Signifikan
23 23 42,86 Sukar 0,398 Sangat Signifikan
24 24 42,86 Sukar 0,226 -
25 25 57,14 Sangat Mudah 0,399 Sangat Signifikan
26 26 42,86 Sukar 0,415 Sangat Signifikan
27 27 14,29 Sangat Sukar 0,274 -
28 28 57,14 Sangat Mudah 0,444 Sangat Signifikan
29 29 0,00 Sangat Sukar 0,166 -
30 30 71,43 Sedang 0,383 Signifikan
31 31 28,57 Sukar 0,415 Sangat Signifikan
32 32 42,86 Sukar 0,444 Sangat Signifikan
33 33 28,57 Sedang 0,345 Signifikan
34 34 57,14 Sedang 0,379 Signifikan
35 35 28,57 Sukar 0,388 Signifikan
36 36 28,57 Sukar 0,333 Signifikan
37 37 42,86 Mudah 0,473 Sangat Signifikan
38 38 14,29 Sedang 0,051 -
154
39 39 14,29 Sukar 0,323 Signifikan
40 40 14,29 Sukar 0,270 -
155
D. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Item
No Validitas
Derajat
Kesukaran
Daya
Pembeda Keputusan
1 Sangat Valid Sedang Cukup Digunakan
2 Sangat Valid Sedang Baik Digunakan
3 Sangat Valid Sedang Baik Digunakan
4 Tidak Valid Mudah Jelek Tidak Digunakan
5 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Tidak Digunakan
6 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Tidak Digunakan
7 Sangat Valid Sedang Baik Digunakan
8 Sangat Valid Sedang Baik Digunakan
9 Valid Sedang Cukup Digunakan
10 Valid Sedang Baik Digunakan
11 Sangat Valid Mudah Cukup Digunakan
12 Sangat Valid Mudah Baik Digunakan
13 Tidak Valid Sukar Jelek Tidak Digunakan
14 Tidak Valid Sukar Jelek Tidak Digunakan
15 Tidak Valid Sukar Jelek Tidak Digunakan
16 Valid Mudah Baik Digunakan
17 Sangat Valid Mudah Baik Sekali Tidak Digunakan
18 Sangat Valid Sedang Baik Digunakan
19 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Tidak Digunakan
20 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Tidak Digunakan
21 Tidak Valid Sangat Sukar Sangat Buruk Tidak Digunakan
22 Valid Sangat Mudah Baik Digunakan
23 Sangat Valid Sukar Baik Digunakan
24 Tidak Valid Sukar Baik Tidak Digunakan
25 Sangat Valid Sangat Mudah Baik Digunakan
26 Sangat Valid Sukar Baik Digunakan
27 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Tidak Digunakan
28 Sangat Valid Sangat Mudah Baik Digunakan
29 Tidak Valid Sangat Sukar Jelek Tidak Digunakan
30 Valid Sedang Baik Sekali Digunakan
31 Sangat Valid Sukar Cukup Digunakan
32 Sangat Valid Sukar Baik Digunakan
33 Valid Sedang Cukup Digunakan
34 Valid Sedang Baik Digunakan
35 Valid Sukar Cukup Digunakan
36 Valid Sukar Cukup Digunakan
37 Sangat Valid Mudah Baik Digunakan
38 Tidak Valid Sedang Jelek Tidak Digunakan
39 valid Sukar Jelek Digunakan
40 Tidak Valid Sukar Jelek Tidak Digunakan Penetapan keputusan di atas, didasarkan pada kriteria-kriteria tersebut dan juga didasarkan pada
keterpenuhan indikator, artinya setiap indikator diwakili oleh satu soal atau lebih
156
E. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid
No Uraian
Materi
Indikator Aspek yang diukur Jumlah
C1 C2 C3
1 Cahaya
Merambat
Lurus
Merancang dan
melakukan percobaan
untuk menunjukkan
perambatan cahaya.
1*, 2* 3*, 4, 5 - 5
2 Pemantulan
Cahaya
Menjelaskan hukum
pemantulan cahaya yang
diperoleh berdasarkan
percobaan.
6 7*,8*,9*,
10*
11*,12* 7
3 Mendiskripsikan proses
pembentukan dan sifat
bayangan pada cermin
datar, cekung, dan
cembung.
13 14,15
16*,17
18*,19
20,21,
22*,23*,
24
12
4 Pembiasan
Cahaya
Menyimpulkan hukum
pembiasan yang diperoleh
melalui percobaan.
25*
26*
27,28*
29,30*
31* 7
5 Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat
bayangan pada lensa
cekung dan cembung.
32*
33*
34*,35*
36*
37*,38
39*,40
9
Jumlah 7 16 10 40
Ket: * = Instrumen yang valid
157
F. Instrumen Valid
TES HASIL BELAJAR
Nama :
Kelas :
Nama Sekolah :
Petunjuk:
1. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang anda anggap paling benar
2. Kerjakan soal yang paling mudah terlebih dahulu dalam menjawab.
3. Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A,
B, C, dan D.
1. Cahaya tidak memerlukan medium
untuk perambatannya sehingga
cahaya termasuk....
A. gelombang mekanik
B. gelombang elektromagnetik
C. gelombang transversal
D. gelombang longitudinal
2. Benda yang memancarkan cahaya
sendiri adalah......
A. sumber cahaya C. benda baur
B. benda gelap D. benda
bening
3. Berikut yang bukan termasuk sifat
cahaya adalah....
A. merambat menurut garis lurus
B. merupakan salah satu bentuk
energi
C. merupakan gelombang
longitudinal
D. sinar yang tampak oleh mata
4. Jika sinar matahari mengenai
dinding tembok yang permukaannya
kasar, maka akan terjadi....
A. pemantulan teratur
B. pemanturan baur
C. pemantulan divergen
D. pemantulan konvergen
5. gambar manakah yang menunjukan
hukum pemantulan cahaya?
A.
B.
C.
D.
6. Perhatikan gambar dibawah ini!
3
2 4
i r
1 5
Pada gambar diatas nomor yang
menunjukan sudut datang dan garis
normal adalah....
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3
B. 1 dan 3 D. 2 dan 5
158
7. Perhatikan diagram pemantulan
dibawah ini!
P 300
Besarnya sudut P adalah....
A. 300 C. 40
0
B. 500 D. 60
0
8. Perhatikan gambar dibawah ini!
i r
300
Berkas sinar jatuh ke cermin dengan
membentuk sudut datang = 300.
Besar sudut antara sinar datang dan
sinar pantul adalah....
A. 900 C. 45
0
B. 600 D. 30
0
9. Perhatikan diagram pemantulan di
bawah ini!
i r
600
Besarnya sudut r adalah....
A. 500 C. 45
0
B. 900 D. 30
0
10. Berikut ini sifat dari bayangan yang
dihasilkan cermin datar, kecuali....
A. sama besar C. maya
B. nyata D. tegak
11. Sebuah benda diletakkan 25 cm di
depan cermin cekung. Jarak
bayangan benda tersebut adalah 100
cm di depan cermin. jarak fokus
cermin tersebut adalah....
A. 25 cm C. 10 cm
B. 20 cm D. 15 cm
12. Sebuah benda diletakkan 6 cm di
depan cermin cembung yang jari-jari
kelengkungannya 8 cm. Berapakah
jarak bayangan yang dihasilkan?
A. - 12 cm C. + 12 cm
B. - 2,4 cm D. +2,4 cm
13. Sebuah benda diletakkan di depan
cermin cekung pada jarak 60 cm.
Jika fokus cermin tersebut 20 cm,
maka sifat bayangan yang dibentuk
oleh cermin tersebut adalah....
A. nyata, diperbesar, tegak
B. maya, diperbesar, tegak
C. nyata, diperkecil, terbalik
D. maya, diperkecil, terbalik
14. Cahaya yang melewati dua medium
yang berbeda kerapatan optiknya
akan mengalami....
A. pemantulan C. pembiasan
B. penguraian D. lenturan
15. Dalam pembiasan berlaku hukum....
A. newton C. archimedes
B. coulomb D. snellius
16. Dasar kolam yang airnya jernih
tampak lebih dangkal. Peristiwa ini
disebabkan karena adanya....
A. pemantulan cahaya dari udara ke
air mendekati garis normal.
B. pembiasan cahaya dari udara ke
air mendekati garis normal.
C. pemantulan cahaya dari air ke
udara mendekati garis normal
D. pembiasan cahaya dari air ke
udara mendekati garis normal.
17. Berikut ini pembiasan cahaya yang
menjauhi garis normal, kecuali....
A. kecepatan rendah ke yang tinggi
B. optik yang lebih rapat ke optik
yang kurang rapat
C. dari kaca ke udara atau dari air
ke udara
D. dari udara ke kaca atau dari air
ke kaca
159
18. Cahaya merambat dari udara ke
kaca. Cepat rambat cahaya di udara
3x108 m/s dan indeks bias kaca
,
sehingga kecepatan cahaya dalam
kaca adalah....
A. 4,5 x 108 m/s C. 2 x 10
8 m/s
B. 3 x 108 m/s D. 0,2 x 10
8
m/s
19. Lensa yang bersifat menyebarkan
cahaya adalah….
A. bikonveks C. cekung cembung
B. cembung D. cekung
20. Sifat lensa cembung adalah....
A. mengumpulkan cahaya
B. menyebarkan cahaya
C. mensejajarkan cahaya
D. membengkokkan cahaya
21. Lukisan yang bukan sinar istimewa
pada lensa cembung adalah....
A. +
F F
B. +
F F
C. +
F F
D. +
F F
22. Sebuah paku terletak pada jarak 15
cm di depan lensa cembung.
Ternyata membentuk bayangan
nyata pada jarak 30 cm. Jarak fokus
lensa tersebut adalah....
A. 10 cm C. 30 cm
B. 15 cm D. 25 cm
23. Sebuah pensil diletakkan 20 cm di
depan lensa cekung yang memiliki
jarak fokus 5 cm. Maka jarak
bayangan benda tersebut adalah....
A. 7 cm C. 4 cm
B. 5 cm D. 10 cm
24. Sebuah benda diletakkan 20 cm
didepan lensa cekung yang memiliki
jarak fokus 30 cm. maka perbesaran
bayangan yang dihasilkan adalah.....
A.
kali C.
kali
B.
kali D.
kali
25. Sebuah benda diletakkan 12,5 cm
didepan lensa cembung. Ternyata
bayangan terbentuk pada jarak 25 cm
di depan lensa. Kekuatan lensa
tersebut adalah......
A. – 4 D C. - 12 D
B. + 4 D D. +12 D
160
G. Instrumen Non Tes
1. Penelitian Pendahuluan
a. Quosioner Respon siswa
Quosioner Penggunaan LKS di Sekolah
Nama :
Jenis Kelamin:
Sekolah :
Waktu :
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah terlebih dahulu dengan teliti setiap pertanyaan yang tersedia.
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas.
1. Dalam pembelajaran fisika, apakah disekolahmu menggunakan LKS?
Ya Tidak
2. Jika jawaban pertanyaan no 1 “ya”, maka apa jenis LKS yang digunakan?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
3. Apa pendapatmu tentang LKS yang kamu gunakan dalam pembelajaran fisika? (Pilih
salah satu)
a. LKS yang digunaka mudah dipahami. Alasan..................................................
....................................................................................................................................
b. LKS yang digunakan sulit dipahami. Alasan......................................................
..................................................................................................................................
4. Berdasarkan tabel dibawah ini, manakah dinatara A dan Bkriteria dan urutan LKS
yang baik?(pilih salah satu)
A B
No Bagian-Bagian LKS
1. SK, KD, dan Indikator
2. Rangkuman materi
3. Kegiatan siswa
4. Soal-soal latihan
No Bagian-bagian LKS
1. SK, KD, dan Indikator
2. Petunjuk Belajar Siswa
3. Kegiatan Siswa
4. Kesimpulan Materi
5. Soal-soal latihan
161
b. Wawancara Guru
Wawancara Penggunaan LKS di Sekolah
Narasumber :
Sekolah :
Waktu :
1. Apakah Bapak/Ibu menggunakan LKS dalam pembelajaran fisika?
Ya Tidak
2. Apa jenis LKS yang digunakan?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Apakah LKS tersebut membantu mempermudah proses pembelajaran
sehingga siswa semakin mudah memahami materi yang diajarkan?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Apa kriteria LKS yang baik menurut Bapak/Ibu yang tepat digunakan dalam
pembelajaran fisika?.
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
5. Bagaimana sistematika LKS yang Bapak/Ibu gunakan?
Bagian-bagian LKS Keterangan No.Urut
Bagian
Judul
Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)
SK, KD, dan Indikator yang akan
dicapai
Informasi Pendukung (Materi)
Langkah kerja
Evaluasi
Jika jawaban no 1”ya”, silahkan lajutkan ke pertanyaan dibawah ini!
162
6. Apakah LKS yang digunakan Bapak/Ibu terintegrasi dengan
pendekatan/model/metode pembelajaran?
Ya Tidak
7. Jika jawaban no 6 “ya”, maka pendekatan/model/metode apa yang
digunakan?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
163
2. Lembar Observasi
a. Lembar Judgment Expert
Lembar Penilaian Ahli
Lembar Kegiatan Siswa Cahaya Berbasis Inkuiri Terstruktur
Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII
Petunjuk Pengisian:
Mohon berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan
cara memberi tanda check (√) pada alternatif tanggapan yang telah tersedia.
.No Aspek Butir Penilaian Alternatif
Tanggapan
Komentar
Ya Tidak
1. Didaktik Memberi penekanan pada
proses untuk menemukan
konsep.
2. Mengajak siswa aktif dalam
proses pembelajaran
3. Dapat mengembangkan
kemampuan komunikasi
sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa.
4. Konstruksi Menggunakan bahasa sesuai
dengan tingkat kedewasaan
anak.
5. Bahasa yang digunakan
mengajak siswa interaktif
6. Menggunakan struktur
kalimat yang jelas.
7. Menggunakan kalimat
sederhana dan pendek.
164
Jakarta, September 2013
Penilai
( )
8. Kalimat yang digunakan
mudah dipahami dan tidak
menimbulkan makna ganda.
9. LKS dapat digunakan oleh
anak dengan kecepatan
belajar bervariasi.
10. Menyediakan ruang yang
cukup pada LKS sehingga
siswa dapat menulis atau
menggambarkan sesuatu pada
LKS.
11. Memiliki tujuan belajar yang
jelas serta bermanfaat.
12. Teknis LKS menggunakan huruf
cetak.
13. Keberadaan gambar di dalam
LKS dapat menyampaikan
pesan.
14. Kombinasi antar gambar dan
tulisan adalah menarik.
15. Menggunakan huruf tebal
yang agak besar untuk topik,
bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah.
165
b. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Kelompok Aspek yang Diobservasi
Persiapan
Eksperimen
Pelaksanaan
Eksperimen
Ketermpilan
Diskusi dengan
Kelompok
Penggunaan LKS Kegiatan Akhir
Eksperimen
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Jumlah
Persentase
Rata-rata
166
Panduan Penilaian
1. Persiapan Eksperimen
3 = Memenuhi tiga aspek yaitu,
2. Pelaksanaan Eksperimen
3 = Memenuhi tiga aspek yaitu
a. Merangkai alat sesuai dengan petunjuk kegiatan
b. Ketelitian dalam pengukuran dan perekaman data
c. Keaktifan dalam kegiatan eksperimen
2 = Memenuhi dua aspek
1 = Memenuhi satu aspek
3. Keterampilan Diskusi dengan Kelompok
3= Memenuhi tiga aspek yaitu
a. Keaktifan dalam berdiskusi kelompok
b. Terampil dalam mengemukakan pendapat
c. Kualitas isi pendapat relevan dengan topik masalah yang dibahas
2 = Memenuhi dua aspek
1 = Memenuhi 1 aspek
167
4. Penggunaan LKS
3 =
a. Relevansi antara prosedur kerja dalam LKS dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
b. Seluruh siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS dengan benar dan sesuai konsep
2 =
a. Cukup relevansi antara prosedur kerja dalam LKS dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
b. Sebagian besar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS dengan benar dan sesuai konsep
1 =
a. Kurang relevansi antara prosedur kerja dalam LKS dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
b. Sebagian kecil dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS dengan benar dan sesuai konsep
5. Kegiatan Akhir Eksperimen
3 = Memenuhi tiga aspek yaitu
a. Siswa dapat mempersentasikan hasil eksperimen dengan tepat dan baik
b. Siswa dapat menyimpulkan materi dengan benar dan sesuai konsep
c. Membereskan seluruh alat dan bahan
2 = Memenuhi dua aspek
1 = Memenuhi satu aspek
168
c. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Lembar Observasi Kegiatan Guru
Petunjuk Pengisian : Mohon memberi tanda check (√) pada kolom yang
dianggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada.
Kriteria Penilaian : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Tidak Baik
Serpong, 2013
Penilai
( )
NIP.
No Aspek yang diobservasi Skor
3 2 1
1. Keterampilan membuka pelajaran
2. Keterampilan guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran problem
solving yang dipadu dengan LKS dalam
mengajarkan materi.
3. Penguasaan materi pembelajaran
4. Keterampilan guru dalam memandu kegiatan
eksperimen berdasarkan LKS.
5. Kualitas Penjelasan materi
6. Keterampilan menutup pelajaran
169
Panduan Penilaian
1. Keterampilan Membuka Pembelajaran
3 = menyampaikan 3 aspek meliputi
Apersepsi
Motivasi
Meyampaikan tujuan pembelajaran
2= menyampaikan 2 aspek
1= menyampaikan 1 aspek
2. Keterampilan Guru Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran
Problem Solving Yang Dipadu Dengan LKS Dalam Mengajarkan
Materi.
3 = memenuhi tiga apek yaitu
adanya hirarki konsep
konsep yang disampaikan tidak miskonsepsi
memiliki kemampuan dalam memperdalam dan memperluas materi
2= memenuhi 2 aspek
1= memenuhi 1 aspek
3. Penguasaan Materi Pembelajaran
3 = memenuhi tiga apek yaitu
adanya hirarki konsep
konsep yang disampaikan tidak miskonsepsi
memiliki kemampuan dalam memperdalam dan memperluas materi
2= memenuhi 2 aspek
1= memenuhi 1 aspek
170
4. Keterampilan Guru Dalam Memandu Kegiatan Eksperimen
Berdasarkan LKS.
3 = memenuhi tiga apek yaitu
Membimbing siswa merumuskan hipotesis
Menunjukkan keahlian dalam menggunakan alat-alat eksperimen
Memiliki kemampuan dalam memperdalam dan memperluas materi
2= memenuhi 2 aspek
1= memenuhi 1 aspek
5. Kualitas Penjelasan Materi
3 = memenuhi tiga apek yaitu
Penjelasan yang sistematis
Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Mendeskripsikan konsep secara jelas dan tepat
2= memenuhi 2 aspek
1= memenuhi 1 aspek
6. Keterampilan Menutup Pelajaran
3 = memenuhi tiga apek yaitu
Menyimpulkan materi yag telah disampaikan
Memberikan evaluasi diakhir pembelajaran
Memberikan tindak lanjut pembelajaran
2= memenuhi 2 aspek
1= memenuhi 1 aspek
171
d. Kemampuan Siswa Menggunakan LKS
Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Memahami Masalah = A Menyelesaikan Masalah= B Melakukan pengecekan=C
NO LKS Penilaian Kelompok Memahami
Masalah
Menyelesaikan
Masalah
Melakukan
Pengecekkan I II III IV
A B C A B C A B C A B C
1 LKS I
2 LKS II
3 LKS III
4 LKS IV
5 LKS V
172
Pedoman penilaian LKS berbasis Inkuiri Terstruktur
NO Prinsip Inkuiri
Terstruktur
Penilaian
3 2 1
1 Memahami Masalah Konsep utama telah dipahami Memahami beberapa konsep
utama tetapi belum lengkap
Konsep tidak tepat dalam
memahami masalah
2 Menyelesaikan
Masalah
Data di jawab dengan tepat,
lengkap, dan sesuai konsep
Data di jawab kurang tepat,
kurang lengkap, dan ada
beberapa data yang kurang sesuai
dengan konsep
Data di jawab tidak tepat,
tidak lengkap, dan seluruh
data yang diperoleh tidak
sesuai dengan konsep.
3 Melakukan
Pengecekan
Jawaban siswa terhadap
pertanyaan sesuai dengan
konsep dan benar
Jawaban siswa terhadap
pertanyaan kurang sesuai dengan
konsep
Jawaban siswa terhadap
pertanyaan tidak sesuai
dengan konsep
173
e. Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Kuesioner Tanggapan Siswa
Nama Siswa: __________________________________
Kelas : __________________________________
Sekolah : __________________________________
Setelah kamu mengikuti pembelajaran fisika pada konsep Cahaya dengan
menggunakan LKS berbasis Inkuiri Terstruktur, maka berilah tanggapan
terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara memberi tanda check
(√) pada alternatif tanggapan yang telah tersedia.
No. Pernyataan
Alternatif
Tanggapan
Ya Tidak
1. Saya menjadi tertarik untuk mempelajari konsep fisika
yang lainnya.
2. Saya menjadi senang belajar fisika.
3. Saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari sehingga
tidak memungkinkan nilai raport saya pada mata
pelajaran fisika dapat meningkat.
4. Saya di SMA nanti tetap tidak tertarik masuk jurusan IPA
karena tidak ingin mempelajari konsep fisika lebih lanjut.
** TERIMA KASIH **
174
f. Penilaian Guru terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Petunjuk Pengisian:
Mohon berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan
cara memberi tanda check (√) pada alternatif tanggapan yang telah tersedia.
.No Aspek Butir Penilaian Alternatif
Tanggapan
Komentar
Ya Tidak
16. Didaktik Memberi penekanan pada
proses untuk menemukan
konsep.
17. Mengajak siswa aktif dalam
proses pembelajaran
18. Dapat mengembangkan
kemampuan komunikasi
sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa.
19. Konstruksi Menggunakan bahasa sesuai
dengan tingkat kedewasaan
anak.
20. Bahasa yang digunakan
mengajak siswa interaktif
21. Menggunakan struktur
kalimat yang jelas.
22. Menggunakan kalimat
sederhana dan pendek.
23. Kalimat yang digunakan
mudah dipahami dan tidak
menimbulkan makna ganda.
24. LKS dapat digunakan oleh
anak dengan kecepatan
175
Jakarta, September 2013
Penilai
( )
belajar bervariasi.
25. Menyediakan ruang yang
cukup pada LKS sehingga
siswa dapat menulis atau
menggambarkan sesuatu pada
LKS.
26. Memiliki tujuan belajar yang
jelas serta bermanfaat.
27. Teknis LKS menggunakan huruf
cetak.
28. Keberadaan gambar di dalam
LKS dapat menyampaikan
pesan.
29. Kombinasi antar gambar dan
tulisan adalah menarik.
30. Menggunakan huruf tebal
yang agak besar untuk topik,
bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah.
176
H. Rekapitulasi Penelitian Pendahuluan
1. Data Hasil Respon Siswa
a. Data Jawaban Pertanyaan No.1
Pertanyaan Nama Sekolah Jawaban
Ya Tidak
Dalam
Pembelajaran
fisika, apakah
disekolahmu
menggunakan
LKS?
SMPN 1 Tangerang
Selatan
37
SMPN 2 Tangerang
Selatan
37
SMPN 3 Tangerang
Selatan
40
SMPN 10 Tangerang
Selatan
36
SMPN 11 Tagerang
Selatan
42
SMPN 12 Tangerang
Selatan
30
MTs Nur Asholihat 27
MTs Yaspina 23
MTsN Pamulang 18
MTs Serpong 29
MTs Soebono Mantofani 32
MTs Khazanah Kebajikan 14
Jumlah 365
b. Data Jawaban Pertanyaan No. 2
Pertanyaan Nama Sekolah Jawaban
Jika jawaban
pertanyaan no 1
“ya”,maka apa
jenis LKS yang
digunakan?
SMPN 1 Tangerang
Selatan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam.
Tim penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: CV Pustaka Surya
Tanggerang.
SMPN 2 Tangerang
Selatan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam.
Tim penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: CV Pustaka Surya
Tanggerang.
SMPN 3 Tangerang
Selatan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam.
Tim penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: CV Pustaka Surya
Tanggerang.
177
SMPN 10 Tangerang
Selatan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam.
Tim penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: CV Pustaka Surya
Tanggerang.
SMPN 11 Tangerang
Selatan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam.
Tim penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: CV Pustaka Surya
Tanggerang.
SMPN 12 Tangerang
Selatan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam.
Tim penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: CV Pustaka Surya
Tanggerang.
MTs Nur Asholihat
Judul: Progresif, Ilmu
Pengetahuan Alam
Tim Penyusun:Asih Suroso, dkk
Penerbit: PT Widya Duta
Grafika
MTs Yaspina
Judul: Smart, Ilmu Pengetahuan
Alam Terpadu.
Penyusun: Siti Wahyuni S.Pd
Penerbit: PT Swadaya Murni
MTsN Pamulang Judul: Ilmu Pengetahuan Alam
Tim Penyusun: MGMP IPA
MTsN Pamulang
MTs Serpong Judul: Tegar (Tekun Belajar)
Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu
Tim Penyusun: Drs. Moulyono
Penerbit: Dino Mandiri, Solo.
MTs Soebono Mantofani Judul: Intensif Ilmu
Pengetahuan Alam Terpadu
Tim Penyusun: Sugeng Yuli
Irianto
Penerbit: Usaha Makmur Solo.
MTs Khazanah
Kebajikan
Judul: Cakrawala Ilmu
Pengetahuan
Tim Penyusun: MGMP IPA
SMP
Penerbit: Putra Nugraha.
Tanggerang. Tim penyusun:
MGMP IPA SMP
178
c. Data Jawaban Pertanyaan No.3
Pertanyaan Nama Sekolah
Jawaban
A B
Alasan Jumlah
(orang)
Alasan Jumlah
(orang)
Apa
pendapatmu
tentang LKS
yang kamu
gunakan
dalam
pembelajaran
fisika? (Pilih
salah satu)
a. LKS yang
digunakan
mudah
dipahami.
Alasan........
b. LKS yang
digunakan sulit
dipahami.Alas
an......
SMPN 1
Tangerang
Selatan
-Materinya
lengkap dan
mudah
dipaahami
7 Materinya
kurang lengkap
dan sulit
dipahami
22
Jarang dipakai 8
SMPN 2
Tangerang
Selatan
- Bahasa dan
materi jelas
dan mudah
dipahami
19
- Materinya
kurang lengkap 12
- Menjawab
soal latihan
hanya
memindahkan
dari materi
LKS
4
- Soal latihannya
terlalu sulit
2
SMPN 3
Tangerang
Selatan
- Materinya
mudah
dipahami
37
- Materinya
kurang lengkap 3
SMPN 10
Tangerang
Selatan
- Materinya
mudah
dipahami
23
- Materinya
kurang lengkap 13
SMPN 11
Tangerang
Selatan
-Materinya
mudah
dipahami
14
- Soal latihan
terlalu sulit 4
- Materi kurang
lengkap 14
- Terlalu banyak
rumus dan sulit
dipahami
6
- Penampilan
LKS kurang
menarik
4
SMPN 12
Tangerang
Selatan
- -
- Ada, namun
tidak pernah
dipakai
30
MTs Nur
Asholihat
- Materinya
mudah
dipahami
2
- Terlalu banyak
rumus dan sulit
dipahami
14
- Rumusnya
lengkap 1
- Materi kurang
lengkap
-
8
179
- Penjelasan
kurang
menarik
1
- Jawaban soal
tidak ada di
pilihan
1
MTs Yaspina
- Materi mudah
dipahami 1
- Materi kurang
jelas dan
kurang
lengkap
20
- Soalnya
terlalu sulit
2
MTsN Pamulang -Materinya
ringkas, dan
mudah
dipahami
4 -Gambar
Kurang Jelas
dan materi tidak
lengkap,
jawaban yang
tidak sesuai dan
rumus-rumus
yang kurang
lengkap
14
MTs Khazanah
Kebajikan
- Materinya
mudah
dipahami
-
14 -
-
MTs serpong - Materinya
mudah
dipahami
5 - Terlalu
banyak rumus
dan sulit
dipahami
8
- Materi kurang
lengkap
6
- LKS sangat
susah untuk
dipahami dan
dimengerti
7
- Fisika
pelajaran sulit
3
MTs Soebono
Mantofani
- Materi
mudah
dipahami
4 - Bahasanya
sulit untuk
dipahami
8
- Soalnya sulit 4
- Materi kurang
lengkap
6
- LKS sulit
dipahami
10
180
Jumlah 135 Jumlah 230
Persentase 37% 63%
JUMLAH Seluruh Siswa 365
d. Data Jawaban Pertanyaan No.4
Pertanyaan Nama Sekolah Jawaban
A B
Berdasarkan tabel dibawah ini,
manakah diantara A atau B
kriteriadan urutan LKS yang
baik?(pilih salah satu)
A No Bagian-Bagian LKS
1. SK, KD, dan Indikator
2. Rangkuman materi
3. Kegiatan siswa
4. Soal-soal latihan
B
No Bagian-bagian LKS
1. SK, KD, dan Indikator
2. Petunjuk Belajar Siswa
3. Kegiatan Siswa
4. Kesimpulan Materi
5. Soal-soal latihan
SMPN 1 Tangerang Selatan 5 32
SMPN 2 Tangerang Selatan 33 4
SMPN 3 Tangerang selatan 10 30
SMPN 10 Tangerang Selatan 26 10
SMPN 11 Tangerang Selatan 7 35
SMPN 12 Tangerang Selatan - 30
MTs Nur Asholihat - 27
MTs Yaspina 1 22
MTsN Pamulang 2 16
MTs Serpong 8 21
MTs Soebono Mantofani - 32
MTs Khazanah Kebajikan 3 11
Jumlah 95 270
181
2. Data Hasil Wawancara
Pertanyaan ke 1 Nama Sekolah Jawaban
Apakah Bapak/Ibu
menggunakan LKS
dalam pembelajaran
fisika?
SMPN 1 Tangerang Selatan Ya
SMPN 2 Tangerang Selatan Ya
SMPN 3 Tangerang Selatan Ya
SMPN 10 Tangerang Selatan Ya
SMPN 11 Tangerang Selatan Ya
SMPN 12 Tangerang Selatan Ya
MTsN Pamulang Ya
MTs Serpong Ya
MTs Khazanah Kebajikan Ya
MTs Soebono Mantofani Ya
MTs Yaspina Ya
MTs Nur Asholihat Ya
Pertanyaan ke 2 Nama Sekolah Jawaban
Apakah Jenis LKS
yang digunakan?
SMPN 1 Tangerang Selatan Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tim penyusun: MGMP
IPA SMP
Penerbit: CV Pustaka
Surya Tanggerang.
SMPN 2 Tangerang Selatan Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tim penyusun: MGMP
IPA SMP
Penerbit: CV Pustaka
Surya Tanggerang.
SMPN 3 Tangerang Selatan Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tim penyusun: MGMP
IPA SMP
Penerbit: CV Pustaka
Surya Tanggerang.
SMPN 10 Tangerang Selatan Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tim penyusun: MGMP
IPA SMP
Penerbit: CV Pustaka
Surya Tanggerang.
SMPN 11 Tangerang Selatan Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tim penyusun: MGMP
IPA SMP
Penerbit: CV Pustaka
182
Surya Tanggerang.
SMPN 12 Tangerang Selatan Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tim penyusun: MGMP
IPA SMP
Penerbit: CV Pustaka
Surya Tanggerang.
MTsN Pamulang Judul: Ilmu Pengetahuan
Alam
Tim Penyusun: MGMP
IPA MTsN Pamulang
MTs Serpong Judul: Tegar(Tekun
Belajar) Ilmu
Pengetahuan Alam
Terpadu.
Penyusun: Drs
.Moulyono Penerbit:
Dino Mandiri, Solo.
MTs Soebono Mantofani Judul: Intensif Ilmu
Pengetahuan Alam
Terpadu. Penerbit Usaha
Makmur Solo.
Penyusun Sugeng Yuli
Irianto S.pd
MTs Khazanah Kebajikan Judul: Cakrawala.
Penerbit: Putra Nugraha.
Tanggerang. Tim
penyusun: MGMP IPA
SMP
MTs Yaspina Judul: Smart, Ilmu
Pengetahuan Alam
Terpadu.
Penyusun: Siti Wahyuni
S.Pd
Penerbit: PT Swadaya
Murni
MTs Nur Asholihat Judul: Progresif, Ilmu
Pengetahuan Alam
Tim Penyusun:Asih
Suroso, dkk
Penerbit: PT Widya Duta
Grafika
183
Pertanyaan ke 3 Nama Sekolah Jawaban
Apakah LKS
tersebut membantu
mempermudah
proses pembelajaran
sehingga siswa
semakin mudah
memahami materi
yang diajarkan?
SMPN 1 Tangerang Selatan Sangat membantu, untuk
latihan soal
SMPN 2 Tangerang Selatan Ya, siswa memahami
materi melalui soal-soal,
semakin banyak variasi
soal, semakin mudah
anak memahami materi
SMPN 3 Tangerang Selatan Ya
SMPN 10 Tangerang Selatan Ya, tetapi tergantung
input dari anak itu
sendiri
SMPN 11 Tangerang Selatan Sangat membantu, untuk
penguatan di rumah
SMPN 12 tangerang Selatan Tidak terlalu membantu
karena materi terlalu
singkat
MTsN Pamulang Mempermudah, tetapi
tidak otomatis siswa
lebih mudah mudah
memahami
MTs Serpong Sangat Membantu,
karena anak kurang
tertarik pada buku paket
MTs Soebono Mantofani Sangat membantu,
karena tidak ada media
pembelajarn yang lain
MTs Khazanah Kebajikan Ya
MTs Yaspina Ya
MTs Nur Asholihat Ya, secara praktek dan
teoritis namun kurang
lengkap
Pertanyaan ke 4 Nama Sekolah Jawaban
Apa kriteria LKS
yang baik menurut
Bapak/Ibu yang
tepat digunakan
dalam pembelajaran
fisika?
SMPN 1 Tangerang Selatan Sesuai dengan indikator,
dan tujuan pembelajaran
SMPN 2 Tangerang Selatan Adanya:
- Praktikum sederhana
Soal yang bervariasi
SMPN 3 Tangerang Selatan Ada banyak latihan dan
mempunyai materi yang
jelas
SMPN 10 Tangerang Selatan Yang disusun oleh guru
tersebut dengan panduan
184
silabus dan RPP
SMPN 11 Tangerang Selatan Harus sesuai silabus,
cantumkan buku sumber,
dan banyak terdapat
kegiatan praktikum.
SMPN 12 Tangerang Selatan Adanya:
- Materi sesuai SK, KD,
Indikator
Contoh dalam kahidupan
sehari-hari
MTsN Panulang Materi sesuai SK dan
KD, mempunyai langkah
kerja dan evaluasi
MTs Serpong Sesuai dengan kurikulum
MTs Soebono Mantofani Urutan dalam LKS
sesuai dengan
kurikulum, terdapat
variasi materi, dan soal.
MTs Khazanah Kebajikan Banyak pedoman untuk
praktikum, singkat,
padat, jelas dan sesuai
SK/KD
MTs Yaspina Lebih banyak kegiatan
pembelajaran untuk
siswa
MTs Nur Asholihat Adanya :
- Dasar teori
- Soal
- Paket kerja
Anak harus belajar
fortofolio
Pertanyaan ke 5 Nama Sekolah Jawaban
Bagaimana Sistematika LKS
Bapak/Ibu gunakan?
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
SMPN 1
Tangerang
Selatan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak -
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 2
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 3
Langkah Ada 4
185
Informasi
pendukung
(materi)
Langkah
Kerja
Evaluasi
Kerja
Evaluasi Ada 5
SMPN 2
Tangerang
Selatan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 3
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 4
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 2
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
SMPN 3
Tangerang
Selatan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 4
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 2
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 3
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
SMPN 10
Tangerang
Selatan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 2
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 3
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 4
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
186
SMPN 11
Tangerang
Selatan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak -
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 2
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 3
Langkah
Kerja
Ada 4
Evaluasi Ada 5
SMPN 12
Tangerang
Selatan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 3
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 4
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 2
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
MTsN
Pamulang
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 2
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 3
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 4
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
187
MTs Serpong
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul Ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Ada 3
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 2
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 4
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
MTs Soebono
Mantofani
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul Ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Ada 3
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 2
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 4
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
MTs Khazanah
Kebajikan
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak -
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 2
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 3
Langkah
Kerja
Ada 4
Evaluasi Ada 5
188
MTs Yaspina Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 2
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 3
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 4
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
MTs Nur
Asholihat
Bagian-
bagian
LKS
Keterangan No
urut
Bagian
Judul ada 1
Petunjuk
Belajar
(petunjuk
siswa)
Tidak 3
SK. KD,
indikator
yang akan
di capai
Ada 4
Informasi
pendukung
(materi)
Ada 2
Langkah
Kerja
Ada 5
Evaluasi Ada 6
Pertanyaan ke 6 Nama Sekolah Jawaban
Apakah LKS yang digunakan
bapak /ibu terintegrasi
dengan
pendekatan/model/metode
pembelajaran?
SMPN 1
Tangerang
Selatan
Tidak
SMPN 2
Tangerang
Selatan
Tidak
SMPN 3
Tangerang
Selatan
Tidak
SMPN 10
Tangerang
Selatan
Tidak
SMPN 11
Tangerang
Selatan
Tidak
189
SMPN 12
Tangerang
Selatan
Tidak
MTsN Pamulang Ya
MTs Serpong Tidak
MTs Soebono
Mantofani
Ya
MTs Khazanah
Kebajikan
Ya
MTs Yaspina Tidak
MTs Nur
Asholihat
Ya
Pertanyaan ke 7 Nama Sekolah Jawaban
Jika Jawaban no 6 “ya”,
maka
pendekatan/model/metode
apa yang digunakan?
SMPN 1
Tangerang
Selatan
-
SMPN 2
Tangerang
Selatan
-
SMPN 3
Tangerang
Selatan
-
SMPN 10
Tangerang
Selatan
-
SMPN 11
Tangerang
Selatan
-
SMPN 12
Tangerang
Selatan
-
MTsN Pamulang Pemahaman Konsep dan
Eksperimen
MTs Serpong -
Mts Soebono
Mantofani
Kontekstual, Inquiry, dan
kooperatif
MTs Khazanah
Kebajikan
Pendekatan kontekstual dan
eksperimen
MTs Yaspina -
MTs Nur
Asholihat
Inquiri
190
LAMPIRAN C
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A Hasil Observasi Aktivitas Siswa
B Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
C Hasil Belajar
a. Hasil Pretest
b. Hasil Posttest
c. Hasil Uji Normalitas Chi Square
d. Hasil N-Gain
D Hasil Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
E Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
F Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
191
A Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi pertemuan ke-1
Kelompok Aspek yang Diobservasi
Persiapan
Eksperimen
Pelaksanaan
Eksperimen
Ketermpilan
Diskusi dengan
Kelompok
Penggunaan LKS Kegiatan Akhir
Eksperimen
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
Jumlah 11 10 8 10 10
Persentase
Rata-rata
91,67% 83,3% 67% 83,33% 83,3%
192
Observasi pertemuan ke-2
Kelompok Aspek yang Diobservasi
Persiapan
Eksperimen
Pelaksanaan
Eksperimen
Keterampilan
Diskusi dengan
Kelompok
Penggunaan LKS Kegiatan Akhir
Eksperimen
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
Jumlah 11 10 9 11 11
Persentase
Rata-rata
91,67% 83,3% 75% 91,67% 91,67%
193
Observasi pertemuan ke-3
Kelompok Aspek yang Diobservasi
Persiapan
Eksperimen
Pelaksanaan
Eksperimen
Keterampilan
Diskusi dengan
Kelompok
Penggunaan LKS Kegiatan Akhir
Eksperimen
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
Jumlah 12 11 10 11 11
Persentase
Rata-rata
100% 91,67% 83,3% 91,67% 91,67%
194
B Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Pertemuan Aspek yang Diukur Keterampilan
membuka
pelajaran
Keterampilan guru dalam
mengimplementasikan
pembelajaran problem
solving yang dipadu dengan
LKS dalam mengajarkan
materi.
Penguasaan
Materi
Pembelajaran
Keterampilan
guru dalam
memandu
kegiatan
eksperimen
berdasarkan
LKS.
Kualitas
Penjelasan materi
Keterampilan
menutup
pelajaran
1 3 2 3 2 2 3
2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
Jumlah 9 8 9 8 8 9
Persentase
Rata-rata
100% 91,67% 100% 91,67% 91,67% 100%
Kategori Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali
195
C Hasil Belajar
a. Hasil Pretest
No. Resp Skor
11 25
12 28
13 28
14 30
15 38
16 35
17 28
Dari hasil diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 38 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 18. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel frekuensi setelah
terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang
kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.
1) Rentang (R)
R = Xmax - Xmin
= 38 – 18
= 20
2) Banyaknya Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 x 1,2
= 1+ 4,06
= 5,06
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
3) Panjang Kelas (P)
Sehingga panjang kelas adalah 4
No. Resp Skor
1 25
2 20
3 28
4 28
5 33
6 30
7 18
8 25
9 20
10 28
196
Tabel distribusi frekuensi
No Interval f Fk x x2 f.x f.x
2
1 18 - 21 3 3 19,5 380,25 58,5 1140,75
2 22 - 25 3 6 23,5 552,25 70,5 1656,75
3 26 - 29 6 12 27,5 756,25 165 4537,5
4 30 - 33 2 14 31,5 992,25 63 1984,5
5 34 - 37 2 16 35,5 1260,25 71 2520,5
6 38 - 41 1 17 39,5 1560,25 39,5 1560,25
Jumlah (Ʃ) 17 68 177 5501,5 467,5 13400,25
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
1) Mean (
2) Median (Me)
Kelas median berada pada interval 26-29
(
)
= (
)
=
3) Modus (Mo)
Kelas Modus = frekuensi terbanyak yang berada pada interval 26-29
(
)
= (
)
= 25,5 + 1,7 = 27,2
4) Standar Deviasi (SD)
√
(
)
197
= √
(
)
=√ (
=√ √
b. Hasil Posttest
No. Resp Skor
11 75
12 80
13 45
14 50
15 80
16 70
17 85
Dari hasil diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 85 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 45. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel frekuensi setelah
terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang
kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.
1) Rentang (R)
R = Xmax - Xmin
= 85 – 45
= 40
2) Banyaknya Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 x 1,2
= 1+ 4,06
= 5,06
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
3) Panjang Kelas (P)
Sehingga panjang kelas adalah 8
No. Resp Skor
1 80
2 85
3 75
4 70
5 80
6 85
7 85
8 65
9 60
10 70
198
Tabel distribusi frekuensi
No Interval f Fk x x2 f.x f.x
2
1 45 - 52 2 2 48,5 2352,25 48,5 4704,5
2 53 - 60 1 3 56,5 3192,25 56,5 3192,25
3 61 - 68 1 4 64,5 4160,25 64,5 4160,25
4 69 - 76 5 9 72,5 5256,25 72,5 26281,25
5 77 - 84 4 13 80.5 6480,25 80.5 25921
6 85 - 92 4 17 88,5 7832,25 88,5 31329
Jumlah (Ʃ) 17 48 411 29273,5 1256,5 95588,25
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
1) Mean (
2) Median (Me)
Kelas median berada pada interval 69 -76
(
)
= (
)
=
3) Modus (Mo)
Kelas Modus = frekuensi terbanyak yang berada pada interval 69-76
(
)
= (
)
=68,5 + 6,4 = 74,9
4) Standar Deviasi (SD)
√
(
)
199
= √
(
)
=√ (
=√ √
c. Uji Normalitas Chi Square
1. Uji Normalitas Nilai Pretest
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (Chi square), yaitu:
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. Jika X2 hitung X
2 tabel, data berdistribusi normal
b. Jika X2 hitung > X
2 tabel, data tidak berdistribusi normal
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest
No Interval x f.x f.x2
Batas
Kelas
Z
Batas
Kelas
Luas
Z
Tabel
Et Ot (
1 18 - 21 19,5 58,5 1140,75 17,5 -1,76 0,1054 1,7918 3 0,814
2 22 - 25 23,5 70,5 1656,75 21,5 -1,06 0,2186 3,7162 3 0,2862
3 26 - 29 27,5 165 4537,5 25,5 -0,35 0,2736 4,6512 6 0,3911
4 30 - 33 31,5 63 1984,5 29,5 0,35 0,2186 3,7162 2 0,7925
5 34 - 37 35,5 71 2520,5 33,5 1,06 0,1054 1,7918 2 0,0241
6 38 - 41 39,5 39,5 1560,25 37,5 1,76 0,0324 0,5508 1 0,3663
41,5 2,47
Jumlah (Ʃ) 177 467,5 13400,25 X2 2,6742
Data pada tabel diatas diperoleh melalui langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
Dimana adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
i
i
E
EOX
2
12
200
3. Menentukan luas z tabel.
Z Batas
kelas
-1,76 -1,06 -0,35 0,35 1,06 1,76 2,47
Luas z
tabel
0,4608 0,3554 0,1368 0,1368 0,3554 0,4608 0,4932
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut
a. Kelas 18 – 21
z = 0,4608 – 0,3554 = 0,1054
b. Kelas 22 – 25
z = 0,3554 – 0,1368 = 0,2186
c. Kelas 26 – 29
z = 0,1368+ 0,1368 = 0,2736
d. Kelas 30 – 33
z = 0,3554 – 0,3168 = 0,2186
e. Kelas 34 – 37
f. z = 0,4608 – 0,3554 = 0,1054
g. Kelas 38 – 41
z = 0,4932 – 0,4608 = 0,0324
4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
∑
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2
hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji normalitas
Nilai X2
tabel dengan derajat kebebasan (dk) )=6-1=5 adalah 11,070. Untuk
menguji normalitas data dibandingkan X2
hitung dengan X2 tabel. Didapat bahwa
X2
hitung < X2
tabel .Sehingga data berdistribusi normal.
i
i
E
EOX
2
12
201
2. Uji Normalitas Nilai Posttest
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (Chi square), yaitu:
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. Jika X2 hitung X
2 tabel, data berdistribusi normal
b. Jika X2 hitung > X
2 tabel, data tidak berdistribusi normal
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest
No Interval x f.x f.x2
Batas
Kelas
Z
Batas
Kelas
Luas
Z
Tabel
Et Ot (
1 45 - 52 48,5 48,5 4704,5 44,5 -2,32 0,0353 0,6001 2 3,2656
2 53 - 60 56,5 56,5 3192,25 52,5 -1,69 0,0991 1,6847 1 0,2782
3 61 - 68 64,5 64,5 4160,25 60,5 -1,06 0,1926 3,2742 1 1,5796
4 69 - 76 72,5 72,5 26281,25 68,5 -0,42 0,2421 4,1157 5 0,1900
5 77 - 84 80.5 80.5 25921 76,5 0,20 0,2174 3,6958 4 0,0250
6 85 - 92 88,5 88,5 31329 84,5 0,83 0,1312 2,2304 4 1.4041
92,5 1,46
Jumlah (Ʃ) 411 1256,5 95588,25 X2 6,7425
Data pada tabel diatas diperoleh melalui langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
Dimana adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
Z Batas
kelas
-2,32 -1,69 -1,06 -0,42 0,20 0,83 1,46
Luas z
tabel
0,4898 0,4545 0,3554 0,1628 0,0793 0,2967 0,4279
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut
a. Kelas 45 – 52
z = 0,4898 – 0,4545 = 0,0353
b. Kelas 53 – 60
z = 0,4545 – 0,3554 = 0,0991
i
i
E
EOX
2
12
202
c. Kelas 61 – 68
z = 0,3554- 0,1628 = 0,1926
d. Kelas 69 – 76
z = 0,1628+ 0,0793 = 0,2421
e. Kelas 77 – 84
f. z = 0,2967 – 0,0793 = 0,2174
g. Kelas 85 – 92
z = 0,4279 – 0,2967= 0,1312
4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
∑
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2
hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji normalitas
Nilai X2
tabel dengan derajat kebebasan (dk)=6-1=5 adalah 11,070. Untuk
menguji normalitas data dibandingkan X2
hitung dengan X2 tabel. Didapat bahwa
X2
hitung < X2
tabel .Sehingga data berdistribusi normal.
d. Uji Ngain
No.
Resp
Nilai N-Gain Keterangan
Pretest Posttest
1 25 80 0,7333 Tinggi
2 20 85 0,8125 Tinggi
3 28 75 0,6527 Sedang
4 28 70 0,5833 Sedang
5 33 80 0,7014 Tinggi
i
i
E
EOX
2
12
203
6 30 85 0,7857 Tinggi
7 18 85 0,8170 Tinggi
8 25 65 0,5333 Sedang
9 20 60 0,5000 Sedang
10 28 70 0,5833 Sedang
11 25 75 0,6667 Sedang
12 28 80 0,7222 Tinggi
13 28 45 0,2361 Rendah
14 30 50 0,2857 Rendah
15 38 80 0,6774 Sedang
16 35 70 0,6923 Sedang
17 28 85 0,7917 Tinggi
Dari hasil di atas diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 0,8125
dan nilai minimum (Xmin) adalah 0,2361. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
1) Rentang (R)
R = Xmax - Xmin
= 0,8125 – 0,2361
= 0,5764
2) Banyaknya Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 3,3 x 1,2
= 1+ 4,06
= 5,06
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
3) Panjang Kelas (P)
204
Tabel distribusi frekuensi
No Interval f Fk x x2 f.x f.x
2
1 0,2360 –
0,335
2 2 0,2855 0,0815 0,571 0,1630
2 0,336 – 0,435 0 2 0,3855 0,1486 0 0
3 0,436 – 0,535 2 4 0,4855 0,2357 0.971 0,4714
4 0,536 – 0,635 2 6 0,5855 0,3428 1,171 0,6856
5 0,636 – 0,735 7 13 0,6855 0,4699 4,7985 3,2893
6 0,736 – 0,835 4 17 0,7855 0,6170 3,142 2,468
Jumlah (Ʃ) 17 44 3,213 1,8955 10,6535 7.0773
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
1) Mean (
2) Median (Me)
Kelas median berada pada interval 0,636 - 0,735
(
)
= (
)
= (
3) Modus (Mo)
Kelas Modus = frekuensi terbanyak yang berada pada interval 0,636 – 0,735
(
)
= (
)
=0,136 + 0,0625 = 0,1985
205
4) Standar Deviasi (SD)
√
(
)
= √
(
)
=√ (
=√ √
206
D Hasil Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Memahami Masalah = A Menyelesaikan Masalah= B Melakukan pengecekan=C
NO LKS Penilaian Kelompok Memaha
mi
Masalah
Menyelesai
kan
Masalah
Melakukan
Pengecekkan I II III IV
A B C A B C A B C A B C
1 LKS I 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 75% 100% 83,33%
2 LKS II 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 91,67% 83,33% 91,67%
3 LKS III 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 83,33% 83,33% 83,33%
4 LKS IV 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 91,67% 83,33% 83,33%
5 LKS V 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 83,33% 75% 83,33%
207
E Hasil Respon Siswa Terhadap Pelajaran Fisika
No
Resp
Tujuan Motivasi Jumlah
1 2 3 4
1 1 1 0 0 2
2 1 1 0 0 2
3 1 1 0 0 2
4 1 1 0 0 2
5 1 1 0 0 2
6 1 1 0 0 2
7 1 1 1 0 3
8 1 1 1 0 3
9 1 1 1 0 3
10 1 1 1 0 3
11 1 1 0 0 2
12 1 1 0 0 2
13 0 0 0 1 1
14 1 0 0 1 2
15 0 0 0 0 0
16 1 0 0 1 2
17 0 0 0 1 1
JML 14 12 4 4 34
26 8
No. Pernyataan Alternatif Tanggapan
Ya Tidak
1. Saya menjadi tertarik untuk mempelajari
konsep fisika yang lainnya.
2. Saya menjadi senang belajar fisika.
3. Saya merasa konsep fisika tetap sulit
dipelajari sehingga tidak memungkinkan
nilai raport saya pada mata pelajaran fisika
dapat meningkat.
4. Saya di SMA nanti tetap tidak tertarik
masuk jurusan IPA karena tidak ingin
mempelajari konsep fisika lebih lanjut.
208
F Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
No Aspek Butir Penilaian Penilaian Jumlah
Nilai
Nilai
Tertinggi
Persentase
5 4 3 2 1
1. Didaktik Memberi penekanan pada proses untuk
menemukan konsep.
2 4 2 32 40 80%
2. Mengajak siswa aktif dalam proses
pembelajaran
5 3 37 40 92.5%
3. Dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa.
3 4 1 34 40 85%
4. Konstruksi Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak.
3 5 35 40 87,5%
5. Bahasa yang digunakan mengajak siswa
interaktif.
4 3 1 35 40 87,5%
6. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. 3 3 2 33 40 82,5%
7. Menggunakan kalimat sederhana dan pendek. 5 3 37 40 92,5%
8. Kalimat yang digunakan mudah dipahami
dan tidak menimbulkan makna ganda.
2 5 1 31 40 77,5%
9. LKS dapat digunakan oleh anak dengan
kecepatan belajar bervariasi.
4 4 28 40 70%
10. Menyediakan ruang yang cukup pada LKS
sehingga siswa dapat menulis atau
menggambarkan sesuatu pada LKS.
2 4 2 32 40 80%
11. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta
bermanfaat.
4 4 36 40 90%
12. Teknis LKS menggunakan huruf cetak. 5 3 37 40 92,5%
13. Keberadaan gambar di dalam LKS dapat
menyampaikan pesan.
3 4 1 32 40 80%
14. Kombinasi antar gambar dan tulisan adalah 3 3 2 33 40 82,5%
209
menarik.
15. Menggunakan huruf tebal yang agak besar
untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah.
5 3 37 40 92,5%
Rata-Rata 84,83%
top related