pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa...
Post on 07-Mar-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD)
TAHUN 2009
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: Lintang Wulansari NIM: 105103003420
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H/2009M
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN
CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: Lintang Wulansari NIM: 105103003420
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H/2009M
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 November 2009
Lintang Wulansari
ii
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh: Lintang Wulansari NIM: 105103003420
Pembimbing
dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, SpGK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H/2009M
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009 yang diajukan oleh Lintang Wulansari (NIM: 105103003420), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 13 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 13 November 2009
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang Pembimbing Penguji
dr.Erfira,SpM dr.Francisca A.T.MS,SpGK dr.Witri Ardini,SpGK
PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof.Dr(hc).dr.M.K.Tadjudin,SpAnd Dr.dr.Syarief Hasan Lutfie,SpRM
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, tiada tempat untuk mengucapkan rasa syukur
selain kepada-MU yaa Rabb, Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya peneliti
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul ”Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang
Makanan Cepat Saji (Fast food) Tahun 2009”. Shalawat serta salam peneliti
haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti telah mencurahkan pikiran
dan kemampuan yang dimiliki. Namun tetap ada hambatan dan kendala yang
harus dilewati baik dalam hal pengambilan dan pengolahan data maupun
penyusunan laporan ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang
berhubungan dengan penelitian ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut,
diantaranya adalah:
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd dan Drs. H. Achmad Gholib,
MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN SH Jakarta.
2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM, selaku Kaprodi PSPD FKIK UIN SH
Jakarta.
3. Dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, SpGK, selaku dosen pembimbing
penelitian.
4. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika UIN SH Jakarta
yang telah memberikan bekal ilmu.
v
5. Bapak Amrullah H, SAg, SS, MA selaku kepala Perpustakaan FKIK UIN
SH Jakarta beserta karyawan yang telah membantu memberikan pinjaman
literatur.
6. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Ir. H. Agus Susewo, MM dan
Ibunda Sri Mulyati.
7. Kakak-kakak dan adik peneliti, Jagad Prayogo, ST, Wahyu Sulistiowati,
SE beserta suami, dan Diah Setioningrum.
8. Teman-teman seangkatan dan adik-adik kelas di PSPD FKIK UIN SH
Jakarta, terutama Arifa Arindina, Nurul Huda, Retno Tri Harsanti,
Rizkiani Juleshodia W, Siti Syarifah, Alfuu Nur, Ika Triayunika dan Fajar
Afifatur Rahmah.
9. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
penelitian ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya penelitian ini masih terdapat kekurangan
dan belum sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak yang membutuhkan serta dapat memperkaya dan
mengembangkan khasanah ilmu kedokteran. Amin Yaa Rabbal Alamin.
Jakarta, 13 November 2009
Peneliti
vi
ABSTRAK
Lintang Wulansari. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa PSPD UIN SH Jakarta tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food) Tahun 2009.
Fast Food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam. Konsumsi fast food ditambah kehidupan yang disertai stress dan berkurangnya aktivitas fisik, mulai menunjukkan dampaknya dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food. Semakin tingginya tingkat konsumsi fast food meningkatkan ancaman bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food).
Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengetahuan, sikap dan perilaku didapatkan berdasarkan pertanyaan kuesioner.
Hasil penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang fast food sebanyak 201 responden (90.5%), tingkat sikap baik sebanyak 214 responden (96.4%), dan perilaku yang kurang sebanyak 127 responden (57.2%).
Kata kunci: makanan cepat saji, mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengetahuan, sikap dan perilaku.
vii
ABSTRACT
Lintang Wulansari. Medical Science Study Program. Knowledge, Attitudes and Behavior of Students from Medical Science Study Program, Faculty of Medicine and Health Science, Islamic State University of Syarif Hidayatullah Jakarta on Fast Food Year 2009.
Fast food is consumed instantly. Fast food has a characteristic of imbalanced nutrient content. Most contain high calories, but very low in fiber. It is also high in fat (including cholesterol), sugar and salt contents. The consumption of fast food with the addition of stress of life and reduction in physical activity, began to show its effects by increasing the occurence of overnutrition or obesity. In the long term, obesity leads to various diseases, such as diabetes and coronary heart disease. According to research conducted by the Health Education Authority, the age of 15-34 years are the most consumers who choose fast food menus. Increasing levels of consumption of fast food increase the threat of health hazards that may be incurred.
The purpose of this study was to determine the levels of knowledge, attitudes and behavior of students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta to fast food.
This descriptive research was conducted using cross-sectional design. The sample used was total sampling, ie all students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Knowledge, attitude and behavior questions were obtained by questionnaire.
Most respondents have a good level of knowledge about the fast food which are as much as 201 respondents (90.5%); those with good manners are as much as 214 respondents (96.4%), and wits bad behavior are as much as 127 respondents (57.2%).
Keywords: Fast food, students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, knowledge, attitudes and behavior.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN............................................................... ........... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
ABSTRAK..................................................................................................... vii
ABSTRACT....................................................................................... ........... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum...................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................... 2
1.4 Manfaat.......................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori.............................................................. 4
2.2 Kerangka Konsep........................................................... 17
2.3 Definisi Operasional...................................................... 17
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian........................................................... 19 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................ 19
ix
3.3 Populasi dan Sampel..................................................... 19 3.4 Cara Kerja Penelitian.................................................... 20
3.5 Manajemen Data........................................................... 21
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................. 31
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN.................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 43
LAMPIRAN................................................................................................... 45
x
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Klasifikasi BB berdasarkan IMT untuk orang Asia Dewasa
9
2. Tabel 2.3 Definisi Operasional 17
3. Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan
19
4. Tabel 3.2 Penilaian Pertanyaan Sikap 26
5. Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 30
6. Tabel 4.1.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Angkatan, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
31
7. Tabel 4.1.2 Sebaran Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food)
32
8. Tabel 4.1.3 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food)
33
9. Tabel 4.1.4 Persentase Masukan Kalori Fast Food Yang Dimakan Berdasarkan FFQ Terhadap Kebutuhan Kalori Harian
33
10. Tabel 4.1.5 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan,Tingkat Sikap dan Tingkat Perilaku
34
11. Tabel 4.1.6.1 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Pengetahuan tentang Fast Food
35
12. Tabel 4.1.6.2 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Pengetahuan tentang Fast Food
35
13. Tabel 4.1.6.3 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Sikap tentang Fast Food
36
14. Tabel 4.1.6.4 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Sikap tentang Fast Food
36
15. Tabel 4.1.6.5 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Perilaku tentang Fast Food
37
16. Tabel 4.1.6.6 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Perilaku tentang Fast Food
37
17. Tabel 4.1.6.7 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Sikap 38
xi
Responden tentang Fast Food
18. Tabel 4.1.6.8 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food
38
19. Tabel 4.1.6.9 Gambaran Antara Sikap Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food
38
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Kerangka Konsep 17
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan 45
2. Lampiran 2 Kuesioner 46
3. Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Penulis 56
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan di bidang ekonomi terutama di perkotaan menyebabkan
perubahan pada gaya hidup, antara lain perubahan pola makan ke fast food. Fast
food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food
memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori
tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk
kolesterol), gula dan garam. Konsumsi fast food ditambah kehidupan yang disertai
stress dan berkurangnya aktivitas fisik, mulai menunjukkan dampaknya dengan
meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Dalam jangka panjang, obesitas ini
memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner
(Hermina, 1997).
Obesitas saat ini sudah menjadi masalah global. Kecenderungannya
meningkat tidak hanya di negara-negara maju tapi di negara-negara berkembang.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara
maju seperti Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa sangat tinggi.
Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Di wilayah Asia Pasifik, gejala ini
juga mulai berkembang, terutama di wilayah perkotaan. Beberapa kasus obesitas
ditemukan sejak usia anak-anak. Di Malaysia, Cina dan Jepang, sekitar 5-17%
kasus obesitas terjadi pada golongan usia yang relatif muda yaitu 6-14 tahun. Di
Indonesia, kecenderungan obesitas pada balita terjadi baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Pada anak laki-laki sebesar 4,6% dan pada anak perempuan sebesar
5,9% (Siswono, 2002).
Selain berkalori tinggi, makanan cepat saji (fast food) ternyata juga
memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam survei yang dilakukan oleh CASH
(Consensus Action on Salt and Health), Inggris, asupan garam pada fast food dua
kali lebih tinggi dari batas konsumsi harian garam pada orang dewasa, dan empat
kali lebih tinggi pada batas konsumsi untuk anak-anak. Hasil survei ini
menunjukkan makanan tersebut tidak sehat karena mengandung garam sangat
2
tinggi. Konsumsi garam berlebih akan menyebabkan tekanan darah tinggi
(hipertensi), stroke dan risiko serangan jantung
(http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0710/19/142219.htm).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority,
usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food.
Walaupun di Indonesia belum ada data pasti, keadaan tersebut dapat dipakai
sebagai rentang usia golongan pelajar dan pekerja muda (Siswono, 2002).
Semakin tingginya tingkat konsumsi fast food dan ancaman bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkannya, membuat peneliti ingin mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tentang fast food tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food) ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food)
sehingga dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang manfaat
makanan yang bergizi dan seimbang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya karakteristik mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang meliputi usia, angkatan, jenis kelamin, dan Indeks Masa
Tubuh (IMT).
3
2. Diketahuinya kebiasaan mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food).
3. Diketahuinya sumber informasi mengenai makanan cepat saji (fast food)
pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Diketahuinya tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
1. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sebagai sarjana
kedokteran.
2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama menjalani
pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah.
3. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan peneliti.
1.4.2 Bagi Subyek
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
makanan cepat saji (fast food).
1.4.3 Bagi Masyarakat
1. Memberikan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
makanan cepat saji (fast food).
1.4.4 Bagi Institusi
1. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan staf
pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah.
2. Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai makanan cepat
saji (fast food).
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Nutrisi (Gizi)
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi (Supriasa, 2001).
Makanan merupakan substansi yang kompleks. Sebuah makanan yang
optimal mengandung, di samping air yang cukup, juga kalori yang adekuat,
protein, lemak, mineral dan vitamin. Nutrisi penting tersebut dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok utama menurut senyawanya. Kelompok pertama
disebut sebagai makronutrien, yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk energi
dan perawatan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Kelompok kedua
adalah mikronutrien, dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk membantu proses
metabolisme tubuh agar dapat berlangsung dengan baik yaitu vitamin, mineral,
enzim, asam lemak esensial, asam amino dan senyawa penting lainnya (Ganong,
2002).
2.1.2 Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat
digunakan dalam bentuk gula bersama oksigen menghasilkan energi dalam ukuran
satuan kalori. Dari bentuk senyawanya, karbohidrat dibedakan menjadi
karbohidrat sederhana yang langsung digunakan sebagai sumber energi, dan
karbohidrat kompleks, yang dipecah menjadi gula melalui proses pencernaan,
serta serat yang tidak dicerna dan diserap tubuh (Nix, 2005).
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, sedangkan fungsi penting karbohidrat (kelompok polisakarida) adalah
sebagai pelindung lemak dari oksidasi tak sempurna menjadi senyawa keton yang
beracun bagi tubuh. Senyawa racun tersebut dikeluarkan melalui urin dengan
5
mengikat ion natrium, sehingga pH cairan tubuh akan turun dengan akibat
terjadinya ketosis dan asidosis yang berbahaya bagi kesehatan. Karbohidrat
(kelompok serat) juga membantu membersihkan sampah hasil pencernaan yang
dikeluarkan sebagai feses (Nix, 2005).
Satu gram karbohidrat dihasilkan sebesar 4 kkal. Anjuran dari WHO
(1990) untuk mengkonsumsi karbohidrat adalah sekitar 55-75% dari total
kebutuhan energi. Dengan lebih banyak asupan karbohidrat, kita dapat
menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi. Sebaliknya, protein itu
akan digunakan sebagai unsur pembangun jaringan (Olivia, 2004).
Metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan
berlangsung melalui proses glikolisis, respirasi selular, siklus asam sitrat, dan
rantai transpor elektron (Marks, 2000).
Secara keseluruhan proses metabolisme glukosa akan menghasilkan
produk samping berupa CO2 dan H2O. Karbon dioksida dihasilkan dari siklus
asam sitrat sedangkan H2O dihasilkan dari proses rantai transport elektron.
Melalui proses metabolisme, energi kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP
dan kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas ini merupakan inti dari
proses metabolisme energi. Melalui proses glikolisis, siklus asam sitrat dan proses
rantai transpor elektron, sel-sel yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk
mengunakan dan menyimpan energi yang dikandung dalam bahan makanan
sebagai energi ATP. Secara umum proses metabolisme secara aerobik akan
mampu untuk menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan proses
secara anaerobik. Dalam proses metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk
sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2 buah
ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini akan mampu untuk
menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya (Marks, 2000).
2.1.3 Protein
Seperlima dari jaringan tubuh (otot, tulang, kulit dan jaringan yang lain)
adalah protein. Protein adalah unit pembangun yang dikenal dengan asam amino.
Asam amino adalah rantai sekuense untuk membentuk protein yang spesifik.
Setiap asam amino berikatan dengan sebuah peptida (Nix, 2005).
6
Fungsi protein adalah sebagai bahan pembentuk enzim, hormon,
hemoglobin, sel antibodi, jaringan sistem saraf (neurotransmiter), jaringan
pembangun dan sel tubuh, memperbaiki dan menjaganya dari kerusakan. Protein
juga menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai penyangga (buffer) pH
tubuh (Nix, 2005).
Bila keadaan darurat terjadi (tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak),
protein juga digunakan sebagai bahan energi dengan resiko terganggunya
perawatan jaringan tubuh. Sebagai sumber energi, setiap gram protein
menghasilkan 4 kkal (Olivia, 2004).
Karena masing-masing dari ke dua puluh asam amino memiliki struktur
tersendiri, maka jalur metabolismenya pun berbeda-beda. Sebelas di antara 20
asam amino tersebut dapat dibentuk di dalam tubuh (aa non esensial), sedangkan
sembilan asam amino harus tersedia dalam makanan (aa esensial). Ketika asam
amino mengalami penguraian, karbonnya diubah menjadi: CO2, senyawa yang
menghasilkan glukosa di hati, dan badan keton atau prekursornya. Ketika karbon
asam amino diubah menjadi glukosa, nitrogen asam amino diubah menjadi urea
melalui siklus urea (Marks, 2000).
2.1.4 Lemak
Di dalam makanan, lemak memberikan rasa kenyang lebih lama, rasa
lezat, bentuk persediaan makanan yang ada didalam tubuh. Sebagai sumber
energi, setiap gram lemak memberikan energi sebesar 9 kkal. Seperti halnya
karbohidrat, lemak menghemat protein daripada digunakan sebagai energi.
Anjuran dari WHO untuk konsumsi lemak adalah sekitar 15-30% dari kebutuhan
energi total dengan dua pertiganya adalah lemak jenuh dan sisanya lemak tak
jenuh (Olivia, 2004).
Fungsi lemak yang terpenting adalah sebagai bahan pembentuk jaringan
dan senyawa lain dalam proses metabolisme tubuh. Lemak juga dapat berfungsi
sebagai pelindung organ penting (jantung, hati dan ginjal) dari goncangan,
benturan dan bahaya lainnya, juga memelihara suhu tubuh dengan menjaga
kehilangan panas tubuh. Selain itu, lemak juga sebagai alat pengangkut nutisi
7
larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan pelumas untuk membantu pengeluaran
sampah makanan hasil pencernaan (Olivia, 2004).
Asam lemak dibentuk apabila terjadi kelebihan kalori dalam makanan.
Sumber karbon utama untuk pembentukan asam lemak adalah karbohidrat
makanan. Kelebihan kalori dari protein makanan juga dapat mendorong
pembentukan asam lemak (Olivia, 2004).
Lemak dari makanan dipecah dalam proses pencernaan menjadi asam
lemak, yang dari sifatnya dibedakan menjadi asam lemakjenuh dan asam lemak
tak jenuh (Nix, 2005).
Asam lemak yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai
bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Triasilgliserol,
lemak utama dalam makanan terutama dicerna didalam lumen usus. Produk-
produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasilgliserol didalam sel
epitel usus, yang dikemudian dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai
kilomikron, dan disekresikan kedalam limfe. Akhirnya, kilomikron masuk
kedalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein dalam darah (Nix,
2005).
2.1.5 Sistem Energi Manusia
Tubuh manusia memerlukan energi yang tetap untuk menunjang aktivitas
hidup dan kesehatan (Olivia, 2004).
Pada umumnya kata yang digunakan untuk mengukur energi adalah kalori.
Kalori berarti jumlah energi yang dimakan atau dikeluarkan pada aktivitas fisik.
Nutrisi pada manusia sering dalam istilah kilokalori (1000 kalori). Satu kilokalori
adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 kg air pada 10C.
Satuan internasional untuk energi adalah joule (J). Satu kilokalori sama dengan
4.184 kJ (Olivia, 2004).
Untuk menghitung kebutuhan kalori dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
Kebutuhan kalori untuk laki-laki = Berat badan ideal x 25 kal
Kebutuhan kalori untuk perempuan = Berat badan ideal x 30 kal
8
Sedangkan berat badan ideal dihitung dengan rums Broca, yaitu : (tinggi
badan – 100) – 10%.
Dengan perhitungan seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun
kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai
dengan kebutuhan kalorinya untuk berat badan yang ideal (Olivia, 2004).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun
keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-
penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena
itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara
berkesinambungan (www. artikel-kesehatan-online.com).
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang
dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih
akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai
usia harapan hidup yang lebih panjang. Dengan IMT akan diketahui apakah berat
badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya
untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan (www. artikel-kesehatan-online.com).
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = _________________________________
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Sebagai acuan dipakai klasifikasi IMT untuk orang dewasa menurut
WHO-Regional Office for the Western Pasific 2000 (WHO-WPRO 2000).
9
Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT untuk orang Asia Dewasa menurut WHO-Regional Office for the Western Pasific 2000 (WHO-WPRO 2000)
Kategori IMT
BB kurang
BB normal
BB lebih
Obesitas 1
Obesitas 2
< 18,5
18,5 – 22,9
23,0 – 24,9
25,0 – 29,9
> 30,0
2.1.6 Kebiasaan Makan
Kebiasan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih
pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,
psikologis, dan social budaya (Suhardjo, 1989). Perubahan kebiasaan makan dapat
disebabkan oleh factor pendidikan gizi dan kesehatan serta aktivitas pemasaran
atau distribusi pangan. Kebiasaan makan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan
aktivitas remaja sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan
remaja tersebut. Remaja mulai dapat memilih dan mempersiapkan makanan untuk
mereka sendiri, dan biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal
dari luar rumah seperti fast food (Worthington, 2000).
2.1.7 Fast food
Fast food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast
food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung
kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk
kolesterol), gula dan garam (Hermina, 1997).
10
Fast food merupakan makanan yang disiapkan dalam waktu singkat
(kurang dari 1 menit setelah pemesanan). Menu yang ditawarkan dalam restoran
fast food umumnya terbatas, dan sebagian besar sistem pelayanannya berupa self-
service by costumer. Selain itu, fast food didefinisikan sebagai makanan yang
dapat dikonsumsi secara cepat (Yuliati, 1998).
Secara umum, fast food dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fast
food yang berasal dari luar negeri yang lebih dikenal dengan sebutan fast food
modern seperti McDonald’s, KFC, Texas fried chicken, pizza hut, A&W, serta
fast food tradisional (lokal) seperti rumah makan padang, warung tegal, bakul
sunda dan lainnya yang biasa menyediakan makanan seperti pecel lele, ayam
bakar, baso, somay dan lainnya (Karnaeni, 2005).
Fast food biasanya mengandung zat gizi yang terbatas atau rendah,
diantaranya adalah kalsium, riboflavin, vitamin A, magnesium, vitamin C, folat
dan serat. Selain itu, kandungan lemak dan natrium cukup tinggi dalam berbagai
fast food (Worthington, 2000). Sebagai contoh, komposisi nutrisi pada hamburger
McDonald’s mengandung 250 kalori, lemak total 9 g, kolesterol 25 mg, garam
520 mg, karbohidrat 31 g, serat 2 g, gula 6 g, protein 12 g, vitamin A 0 mg,
vitamin C 2 mg, kalsium 10 mg, zat besi 15 mg. Kebutuhan kolesterol harian
sebesar 9 mg sedangkan kolesterol yang terkandung dalam hamburger 25 mg,
kebutuhan garam harian sebesar 22 mg sedangkan garam dalam hamburger 520
mg, kebutuhan serat harian sebesar 6 g sedangkan serat dalam hamburger 2 g.
Dari data tersebut dapat dilihat, hamburger memiliki kandungan kolesterol dan
garam yang tinggi, sedangkan kandungan seratnya rendah
(http://nutrition.mcdonalds.com).
Fast food yang berasal dari pangan hewani ternak sebagai menu utama
merupakan pangan sumber lemak dan kolesterol. Fried chicken yang umumnya
digoreng dengan kulitnya mengandung kolesterol cukup tinggi (Khomsan, 2004).
Sepotong ayam goreng bagian paha bawah (drumstick) KFC mengandung 130
kalori, lemak total 21 g, karbohidrat 1 g dan serat 0 g (http://mobile.kfc.com).
Lemak dan kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh kita, namun bila
dikonsumsi berlebihan akan mendatangkan gangguan kesehatan seperti terjadinya
11
penyumbatan pembuluh darah. Konsumsi lemak sebaiknya dibatasi maksimum
25% dari kebutuhan kalori total atau sekitar 500-550 kal dan 300 mg/orang/hari
untuk kolesterol (Khomsan, 2004).
Ketidakseimbangan gizi dalam tubuh dapat terjadi jika fast food dijadikan
sebagai pola makan setiap hari. Kelebihan kalori, lemak dan natrium akan
terakumulasi di dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit
seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, aterosklerosis dan DM serta
obesitas. Namun konsumsi pangan tersebut tidak akan merugikan jika disertai
dengan menu seimbang, frekuensi yang rendah dan disertai dengan aktivitas fisik/
olahraga yang teratur dan disesuaikan dengan usia (Mahdiyah, Zulaikah dan Asih,
2004).
Serat yang rendah dapat menimbulkan masalah pencernaan. Serat
dibutuhkan tubuh untuk membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi
kemungkinanan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan
kadar kolesterol dan gula darah (Siswono, 2002).
Akibat tingginya kandungan kalori dalam fast food (terutama dalam
bentuk karbohidrat, lemak dan protein), menyebabkan bila dikonsumsi secara
sering dan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan masalah obesitas atau
kegemukan. Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai
penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner. Selain itu, kadar garam yang tinggi
(kadar natrium yang tinggi) dalam fast food akan memicu terjadinya hipertensi.
Berdasarkan rekomendasi pemerintah Inggris, kadar maksimal garam yang boleh
dikonsumsi setiap harinya adalah 6 gram untuk dewasa, 5 gram untuk anak
berusia 7-10 tahun, serta 3 gram untuk anak berusia 4-6 tahun (Siswono, 2002).
Fast food tidak harus dihindari, tapi dibatasi. Tidak dikonsumsi setiap hari,
tetapi sebaiknya cukup sekali atau 2 kali sebulan. Pada prinsipnya, segala sesuatu
bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan
aman bagi kesehatan tubuh. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu
dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga
12
secara teratur akan memberikan hasil lebih optimal pada kesehatan tubuh
(Siswono, 2002).
2.1.8 Survey konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makan
dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat
kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap konsumsi makanan tersebut (Supriasa, 2001).
Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan kuesioner yang
menggambarkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi beberapa jenis
makanan dan minuman. Frekuensi konsumsi makanan dilihat dalam satu bulan.
Kelebihan FFQ yaitu dapat diisi sendiri oleh responden, relatif murah, data usual
intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari. Keterbatasan
FFQ yaitu kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih
oleh responden, dan tergantung pada kemampuan responden untuk
mendeskripsikan dietnya (Supriasa, 2001).
2.1.9 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
2.1.9.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah pengenalan, kesadaran dan pemahaman. Dapat juga
berarti segala sesuatu yang telah diamati dan dimengerti oleh pikiran; ilmu
pengetahuan; pengertian (Wawolumaya, 2001). Pengetahuan juga merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Asal usul pengetahuan menurut Luthan adalah pengalaman, informasi
yang ada dan generalisasi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: orang akan
percaya sesuatu berdasarkan pada apa yang telah mereka alami, informasi yang
ada juga akan mempengaruhi (menambah) pengetahuannya (Wawolumaya, 2001).
Pengetahuan memiliki beberapa tingkatan, sebagai berikut (Notoatmodjo,
2007) :
13
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden (Notoatmodjo, 2007).
2.1.9.2 Sikap
Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden berdasarkan pendirian,
pendapatan dan keyakinan individu tersebut (Wawolumaya, 2001). Sikap juga
merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).
Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
14
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi itu masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,
2007).
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok, antara lain (Notoatmodjo, 2007):
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).
Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, sebagai berikut (Notoatmodjo,
2007):
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka kemungkinan
besar bersikap baik dan bahkan perilaku yang baik pula (Notoatmodjo, 2007).
15
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Dapat melalui wawancara atau angket (Notoatmodjo, 2007).
2.1.9.3 Perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam
gerakan, tidak hanya badan atau ucapan. Sedangkan batasan-batasan perilaku
menurut Chaplin adalah respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang
dilakukan suatu organisme, secara khusus merupakan bagian dari kesatuan pola
reaksi suatu perbuatan atau aktivitas, suatu gerak atau kompleks gerak-gerik
(Wawolumaya, 2001).
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2007).
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat dialami dan bahkan dipelajari. Perilaku
tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk
mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan
adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut.
Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia (Notoatmodjo, 2003).
Cattle merumuskan bahwa perilaku sebagai respon merupakan fungsi dari
situasi dan kepribadian. Berperan sebagai stimulus adalah yang merupakan faktor
eksternal yang dalam hal ini dapat berupa faktor-faktor sosial budaya, ekonomi,
dan sebagainya. Sedangkan faktor internal adalah kepribadian yang berasal dari
dalam individu itu sendiri. Kepribadian dapat berupa nilai-nilai maupun sikap
(Wawolumaya, 2001).
16
Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar
belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni: faktor-faktor predisposisi
seperti pengetahuan, sikap, dan sebagainya, faktor-faktor yang mendukung seperti
ketersediaan sumber/fasilitas dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong
seperti sikap dan perilaku petugas (Notoatmodjo, 2003).
Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik atau
tindakan memiliki beberapa tindakan, sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007):
1. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan ssuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua
3. Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga.
4. Adaptasi
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
17
1.2 Kerangka Konsep
Pengetahuan Sikap Perilaku
Enviroment Host:- Usia- Angkatan- Jenis Kelamin- IMT
Agen:Jenis Makanan
Sumber Informasi
Keterangan:
Variabel independen
Variabel Dependen
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
2.3 Definisi Operasional
Tabel 2.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
1. Usia Lamanya hidup
Usia yang sesuai
dengan tanggal
lahir pada kartu
tanda penduduk.
Bilangan bulan
tahun yang lebih
dibulatkan
berdasarkan ulang
tahun terakhir.
Kuesioner Interval 1. <19 thn
2. 18-22 thn
3. >22 thn
18
(Lanjutan)
2. Berat Badan (BB)
Besarnya bobot badan seseorang
Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak
Timbang-an injak
Numerik Hasil berdasarkan
pengukuran dalam
satuan kg
3. Tinggi Badan (TB)
Seberapa tingginya seseorang
Pengukuran tinggi badan posisi berdiri
Pengukur tinggi badan
Numerik
Hasil berdasarkan
pengukuran dalam
satuan m
4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Perban-dingan antara berat badan dan tinggi badan seseorang
Memasukkan data BB dan TB ke rumus IMT
Rumus IMT =
BB (kg)
TB2 (m2)
Ordinal 1. Under weight
(kurus)
2. Normal
3. Over weight
(gemuk)
4. Obesitas 1
5. Obesitas 2
5. Pengetahu-an Tentang Fast food
Seberapa tinggi tingkat pengetahu-an tentang fast food
Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
6. Sikap
Terhadap
Fast food
Kecender
ungan
untuk
memakan
fast food
Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
7. Perilaku
Terhadap
Fast food
Kebiasaan
memakan
fast food
Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
8. Sumber
Informasi
Segala
media
sumber
pengetahu
an
Wawancara Kuesioner 1. Elektronik
2. Media cetak
3. Orang lain
4. Institusi
pendidikan
5. Tidak pernah
19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada bulan Oktober 2009.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling, yaitu
semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan
Angkatan Jumlah
2005
2006
2007
2008
2009
55
53
64
68
55
Jumlah 295
20
3.4 Cara Kerja Penelitian
3.4.1 Kriteria Penelitian
a. Kriteria Inklusi
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Kriteria Eksklusi
1. Tidak mendapat persetujuan dari peserta sebagai subyek penelitian.
2. Mahasiswa yang tidak hadir pada saat pengambilan data dilakukan.
c. Kriteria Drop Out
1. Pengisian kuesioner tidak lengkap.
3.4.2 Metode Pengumpulan data
1. Wawancara
Pada kegiatan wawancara terdapat beberapa formulir meliputi:
• Surat persetujuan kesediaan ikut penelitian.
• Kuesioner yang berisi pengetahuan, sikap dan perilaku tentang makanan
cepat saji (fast food).
• Formulir yang berisi pertanyaan tentang frekuensi, jumlah dan jenis
makanan tertentu yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir (FFQ semi
kuantitatif) sebelum penelitian.
2. Pemeriksaan antropometri
a. Pengukuran BB
Pengukuran BB menggunakan alat timbangan merek metro dengan
ketelitian 0,1 kg. Sebelum dilakukan pengukuran, alat timbang ditera terlebih
dahulu. Pengukuran diambil sekali, pada subjek yang akan diukur tidak dilakukan
koreksi terhadap berat pakaian dan tidak menggunakan alas kaki. Posisi saat
21
pengukuran adalah berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan dan dalam
keadaan tenang.
b. Pengukuran TB
Pengukuran TB dilakukan dengan menggunakan alat microtoise dengan
ketelitian 0,1 cm. Alat tersebut digantungkan pada dinding setinggi 2 meter dari
lantai dengan satuan sentimeter tepat pada posisi nol. Pada waktu pengukuran
subjek dalam keadaan berdiri tegak lurus pada lantai datar, tegak memandang ke
depan kedua lengan berada di samping dalam keadaan bebas, kaki sejajar dengan
alat pengukur tanpa memakai alas kaki. Tumit, bokong, dan kepala bagian
belakang subjek menempel pada dinding. Pada posisi tersebut, turunkan atau tarik
fiksasi sampai puncak kepala bagian atas (verteks) subjek, dan baca skala yang
ditunjukkan.
c. Pengukuran IMT
Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan berdasarkan perhitungan dari :
Berat Badan (Kg)
IMT = ________________________________
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
3.5 Manajemen Data
3.5.1 Pengolahan Data
Data hasil penelitian akan diolah mengunakan SPSS (Statistic Package for
Social Science) versi 18,0.
Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
- Editing Data
Pada tahap ini data yang telah terkumpul lalu diperiksa untuk mengetahui
apakah data tersebut sudah cukup baik dan memenuhi persyaratan. Data yang
sudah diperoleh harus memenuhi syarat antara lain : pengisian kuesioner harus
22
lengkap dalam arti semua pertanyaan dalam kuesioner harus dijawab atau diisi
oleh responden sesuai dengan ketentuan cara menjawab yang telah ditetapkan.
- Koding
Setelah data diedit, selanjutnya adalah memberi kode terhadap jawaban agar
proses pengolahan data lebih mudah.
- Membuat struktur data dan file data
- Memasukkan data ke komputer dan mengecek data
- Membersihkan data dan memeriksa data yang sudah dientry ke dalam
komputer
Dengan mengacu pada kuesioner yang telah diisi, maka dilakukan pemilihan
variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian variabel-variabel
tersebut diberi kode tertentu sesuai dengan analisa.
- Analisa Data
Setelah data diberi nilai (skor), maka data diolah dengan komputer
menggunakan program statistik perangkat lunak (program SPSS (Statistic
Package for Social Science) versi 18,0).
3.5.2 Sistem Penilaian Kuesioner
1. Pengetahuan
1. Komposisi makanan yang sehat adalah:
a. Karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien.
b. Karbohidrat dan lemak.
c. Protein dan mikronutrien.
d. Karbohidrat dan serat.
e. Tidak tahu.
23
(Skor: a=5, b=3, c=3, d=1, e=0)
2. Berikut ini adalah contoh menu makanan seimbang yang benar adalah:
a. Nasi, ayam, sayur bayam, pisang dan susu.
b. Mie, baso, roti, ubi, dan sirup.
c. Nasi, mie, tahu, tempe, dan jeruk.
d. Mie, telur, kerupuk, dan teh manis.
e. Tidak tahu.
(Skor: a=5, b=3, c=3, d=3, e=0)
3. Apakah manfaat gizi dalam makanan?
a. Untuk mempertahankan kehidupan.
b. Untuk pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ.
c. Untuk menghasilkan energi.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
(Skor: a=3, b=3, c=3, d=5, e=0)
4. Apa yang dimaksud dengan fast food?
a. Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan.
b. Makanan yang dibeli di restoran.
c. Makanan yang dikonsumsi secara cepat.
d. Makanan yang dicerna secara cepat.
e. Tidak tahu.
24
(Skor: a=5, b=3, c=1, d=1, e=0)
5. Contoh menu makanan yang termasuk fast food adalah:
a. Baso, roti manis, nasi liwet.
b. Siomay, nasi goreng, nasi uduk.
c. Hamburger, hot dog, pizza.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
(Skor: a=1, b=1, c=5, d=1, e=1)
6. Dimanakah kita dapat menemukan fast food?
a. Warung makan.
b. Restoran padang.
c. Restoran cepat saji.
d. Pasar.
e. Tidak tahu.
(Skor: a=1, b=1, c=5, d=1, e=0)
7. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat dalam fast food?
a. Fast food mengandung tinggi kalori, lemak (termasuk
kolesterol), gula dan garam, tetapi sangat rendah serat.
b. Fast food mengandung kalori yang rendah.
c. Fast food mengandung garam yang rendah.
d. Fast food mengandung serat yang tinggi.
e. Tidak tahu.
25
(Skor: a=5, b=1, c=1, d=1, e=0)
8. Pernyataan dibawah ini yang paling benar adalah:
a. Fast food merupakan makanan tradisional Indonesia
yang diturunkan oleh nenek moyang.
b. Fast food memiliki kandungan gizi yang sangat
seimbang.
c. Fast food sangat baik dikonsumsi setiap hari dan dalam
jumlah yang banyak.
d. Fast food sangat baik dikonsumsi sejak usia dini.
e. Semua jawaban di atas salah.
(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)
9. Gizi lebih (obesitas) berkaitan dengan berbagai penyakit di bawah ini,
kecuali:
a. Kencing manis (diabetes).
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
c. Penyakit jantung.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
(Skor: a=3, b=3, c=3, d=0, e=5)
10. Penyakit di bawah ini yang dapat terpicu oleh tingginya kadar garam
dalam fast food adalah:
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
b. Sakit lambung (maagh).
c. Infeksi saluran cerna.
26
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
(Skor: a=5, b=1, c=1, d=1, e=1)
Total nilai maksimum: 50
Pengetahuan baik : jumlah ≥ 80% nilai total maksimum (40-50)
Pengetahuan cukup : jumlah ≥ 60-80% nilai total maksimum (≥ 30-39)
Pengetahuan kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)
2. Sikap
Tabel 3.2 Penilaian Pertanyaan Sikap
No Pertanyaan S TS
1. Konsumsi makanan sehari-hari seharusnya mengandung gizi seimbang. 5 1
2. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya, misalnya berolahraga secara teratur.
5 1
3. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari. 5 1
4. Serat yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dapat menimbulkan masalah pencernaan.
5 1
5. Perubahan gaya hidup pada zaman modern ini seharusnya diikuti dengan perubahan pola makan ke makanan cepat saji (fast food).
1 5
6. Kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan hal yang baik. 1 5
7. Menurut Anda, mengkonsumsi fast food merupakan hal yang sangat penting.
1 5
8. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi lebih dan berbagai penyakit.
5 1
9. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sebaiknya dibatasi. 5 1
10. Segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh.
5 1
27
Total nilai maksimum: 50
Sikap baik : jumlah ≥ 80% nilai total maksimum (40-50)
Sikap cukup : jumlah ≥ 60-80% nilai total maksimum (≥ 30-39)
Sikap kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)
3. Perilaku
1. Apakah anda pernah memakan fast food?
a. Ya
b. Tidak
(Skor: a=1, b=5)
2. Bila Ya, Berapa sering anda memakan fast food?
a. Lebih dari sekali sehari
b. Sekali sehari
c. 4-6 kali seminggu
d. 1-3 kali seminggu
e. Sekali atau berapa kali setahun
(Skor: a=1, b=2, c=3, d=4, e=5)
3. Restoran fast food mana yang sering anda kunjungi?
a. KFC
b. McDonald’s
c. Burger King
d. Lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah
28
(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)
4. Jenis fast food apa yang sering anda konsumsi?
a. Fried Chicken
b. Hamburger
c. French fried
d. dan lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah
(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)
5. Berapa banyak kira-kira jumlah fast food sekali makan?
a. Kurang dari satu porsi
b. Satu porsi
c. Lebih dari satu porsi
d. Tidak pernah
(Skor: a=4, b=3, c=1, d=5)
6. Apakah Anda pernah mencari informasi tentang makanan cepat saji
(fast food)?
a. Ya
b. Tidak
(Skor: a=5, b=1)
7. Darimanakah Anda mendapat informasi tentang makanan cepat saji
(fast food)?
a. Media elektronik
b. Media cetak
29
c. Orang lain (teman atau keluarga)
d. Institusi pendidikan
e. Tidak pernah mendapat informasi
(Skor: a=5, b=5, c=4, d=5, e=0)
8. Apakah Anda menyadari tentang kandungan nutrisi dalam makanan
cepat saji (fast food)?
a. Ya
b. Tidak
(Skor: a=5, b=1)
9. Apakah Anda lebih memilih makan makanan rumah daripada makanan
cepat saji (fast food)?
a. Ya
b. Tidak
(Skor: a=5, b=1)
10. Apakah alasan Anda memilih makanan cepat saji (fast food)?
a. Rasanya enak
b. Lebih praktis
c. Harga terjangkau
d. dan lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah
(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)
Total nilai maksimum: 50
Perilaku baik : jumlah ≥ 80% nilai total maksimum (40-50)
30
Perilaku cukup : jumlah ≥ 60-80% nilai total maksimum (≥ 30-39)
Perilaku kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)
3.5.3 Etika penelitian
Penelitian dimulai dengan usulan penelitian yang disetujui oleh Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Para peserta penelitian diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara
penelitian yang akan dilakukan, dan dimintai persetujuannya secara tertulis
(informed consent).
3.5.4 Biaya penelitian
Biaya yang dikeluarkan untuk penelitian ini sebesar Rp 200.000. Biaya ini
digunakan untuk memfotokopi kuesioner.
3.5.5 Time Table
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Minggu Ke-1
Minggu Ke-2
Minggu Ke-3
Minggu Ke-4
Minggu Ke-5
1. Pembuatan proposal
X - - - -
2. Diskusi dengan pembimbing
X X - X -
3.Pengambilan data
- - X - -
4. Pengolahan data
- - - X -
5. Pelaporan hasil
- - - - X
31
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 Oktober 2009,
dengan waktu yang disesuaikan dengan jadwal selesai kuliah mahasiswa PSPD
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara oleh peneliti kepada
responden dengan menggunakan kuesioner. Metode pemilihan responden adalah
dengan cara total sampling yaitu seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dari angkatan 2005 sampai 2009. Responden penelitian yang
hadir saat pengambilan data berjumlah 224 orang. Data kuesioner yang diisi
secara tidak lengkap sebanyak 2 data. Data yang lengkap dan dianalisis adalah
222. Data tersebut memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
Kendala dalam penelitian ini adalah sulitnya menyesuaikan jadwal
pengambilan data dengan kegiatan mahasiswa.
4.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik sosiodemografi diperlihatkan pada tabel 4.1.1. Responden
sebagian besar berusia 19-22 tahun yaitu 156 responden (70.3%). Responden
paling banyak berasal dari angkatan 2008 yaitu 59 responden (26.5%). Responden
sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 149 responden (67.1%). Indeks
Massa Tubuh (IMT) sebagian besar normal yaitu 122 responden (55.0%).
Tabel 4.1.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Angkatan, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) (n=222)
Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) <19 63 28.4
19-22 156 70.3 Usia
>22 3 1.3 2005 25 11.3 2006 29 13.1 2007 56 25.2 2008 59 26.5
Angkatan
2009 53 23.9 Laki-laki 73 32.9 Jenis Kelamin
Perempuan 149 67.1 BB kurang 34 15.3 BB normal 122 55.0 BB lebih 38 17.1
Obesitas 1 22 9.9
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas 2 6 2.7
32
Tabel 4.1.2 mendeskripsikan kebiasaan responden dalam mengkonsumsi
makanan cepat saji (fast food). Sebagian besar responden menyatakan pernah
mengkonsumsi fast food yaitu 221 responden (99.5%). Responden sebagian besar
mengkonsumsi fast food 1-3 kali seminggu yaitu 117 responden (52.7%).
Sebagian besar responden mengkonsumsi fast food satu porsi dalam sekali makan
yaitu 189 responden (85.1%).
Tabel 4.1.2 Sebaran Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) (n=222)
Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Ya 221 99.5 Konsumsi fast food
Tidak 1 0.5 > sekali sehari 3 1.4
Sekali sehari 3 1.4
4-6 kali seminggu 10 4.5
1-3 kali seminggu 117 52.7
Frekuensi
Sekali atau berapa kali setahun atau
tidak pernah
89 40.1
> satu porsi 18 8.1
Satu porsi 189 85.1
< satu porsi 14 6.3
Jumlah porsi dalam sekali makan
Tidak pernah 1 0.5
33
Sebaran responden berdasarkan sumber informasi tentang makanan cepat
saji (fast food) diperlihatkan pada tabel 4.1.3. Sebagian besar responden
mendapatkan informasi tentang fast food dari media elektronik yaitu 148
responden (66.7%).
Tabel 4.1.3 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food) (n=222)
Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Media elektronik 148 66.7
Media cetak 15 6.8
Orang lain 50 22.5
Institusi pendidikan 5 2.3
Sumber Informasi
Tidak pernah mendapat informasi
4 1.8
Tabel 4.1.4 menggambarkan persentase masukan kalori fast food yang
dimakan terhadap kebutuhan kalori harian. Sebagian besar masukan kalori fast
food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian sebesar 11-30 %, yaitu
sebanyak 133 responden (50.9%).
Tabel 4.1.4 Persentase Masukan Kalori Fast Food Yang Dimakan Berdasarkan FFQ Terhadap Kebutuhan Kalori Harian (n=222)
Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) <11 % 30 13.5
11-30 % 133 50.9 31-50 % 54 24.3
Persentase masukan kalori fast food
>50 % 25 11.3
34
Tabel 4.1.5 menggambarkan sebaran responden berdasarkan tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan
baik tentang fast food, yaitu sebanyak 201 responden (90.5%). Sebagian besar
responden memiliki sikap baik tentang fast food, yaitu sebanyak 214 responden
(96.4%). Sebagian besar responden memiliki perilaku yang kurang tentang fast
food yaitu 127 responden (57.2%).
Tabel 4.1.5 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan,Tingkat Sikap dan Tingkat Perilaku (n=222)
Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Tingkat Pengetahuan Tingkat Sikap Tingkat Perilaku
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
201 19 2
214 8 0 1
94 127
90.5 8.6 0.9
96.4 3.6 0.0 0.5
42.3 57.2
35
4.1.6 Gambaran Antar Variabel
Tabel 4.1.6.1 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis
kelamin, dan IMT dengan pengetahuan tentang fast food.
Tabel 4.1.6.1 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Pengetahuan tentang Fast Food
Pengetahuan Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Usia Angkatan Jenis kelamin IMT
≤18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009
Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih
Obesitas 1 Obesitas 2
1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0
1.6 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.8 2.7 0.0 0.0 1.6 0.0 0.0 0.0
10 9 0 0 0 3 6
10 8
11 3
12 1 2 1
15.9 5.8 0.0 0.0 0.0 5.4
10.2 18.9 11.0 7.4 8.8 9.8 2.6 9.1
16.7
52 146 3
25 29 53 53 41 63 138 31 108 37 20 5
82.5 93.6
100.0 100.0 100.0 94.6 89.8 77.4 86.3 92.6 91.2 88.5 97.4 90.9 83.3
Tabel 4.1.6.2 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan
pengetahuan tentang fast food.
Tabel 4.1.6.2 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Pengetahuan tentang Fast Food
Pengetahuan Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Media
elektronik 1 0.7 11 7.4 136 91.9
Media cetak 0 0.0 1
6.7 14 93.3
Orang lain 1 2.0 6 12.0 43 86.0
Institusi pendidikan
0 0.0 0 0.0 5 100.0
Sumber Informasi
Tidak pernah mendapat informasi
0 0.0 1 25.0 3 75.0
36
Tabel 4.1.6.3 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis
kelamin, dan IMT dengan sikap tentang fast food.
Tabel 4.1.6.3 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Sikap tentang Fast Food
Sikap Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Usia Angkatan Jenis kelamin IMT
≤18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009
Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih
Obesitas 1 Obesitas 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
1 7 0 0 0 4 2 2 4 4 0 5 1 2 0
1.6 4.5 0.0 0.0 0.0 7.1 3.4 3.8 5.5 2.7 0.0 4.1 2.6 9.1 0.0
62 149
3 25 29 52 57 51 69
145 34
117 37 20 6
98.4 95.5 100.0 100.0 100.0 92.9 96.6 96.2 94.5 97.3 100.0 95.9 97.4 90.9 100.0
Tabel 4.1.6.4 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan
sikap tentang fast food.
Tabel 4.1.6.4 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Sikap tentang Fast Food
Sikap Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Media
elektronik 0 0.0 5 3.4 143 96.6
Media cetak 0 0.0 1 6.7 14 93.3
Orang lain 0 0.0 2 4.0 48 96.0
Institusi pendidikan
0 0.0 0 0.0 5 100.0
Sumber Informasi
Tidak pernah mendapat informasi
0 0.0 0 0.0 4 100.0
37
Tabel 4.1.6.5 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis
kelamin, dan IMT dengan perilaku tentang fast food.
Tabel 4.1.6.5 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Perilaku tentang Fast Food
Perilaku Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Usia Angkatan Jenis kelamin IMT
≤18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009
Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih
Obesitas 1 Obesitas 2
37 88 2
15 16 30 35 31 45 82 21 71 19 13 3
58.7 56.4 66.7 60.0 55.2 53.6 59.3 58.5 61.6 55.0 61.8 58.2 50.0 59.1 50.0
26 67 1
10 13 25 24 22 27 67 13 50 19 9 3
41.3 42.9 33.3 40.0 44.8 44.6 40.7 41.5 37.0 45.0 38.2 41.0 50.0 40.9 50.0
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0.0 0.6 0.0 0.0 0.0 1.8 0.0 0.0 1.4 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.0
Tabel 4.1.6.6 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan
perilaku tentang fast food.
Tabel 4.1.6.6 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Perilaku tentang Fast Food
Perilaku Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Media
elektronik 87 58.8 61 41.2 0 0.0
Media cetak 5 33.3 10 66.7 0 0.0
Orang lain 30 60.0 20 40.0 0 0.0
Institusi pendidikan
1 20.0 3 60.0 1 20.0
Sumber Informasi
Tidak pernah mendapat informasi
4 100.0 0 0.0 0 0.0
38
Tabel 4.1.6.7 memperlihatkan gambaran antara pengetahuan dengan sikap.
Tabel 4.1.6.7 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Sikap Responden tentang Fast Food
Sikap Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Pengetahuan Kurang
Cukup Baik
0 0 0
0.0 0.0 0.0
1 1 6
50.0 5.3 3.0
1 18
195
50.0 97.7 97.0
Tabel 4.1.6.8 memperlihatkan gambaran antara pengetahuan dengan perilaku. Tabel 4.1.6.8 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food
Perilaku Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Pengetahuan Kurang
Cukup Baik
1 13 113
50.0 68.4 56.2
1 6
87
50.0 31.6 43.3
0 0 1
0.0 0.0 0.5
Tabel 4.1.6.9 memperlihatkan gambaran antara sikap dengan perilaku.
Tabel 4.1.6.9 Gambaran Antara Sikap Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food
Perilaku Kurang Cukup Baik
Variabel Kategori
N % N % N % Sikap Kurang
Cukup Baik
0 5
122
0.0 62.5 57.0
0 3
91
0.0 37.5 42.5
0 0 1
0.0 0.0 0.5
39
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross-
sectional, yang pada prinsipnya hanya memperlihatkan gambaran tentang suatu
keadaan yang umumnya terjadi saat sekarang secara objektif, tidak mencari
adanya hubungan sebab akibat. Hasil penelitian ini merupakan gambaran suatu
keadaan pada saat tertentu, artinya gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku
mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji
(fast food) pada saat ini dan dapat berubah pada saat yang akan datang. Dengan
demikian hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada waktu dan tempat
yang berbeda.
Peneliti tidak dapat mengobservasi secara langsung kebiasaan mahasiswa
dalam mengkonsumsi fast food sehari-hari. Dengan demikian, penelitian ini hanya
mengkaji secara subjektif, pembahasan yang dikemukakan pada penelitian ini
dibandingkan dengan teori yang ada.
4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Fast Food
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, didapatkan bahwa 201 responden
(90.5%) memiliki pengetahuan baik tentang fast food, 19 responden (8.6%)
memiliki pengetahuan cukup, dan 2 responden (0.9%) memiliki pengetahuan
kurang.
Sebagian besar responden mengetahui definisi fast food yaitu 220
responden (99.1%), contoh menu fast food yaitu 208 responden (93.7%), dan
kandungan nutrisi dalam fast food yaitu 209 responden (94.1%).
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang fast
food. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan responden yaitu mahasiswa
kedokteran, sehingga diharapkan tingkat pengetahuan tentang fast food adalah
baik.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long
lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebaliknya
40
apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan
tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).
4.2.2 Sikap Responden tentang Fast Food
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 214 responden (96.4%) memiliki
sikap baik tentang fast food, dan 8 responden (3.6%) memiliki sikap cukup. Tidak
terdapat responden yang memiliki tingkat sikap kurang.
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki sikap yang baik tentang fast food.
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka kemungkinan
besar bersikap baik dan bahkan perilaku yang baik pula (Notoatmodjo, 2007). Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana responden sebagian besar
memiliki tingkat pengetahuan dan sikap baik.
4.2.3 Perilaku Responden tentang Fast Food
Hasil penelitian menunjukkan 1 responden (0.5%) memiliki perilaku baik,
94 responden (42.3%) memiliki perilaku cukup, dan 127 responden (57.2%)
memiliki perilaku kurang.
Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food
yaitu 221 responden (99.5%). Responden mengkonsumsi fast food 1-3 kali
seminggu sebanyak 117 responden (52.7%). Responden paling sering
mengkonsumsi fast food sebanyak satu porsi dalam sekali makan yaitu 189
responden (85.1%). Masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan
kalori harian responden sebesar 11-30 % sebanyak 133 responden (50.9%).
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berperilaku kurang baik tentang fast food. Hal ini
berlawanan dengan hasil distribusi pengetahuan dan sikap yang menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang fast food.
Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perilaku kurang baik tentang
fast food pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah faktor
rasa, harga, kepuasan, kepraktisan, kenyamanan, pelayanan yang baik, restoran
fast food yang mudah dijangkau, pesatnya iklan-iklan tentang fast food, dan
faktor-faktor lain yang perlu diteliti lebih lanjut.
41
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperlukan adanya pengamatan yang lebih
jauh untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga mahasiswa
PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki perilaku yang kurang baik
tentang fast food. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, maka
perilaku yang kurang baik tentang fast food dapat dicegah.
Adanya pengetahuan dan sikap yang baik diharapkan dapat menjadi
landasan untuk meningkatkan perilaku yang baik tentang fast food.
4.2.4 Sumber Informasi tentang Fast Food
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa responden mendapatkan
informasi tentang fast food dari media elektronik berupa tayangan televisi, siaran
radio maupun internet sebesar 148 responden (66.7%), dari orang lain baik
keluarga maupun teman sebanyak 50 responden (22.5%), dari media cetak berupa
koran maupun majalah sebanyak 15 responden (6.8%), dan dari institusi
pendidikan sebanyak 5 responden (2.3%). Sedangkan 4 responden (1.8%) tidak
pernah mendapat informasi mengenai fast food.
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan informasi tentang fast food dari media
elektronik berupa tayangan televisi, siaran radio maupun internet.
Perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni:
faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) diantaranya pengetahuan dan
sikap; faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) diantaranya ketersediaan
sumber dan fasilitas; dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong
(reinforcing factors) diantaranya sikap dan perilaku petugas kesehatan
(Notoatmojo, 2007).
Dari uraian di atas, menyatakan bahwa pentingnya sarana dan prasarana
seperti media elektronik ataupun media cetak untuk menyampaikan segala
informasi sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan, membentuk sikap dan
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini kebiasaan
mengkonsumsi fast food.
42
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Dari 222 responden didapat 156 responden (70.3%) berusia 19-22 tahun.
Sebanyak 59 responden (26.5%) berasal dari angkatan 2008. Responden
sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 149 responden (67.1%).
Sebanyak 122 responden (55.0%) memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
normal.
2. Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food
yaitu 221 responden (99.5%). Responden yang mengkonsumsi fast food 1-
3 kali seminggu sebanyak 117 responden (52.7%). Responden yang
mengkonsumsi fast food satu porsi dalam sekali makan yaitu 189
responden (85.1%).
3. Sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai fast food dari
media elektronik yaitu 148 responden (66.7%).
4. Masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian
responden sebesar 11-30 % sebanyak 133 responden (50.9%).
5. Tingkat pengetahuan responden adalah 201 responden (90.5%) memiliki
tingkat pengetahuan baik tentang fast food, 19 responden (8.6%) memiliki
tingkat pengetahuan cukup dan 2 responden (0.9%) memiliki tingkat
pengetahuan kurang.
6. Pada tingkat sikap didapatkan 214 responden (96.4%) memiliki tingkat
baik, 8 responden memiliki tingkat cukup, dan tidak terdapat responden
yang memiliki tingkat sikap kurang.
7. Sebagian besar responden memiliki tingkat perilaku yang kurang tentang
fast food yaitu 127 responden (57.2%). Sembilan puluh empat responden
(42.3%) memiliki tingkat perilaku cukup dan 1 responden memiliki tingkat
perilaku baik.
5.2 Saran
1. Meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk menerapkan perilaku yang baik
tentang fast food dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang fast food.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tinggi, Kadar Garam pada Makanan Cepat Saji. 2007 [diakses pada 9 Agusuts
2008]. Diakses dari: http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0710/19/142219.htm.
Anonim. Pengukuran Energi. 2005 [diakses pada 31 Juli 2009]. Diakses dari: www.
artikel-kesehatan-online.com.
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Hermina. Kecenderungan Konsumsi Makanan Modern pada Anak Prasekolah di Taman
Kanak-kanak : Studi Kasus di TK Islam Al Azhar Pusat dan TK Islam Mutia,
Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 1997 [diakses pada 9 Desember
2003]. Diakses dari: http://digilib.litbang.depkes.go.id/
Karnaini, H. 2005. Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji Modern
(fast food), pola aktivitas fisik, dan faktor lainnya dengan status gizi pada remaja
SMA cakra buana depok. Skripsi. FKM UI. Depok.
Khomsan, A, 2000. tehnik pengukuran pengetahuan gizi. Diktat jurusan gizi masyarakat
dan sumberdaya keluarga, fakultas pertanian, IPB. Bogor.
Mahdiyah, J., Zulaikhah, E.K. Asih. 2004. Peran Mahasiswa dalam mengurangi pola
konsumsi fast food pada remaja kota. Karya tulis mahasiswa bidang ilmu
pengetahuan social. IPB. Bogor.
Marks, DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC. Jakarta.
Nix, Staci. 2005. Williams’s Basic Nutrition & Diet Therapy. Evovle.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar.
Rineka Cipta. Jakarta.
44
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar.
Rineka Cipta. Jakarta.
Olivia, Femi. 2004. Food Suplement. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Siswono. 'Fast Food' Harus Dikonsumsi Terencana. 2002 [diakses pada 9 Agustus 2008].
Diakses dari: http://fullnews.cgi.htm.
Supriasa, I.D.N. 2001. Penilaian status gizi. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor.
Wawulomaya, C. 2001. Survey Epidemiologi Sederhana Bidang Perilaku Kedokteran/
Kesehatan. Panorama. Jakarta.
Worthington, Bonnie, S. 2000. Nutrition Throughout the Life Cycle. Mc Graw Hill
Company. USA.
Yuliati, L.N. 1998. Association of Human Resource Maintainence and Development
Programs and Intention to Stay of Managers in Selected Fast Food Restaurants in
Metro Manila. Submitted in Partial Fulfillment of The Requirements for The
Degree of Master of Food Service Administration, Departemant of Food Science
and Nutrition, Collage of Home Economics, University of The Philippines.
45
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari
penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU
MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan
catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak
membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.
Jakarta, 2009
Mengetahui Yang menyetujui
Penanggung jawab penelitian Peserta
( ) ( )
46
Lampiran 2
KUESIONER
No. Kuesioner :
Tanggal :
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir :
Usia :
Angkatan : 1. 2005 3. 2007 5.2009
2. 2006 4. 2008
Alamat :
No. Telp / HP :
Aktivitas sehari-hari : 1. Kuliah
2. Tidak kuliah
3. Kegiatan lain (sebutkan)......................
Pemeriksaan Fisik
(diisi berdasarkan hasil pengukuran)
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : m
IMT : kg/m2
47
(Lanjutan)
Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Pengetahuan
1. Komposisi makanan yang sehat adalah:
a. Karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien.
b. Karbohidrat dan lemak.
c. Protein dan mikronutrien.
d. Karbohidrat dan serat.
e. Tidak tahu.
2. Berikut ini adalah contoh menu makanan seimbang yang benar adalah:
a. Nasi, ayam, sayur bayam, pisang dan susu.
b. Mie, baso, roti, ubi, dan sirup.
c. Nasi, mie, tahu, tempe, dan jeruk.
d. Mie, telur, kerupuk, dan teh manis.
e. Tidak tahu.
3. Apakah manfaat gizi dalam makanan?
a. Untuk mempertahankan kehidupan.
b. Untuk pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ.
c. Untuk menghasilkan energi.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
4. Apa yang dimaksud dengan fast food?
48
(Lanjutan)
a. Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan.
b. Makanan yang dibeli di restoran.
c. Makanan yang dikonsumsi secara cepat.
d. Makanan yang dicerna secara cepat.
e. Tidak tahu.
5. Contoh menu makanan yang termasuk fast food adalah:
a. Baso, roti manis, nasi liwet.
b. Siomay, nasi goreng, nasi uduk.
c. Hamburger, hot dog, pizza.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
6. Dimanakah kita dapat menemukan fast food?
a. Warung makan.
b. Restoran padang.
c. Restoran cepat saji.
d. Pasar.
e. Tidak tahu.
7. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat dalam fast food?
a. Fast food mengandung tinggi kalori, lemak (termasuk kolesterol), gula
dan garam, tetapi sangat rendah serat.
b. Fast food mengandung kalori yang rendah.
49
(Lanjutan)
c. Fast food mengandung garam yang rendah.
d. Fast food mengandung serat yang tinggi.
e. Tidak tahu.
8. Pernyataan dibawah ini yang paling benar adalah:
a. Fast food merupakan makanan tradisional Indonesia yang diturunkan
oleh nenek moyang.
b. Fast food memiliki kandungan gizi yang sangat seimbang.
c. Fast food sangat baik dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang
banyak.
d. Fast food sangat baik dikonsumsi sejak usia dini.
e. Semua jawaban di atas salah.
9. Gizi lebih (obesitas) berkaitan dengan berbagai penyakit di bawah ini,
kecuali:
a. Kencing manis (diabetes).
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
c. Penyakit jantung.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
10. Penyakit di bawah ini yang dapat terpicu oleh tingginya kadar garam
dalam fast food adalah:
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
b. Sakit lambung (maagh).
50
(Lanjutan)
c. Infeksi saluran cerna.
d. Semua jawaban di atas benar.
e. Semua jawaban di atas salah.
Sikap
11. Konsumsi makanan sehari-hari seharusnya mengandung gizi seimbang.
1. Setuju
2. Tidak setuju
12. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan
kebiasaan hidup sehat lainnya, misalnya berolahraga secara teratur.
1. Setuju
2. Tidak setuju
13. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari.
1. Setuju
2. Tidak setuju
14. Serat yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dapat menimbulkan
masalah pencernaan.
1. Setuju
2. Tidak setuju
15. Perubahan gaya hidup pada zaman modern ini seharusnya diikuti dengan
perubahan pola makan ke makanan cepat saji (fast food).
1. Setuju
2. Tidak setuju
51
(Lanjutan)
16. Kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan hal yang baik.
1. Setuju
2. Tidak setuju
17. Menurut Anda, mengkonsumsi fast food merupakan hal yang sangat penting.
1. Setuju
2. Tidak setuju
18. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan timbulnya masalah gizi lebih dan berbagai penyakit.
1. Setuju
2. Tidak setuju
19. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sebaiknya dibatasi.
1. Setuju
2. Tidak setuju
20. Segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan,
termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh.
1. Setuju
2. Tidak setuju
Perilaku
21. Apakah anda pernah memakan fast food?
a. Ya
b. Tidak
22. Bila Ya, Berapa sering anda memakan fast food?
52
(Lanjutan)
a. Lebih dari sekali sehari
b. Sekali sehari
c. 4-6 kali seminggu
d. 1-3 kali seminggu
e. Sekali atau berapa kali setahun
23. Restoran fast food mana yang sering anda kunjungi?
a. KFC
b. McDonald’s
c. Burger King
d. Lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah
24. Jenis fast food apa yang sering anda konsumsi?
a. Fried Chicken
b. Hamburger
c. French fried
d. dan lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah
25. Berapa banyak kira-kira jumlah fast food sekali makan?
a. Kurang dari satu porsi
b. Satu porsi
c. Lebih dari satu porsi
53
(Lanjutan)
d. Tidak pernah
26. Apakah Anda pernah mencari informasi tentang makanan cepat saji (fast
food)?
a. Ya
b. Tidak
27. Darimanakah Anda mendapat informasi tentang makanan cepat saji (fast
food)?
a. Iklan di media cetak maupun elektronik
b. Teman
c. Keluarga
d. dan lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah mendapat informasi
28. Apakah Anda menyadari tentang kandungan nutrisi dalam makanan cepat saji
(fast food)?
a. Ya
b. Tidak
29. Apakah Anda lebih memilih makan makanan rumah daripada makanan cepat
saji (fast food)?
a. Ya
b. Tidak
30. Apakah alasan Anda memilih makanan cepat saji (fast food)?
a. Rasanya enak
54
(Lanjutan)
b. Lebih praktis
c. Harga terjangkau
d. dan lain-lain (sebutkan).......................
e. Tidak pernah
Isilah tabel di bawah ini sesuai dengan kebiasaan anda dalam mengkonsumsi fast
food dalam satu bulan ini!
PENILAIAN FFQ SEMI KUANTITATIF
No Restoran dan Jenis Fast Food
3x sehari
1-2x sehari
1-3x seminggu
4-6x seminggu
Jarang/ tidak
pernah
Jumlah/
banyak (porsi)
1. Burger King
• Cheeseburger
• Chicken Sandwich
• Coca Cola
• Fish Sandwich
• French Fries
• Hamburger
• Onion Rings
• Whopper
• Lain-lain (sebutkan)
2 KFC
• Chicken Sandwich
55
• French Fries
• Lain-lain (sebutkan)
3. McDonald’s
• Big mac
• Cheeseburger
• Chicken Mcnuggets
• Chicken crispy
• Fish Fillet
• Hamburger
• Ice cream cone
• Lain-lain (sebutkan)
4. Wendy’s
• Cheeseburger
• French Fries
• Hamburger
• Lain-lain (sebutkan)
5. Restoran dan Jenis Fast Food lain (sebutkan)
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA DALAM PENELITIAN INI.
56
Lampiran 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Lintang Wulansari
Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 9 Januari 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Kecapi V No. 94B RT 005/RW 05 Jagakarsa
Jakarta Selatan 12620
Email : lintang_dr@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Mexindo Bogor (1991-1993)
2. SDN Bangka IV Bogor (1993-1998)
3. SDN 06 Pagi Jakarta (1998-1999)
4. SMPN 166 Jakarta (1999-2002)
5. SMUN 49 Jakarta (2002-2005)
6. S-1 Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)
top related