pengertian psikotropika dan zat adiktif
Post on 23-Oct-2015
128 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LATAR BELAKANG
PENGERTIAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
NAPZA (Narkotika, Psikoropika, Zat Adiktif) atau NARKOBA (Narkotika dan Obat
Berbahaya) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, kedua istilah ini sering dipakai untuk
menyebutkan jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan mental dan perilaku. Menurut UU
RI no 5/1997, Psikotropika adalah obat baik alamiah maupun buatan, bukan narkotika yang
bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika merupakan bahan alami atau buatan yang digunakan untuk pengobatan dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Efek yang dapat ditimbulkan oleh psikotropika adalah
depresant (menenangkan), stimulant (memberi penguatan), dan halusinogen (menimbulkan dunia
hayalan). Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi secara teratur, sering dan dalam jumlah
yang banyak dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi). Zat adiktif yang dimaksud disini
adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika.
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
Psikotropika banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan perkembangan ilmu
kedokteran. Berdasarkan penggunaan secara klinik, psikotropika terbagi atas 4 golongan yaitu :
a. Obat Antipsikosis
Obat antipsikosis disebut juga neuroleptik yang bermanfaat pada terapi
psikosis (sakit jiwa/gila) akut maupun kronik. Disebut obat antipsikotika adalah
obat yang mengatur supaya fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal
dapat berfungsi lagi. Obat-obat ini meredakan emosi dan agresi yang umumnya
dideritaoleh psikosis (mengalami gangguan kejiwaan/gila). Obat yang termasuk
golongan antipsikosis antara lain promazin, domperidon dan karfenazin.
b. Antiansietas
Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan psikoneurosis (gangguan
emosi). Antiansientas yang terutama adalah golongan Benzodiazepin. Golongan
Benzodiazepin yang banyak disalahgunakan diantaranya adalah Dizepam
(valium), Bromazepam (lexotan), Flunitrazepam (rohypnol), Nitrazepam
(mogadon) dan Nitradizepam (nipam). Penggunaan antiansietas dosis tinggi
dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan
fisik.
Gambar 1 :(a). Nitrazepam (mogadon), (b). Diazepam (valium), (c).Flunitrazepam (Rohypnol)
c. Obat Antidepresi
Obat Antidepresi ialah obat untuk mengatasi depresi mental, selain itu
digunakan untuk menghilangkan, memperbaiki dan meringankan gejala-gejala
suasana jiwa seperti murung dan lain sebagainya, yang termasuk obat golongan
antidepresi antara lain Zolof, Anafrinie, dan Prozac.
d. Obat Psikogenik
Psikogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku,
disertai halusinasi, ilusi, dan gangguan cara berpikir, jadi dapat menimbulkan
psikosis (gangguan kejiwaan yang sangat akut dan kronik). Salah satu golongan
psikogenik yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah marihuana atau ganja.
Sesuai dengan Undang-undang RI no 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang
termasuk golongan psikotropika adalah Sedative-Hipnotik, Amfetamin, dan
Halusinogen.
1. Sedative-Hipnotik (Depresant)
Sedative-Hipnotik merupakan penekan susunan saraf pusat. Dalam
dosis kecill dapat mengatasi ansietas (perasaan cemas) sedangkan dalam
jumlah besar dapat menginduksi tidur. Contohnya antara lain : sedatin/pil
BK, rohypnol, magadon, valium dan mandrax (MX). Sedative-Hipnotik
yang banyak disalahgunakan adalah golongan Benzodiazepin yang dapat
dikonsumsi secara oral (ditelan).
Gambar 2 : Benzodiazepin
Benzodiazepin yang telah dikonsumsi akan mengalami
metabolisme di hati. Dari mekanisme metabolisme tersebut dapat dilihat
akumulasi Benzodiazepin mana yang mengalami akumulasi di darah dan
yang tidak. Sebelum diekskresi melalui ginjal, Benzodiazepin dan
metabolitnya akan dimetabolisasi lebih lanjut oleh enzim di hati (hepar).
Pengaruh Sedative-Hipnotik terhadap susunan saraf pusat bergantung pada
dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruh sebagai berikut :
a) Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi
ansietas, dan terjadi pengendalian diri yang kurang terkontrol.
b) Dalam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi
tidur dan memperpanjang tidur.
c) Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang
kesadaran, dan amnesia.
Obat penenang golongan Benzodiazepin, menimbulkan efek di otak
dengan mempengaruhi neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan
sadartidaknya manusia dan juga pada reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.
2. Amfetamin (Stimulan)
Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong
perangsang susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin
(benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin).
Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan adalah MDMA (3,4, metilan-
di-oksi met-amfetamin) atau lebih dikenal dengan ekstasi dan metamfetamin
(shabu-shabu). Amfetamin dapat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang kemudian
akan diabsorbsi seluruhnya ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena
dalam beberapa detik akan sampai di otak.
Gambar 3 :(a). Ekstasi dan (b)Shabu-shabu
Penggunaan dengan cara dihirup, mula-mula uap amfetamin akan
mengendap di paru-paru kemudian diabsorbsi secara cepat oleh darah. Pengaruh
penggunaan amfetamin bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang digunakan
dan cara menggunakannya. Secara umum amfetamin sendiri digolongkan pada
dosis rendah dan dosis sedang ialah 5-50 mg, sedangkan dosis tinggi, lebih dari
100mg, biasanya digunakan secara oral.
3. Halusinogen
Halusinogen banyak yang alami, yaitu terdapat pada tumbuhan tertentu
atau terdapat pada bagian tertentu dari hewan tertentu. Selebihnya adalah sintetik
(buatan). Halusinogen alami antara lain ganja, kecubung, mescalin yang berasal
dari kaktus Liphophora williamsii dan psilocybin yang berasal dari jamur
Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik antara lain adalah LSD (Lysergic
acid Diethylamide). Ganja akan menimbulkan halusinogen bila pada dosis yang
tinggi.
Gambar 4 : Halusinogen alami (a) Ganja, (b) Kaktus Liphophora williamsii , (c) jamur
Psilocybe mexicana; Halusinogen sintetik
Jenis-jenis psikotropika yang banyak disalahgunakan antara lain :
A. EKSTASI
Rumus kimia ekstasi adalah 3-4 methylene-dioksy-methil-amphetamin (MDMA).
Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat pada penghujung abad lalu. Pada ahir 1950-an MDMA
dipakai oleh para ahli dokter jiwa. Informasi tentang MDMA muncul pada tahun 1973. Ekstasi
dikenal sebagai inex, xtc, adam dan essense. Dikemas dalam bentuk tablet dan kapsul. Biasanya
dapat dikonsumsi secara oral. Ekstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum.
Efeknya berlangsung maksimum 1 jam.
Gambar : Ekstasi
Pengaruh setelah pemakaian, seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadangkadang, pupil
mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang, serta meningkatkan pernapasan. Jenis
reaksi fisik biasanya tidak berlangsung dalam waktu yang lama. Selebihnya akan timbul
perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu akan hilang.
Kepala akan terasa ringan, rileks dan nyaman. Semua perasaan tersebut akan berangsur-angsur
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Selanjutnya kita akan merasa lelah dan tertekan.
B. SHABU-SHABU
Shabu-shabu dengan nama kimia met-amfetamin berbentuk kristal biasanya berwarna
putih, dan dikonsumsi dengan cara dibakar kemudian dihisap menggunakan alat yang disebut
Bong (sejenis pipa yang di dalamnya berisi air). Ada juga sebagian yang memakai dengan
menyuntik. Shabu tergolong amfetamin yang berpengaruh memacu kerja otak, sering disebut
ubas, ice. Shabu-shabu memiliki masa kerja 6-8 jam. Euforia (perasaan nyaman tanpa sebab)
yang begitu kuat dicapai dalam beberapa menit pada penggunaan dengan cara dirokok atau
disuntikan intravena, 3-5 menit pada penggunaan secara disedot melalui hidung, dan 15-20 menit
pada penggunaan secara oral.
Gambar : Shabu-shabu
C. LYSERGIC ACID DIETHYLAMIDE(LSD)
Lysergic acid Diethylamide (LSD) merupakan halusinogen yang dapat menyebabkan
halusinasi dan biasanya digunakan secara oral, jarang digunakan secara dirokok ataupun dengan
suntikan. LSD sering disebut dengan acid, red dragon, blue heaven, dan sugar cubes. LSD secara
cepat diserap dari saluran cerna dan mukosa mulut sehingga gejalanya dapat terlihat setelah
sepuluh menit. Pengaruh LSD terhadap pengguna sangat beragam, bergantung pada jumlah yang
dipakai, cara pemakaian, dan seberapa lama sesudah LSD dikonsumsi.
Gambar : LSD
Pengaruh segera setelah pemakaian antara lain pupil mata melebar, tidak bisa tidur, mulut
kering, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, denyut jantung cepat, tekanan darah naik
dan berkeringat. Gejala di atas menghilang sesudah 8-12 jam setelah pemakaian.
D. GANJA
Ganja dikenal dengan sebutan marijuana, grass, hash, atau hashish dalam bahasa gaul
disebut dengan ‘cimeng’. Berbagai bentuk ganja umumnya berasal dari pohon ganja yang
disebut Cannabis sativa dan Cannabis indica yang tumbuh di seluruh dunia.
Gambar : Ganja
Ganja dapat dikonsumsi sebagai makanan dalam bentuk manisan, diseduh seperti teh atau
kopi, tetapi kebanyakan dirokok seperti merokok tembakau. Ganja yang dirokok biasanya berupa
tanaman yang sudah dikeringkan dan dirajang, kemudian dilinting seperti tembakau.
Asap ganja dimasukkan ke dalam paru dan ditahan untuk beberapa detik sebelum
dikeluarkan. Ganja mengandung zat psikoaktif yang disebut dengan THC (Tetra hydro
cannabinol) yang merupakan faktor utama penyebab halusinasi. THC ini akan cepat
meninggalkan plasma dan masuk ke jaringan yang mengandung lemak, terutama otak. THC
dimetabolisasi di hati dan dikeluarkan terutama melalui tinja dan air seni. Dampak yang
ditimbulkan oleh ganja adalah kegembiraan, cerewet dalam bicara, dan rileks. Pengaruh ganja
akan bertahan kira-kira 2-4 jam.
ZAT ADIKTIF
Zat adiktif yang dimaksud disini zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut
narkotika dan psikotropika. Zat adiktif merupakan zat yang apabila dikonsumsi secara teratur,
sering dan dalam jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan kerja biologi serta
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus
menerus dan jika dihentikan dapat memberi efek luar biasa atau sakit luar biasa. Bahan yang
mengandung zat adiktif dan banyak disalahgunakan antara lain adalah :
a. ALKOHOL
Alkohol yang dimaksud adalah semua jenis minuman yang mengandung
etilalkohol atau etanol, misalnya wiski, vodka, gin, bir, saguer, tuak, brem, arak dan ciu.
Alkohol dalam bentuk minuman banyak diminati orang. Pecandu minuman beralkohol
dapat mengalami keracunan dan mabuk. Kondisi mabuk mengakibatkan koordinasi
motorik terganggu sehingga dapat membuat seseorang berbuat diluar kesadarannya dan
dapat berbuat di luar batas perikemanusiaan.
Gambar 9 : Bir
b. ROKOK
Rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya, mengandung 4.000 zat
berbahaya, yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).
Nikotin merupakan bahan penyebab ketergantungan. Tembakau yang mengandung
nikotin biasanya digunakan dengan cara dibakar dan dihisap sebagai rokok sigaret,
cerutu, atau pipa (cangklong), dikunyah atau disedot melalui hidung. Rokok mengandung
tiga bahan utama yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, yaitu nikotin, karbon monoksida
dan TAR.
a. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia yang terdapat dalam daun tembakau.
Nikotin menimbulkan efek menenangkan sehingga perokok akan merasa tenang
setelah menghisap rokok. Nikotin dapat menyebabkan kerusakan otak.
b. Karbonmonoksida
Karbonmonoksida atau CO merupakan gas beracun yang terdapat dalam
asap rokok. Gas ini dapat berikatan dengan hemoglobin, menggantikan oksigen.
Akibatnya, tubuh akan kekurangan oksigen dan menjadi lemas
c. TAR
TAR merupakan komponen pada asap rokok, yang terdiri atas kumpulan
dari ribuan macam bahan kimia. Diantaranya, karbonmonoksida, nitrogenoksida,
hydrogen sianida amonia, benzene, methanol dll. Bahan ini dapat berasal dari
daun tembakau itu sendiri maupun dari zat yang ditambahkan pada tembakau saat
pemrosesan dalam pabrik. TAR bersifat karsinogenik sehingga dapat
menyebabkan kanker.
Gambar 10 : Kandungan zat kimia yang ada pada rokok
c. INHALANSIA ATAU SOLVEN
Inhalansia (zat yang dihirup) atau solven (zat pelarut yang mudah menguap) yaitu
berupa senyawa organik yang sering digunakan untuk berbagai keperluan industri,
bengkel, dan rumah tangga seperti misalnya, tiner, pembersih kuku (aseton), berbagai
jenis lem, aerosol, bensin, dan bensin. Zat ini banyak disalahgunakan dengan cara
dihirup.
Gambar 11 : (a). Lem, (b). Cat Kuku, (c). Thiner
Obat-obatan termasuk psikotropika dapat dikonsumsi dengan berbagai cara,
dengan cara kerja yang berbeda-beda, tergantung cara pemakaiannya, berikut beberapa
cara pemakaian obat :
1. Pemakaian obat secara oral adalah melalui saluran pencernaan dengan cara di
memasukkan melalui mulut dan masuk ke dalam saluran cerna
Gambar 12 : Meminum Obat Secara Oral
2. Obat dapat diberikan melalui aliran darah, yaitu dengan suntikan
intravena (disuntikan langsung ke dalam vena atau pembuluh darah balik),
suntikan intramuscular (ke dalam otot), suntikan subkutan (ke lapisan
lemak di bawah kulit).
Gambar 13 : Penggunaan obat melaui suntikan
3. Obat juga dapat diberikan melalui permukaan kulit dalam bentuk salep
dan obat gosok.
Gambar 14 : Pemakaian melalui permukaan kulit
4. Obat juga dapat diberikan melalui pernapasan dengan cara disedot
melalui hidung.
Gambar 15 : Penggunaan obat dengan cara disedot melalui hidung
PENGARUH PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF PADA SUSUNAN SARAF PUSAT
DAN TUBUH
Sebelum mempelajari lebih lanjut tentang pangaruh psikotropika dan zat adiktif pada
susunan saraf, sebelumnya kita akan belajar tentang anatomi sistem saraf pada manusia. Sistem
saraf pada manusia terdiri atas susunan saraf pusat (SSP) dan susunan saraf tepi (SST). SSP
terdiri atas otak (ensefalon) dan medula spinalis. Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak
besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung
(medulla oblongata), dan jembatan fargi.
Gambar 16: Anatomi Otak Manusia
Otak manusia yang beratnya kurang lebih 2 kg masih banyak menyimpan rahasia yang
belum terkuak. Sel-sel saraf di otak manusia jika direntangkan akan mempunyai panjang
beriburibu kilometer. Sedangkan jumlah sel-sel saraf di otak berjumlah paling sedikit 100 miliar.
Tiap neuron (sel saraf) mempunyai banyak serabut yang dinamakan dendrit dan akson. Pada
bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann
yang menempel pada akson. Sel Schwann membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf
mielin, yang berfungsi sebagai pembentuk sarung mielin. Membran plasma sel Schwann disebut
neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls. Otak banyak mengandung lemak karena adanya serabut
mielin. Obat psikoaktif adalah zat yang bekerja terutama pada otak sehingga menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran orang yang mengkonsumsinya.
Zat psikoaktif ada yang bersifat adiktif (obat penenang, obat tidur, ekstasi, shabu-shabu,
alkohol, nikotin, ganja, LSD); dan ada yang bersifat tidak adiktif (obat antipsikosis dan obat
antidepresi). Obat psikoaktif merupakan obat yang larut dalam lemak sehingga memiliki
kosentrasi tinggi di otak.
1. PSIKOTROPIKA
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat,
psikotropika dapat dikelompokan menjadi :
a. Depresant
Depresant bekerja mengurangi aktifitas susunan saraf pusat. Jenis ini
membuat pemakainya merasa tenang, pendiam bahkan membuat tidur dan tidak
sadarkan diri. Pil-pil penenang golongan benzodiazepam, menimbulkan efek di
otak dengan memengaruhi neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan
sadartidaknya manusia dan juga pada reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.
b. Stimulan
Stimulan bekerja mengaktifkan kerja susunan saraf pusat. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Hampir semua
stimulan akan mengganggu proses neurotransmitter, pengaruhnya yang terbesar
adalah pada dopamin, yang efeknya akan memperbanyak dopamin, sehingga
terjadi apa yang disebut sebagai ‘banjir dopamin'. Banyaknya dopamin akan
mengakibatkan gejalagejala euforia (perasaan senang tanpa sebab), tekanan darah
dan denyut jantung meningkat, serta gelisah
c. Halusinogen
Halusinigen bekerja dengan menimbulkan halusinasi atau khayalan. Salah
satu jenis halusinogen alami yang memiliki efek terberat di otak adalah ganja.
Kerusakan otak yang terjadi merupakan kerusakan yang irreversible atau tak
dapat diubah. Efek ganja di otak tergantung dari lama, jumlah dan cara
pemakaian. Efek yang terjadi ialah euforia, rasa santai, dan mengantuk. Pada
kasus-kasus keracunan (pemakaian dalam jumlah sangat banyak) dapat muncul
perasaan curiga yang berlebihan (paranoid) dan halusinasi visual. Otak manusia
merupakan suatu organ yang sangat berharga. Sebab, setiap manusia dapat
mengekspresikan pikiran dan dirinya melalui pekerjaan dari otak. Oleh karena itu,
adalah tindakan yang tidak bijaksana apabila seorang manusia mengulangi
kesalahan yang sama atau dengan kata lain sudah tahu akibatnya tetapi masih
ingin melakukannya. Itulah yang terjadi dengan penyalahgunaan narkoba.
KOMPLIKASI MEDIS AKIBAT PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT
ADIKTIF
Psikotropika dan zat adiktif meskipun memiliki banyak efek negatif bagi tubuh
tetapdapat diproduksi. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari produksi zat-zat tersebut
adalahuntuk menunjang dunia kesehatan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu psikotropikadan
zat adiktif pada kadar tertentu digunakan secara legal (resmi) dalam duniakesehatan dan ilmu
pengetahuan.Contoh penggunaan psikotropika dan zat adiktif dalam bidang kesehatan
diantaranya adalah :
1) Sebagai obat perangsang. Misalnya Amfetamin
2) Sebagai obat penawar rasa sakit, misalnya morfin
3) Sebagai obat penenang atau obat tidur misalnya benzodiazepine
4) Sebagai penghilang depresi, misalnya methyl phenidat
5) Sebagai anestesi (obat bius), misalnya phencylidine
6) Sebagai antiseptik, pelarut, pengawet misalnya alkohol
Dampak negatif penggunaan psikotropika dan zat adiktif muncul apabila terjadi
penyalahgunaan dalam penggunaannya, yaitu digunakan secara berlebihan dan terusmenerus
tanpa resep atau petunjuk dari dokter.Dampak negative dari penyalahgunaan psikotropika
diantaranya adalah semua psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan dan gejala putus obat
(sakaw).
Pengaruh pemakaian ekstasi terhadap sistem tubuh adalah sebagai berikut :
a. Sistem Saraf Pusat
Menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak sehigga dapat menyebabkan stroke.
Stroke dapat terjadi karena penyumbatan/penyempitan atau pecahnya pembuluh darah
otak dengan salah satu gejalanya adalah mengalami kelumpuhan.
b. Sistem Jantung dan Pembuluh Darah
Dapat menyebabkan nyeri dada dan meningkatkan denyut jantung serta tekanan
darah.
c. Sistem Pernapasan
Dapat menyebabkan tertekannya sistem pernapasan sehingga kesadaran hilang
dan berakibat pada kematian.
Gambar 27 : Dampak negatif penggunaan alkohol
Pengaruh penggunaan alkohol pada sistem tubuh :
a. Sistem Saraf Pusat
1) Memperlambat fungsi otak yang mengontrol pernapasan dan denyut jantung
sehingga dapat mengakibatkan kematian.
2) Dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia), sakit jiwa, kerusakan tetap
pada otak dan sistem saraf.
b. Sistem Pernapasan
Memperlambat pernapasan dan pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan
kematian.
c. Sistem Jantung dan Denyut Jantung
1) Dapat menyebabkan pembengkakan jantung.
2) Dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung.
d. Sistem Pencernaan
1) Dapat menyebabkan luka, radang lambung, serta hati.
2) Dapat menyebabkan kanker mulut, kerongkongan, dan lambung.
3) Dapat menyebabkan peradangan dan pengerasan (sirosis) hati.
Gambar 28 : Sirosis
Gambar 30 : Emfisema
TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT
ADIKTIF
1. Fisik
a. Berat badan turun drastis.
b. Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.
c. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada
bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit dibekas suntikan.
d. Buang air besar dan air kecil kurang lancar.
e. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
f. Mengalami nyeri kepala.
g. Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.
h. Mengeluarkan air mata berlebihan.
i. Mengeluarkan keringat berlebihan.
2. Emosi
a. Sangat sensitif dan cepat bosan.
b. Bila ditegur atau dimarahi malah menunjukan sikap membangkang.
c. Emosi naik turun atau tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul orang atau
berbicara kasar terhadap anggota keluarga dan orang disekitarnya.
3. Perilaku
a. Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.
b. Menunjukan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
c. Suka mencuri uang di rumah, sekolah atau tempat pekerjaan dan menggadaikan
barang-barang berharga di rumah.
d. Waktu di rumah kerap kali dihabiskan di kamar tidur, di kamar mandi, ruang
gelap atau tempat-tempat sepi lainnya.
Pengaruh zat inhalansia/solven terhadap sistem tubuh antara lain sebagai beikut :
a. Sistem Saraf
1) Meningkatkan resiko kerusakan otak yang menetap.
2) Meningkatkan resiko kerusakan saraf.
b. Sistem jantung dan pembuluh darah, diantaranya adalah merusak jantung dan
menyebabkan terlepasnya plak pada pembuluh darah
c. Sistem Pernapasan
1) Meningkatkan kerusakan paru-paru.
2) Merusak saluran hidung sehingga berkurang atau hilangnya penciuman.
top related