pengembangan rpp berintegrasi pendidikan … · 11. guru ipa kelas iv b “ys” dan guru ipa kelas...
Post on 08-Mar-2019
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD
FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO
YOHANES BOSCO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
OKTOFIANUS LEKI TAEK
NIM: 131134206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya tulis sederhana ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan dan Bunda Maria yang telah menyertai saya selama menjalankan
kuliah dan sampai menyelesaikan tulisan ini saya selalu diberi kesehatan
yang baik.
2. Kedua orang tuaku, Kakak dan adik-adik.
3. Kongregasi Frater CMM
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
Salam Hormat dan Baktiku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Pujilah Allh setiap waktu dan berdoalah kepada-Nya,
supaya Ia membimbing jalanmu dan merestui segala rencanamu”
(Tobit. 4:20 )
“Inilah diriku dengan segala kekurangan dan kelebihanku,
namun jadikanlah aku sebagaimana yang Engkau kehendaki”.
“Kedisiplinan disertai, ketulusan, kesabaran,
dan usaha adalah hal yang terbaik untuk meraih kesuksesan.”
(Fr. Okto, CMM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, selayaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Maret 2017
Penulis
Oktofianus Leki Taek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Oktofianus Leki Taek
Nomor Mahasiswa : 131134206
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD
FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO
YOHANES BOSCO
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 23 Maret 2017
Yang menyatakan
Oktofianus Leki Taek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD
FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO
YOHANES BOSCO
Oktofianus Leki Taek
131134206
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa RPP
berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Produk
yang diintegrasikan pada pendidikan emansipatoris ini, siswa diajak untuk
mengetahui serta belajar dari dunia nyata serta mengalami suatu pengalaman yang
bermakna dalam kehidupan siswa. Tujuan dari pembuatan produk tersebut adalah
fokus pada siswa agar mereka mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab,
peduli pada lingkungan, menjadi pribadi yang humanis, demokratis, dan mampu
berpikir kritis, serta mampu menghadapi keadaan sosial di sekitar mereka.
Penelitian pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini,
menggunakan metode penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson dalam
Harsono. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan,
(2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan pengembangan RPP yang
berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
Pengembangan produk tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual. Kelebihan dari pengembangan ini adalah siswa belajar langsung dari
lingkungan sekitar, meningkatkan sikap peduli lingkungan dengan cara mengajak
siswa untuk mengamati lingkungan sekitar, mengajarkan sikap tanggung jawab
serta berpikir kritis. Prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris ini melalui lima langkah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk,
(3) revisi produk, (4) implementasi produk, (5) evaluasi dan refleksi.
Hasil implementasi dalam penelitian menunjukkan bahwa produk RPP
berintegrasi pendidikan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas
IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco,
menunjukkan memberikan hasil yang positif yaitu dari refleksi 22 siswa yang
didapatkan umumnya semuanya mengatakan senang bisa belajar langsung di
lingkungan atau di luar kelas dan siswa juga mampu mensimulasikan atau
mempraktekan media yang disiapkan terkait proses terjadinya banjir, tanah
longsor dan abrasi. Proses pembelajaran ini juga siswa aktif dalam mengikutinya.
Dengan demikian, produk yang dihasilkan menunjukkan layak untuk digunakan
dalam pembelajaran IPA kelas IV. Di mana, nilai yang didapatkan dari validator
pakar IPA dan guru IPA kelas IV B skor rerata adalah 3,08.
Kata kunci: Pendidikan emansipatoris, pembelajaran IPA, semangat Santo
Yohanes Bosco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT EMANCIPATORY EDUCATION INTEGRATE RPP
SIENCE LEARNING CLASS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BY
SPIRIT OF SAINT JOHN BOSCO
Oktofianus Leki Taek
131134206
Sanata Dharma University
This research aims to develop products such as integrated RPP
emancipatory education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco
Manado based on the spirit of St. John Bosco. Products that are integrated on this
emancipatory education, students are encouraged to know and learn from their
real world and experience a meaningful experience in student life. The purpose of
making these products were to focus on the students to be able to be individual
capable of responsible care of the environment, being personally humanist,
berdemokratis, and able to think critically and be able to face the social
circumstances surrounding them.
Research development of RPP integrated this emancipatory education,
using the method of research and development by Tomlinson in Harsono. This
method were used to determine (1) the development procedure, (2) the quality of
the products produced by developing lesson plans that integrate emancipatory
education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco Manado based
on the spirit of St. John Bosco. The product development using contextual
learning approach. The surplus of this development was that students learn
directly from the surrounding environment, improve the attitude of caring for the
environment by refering students to observe in the neighborhood, teaches the
attitude of responsibility and critical thinking. RPP development procedures to
integrated these emancipatory education through the five steps (1) analysis of
needs, (2) design of the product, (3) the revision of the product, (4)
implementation of the product, (5) evaluation and reflection.
The results of the implementation of the research showed that the product
RPP integrated an education emancipatory in science teaching kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco, showed positive
results are a reflection of 22 students who be obtained generally all said they
were delighted to learn directly in the neighborhood or outside the classroom,
and students were are also able to simulate or practice prepared media related to
the occurrence of floods, landslides and abrasion. The learning process are also
an active student in the following study. Thus, the resulting product showed viable
for used in science teaching fourth grade. Where, the value obtained from expert
validator IPA and science teacher class IV grade and the average score is 3.08.
Keywords: emancipatory education, science learning, the spirit of Saint John
Bosco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur yang berlimpah penulis haturkan ke hadirat Tuhan
Yang maha belaskasih, atas berkat hidup, kesehatan yang telah diberikan kepada
penulis, sehingga sampai saat ini penulis masih merasakan kasih dan kebaikan
yang besar dari pada-Nya. Lebih dari itu penulis juga bersyukur sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Semuanya ini
penulis menyadari bahwa ada berbagai pihak yang terlibat dalam menyelesaikan
skripsi ini dengan harapan untuk terus berjuang dalam mencapai cita-cita.
Untuk itu semua, pada kesempatan yang penuh kegembiraan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi., S.S., M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Eny Winarti, M.Hum, Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, sumbangan pikiran untuk memberikan
pengetahuan, kesabaran, memotivasi, untuk membimbing serta memberikan
teladan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Wahyu Wido Sari, M. Biotech selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi, menyumbangkan
pikiran untuk memberikan pengetahuan, kesabaran serta teladan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh.
7. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah menjadi wadah
bagi penulis untuk menimba ilmu.
8. Para Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang
telah turut membimbing dan mengajarkan ilmu kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Kepala sekolah SD Frater Don Bonsco Manado Fr. Yasintus Seran, S.Pd yang
telah memberikan izin serta masukan-masukan kepada peneliti selama
melakukan penelitian.
10. Pakar pembelajaran IPA “RM.W” yang telah bersedia untuk menjadi
validator pengembangan produk.
11. Guru IPA kelas IV B “YS” dan guru IPA kelas VI “TF” SD Frater Don
Bosco Manado yang telah menjadi validator pengembangan produk sekaligus
telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
12. Para siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang turut membantu
penulis untuk melakukan penelitian baik di kelas maupun di luar kelas.
13. Kongregasi Frater CMM yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk studi serta peranan dalam perkembangan kepribadian menjadi dewasa.
14. Para Romo dan para Frater komunitas Provinsialat Frater CMM Yogyakarta
yang selalu memberikan dukungan penuh dan semangat kepada penulis.
15. Para guru SD Frater Don Bosco Manado yang turut mendukung peneliti
selama melakukan penelitian.
16. Para Frater Komunitas Manado yang telah mendukung dan memberi tempat
kepada penulis selama melakukan penelitian.
17. Bapak Leonardus Taek dan Ibu Belandina Teu yang telah melahirkan,
membesarkan, merawat dan selalu memanjatkan doa untuk penulis.
18. Kakak Lorens, Kakak Sinta, Adik Sela, Are, Emi, Adriana, Buik dan Erik
yang memberikan penghiburan yang hangat kepada penulis.
19. Teman-teman seangkatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang juga telah
menjadi rekan, teman dengan cara masing-masing dalam mendukung penulis.
20. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan. Semua itu bukanlah hal yang disengaja atau
direkayasa melainkan kesadaran penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan. Untuk itu, penulis masih sangat mengharapkan masukan, kritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
dan saran demi melengkapi dan membuat tulisan ini menjadi layak untuk
dibagikan dan dipercaya.
Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi semua orang yang membaca dan
membutuhkannya.
Penulis
Oktofianus Leki Taek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
1.5 Definisi Operasional ............................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan .............................................. 9
BAB II .............................................................................................................. 10
LANDASAN TEORI ....................................................................................... 10
2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 10
2.1.1 Kilas Pandang Kota Manado ......................................................... 10
2.1.2 Letak dan Keadaan Geografis Kota Manado ................................ 11
2.1.3 Latar belakang pendidikan dan ekonomi masyarakat Manado ..... 12
2.1.4 Sejarah Singkat SD Frater Don Bosco Manado ............................ 14
2.1.5 Pelindung persekolahan Frater Don Bosco ................................... 15
2.1.6 Visi dan Misi SD Frater Don Bosco Manado ............................... 20
2.2 Pendidikan Emansipatoris ......................................................................... 21
2.2.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris ........................................... 21
2.2.2 Tujuan Pendidikan Emansipatoris ................................................. 23
2.2.3 Tiga kata kunci Model Pendidikan Emansipatoris ........................ 23
2.2.3.1 Humanis ........................................................................ 23
2.2.3.2 Kesadaran Kritis ........................................................... 24
2.2.3.3 Demokratis .................................................................... 25
2.2.4 Hakikat pembelajaran IPA ............................................................ 26
2.2.5 Tujuan Pembelajaran IPA ............................................................ 27
2.2.6 Pembelajaran IPA di SD ............................................................... 28
2.3 Hasil Wawancara Penggiat PSL ............................................................... 29
2.4 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 33
2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.6 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 35
BAB III ............................................................................................................ 37
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 37
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 37
3.2 Setting Penelitian ...................................................................................... 38
3.2.1 Tempat dan waktu Penelitian ........................................................ 38
3.2.2 Subjek Penelitian ........................................................................... 38
3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................................... 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42
3.4.1 Observasi ....................................................................................... 43
3.4.2 Wawancara .................................................................................... 44
3.4.3 Kuesioner ...................................................................................... 44
3.4.4 Dokumentasi.................................................................................. 45
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................. 45
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif..................................................... 46
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif................................................... 47
BAB IV ............................................................................................................ 49
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 49
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49
4.2 Hasil Pengembangan ................................................................................. 49
4.3 Data Hasil Penilaiaan Validator ................................................................ 70
4.4 Pembahasan ............................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.4.1 Proses Revisi Produk .................................................................... 76
4.4.2 Kualitas Kelayakan RPP ............................................................... 77
4.4.3 Keaktifaan Siswa dalam Pembelajaran IPA .................................. 77
4.4.4 Evaluasi dan Refleksi Siswa ......................................................... 78
BAB V .............................................................................................................. 80
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 80
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 80
5.2 Keterbatasan Pengembangan .................................................................. 81
5.3 Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83
LAMPIRAN ..................................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk .................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Konversi Nilai Kualitatif ke Nilai Kuantitatif Skala Empat ............... 47
Tabel 2 Acuan Pengubahan Nilai Skor Menjadi Nilai Kategori ...................... 48
Tabel 3 Perolehan Skor Validasi Produk ......................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ........................................... 86
Lampiran 2 Instrumen validasi kualitas produk untuk pakar ........................... 87
pembelajaran IPA dan guru pembelajaran IPA
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Untuk Siswa ........................................... 89
Lampiran 4 Hasil wawancara dengan guru kelas IV ....................................... 90
SD Frater Don Bosco Manado
Lampiran 5 Silabus Pembelajaran .................................................................... 95
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 100
Lampiran 7 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA ....................................... 119
Lampiran 8 Hasil Validasi Guru IPA) Kelas IV B .......................................... 121
Lampiran 9 Lembar Validasi Guru IPA Kelas VI ........................................... 123
Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 Siswa Kelas IV B .................................... 125
SD Frater Don Bosco Manado
Lampiran 11 Refleksi Siswa Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado ........... 130
Lampiran 12 Instrumen Validasi Pengembangan RPP ................................... 135
untuk pakar pembelajaran IPA, dan guru IPA
Lampiran 13 Surat IjinPenelitian ..................................................................... 141
LampIran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 142
Lampiran 15 Dokumen Kegiatan ..................................................................... 143
Lampiran 16 Biodata Peneliti .......................................................................... 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan
masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Batasan istilah, dan (6)
Spesifikasi Produk yang diharapkan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sikap keserakahan manusia selama ini telah menjadi suatu permasalahan
yang sangat serius dan tidak dapat dikendalikan. Hal ini nampak dalam tindakan
manusia tertentu ketika berhadapan dengan lingkungan, yang selama ini menjadi
sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan baik bagi manusia maupun penghuni
bumi lainnya. Kehadiran perusahaan-perusahaan, pertambangan, pembukaan
lahan sawit dengan cara membakar hutan, pencemaran dengan bahan kimia, dapat
merusak lingkungan dan ekologi lainnya. Keasrian dan keutuhan lingkungan
hidup terancam punah oleh karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab.
Kenyataan-kenyataan yang terjadi seperti inilah yang bisa mengakibatkan
berbagai bencana alam di berbagai tempat. Sebagaimana yang kita sudah saksikan
sendiri, bencana terjadi di mana-mana, seperti: banjir, tanah longsor, pencemaran
lingkungan hidup, bahkan terjadinya kelangkaan air bersih, yang tentu
mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.
Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, tentu membutuhkan perhatian
yang sangat serius dari semua pihak. Pemerintah atau instansi terkait hendaknya
tidak begitu saja memberi izin bagi pihak tertentu atau pihak perusahaan untuk
menggarap sebuah lahan demi kepentingan sekolompok orang tertentu saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hendaknya pemerintah maupun pihak terkait lebih selektif dalam memberi izin,
baik selektif atas lahan yang hendak digarap, maupun selektif dalam hal pihak
yang akan menggarap. Jika salah dalam hal pemilihan lahan maupun pemilihan si
penggarap maka hal ini bisa saja berakibat fatal terhadap lingkungan sekitar, yaitu
terjadinya kerusakan lingkungan. Adanya perusahaan-perusahaan yang besar,
belum tentu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat setempat tetapi
sebaliknya masyarakat setempat bisa saja tetap mengalami penderitaan karena
wilayah pemukiman dan tempat mencari nafkah dari masyarakat diambil alih oleh
pihak perusahaan tanpa adanya ganti rugi ataupun tanpa adanya jaminan
pemeliharaan serta pelestarian lingkungan dimaksud. Untuk menunjang
kesejahteraan umum janganlah hanya melihat satu sudut pandang saja, tetapi
harus melihat berbagai sudut pandang, antara lain kehidupan manusia sekitar,
lingkungan alam, ekologi yang ada bahkan budaya setempat. Ketika sebuah lahan
hendak digarap oleh pihak mana pun, hendaknya juga memperhitungkan
kenyamanan bagi masyarakat setempat serta keseimbangan kehidupan dalam
lingkungan itu sendiri. Dengan kata lain, benar-benar memberi perhatian terhadap
keutuhan lingkungan dan sungguh bersahabat dengan lingkungan setempat.
Sangat disayangkan, idealisme ini masih luput dari perhatian para
penguasa. Maka tidak heran, jika masyarakat dan lingkungan serta ekologi
menjadi korban dari keserakahan para pihak yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan para guru kelas IV SD
Frater Don Bosco Manado, Rabu, 23 November 2016, peneliti mendapatkan
informasi bahwa kota Manado pada akhir-akhir ini selalu menjadi sasaran banjir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang sangat menakutkan. Misalnya, tahun 2014 terjadi banjir yang hampir
menyeluruh di kota Manado termasuk persekolahan SD Frater Don Bosco
Manado.
Kota Manado merupakan sebuah kota yang sangat padat penduduk. Selain
padat penduduk, kota ini juga dipadati dengan berbagai bangunan mall,
pertokoan, restoran, hotel-hotel berbintang, dan juga bangunan-bangunan lainnya.
Bencana banjir yang sering terjadi di kota Manado disebabkan oleh human error.
Human error yang dimaksud di sini adalah kebiasaan buruk masyarakat kota
Manado dalam berbagai hal, seperti: membuang sampah sembarangan,
membangun rumah di sekitar aliran sungai, penimbunan laut atau reklamasi untuk
membangun mall serta ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar.
Banjir, tanah longsor, gunung meletus, angin puting beliung, tsunami,
yang semuanya mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan ekologi, menjadi
hal yang sangat menakutkan bagi manusia. Meskipun demikian, kita harus tetap
bertanya pada diri sendiri. Apakah kita sebagai manusia penghuni alam semesta,
yang berakal, memiliki rasa dan berkehendak, sungguh peduli terhadap alam
semesta? Apakah kita manusia sudah berusaha untuk menjaga keutuhan dan
kelestarian alam semesta ini?
Ada banyak faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup, baik
itu human error maupun gejala alam murni. Pada kesempatan ini, penulis hendak
menekankan agar kita memberi perhatian pada human error. Kita harus
menyadari bersama bahwa kerusakan alam atau rusaknya ekologi bisa terjadi
karena ulah manusia sendiri, misalnya: kehadiran pertambangan liar, perusahaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perusahaan yang besar, pembukaan lahan sawit, membuang sampah sembarangan,
penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran yang dilakukan
oleh pihak perusahaan dan masyarakat setempat. Hal ini terjadi karena pihak-
pihak tersebut belum sepenuhnya mampu dan/atau mau memaknai arti lingkungan
alam dalam kehidupannya. Ketidak-mampu-an dan/atau ketidak-mau-an pihak
tertentu untuk memaknai arti lingkungan hidup bagi kehidupannya juga dipicu
oleh faktor ekonomi. Dengan kemendesakan pemenuhan kebutuhan ekonomi
tersebut, alam semesta menjadi sasaran eksploitasi manusia tanpa memikirkan
akibat yang terjadi, baik sekarang maupun di kemudian hari.
Berhadapan dengan permasalahan lingkungan hidup, penanaman nilai
yang berkaitan dengan alam semesta lewat model pendidikan emansipatoris
dipandang sangatlah penting. Pendidikan emansipatoris, merupakan salah satu
pendidikan yang mampu menyadarkan siswa bahwa ia mampu untuk belajar dari
lingkungan sekitar, menyadari keberadaannya, baik siswa maupun guru adalah
sama-sama makhluk pembelajar serta mampu untuk berpikir kritis (Anggadewi
dan Winarti, 2015). Harun (2015) dalam bukunya, memaparkan bahwa sudut
pandang pembelajaran yang ditawarkan dan perlu diperhatikan dalam mengatasi
permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan alam dan ekologis adalah (1)
belajar untuk menghargai lingkungan, (2) belajar dari realitas yang ada, dan (3)
mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, dengan demikian (4) anak-anak itu
juga akan belajar menghargai dan mencintai lingkungan itu sendiri.
Salah satu cara untuk menanamkan kepedulian anak-anak sejak usia dini
terhadap lingkungan hidup adalah melalui pendidikan di sekolah, di antaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
melalui Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Melalui mata pelajaran
IPA ini, guru menanamkan cinta lingkungan hidup kepada anak-anak didik, sebab
dengan mendalami Mata Pelajaran IPA, peserta didik mampu meningkatkan
proses berpikirnya dalam usaha memahami fenomena-fenomena alam. Untuk
mencapai tujuan ideal ini, maka hendaknya guru menerapkan model pendidikan
emansipatoris. Dengan demikian guru tidak hanya menjelaskan dan memberi
informasi di depan kelas dan murid hanya menerima dan mendengarkannya,
melainkan kedua belah pihak (guru dan peserta didik) berperan secara aktif ketika
mendalami suatu topik pembelajaran.
Semangat Santo Yohanes Bosco, yang dirangkum dalam tiga kata kunci
yaitu; fides, scientia, et fraternitas juga merupakan salah satu cara untuk
menanamkan serta mengajarkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan.
Perlu diketahui, bahwa fides adalah iman untuk itu siswa perlu diajarkan bahwa
manusia adalah berasal dari Tuhan, maka perlu adanya menghargai alam ciptaan
lainnya. Scientia adalah ilmu, melalui ilmu berarti siswa tidak sekedar belajar
secara teori saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengajarkan kepada
siswa dalam menggunakan ilmu tersebut untuk mampu berpikir kritis dalam
bertindak baik terhadap manusia maupun terhadap alam. Fraternitas adalah
persaudaraan melalui persaudaraaan, siswa tidak sekedar bersaudara dengan
manusia saja, tetepi siswa diajarkan untuk mampu bersaudara dengan lingkungan
sekitarnya karena manusia itu berkembang karena adanya bantuan dari lingkungan
sekitar untuk itu siswa diarahkan untuk tetap menjaga lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian ini dibatasi pada Standar Kompetensi 10: Memahami perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, dan Kompetensi Dasar 10.3:
Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan
longsor), pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPP).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris
untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado
berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk RPP yang terintegrasi dengan pendidikan
emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don
Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk memaparkan pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris dalam pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don
Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk yang terintegrasi dengan
pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes
Bosco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan yang positif dalam konteks pendidikan dan lingkungan
khususnya untuk anak SD Usia 8-11 tahun di lingkungan SD Frater
Don Bosco Manado agar dapat menjaga lingkungan dan ekologi
yang ada di sekitarnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Peneliti ingin mengembangkan model pendidikan emansipatoris ini,
sehingga menjadi bekal dan sekaligus pengalaman baru bagi penulis
ketika nantinya penulis menjadi seorang guru di salah satu sekolah.
2. Bagi guru
Dapat memberikan motivasi kepada guru SD untuk mengembangkan
RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris serta menanamkan sikap
cinta siswa terhadap lingkungan berdasarkan semangat Santo Yohanes
Bosco.
3. Bagi siswa
Membantu siswa dalam memahami materi dan membantu
perkembangan sikap siswa terhadap lingkungan melalui pendidikan
emansipatoris berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Bagi sekolah
Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan RPP
berdasarkan pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas
IV SD.
5. Bagi prodi PGSD
Menambah bahan pustaka prodi PGSD terkait dengan pendidikan
emansipatoris berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Pengembangan RPP merupakan acuan bagi guru untuk mencapai
kompetensi dasar dalam pembelajaran dan guru dapat mengembangkannya
sehingga agar proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung dalam
suasana aktif, kreatif, motivatif serta menyenangkan bagi siswa.
1.5.2 Pendidikan emansipatoris merupakan suatu pendidikan yang memberikan
suatu peluang kepada manusia untuk menyadari keberadaan serta mampu
menanggapi realitas hidupnya.
1.5.3 Pembelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari seluk-
beluk alam serta mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian
proses yang dikenal dengan proses ilmiah.
1.5.4 Santo Yohanes don Bosco merupakan salah satu tokoh orang kudus yang
perhatiannya adalah tertuju kepada kaum muda yang kurang mendapat
perhatian, khususnya di bidang pendidikan agar kaum muda mampu
mencapai cita-cita yang mereka harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan peneliti adalah perangkat pembelajaran
berupa RPP pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II. RPP disusun
berdasarkan kurikulum KTSP. Indikator pembelajaran pada RPP disusun dengan
menggunakan kata kerja operasional. Tujuan penelitian yang memuat
pembelajaran pada RPP ini adalah untuk mengembangkan produk berupa RPP
dengan model-model pembelajaran IPA kelas IV. RPP disusun dengan
menggunakan pendekatan tematik integratif, saintifik, dan pendidikan karakter
cinta lingkungan pada prosesnya. Produk yang dikembangkan memuat proses
ilmiah 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan).
Rubrik penilaian disusun dengan memuat diskriptor yang memudahkan guru
dalam menilai sikap spritual, sosial, dan keterampilan. RPP menggunakan
pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). RPP menggunakan Bahasa
Indonesia sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan (1) Kajian Pustaka (2) Penelitian yang Relevan,
dan (3) Kerangka Berpikir, serta (4) Pertanyaan Penelitian.
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Kilas Pandang Kota Manado
Pemberian suatu nama, apakah itu nama diri, nama pulau, nama sungai
atau pun nama suatu negara, biasanya memiliki latar historis. Berdasarkan asal-
usul kata (etimologi), Minahasa berasal dari kata dasar asa atau esa yang berarti
satu, dengan awalan ma dan sisipan in yang berarti menjadi. Mina-esa dari bahasa
Tombulu berarti menjadi satu atau kesatuan. Istilah Minahasa sendiri awalnya
tidak ditunjuk sebagai suatu wilayah administrasi atau pun penduduk. Demikian
juga dengan istilah Manado. Nama pulau Manado Tua mulanya disebut Manarow,
berasal dari bahasa Tontembuan, yang berarti, "sesuatu yang terletak di seberang,"
yaitu pulau batu atau pulau gunung yang berhadapan langsung dengan tempat
bernama Wenang. Nama wenang sendiri adalah nama jenis pohon yang dalam
bahasa latin disebut: Macaranga Hispida (Kaunang, 2010).
Manado kemudian menjadi daya tarik bagi kalangan masyarakat Cina
hingga menjadi kota niaga. Masyarakat Cina dari daratan Cina Selatan mulai
berdatangan, selain mendirikan pemukiman pecinaan, juga mendirikan gudang
kofi (kini Pasar 45) di pusat kota yang membelakangi Benteng Fort Amsterdam.
Pemukiman ini juga diikuti oleh masyarakat pedagang turunan Arab dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mendirikan pemukiman Kampung Arab di pusat kota. Manado kemudian
berkembang dengan masyarakat turunan Spanyol, Portugis, Belanda, dan Jerman,
serta dengan kedatangan turunan Jawa, Banjar, Flores, Timor, Maluku hingga
terbentuk masyarakat heterogen dengan bahasa Melayu pasar (dialek Manado)
sebagai bahasa pengantar. Pada 1854, jumlah penduduk Manado berkisar 2.529
orang. Di antaranya terdapat 291 turunan Eropa, 630 turunan Cina dan 1.043
turunan Borgo (Indo-Eropa), selebihnya turunan Arab dan pribumi Minahasa. Hal
ini terjadi karena Manado hanya berfungsi sebagai pusat niaga untuk berbelanja
dan bukan tempat pemukiman bagi pribumi yang tetap tinggal di pedalaman.
2.1.2 Letak dan Keadaan Geografis Kota Manado
Kota Manado terletak di ujung pulau Sulawesi dan merupakan kota
terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai Ibu kota Provinsi Sulawesi
Utara. Secara geografis Kota Manado terletak di antara 1°25‟88”-1°39‟50” LU
dan 124°47‟00” - 124°56”00” Bujur Timur.
Luas wilayah Kota Manado berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 1988 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Manado dan Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa, yang semula 2.369 hektar
bertambah menjadi 15.726 hektar. Kota Manado berperan sebagai Ibu Kota
Sulawesi Utara, dengan luas wilayah 157,26 km2, berpenduduk 372.887 jiwa.
Kota Manado dilintasi oleh lima sungai besar, yaitu sungai Tondano, sungai
Bailang, sungai Tikala, sungai Sario, dan sungai Malalayang. Sungai ini berhulu di Danau
Tondano dan bergabung dengan sungai Tikala di tengah kota sebelum bermuara di Teluk
Manado. (http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/sulut/manado.pdf , 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.1.3 Latar Belakang Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat Manado
2.1.3.1 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Manado
Pada umumnya tingkat pendidikan di kota Manado boleh dikatakan cukup
baik, karena tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup memadai. Dengan
adanya pertumbuhan sumber daya manusia yang semakin meningkat,
perkembangan pendidikan juga sekaligus mengalami peningkatan. Perkembangan
pendidikan ini ditandai dengan meningkatnya pembangunan fisik sekolah, mulai
dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dalam usaha menunjang proses
pembelajaran bagi para siswa dan mahasiswa. Peneliti juga mendapatkan
informasi yang sama ketika melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan
guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado, tanggal 23 November 2016. Mereka
mengatakan bahwa perkembangan pendidikan di kota Manado bertumbuh dengan
sangat cepat, di mana perkembangan ini juga didorong oleh adanya oleh
persaingan yang luar biasa antara sekolah negeri dan swasta. Kepala Sekolah SD
Frater Don Bosco Manado juga memaparkan bahwa pada umumnya orang tua
siswa-siswi memiliki pendidikan akhir menengah ke atas.
http://disdiknas.sulutprov.go.id/html/index.php?id=profil&kode=52&profil=Profil
%20Pendidikan%20Sulut
2.1.3.2 Tingkat Ekonomi Masyarakat Manado
Dari aspek ekonomi, masyarakat Kota Manado digolongkan pada tingkat
yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor seperti
pemilikan sarana transportasi, sarana komunikasi, keadaan rumah tempat tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan tingkat pendapatan. Berdasarkan data statistik yang dipaparkan dalam
http://www.fokusmanado.com/2012/10/perekonomian-manado-dalam-
statistik.html, sebagian besar penduduk Kota Manado bekerja sebagai pegawai
negeri sipil (PNS), guru atau pegawai swasta 41,44%, wiraswasta 20,57%,
pedagang 12,85%, petani/peternak/nelayan 9,17%, buruh 8,96%. Sisanya
bergerak di sektor jasa dan lain-lain 7%. Jadi perekonomian kota Manado lebih
pada sektor perdagangan, perhotelan, restoran, angkutan, komunikasi, dan jasa.
Perekonomian kota Manado bertumbuh di atas 6% sepanjang 2015 dan
berada di atas rata-rata Nasional membuat kota ini terpilih sebagai urutan pertama
Top 10 Most Recommended Cities for Business 2015 oleh pengusaha nasional
(survei Best Cities for Business 2015 oleh Majalah SWA,
http://www.antarasulut.com/berita/28341/manado-prospektif-sebagai-kota-bisnis-
terbaik-di-indonesia). Hal ini tentu sangat dipengaruhi peran pemerintah dalam
memajukan Kota Manado. Pemerintah cukup gencar melakukan promosi dan
menarik investor untuk menanamkan modal di daerah ini, pemerintah juga terus
melakukan pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan reklamasi
boulevard yang saat ini menjadi pusat bisnis di Manado.
Dengan mengunjungi kota Manado, pengunjung akan terkesan bahwa
daya beli masyarakat Manado cukup tinggi dan sifat konsumerismenya juga
tinggi. Hal ini dibuktikan oleh gaya hidup masyarakat Manado yang terkesan
mewah. Selain penampilan fisik, penulis juga melihat bahwa pada kenyataannya
orangtua siswa lebih dominan memilih sekolah yang berkualitas dan bermutu bagi
anak-anak mereka. Sedangkan sekolah-sekolah yang dikatakan berkualitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bermutu di Manado sekaligus juga identik dengan sekolah mahal atau sekolah
dengan biaya tinggi. Pada taraf ini, orang tua tidak terlalu mempermasalahkan
soal besarnya biaya. Mereka lebih menitikberatkan faktor mutu pendidikan,
sarana prasarana yang mendukung proses belajar mengajar, rasa aman dan
nyaman bagi para siswa untuk belajar, dalam pemilihan sekolah untuk anak-anak
mereka.
2.1.4 Sejarah Singkat SD Frater Don Bosco Manado
Dalam sejarah Kongregasi Frater CMM, tanggal 4 September 1924 Frater
Ernest Adriaanse dan Frater Radulf Bax menginjakkan kaki di kota Manado.
Mereka diperhadapkan dengan hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Di mana, pada awalnya telah direncanakan bahwa para frater akan memulai karya
di Tomohon, yang terletak di pegunungan 25 KM dari kota Manado. Namun, di
Tomohon belum ada persiapan yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi, para frater
dimohon dengan sangat agar mereka tinggal di Manado dan mengambil alih
pendidikan kepada anak Tionghoa di sekolah HCS. Selanjutnya, anggota
komunitas Frater CMM di Manado bertambah, setelah Fr. Chromatius van
Belkom dan Fr. Xaverius van de Gevel datang dan menetap di Manado. Kedua
frater baru ini kemudian mengambil alih karya di Manado dan kedua frater yang
pertama pergi ke Tomohon untuk mengajar di HIS (Hollands Inlandse School),
semacam SD untuk anak-anak pribumi dengan Bahasa Belanda sebagai bahasa
wajib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada tahun 1927 frateran Manado dipindahkan ke Jalan Kema, yang
sekarang disebut Jalan Sudirman yang menjadi kompleks persekolahan SD Frater
Don Bosco yang sudah selesai dibangun pada tahun 1929 termasuk komunitas dan
asrama. Pada waktu itu, gedung-gedung tersebut digunakan oleh dua sekolah yaitu
SD dan SMP Don Bosco. Namun gedung-gedung tersebut, sudah dibongkar dan
dibangun secara terpisah antara SD, SMP dan SMA tetapi kompleksnya sangat
berdekatan. SD satu gedung dengan TK yang dibangun menjadi tiga lantai sampai
sekarang. SD Frater Don Bosco Manado merupakan salah satu sekolah yang
sudah cukup lama berkiprah di Sulawesi Utara dan sudah cukup dikenal oleh
masyarakat kota Manado. SD Frater Don Bosco Manado terletak di Jl. Jenderal.
Sudirman No. 10 Lawangirung Manado, Sulawesi Utara, 95123. Selain itu, SD
Frater Bosco Manado terletak persis di jantung perkotaan yang dikelilingi oleh
hotel-hotel berbintang, cukup ramai, dan suasana sangat panas.
2.1.5 Pelindung Persekolahan Frater Don Bosco
Sejak Tahun 1924, Kongregasi Frater CMM “Congregatio Fratrum Beata
Mariae Virginis, Matris Misericordiae” telah memulai karya pendidikannya di
Sulawesi Utara, khususnya di Manado (1924) dan Tomohon (1929).
Berawal dari karya pendidikan di Manado dan Tomohon, lalu mengikuti
perkembangan masyarakat pada umumnya dan perkembangan pendidikan serta
persekolahan, saat ini persekolahan Frater CMM telah tersebar di beberapa daerah
atau provinsi lainnya di Indonesia, seperti Tarakan-Kalimantan Utara,
Banjarmasin-Kalimantan Selatan, dan Lembata-Nusa Tenggara Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Persekolahan Frater CMM saat ini yang berkedudukan di wilayah-wilayah
provinsi tersebut dikelola oleh perwakilan tersendiri di bawah koordinasi Yayasan
Don Bosco yang berpusat di Manado-Sulawesi Utara (YDB 2014).
Sejak berdirinya sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Frater
CMM baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara
Republik Indonesia, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para frater ini bernaung
di bawah perlindungan St. Yohanes don Bosco. St. Yohanes don Bosco sebagai
pelindung sekolah-sekolah, kini juga telah menjadi pelindung Yayasan
persekolahan yang dikelola oleh para Frater CMM. Dengan demikian, baik
sekolah, asrama maupun Yayasan yang mengelola semua unit sekolah dan asrama
ini, dikenal dengan nama Yohanes don Bosco. Untuk yayasan, menjadi Yayasan
Don Bosco Manado. Sedangkan unit sekolah-sekolah maupun, misalnya SD di
Manado, dikenal dengan nama SD Frater Don Bosco Manado.
Yohanes Bosco lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di sebuah dusun kecil
bernama Becchi di Italia. Ia hidup dan berkarya di Italia (1815-1888). Don Bosco
dikenal sebagai anak yang saleh dan sangat dekat dengan kaum muda. Bagi Don
Bosco pendidikan merupakan “suatu perwujudan kasih dan pengawasan yang
kontinu dengan sukarela” (YDB, 2014).
Perlu diperhatikan bahwa semasa hidupnya, Don Bosco telah dipanggil
oleh Tuhan untuk dipercayakan sebagai pemimpin, gembala dan imam. Ia
berusaha keras untuk menyelamatkan kaum muda dengan cara melayani dan
memberikan pendidikan kepada kaum muda. Bagi Don Bosco, kaum muda harus
dimotivasi agar mereka mampu menemukan jati diri mereka yang sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Jena 2010). Cara pendampingan Don Bosco kepada kaum muda: Pertama, sabar
dalam melayani dan mendidik kaum muda untuk mengerti. Untuk itu, sebagai
guru di sekolah, perlu belajar dari semangat Yohanes Bosco sebagai pelindung
sekolah untuk tetap sabar dalam mendampingi para murid di sekolah; Kedua perlu
adanya ketulusan dan cinta dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di sekolah;
Ketiga adalah sikap menghormati berbagai macam perbedaan dari peserta didik
itu sendiri karena bagi Don Bosco setiap pribadi murid adalah unik yang perlu
dihormati dan dihargai.
Berdasarkan semangat hidup dan seluruh karya Don Bosco, persekolahan
SD Frater Don Bosco di bawah naungan Yayasan Don Bosco mengambil tiga kata
kunci yang sekaligus menjadi profil atau ciri khas dari Don Bosco, yaitu: fides
(beriman), scientia (berilmu), et fraternitas (persaudaraan) (buku petunjuk YDB
2014).
a. Fides atau iman
Fides atau beriman, ditempatkan pada urutan pertama artinya bahwa ciri
khas Yayasan Don Bosco sangat menekankan pada seluruh warga sekolah agar
selalu bertumbuh dan berkembang dalam iman yang diyakini agar semakin kokoh
dalam menghadapi berbagai macam tantangan dalam hidup di zaman ini.
Penanaman iman kepada seluruh warga sekolah terutama kepada siswa sangat
penting dari sejak usia dini, dengan demikian iman yang telah ditanamkan baik di
sekolah maupun di rumah, mampu diamalkan dan diwujudkan lewat tindakan dan
perbuatan yang sesuai dengan ajaran agamanya. Berbicara soal iman manusia
perlu menyadari bahwa manusia berasal dari Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Yohanes Bosco dikenal sebagai sosok yang saleh dan takwa pada ajaran
Gereja. Oleh sebab itu, seluruh warga sekolah tidak hanya menerima ilmu
pengetahuan saja tetapi, pada saat tertentu seluruh warga sekolah juga mengambil
waktu untuk tetap menimba dan menambah kekuatan spiritual lewat ibadat
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, Perayaan Ekaristi, rekoleksi dan
bahkan retret yang diprogramkan oleh sekolah, agar tetap mengalami
keseimbangan hidup baik secara rohani maupun jasmani.
b. Scientia atau ilmu
Kata scientia menekankan pada ilmu pengetahuan atau intelektual. Untuk
itu, guru diharapkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan minat dan
bakat yang sudah ada dalam diri siswa, yaitu melalui pendidikan di sekolah. Hal
ini tentu sangat membantu siswa untuk mampu bersaing di dunia teknologi.
Indikator dari scientia adalah sekolah turut melaksanakan kurikulum yang
berlaku, pengembangan muatan lokal sesuai kebutuhan sekolah, pengembangan
profesionalisme kepada tenaga pendidik dan kependidikan (studi lanjut/workshop,
seminar, kursus-kursus, penataran-penataran), menciptakan manusia-manusia
yang memiliki kemampuan dalam menguasai bidang ilmu, pengetahuan dan
teknologi, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berdasar minat dan bakat
siswa, serta seluruh siswa dilibatkan dalam mengikuti lomba baik akademik
maupun non akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Fraternitas atau Persaudaraan
Fraternitas atau persaudaraan merupakan salah satu ciri khas dari
kongregasi Frater CMM. Kongregasi ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
persaudaraan. Oleh karena itu, kongregasi Frater CMM, yang mengelola berbagai
unit sekolah, menempatkan fraternitas ini sebagai nilai luhur yang harus
ditanamkan di lingkungan persekolahan Don Bosco. Para frater dalam
kerjasamanya dengan para guru dan pelaku pendidikan lainnya di persekolahan
Don Bosco, menanamkan nilai-nilai persaudaraan baik di kalangan para siswa
maupun guru. Dalam konteks ini, baik siswa maupun guru diajak secara bersama
untuk mengenal diri sendiri, teman sebaya, guru dan pada akhirnya mampu
bergaul dan bersaudara dengan sesama manusia dan juga dengan lingkungan
sekitar, yang menjadi tempat bagi mereka untuk tinggal dan belajar.
Melihat betapa pentingnya nilai persaudaraan ini, maka slah satu cara
pendampingan oleh guru terhadap siswanya adalah memberi teladan persaudaraan
kepada siswa. Dengan asumsi bahwa pada umumnya siswa sekolah dasar akan
cenderung mengimitasi atau mengikuti apa yang dilakukan oleh guru di sekolah.
Dengan demikian, guru, selain pendidik, juga harus bisa menjadi contoh dan
teladan bagi para siswa.
Fraternitas ini juga sangat berkaitan erat dengan kepribadian santo
Yohanes Bosco. Sejak kecil, remaja hingga meninggal Yohanes Bosco dikenal
sebagai sosok yang sangat dekat dengan teman-teman sebaya dan mampu bergaul
dengan siapa saja tanpa memandang perbedaan. Teladan inilah yang menjadi hal
penting bagi seorang pendidik. Pendidik haruslah mendidik anak-anak tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
membeda-bedakan atau pilih bulu. Mereka harus mampu mengayomi, para para
mengajarkan siswa termasuk mendidik mereka yang dianggap kurang mampu.
Dengan demikian, terciptalah dialog yang baik serta suasana kerjasama yang
harmonis, saling melayani dengan sepenuh hati.
2.1.6 Visi dan Misi Persekolahan Frater Don Bosco
Untuk mencapai tujuan dari sebuah pendidikan di sekolah, setiap unit
sekolah haruslah memiliki visi dan misi yang jelas. Dalam hal ini, SD Katolik
Frater Don Bosco memiliki visi sebagai berikut: mewujudkan semangat Santo
Yohanes Bosco dalam pribadi warga SD Don Bosco yang beriman dan
berprestasi dalam bidang akademik, olahraga, seni dan budaya serta mandiri
dengan dilandaskan pada kasih persaudaraan.
Untuk mencapai visi tersebut, persekolahan Frater Don Bosco juga
sekaligus merumuskan misinya, yaitu: meningkatkan manajemen sekolah dalam
rangka menumbuhkan keunggulan, meningkatkan kualitas belajar mengajar untuk
mencapai kompetensi siswa, meningkatkan kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dalam rangka, mewujudkan dan mencapai standar pelayanan
minimal yang dibutuhkan, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pendukung kegiatan belajar dalam rangka menunjang penguasaan
IPTEK berdasarkan standar yang dibutuhkan siswa, meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dalam membina siswa dalam rangka
mewujudkan sikap kritis, sistematis, cermat dan mandiri serta berbelas kasih,
meningkatkan kualitas kemitraan dengan Pemerintah, Yayasan Don Bosco, orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tua dan masyarakat di lingkungan sekolah, meningkatkan kualitas dan kreativitas
siswa dalam berkompetisi, memberdayakan lingkungan sekolah dalam rangka
mewujudkan wawasan Wiyata Mandala, meningkatkan semangat dan rasa
persaudaraan antar warga sekolah, serta membentuk warga sekolah yang dapat
menjadi panutan dalam keluarga dan masyarakat.
2.2 Pendidikan Emansipatoris
2.2.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan emansipatoris menurut Giroux (2001) dipandang sebagai
pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil
dan demokratis. Masyarakat yang adil artinya bahwa di dalam kehidupan suatu
masyarakat itu tidak ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau
tidak memihak sebelah melainkan seimbang.
Masyarakat demokratis artinya bentuk partisipasi dalam melaksanakan
hak dan kewajiban di dalam suatu masyarakat dalam tugas dan tanggung
jawabnya sebagai warga masyarakat. Dalam konteks lingkungan sekolah, adanya
interaksi mutualis antara siswa dan guru, siswa dan siswa, serta siswa dan
lingkungan sekolah itu sendiri. Koesoema (2012) menjelaskan bahwa kultur
demokratis dalam lingkungan sekolah merupakan salah satu strategi
pengembangan pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan tentu berbeda dengan partai politik yang bertujuan
memperoleh kekuasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Ada beberapa pengertian dan pemahaman Pendidikan emansipatoris
menurut para ahli. Bagi Mangunsong, Pendidikan emansipatoris adalah
pendidikan yang mampu memberdayakan dan memberi pencerahan bagi siswa.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bagaimana bentuk kurikulumnya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan siswa dan tujuan pemberdayaan siswa dapat
tercapai (Mangunsong, 2005).
Pengertian lain adalah, Pendidikan emansipatoris/emansipasi dalam
pemahaman bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib,
peningkatan status, atau perjuangan kesetaraan (Wiraatmadja, 2005). Sedangkan
Shor (1992) memberi pengertian yang lebih luas lagi. Shor menjelaskan bahwa
pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu memberdayakan
baik siswa mapun guru untuk aktif dalam diskusi dan aktivitas pembelajaran
lainnya yang terkait dengan topik yang ditawarkan. Selanjutnya Shor menjelaskan
bahwa model pendidikan emansipatoris bukan sebuah pendidikan yang
mematikan kreatifitas siswa melainkan sebuah model pendidikan yang aktif dan
mengajarkan siswa untuk berpikir kritis. Suprijono (2016) mengemukakan bahwa
pendidikan emansipatoris merupakan model pendidikan yang mengarahkan siswa
pada objek yang dipelajari, kemudian siswa memahami diri dan tindakan
belajarnya dengan kesadaran reflektif.
Dari penjelasan dan pengertian pendidikan emansipatoris di atas,
menurut peneliti pendidikan emansipatoris merupakan model pendidikan yang
mampu melibatkan baik siswa maupun guru untuk sama-sama mengambil bagian
dalam proses belajar mengajar, serta adanya suatu pencerahan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kepada peserta didik dalam rangka berpikir kritis dan mampu berdemokrasi.
Pendidikan emansipatoris juga dapat dikatakan sebagai suatu pendidikan yang
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mampu menemukan diri
secara utuh serta menjadi pribadi yang otentik.
2.2.2 Tujuan pendidikan emansipatoris
Pendidikan emansipatoris bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
dan pengalaman siswa tentang realitas, kesadaran emansipatoris, kesadaran
politis, pemberdayaan dan berlangsungnya dialog murni (Nouri dan Sajjadi,
2014). Dalam pendidikan emansipatoris, baik guru maupun siswa adalah
pembelajar. Ketika terjadi dialog di antara keduanya, maka pemahaman dan
pengalaman akan realitas dari kedua belah pihak pun berkembang. Perlu menjadi
catatan bahwa dialog dalam pendidikan emansipatoris ini mengambil tema nyata
dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.3 Tiga kata kunci dalam model pendidikan emansipatoris
2.2.3.1 Humanisasi
Universitas Sanata Dharma sangat dikenal dengan kata cerdas dan
humanis. Mahasiswa umumnya dituntut untuk cerdas secara intelektual, tetapi ada
sisi humanisnya, hal ini tentu ada maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Banyak
orang yang pandai secara intelektual tetapi belum tentu ia mampu menjadi orang
yang humanis bagi yang lain. Humanis lebih ditekankan bagaimana manusia itu
mampu berelasi dengan manusia yang lainnya. Salah satu contoh kekayaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Universitas Sanata Dharma adalah warganya yang heterogen, yaitu berasal dari
berbagai asal-usul, karakter, suku, budaya, ras, dan bahasa. Agar ciri ke-
heterogen-an ini tidak menjadi pemicu perpecahan di antara para warga yang
variatif, maka perlu ditanamkan sikap untuk saling menerima setiap perbedaan
yang ada. Masing-masing dituntut untuk memiliki sikap keterbukaan untuk
menerima satu dengan yang lain. Inilah yang menjadi ciri khas Universitas Sanata
Dharma.
Nouri dan Sajjadi (2014) serta Fereire (1970), menjelaskan bahwa
humanisasi merupakan suatu upaya untuk memberdayakan pemahaman kritis
antara kedua belah pihak yaitu guru dan murid, dan mengembangkan kesadaran
kritis (critical awareness) relasi pribadi dengan dunia. Winarti dan Anggadewi
(2015) menjelaskan bahwa untuk menciptakan manusia yang humanis diperlukan
cinta, kerendahan hati, iman, kepercayaan, harapan, dan pemikiran kritis. Artinya
manusia itu harus semakin sadar bahwa dia hidup di tengah dunia yang nyata,
yang akan selalu baik berhubungan dengan baik lingkungan alam maupun
manusia lainnya.
2.2.3.2 Kesadaran Kritis
Kesadaran kritis mempunyai makna bahwa orang belajar untuk menerima
keadaan sosial, ekonomi dan politik yang bertolak belakang, dan kemudian
melawan arus penindasan realistis. Mampu menjadi pemikir yang kritis perlu ada
dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk memahami sebuah realitas.
Menurut Koesoema (2012), sikap kritis adalah kemampuan individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
melihat kembali nilai-nilai yang diyakini selama ini. Artinya manusia itu perlu
mempertimbangkan segala sesuatu dan memiliki sikap yang terbuka bagi orang
lain, mendengarkan pendapat orang lain dan segera mempertimbangkan secara
matang.
Smith (2001:31) berpendapat bahwa kesadaran kritis terletak pada saat
seseorang mampu menerima atau menolak realitas dalam hidupnya dan mampu
mempertahankan. Pedagogik kritis menurut Hidayat (2013:6) adalah sebuah teori
pendidikan dan praktis pembelajaran yang didesain untuk membangun kesadaran
kritis sesuai kondisi sosial yang menindas.
2.2.3.3 Demokratis
Rosyada (2007:15) mengemukakan bahwa sekolah demokratis adalah
membawa semangat demokratis tersebut dalam perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi penyelengaraan pendidikan di sekolah. Ada beberapa keunggulan sekolah
demokratis anatara lain: akuntabilitas artinya kebijakan-kebijakan sekolah dalam
semua aspek dapat dipertanggungjawabkan pada publik yang meliputi
pengangkatan guru sesuai kategori kebutuhan dan keahlian, yang kemudian teruji
loyalitasnya terhadap proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pelaksanaan
tugas guru senantiasa berorientasi pada siswa, guru akan memberikan pelayanan
pada siswa secara menyeluruh dengan tujuan untuk menyelesaikan berbagai
kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Keterlibatan masyarakat dalam lembaga
pendidikan juga sangat dibutuhkan. Sebab, sebuah sekolah tidak terlepas dari
lingkungan masyarakat. Dan oleh karena itu masyarakat memiliki rasa tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
jawab serta berpartisipasi aktif dalam mendukung proses pendidikan di sekolah
tersebut serta merespon setiap persoalan yang dihadapi oleh sekolah.
2.2.4 Hakikat Pembelajaran IPA
Trianto (2010) mengatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu
produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan
pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses,
IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi,
menemukan dan mengembangkan produk sains. Dan sebagai aplikasi, teori-teori
IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi
kehidupan. Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi,
fisika, dan kimia. Sebagai cabang ilmu dari IPA, tiga bidang ilmu dasar ini
merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat
dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah
yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori
yang berlaku secara universal.
Iskandar (1996) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam sebagai
produk tidak dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan
Alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari alam ini adalah
prosedur dan empirik. Dalam prosedur empirik, para ilmuwan mengumpulkan
informasi, mengorganisasikan informasi selanjutnya dianalisis. Prosedur empirik
dalam Imu Pengetahuan Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan
pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan
penemuan mereka dengan menggunakan proses-proses seperti hipotesa,
eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi.
2.2.5 Tujuan pembelajaran IPA
Adapun tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar menurut Depdiknas (2003)
adalah:
1. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi.
3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
4. Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam
5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dan
6. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.2.6 Pembelajaran IPA di SD
Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD didefinisikan oleh Paulo dan Marten
(dalam Carin 1993:5) adalah mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami
apa yang terjadi, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang
akan terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk
melihat apakah ramalan tersebut benar. Pembelajaran IPA di SD harus benar-
benar menyenangkan siswa, anak-anak diharapkan untuk tertarik pada masalah-
masalah kecil, baik itu masalah-masalah kecil yang merupakan masalah buatan
maupun masalah kebetulan yang terjadi di alam sekitarnya. Bila pembelajaran
dipusatkan pada masalah-masalah seperti itu, melakukan eksplorasi, menangkap
apa yang diamati maka IPA akan sangat menyenangkan bagi siswa.
Menurut hasil wawancara dengan guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco
Manado pada Rabu, 23 November 2016 mengemukakan bahwa pembelajaran IPA
itu suatu ilmu yang mempelajari seluk-beluk kehidupan di alam. Untuk itu, agar
siswa lebih tertarik atau berminat pada pelajaran IPA, maka cara yang dilakukan
oleh seorang guru IPA adalah mengajar teori dan sekaligus melakukan sebuah
praktek pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu. Selain itu,
seseorang yang sudah belajar IPA haruslah mampu mengenal lingkungan secara
baik, menghargai setiap komponen alam semesta, mampu berelasi secara baik
dengan lingkungan sekitar dan tidak memiliki sifat yang destruktif terhadap alam.
Oleh sebab itu, hal yang dituntut dari seorang guru terutama guru IPA adalah
kreatifitas dalam mengajar sehingga siswa lebih terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Menurut guru kelas VI SD Frater Don Bosco Manado pada Jumat, 25
November 2016, pengalaman selama mengajarkan IPA di SD, umumnya siswa
sangat tertarik dengan pembelajaran IPA karena siswa belajar langsung dari
lingkungan sekitar serta melakukan praktek di ruang Laboratorium IPA.
Tujuannya adalah, agar siswa mudah mengingat materi pembelajaran yang
diajarkan oleh guru dan siswa pun tidak merasa cepat bosan pada saat proses
pembelajaran.
2.3 Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara bersama berinisial “A” pada tanggal 5 April
2016, salah satu penggiat PSL Sanata Dharma mengatakan, kerusakan alam yang
terjadi saat ini adalah hasil dari pergegerakan budaya manusia yang belum bisa
berelasi dengan benar, belum memperdulikan sehingga dampaknya apa yang kita
lihat sekarang. Seharusnya pergerakan kebudayaan tersebut semakin
memperadabkan manusia dengan lebih mengangkat harkat dan martabat manusia
namun masih banyak komunitas-komunitas yang membentuk budaya dengan
berburu. Saat ini banyak manusia yang membuka lahan tanpa berpikir panjang
dan lebih memilih cara alternatif yang murah dan cepat daripada memilih cara
yang memerlukan biaya yang besar dan tenaga yang banyak. Cara mudah yang
dilakukan oleh manusia itu adalah dengan cara membakar lahan tersebut tanpa
memikirkan sebab dan akibat yang kan ditimbulkan.
Faktor yang paling besar/berperan dalam kerusakan alam adalah manusia,
karena manusia itu adalah makhluk yang paling tinggi dan mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
„wewenang‟ untuk memanfaatkan dan mengelola alam semesta. Namun yang
menjadi permasalahannya adalah cara pilihannya dalam memanfaatkan alam yang
tidak sesuai, dengan demikian manusia itu tinggal memilih. Pilihan manusia itu
yang mengadabkan manusia atau sebaliknya merusak. Dalam wawancara ini juga
pak Andri mengatakan bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi kerusakan
alam kalau faktor alam itu pun pergerakannya sangat kecil sekali, contoh seperti
berevolusi tetapi sangat tidak terlalu signifikan.
Tujuan pembukaan lahan dan pendirian pabrik adalah untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia tetapi hal itu tidak terjadi seperti yang diharapkan
dan bahkan masyarakat yang ada di sekitar tidak mengalami hal itu karena
semuanya itu ada faktor bisnis, ada faktor kepentingan, adanya nafsu manusia
untuk mengusai lebih banyak. Ketika orang membuka lahan kelapa sawit itu tidak
masalah karena itu untuk kepentingan manusia, tetapi dalam kenyataannya tidak
seperti yang sebenarnya. Sifat manusia itu tidak melihat kelapa sawit namun yang
dia lakukan adalah mengambil hasil bumi yang ada di bawahnya yaitu batu
baranya jadi manusia itu menanamnya asal-asalan saja. Manusia itu tidak
memikirkan ke depan itu apakah hasilnya akan berproduksi tidak pokoknya tanam
kelapa sawitnya. Sikap ini merupakan sikap keserakahan manusia yang kurang
memperhatikan harkat manusia yang lain. Dalam wawancara ini juga, sebenarnya
ada manusia yang ingin memperjuangkan harkat manusia khususnya masyarakat
kecil tetapi ada saja manusia yang selalu menghalangi perbuatan baik itu.
Melihat kerusakan alam yang semakin mengkhawatirkan ini maka salah
satu usaha yang dilakukan khususnya di Pusat Studi Lingkungan (PSL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Universitas Sanata Dharma adalah ingin mengembalikan apa yang menjadi hak
tanaman karena tanaman juga mempunyai hak untuk hidup. Ketika manusia
memakan buah-buahan apakah pohon itu tercipta tiap keinginan banyak biar
dimakan manusia? Hal itu tentu tidak karena ketika buah itu ada untuk
perkembagan dirinya, tetapi ketika manusia ambil lalu dimakan haknya untuk
ditanam bijinya berkembang, manusia lupa. Maka yang perlu dilakukan oleh
manusia adalah mengambil bijinya buah lalu ditanam. Bahkan sangat diharapkan
kalau ada orang yang mempunyai program penghijauan ke Pusat Studi
Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma. Hal ini sudah sering diminta
bahkan ditekankan kepada mahasiswa Universitas Sanata Dharma, sebenarnya
sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang harus lebih aktif dalam
melakukan penghijauan bahkan mengajak orang lain untuk melakukan
penghijauan.
Kegiatan yang dilakukan khususnya di Pusat Studi Lingkungan (PSL) ini
adalah tujuannya untuk membangkitkan motivasi orang lain atau masyarakat
setempat, agar memiliki jiwa yang menanam sekaligus rasa memiliki lingkungan
itu sendiri. Semua yang dilakukan itu untuk mendampingi, memotivasi diri sendiri
terutama kepada orang lain untuk menghargai tanaman dan mencegah kerusakan
alam yang terjadi.
Kerusakan alam juga sangat besar pengaruhnya yaitu berdampak negatif
pada pertumbuhan ekonomi dan budaya setempat. Masalah ekonomi, sebenarnya
yang penting adalah ketahanan pangan keluarga. Keluarga merupakan satu
benteng terakhir di mana manusia dapat memperbaiki generasi selanjutnya, hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan anak manusia tidak bisa mengandalkan sekolah, tapi mengharapkan
pemerintah tetapi justru dari keluarga itu harus sadar untuk membentuk generasi
selanjutnya (the nex generation). Maka ingin ditegaskan bahwa sebagai generasi
muda merupakan salah satu kunci selain keluarga, karena sebagai generasi muda
akan merubah generasi berikutnya agar lebih beradab daripada sekarang. Kalau
ketahanan pangan keluarga terganggu, maka secara ekonomi itu akan
berdampak/berimbas pada anak-anak, maka yang jelas konsentrasi orang tua
mencari nafkah akan terganggu dan belum mapan dalam keluarga khususnya
untuk anak-anak. Intinya adalah pada ketahanan pangan keluarga.
Jadi masalah ekonomi itu pemikirannya hanya kecerdasan manusia karena
manusia sudah dikaruniai akal budi untuk berpikir. Hidup itu sederhana tidak
sekonsumtif (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri). Maka yang diharapkan
manusia itu adalah kreatif di rumah misalnya menanam terong, tomat, sayur
mayur salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya dampak negatif ekonomi
akibat kerusakan alam.
Solusi yang ditawarkan kepada manusia adalah mulai dari sekarang, manusia
harus berelasi baik dengan lingkungan alam. Ketika manusia berelasi dengan baik dan
benar dengan lingkungannya, alamnya maka alam akan semakin baik dan manusia akan
lebih nyaman untuk tinggal di lingkungan itu. Berelasi dengan baik dan benar itu artinya
manusia akan memikirkan sebab akibatnya ke depan serta bertindak tidak frontal atau
merusak. Kerusakan alam terjadi yang dilakukan oleh manusia pada umumnya karena
adanya desakan ekonomi sehingga ketika manusia itu butuh uang, maka yang menjadi
sasarannya adalah ada yang menjual pohon. Tetapi manusia tidak memikirkan bahwa itu
konservasi air di bawahnya dan manusia juga tidak memikirkan bahwa di atasnya banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
burung dan ekologi lain yang hidup di pihon itu, yang penting tebang dan dapat uang.
Terpenting adalah harus berelasi dengan baik dan benar dengan lingkungan alam.
Khususya di PSL, merupakan tempat untuk belajar berelasi termasuk seperti menanam
dan merawat dengan baik dan terutama mengajarkan dan memotivasi orang lain untuk
belajar menghargai alam yang telah diberikan Tuhan bagi mansuia. Kalau manusia tidak
kreatif, sampah-sampah itu akan langsung dibuang akibatnya penghargaan terhadap
sesama sangat kecil sekali.
2.4 Penelitian Yang Relevan
Penelitian mengenai model pendidikan emansipatoris ini sudah dilakukan
oleh beberapa dosen Universitas Sanata Dharma. Namun, para peneliti terdahulu
bukanlah melakukan penelitian dengan judul yang sama seperti yang peneliti
lakukan. Pada kesempatan ini, peneliti melakukan sebuah penelitian di SD Frater
Don Bosco dengan judul penelitian: Pengembangan RPP Berintegrasi Pendidikan
Emansipatoris pada Pembelajaran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado
Berdasarkan Semangat Santo Yohanes Bosco.
Dalam proses penelitian ini, peneliti menemukan tiga penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kesempatan ini.
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Frieda
Mangunsong. Frieda Mangunsong meneliti tentang “Mencapai Perkembangan
Manusia Yang Utuh melalui Pendidikan Emansipatoris”. Alat yang digunakan
untuk melakukan pengumpulan dan perolehan data adalah melakukan observasi di
daerah-daerah yang terpencil. Kemudian, membandingkan pendidikan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kelulusan siswa ujian nasional yang terjadi di tahun 2004 antara sekolah yang ada
di Indonesia bagian Timur dan yang ada di Jawa.
Penelitian kedua dilakukan oleh Darmangtyas tentang “Ideologi Yang
Mencekik Pedagogi Emansipatoris”. Penelitian membahas tentang bagaimana
sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia masih bersifat murid duduk diam
dan guru yang lebih aktif untuk memberikan ilmu atau mengisi. Hal ini masih
banyak ditemukan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Penelitian ini,
peneliti melakukan dengan cara melakukan survei lapangan khususnya di sekolah-
sekolah dan membandingkan proses pembelajaran yang ada di daerah Indonesia
bagian Timur dan bagian barat.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Wahyu Wido Sari dosen PGSD
Universitas Sanata Dharma dengan judul “Pendidikan Konservasi Lingkungan
Pada Anak Mentawai sebagai Wujud Penanaman Sikap Cinta Tanah Air”. Alat
yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti melakukan
observasi, wawancara dan memberikan workshop kepada para guru di SD
Xaverius Sikabaluan Mentawai. Hasil penelitiannya dipaparkan kembali dengan
memberikan workshop. Dengan cara ini, hasil penelitiannya sekaligus
memberikan inspirasi kepada para guru tentang pentingnya menanamkan cinta
lingkungan kepada para siswa.
2.5 Kerangka Berpikir
Model pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang
pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Masyarakat yang adil artinya bahwa di dalam kehidupan suatu masyarakat tidak
ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau tidak memihak sebelah
dan harus seimbang. Dalam rangka mengembangkan pendidikan emansipatoris
yang perlu diperhatikan baik oleh guru maupun siswa adalah sama-sama belajar,
dengan demikian tidak hanya guru yang aktif dalam memberikan materi tetapi
siswa juga dimotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan cara ini,
siswa diharapkan dapat berpikir kritis serta memberikan pandangan yang
membangun diri siswa sendiri.
2.6 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu membangkitkan keaktifan
siswa dalam belajar?
2. Bagaimana kualitas pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris untuk pembelajaran IPA mampu membuat siswa dan guru
menjadi sama-sama manusia pembelajar berdasarkan para pakar
pendidikan IPA?
3. Bagaimana kualitas pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu menciptakan suasana
yang menyenangkan menurut guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco
Manado?
4. Bagaimana kualitas penegembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu membuat suasana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menyenangkan dan berciri partisipatif menurut para siswa kelas IV SD
Frater Don Bosco Manado?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini membahas tentang (1) Jenis Penelitian, (2) Setting Penelitian,
(3) Prosedur Pengembangan, (4) Teknik Pnegumpulan Data (5) Instrumen
Penelitian dan (6) Teknik Analisis Data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and
Development). Tomlinson (1998) menjelaskan bahwa pengembangan yang
menghasilkan suatu produk atau bahan yang berkualitas, digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar. Produk tersebut dirancang bagi peserta didik untuk
menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan, khususnya
bagi para guru, peneliti, penulis bahan dan penerbit dalam usaha bersama, untuk
merangsang dan mendukung dalam pembuatan bahan yang inovatif. Dalam
penelitian ini produk yang dikembangkan adalah Pengembangan RPP
Berintegrasi Pendidikan Emansipatoris untuk Pembelajaran IPA kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado Berdasarkan Semangat Santo Yohanes Bosco dan
hasil akhirnya adalah berupa perangkat pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Frater Don Bosco Manado Jl. Jenderal.
Sudirman No. 10 Lawangirung Manado, Sulawesi Utara-95123. Penelitian ini
dilakukan selama 2 minggu terhitung mulai tanggal 16 November sampai 26
November 2016.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah 22 siswa kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang akan peneliti gunakan mengarah kepada
produk pengembangan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV
SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco.
Menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Prosedur pengembangan dalam
penelitian ini melalui 5 langkah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3)
revisi, (4) implementasi, dan (5) evaluasi dan refleksi hingga menghasilkan
produk final. Langkah-langkah pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui
bagan 1.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar. 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk.
Analisis Kebutuhan
Observasi
Langkah 1
Tujuan
Wawancara
Desain Produk
Menentukan SKKD
Langkah 2
Langkah 3
Indikator
Revisi
Penilaian Produk Desain Produk
Langkah 4
Implementasi Penilaian Produk
Evaluasi dan Refleksi
Langkah 5
Hasil akhir produk
Menentukan
Tema Menentukan Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penjelasan untuk setiap langkah penelitian dan pengembangan (research
and development) menurut Tomlison (dalam Harsono, 2015) adalah sebagai
berikut:
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Dalam langkah yang pertama ini, peneliti melakukan kegiatan observasi
pembelajaran di kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado terkait proses
pembelajaran di dalam kelas yaitu bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Selain itu, peneliti melakukan observasi di luar kelas dengan
tujuan untuk melihat bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan
sekitar. Kegiatan lain yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan wawancara
baik kepada siswa kelas IV B dan guru mata pelajaran IPA. Hal ini, bertujuan
untuk mendapatkan informasi bagi peneliti untuk mebuat produk berupa RPP bagi
siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado.
3.3.2 Desain Produk
Tahap analisis yang dilakukan, peneliti jadikan sebagai pedoman untuk
membuat desain perangkat pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan
pada tahap desain adalah menyusun silabus dengan menentukan SK, KD,
indikator, dan tujuan pembelajaran serta menyesuaikannya dengan kurikulum
KTSP 2006 atau kurikulum yang digunakan di sekolah. Materi yang dipilih oleh
peneliti adalah mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi,
abrasi, banjir, dan tanah longsor). Produk berupa RPP tersebut didesain dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mengintegrasikan maksud dan tujuan KTSP 2006 tersebut dengan nilai-niali
fundamental yang terkandung dalam pendidikan emansipatoris pada pembelajaran
IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo
Yohanes Bosco. Setelah menyusun desain RPP, peneliti memberikannya kepada
pakar pembelajaran IPA dan guru pelajaran IPA untuk mem-validasi produk RPP
ini. Ada pun tujuan validasi ini adalah untuk menilai kelayakan produk yang
dihasilkan. Melalui validasi ini juga, peneliti akan mendapatkan saran dan kritik
dari ahli dan guru mata pelajaran IPA untuk lebih menyempurnakan RPP yang
sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, peneliti akan menghasilkan sebuah
produk akhir, yaitu RPP yang layak dalam pembelajaran IPA bagi siswa Kelas IV
SD.
3.3.3 Revisi
Revisi yang dimaksudkan adalah merevisi atau memperbaiki serta
menyempurnakan produk yang dihasilkan. Revisi ini dilakukan berdasarkan
masukan dan kritikan dari ahli dan guru mata pelajaran IPA. Revisi ini bisa
dilakukan karena sudah mendapat saran dan kritik dari ahli dan guru mata
pelajaran IPA terutama juga karena produk yang dihasilkan sudah mendapat
validasi dari mereka.
Sekali lagi, revisi ini sangatlah penting, sebab produk yang dihasilkan
haruslah terlebih dahulu mendapat validasi dari pakar IPA maupun guru mata
pelajaran IPA sebelum menjadikannya sebagai produk final dan sebelum
mengimplementasikannya kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.3.4 Implementasi
Implementasi peneliti lakukan di SD Frater Don Bosco Manado. Produk
yang berupa RPP ini, peneliti implementasikan terhadap siswa kelas IV SD Frater
Don Bosco Manado yang berjumlah 22 siswa. Pelaksanaan implementasi tersebut
peneliti lakukan sebanyak dua kali pertemuan. Peneliti menggunakan produk yang
telah disiapkan terkait dengan pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado
berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Dalam proses implementasi
tersebut, peneliti mengalami suatu suasana pembelajaran yang sangat menarik dan
menggembirakan. Di mana, dalam implementasi sebanyak dua kali pertemuan itu,
peneliti mengalami sendiri keaktifan para siswa ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dilakasanakan.
3.3.5 Evaluasi dan Refleksi
Kegiatan evaluasi dan refleksi peneliti lakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kefektifan kegiatan pembelajaran yang telah diimplementasikan
kepada siswa kelas IV SD Frater Don Bosco, sebelum membuat produk akhir.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian yang dikumpulkan adalah merupakan hasil dari observasi
dan wawancara dengan para siswa (Peneliti melakukan wawancara kepada 10
siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado) dan juga guru IPA kelas IV SD
Frater Don Bosco Manado. Observasi dan wawancara ini bertujuan untuk survei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kebutuhan. Wawancara yang dilakukan adalah berdasarkan pedoman pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti. Data yang diperoleh disusun untuk
mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru terhadap pengembangan RPP
untuk pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan
semangat santo Yohanes Bosco. Validasi dilakukan oleh dua pihak, yaitu validasi
oleh pakar dan validasi oleh guru. Validasi oleh pakar dilakukan oleh pakar IPA
dan validasi oleh guru dilakukan oleh guru IPA, yang keduanya diminta untuk
mengisi kuesioner kualitas RPP serta memberikan saran dalam kolom yang
peneliti sudah siapkan. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
3.4.1 Observasi
Menurut Sugiyono (2006) menjelaskan observasi sebagai pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuesioner. Dalam kegiatan observasi ini, peneliti melakukan
observasi di kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado terkait proses pembelajran
IPA. Kegiatan observasi tersebut merupakan langkah awal bagi peneliti untuk
mengetahui bagaimana minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajran,
dengan tujuan agar peneliti membuat suatu produk yang mampu membuat aktif
dan efektif dalam pembelajaran IPA. Peneliti juga melakukan observasi di luar
kelas atau di lingkungan sekitar, dengan tujuan melihat bagaimana sikap
kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.4.2 Wawancara
Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apbila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit/kesil
(Sugiyono, 2006).
Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini adalah melakukan
wawancara denga siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang berjumlah
10 siswa dan guru pembelajran IPA Kelas IV B serta guru pembelajaran IPA
kelas VI SD. Dalam melakukan wawancara ini juga peneliti menggunakan
wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menyiapkan pertanyaan kepada siswa
dan guru. Dengan tujuan agar siswa mampu menjawab atau menuliskan jawaban
sesuai dengan pertayaan yang telah disipakan oleh peneliti.
Kegiatan wawancara dengan siswa kelas IV B, yang ditanyakan adalah
terkait bagaimana pentingnya pembelajaran IPA dalam kehidupan mereka,
bagaimana sikap siswa terhadap lingkungan dan bagaimana cara siswa
menghidupi semangat Santo Yohanes Bosco dalam kehidupan mereka terutama
dalam kegiatan pembelajaran.
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner merupkan suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh
responden (Margono, 2007). Dalam pembuatan kuesioner ini, peneliti telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menyiapkan pertanyaan secara tertulis kepada siswa kelas IV B dan kepda guru
mata pelajran IPA kelas IV B dan guru mata pelajran IPA kelas VI.
3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk mengambil gambar atau foto
terkait proses penelitian dan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang
dilakasanakan oleh peneliti sendiri. Atau dengan kata lain, dokumentasi juga,
sebagai bukti fisik dari kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian pengembangan ini, instrumen pengumpulan data berupa
observasi, daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Observasi bertujuan untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi atau yang dihadapi baik
guru maupun siswa yang terkait dengan proses pembelajaran di sekolah. Daftar
pertanyaan wawancara bertujuan untuk mengantisipasi agar pembicaraan dalam
wawancara dengan guru dan siswa tidak membias. Dengan demikian, wawancara
ini tetap berfokus pada pokok permasalahan, yaitu analisis kebutuhan guru
terhadap pengembangan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas
IV berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Kuesioner digunakan untuk
validasi RPP kepada para pakar dan guru. Kuesioner disusun berdasarkan
indikator-indikator yang dinilai oleh para pakar dan guru. Indikator penilaian
dalam kuesioner adalah sama, baik dari para pakar maupun dari guru. Daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kuesioner yang diberikan kepada para pakar dan guru bertujuan untuk menilai
susunan dan isi dari RPP yang sudah disusun. Kemudian, pakar dan guru
menyertakan saran dan masukan dalam kolom yang sudah peneliti sediakan dalam
daftar kuesioner tersebut.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk pengembangan
RPP. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran yang diberikan oleh pakar
pembelajaran IPA dan guru pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco
Manado. Data kuantitatif yang diperoleh, berupa instrumen penelitian berupa
lembar kuesioner pada saat validasi dan uji coba dianalisis dengan menggunakan
deskriptif kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket penilaian akan
dianalisis dengan statistik kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala
empat, seperti pada tabel 1 (Mardapi, 2008).
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari observasi, wawancara yang dilakukan oleh
peneliti selama melakukan penelitian. Selain itu, data kualitatif diperoleh dari
validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajran IPA Biologi dan guru
pembelajaran IPA kelas IV B, berupa kritik dan saran, dihimpun dan digunakan
untuk membuat suatu produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 1 Konversi Nilai Kualitatif ke Nilai Kuantitatif Skala Empat
Kategori Interval
Sangat Baik 4
Baik 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen menggunakan rumus:
X= ΣX/ n
Keterangan:
X = skor rata-rata
ΣX = jumlah skor
n = jumlah nilai
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dieroleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh pakar
pembelajaran IPA, guru mata pelajaran IPA kelas IV B dan guru pembelajaran
IPA kelas VI SD Frater Don Bosco Manado. Data kuantitatif disajikan dalam
bentuk skala nilai antara satu sampai empat menurut Mardapi (2008) dengan
kategori (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang baik, dan (1) sangat kurang baik.
Sakla empat ini kemudian akan dikonversikan ke dalam tabel penilaian
menurut (Mardapi, 2008) serperti yang terlihat di tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 2. Acuan Pengubahan Nilai Skor menjadi Nilai Kategori
Interval Skor Kategori
X ≥ 3.00 Sangat Baik
3.00 ˃ X ≥ 2,50 Baik
2,50 ˃X ≥ 2,50 Kurang
X < 2,00 Sangat Kurang
Keterangan:
Rata-rata ideal X: 1/2 (skor maksimal + skor minimal)
Simpangan baku skor keseluruhan SBx : 1/6 (skor maksimal – skor minimal)
X : skor aktual
Dalam penelitian ini kelayakan ditentukan dengan nilai minimal dengan
kategori cukup baik. Apabila menurut ahli hasil penilaian aspek materi dan
komponen-komponen yang terdapat dalam silabus dan RPP memberikan hasil
akhir lebih atau sama dengan kategori cukup baik, maka RPP yang dikembangkan
dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian menyangkut pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado
berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Peneliti melakukan beberapa
kegiatan antara lain melakukan observasi di dalam kelas terkait proses belajar
mengajar, observasi di luar kelas, melakukan wawancara dengan 10 siswa kelas
IV B SD Frater Don Bosco Manado, guru IPA kelas IV B, dan guru IPA kela VI.
Perangkat pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti, peneliti
berikan kepada pakar pembelajaran IPA dan guru mata pelajaran untuk
melakukan validasi, sekaligus peneliti gunakan untuk melakukan ujicoba produk
kepada siswa dengan melakukan proses belajar mengajar.
4.2 Hasil Pengembangan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP). Model pengembangan RPP berintegrasi
pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco
berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco adalah model pengembangan
menurut Tomlinson yang terdiri dari analisis kebutuhan, desain produk, revisi,
implementasi, evaluasi, dan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kebutuhan guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado terhadap proses
pembelajaran IPA. Data ini diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas
khususnya yang berhubungan dengan pelajaran IPA kelas IV SD Frater Don
Bosco Manado. Wawancara peneliti laksanakan pada tanggal 23 November 2016.
Hasil analisis kebutuhan yang didapatkan peneliti, selanjutnya akan peneliti
gunakan sebagai bahan acuan dalam membuat RPP dengan model pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat Santo
Yohanes Bosco.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti melihat bahwa selama ini
minat siswa terhadap pembelajaran IPA sangat baik namun belum sepenuhnya
melaksanakan nilai-nilai emansipatoris dan semangat santo Yohanes Bosco itu
sendiri pada siswa baik dalam teori maupun dalam praktek. Perlu diketahui bahwa
salah satu ciri khas pendidikan emansipatoris adalah berpusat pada siswa. Dalam
wawancara ini, peneliti menyiapkan enam pertanyaan yang berhubungan dengan
pengembangan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV
berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
4.2.1.1 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selama 2 minggu yaitu mulai
tanggal 15-26 November 2016 di SD Frater Don Bosco Manado. Berdasarkan
hasil observasi, proses pembelajaran yang dilaksanakan terkait pembelajaran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kelas IV SD Frater Don Bosco Manado sudah berjalan dengan baik. Dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa
silabus, RPP, dan sumber terkait mata pelajaran IPA yang sedang dipelajari.
Ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung, peneliti melihat bahwa sebagian
siswa aktif untuk bertanya, sebaliknya beberapa siswa masih kurang aktif. Pada
prinsipnya, perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran sudah baik, tetapi guru yang bersangkutan belum memasukkan
nilai-nilai pendidikan emansipatoris dan semangat Santo Yohanes Bosco dalam
proses pembelajaran. Selain pelaksanaan observasi terkait pelaksanaan
pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi di luar kelas dengan untuk
tujuan melihat bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar
khususnya dalam hal menjaga kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di
luar kelas.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, peneliti menemukan bahwa dalam proses belajar mengajar
terkait pembelajaran IPA umumnya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut dan mengajarkan sesuai RPP yang
telah dibuat oleh guru. Namun, dalam pembuatan RPP belum sepenuhnya
memasukkan model pembelajaran pendidikan emansipatoris dan semangat Santo
Yohanes Don Bosco dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti, misalnya di luar kelas, sekolah ini
menyediakan tempat sampah di berbagai tempat dan mengusahakan tanaman-
tanaman hijau dalam pot. Pada kenyataannya, peneliti melihat bahwa sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
siswa sudah mulai memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup
terutama lingkungan sekitarnya. mereka sudah mulai memahami peran mereka
dalam menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
Sehubungan dengan hal ini, peneliti menyaksikan sendiri bahwa sebagian siswa
sudah membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, dan
menanam tanaman di pot. Hal ini tentu merupakan hasil pembelajaran dan
pendidikan dari para guru, di mana para guru mendidik dan mengajarkan kepada
siswa tentang perlunya melestarikan lingkungan hidup dan belajar untuk
menghargai setiap ciptaan Tuhan. Di samping hal positif ini, penulis juga melihat
adanya masalah-masalah lingkungan hidup di lingkungan sekolah ini. Terutama
pada bagian belakang sekolah, penulis menemukan lingkungan yang kurang sehat,
seperti: kurang tertata dengan rapi, tumbuhnya rumput-rumput liar di sekitaran
gedung sekolah, dan terutama masih ada sebagian siswa yang membuang sampah
sembarangan, meskipun sekolah sudah menyediakan tempat sampah.
Selain kegiatan mengajar di kelas, ada pengalaman yang menarik terkait
dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di SD tersebut mengganti
kegiatan Jumat bersih dengan kegiatan “BBM” (Bersih-Bersih 10 Menit).
Kegiatan BBM dilaksanakan oleh kelas atas yaitu kelas III-VI yang dilaksanakan
setiap hari yang didampingi oleh wali kelas. Setelah sepuluh menit, siswa akan
mencuci tangan kemudian masuk kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Adanya permasalahan ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran
yang sudah dilaksanakan di sekolah ini perlu dikaji kembali dan terutama perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
diadakan penyempurnaannya agar semakin kontekstual dan berdaya transformatif
bagi para siswa.
Berdasarkan hasil observasi ini pulalah peneliti mengembangkan model
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, kepedulian akan
lingkungan hidup sungguh tertanam dalam diri semua siswa bukan hanya
sebagian siswa sebagaimana yang peneliti dapatkan melalui observasi tetapi untuk
semua siswa.
4.2.1.2 Wawancara
Kegiatan wawancara peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran IPA
kelas IV B, guru IPA kelas VI, dan 10 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco
Manado. Dalam proses wawancara ini peneliti melakukan wawancara terpimpin,
yaitu menyiapkan pedoman pertanyaan yang akan digunakan sebagai acuan dalam
wawancara tersebut. Oleh karena responden memiliki perbedaan usia, peran, dan
kemampuan yang berbeda (yaitu: guru dan siswa) maka peneliti menyiapkan
pedoman wawancara dengan rumusan yang berbeda, namun tetap memiliki
maksud dan tujuan yang sama yaitu, hendak memperoleh informasi terkait dengan
pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini. Selain itu, juga bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
Peneliti melakukan wawancara dengan 10 siswa kelas IV B Frater Don
Bosco Manado pada Hari Selasa Pukul 10.00 WITA. Ada tujuh hal yang
ditanyakan kepada responden terkait dengan kerusakan lingkungan alam,
pembelajaran IPA, semangat Santo Yohanes Bosco dan tiga nilai dasar yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Don Bosco yaitu fides (beriman), scientia (berilmu) dan fraternitas (bersaudara)
dalam kehidupan mereka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah (1) apakah
pembelajaran IPA penting bagi Anda? (2) mengapa pembelajaran IPA sangat
penting bagi Anda? (3) apa yang akan Anda lakukan terhadap kerusakan
lingkungan misalnya pencemaran air, pengrusakan hutan, tanah longsor, dan
banjir? (4) lingkungan seperti apa yang Anda inginkan, yang rindang, sejuk,
bersih, dan nyaman? Mengapa? (5) kegiatan-kegiatan apa saja yang Anda lakukan
setelah pulang sekolah yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar rumah Anda
(6) apa yang menarik bagi Anda dari Santo Yohanes Bosco pelindung sekolah?
(7) sejauh mana Anda tahu tentang: Fides, Scientia, Fraternitas, dan berikanlah
contohnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 siswa kelas IV SD Frater Don
Bosco Manado maka hasil yang didapatkan adalah umumnya siswa menjawab
pembelajaran IPA sangat penting, karena IPA adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk dan kehidupan alam sekitar. Melihat kerusakan lingkungan yang
terjadi saat ini, maka siswa yang berinisial “A” menjawab “menanam/melakukan
penghijauan, membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang pohon secara
sembarangan, dan membersihkan selokan dan sungai yang kotor”. Selanjutnya
siswa yang berinisial “C” mengatakan lingkungan yang diharapkan adalah
lingkungan yang “bersih, nyaman, sejuk, dan rindang. Karena ketika lingkungan
bersih, nyaman, sejuk, dan rindang kita akan hidup sehat”. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan setelah pulang sekolah untuk menjaga lingkungan sekitar rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
adalah membersihkan kamar, membersihkan halaman, membersihkan selokan
yang kotor dan menanam tanaman di rumah.
Hal-hal yang menarik dari santo Yohanes Bosco dari siswa yang berinisial
“AL” adalah “Santo Yohanes Bosco sangat dekat dengan anak-anak muda,
mengajarkan kebaikan kepada orang-orang muda, mendidik anak-anak muda
dengan baik agar menjadi cerdas”. Cara menghidupi ketiga nilai: fides, scientia
dan fraternitas adalah: fides: menurut siswa yang berinisial “R” adalah “rajin
berdoa, ke gereja, berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas; scientia:
rajin belajar, rajin membuat PR dan rajin masuk sekolah; sedangkan fraternitas:
bergaul dengan teman-teman, menyayangi teman-teman dan guru, tidak menyakiti
orang lain, tidak mengejek orang lain”.
Kegiatan wawancara dengan guru IPA kelas IV dilaksanakan pada hari
Sabtu pukul 12.00 WITA terkait permasalahan tentang kerusakan lingkungan
yang terjadi dan cara mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan. Ada enam
pertanyaan yang peneliti siapkan, yaitu (1) bagaimana minat siswa terhadap
pembelajaran IPA? (2) bagaimana sikap siswa terkait adanya banjir, tanah longsor
yang sering terjadi di Manado akhir-akhir ini? (3) bagaimana cara bapak/ibu
mengajak siswa untuk peduli terhadap lingkungan di sekitar rumah dan di sekolah
sekolah? (4) bagaimana cara bapak/ibu menerapkan tiga nilai yaitu fides, scientia
dan fraternitas dalam kehidupan siswa sehari-hari? (5) Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu tentang Santo Yohanes Bosco yang menjadi pelindung sekolah? (6),
Bagaimana peran/partisipasi siswa, guru dan orangtua dalam rangka memajukan
sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan guru pembelajaran IPA di
SD Frater Don Bosco Manado, umumnya siswa sangat berminat dalam
pembelarajaran IPA yang diajarkan. Oleh sebab itu, peneliti mengutip pendapat
dari guru mata pelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang
mengatakan bahwa: “Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
selalu menarik karena berkaitan dengan kehidupan setiap hari. Belajar IPA tidak
sebatas teori, tetapi siswa mengalami sendiri alam dan mempelajarinya tergantung
topik pembelajaran”. Mata Pelajaran IPA juga, memotivasi siswa untuk mau
belajar secara langsung dengan lingkungan. Melihat hasil yang sisampaikan oleh
guru IPA di atas, maka sebagai seorang pendidik harus kreatif dalam mendesain
langkah-langkah pembelajaran yang menarik agar siswa tidak cepat merasa bosan.
Sikap siswa terkait adanya banjir, tanah longsor yang sering terjadi di
Manado, menjadi sebuah refeleksi bagi semua warga di kota Manado, untuk
menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan hidup terutama bagi siswa dan
siswi diajarkan untuk menjaga mulai dari lingkungan rumah, sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Hal ini yang diungkapkan guru IPA kelas IV dalam
wawancara. “Pengalaman selalu menjadi guru bagi semua orang. Ketika sudah
terjadi banjir pada tahun 2014, menjadi pelajaran besar karena dengan kejadian
banjir ini, kita mau mencari solusi untuk mengatasi banjir tersebut. Khusus untuk
siswa terutama sebagai seorang guru IPA tentu mengajak, mengingatkan siswa
untuk menjaga lingkungan sekitar, yaitu ketika melihat sampah mengambil dan
membuang pada tempatnya. Selebihnya bagaimana seorang guru juga mengajak
siswa untuk memanfaatkan sampah itu dengan baik. Hal ini tampaknya sederhana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
namun jika kita tekun untuk melakukannya maka akan memberikan manfaat yang
luar biasa bagi orang banyak”. Untuk mengatasi banjir ini juga, tidak dengan kata-
kata saja tetapi harus ada tindakan yang nyata.
Melihat secara keseluruhan, para siswa telah menunjukkan sikap peduli
terhadap lingkungan sekitar yaitu siswa sudah mulai membuang sampah pada
tempatnya, walaupun masih terdapat bebarapa siswa yang masih kurang peduli
terhadap lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, salah satu cara mengajak siswa untuk
menjaga dan peduli terhadap lingkungan sekitar adalah melakukan kegiatan jumat
bersih diganti dengan kegiatan BBM atau bersih-bersih sepuluh menit. Kegiatan
tersebut dilakukan setelah istirahat, di mana masing-masing kelas sudah dibagi
tugas setiap hari Senin-Sabtu yang didampingi oleh wali kelas. Setelah sepuluh
menit, siswa mencuci tangan kemudian melanjutkan kegiatan belajar.
Tiga kata kunci Fides, Scientia, dan et Fraternitas, merupakan ciri khas
dalam persekolahan SD Frater Don Bosco manado yang selalu dihidupi dalam
kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Untuk pneliti mengutip hasil wawancara
guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado yang mengungkapkan bahwa,
“kurikulum apapun yang dikeluarkan oleh pendidikan nasional, tidak melupakan
ketiga kata tersebut yaitu fides/beriman, scientia/berilmu, et
fraternitas/persaudaraan. Dalam dunia pendidikan, tentu kita tidak dapat hidup
sendiri. Kita hidup karena Tuhan. Hal ini yang perlu disadari bahwa dari manakah
kita berasal. Tuhan telah memberikan akal budi kepada manusia, maka kehidupan
ini kita harus mengisi dengan ilmu pengetahuan. Jika ilmu itu tidak diisi, atau
dikembangkan maka ilmu itu akan mati atau tidak ada gunanya. Manusia tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bisa hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial maka fraternitas ini
sangat penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Untuk itu, ketiga kata
ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia”. Dengan demikian bahwa
manusia tidak hanya hidup dari dirinya sendiri, tetapi menyadari bahwa manusia
adalah ciptaan Tuhan, yang memiliki akal budi dan mampu untuk bersaudara
dengan sesama dan terutama mampu bersaudara dengan lingkungan sekitar
dengan baik.
Semangat Santo Yohanes Bosco yang dihidupi oleh persekolahan SD
Frater Don Bosco Manado, dipandang sbagai salah satu tokoh yang patut
dihormati oleh semua warga sekolah. Salah satu ciri khas Yohanaes Bosco adalah
mendidik orang-orang muda yang memiliki harapan masa depan yang tidak jelas
khususnya di bidang pendidikan. Hal ini juga yang disampaikan oleh guru IPA
dalam wawancara yang mengatakan bahwa, Santo Yohanes Bosco selalu
memperhatikan atau memberi perhatian kepada anak-anak muda dan terutama
bagi mereka yang kurang mampu dalam hal akademik. Dengan semangat ini,
maka Yohanes Bosco menjadi tokoh yang patut diteladani. Salah satunya
kongregasi Frater CMM yang mengambil nama Yohanes Bosco sebagai
pelindung Yayasan dan persekolahan yang dikelola oleh para Frater CMM.
Semangat Santo Yohanes Bosco ini juga, memiliki pengaruh yang besar antara
lain (1) mendorong guru khususnya keluarga besar SD Frater Don Bosco Manado,
melakukan kegiatan selalu berpedoman pada semangat Yohanes Bosco. (2) Guru
dituntut untuk memperhatikan anak-anak yang kurang dalam akademik, guru
tidak hanya mengajar tetapi semangat pelayanan yang tulus kepada anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
serta tulus menjalankan profesi sebagai seorang guru. Semangat pelayanan yang
tulus inilah, terbukti lewat prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa-siswi SD Frater
Don Bosco Manado. Mengikuti perlombaan di tingkat kecamatan, kota, nasional
maupun internasional bahkah pada bulan Agustus 2016 salah satu siswa SD Frater
Don Bosco Manado meraih juara dua lomba pidato internasional di Jepang.
Perlu disadari bahwa keberhasilan sekolah dan siswa tidak terlepas dari
peran serta partisipasi dari orangtua siswa yang juga selalu memberi perhatian
pada pendidikan khususnya di persekolahan SD Frater Don Bosco Manado.
Seperti yang disampaikan oleh guru IPA kelas IV mengungkapkan bahwa,
prestasi-prestasi yang diraih oleh sekolah ini juga, tidak terlepas adanya
dukungan, peran dan perhatian orangtua pada pendidikan. Keberhasilan siswa-
siswi di sekolah, tidak saja dari guru dan siswa, tetapi motivasi dan dukungan dari
dari orangtua. Peran guru di sekolah sangat mendukung kualitas pendidikan di
sekolah. Di mana guru tidak sebatas mengajar, tetapi guru juga menjadi orangtua
di sekolah yang mampu mengayomi semua siswa di sekolah serta mengajarkan
siswa menjadi lebih tahu tanpa membeda-bedakan.
Melihat permasalahan tentang kerusakan lingkungan berdasarkan
observasi dan wawancara maka peneliti membuat suatu kesimpulan untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Dalam konteks ini, peneliti menawarkan suatu
produk yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berintegrasi
pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA, yang mampu membangkitkan
semangat siswa serta mengajak siswa untuk berperan aktif dalam menjaga, dan
melestarikan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tiga kata kunci penting dalam pendidikan emansipatoris yaitu humanisasi,
kesadaran kritis dan demokratis. Secara lebih spesifik yaitu di lingkungan sekolah,
dengan memahami ketiga kata kunci: 1). fides maka manusia akan menyadari
bahwa lingkungan ini merupakan ciptaan Tuhan yang patut dijaga dan
dilestarikan. Hal ini harus diajarkan kepada siswa sejak usia dini dengan demikian
akan tumbuh kesadaran bahwa merusak alam berarti kita merusak ciptaan Tuhan.
2). Scientia, melalui pendidikan di sekolah, para siswa memperoleh ilmu
pengetahuan yang mendalam. Namun hendaknya ilmu pengetahuan yang
didapatkan itu sungguh bermanfaat baik bagi dirinya, sesamanya, dan juga bagi
alam semesta. Dengan ilmu yang diperoleh khususnya dalam pembelajaran IPA
maka manusia disadarkan bahwa merusak lingkungan akan berakibat fatal bagi
lingkungan bahkan nyawa manusia sendiri. 3). Fraternitas, melalui nilai ini, siswa
diajarkan untuk mengembangkan sifat bersaudara bukan hanya dengan manusia
saja melainkan juga dengan lingkungan alam. Dengan kesadaran ini, maka para
siswa akan disadarkan untuk senantiasa menghindari sikap destruktif terhadap
alam semesta.
Wawancara selanjutnya, peneliti melakukan wawancara bersama guru
IPA kelas VI SD Frater Don Bosco Manado pada tanggal 25 November 2016
pukul 13.00 WITA di LAB IPA. Dalam wawancara tersebut, guru IPA kelas VI
mangatakan bahwa “selama menjadi guru IPA di SD Frater Don Bosco Manado,
melihat bahwa umumnya siswa sangat berminat dan antusias dalam mengikuti
mata pelajran IPA, karena siswa tidak saja belajar teori tetapi langsung praktek
apa yang telah dipelajari dari teori tersebut”. Selain itu siswa-siswa itu berminat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
karena fasilitas yang tersedia cukup memadai untuk belajar salah satunya adalah
ruang LAB IPA yang sangat lengkap sehingga memudahkan guru dan siswa
dalam melakukan praktikum.
Melihat fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini tentu
menjadi prihatin bagi semua manusia terutama bagi masyarakat Manado. Melihat
kerusakan alam yang terjadi maka, tentu sebagai guru harus memberikan
pemahaman kepada siswa untuk menjaga, merawat lingkungan dengan cara yang
sederhana adalah mengjarkan siswa untuk mebuang sampah pada tempatnya.
Mengajar siswa untuk menanam tanaman hal ini yang dilakukan oleh siswa yaitu
menanam tanaman di pot selain sebagai bahan untuk praktek tetapi lebih dari itu
adalah bagaimana cara mengajarkan siswa untuk menanam dan merawat tanaman
tersebut.
Untuk menerapkan ketiga kata yaitu fides/beriman, scientia/berilmu, et
fraternitas/persaudaraan kepada siswa adalah mengajarkan kepada siswa untuk
bersyukur dengan melakukan doa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas baik
di sekolah maupun di rumah. Selanjutnya terkait ilmu, guru tersebut mengatakan
bahwa “ilmu yang didapatkan di sekolah tentu akan berguna bagi siswa untuk
mencapai cita-cita yang diharapkan. Untuk itu yang perlu diperhatikan oleh
seorang guru adalah guru tidak sebatas mengajar teori tetapi juga keterampilan-
keterampilan yang dimilki oleh siswa dengan demikian antara pengetahuan dan
skillnya akan seimbang”. Et fraternitas sangat penting untuk itu “guru harus
benar-benar menanamkan nilai-nilai persaudaraan itu kepada siswa untuk mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bersaudara dengan orang lain baik di sekolah, di rumah dan mengajarkan kepada
siswa bahwa lingkungan sekitar juga merupakan sahabat yang patut dihargai”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang didapatkan oleh
peneliti, peneliti melihat bahwa proses kegiatan belajar sudah berjalan baik.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan tentu berdasarkan kurikulum yang
berlaku atau yang digunakan di sekolah tersebut yaitu kurikulum KTSP,
menyiapkan perangkat pembelajaran, mengajarkan sesuai kegiatan pembelajaran.
Namun belum sepenuhnya memasukkan nilai-nilai dari pendidikan emansipatoris
dan semangat santo Yohanes Bosco dalam perangkap pembelajran tersebut. Untuk
itu, dalam pembuatan produk ini, peneliti akan mengembangkan produk tersebut
dengan memasukan nilai-nilai pendidikan emansipatoris, agar siswa mampu
menjadi pribadi yang bertanggung jawab, aktif, bebas menungkapkan pendapat,
mampu belajar dari teman sebaya dan lingkungan serta menjadi pribadi yang
berpikir kritis.
4.2.2 Desain Produk
Tahap analisis yang dilakukan, peneliti jadikan sebagai pedoman untuk
membuat desain perangkat pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan
pada tahap desain adalah menyusun silabus dengan menentukan SK, KD,
indikator, dan tujuan pembelajaran serta menyesuaikannya dengan kurikulum
KTSP 2006 atau kurikulum yang digunakan di sekolah. Materi yang dipilih oleh
peneliti adalah mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi,
abrasi, banjir, dan tanah longsor). Produk berupa RPP tersebut didesain dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mengintegrasikan maksud dan tujuan KTSP 2006 tersebut dengan nilai-niali
fundamental yang terkandang dalam pendidikan emansipatoris pada pembelajaran
IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes
Bosco. Setelah menyusun desain RPP, peneliti memberikannya kepada pakar
pembelajaran IPA dan guru pelajaran IPA untuk mem-validasi produk RPP ini.
Ada pun tujuan validasi ini adalah untuk menilai kelayakan produk yang
dihasilkan. Melalui validasi ini juga, peneliti akan mendapatkan saran dan kritik
dari ahli dan guru mata pelajaran IPA untuk lebih menyempurnakan RPP yang
sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, peneliti akan menghasilkan sebuah
produk akhir, yaitu RPP yang layak dalam pembelajaran IPA bagi siswa Kelas IV
SD.
4.2.2.1 Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat seperangkat rencana
dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaiannya. Silabus digunakan sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran ke dalam produk yang dikembangkan
(Wayan, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam silabus ini adalah Contextual
Teaching Learning (CTL). Pendekatan Contextual teaching learning merupakan
proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan untuk memotivasi siswa dan
siswa mampu belajar dari realitas kehidupan yang nyata, dalam kehidupan mereka
sehari-hari (pribadi, sosial, dan kultural) (Aqib, 2013). Oleh sebab itu, dalam
proses belajar mengajar guru harus lebih kreatif dalam mendesain rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu siswa diajak untuk melihat langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
lingkungan sekitar agar siswa lebih tahu dan mengerti. Hal lain yang diharapkan
adalah agar terjadi proses interaksi lebih banyak antara siswa dengan siswa, dan
siswa dengan guru. Silabus disusun secara sistematis untuk pencapaian
kompetensi dasar 10.3: Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan
(erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
Komponen-komponen yang terdapat dalam silabus adalah identitas yang berisi:
1. Nama sekolah
2. Mata pelajaran atau tema pelajaran
3. Kelas/semester
4. Standar kompetensi
5. Kompetensi dasar
6. Materi pembelajaran
7. Kegiatan pembelajaran
8. Indikator pencapaiaan kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik),
9. Penilaiaan meliputi teknik penilaian, bentuk instrument, contoh instrument
dan contoh soal penilaian,
10. Alokasi waktu,
11. Sumber belajar (media pembelajaran dan sumber buku)
4.2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan
diterapkan guru di kelas dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
ditetapkan. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (Muslich, 2007).
Selanjutnya Muslich (2007) menjelaskan bahwa, setiap pendidik
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
perkembangan fisik dan psikologis, serta lingkungan peserta didik. Komponen-
komponen yang terdapat dalam RPP adalah identitas RPP yang berisi:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Indikator pencapaian kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik)
4. Tujuan pembelajaran
5. Materi ajar
6. Alokasi waktu
7. Pendekatan, metode pembelajaran, dan model pembelajaran
8. Kegiatan pembelajaran meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup
9. Penilaian hasil belajar
10. Sumber belajar.
Ada beberapa kelebihan RPP yang dikembangkan dengan pendekatan
CTL pada pengembangan pendidikan emansipatoris. Kelebihan yang dimaksud
adalah: 1). Siswa secara bersama-sama, belajar langsung dari lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
setempat. Contoh konkretnya adalah “peneliti mengajak siswa untuk mengamati
langsung lingkungan terkait mata pelajaran yang diajarkan saat itu yaitu banjir,
abrasi dan tanah longsor”. Inilah yang dinamakan konteks lingkungan; 2). Siswa
mampu mengenal diri setelah mengamati. Untuk tujuan ini, peneliti mengajak
siswa untuk lebih menyadari bahwa ternyata merusak lingkungan akan
mengakibatkan banjir, abrasi dan tanah longsor; 3). Mampu belajar dari orang
lain. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah “mengajak
siswa untuk saling belajar dari teman-temannya dalam kelompok atau siswa
diajak untuk belajar dari pengalaman teman”; 4). Siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Salah satu ciri khas dari pendidikan emansipatoris adalah
baik guru maupun siswa keduanya adalah pembelajar (Winanrti & Anggadewi,
2015); 5). Siswa diajak untuk bebas mengungkapkan pendapat terkait tema yang
dipelajari, mis: berkaitan dengan perubahan lingkungan fisik yang berpengaruh
pada daratan; 6). Siswa belajar untuk bertanggung jawab dalam setiap tugas yang
diberikan oleh guru baik secara individu maupun secara berkelompok; dan
akhirnya 7). Siswa dilatih untuk berpikir lebih kritis.
4.2.2.3 Pengembangan RPP
Dalam pembuatan produk berupa RPP, peneliti membuat dengan
mengembangkan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berintegrasi
pendidikan emansipatoris. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana dengan aktif dan efektif, kegiatan terjadi timbal balik antara guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
siswa. Dalam kegiatan itu, guru dapat memasukkan nilai-nilai yang terkandung
dalam pendidikan emansipatoris dan semangat Santo Yohanes Bosco.
Produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti
menyusun sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut yaitu
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Meskipun demikian, peneliti
tetap mengacu pada proses 5 M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan. Untuk itu, dalam pengembangan produk ini peneliti
tetap berfokus pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mampu melibatkan
siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.
Contoh konkret terkait 5 M (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan) dalam RPP yang dibuat oleh peneliti adalah pada kegiatan
inti eksplorasi guru. Mengamati (M1), guru mengajak siswa untuk mengamati
lingkungan di sekitar sekolah terkait bagaimana proses terjadinya tanah longsor.
Salah satu cara mencegah terjadinya tanah longsor adalah membuat terasering
dan menanam banyak tanaman bambu serta pepohonan; Menanya (M2), Setelah
mengamati banyak siswa yang bertanya mengapa terjadi tanah longsor; Menalar
(M3), untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti bersama siswa berpikir (menalar)
ternyata tanah yang tidak ditumbuhi pepohonan tingkat kerawanan terjadinya
tanah longsor akan lebih tinggi; Mencoba (M4), untuk membuktikan hasil
penalaran ini, peneliti bersama dengan siswa melakukan simulasi dengan
menggunakan media yang sudah disiapkan. Lewat kegiatan simulasi tersebut
siswa akan mendapatkan sendiri jawaban dari pertanyaan serta membuktikan
sendiri kebenaran dari hasil penalarannya. Mengkomunikasikan (M5), sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengikuti langkah tersebut, siswa akan mengerjakan LKS yang dibagikan dalam
kelompok terkait kegiatan yang telah dilakukan atau mengkomunikasikan, apakah
siswa sudah paham terkait materi yang sudah diajarkan atau belum.
4.2.3 Deskripsi Produk Awal
Fenomena banjir yang sering terjadi di kota Manado, menjadi suatu
refleksi bagi masyarakat kota Manado pada umumnya. Kota Manado telah
dipadati oleh berbagai bangunan mall, bangunan pertokoan dan bangunan rumah
penduduk yang sangat padat serta adanya penimbunan atau reklamasi laut. Di sisi
lain, daya beli masyarakat Manado pada umumnya cukup tinggi. Oleh karena itu,
masyarakat kota Manado bisa dikategorikan sebagai “industri sampah”.
Banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Manado ini berbanding
terbalik kesadaran masyarakat Manado untuk membuang sampah pada tempatnya.
Dengan kata lain, kota Manado menghasilkan begitu banyak sampah, tetapi
masyarakatnya tidak memiliki kebiasaan untuk membuang sampah pada
tempatnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sampah berserakan di
lingkungan Manado, termasuk bertimbunnya sampah di selokan-selokan
sepanjang jalan utama Manado bahkan di kali dan sungai-sungai. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab banjir yang sering terjadi di kota Manado.
Melihat permasalahan yang terjadi saat ini, maka siswa diajak untuk
melihat dan memahami fenomena yang terjadi, sehingga siswa sadar bahwa ketika
tidak menjaga lingkungan, membuang sampah secara sembarangan akan
mengakibatkan banjir. Mengapa permasalahan ini harus diperkenalkan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
siswa sejak usia dini? Hal ini dimaksudkan agar siswa semakin sadar akan
perlunya menjaga lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu, tiga kata kunci dalam
pendidikan emansipatoris yaitu humanis, demokratis, dan kesadaran kritis harus
benar-benar ditanamkan dalam diri siswa sehingga mereka pun termotivasi untuk
ikut serta secara aktif dalam usaha menjawab dan sekaligus untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan sosial mereka. Lewat pendidikan emansipatoris ini,
siswa diajak untuk kreatif dalam memanfaatkan dan mengolah sampah sehingga
mampu memberikan suatu nilai yang tinggi bagi siswa dan pada masyarakat pada
umumnya. Model pembelajaran ini juga dimaksudkan untuk serta mengajak orang
lain untuk memanfaatkan sampah dan mengolahnya dengan baik sehingga
berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari. Dalam hubungannya dengan
sampah, siswa didorong untuk menjadi aktivis pemanfaatan sampah dengan baik,
misalnya melalui kerajinan tangan dengan pemanfaatan sampah dan pengeloaan
sampah yang beanr, misalnya membuang sampah pada tempat yang sudah
disediakan.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka penelitian pengembangan
ini diawali dengan menentukan mata pelajaran, kompetensi dasar, dan nilai-nilai
yang terkandung dalam pendidikan emansipatoris serta semangat santo Yohanes
Bosco yang akan dikembangkan. Mata pelajaran yang dipilih adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV semester dua dengan kompetensi dasar 10.3
Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan
longsor). Nilai-nilai yang dikembangkan dalam RPP ini adalah mengajarkan siswa
untuk peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab, mampu berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dengan sesama, mampu berpikir kritis, menjadi pribadi yang humanis, serta
mampu bersaudara dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Selanjutnya
dilakukan proses desain silabus, RPP, pemilihan materi dan pengembangan yang
berbasis pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA berdasarkan semangat
Santo Yohanes Bosco.
4.3 Data Hasil Penilaian Validator
4.3.1 Deskripsi Data Validasi oleh Pakar Pembelajaran IPA
Proses validasi oleh pakar pembelajaran IPA atas produk yang
dikembangkan peneliti, dilakukan pada tanggal 07 November 2016. Aspek yang
dinilai dari pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada
pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco adalah
(1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta
didik, (3) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (4) pemilihan
media dan sumber pembelajaran, (5) skenario/kegiatan pembelajaran, dan (6)
rancangan penilaian autentik. Dari hasil validasi tersebut nilai yang diperoleh
adalah 2,65 dengan kategori “baik”. Beberapa komponen yang perlu diperbaiki
adalah perumusan indikator lebih spesifik, dan pemilihan materi lebih spesifik
yang sesuai dengan dunia nyata siswa. Menurut pakar pembelajaran IPA, produk
berupa RPP tersebut sudah layak untuk diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.3.2 Deskripsi Data Validasi Guru IPA Kelas IV SD
Produk yang dikembangkan ini juga divalidasi oleh guru IPA kelas IV SD
Frater Don Bosco Manado pada 24 November 2016. Aspek yang dinilai adalah
(1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta
didik, (3) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (4) pemilihan
media dan sumber belajar, (5) skenario/kegiatan pembelajaran, dan (6) rancangan
penilaian autentik. Dari hasil validasi tersebut nilai yang diperoleh adalah 3,25
dengan kategori “baik”. Beberapa komponen yang perlu diperbaiki adalah dalam
pelaksanaan perlu diperhatikan waktu dan perumusan indikator lebih konkret lagi.
Menurut guru pembelajaran IPA, produk berupa RPP ini sudah layak untuk
diujicobakan.
Berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran IPA dan guru IPA kelas IV
SD Frater Don Bosco Manado, dan uji coba kepada 22 siswa kelas IV SD Frater
Don Bosco Manado dan revisi, dapat kesimpulan bahwa RPP yang dikembangkan
berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater
Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco, produk tersebut
memilki kriteria kelayakan yang baik.
4.3.3 Data deskripsi hasil Validasi Guru IPA Kelas VI SD
Produk yang dikembangkan ini juga divalidasi oleh guru IPA kelas IV SD
Frater Don Bosco Manado pada 24 November 2016. Aspek yang dinilai adalah
(1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta
didik, (3) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (4) pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
media dan sumber belajar, (5) skenario/kegiatan pembelajaran, dan (6) rancangan
penilaian autentik. Dari hasil validasi tersebut nilai yang diperoleh adalah 3,35
dengan kategori “baik”. Berdasarkan kritik dan masukan dari guru IPA kelas IV
SD, persiapan materi ajar dan penyajian mulai dari pembuka, kegiatan inti dan
penutup serta penguasaan materi sudah cukp baik. Hal ini dapat dilihat melalui
kemampuan siswa untuk memahami materi dengan cepat. Dengan demikian,
menurut guru pembelajaran IPA, produk berupa RPP ini sudah layak untuk
diujicobakan.
4.3.4 Deskripsi Hasil Validasi Lapangan
Setelah produk divalidasi tahap selanjutnya adalah ujicoba produk atau
mengimplementasikannya untuk siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD
Frater Don Bosco Manado. Pelaksanaan ujicoba produk ini peneliti laksanakan
pada tanggal 21-22 November 2016, pukul 07-00-08.10 WITA (160 menit).
Pengujian produk ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dalam pelaksanakan
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendidikan emansipatoris pada
pembelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Peneliti melihat
kegiatan tersebut sangat efektif dan siswa sangat antusias dengan kegiatan
pembelajaran. Pada kegiatan tersebut, peneliti mengajak siswa untuk mengamati
langsung lingkungannya, sesuai dengan kompetensi dasar serta perbaikan dan
masukkan-masukkan baik dari pakar pembelajaran IPA maupun guru IPA kelas
IV. Dalam proses validasi lapangan ini, peneliti mengimplementasikan produk
yang dihasilkan kepada 22 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dalam pelasaksanaan validasi lapangan inilah peneliti melakukan proses belajar
mengajar di kelas sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ini pula, peneliti menyiapkan bahan-bahan
yang dibutuhkan terkait dengan kompetensi dasar dan materi yang dipilih dan
disusun dalam RPP tersebut.
4.3.5 Implementasi Produk pada Siswa SD kelas IV B
Setelah melakukan validasi produk kepada pakar pembelajaran IPA dan
guru IPA kelas IV B SD, observasi, dan wawancara kepada guru dan siswa,
selanjutnya peneliti melakukan uji coba produk yang telah didesain oleh peneliti
kepada siswa kelas IV B SD Frateter Don Bosco Manado berjumlah 22 siswa.
Dalam melakukan pembelajaran, pada pertemuan pertama peneliti mengajarkan
materi terkait kompetensi dasar 10.3; Mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengujian produk berupa RPP,
peneliti lakukan lewat kegiatan proses belajar mengajar di kelas dan melakukan
simulasi terkait dengan kerusakan lingkungan, yaitu banjir, tanah longsor, dan
abrasi sebanyak dua kali. Pada pertemuan pertama, peneliti menyampaikan materi
atau teori menggunakan power point dan menonton video tentang kerusakan
lingkungan alam. Sedangkan pada pertemuan kedua, peneliti mengajak siswa
untuk mensimulasikan proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi di luar
kelas dengan menggunakan media yang sudah disiapkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mensimulasikan proses terjadinya banjir,
tanah longsor, dan abrasi adalah:
1. 3 buah kotak/nampan A, B dan C
2. 1 buah ember
3. 3 buah aqua gelas kosong
4. Air secukupnya
5. Lapisan tanah biasa
6. Lapisan tanah berumput sedikit
7. Lapisan tanah berumput banyak
8. 3 buah balok
Cara kerja:
1. Sediakan tiga lapisan tanah, yaitu lapisan tanah biasa, tanah berumput
sedikit, dan lapisan tanah berumput banyak.
2. Peneliti membagi siswa ke dalam 3 kelompok yang terdiri dari 7 siswa
3. Peneliti bersama siswa meletakkan masing-masing nampan yang sudah
terisi tanah
4. Letakkan ketiga kotak A, B, dan C tersebut di atas balok sehingga kotak
menjadi miring
5. Peneliti menjelaskan cara mensimulasikan proses terjadinya banjir, tanah
longsor, dan abrasi.
6. Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
7. Masing-masing kelompok menuangkan air satu sampai dua kali
menggunakan gelas aqua pada permukaan tanah A, B dan C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
8. Masing-masing kelompok mengamati pada kotak yang disediakan.
9. Peneliti membimbing siswa untuk menjawab LKS yang sudah dibagikan.
10. Masing-masing kelompok mengumpulkan LKS terkait hasil pengamatan
lewat simulasi yang sudah dilakukan.
Untuk mengakhiri pertemuan kedua ini, peneliti bersama siswa masuk ke
kelas untuk melakukan refleksi serta menuliskan kesan dan pesan yang telah
dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian di kelas IV B SD Frater Don
Bosco Manado. Kesan dan pesan siswa dapat dilihat di lampiran refleksi 13.
4.3.6 Data Keseluruhan Penilaian Produk
Hasil validasi keseluruhan produk yang dilakukan oleh pakar pembelajran
IPA dan guru IPA Kelas IV adalah dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel. 3 Perolehan Skor Validasi Produk
NO Penilaian Produk RPP
1 Pakar Pembelajaran IPA 2,65 “Baik”
2 Guru IPA 1 3,25 “Baik”
3 Guru IPA 2 3,35 “Baik”
Total 9,25
Rata-rata 3,08
Kategori “Baik”
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 3, pakar pembelajaran IPA
memberikan skor 2,65 dengan kategori “baik”. Guru IPA 1 SD Frater Don Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Manado memberikan skor 3,25 dan guru IPA 2 memberikan 3,35 dengan kategori
“baik”. Dari hasil keseluruhan di atas maka dapat diperoleh nilai rerata skor 3,08
dengan kategori “baik”. Dengan demikian pengembangan RPP berintegrasi
pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco
Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco dapat dikatakan memiliki
kualitas baik dan layak digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Proses Revisi Produk
Produk yang telah divalidasi oleh pakar pembelajaran IPA, selanjutnya
diperbaiki sesuai dengan komentar, saran, dan kritik. Revisi yang dilakukan
adalah perumusan indikator lebih spesifik, materi yang terlalu luas dibuat lebih
spesifik, di mana materi sebaiknya sesuai dengan dunia nyata yang dialami oleh
siswa sendiri. Contoh: masalah banjir, abrasi dan tanah longsor, dengan demikian
siswa mudah memahami isi materi yang disampaikan.
Produk yang telah divalidasi oleh guru pelajaran IPA kemudian direvisi
sesuai dengan komentar pada pengembangan produk RPP. Revisi yang diperbaiki
adalah perumusan indikator dan teknis pelaksanaan dalam mengujicobakan
produk pada siswa dengan memperhatikan waktu yang telah ditentukan dalam
RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.4.2 Kualitas kelayakan RPP
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajran IPA dan
guru mata pelajran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco menunjukkan kualitas
termasuk kategori baik. Dimana, pakar pembelajran IPA memberikan skor 2,65
dengan kategori “baik”. Guru mata pelajran IPA Kelas IV SD memberikan skor
3,25 dengan kategori “baik” dan guru mata pelajaran IPA Kelas VI SD
memberikan skor 3,35 dengan kategori “baik”. Dengan demikian, secara kualitas
produk yang dihasilkan oleh peneliti dapat dikatakan kualitas baik dan layak
untuk digunakan dalam mengimplementasikan kepada siswa.
4.4.3 Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPA
Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
selama dua kali pertemuan, peneliti menemukan bahwa pada umumnya siswa sangat
antusias, semangat, aktif selama mengikuti proses belajar mengajar baik yang
dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Peneliti juga melihat bahwa dengan
kegiatan proses belajar mengajar tersebut, peneliti menyaksikan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran sangat nampak. Di samping itu, para siswa juga melaksanakan setiap
tugas dan tanggung jawab yang diberikan baik secara individu maupun dalam kelompok
dengan baik.
Dengan membuktikan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajran IPA
yang dilaksanakan, peneliti mengutip hasil refleksi dari salah seorang siswa yang
berinisial “T” mengatakan “saya merasa senang tentang pelajaran yang frater
berikan dari awal sampai akhir. Saya sudah mempelajari pelajaran yang penting,
yaitu untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
penghijauan/reboisasi, membuang sampah pada tempatnya, membuat terasering,
dan pentingnya menjaga lingkungan dan juga aku senang dengan praktek, bisa
mengetahui lebih banyak tentang abrasi, dan bisa belajar bersama teman-teman
dalam kelompok”.
Dari hasil refleksi dan proes kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa produk yang dihasilkan berupa RPP
tersebut, memberikan efek yang positif kepada siswa, hal ini ditunjukkan bahwa
umumnya siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran yang diberikan, serta
siswa mampu bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan serta siswa
belajar langsung dari lingkungan setempat dan langsung mempraktekan tentang
proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi.
Keaktifan dan keefektifan siswa dalam proses pembelajaran ini, karena
adanya saran dan kritik dari guru IPA kelas IV B kepada peneliti yang sungguh
mengetahui betul karakter siswa itu sendiri. Masukkan dan kritik dari guru mata
pelajaran lewat validasi produk inilah, yang peneliti pegang sebagai pedoman
untuk mengadakan praktek pembelajaran. Hal ini terbukti, bahwa ternyata siswa
sangat antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
4.4.4 Evaluasi dan Refleksi
Kegiatan evaluasi dan refleksi peneliti lakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kefektifan kegiatan pembelajaran yang telah diimplementasikan
kepada siswa kelas IV SD Frater Don Bosco, sebelum membuat produk akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Hasil refleksi siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado, yang telah
dilakukan, peneliti menemukan ternyata peneliti juga perlu berefleksi, terutama
dalam membuat pertanyaan kepada siswa menggunakan bahasa yang sederhana,
agar siswa dapat mengerti dengan baik. Hal ini terbukti bahwa tidak semua siswa
yang mengerti dengan pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam refleksi.
Ada beberapa tulisan siswa yang masih terbalik dalam penulisan refeleksi
tersebut.
Hal ini juga terbukti di mana, pertanyaan yang sama peneliti berikan kepada
siswa 22 siswa ternyata jawaban yang berbeda-beda. Salah satu tulisan dari siswa
yang berinisial “D” menulis “frater dikasih pelajaran” seolah-olah peneliti yang
menerima pelajaran.
Hal serupa yang dituliskan oleh siswa yang berinisial “M” menuliskan
“frater Okto mempelajari tentang perubahan lingkungan, frater Okto mempelajari
yang ada di buku, frater Okto mempraktek yang ada di buku” berarti bukan siswa
yang belajar tetapi peneliti yang belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada
pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan
semangat Santo Yohanes Bosco dikembangkan melalui prosedur
pengembangan Tomlinson dalam Harsono, dengan lima langkah, yaitu (1)
analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) revisi produk, (4) implementasi
produk, (5) evaluasi dan refleksi, hingga menghasilkan produk final berupa
RPP yang berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA
kelas IV SD.
5.1.2 Pengembangan produk RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada
pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan
semangat Santo Yohanes Bosco. Pengembangan kualitas dengan kategori
baik dan layak digunakan dalam pengimplementasian pada pelajaran IPA
berdasarkan hasil validasi, baik dari pakar pembelajaran IPA maupun guru
pelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado. Berdasarkan hasil
validasi tersebut, produk diujicobakan kepada 22 siswa kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado dan terkesan baik, aktif dan efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan skor rerata 3,08 atau dengan kategori “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
5.2 Keterbatasan Pengembangan
Produk yang dikembangkan memiliki keterbatasan sebagai berikut:
Pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran
IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco ini, masih sebatas pada lingkup
sekolah SD Frater Don Bosco Manado. Untuk itu dalam pembuatan produk
berupa prangkat pembelajaran berupa RPP ini hendaknya memperhatikan situasi
dan kondisi setempat. Dan jika produk yang peneliti hasilkan ini hendak
diimplementasikan pada sekolah lain, maka perlu ada penyesuaian dengan sekolah
yang bersangkutan, termasuk semangat yang dihidupi sekolah tersebut.
5.3 Saran
Saran peneliti untuk penelitian berikut terkait pengembangan RPP
berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA berdasarkan
semangat Santo Yohanes Bosco sebagai berikut:
5.3.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris dapat dijadikan
sebagai salah satu cara untuk model pembelajaran yang transformatif dan inovatif
pada semua mata pelajaran. Untuk itu, dalam pembelajaran IPA pada khususnya,
peneliti menyarankan kepada peniliti selanjutnya, agar mengembangkan produk
ini secara lebih mendalam, sehingga produk ini bisa diimplementasikan bukan
hanya pada sekolah tertentu saja tetapi dapat digunakan pada sekolah-sekolah lain
pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5.3.2 Bagi Guru
Perlu adanya keterampilan guru untuk menyusun serta mengembangkan
RPP berintegrasi pada pendidikan emansipatoris, serta mampu untuk
mengembangkan nilai-nilai dari semangat Santo Yohanes Bosco yaitu Fides,
scientia, et Fraternitas dalam RPP.
5.3.3 Bagi Sekolah
Perlu adanya sosialisasi bagi semua pendidik dalam menyusun model RPP
yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif agar siswa tidak cepat
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Achirul, Salam Rachmadi & Suyitno. (2009). IPA Ilmu Pengetahuan Alam.
Yuddhi Tira:Bogor
Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: CV Irama Widya.
Asep, Cahyo. ( 2015). Majalah Gita Sang Surya. Jakarta: JPIC-OFM.
Darmodja, Hendro & Kaligis, Jenny. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta:
Depdikbud.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Harun, Martin. (2015). Ensiklik Laudato Si’ Tentang Perawatan Rumah Kita
Bersama. Jakarta: Obor
Harsono. Y.M. (2015). Developing Learning Materials for Specific Purposes.
(online). (htt://journal.org). diakses 18 Juli 2016.
Hidayat, Rakhmat. (2013). Pedagogik Kritis Perkembangan dan Pemikiran
Shor, Ira. (1992). Empowering Education Critical Teaching for Social Change.
United States Of America: University of Chicago Press.
Jena, Jeremias. (2010). Seri Kisah Kasih Santo-Santa Santo Yonahes Bosco
Pelindung Kaum Muda. Jakarta: Obor.
Kaunang, Ivan. (2010). Maengket; Kristalisasi Politik Identitas (ke) Minahasa
(an). Yogyakarta: Intan Cendikia.
Koesoema, Doni. (2012). Pendidikan Karakter Utuh Dan Menyeluruh.
Yogyakarta: Kanisius.
Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Maargono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muslich, Manur (2007). Seri Standar Nasional Pendidikan KTSP Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Buni Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pemkot. (2008). Profil Kabupaten Kota Manado.
Dalam http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/sulut/manado.pdf
. Diakses Februari 2008.
Rosyada, Dede. (2007). Paradigm Pendidikan Demokratis Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Sari, Wahyu Wido dkk. (2015). Pendidikan Cinta Lingkungan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Smith, William. (2001). Conscientizacao Tujuan Pendidikan Paulo Freire.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian Pnedidikan Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tomlinson, Brian. (1998). Materials Development in Language Teaching -Second
Edition. Cambride: Cambride University Press.
Universitas Sanata Dharma. (2005). Mencapai Manusia Yang Utuh Melalui
Pendidikan Emansipatoris. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Universitas Sanata Dharma. (2015). Manusia Pembelajar Di Dunia Tarik Ulur.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Van, Lierop. (1997). Frater-frater CMM di Indonesia Sebuah Sejarah. Tomohon:
Komisi Spiritualitas Frater CMM.
YDB. (2014). Fides, Scientia, et Fraternitas Buku Petunjuk Persekolahan Frater
“Don Bosco Manado. Manado: YDB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan
No Pertanyaan
1. Bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran IPA?
2. Bagaimana sikap siswa terkait adanya banjir, tanah longsor yang sering
terjadi di Manado akhir-akhir ini?
3. Bagaimana cara bapak/ibu mengajak siswa untuk peduli terhadap
lingkungan di sekitar rumah dan di sekolah?
4. Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan tiga nilai yaitu fidei, scientia
dan fraternitas dalam kehidupan siswa sehari-hari?
5. Sejauhmana pemahaman bapak/ibu tentang Santo Yohanes Bosco yang
menjadi pelindung sekolah?
6. Bagaimana peran/partisipasi siswa, guru dan orangtua dalam rangka
untuk memajukan sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2 Instrumen validasi kualitas produk untuk pakar pembelajaran
IPA dan guru pembelajaran IPA
No Pertanyaan
Perumusan Indikator
1. Kesesuaian dengan standar kompetensi
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
3. Kesesuaian dengan nilai competence/pengetahuan
4. Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi
5. Kesesuaian dengan nilai compassion/psikomotorik
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
1. Kesesuaian dengan indikator
2. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
3. Keruntutan uraian materi ajar
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3. Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual
4. Keseuaian dengan karakteristik peserta didik
Skenario / Kegiatan Pembelajaran
1. Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi, eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi
2. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
3. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/keruntutan materi
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman
siswa
Rancangan Penilaian Autentik
1. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Untuk Siswa
No Pertanyaan
1. Apakah pembelajaran IPA penting bagi Anda?
2. Mengapa pembelajaran IPA sangat penting bagi Anda?
3. Apa yang Anda akan lakukan terhadap kerusakan lingkungan misalnya
pencemaran air, pengrusakan hutan, tanah longsor dan banjir?
4. Lingkungan seperti apa yang Anda inginkan rindang, sejuk, bersih, dan
nyaman, mengapa?
5. Kegiatan-kegiatan apa saja yang Anda lakukan setelah pulang sekolah
yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar rumah Anda?
6. Apa yang menarik bagi Anda dari Santo Yohanes Bosco pelindung
sekolah?
7. Sejauh mana Anda tahu tentang: Fides, Scientia, et Fraternitas beserta
contohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 4 Hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Frater Don Bosco
Manado
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana minat siswa terhadap
pembelajaran IPA?
Berbicara tentang IPA berarti kita
berbicara tetantang kehidupan.
Secara menyeluruh, melihat minat
siswa terkait pembelajaran IPA
umumnya menarik. Karena IPA
selalu menarik hal ini berkaitan
dengan kehidupan setiap hari.
Belajar IPA tidak sebatas teori
tetapi siswa itu mengalami sendiri
alam itu di mana siswa itu berada.
IPA juga memotivasi siswa untuk
mau belajar secara langsung dengan
lingkungan.
2. Bagaimana sikap siswa terkait
adanya banjir, tanah longsor
yang sering terjadi di Manado
akhir-akhir ini?
Pengalaman selalu menjadi guru
bagi semua orang. Ketika sudah
terjadi banjir pada tahun 2014,
merupakan pelajaran yang sangat
berarti untuk seluruh warga atau
masyrakat di kota Manado
khususnya para siswa. Menjadi
pelajaran besar karena dengan
kejadian banjir ini, kita mau
mencari solusi untuk mengatasi
banjir tersebut. Khusus untuk siswa
terutama sebagai seorang guru IPA
tentu mengajak, mengingatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
siswa untuk menjaga lingkungan
sekitar yaitu ketika melihat sampah
mengambil dan membuang pada
tempatnya. Selebihnya bagaimana
seorang guru juga mengajak siswa
untuk memanfaatkan sampah itu
dengan baik. Hal ini merupakan
tindakan yang sederhana. Untuk
mengatasi banjir ini juga, tidak
dengan kata-kata saja tetapi harus
lewat tindakan yang nyata bukan
untuk menyelamatkan lingkungan
saja tetapi harus memberikan
keuntungan bagi orang lain yang
ada di sekitar.
3. Bagaimana cara bapak/ibu
mengajak siswa untuk peduli
terhadap lingkungan di sekitar
rumah dan di sekolah?
Melihat waktu dan kondisi yang
ada terutama letak sekolah di
tengah keramaian, maka kegiatan
jumat bersih diganti dengan satu
kegiatan yaitu kegiatan BBM atau
bersih-bersih sepuluh menit.
Kegiatan BBM dilakukan setelah
istirahat di mana masing-masing
kelas sudah dibagi tugas setiap hari
Senin-Sabtu yang didampingi oleh
wali kelas. Setelah sepuluh menit
siswa mencuci tangan kemudian
melanjutkan kegiatan belajar
4. Bagaimana cara bapak/ibu
menerapkan tiga nilai yaitu fidei,
Yohanes Bosco sangat luar biasa di
mana ketiga kata ini sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
scientia dan fraternitas dalam
kehidupan siswa sehari-hari?
fundamental di persekolahan SD
Frater Don Bosco Manado.
Kurikulum apapun yang
dikeluarkan oleh pendidikan
nasional tetapi, tidak melupakan
ketiga kata tersebut yaitu fides,
scientia, et fraternitas. Perlu
diketahui fides adalah beriman,
scientia adalah berilmu dan
fraternitas adalah persaudaraan.
Pertama, dalam dunia pendidikan
tentu kita tidak dapat hidup sendiri
kita hidup karena Tuhan, hal ini
yang perlu disadari bahwa dari
manakah kita. Kedua, Tuhan telah
memberikan akal budi maka,
kehidupan ini kita harus mengisi
dengan ilmu pengetahuan jika ilmu
itu tidak diisi atau dikembangkan
maka akan mati. Manusia tidak bisa
hidup sendiri karena manusia
adalah makhluk sosial maka
fraternitas ini sangat penting dalam
perkembangan kepribadian
seseorang. Untuk itu, ketiga kata ini
tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.
5. Sejauhmana pemahaman
bapak/ibu tentang Santo
Yohanes Bosco yang menjadi
Santo Yohanes Bosco merupakan
salah satu tokoh pendidik, yang
memiliki semangat yang luar biasa.
Di mana beliau selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pelindung sekolah? memperhatikan pada anak-anak
muda dan terutama bagi mereka
yang kurang mampu, kurang
mampu dalam hal akademik dengan
semangat ini, maka Yohanes Bosco
menjadi tokoh yang patut diteladani
oleh orang-orang salah satunya
kongregasi Frater CMM
mengambil nama Yohanes Bosco
sebagai pelindung yayasan dan
persekolahan. Semangat Yohanes
Bosco ini juga mendorong kami
khususnya keluarga besar SD Frater
Don Bosco Manado, ketika
melakukan kegiatan tentu kami
selalu berpedoman pada semangat
Yohanes Bosco. Di mana guru
dituntut untuk memperhatikan
anak-anak yang kurang dalam
akademik. Jadi guru tidak hanya
mengajar tetapi semangat
pelayanan yang tulus kepada anak-
anak serta tulus menjalankan
profesi sebagai seorang guru.
6. Bagaimana peran/partisipasi
siswa, guru dan orangtua dalam
rangka untuk memajukan
sekolah?
Banyak peran yang sudah
ditunjukkan oleh siswa. Di mana,
banyak siswa yang mengikuti even-
even atau perlombaan. Banyak
keberhasilan yang diraih oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
baik di tingkat kecamatan, kota,
nasional maupun internasional
bahkah pada bulan Agustus,
menjadi juara dua lomba pidato
internasional di Jepang. Kedua
peran orangtua pada umumnya
sangat memberi perhatian pada
pendidikan anak-anak.
Keberhasilan tidak hanya dari siswa
dan guru saja tetapi motivasi dan
peran dari orangtua sangat
berpengaruh. Kedisiplinan itu
sangat didukung oleh orangtua di
mana orangtua sangat yakin karena
peran guru di sekolah sangat
mendukung kualitas pendidikan di
sekolah. Guru tidak sebatas
mengajar, tetapi guru juga menjadi
orangtua di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Silabus Pembelajaran
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Frater Don Bosco Manado
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/II
Standar Kompetensi : 10. Kerusakan lingkungan alam, dan pengaruhnya pada erosi, abrasi, banjir dan longsor.
10.2 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Pengalama
n belajar
Alokasi
Waktu
Penilaian Sumber/
Bahan/ Alat Jenis
Tagihan
Bentuk
instrumen
Contoh
instrumen
10.
Memahami
perubahan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
10.2
Mendeskripsik
an cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
Kognitif/Com
petence
10.1.1
Menyebutkan
kerusakan
lingkungan di
sekitar rumah
dan sekolah
Siswa
bersama
guru
melihat
langsung
lingkunga
4JP Tes tertulis,
dan proyek.
Tes tertulis,
tes praktek,
(unjuk
kerja), dan
performance
atau kinerja
Soal isian
dan check list
proyek
berkala/rubri
k
Sumber:
- Sumantoro &
Dodo
Hermana.
2009. Ayo
Belajar Ilmu
Pengetahuan
Alam IPA
Kelas IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
daratan (erosi, abrasi,
banjir dan
longsor)
2.1.2
Menjelaskan
faktor-faktor
penyebab
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
oleh manusia
dan alam.
1.2.1
Menjelaskan
cara-cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan
n sekitar
sekolah
(Konteks)
Siswa
melihat
video
terkait
faktor
terjadinya
banjir dan
longsor.
(pengala
man)
Siswa
diminta
untuk
mendemo
nstrasikan
terjadinya
banjir dan
longsor
dengan
Kanisius:
Yogyakarta
- Salam,
Rachmadi
Achirul &
Suyitno. 2009.
IPA Ilmu
Pengetahuan
Alam. Yuddhi
Tira:Bogor
Alat :
- Lapisan tanah
biasa, tanah
berumput
sedikit, tanah
berumput
banyak, 3
balok, 3 kotak,
air dan gayung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Afektif
/Conscience
10.1.1
Menunjukkan
sikap yang
jujur dalam
menyebutkan
faktor-faktor
penyebab
terjadinya
kerusakan
lingkungan
10.2.1
Menjaga
lingkungan
sekitar rumah
dan sekolah
10.2.2
Membantu
mengguna
kan media
yang
sudah
disiapkan.
(pengala
man)
Siswa
memberik
an
pendapat
terkait
akibat
terjadinya
banjir dan
longsor
terhadap
kehidupan
lingkunga
n sekitar
(refleksi)
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
teman dalam
berdiskusi
kelompok
Psikomotorik
/Compassion
10.3.1
Memberikan
penjelasan
faktor-faktor
penyebab
terjadinya
kerusakan
lingkunga
yang sibabkan
oleh manusia
dan alam
dengan bahasa
yang baik dan
benar.
menanam
sebuah
pohon
kesukaan
di pot atau
polibek
sebagai
salah satu
bentuk
cara
menjaga
kerusakan
lingkunga
n sekitar
(aksi)
Siswa
mengerjak
an soal
latihan
yang
dibagikan
oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
10.3.2
Memperagaka
n proses
terjadinya
abrasi, erosi,
banjir dan
longsor dengan
menggunakan
media.
R
e
f
l
e
k
s
i
(evaluasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Frater Don Bosco Manado
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (4jp)
A. Standar kompetensi
10 Kerusakan lingkungan alam, dan pengaruhnya pada erosi, abrasi, banjir
dan longsor.
B. Kompetensi Dasar
10.2 Mendiskripsikan Cara mencegah kerusakan lingkungan (erosi, abrasi,
banjir dan longsor)
C. Indikator
Kognitif
10.2.1 Menyebutkan faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh manusia dan alam
10.2.2 Menjelaskan faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan sekitar
10.2.3 Menjelaskan cara-cara pencegahan kerusakan lingkungan
Afektif
10.2.4 Menunjukkan sikap yang jujur dalam menyebutkan faktor-faktor
terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan
alam.
10.2.5 Menjaga lingkungan di sekitar rumah dan sekolah
Psikomotorik
10.2.6 Memberikan penjelasan tentang faktor-faktor terjadinya kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh manusia dengan bahasa yang baik
dan benar.
10.2.7 Memperagakan proses terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor dan
banjir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
10.1.1 Siswa mampu menyebutkan minimal 2 faktor terjadinya kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam
10.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor terjadinya kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam.
10.1.3 Siswa mampu menjelaskan cara-cara untuk mencegah kerusakan
lingkungan
Afektif
10.1.4 Siswa mampu berkata jujur dalam menyebutkan minimal 2 faktor
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.
10.1.5 Siswa mampu menjaga lingkungan sekitar rumah dansekolah
Psikomotorik
10.1.6 Siswa mampu memberikan penjelasan terjadinya angin, hujan, cahaya
matahari dan gelombang air laut dengan bahasa yang baik dan benar.
10.1.7 Siswa mampu memperagakan proses terjadinya erosi, abrasi, tanah
longsor dan banjir
C. Materi Pembelajaran
Bumi dan alam semesta
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : CTL
2. Model : Demonstrasi
3. Metode Pembelajaran : Ceramah,diskusi, tanya jawab, pengamatan,
penugasan dan aksi
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
Media : Lingkungan sekitar anak, laptop, gambar kerusakan
lingkungan.
Alat : 3 buah nampan, lapisan tanah biasa, lapisan tanah
berumput sedikit, lapisan tanah berumput banyak, 3 buah balok, air
secukupnya, aqua gelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Sumber Belajar :
1. Salam, Rachmadi Achirul & Suyitno. 2009. IPA Ilmu Pengetahuan
Alam. Yuddhi Tira:Bogor
2. Sumantoro & Dodo Hermana. 2009. Ayo Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam IPA Kelas IV. Kanisius: Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
F. Kegiatan Pembelajaran 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan
1. Guru membuka kegiatan belajar dengan
salam, doa, dan absensi.
2. Membuat kesepakatan belajar antara guru
dan siswa di dalam kelas
3. Guru membuka pelajaran dengan bernyanyi
Apersepsi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menyampaikan cakupan materi yang
akan dipelajari.
Guru mengajak siswa untuk mengamati
lingkungan di sekitar sekolah.
Tanya jawab tentang kerusakan
lingkungan yang terjadi di sekitar
lingkungan siswa.
Bagaimana keadaan lingkungan di
rumah kamu?
Siswa menyebutkan kerusakan lingkungan
yang terjadi di sekitar rumah dan sekolah.
10 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru menjelaskan faktor-faktor penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap daratan
menggunakan PPT.
2. Guru menjelaskan pengaruh kerusakan
lingkungan terhadap lingkungan sekitar
3. Guru menjelaskan cara mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
terjadinya kerusakan lingkungan
Elaborasi
4. Siswa mengerjakan LKS secara mandiri
dengan cara mengamati gambar-gambar
faktor keruakan lingkungan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
5. Guru menunjuk beberapa siswa untuk
mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas
6. Siswa bersama guru memperhatikan dengan
cermat dan memberi tanggapan.
7. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
kerja siswa
8. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya di
meja guru.
9. Guru menjelaskan cara-cara untuk
mencegah kerusakan lingkungan.
10. Siswa dibagi dalam 3 kelompok, A, B dan
C setiap kelompok terdiri atas 8 siswa.
11. Guru membagi lembar kerja dan media
berupa nampan A, B dan C, tanah biasa,
tanah berumput sedikit dan tanah berumput
banyak, air, aqua gelas dan 3 buah balok
penyangga nampan kepada setiap
kelompok. Lihat pada lampiran kegiatan
12. Guru menjelaskan cara memperagakan
proses terjadinya abrasi, erosi, banjir dan
longsor dengan menggunakan media.
13. Siswa memperagakan proses terjadinya
abrasi, erosi, tanah longsor dan banjir
dengan menggunakan media di luar kelas.
130 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
14. Setelah memperagakan, masing-masing
kelompok mengerjakan LKS yang sudah
dibagikan
15. Masing-masing kelompok melaporkan hasil
diskusi di depan kelas.
16. Siswa yang lain mendengarkan dengan
cermat
17. Siswa dan guru membahas bersama hasil
simulasi dari masing-masing kelompok
terkait terjadinya erosi, abrasi, tanah
longsor dan banjir.
Konfirmasi
18. Guru memberikan peneguhan dan apresiasi
mengenai proses diskusi, presentasi,
simulasi dan tanya jawab yang dilakukan
oleh siswa dalam kelompok tentang
kerusakan lingkungan.
19. Tanya jawab mengenai materi yang belum
dipahami siswa
20. Siswa dibimbing untuk membuat
kesimpulan mengenai hasil diskusi yang
telah dilakukan dalam kelompok
Kegiatan
Penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan
tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Siswa merangkum kegiatan materi
pelajaran melalui tanya jawab dengan
guru.
Refleksi
3. Siswa merefleksikan hasil pembelajaran
IPA hari ini tentang:
10
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
a. Bagaimana perasaan kalian setelah
menerima pembelajaran hari ini?
b. Apakah ada kesulitan yang kamu
dapatkan?
Aksi
1. Guru memberikan PR kepada siswa.
Sebagai aksinya adalah masing-masing
siswa akan menanam 1 pohon kesukaan di
pot atau polibek di rumah.
2. Guru menutup pelajaran dengan doa dan
salam
3. Siswa beristirahat.
G. Penilaian
Teknik Penilaian :
a. Penilaian proses
b. Penilaian produk
Instrument penilaian
a. Penilaian proses
- Lembar pengamatan
b. Penilaian hasil belajar
- Lembar Penilaian Produk
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Kelas IV
Fr. Yasintus Seran, CMM, S.Pd Oktofianus Leki Taek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN MATERI
1. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan
A. Faktor-faktor Alam
1. Perubahan Iklim:
a. Hujan
Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Di musim penghujan curah hujan sangat tinggi sedangkan di
musim kemarau curah hujan kecil bahkan tidak ada. Hujan sangat
dibutuhkan oleh petani karena pada saat musim hujan para petani
menanam sawahnya. Namun, jika hujan turun dengan lebat terus-
menerus dapat mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor. Banjir
dapat merusak tanaman sehingga gagal panen.
b. Angin
Daratan yang terkena angin topan maka lingkungan akan mengalami
kerusakan seperti pohon-pohon yang tercabut atau tumbang dan banyak bangunan
yang runtuh. Angin yang kencang dapat mengikis daratan yang dilaluinya. Tanah
dan bebatuan dapat terkikis oleh angin. Batuan yang terkikis oleh angin dapat
berubah menjadi batuan yang berlubang-lubang, sehingga batuan berbentuk
seperti jamur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c. Cahaya Matahari
Cahaya matahari pun dapat membakar pepohonan atau rerumputan yang
kering. Sehingga terjadilah kebakaran hutan. Daratan yang tadinya hijau
ditumbuhi pepohonan yang rindang, kemudian berubah menjadi daratan yang
gundul dan tandus.
d. Gelombang Air Laut
Gelombang laut kadang-kadang berupa gelombang yang sangat besar.
Gelombang besar dapat mengubah kenampakan daratan. Pengikisan pantai oleh
ombak dan gelombang laut disebut abrasi.
B. Faktor-faktor Manusia
1. Pengrusakan hutan/penebangan pohon-pohon
2. Pembakaran lahan
3. Pertambangan
4. Pencemaran zat-zat kimia
5. Praktek bertani yang salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2. Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan
Lingkungan kita telah banyak mengalami kerusakan. Kerusakan lingkungan
memberikan dampak negatif terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu,
diperlukan cara-cara mengatasi kerusakan lingkungan sebagai berikut :
1. Reboisasi atau penghijauan
2. Mencegah penebangan liar
3. Membuat saluran air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Menjaga kebersihan sekitar aliran sungai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN PENILAIAN
1. Competence/Kognitif
Indikator 10.2.1 Menyebutkan faktor-faktor terjadinya
kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh manusia dan alam
10.2.2 Menjelaskan faktor-faktor terjadinya
kerusakan lingkungan sekitar
10.2.3 Menjelaskan cara-cara pencegahan
kerusakan lingkungan
Teknik Penilaian Teknik tertulis
Instrumen Mengamati gambar dan menjawab soal
1. Amatilah gambar-gambar di bawah ini !
Gambar 1.1 diambil dari:
https://www.google.com/search?q=membuang+sampah&client=firefox-b&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjIsIP01sjSAhUKnZQKHTZyAXkQ_
AUICCgB&biw=1366&bih=657
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengalamanmu!
Pernahkah kamu melihat gambar-gambar tersebut?
Apa yang akan kamu buat ketika melihat gambar-gambar
tersebut?
Berikan tanggapan kamu terhadap gambar-gambar tersebut?
Di manakah kamu melihat gambar-gambar tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Pedoman Penskoran
2. Afektif
Indikator 10.2.4 Menunjukkan sikap yang jujur dalam
menyebutkan faktor-faktor terjadinya
kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh manusia dan alam.
10.2.5 Menjaga lingkungan di sekitar rumah dan
sekolah
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Centangan
Lembar Pengamatan Sikap:
Berilah tanda check list () pada kolom yang sesuai dengan sikap dalam
mengerjakan tugas dalam kelompok selama proses pembelajaran
berlangsung, dengan skala 1-4.
No.
Nama Peserta Didik
Perilaku yang diamati
Kerja sama dalam
kelompok
Tanggung
jawab dalam
kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst.
3. Psikomotorik
Indikator 10.2.6 Memberikan penjelasan tentang faktor-
faktor terjadinya kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh manusia dengan
bahasa yang baik dan benar.
10.2.7 Memperagakan proses terjadinya erosi,
abrasi, tanah longsor dan banjir.
Teknik Penilaian Performance atau kinerja
Instrumen Tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LKS
KELOMPOK
Media, alat dan sumber belajar:
1. Lapisan tanah biasa
2. Lapisan tanah berumput sedikit
3. Lapisan tanah berumput banyak
4. 3 kotak (nampan)
5. 3 balok/bata
6. Air secukupnya
7. Gayung/gelas aqua
Ayo lakukan dalam kelompokmu!
1. Sediakan tiga jenis lapisan tanah, yaitu lapisan tanah tampa rumput
kelompok A, lapisan tanah dengan rumput sedikit kelompok B, dan
lapisan tanah dengan banyak rumput kelompok C.
2. Letakkan masing-masing lapisan tanah dengan nampan
3. Letakkan ketiga nampan tersebut di atas kayu/batu bata penyangga
sehingga nampan menjadi miring.
4. Ketua kelompok mengutus 2 orang dari masing-masing kelompok A,
mengamati kegiatan di kelompok B dan C, kelompok B mengamati
kelompok A dan C dan kelompok C mengamati kelompok A dan B lalu
mencatat hasil percobaannya.
5. Tuanglah air satu sampai dua kali menggunakan gelas aqua. Amati apa
yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Diskusikan dalam kelompok!
Setelah melakukan percobaan proses terjadinya, erosi, tanah longsor, abrasi dan
banjir dalam kelompokmu, sekarang isilah hasil pengamatan kelompokmu dalam
tabel di bawah ini!
No Hal yang diamati Keadaan masing-masing tanah
A B C
1 Kecepatan aliran air
2 Warna air tampungan
3 Jumlah air tampungan
4 Endapan lumpur
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
No Pertanyaan Jawaban Kelompok
1.
Di tanah mana air mengalir
paling deras?
2.
Di tanah mana air tampungan
paling banyak?
3.
Di mana lumpur yang
diendapkan paling banyak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
4.
Apa yang dapat kamu simpulkan
dari hasil kegiatan ini?
Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan kegiatan
simulasi proses terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor dan banjir pada tabel
yang tersedia!
No Pernyataan Nilai
1 2 3 4
1. Siswa sangat mampu memperagakan proses
terjadinya banjir dengan memperhatikan
petunjuk pada LKS dengan lengkap.
2. Siswa mampu memperagakan proses terjadinya
banjir dengan memperhatikan sebagian petunjuk
pada LKS.
3. Siswa cukup mampu mampu memperagakan
proses terjadinya banjir dengan memperhatikan
sebagian petunjuk pada LKS.
4. Siswa tidak mampu memperagakan proses
terjadinya banjir dengan tidak memperhatikan
petunjuk pada LKS.
Pedoman Penskoran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Jawaban LKS
A. Hasil pengamatan percobaan.
NO Hal yang diamati Keadaan masing-masing tanah
A B C
1 Kecepatan aliran air Cepat Sedang Lambat
2 Warna air tampungan Coklat tua Coklat Coklat muda
3 Jumlah air tampungan Banyak Sedang Sedikit
4 Endapan lumpur Banyak Sedang Sedikit
B. Pertanyaan:
1. Air mengalir paling deras adalah di tanah bagian A
2. Air tampungan paling banyak dari hasil percobaan adalah bagian A
3. Lumpur yang diendapkan lebih banyak adalah di tanah bagian A
4. Kesimpulan dari hasil percobaan adalah:
Semakin banyak pepohonan yang ditanam pada permukaan tanah,
maka kemungkinan kecil akan menyebabkan tanah longsor, banjir dan
abrasi hal ini yang ditunjukkan pada nampan bagian B dan C.
sebaliknya ketikan permukaan tanah tidak ditumbuhi oleh pepohonan
maka akan mengakibatkan banjir, tanah longsor dan abrasi serta
airnya menjadi keruh atau kotor hal ini ditujukkan pada nampan tanah
bagian A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 7 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA
RUBRIK PENILAIAN VALIDATOR
Untuk menilai kelayakan modul, peneliti menggunakan skala 4 yang merupakan
alternatif model dari skala Likert. Adapun rentang skala yang digunakan sebagai
berikut : 4 sangat baik, 3 baik, 2 tidak baik, 1 sangat tidak baik.
No Komponen yang dinilai Skor
Perumusan Indikator 1 2 3 4
1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 1
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 1
3. Kesesuaian dengan nilai
competence/pengetahuan
1
4. Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi 1
5. Kesesuaian dengan nilai
compassion/psikomotorik
1
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
peserta didik
1 2 3 4
6. Kesesuaian dengan indikator 1
7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
1
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
Pembelajaran
1 2 3 4
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1
11. Keruntutan uraian materi ajar 1
Pemilihan Media dan Sumber Belajar 1 2 3 4
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
14. Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual 1
15. Keseuaian dengan karakteristik peserta didik 1
Skenario / Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi,
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi
1
17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual
1
18. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi pembelajaran
1
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan
cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa
1
Rancangan Penilaian Autentik 1 2 3 4
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
pencapaian kompetensi
1
Jumlah 0 9 9 2
Jumlah x Skala Penilaian 18 27 8
Jumlah Total 53
Rerata (Jumlah total:jumlah item) 2,65
Kategori “Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 8 Hasil Validasi Guru IPA Kelas IV
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS RPP PENDIDIKAN EMANSIPATORIS
PADA PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN SEMANGAT SANTO
YOHANES BOSCO UNTUK SISWA SD KELAS IV
PETUNJUK:
Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas RPP pendidikan emansipatoris
pada mata pelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco untuk siswa
SD kelas IV dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom di bawah
bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan komentar sesuai dengan pendapat Anda
pada kolom yang telah tersedia!
Keterangan:
1: Kurang baik, 2: Cukup baik, 3: Baik, 4: Sangat baik
No Komponen yang dinilai Skor
Perumusan Indikator 1 2 3 4
1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 1
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 1
3. Kesesuaian dengan nilai
competence/pengetahuan
1
4. Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi 1
5. Kesesuaian dengan nilai
compassion/psikomotorik
1
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
peserta didik
1 2 3 4
6. Kesesuaian dengan indikator 1
7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
1
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
Pembelajaran
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1
11. Keruntutan uraian materi ajar 1
Pemilihan Media dan Sumber Belajar 1 2 3 4
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 1
14. Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual 1
15. Keseuaian dengan karakteristik peserta didik 1
Skenario / Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi,
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi
1
17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual
1
18. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi pembelajaran
1
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan
cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa
1
Rancangan Penilaian Autentik 1 2 3 4
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
pencapaian kompetensi
1
Jumlah 0 0 11 8
Jumlah x Skala Penilaian 0 0 33 32
Jumlah Total 65
Rerata (Jumlah total:jumlah item) 3,25
Kategori “Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 9 Lembar Validasi Guru IPA Kelas VI
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS RPP PENDIDIKAN EMANSIPATORIS
PADA PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN SEMANGAT SANTO
YOHANES BOSCO UNTUK SISWA SD KELAS IV
PETUNJUK:
Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas RPP pendidikan emansipatoris
pada mata pelajaran IPA berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco untuk siswa
SD kelas IV dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom di bawah
bilanagan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan komentar sesuai dengan pendapat Anda
pada kolom yang telah tersedia!
Keterangan:
1: Kurang baik, 2: Cukup baik, 3: Baik, 4: Sangat baik
No Komponen yang dinilai Skor
Perumusan Indikator 1 2 3 4
1. Kesesuaian dengan standar kompetensi 1
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 1
3. Kesesuaian dengan nilai
competence/pengetahuan
1
4. Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi 1
5. Kesesuaian dengan nilai
compassion/psikomotorik
1
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
peserta didik
1 2 3 4
6. Kesesuaian dengan indikator 1
7. Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
1
8. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
Pembelajaran
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
9. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
10 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1
11. Keruntutan uraian materi ajar 1
Pemilihan Media dan Sumber Belajar 1 2 3 4
12. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1
13. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 1
14. Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual 1
15. Keseuaian dengan karakteristik peserta didik 1
Skenario / Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4
16. Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi,
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi
1
17. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual
1
18. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi pembelajaran
1
19. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan
cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa
1
Rancangan Penilaian Autentik 1 2 3 4
20. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
pencapaian kompetensi
1
Jumlah 0 0 9 11
Jumlah x Skala Penilaian 0 0 27 44
Jumlah Total 67
Rerata (Jumlah total:jumlah item) 3,35
Kategori “Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 Siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco
Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 10
Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA dan Guru Pelajran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 11 Refleksi Siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 12 Instrumen Validasi Pengembangan RPP untuk pakar
pembelajaran IPA, dan guru IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampran 14 Surat Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
LAMPIRAN DOKUMEN KEGIATAN BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Observasi proses pembelajaran di kelas
Observasi di Luar Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan
Siswa mendengarkan penjelasan tentang cara mensimulasikan
proses terjadinya banjir, longsor dan abrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Siswa berdiskusi dalam kelompok tentang hasil simulasi yang telah
dilakukan oleh kelompok
Siswa Menonton Video tentang Banjir yang terjadi di Manado tahun
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Siswa Mengisi Kuesioner Wawancara
Siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco
Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 15: Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Oktofinaus Leki Taek merupakan anak ketiga dari pasangan
Leonardus Taek dan Belandina Teu. Peneliti lahir di
Lelowai (NTT) 07 Mei 1988. Peneliti menempuh
pendidikan sekolah dasar di SD Inpres Hedanfehan lulus
pada tahun 2002. Peneliti melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat
pertama di SMP Katolik Diakui Minanga Tana Toraja-Sulawesi Selatan tamat
pada tahun 2005. Pendidikan Sekolah Menengah Atas peneliti menempuh di
SMAN 1 Mengkendek Tanah Toraja Sulawesi Selatan tamat pada tahun 2008.
Selanjutnya tahun 2008, peneliti melanjutkan pendidikan untuk masuk sebagai
Postulan Frater CMM di Manado-Sulawesi utara. Tahun 2009 masuk Novisit I di
Tomohon dan tahun 2010 masuk di tahun novisiat II di Pematang Siantar-
Sumatera Utara. Pada tahun 2011 peneliti bertugas di Balige Sumatera Utara
untuk mendampingi anak asrama putera SMP, dan SMA. Tahun 2012 peneliti
bertugas di pulau Nias-Sumatera Utara sebagai staf asrama putera SMP dan SMA,
sekaligus peneliti diminta untuk mengajar musik di TK Cendrawasih yang
dikelola oleh para suster SCMM selama satu tahun.
Pada tahun 2013 peneliti melanjutkan kuliah di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Selama menjalankan tugas sebagai mahasiswa, banyak hal dan pengalaman yang
telah peneliti peroleh, khususnya mengikuti kepanitian di kampus seperti
mengikuti seminar, kegiatan PPKM 1 dan 2, menjadi anggota HMPS PGSD pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
tahun 2014 sebagai seksi kerohanian, sebagai ketua bidang umum INFISA 2015
dan masih banyak kegiatan yang diikuti oleh peneliti. Kegiatan di luar kampus
seperti, pengurus KEVIN Yogyakarta 2014-2016, pengurus di lingkungan Maria
Karmel sebagai ketua PSE tahun 2015-2017. Semua pengalaman ini merupakan
penglaman yang sangat berharga bagi peneliti untuk selanjutnya khususnya
sebagai guru di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related