pengaruh waktu penyimpanan larutan oral … · 2018. 2. 11. · 4 ekstrak kental dengan menguapkan...
Post on 29-Oct-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN LARUTAN ORAL
NUTRACEUTICAL EKSTRAK BUNGA DELIMA MERAH
(Punica granatum L.) TERHADAP PERUBAHAN
HAMBATAN PERTUMBUHAN
Bacillus subtilis (In Vitro)
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I
Pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Oleh :
ANDITYA SYAHBANA INDRA RUCHMANA
J520130065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN LARUTAN ORAL
NUTRACEUTICAL EKSTRAK BUNGA DELIMA MERAH
(Punica granatum L.) TERHADAP PERUBAHAN
HAMBATAN PERTUMBUHAN
Bacillus subtilis (In vitro)
Abstrak
Bacillus subtilis merupakan bakteri penyebab keracunan makanan, sakit
tenggorokan, bacteremia dan ditemukan pada karies gigi. Untuk mengobatinya
memerlukan larutan oral nutraceutical dari bahan alami dengan efek antibakteri.
Bunga delima merah diketahui sebagai antibakteri karena kandungan alkaloid,
flavonoid, saponin, fenol, proantosianin, dan tanin. Oral nutraceutical yang dibuat
perlu dilakukan penyimpanan menggunakan botol kaca coklat pada suhu kamar
agar stabilitas oral nutraceutical tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical ekstrak
bunga delima merah terhadap perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control
grup design. Metode yang digunakan dengan cara mengukur diameter zona
hambat pada cawan petri. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata diameter zona
hambat dengan larutan oral nutraceutical belum disimpan, disimpan 7 hari,
disimpan 14 hari, disimpan 21 hari, disimpan 28 hari masing-masing sebesar
8,626 mm, 7,980 mm, 7,864 mm, 7,328 mm, 6,718 mm. Berdasarkan data
tersebut setelah diujikan one way ANOVA dihasilkan p=0,006 (p<0,05). Uji Post
Hoc LSD menunjukkan nilai p<0,05 setelah penyimpanan 14 hari, sehingga dapat
disimpulkan larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah berpengaruh
tidak signifikan terhadap perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis
hingga waktu penyimpanan 14 hari.
Kata kunci : Bacillus subtilis, oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah,
waktu penyimpanan.
Abstract
Bacillus subtilis causes food poisoning, sore throat, bacteremia and also found in
dental caries. Nutraceutical oral solution of natural substances with antibacterial
effects is required to treat it. Red pomegranate flowers is known as antibacterial
for the content of alkaloids, flavonoids, saponins, phenolic, proantosianin, and
tannins. It is necessary to storage oral nutraceutical using brown glass bottles at
room temperature so oral nutraceutical stability can be maintained. This study was
aimed to determine the effect of nutraceutical oral solution red pomegranate
flower extract shelf life to growth inhibition changes of Bacillus subtilis. This
study was an experimental study with post test only control group design. The
method used was by measuring the diameter of transparant zone. The results
showed average of diameter inhibition zone with oral nutraceutical not been
stored, stored 7 days, stored 14 days, stored 21 days, stored 28 days respectively
8,626 mm, 7,980 mm, 7,864 mm, 7,328 mm, 6,718 mm. After tested by one way
2
ANOVA the result was p=0,006 (p<0,05). Post Hoc LSD test showed p<0,05 after
14 days of storage, it could be concluded that nutraceutical oral solution red
pomegranate flower’s extract had not significant effect on growth inhibition
changes of Bacillus subtilis up to 14 days of shelf life.
Keywords : Bacillus subtilis, nutraceutical oral solution red pomegranate flower
extract, shelf life.
1. Pendahuluan
Bakteri yang mengkontaminasi makanan dan dapat menyebabkan keracunan
makanan adalah Bacillus subtilis.1 Bacillus subtilis dapat menyebabkan gejala
nyeri abdominal, mual, muntah dan diare. Bacillus subtilis jika menyerang
kelompok yang memiliki sistem imun rendah dapat menyebabkan iritasi sinus dan
mata, sakit tenggorokan, endokarditis, pneumonia, bakteremia, dan septicemia.2
Isolasi dan identifikasi bakteri patogen gigi pada dental implan, karies gigi dan
gigi abutment untuk gigi tiruan cekat, ditemukan bakteri Bacillus subtilis,
Streptococcus sp dan P. aeruginosa.3
Rongga mulut menjadi gerbang pertama masuknya segala jenis makanan
sampai bakteri maupun virus ke dalam tubuh. Bakteri patogen Bacillus subtilis
memiliki flagel pada permukaannya sehingga dapat memudahkan kolonisasi dan
penyebaran dari tempat awal. Salah satu cara mengurangi bakteri yang masuk ke
rongga mulut dapat dilakukan dengan penggunaan obat kumur antiseptik,
sedangkan untuk mengurangi bakteri yang masuk ke saluran cerna dapat diberikan
obat antibiotik secara sistemik.4
Menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis yang masuk ke rongga
mulut dan saluran pencernaan perlu dilakukan pembuatan larutan antibakteri oral
nutraceutical.
Oral nutraceutical adalah sediaan farmasi yang mengandung
senyawa bioaktif dari bahan alam dan dapat diminum. Saat ini telah
dikembangkan larutan oral nutraceutical dengan bahan dasar tanaman yang
mempunyai khasiat antibakteri dengan efek samping minimal.5
Delima diketahui
sebagai antidiabetik, antibakterial, antikarsinogenik, antiatherogenik, dan
antihipertensi.6 Analisis fitokimia ekstrak bunga delima yang bersifat sebagai
antibakteri adalah alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, proantosianin, dan tanin.
Ekstrak bunga delima merah diketahui memiliki kandungan flavonoid (21,45
3
mg/g), tannin (148,24 mg/g) anthocyanin (80,20 mg/g) yang tertinggi di banding
biji, daun, dan kulit.7
Umur simpan merupakan periode waktu suatu produk pangan aman untuk
dikonsumsi dan masih memiliki kualitas yang masih dapat diterima oleh
konsumen.8 Faktor yang menyebabkan perubahan hambatan pertumbuhan bakteri
karena waktu penyimpanan adalah faktor lingkungan, meliputi suhu, cahaya, dan
kelembaban. Sehingga yang perlu dilakukan adalah menyimpan larutan oral
nutraceutical dalam suhu kamar serta dalam botol kaca coklat bertutup untuk
mencegah bahan aktif terurai karena cahaya. Serta diberikan penambahan bahan
pengawet agar daya simpan produk menjadi lebih lama.9
Penelitian yang dilakukan oleh Widiyarti menunjukkan sifat antibakteri
larutan oral nutraceutical dari ekstrak gambir menghasilkan diameter hambatan
yang cenderung tetap selama tiga bulan penyimpanan. Sehingga perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical
ekstrak bunga delima merah (Punica granatum L.) terhadap perubahan hambatan
pertumbuhan Bacillus subtilis (In Vitro).
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental
laboratorium murni dengan rancangan posttest only control grup design.10
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada.
Bunga delima merah dilakukan determinasi tumbuhan sehingga didapatkan
sampel adalah spesies (Punica granatum L.). Kemudian dilakukan Pembuatan
ekstrak bunga delima merah. Bunga delima merah (Punica granatum L.) yang
masih segar dicuci dengan air mengalir hingga bersih, kemudian dikeringkan
sampai kering di dalam lemari pengering. Bunga delima yang sudah mengering
lalu dihaluskan sehingga didapatkan sediaan serbuk menggunakan alat penyerbuk.
Kemudian dimasukkan ke dalam masserator dan ditambahkan menstruum etanol
70%, diaduk selama 30 menit menggunakan ultra turax dengan kecepatan 1.000
rpm. Kemudian sampel dimaserasi selama 24 jam. Campuran difiltrasi dengan
kertas saring menggunakan corong buncher. Kemudian hasil maserasi dibuat
4
ekstrak kental dengan menguapkan filtrat menggunakan vacuum rotatory
evaporator pemanas waterbath bersuhu 600
C. Ekstrak kental dituangkan ke dalam
cawan porselin, dipanaskan menggunakan waterbath pada suhu 600
sambil diaduk
dan ditimbang sehingga didapatkan bobot yang konstan.
Ekstrak bunga delima merah kemudian dibuat larutan oral nutraceutical.
Larutan oral nutraceutical dibuat sebanyak 100 ml dengan kandungan aktif dari
ekstrak bunga delima merah sebagai parameter formulasi. Formulasinya adalah
sebagai berikut : ekstrak bunga delima merah 5% b/v, aspartam 0,1%, sodium
benzoat 0,1%, flavour 0,25%, dan sodium sitrat 3,5%. Campuran tersebut diaduk
dengan stirer dengan kecepatan pengadukan 250 rpm sampai terlarut, selanjutnya
dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan akuades hingga
volumenya menjadi 100 ml.
Larutan oral nutraceutical yang telah dibuat dilakukan penyimpanan
dengan cara dimasukkan ke dalam alat yang disebut climate chamber untuk diatur
suhu dan kelembaban udara penyimpanannya. Suhu diatur pada 250C dan dengan
kelembaban udara 58%. Penyimpanan di dalam climate chamber dilakukan
dengan penyimpanan 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.
Pembiakan bakteri Bacillus subtilis dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dengan cara mengambil
beberapa koloni Bacillus subtilis dengan ose steril lalu dilarutkan dalam media
cair BHI, kemudian diinkubasi dengan suhu 370C selama 24 jam sehingga
didapatkan suspensi bakteri Bacillus subtilis. Kemudian suspensi bakteri
didapatkan konsentrasi bakteri 0,5 mc Farland (diperkirakan 1,5x108
sel
bakteri/ml).
Selanjutnya dilakukan uji perubahan hambatan pertumbuhan bakteri.
Metode yang digunakan adalah metode difusi sumuran, dengan membuat lubang
pada media padat yang telah diinkolasi dengan bakteri Bacillus subtilis. Pengujian
pertama, satu cawan petri dibuat 5 lubang sumuran mengunakan perforator
dengan diameter 6 mm dan kedalaman 3 mm. Kemudian setiap lubang sumuran
injeksikan dengan larutan oral nutraceutical yang belum dilakukan penyimpanan
sebanyak 50 menggunakan mikropipet. Selanjutnya cawan petri diinkubasi
5
dengan suhu 370C selama 24 jam. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan
bakteri diamati untuk melihat daerah hambatan di sekelililing lubang sumuran.
Kemudian dilakukan pengujian pada larutan oral nutraceutical dengan waktu
penyimpanan 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
Pembacaan hasil dilakukan dengan cara mengukur zona hambat, yaitu
diameter zona bening di sekitar sumuran dengan menggunakan jangka sorong
ketelitian 0,05 milimeter. Cara melakukan pengukuran adalah dengan membuat 2
garis tegak lurus melalui titik pusat lubang sumuran dan garis ketiga dibuat
diantara kedua garis lurus dengan membentuk sudut 450. Hasil akhir didapatkan
dengan melakukan perhitungan rata-rata yaitu penjumlahan dari pengukuran
ketiga garis yang berbeda dibagi tiga.11
Data yang didapatkan diolah dengan program Statistical Product Service
Solution (SPSS) 20,00 for Windows. Distribusi data normal diketahui dengan uji
normalitas Shapiro-Wilk. Uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test. Data
diketahui mempunyai distribusi normal dan homogen (p>0,05) maka data
dianalisis menggunakan uji parametrik dengan uji one way ANOVA (Analysis of
variance) dengan tingkat kepercayaan 95%. Kemudian, untuk mengetahui
perbedaan perubahan hambatan pertumbuhan bakteri dengan waktu penyimpanan
larutan oral nutraceutical dilakukan analisis Post Hoc Test berupa uji LSD (Least
Significant Difference).12
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Hasil pengamatan perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis adalah
sebagai berikut.
6
Gambar 1. Perubahan hambatan Pertumbuhan Bacillus subtilis
Sumber : Data primer
Hasil penelitian yang telah didapatkan selanjutnya dilakukan analisis statistik dan
didapatkan nilai rerata serta standar deviasi hambatan pertumbuhan bakteri
Bacillus subtilis.
Tabel 1. Nilai rerata dan standar deviasi hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis.
Perlakuan waktu penyimpanan larutan oral
nutraceutical ekstrak bunga delima merah
Rata-rata diameter zona hambat
(mm) SD
Belum disimpan 8,626 0,616
Disimpan 7 hari 7,980 0,719
Disimpan 14 hari 7,864 0,617
Disimpan 21 hari 7,328 0,887
Disimpan 28 hari 6,718 0,704
Nilai rerata diameter hambatan pertumbuhan pada larutan oral nutraceutical
ekstrak bunga delima merah belum disimpan, disimpan 7 hari, disimpan 14 hari,
disimpan 21 hari, dan disimpan 28 hari masing-masing sebesar 8,626 mm, 7,890
mm, 7,864 mm, 7,328 mm dan 6,718 mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
lama waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah,
semakin kecil diameter hambatan pertumbuhan yang terbentuk.
Data penelitian selanjutnya dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk
mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas
menunjukkan bahwa nilai probabilitas pada sebelum disimpan, disimpan 7 hari,
disimpan 14 hari, disimpan 21 hari, dan disimpan 28 hari masing-masing sebesar
0,331, 0,627, 0,817, 0,080 dan 0,937. Menunjukkan bahwa nilai probabilitas
kelima kelompok perlakukan p>0,05 sehingga data terdistribusi normal.
7
Uji homogenitas dengan Levene test dilakukan untuk mengetahui varian
data. Hasil uji homogenitas didapatkan signifikasi p>0,05 yaitu sebesar 0,602
sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima kelompok data memiliki varian data
yang sama.
Data terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama, sehingga
memenuhi syarat untuk dilakukan uji one way ANOVA. Hasil uji one way ANOVA
menunjukkan nilai p=0,006 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical ekstrak bunga
delima merah terhadap perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis.
Setelah uji one way ANOVA, dilakukan uji Post Hoc LSD (Least Significant
Difference) untuk mengetahui perbedaan bermakna antar kelompok waktu
penyimpanan larutan oral nutraceutical.
Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak
signifikan antara belum disimpan dengan disimpan 7 hari, belum disimpan dengan
disimpan 14 hari, disimpan 7 hari dengan disimpan 14 hari, disimpan 7 hari
dengan disimpan 21 hari, disimpan 14 hari dengan disimpan 21 hari dan disimpan
21 hari dengan disimpan 28 hari. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
belum disimpan dengan disimpan 21 hari, belum disimpan dengan disimpan 28
hari, disimpan 7 hari dengan disimpan 28 hari, dan disimpan 14 dengan disimpan
28 hari.
3.2 Pembahasan
Larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah semakin lama waktu
penyimpanan, maka zona hambat yang terbentuk semakin berkurang dan terjadi
perubahan hambatan pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena terjadinya proses
oksidasi karena oksigen dan enzim selama penyimpanan, sehingga menyebabkan
terurainya zat aktif.13
Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan bahwa larutan oral nutraceutical
ekstrak bunga delima merah yang belum disimpan dan disimpan 21 hari, belum
disimpan dan disimpan 28 hari memiliki perubahan hambatan pertumbuhan yang
berbeda secara signifikan dengan masing-masing nilai p<0,05. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya kisaran suhu pertumbuhan untuk khamir adalah 25-400C
8
dan suhu optimum mencapai suhu 35-400C sehingga pengendalian suhu
penyimpanan sangat penting untuk menghambat laju perkembangan khamir yang
dapat merusak larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah.
Penyimpanan obat dalam bentuk larutan atau suspensi pada lemari pendingin
dengan suhu 2-80C dapat membuat waktu simpan menjadi lebih lama, karena
penyimpanan pada suhu rendah menyebabkan aktivitas mikroorganisme perusak
terhambat.14
Suhu juga dapat mempengaruhi proses penguraian zat aktif di dalam
sediaan. Semakin tinggi suhu, menyebabkan kecepatan penguraian zat aktif
semakin besar. Penyimpanan pada suhu tinggi diketahui menyebabkan stabilitas
obat menjadi berkurang dan akhirnya menyebabkan penurunan kadar dari obat
tersebut.15
Terjadi perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis yang signifikan
pada waktu penyimpanan 21 hari adalah karena adanya reaksi oksidasi karena
oksigen. Oksidasi dapat terjadi karena oksigen udara.16
Oksigen masuk ke dalam
botol ketika memasukkan larutan oral nutraceutical ektrak bunga delima merah
serta karena penutupan botol yang tidak disertai segel sehingga menjadi kurang
rapat dan adanya kemungkinan masuknya oksigen. Reaksi oksidasi ini dapat
mempengaruhi kestabilan obat karena dapat mendegradasi obat tersebut.17
Selama penyimpanan terjadi perubahan kimia pada zat aktif, terutama
senyawa polifenol seperti tannin dan flavonoid yang rusak selama proses oksidasi
karena oksigen.13
Oksigen golongan ROS (Reactive Oxygen Species) adalah
komponen oksigen radikal yang akan mencari pasangan agar stabil. Hal ini
menyebabkan senyawa polifenol mendonorkan atom H+ agar stabil. Sehingga
menyebabkan senyawa polifenol tersebut berubah struktur dan akhirnya
menyebabkan kemampuannya sebagai antibakteri menurun.18
Sehingga pada
waktu penyimpanan 21 hari terjadi perbedaan yang signifikan pada perubahan
hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis.
Reaksi oksidasi karena enzim Polifenol Oksidase terjadi selama
penyimpanan larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah. Polifenol
oksidase adalah suatu enzim yang dapat mengkatalisis proses oksidasi difenol
menjadi kuinon. Senyawa kuinon yang terbentuk sangat reaktif sehingga akan
9
menghasilkan pigmen merah, coklat, dan hitam yang mengakibatkan terjadinya
perubahan warna dan penurunan nutrisi.18
Hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan zat aktif pada larutan oral nutraceutical ekstrak bunga delima merah,
sehingga menyebabkan terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan
hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis pada waktu penyimpanan 21 hari.
4. Penutup
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh waktu penyimpanan larutan oral
nutraceutical ekstrak bunga delima merah (Punica granatum L.) terhadap
perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis (In Vitro) maka dapat diambil
kesimpulan bahwa waktu penyimpanan larutan oral nutraceutical ekstrak bunga
delima merah (Punica granatum L.) berpengaruh tidak signifikan terhadap
perubahan hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis (In Vitro) hingga waktu
penyimpanan 14 hari.
Dari hasil penelitian yang didapat peneliti menyarankan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan metode pembuatan larutan oral nutraceutical yang
tepat dan menggunakan tutup botol yang disertai segel untuk memperoleh waktu
penyimpanan yang lebih lama. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan cara melakukan penyimpanan larutan oral nutraceutical pada suhu 2-80C
agar waktu penyimpanan menjadi lebih lama.
Daftar Pustaka
1. Constantin A.C. dan Mikkola A., 2009. Bacillus subtilis and B. mojavensis
strains connected to food poisoning produce the heat stable toxin amylosin,
Journal of Applied Microbiology, 106:1976–1985.
2. Samiullah dan Bano A., 2011. In Vitro Inhibition Potential of Four Chenopod
Halophytes Against Microbial Growth, Pakistan Journal of Botany, 43:123-
127.
3. Anand B.G. dan Mala R., 2014. Prevalence of oral pathogens in oral cavities,
dental implants, fixed bridges among the people in South India, European
Journal of Biotechnology and Bioscience, 2(2): 35-41.
4. Rakasiwi B.L. dan Soegihardjo C.J, 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanolik Daging Buah Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25922 dan Escherichia coli ATCC 25923,
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11(1):23-31.
5. Widiyarti G., Sundowo A., Angelina M., 2014. Pembuatan sediaan oral
nutraceutical dari ekstrak gambir, Jurnal Ilmiah Kefarmasian Indonesia,
12(2):145-153.
10
6. Rummun N., Somanah J., Ramsaha S., 2013. Bioactivity of Nonedible Parts
of Punica granatum L.: A Potential Source of Functional Ingredients,
International Journal of Food Science, (10):1-10.
7. Elfalleh W., Hannachi H., Tlili N., 2012. Total Phenolic Contents and
Antioxidant Activities of Pomegranate Peel, Seed, Leaf and Flower, Journal
of Medical Plants Research, 6(xx):4724-4730.
8. Ansar, 2011. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara terhadap Perubahan
Mutu Tablet Efferfescen Sari Buah Selama Penyimpanan, Jurnal Teknologi
dan Industri Pangan, XXII(1):73-77.
9. Rienoviar dan Nasrianto H., 2010. Penggunaan Asam Askorbat (Vitamin C)
Untuk Meningkatkan Daya Simpan Sirup Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn.).
Hasil Penelitian Industri, 23(1):8-18.Notoatmodjo S., 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
10. Dwiandari H.P., Wijidono., Sastromiharjo W., 2006. Pengaruh Konsentrasi
Propolis Terhadap Daya Antibakteri Streptococcus aureus ( Kajian secara In
Vitro), Indonesian Journal of Dentistry, 13(3):156-159.
11. Dahlan M.S., 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6.
Jakarta:Epidemiologi Indonesia.
12. Towaha J., 2014. Kandungan Senyawa Polifenol Pada Biji Kakao dan
Kontribusinya Terhadap Kesehatan, SIRINOV, 2(1):1-16.
13. Peace N., Olubukola O., Moshood A., 2012. Stability of reconstituted
amoxicillin clavulanate potassium under simulated in-home storage
conditions, Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2(1):28-31.
14. Desai K.N., Gokani R.H., 2012. Stability Study : Regulatory Requirenment,
International Journal of Advances in Pharmaceutical Analysis, 2(3):62-67.
15. Rorong J., Aritonang H., Ranti F.P., 2008. Sintesis Metil Ester Asam Lemak
dari Minyak Kelapa Hasil Pemanasan, Chemical Progress, 1(1):9-18.
16. Oliveira C.M., Ferreira A.C.S., Freitas V.D., 2011. Oxidation Meccanisms
Occuring in Wines, Food Research International, 44:1115-1126.
17. Elida M., 2011. Mekanisme Inhibisi Enzim Polifenol Oksidase Pada Sari
Buah Markisa dengan Sistein dan Asam Askorbat, Jurnal Riset Kimia,
4(2):32-37.
top related