pengaruh pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan …
Post on 02-May-2022
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT
PENDIDIKAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP
PENDAPATAN USAHA MIKRO (STUDI PADA
ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Irham Aunur Rozzaq
155020501111046
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO
(STUDI PADA ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG)
Yang disusun oleh :
Nama : Irham Aunur Rozzaq
NIM : 155020501111046
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 Juli 2020
Malang, 13 Juli 2020
Dosen Pembimbing,
Prof. Dr. Munawar, SE., DEA
NIP. 195702121984031003
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO
( STUDI PADA ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG)
Irham Aunur Rozzaq
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: irhamfatagar@gmail.com
ABSTRAK
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Maka perlu dilakukan stabilitas kebijakan pemerintah agar kondisi tersebut
dapat terjaga terus menerus dan berkesinambungan. Kesulitan usaha utama UMKM berupa
permodalan dan ketenagakerjaan. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro pada
anggota BMT Sidogiri kota Malang. Penelitian ini menggunakan variabel pembiayaan murabahah
(X1), tingkat pendidikan (X2) dan tenaga kerja (X3) sebagai variabel independen dan pendapatan
usaha mikro (Y) sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manager dan staf
BMT UGT Sidogiri Kota Malang serta hasil pengisian kuesioner anggota BMT UGT Sidogiri Kota
Malang. Sedangkan data sekunder yang digunakan yaitu berupa buku-buku serta jurnal yang
berkaitan dengan fokus penelitian. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu regresi
linier berganda (OLS) untuk menjawab hubungan antara varibel independen terhadap variabel
dependen. hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan variabel pembiayaan
murabahah (X1), tingkat pendidikan (X2) dan tenaga kerja (X3) terhadap pendapatan Usaha Mikro
pada anggota BMT UGT Sidogiri Kota Malang.
Kata kunci: UMKM, Murabahah, Tingkat Pendidikan, Tenaga Kerja, BMT, OLS
A. PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, terlihat dari perkembangan beberapa indikator
seperti tenaga kerja yang diserap oleh UMKM, kontribusi UMKM terhadap produk domestik
bruto (PDB), jumlah unit pelaku UMKM, dan kontribusi UMKM terhadap total ekspor non
migas. Selain itu UMKM juga berperan dalam pengembangan perekomian lokal dan
pemberdayaan masyarakat serta pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kontribusinya
terhadap neraca pembayaran.
Kontribusi UMKM pada PDB Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya (Depkop,
2019). Dengan adanya peningkatan tersebut, maka perlu dilakukan stabilitas kebijakan
pemerintah agar kondisi tersebut dapat terjaga sehingga terjadi pertumbuhan yang terus
menerus dan berkesinambungan. Penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bersama Badan Pusat Statistik (2003) menemukan
bahwa UMKM yang mengalami kesulitan usaha disebabkan oleh hal utama berupa
permodalan dan ketenagakerjaan baik tingkat pendidikan tenaga kerja maupun jumlah tenaga
kerja.
Modal merupakan hal sangat penting dalam membuka sebuah usaha. Permodalan
digunakan untuk menunjang dan memperlancar usaha tersebut dalam memenuhi kebutuhan
konsumen. Menurut Damayanti (2011) semakin besar modal yang dimiliki maka semakin
besar juga peluang yang didapat untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga penjualan
akan semakin meningkat dan juga pada pendapatannya. Terkadang pelaku UMKM
mengalami kesulitan untuk memperoleh modal dari lembaga perbankan dikarenakan masih
berlakunya sistem bunga pada produk pembiayaan disebagian besar lembaga keuangan.
Lembaga keuangan yang dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah permodalan
UMKM yaitu Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan
lembaga keuangan mikro syariah yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kepada anggota BMT berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Salah satu lembaga
keuangan mikro syariah di Indonesia yang sedang berkembang yaitu Koperasi BMT Usaha
Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri. Salah satu cabang BMT UGT Sidogiri berada di Kota
Malang yang memiliki 6000 lebih anggota. BMT UGT Sidogiri Cabang Kota Malang
memiliki akses penyaluran dan prosedur yang mudah dalam pembiayaan, serta dapat
melakukan pembiayaan dalam skala yang kecil, dan jumlah pembiayaan yang selalu
meningkat. BMT UGT Sidogiri Kota Malang memiliki beberapa produk pembiayaan modal
kerja, salah satunya yaitu pembiayaan murabahah yang juga menjadi fokus dari penelitian ini.
Menurut Adiwarman Karim (2004), murabahah merupakan akad jual beli barang dengan
menyatakan harga peroleh ditambah keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Dan pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun cicilan. Prinsip akad
murabahah dijalankan berdasarkan sistem bagi hasil baik dalam keuntungan maupun
kerugian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tunas, Anggraeni dan Lubis (2014)
jumlah pembiayaan memiliki pengaruh positif terhadap besarnya perkembangan omset usaha
responden yang menunjukkan semakin besar jumlah pembiayaan yang diterima responden
maka akan semakin besar perubahan omset usaha responden.
Selain pembiayaan, faktor lain yang mempengaruhi suatu pendapatan UMKM yaitu tingkat
pendidikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati (2017) tentang analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pelaku UMKM skala mikro
menunjukan bahwa variabel pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan
UMKM. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam
dunia usaha, pendidikan dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan, semakin tinggi
pendidikan seorang pengusaha maka penghasilan yang mereka terima cenderung akan
semakin tinggi. Berdasarkan teori human capital, seseorang dapat meningkatkan
pendapatannya dengan melalui peningkatan pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya
menambah pengetahuan akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerjaMaka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah, tingkat
pendidikan dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro pada anggota BMT UGT
Sidogiri Kota Malang.
Faktor lain yang mempengaruhi pendapatan yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan
salah satu faktor penting dalam melakukan kegiatan dalam industri kecil maupun dalam
insdustri dengan skala besar. Dalam industri kecil dan menengah harus diperhatikan
pengembangan dari tenaga kerjanya agar dapat berkembang. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Madyantara (2015), tenaga kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap
pendapatan. Dengan meningkatnya tenaga kerja maka akan meningkatkan pendapatan. Hal
ini dikarenakan berapapun jumlah tenaga kerja dalam proses produksi akan mempengaruhi
jumlah produksi, hanya saja jika jumlah tenaga kerja sedikit maka akan membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam proses produksi sedangkan jika jumlah tenaga kerja banyak maka
akan memudahkan dalam proses produksi.
Maka berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja terhadap pendapatan
usaha mikro pada anggota BMT Sidogiri kota Malang.
B. LANDASAN TEORI
Pembiayaan Murabahah
Murabahah berasal dari kata “ribhu” yang berarti keuntungan. Akad murabahah yaitu akad
pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang telah disepakati. Dalam
akad ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli (Soemitra,
2009). Murabahah merupakan istilah dalam fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-
biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan
(margin) yang diinginkan. Tingkat keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum atau
persentase tertentu dari biaya perolehan (Ascarya, 2015). Dari beberapa definisi murabahah
di atas, dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah suatu bentuk akad jual beli barang, pada
harga pokok dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Pembelian barang dapat
dilakukan dengan cara pesanan atau tanpa pesanan dan pembayaran dapat dilakukan dengan
cara tunai atau cicilan.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja.
Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19 orang,
sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99
Orang. Sedangkan menurut Keppres No. 16 tahun 1994, UKM adalah perusahaan yang
memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 400 juta. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah asset dan
omset yang dimiliki oleh sebuah usaha. Bank Dunia menetapkan pembagian UMKM menjadi
tiga jenis dengan menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah karyawan, pendapatan dan
aset yang dimilikinya.
Produksi
Menurut Hadiprodjo dan Soedarmo (1999), produksi adalah suatu proses penciptaan atau
penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Sedangkan fungsi produksi merupakan
kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap
perangkat input/faktor produksi (Samuelson, 2002). Pada beberapa pembahasan fungsi
produksi dianggap penting karena dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi
dengan produksi itu sendiri secara langsung. Fungsi produksi juga mampu mengetahui
hubungan antara variabel yang dijelaskan, dengan variabel yang menjelaskan sekaligus
mampu mengetahui hubungan antar variabel penjelasnyaSecara matematis sederhana, fungsi
produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f (X1, X2, X3, …, Xi)
Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain modal, tenaga kerja, dan lain-lain.
Dalam ilmu ekonomi, output dikonotasikan dengan Q sedangkan input (faktor produksi) yang
digunakan biasa terdiri dari dari input K (Kapital). L (labour/tenaga kerja). Sehingga
persamaan fungsi produksinya sebagai berikut;
Q = f (K, L)
Menurut Suherman Rosyid (2009), faktor produksi merupakan semua unsur yang
menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang. Untuk bisa
melakukan produksi maka dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu tanah, modal (capital),
tenaga kerja (labor), dan entrepreneur.
Hubungan Modal dengan Pendapatan
Modal merupakan unsur yang penting dalam produksi. Tanpa adanya modal, suatu usaha
tidak akan dapat berjalan walaupun faktor-faktor lain untuk mendirikan suatu usaha sudah
dimiliki. Martono dan Harjito (2005) mendefinisikan modal sebagai dana yang digunakan
untuk membiayai pendirian usaha dan kegiatan operasi sehari-hari. Besarnya modal yang
dibutuhkan untuk membuka sebuah usaha ditentukan oleh jenis dan bentuk usaha.
Permodalan digunakan untuk menunjang dan memperlancar usaha dalam memenuhi
kebutuhan konsumen. Jika dikaitkan dengan pendapatan, semakin besar modal yang dimiliki
maka akan semakin besar juga peluang yang akan didapat untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, sehingga produksi akan semakin meningkat dan juga pendapatannya (Damayanti,
2011).
Hubungan Tenaga Kerja dengan Pendapatan
Badan Pusat Statistik (2019) mendefinisikan tenaga kerja sebagai seluruh penduduk dalam
usia kerja (15 tahun ke atas) yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. BPS membagi
tenaga kerja menjadi tenaga kerja penuh (full employed), tenaga kerja tidak penuh atau
setengah pengangguran (under employed), tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara
tidak bekerja (unemployed). Dalam istilah ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga kerja
bukanlah semata-mata kekuatan manusia, akan tetapi lebih luas yaitu human resources
(sumber daya manusia). Sumber daya manusia mencangkup tenaga fisik dan kemampuan non
fisik.
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan yang sangat penting, sebab dengan tidak
adanya tenaga kerja yang profesional atau kompetitif, perusahaan tidak dapat melakukan
aktivitasnya secara maksimal meskipun semua peralatan modern yang diperlukan tersedia.
Dalam ekonomi, sumber daya manusia memberikan perhatian pada struktur upah dan serikat
kerja salah satunya adalah pendapatan. Sumber daya manusia yang memiliki pendidikan
tinggi diharapkan mampu menggerakan roda pembangunan ke depan. Melalui pendidikan
pengusaha memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, sehingga akan mampu
memikirkan sebuah inovasi atau membaca situasi dan keadaan suatu pasar dalam suatu
daerah. Dengan pendidikan yang lebih baik juga memungkinkan seseorang untuk
mengembangkan inovasinya sesuai dengan prioritas usahanya (Sukirno, 2006).
Pendapatan
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi
oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula (Djojohadikusumo Sumitro, 1990). Pendapatan dapat
dihitung melalui tiga cara, yaitu cara pengeluaran, cara produksi, dan cara pendapatan.
Menurut Rahardja dan Manurung (2001), pendapatan dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu
pendapatan ekonomi, pendapatan uang dan pendapatan personal. Menurut cara perolehannya,
pendapatan dibedakan menjadi dua (Tohar, 2003) pendapatan kotor dan pendapatan bersih.
Rahardja dan Manurung (2001) menyatakan bahwa terdapat tiga sumber pendapatan, yaitu
gaji dan upah, asset produktif serta pendapatan dari pemerinntah. Menurut Badan Pusat
Statistik (2012) tingkat pendapatan seseorang digolongkan menjadi dua golongan yaitu
golongan atas, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 per bulan dan
golongan menengah, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 per
bulan.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan salam bentuk pertanyaan (Sugiyono,
2009). Hipotesis dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
kepada teori. Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1 : Pembiayaan murabahah signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan
usaha mikro.
H2 : Tingkat pendidikan signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha
mikro.
H3 : Tenaga kerja signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha mikro.
C. MODEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Objek
penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah anggota BMT UGT Sidogiri Kota malang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara dengan manager dan staf BMT UGT Sidogiri Kota Malang
serta hasil pengisian kuesioner anggota BMT UGT Sidogiri Kota Malang. Sedangkan data
sekunder yang digunakan yaitu berupa buku-buku serta jurnal yang berkaitan dengan fokus
penelitian.
Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengolah hasil dari
suatu penelitian agar mendapatkan suatu kesimpulan. Metode analisis data yang digunakan
pada penelitian ini yaitu regresi linier berganda (OLS) untuk menjawab hubungan antara
varibel independen pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja terhadap
variabel dependen yaitu pendapatan dengan menggunakan program komputer Eviews 10 dan
Microsoft Excel sebagai alat penguji tersebut. Model persamaan dalam penelitian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y : Pendapatan UMKM
α : Konstanta
β : Koefisien
X1 : Pembiayaan murabahah
X2 : Tingkat pendidikan
X3 : Tenaga kerja
e : Faktor pengganggu/residu
Agar model prediksi yang dihasilkan bersifat BLUE (Best Linier Unbiassed Estimation),
maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi Uji
Normalitas, Multikolinearitas dan Heterokedastisitas. Masing-masing uji asumsi klasik
dilakukan untuk mengetahui lolos atau tidaknya didalam data tersebut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan apakah dalam model regresi variable dependen dan variable
independent mempunyai kontribusi atau tidak (Ghozali, 2012). Uji normalitas dapat
dilakukan dengan Normal P-P Plot. Jika titik-titik berada didekat garis diagonalnya maka
dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal. Jika titik-titik menjauh dan tidak
mengikuti garis diagonalnya maka nilai residual tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat korelasi
antar variable bebas (Ghozali, 2012). Model regresi yang baik apabila tidak terjadi korelasi
antar variable bebas. Pengujian multikolineritas bisa dilakukan dengan melihat besaran VIF
(Variance Inflation Factor) dan tolerance.
1. Jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolineritas dalam model
regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala multikolineritas dalam model regresi.
3. Jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.
c. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2012). Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Analisis Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik
dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.
1. Uji F (Simultan)
Uji statistik digunakan untuk menunjukan apaka semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara Bersama-sama terhadap
variabel terikat (Ghozali, 2012).
2. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel bebas yang digunakan
dala penelitian ini secara individual dalam menerangkakn variabel terikat secara parsial
(Ghozali, 2012). Jika probabilitas nilai t < 0,05 maka terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Namum Jika probabilitas nilai t > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
3. Uji R2
Uji R2 bertujuan untuk menentukan seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Nilai koefisien ini antara 0-1,
jika hasil lebih mendekati 0 berarti kemapuan varabel-variabel independent amat
terbatas. Tetapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independent
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah apabila telah dilakukan dan lolos uji asumsi klasik. Asumsi
klasik merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi pada model regresi dengan menggunakan
metode estimasi OLS (Ordinary Least Square). Tujuan dilakukannya uji asumsi klasik adalah
agar menghasilkan nilai taksiran parameter yang sesuai dengan nilai sebenarnya, sehingga
nilai parameter tersebut memiliki karakteristik BLUE (Best, Linier, Unbiassed Estimator).
Adapun uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini yaitu, uji normalitas data, uji
multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menilai sebaran data pada suatu kelompok apakah
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan syarat asumsi klasik, model regresi yang baik
yaitu data yang berdistribusi normal. Berikut merupakan hasil uji normalitas data pada
gambar 4.1:
Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas Data
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Residuals
Sample 1 40
Observations 40
Mean 2.93e-15
Median 0.017256
Maximum 0.675043
Minimum -0.804589
Std. Dev. 0.345769
Skewness -0.457485
Kurtosis 2.973169
Jarque-Bera 1.396484
Probability 0.497459
Sumber: Eviews diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 4.1, diketahui bahwa nilai Jarque-bera
sebesar 1.396484 dengan nilai probabilitas sebesar 0.497459 dimana > 0.05 yang berarti
bahwa residual berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasis yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas. Berdasarkan syarat asumsi
klasik, model regresi yang baik adalah yang bebas dari adanya multikolinearitas. Berikut
merupakan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4:
Tabel 4.4: Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas VIF Keterangan
X1 (Pembiayaan
Murabahah)
2,3053 Tidak terjadi
Multikolinearitas
X2 (Tingkat Pendidikan) 1,7946 Tidak terjadi
Multikolinearitas
X3 (Tenaga Kerja) 1,6238 Tidak terjadi
Multikolinearitas
Sumber: Eviews diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4, diketahui bahwa masing-masing
nilai VIF variabel independen < 10 yaitu: VIF pembiayaan murabahah (X1) sebesar 2.3053,
VIF tingkat pendidikan (X2) sebesar 1.7946, dan VIF (X3) tenaga kerja sebesar 1.6238.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah varians residual memiliki
kesamaan atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik jika
nilai residual bersifat sama (homokedastisitas). Berikut merupakan hasil uji heterokedastisitas
pada tabel 4.5:
Tabel 4.5: Hasil Uji Heterokedastisitas
F-statistic 0,5099 Prob. F(3,36) 0,6779
Obs*R-squared 1,6306 Prob. Chi-Squared(3) 0,6525
Scaled explained SS 1,3031 Prob. Chi-Squared(3) 0,7284
Sumber: Eviews diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada tabel 4.5, diketahui bahwa nilai p value
yang ditunjukan dengan nilai Prob. Chi- Square (2) pada Obs*R-squared yaitu sebesar 0.6525
dimana > 0.05 yang berarti model regresi bersifat homokedastisitas atau dengan kata lain
tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
Pengujian Hipotesis
1. Hasil Uji F
Tabel 4.6: Hasil Uji F
Variabel Bebas Variabel Terikat Signifikansi
Pembiayaan Murabahah
Tingkat Pendidikan
Tenaga Kerja
Pendapatan
0.0000
Sumber: Eviews diolah, 2020
Dari hasil regresi menunjukkan bahwa nilai probabilitas F lebih kecil dari α (0.0000 <
0.05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1.Yang berarti dalam penelitian ini menyatakan
bahwa pembiaayaan murabahah (X1), tingkat pendidikan (X2), dan tenaga kerja (X3) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM (Y).
2. Hasil Uji t
Tabel 4.7: Hasil Uji t
Variabel Koefisien Probabilitas Signifikansi
X1 (Pembiayaan Murabahah) 0,4327 0,0002 Signifikan
LnX2 (Tingkat Pendidikan) 0,5425 0,0341 Signifikan
LnX3 (Tenaga Kerja) 0,4711 0,0008 Signifikan
Sumber: Eviews diolah, 2020
Hasil tabel diatas menunjukan nilai signifikansi variabel pembiayaan murabahah, tingkat
pendidikan dan tenaga kerja lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja signifikan dan berpengaruh
positif terhadap pendapatan Usaha Mikro.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil perhitungan regresi pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai R2 sebesar 0,800.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan murabahah (X1), pendidikan (X2), dan
tenaga kerja (X3) mampu menjelaskan atau berpengaruh terhadap variabel pendapatan UKM
(Y) sebesar 0.800 atau 80%, sedangkan sisanya sebesar 20% dijelaskan atau dipengaruhi
variabel lain di luar model.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Berdasarkan hasil regresi variabel pembiayaan murabahah (X1) menunjukan nilai
signifikansi (0.0002 < 0.05) dengan nilai koefisien regresi 0.5425 yang berarti variabel
pembiayaan murabahah signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan Usaha
Mikro. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tunas, Anggraeni dan Lubis
(2014) bahwa pembiayaan memiliki pengaruh positif terhadap besarnya perkembangan omset
usaha responden, semakin besar jumlah pembiayaan yang diterima responden maka akan
semakin besar pula perubahan omset usaha responden.
Pembiayaan murabahah dapat meningkatkan pendapatan usaha mikro, dikarenakan
semakin tingginya pembiayaan murabahah akan dapat digunakan untuk pengembangan usaha
lebih lanjut. Perkembangan usaha lebih lanjut akan meningkatkan keuntungan dari penjualan
usaha mikro. Semakin tingginya keuntungan usaha maka semakin tinggi juga pendapatan
usaha mikro tersebut. Arsyad (1998) mengemukakan bahwa semakin besar modal kerja,
maka kesempatan akan semakin luas untuk mengembangkan usaha, otomatis akan
mempengaruhi keuntungan. Selain itu hal ini juga sesuai dengan kajian teoritis menurut Rivai
dan Arifin (2010) bahwa pembiayaan yang diberikan adalah untuk mengoptimalkan laba,
artinya tujuan setiap usaha yang dibuka agar mampu menghasilkan laba usaha.
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Berdasarkan hasil regresi variabel tingkat pendidikan (X2) menunjukan nilai signifikansi
(0.0341 < 0.05) dengan nilai koefisien regresi 0.5425 yang berarti variabel tingkat pendidikan
signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan Usaha Mikro. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013) di mana variabel tingkat pendidikan
bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh
positif terhadap pendapatan pedagang.
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pendapatan usaha mikro, hal ini dikarenakan
semakin tingginya tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga ilmu pengetahuan serta
pengalaman yang didapat. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan pengalaman akan
mempengaruhi perilaku dan pola pikir pelaku usaha sehingga akan lebih produktif untuk
melakukan inovasi dalam mengembangkan usaha. Semakin berkembangnya usaha maka akan
meningkatkan keuntungan. Sehingga pendapatan yang didapatkan akan semakin meningkat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Baum (1998) Adanya hubungan antara tingkat pendidikan
dengan tingkat pendapatan dimana sumber daya manusia mampu meningkatkan kualitas
hidupnya melalui suatu proses pendidikan, latihan, dan pengembangan yang menjamin
produktivitas kerja yang semakin meningkat.
Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Berdasarkan hasil regresi variabel tenaga kerja (X3) menunjukan nilai signifikansi (0.0008
< 0.05) dengan nilai koefisien regresi 0.4711 yang berarti variabel tenaga kerja signifikan dan
berpengaruh positif terhadap pendapatan Usaha Mikro. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Diandrino (2018) di mana bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh
signifikan atau nyata terhadap variabel pendapatan, nilai koefisien positif menunjukan
variabel tenaga kerja memiliki hubungan searah dengan pendapatan sebagai variabel terikat.
Banyaknya jumlah tenaga tenaga kerja yang digunakan akan menentukan pendapatan usaha
yang diterima.
Hasil regresi tersebut juga sesuai dengan penelitian terdahulu (Madyantara, 2018) di mana
tenaga kerja signifkan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan UKM kripik tempe
Sanan Malang dengan signifkansi sebesar 0.0000. Koefisien variabel tenaga kerja bertanda
positif yang berarti bahwa dengan meningkatnya tenaga kerja maka akan meningkatkan
pendapatan.
Jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usaha mikro dikarenakan semakin
tinggi jumlah tenaga kerja maka semakin sedikit waktu yg diperlukan untuk melakukan
proses produksi serta akan meningkatkan jumlah produksi. Sehingga akan meningkatkan
efektifitas produksi yang akan meningkatkan keuntungan usaha. Semakin tinggi keuntungan
maka pendapatan akan meningkat.
Hal ini sesuai dengan penelitian Fahmi (2019) bahwa tenaga kerja berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan di Home Industry UD Bagus Bakery. Apabila pengusaha industri
menambah jumlah tenaga kerja maka jumlah yang dihasilkan akan bertambah pula dan
pendapatan akan meningkat. Jika jumlah produktivitas bertambah maka laba yang diperoleh
pengusaha industri juga akan bertambah. Sehingga pengusaha industry mampu memberikan
pendapatan yang lebih besar kepada tenaga kerja.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh signifikan
variabel pembiayaan murabahah (X1), tingkat pendidikan (X2) dan tenaga kerja (X3)
terhadap pendapatan Usaha Mikro pada anggota BMT UGT Sidogiri Kota Malang.
a. Variabel pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha
mikro dikarenakan semakin tingginya pembiayaan murabahah akan dapat digunakan
untuk pengembangan usaha lebih lanjut. Perkembangan usaha lebih lanjut akan
meningkatkan keuntungan dari penjualan usaha mikro. Semakin tingginya keuntungan
usaha maka semakin tinggi juga pendapatan usaha mikro tersebut.
b. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha mikro
dikarenakan semakin tingginya tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga ilmu
pengetahuan serta pengalaman yang didapat. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan
pengalaman akan mempengaruhi perilaku dan pola pikir pelaku usaha sehingga akan
lebih produktif untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan usaha. Semakin
berkembangnya usaha maka akan meningkatkan keuntungan. Sehingga pendapatan
yang didapatkan akan semakin meningkat.
c. Variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap prndapatan usaha mikro
dikarenakan semakin tinggi jumlah tenaga kerja maka semakin sedikit waktu yg
diperlukan untuk melakukan proses produksi serta akan meningkatkan jumlah
produksi. Sehingga akan meningkatkan efektifitas produksi yang akan meningkatkan
keuntungan usaha. Semakin tinggi keuntungan maka pendapatan akan meningkat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis diatas maka, saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
a. BMT UGT Sidogiri diharapkan dapat mempertahankan model pembiayaan yang
telah membantu nasabah menjalankan usaha dan bisa memperluas pemberian
pembiayaan bagi yang membutuhkan.
b. BMT UGT Sidogiri diharapkan mengadakan pembinaan bagi pelaku usaha mikro
agar usaha berjalan dan berkembang. Pembinaan yang dilakukan diharapkan mampu
meningkatkan usaha dan memastikan bahwa pembiayaan yang diberikan untuk
kegiatan produktif bukan kegiatan konsumtif.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian dengan
menambah faktor-faktor lain untuk dapat diteliti lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, lincoln. 1992. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE, YKPN.
Ascarya. 2015. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arize, A.C. 1996. The impact of exchange-rate uncertainty on export growth : evidence from Korean
data. International Economic Journal, Vol.10, (No.3) : 36-41.
Baum, W. C., Tolbert, S.M., 1998. Investasi dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Diandrino, Deiral. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan UMKM Kedai Kopi
di Kota Malang.
Damayanti. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Departemen Perindustrian RI. (2005). Kajian Pasar Komoditi Ekspor Non Migas
Indonesia.http://www.dprin.go.id/publikasi diakses pada 9 November 2008
Fatwa DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta:
Universitas Diponegoro.
Handayani, 2013. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Wirausaha. Semarang: Fakultas Psikologi
Universitas Negeri Semarang.
Hasan, M.Z., 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),Pengembanganan
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang:HISKI Komisariat
Malang dan YA3.
Karim, Adiwarman. 2004. Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusumawati, Arum. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pelaku
UMKM Skala Mikro.
Madyantara, Deseptian. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendpatan UKM Keripik
Tempe Sanan Kelurahan Purwantoro Kota Malang.
Martono, dan Harjito, D.Agus. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UI.
Raharja, P dan Manurung, M. 2001. Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar: Edisi Ketiga. Jakarta:
LP-FEUI.
Samuelson, Paul. A. 2002. Ekonomi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Sumitro, Djojohadikusumo. 1990. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Tohar, M. 2003. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT Bumi Aksara.
top related