pengaruh beban operasional penerbangan pt garuda indonesia terhadap tingkat pendapatan jasa...
Post on 05-Aug-2015
51 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH BEBAN OPERASIONAL PENERBANGAN PT GARUDA INDONESIA TERHADAPTINGKAT PENDAPATAN JASA PENERBANGAN PERIODE 2005-2011
Oleh:
SITI ALIYAH NUR KHOLISHAH
(109082000107) No.HP 085693099205
NURUL HIDAYATI
(109082000108) No. HP 085694741992
Dosen Pembina: Tony S. Chendrawan, ST. SE., MSI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The Effect of Flight Operations Expenses PT Garuda Indonesia on Income Level of Service Flight Period 2005-2011
This research purpose to detect how operation expenses to Income level of service flight PT. Garuda Indonesia Persero.
Data is secunder data, where data got from website PT Garuda Indonesia. Data obtained from annual report PT Garuda Indonesia
Period 2005-2011. In annual report presented financial statement. From financial statement counted operation xpenses and Income
level of service flight.
The research that used with us is taken the sample of our research is Garuda Indonesia company in 7 years, this sample is
make our research easily than we have to inspect all years from the beginning this company until now. We use survey method and the
prosedure of our research using time series because we inspect 1 company but in many years that is 5 years.
The result of this research is in simultanly the inspecting between operating cost PT Garuda Indonesia company to income
level of service in 7 years is effecting positively and the significant to operating cost PT Garuda Indonesia company the amount is
0,85 , temporally in partially, and the other factors that effecting the amount grades is 0,15 influenced by count 0,8 while F table
22,79 equal T count is bigger than T table 2,447 of matter this means that calculation expressing acceptable positive and strong
relation.
Keywords: Operation Expenses, Income level of service flight
I. PENDAHULUAN
Dunia bisnis selalu terkait dengan yang namanya
persaingan. Globalisasi merupakan faktor yang
memperkuatnya persaingan dalam bisnis. Perusahaan
yang memiliki daya saing yang tinggi dari berbagai
tingkatan mulai dari nasional sampai tingkat
internasional, maka akan mampu bertahan.
Kebertahanan suatu perusahaan adalah prioritas
dari setiap perusahaan. Salah satu cara agar mampu
bersaing dan bertahan adalah dengan strategi
manajemen yang baik. Tujuan perusahaan komersial
adalah untuk mencapai profit yang tinggi. Elemen
dalam tolak ukur profit biasanya adalah dilihat dari
besarnya pendapatan usaha.
Banyak strategi yang harus dimiliki perusahaan
untuk mencapai pendapatan yang tinggi. Baik bagi
perusahaan dagang maupun perusahaan jasa, haruslah
memiliki kualitas produk yang baik bagi klien atau
pelanggan.
Inovasi serta mampu menjawab segala kebutuhan
konsumen, senjata produsen yang harus tajam. dalam
artian sesuai dan tepat sasaran. Sehingga pelanggan
loyal dan melekat dalam produk yang dikeluarkan
produsen atau perusahaan tersebut.
Dalam dunia bisnis tak kenal batasan waktu dan
jarak. Kecanggihan teknologi telah menembus batasan
yang tersebut. Globalisasi dan teknologi kini telah
menjadi dua sisi mata uang logam yang sulit
dipisahkan.
Waktu menjadi harga yang mahal bagi setiap
individu aktif dizaman sekarang ini. Waktu bagi
mereka seperti mesin uang. Ketika mesin uang terhenti
semenit saja maka mempengaruhi siklus lainnya. Selain
itu bagi individu aktif batasan jarak antar kota, pulau
bahkan negara pun harus mampu ditembus.
Melihat adanya fenomena ini membuat semakin
pesatnya pertumbuhan bisnis transportasi baik darat,
laut dan udara. Terlebih dengan adanya masalah
kemacetan. Setidaknya adanya jasa penerbangan
menjawab permasalahan jarak dan waktu bagi mereka
konsumen yang membutuhkan. Oleh karena itu banyak
sekali perusahaan yang berkembang di Indonesia yang
bergerak di bidang jasa penerbangan. Salah satunya
adalah PT Garuda Indonesia (persero).
Perusahaan Penerbangan PT Garuda Indonesia
(Persero), atau disingkat Garuda Indonesia, merupakan
maskapai penerbangan yang cukup disegani di
kawasannya. Garuda Indonesia mengoperasikan
sebanyak 49 pesawat terbang yang melayani berbagai
destinasi domestik dan internasional di kawasan Asia-
Pasifk, dan Timur Tengah. Garuda Indonesia juga
memiliki berbagai usaha di bidang pariwisata dan
hospitality (Aerowisata), sistem reservasi (Abacus
Distribution Systems), penyedia layanan teknologi
informasi travel dan transportasi (Lufthansa Systems
Indonesia) dan pemeliharaan pesawat terbang (Garuda
Maintenance Facility AeroAsia) dan seluruhnya
mempekerjakan lebih dari 5.900 karyawan. Di tahun
006, Garuda Indonesia melayani sekitar 39.000
penerbangan dengan jumlah penumpang mencapai
lebih dari 9 juta orang.
Tabel.1Beban Operasional Penerbangan dan Pendapatan Jasa Penerbangan Tahun 2005-2011
Tahun Beban Operasional Penerbangan Pendapatan Jasa Penerbangan
2005 6.724.294.914.210 11.538.166.118.993
2006 6.801.782.012.831 12.343.167.640.539
2007 7.271.032.162.126 14.213.489.645.359
2008 9.947.992.668.187 19.349.675 .420.104
2009 8.096.690.036.626 17.860.373.610.109
2010 11.512.752.414.696 19.534.331.480.504
2011 15.848.635.480.137 27.164.569.877.846Sumber: annual report garuda Indonesia 2005-2011 (diolah)
6,724
11,538
6,802
12,343
7,271
14,213
9,947
19,350
8,097
17,860
11,513
19,534
15,848
27,165
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
beban operasional
pendapatan jasa
Gambar I. Beban operasional dan Pendapatan (Dalam Triliun Rupiah) PT garuda Indonesia (persero) 2005-2011
sumber: www.garuda-indonesia.com(diolah)
Berdasarkan sajian table dan grafikdiatas terlihat bahwa setiap tahunnyapendapatan usaha PT Garuda Indonesia(persero). Pada tahun 2011 terjadipeningkatan pendapatan sebesar 39,1%,beban operasional pun meningkat 33%.Menurut laporan direktur utama Pada bulanFebruari 2011 Garuda Indonesia melakukanpenawaran umum saham perdana (initialpublic offering/IPO) di Bursa EfekIndonesia dan sukses meraih sebesar Rp 3,3triliun. Penambahan modal tersebut telahmemperbaiki fundamental keuanganPerusahaan, termasuk kemampuan aruskasuntuk aktivitas investasi bagi peremajaanarmada Garuda Indonesia. Seiring denganpeningkatan jumlah penumpang danefisiensi beban operasional secarakeseluruhan, Garuda Indonesia mampumembukukan peningkatan pendapatan usahadan laba bersih yang signifikan pada tahun2011. Secara perhitungan matematis selama7 tahun peiode penelitian tahun 2011 terjadipeningkatan pertumbuhan sebesar 6,25%.Dan beban operasional meningkat sebesar7,21 %.
Pertumbuhan pada tahun 2010pendapatan meningkat 1,32% dan bebanoperasional meningkat sebesar 5,78%.Tahun 2006-2008 PT Garuda Indonesia(persero) juga mengalami peningkatan.Tahun 2006 pendapatan usaha meningkat10,19%. Pertumbuhan pendapatan ditahuninilah yang merupakan peningkatan tertingi
selama periode tujuh tahun, dalam penelitianini. Sedangkan, beban operasionalmengalami peningkatan 0,66%.
Di tahun 2007 beban operasionalnyahanya meningkat 0,78% ini merupakanpeningkatan terendah yang selama periodetujuh tahun. Namun peningkatan pendapatansebesar 1,53% lebih tinggi dari tahunsebelumnya. Untuk tahun 2008 peningkatanpendapatan dan beban operasional hampersejajar. Pendapatan meningkat 4,21%sedangkan beban operasional meningkat4,45%.
Tahun 2009 merupakan tahun yangsulit bagi industri penerbangan sebagaidampak dari krisis global. Industripenerbangan dunia menghadapi harga avturyang melonjak secara signifkan sementarajumlah penumpang dan angkutan kargomenurun secara tajam, sehingga hal tersebutmengakibatkan yield penumpang dan kargoindustri penerbangan global menurun hinggasebesar 14%. Kondisi ini pada gilirannyamengakibatkan pendapatan airline globalmengalami penurunan hingga 15% danindustri penerbangan global mengalamikerugian hingga sebesar US$ 9,4 miliar. International Air Transport Association (IATA)melaporkan 26 perusahaan penerbanganmengalami kebangkrutan dan berhentiberoperasi sepanjang tahun 2009. Namunsecara perhitungan matematik selama eriodetujuh tahun penurunan pendapatan sebesar1,22% dan beban operasional menurun3,08%.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengaruh Beban Operasional terhadap
Pendapatan Jasa
Perusaahaan dalam menjaga
keberlangsungan usahanya akan
menyusun suatu anggaran beban
operasional. Beban operasional
memiliki peranan yang aktif dalam
meningkatkan pendapatan usaha suatu
perusahaan. Beban operasional
merupakan bentuk tanggungjawab
manajemen atas pengendalian beban
operasional yang dikeluarkan dan
mendorong kebijakan yang telah
ditetapkan hubungannya dengan beban
operasional.
B. Teori Beban OperasionalMenurut M.Hanafi dan Abdul
Halim (2007:57) menyatakan bahwa :beban operasional merupakan assetkeluar atau pihak lain memanfaatkanasset perusahaan atau munculnya utangatau kombinasi antar ketiganya selamaperiode dimana perusahaanmemproduksi dan menyerahkan barang,memberikan jasa, atau melaksanakanaktivitas lain yang merupakan operasipokok perusahaan.
Secara umum beban operasionaldiartikan sebagai beban yang terjadidalam kaitannya dengan operasi yangdilakukan perusahaan dan diukur dalamsatuan uang (Fikri Zaenuri, 2012:18).)beban operasional merupakan bebanyang dikeluarkan dalam proses untukmenhasilkan pendapatan penjualan(Weygandt et. al., 2007)
Menurut Suandy dan Jessica (2008)menyatakan bahwa beban dapatdigolongkan dalam 2 (dua) golongan,yaitu Beban operasional dan bebannonoperasional. Beban operasionaladalah beban yang digunakan untukoperasi perusahaan, seperti bebanoperasional penerbangan. Bebannonoperasional merupakan beban yangtidak berhubungan langsung denganoperasional perusahaan, seperti bebanbunga. Beban operasional utama dalam
menopang kegiatan operasionalpenerbangan, yaitu bahan bakar,pemeliharaan dan perbaikan, sertabeban pelayanan penumpang.
C. Pendapatan Usaha (Jasa)
Menurut pengertian akuntansi
keuangan, pendapatan adalah
peningkatan jumlah aktiva atau
penurunan kewajiban suatu organisasi
akibat dari penjualan barang dan jasa
kepada pihak lain dalam periode
akuntansi tertentu. Pada perusahaan
jasa, pendapatan diperoleh dari
penyerahan jasa (Fuad et. al.,
2006:168).
Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) (2007:23) pendapatan
adalah arus masuk bruto manfaaat
ekonomi yang timbul dari aktifitas
normal perusahaan selama periode yang
dapat menigkatkan tingkat equitas
dalam suatu perusahaan yang tidak
berasal dari kontribusi modal.
Pendapatan hanya terdiri dari arus
masuk bruto manfaat ekonomi yang
diterima oleh perusahaan untuk dirinya
sendiri. Jumlah yang ditagih untuk atau
dan atas nama pihak ketiga bukan
merupakan pendapatan karena tidak
menghasilkan manfaat ekonomi bagi
perusahaan dan tidak mengakibatkan
kenaikan ekuitas.
Menurut Accounting PrinciplesBoard Statement (Assegaf, 2001:9) adatiga unsur pendapatan sebagia berikut:
1. Penjualan hasil produksi barang danjasa merupakan unsur pendapatanpokok perusahaan
2. Imbalan yang diterima atas penggunaanaktiva atau sumber-sumber ekonomiperusahaan oleh pihak lain dapatmenjadi unsur pendapatan lain-lain bagiperusahaan jenis lain.
3. Penjuaan aktiva diluar barang dagangmerupakan unsue pendapatan lain-lainsuatu perusahaan.
Menurut IAI (2007:23) mendefinisikanpengukuran pendapatan adalah prosespenempatan jumlah uang untuk mengajuidan memasukan setiap unsure laporankeuangan dalam lapoaran laba rugi. MenurutSkousen dan Stice (Akbar, 2009:568)terdapat lima dasar pengukurab dalampendapatan:
1. Biaya historis (historical cost) merupakannharga tunai ekuivalen yang diperlukanuntuk barang dan jasa pada tanggalperolehan (akuisisi).
2. Biaya Pengantian saat ini (Currentreplacement cost), merupakan harga tunaiyang kan dibayarkan sekarang untukmembeli natau mengganti jenis barang ataujasa yang sama yang tidak didiskontokanyang mungkin akan diperlukan untukmenyelesaiakan kewajiban.
3. Nilai pasara saat ini (Current market value),merupakan harga tunai ekuivalen yang daptdiperoleh dengan menjual aktiva dalamlikuidasi sebelumnya atau yangdilaksanakan searah.
4. Nilai bersih yang dapat di realisasikan (Netrealizable value), merupakn jjumlah kasyang diharapkan akan diterima ataudibayarkan dari hasil pertukaran aktiva ataukewajiban dalam kegiatan normal suatuperusahaan.
5. Nilai sekarang atau diskonto, merupakanaktiva yang dinyatakan sebesar arus kasmasuk bersih dimasa depan yangdidiskontokan dari nilai yang diharapkandapat memberikan hasil.
Teori Pendapatan (J.M. Keynes),disebut juga dengan teori LiquidityPreference yang menyatakan bahwa motifseseorang senang memegang uang tunaikarena didorong oleh tiga motif, yaitu: motifuntuk bertransaksi, mbotif untuk berjaga-jaga, motif spekulasi.
D. Teori Hipotesis
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian.Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo”yang artinya ”di bawah” dan thesa” yangartinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yangkemudian cara menulisnya disesuaikandengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi
hipotesa dan berkembangan menjadiHipotesa.
Pengertian Hipotesa menurut SutrisnoHadi adalah tentang pemecahan masalah.Sering kali peneliti tidak dapat memecahkanpermasalahannya hanya dengan sekali jalan.Permasalahan itu akan diselesaikan segidemi segi dengan cara mengajukanpertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi,dan mencari jawaban melalui penelitianyang dilakukan.
1. Jenis-jenis hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenisHipotesa penelitian pendidikan dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Hipotesa Kerja, atau disebut jugadengan Hipotesa alternatif (Ha).Hipotesa kerja menyatakan adanyahubungan antara variabel X dan Y,atau adanya perbedaan antara duakelompok.
b. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho.Hipotesa nol sering juga disebutHipotesa statistik,karena biasanyadipakai dalam penelitian yangbersifat statistik, yaitu diuji denganperhitungan statistik. Bertolak padapemikiran diatas dapat penuliskemukakan bahwa dalampenelitian ini penulis mengajukanhipotesis kerja dan hipotesis nihil(nol).
Satu hipotesis dapat diuji apabilahipotesis tersebut dirumuskan denganbenar. Kegagalan merumuskanhipotesis akan mengaburkan hasilpenelitian. Meskipun hipotesis telahmemenuhi syarat secara proporsional,jika hipotesis tersebut masih abstrakbukan saja membingungkan prosedurpenelitian, melainkan juga sukar diujisecara nyata.
Untuk dapat memformulasikanhipotesis yang baik dan benar,sedikitnya harus memiliki beberapaciri-ciri pokok, yakni:
a. Hipotesis diturunkan dari suatu teoriyang disusun untuk menjelaskanmasalah dan dinyatakan dalam
proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,hipotesis merupakan jawaban ataudugaan sementara atas masalah yangdirumuskan atau searah dengan tujuanpenelitian.
b. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas,dalam istilah yang benar dan secaraoperasional. Aturan untuk, menguji satuhipotesis secara empiris adalah harusmendefinisikan secara operasionalsemua variabel dalam hipotesis dandiketahui secara pasti variabelindependen dan variabel dependen.
c. Hipotesis menyatakan variasi nilaisehingga dapat diukur secara empirisdan memberikan gambaran mengenaifenomena yang diteliti. Untuk hipotesisdeskriptif berarti hipotesis secara jelasmenyatakan kondisi, ukuran, ataudistribusi suatu variabel ataufenomenanya yang dinyatakan dalamnilai-nilai yang mempunyai makna
d. Hipotesis harus bebas nilai. Artinyanilai-nilai yang dimiliki peneliti danpreferensi subyektivitas tidak memilikitempat di dalam pendekatan ilmiahseperti halnya dalam hipotesis.
e. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu,instrumen harus ada (atau dapatdikembangkan) yang akanmenggambarkan
f. ukuran yang valid dari variabel yangdiliputi. Kemudian, hipotesis dapat diujidengan metode yang tersedia yang dapatdigunakan untuk mengujinya sebabpeneliti dapat merumuskan hipotesisyang bersih, bebas nilai, dan spesifik,serta menemukan bahwa tidak adametode penelitian untuk mengujinya.Oleh sebab itu, evaluasi hipotesisbergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metodepengamatan, pengumpulan data, analisisdata, maupun generalisasi.
g. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harusbersifat spesifik yang menunjukkenyataan sebenarnya. Peneliti harusbersifat spesifik yang menunjukkenyataan yang sebenarnya. Penelitiharus memiliki hubungan eksplisit yangdiharapkan di antara variabel dalam
istilah arah (seperti, positif dan negatif).Satu hipotesis menyatakan bahwa Xberhubungan dengan Y adalah sangatumum. Hubungan antara X dan Y dapatpositif atau negatif. Selanjutnya,hubungan tidak bebas dari waktu, ruang,atau unit analisis yang jelas. Jadi,hipotesis akan menekankan hubunganyang diharapkan di antara variabel,sebagaimana kondisi di bawahhubungan yang diharapkan untukdijelaskan. Sehubungan dengan haltersebut, teori menjadi penting secarakhusus dalam pembentukan hipotesisyang dapat diteliti karena dalam teoridijelaskan arah hubungan antaravariabel yang akan dihipotesiskan.
h. Hipotesis harus menyatakan perbedaanatau hubungan antar-variabel. Satuhipotesis yang memuaskan adalah salahsatu hubungan yang diharapkan diantara variabel dibuat secara eksplisit.
2. Fungsi Hipotesis
Menurut Indriantoro dan Supomo(2002) hipotesis menyatakan hubunganyang diduga secara logis antara duavariabel atau lebih dalam rumusanproposisi yang dapat diuji secaraempiris. Hipotesis dalam penelitiankuantitatif dikembangkan dari telaahteoritis sebagai jawaban sementara darimasalah atau pertanyaan penelitianyang memerlukan pengujian secaraempiris.
Beberapa fungsi penting hipotesisdalam penelitian kuantitatif, antara lainsebagai berikut (Indriantoro danSupomo, 2002):
a. Hipotesis menjelaskan masalahpenelitian dan pemecahan masalah.
b. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diujisecara empiris.
c. Hipotesis digunakan sebagaipedoman untuk memilih metode-metode pengujian data.
d. Hipotesis menjadi dasar untukmembuat kesimpulan penelitian.
Budi Sasongko (2011) melakukanpenelitian tentang analisa pengaruhbiaya operasional terhadap tingkatpendapatan pada PT Jasa Marga, Tbkperiode 2006-2011. Hasilnyamenyatakan besarnya pendapatan yangdiperoleh PT Jasa Marga, Tbk dalamperiode 5 tahun terkahir sangatdipengaruhi dengan biaya operasionalyang dikeluarkan. Selain itu korelasiantara biaya operasional danpendapatan jasa menunjukkan searahdan sangat kuat. Berdasarkan argumenttersebut, peneliti merumuskan hipotesissebagai berikut:
Ha1: Beban operasional berpengaruhpositif terhadap pendapatan jasa
III. METODE PENELITIAN
A. Sampel dan Prosedur
Populasi dalam penelitian iniadalah PT Garuda Indonesia (persero)segmen jasa penerbangan. Dalam laporankeuangan yang dijadikan objekpenelitian merupak konsolidasi dariberbagai segmen usaha Pt GarudaIndonesia yan kami anggap sebagaipupolasi. Sampel yang digunakanmenggunakan times series 7 tahun daribanyak tahun yang ada untukmempermudah penelitian. Dan unitanalisis ini berfokus pada Sampelsegmen jasa penerbangan.
B. Pengujian Hipotesi
Untuk menguji hipotesis dalampenilitian ini analisis jalur untukmemperlihatkan hubungan antara variabledependen dengan variable independenbersifat korelatif dan kasualitas.
Untuk mengetahui pengaruhmasing-masing variabel yaitu variabel Xdan Y dalam perusahaan PT GarudaIndonesia (persero) yang berupaPendapatan dan merupakan variabeldependent dan keuntungan atau profityang merupakan variabel independent.Adapun uji statistik yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis jalur(path analysis) dan menggunakan timeseries yang mana dilihat dari satu
perusahaan namun terdiri dari beberapatahun sample dari populasi tahun.
Y=a+Bx
C. Model PenelitianHubungan Struktur jalur antara
variabel X dan variabel Y dapatdijelaskan sebagain berikut:
Gambar 3. Model Hubungan AntarVariabel
IV. HASIL PENELITIANA. Pengaruh-Pengaruh beban operasional
terhadap pendapatan jasa yangdihasilkan selama periode 5 tahunsecara simultan.
Analisis dalam data dalampenelitian ini menggunakan metodeanalisi jalur (path analysis). Adapunpersamaan yang diperoleh dari prosesanalis adalah sebagai berikut:Y= 8,295+0,8*XErrorvar = 0,150R2=0,850
Nilai R2 atau koefisien determinasimultiple sebesar 0,850 memperlihatkanbesarnya pengaruh bebanoperasional PTGaruda Indonesia terhadap pendapatanusaha (jasa penerbangan) yang dihasilkanselama periode 7 tahun. Sementara itunilai errorvar yaitu sebesar 0,150memperlihatkan besarnya pengaruh faktorlain diluar pendapatan yang secarakeseluruhan terhadap pendapatan usaha(jasa penerbangan) yang dihasilkan yaitusebesar 0,150.
Untuk mengetahui signifikan atautidaknya pengaruh tingkat pendapatansecara keseluruhan terhadap tingkatkeuntungan yang dihasilkan secarakeseluruhan, maka dilakukan uji F.Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
ε
YX
2
2
1
1
Rk
RknF
850,011
850,0117
F
3333,28150,0
25,4F
Nilai F hitung kemudiandibandingkan dengan dengan nilai Ftabel yaitu 22,79. Nilai F tabel ternyatalebih kecil dari pada nilai F perhitunganyaitu nilai 28,333 dengan 22,79, jadidapat disimpulkan bahwa H1 diterimadan H0 ditolak dan tingkat signifikansiuji F bisa dilihat dari tabel SPSS yaitusebesar 0,003 < 0,05 yang artinyamemiliki tingkat signifikansi. Dengankata lain secara simultan bebanoperasional memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap pendapatan usaha.
Tabel 2.
Nilai F hitung Nilai F tabel Kesimpulan
28,3333 22,79 Signifikan
B. Pengaruh beban operasional PTGaruda Indonesia terhadappendapatan usaha yang dihasilkanselama periode 7 tahun secara parsial.
Koefesien regresi tingkatpendapatan (X) adalah 0,8. Hal inimenunjukan bahwa setiap peningkatanvariabel beban operasional sebesar satusatuan nilai akan meningkatkan tingkatpendapatan jasa (Y) sebesar 0,8. Satusatuan nilai dengan asumsi variabellainnya adalah konstant.
Dari persamaan yang didapat kitadapat mengetahui hasil pengujian secaraparsial antara pendapatan usaha (Y)dengan beban operasional (X), dengancara membandingkan T hitung dengan Ttabel. Jika T hitung nilainya lebih besardibanding dengan nilai T tabel, makaHipotesis yang diajukan adalahsignifikan. Artinya bahwa tingkat biayaoperasional memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap tingkat pendapatanjasa. Sebaliknya apabila nilai T hitung
nilainya lebih kecil dibanding dengannilai T tabel, maka Hipotesis yangdiajukan adalah tidak signifikan.
Dari persamaan diatas dapat kitalihat nilai T hitung nilainya sebesar4,324. Bila kita bandingkan dengan nilaiT tabel (2,447) yang diperoleh melihat ditabel T makadiperoleh nilai sebesar 2,447dapat kita simpulkan bahwa secara parsialvariabel beban operasional (X)berpengaruh secara signifikan terhadaptingkat pendapatan jasa (Y) .
C. Uji HipotesisHasil perhitungan diatas dan
perbandingan antara T hitung dengan Ttabel. Jika T hitung nilainya lebih besardibanding dengan nilai T tabel, makaHipotesis yang diajukan adalah signifikayang berarti beban operasionalmempenagruhi tingkat pendapatan jasa.Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolakdan H1 diterima, karena sesuai dengantabel T, Ho ditolak dan H1 diterimaapabila nilai signifikansinya lebih dari 0,5atau setengah dari 1.
V. IMPLIKASI PENELITIAN
Implikasi penelitian pengaruh biayaoperasional terhadap pendapatan usahaselama periode 7 tahun terhadap perusahaanPT Garuda Indonesia (persero) memilikitingkat signifikansi yang baik karena dalamhipotesis dijelaskan bahwasanya Ho ditolakdan H1 diterima. Nilai F hitungdibandingkan dengan dengan nilai F tabelyaitu 22,79. Nilai F hasil perhitungan diatasternyata lebih besar dari pada nilai F padatabel yaitu nilai 28,3333 dengan 22,79 makasudah dipastikan pengaruh biaya operasionaldengan pendapatan usaha sangatlahberpengaruh kuat. Koefesien regresi tingkatpendapatan (X) adalah 0,8, hal inimenunjukan bahwa setiap peningkatanvariabel pendapatan jasa sebesar satu satuannilai akan meningkatkan pendapatan jasa(Y) sebesar 0,8. Satu satuan nilai denganasumsi variabel lainnya adalah konstant.Jadi jika terjadi perubahan X sebesarmungkin akan berpengaruh terhadap nilai Ykarena dalam persamaan statisitk Y=a+Bx.
DAFTAR PUSTAKA
Chendrawan, Tony, “Pengaruh Penerapan TotalEquity Management Terhadap PerilakuProduktif Karyawan”, Vol. 121, Edisi Februari2011.
Fikri Zaenuri, “Analisis Pengaruh Variabel BiayaOperasional, Volume Pembiayaan Murabahah,bagi Hasil DPK, Inflasi dan BI Rate terhadapMargin Murabahah, FE UI,Jakarta, 2012.
Fuad M., H. Christin, Nurlela, Sugiarto, Paulus,Y.E.F, “Pengantar Bisnis”, Cetakan Kelima, PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006
Ghozali Imam dan Anis Chariri. 2007. TeoriAkuntansi: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro
Indriantoro Nur, Supomo Bambang, “MetodologiPenelitian Bisnis untuk Akuntansi &Manajemen”, Cetakan Kedua, BPFE,Yogyakarta, 2002
Suandy Erly, Jessica, “Praktikum Akuntansi Manualdan Komputerisasi dengan MYOB”, SalembaEmpat, Jakarta, 2008.
Stice K. Earl, Stice D. James, Skosusen Fred. K.2004. Intermediate Accounting, Ed 15. Jakarta:Salemba Empat
Weygandt Jerry J, Kieso Donald E, Kimmel Paul D,“Accounting Principles-Pengantar Akuntansi”,Edisi Ketujuh, Salemba Empat, 200
top related