penerapan model pembelajaran kooperatif ......presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi...
Post on 01-Nov-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME
TOKEN BERBANTUAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL SKRIPSI
Disusun ntuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana
oleh :
ARINI SULISTYONINGSIH
292012009\
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2016
2
3
4
5
6
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME
TOKEN BERBANTUAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Arini Sulistyoningsih1, Drs. Ps. Widi Rahardja, M.Pd.
2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Email: arin_barbara@ymail.com1
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan video.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas kolaboratif menggunakan model Kemmis dan McTaggart dengan
tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan observasi, serta
refleksi yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik
tes adalah butir soal dan non tes adalah lembar observasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif,
kualitatif, dan komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ≥85% hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan siswa meningkat setelah
dilaksanakannya penelitian. Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada
kondisi pra siklus yaitu 61.4, siklus I sebesar 69.5, dan siklus II
sebesar 82. Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra
siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II
sebesar 100%. Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan,
penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan
dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100% dengan
seluruh siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token
Berbantuan Video. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
7
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang hal-hal kewarganegaraan secara kritis dan rasional, sehingga Pkn
bukan sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan secara hafalan, namun juga
merupakan sebuah pembelajaran yang menuntut untuk berani dan aktif
berpendapat mengenai hal-hal kewarganegaraan. Pembelajaran PKn
menekankan cara berpikir yang kritis dan rasional, artinya siswa dapat
menganalisis informasi yang didapat dari hasil pengamatan, pengalaman dan
akal sehat atau komunikasi.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas menjadi hal yang
diperlukan oleh guru. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Selama ini guru
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Guru lebih banyak menyampaikan
pembelajaran secara lisan (ceramah), sedangkan siswa hanya diam dan
mendengarkan.
Tetapi guru harus mampu melibatkan peserta didik secara aktif untuk
mengungkapkan pendapat mereka melalui pemikiran yang kritis dan rasional.
Seharusnya guru menjadi fasilitator di dalam kelas sehingga peserta didik
memiliki kesempatan untuk menggali sendiri pengetahuannya. Untuk itu guru
perlu memilih model pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan pokok dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe
time token dengan berbantuan video dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01
Salatiga?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe time token dengan
8
berbantuan video dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa kelasV SD Negeri Blotongan 01 Salatiga
Semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time
token dengan berbantuan video dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar
siswa serta menjadi acuan teori bagi para peneliti-peneliti selanjutnya yang
berkaitan dengan PKn.
Manfaat bagi guru adalah meningkatkan kemampuan professional guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn. Sehingga mampu
menciptakan suasana, pengalaman dan hasil belajar siswa yang menarik dan
berkesan sehingga kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran PKn dapat
dengan mudah diterima dan pembelajaran PKn menjadi menarik dan
menyenangkan. Memberikan wawasann guru dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran PKn.
Manfaat bagi siswa adalah meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa dalam hal ini keaktifan dan keterampilan dalam diri siswa untuk
mengungkapkan pendapat. Meningkatkan penguasaan konsep dan pemahaman
materi pembelajaran PKn. Melatih siswa untuk berpikir kritis, rasional dan
kreatif.
Manfaat bagi sekolah adalah menjadikan model pembelajaran
kooperatif tipe time token berbantuan video sebagai acuan untuk melakukan
pembelajaran secara inovatif, kreatif dan aktif guru terutama untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD
(Depdiknas, 2002: 10-11) Menurut Depdiknas, Dimensi (civic
knowledge) Pengetahuan Kewarganegaraan , mencakup bidang politik, hukum
dan moral. Materi yang termasuk ke dalam pengetahuan kewarganegaraan
meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga
9
pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional, pemerintah berdasar hukum
(rule of law) dan peradilan bebas yang memihak, konstitusi, sejarah nasional,
hak dan tanggung jawab warganegara, hak asasi manusia, hak sipil, dan hak
politik.
Dimensi (civic skills) Keterampilan Kewarganegaraan , mencakup
keterampilan partisipasi dalam menjadi warga negara yang baik, misalnya
berperan serta aktif mewujudkan masyarakat madani, keterampilan
mempengaruhi dan monitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan
keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah-masalah sosial
keterampilan mengadakan koalisi, kerja sama, dan mengelola konflik.
Dimensi (civic values) Nilai-nilai Kewarganegaraan, mencakup percaya
diri, penguasaan atas nilai-nilai religious, norma dan moral luhur, nilai
keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara,
kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, dan perlindungan
terhadap minoritas.
Dapat kita ketahui bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah
penting bagi siswa sekolah dasar, karena dalam Pendidikan Kewarganegaraan
terdapat penanaman nilai-nilai pendidikan moral.
Model Time Token
Menurut Suherman (2009: 11) bahwa “model time token (tanda waktu)
adalah model yang pertama kali digunakan oleh Arends pada tahun 1998 untuk
melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak
mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali”.
Menurut Arends (dalam Esterina: 2011), model pembelajaran kooperatif
tipe time token merupakan pembelajaran alternative yang mengajarkan
keterampilan sosial, yang mempunyai tujuan untuk menghindari siswa yang
selalu mendominasi pembicaraan atau siswa yang hanya diam sama sekali
dengan kurun waktu yang telah ditentukan.
Disimpulkan bahwa model time token adalah model pembelajaran yang
melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak
10
mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali karena mereka berkonsentrasi
menyimak pembicaraan
Langkah-langkah Model Time Token
Adapun langkah-langkah model pembelajaran time token menurut Agus
Suprijono (2013: 133), langkah-langkah dalam strategi Time Token adalah
sebagai berikut:
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi
2. Tiap siswa diberikan kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik,
tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
3. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan,
setiap berbicara satu kupon.
4. Siswa yang habis kuponnya tidak boleh bicara lagi. Sedangkan,
siswa yang masih memiliki kupon harus bicara sampai kuponnya
habis.
Media Video
Media video merupakan komponen yang mampu menampilkan gambar
sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan kondisi real dari suatu proses
sehingga memperkaya pemaparan dan bermanfaat untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.
Penerapan Model Time Token Berbantuan Video pada Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam upaya pemanfaatan media video dalam proses kegiatan
pembelajaran, hendaknya kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Program video harus dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Guru harus mengenal program video yang ada dan memahami
manfaatnya bagi pelajaran.
c. Sesudah program video di putar, harus diadakan diskusi agar
siswa memahami bagaimana mencari pemecahan masalah dan
menjawab pertanyaan.
11
d. Perlu diadakan tes agar mampu mengukur berapa banyak
informasi yang mereka tangkap dari program tersebut.
Tahapan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Time
Token (dalam Agus Suprijono, 2013:133) yang digabungkan dengan media
video pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu :
1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran.
2) Siswa mengamati video yang berhubungan dengan materi;
3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai video yang
ditayangkan.
4) Siswa berkelompok dengan beranggotakan 3-4 orang dalam satu
kelompok. Setiap siswa dalam kelompok, mendapatkan 1 buah
kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon.
5) Mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi.
6) Jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh
bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon
mereka.
7) Guru membacakan soal dari materi yang telah didiskusikan
masing-masing kelompok.
8) Siswa harus menyerahkan kupon setelah berbicara.
9) Tanya jawab.
10) Kesimpulan
Kajian Penelitian Relevan
Arum (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran PKn Melalui Model Time Token Arends Dengan Media Audio
Visual Pada Siswa Kelas V SDN Kandri 01 Kota Semarang”. Dari
penelitiannya di dapat adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa dengan
penerapan model time token. Pada siklus I presentase ketuntasan hasil belajar
siswa sebesar 52% dengan rata-rata nilai 57,6, pada siklus II presentase
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 71% dengan rata-rata nilai 67, dan pada
12
siklus III diperoleh presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 87%
dengan rata-rata nilai sebesar 79.
Ratna Sari Dewi (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
model Pembelajaran Time Token Arends Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas V SDN Ketawanggede 2 Kota Malang”, menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran Time Token Arends pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dapat merubah cara belajar siswa dari menerima pengetahuan
menjadi membentuk pengetahuan sendiri melalui serangkaian kegiatan
berbicara. Selain itu metode time token dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil belajar pra tindakan yaitu 66 dengan
ketuntasan belajar kelas 46%, pada siklus I meningkat menjadi 78 dengan
ketuntasan belajar kelas sebesar 65%. Sedangkan di siklus II mengalami
peningkatan lagi menjadi 88 meskipun ada 1 siswa atau (4%) yang belum
mencapai ketuntasan belajar secara individu, namun dalam ketuntasan belajar
kelas sudah mencapai 96%.
Kajian empiris tersebut dijadikan acuan untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token
Berbantuan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Hipotesis Penelitian
Penerapan metode time token diduga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V SD Negeri
Blotongan 01 pada Semester II Tahun 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian penelitian
tindakan kelas kolaborasi/kolaboratif. Penelitian kolaboratif ini melibatkan guru
kelas sebagai guru kolaboratif dna peneliti sebagai observer. Penelitian
13
kolaboratif ini digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Blotongan
01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Terdapat 21 siswa pada
kelas ini, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Variabel Penelitian
Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan merupakan variabel terikat
(Y), variabel ini mendapat pengaruh dari model Time Token yang mana pada
penelitian ini model Time Token berbantuan video menjadi variabel bebas (X),
untuk menghindari kesalahan pada masing-masing variabel, maka peneliti
membuat definisi masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Model Time Token
Model time token merupakan model pembelajaran tanda waktu yang
melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak
mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali karena mereka berkonsentrasi
menyimak pembicaraan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan merupakan perubahan
perilaku dan perubahan kemampuan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotor) yang diperoleh siswa selama dan setelah mengikuti
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Media Video
Media video pembelajaran yang digunakan adalah video pembelajaran
yang diambil dari internet. Video juga harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Video yang digunakan telah disesuaikan dengan materi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang akan disampaikan.
Teknik Analisis
Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Dekriptif Kualitatif , Deskripsi Kuantitatif dan Deskripsi Komparatif. Karena
14
data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan
(Deskriptif Kualitatif), berbentuk angka-angka (Deskripsi Kuantitatif) dan data
yang telah diperoleh kemudian akan dibandingkan (Deskriptif Komparatif).
Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Guru kolaboratif bertindak sebagai observer. Observasi berlangsung
selama penelitian berlangsung. Siswa dan peneliti menjadi objek
observasi. Observasi dinilai dan dicatat pada lembar observasi.
b. Tes (Tes Tertulis)
Tes dilaksanakan pada setip akhir siklus. Tes tertulis ini merupakan
evaluasi dari setiap siklus. Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan
dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
Indikator Kinerja
Indikator kerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk mengukur
tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini akan
dikatakan berhasil apabila:
1) Penerapan model Time Token berbantuan video telah terlaksana
seluruhnya dengan baik.
2) Nilai tes formatif 85% siswa telah memenuhi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah, yaitu ≥63.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pra Siklus
Data hasil belajar pra siklus siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01
Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Kewargenagaraan diperoleh dari Ujian
Tengah Semester 1 Tahun ajaran 2015/2016. Dari data yang diperoleh, terdapat
12 siswa (57.2%) belum tuntas dengan rata-rata nilai 56.2. Sedangkan 9 siswa
(42,8%) tuntas dengan rata-rata nilai 68.3.
Dari 21 siswa, terdapat 9 siswa tuntas dan 12 siswa belum tuntas pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 63. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah
15
75, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 46. Presentase
ketuntasan belajar baru mencapai 42.8% tuntas dan 57.2% belum tuntas.
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
No.
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM)
Kategori
Jumlah Siswa
Jumlah Presentase
1. ≥63 Tuntas 9 42.8%
2. ≤63 Belum Tuntas 12 57.2%
Jumlah 21 100%
Rata-rata Nilai 61.4
Nilai Tertinggi 75 9.5%
Nilai Terendah 46 4.7%
Siklus I
1. Perencanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator pembelajaran yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas V semester II. RPP siklus I dirancang dalam dua kali
pertemuan (4 x 35 menit).
Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 April 2016.
Semua siswa hadir untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Materi ajar yang
digunakan adalah hal-hal yang terdapat dalam organisasi dan tugas dari
pengurus dan anggota organisasi. Dimana materi tersebut termuat dalam
Kompetensi Dasar 3.1 yaitu mendeskripsikan pengertian organisasi.
2. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung, pengamatan
yang dilakukan meliputi penyajian materi ajar di dalam kelas. Hal tersebut
diamati berdasarkan lembar obervasi penerapan model time token. Pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model time token dan dapat
dilihat pada lembar observasi penerapan model pembelajaran time token.
16
3. Hasil Tindakan
Hasil belajar siswa diperoleh saat pembelajaran telah usai dilaksanakan.
Pada pertemuan kedua di akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif terkait
dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Siswa mengerjakan 10 soal
tes berupa pilihan ganda sesuai dengan indikator yang telah diajarkan.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah ditentukan sekolah sebesar 63. Siswa yang
mencapai ketuntasan minimal sejumlah 15 siswa, sedangkan sebanyak 6 siswa
masih mendapatkan nilai dibawah KKM.
Dari 21 siswa, sejumlah 15 siswa tuntas dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan 6 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh
yaitu 90 oleh 2 orang siswa dan nilai terendah yaitu 50 yang diperoleh 1 orang
siswa. Presentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus I
sebesar 71.5 % atau 15 orang siswa telah memperoleh nilai yang memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nilai Kategori Jumlah Siswa
Jumlah Presentase
1. ≤63 Belum Tuntas 6 28.5%
2. ≥63 Tuntas 15 71.5%
Jumlah 21 100%
Rata-rata Nilai 69.5
Nilai Tertinggi 90 9.5%
Nilai Terendah 50 4.7%
Hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus I selama 2 kali pertemuan mengalami peningkatan
dari hasil belajar yang didapat pada siswa pada kondisi awal. Ketuntasan hasil
belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari jumlah presentase
siswa yang telah tuntas KKM sebesar 42.8% menjadi 71.5%.
17
Siklus II
1. Perencanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi
dasar dan indikator pembelajaran yang terdapat dalam silabus mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas V semester II. RPP siklus II dirancang
dalam dua kali pertemuan (4 x 35 menit). Kegiatan pada pertemuan pertama
yaitu penyampaian materi 4 indikator, dan pada pertemuan kedua dilakukan
kegiatan penyampaian materi (pemantapan) 2 indikator disertai pelaksanaan tes
formatif siklus I oleh siswa.
Tes formatif dirancang berdasarkan kompetensi dasar dan indikator
yang diambil oleh peneliti. Selain itu, materi ajar yang digunakan diadaptasi
dari buku pegangan guru dan siswa, serta lingkungan sekitar. Media video,
kupon dan toples dibuat untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas.
2. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung, pengamatan yang
dilakukan meliputi penyajian materi ajar di dalam kelas. Hal tersebut diamati
berdasarkan lembar obervasi penerapan model time token. Pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model time token dan dapat
dilihat pada lembar observasipenerapan model pembelajaran time token.
3. Hasil Tindakan
Hasil belajar siswa diperoleh saat pembelajaran telah usai dilaksanakan.
Pada pertemuan kedua di akhir siklus II, siswa mengerjakan tes formatif terkait
dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Siswa mengerjakan 10 soal
tes berupa pilihan ganda sesuai dengan indikator yang telah diajarkan.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah ditentukan sekolah sebesar 63. Siswa yang
mencapai ketuntasan minimal sejumlah 21 siswa.
18
Sejumlah 21 siswa tuntas dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 100 oleh 2 orang siswa
dan nilai terendah yaitu 70 yang diperoleh 5 orang siswa. Presentase ketuntasan
belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus I sebesar 100 % atau 21 orang
siswa telah memperoleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM).
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nilai Kategori Jumlah Siswa
Jumlah Presentase
1. ≤63 Belum Tuntas 21 100.0%
2. ≥63 Tuntas 0 0.0%
Jumlah 21 100%
Rata-rata Nilai 82
Nilai Tertinggi 100 9.5%
Nilai Terendah 70 23.8%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 1siswa (4.7%) belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pembelajaran siklus II.
Sedangkan 20 siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥63.
Pembahasan
Hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
Berikut merupakan rekapitulasi data hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan
siklus II pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelasV SD Negeri
Blotongan 01 Salatiga.
Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori
nilai
Kondisi Awal (Pra
Siklus) Siklus I Siklus II
Jumlah Presenta
se
Jumlah Presenta
se
Jumlah Presenta
se
Belum
Tuntas
≤63
12 57.2% 6 28.5% 0 0%
Tuntas
≥63 9 42.8% 15 71.5% 21 100%
Jumlah 21 100 21 100 21 100
19
Rata-rata
Nilai 61.4 69.5 82
Nilai
Tertinggi 75 9.5% 90 9.5% 100 9.5%
Nilai
Terendah 46 4.7% 50 4.7% 70 23.8%
Jumlah siswa yang belum tuntas pada kondisi awal (Pra Siklus)
sebanyak 12 orang siswa (57.2%) turun menjadi 6 orang siswa (28.5%) setelah
dilaksanakannya siklus I. Pada akhir siklus, semua siswa berada pada kategori
tuntas yakni nilai yang diperoleh lebih besar sama dengan 63. Presentase siswa
yang telah mencapai KKM di kondisi pra siklus adalah 57.2% atau 9 siswa,
sedangkan pada siklus I sebesar 71.5% atau 15 siswa. Pada akhir siklus II
semua siswa sudah tuntas. .
Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa terlihat mulai dari kondisi
awal (pra siklus), siklus I dan siklus II. Presentase ketuntasan hasil belajar
kondisi awal (pra siklus ) sebesar 57.2%, sedangkan pada siklus I sebesar
71.5%. di akhir pembelajaran siklus II, diperoleh peningkatan ketuntasan hasil
belajar sebesar 100% siswa telah mencapai nilai KKM.
Berdasarkan pada hasil observasi hasil belajar terhadap siswa kelas V SD
Negeri Blotongan 01 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Ajaran 2015/2016 diketahui terjadi peningkatan dari kondisi pra siklus sampai
akhir siklus II. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, melaksanakan diskusi secara berkelompok sesuai dengan petunjuk
yang diberikan oleh guru, mengemukakan pendapat dengan baik. Siswa terlihat sangat
antusias dan bergembira dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, peneliti telah
merangkum peningkatan yang terjadi selama siklus berlangsung. Presentase hasil
belajar kondisi pra siklus 42.8% meningkat pada siklus I menjadi 71.5%. pada akhir
siklus II juga terlihat peningkatan yang signifikan menjadi 100%. Hal ini terbukti
peneliti telah melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan yang telah rancang dimana
dalam kegiatan-kegiatan tersebut selalu menggunakan model time token berbantuan
20
video. Dengan menggunakan model time token berbantuan video ini, siswa selalu
berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan
video terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Blotongan 01 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya peningkatan hasil belajar mulai dari kondisi pra siklus ke siklus I
dan siklus I ke siklus II setelah dilaksanakannya tindakan. Pada kondisi
awal (pra siklus) sebelum diadakannya tindakan, hasil belajar siswa adalah
42.8% atau 12 siswa belum tuntas, pada siklus I ketuntasan hasil belajar
meningkat sebesar 71.5% atau 6 orang siswa belum tuntas, dan siklus II
mengalami peningkatan menjadi 100% dengan 21 siswa berhasil
memperoleh nilai diatas KKM.
2) Penerapaan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan
video terbukti dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa kelas
V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan semeseter II tahun pelajaran 2015/2016. Dari simpulan
diatas, telah menjawab seluruh rumusan masalah yang terjadi pada siswa
kelas V.
Saran
Bagi Siswa
Diharapkan siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan
video dengan baik agar hasil belajar aspek pengetahuan meningkat.
1) Diharapkan agar siswa terlibat aktif dan dapat berkompetisi dengan baik
dalam kegiatan pembelajaran.
21
Bagi Guru
1) Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran yang inovatif
dan kompetitif salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe time
token berbantuan video, sehingga proses dan hasil belajar mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih optimal dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Sekolah
1) Sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan
video untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Diharapkan sekolah dapat memotivasi dan menganjurkan untuk
melaksanakan pembelajaran yang inovatif agar pembelajaran lebih
terpusat pada siswa.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arends, 2008. Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Belajar,(penerjemah Soetjipto, dkk).
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2015. MEDIA PEMBELAJARAN (Edisi Revisi). Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Aqib, Zainal, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
___________. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
___________. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual. Bandung: Vilama Widya.
Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang.
Bandung: Rizqi Press.
Endang Purwanti, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Jakarta : Depdiknas.
Endrayanto, Herman dan Yustiana Wahyu. 2014. Penilaian Hasil Belajar
Siswa di Sekolah. Daerah Istimewa Yogyakarta : Pt. Kanisius.
Fathurrohman. 2010. PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Untuk
PGSD dan Guru SD). Yogyakarta : Nuha Litera.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Penerbit : Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Jakarta : Pustaka Setia.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta:
DIVA Press.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Jakarta : Alfabeta
Mukrima, S, Syifa. 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI
Mulyasa. 2007. MENJADI GURU PROFESIONAL. Jakarta : Rosda
23
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta : Pustaka Pelajar.
Rifai, A dan Tri A.C. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Pres.
Ruminiati. 2013. PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD. Jakarta.
Rusdiana dan Elis Ratnawulan. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Saminanto. 2012. Ayo Praktik PTK, Semarang : Rasail.
Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif Buku
Panduan Wajib Guru, Dosen, dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Saiful
Amin Ghofur.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyanto, 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13
Sukiman. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta : Pedagogia.
Sulasmono, Bambang Suteng,dkk. 2011. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN. Salatiga : Tisara Grafika.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
________, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, edisi 4.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wibowo, Arum. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model
Time Token Arends Dengan Media AudioVisual Pada Siswa Kelas V
SDN Kandri 01 Kota Semarang Semester II Tahun Pelajaran
2013/2014. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Widyoko, S. E. (2009). Evaluasi Program Pemebelajaran.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
top related