pembuatan film independent ”diam membalik arah …
Post on 01-Jan-2022
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBUATAN FILM INDEPENDENT
”DIAM MEMBALIK ARAH WAKTU”
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Alfian Adhi Nugroho
07.12.2678
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2011
MAKING INDEPENDENT MOVIE ”DIAM MEMBALIK ARAH WAKTU”
PEMBUATAN FILM INDEPENDENT ”DIAM MEMBALIK ARAH WAKTU”
Alfian Adhi Nugroho
Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Multimedia developments during the era of information technology growing very rapidly. Included in the film industry. The film is one of the most common media used to convey messages. The film is also a media where the human act. As well as learning how to make a quality scenario.
The movie’s "Diam Membalik Arah Waktu" is a short movies that tells of how the value of time, where the main characters are required to think how to utilize possible of best time. Thinking about how the impact of events is done now against a future. Story the main character is a normal life with the plot forward at the beginning of the story, with all the daily activities of the main character until the time the main character meets with a problem that makes it think about how valuable a time of even one secon’s which he passed, in the middle of the story the main character will aback to the beginning of the story with the story line back, but not significantly reverse the direction of time as in the science fiction movie about time, but the main the main character analyze the impact of the current time he received when he did the one thing that he used to do the activity , or the impact he had received from previous actions. And at its core messages to be conveyed is convincing yourse if every second that we are doing is useful, so do not be regret later.
With this movie without forgetting forward the information technology is expected to evolve as an example to face the huge flow of information technology withbroadcasting skills through the creation of this independent movie. Keywords: Independent Movie, Fiction, Broadcasting
.
1. Pendahuluan
Film Indonesia sekarang ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa
tradisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan. Untuk meningkatkan apresiasi
penonton film Indonesia adalah dengan menyempurnakan permainan trik-trik serealistis dan
sehalus mungkin, seni akting yang lebih nyata, pembenahan struktur cerita, pembenahan setting
budaya yang lebih dapat dipertanggung jawabkan, penyuguhan gambar yang lebih estetis dan
sebagainya.
Oleh karena itu mendorong kegiatan perfilman dan usaha perfilman dilakukan
berdasarkan kebebasan berkreasi, berinovasi, dan berkarya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, etika, moral, serta kesusilaan, dan budaya bangsa. Dengan memperhatikan hal tersebut
di harapkan menjadikan berkembangan film berbasis budaya bangsa, serta berbasis teknologi
informasi yang hidup dan berkelanjutan dapat terwujud. Dengan terkonsepnya film ini tanpa lupa
mengedepankan teknologi informasi diharapkan dapat kembangkan sebagai contoh untuk
menghadapi arus besar teknologi informasi dengan ketrampilan broadcasting
melalui pembuatan
film independent “Diam Membalik Arah Waktu”.
2. Landasan Teori
Film independen tanpa dibawah naungan badan usaha resmi (PT atau CV) dan pendanaan
berasal dari perseorangan atau sekelompok orang. Film indie tidak ditentukan berdasarkan
durasi atau lama waktu putar karena ada banyak jenis film indie dengan jenis feature (durasi
panjang). (Film dengan durasi pendek antara 1 menit – 30 menit, menurut standar festival
internasional).
Jenis-jenis film pendek :
Film pendek yang digunakan sebagai bahan eksperimen atau ujicoba, di Indonesia jenis film
ini sering dikategorikan sebagai film indie.
a. Film pendek eksperimental
Film pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil atau memperoleh keuntungan contoh :
iklan, profil perusahaan
b. Film pendek kommersial
(company profile)
c. Film pendek Layanan masyarakat (public service)
Film pendek yang bertujuan untuk layanan masyarakat , Biasanya ditayangkan di media
massa (televisi).
Contoh: untuk penyuluhan bahaya narkoba, disiplin lalu lintas dan sebagainya.
d. Film pendek Entertainment
Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan. Film ini banyak kita jumpai di Televisi
dengan berbagai ragamnya.
/ hiburan
contoh : Mr.Bean, kartun dsb.
Keimpulannya adalah film indie belum tentu film (berdurasi) pendek, sedangkan film pendek bisa
saja disebut film indie jika memeneuhi kriteria-kriterianya (film indie)
1. Display Resolution
.
Gambar Ukuran strandarisasi video dalam pixel
Ukuran gambar video diukur dalam pixel untuk video digital, atau scan garis horisontal dan
garis vertikal resolusi untuk video analog. Dalam domain digital (misalnya DVD) televisi definisi
standar (SDTV) ditetapkan sebagai 720/704/640 × 480i60 untuk NTSC dan 768/720 × 576i50
untuk PAL atau SECAM resolusi. Namun dalam domain analog, jumlah scanlines terlihat tetap
konstan (486 NTSC/576 PAL), sedangkan pengukuran horisontal bervariasi dengan kualitas
sinyal: sekitar 320 pixel per Scanline untuk kualitas VCR, 400 piksel untuk siaran TV, dan 720
pixel sumber DVD. Aspek rasio dipertahankan karena non-square "piksel". televisi definisi tinggi
baru (HDTV) mampu resolusi hingga 1920 × 1080p60, yaitu 1920 pixel per scan scan baris demi
baris 1080, progresif, pada 60 frame per detik. Resolusi video-video untuk 3D diukur dalam
voxels (volume elemen gambar, yang mewakili nilai dalam ruang tiga dimensi). Misalnya 512 ×
512 × 512 resolusi voxels, sekarang digunakan untuk sederhana-3D video, dapat ditampilkan
bahkan pada beberapa PDA.
2. Aspect Ratio
Ukuran gambar video diukur dalam pixel untuk video digital, atau scan garis
horisontal dan garis vertikal resolusi untuk video analog. Dalam domain digital (misalnya DVD)
televisi definisi standar (SDTV) ditetapkan sebagai 720/704/640 × 480i60 untuk NTSC dan
768/720 × 576i50 untuk PAL atau SECAM resolusi. Namun dalam domain analog, jumlah
scanlines terlihat tetap konstan (486 NTSC/576 PAL), sedangkan pengukuran horisontal
bervariasi dengan kualitas sinyal: sekitar 320 pixel per Scanline untuk kualitas VCR, 400 piksel
untuk siaran TV, dan 720 pixel sumber DVD. Aspek rasio dipertahankan karena non-square
"piksel". televisi definisi tinggi baru (HDTV) mampu resolusi hingga 1920 × 1080p60, yaitu 1920
pixel per scan scan baris demi baris 1080, progresif, pada 60 frame per detik. Resolusi video-
video untuk 3D diukur dalam voxels (volume elemen gambar, yang mewakili nilai dalam ruang
tiga dimensi). Misalnya 512 × 512 × 512 resolusi voxels, sekarang digunakan untuk sederhana-
3D video, dapat ditampilkan bahkan pada beberapa PDA.
3. Analisis
a. Analize
Menganalisis masalah juga merupakan bagian penting sebelum membuat sistem.
Hal ini membantu dalam proses analisa masalah – masalah yang dihadapi pada saat cerita
pendek menggunakan media kertas sebagai media bacaan atau sebelum diubak kedalam
bentuk film pendek dalam usaha memvisualisasikan kedalam bentuk cerita film yang lebih
mudah diserap oleh masyarakat.
Analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman harus dilakukan
untuk mengidentifikasi masalah. Panduan ini dikenal dengan SWOT analysis (Strenght,
Weaknes, Oppornuties, and Threat) Dari analisis ini biasnya didapatkan beberapa masalah
dan akhirnya dapat menemukan masalah utamanya.
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (kesempatan), dan Treats (ancaman). Analisis ini digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan kesempatan dalam pembuatan film
pendek “Diam Membaluk Arah Waktu”
a. Kekuatan (Strength)
1. Memiliki idealisme yang kuat.
2. Konsep dan ide film menonjolkan ciri khas anak muda.
3. Tidak terikat pada suatu perusahaan produksi perfilman.
b. Kelemahan (Weaknesses)
1.
2.
Wadah, sarana, atau tempat-tempat untuk pemutaran film indie masih sangat
kurang.
c. Kesempatan (Opportunities)
Pemerintah kurang memberikan perhatiannya yang lebih.
1. Maraknya festival Film Indie dan atau film pendek.
2. Sebagai alternatif tontonan untuk masayarakat.
3. perkembangan teknologi yang semakin murah dan mudah didapatkan
d. Ancaman (Treats)
dalam hal
multimedia videografi dan fotografi.
1. Banyaknya film yang berbau pornografi.
2. Kurangnya tontonan yang positif terhadap anak muda agar lebih kreatif.
(Analisis SWOT di ambil dari sumber :
http://oase.kompas.com/read/2010/05/22/18485358/festival.film.purbalingga.oase
.film.independen.nasional.)
Dari Analisis di atas maka duhasilkan strategi sebagai berikut :
Tabel Strategi Analisis SWOT
Strenght Weaknes
Opportunities
Memiliki idealisme yang kuat.
Konsep dan ide film
menonjolkan ciri khas anak
muda.
Tidak terikat pada suatu
perusahaan produksi perfilman.
Wadah, sarana, atau
tempat-tempat untuk
pemutaran film indie
masih sangat kurang.
Pemerintah kurang
memberikan perhatiannya
yang lebih.
Treatmeness
Maraknya festival Film Indie dan
atau film pendek.
Sebagai alternatif tontonan
untuk masayarakat.
perkembangan teknologi yang
semakin murah dan mudah
didapatkan
dalam hal
multimedia videografi dan
fotografi.
Banyaknya film yang
berbau pornografi.
Kurangnya tontonan yang
positif terhadap anak
muda agar lebih kreatif.
4.
Tahap Pasca Produksi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tahap pasca produksi adalah periode di mana semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi
setelah film diproduksi secara nyata untuk komersial. Kegiatan pasca produksi meliputi pengeditan,
pemberian efek – efek spesial, perekaman efek suara, pencampuran audio video, persetujuan atau
agensi, pengaduan, dan penayangan.
a. Capturing
Capturing adalah
b.
proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam media
penyimpanan kamera kedalam data komputer dan di simpan dalam ruang harddisk. Dalam hal ini
kamera Canon 550D tidak digitized video karena proses yang merubah analog (kaset video)
menjadi file digital yang dikenal oleh komputer, karena format digital HD (High Definition) sudah
di lakukan di dalam kamera. Sehingga memudahkan para pembuat film indie atau film pendek
mudah dalam melakukan pemindahan data. Adapun format awal asli dari kamera tersebut
berformat *.MOV.
Editing
Pada tahap pengeditan (editing), sutradara berdiskusi dengan editor untuk merancang
tahapan editing, untuk kemudian diserahkan pada produser. Diasanya dilakukan diskusi sekali
lagi untuk menghasilkan multimedia yang terbaik.
c.
Pada tahap ini, kurang – lebih 80% adalah memilih (selecting), melengkapi (trimming),
dan memasang (assembling) bidikan – bidikan kamera (shot) terbaik ke dalam adegan – adegan
(scenes). Sisanya 20% adalah penambah musik, judul, dan efek –efek suara.
Tahap cutting Video dan Mixing
d. Proses Editing
Tahap ini merupakan tahap untuk memasukan semua source gambar yang telah
dicapture yaitu file yang telah berformat *.MOV ke dalam video track atau pada time line window
yang belum tersusun sesuai dengan yang di kehendaki. Setelah semua video telah disusun
menjadi satu rangkaian cerita, kemudian masuk ke dalam proses mixing dimana proses ini
adalah memasukan audio ataupun efek – efek dan transisi.
Setelah proses capture selesai, maka harus mengimpor semua media yang di perlukan ke
dalam Project Eindow. Secara umum proses mengimpor file ber format *.MOV ke dalam Project
Window cukup mudah dilakukan, beberapa progaram yang di pakai yaitu Adobe After Effect dan
Adobe Premiere untuk melakukan pengeditan video dan manipulasinya.
e. Realisation
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in
LS :
Bentang pegunungan
yang indah dan asri.
Cut to
Fade in
MS :
Dua orang sedang duduk
berdua yaitu tokoh
utama dengan
kekasihnya.
Cut to
Fade in
MS :
Tokoh utama Nagatha
sedang santai melihat
televisi.
Cut to
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in
MS:
Ade datang ke kamar
Nagata untuk berbasa basi.
Cut to
Fade in
MS:
Ade meminta parfum
Nagatha.
Cut to
Fade in
Danar sedang asyik
memainkan game di
komputernya.
Cut to
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in
CU :
Kopi panas yang di buat
Nagatha diletakan di meja.
Cut to
Fade in
MS :
Nagatha meminum kopi
hangatnya.
Cut to
Fade in
MS :
Nagatha mengetuk pintu kamar
Dewo. Namun Dewo sulit di
bangunkan.
Cut to
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in
MS :
Dewo sedang tidur pulas dan
tidak merasakan ketukan
pintu kamarnya yang keras.
Cut to
Fade in
MS :
Nagatha berbicara dengan
Danar. Dan menitip pesan
untuk membangunkan Dewo
Cut to
Fade in
MS :
Nagatha menali sepatu, dan
bersiap untuk jalan
menjelajahi alam.
Cut to
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in
CU :
Nagatha sedang mengambil
gambar dengan kameranya.
Cut to
Fade in
MS :
Nagatha asyik memotret
sambil berjalan mundur.
Cut to
Fade in
MS :
Nagatha tidak sengaja
menabrak wanita.
Cut to
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in
MS :
Mereka saling
berkenalan (Nagatha
dengan Nadia).
Cut to
Fade in
CU :
Nadia sedikit tersenyum
karena melihat Nagatha
salah tingkah.
Cut to
Fade in
MS :
Mereka saling
berpamitan (Nagatha &
Nadia).
STORYBOARD ACTION REALISATION
Fade in (Flash Back)
MS :
Mengandaikan jika
semuanya tidak seperti
pada waktu yang lalu.
Cut to
Fade in
CU :
Menceritakan tentang
waktu yang terjadi
namun dengan alur
tidak sama.
Cut to
Fade in
CU :
Ending dengan
pemandangan alam
pada sore hari.
End
5. Kesimpulan dam Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan perancangan yang telah dikerjakan dan berdasarkan dari rumusan
masalah yang ada, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Tujuan pembuatan film independent ini adalah untuk memberikan pengetahuan bagaimana
pembuatan film independent yang mengutamakan aspek teknologi informasi dengan
menggunakan alat sederhana yaitu kamera Canon 550D, serta tetap menjaga idealisme
film independent.
2. Dengan adanya pembuatan film idependent “DIAM MEMBALIK ARAH WAKTU” ini
diharapkan dapat dijadikan refesensi bagi masyarakat ketika ingin membuat suatu karya
film sendiri, dengan biaya yang relatif murah karena hanya dengan menggunakan kamera
yang ada fitur video seperti kamera Canon 550D, namun memiliki resolusi yang tinggi,
yang hampir setinggi dengan kamera yang benar – benar diperuntukan untuk membuat film
sebenarnya, dan memiliki kualitas gambar yang bagus.
3. Pembuatan efek dengan menggunakan software Adobe Premiere, Adobe After Effect, dan
Adobe Sound Booth dapat menghasilkan efek yang natural, sehingga menjadi daya tarik
penonton, itu merupakan terobosan seni yanga dapt dijadikan referensi untuk pembuatan
film independent selanjutnya, selain itu juga harus memiliki tehnik pen-shootingan yang baik
dan pas agar menghasilkan gambar yang sesuai dengan jalan cerita.
4. Pembuatan film independent ini agar lebih efisien, pengambilan gambar dan pembuatan
animasi hanya yang diperlukan saja atau sesuai dengan storyboard.
5. Film independent yang ditanyangkan pada komunitas perfilman ini, berupa audio visual
dapat memberikan kemudahan dalam memahami isi pesan dan edukasi bagi semua
segmen, bagaimana memanfaatkan mementum waktu agar kita semua menjadi manusia
yang berhasil di dunia maupun di akherat.
b. Saran
1. Bagi rekan – rekan yang gemar melakukan editing video atau bergerak dalam bidang
multimedia maupun broadcast, menguasi tehnik pengeditan video merupakan tambahan
wawasan dan dapat dijadikan peluang bisnis.
2. banyak – banyak berlatih dan mengumpulkan informasi yang benar, akurat, dan lengkap,
Informasi yang dapat di ambil dari Internet, buku, perusahaan tempat pembuatan film/ video,
bahkan dapat juga dengan belajar dan menyimak dari menonton di televisi.
3. jangan takut mencoba, memulailah dari hal – hal kecil dahulu,misalnya rekan – rekan hanya
bisa membuat film pendek yang sederhana dalam satu adegan. Hal ini merupakan awal
yang cukup baik.
4. Didalam membuat film sebaiknya harus bekerja sama dengan orang – orang terdekat yang
mempunyai kemampuan masing – masing sesuai dengan bidangnya. Ada yang tugasnya
sebagai penulis naskah cerita, pembuatan storyboard, penulisan script, editing dan
rendering agar dapat menghasilkan sebuah film sederhana namun mempunyai daya tarik
dan layak untuk ditonton.
5. Penggunaan alat kamera Canon 550D merupakan pilihan alat yang baik namun harus dilihat
beberapa yang harus di perhatikan dalam penggunaannya antara lain :
a. Adanya sensor panas pada kamera sehingga penggunaannya tidak boleh terlalu lama
dalam melakukan proses take video maksimal 10 menit lalu di istirahatkan sampai
kamera siap digunakan kembali.
b. Gunakanlah memori eksternal yang besar agar kualitas frame yang dihasilkan dan
kapasitas penyimpanan dapat menampung gambar yang baik, disarankan lebih dari
8GB untuk memori pada kamera.
DAFTAR PUSTAKA
Biran , H.Misbach Yusa. 2006. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya,.
F.Softyan, Amir dan Agus Purwanto. 2008. Animasi, Sound Editing, & Video Editing.
Yogyakarta : Andi Offset.
H.M. Jogiyanto. 1990. Analisis dan Design Sistem Informasi Pendekatan
Tersetruktur. Yogyakarta : Andi Offset
Onong Uchana Effendi. 2005 . Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta : Rosda
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta : Andi Offset.
Suyanto, M. 2004. Analisis dan Design Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran.
Yogyakarta : Andi Offset.
Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia.
Yogyakarta : Andi Offset.
Suyanto, M. 2004. Aplikasi Design Grafis untuk Periklanan. Yogyakarta : Andi
Offset.
http://videotek.konfiden.or.id/pages/vtek_makalah.php
http://www.bbc.co.uk/dna/filmnetwork/filmmakersguide
http://www.moralpremise.com/download/TMP-MMIntro.pdf
http://www.fathom.com/course/21701762/sessions.html
http://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-dan-film-pendek-2
top related