palliative nursing
Post on 02-Aug-2015
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Paliatif in nursing 2012
LEARNING TASK
MODEL KEPERAWATAN
YANG DAPAT DITERAPKAN DALAM KEPERAWATAN PALIATIF
JUMAT, 5 OKTOBER 2012
Kasus 2:
Bpk H (68 tahun) sudah 10 tahun menderita diabetes mellitus dan asma. Kemampuan fisik
Bapak H mengalami penurunan, ditambah lagi Bapak H sulit untuk berdiri lama. Oleh karena itu,
Bapak H hanya disuruh duduk atau tiduran saja oleh anaknya. Padahal Bapak H ingin membantu
atau melakukan sesuatu. Bapak H merasa cemas dengan kondisinya, karena mengalami
perubahan yang drastis terhadap kondisi fisiknya sekarang. Bapak H merasa khawatir, cemas dan
takut menghadapi kematian itu sendiri, tidak berdaya, lemas, tidak percaya diri, tidak tentram
dan gelisah.
Berdasarkan ilustrasi kasus di atas
1. Apakah kasus di atas termasuk ke dalam keperawatan paliatif? Alasannya?
2. Salah satu middle range theory keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus di atas
adalah teori peaceful end of life. Apakah teori peaceful end of life itu? Teori apa saja yang
membangun/ melatar belakangi teori ini?
3. Gambarkan diagram teori peaceful end of life dan jelaskan masing-masing bagiannya!
4. Bagaimana aplikasi teori peaceful end of life pada kasus di atas?
5. Tindakan apa saja yang akan anda (perawat) berikan kepada Bapak H dan keluarganya
berdasarkan teori peaceful end of life?
6. Selain teori ini, adakah model/ teori keperawatan lain yang dapat diterapkan pada kasus
di atas?
Page | 1
Paliatif in nursing 2012
Jawaban :
1. Kasus Bapak H adah termasuk kedalam keperawatan paliatif, dimana Bapak H yang
mengalami Diabetes Melitus dan asma sejak lama, sewaktu-waktu dapat merenggut
nyawanya. Hal ini pula di beratkan oleh karena perubahan fisik yang berubah secara drastis
dan penyakit yang dialami ini tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol
terus ditambah lagi pasien mulai mengalai penurunan kualitas hidupnya yang ditandai
dengan merasa khawatir, cemas dan takut menghadapi kematian itu sendiri, tidak berdaya,
lemas, tidak percaya diri, tidak tentram dan gelisah.
Hal tersebut diatas sesuai dengan yang dijelaskan oleh WHO (2005) mengenai keperawatan
paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup,
dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap
keluarga yang kehilangan/berduka.
Pada akhirnya tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk Meningkatkan kualitas hidup dan
menganggap kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda
kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu, menjaga keseimbangan
psikologis dan spiritual , berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya, dan
berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
2. Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan
(Smith dan Liehr, 2008).
Teori Middle Range, merupakan level kedua dari teori keperawatan, abstraknya pada level
pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel
terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih
kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain
Page | 2
Paliatif in nursing 2012
itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan
kespesifikannya dengan konsep ekonomi secara normal yang nampak dalam grand teori.
Akibatnya mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.
Teori peaceful end of life. Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini
didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland &
Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori
peaceful end of life, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan
semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit
rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang
untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa sakit,
(2) mendapatkan penghiburan,
(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4) Berada dalam kedamaian dan
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
Penggunaan Bukti Empiris
Teori peaceful end of life didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman
langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa
komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti
penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori
preskriptif relaxation.
Page | 3
Paliatif in nursing 2012
3. Diagram teori peaceful end of life
1) Diagnosis
Pasien menerima penyakit terminal, end of life prognosis sebagai hasil dari proses
penyakit terminal baik karena penyakit akibat pembekuan darah, stroke, serangan
jantung, trauma atau kanker
2) Comfort
Pasien memiliki hak untuk berada dalam keadaan kenyamanan pada setiap waktu
termasuk pemberian intervensi fisik, lingkungan, dan atau psiko spiritual
3) Advance care directive / embracing your choice
Berdasarkan diagnosis setiap orang harus memiliki advance directive. Hal ini
memungkinkan pasien untuk menunjuk seseorang untuk berbicara bagi mereka dalam hal
keinginan pelayanan kesehatan mereka , jika mereka tidak mampu berbicara sendiri.
4) Paliative/hospice care
Perawatan aktif total pasien yang penyakitnya tidak responsif terhadap pengobatan
kuratif. Pengendalian nyeri dan gejala lainnya serta menangani masalah psikologis,
masalah sosial dan spiritual adalah yang terpenting. Tujuan yang ingin dicapai adalah
pencapaian kualitas hidup terbaik bagi pasien dan keluarga (WHO 1990)
5) Spiritual
Page | 4
Paliatif in nursing 2012
Spiritualitas didefinisikan sebagai pencarian individu untuk makna tertinggi dan setiap
orang menentukan definisi ini sesuai dengan keyakinan sendiri dan pengalaman.
Penyedia pelayanan kesehatan lebih baik dapat membantu pasien dan anggota keluarga
dengan masalah ini.
6) Caring quilt/caring cart
Membawa kenyamanan bagi pasien serta kenangan kepada orang terkasih dengan
menawarkan banyak peralatan untuk membantu dalam tahap akhir. Ini terdiri dari
perlengkapan untuk membuat dan menangkap kenangan, seperti film, dan musik, serta
perlengkapan seni.
7) No one dies alone
Penting untuk meyakinkan kehadiran dari pendamping bagi pasien sehingga pada saat
kematiannya tidak merasa sendiri.
Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka
sebagai berikut:
1) Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonpharmacologic.
2) Mencegah, memantau dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat,
relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
3) Pasien berperan dalam pengambilan keputusan tentang perawatan pasien,
memperlakukan pasien dengan bermartabat, empati dan rasa hormat serta memberikan
perhatian terhadap kebutuhan dan keinginan pasien
4) Memberikan dukungan emosional, memantau serta memberi inspirasi dan melakukan
bimbingan dalam masalah-masalah pasien, memberikan kehadiran dari orang-orang
terdekat pasien sehingga pasien dapat merasa damai
5) Memfasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati terhadap
kesedihan orang lain, dan memfasilitasi peluang dalam kedekatan keluarga pasien.
Page | 5
Paliatif in nursing 2012
6) Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang damai,
kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi
sampai akhir hidup damai
4. Aplikasi teori peaceful end of life
Tidak nyeri
Pasien dengan penyakit terminal cenderung akan mengalami nyeri oleh karena penyakit
yang dideritanya. Pada Bapak H apabila pasien tersebut mengalami nyeri hebat dapat
dilakukan manajemen nyeri baik itu farmakologi dan non-farmakologi. Terapi
farmakologi pasien diberikan obat pengurang rasa nyeri dengan dosis yang disesuaikan
dimana perawat melakukan kolaborasi dalam multidisiplin dengan profesi lain yaitu
dokter dan apoteker. Pemberian terapi non-farmakologis dapat diberikan sesuaikan
dengan keadaan pasien yang didapat dari hasil pengkajian perawat. Contohnya terapi
distraksi, apabila Bapak H senang mendengarkan musik, perawat dapat menyarankan
kepada keluarga untuk menyediakan tape untuk mendengarkan musik yang disukai
Bapak H. Ada berbagai macam terapi non-farmkologis diantaranya, teknis napas dalam,
relaksasi progresif, guided imagery, hipnoterapy, back masase. Pada intinya semua terapi
non-farmakologis dapat digunakan sesuai dengan kondisi klien, dimana diharapkan
dengan terapi non farmakologis diharapkan tidak ada ketergantungan dengan terapi
farmakologis sehingga tidak ada peningkatan dosis yang dibeikan dan efek samping
yang ditimbulkan.
Nyaman
Perawat dapat menyarankan kepada keluarga Bapak H agar memberikan kebebasan
kepada Bapak H untuk melakukan hal-hal yang disukainya, namun dilakukan sesuai
dengan batas kemampuan dari Bapak H. Dari melakukan kegiatan yang disukai oleh
BapakH, diharapkan mampu memberikan rasa nyaman, juga mampu mengurangi nyeri
yang dirasakan. Tetapi juga perlu diperhatikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan
kondisi pasien. Kegiatan yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup
Bapak H
Page | 6
Paliatif in nursing 2012
respektif
Perawat memberikan konsul kepada keluarga agar memberikan perhatian lebih kepada
Bapak H. Dapat juga seperti menemani Bapak H melakukan kegiatan yang disukai Bapak
H, menemani mengobrol juga akan membuat Bapak H sangat diperhatikan oleh keluarga.
Yang terpenting dimana sanak keluarga dapat berkumpul menemani Bapak H dari mulai
anak, cucu, saudara, dan orang-orang disekitarnya dimana adalah meningkatkan
intensitas dan kehangatan dalam berkumpul dan berkomunikasi. Perawat dapat
menyarankan keluarga untuk mendampingi Bapak H, mendampingi Bapak H saat sendiri,
keluarga diharapkan lebih sering berkumpul untuk mendampingi Bapak H, diharapkan
mampu menambah semangat Bapak H.
Dihormati orang lain
Perawat dapat menyarankan kepada keluarga untuk tetap menghormati maupun
menghargai pendapat Bapak H seperti saat sehat dulu. Dapat juga Bapak H di ajak
mengobrol tentang kesuksesan Bapak H dulu sewaktu masih muda. Sehingga diharapkan
dapat menambah rasa percaya diri Bapak H.
5. Tindakan yang dapat diberikan pada Bapak H dan keluarganya berdasarkan teori peaceful
end of life :
Mengacu pada tiga konsep pada teori peaceful end of life yakni nyeri, kenyamanan dan
kedamaian, tindakan yang dapat dilakukan:
Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonpharmacologic pada klien jika memungkinkan.
Mencegah, memantau dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi
istirahat, relaksasi klien.
memperlakukan pasien sesuai dengan harkat dan martabat, bersikap empati , rasa
hormat dan caring terhadap klien.
Melakukan pendampingan secara psikologis untuk memberikan dukungan emosional
pada klien. Memberikan edukasi pada keluarga bagaimana merawat klien dengan DM di
rumah.
Page | 7
Paliatif in nursing 2012
Berdasarkan teori kenyamanan, terdapat 4 konteks yang dapat dilakukan perawat terkait
kasus Bapak H agar Bapak H dapat menjalani hidupnya dengan damai dan tenang ialah:
1) Fisik
Perawat harus mampu menangani keadaan fisik Bapak H, walaupun kondisi Bapak tidak
bisa disembuhkan secara pasti. Proses farmakologis dan non famakologis penting
diperhatikan perawat. Minimal hal yang harus diperhatikan adalah keadaan nyeri Bapak
H terkait penyakitnya.
2) Lingkungan
Bapak H akan merasa nyaman dan pada akhirnya merasa tenang dengan kondisinya,
sehingga Bapak H bisa menerima kondisinya. Lingkungan bisa diciptakan perawat
dengan membuat suasana nyaman disekitar Bapak H, baik dari kebersihan, kebisingan,
keributan, dan lain sebagainya. Perawat harus bisa menciptakan hal tersebut terkait
kondisi Bapak H sesuai kasus.
3) Sosiokultural
Perawat bisa melakukan diskusi dengan keluarga Bapak H terkait kebiasaan dari
lingkungan sosial dan adat dari Bapak H, agar dalam pemberian intervensi keperawatan
tepat dan Bapak H merasa nyaman dengan perlakuan perawat.
4) Psikospiritual
Kenyamanan akan keadaan psikospritual dapat dilakukan perawat dengan bantuan tokoh
agama dari Bapak H dalam menangani kebutuhan spiritual. Perawat dapat mengkaji
lebih dalam psikologis Bapak H dengan teknik listening atau pendengar aktif. Perawat
mendengarkan keluh kesah Bapak H sehingga Bapak H tidak merasa sendiri.
6. Teori yang dapat diaplikasikan pada Bp. H selain Peacefull End of Life Theory :
Comfort Theory
Katharine Kolcaba menekankan Comfort Theory pada beberapa konsep utama, antara
lain :
1) Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan
akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful,
Page | 8
Paliatif in nursing 2012
yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya
membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang
berhubungan dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan
serta kebutuhan akan konseling finansial dan intervensi.
2) Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam
keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima
yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi
sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and
(transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi
aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga
diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap
kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3) Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima
jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan
intervensi fisik.
4) Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu
pada teori comfort ini.
5) Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi
resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu,
usia, sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan
Page | 9
Paliatif in nursing 2012
elemen dalam pengalaman si resipien.
6) Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan
dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan
perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan
kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7) Institusional Integrity
Didefinisikan sebagai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit,
definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah dimengerti
dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar dan misi/tujuan
keperawatan tradisional yaitu kenyamanan.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan
keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya
dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
Self Transendency Teory
Teori Self Transendensi Pamela G.Reed :
1. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan
gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
2. Self Transendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefiniskan sebagai pengembangan
konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu :
Page | 10
Paliatif in nursing 2012
- Inwardly (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri terhadap
pengalaman- pengalaman yang telah dialami.
- Outwardly (lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan
lingkungannya.
- Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran
untuk mencapai tujuan masa depan.
3. Well Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan
yang baik.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
- Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang
berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri.
- Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan
antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
Chronic Sorrow Theory (Georgene Gaskill Eakes)
Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow )
mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan
kesedihan kronis panjang. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi
koping internal meliputi tindakan - berorientasi kognitif penilaian kembali dan
perilaku interpersonal.
- Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis
Page | 11
Paliatif in nursing 2012
Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan
dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang
secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.
- Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata
atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak
dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.
- Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
- Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis.
Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan
kesehatan atau orang lain yang mengintervensi).
- Manajemen yang tidak efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan
individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.
- Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan
kenyamanan individu yang terkena.
Theory of Caring (Kristen Swanson)
Tingkat dan ruang lingkup teori memerlukan segala sesuatu baik hubungan antara
pasien dan perawat, maupun keseluruhan hubungan antara profesi keperawatan dan
masyarakat. Hal ini karena konsep Swanson tentang “person” tergantung pada
tingkat analisis dan disposisi yang sedang dilakukan perawat dalam merawat pasien.
Dalam beberapa kasus, "person" dapat diartikan hanya satu orang saja yaitu pasien,
sementara dalam kasus lain bisa diartikan juga anggota keluarga yang secara
langsung sangat erat terlibat. Menurut Swanson, yang lain bahkan bisa menjadi
konsep dan ideal yang harus diperjuangkan perawat, termasuk hak asasi manusia,
akses ke perawatan kesehatan, dan keadilan sosial.
Page | 12
Paliatif in nursing 2012
Konsep Mayor
1. Caring
Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan
tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).
2. Knowing
Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi
dalam hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang
dirawat / pasien, mengkaji, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang
yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau pengenalan (Swanson,1991).
3. Being with
Dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional termasuk
keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang tersebut
(Swanson,1991).
4. Doing for
Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain termasuk
memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang tersebut (Swanson,1991).
5. Enabling
Yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam hidupnya dan
melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa tersebut,
mendukungnya, memberi penjelasan, memvalidasi apa yang dirasakan, menemukan
alternatif penyelesaian, dan memberikan feedback / umpan balik (Swanson,1991).
6. Maintaining belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan
masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh
keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis,
membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu
ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.
Page | 13
Paliatif in nursing 2012
Daftar Pustaka
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.
Murrish, Jennifer. 2010. Development of An End-Of-Life Care/Decision Pamphlet in The ICU.
Tersedia di http://csuchico-dspace.calstate.edu/bitstream/handle/ [Diakses pada tanggal 5
Oktober 2012]
http://www.endoflifejourney.com/circlerollovernew.htm#Goerge, B. Julia. 1995. Nursing Theories The base for Professional Nursing Practice. Fourth
Edition. United State of America : Appleton and Lange Norwalk Connecticut
Page | 14
top related