nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting
Post on 10-Aug-2015
377 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting, menyumbang terhadap 40% dari produksi nikel dunia. Endapan nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan yang dalam dari batuan induk dari jenis ultrabasa. Umumnya terbentuk pada iklim tropis sampai sub-tropis. Saat ini kebanyakan nikel laterite memang terbentuk di daerah ekuator. Negara penghasil nikel laterite di dunia diantaranya New Caledonia, Kuba, Philippines, Indonesia, Columbia dan Australia.
yang kaya akan Nikel; Garnierite ( max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe Oxyhydroxide) dan terendapkan bersama mineral silicate hydrous atau mensubtitusi unsure Mg pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996). Jadi, meskipun nikel laterite adalah produk pelapukan, tapi dapat dikatakan juga bahwa proses enrichment supergene sangat penting dalam pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapan hydrous silicate ini. Type ini dapat ditemui dibeberapa tempat seperti di New Caledonia, Indonesia, Philippines.Dominika dan Columbia.
Istilah “laterite” bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan iron-oxide, miskin unsure silica dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim tropis (eggleton, 2001). Ada juga yang mengartikan nikel laterite sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang.
Batuan induk dari endapan Nikel Laterite adalah batuan ultrabasa; umumnya harzburgite (peridotite yang kaya akan unsur ortopiroksen), dunite dan jenis peridotite yang lain.
Proses Kimia Pembentukan Nikel
Nikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (ex;olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung. Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan wathering front tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional. Endapan nikel laterite dicirikan dengan adanya speroidal weathering sepanjang joints dan fractures ( boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama groundwater. Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change. Sebagai hasilnya, Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal diatas saprolite yang sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan Fe-Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %.
Kondisi Mineralogy
Endapan nikel laterite terbentuk baik pada mineral jenis silicate atau oxide. Kemiripan radius ion Ni2+ dan Mg2+ memungkinkan substitusi ion diantara keduanya. Umumnya, mineral bijih dari jenis hidrous silicate seperti talc, smectite, sepiolite, dan chlorite terbentuk selama proses metamorphisme temperature rendah dan selama proses pelapukan dari batuan induk. Umumnya, mineral – mineral tersebut mempunyai variasi ratio Mg dan Ni. Mineral garnierite dari jenis silicate mempunyai ciri poor kristalin, texture afanitik, dan berstuktur seperti serpentinite (Brindley,1978).
Genesis of Nikel Laterite
Umunya Nikel deposit terbentuk pada batuan ultrabasa dengan kandungan Fe di olivine yang tinggi dan Nikel berkadar antara 0.2% – 0.4% wt. Secara mineralogi nikel laterite dapat dibagi kedalam tiga kategori (Brand et all.,1998)
1. Hydrous Silicate Deposits
Profil dari type ini dari vertical dari bawah ke atas : Ore horizon pada lapisan saprolite (Mg-Ni silicate), grade Nikel antara 1.8% – 2.5%. Pada zona ini berkembang box-works (apa tuh..), veining, relic structure, fracture dan grain boundaries dan dapat terbentuk mineral
1. Clay Silicate Deposits
Pada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut oleh melalui groundwater. Si yang tersisa akan bergabung dengan Fe,Ni,dan Al untuk membentuk mineral lempung (clay minerals) seperti Ni-rich Notronite pada bagian tengah profil saprolite (see profile). Ni-rich serpentine juga dapat di replace oleh smectite atau kuarsa jika profile deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan groundwater. Ni grade pada endapan ini lebih rendah dari Hydrosilicate deposit (1.2%;Brand et all,1998).
1. Oxide Deposits
Type terakhir adalah Oxide. Profile bawah menunjukkan Protolith dari jenis harzburgitic peridotites (mostly mineral olivine,serpentine, piroksen), sangat rentan terhadap pelapukan terutama di daerah tropis. Diatasnya terbentuk saprolite dan mendekati permukaan terbentuk limonite dan ferricrete (dipermukaan) ( see profile). Pada tipe deposit oxide ini, Nikel berasosiasi dengan Goethite (FeOOH) dan Mn Oxide.
Sebagai tambahan, Nikel laterite sangat jarang atau tidak sama sekali terbentuk pada batuan carbonate mengandung mineral talc.
Tektonik Setting
Nikel laterite berkembang di kompleks Ophiolite pada rentang waktu Phanerozoic, terutama Cretaseous-Miosen. Ophiolite ini telah mengalami fault dan joint sebagai efek dari tectonic uplift yang dapat memicu intensitas pelapukan dan perubahan pada water table level. Deposit Nikel lainnya ditemukan pada Archean Craton yang tergolong stabil berasosiasi dengan layer mafic complexes and komatiite (Butt,1975). Semakin banyak zona shear dan steep fault ( normal??), semakin tinggi pula tingkat enrichment proses untuk menghasilkan grade Nikel yang tinggi. Sebaliknya, zona thrust fault berasosiasi dengan emplacement kompleks ophiolite dan bersama dengan greenstone membentuk zona serpentine milonite atau talc-carbonates-altered ultramafic rocks. Komposisi seperti itu tidak memungkinkan terbentuknya Nikel pada endapan residu (regolith/lapukan).
Kondisi Topografi dan Morfologi
Dua faktor tersebut sangat penting dalam endapan nikel laterit karena kaitannya dengan posisi water table, stuktur dan drainage. Zona enrichment nikel laterite berada di topografi bagian atas (upper hill slope,crest, plateau, atau terrace). Kondisi water table pada zona ini dangkal,apalagi ditambah dengan adanya zona patahan n shear or joint. In consequence, akan mempercepat proses palarutan kimia (leaching processes) yang pada akhirnya akan terbentuk endapan saprolite mengandung nikel yang cukup tebal. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di beberapa tempat sepeti Indonesia,New Caledonia, Ural (Russia) dan Columbia. Sebaliknya, pada topografi yang rendah, water table yang dalam akan menghambat proses pelarutan unsur – unsur dari batuan induk (baca:enrichment proses).
Iklim
Tempat – tempat yang beriklim tropis seperti Indonesia, Columbia memungkinkan untuk terjadinya endapan Nikel laterite. Kondisi curah hujan yang tinggi,temperatur yang hangat ditambah dengan aktivitas biogenic akan mempercepat proses pelapukan kimia, dimana Nikel laterite bisa mudah terbentuk.
4. NIKELSifat-sifat nikel :• Putih mengkilat• Sangat keras• Tidak berkarat• Tahan terhadap asam encerBijih nikel yang utam adalah nikel sulfida . Nikel-nikel yang diekspor dalam bentuk 3 macam yaitu bijih, nikel kasar, dan ferronikel. Daerah penambangan nikel ada di Koala, Soroako, Maluku Utara. Cara penambangan nikel melalui berbagai cara , antara lain ;• Penebangan pohon dan semak• Pengupasan tanah permukaan• Penggalian dengan sistem tangga (benching system) yaitu dimulai dari bawah ke atas mengikuti garis kontur dengan alat gali power shovel atau dozer shovelPengolahan nikel melalui beberapa tahap , yaitu :• Pemanggangan• Peleburan• ElektrolisisPenggunaan Nikel• Untuk melapisi barang yang terbuat dari besi, tembaga, baja karena nikel mempunyai sifat keras, tahan korosi dan mudah mengkilap jika digosok.• Untuk membuat baja tahan karat (stailess stell)• Untuk membuat aliase dengan tembaga dan beberapa logam lain seperti :a. Monel (Ni, Cu, Fe)Digunakan untuk membuat instrumen tranmisi listrikb. Nikrom(Ni,Fe,Cr)Digunakan sebagai kawat pemanasc. Alniko (Al, Ni, fe, Co)Untuk membuat magnet.d. Palinit dan Invar yaitu paduan nikel yang mempunyai koefisien muai yang sama dengan gelas
yang digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca, misalnya pada bolam lampu pijar.e. Serbuk nikel digunakan sebagai katalisator, misalnya pada hidrogenansi (pemadatan) minyak kelapa, juga pada cracking minyak bumi.
PROSES PENGOLAHAN NIKEL
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu tahap preparasi, tahap pemisahan dan tahap dewatering.
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk Membebaskan mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), Memisahkan mineral berharga dari pengotornya, Mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi ukuran), Mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, Mengontrol agar bijih mempunyai kadar yang relative seragam, Membebaskan mineral berharga, Menurunkan kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga). Dengan demikian kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan, Mengurangi ongkos / biaya peleburan, serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat peleburan.
Preparasi merupakan proses tahap awal dalam pengolahan bahan galian yang meliputi :
Sampling merupakan pengidentifikasian bahan galian baik sifat fisik, kimia, kemagnetan, serta kelistrikan dari mineral yang terkandung dalam bahan galian diantaranya Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian, Kadar masing-masing mineral dalam bahan galian, Besar ukuran dan distribusi ukuran, Distribusi mineral-mineralnya, Macam dan tipe ikatan mineral-mineralnya, Derajat liberasi mineral-mineralnya, Sifat-sifat fisik mineralnya seperti berat jenis, kemagnetan, konduktivitas listrik, sifat-sfat permukaan mineralnya dan sebagainya.Genesa Pembentukan Bijih Nickel
Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang mengandung nikel.
Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
Baja menggunakan produk alloy ini Nickel bisa berasal dari Laterite (Ni Oxides) hasil
proses pelapukan batuan Ultramafik dan Sulfida (Ni Sulphides) hasil dari proses magmatisme.
Sumber batual Ultramafik bisa dari Dunite, Peridotite, Lherzolite,Serpentinite, dll.
Orebody dengan Ni grade yg tinggi umumnya didapat dari proses pelapukan batuan
(bedrock) yg kaya Olivine karena memang kandungan Ni di Olivine lebih tinggi dibanding
mineral mafik yg lain. Kandungan Ni di bedrock sebenar nya kecil sekali (<0.7%), kandungan
dibedrock didominasi oleh silica (>40%) dan magnesia (>30%), proses pengkayaaan Ni terjadi
karena adanya proses Leaching dimana elemen-elemen yg mudah larut dan punya mobilitas
tinggi terutama SiO2 dan MgO dilarutkan oleh air sehingga %Ni yg tinggal di profile jadi tinggi
(>2%).
Proses leaching yg efektif biasanya terjadi pada Daerah tropis dimana curah hujan tinggi dan banyak vegetasi yang membentuk lingkungan asam. Morfologi yg "gentle" termasuk plateua karena sirkulasi air bagus untuk "mencuci/mengeluarkan" Silica dan magnesia, jika terlalu terjal hasil pelapukan akan tererosi sehingga profile yang akan dihasilkan tipis. Kalo terlalu landai seperti di lembah/dataran rendah sirkulasi air kurang bagus. Struktur geologi yang intensif karena penetrasi air ke bedrock akan lebih efektif.LAPISAN PENYUSUN BIJIH NICKEL
Proses leaching membentuk profile Limonite (bagian atas/zona oksidasi) dan Saprolite
(bagian bawah/zona reduksi) dimana pada lapisan limonite proses pelapukan sudah sangat lanjut
sehingga hampir semua Silica dan magnesia sudah tercuci dan sisa-sisa struktur/tekstur batuan
sudah boleh dikatakan hilang (semua lapisan bedrock sudah jadi tanah), lapisan limonite
mengandung Fe yang sangat tinggi karena memang Fe sangat suka lingkungan oksidasi. Kalo
saprolite boleh dikatakan setengah lapuk dimana masih ditemukan sisa-sisa batuan dasar.
Kandungan Ni tertinggi akan didapat pada zona saprolite karena Ni lebih stabil di zona reduksi.
Penambangan Nikel
Endapan nikel laterit terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang
terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km.
Sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah dan Tenggara.
Operasi penambangan nikel biasanya digolongkan sebagai tambang terbuka dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Pemboran
pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Pembersihan dan pengupasan
lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu
ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.
3. Penggalian
lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke tempat pengolahan.
Pengolahan Bijih Nickel
Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader)
menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan proses pengolahan nickel.
Dalam proses pengolahan bijih nickel meliputi beberapa tahapan proses utama (Gambar 3.2.)
yaitu :
NICKEL PROCESS ILLUSTRATION
Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader)
menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan
proses pengolahan nickel. Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan nikel melalui beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan Pengemasan.
1. Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa terlepas
dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel ore ini hanya
dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak
dibutuhkan grinder.
2. Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockpile, hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron feeder ore
mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut dengan belt conveyor menuju
dryer atau tanur pengering. Diruang pembakaran tersebut terdapat alat pembakar yang
menggunakan high sulphur oil atau yang biasa disebut minyak residu sebagai bahan bakar.
Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan sebagian kandungan air dalam bijih
basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di
gudang bijih kering (Dry Ore Storage).
TANUR PENGERING DAN GUDANG BIJIH KERING
3. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan komposisi silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 700oC
TANUR REDUKSI
4. Peleburan di Tanur Listrik
Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin
panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surge bin
lalu kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk
melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace dilapisi dengan
batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui balok tembaga. Matte dan slag akan
terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan
kendaraan khusus.
PELEBURAN DITANUR LISTRIK
5. Pengkayaan di Tanur Pemurni
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas
75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni /
converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida dan
membentuk ikatan yang memiliki
TANUR PEMURNI
6. Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor
setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus
disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang
berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap
dikemas.
1. Metode Penambangan
Metoda penambangan yang akan diusahakan untuk dilakukan dengan metode open pit
mining dengan system berjenjang dengan banyak muka kerja (multi bench system). Setiap
jenjang dihubungkan jalan masuk tambang dengan jalan utama tambang. Penambangan mulai
dari pengupasan overburden, limonit, saprolit dan berhenti pada batuan dasar (bed rock).
Pada setiap jenjang lapisan ore, akan dilakukan face sampling dan selanjutnya akan dipasang
patok dan diberi keterangan hasil dari face sampling, selanjutnya data ini akan dijadikan acuan
rencana (sequence) penambangan.
Dimensi desain tambang sebagai berikut :
Tinggi per jenjang (single bench) : 3.0 meter
Lebar jenjang : 20.0 meter
Kemiringan jenjang : 90 °
Jalan masuk tambang (mine acces road), lebar : 12 meter ( 2 jalur)
Jalan utama : 14 meter ( 2 jalur)
Namun bila kondisi lapangan belum memungkinkan untuk penerapan system berjenjang,
maka pihak perusahaan akan menerapkan metoda penambangan konvensional yaitu jenjang per
jenjang dengan kedalaman setiap penggalian sedalam 2 meter dan kemiringan dinding 60° dan
kemiringan keseluruhan untuk satu trap (bench) 52° dengan tinggi maksimum 6 meter, dengan
tetap menjaga lingkungan, produktifitas dan keselamatan kerja.
Tabel 1 - Lingkup kerja Penambangan Bijih Nikel
Tabel 1 - Lingkup kerja Penambangan Bijih Nikel
AKTIVITAS
ASAL TUJUAN ALAT
EXC TRUCK Other
CLEARING Bulldozer
DIRECT DOZING Bulldozer
STRIPPING
OB/waste& Top
Soil
Front W/DUMP 320D DT Bulldozer
MINING
LIMONITE Front Stock
Yard
320D DT
SAPROLITE Front Stock File 320D DT
REMOVAL EFO
SAPROLITE GRIZLY EFO 320 D DT
REMOVAL OVER
SIZE
SAPROLITE +
LIMONITE
GRIZLY W/DUMP 330D DT
BARGE
LOADING
LIMONITE +
SAPROLIT
Stock
Yard
JETTY 320D DT
TRANSHIPMENT
LIMONIT +
SAPROLIT
JETTY KAPAL 320D TONGKANG
SAPROLITE Stock
File
JETTY 320D DT
PROJECT
WORKS
W/DUMP SK 220 Bulldozer
ROAD
MAINTENANCE
Grader WaterTruck Compactor
2. Tahapan Kegiatan Penambangan
2.1 Clearing & Grubb
Pekerjaan Clear & Grubb membersihkan lahan dari semak-semak dan pohonan kecil
dipergunakan Bulldozer D85 dan chainshaw jika diperlukan untuk menebang pohon
besar.diameter >200 mm, target pekerjaan ini didasarkan atas rencana Land Clearing Plan dari
Perusahaan. Pemindahan batang kayu komersial meliputi semua jenis kayu yang berdiameter >
200mm dimana masih layak dipakai merupakan milik Perusahaan.
2.2 Top Soil Removal
Pekerjaan pengalian lapisan Top Soil diperkirakan ketebalannya 1 meter, Top Soil ini l
merupakan lapisan tanah penutup bagian atas yang mengandung unsur hara yang berguna
sebagai media tumbuh dari tanaman.
Top soil ini harus diperlakukan secara baik dan akan ditempatkan pada Top Soil stock area,
dimana nantinya akan dipergunakan dan disebar untuk Reklamasi Tambang. Penimbunan Top
Soil peletakkannya harus diatur dengan ketinggian maksimum 2 meter berjajar, dan tiimbunan
diusahakan harus tetep stabil.
Peralatan yang dipergunakan untuk operasi pekerjaan pemindahan Top Soil adalah Excavator
320D untuk alat gali/muat dan Dump Truck sebagai alat angkutnya. Biaya pekerjaan ini
termasuk pada kegiatan pemindahan Overburden dan waste.
2.3 Overburden & Waste Removal
Dari data geologi yang kami peroleh, type tanah/batuan overburden dan waste karakteristik
adalah Overburden merupakan lapisan diantara lapisan atas/Top Soil dan lapisan bijih/Ore ,
lapisan overburden ini mayoritas terdiri dari tanah laterit dan batuan lempungan yang mudah
untuk digali.
Untuk operasi pekerjaan pemindahan Overburden akan dipergunakan Buldozer 85,
Excavator 320 D sebagai alat gali/muat dan peralatan angkut Dump Truck atau dump truk 6 x 4,
dan batasan maksimum jarak angkut adalah 0.3 Km terukur dari front tambang ke waste dump
area. Apabila jarak angkut “overburden” melebihi dari rata-rata 0.3 Km,penambahan atau
pengurangan jarak angkut akan diperhitungkan dengan penambahan jarak angkut (incremenet
100 meter).
Jarak angkut adalah jarak titik tengah lokasi penambangan menuju titik tengah lokasi
pembuangan material diukur mengikuti jalan sebenarnya yang sudah dibuat berdasarkan desain
tambang dan akan ditentukan dan disetujui di lapangan bersama-sama.
Sebagian volume material akan dilakukan Direct dozing diperkirakan volume direct dozing 25%
dari total overburden dan waste., Direct dozing merupakan kegiatan pendorongan material yang
dilakukan oleh bulldozer secara tuntas (backfill) ke lokasi area timbunan (dump area).
Volume Overburden dan waste serta penempatan material dan konfigurasi alat yang digunakan
harus sesuai dengan Rencana Tambang yang dibuat Perusahaan dengan acuan batasan Ratio
berdasarkan surveyor.
2.4 Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)
Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu limonit dan saprolit.
Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit (LGSO) dimana kualitas ore
merupakan transisi antara saprolit dan limonit. Ke tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh Tim
Eksplorasi dan Perencanaan Tambang. Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade
controller.
Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran berdasarkan gravitasi
atau Grizzly portable.
Saprolit ditambang sebagian akan diangkut langsung ke tempat penyaringan tetap atau
disebut Grizzly portable . Pengambilan sample dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Dan sebagian akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara
atau disebut Stockyard dan pengambilan sample diatas truk atau pada tumpahan truk dengan
ketentuan yang ditetapkan sebelumnya.
Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard oleh grade
control. Hal ini didasari oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti prosedur tersebut
dan penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan.
Operator Tambang harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau
saprolit pada saat penggalian di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan di front ataupun
tempat penggalian harus menggunakan batuan yang tidak mengandung silica tinggi diutamakan
menggunakan batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih mengandung nikel.
Selama penggalian operator tambang harus memisahkan boulder yang berukuran besar
sehingga dipastikan tidak terangkut sebagai ore. Boulder dapat diangkut sebagai waste ataupun
dipindahkan ketempat aman yang tidak mengganggu kegiatan gali muat disekitar area
penambangan.
Saprolit yang disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke grizlly portable dipastikan
diangkut bersih, tidak terjadi pengotoran dari material lain diluar tumpukan ore, dan boulder
yang besar dipisahkan sehingga tidak terangkut ke grizzly. Tidak ada pengambilan sample yang
dilakukan pada kegiatan ini.
3. Peralatan Tambang
a) Bulldozer, merek Cat dengan type D 85 – E. Fungsi utamanya adalah untuk
operasi pengupasan lapisan tanah tertutup (striping overburden), perataan kembali dan untuk
membantu perintisan pembukaan jalan tambang.
b) Hydraulic Excavator, dengan type PC 200 .
c) Stone Breaker, berkapasitas produksi 50 ton/jam. Peralatan tersebut berfungsi
d) untuk penggalian pemecahan batuan mineralisasi yang mengandung galena.
e) Dump Truck, merek Mitsubishi. Peralatan tersebut berfungsi
f) Mengangkut nikel dari front penambangan ke tempat penimbunan. Bila dibutuhkan juga dapat
digunakan untuk ke tempat pembuangan sementara.
g) Stone Chruser, berkapasitas produksi 25 ton/jam. Peralatan tersebut digunakan. untuk
menghancurkan bongkah-bongkah batuan mengandung nikel dari front penambangan sampai
ukuran kerikil sampai kerakal.
h) Whell Loader, berkapasitas produksi 25 ton/jam. Peralatan tersebut digunakan
i) Untuk pemuatan ore laterit dari penampungan ke pelabuhan.
4. Sarana Penunjang
Sarana penunjang merupakan modal tetap berwujud, diperlukan untuk menunjang berbagai
kegiatan di lapangan pada operasi penambangan. Sarana penunjang yang dimaksud adalah :
a. Base Camp, berupa perumahan semi permanent, untuk staf karyawan di lapangan serta
perlengkapannya.
b. Perkantoran di sekitar areal penambangan yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan-
kegiatan administrasi, penyusunan laporan atau data-data, tempat pertemuan staf dan menerima
tamu-tamu di lapangan.
c. Bengkel dan gudang, berfungsi untuk tempat perawatan atau perbaikan alat-alat berat serta
kendaraan-kendaraan dan alat perlengkapan lainnya, juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan
bahan/alat-alat yang diperlukan di lapangan.
d. Kendaraan lapangan berupa, 1 unit mobil ford ranger gardan ganda, dan 2 unit taff/rocky.
e. Generator mesin listrik dengan daya 500 kVA yang akan digunakan untuk penerangan
perumahan (base camp) dan perkantoran, juga untuk menunjang perbengkelan seperti
pengelasan dan penambangan serta pengolahan.
f. Jalan tambang, digunakan untuk menghubungkan front penambangan ke tempat penampungan
(stock pile) di Pelabuhan.
g. Akses pelabuhan dan jalan, digunakan untuk jalur transport pengangkutan dan pengapalan batuan
Nikel.
h. Alat komunikasi, digunakan untuk memperlancar hubungan komunikasi di lapangan antara lokasi
yang satu dengan lokasi lainnya yang letaknya cukup berjauhan dengan kantor pusat.
i. Alat keselamatan kerja dan alat gali sederhana, termasuk di dalam hal ini seperti pemadam
kebakaran, helm, sepatu boots, peralatan PPPK, cangkul, sekop dan linggis.
j. Pompa air, digunakan untuk pencucian Nikel, dan kebutuhan air untuk base camp dan
perkantoran.
k. Kompressor, digunakan untuk sirkulasi udara dalam lubang/terowongan.
5 . Organisasi dan Tenaga Kerja Struktur organisasi adalah merupakan suatu bagian dari system manajemen yang sangat
penting, terutama dalam pengelolaan suatu perusahaan khususnya dalam bidang usaha
pertambangan.
Struktur organisasi bertujuan untuk mengatur setiap kegiatan dan personilnya, sehingga
pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan kepada masing-masing personil dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan adanya kegiatan pertambangan ini maka akan memerlukan
banyak tenaga kerja, baik tenaga kerja menengah maupun tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Tenaga kerja dapat dipenuhi sebagian dari daerah setempat dan sekitarnya,
sedangkan tenaga kerja dengan kualifikasi khusus bila tidak terdapat di daerah setempat akan di
peroleh dari tempat lain. Adapun struktur organisasi pada pertambangan Nikel di daerah studi
yang diusulkan adalah sebagai berikut :
a) Direktur
b) Kepala Teknik Tambang
c) Site Manager
d) Kepala Bagian
e) Kepala Seksi
f) Operator/Teknisi
g) Staf.
top related