musculo skeletal

Post on 28-Oct-2015

61 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PENGANTARFAAL MUSKULOSKELETAL

PINANDOJO DJOJOSOEWARNOFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

2007

- SISTEM RANGKA

Fungsi Rangka :1.Menegakkan badan2.Memberi bentuk tubuh3.Tempat melekat otot4.Melindungi alat tubuh penting5.Menguatkan tubuh6.Membantu bergerak

1

• Manusia Rangka dalam (Endoskeleton), terdiri atas :

1. Tulang rawan (Cartilago) :– Bersifat lentur– Bayi dan anak sedang tumbuh– Tulang hidung, daun telinga– Zat Perekat

2

• Tulang keras :– Bersifat kaku dan kuat

– Orang dewasa, kecuali tulang hidung, daun telinga, sendi

– Zat kapur, fosfor dan zat perekat

3

4

5

6

7

• Melindungi : Otak bagian dalam, mata, hidung dan telinga

• Bagian yang dapat digerakkan rahang bawah

- Pada manusia, tulang keras (skeleton) dibagi dua bagian besar :

1. Skeleton Axiale / Tulang sumbu tubuh : a. Kranium / Tulang Tengkorak

8

• Vertebra Cervical / Ruas Tulang Leher, melengkung ke depan Lordosis

• Vertebra Thoracal, Ruas Tulang Dada, Melengkung ke belakang Kyphosis

9b. Columna Vertebralis / Ruas Tulang Belakang:

c. Sternum / Tulang dada

d. Costa / Tulang Rusuk

Melindungi Jantung, Paru-paru

• Vertebra Lumbalis / Ruas Tulang Pingang Lordosis

10

• Gelang Pelvis / Panggul, Pada wanita berbeda

dengan Gelang Pelvis pada laki-laki

2. Skeleton Apendiculare / Tulang anggota

gerak:

a. Gelang Pectoral / Bahub. Extremitas Superior /Anggota Gerak Atasc. Gelang Pelvis / Pangguld. Extremitas Inferior / Anggota Gerak Bawah

11

12

13

- Columna Vertebralis / Ruas Tulang Belakang

• Vertebra Cervical : 7 Ruas LORDOSIS

• Vertebra Thoracalis : 12 Ruas KYPHOSIS

• Vertebra Lumbalis : 5 Ruas LORDOSIS

14

- Dari Depan – Belakang (Anterior Posterior) Ruas Tulang Belakang Lurus. Kelainan : Membengkok ke kanan-kiri SKOLIOSIS

15

16

17

ILMU TULANG UMUM

- Menurut bentuknya Tulang dapat dibagi dalam :

I. Pembagian dan susunan Makrospik Tulang

a. Ossa longa (tulang panjang)b. Ossa brevia (tulang pendek)c. Ossa plana (tulang gepeng)d. Ossa irregularia (tulang tak beraturan)e. Ossa pneumatica (tulang berongga hawa)

18

19

20

• Tulang kita belah : - lapis luar padat/kompak : zat mampat (substansia compacta) - lapis dalam berlobang-lobang : zat mampung (substansia spongiosa)

• Pada tulang gepeng, kedua lapisan substansia compacta dinamakan : tabula externa dan tabula interna di antara kedua tabula : diploe

21

22

- pada tulang pendek dan gepeng, berisi sumsum tulang merah (medulla ossium rubra)

• Permukaan dalam tulang, diliputi selaput: endostium, permukaan luar diliputi selaput: periosteum

• Disebelah dalam tulang terdapat rongga sumsum: Cavum medullare :

23

- pada tulang panjang orang dewasa, berisi sumsum tulang kuning (medulla ossium flava)

II BANGUN FAALI TULANG

• Dipandang sepintas lalu substansia spongiosa tulang merupakan suatu bangunan yang tidak teratur

• Sebenarnya substansia spongiosa adalah suatu bangunan yang sangat teratur menurut prinsip-prinsip tertentu, yaitu dengan tujuan agar dari bahan yang sedikit – sedikitnya terbentuk bangunan yang sekokoh – kokohnya.

24

• Tujuan tercapai dengan dua jalan,

1. Menguraikan bahan, sehingga bahan menempati isi yang besar.

2. Menempatkan unsur-unsur belahannya (lempeng, batang) sedemikian rupa sehingga arah panjangnya terletak dalam arah tarikan dan tekanan yang terbesar.

25

• Untuk memahami bangun spongiosa, sebuah balok pada satu ujung ditempatkan pada tempatnya

• A - B garis netral

• Garis tarikan dan tekanan yang terbesar garis tegangan utama = trayektori

26

• Bangun trayektori : kita jumpai pada susunan substansia spongiosa - Contoh : Ujung proksimal tulang paha (femur) susunan trabecula yang sesuai dengan garis tegangan utama

27

28

ILMU SENDI UMUM

I. SYNARTROSIS : Diantara dua tulang ada kesinambungan, terdapat suatu jaringan

II. DIARTROSIS : Adanya suatu ketidak-sinambungan, diantara tulang-tulang yang bersendi terdapat suatu rongga (Cavum articulare)

Sendi : hubungan antara dua tulang

29

I. SYNARTROSIS : a. Syndesmosis : 1. Sutura 2. Schindylesis 3. Gomphosis 4. Syndesmosis elastica 5. Syndesmosis fibrosa

30

b. Synchondrosisc. Synostosis

31

• II. DIARTROSIS :32

• Berdasarkan kemungkinan gerak, diartrosis dibagi :

I. Sendi Kejur (amphiartrosis), yang mempunyai kemungkinan gerak sedikit sekali

II. Sendi (articulationes), sendi dengan kemungkinan geraknya luas

33

1. Sendi sumbu satu :

a. sendi engsel (ginglymus)

b. sendi kisar (articulatio trochoidea)

• Articulationes, menurut banyak sumbu

geraknya dibedakan dalam :

34

2. Sendi sumbu dua : Kedua sumbu

gerak berpotongan tegak lurus a. Sendi telur (articulatio ellipsoidea)

b. Sendi pelana (articulatio sellaris)

35

3. Sendi sumbu tiga (arthrodia), sendi

yang mempunyai kemungkinan gerak

terluas. Kepala sendi berbentuk bola.

- Sendi peluru (articulatio globaidea)

36

Kecondongan normal duduk dan berdiriContoh Sisi Faal

37

Contoh Sisi Biomekanik

38

39

40

SISTEM OTOT

- Sistim Otot : Alat Tubuh →

- Kontraksi

- Relaksasi- Tubuh terdiri atas : 40% Otot Rangka,

5-10% Otot Polos. Termasuk otot jantung.

- Otot membangun bentuk tubuh

→ • Asthenis (Kurus)

• Atletis

• Pyknis (Gemuk)

→ → PergerakanPergerakan

41

2. Involunter (Tidak Sadar) • Propulsi : Gerakan mendorong • Expulsi : Gerakan mengeluarkan • Regulasi : Mengatur

Dimensi

• Fungsi Otot42

1. Volunter (Sadar) • Mempertahankan sikap tubuh • Pergerakan

Lubang

Diameter Saluran

43

44

1. Otot Polos (Smooth Muscle)

- Bentuk : Seperti Kumparan

Panjang dan langsing

Satu Inti Ditengah

- Lokasi : Alat dalam / Viseral

- Persarafan : Saraf Motoris dari S.S.

Otonom

- JENIS OTOT 45

46

- Bentuk : Syncitium, Serabut bercabang, ber-anastomose, Tampak Lurik Inti Ditengah, terdapat Discus Intercalaris

- Lokasi : Jantung

- Persarafan : Sus. Saraf Otonom

2. Otot Jantung (Cardiac Muscle) 47

3. Otot Rangka (Skeletal Muscle)

Otot Lurik/Otot Seran Lintang

- Berat : ½ Berat badan- Bentuk : Banyak sekali Serabut Otot, Inti ditepi. Elemen Kontraksi → Myofibril, Bagian Gelap

Terang → Kesan Lurik

48

- Warna : • Merah

• Putih Tergantung Pigmen → Myoglobin

Otot Merah : Respons Lambat Tidak Cepat Lelah Otot Putih : Respons Cepat

Cepat Lelah Otot Rangka, Campuran Otot Merah dan Putih

49

• Lokasi : Otot melekat pada Rangka, Otot Lidah

• Pesyarafan : Motoris, Somatis

→ Motor End Plate• Kontraksi : Cepat, Sebentar

(Cepat Lelah)

50

KARAKTERISTIK JENIS OTOT

OTOT RANGKA OTOT POLOS OTOT JANTUNG

RANGKA * ALAT DALAM - JANTUNG

LURIK * POLOS - LURIK

SERABUT BANYAK

INTI • SEL INTI

TUNGGAL

- SEL INTI

TUNGGAL

RESPONS CEPAT • RESPON

LAMBAT

INTERMEDIATE (CEPAT LAMBAT)

SADAR

(VOLUNTARY)

TIDAK SADAR

(INVOLUNTARY)

TIDAK SADAR (INVOLUNTARY)

CEPAT LELAH TIDAKCEPAT

LELAH

- TIDAK LELAH

51

52

53

- SIFAT-SIFAT OTOT.

1. Kontraktilitas

Kemampuan Otot untuk memendek, bila dirangsang.

2. Ektensibilitas

Kemampuan Otot untuk memanjang

- Contoh : • Otot rangka diberi beban

• Uterus/rahim pada

kehamilan

54

3. Elastisitas

Kemampuan kembali ke bentuk semula

- Contoh : • Uterus setelah persalinan

4. Irritabilitas

Kemampuan mengadakan respon jika dirangsang

55

Perubahan – perubahan Waktu Kontraksi Otot

1. Perubahan Bentuk

• Kontraks Isotonis → Otot

Memendek dan Gemuk

• Kontraksi Tunggal

• Kontraksi Majemuk/ Multipel

56

2. PERUBAHAN KIMIA Energi untuk Kontraksi Otot berasal dari Penguraian ATP (Adenosin Tri Pospat) : - ATP → ADP + P1 + E1 - Kreatin Pospat → Kreatin + As.Pospat + E2

- Glikogen → As. Laktat + E3

- ADP + PI + E2 → ATP - Kreatin + As.Pospat + E3 → Kreatin Pospat - 1/5 As. Laktat + O2 → H2O + CO2 + E4

- 4/5 As. Laktat + E4 → 4/5 Glikogen

1/5 Glikogen → CO2 + H2O + E1

ANANAEROBAEROB

AEROB

+

57

3. Perubahan Panas

• Energi 20 – 30% Kerja

70 - 80% Panas

• Panas Initial Heat

Recovery Heat

58

4. Perubahan Listrik • Terbentuk aksi potensial

- Fatique / Kelelahan

• Otot dirangsang terus menerus

→ Kontraktilitas, Irritabilitas

menurun → Fatique / lelah

59

• Fatique disebabkan : - Penimbunan sisa metabolisme, berupa asam : CO2, Asam Laktat, As.Pyruvat, As. Pospat - Kekurangan Substansi yang merupakan sumber energi : Glukose - Gangguan aliran darah - Aktivitas berlebihan

60

• Fatique dua macam : 1. Tranmission Fatique

Saraf / Penghantaran 2. Contraction Fatique

Otot / Kontraksi

61

CONTOH SISI FAAL

62

CONTOH SISI FAAL

63

MUSCLE TWITCH

- Disebut juga Kontraksi Otot → Otot mempunyai Elemen Kontraktil

- Kontraksi Otot dapat berupa: 1. Isometrik ( Iso = Tetap, Metrik = Ukuran )

→ Kontraksi tanpa pemendekan Otot 2. Isotonik ( Iso = Tetap, Tonik = Tegangan, Tonus) → Kontraksi dengan pemendekan Otot

64

- Kerja otot : Perkalian Gaja dan Jarak yang dipindahkan →

• Kontraksi Isotonik menghasilkan Kerja

• Kontraksi Isometrik tidak menghasilkan

Kerja

- Kontraksi Otot ada 2 macam :

• Tunggal (Single Muscle Twitch)

• Majemuk (Multiple Muscle Twitch)

65

66

67

• Single Muscle Twitch

• Rangsang Tunggal

• Gambaran Myogram, 3 Phase :1. Phase Latent : 0,01 Detik

Rangsang → Timbul Jawaban

2. Phase Kontraksi : 0,04 Detik

Otot memendek

3. Phase Relaksasi : 0,05 Detik

Otot kembali ke bentuk dan ukuran semula

68

• Jawaban terhadap dua buah rangsang :

1. Kontraksi Tunggal berturut – turut

2. Sumasi Rangsang

• Phase Kontraksi, Periode Refrakter

Absolut (PRA) → tidak ada jawaban

3. Sumasi Kontraksi

• Phase Relaksasi, Periode Refrakter

Relatif (PRR) → ada jawaban

69

• Jawaban terhadap rangsang multipel :

- Tetanus in-complete (Tidak Sempurna)

- Tetanus complete (Sempurna)

70

• Hukum Starling

• Kuat Kontraksi Otot, berbanding lurus dengan panjang mula-mula Otot, Contoh : Otot diberi beban → Panjang otot bertambah → Kontraksi > Kuat

71

• Impuls dari Sistem Saraf Pusat → Saraf Motoris → Otot → Kontraksi

• Saraf rusak, Impuls tidak sampai ke Otot → Tidak Berkontraksi → Paralysis (lumpuh)

• PARALYSIS72

• HYPERTROPHY

Pembesaran Otot, disebabkan kerja Otot Maximal → Serat Otot Membesar, Penambahan Myofibril dalam Serat Otot

73

• ATROPHY • Otot tidak dipergunakan (Inactivitas)

dalam waktu lama penghancuran

Protein Kontraktil → Otot Mengecil :

ATROPHY INACTIVITAS

• Pencegahan : Massage Otot

(Physio Therapy)

74

• RIGOR MORTIS

Kaku mayat, karena Coagulasi (Pembekuan) Protein Otot → Otot menjadi keras dan pendek.

• Rigor Mortis terjadi beberapa menit setelah

kematian dan berakhir sedudah 15 – 25 jam

• Ilmu Kedokteran Kehakiman untuk

menentukan berapa lama orang tersebut

mati

75

76

TERIMA

KASIH

top related